laporan kinerja tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../lakip_binus_2018.pdf · 2019. 9. 4. ·...

45
Laporan Kinerja Tahun 2018 Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan

Upload: others

Post on 19-Mar-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

Laporan Kinerja Tahun 2018

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri

Kementerian Perdagangan

Page 2: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

i

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja (LAPKIN) Tahun 2018 ini disusun dalam rangka memenuhi

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (AKIP). Hal tersebut merupakan wujud pertanggungjawaban atas

pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan kepada Direktorat Bina

Usaha dan Pelaku Distribusi dalam kurun waktu tahun 2018. Selain itu, laporan ini

disusun sebagai sarana pengendalian dan penilaian kinerja dalam rangka

mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih (good governance

and clean government) serta sebagai umpan balik dalam perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan pada tahun berikutnya.

LAPKIN Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018 disusun

dengan mengacu pada Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana diatur dalam Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi di Lingkungan

Kementerian Perdagangan. Laporan ini memuat pencapaian kinerja pelaksanaan

program/kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Direktorat Bina Usaha dan Pelaku

Distribusi serta Rencana Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Tahun

2015-2019. LAPKIN Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi ini sebagai sumber

informasi/bahan untuk memperbaiki serta meningkatkan kinerja secara

berkelanjutan dan pada dasarnya berisikan informasi mengenai rencana kerja dan

capaian kinerja untuk tahun 2018. Tingkat pencapaian sasaran dan tujuan serta

hasil yang diperoleh pada tahun 2018 berorientasi pada pencapaian sasaran visi dan

misi. Keberhasilan pada tahun 2018 akan menjadi tolak ukur untuk peningkatan

kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi di Tahun 2019.

LAPKIN sebagai media pertanggungjawaban kinerja suatu unit, maka

informasi kinerja yang diungkapkan tidak terbatas pada sasaran yang capaian

kinerjannya memenuhi target yang ditetapkan, tetapi juga meliputi informasi

kinerja dari sasaran yang belum memenuhi target yang telah ditetapkan berikut

penjelasannya.

Page 3: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

ii

Akhir kata, semoga LAPKIN Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi ini

dapat memberikan informasi mengenai seberapa jauh capaian kinerja Direktorat

Bina Usaha dan Pelaku Distribusi dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya

pada tahun 2018 serta bermanfaat bagi peningkatan kinerja Direktorat Bina Usaha

dan Pelaku Distribusi di masa mendatang.

Jakarta,31 Maret 2019

Direktur Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

I Gusti Ketut Astawa

Page 4: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

iii

Ringkasan Eksekutif

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAPKIN) Direktorat Bina Usaha dan Pelaku

Distribusi Tahun 2018 merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari

pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian Perdagangangn Tahun 2015-2019 dan

Rencana Kinerja Tahunan 2018 yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja

Tahun 2018. Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku

Distribusi Tahun 2018 ini pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk

memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas terhadap kinerja yang telah

dilakukan selama tahun 2018. Dalam upaya merealisasikan good governance,

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi telah melaksanakan berbagai kegiatan

dan program, dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran, untuk mewujudkan visi

dan misi yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal

Perdagangan Dalam Negeri Tahun 2015-2019. Hak tersebut menjadi bahan dalam

rangka penyusunan dan penetapan Kontrak Kinerja dan Rencana Kinerja, yang

nantinya hal tersebut dijadikan acuan dalam pelaksanaan program/kegiatan pada

tahun anggaran 2018. Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Direktorat Bina Usaha

dan Pelaku Distribusi berkewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun

2018 yang memuat capaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan di

lingkungan Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun Anggaran 2018.

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya, Direktorat Bina Usaha dan

Pelaku Distribusi telah merumuskan beberapa indikator kinerja yang hendak

dicapai. Indikator Kinerja tersebut disesuaikan dengan Rencana Strategis

Kementerian Perdagangan tahun 2015-2019. Adapun beberapa indikator kinerja

yang hendak dicapai dalam RENSTRA tersebut meliputi:

1. Terintegrasinya Layanan Perijinan Perdagangan Dalam Negeri di Daerah dengan

Sistem Informasi Kemendag;

2. Jumlah Pelaku Usaha Jasa yang Bersertifikat;

3. Jumlah Pembinaan/Bimbingan Teknis di Bidang Kelembagaan dan Pelaku Usaha;

4. Jumlah Penyusunan Rekomendasi Peraturan terkait Kebijakan Usaha

Perdagangan;

Page 5: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

iv

5. Jumlah Daerah yang Kebijakan Terkait Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

Disinkronisasi dengan Pemerintah Pusat;

6. Jumlah Prosedur Perizinan Terkait Bina Usaha Perdagangan yang

Disederhanakan dan Waktu Perizinan Usaha Perdagangan.

Untuk mengetahui pencapaian beberapa indikator sasaran tersebut, maka

dilakukan penilaian dan evaluasi capaian kinerja terhadap kinerja Direktorat Bina

Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018. Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan

Pelaku Distribusi Tahun 2018 ini menyajikan berbagai keberhasilan maupun

kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan selama tahun 2018.

Dari target kinerja secara umum persentase capaian Indikator Kinerja (IK)

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi melebihi target yang menunjukkan

indikasi capaian kinerja tersebut sangat baik. Capaian kinerja Direktorat Bina

Usaha dan Pelaku Distribusi sebagai berikut:

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi

2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017 2018

1 Terintegrasinya layanan perijinan perdagangan dalam negeri di daerah dengan sistem informasi Kemendag

Persen 40 40 40 80 45 65 44 100

2 Jumlah Pelaku Usaha yang Memperoleh Ijin/Tanda Daftar

Pelaku Usaha

- - - 2000 - - - 5.515

3 Jumlah Pembinaan/Bimbingan Teknis di Bidang Pelaku Usaha Distribusi

Pelaku 20 20 20 600 20 25 34 1.315

4 Persentase Barang Produksi Dalam Negeri yang diperdagangkan di Toko Swalayan

Persen 60 65 70 75 - 69 70 84

5 Jumlah Penyusunan Rekomendasi Peraturan terkait Kebijakan Usaha Perdagangan

Rekomendasi

4 4 4 4 7 9 7 7

Sumber: Perjanjian Kinerja Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

Dari Indikator Kinerja tersebut, Direktorat Bina Usaha Perdagangan telah

menentukan Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2018, yaitu:

1. Terintegrasinya layanan perijinan Perdagangan Dalam Negeri di daerah dengan

Sistem Informasi Kemendag

Page 6: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

v

2. Jumlah Penyusunan Rekomendasi Peraturan Terkait Kebijakan Usaha Perdagangan

3. Jumlah Pelaku Usaha yang Memperoleh Ijin/Tanda Daftar

4. Jumlah Pelaku Usaha dan Aparatur yang Mendapat Pembinaan/Bimbingan Teknis

di Bidang Pelaku Usaha

5. Persentase Barang Produksi Dalam Negeri yang Diperdagangkan di Toko Swalayan

Terintegrasinya layanan perijinan Perdagangan Dalam Negeri di daerah

dengan Sistem Informasi Kemendag pada capaian indikator 1 dapat terealisasi

seluruhnya sejak Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2018

tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, dimana peran

Kementerian Perdagangan berubah dari penerbit menjadi pengawas. Semenjak

diundangkan pada Juni 2018, penerbitan perizinan sektor perdagangan di Indonesia

kini dilaksanakan oleh Lembaga OSS (Online Single Submission). Sistem Informasi

Perusahaan Online (SIPO) Kemendag sejak tahun 2018 sudah terintegrasi dengan

sistem OSS. Dengan adanya reformasi perizinan tersebut, maka upaya implementasi

SIPO di seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia dapat terealisasi sepenuhnya.

Pada indikator 3, keberhasilan pencapaian target jumlah pelaku usaha yang

memperoleh ijin/tanda daftar sebesar 5.515 pelaku usaha. Hal ini diukur dari

banyaknya perijinan yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Usaha dan Pelaku

Distribusi yang telah menggunakan Sistem Informasi Perizinan Terpadu (SIPT) dan

Tanda Tangan Elektronik (Digital Signature).

Pada indikator 2, keberhasilan pencapaian target indikator tersebut tinggi,

yaitu dari target semula yang hanya berupa 4 (empat) rekomendasi/draft

rancangan peraturan, Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi berhasil

membuat 7 (tujuh) rekomendasi/draft rancangan. Hal tersebut dikarenakan

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi ingin mendorong peningkatan iklim

usaha yang sehat melalui rekomendasi peraturan yang mendukung peningkatan

kinerja perdagangan dalam negeri.

Pada indikator 4, keberhasilan pencapaian target indikator ini terdapat

peningkatan pada Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi dimana dalam

meningkatkan kinerja sektor perdagangan dalam negeri melalui kegiatan

pembinaan dan bimbingan teknis di bidang pelaku usaha distribusi untuk

mendorong masyarakat terutama dunia usaha untuk menaati ketentuan-ketentuan

yang berlaku sehingga tercipta tertib berusaha dan iklim usaha yang sehat untuk

melindungi masyarakat dari kegiatan perdagangan yang tidak baik.

Page 7: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

vi

Untuk indikator 5, keberhasilan Persentase Barang Produksi Dalam Negeri

yang diperdagangkan di Toko Swalayan. Berdasarkan hasil sampel pada toko

modern/tradisional yang dilaksanakan selama tahun 2018 didapatkan data bahwa

rata-rata toko swalayan yang telah disurvey telah memperdagangkan barang

produksi dalam negeri sebesar 84%.

Dalam rangka mencapai Indeks Kinerja (IK) pada tabel diatas, pada tahun

2018 Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi mendapat alokasi anggaran dalam

DIPA APBN (DIPA awal) sebesar Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah),

kemudian terjadi penghematan belanja barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun

2017 sebesar Rp. 1.764.618.000,- (satu milyar tujuh ratus enam puluh empat juta

enam ratus delapan belas ribu rupiah). Dari total tersebut dana yang dapat

dicairkan sebesar Rp. 18.235.382.000,- dan terserap sebesar Rp. 16.783.725.257,-

(enam belas milyar tujuh ratus delapan puluh tiga juta tujuh ratus dua puluh lima

ribu dua ratus lima puluh tujuh rupiah) atau sebesar 92,03% dari pagu anggaran

yang tersedia dengan sisa anggaran Rp. 1.451.656.743,- atau 7,97%.

