laporan laju reaksii

34
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses industri yang melibatkan adanya reaksi kimia memerlukan peranan ilmu kimia yang memberi dasar untuk mengatur agar suatu proses industri dapat menghasilkan bahan industri sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya. Disisi lain, terdapat reaksi kimia yang dikehendaki berjalan lambat, misalnya bagaimana agar buah tidak cepat membusuk, memperlambat proses pembusukan makanan dan bagaimana memperlambat perkaratan logam. Masalah diatas adalah permasalahan bagaimana mempercepat suatu reaksi berlangsung dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dalam ilmu kimia dikenal dengan nama laju reaksi yaitu cepat lambatnya suatu reaksi itu berlangsung atau perubahan konsentrasi pereaksi persatuan waktu. Untuk mempercepat laju reaksi, dalam ilmu kimia dikenal dengan adanya teori tumbukan yaitu mengenai percepatan tumbukan antar molekul, konsentrasi yaitu banyaknya kandungan zat. Luas permukaan yaitu berupa serbuk dengan penampang luas yang dapat mempercepat berlangsungnya reaksi, suhu yaitu semakin tinggi suhu maka semakin cepat pula reaksi berlangsung dan yang terakhir adalah 1

Upload: aswar

Post on 27-Jun-2015

706 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

kimia dasar 1 universitas mulawarman

TRANSCRIPT

Page 1: laporan laju reaksiI

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses industri yang melibatkan adanya reaksi kimia memerlukan peranan

ilmu kimia yang memberi dasar untuk mengatur agar suatu proses industri

dapat menghasilkan bahan industri sebanyak-banyaknya dalam waktu

sesingkat-singkatnya. Disisi lain, terdapat reaksi kimia yang dikehendaki

berjalan lambat, misalnya bagaimana agar buah tidak cepat membusuk,

memperlambat proses pembusukan makanan dan bagaimana memperlambat

perkaratan logam.

Masalah diatas adalah permasalahan bagaimana mempercepat suatu reaksi

berlangsung dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dalam ilmu kimia

dikenal dengan nama laju reaksi yaitu cepat lambatnya suatu reaksi itu

berlangsung atau perubahan konsentrasi pereaksi persatuan waktu. Untuk

mempercepat laju reaksi, dalam ilmu kimia dikenal dengan adanya teori

tumbukan yaitu mengenai percepatan tumbukan antar molekul, konsentrasi

yaitu banyaknya kandungan zat. Luas permukaan yaitu berupa serbuk dengan

penampang luas yang dapat mempercepat berlangsungnya reaksi, suhu yaitu

semakin tinggi suhu maka semakin cepat pula reaksi berlangsung dan yang

terakhir adalah katalisator yaitu zat yang dapat mempercepat suatu reaksi

tanpa mengalami perubahan yang berarti dan tidak kekal.

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi dalam perubahan laju reaksi. Sebagai contoh

perubahan suhu dalam laju reaksi. Pada percobaan ini diselidiki apakah

dengan bertambahnya suhu laju reaksi suatu campuran akan ikut meningkat

atau sebaliknya begitu pula dengan bertambahnya konsentrasi.

1

Page 2: laporan laju reaksiI

1.2 Tujuan

− Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

− Mengetahui ketergantungan laju reaksi terhadap teori tumbukan

− Menentukan laju reaksi suatu reaksi kimia

2

Page 3: laporan laju reaksiI

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Cepat lambatnya suatui reaksi berlangsung disebut laju reaksi. Laju reaksi

dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi

persatuan waktu. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol perliter, tetapi untuk

reaksi fase gas satuan konsentrasi dapat diganti dengan satuan tekanan, seperti

Atmosfer (atm), millimeter merkorium (mmHg) atau pascal (Pa). satuan waktu

dapat detik, menit, jam, hari, bulan bahkan tahun bergantung pada reaksi itu

berjalan cepat atau lambat. Dapat dirumuskan sebagai berikut.

Untuk mengukur laju reaksi, perlu menganalisis secara langsung maupun tak

langsung banyaknya produk yang terbentuk atau banyaknya pereaksi yang tersisa

setelah penggal-penggal waktu tertentu.

Reaksi kimia menyangkut perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi

hasil reaksi (produk), yang dinyatakan dalam persamaan reaksi:

Seperi halnya contoh diatas, maka laju reaksi dapat dinyatakan sebagai

berkurangnya jumlah pereksi untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya

jumlah hasil reaksi untuk setiap satuan waktu.

Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai

konsentrasi molar atau molaritas (M). Dengan demikian maka laju reaksi

menyatakan berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat

hasil reaksi setiap satuan waktu. Satuan laju reaksi umumnya dinyatakan dalam

satuan mol.dm-3.det-1 atau mol/Liter detik. Satuan mol dm-3 atau molaritas,

merupakan satuan konsentrasi larutan.

Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan cara fisika atau kimia. Dengan cara

fisika, penentuan konsentrasinya dilakukan secara tidak langsung yaitu

3

Page 4: laporan laju reaksiI

berdasarkan sifat-sifat fisis campuran yang dipengaruhi oleh konsentrasi

campuran, misalnya daya hantar listrik, tekanan (untuk reaksi gas). Adsorpsi

cahaya dan lainnya. Penentuan secara kimia dilakukan dengan menghentikan

reaksi secara tiba-tiba (reaksi dibekukan). Setelah selang waktu tertentu,

kemudian konsentrasinya ditentukan dngan metode analisis kimia.

Laju reaksi dapat ditentukan melalui percobaan yaitu dengan mengukur

konsentrasi salah pereaksi atau salah satu produk. Dengan selang waktu tertentu

selama reaksi berlangsung untuk reaksi yang berlangsung lambat, hal itu dapat

dilakukan dengan mengeluarkan sampel dari campran reaksi lalu

menganalisisnya. Misalnya reaksi hidrolisis etil asetat berikut in :

CH3COOC2H5 + H2O CH3COOH + C2H5OH

Etil asetat Asam asetat etanol

Reaksi itu berlangsung lambat sehingga konsentrasi asma asetat yang terbentuk

dengan mudah dapat ditentukan dengan menggunakan suatu larutan basah. Cara

yang lebih umum ialah menggunakan suatu alat yang dapat menunjukkan secara

kontinyu salah satu perubahan fisis yang menyertai reaksi, misalnya untuk reaksi

yang membebaskan gas, alat dirancang agar dapat mencatat volume gas yang

terbentuk ; untuk reaksi yang diserati perubahan warna, alat dirancang agar dapat

mengukur perubahan itensitas warna, untuk reaksi gas yang disertai perubahan

jumlah mol, alat dirancang agar dapat mengukur perubahan tekanan gas.

Gambar diatas memperlihatkan bagan suatu alat yang dapat mengukur perubahan

tekanan pada suatu reaksi gas, seperti penguraian dinitrogen pentaoksida

membentuk nitrogen dioksida dan oksigen.

2N2O5 (g) 4NO2 (g) + O2 (g)

reaksi itu disertai pertambahan jumlah mol gas, yang menyebabkan pertambahan

tekanan, yang dapat dibaca pada manometer. Semakin banyak N2O5 yang terurai

semakin besar tekanan. Bila reaksi dilangsungkan pada volume dan suhu tetap,

maka pertambahan tekanan dapat dikaitkan dengan pertambahan jumlah mol.

Dengan demikian laju penguraian N2O5 itu dapat ditentukan.

4

Page 5: laporan laju reaksiI

Dalam laju reaksi dikenal juga laju reaksi sesat, yaitu laju reaksi rata-rata

yang dihitung dalam selang waktu yang berbeda-beda dan diperlukan perhitungan

laju reaksi yang berlaku dalam setiap saat. Lajureaksi juga dapat ditentukan

melalui cara grafik. Laju reaksi sesaat merupkan gradient dari kurva antara waktu

dengan perubahan konsentrasi pada selang waktu tertentu. Oleh karena itu,

terdapat suatu bilangan tetap yang merupakan angka faktor perkalian terhadap

konsentrasi yang disebut sebagai tetapan laju reaksi (K). dengan demikian, laju

reaksi sesaat secara umum dapat dinyatakan sebagai :

Laju reaksi ≈ K [Konsentrasi Zat]

FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

Konsentrasi

Secara umum konsentrasi pereaksi akan mempengaruhi laju reaksi.

Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi adalah khas untuk setiap reaksi.

Semakin tinggi konsentrasi berarti makin banyak molekul-molekul dalam setiap

satuan luas ruangan, dengan demikian tumbukan antar molekul makin sering

terjadi. Semakin banyak tumbukan yang terjadi berarti kemungkinan untuk

menghasilkan tumbukan efektif semakin besar dan reaksi berlangsung lebih

cepat. Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan

matematik yang dikenal dengan hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi.

