laporan kinerja instansi pemerintahbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/laporan...

71
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH DAERAH TAHUN 2017 Jl. Johar No. 19-21 Surabaya 60174 Telp. 031-3532291 Fax. 031-3532283 | http://www.bpkad.jatimprov.go.id

Upload: buitu

Post on 19-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

PEMERINTAH DAERAH

PROVINSI JAWA TIMUR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BADAN PENGELOLA KEUANGAN

DAN ASET DAERAH DAERAH

TAHUN 2017

Jl. Johar No. 19-21 Surabaya 60174 Telp. 031-3532291

Fax. 031-3532283 | http://www.bpkad.jatimprov.go.id

Page 2: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa

atas rahmat dan hidayahNya, kami telah menyelesaikan Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

(BPKAD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2017.

Penyusunan Laporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari

pelaksanaan tugas dan fungsi atas penggunaan anggaran dengan

melaksanakan pengukuran kinerja dan evaluasi serta menganalisa terhadap

pengukuran kinerja.

Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi

organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam

dokumen Perjanjian Kinerja serta memuat unsur-unsur perencanaan strategi,

evaluasi kinerja dan analisis pencapaian kinerja yang telah dicapai oleh Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2017.

Akhirnya Laporan Kinerja ini diharapkan dapat menjadi wujud

pertanggungjawaban kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 dalam melaksanakan visi dan misi nya sesuai

dengan rencana strategi.

Surabaya, 29 Desember 2017

KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN

ASET DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

Dr. Ir. JUMADI, M.MT

Pembina Utama Muda NIP. 19670524 199203 1 004

Page 3: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

ii

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………. ii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………………………...... iii

DAFTAR GRAFIK ………………………………………………………………………………………….. v

IKHTISAR EKSEKUTIF ………………………………………………………………………………….. vi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Landasan Hukum ................................................................. 2

1.3 Tujuan ................................................................................. 2

1.4

1.5

Gambaran Umum BPKAD ......................................................

Sistematika Penulisan...........................................................

3

15

BAB II PERENCANAAN KINERJA 17

2.1 Rencana Strategis ................................................................ 17

2.2 Rencana Kinerja Tahunan ..................................................... 20

2.3 Perjanjian Kinerja ................................................................ 21

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 23

3.1 Pengukuran Kinerja .............................................................. 23

3.2 Evaluasi dan Analisis Kinerja ................................................. 25

3.3 Cost Per Outcome ............................................................... 48

3.4 Realisasi Anggaran .............................................................. 58

BAB IV PENUTUP 61

4.1 Kesimpulan ........................................................................ 61

4.2 Saran ................................................................................. 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Matrik Renstra 2014-2019

Lampiran 2 Perjanjian Kinerja Tahun 2017

Lampiran 3 Pengukuran Kinerja Tahun 2017

Lampiran 4 Penghargaan Tahun 2017

Lampiran 5 Indikator Kinerja Utama

Page 4: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

iii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.1 Data Berdasarkan Golongan Ruang 13

Tabel 1.2 Data Berdasarkan Tingkat Pendidikan 13

Tabel 1.3 Sarana dan Prasarana BPKAD Tahun 2016 14

Tabel 2.1 Keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran Tahun 2014-2019 21

Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 22

Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Tahun 2017 24

Tabel 3.2 IKU Ketepatan waktu penyusunan RAPBD Provinsi Jawa Timur 26

Tabel 3.3 IKU Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 28

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kemandirian dan Kemampuan Keuangan Daerah 29

Tabel 3.5 IKU Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target 31

Tabel 3.6 IKU Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% 32

Tabel 3.7 IKU Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based

Capacity Building

33

Tabel 3.8 IKU Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP)