Page 8: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

vii

Daftar Isi

Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………. i

Ringkasan Eksekutif ………………………………………………………………………………….. iii

Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………… vii

BAB I PENDAHULUAN 1

Latar Belakang ………………………………………………………………………….. 1

Peran Strategis dan Struktur Organisasi ……………………………………. 2

Analisis Perkembangan Isu Strategis …………………………………………. 9

BAB II PERENCANAAN DAN KONTRAK KINERJA 12

Rencana Strategis ………………………………………………………………........ 12

Visi ……………………………………………………………………………………………. 12

Misi ………………………………………………………………………………………….. 13

Tujuan ………………………………………………………………………………………. 13

Sasaran …………………………………………………………………………………….. 14

Kebijakan dan Program……………………………………………………………… 16

Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Bina Usaha

Dan Pelaku Distribusi ……………………………………………………………….. 17

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 21

Capaian Kinerja Organisasi ……………………………………………………….. 21

Analisis dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja

Kegiatan Direktorat Bina Usaha Perdagangan ………………………….. 25

Indikator Kinerja 1 …………………………………………………………………….. 25

Indikator Kinerja 2 …………………………………………………………………….. 28

Indikator Kinerja 3 …………………………………………………………………….. 29

Indikator Kinerja 4 …………………………………………………………………….. 30

Indikator Kinerja 5 …………………………………………………………………….. 35

Indikator Kinerja 6 …………………………………………………………………….. 36

Akuntabilitas Keuangan Direktorat Bina Usaha

Perdagangan …………………………………………………………………………….. 38

BAB IV PENUTUP 42

Page 9: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Laporan Kinerja merupakan suatu bentuk ikhtisar yang menjelaskan secara

ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana

kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN). Selain itu, Laporan Kinerja ini bertujuan untuk mendorong instansi

pemerintah melaksanakan Good Governance, karena Laporan Kinerja merupakan

dasar untuk mengukur kinerja instansi pemerintah secara transparan, sistematik dan

dapat dipertanggungjawabkan, memberikan masukan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan (stakeholders) dengan instansi pemerintah, dan meningkatkan

kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Laporan Kinerja juga menjadi

kebutuhan bagi instansi pemerintah dalam melakukan pemantauan kesesuaian

orientasi pelaksanaan tugas dan fungsi dengan pencapaian visi-misi pemerintah,

serta tujuan dan sasaran organisasi secara menyeluruh.

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi sebagai instansi pemerintah

dibawah Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan

dan juga sebagai unsur penyelenggara Negara diwajibkan menetapkan target kinerja

dan melakukan pengukuran kinerja yang telah dicapai serta menyampaikan Laporan

Kinerja. Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

tahun 2018 bertujuan untuk mengkomunikasikan capaian kinerja Direktorat Bina

Usaha dan Pelaku Distribusi dalam satu tahun anggaran agar dapat diambil suatu

tindakan perbaikan atau antisipasi apabila ditemukan adanya penyimpangan

terhadap perencanaan kinerja. Pada akhirnya, proses pelaksanaan program dan

kegiatan dapat berjalan baik dan selaras dengan tujuan dan sasaran strategis

Kementerian Perdagangan. Oleh karena itu, substansi penyusunan Laporan Kinerja

didasarkan pada hasil-hasil capaian indikator kinerja pada Direktorat Bina Usaha

dan Pelaku Distribusi.

Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku

Distribusi Tahun 2018 ini merupakan suatu tahapan yang tidak terpisahkan dari

penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yang

merupakan rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang

Page 10: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

2

dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data,

pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah,

dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 dan Peraturan Presiden Nomor

29 Tahun 2014 mewajibkan setiap instansi pemerintah menyusun laporan kinerja

dan laporan keuangan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan

sesuai tugas dan fungsinya, termasuk pengelolaan sumber daya dengan didasarkan

suatu perencanaan strategis. Pertanggungjawaban dimaksud dilaporkan kepada

pemberi mandat, pimpinan masing-masing instansi, lembaga pengawasan dan

penilai akuntabilitas, dan akhirnya disampaikan kepada Presiden. Sebagai tindak

lanjut dari penetapan dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, tanggal 18

Agustus 2015 Kementerian Perdagangan telah menetapkan Pedoman Penyusunan

Dokumen SAKIP di lingkungan Kementerian Perdagangan yang tertuang dalam Surat

Keputusan Menteri Perdagangan “Penyusunan laporan kinerja bertujuan untuk

memantau kesesuaian orientasi pelaksanaan tugas dan fungsi dengan pencapaian

visi-misi pemerintah, serta tujuan dan sasaran Kementerian Perdagangan”, Nomor

794 Tahun 2015 yang merupakan revisi dari Kepmendag Nomor 1011 Tahun 2012.

B. PERAN STRATEGIS DAN STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No: 08/M-DAG/PER/2/2016

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan, Direktorat Bina Usaha

dan Pelaku Distribusi yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan

kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisI, serta evaluasi dan pelaporan di

bidang pembinaan usaha perdagangan dan pelaku distribusi.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Bina Usaha

dan Pelaku Distribusi menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang distribusi langsung, distribusi

tidak langsung, jasa perdagangan, perdagangan melalui sistem

elektronik, dan informasi perusahaan;

2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang distribusi langsung, distribusi

tidak langsung, jasa perdagangan, perdagangan melalui sistem

elektronik, dan informasi perusahaan;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

distribusi langsung, distribusi tidak langsung, jasa perdagangan,

perdagangan melalui sistem elektronik, dan informasi perusahaan;

Page 11: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

3

4. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang distribusi

langsung, distribusi tidak langsung, jasa perdagangan, perdagangan

melalui sistem elektronik, dan informasi perusahaan;

5. Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan di bidang distribusi langsung,

distribusi tidak langsung, jasa perdagangan, perdagangan melalui sistem

elektronik, dan informasi perusahaan;

6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

Guna menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut di atas,

susunan organisasi Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi terdiri dari :

1. Subdirektorat Distribusi Langsung dan Waralaba

Subdirektorat Distribusi Langsung dan Waralaba mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi

dan pelaporan di bidang distribusi langsung dan waralaba. Dalam melaksanakan

tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat Distribusi Langsung dan Waralaba

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang distribusi langsung dan

waralaba;

b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang distribusi langsung dan

waralaba;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

distribusi langsung dan waralaba;

d. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang

distribusi langsung dan waralaba; dan

e. Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan di bidang distribusi langsung dan

waralaba.

Subdirektorat Distribusi Langsung dan Waralaba terdiri atas:

a. Seksi Sistem dan Pengawasan Distribusi Langsung dan Waralaba, yang

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian

bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang

sistem dan pengawasan distribusi langsung dan waralaba.

Page 12: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

4

b. Seksi Pelaku Distribusi Langsung dan Waralaba, yang mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan

teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pelaku distribusi

langsung dan waralaba.

2. Subdirektorat Distribusi Tidak Langsung

Subdirektorat Distribusi Tidak Langsung mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, evaluasi dan pelaporan di

bidang distribusi tidak langsung. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud, Subdirektorat Distribusi Tidak Langsung menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang distribusi tidak langsung;

b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang distribusi tidak langsung;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

distribusi tidak langsung;

d. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang

distribusi tidak langsung; dan

e. Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan di bidang distribusi tidak langsung.

Subdirektorat Distribusi Tidak Langsung terdiri atas:

a. Seksi Sistem dan Pengawasan Distribusi Tidak Langsung, yang mempunyai

tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan

teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang sistem dan

pengawasan distribusi tidak langsung.

b. Seksi Pelaku Distribusi Tidak Langsung, yang mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,

serta evaluasi dan pelaporan di bidang pelaku usaha distribusi tidak

langsung.

3. Subdirektorat Jasa Perdagangan Distribusi dan Bisnis

Subdirektorat Jasa Perdagangan Distribusi dan Bisnis mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

Page 13: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

5

norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan

supervisi serta evaluasi dan pelaporan di bidang jasa perdagangan distribusi dan

bisnis. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat Jasa

Perdagangan Distribusi dan Bisnis menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang jasa perdagangan distribusi dan

bisnis;

b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang jasa perdagangan distribusi

dan bisnis;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang jasa

perdagangan distribusi dan bisnis;

d. Penyiapan bahan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di

bidang jasa perdagangan distribusi dan bisnis; dan

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang jasa perdagangan distribusi dan

bisnis.

Subdirektorat Jasa Perdagangan Distribusi dan Bisnis terdiri atas:

a. Seksi Sistem dan Pengawasan Jasa Perdagangan, Distribusi dan Bisnis, yang

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,

pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di

bidang sistem dan pengawasan jasa perdagangan, distribusi, dan bisnis.

b. Seksi Pelaku Jasa Perdangangan, Distribusi dan Bisnis, yang mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian

bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang

pelaku jasa perdagangan, distribusi, dan bisnis.

4. Subdirektorat Perdagangan Melalui Sistem Elektronik

Subdirektorat Perdagangan Melalui Sistem Elektronik mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur, dan kriteria pemberian bimbingan teknis dan

supervisi serta evaluasi dan pelaporan di bidang perdagangan melalui sistem

elektronik. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat

Perdagangan Melalui Sistem Elektronik menyelenggarakan fungsi:

Page 14: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

6

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perdagangan melalui sistem

elektronik;

b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang perdagangan melalui

sistem elektronik;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

perdagangan melalui sistem elektronik;

d. Penyiapan bahan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di

bidang perdagangan melalui sistem elektronik; dan

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perdagangan melalui sistem

elektronik.

Subdirektorat Perdagangan Melalui Sistem Elektronik terdiri atas:

a. Seksi Sistem dan Pengawasan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik, yang

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,

pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di

bidang sistem dan pengawasan perdagangan melalui sistem elektronik.

b. Seksi Pelaku Usaha Perdagangan Melalui Sistem Elektronik, yang mempunyai

tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian

bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang

pelaku usaha perdagangan melalui sistem elektronik.

5. Subdirektorat Informasi Perusahaan

Subdirektorat Informasi Perusahaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,

dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta evaluasi dan

pelaporan di bidang informasi perusahaan. Dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud, Subdirektorat Informasi Perusahaan menyelenggarakan

fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang informasi perusahaan;

b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang informasi perusahaan;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

informasi perusahaan;

Page 15: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

7

d. Penyiapan bahan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di

bidang informasi perdagangan; dan

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang informasi perdagangan.

Subdirektorat Informasi Perusahaan terdiri atas:

a. Seksi Kelembagaan dan Pendaftaran Perusahaan, yang mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian

bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang

kelembagaan dan pendaftaran perusahaan.

b. Seksi Analisa Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian

bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang

analisa laporan keuangan tahunan perusahaan.

6. Subbagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian,

administrasi keuangan, perlengkapan, persuratan, kearsipan, dokumentasi dan

rumah tangga Direktorat.