Luas Permukaan

Reaksi yang berlangsung dalam system homogen sangat berbeda dengan

reaksi yang berlangsung dalam system heterogen. Pada reaksi yang homogen,

campuran zatnya bercampur seluruhnya. Hal ini dapat mempercepat

berlangsungnya reaksi kimia karena molekul-molekul ini dapat bersentuhan satu

sama lainnya. Dalam system heterogen, reaksi hanya berlangsung pada bidang-

bidang perbatasan dan pada bidang-bidang yang bersentuhan dari kedua fase.

Reaksi kimia dapat berlangsung jika molekul-molekul, atom-atom atau ion-ion

dari zat-zat yang bereaksi terlebih dahulu bertumbukan. Makin halus suatu zat

5

Page 6: laporan laju reaksiI

maka makin luas permukaannya sehingga makin besar kemungkinan bereaksi dan

makin cepat reaksi itu berlangsung.

Temperatur

Harga tetapan laju reaksi (K) akan berubah bila suhunya berubah. Laju

reaksi meningkat dengan naiknya suhu. Biasanya kenaikkan suhu sebesar 100C

akan menyebabkan kenaikan laju reaksi dua atau tiga kali. Kenaikkan laju reaksi

ini disebabkan dengan kenaikkan suhu akan menyebabkan makin cepatnya

molekul-molekul pereaksi bergerak, sehingga memperbesar kemungkinan

terjadinya tabrakan antar molekul. Energi yang diperlukan untuk menghasilkan

tabrakan yang efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi disebut energi

pengaktifan kinetik.

Perumusan laju reaksi sebagai berikut:

Dimana:

Vt = laju reaksi akhir t = suhu akhir

Vo = laju reaksi awal to = suhu awal

Katalisator

Beberapa reaksi kimia yang berlangsung lambat dapat dipercepat dengan

menambahkan suatu zat kedalamnya, tetapi zat tersebut setelah reaksi selesai

ternyata tidak berubah. Misalnya pada peruraian kalium klorat untuk

menghasilkan gas oksigen.

Reaksi berlangsung pada suhu tinggi dan berjalan lambat, tetapi dengan

penambahan kristal MnO2 kedalamnya ternyata reaksi akan dapat berlangsung

dengan lebih cepat pada suhu yang lebih rendah. Setelah semua KClO3 terurai

ternyata MnO2 masih tetap ada (tidak berubah). Dalam reaksi tersebut MnO2

disebut sebagai katalisator.

Katalisator adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa

dirinya mengalami perubahan yang kekal. Suatu katalisator mungkin akan terlibat

6

Page 7: laporan laju reaksiI

dalam proses reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi berlangsung, tetapi

setelah reaksi itu selesai maka katalisator akan diperoleh kembali dalam jumlah

yang sama. Katalisator mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya

reaksi. Jalur reaksi yang ditempuh tersebut mempunyai energi aktivasi yang lebih

rendah dari pada jalur reaksi yang biasa ditempuh. Jadi dapat dikatakan bahwa

katalisator berperan dalam menurunkan energi aktivasi.

Tekanan gas

Jika tekanan gas diperbesar, maka volume gas itu diperkecil, sehingga

letak partikel makin berdekatan dan makin mudah bertumbukkan. Jadi, makin

besar tekanan gas maka makin cepat reaksinya.

Teori tumbukan

Pengaruh dari berbagai faktorterhadap laju reaksi dapat dijaleaskan dengan

teori tumbukan. Menurut teori ini, suatu reaksi berlangsung sebagai hasil

tumbukan antar partikel pereaksi. Akan tetapi, tidaklah setiap tumbukan

menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukan antar partikel yang memiliki

energi cukup serta arah tumbukan yang tepat. Tumbukan yang menghasilkan

reaksi, kita sebut tumbukan efektif. Energi minimum yang harus dimiliki oleh

partikel pereaksi sehingga menghasilkan tumbukan efektif disebut energi

pengaktifan (Ea = energi aktivasi). Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu

tumbukan adalah sebagai berikut :

1. Jumlah partikel atau konsentrasi,

2. Temperatur

3. Luas permukaan

4. Menambah katalisator

PERSAMAAN LAJU REAKSI

Dari percobaan penentuan laju reaksi menunjukkan bahwa laju reaksi akan

menurun dengan bertambahnya waktu. Hal itu berari ada hubungan antara

konsentrasi zat yang tersisa saat itu dengan laju reaksi. Umumnya laju reaksi

tergantung pada konsentrasi awal dari zat-zat pereaksi. Pernyataan ini dikenal

sebagai hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi .

7

Page 8: laporan laju reaksiI

Secara umum untuk reaksi pA + qB rC

V = K[A]m[B]n

dengan, V = Laju reaksi (mol dm-3 det-1)

K = tetapan laju reaksi

m = tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap A

n = tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap B

[A]= Konsentrasi awal A (mol dm-3)

[B] = Konsentrasi awal B (mol dm-3)

Tingkat reaksi total adalah jumlah total dari tingkat reaksi semua pereaksi.

Tingkat reaksi nol (0) berarti laju reaksi tersebut tidak terpengaruh oleh

konsentrasi pereaksi, tetapi hanya tergantung pada harga tetapan laju reaksi (K).

Pangkat konsentrasi pereaksi pada persamaan laju reaksi disebut orde atau

tingkat pereaksi. Pada reaksi diatas berorde X terhadap A dan berorde Y terhadap

B, orde reaksi keseluruhan X+Y. Jadi, jika disebut orde reaksi maka yang

dimaksud adalah orde reaksi keseluruhan. Orde reaksi juga bisa dikatakan sebagai

besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi.

Orde reaksi memiliki beberapa makna diantaranya :

a. Orde Nol

Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabila

perubahan konsentrasi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya,

asalkan terdapat dalam jumlah tertentu, perubahan konsentrasi pereaksi itu

tidak mempengaruhi laju reaksi. Reaksi yang berorde nol dapat dijelaskan juga

seperti gambar grafik berikut :

V

[X]

b. Orde satu

8

Page 9: laporan laju reaksiI

Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya jika

laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Jika konsentrasi

pereaksi itu dilipat-tigakan maka laju reaksi akan menjadi 31 atau 3 kali lebih

besar. Orde satu dapat dijalaskan dengan grafik dibawah :

V

[X]

c. Orde Dua

Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika laju

reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Apabila

konsentrasi zat itu dilipat-tigakan, maka laju pereaksi akan menjadi 32 atau 9

kali lebih besar.orde dua dapat juga dijelaskan seperti grafik berikut :

V

[X]

d. Orde Negatif

Laju reaksi berbanding terbalik terhadap konsentrasi pereaksi.

V

[X]

V

9

Page 10: laporan laju reaksiI

[X]

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

− Enlemeyer

− Gelas kimia 50 mL

− Gelas ukur 50 mL

− Hot plate

− Stopwacth

− Termometer

3.1.2 Bahan

− Kertas

− Larutan HCl 1 M

− Larutan HCl 2 M

− Larutan Na2S2O3 0,1 M

− Larutan Na2S2O3 0,2 M

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Pengaruh Konsentrasi

– Disiapkan 1 gelas kimia

– Dimasukkan 2 ml larutan Na2S2O3 0,1 M ke dalam gelas kimia

– Disiapkan kertas putih yang dibri tanda X sesuai dengan ukuran gelas

kimia.

– Diletakkan gelas kimia yang berisi Na2S2O3 0,1 M diatas kertas putih

yang telah diberi tanda silang.

10

Page 11: laporan laju reaksiI

– Dimasukkan 3 ml larutan HCl 1 M pada larutan Na2S2O3 0,1 M.

– Dicatat waktu yang diperlukan sejak penambahan larutan HCl hingga

tanda silang tidak terlihat lagi dari atas.

− Langkah yang sama untuk HCl 2 M terhadap larutan Na2S2O3 0,2 M.

3.2.2 Pengaruh Suhu

– Disiapkan 1 gelas kimia

– Dimasukkan 2 ml larutan Na2S2O3 0,1 M ke dalam gelas kimia

– Disiapkan kertas putih yang dibri tanda X sesuai dengan ukuran gelas

kimia.

– Larutan dipanaskan pada hot plate hingga suhu mencapai 40oC

kemudian diletakkan gelas kimia yang berisi Na2S2O3 0,1 M diatas

kertas putih yang telah diberi tanda silang.