35

Tabel 3.9 IKU Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang

bersertifikat

37

Tabel 3.10 IKU Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan

dimanfaatkan

38

Tabel 3.11 IKU Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah

Pemerintah Provinsi Jawa Timur

39

Tabel 3.12 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang

dievaluasi tepat waktu

40

Tabel 3.13 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan

APBD yang dievaluasi tepat waktu

41

Tabel 3.14 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu

42

Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Kinerja 43

Tabel 3.16 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD 47

Tabel 3.17 Alokasi per Sasaran Pembangunan 49

Page 5: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

iv

Tabel 3.18 Pencapaian Kinerja dan Anggaran 52

Tabel 3.19 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya 55

Page 6: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

v

DAFTAR GRAFIK

Hal

Grafik 1 Tren capaian realisasi pendapatan daerah 31

Grafik 2 Tren toleransi deviasi penyerapan keuangan 32

Grafik 3 Tren SKPD dengan realisasi diatas 95% 32

Page 7: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

vi

IKHTISAR EKSEKUTIF

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 merupakan salah

satu wujud pertanggungjawaban kepada publik atas kinerja pencapaian visi dan

misi BPKAD pada Tahun 2017. Selain itu, Laporan Kinerja juga merupakan salah

satu parameter yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kinerja dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya.

Penyusunan Laporan Kinerja BPKAD Tahun 2017 mengacu pada

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam

melaksanakan mandatnya, BPKAD telah menetapkan visi yaitu “Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah dilakukan secara tertib, normatif dan

berkelanjutan”. Untuk mewujudkan visi tersebut BPKAD menetapkan misi yaitu

“Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang Lebih Transparan

dan Akuntabel”. Dalam mencapai visi dan misi, BPKAD menetapkan 2 (dua)

tujuan yang akan dicapai dalam tahun 2014-2019 yaitu (1) Optimalisasi

pengelolaan keuangan dan aset daerah; (2) Optimalisasi pengelolaan keuangan

kabupaten/kota. Untuk menunjang pencapaian tujuan strategis tersebut

disusunlah peta strategi yang terdiri dari 2 (dua) sasaran strategis yaitu (1)

Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa

Timur; (2) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten / kota se-

Jawa Timur.

Keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran strategis diukur

dengan Indikator Kinerja Utama (IKU). Penilaian kualitas IKU didasarkan pada

kriteria SMART-C (Specific, Measureable, Agreeable, Realistic, time-bounded

dan Continously Improved). Pada tahun 2017 BPKAD menerapkan 12 (dua

belas) IKU yang merupakan komitmen kinerja Kepala Badan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur dan secara umum,

pencapaiannya sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dari 12 (dua

belas) IKU tersebut, terdapat 3 (tiga) IKU yang capaian kinerjanya diatas target.

Namun, di satu sisi masih terdapat 2 (dua) IKU yang masih di bawah target

yaitu Rasio Kemandirian Keuangan Daerah dan Persentase Raperda/Raperkada

Page 8: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

vii

Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi

tepat waktu

Dalam rangka terwujudnya tata kelola kelembagaan pemerintahan

yang baik dan bersih telah dilakukan perbaikan kapasitas kelembagaan.

Perbaikan tersebut dilakukan melalui pelaksanaan reformasi birokrasi,

penguatan sumber daya manusia aparatur perencana serta penyempurnaan

pelaksanaan administrasi perencanaan pembangunan.

Upaya perbaikan terus dilakukan untuk meningkatkan kinerja

organisasi yang lebih baik lagi. Capaian IKU yang masih dibawah target akan

terus dilakukan evaluasi dan action plan yang relevan untuk mewujudkan

pengelolaan keuangan dan aset daerah yang secara tidak langsung mendukung

pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan

pelayanan kepada masyarakat. Beberapa upaya perbaikan yang dapat

dilakukan, antara lain :

1. Meningkatkan peran dalam mengkoordinasikan penyusunan rencana

pembangunan ;

2. Melakukan peningkatan kompetensi SDM agar lebih responsif dalam

memprediksi perubahan lingkungan strategis ;

3. Melakukan penyempurnaan dan pengembangan tata kelola kelembagaan

dalam mendukung reformasi birokrasi ;

4. Melakukan pemantauan dan evaluasi capaian kinerja secara berkala dan

berjenjang.

