laporan praktikum ketergantungan laju reaksi pada konsentrasi reaktan

25
KETERGANTUNGAN LAJU REAKSI PADA KONSENTRASI REAKTAN I. TUJUAN 1. Mempelajari dan memahami pengaruh perubahan konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi. 2. Mengukur laju reaksi dan membuat kurva laju reaksi terhadap perubahan konsentrasi reaktan. 3. Menentukan orde reaksi terhadap tiosulfat. II. DASAR TEORI 2.1 Kinetika Kimia Kinetika kimia berasal dari kata “kinetika” yang berarti gerakan (teori kinetika molekuler dari gas yang menjelaskan gerakan acak dari molekul-molekul gas ). Jadi, pengertian kinetika kimia adalah bidang ilmu kimia yang mempelajari kecepatan berlangsungnya suatu reaksi kimia. Kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi reaktan / produk per satuan waktu. Dalam kinetika kimia, hal-hal yang akan dibahas adalah tentang kecepatan reaksi, ordo reaksi, dan mekanisme reaksi tersebut. Pada saat proses reaksi berlangsung, molekul reaktan akan terurai sedangkan molekul produk akan terbentuk, sehingga dapat mengamati antara penurunan konsentrasi reaktan atau peningkatan produk. Reaksi kimia dapat berlangsung dengan laju yang bervariasi, ada yang berlangsung sangat cepat, ada yang berlangsung sangat lambat, tetapi banyak juga yang berlangsung dalam kecepatan yang mudah ditentukan. 1

Upload: susita-pratiwi

Post on 28-Oct-2015

1.999 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KETERGANTUNGAN LAJU REAKSI PADA KONSENTRASI REAKTAN

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Ketergantungan Laju Reaksi Pada Konsentrasi Reaktan

KETERGANTUNGAN LAJU REAKSI PADA KONSENTRASI REAKTAN

I. TUJUAN

1. Mempelajari dan memahami pengaruh perubahan konsentrasi reaktan terhadap laju

reaksi.

2. Mengukur laju reaksi dan membuat kurva laju reaksi terhadap perubahan konsentrasi

reaktan.

3. Menentukan orde reaksi terhadap tiosulfat.

II. DASAR TEORI

2.1 Kinetika Kimia

Kinetika kimia berasal dari kata “kinetika” yang berarti gerakan (teori kinetika

molekuler dari gas yang menjelaskan gerakan acak dari molekul-molekul gas ). Jadi,

pengertian kinetika kimia adalah bidang ilmu kimia yang mempelajari kecepatan

berlangsungnya suatu reaksi kimia. Kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi

reaktan / produk per satuan waktu. Dalam kinetika kimia, hal-hal yang akan dibahas

adalah tentang kecepatan reaksi, ordo reaksi, dan mekanisme reaksi tersebut.

Pada saat proses reaksi berlangsung, molekul reaktan akan terurai sedangkan

molekul produk akan terbentuk, sehingga dapat mengamati antara penurunan

konsentrasi reaktan atau peningkatan produk.

Reaksi kimia dapat berlangsung dengan laju yang bervariasi, ada yang

berlangsung sangat cepat, ada yang berlangsung sangat lambat, tetapi banyak juga

yang berlangsung dalam kecepatan yang mudah ditentukan. Kecepatan reaksi diukur

sebagai perubahan konsentrasi zat yang bereaksi per satuan waktu. Dengan demikian

kecepatan reaksi dapat diukur berdasarkan pengurangan konsentrasi reaktan per

satuan waktu atau pertambahan konsentrasi produk per satuan waktu. Contoh reaksi

stoikiometri sederhana :

A B

Maka, kecepatan reaksi dalam kontekas perubahan konsentrasi antara reaktan dan

produk :

V=−Δ [ A ]

Δt=

Δ[ B ]Δt

Kecepatan pembentukan produk tidak ada tanda minus (-), karena ∆[B] bernilai

positif. Contoh reaksi yang lebih kompleks :

1

Page 2: Laporan Praktikum Ketergantungan Laju Reaksi Pada Konsentrasi Reaktan

2A B

Dua mol A menghilang untuk setiap pembentukan 1 mol B, yaitu kecepatan

menghilangnya A dua kali lebih cepat dari kecepatan muncul, sehingga kita menulis

kecepatan sebagai berikut :