Page 16: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

8

Struktur organisasi Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 1.1 - Struktur Organisasi Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

Sumber: Peraturan Menteri Perdagangan No: 08/M-DAG/PER/2/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan

Komposisi pegawai Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018

berdasarkan pangkat dapat dilihat pada tabel berikut :

NO SUB DIREKTORAT GOLONGAN

IV III II I JUMLAH

1 Subdirektorat Distribusi Langsung dan Waralaba

1 6 - - 7

2 Subdirektorat Distribusi Tidak Langsung

1 5 - - 6

3 Subdirektorat Jasa Perdagangan Distribusi dan Bisnis

3 4 - - 7

4 Subdirektorat Perdagangan Melalui Sistem Elektronik

1 4 - - 5

5 Subdirektorat Informasi Perusahaan 1 5 - - 6

6 Subbagian Tata Usaha 1 4 1 - 6

Jumlah 8 28 1 - 37

Tabel 1.2 Rekapitulasi Pegawai Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi (Menurut Golongan) per 31 Desember 2018

Sumber: Sistem Informasi Kepegawaian (SIPEG) Kementerian Perdagangan

DIREKTORAT

BINA USAHA DAN PELAKU

DISTRIBUSI

SUBDIREKTORAT

DISTRIBUSI

LANGSUNG DAN

WARALABA

SUBDIREKTORAT

PERDAGANGAN

MELALUI SISTEM

ELEKTRONIK

SUBDIREKTORAT JASA

PERDAGANGAN

DISTRIBUSI DAN BISNIS

SUBDIREKTORAT

DISTRIBUSI TIDAK

LANGSUNG

SEKSI SISTEM DAN

PENGAWASAN

DISTRIBUSI

LANGSUNG DAN

WARALABA

SEKSI PELAKU

DISTRIBUSI

LANGSUNG DAN

WARALABA

SEKSI SISTEM DAN

PENGAWASAN

DISTRIBUSI TIDAK

LANGSUNG

SEKSI PELAKU

DISTRIBUSI TIDAK

LANGSUNG

SEKSI SISTEM DAN

PENGAWASAN JASA

PERDAGANGAN

DISTRIBUSI DAN

BISNIS

SEKSI PELAKU JASA

PERDAGANGAN

DISTRIBUSI DAN

BISNIS

SEKSI SISTEM DAN

PENGAWASAN

PERDAGANGAN

MELALUI SISTEM

ELEKTRONIK

SEKSI PELAKU

PERDAGANGAN

MELALUI SISTEM

ELEKTRONIK

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

SUBDIREKTORAT

INFORMASI

PERUSAHAAN

SEKSI

KELEMBAGAAN DAN

PENDAFTARAN

PERUSAHAAN

SEKSI ANALISA

LAPORAN

KEUANGAN

TAHUNAN

PERUSAHAAN

SUBBAGIAN

TATA USAHA

Page 17: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

9

Selain itu, jenjang pendidikan di lingkungan Direktorat Bina Usaha dan Pelaku

Distribusi cukup beragam, mulai dari pegawai yang bergelar Doktor sampai dengan

pegawai yang berijazah SLTP. Untuk perincian komposisi tingkat pendidikan

pegawai di lingkungan Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi dapat dilhat pada

tabel di bawah ini.

NO SUBDIREKTORAT PENDIDIKAN

JUMLAH S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP SD

1 Subdirektorat Distribusi Langsung dan Waralaba

- 3 4 - - - - 7

2 Subdirektorat Distribusi Tidak Langsung

- 3 2 - 1 - - 6

3 Subdirektorat Jasa Perdagangan Distribusi dan Bisnis

- 5 1 - 1 - - 7

4 Subdirektorat Perdagangan Melalui Sistem Elektronik

- 2 2 - 1 - - 5

5 Subdirektorat Informasi Perusahaan

- 3 2 1 - - - 6

6 Subbagian Tata Usaha 1 - 3 - 1 1 - 6

Jumlah 1 16 14 1 4 1 - 37

Tabel 1.3 Rekapitulasi Pegawai Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi (Menurut Pendidikan) per 31 Desember 2018

Sumber: Sistem Informasi Kepegawaian (SIPEG) Kementerian Perdagangan

C. ANALISIS PERKEMBANGAN ISU STRATEGIS

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Bina Usaha dan

Pelaku Distribusi menghadapi situasi dan kondisi lingkungan yang berkembang

dinamis, baik internal maupun eksternal. Beberapa hal yang cukup strategis dan

berpengaruh terhadap pencapaian Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku

Distribusi.

Permasalahan internal, yaitu minimnya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM).

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi terdiri dari 5 Subdit, 10 Seksi dan 1 Sub

Bagian Tata Usaha dengan jumlah pegawai sebanyak 37 orang. Menurut analisa

beban kerja (ABK) 2018, idealnya Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

memiliki jumlah pegawai sebanyak 56 orang.

Page 18: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

10

Permasalahan eksternal antara lain :

1. Perlunya harmonisasi kebijakan dan koordinasi antara pemerintah pusat dan

daerah mengenai kebijakan waralaba untuk hal-hal antara lain : penerbitan

Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) terutama penerbitan STPW yang

penerbitannya diserahkan kepada Pemerintah Daerah, implementasi kebijakan

waralaba, dan pembinaan dan pengawasan usaha waralaba.

2. Masih terdapat beberapa kasus perdagangan dengan sistem penjualan langsung

yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada, sehingga diperlukan koordinasi

antara instansi teknis terkait (misal : OJK, BI, Dinas yang membawahi

perdagangan di tingkat Provinsi maupun Kab/Kota, PTSP).

3. Tingkat kesadaran pelaku usaha di bidang distribusi langsung dan waralaba

untuk memenuhi berbagai ketentuan sesuai peraturan perundang-undangan

masih rendah. Hal ini terlihat dari walau sudah banyak sosialisasi dan

penegakan hukum terhadap aturan tersebut masih terdapat banyak pelaku

usaha yang melanggar, mengingat luasnya wilayah kerja dibandingkan petugas

pembinanya.

4. Pelaku usaha toko swalayan yang kurang kooperatif ketika dilakukan

pengawasan di lapangan.

5. Kurangnya pemahaman aparatur daerah terhadap kebijakan Toko Swalayan.

Hal ini terlihat masih ditemukannya Toko Swalayan lokal di daerah yang

Izinnya masih SIUP Umum.

6. Belum semua Pemerintah Kabupaten/Kota menerbitkan Izin Usaha Toko

Swalayan (IUTS) sesuai ketentuan.

7. Kurangnya pemahaman aparatur daerah terhadap kebijakan jasa perdagangan,

khususnya jasa perantaraan perdagangan properti yang mengakibatkan pelaku

usaha yang bukan dibidang tersebut dikenakan kewajiban SIUP Bidang Usaha

Perantara Perdagangan Properti, contohnya jasa pengembangan properti.

8. Masih banyak pelaku usaha perdagangan jasa distribusi dan bisnis (misalnya

jasa perantaraan perdagangan properti dan jasa survey) yang melakukan

kegiatan usaha sebelum memiliki izin usaha dan belum memiliki tenaga teknis

yang kompeten, meskipun pembinaan pelaku usaha dan pengawasan telah

dilakukan beberapa kali.

Page 19: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

11

9. Penyelesaian RPP PMSE tidak dapat memenuhi target waktu yang telah

ditetapkan dalam Roadmap E-Commerce, yaitu bulan Oktober 2017, mengingat

masih terdapat beberapa substansi yang perlu disepakati di level pimpinan K/L

seperti isu penguatan dan daya saing produk lokal, pembagian kewenangan

antar K/L, isu perizinan dan pengumpulan data PMSE.

10. Saat melakukan implementasi SIPO di kabupaten/kota, sebagian dari

kabupaten/kota telah memiliki sistem aplikasi sendiri, ataupun menggunakan

SPIPISE (BKPM) dan SICANTIK (Kominfo). Untuk implementasi SIPO

menggunakan integrasi data, sedikit terjadi perubahan pada database PTSP

Kabupaten/Kota maka akan memutuskan aliran data penerbitan perizinan ke

database SIPO Kementerian Perdagangan. Permasalahan implementasi SIPO

terjadi sebelum diberlakukannya OSS (Online Single Submission). Setelah

diberlakukannya OSS, masih terdapat PTSP yang menerbitkan SIUP dan TDP

tidak melalui OSS akibat berlum terinformasikan dengan baik perihal

penerbitan perizinan berusaha melalui Lembaga OSS.

Page 20: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

12

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS

Perencanaan yang dilakukan oleh Direktorat Bina Usaha dan

Pelaku Distribusi mengacu kepada Rencana Strategis Ditjen Perdagangan

Dalam Negeri dan Rencana Strategis Kementerian Perdagangan tahun

2015 – 2019. Hal ini dikarenakan Direktorat Bina Usaha dan Pelaku

Distribusi tidak mempunyai rencana strategis sendiri.

Rencana Strategis Kementerian Perdagangan, 2015-2019

merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2015-2019, yang disusun sebagai implementasi

pelaksanaan kebijakan dan program bagi pembangunan perdagangan

selama periode 2015-2019, yang menjadi tugas pokok dan fungsi

Kementerian Perdagangan. Rencana Strategis ini disusun dengan

mempertimbangkan perkembangan lingkungan strategik, baik di

lingkungan internal maupun lingkungan eksternal yang saling berpengaruh

dalam penyelenggaraan pembangunan perdagangan. Kementerian

Perdagangan berperan dalam pertumbuhan ekonomi nasional,

pengendalian inflasi, peningkatan penerimaan devisa dari ekspor,

penciptaan lapangan kerja, dan pengembangan ekonomi regional. Secara

singkat rencana strategis tersebut dapat dikemukakan dalam perumusan

visi, misi tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra

dimaksud dalam kurun waktu 2015-2019 sebagai berikut :

VISI

Pemerintahan periode 2015-2019 berkeyakinan bahwa bangsa

Indonesia mampu bertahan apabila dipandu oleh suatu ideologi yaitu

Pancasila dan Trisakti. Adapun Trisakti dijabarkan dalam: 1) Kedaulatan

dalam politik, 2) Berdikari dalam ekonomi, dan 3) Kepribadian dalam

kebudayaan. Dengan Trisakti sebagai dasar merupakan pembangunan

Indonesia dalam 5 (lima) tahun kedepan, maka visi pemerintahan tahun

2015 - 2019 adalah sebagai berikut:

”Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong Royong”

Visi dan Misi Kementerian Perdagangan 2015-2019

Page 21: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

13

MISI

Selanjutnya, untuk menjembatani visi dan misi pemerintah dalam

melaksanakan Agenda Pembangunan Nasional, Kementerian Perdagangan

memiliki 3 (tiga) misi dalam membangun sektor perdagangan, yaitu:

1. Meningkatkan pertumbuhan kinerja perdagangan luar negeri yang

berkelanjutan.

