laporan kunjungan lapangan a 15
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Laporan Kunjungan Lapangan a 15
1/12
BAB 1
PAUD
Pendidikan anak usia dini memiliki fungsi utama mengembangkan semua aspek
perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus),
sosial dan emosional.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara
perkembangan yang dialami anak pada usia dini dengan keberhasilan mereka dalam kehidupan
selanjutnya. Misalnya, anak-anak yang hidup dalam lingkungan (baik di rumah maupun di KB
atau TK) yang kaya interaksi dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar akan terbiasa
mendengarkan dan mengucapkan kata-kata dengan benar, sehingga ketika mereka masuk
sekolah, mereka sudah mempunyai modal untuk membaca.
Sehubungan dengan fungsi-fungsi yang telah dipaparkan tersebut, maka tujuan pendidikan anak
usia dini dapat dirumuskan sebagai berikut :1.
Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak usia dini tumbuh dan
berkembang sesuai dengan usia dan potensinya.
2. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika terjadi penyimpangan,
dapat dilakukan intervensi dini.
3. Menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan mengasyikkan bagi anak usia dini, yang
memungkinkan mereka mengembangkan potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk
mengikuti pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD).
VISI
Terwujudnya anak usia dini yang cerdas, sehat, ceria dan berakhlak mulia serta memiliki
kesiapan baik fisik maupun mental dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
MISI
1. Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses layanan PAUD melalui pnyelenggaraan
PAUD yang mudah dan murah, tetapi bermutu.
2. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan partisipasi aktif masyarakat dalam memberikan
layanan PAUD.
3. Memberikan layanan yang prima (efektif, efisien, akuntabel, transparan) kepada masyarakat
di bidang PAUD.
TIGA PILAR KEBIJAKAN PAUD
1.
Perluasan dan pemerataan akses layanan PAUD kepada semua anak antara lain melalui :
a. Pemberdayaan semua potensi yg ada di masyarakat.
b. Keberpihakan kpd anak-anak yg kurang beruntung.
2.
Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing antara lain dengan cara :
a. Mengupayakan PAUD yg murah dan mudah, tetapi bermutu.
-
8/10/2019 Laporan Kunjungan Lapangan a 15
2/12
3. Penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan pendidikan (PAUD) antara lain dengan
cara meningkatkan :
a. Keterbukaan, kemudahan dan fleksibilitas di bidang layanan PAUD kepada masyarakat.
SASARAN PAUD
1.Sasaran Utama :
a. Anak lahir s/d usia 6 tahun (utamanya yang belum mendapat layanan PAUD Jalur Pendidikan
Formal),prioritas 2-4 th. Th 2009 ditargetkan 35% anak 2-4 th terlayani di PAUD Nonformal,
dan 53,90 % Anak usia 0-6 tahun terlayani di PAUD Formal dan Nonformal.
2.Sasaran antara :
a. Orang tua/keluarga, calon orangtua.
b. Pendidik dan Pengelola PAUD.
c.
Semua Lembaga Layanan Anak Usia Dini.d. Para tokoh masyarakat dan stakeholders PAUD.
3.Jalur Formal :
a. Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain sederajat.
4.Jalur Nonformal :
a. Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain sederajat.
5.Jalur Informal :
a. Pendidikan Keluarga atau Pendidikan yang Diselenggarakan oleh Lingkungan.
Catatan :Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
[(UU No. 20 Th 2003, Pasal 28, ayat (1)] .
PAUD TUNAS DAHLIA
Paud Tunas Dahlia berdiri pada tahun 2009 yg diinisiasi oleh para penggerak PKK dan sampai
sekarang tetap digerakkan oleh anggota PKK kecamatan Duren Sawit tepatnya di bawah naungan
Rukun Warga kelurahan Malakasari. Beralamat di jalan taman malaka selatan blok B3 Kelurahan
Malakasari Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13460, dengan jumlah murid sebanyak 41 orang
dan tenaga pengajar sebanyak 10 orang yang merupakan anggota PKK. Paud Tunas Dahlia tetap
mengacu pada kurikulum pendidikan anak usia dini yang telah ditetapkan oleh kementerian
pendidikan dan kebudayaan.