Page 9: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur

berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2016

tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah serta Peraturan Gubernur

Jawa Timur Nomor 57 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi,

uraian tugas dan fungsi serta tata kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah Provinsi Jawa Timur, mempunyai tugas yang sangat strategis yaitu

melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan Pemerintah Provinsi di bidang keuangan. Dalam melaksanakan

tugas tersebut Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah diupayakan untuk

melaksanakannya dengan transparan, akuntabel, efektif, dan efisien sesuai

dengan prinsip-prinsip good governance sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Salah satu azas penyelenggaraan good governance yang tercantum

dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 adalah azas akuntabilitas yang

menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan

penyelenggaraan Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada

masyarakat atau rakyat sebagai kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas tersebut

salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LKjIP).

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah disusun sebagai salah satu bentuk

pertanggungjawaban dalam melaksanakan visi, misi, tugas dan fungsi dalam

kurun waktu 1 (satu) tahun sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu

peningkatan kinerja setiap unit organisasi dilingkungan BPKAD Provinsi Jawa

Timur serta sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan bagi

stakeholders demi perbaikan kinerja BPKAD. Selain itu, penyusunan laporan ini

untuk memenuhi prinsip akuntabillitas, sebagaimana amanat Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Page 10: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

2

Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

Reviu atas Laporan Kinerja.

1.2. Landasan Hukum

Dasar hukum yang melandasi disusunnya Laporan Kinerja Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016, antara

lain :

1. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah ;

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 ;

3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja ;

4. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah ;

5. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 7 Tahun 2017 tentang

Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2017 ;

6. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 57 Tahun 2016 tentang kedudukan,

susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta tata kerja Badan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur ;

7. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 101 Tahun 2016 tentang

nomenklatur, susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta tata kerja

Unit Pelaksana Teknis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi

Jawa Timur ;

8. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 61 Tahun 2017 tentang Penjabaran

Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur

Tahun Anggaran 2017.

1.3. Tujuan

Penyusunan LKjIP ini, mempunyai tujuan untuk menilai dan mengevaluasi

pencapaian kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa

Page 11: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

3

Timur sesuai visi, misi, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana

Strategis Tahun 2014-2019. Hasil evaluasi tersebut, diharapkan dapat menjadi

referensi dan acuan dalam merumuskan dan merencanakan program, kegiatan

dan anggaran serta melakukan koreksi dan perbaikan di masa yang akan datang

sehingga menjadi lebih baik, dapat dilaksanakan secara sistematis dalam

melaksanakan pengelolaan keuangan dan aset daerah.

1.4. Gambaran Umum SKPD

Sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2016

tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, Peraturan Gubernur Jawa

Timur Nomor 57 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, uraian

tugas, fungsi serta tata kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Provinsi Jawa Timur, Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 101 Tahun 2016

tentang nomenklatur, susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta tata

kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi

Jawa Timur, mempunyai tugas pokok dan fungsi, sebagai berikut :

1.4.1. Tugas Pokok,

BPKAD Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas membantu

Gubernur melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi di bidang keuangan.

1.4.2. Fungsi,

Untuk mendukung pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud

pada point 1.4.1, BPKAD Provinsi Jawa Timur mempunyai fungsi, yaitu:

a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang keuangan ;

b. Pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang keuangan ;

c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan

teknis di bidang keuangan ;

d. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang urusan

pemerintahan daerah di bidang keuangan ;

e. Pelaksanaan administrasi badan di bidang keuangan ;

f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Page 12: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

4

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Jawa Timur dipimpin oleh

seorang Kepala dan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh 1 (satu)

Sekretaris, 5 (lima) Kepala Bidang dan 1 (satu) Kepala Unit Pelaksanan Teknis

(UPT) dengan susunan organisasi sebagai berikut :