2. Meningkatkan perdagangan dalam negeri yang bertumbuh dan

berkualitas.

3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di sektor

perdagangan.

Dalam melaksanakan visi dan misi pemerintah, Direktorat Jenderal

Perdagangan Dalam Negeri (Ditjen PDN) mengemban amanah:

1. Peningkatan surplus neraca perdagangan yang bertumbuh dan

berkelanjutan.

2. Penguatan konsumsi dalam negeri yang bertumbuh dan berkualitas.

3. Tata kelola reformasi birokrasi/pemerintahan yang baik di sektor

perdagangan.

TUJUAN

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut, ditetapkan

beberapa program utama yang diusung Ditjen PDN periode 2015−2019

sebagai berikut :

1. Peningkatan pelayanan perizinan/non-perizinan sektor perdagangan

dalam negeri melalui penyederhanaan prosedur dan waktu, serta

harmonisasi kebijakan perdagangan dalam negeri.

2. Stabilisasi harga bahan pokok yang terkendali, agar kemampuan/daya

beli masyarakat terjaga.

3. Penurunan disparitas harga bahan pokok antar provinsi.

4. Peningkatan kontribusi sektor perdagangan besar dan eceran terhadap

Produk Domestik Bruto (PDB)

5. Pengembangan sarana distribusi perdagangan dalam mendukung

kinerja logistik nasional.

6. Peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan perubahan pola

konsumsi.

Tujuan dan Sasaran Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

Page 22: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

14

SASARAN

Dari tujuan tersebut maka Direktorat Bina Usaha dan Pelaku

Distribusi menetapkan sasaran kinerja yang hendak dicapai seperti yang

tertuang di dalam Sasaran Strategis Ditjen PDN Tahun 2015 antara lain :

1. Meningkatnya Pelayanan dan Kemudahan Berusaha Bidang PDN;

2. Kontribusi PDB Sub Sektor Perdagangan terhadap PDB Nasional Tanpa

Migas.

Adapun dari sasaran tersebut, ditetapkanlah indikator kinerja

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi yang hendak dicapai dan

dijadikan tolak ukur keberhasilan sasaran dalam perencanaan strategis ini

antara lain :

1. Terintegrasinya layanan perijinan perdagangan dalam negeri di daerah

dengan sistem informasi Kemendag;

2. Jumlah Pemberi/Penerima Waralaba Baru;

3. Jumlah Pelaku Usaha Jasa yang Bersertifikat;

4. Jumlah Pembinaan/Bimbingan Teknis di Bidang Kelembagaan dan

Pelaku Usaha

5. Persentase Barang Produksi Dalam Negeri yang diperdagangkan di Toko

Swalayan;

6. Jumlah Penyusunan Rekomendasi Peraturan Terkait Kebijakan Usaha

Perdagangan.

Berkenaan dengan restrukturisasi organisasi Kementerian

Perdagangan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010

tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan

Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, maka Renstra

Kementerian Perdagangan Tahun 2015-2019 perlu dilakukan beberapa

perubahan, khususnya terkait dengan Program dan Kegiatan. Perubahan

tersebut dilakukan mengingat nomenklatur Program dan Kegiatan

mengacu pada unit kerja yang menjadi penanggungjawabnya. Disamping

itu, perubahan Renstra ini juga dilakukan terhadap sasaran dan indikator

serta target-target yang harus dicapai sampai dengan tahun 2017.

Page 23: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

15

Dalam melakukan perubahan Renstra ini, Kementerian

Perdagangan senantiasa berkoordinasi dengan para pemangku

kepentingan, berpegangan kepada RPJPN 2005−2025 yang telah

dielaborasi dalam RPJMN 2015−2019 dan secara aktif melakukan analisis

terhadap kekuatan dan potensi yang dimiliki serta tantangan dan

permasalahan yang dihadapi, sehingga dapat dihasilkan sebuah rencana

strategis yang komprehensif, optimis tetapi dapat diimplementasikan, dan

berkesinambungan dengan RPJPN. Adapun Kontrak Kinerja pada

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018 adalah sebagai

berikut :

Sasaran Indikator Kinerja Target

Meningkatnya

kemudahan dan

kesempatan

berusaha dalam

Perdagangan

Dalam Negeri

Terintegrasinya Layanan Perijinan

Perdagangan Dalam Negeri di Daerah

dengan Sistem Informasi Kemendag

80%

Jumlah Penyusunan Rekomendasi

Peraturan Terkait Kebijakan Usaha

Perdagangan

4 Rekomendasi

Peraturan

Jumlah Pelaku Usaha yang Memperoleh

Ijin/Tanda Daftar 2.000 Pelaku

Usaha

Jumlah Pelaku Usaha dan Aparatur yang

Mendapat Pembinaan/Bimbingan Teknis

di Bidang Pelaku Usaha

600 Pelaku Usaha dan Aparatur

Persentase Barang Produksi Dalam Negeri yang Diperdagangkan di Toko Swalayan

75%

Tabel 2.1 - Tabel Indikator Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi sesuai dengan Renstra Ditjen PDN 2015-2019

Sumber: Perjanjian Kinerja Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018

KEBIJAKAN DAN PROGRAM

Untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,

maka dapat dicapai dengan cara mengembangkan kebijakan, program dan

kegiatan secara optimal. Dimana hal tersebut dituangkan dalam formulir

Rencana Strategis dan Rencana Kinerja.

Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan yang bersifat taktis

strategis yang diambil dan ditetapkan untuk dijadikan pedoman dan

petunjuk bagi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada Direktorat Bina

Usaha dan Pelaku Distribusi. Kebijakan yang ditetapkan untuk mendorong

Page 24: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

16

dan memfokuskan pada usaha mencapai tujuan dan sasaran. Kebijakan

untuk Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi yang selengkapnya

dapat dilihat dalam Renstra Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam

Negeri 2015-2019.

Program merupakan penjabaran dari kebijakan yang telah

dirumuskan. Program ini merupakan dukungan nyata bagi keberhasilan

pelaksanaan tujuan dan sasaran serta berkewajiban yang ditetapkan.

Dengan demikian program disusun secara nyata, sistematis dan terpadu.

Program-program Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri secara

rinci dilihat dari Renstra Kementerian Perdagangan 2015-2019.

Tabel 2.2 - Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Perdagangan Dalam Negeri 2015-2019

Sumber: Renstra Ditjen Perdagangan Dalam Negeri 2015-2019

Page 25: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

17

B. RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT BINA USAHA DAN

PELAKU DISTRIBUSI

Secara umum rencana kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku

Distribusi tahun 2018 merupakan penjabaran lebih lanjut dari Renstra

Kementerian Perdagangan tahun 2015-2019 yang diselaraskan dengan

Renstra Ditjen Perdagangan Dalam Negeri 2015-2019. Hal tersebut

merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai

selama tahun 2018. Oleh karena itu, rencana kinerja ini harus diwujudkan

melalui pengelolaan dan dukungan sumber daya yang tersedia. Berikut

adalah tabel rencana kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

tahun 2018:

Sasaran Indikator Kinerja Target

Meningkatnya

kemudahan dan

kesempatan

berusaha dalam

Perdagangan

Dalam Negeri

Terintegrasinya Layanan Perijinan

Perdagangan Dalam Negeri di Daerah

dengan Sistem Informasi Kemendag

80%

Jumlah Penyusunan Rekomendasi

Peraturan Terkait Kebijakan Usaha

Perdagangan

4 Rekomendasi

Peraturan

Jumlah Pelaku Usaha yang Memperoleh

Ijin/Tanda Daftar 2.000 Pelaku

Usaha

Jumlah Pelaku Usaha dan Aparatur yang

Mendapat Pembinaan/Bimbingan Teknis

di Bidang Pelaku Usaha

600 Pelaku Usaha dan Aparatur

Persentase Barang Produksi Dalam Negeri yang Diperdagangkan di Toko Swalayan

75%

Tabel 2.3 - Perjanjian Kinerja Tahun 2018

Sumber: Perjanjian Kinerja Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018

Untuk mencapai rencana kinerja tersebut di atas, maka secara detail

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi melaksanakan kegiatan sebagai

berikut :

1. Perumusan Kebijakan di Bidang Jasa Perdagangan

2. Penyempurnaan Kebijakan Distribusi Tidak Langsung

3. Perumusan dan Penyempurnaan Kebijakan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik

4. Penyusunan/Penyempurnaan Kebijakan di Bidang Distribusi Langsung dan Waralaba

Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

Page 26: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

18

5. Perumusan/Penyusunan/Penyempurnaan Perizinan dan Non Perizinan Dalam Rangka Peningkatan Kemudahan Berusaha (Ease of Doing Business)

6. Penyusunan RSKKNI/KKNI Tenaga Jasa Perdagangan

7. Diseminasi Kebijakan di Bidang Usaha dan Pelaku Distribusi

8. Pendampingan Waralaba Nasional dan Diaspora

9. Penilaian dan Pengawasan Kegiatan Usaha dengan Sistem Distribusi Langsung dan Waralaba

10. Analisa Data dan Supervisi Kepada Wajib LKTP

11. Pengawasan Pelaku Usaha Distribusi Tidak Langsung

12. Pemantauan/Asistensi Efektifitas SIPO Dalam Rangka Peningkatan Kemudahan Berusaha (Ease of Doing Business)

13. Pengawasan Transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik

14. Pembinaan dan Pengawasan Pelaku Jasa Perdagangan

15. Pembinaan dan Pendampingan Pelaku Usaha Perdagangan Melalui Sistem Elektronik

16. Fasilitator Edukasi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik

17. Fasilitasi Pelaku Usaha Waralaba dan Partisipasi Klinik Bisnis pada Pameran di Dalam Negeri dan Luar Negeri

18. Fasilitasi Pelaku Usaha Distribusi Tidak Langsung

19. Pembinaan Penerimaan Negara Bukan Pajak

20. Sinergy Kebijakan Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi dengan Daerah

21. Pengembangan dan Perluasan SIPO dalam rangka Peningkatan Kemudahan Berusaha (Ease of Doing Bussiness)

Rencana Aksi Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi di Tahun 2018

sesuai dengan Perjanjian Kinerja Direktur Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

pada triwulan ke 1, yaitu persiapan dari segi teknis maupun administratif

dalam rangka pelaksanaan kegiatan di Direktorat Bina Usaha dan Pelaku

Distribusi. Pada triwulan ke 2, Direktorat menargetkan telah melaksanakan

kegiatan sosialisasi, Focus Group Discussion (FGD), Diseminasi, Pertemuan

Teknis dengan daerah serta beberapa kegiatan yang sifatnya sinergi dengan

stakeholders di daerah. Triwulan ke 3, Direktorat menargetkan

Page 27: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

19

finalisasi/penyelesaian rumusan kebijakan menjadi Permendag/PP/Perpres

serta pelaksanaan sosialisasi kebijakan baru tersebut. Target triwulan ke 4,

Direktorat menargetkan menyelesaikan seluruh kegiatan yang ada, baik yang

sifatnya teknis maupun administratif.

Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Anggaran

(1) (2) (3) (4) (5)

Terlaksananya kebijakan dan bimbingan teknis di bidang pembinaan usaha perdagangan dalam negeri dalam rangka meningkatkan pertumbuhan PDB sektor perdagangan besar dan eceran

Jumlah Penyusunan Rekomendasi Peraturan Terkait Kebijakan Usaha Perdagangan

Rancangan 4 6.081.912.000

Terintegrasinya Layanan Perijinan Dalam Negeri di Daerah dengan Sistem Informasi Kemendag

Pelaku Usaha 226 10.487.448.000

Jumlah Pelaku Usaha dan Aparatur yang Mendapat Pembinaan/ Bimbingan Teknis di Bidang Pelaku Usaha Distribusi

Jumlah Pelaku Usaha yang Memperoleh Ijin/Tanda Daftar

Presentase Barang Produksi Dalam Negeri yang diperdagangkan di Toko Swalayan

Tabel 2.4 - Rincian Perjanjian Kinerja Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018 Sumber: Perjanjian Kinerja Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018

Page 28: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

20

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Sebagai pelaksanaan dari Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan

Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, maka Kementerian

Perdagangan telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Untuk hal itu

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi telah mengimplementasikan ke dalam

Indikator Kinerja Tahun 2018 yang lebih lanjut dituangkan ke dalam Perjanjian

Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018, serta

memperhatikan kebutuhan stakeholders.

Menurut Badan Pusat Statistik, Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan

gambaran kemampuan suatu negara untuk menciptakan output (nilai tambah) pada

suatu waktu tertentu. Dalam penyusunan laporan ini, digunakan data PDB yang

diperoleh melalui pendekatan sektoral, yaitu data PDB yang merupakan hasil

penjumlahan seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu diciptakan oleh

sektor-sektor ekonomi atas berbagai aktivitas produksinya. Ruang lingkup

perhitungan PDB dalam laporan ini meliputi PDB sektor Perdagangan Besar dan

Eceran.

Sasaran dari indikator kinerja ini ditujukan untuk mendukung sasaran dari

indikator kinerja Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri yaitu terjadinya

peningkatan pertumbuhan PDB pada sektor perdagangan.

Kinerja perdagangan, selain dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dunia,

juga dipengaruhi oleh dinamika ekonomi Indonesia. Dinamika ekonomi Indonesia

mempengaruhi kinerja perdagangan melalui berbagai mekanisme, antara lain:

stabilitas makro, kondisi sarana dan prasarana, kebijakan iklim usaha dan investasi,

serta kebijakan perdagangan dalam dan luar negeri. Secara kualitas, semakin

pentingnya sektor perdagangan terlihat dari kegiatan-kegiatan yang lebih

mengedepankan kegiatan usaha perdagangan untuk mendukung sektor lain seperti

sektor industri, telekomunikasi, transportasi, pertanian, kehutanan, perikanan,

turisme, pertambangan, dan lain-lain. Dukungan kegiatan tersebut memberikan

Capaian Indikator Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

Page 29: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

21

pengaruh yang positif terhadap meningkatnya kontribusi sektor perdagangan dalam

pembangunan ekonomi secara nasional. Kegiatan ini antara lain meliputi perbaikan

pelayanan publik, peningkatan iklim usaha, pembangunan/revitalisasi pasar

tradisional, peningkatan kelancaran distribusi bahan kebutuhan pokok dan barang

strategis, penurunan disparitas harga antar provinsi serta stabilisasi harga dengan

harga yang layak untuk konsumsi masyarakat.

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi menetapkan beberapa indikator

kinerja untuk tahun 2018, antara lain:

No. Indikator Kinerja Satuan Target 2018

Capaian 2018

Capaian (%)

1 Terintegrasinya layanan perijinan perdagangan dalam negeri di daerah dengan sistem informasi Kemendag

% 80 80 100

2 Jumlah Penyusunan Rekomendasi Peraturan Terkait Kebijakan Usaha Perdagangan

Rekomendasi

Peraturan 4 7 175

3 Jumlah Pelaku Usaha yang Memperoleh Ijin/Tanda Daftar

Pelaku Usaha

2.000 5.515 275

4 Jumlah Pelaku Usaha dan Aparatur yang Mendapat Pembinaan/Bimbingan Teknis di Bidang Pelaku Usaha

Pelaku Usaha dan Aparatur

600 1.315 219

5 Persentase Barang Produksi Dalam Negeri yang Diperdagangkan di Toko Swalayan

% 75 84 84

Tabel 3.1 - Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2017 Sumber: Perjanjian Kinerja Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

Berdasarkan data pada tabel diatas, maka semua indikator kinerja yang ada pada

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi pada tahun 2018 telah sepenuhnya

tercapai sesuai target yang telah dibuat.

Page 30: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

22

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi

2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017 2018

1

Terintegrasinya layanan perijinan perdagangan dalam negeri di daerah dengan sistem informasi Kemendag

Kab/ Kota 40 80 120 160 45 80 124 160

2

Jumlah Penyusunan Rekomendaasi Peraturan terkait Kebijakan Usaha Perdagangan

Rekomendasi

4 4 4 7 7 9 7 7

3 Jumlah Pelaku Usaha yang Memperoleh Ijin/Tanda Daftar

Pelaku Usaha

- - - 2.000 - - - 5.515

4

Jumlah Pelaku Usaha dan Aparatur yang Mendapat Pembinaan/Bimbingan Teknis di Bidang Pelaku Usaha

Pelaku Usaha dan

Aparatur

- - - 600 - - - 1.315

5

Persentase Barang Produksi Dalam Negeri yang diperdagangkan di Toko Swalayan

Persen 60 65 - 75 - 69 - 84

Tabel 3.2 - Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2018

Sumber: Perjanjian Kinerja Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

Jika melihat dari tabel di atas terjadi peningkatan kinerja Direktorat Bina

Usaha dan Pelaku Distribusi tercermin dari jumlah capaian yang dihasilkan telah

melebihi target yang ditetapkan. Hal ini mengindikasikan bahwa Direktorat Bina

Usaha dan Pelaku Distribusi ikut mendukung program pengembangan perdagangan

dalam negeri khususnya pengembangan pelaku usaha perdagangan dan distribusi.

Disamping itu berdasarkan tabel tersebut di atas bahwa Direktorat Bina

Usaha dan Pelaku Distribusi sangat serius dalam melaksanakan pelayanan publik

tercermin dari tingkat pelayanan yang lebih baik. Peningkatan kualitas pelayanan

publik merupakan salah satu indikator tercapainya good governance. Kementerian

Perdagangan berkewajiban mewujudkan good governance melalui pelayanan prima

dibidang perizinan dan non perizinan di sektor perdagangan, guna mendorong

pertumbuhan investasi yang lebih kondusif. Dalam hal penerbitan perizinan dan non

perizinan, kecepatan dan kepastian waktu penerbitan merupakan suatu hal yang

penting bagi pelaku usaha, karena bagi pelaku usaha waktu mencerminkan biaya

yang harus dikeluarkan.

Indikator peningkatan output Sektor Perdagangan Besar dan Eceran yang

digunakan adalah pertumbuhan PDB riil tahunan Sektor Perdagangan Besar dan

Page 31: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

23

Eceran. Pertumbuhan Sektor Perdagangan tidak terlepas dari kondisi perekonomian

nasional. Oleh karena itu, penentuan target pertumbuhan tahunan sektor

perdagangan besar dan eceran selain mengacu pada kondisi periode 5 tahun lalu,

juga mengacu pada target pertumbuhan tahunan PDB nasional yang telah

ditentukan oleh pemerintah.

Sasaran dari indikator kinerja ini ditujukan untuk mendukung sasaran dari

indikator kinerja Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri yaitu terjadinya

peningkatan pertubuhan PDB pada sektor perdagangan untuk tahun 2016 sebesar

6.9%.

Metodologi pengukuran pencapaian dalam indicator kinerja secara umum

digunakan dua jenis rumus yang tersedia yaitu rumus I dan II, dipakai dengan

mempertimbangkan karakteristik komponen realisasi yang dihadapi. Adapun rumus

pengukuran capaian kinerja secara umum dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Rumus I

Presentase

Pencapaian Target =

Realisasi

x 100%

Rencana

Rumus II

Presentase

Pencapaian Target =

Rencana – (Realisasi – Rencana)

x 100%

Rencana

Tabel 3.3 - Rumus Pengukuran Capaian Kinerja Secara Umum

Penggunaan rumus I akan tepat digunakan apabila kondisi capaian realisasi

mencerminkan semakin tinggi/rendah realisasi, menunjukan pencapaian kinerja

yang semakin baik/buruk, hubungan baik/buruk realisasi capaian menunjukan

hubungan linear. Sedangkan rumus II akan tepat digunakan apabila kondisi capaian

realisasi mencerminkan semakin tinggi/rendah realisasi menunjukan pencapaian

kinerja yang semakin buruk/baik atau mempunyai hubungan terbalik.

B. Analisis dan Evaluasi Capaian Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku

Distribusi Tahun 2018

Analisis dan evaluasi kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

berisikan penjabaran hasil capaian kinerja menurut indikator-indikator yang

tertuang dalam kontrak kinerja secara terperinci meliputi pengukuran target dan

realisasi, membandingkan dengan capaian tahun lalu, serta mengulas kembali

Analisis dan Evaluasi Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Disrtribusi

Page 32: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

24

capaian Indikator Kinerja. Keenam indikator kinerja tersebut dapat menggambarkan

keberhasilan pencapaian kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi pada

tahun 2018 yang berdasarkan realisasi dan rata-rata capaiannya yaitu sebesar 100%.

Adapun pencapaian dari masing-masing indikator dapat dijabarkan sebagai berikut :

Indikator ini dimaksudkan untuk mengukur kinerja Direktorat Bina Usaha dan

Pelaku Distribusi dalam mendorong penerapan aplikasi Sistem Informasi Perusahaan

Online (SIPO) oleh instasi-instansi penerbit perijinan perdagangan dalam negeri di

daerah sehingga informasi perusahaan dapat diakses secara luas oleh masyarakat

secara cepat dan mudah. Sistem informasi Perusahaan Online (SIPO) merupakan

sistem aplikasi berbasis web yang menerbitkan, menghimpun, serta merekapitulasi

data-data Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Izin

Usaha Toko Modern (IUTM), Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) dan Tanda

Daftar Gudang (TDG) secara online dari kantor-kantor instansi penerbit tingkat

Kabupaten/Kota (PTSP) untuk disimpan secara terpusat di database Kementerian

Perdagangan.