V=−12

Δ [ A ]Δt

=Δ[ B ]

Δt

Untuk reaksi umum :

aA+Bb cC+dD

Kecepatan diberikan oleh :

V=−1a

Δ [ A ]Δt

=−1b

Δ [ B ]Δt

=1c

Δ [C ]Δt

= 1d

Δ [ D ]Δt

Kecepatan reaksi juga bisa dirumuskan sebagai hukum kecepatan, dimana kecepatan

merupakan fungus konsentrasi setiap zat yang mempengaruhi kecepatan reaksi. Untuk

persamaan diatas hukum kecepatannya adalah :

V=k [ A ]x [ B ] y

Dimana k adalah konstanta kecepatan, x dan y adalah ordo reaksi.

2.2 Orde Reaksi

Berdasarkan Orde reaksi, reaksi dibedakan menjadi :

1. Reaksi Orde Nol

Pada reaksi orde nol, kecepatan reaksi tidak tergantung pada konsentrasi reaktan.

Persamaan laju reaksi orde nol dinyatakan sebagai :

-

dAdt = k0

A - A0 = - k0 . t

A = konsentrasi zat pada waktu t

A0 = konsentrasi zat mula – mula

Contoh reaksi orde nol ini adalah reaksi heterogen pada permukaan katalis.

2. Reaksi Orde Satu

Pada reaksi per satu, kecepatan reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi

reaktan.

Persamaan laju reaksi orde satu dinyatakan sebagai :

- dAdt = k1 [A] -

dA[ A ] = k1 dt

ln [ A 0 ][ A ] = k1 (t – t0)

2

Page 3: Laporan Praktikum Ketergantungan Laju Reaksi Pada Konsentrasi Reaktan

Bila t = 0 A = A0

ln [A] = ln [A0] - k1 t

[A] = [A0] e-k1t

Waktu paruh (t1/2) adalah waktu yang dibutuhkan agar konsentrasi reaktan hanya

tinggal setengahnya. Pada reaksi orde satu, waktu paruh dinyatakan sebagai :

k1 =

1t1/2 ln

11/2

k1 =

0 ,693t 1/2

3. Reaksi Orde Dua

Persamaan laju reaksi untuk orde dua dinyatakan sebagai :

-

dAdt = k2 [A]2

-

dA[ A ]2 = k2 t

1[ A ] -

1[ A 0 ] = k2 (t – t0)

Waktu paruh untuk reaksi orde dua dinyatakan sebagai :

t1/2 =

1k 2[ A 0 ]

Reaksi dapat berlangsung cepat atau lambat. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi cepat dan lambatnya suatu reaksi kimia adalah :

Sifat kimia dari reaktan : pada umumnya reaksi-reaksi ionik berlangsung cepat,

sedangkan reaksi-reaksi yang melibatkan ikatan kovalen berlangsung lebih

lambat.

Kemampuan reaktan berinteraksi : dalam keadaan cair atau gas partikel-partikel

reaktan (molekul atau ion) dapat bertumbukan secara mudah satu dengan yang

lainnya.

Konsentrasi: molekul-molekul harus bertumbukan agar terjadi reaksi dalam

konteks ini laju reaksi proporsional dengan konsentrasi reaktan

Keadaan fisik: molekul-molekul harus bercampur agar dapat bertumbukan

Temperatur: molekul harus bertumbukan dengan energi yang cukup untuk

bereaksi

3

Page 4: Laporan Praktikum Ketergantungan Laju Reaksi Pada Konsentrasi Reaktan

Katalis : Katalis dapat diperoleh kembali tanpa mengalami perubahan kimia.

Katalis berperan dengan menurunkan energi aktifasi. Sehingga untuk membuat

reaksi terjadi, tidak diperlukan energi yang lebih tinggi. Dengan demikian, reaksi

dapat berjalan lebih cepat. Karena katalis tidak bereaksi dengan reaktan dan juga

bukan merupakan produk, maka katalis tidak ditulis pada sisi reaktan atau

produk.