1. Sekretariat,

Sekretariat mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,

mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum,

kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program, keuangan, hubungan

masyarakat dan protokol.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi antara

lain :

a. Pengelolaan pelayanan administrasi umum dan perizinan ;

b. Pengelolaan administrasi kepegawaian ;

c. Pengelolaan administrasi keuangan ;

d. Pengelolaan administrasi perlengkapan ;

e. Pengelolaan aset dan barang milik negara/daerah ;

f. Pengelolaan urusan rumah tangga, hubungan masyarakat dan protokol ;

g. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang-

undangan ;

h. Pelaksanaan koordinasi penyelesaian masalah hukum (non yustisia) di

bidang kepegawaian ;

i. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang ;

j. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan ;

k. Pelaksanaan monitoring serta evaluasi organisasi dan tatalaksana ; dan

l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Sekretariat terdiri dari 3 (tiga) sub bagian, yaitu :

1. Sub Bagian Tata Usaha

2. Sub Bagian Penyusunan Program dan anggaran

3. Sub Bagian Keuangan

2. Bidang Anggaran,

Bidang Anggaran mempunyai tugas rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) dan rancangan Perubahan APBD serta menyiapkan

pengesahan dokumen anggaran dan data-data yang berkaitan dengan

penyusunan anggaran.

Page 13: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

5

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Anggaran mempunyai fungsi

antara lain :

a. Pelaksanaan koordinasi penyusunan rancangan dokumen anggaran untuk

APBD dan Perubahan APBD ;

b. Pelaksanaan koordinasi penyusunan rancangan peraturan daerah tentang

APBD dan rancangan peraturan daerah tentang Perubahan APBD ;

c. Pelaksanaan koordinasi kompilasi bahan penyusunan konsep Nota

Keuangan rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD ;

d. Pelaksanaan koordinasi kompilasi bahan penyusunan konsep Jawaban

Eksekutif dalam rangka penyusunan rancangan peraturan daerah tentang

APBD dan rancangan peraturan daerah tentang Perubahan APBD

e. Pelaksanaan koordinasi penyusunan rancangan peraturan gubernur

tentang penjabaran APBD dan penjabaran Perubahan APBD ;

f. Pelaksanaan koordinasi penyiapan bahan persetujuan dan pengesahan

dokumen anggaran Perangkat Daerah, Badan Layanan Umum Daerah

(BLUD) dan Pejabat Pengelola keuangan Daerah (PPKD) ;

g. Pelaksanaan koordinasi fasilitasi penyesuaian dokumen anggaran ;

h. Pelaksanaan koordinasi pembinaan penyusunan anggaran Perangkat

Daerah, BLUD dan PPKD ;

i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Bidang Anggaran terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu :

1. Sub Bidang Anggaran I

2. Sub Bidang Anggaran II

3. Sub Bidang Anggaran III

3. Bidang Perbendaharaan,

Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas menyelenggarakan penyusunan

dan penerapan kebijakan pelaksanaan anggaran dan non anggaran,

pengelolaan dan pengendalian kas, BLUD, piutang dan utang daerah Non

Perangkat Daerah.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Perbendaharaan mempunyai

fungsi antara lain :

Page 14: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

6

a. Pengoordinasian penyusunan kebijakan pelaksanaan anggaran dan non

anggaran, pengelolaan dan pengendalian kas, BLUD, piutang dan utang

daerah Non Perangkat Daerah ;

b. Pengoordinasian penerapan kebijakan pelaksanaan anggaran dan non

anggaran, pengelolaan dan pengendalian kas, BLUD, piutang dan utang

daerah Non Perangkat Daerah ;

c. Pengoordinasian pembinaan pelaksanaan anggaran dan non anggaran,

pengelolaan dan pengendalian kas, BLUD, piutang dan utang daerah Non

Perangkat Daerah ;

d. Pengoordinasian evaluasi dan pelaporan pelaksanaan anggaran dan non

anggaran, pengelolaan dan pengendalian kas, BLUD, piutang dan utang

daerah Non Perangkat Daerah ;

e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Bidang Perbendaharaan terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu :

1. Sub Bidang Perbendaharaan I

2. Sub Bidang Perbendaharaan II

3. Sub Bidang Perbendaharaan III

4. Bidang Akuntansi dan Pelaporan,

Bidang Akuntansi mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan

kebijakan dan standarisasi teknis akuntansi dan pelaporan keuangan serta

menyusun laporan keuangan pemerintah daerah.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Akuntansi mempunyai fungsi

antara lain :

a. Pelaksanaan koordinasi pelaporan dan Akuntansi Pemerintah Daerah ;

b. Pelaksanaan koordinasi penyusunan laporan realisasi anggaran dan

prognosis dari Perangkat Daerah ;

c. Pelaksanaan koordinasi pembinaan pelaksanaan Sistem Akuntansi

Pemerintah Daerah dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah ;

d. Pelaksanaan koordinasi penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah ;

e. Pelaksanaan koordinasi penyiapan tanggapan dan tindak lanjut hasil

pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ;

Page 15: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

7

f. Pelaksanaan koordinasi penyusunan Rancangan Peraturan Daerah

tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan Peraturan

Gubernur tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD ;

g. Pelaksanaan koordinasi pembinaan pelaporan Pola Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) ;

h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Bidang Akuntansi terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu :

a. Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan I

b. Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan II

c. Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan III

5. Bidang Aset,

Bidang Aset mempunyai tugas mengoordinasikan penyusunan kebijakan dan

pedoman pengelolaan barang milik daerah serta melaksanakan pengelolaan

barang milik daerah yang meliputi perencanaan kebutuhan, penganggaran,

penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penilaian,

pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan, penatausahaan,

pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Aset mempunyai fungsi antara

lain :

a. Pelaksanaan koordinasi penyusunan kebijakan pengelolaan barang milik

daerah serta petunjuk pelaksanaannya ;

b. Pelaksanaan koordinasi penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Tuntutan

Perbendaharaan-Tuntutan Ganti Rugi (TPTGR) ;

c. Pelaksanaan koordinasi pembinaan pengelolaan barang milik daerah ;

d. Pengoordinasian pelaksanaan administrasi barang milik daerah ;

e. Pelaksanaan pelaporan pengelolaan barang milik daerah ;

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Bidang Aset terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu :

1. Sub Bidang Perencanaan, Penatausahaan dan Penilaian

2. Sub Bidang Penggunaan, Pemanfaatan, Pemeliharaan dan Pengamanan

3. Sub Bidang Pemindahtanganan, Pemusnahan dan Penghapusan

Page 16: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

8

6. Bidang Bina Keuangan Kabupaten/Kota,

Bidang Bina Keuangan Kabupaten/Kota mempunyai tugas melakukan

evaluasi terhadap rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang

APBD, perubahan APBD, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, dan

pembinaan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten/Kota.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Bina Keuangan Kabupaten/Kota

mempunyai fungsi antara lain :

a. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka pembinaan dan pemantauan

penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD, Perubahan

APBD, PertanggungjawabanPelaksanaan APBD dan Rancangan peraturan

kepala daerah tentang Penjabaran APBD, Perubahan APBD,

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD ;

b. Pelaksanaan koordinasi terkait arah, panduan dan tatacara evaluasi

rancangan peraturan daerah tentang APBD, perubahan APBD,

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan

kepala daerah tentang penjabaran APBD, Perubahan APBD,

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD ;

c. Pelaksanaan koordinasi penyusunan Laporan hasil Evaluasi (LHE)

Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD, Perubahan APBD,

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan Rancangan Peraturan

Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD, Perubahan APBD,

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD ;

d. Pelaksanaan koordinasi penilaian kesesuaian antara tanggapan dengan

hasil evaluasi Gubernur terhadap rancangan peraturan daerah tentang

APBD, Perubahan APBD, Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan

rancangan peraturan kepala daerah tentang Penjabaran APBD,

Perubahan APBD, Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD ;

e. Pelaksanaan koordinasi pelaporan hasil evaluasi gubernur terhadap

rancangan peraturan daerah tentang APBD, Perubahan APBD,

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan

kepala daerah tentang Penjabaran APBD, Perubahan APBD,

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD kepada Kementerian Dalam

Negeri dan Kementerian Keuangan ;