Namun, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik

dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 77 Tahun 2018 Tentang Pelayanan

Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Di Bidang Perdagangan, perizinan

berusaha di bidang perdagangan termasuk TDP (menjadi NIB), SIUP, IUTM, TDG, dan

STPW yang sebelumnya diterbitkan oleh PTSP di Kabupaten/Kota berubah menjadi

Lembaga OSS (Online Single Submission). Adapun peran PTSP di Kabupaten/Kota

dan Kementerian Perdagangan perihal perizinan sektor perdagangan berubah dari

penerbit menjadi pengawas. Peran pengawas yang dilakukan meliputi pemenuhan

komitmen untuk masing-masing perizinan berusaha.

Semenjak diberlakukannya OSS, maka upaya implementasi SIPO di DPMPTSP

seluruh Indonesia beralih menjadi sosialisasi perizinan berusaha terintegrasi secara

elektronik melalui OSS. Dengan disosialisasikannya OSS kepada aparatur daerah dan

pelaku usaha di kabupaten/kota seluruh Indonesia, maka diharapkan perizinan

sektor perdagangan melalui OSS dapat terimplementasi di seluruh Indonesia dalam

rangka kemudahan berusaha.

Indikator Kinerja 1: Terintegrasinya layanan perijinan perdagangan dalam negeri di daerah dengan sistem informasi Kemendag

Page 33: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

25

Indikator ini dimaksudkan untuk mengukur kinerja Direktorat Bina Usaha

dan Pelaku Distribusi dalam mendorong peningkatan iklim usaha yang sehat melalui

rekomendasi peraturan yang mendukung peningkatan kinerja perdagangan

domestik. Target untuk indikator ini di tahun 2017 adalah 4 rekomendasi dengan

realisasi 7 rekomendasi/rancangan peraturan. Rincian realisasi indikator ini di

tahun 2018 adalah sebagai berikut:

1. Permendag 76 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan

Revisi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 37/M-DAG/PER/9/2007 tentang

Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M-

DAG/PER/2/2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan

Pendaftaran Perusahaan dilakukan dalam rangka penyesuaian terhadap

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan

Berusaha Terintegrasi secara Elektronik. Adapun pokok pengaturan adalah

pendaftaran perusahaan dilakukan melalui Online Single Submission (OSS),

dimana akan diperoleh Nomor Induk Bersama (NIB) yang berlaku sebagai Tanda

Daftar Perusahaan (TDP).

2. Rancangan Permendag tentang Simplifikasi Kebijakan Waralaba

Latar belakang dilakukan Revisi Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan ini

adalah simplifikasi 4 Peraturan Menteri Perdagangan terkait Waralaba menjadi

1 Peraturan Menteri Perdagangan tentang Penyelenggaraan Waralaba, termasuk

me-review beberapa pengaturan yang dinilai kurang implementatif. Revisi ini

dilakukamn dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembinaan

usaha waralaba sehingga sesuai dengan dinamika usaha waralaba. Pengaturan

waralaba adalah menciptakan kepastian beusaha dan kepastian hukum bagi

Pemberi Waralaba maupun Penerima Waralaba. Untuk itu, Pemerintah

mewajibkan Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba untuk memiliki Surat

Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) guna mengetahui legalitas dan bonafiditas

usaha Pemberi Waralaba dapat diketahui serta memantau dan menyusun data

waralaba baik jumlah maupun jenis usahayang diwaralabakan.

Indikator Kinerja 2: Jumlah Penyusunan Rekomendasi Peraturan terkait Kebijakan Usaha Perdagangan

Page 34: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

26

3. Rancangan Permendag tentang Kegiatan Usaha Distribusi Barang Secara

Langsung

R-Permendag tentang Kegiatan Usaha Distribusi Barang secara Langsung

merupakan amanat dari Pasal 17 ayat (2) Permendag Nomor 22/M-

DAG/PER/3/2016 tentang Ketentuan Umum Distribusi Barang dan akan

menggantikan Permendag Nomor 32/M-DAG/PER/8/2008 Jo. Permendag Nomor

47/M-DAG/PER/9/2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perdagangan

dengan Sistem Penjualan Langsung. Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan

efektivitas pembinaan kegiatan usaha distribusi langsung, diperlukan revisi

terhadap kebijakannya yang telah ada sehingga sesuai dengan dinamika

kegiatan usaha distribusi langsung. Untuk mengsinergikan kebijakan distribusi

langsung dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Online

Single Submission dan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor

77 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara

Elektronik Di Bidang Perdagangan diperlukan revisi Permendag Nomor 32/M-

DAG/PER/8/2008 serta Permendag 36 Tahun 2018 Pelaksanaan Pengawasan

Kegiatan Perdagangan.

4. RPP Perdagangan Melalui Sistem Elektronik

Latar belakang penyusunan ini yaitu sesuai amanat Undang-Undang Nomor 7

Tahun 2014 tentang Perdagangan Pasal 66 untuk menyusun aturan lebih lanjut

mengenai transaksi perdagangan melalui sistem elektronik.

RPP PMSE merupakan amanat dari Pasal 65 UU Perdagangan, dan terdiri dari 19

bab dan 82 pasal. Penyusunan RPP PMSE bertujuan untuk membangun

consumer trust dan consumer confidence dengan cara memastikan adanya

perlindungan konsumen dan persaingan usaha yang sehat serta terciptanya

ekosistem e-commerce yang aman, yang diharapkan akan mendorong

peningkatan aktivitas dan pertumbuhan perdagangan serta industri e-

commerce. Prinsip pengaturan dalam RPP PMSE:

a. Persamaan perlakuan (antara pelaku usaha dalam negeri dengan luar

negeri, pedagang online dengan offline, pedagang formal dengan informal).

b. Memperhatikan kepentingan nasional melalui penguatan pelaku usaha dan

produk lokal.

c. Perlindungan kepada konsumen.

Page 35: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

27

Saat ini posisi RPP Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (RPP PMSE) berada di

Kementerian Sekretariat Negara untuk difinalisasi dan diproses lebih lanjut

sebelum disampaikan ke Presiden untuk ditandatangani. RPP PMSE ini akan

mengatur mengenai hak dan kewajiban para pihak yang terlibat dalam aktivitas

perdagangan online, seperti kewajiban pelaku usaha untuk menyediakan

informasi yang lengkap dan benar mengenai produk yang ditawarkan dan

kewajiban untuk menyediakan layanan pengaduan.

5. Rancangan Perpres tentang Pengembangan, Penataan dan Pembinaan Pasar

Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan

RPerpres Tentang Pembangunan dan Pemberdayaan Pasar Rakyat serta

Penataan Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan merupakan penyempurnaan

dari Perpres Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar

Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Penyempurnaan ini

dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan aturan yang ada pada UU Nomor 7

Tahun 2014 tentang Perdagangan serta penyesuaian terhadap perkembangan

ritel dan ekonomi yang berubah.

6. Rancangan Permendag tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional

Indonesia (KKNI) Ritel Modern

Penyusunan Permendag ini pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan dan profesionalisme tenaga kerja di Indonesia agar sesuai dengan

kebutuhan sektor atau lapangan usaha. Selain itu, keberadaan tenaga kerja

merupakan elemen penting dalam perusahaan yang bergerak di bidang

perdagangan jasa, contohnya jasa ritel modern. Ritel modern saat ini bahkan

menjadi salah satu jenis perdagangan jasa yang menyerap banyak tenaga kerja

di Indonesia. Setelah disahkan, rancangan Permendag tentang penerapan

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Bidang Ritel Modern nantinya

akan diimplementasikan bersama dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia (SKNI) Bidang Ritel Modern yang telah ditetapkan dalam Keputusan

Menteri Ketenagakerjaan Nomor 16 Tahun 2018 tentang Penetapan Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kategori Perdagangan Besar Bukan

Mobil dan Sepeda Motor Bidang Ritel Modern.

7. Rancangan Permendag tentang Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan

Revisi Permendag dilakukan dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan

informasi keuangan perusahaan serta memudahkan pelaku usaha dalam

Page 36: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

28

memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan

(LKTP), dimana penyampaian LKTP dilakukan secara daring.

Indikator di tahun 2018 telah tercapai sebanyak 7 rekomendasi peraturan.

Keberhasilan pencapaian target pada indikator ini disebabkan dengan pengalaman

panjang dari pegawai Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi yang kompeten di

bidangnya dan bekerja sama dengan baik dengan Biro Hukum maupun instansi

terkait sehingga memperlancar pembuatan rancangan peraturan terkait Kebijakan

Usaha Perdagangan dan Pelaku Distribusi sehingga dapat dengan sukses

merealisasikan target terkait rancangan peraturan tersebut.

Jumlah prosedur perizinan terkait kebijakan usaha perdagangan yang

disederhanakan dan waktu perizinan usaha perdagangan ini dimaksud untuk

mengukur kinerja pelayanan perizinan yang dilakukan di Direktorat Bina Usaha

dan Pelaku Distribusi dimana perizinan yang diterbitkan telah menggunakan

Sistem Informasi Perizinan Terpadu (SIPT) sesuai yang telah diatur dalam

Permendag Nomor 85/M-DAG/PER/12/2016 tentang Pelayanan Terpadu

Perdagangan dan Permendag Nomor 86/M-DAG/PER/12/2016 tentang

Ketentuan Pelayanan Perizinan di Bidang Perdagangan Secara Online dan Tanda

Tangan Elektronik (Digital Signature).

Pada indikator ini, tercapainya target prosedur dan jumlah hari

diterbitkan izin pada Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi terkait erat

dengan Permendag Nomor 86/M-DAG/PER/12/2016 dimana perizinan secara

online dan tanda tangan elektronik harus sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan. Kegiatan yang mendukung pencapaian target pada indikator ini

karena adanya kegiatan pembinaan/bimbingan teknis yang telah dilakukan oleh

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi kepada aparatur daerah maupun

kepada pengusaha di daerah terkait prosedur perijinan yang diperlukan untuk

melakukan kegiatan usaha perdagangan yang dilakukan.

Jumlah perizinan yang telah diterbitkan menggunakan SIPT di Direktorat

Bina Usaha dan Pelaku Distribusi selama tahun 2018 adalah sebagai berikut:

1. Surat Ijin Jasa Survey : 37 izin.

Indikator Kinerja 3: Jumlah Pelaku Usaha yang Memperoleh

Ijin/Tanda Daftar

Page 37: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

29

2. Surat Ijin Usaha Perusahaan Perantara Perdagangan Properti (SIU-P4) : 213

izin.