– Dimasukkan 3 ml larutan HCl 1 M pada larutan Na2S2O3 0,1 M.

– Dicatat waktu yang diperlukan sejak penambahan larutan HCl hingga

tanda silang tidak terlihat lagi dari atas.

– Langkah yang sama untuk HCl 2 M terhadap larutan Na2S2O3 0,2 M.

11

Page 12: laporan laju reaksiI

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Pengaruh konsentrasi

NoKonsentrasi larutan

Na2S2O3

Kosentrasi larutan

HClWaktu (sekon)

1.

2.

3.

0,1 M

0,1 M

0,2 M

1 M

2 M

2 M

217

726

184

4.1.2 Pengaruh suhu 400C

NoKonsentrasi larutan

Na2S2O3

Kosentrasi larutan

HClWaktu (sekon)

1.

2.

3.

0,1 M

0,1 M

0,2 M

1 M

2 M

2 M

23

31

26

4.2 Reaksi

Na2S2O3 + 2HCl → 2 NaCl + S + SO2 + H2O

4.3 Perhitungan

4.3.1 Pengaruh konsentrasi

Persamaan laju reaksi

12

Page 13: laporan laju reaksiI

X [Na2S2O3]y

0,304=2x

x= 2log 0,304

x=

x=-1,7

X [Na2S2O3]y

3,86=2y

y= 2log 3,86

y=

y= 1,9

orde reaksi x=-1,7

orde reaksi y=-1,9

orde reaksi total

x + y = (-1,7) + 1,9 = 0,2

13

Page 14: laporan laju reaksiI

konstanta laju reaksi (k)

X [Na2S2O3]y

0,0046= k [HCl]x[Na2S2O3]y

0,0046= k (1)(0,0126)

k= 0,365

jadi persamaan laju reaksi

X [Na2S2O3]y

= 0,365 [HCl]-1,7[Na2S2O3]1,9

4.3.1 Pengaruh Suhu 40oC

Persamaan laju reaksi

X [Na2S2O3]y

0,74=[2]x

x= 2log 0,74

14

Page 15: laporan laju reaksiI

x=

X= -0,43

X [Na2S2O3]y

1,1875=[2]y

y = 2log 1,1875

y =

y = 0,25

orde reaksi x = -0,43

orde reaksi y = 0,25

orde reaksi total

x + y = (-0,43) + 0,25 = -0,18

konstanta laju reaksi

X [Na2S2O3]y

0,043 = k [1]-0,43[0,1]0,25

0,043 = k (1)(0,562)

15

Page 16: laporan laju reaksiI

k = 0,076

jadi persamaan reaksiX [Na2S2O3]y

= 0,076[HCl]-0,043[Na2S2O3]0,25

4.4 Pembahasan

Laju reaksi adalah cepat lambatnya suatu reaksi berlangsung atau dapat

juga dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi per

satuan waktu. Konsentrasi biasanya dinyatakn dalam mol per liter. Orde reaksi

adalah bilangan pangkat yang menyatakan naiknya laju reaksi akibat naiknya

reaksi. Menentukan orde reaksi dari suatu reaksi kimia pada prinsipnya

menentukan seberapa besar pengaruh perubahan konsentrasi pereaksi terhadap

laju reaksinya.tumbukan efektif merupakan tumbukan yang menghasilkan

reaksi, dan energi minimum yang diperlukan supaya reaksi dapat berlangsung

disebut energi aktifasi(Ea).

Dalam percobaan laju reaksi ini ada beberapa faktor yang mempengaruhinya,

yaitu:

Konsentrasi

Secara umum konsentrasi pereaksi akan mempengaruhi laju reaksi.

Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi adalah khas untuk setiap reaksi.

Semakin tinggi konsentrasi berarti makin banyak molekul-molekul dalam

setiap satuan luas ruangan, dengan demikian tumbukan antar molekul makin

sering terjadi. Semakin banyak tumbukan yang terjadi berarti kemungkinan

untuk menghasilkan tumbukan efektif semakin besar dan reaksi berlangsung

lebih cepat. Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dalam

persamaan matematik yang dikenal dengan hukum laju reaksi atau persamaan

laju reaksi.

