laporan lapangan pembangunan masyarakat

27
LAPORAN LAPANGAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT KELOMPOK TANI NGUDI MULYO Disusun oleh: Kelompok: XXXI Dheva Suprayoga PT/6442 RR Asterzizia A. PT/6423 M. Angga Kahar PT/6589 Wulan Anggraeni PT/6607 Naufal Hammadi PT/6458 Asisten: Travelia Febrin LABORATORIUM KOMUNIKASI DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT BAGIAN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

Upload: naufalhammadi24

Post on 28-Dec-2015

125 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Lapangan Pembangunan Masyarakat

LAPORAN LAPANGAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT

KELOMPOK TANI NGUDI MULYO

Disusun oleh:

Kelompok: XXXI

Dheva Suprayoga PT/6442

RR Asterzizia A. PT/6423

M. Angga Kahar PT/6589

Wulan Anggraeni PT/6607

Naufal Hammadi PT/6458

Asisten: Travelia Febrin

LABORATORIUM KOMUNIKASI DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT

BAGIAN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

Page 2: Laporan Lapangan Pembangunan Masyarakat

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lapangan Pembangunan Masyarakat disusun untuk

memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti praktikum mata kuliah

pembangunan masyarakat di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta. Laporan ini telah disahkan oleh dosen pengampu dan asisten

pembimbing Pembangunan Masyarakat.

Yogyakarta, 16 Mei 2014

Mengetahui,

Dosen Pengampu Asisten Pembimbing

Siti Andarwati

NIP. 197407162002122001

Travellia Febrin

NIM. 12/334289/PT/06309

Page 3: Laporan Lapangan Pembangunan Masyarakat

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR GAMBAR iii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................vi

Bab.I PENDAHULUAN 5

Latar Belakang 5

Tujuan Praktek Lapangan 7

Manfaat Praktek Lapangan 7

Bab.II GAMBARAN UMUM PEMBANGUNAN PERTANIAN 8

Bab.III GAMBARAN UMUM PEMBANGUNAN PETERNAKAN 11

Bab.IV PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN 12

KESIMPULAN 13

DAFTAR PUSTAKA 14

Page 4: Laporan Lapangan Pembangunan Masyarakat

DAFTAR GAMBAR

HalamanPeta wilayah dusun Metes……………………………………………... 9

Struktur organisasi kelompok tani Metes……………………………… 10

Kantor sekretariat kelompok tani Metes………………………………. 10

Page 5: Laporan Lapangan Pembangunan Masyarakat

PENDAHULUAN

Pembangunan masyarakat, menurut Dirjen Bangdes (1993), pada

hakekatnya merupakan proses dinamis yang berkelanjutan dari masyarakat untuk

mewujudkan keinginan dan harapan hidup yang lebih sejahtera dengan strategi

menghindari kemungkinan tersudutnya masyarakat desa sebagai penanggung

ekses dari pembangunan regional/daerah atau nasional.Masyarakat juga sering

dikenal dengan istilah society yang berarti sekumpulan orang yang membentuk

sistem, yang terjadi komunikasi didalam kelompok tersebut. Menurut Wikipedia,

kata Masyarakat sendiri diambil dari bahasa arab, Musyarak. Masyarakat juga

bisa diartikan sekelompok orang yang saling berhubungan dan kemudian

membentuk kelompok yang lebih besar. Biasanya masyarakat sering diartikan

sekelompok orang yang hidupa dalam satu wilayah dan hidup teratur oleh adat

didalamnya.

Desa merupakan salah satu bagian terkecil dari rangkaian urut-urutan

sebuah Negara (di Indonesia). Desa sejak dulu selalu diidentikan dengan

ketertinggalan, suasana kotor, udik dan hal-hal lain, dan desa pun senantiasa

selalu tertinggal dari pembangunan-pembangunan nasional di Indonesia, baik

pembangunan dalam bentuk infrastruktur maupun dalam hal pembangunan

sumber daya manusia sebagai aset terbesar.Orang desa harus berjuang sendiri

untuk membangun desanya.Sebab, bantuan dari pemerintah pusat maupun dari

pemerintah Kabupaten tidak pernah menyentuh pembangunan di desa.Kalaupun

ada bantuan dari pemerintah, harus melalui proses yang panjang terlebih dahulu

(Lynn,2003).

Pemberdayaan sebagai proses mengembangkan, memandirikan,

menswadayakan, memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah

terhadap kekuatan-kekuatan penekanan disegala bidang dan sector kehidupan.