3. Surat Tanda Pendaftaran Agen atau Distributor Barang atau Jasa Dalam atau

Luar Negeri : 3.828 izin.

4. Informasi Pendaftaran Petunjuk Penggunaan (Manual) dan Kartu Garansi

(Garansi)/Purna Jual Dalam Bahasa Indonesia bagi Produk

Telematika/Elektronika : 1.360 izin.

5. Persetujuan Penyelenggaraan Pameran Dagang, Konvensi, dan atau Seminar

Dagang Internasional (EO) : 32 izin.

6. Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (Pemberi Waralaba Dalam Negeri/Luar) :

20 izin.

7. Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (Pemberi Waralaba Lanjutan Berasal

Dalam Luar Negeri) : 1 izin.

8. Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (Penerima Waralaba Berasal dari Luar

Negeri) : 3 izin.

9. Persetujuan Prinsip Pameran Dagang, Konvensi dan atau Seminar Dagang

Internasional (Pemilik Gudang) : 21 izin.

Secara keseluruhan, jumlah ijin yang telah diterbitkan oleh Direktorat

Bina Usaha dan Pelaku Distribusi selama tahun 2018 sebanyak 5.515 izin.

Pelaksanaan kegiatan pembinaan dan bimbingan teknis di bidang

kelembagaan dan pelaku usaha dimaksudkan untuk mendorong masyarakat terutama

dunia usaha untuk menaati ketentuan-ketentuan yang berlaku sehingga dapat

tercipta tertib berusaha dan iklim usaha yang sehat untuk melindungi masyarakat

dari kegiatan-kegiatan perdagangan yang tidak baik. Dalam penyelenggaraan

kegiatan ini dihadiri oleh pelaku usaha, aparatur daerah, dan UKM daerah. Kegiatan

pembinaan dan bimbingan teknis yang dilaksanakan selama tahun 2018 adalah

sebagai berikut:

Indikator Kinerja 4: Jumlah Pelaku Usaha dan Aparatur yang

Mendapat Pembinaan/Bombingan Teknis di Bidang Pelaku Usaha

Page 38: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

30

1. Pendampingan Waralaba Nasional dilaksanakan di 3 daerah, yaitu: Jakarta, Bekasi

dan Korea yang dihadiri oleh 185 peserta.

2. Fasilitasi Pelaku Usaha dan Partisipasi Klinik pada Pameran Dalam Negeri dan Luar

Negeri dilaksanakan di 3 daerah, yaitu: Bandung, Surabaya dan Jakarta yang

dipartisipasi oleh 38 stand.

3. Pengawasan Kegiatan Distribusi Langsung dan Waralaba yang dilaksanakan di 12

daerah, yaitu: Surabaya, Malang, Semarang, Deli Serdang, Bandung, Bekasi,

Sragen, Medan, Surabaya, Yogyakarta, Gresik, dan Sidoarjo dengan total 30

perusahaan.

4. Pengawasan Pelaku Usaha Distribusi Tidak Langsung dilaksanakan di 9 daerah,

yaitu: Palangkaraya, Padang, Boyolali, Malang, Yogyakarta, Pati, Pekalongan,

Pasuruan, dan Sleman dengan total 27 perusahaan.

5. Fasilitasi Pelaku Usaha Distribusi Tidak Langsung (Temu Usaha) yang dilaksanakan

di 3 daerah, yaitu: Surakarta, Serang, dan Batam yang dihadiri oleh 150 peserta.

6. Pengawasan Pelaku Usaha Jasa Perdagangan yang dilaksanakan di Jakarta dihadiri

oleh 55 peserta.

7. Pertemuan Pembinaan Pelaku Usaha Jasa Perdagangan yang dilaksanakan di 3

daerah, yaitu: Pekanbaru, Pontianak, dan Denpasar yang dihadiri oleh 165

peserta.

8. Pengawasan Transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik yang dilaksanakan di

20 daerah, yaitu: Palangkaraya, Bogor, Bekasi, Bandung, Denpasar, Kabupaten

Sleman, Balikpapan, Banda Aceh, Cirebon, Yogyakarta, Semarang, Kabupaten

Bogor, Surabaya, Sukabumi, Medan, Batam, Banten, Kabupaten Bekasi, Malang

dan Yogyakarta dengan total 60 UKM.

9. Pembinaan dan Pendampingan Pelaku Usaha Perdagangan Melalui Sistem

Elektronik yang dilaksanakan di 3 daerah, yaitu: Yogyakarta, Banyuwangi dan

Sukabumi yang dihadiri oleh 180 peserta.

10. Fasilitator Edukasi Perdagangan Melaui Sistem Elektronik dilaksanakan di 4

daerah, yaitu: Bandung, Cirebon, Solo dan Malang yang dihadiri oleh 240

peserta.

11. Optimalisasi Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan dilaksanakan di 3 daerah,

yaitu: Batam, Makassar, dan Palembang yang dihadiri oleh 126 peserta.

12. Supervisi Wajib Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan dilaksanakan di 7

daearh, yaitu: Bandung, Bali, Batam, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Palembang

dan Cilegon dengan total 14 perusahaan.

Page 39: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

31

13. Pemantauan Efektivitas/Asistensi Sistem Informasi Perusahaan Online telah

dilaksanakan di 45 Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Indikator ini merupakan indikator baru sehingga tidak dapat dibandingan

dengan tahun-tahun sebelumnya. Indikator ini mencapai target yang telah

direncanakan sebelumnya disebabkan karena banyaknya perkembangan peraturan

yang berkembang di pemerintah pusat terkait Kebijakan di Bidang Usaha

Perdagangan dan perkembangan isu strategis yang perlu dikoordinasikan dengan

pemerintah daerah. Selain itu, perkembangan terkait kebijakan dan peraturan dari

Pemerintah Pusat dibutuhkan transfer knowledge kepada aparatur daerah maupun

pengusaha yang terkait di bidangnya.

Indikator kinerja ini merupakan salah satu ketentuan yang terdapat pada

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Pedoman Penataan

dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Indikator

tersbut berguna untuk mengetahui sejauh mana implikasi peraturan terhadap toko

swalayan dalam mematuhi dan berpartisipasi aktif dalam membantu

mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indonesia. Meskipun barang

dagangan hasil produksi dalam negeri paling sedikit 80 persen dari jumlah dan jenis

barang yang diperdagangkan di toko swalayan, namun dalam Peraturan Menteri

Perdagangan No. 56 tahun 2014, Menteri Perdagangan memberikan izin penyediaan

barang dagangan produksi dalam negeri kurang dari 80 persen kepada toko modern

yang berbentuk stand alone brand dan/atau outlet/toko khusus (specialty stores),

dalam hal barang dagangan:

a. memerlukan keseragaman produksi (uniformity) dan bersumber dari satu

kesatuan jaringan pemasaran global (global supply chain);

b. memiliki brand/merek sendiri yang sudah terkenal di dunia (premium

product) dan belum memiliki basis produksi di Indonesia; atau

c. berasal dari negara tertentu untuk memenuhi kebutuhan warga negaranya

yang tinggal di Indonesia.

Toko modern sebagaimana dimaksud di atas secara bertahap meningkatkan

penjualan barang serupa yang diproduksi di Indonesia dan melaporkan

pelaksanaannya kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Perdagangan Dalam

Indikator Kinerja 5: Persentase Barang Produksi Dalam Negeri yang

Diperdagangkan di Toko Swalayan

Page 40: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

32

Negeri. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka target yang ditetapkan untuk

tahun 2018 ialah 75 persen, dengan harapan nantinya secara perlahan akan

meningkat menjadi 80 persen di 2019.

Penghitungan indikator telah dilaksanakan dengan mengambil sampel toko

modern/ tradisional di 11 (sebelas) kabupaten/kota yakni Malang, Yogya, Solo,

Serang, Lampung, Banjarbaru, Pati, Pasuruan, Sleman, Karanganyar dan

Pekalongan. Pemilihan kota tersebut sebagai tempat pengambilan sampel

disebabkan konsentrasi perekonomian yang masih berada di wilayah barat

Indonesia, terutama Pulau Jawa sehingga dapat dianggap mewakili secara

keseluruhan.

Rata-rata persentase produk dalam negeri yang diperdagangkan di gerai-gerai

toko swalayan di lokasi-lokasi tersebut di tahun 2018 adalah 84 persen yang artinya

melebihi target yang hanya 75 persen.

C. Akuntabilitas Keuangan Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

Capaian Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018

secara keseluruhan belum optimal. Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

mendapat alokasi anggaran dalam DIPA APBN (DIPA awal) sebesar Rp.

20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah), terjadi penghematan belanja barang

berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 sebesar Rp. 1.764.618.000,- (satu milyar

tujuh ratus enam puluh empat juta enam ratus delapan belas ribu rupiah) dan

terserap sebesar Rp. 16.783.725.257,- (enam belas milyar tujuh ratus delapan

puluh tiga juta tujuh ratus dua puluh lima ribu dua ratus lima puluh tujuh

rupiah) atau sebesar 83,90% dari pagu anggaran yang tersedia dengan sisa

anggaran sebesar Rp. 3.216.274.743,- atau 16,1%. Adanya sisa dari alokasi

anggaran dikarenakan hal-hal sebagai berikut:

1. Adanya sisa lelang dari kegiatan direktorat.

2. Adanya sisa anggaran dari perjalanan dinas karena biaya perjalanan dinas sudah

dilakukan secara at cost.

3. Penghematan Inpres Nomor 4 Tahun 2017.

Apabila dibandingkan dengan tahun 2017 Direktorat Bina Usaha dan Pelaku

Distribusi mendapat alokasi anggaran dalam DIPA APBN (DIPA awal) sebesar

Rp. 29.881.556.000 (dua puluh sembilan milyar delapan ratus delapan puluh satu

juta lima ratus lima puluh enam ribu rupiah), kemudian direvisi penghematan

Penyerapan anggaran Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018 mencapai 83.90%

Page 41: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

33

menjadi Rp. 17.978.249.000 (tujuh belas milyar sembilan ratus tujuh puluh delapan

juta dua ratus empat puluh sembilan ribu rupiah). Dari total anggaran tersebut

dapat direalisasi sebesar Rp. 17.111.454.438 (tujuh belas milyar seratus sebelas

juta empat ratus lima puluh empat ribu empat ratus tiga puluh delapan rupiah) atau

sebesar 95,21% dengan sisa anggaran sebesar Rp. 866.794.562 (delapan ratus enam

puluh enam juta tujuh ratus sembilan puluh empat ribu lima ratus enam puluh dua

rupiah) atau 4,79%. Sehingga jika dibandingkan tahun 2017, pada tahun 2018 terjadi

penurunan penyerapan anggaran sebesar 3,18%. Hal ini disebabkan karena kegiatan

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi selama tahun 2018 telah sesuai dengan

target perencanaan yang telah direncanakan sebelumnya. Namun, ada

penghematan anggaran yang tidak dapat dicairkan. Maka dapat disimpulkan

efisiensi dan efektivitas kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi tahun

2018 ini baik.