2.3 Faktor –faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu

1. Pengaruh Konsentrasi Reaktan terhadap Laju Reaksi

Pada umumnya laju reaksi pada temperatur tetap lebih sering dinyatakan

sebagai laju perubahan konsentrasi komponen- komponennya dalam sistem,

sehingga dapat dikatakan bahwa laju reaksi bergantung pada konsentrasi pereaksi

atau hasil reaksi. Ketergantungan laju reaksipada konsentrasi pereaksi atau hasil

reaksi diungkapkan sebagai persamaan laju reaksi atauhukum laju, meskipun

demikian sebenarnya kita tidak dapat meramalkan persamaan laju suatureaksi hanya

dari persamaan reaksinya (konsentrasi komponennya) saja. Laju reaksi hanya

bergantung pada konsentrasi komponennya.Pereaksi →Hasil Reaksi Persamaan

lajunya adalah v = k. [Pereaksi ], dimana k adalah konstanta laju reaksi. Dari

persamaan laju reaksi di atas nampak bahwa besarnya laju raksi (v) tergantung pada

besarnya konsentrasi reaktan dimana apabila konsentrasi reaktan meningkat, maka

laju reaksi juga bertambah besar. Untuk reaksi berorde 2, 3 atau lebih, maka

persamaan laju akan meningkat sebanding dengan pangkat koefisien reaksinya.

2. Pengaruh Luas Permukaan Pereaksi terhadap Laju Reaksi

Semakin luas permukaan zat pereaksi, maka peluang untuk bereaksi akan

semakin besar sehingga laju reaksi juga akan semakin cepat.

3. Pengaruh Temperatur terhadap Laju Reaksi

Laju reaksi merupakan fungsi dari tetapan laju reaksi, sedangkan tetapan laju

reaksi bergantung terhadap temperatur, hubungan ini dijelaskan melalui persamaan

Arhenius. Semakin banyak molekul yang bergerak dengan kecepatan rata- rata

tinggi akan memperbesar peluang terjadinya tumbukan efektif, yaitu tumbukan yang

mencapai energi pengaktifan, sehingga laju reaksi akan meningkat. Hubungan antara

tetapan laju reaksi dengan temperatur: Ketergantungan tetapan laju reaksi (k) pada

temperatur dinyatakan sebagai persamaan Arhenius dlnk /dT = Ea / RT2 atau k = A

e-Ea/RT.

4

Page 5: Laporan Praktikum Ketergantungan Laju Reaksi Pada Konsentrasi Reaktan

4. Pengaruh Katalisator Terhadap Laju Reaksi

Oswald (1902) mendefinisikan katalis sebagai suatu substansi yang mengubah

laju suatureaksi kimia tanpa terdapat sebagai produk akhir reaksi. Walaupun menurut

definisi jumlah katalisator tidak berubah pada akhir reaksi, tetapi tidak berlaku

anggapan bahwa katalisator tidak mengawali jalannya reaksi selama reaksi

berlangsung. Katalisator akan mengawali penggabungan senyawa kimia, akan

terbentuk suatu kompleks antara substansi tersebut dengan katalisator. Kompleksnya

yang terbentuk hanya merupakan bentuk hasil antara yang akan terurai kembali

menjadi produk reaksi dan molekul katalisator. Katalisator tidak mengalami

perubahan pada akhir reaksi, karena itu tidak memberikan energi ke dalam sistem,

tetapi katalis akan memberikan mekanisme reaksi alternatif denganenergi pengaktifan

yang lebih rendah dibandingkan dengan reaksi tanpa katalis, sehingga adanya katalis

akan meningkatkan laju reaksi.

III. ALAT DAN BAHAN

III.1 Alat :1. Gelas ukur 50 mL

2. Gelas piala

3. Thermometer

4. Pipet volume 2 mL

5. Batang pengaduk

6. Stopwatch

7. Kertas putih dan spidol hitam

III.2 Bahan : 1. Larutan HCl 1 M

2. Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,25 M

3. Aquadest

IV. CARA KERJA

Prosedur kerja untuk praktikum ini, yaitu:1. Larutan Na2S2O3 0,25 M sebanyak 50 mL dimasukkan ke dalam gelas ukur yang

memiliki alas yang rata.