Masalah yang ada di paud, deskripsikan hasil wawancara
dan observasi dan mengapa memilih masalah ini sehingga
memilih Laurence green
-
8/10/2019 Laporan Kunjungan Lapangan a 15
3/12
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Gigi
2.1.1. Pengertian Gigi
Gigi merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari gigi pada rahang atas dan rahang
bawah. (Rasinta Taringan, 1995). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990),
gigi merupakan tulang keras dan kecil-kecil berwarna putih yang tumbuh tersusun berakar di
dalam gusi dan gunanya untuk mengunyah dan menggigit.
2.1.2. Fungsi Gigi
Menurut Pratnya Paramita (2000), fungis gigi adalah sebagai berikut :
1. Membantu fungsi bicara
Bahasa yang diucapkan seseorang akan terdengar dengan jelas, karena banyak huruf alfabet yangtidak dapat disuarakan dengan baik tanpa bantuan gigi.
2. Membentuk wajah
Gigi yang besih dan sehat akan membentuk wajah, sehingga berpenampilan baik.
3. Membantu proses penyaringan makanan yang masuk ke dalam rongga pencernaan
4. Alat untuk mengunyah.
2.1.3. Bangunan Gigi
Semua gigi mempunyai struktur atau bangunan yang sama. Beberapa bangunan gigi antara lain :
1. Korona (mahkota) adalah gigi yang menonjol di atas gusi
2. Akar gigi radiks adalah bagian gigi yang terbenam di dalam tulang rahang
3. Leher gigi adalah bagian gigi yang berada di antara mahkota dan akar gigi.
4. Email (ename) merupakan bahan yang paling keras yang melapisi korona detis. Bagian ini
mengandung kalsium, fosfat dan florida. Lapisan ename melindungi permukaan gigi yang
digunakan untuk menggigit dan mengunyah.
5. Dentil dan semen. Bangun lapisan ini serupa, keduanya menyerupai tulang padat yang tidak
mengandung pembuluh darah. Lapisan dentil lebih keras daripada lapiran semen.
6. Pulpa merupakan inti gigi yang mengandung pembuluh darah dan saraf (Marry E. Beck,
1995).
2.1.4. Macam Gigi
2.1.4.1. Berdasarkan Pertumbuhannya
Menurut Pratnya Paramita (2000) berdasarkan pertumbuhannya gigi manusia terdiri dari gigi
susu (sulung), gigi tetap dan gigi bungsu.
1. Gigi Susu
-
8/10/2019 Laporan Kunjungan Lapangan a 15
4/12
Merupakan gigi yang tumbuh pertama kali di dalam rongga mulut dan suatu saat akan tanggal.
Gigi susu berjumlah 20 buah terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring dan 8 gigi geraham. Mulai
tumbuh usia 6 bulan dan tumbuh sempurna usia 2 tahun. (Rasinta Tarigan, 1995)
Pertumbuhan dan perkembangan gigi menurut Pratnya Paramita (2000)
a. Untuk melunakkan makanan waktu pengunyahan
b. Menyediakan tempat untuk tetap yang akan tumbuh menggantikannya.
c. Untuk menghasilkan suara yang jelas (Rasinta Tarigan, 1995).
2. Gigi Tetap
Merupakan gigi yang tumbuh menggantikan gigi susu dan apabila tanggal tidak diganti oleh gigi
yang lain (Pratnya Paramita, 2000). Gigi tetap berjumlah 32 buah terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi
taring, 8 gigi geraham 1 dan 12 gigi geraham 2 yang mulai pertumbuhannya pada 6 7 tahun
(Rasinta Tarigan, Adam, 1995).
3. Gigi bungsu
Merupakan gigi yang tumbuh terakhir kali, yaitu gigi geraham ketiga. Biasanya gigi geraham ini
tumbuh pada usia 15 tahun ke atas. Tumbuhnya gigi geraham tergantung pada faktor usia dan
proses perkembangan gigi anak yang bersangkutan (Pratnya Paramita, 2000).