Perbandingan anggaran dan realisasinya untuk tahun 2017 dan tahun 2018

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

No. Keterangan 2017 (Rp) 2018 (Rp)

1 Pagu Awal 29.881.556.000 20.000.000.000

2 Pagu Revisi 17.978.249.000 18.235.382.000

3 Realisasi 17.111.454.438 16.783.725.257

4 Prosentasi 95,21% 92,03%

Tabel 3.5 - Perbandingan Anggaran Tahun 2017 dan Tahun 2018

Sumber: Sistem Informasi Keuangan Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018

Untuk mencapai Indikator Kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2018,

maka diperlukan tersedianya anggaran yang memadai dengan penggunaan yang se-

efisien mungkin. Alokasi anggaran pada Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

pada tahun 2018 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

NO.

KEGIATAN IKU

PAGU (Rp)

REALISASI (Rp)

% SISA (Rp)

1.

Pembinaan Usaha dan Pelaku Distribusi Perdagangan

Rancangan Kebijakan di Bidang Usaha Perdagangan

6.081.912.000 4.225.874.130 82,84 875.235.870

Pelaku Usaha dan Aparatur di Bidang Perdagangan yang Mendapat Pembinaan

10.487.448.000 9.041.003.842 82,71 1.897.246.158

Tabel 3.6 - Pagu dan Realisasi Anggaran Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi menurut IK Tahun 2018 Sumber: Sistem Informasi Keuangan Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018

Realisasi Anggaran berdasarkan Indikator Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

Rata-rata penyerapan anggaran menurut output kegiatan

Page 42: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

34

Realisasi anggaran pada Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

2018 yang terdistribusi menurut kegiatan pada Direktorat Bina Usaha dan Pelaku

Distribusi, rincian anggaran dan realisasinya dapat terlihat pada tabel berikut ini :

NO KEGIATAN

PAGU

(Rp)

REALISASI

(Rp) %

SISA

(Rp)

1. Rancangan Kebijakan di Bidang Usaha Perdagangan

6.081.912.000 4.225.874.130 82,84 875.235.870

2. Pelaku Usaha dan Aparatur di Bidang Perdagangan yang Mendapat Pembinaan

10.487.448.000 9.041.003.842 82,71 1.897.246.158

3. Layanan Internal 1.945.040.000 1.729.138.941 88,89 215.901.059

4. Layanan Perkantoran 1.485.600.000 1.787.708.344 88,69 227.891.656

T O T A L 20.000.00.000 16.783.725.257 83,90 3.216.274.743

Tabel 3.7 - Realisasi Anggaran Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Menurut Output Kegiatan Tahun 2018 Sumber: Sistem Informasi Keuangan Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018

Keterangan : Pagu yang digunakan merupakan Pagu setelah direvisi.

Berdasarkan tabel diatas, dapat kami sampaikan bahwa pagu kegiatan yang

terbesar adalah Output Pelaku Usaha dan Aparatur di Bidang Perdagangan yang

Mendapat Pembinaan sebesar Rp. 10.487.448.000,- atau sekitar 52,4% dari total

anggaran Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi.

Capaian realisasi anggaran pada Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

untuk Tahun 2018 adalah sebesar 83,90%. Namun, dihitung berdasarkan anggaran

yang dapat dicairkan maka realisasi pada direktorat sebesar 92,03%. Berdasarkan

realisasi anggaran diatas, dapat kami sampaikan bahwa Direktorat Bina Usaha dan

Pelaku Distribusi mengalokasikan anggaran secara efektif dan efisien untuk

indikator kinerja utama.

Berdasarkan jenis belanja, anggaran terbagai kedalam 2 (dua) bagian, yaitu

belanja barang dan belanja modal. Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

mendapat alokasi anggaran untuk tahun 2018 sebesar Rp. 20.000.000.000,- yang

terealisasi sebesar Rp. 16.783.725.257,-. Dari dana yang terealisasi, belanja barang

dialokasikan sebesar Rp 18.986.937.000,- dan terealisasi sebesar Rp

15.975.918.459,- sehingga dana yang tersisa sebesar Rp 3.011.018.541,-. Maka

dapat disimpulkan anggaran belanja barang tersebut dapat tercapai sebesar

86,14%. Sedangkan belanja modal dialokasikan sebesar Rp 1.013.063.000,- dan

terealisasi sebesar Rp 877.466.220,- sehingga dana yang tersisa sebesar Rp

Realisasi Anggaran dan Prosentase pada Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi mencapai 83,90%

Page 43: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

35

135.596.780,-. Maka dapat disimpulkan anggaran belanja modal tersebut dapat

tercapai sebesar 86,62%.

Indikator Kinerja Target Anggaran

Awal Anggaran

Revisi Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5)

Rancangan Kebijakan di Bidang Usaha Perdagangan

4

Rancangan 6.081.912.000 5.101.110.000 4.225.874.130

Pelaku Usaha dan Aparatur yang Mendapat Pembinaan

226 Pelaku

Usaha 10.487.448.000 10.938.250.000 9.041.003.842

Tabel 3.8 - Rincian Perjanjian Kinerja Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018 Sumber:Perjanjian Kinerja dan Sistem Informasi Keuangan (SIK) Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi TA 2018

Alokasi anggaran Direktorat Bina Usaha Perdagangan berdasarkan jenis belanja

Page 44: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

36

BAB IV

PENUTUP

Tata kelola pemerintahan yang baik dapat terwujud dan berkelanjutan

apabila terdapat kerjasama yang intensif antara semua pihak yang terlibat di dalam

implementasi program dan kerja sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang ada.

Pada tahun 2018, Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi telah

melaksanakan berbagai kegiatan dengan output yang mendukung pencapaian

indikator kinerja utama yang dimiliki Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi.

Sebagian besar dari kegiatan-kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan

dapat diselesaikan pada tahun 2018 walaupun dari hasil yang didapat memang tidak

sesuai dengan yang direncanakan, namun diharapkan hal ini dapat menjadi bahan

evaluasi untuk perbaikan kinerja pada tahun yang akan datang.

Kegiatan yang mendukung indikator kinerja kegiatan yang dimiliki Direktorat

Bina Usaha dan Pelaku Distribusi telah berjalan dengan sangat baik, tercermin dari

semua target indikator kinerja kegiatan telah terealisasi lebih dari 100%. Berikut

tabel yang menggambarkan pencapaian indikator kinerja utama yang dimiliki

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi beserta prosentase pencapaiannya.

No. Indikator Kinerja Satuan Target 2018

Capaian 2018

Capaian (%)

1 Terintegrasinya Layanan Perijinan Perdagangan Dalam Negeri di Daerah dengan Sistem Informasi Kemendag

Persen 80 80 100

2 Jumlah Penyusunan Rekomendasi Peraturan Terkait Kebijakan Usaha Perdagangan

Rekomendasi 4 7 175

3 Jumlah Pelaku Usaha yang Memperoleh Ijin/Tanda Daftar

Pelaku Usaha 2.000 5.515 276

4 Jumlah Pelaku Usaha dan Aparatur yang Mendapat Pembinaan/Bimbingan Teknis di Bidang Pelaku Usaha

Pelaku Usaha dan Aparatur

600 1.315 219

5 Persentase Barang Produksi Dalam Negeri yang Diperdagangkan di Toko Swalayan

Persen 75 84 84

Tabel 4.1 - Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Dit. Bina Usaha Perdagangan Tahun 2018

Sumber: Perjanjian Kinerja Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi

Capaian Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi pada Tahun 2018

Page 45: Laporan Kinerja Tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../LAKIP_BINUS_2018.pdf · 2019. 9. 4. · Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun

LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018

37

Sesuai dengan fungsi laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

(LAKIP) sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja kepada para pemangku

kepentingan (stakeholders), maka informasi dan analisis kinerja yang diungkapkan

dalam laporan ini tidak terbatas pada sasaran yang capaian kinerjanya mencapai

target yang sudah ditetapkan, tetapi juga mencakup informasi kinerja dari sasaran

yang tidak memenuhi target disertai penjelasannya. Oleh karena itu, dalam laporan

akuntabilitas kinerja Direktorat Bina Usaha Perdagangan ini, secara umum

dijelaskan mengenai informasi dan analisis pencapaian kinerja tahun 2017.

Penetapan kinerja tahun 2018, mengandung program dan sasaran yang ingin

dicapai, dengan mengacu kepada Rencana Strategis (Renstra) Ditjen Perdagangan

Dalam Negeri dan Rencana Strategis Kementerian Perdagangan tahun 2015–2019.

Untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan, maka informasi

yang disampaikan dalam Laporan Kinerja ini juga meliputi analisis, yang bertujuan

mengidentifikasi umpan balik guna perbaikan kinerja dimasa mendatang. Beberapa

umpan balik yang dapat digunakan sebagai strategi untuk perbaikan kinerja

Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi dimasa mendatang antara lain :

Penyusunan program dan sasaran yang akan dicapai hendaknya disusun secara

realistis dengan indikator yang jelas berdasarkan prinsip efisiensi dan efektivitas

pencapaian sasaran, serta tetap mengacu kepada Renstra Ditjen Perdagangan

Dalam Negeri dan Rencana Strategis Kementerian Perdagangan tahun 2015–2019;

Penyusunan program dan sasaran yang hendak dicapai perlu disertai dengan

analisis biaya dan manfaat (cost and benefit analysis), guna mengetahui suatu

program layak atau tidak untuk dilaksanakan;

Perlu disusun jadwal pelaksanaan yang jelas untuk setiap program agar dapat

dilaksanakan sesuai dengan sasaran dan indikator yang telah ditetapkan;

Mendayagunakan seluruh potensi dan sumber daya Direktorat Bina Usaha dan

Pelaku Distribusi secara optimal untuk mewujudkan sasaran yang hendak

dicapai.

Strategi pemecahan masalah tersebut di atas, kiranya dapat dilaksanakan di

tahun-tahun mendatang guna lebih meningkatkan kinerja Direktorat Bina Usaha dan

Pelaku Distribusi, terutama dalam rangka mewujudkan visi dan misi Direktorat

Jenderal Perdagangan Dalam Negeri secara khusus dan Kementerian Perdagangan

secara umum melalui tugas pokok dan fungsi yang menjadi tanggung jawab

Direktorat.

Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha da Pelaku Distribusi pada Tahun 2018