2. Gelas ukur berisi larutan Na2S2O3 diletakkan tepat di atas tanda silang hitam yang telah

dibuat pada kertas putih sehingga tanda silang hitam tersebut dapat terlihat melalui

larutan tiosulfat yang bening.

5

Page 6: Laporan Praktikum Ketergantungan Laju Reaksi Pada Konsentrasi Reaktan

3. Kemudian ditambahkan larutan HCl 2 M sebanyak 2 mL ke dalam larutan Na2S2O3

tersebut dan stopwatch dinyalakan tepat ketika penambahan larutan HCl dilakukan.

Kemudian larutan diaduk agar pencampuran menjadi merata, dan pengamatan tetap

dilakukan selama pengadukan larutan dilakukan.

4. Selanjutnya dicatat waktu yang diperlukan sampai tanda silang hitam tidak dapat

diamati lagi dari atas.

5. Suhu larutan (campuran) diukur dan dicatat.

6. Langkah-langkah nomor 2-6 diulangi lagi dengan komposisi larutan sesuai table

berikut:

Sistem Vol. S2O32- (mL) Vol. H2O mL Volume HCl

(mL)1 50 0 22 40 10 23 30 20 24 20 30 25 10 40 26 5 45 2

V. DATA PENGAMATAN

Sistem

Vol. S2O3

2-

(mL)

Vol. H2O mL

Volume HCl (mL)

Waktu (s) Waktu (s) rata-

rata

1/waktu (s-1)

Suhu (0C)

Perc. 1

Perc. 2

1. 50 0 2 19 18 18,5 0,0540 302. 40 10 2 26 26 26 0,0385 303. 30 20 2 48 48 48 0,0208 304. 20 30 2 53 55 54 0,0185 305. 10 40 2 135 137 136 0,0073 306. 5 45 2 641 640 640,5 0,0016 30

VI. PERHITUNGAN

1. Penentuan laju reaksi (1/t)

Dik: untuk sistem 1

t = 18,5 s

Dit: 1/t = ?

Jawab:

Laju reaksi = 1/t

= 1

18,5

6

Page 7: Laporan Praktikum Ketergantungan Laju Reaksi Pada Konsentrasi Reaktan

= 0,0540 s-1

Dengan cara yang sama, maka 1/t untuk system secara keseluruhan adalah:

Sistem Volume S2O32- (mL) Volume

HCl (mL)Waktu (s) 1/t (s-1)

1 50 0 18,5 0,05402 40 10 26 0,03853 30 20 48 0,02084 20 30 54 0,01855 10 40 136 0,00736 5 45 640,5 0,0016

2. Penentuan konsentrasi tiosulfat (S2O32-)

Diketahui :

M1 S2O32- = 0,25 M

V1 = 50 ml (vol. Tiosulfat system 1)

V2 = 50 ml (Vol S2O32-)

Ditanyakan : M2 =……?

Jawab:

Maka M2 = V1. M1 / V2

= 50 . 0,25 / 50

= 0,250 M

Untuk system 2 (sampai system 6) terjadi pengenceran

Diketahui :

M1 S2O32- = 0,25 M

V1 = 40 ml (vol. Tiosulfat system 2)

V2 = (Vol S2O32- + H2O ) = 40 mL + 10 mL = 50 ml

Ditanyakan : M2 S2O32- = ?

Jawab:

V1. M1 = V2. M2

40 mL . 0,25 M = 50 mL . M2

M2 = 40 ×0,25

50 M

= 0,200 M Untuk system 3 hingga system 6 terjadi pengenceran karena terus dilakukan

penambahan aquades yang berarti terjadi perubahan konsentrasi tiosulfat di dalam

larutan.