2.1.4.2. Berdasarkan Pertumbuhannya
Menurut Pratnya Paramita (2000) pembagian gigi berdasarkan bentuknya terdiri dari gigi seri,
taring 1, taring 2 dan gigi geraham. Masing-masing bentuk gigi mempunyai fungsi yang
berbeda-beda.
1. Gigi seri berfungsi untuk menggigit makananyang terletak di bagian depan menghadap mulut.
Berjumlah 8 buah, yaitu 4 buah di rahang atas dan 4 buah di rahang bawah.
2. Gigi taring untuk merobek makanan. Jumlah 4 buah yaitu, 2 buah terletak di rahang atas dan 2
buah terletak di rahang bawah.
3. Gigi taring 2 berfungsi untuk merobek makanan. Jumlahnya 8 buah, yaitu 4 buah di rahang
atas dan 4 buah di rahang bawah.
4. Gigi geraham berfungsi untuk mengunyah makanan yang terletak di belakang mulut.
2.1.5. Struktur Gigi Manusia
Menurut Pratnya Paramita (2000) struktur gigi manusia dibagi menjadi dua bagian :
1. Struktur jaringan keras
Bagian ini terletak di bagian mulut yang dikenal dengan mahkota gigi. Pada mahkota terdapat
jaringan yang menonjol yang disebut puncak gigi. Mahkota gigi dan puncak gigi dilapisi oleh
-
8/10/2019 Laporan Kunjungan Lapangan a 15
5/12
suatu lapisan yang disebut email gigi. Di bawah email gigi lapisan berwarna putih yang disebut
dentil gigi.
2. Struktur jaringan lunak
Jaringan lunak yang menyokong tulang gigi dikenal dengan gusi. Bagian gigi yang melekat pada
tulang gusi disebut akar gigi. Di bagian dalam gigi terdapat rongga yang disebut pulpa gigi dan
di dalam pulpa gigi terdapat serabut saraf dan pembuluh darah.
2.1.6. Perkembangan Gigi
Gigi tetap memerlukan waktu yang cukup lama berkembang sempurna. Tahap-tahap
perkembangan gigi dewasa menurut Marry E. Beck (1995) :
a. 32 minggu2 tahun
Pada saat bayi dilahirkan, tulang rahang telah terisi oleh gigi yang dalam proses perkembangan.
Kerangka organik untuk lapisan enamel serta dentil diendapkan dan pengapuran (kalsifikasi) gigi
mulai terjadi.b. 3 tahun
Korona dentil masih di dalam tulang rahang. Ukurannya sudah mencapai ukuran korona orang
dewasa, tetapi belum mengalami klasifiksi sempurna.
c. 911 tahun
Perkembangan akar gigi sudah lengkap.
2.1.7. Masalah kesehatan gigi yang sering muncul
A. Caries Gigi
Caries gigi (gigi berlubang) merupakan kerusakan enamel, dentil dan semen yang berlangsung
secara progresif. Insiden pembentukan caries gigi yang paling tinggi terdapat pada usia kanak-
kanak. Setelah usia 25 tahun jarak terbentuk caries yang baru sekalipun lubang-lubang lama akan
melebar. (Marry E. Beck, 1995). Terdapat beberapa stadium caries menurut Syamsul Adam,
1995 :
I. Email menjadi menipis
II. Email menjadi keropos, lubang yang dalam, di mana bakteri bisa berkembang
III. Kadang-kadang dari luar kelihatan bagus, tapi sudah merasa sakit, ini suatu tanda
pengrusakan sudah sampai di urat saraf gigi (pulpis)
IV. Urat saraf mati, menjadi busuk yang disebut gangren. Baunya sangat busuk, terjadi
pembengkakan yang sakit.
Tanda dan gejala caries berdasarkan stadium pembentukan dapat digolongkan menjadi dua
golongan. Dalam stadium I/II gigi belum menunjukkan gejala sakit, terasa sakit sewaktu minum
es, minum yang panas, atau masuknya sisa makanan ke dalam lubang gigi tersebut.