Luas Permukaan

Reaksi yang berlangsung dalam system homogen sangat berbeda dengan

reaksi yang berlangsung dalam system heterogen. Pada reaksi yang homogen,

16

Page 17: laporan laju reaksiI

campuran zatnya bercampur seluruhnya. Hal ini dapat mempercepat

berlangsungnya reaksi kimia karena molekul-molekul ini dapat bersentuhan

satu sama lainnya. Dalam system heterogen, reaksi hanya berlangsung pada

bidang-bidang perbatasan dan pada bidang-bidang yang bersentuhan dari

kedua fase.

Reaksi kimia dapat berlangsung jika molekul-molekul, atom-atom atau ion-

ion dari zat-zat yang bereaksi terlebih dahulu bertumbukan. Makin halus suatu

zat maka makin luas permukaannya sehingga makin besar kemungkinan

bereaksi dan makin cepat reaksi itu berlangsung.

Temperatur

Harga tetapan laju reaksi (K) akan berubah bila suhunya berubah. Laju

reaksi meningkat dengan naiknya suhu. Biasanya kenaikkan suhu sebesar

100C akan menyebabkan kenaikan laju reaksi dua atau tiga kali. Kenaikkan

laju reaksi ini disebabkan dengan kenaikkan suhu akan menyebabkan makin

cepatnya molekul-molekul pereaksi bergerak, sehingga memperbesar

kemungkinan terjadinya tabrakan antar molekul. Energi yang diperlukan

untuk menghasilkan tabrakan yang efektif atau untuk menghasilkan suatu

reaksi disebut energi pengaktifan kinetik.

Perumusan laju reaksi sebagai berikut:

Dimana:

Vt = laju reaksi akhir t = suhu akhir

Vo = laju reaksi awal to = suhu awal

Katalisator

Beberapa reaksi kimia yang berlangsung lambat dapat dipercepat dengan

menambahkan suatu zat kedalamnya, tetapi zat tersebut setelah reaksi selesai

ternyata tidak berubah

Katalisator adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa

dirinya mengalami perubahan yang kekal. Suatu katalisator mungkin akan

17

Page 18: laporan laju reaksiI

terlibat dalam proses reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi

berlangsung, tetapi setelah reaksi itu selesai maka katalisator akan diperoleh

kembali dalam jumlah yang sama. Katalisator mempercepat reaksi dengan

cara mengubah jalannya reaksi. Jalur reaksi yang ditempuh tersebut

mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah dari pada jalur reaksi yang biasa

ditempuh. Jadi dapat dikatakan bahwa katalisator berperan dalam menurunkan

energi aktivasi.

Tekanan gas

Jika tekanan gas diperbesar, maka volume gas itu diperkecil, sehingga

letak partikel makin berdekatan dan makin mudah bertumbukkan. Jadi, makin

besar tekanan gas maka makin cepat reaksinya.

Teori tumbukan

Pengaruh dari berbagai faktorterhadap laju reaksi dapat dijaleaskan dengan

teori tumbukan. Menurut teori ini, suatu reaksi berlangsung sebagai hasil

tumbukan antar partikel pereaksi. Akan tetapi, tidaklah setiap tumbukan

menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukan antar partikel yang memiliki

energi cukup serta arah tumbukan yang tepat. Orde reaksi juga bisa dikatakan

sebagai besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi.

Orde reaksi memiliki beberapa makna diantaranya :

1. Orde Nol

Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabila

perubahan konsentrasi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya,

asalkan terdapat dalam jumlah tertentu, perubahan konsentrasi pereaksi itu

tidak mempengaruhi laju reaksi. Reaksi yang berorde nol dapat dijelaskan

juga seperti gambar grafik berikut :

V

[X]

18

Page 19: laporan laju reaksiI

2. Orde satu

Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya

jika laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Jika

konsentrasi pereaksi itu dilipat-tigakan maka laju reaksi akan menjadi 31

atau 3 kali lebih besar. Orde satu dapat dijalaskan dengan grafik dibawah :

V

[X]

3. Orde Dua

Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika

laju reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Apabila

konsentrasi zat itu dilipat-tigakan, maka laju pereaksi akan menjadi 32 atau

9 kali lebih besar.orde dua dapat juga dijelaskan seperti grafik berikut :

V

[X]

4. Orde Negatif

Laju reaksi berbanding terbalik terhadap konsentrasi pereaksi.