Dengan cara yang sama maka akan diperoleh hasil seperti berikut:

7

Page 8: Laporan Praktikum Ketergantungan Laju Reaksi Pada Konsentrasi Reaktan

Sistem [S2O32-] M t (s) 1/t (s-1)

1. 0,250 18,5 0,05402. 0,200 26 0,03853. 0,150 48 0,02084. 0,100 54 0,01855. 0,050 136 0,00736. 0,025 640,5 0,0016

3. Penentuan orde reaksi terhadap [S2O32-].

Diketahui :Data sesuai tabel berikut:

System [S2O32-] M [H+] M t (s) 1/t (s-1)

1. 0,250 2 18,5 0,05402. 0,200 2 26 0,03853. 0,150 2 48 0,02084. 0,100 2 54 0,01855. 0,050 2 136 0,00736. 0,025 2 640,5 0,0016

Reaksi yang terjadi antara tiosulfat dan asam klorida saat pelarutan, yaitu:

S2O32-

(aq) + 2H+ (aq) H2O (l) + SO2 (aq) + S(s)

Maka, −d [S2O3]

dt = k . [S2O3]m . [H+]n

log [−d [S2O3]

dt¿]=log k+m log [ S2 O3 ]+n log ¿¿

Dengan harga [H+] tetap, yakni 2 M maka orde reaksi reaktan [H+] sama

dengan 0, karena konsentrasinya tetap di dalam percobaan ini. Orde reaksi S2O32-

dapat dihitung dari data pada system 1 dan 2.

log (0,0526 – 0,0385) = m {log 0,250 – log 0,200}

m =

log( 0,05400,0385 )

log( 0,2500,200 )

= log 1,4026

log 1.25

= 0,14690,0969

= 2,1393

Demikian pula dengan memakai data pada system yang lainnya diperoleh:

8

Page 9: Laporan Praktikum Ketergantungan Laju Reaksi Pada Konsentrasi Reaktan

Sistem [S2O32-] M [H+] M 1/t (s-1)

m (Orde reaksi

[S2O32-]

1. 0,250 2 0,05401,5160

2. 0,200 2 0,03853. 0,150 2 0,0208

0,28904. 0,100 2 0,01855. 0,050 2 0,0073

2,19006. 0,025 2 0,0016

Jadi dari perhitungan dari beberapa sistem yang mewakili kinetika reaksi

tersebut dapat dilihat bahwa orde reaksi untuk perubahan [S2O32-] adalah m ≈ 0 ;

m≈ 1; m≈ 2.

4. Penentuan konstanta laju reaksi

Diketahui : pada system 1

v = −d [S2O3]

dt=0,0540

[S2O32-] = 0,25 M

[H+] = 2 M

Ditanyakan : k = ….?

Jawab:

k =

−d [S2 O3]dt

[ S2 O3 ] .¿¿

= 0,0540 M s−1

0,25 M . 2 M

= 0,1080

Dengan cara yang sama maka diperoleh konstanta laju reaksi untuk masing-masing sistem

adalah:

Sistem [S2O32-] M [H+] M 1/t (s-1)

m (Orde reaksi

[S2O32-]

k

1. 0,250 2 0,05401,5160

0,10802. 0,200 2 0,0385 0,07703. 0,150 2 0,0208

0,28900,0416

4. 0,100 2 0,0185 0,03705. 0,050 2 0,0073

2,19000,0146

6. 0,025 2 0,0016 0,0032

Konstanta laju reaksi rata-rata dari keseluruhan sistem adalah:

9

Page 10: Laporan Praktikum Ketergantungan Laju Reaksi Pada Konsentrasi Reaktan

k = k1+k2+k 3+k4+k5+k6

6

= 0,1080+0,0770+0,0416+0,0370+0,0146+0,0032

6

= 0,0469

Penentuan Orde Reaksi juga dapat diketahui melalui suatu kurva yang

menyatakan hubungan antara ln [S2O32-] dengan perubahan waktu.

Diketahui :

System [S2O32-] M t (s) 1/t (s-1)

1. 0,250 18,5 0,05402. 0,200 26 0,03853. 0,150 48 0,02084. 0,100 54 0,01855. 0,050 136 0,00736. 0,025 640,5 0,0016

Ditanya : Orde reaksi = . . . ?

Penyelesaian :

ln [S2O32-]1 = - 1,3863

ln [S2O32-]2 = - 1,6094

ln [S2O32-]3 = - 1,8971

ln [S2O32-]4 = - 2,3026

ln [S2O32-]5 = - 2,9957

ln [S2O32-]6 = - 3,6889

5. Gambar kurva laju Rx sebagai fungsi konsentrasi S2O32-

10

Page 11: Laporan Praktikum Ketergantungan Laju Reaksi Pada Konsentrasi Reaktan

6. Gambar kurva penentuan orde reaksi

VII.