Masyarakat yang mandiri sebagai partisipasi berarti terbukanya ruang dan

kapasitas mengembangkan potensi-kreasi, mengontrol lingkungan dan

sumberdayanya sendiri, menyelesaikan masalah secara mandiri, dan ikut

menentukan proses politik diranah Negara, menyelesaikan masalah secara

Page 6: Laporan Lapangan Pembangunan Masyarakat

mandiri, dan ikut menentukan proses politik diranah Negara. Masyarakat ikut

berpatisipasi dalam proses pembangunan dan pemerintahan (Sutoro Eko, 2002).

Praktikum pada hari sabtu tanggal 10 Mei 2014 dilakukan di kelompok

tani Ngudi Mulyo dusun Gubug kelurahan Argosari kecamatan Sedayu kabupaten

Bantul. Kabupaten Bantul terdiri dari daerah dataran yang terletak pada bagian

tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat, serta

kawasan pantai di sebelah selatan.Kondisi bentang alam tersebut relatif membujur

dari utara ke selatan. kabupaten bantul terletak disebalah selatan propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta, berbatasan sebalah utara Kota Yogyakarta dan Kabupaten

Sleman, sebelah selatan Samudera Indonesia, sebalah barat Kabupaten Kulon

Progo, dan sebalah timur Kabupaten Gunung Kidul (anonim, 2014). Dusun

Gubug merupakan salah satu dusun yang ada di kabupaten Bantul. Masyarakat

Dusun Gubug berpancaharian sebagai petani yang merangkap menjadi peternak.

Potensi yang dimiliki Dusun Gubug diantaranya lahan pertanian yang luas,

kondisi alam baik untuk tanaman sayur, dan sektor peternakan yang mulai di

bangun sejak tahum 1998 hingga sekarang. Selain Dusun Gubug, praktikum juga

dilakukan di Dusun Mentes Kelurahan Argorejo Kecamatan Sedayu Kabupaten

Bantul. di Dusun mentes terdapat rumah kompos yang memanfaat kotoran sapi

(letong) sebagai bahan utama dalam pembutan kompos organik. Kelompok tani

dusun metes biasa mengelola kompos pada malam hari karena mayoritas

pengelola kompos bekerja sebagai buruh sehingga mereka hanya dapat melakukan

kegiatan membuat kompos malam hari.

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari

campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara

artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi

lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik.

Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik

mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-

mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber

energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol

Page 7: Laporan Lapangan Pembangunan Masyarakat

proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat.

Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang,

pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan

aktivator pengomposan. (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003).

Tujuan Praktikum Lapangan

Agar mahasiswa dapat melihat secara langsung kegiatan peternakan rakyat

dipedesaan, menegtahui program-program yang dilakukan dan menganalisis

permasalahan yang ada di masyarakat, khususnya pembangunan di bidang

peternakan.

Page 8: Laporan Lapangan Pembangunan Masyarakat

Manfaat Praktikum Lapangan

Mahasiswa dapat memberikan masukan/ide dalam pembangunan

masyarakat dan alternative pemecahan permasalahan peternakan yang ada di

masyarakat, khususnya di prdesaan.

Page 9: Laporan Lapangan Pembangunan Masyarakat

GAMBARAN UMUM PEMBANGUNAN PERTANIAN

Pembangunan pertanian merupakan proses berkelanjutan dari upaya untuk

mengembangkan kemampuan atau keberdayaan petani di dalam mengelola

usahataninya agar selalu mempunyai posisi, produktivitas, efisiensi dan daya

saing yang dapat menjamin pendapatan dan kesejahteraan hidup keluarganya

secara berkelanjutan dan berkeadilan (Adjid, 2001). Pada umumnya, petani

mampu memproduksi, akan tetapi kurang mampu dalam memasarkan hasilnya.

Hal ini dapat dilihat ketika hasil produksi melimpah dan harga produksi pertanian

yang menurun. Kebanyakan petani melemah dalam hal agribisnis, terutama dalam

hal pengelolaan usaha sampai pemasaran. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya

petani yang masih bersifat “peasant” dan belum menjadi “farmer”.