-
8/10/2019 Laporan Kunjungan Lapangan a 15
6/12
Sedangkan untuk stadium II/IV trerdapat gejala gigi terasa sakit sekali, pipi bengkak, panas,
keadaan umum lemah (terjadi pepsi/keracunan darah), nanah menjadi jalan keluar, dapat melalui
gigi menembus tulang rahang dan gusi (Rasina Taringan dan Syamsul Adam, 1995).
Walaupun caries gigi merupakan penyakit yang 98% menyerang manusia, tetapi timbul caries
dapat dicegah antara lain dengan pemberian fluorisasi untuk menguatkan gigi, sikat gigi yang
efisien untuk melepaskan dental plaugue/plag gigi, perubahan diet (mengurangi jumlah maupun
frekuensi gula pasir) dan perawatan gigi yang terakhir. (Marry E. Beck, 1995)
B. Gingivitis
Suatu inflamasi pada jaringan gusi, merupakan penyakit penyangga gigi yang paling ringan.
Faktor-faktor penyebab :
a. faktor lokal adalah plag, impaksi makanan, karies dan tambalan yang berlebihan.
b. Faktor Sistemik adalah penurunan daya tahan tubuh seseorang (Mansjoer, Arief, dkk, 2001)
2.2. Konsep Kesehatan Gigi
2.2.1. Pengertian
Kesehatan adalah keadaan (hal) sehat atau keadaan (badan) (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1991).
Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Adanya gerakan yahg bertujuan menggeser
paradigma sakit ke paradigma sehat yang intinya merupakan pergeseran midset
membudayakan healt setting. Paradigma sakit menekankan penyembuhan bersifat pasif
haruslahbergerak ke paradigma sehat dengan upaya pencegahan proaktif danpemeliharaan
(Http://www.SuaraMerdeka.com/Harian/0203/09/rqgam4.htm)
Kesehatan gigi adalah kesehatan gigi dan mulut yang bersifat peningkatan pencegahan umum
(Mass Prerevention); pneyuluhan gigi dan mulut, pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut
perlindungan (tooth burshing compaign, kumur-kumur flour, flouridasi air minum). (Depkes RI.
1990/1991. Pedoman Kerja Puskesmas, Jilid IV. Jakarta)
2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Gigi
Dalam hal ini banyak sekali yang mempengaruhi kesehatan gigi, antara lain :
a. Gizi makanan, perlu kita ketahui bahwa benih gigi seudah terbentuk waktu janin (embrio)
berusia bulan dalam kandungan. Makananmakanan ini sudah tercakup dalam empat sehat lima
sempurna.
Dalam hal ini makanan mempunyai 3 pengaruh:
1. Pengaruh selama pembentukan gigi
Zat kapur merupakan bahan utama dalam pembentukan enamel, di samping vitamin C, D dan
lain-lain.
2. Bila gigi sudah tumbuh
http://www.suaramerdeka.com/Harian/0203/09/rqgamhttp://www.suaramerdeka.com/Harian/0203/09/rqgamhttp://www.suaramerdeka.com/Harian/0203/09/rqgamhttp://www.suaramerdeka.com/Harian/0203/09/rqgam -
8/10/2019 Laporan Kunjungan Lapangan a 15
7/12
Makanan yang empuk dan lunak tidak memerlukan pengunyahan yang sulit. Sering tidaknya ktia
makan juga mempengaruhi. Pengaruh asam dari zat hidrat arang dalam mulut terjadi selama 40
menit pertama sesudah makan. Kalau kita makan 3 kali sehari maka pengaruh asam hanya terjadi
selama 3 x 30 menit = 1 jam/hari.
b. Jenis makanan, makanan yang mudah lengket dan menempel digigit seperti permen dan
coklat, makanan ini sangat disukai oleh anakanak.