PEMBAHASAN

Praktikum kali ini yaitu ketergantungan laju reaksi pada konsentrasi reaktan,

dimana praktikum ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perubahan reaktan S2O32-

terhadap laju reaksi pembentukan endapan belerang. Percobaan yang dilakukan ini

tergolong semi kuantitatif karena hanya digunakan untuk menentukan pengaruh

11

0.2 0.15 0.1 0.05 0.0250

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

0.03

0.035

0.04

0.045

Perbandingan konsentrasi dengan laju reaksi

Konsentrasi (C)

Laju

reak

si

18.5 26 48 54 136 640.5

-4

-3.5

-3

-2.5

-2

-1.5

-1

-0.5

0Penentuan Orde Reaksi

waktu

ln 1

/wak

tu

Page 12: Laporan Praktikum Ketergantungan Laju Reaksi Pada Konsentrasi Reaktan

perubahan konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi dan tidak dilakukan pengukuran

konsentrasi seperti percobaan-percobaan lainnya. Dalam percobaan ini dilakukan

pengukuran laju reaksi, penggambaran kurva laju reaksi terhadap perubahan

konsentrasi reaktan serta penentuan orde reaksi terhadap tiosulfat. Adapun dalam

percobaan ini yang diamati ialah reaksi pengendapan koloid belerang yang terbentuk

jika tiosulfat bereaksi dengan asam sehingga dilakukan pengukuran waktu agar koloid

belerang mencapai suatu intensitas tertentu. Reaksi antara tiosulfat dengan asam ialah

sebagai berikut:

S2O32-

(aq) + 2H+ (aq) H2O (l) + SO2 (aq) + S(s)

Berdasarkan reaksi tersebut dapat dilihat bahwa reaksi antara tiosulfat dengan

asam menyebabkan Tiosulfat akan semakin berkurang jumlahnya seiring dengan

berjalannya reaksi, sedangkan SO2 dan endapan belerang semakin lama akan semakin

terbentuk dengan munculnya warna putih. Hal ini dapat diamati dengan cara

meletakkan tanda silang hitam pada selembar kertas putih di bawah gelas beker.

Apabila tanda silang hitam tidak dapat terlihat lagi, maka pembentukan S (belerang)

sudah sempurna. Pengukuran waktu dilakukan sampai tanda silang hitam tersebut

menghilang.Waktu tersebutlah yang digunakan untuk menentukan laju reaksi. Pengaruh

konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi juga dapat dilakukan dengan menvariasikan

konsentrasi dari masing-masing reaktan, sehingga dapat diketahui pengaruh dari

konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi tersebut. Percobaan ini dilakukan pengulangan

sebanyak sekali sehingga percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali.

Pertama-tama dilakukan penambahan 50 mL Na2S2O3 0,250 M kemudian untuk

sistem selanjutnya dilakukan penambahan Na2S2O3 dengan variasi volume sebanyak 40

mL ; 30 mL ; 20 mL ; 10 mL ; dan 5 mL sedangkan penambahan aquades dilakukan

dengan variasi volume sebanyak 10 mL; 20 mL; 30 mL; 40 mL; dan 45 mL. Dan

penambahan HCl sebanyak 2 mL. Selanjutnya Na2S2O3 direaksikan dengan aquades

dalam sebuah beker gelas yang dibawahnya terdapat kertas yang diberi tanda / garis X.

Apabila garis X tidak terlihat, maka pembentukan belerang telah sempurna, waktu yang

diperlukan dari pencampuran pertama hingga terjadi endapan belerang yang sempurna

dicatat. Pada sistem 1 dimana tidak diberi penambahan H2O, memperoleh laju reaksi

sebesar 0,0540 s-1 sedangkan untuk sistem 2 hingga sistem 6 diperoleh nilai laju reaksi

secara berturut-turut yaitu 0,0385 s-1 ; 0,0208 s-1 ; 0,0185 s-1; 0,0073 s-1; 0,0016 s-1.