Menurut Anonim (2003), peasant adalah petani kecil yang subsisten,

artinya hasil pertanian diutamakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga

dan bukan untuk dipasarkan. Peasant ini di dalam usahanya memiliki falsafah

“risk minimization”, dalam berusaha tani yang selalu berfikir meminimalkan

resiko gagal panen, sehingga yang diutamakan adalah “safety first”

(mendahulukan selamat), yang penting panen berhasil meski hasilnya tidak

menguntungkan. Pada sisi lain adalah farmer, menurut Kirschenmann (2000),

farmer adalah petani pengusaha, dimana hasil pertanian diutamakan untuk

dipasarkan atau memenuhi kebutuhan pasar. Farmer memiliki falsafah “profit

maximization”, dalam berusaha tani selalu berfikir memaksimalkan keuntungan,

sehingga yang diutamakan adalah berusaha tani yang sesuai dengan permintaan

pasar. Dalam upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani tidaklah

mudah, karena kebanyakan petani masih bersifat “peasant” dengan orientasi

bukan keuntungan usaha, sehingga upaya pemberdayaan petani perlu merubah

sifat peasant yang subsistem menjadi farmer yang mampu melakukan agribisnis.

Melalui pembangunan pertanian, penduduk pedesaan yang relatif miskin

dan tersisih dari arus kemajuan pembangunan nasional akan dapat

memberdayakan dirinya sendiri untuk berpartisipasi secara penuh di dalam proses

pembangunan (Adjid,2001). Pemberdayaan dalam hal ini adalah sebuah proses

Page 10: Laporan Lapangan Pembangunan Masyarakat

dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan merupakan serangkaian kegiatan untuk

memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,

termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan,

maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh

sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan

atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki

kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,

berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas

kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan

sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses

(Suharto,2005).

Berdasarkan pengertian diatas pemberdayaan petani merupakan upaya

agar petani menjadi berdaya yakni mempunyai kemampuan, akal, untuk

mengatasi persoalan usaha yang dihadapi. Pemberdayaan petani dilakukan dengan

menggunakan teknik penyuluhan “petani menyuluh kepada petani” atau “petani

belajar kepada petani”, dengan penekanan kemampuan petani dalam hal

agribisnis. Menurut Hariadi (2006), teknik penyuluhan “petani menyuluh kepada

petani” ini efektif karena petani yang diberi penyuluhan merasa akan mampu

melakukan, hal ini disebabkan yang memberi penyuluhan juga sesama petani.

Melalui teknik ini, penyuluh lapangan atau fasilitator dapat mencari petani yang

bersifat “inovator” yang memiliki kemampuan lebih, kemudian petani “inovator”

tersebut diminta menjadi “penyuluh swadaya” yang memberikan penyuluhan

kepada para petani. Dalam teknik ini, penyuluh lapangan hanya bertindak sebagai

fasilitator, terutama memfasilitasi terjadinya proses pembelajaran.

Desa “Argorejo dan Argosari”, Sedayu ini tergolong kelompok tani yang

peasant karena hasil panen mereka cenderung digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup mereka. Pertanian ini dilakukan sebagai pekerjaan pokok.

Adapun bentuk pertanian yang ada di desa Argorejo kebanyakan adalah petani

padi. Lahan-lahan yang dulunya dibuat untuk kandang-kandang pribadi, dijadikan

sebagai lahan untuk tanaman pribadi. Beternak ayam jawa super dan kambing

Page 11: Laporan Lapangan Pembangunan Masyarakat

merupakan pekerjaan sampingan bagi mereka dan hal ini dilakukan karena untuk

mengisi waktu kosong mereka yang bermanfaat setelah selesai menggarap sawah,

sehingga terbentuk hubungan antara pertanian dan peternakan yaitu limbah

pertanian seperti jerami bisa digunakan untuk pakan ternak mereka. Sebaliknya,

kotoran dari ternak mereka selain untuk pembuatan biogas juga untuk pupuk

disawah mereka, sehingga mereka sukses dalam pertanian terpadu. Usaha yang

dilakukan dalam penerapan pertanian terpadu adalah dengan menggabungkan dua

subsistem utama yaitu sektor pertanian dan peternakan. Pertanian sebagai

pekerjaan pokok tetapi tergolong petani peasant, hal tersebut menunjukkan bahwa

pembangunan pertanian di desa Argorejo belum maju karena para peternak bukan

berorientasi pada keuntungan usaha, dimana hasil pertanian hanya sebagai usaha

untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Pertanian sebagai pekerjaan pokok

seharusnya diutamakan untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan memaksimalkan

keuntungan.

Page 12: Laporan Lapangan Pembangunan Masyarakat

GAMBARAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN

Pembangunan peternakan merupakan bagian pembangunan nasional yang

sangat penting, karena salah satu tujuan pembangunan peternakan adalah

peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang unggul. Selain itu, tujuan

pembangunan peternakan adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

peternak, pelesatarian lingkungan hidup serta peningkatan devisa negara

(Gatutkaca, 2007). Di desa Argorejo memiliki kelompok ternak ayam jawa super

dan kambing. Pembentukan kelompok ini terjadi karena bantuan pemerintah.