Page 17: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

9

f. Pelaksanaan koordinasi pemantauan terhadap penetapan peraturan

daerah tentang APBD, Perubahan APBD, Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD dan peraturan kepala daerah tentang Penjabaran

APBD, Perubahan APBD, Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD ;

g. Pelaksanaan koordinasi terkait rancangan peraturan kepala daerah akibat

keterlambatan persetujuan bersama antara Kepala Daerah dan DPRD

terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD dan

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD ;

h. Pelaksanaan koordinasi monitoring, pembinaan dan klarifikasi

pengelolaan keuangan daerah ;

i. Pelaksanaan koordinasi penyusunan data dan analisa data keuangan

daerah ;

j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Bidang Bina Keuangan Kab./Kota terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu :

a. Sub Bidang Bina Keuangan Wilayah I

b. Sub Bidang Bina Keuangan Wilayah II

c. Sub Bidang Bina Keuangan Wilayah III

7. UPT LPKD,

Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 101 Tahun 2016 tentang

nomenklatur, susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta tata kerja

Unit Pelaksana Teknis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi

Jawa Timur, Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Pengelolaan Keuangan

Daerah (UPT - LPKD) Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas Badan di bidang teknis pengelolaan keuangan daerah yaitu

memberikan ketrampilan dan/atau penguasaan teknis serta pengembangan

wawasan, pemahaman dan pola pikir untuk meningkatkan kualitas Sumber

Daya Manusia dalam penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, UPT LPKD mempunyai fungsi antara

lain:

a. Penyelenggaraan program dan proses kegiatan laboratorium pengelolaan

keuangan ;

b. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas UPT LPKD ;

Page 18: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

10

c. Pelaksanaan proses kegiatan laboratorium pengelolaan keuangan bagi

Sumber Daya Manusia di lingkungan Pemerintah Provinsi,

Kabupaten/Kota serta Desa/Kelurahan dan masyarakat ;

d. Pelaksanaan penyediaan tenaga pengajar/pendamping proses kegiatan

laboratorium pengelolaan keuangan ;

e. Pelaksanaan penilaian pemahaman tentang perencanaan,

penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggung-jawaban dan

pengevaluasian keuangan ;

f. Pelaksanaan pelayanan konsultasi dan konsultansi teknis pengelolaan

keuangan (clinic center) ;

g. Pelaksanaan pendampingan dalam menjalankan pengelolaan keuangan

daerah ;

h. Pengembangan basis data keuangan ;

i. Pelaksanaan analisis kebijakan fiskal daerah ;

j. Pengembangan sarana prasarana dan infrastruktur pendukung ;

k. Pelaksanaan kerjasama dengan akademis, Perangkat Daerah, dan

lembaga/pihak ketiga di bidang teknis pengelolaan keuangan ;

l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

UPT LPKD terdiri dari 3 (tiga) seksi, yaitu :

a. Sub Bagian Tata Usaha

b. Seksi Perencanaan dan Program

c. Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia

Dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsinya, BPKAD Provinsi Jawa Timur

dipimpin oleh Kepala Badan dengan dibantu jajaran struktural, dengan struktur

organisasi (Gambar 1.1) sebagai berikut:

Page 19: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

11

Struktur Organisasi BPKAD Provinsi Jawa Timur

Sesuai pasal 5 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor

13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah

diubah kedua kalinya dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011, dijelaskan bahwa

Kepala Daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah

melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada :

a. Sekretaris Daerah, selaku koordinator pengelola keuangan daerah ;

b. Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku PPKD ;

c. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku pejabat Pengguna

Anggaran/Pengguna Barang (PA/PB).