V

[X]

19

Page 20: laporan laju reaksiI

V

[X]

Pada percobaan pertama dilakukan pencampuran larutan 0.1M Na2S2O3 2

mL dengan 1M HCl 3 mL, ternyata tanda silang yang ada dikertas hilang pada

hitungan ke-217 detik, dimana pada saat itu campuran pun berubah menjadi

keruh. Pada percobaan kedua, dilakukan pencampuran larutan 0.1M Na2S2O3 2

mL denag 2M HCl 3 mL, ternyata pada percobaan kedua ini waktu yang

dibutuhkan oleh tanda silang untuk hilang (tidak terlihat) lagi. Lebih lama dari

percobaan pertama, yaitu 726 detik. Hal ini seharusnya lebih cepat dari

percobaan pertama, karena konsentrasi larutan HCl ditambah menjadi 2M.

dimana seperti kita ketahui bahwa semakin besar konsentrasi maka laju

reaksinya semakin cepat. Hal ini dikarenakan karena larutan yang

konsentrasinya besar (pekat) mengandung partikel yang lebih rapat, jika

dibandingkan denagn larutan yang konsentrasinya kecil (encer), sehingga

lebih mudah dan lebih sering bertumbukan. Pada percobaan ketiga,

pencampuran larutan 0.2M Na2S2O3 2 mL dengan 2M HCl 3 mL memerlukan

waktu yang lebih cepat daripada percobaan ke-1 dan ke-2 sebelumnya, dimana

waktu yang diperlukan agar tanda silang tak terlihat lagi adalah 184 detik. Hal

ini dikarenakan bertambahnya konsentrasi Na2S2O3 menjadi 2M. Dari data

diatas dapat dilihat bahwa konsentrasi terbesar terdapat pada percobaan

ketiga,sehingga pada percobaan ketiga waktu yang diperlukan adalah yang

paling cepat. Hal in membuktikan bahwa semakin besar (pekat) konsentrasi

maka semakin cepat laju reaksinya.

Pada percobaan ke-4 berdasarkan pengaruh temperature pencampuran

0.1M Na 2S2O3 2 mL dengan 1M HCl 3mL, dimana Na2S2O3 dipanaskan

20

Page 21: laporan laju reaksiI

hingga 400C, ternyata waktu untuk hilangnya kertas adalah 23 detik. Pada

percobaan ke-5 pencampuran antara 0.1M Na2S2O3 2 mL dengan 2M HCl 3

mL didapatkan waktunya adalah 31 detik. Dari hasil pengamatan pada

percobaan ke-4 dan ke-5 diketahui telah terjadi kesalahan percobaan.

Seharusnya waktu yang diperlukan pada pecobaan ke-4 lebih lama dari

percobaan ke-5, karena jumlah konsentrasi pada percobaan ke-4 lebih kecil

daripada percobaaan ke-5. selain itu juga karena terjadinya penambahan

temperature pada Na2S2O3. Kesalahan ini terjadinya kemungkinan karena

lambatnya praktikan dalam memasang stopwatch atau juga karena turunnya

temperature lebih dulu sebelum dicampurkan dengan larutan HCl. Pada

percobaan ke-6, pencampuran antara 0.2M Na2S2O3 2 mL dengan 2M HCl 3

mL, ternyata waktu yang dibutuhkan agar tanda silang tak telihat lagi adalah

26 detik. Berdasarkan hasil pengamatan, waktu pada percobaan ke-6 jauh

lebih cepat dari percobaan ke-5. hal ini dikarenakan karena konsentrasi

Na2S2O3 ditambah hingga 0.2M dengan temperature 400C. dimana seperti kita

ketahui bahwa semakin tinggi temperature maka semakin cepat laju reaksinya.

Kenaikan laju reaksi ini disebabkan dengan kenaikan suhu akan menyebabkan

makin cepatnya molekul-molekul pereaksi bergerak sehingga memungkinkan

terjadi tabrakan antar molekul. Dari ke-6 pecobaan yang telah dilkuakan dapat

dibuktikan bahwa konsentrasi dan suhu mempengaruhi suatu laju reaksi.

Fungsi dari Na2S2O3 dan HCl adalah sebagai pereaksi, yang dalam

percobaan ini dipengaruhi oleh konsentrasi dan temperature. Pada saat

Na2S2O3 dan HCl dengan konsentrasi yang berlainan (bervariasi) direaksikan

maka akan terjadi suatu reaksi yang memerlukan waktu untuk menentukan

laju reaksi dari masing-masing percobaan. Dengan begitu akan memperoleh

orde reaksi, harga K, dan persamaan laju reaksinya. Prinsip percobaan pada

laju reaksi ini adalah didasarkan pada perubahan konsentrasi terhadap waktu.