Banyaknya warga yang tergabung pertama kali dalam kelompok ternak ini sangat

sedikit, karena warga belum sadar pentingnya beternaksecara berkelompok.

Di desa Argosari, merupakan salah satu desa yang berpenghasilan dengan

mengolah kotoran ternak menjadi kompos. Sebenarnya, warga Argosari memiliki

potensi yang cukup besar. Hal ini dapat ditunjukan oleh pesanan pupuk kompos

yang ada di desa Argosari yang cukup tinggi. Namun, sayangnya kekurangan

pekerja menjadi salah satu hambatan bagi mereka. Kelompok tani yang membuat

kompos biasa mengelola kompos pada malam hari dikarenakan kelompok tersebut

pada siang bekerja sebagai buruh.

Kelompok tani ternak adalah kelompok tani yang beranggotakan peternak-

peternak atau pemelihara ternak dan dimasyarakat lebih dikenal dengan kelompok

ternak. Biasanya komoditas ternak yang dipelihara adalah sejenis sehingga

memunculkan kelompok ternak sapi, kelompok ternak kambing, kelompok ternak

domba, kelompok ternak ayam buras dan sebagainya. Kelompok tani ternak

bukan hanya sekumpulan anggota yang memiliki keinginan dan kepentingan

bersama yang tergabung dalam sebuah wadah kelompok tani akan tetapi juga

sebagai sarana untuk pengembangan diri dalam berorganisasi  dan pengembangan

ternaknya. Kelompok menjadi wadah kelas belajar mengajar yang didalamnya

setiap anggota memperoleh pengetahuan sehubungan dengan bidang usaha yang

ditekuni dan sumber pembelajarannya dapat berasal dari sesama anggot,

kelompok lain, lembaga swasta maupun pemerintah.Anggota dapat menarik

Page 13: Laporan Lapangan Pembangunan Masyarakat

manfaat yang lebih baik dengan berkelompok daripada ketika tidak berkelompok

(Anonim, 2012)

Usaha peternakan pada umumnya dilakukan oleh masyarakat di pedesaan

dan diusahakan secara tradisional, dengan jumlah pemilikan ternak sangat terbatas

dan hanya merupakan usaha sambilan. Walaupun demikian sumbangan sub sektor

peternakan dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani maupun bagi pendapatan

domestic bruto dari sektor pertanian adalah cukup besar dibandingkan sub sektor

lainya (Agustina,2013).

Kelembagaan peternak selama ini masih dipandang sebagai suatu obyek

(target group) untuk melaksanakan suatu hasil keputusan institusi yang lebih

tinggi, dengan perencanaan yang sentralistik, "top down" dan seragam, dilengkapi

fasilitas sarana dan prasarana yang merupakan bantuan/uluran tangan pemerintah.

Pada kondisi seperti itu kelembagaan peternak terlihat berfungsi baik sesuai

kompetensi yang ditetapkan selagi bantuan/fasilitas masih cukup tersedia. Di sisi

lain dengan perencanaan yang sentralistik dan "top down" mengakibatkan

kelembagaan peternak menjadi lemah dan sangat tergantung kepada bantuan

pihak luar. Akibatnya kelembagaan peternak tidak mendorong peluang

anggotanya untuk berusaha terutama dalam mengembangkan kreativitas dan ide-

ide baru, tidak mendorong tumbuhnya partisipasi masyarakat yang lebih sesuai

dengan kondisi lokal spesifik dan semakin menguatnya ketergantungan

kelembagaan komunitas pedesaan (Direktorat pengembangan Peternakan, 2002).

Pengembangan kelembagaan peternak dilaksanakan dengan

menumbuhkan kesadaran bahwa hal itu dilakukan "dari", "oleh" dan "untuk"

masyarakat peternak. Kelembagaan peternak didasari oleh adanya kesamaan

kepentingan dalam menangani bidang peternakan, sehingga kelembagaan

peternak tersebut memiliki kemampuan untuk melakuakan akses kepada seluruh

sumberdaya yang ada, baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumber

permodalan,informasi, sarana dan prasaranal. Pengembangan kelembagaan

peternak dilaksanakan dengan menumbuhkan kesadaran bahwa hal itu dilakukan

Page 14: Laporan Lapangan Pembangunan Masyarakat

"dari", "oleh" dan "untuk" masyarakat peternak. Kelembagaan peternak didasari

oleh adanya kesamaan kepentingan dalam menangani bidang peternakan,

sehingga kelembagaan peternak tersebut memiliki kemampuan untuk melakuakan

akses kepada seluruh sumberdaya yang ada, baik sumberdaya alam, sumberdaya

manusia, sumber permodalan, informasi, sarana dan prasarana (Direktorat

Pengembangan Peternakan, 2002).