Hal ini yang mengakibatkan gangguan. Makanan tadi mudah tertinggal dan melekat pada gigi
dan bila terlalu sering dan lama akan berakibat tidak baik. Makanan yang manis dan lengket
tersebut akan bereaksi di mulut dan asam yang merusak email gigi.
c. Kebersihan gigi, biasakanlah anak-anak agar selalu menyikat giginya atau berkumur-kumur
setiap selesai makan atau sebelum tidur.
d. Kepekatan air ludah, pada orang-orang yang mempunyai air ludah yang sangat pekat dan
sedikit akan lebih mudah giginya menjadi berlubang dibandingkan dengan air ludah yang encerdan banyak,
sebab pada anak yang beair ludah pekat dan sedikit maka sisa makanan akan mudah menempel
pada permukaan gigi. (Moestopo, 1982)
2.2.3. Perawatan Gigi
Pemeriksaan dan perawatan gigi, idealnya dilaksanakan pada saat mulai tumbuhnya gigi pertama
atau pada usia 2 tahun (Nelson, 1995). Menurut Syamsul Adam (1995), pemeliharaan dan
perawatan gigi pada umumnya ditujukan untuk mencegah timbulnya kerusakan gigi, antara lain :
1. Tidak memakan makanan yang banyak mengandung rasa manis
2. Menggunakan gigi tidak pada makanan yang keras
3. Menghindari atau mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
4. Menyikat gigi segera setelah makan. Terutama tergantung pada teknik menyikat gigi dan
bukan pada macamnya sikat gigi yang dipakai. Menyikat gigi yang baik adalah dari gusi ke
puncak gigi, membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan yang terdapat di sela-selagigi. Macam
sikat gigi tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembek.Paling sedikit menggosok gigi dan
berkumur-kumur dua kali sehari, sesudah makan dan sebelum tidur.
5. Pemeliharaan gigi secara teratur
Pemeriksaan gigi dan bila gigi sakit, segera ke dokter untuk mendapatkan pengobatan. Secara
teratur sebaliknya 6 bulan sekali. Maksud dari pemeliharaan gigi yaitu mencegah penyakit-
penyakit mulut dan gigi serta mempertinggi daya tahan tubuh.
Menurut Donald (1974) ada hubungan erat antara derjat kebersihan gigi dan keadaan jaringan
giginya. Bunting (1952) mengatakan bahwa kebersihan gigi dan mulut memang peranan penting
dalam pengendalian penyakit gigi. Menyikat gigi adalah suatu cara yang umum diajurkan untuk
membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi. Menyikat gigi adalah salah satu
-
8/10/2019 Laporan Kunjungan Lapangan a 15
8/12
peosedur terhadap terjadinya penyakit gigi, karena dengan menyikat akan bisa menghilangkan
plag yang merupakan salah satu faktor penyakit gigi (Craig dan Dann, 1971)
a. Usaha-usaha untuk mendapatkan gigi yang bersih
1. Menggosok gigi dengan telitipakailah zat pewarna plag untuk dapat melihat bagian-bagian
gigi yang belum bersih.
2. Menggosok gigi dengan teratursetiap hari kita perlu menggosok gigi, juga pada malam hari
sebelum tidur.
3. Menggosok gigi dengan tekun pada mulanya memang sulit menggosok gigi sampai benar-
benar bersih, tetapi kalau tekun berlatih, maka hasilnya akan sangat memuaskan.
b. Cara dan saat menggosok gigi
Petunjuk pertama:
Biasakan menggosok gigi di depan cermin. Dan jangan lupa memakai zat pewarna plag.
Petunjuk kedua:Untuk menggosok gigi, lazimnya digunakan sebuah sikat gigi. Tetapi ini tergantung pada setiap
keluarga. Bila akan sikat gigi maka pilihlah:
1. Sikat gigi dengan tangkai yang lurus dan mudah dipegang
2. Kepala sikat harus yang kecil
Sebagai patokan, panjang kepala sikat gigi harus dengan jumlah empat gigi keempat gigi depan
rahang bawah (lebar keempat gigi seri bawah). Kalau kepala sikat gigi terlalu panjang maka bulu
sikat gigi bagian tangkai boleh dipotong atau dicabut.