12

Page 13: Laporan Praktikum Ketergantungan Laju Reaksi Pada Konsentrasi Reaktan

Berdasarkan hasil perhitungan konsentrasi dari [S2O32-] pada sistem 1– 6, dapat

diperoleh hasilnya secara berurutan sebagai berikut : 0,025 M; 0,200 M ; 0,150 M;

0,100 M; 0,050 M; dan 0,025 M. Untuk menghitung konsentrasi relatif dari sistem 1 - 6

dapat digunakan prinsip pengenceran larutan, yaitu: V1. M1 = V2. M2. Dari hasil

perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa penambahan aquades mempengaruhi

konsentrasi Na2S2O3. Semakin tinggi penambahan aquades yang dilakukan terhadap

larutan Na2S2O3 maka waktu yang diperlukan untuk bereaksi semakin lama dan laju

reaksinya semakin lambat. Atau dengan kata lain semakin pekat konsentrasi larutan

S2O32- maka waktu yang diperlukan untuk reaksi antara tiosulfat dengan larutan asam

akan semakin cepat dan sebaliknya jika konsentrasi larutan S2O32- semakin encer maka

waktu yang diperlukan bereaksi akan semakin lama.

Hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi S2O32- dapat digambarkan dalam

sebuah grafik dimana sumbu x menyatakan perubahan konsentrasi dari S2O32- dan

sumbu y menyatakan perubahan laju reaksi.

Grafik

tersebut

menggambarkan bahwa konsentrasi S2O32- nilainya berbanding lurus dengan laju reaksi

yaitu jika konsentrasi larutan S2O32- semakin meningkat maka laju reaksinya meningkat

pula. Demikian pula sebaliknya apabila konsentrasi larutan S2O32- semakin kecil maka

laju reaksi akan semakin lambat. Dari hasil perhitungan orde reaksi pada sistem untuk

percobaan I dan II, apabila dirata-ratakan sehingga diperoleh bahwa orde reaksi untuk

13

0.2 0.15 0.1 0.05 0.0250

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

0.03

0.035

0.04

0.045

Perbandingan konsentrasi dengan laju reaksi

Konsentrasi (C)

Laju

reak

si

Page 14: Laporan Praktikum Ketergantungan Laju Reaksi Pada Konsentrasi Reaktan

perubahan [S2O32-] adalah m ≈ 1. Dan nilai k (konstanta/tetapan laju reaksi) diperoleh

sebesar 0,0469 dimana harga konsentrasi dari H+ adalah konstan yaitu [H+]=2 M.

Maka, laju reaksi terhadap perubahan tiosulfat pada percobaan I dan II adalah:

v = k . [S2O32-]m . [H+]n

v = 0,0469. [S2O32-]1 . [H+]0

v = 0,0469. [S2O32-] . 1

v = 0,0469. [S2O32-]

Berdasarkan data hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh plot

antara laju reaksi perubahan Na2S2O3 terhadap perubahan konsentrasi reaktan Na2S2O3

yang menunjukkan orde reaksi ≈ 1. Penentuan orde reaksi juga dapat dilakukan dengan

mencari nilai ln [S2O32-]. Dari hasil perhitungan nilai ln [S2O3

2-] untuk sistem 1 sampai 6

adalah sebagai berikut: -1,3863 ; - 1,6094; - 1,8971; - 2,3026 ; - 2,9957 ; dan - 3,6889.

Nilai orde reaksi dapat diketahui dari kurva yang menyatakan hubungan antara

perubahan nilai ln [S2O32-] dengan perubahan waktu. Dimana sumbu x menyatakan

perubahan waktu dan sumbu y menyatakan perubahan nilai ln [S2O32-]. Dari hasil

penggambaran kurva tersebut juga dapat diketahui percobaan ini menunjukkan orde

reaksi = 1. Adapun kurva penentuan orde reaksi dapat dilihat sebagai berikut :

VIII. KESIMPULAN

1. Percobaan penentuan pengaruh perubahan konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi ini

bersifat semi kuantitatif.