Hal ini dapat dilihat pada percobaan Na2S2O3 0.1M dan 0.2M dengan larutan

HCl 1M dan 2M. dari setiap campuran yang berbeda konsentrasinya memilki

laju reaksi yang berbeda.

21

Page 22: laporan laju reaksiI

Pemanasan pada percobaan ini dilakukan pada temperature 400C

dikarenakan temperature tersebut merupakan ketetapan yang apabila suhu atau

tempratur tersebut diturunkan akan membuat laju reaksi lambat dan apabila

temperature tersebut dinaikkan akan membuat laju reaksi menjadi cepat.

Sehingga hal ini akan membuat Na2S2O3 menguap. Dengan begitu

menguapnya Na2S2O3 maka HCl tidak akan bisa bereaksi karena Na2S2O3 nya

tela habis menguap. Tentunya hal ini tidak dapat menentukan laju reaksi suatu

reaksi kimia. Sehingga pada temperature 400C inilah yang digunakan sebagai

pembanding antara suhu yang lebih rendah (temperature kamar).

Pada percobaan kali ini konsentrasi zat dibuat berbeda adalah untuk

menghasilkan suatu laju reaksi yang berbeda pula. Sehingga dapat

membandingkan laju reaksi suatu reaksi kimia satu sama lain baik yang

dipengaruhi oleh konsentrasi maupun temperature terhadap laju reaksi.

Dengan bertambahnya suatu konsentrasi zat maka laju reaksinya akan semakin

cepat pula, sehingga waktu yan diperlukan pun lebih sedikit dibandingkan

dengan kecilnya konsentrasi suatu zat. Karena zat yang konsentrasinya kecil

atau rendah mengandung jumlah pertikel yang lebih sedikit, sehingga partikel-

patkelnya lebih renggang disbanding zat yang konsentrasina besar. Partikel

yang susunannya lebih renggang akan jarang bertumbukan sehingga

kemungkinan terjadi reaksi kecil.

Dapat dilihat perbedaan antara larutan yang dipanaskan dan lautan yang

tidak dipanaskan atau anatara yang dipengaruhi oleh konsentrasi atau

temperature. Pada larutan yang tidak dipanaskan (dipengaruhi konsentrasi),

reaksi larutan berlangsung lambat dan laju reaksinya pun lebih kecil,

sebaliknya pada larutan yang dipanaskan (dipengaruhi oleh temperature),

reaksi larutan berlangsung dengan cepat dan laju reaksinya pun lebih besar.

Dalam melakukan percobaan laju reaksi terdapat berbagai kesalahan yang

dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:

− Kurang teliti dalam melakukan perhitungan waktu yang menggunakan

stopwatch.

− Saat memanaskan larutan tidak sesuai dengan suhu yang ditentukan

22

Page 23: laporan laju reaksiI

− Tidak dilakukan pengadukan saat mencampurkan larutan.

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

− Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu luas permukaan,

konsentrasi, suhu, tekanan, dan katalis.

− Laju reaksi menyatakan ukuran kelajuan berlangsungnya reaksi kimia, dan

dapat ditentukan dengan mengukur laju berkurangnya salah satu pereaksi

atau laju terbentuknya suatu produk.

– Berdasarkan teori tumbukan, kelajuan reaksi bergantung pada:

Frekuensi tumbukan

Energi partikel pereaksi

Arah tumbukan

5.2 Saran

diharapkan dalam melakukan praktikum laju reaksi janga hanya

mengganakan larutan Na2S2O3 dan HCl, tapi juga menggunakan larutan H2SO4

agar dapat dibandingkan laju reaksinya.

23

Page 24: laporan laju reaksiI

DAFTAR PUSTAKA

Keenan, Kleinfelter, Wood A. 1999.Kimia Untuk Universitas.Jakarta:Erlangga

Priyatna, Amien.2001.Kimia Universitas.Bandung:Teknokimia

Respah.1989.Dasar-dasar Ilmu Kimia.Jakarta:Rineka Cipta

Team Penyusun.2010.PenuntunPraktikum Kimia Dasar 1.Samarinda: Universitas

Mulawarman

24