3. Bulu sikat gigi harus sama panjangnya, sehingga membentuk permukaan yang datar. Yang
baik adalah sikat gigi dengan bulu sikat yang berderat dua, dan bulu sikat terbuat dari nilon yang
tidak begitu kaku. Sebagai pengganti dari sikat gigi dapat kita pakai kulit dari buah pinang atau
kelapa. Potonglah dari kulit ini sebagian 1 cm, dan panjang secukupnya saja agar mudah
dipegang. Buah kulit luarnya keras dan tumbuklah sedikit ujungnya agar sabutnya terurai.
Tapal Gigi
Tapal gigi membantu membersihkan gigi dan memberi rasa yang segar sesudah menyikat.
Kebiasaan menyikat dengan arang atau batu apung yang dihaluskan, abu atau pasir yang
dihaluskan, tidak baik karena lambat laun lapisan enamel terkikis oleh bahan ini, sehingga gigi
cepat rusak.
Petunjuk ketiga:
Cara menggosok gigi
Cara menggosok gigi yang dianjurkan dengan cara gerakan gerakan yang pendek, yakni
menggosok gigi berulang-ulang pada satu tempat dahulu, sebelum pindah ke tempat lain.
Untuk jelasnya, perhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Cara meletakkan sikat gigi. Tangkai sikat gigi dilektakkan pada dataran pengunyah.
Perhatikan, ujung-ujung sikat terletak pada perbatasan gigi dengan gusi.
-
8/10/2019 Laporan Kunjungan Lapangan a 15
9/12
2. Sikat gigi kemudian dimiringkan sedikit.
a. Menggosok permukaan gigi yang menghadap ke pipi/bibir
- Sikat gigi digerakkan dengna gerakan maju-mundur yang pendek. Artinya sikat gigi diergakkan
di tempat
- Sesudah itu siakt gigi digerakkan ke tempat berikutnya
- Menggosok gigi depan
Gosoklah semua gigi yang menghadap ke pipi/bibir. Pindah sikat gigi secara teatur, dan gosoklah
giri dengan teliti. Sikat gigi jangan ditekan sewaktu menggosok gigi.
b. Menggosok datar pengunyah dari gigi di rahang atas maupun di rahang bawah digosok dengan
gerakan majumundur.
Perhatikan:
Cara menggosok gigi di rahang atas adalah sama dengan cara yang sudah diajurkan untuk
menggosok gigi di rahang bawahPetunjuk keempat:
Bagian-bagian dari gigi yang memerlukan perhatian yang khusus di bawah menggosok gigi
adalah:
1. Bagian gigi yang berdekatan dengan gusi
2. Di rahang bawah bagian pipi yang menghadap ke lidah
3. Pada gigi belakang (geraham) bagian yagnmenghadap ke pipi
Petunjuk kelima:
Agar sikat gigi tidak cepat rusak, maka sesudah dipakai digantung di tempat di mana terkena
angin agar cepat mengering.
Periksa gigi
Pemeriksaan gigi perlu dilakukan secara teratur sebab demikian dapat diketahui kelainan yang
ada di mulut pada tahap permulaan. Pemeriksaan gigi dapat dilakukan oleh perawat gigi yang
mengunjungi tiap sekolah atau anak-anak dapat memeriksakan giginya ke poliklinik gigi yang
terdekat.
Pemeriksaan gigi yang sederhana dapat dilakukan oleh guru adalah :
1. Ada tidaknya gigi berlubang
2. Apakah gigi sehat atau tidak
3. Bersih atau tidak keadaan mulut murid
c. Menggosok permukaan gigi yang menghadap ke lidah
- Perhatikan letak sikat gigi. Gosoklah dahulu yang letak di belakang.
- Sikat gigi kemudian dipindahkan
- Menggosok gigi depan
Gosok semua permukaan gigi yang menghadap ke lidah. Pindahkan sikat gigi dengan teratur,
dan
-
8/10/2019 Laporan Kunjungan Lapangan a 15
10/12
gosoklah gigi dengan teliti. Sikat gigi jangan ditekan sewaktu menggosok gigi.