2. Reaksi antara tiosulfat dengan asam ialah sebagai berikut:

S2O32-

(aq) + 2H+ (aq) H2O (l) + SO2 (aq) + S(s)

14

18.5 26 48 54 136 640.5

-4

-3.5

-3

-2.5

-2

-1.5

-1

-0.5

0Penentuan Orde Reaksi

waktu

ln 1

/wak

tu

Page 15: Laporan Praktikum Ketergantungan Laju Reaksi Pada Konsentrasi Reaktan

3. Reaksi antara tiosulfat dengan asam menimbulkan endapan belerang (sulfur) yang

berwarna putih.

4. Laju reaksi berbanding lurus dengan perubahan konsentrasi reaktan yang dalam hal ini

adalah larutan S2O32-.

5. Semakin tinggi penambahan aquades terhadap larutan Na2S2O3 maka waktu yang

diperlukan untuk bereaksi semakin lama dan sebaliknya.

6. Semakin tinggi konsentrasi larutan Na2S2O3 yang digunakan maka laju reaksinya

semakin cepat dan sebaliknya.

7. Waktu yang diperlukan di dalam suatu reaksi kimia berbanding terbalik dengan

perubahan konsentrasi reaktan (S2O32-).

8. Nilai k (konstanta/tetapan laju reaksi) yang diperoleh untuk percoobaan ini adalah

sebesar 0,0469.

9. Harga orde reaksi dari (S2O32-) adalah 1 (satu).

LAMPIRAN

Jawaban pertanyaan:1. Bagaimana menentukan orde reaksi secara keseluruhan?

Jawab:

Orde reaksi dari beberapa system dapat digunakan untuk mencari orde rata-rata

reaksi yang menjadi orde reaksi secara keseluruhan.

Orde reaksi rata-rata = m1.2+m3.4+m5.6

3

= 1,18+1,05+1,30

3

= 1,18≈ 1

Maka, orde reaksi secara keseluruhan untuk [S2O32-] adalah 1

Disamping itu, orde reaksi dapat ditentukan dengan mencari nilai dari ln [S2O32-]

dan perubahan waktu kemudian menggambarkannya dalam sebuah grafik.

15

Page 16: Laporan Praktikum Ketergantungan Laju Reaksi Pada Konsentrasi Reaktan

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia.2001.Elektro Kimia dan Kinetika Kimia. PT. Citra Aditya Bakti:Bandung

Bird, Tony.1993. Kimia Fisika untuk Universitas.Gramedia:Jakarta

Dogra, S.K dan S. Dogra.1990.Kimia Fisika dan Soal-Soal.Cetakan Pertama.Universitas

Indonesia Press:Jakarta

Karlohadiprodjo, Irma.1990. Kimia Fisik Jilid 1. Edisi Keempat.Penerbit Erlangga:Jakarta

Tim Laboratorium Kimia Fisika.2012.Penuntun Praktikum Kimia Fisika III.Jurusan Kimia

F.MIPA Universitas Udayana:Bukit Jimbaran.

16

Page 17: Laporan Praktikum Ketergantungan Laju Reaksi Pada Konsentrasi Reaktan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

KETERGANTUNGAN LAJU REAKSI PADA KONSENTRASI REAKTAN

17

Page 18: Laporan Praktikum Ketergantungan Laju Reaksi Pada Konsentrasi Reaktan

Oleh :

Nama : Ni Made Susita Pratiwi

Nim : 1008105005

Kelompok : II

Tanggal Praktikum : 7 November 2012

LABORATORIUM KIMIA FISIK

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2012

1. Gambar kurva laju Rx sebagai fungsi konsentrasi S2O32-

18

0.2 0.15 0.1 0.05 0.0250

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

0.03

0.035

0.04

0.045

Perbandingan konsentrasi dengan laju reaksi

Konsentrasi (C)

Laju

reak

si

Page 19: Laporan Praktikum Ketergantungan Laju Reaksi Pada Konsentrasi Reaktan

2. Gambar kurva penentuan orde reaksi

19

18.5 26 48 54 136 640.5

-4

-3.5

-3

-2.5

-2

-1.5

-1

-0.5

0Penentuan Orde Reaksi

waktu

ln 1

/wak

tu