Kondisi ternak kelompok di desa Argosari masih kecil hanya memiliki

tujuh ekor kambing sehingga belum bisa dijadikan sebagai penghasil utama untuk

anggota kelompok ternak tersebut.

Page 15: Laporan Lapangan Pembangunan Masyarakat

Bab IV PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN

Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani dan ternak ngudi mulyo adalah sulitnya mengorganisir para anggota yang mempunyai berbagai macam karakter dan sulitnya memberikan metode baru cara bercocok tanam kepada anggota.

Pemecahan

Pemecahan masalah yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pertama adalah dengan cara mengajak anggota untuk bersilaturahmi dimana disitu anggota diberi makanan sembari diberi penyuluhan tentang program kerja kelompok tani dan ternak ngudi mulyo, dengan diberi makanan, anggota akan lebih mudah untuk diajak koordinasi, tanpa harus ada paksaan dari dukuh argorejo. Untuk masalah yang kedua digunakan cara dengan diberi contoh dahulu produk yang telah berhasil dijual dan mendapat keuntungan, sehingga anggota tertarik untuk mencoba dan mengembangkan produk yang diajarkan. Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok rumah kompos adalah terbatasnya kotoran sapi, sehingga kelompok rumah kompos tidak bisa mencukupi permintaan yang membludak. Solusinya adalah dengan cara menambah pasokan kotoran sapi dari kelurahan lain.

Page 16: Laporan Lapangan Pembangunan Masyarakat

KESIMPULAN

Pertanian merupakan mata pencaharian utama masyarakat

Argosari, Sedayu, Bantul. Masyarakat mengandalkan pertanian

untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kelompok ternak Ngudi Mulyo

memiliki beberapa masalah yaitu masih bersifat individual, tidak

ada transportasi, pola pikir masyarakat masih rendah, dan

kurangnya partisipasi dari masyarakat. Solusi untuk kelompok

ternak Ngudi Mulyo yaitu dibutuhkan sosialisasi yang membangun

masyarakat, bantuan alat transportasi dari pemerintah, dan

kesadaran dari masing-masing individu untuk bergabung dalam

kelompok ternak.

Page 17: Laporan Lapangan Pembangunan Masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Adjid, Dudung Abdul. 2001. Membangun Pertanian Modern. Yayasan Pengembangan Sinar Tani.Jakarta.

Anonim. 2003. Collins English Dictionary – Complete and Unabridged. HarperCollins. Publisher. London.

Anonim. 2012. http://peternakan.gunungkidulkab.go.id/halkomentar-179-3.html. Diakses pada 23 Mei 2014 Pukul 13.00 WIB

Anonim, 2014. http://www.bantulkab.go.id/. Diakses pada 16 Mei 2014 Pukul 11.00 WIB

Agustina Abdultah, 2013, Peranan penyuluhan dan kelompok tani ternak

untuk meningkatkan adopsi teknologi dalam peternakan sapi

potong. Fakulatas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.

Sulawesi Selatan.

Badan Pusat Statistik Bantul. 2005. Bantul dalam Angka 2005. BPS Bantul. Bantul.

Direktorat Pengembangan Peternakan. 2002. Pengembangan KelembagaanPeternakdiKawasanAgribisnisBerbasis Peternakan,.Direktorat Pengembangan Peternakan.

Ekowinarto. 2009. Pemerintahan Kecamatan. Available at http://ekowinarto.files.wordpress.com/2009/03/bab-22.pdf./Diakses pada 11 Mei 2013 pukul 14.37

Gatutkaca. 2007. Masa Depan Peternakan Indonesia. Available at http://wongbagoes.blogspot.com/2007/06/masa-depan-peternakan-indonesia.htmlDiakses pada 26 Mei 2013 pukul 07.30

Guntoro, B., T. Haryadi., E. Sulastri., S. Andarwati. 2011. Manajemen Pembangunan Masyarakat.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Hariyadi. 2006. Teknologi Pengolahan Beras. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Kirschenmann, Frederick. 2000. How Many Farmers will we need?. Leopold Letter 12 (4): 3.

Page 18: Laporan Lapangan Pembangunan Masyarakat

Lynn,Stuart R.2003.Economic Development:theory and practice for a divided world. Prentice Hall: New Jersey.

Suharto, Edi.2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. PT Refika Aditama. Bandung.

Susanto, A. 1993. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bina Cipta. Jakarta.

Page 19: Laporan Lapangan Pembangunan Masyarakat

LAMPIRAN