2.3. Peran Perawat Dalam Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
Untuk mencapai tujuandalam usaha kesehatan gigi maka peran perawat adalah meningkatkan,
mencegah dan membina usaha kesehatan gigi anak. Peran perawat di sini seperti halnya peran
tenaga kesehatan lainnya yang diadakan oleh program puskesmas. Peran-peran lainnya adalah :
a. Pembinaan atau pengembangan
- penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
- pemeriksaan sepintas
- pengobatan sederhana
- rujukan
b. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan
Dalam hal ini ditujukan pada anak sekolah. Pada Pelita IV baru mencapai anak pendidikan dasar.
c. Pelayanan medik dasarPelayanan ini meliputi : pengobatan, pemulihan, pencegahan khusus, dan berbagai kegiatan
dasar.
- Memberikan medik dasar pada penderita yang berobat maupun yang rujuk
- Merujuk kasus-kasus ysng tidak dapat ditanggulangi ke sarana pelayanan yang lebih mampu
- Memberikan penyuluhan
- Hygienik klinik
- Memelihara merawat peralatan/obat-obatan
(Direktorat Kesehatan Gigi Depkes RI 2000. Pedoman Puskesmas, Jakarta)
-
8/10/2019 Laporan Kunjungan Lapangan a 15
11/12
Kerangka Teori
Teori Lawrence Green
1. Predisposing Factors
a. Pola makan anak yang bergizi agar tidak merusak gigi anak
b. Faktor pengetahuan orang tua terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi anak sejak dini
c.
Orang tua mengajarkan dan mencontohkan cara menggosok gigi yang baik dan benar
d. Orang tua membiasakan anak sikat gigi teratur dan berkumur setelah makan makanan manis
e. Pengetahuan tentang jenis sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai untuk anak
f.
Mengganti sikat gigi anak setiap 2 bulan
g. Orang tua membawa anak kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan
2. Enabling Factors
a.
Orang tua menyediakan sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai untuk anak
b.
Tersedianya unit kesehatan gigi sekolahc.
Kerjasama pihak sekolah dengan pihak puskesmas dalam usaha pemeliharan kesehatan gigi
anak
d. Program sekolah untuk perawatan gigi anak setiap 6 bulan
e.
Adanya materi pembelajaran tentang kesehatan gigi dan mulut di sekolah
f. Pemeriksaan sederhana kesehatan gigi oleh guru
3. Reinforcing Factors
a.
Adanya petugas kesehatan gigi dari puskesmas yang secara rutin memeriksa gigi anak
b. Pengawasan orang tua terhadap proses menjaga kesehatan gigi anak
c. Pemberian pelatihan dasar kebersihan gigi anak kepada guru
-
8/10/2019 Laporan Kunjungan Lapangan a 15
12/12
Kerangka Konsep
1. Predisposing Factors
a.
Pola makan anak yang kurang bergizi dan cenderung mangkonsumsi makanan yang manis
b. Tingkat pengetahuan orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut masih rendah
c. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang jenis sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai untuk
anak
d. Orang tua tidak mebiasakan anak sikat gigi secara teratur
e. Orang tua tidak mengganti sikat gigi secara rutin
f.
Kurangnya pengetahuan orang tua tentang jadwal kontrol rutin gigi anak
2. Enabling Factors
a. Orang tua tidak mengunakan sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai untuk anak
b.
Tidak adanya fasilitas kesehatan gigi di sekolah
c.
Tidak adanya kontrol rutin dari petugas kesehatan tentang masalah kesehatan gigi anakd.
Tidak adanya dokter gigi di puskesmas terderkat
3. Reinforcing Factors
a. Kurang nya pengawasan orang tua tentang kebiasaan dan cara menggosok gigi anak
b.
Peraturan yang kurang tegas terhadap jenis makanan yang dikonsumsi anak di rumah dan
sekolah