Mendasari ketentuan tersebut, untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas

dan fungsi SKPKD, telah diterbitkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 33

Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Satuan Kerja Pengelola

Keuangan Daerah (SKPKD) yang menjelaskan bahwa, SKPKD adalah perangkat

daerah pada Pemerintah Daerah yang melaksanakan pengelolaan APBD dalam hal

ini dilakukan oleh BPKAD Provinsi Jawa Timur. Sehubungan dengan ketentuan

KEPALA BADAN PENGELOLA

KEUANGAN DAN ASET DAERAH

SEKRETARIS

KASUBBAG TATA USAHA

KASUBBAG

PENYUSUNAN PROGRAM DAN

ANGGARAN ANGGARAN

KASUBBAG KEUANGAN

KEPALA BIDANG ANGGARAN

KEPALA BIDANG PERBENDAHARAAN

KEPALA BIDANG AKUNTANSI DAN

PELAPORAN KEPALA BIDANG

ASET

KEPALA BIDANG BINA KEUANGAN

KABUPATEN / KOTA

KASUBBID ANGGARAN I

KASUBBID

PERBENDAHARAAN I KASUBBID AKUNTANSI

DAN PELAPORAN I KASUBBID PERENCANAAN,

PENATAUSAHAAN DAN

PENILAIAN

KASUBBID PENGGUNAAN,

PEMANFAATAN, PEME

LIHARAAN DAN

PENGAMANAN

KASUBBID

PEMINDAHTANGANAN,

PEMUSNAHAN DAN

PENGHAPUSAN

KASUBBID BINA KEUANGAN WILAYAH I

KASUBBID BINA KEUANGAN WILAYAH II

KASUBBID BINA KEUANGAN WILAYAH III

KEPALA UPT LAB PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAH

KASUBBAG TATA USAHA

KEPALA SEKSI PERENCANAAN DAN

PROGRAM

KEPALA SEKSI PENINGKATAN

KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA

KASUBBID ANGGARAN II

KASUBBID ANGGARAN III

KASUBBID

PERBENDAHARAAN II

KASUBBID

PERBENDAHARAAN III

KASUBBID AKUNTANSI

DAN PELAPORAN II

KASUBBID AKUNTANSI

DAN PELAPORAN II

Page 20: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

12

tersebut, secara langsung BPKAD Provinsi Jawa Timur memiliki 2 (dua) tugas

strategis dan paralel, yaitu selaku SKPD dan SKPKD yang mempunyai tugas :

a. Selaku SKPD,

BPKAD Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas menyusun dan melaksanakan

program dan kegiatan yang bersifat regular, koordinasi dan fasilitasi yang

menunjang kebutuhan SKPD dilingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur,

utamanya terkait dengan perencanaan anggaran, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD,

pembinaan pengelolaan keuangan dan aset daerah serta pembinaan

pengelolaan keuangan kabupaten/kota.

b. Selaku SKPKD,

Sesuai Pasal 7 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah

keduakalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011,

BPKAD selaku SKPKD mempunyai tugas :

1. Menyusun dan melaksanakan pengelolaan keuangan daerah, meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban

keuangan daerah ;

2. Menyusun Rancangan APBD dan Rancangan Perubahan APBD ;

3. Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah ;

4. Menyusun laporan keuangan pemerintah daerah dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD ;

5. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh

Kepala Daerah.

1.4.3. Kekuatan dan Sumber Daya

1.4.3.1 Sumber Daya Aparatur

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, BPKAD Provinsi Jawa

Timur didukung oleh sumber daya aparatur yang cukup. Berdasarkan

data kepegawaian per Desember 2017 jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS)

di BPKAD sebanyak 115 orang, dengan komposisi sebagai berikut :

Page 21: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

13

a. Berdasarkan golongan ruang

Tabel 1.1 Data berdasarkan Golongan Ruang

No Golongan Jumlah

(Orang)

1 Pembina Utama Madya (IV/d) -

2 Pembina Utama Muda (IV/c) 1

3 Pembina Tingkat I (IV/b) 3

4 Pembina (IV/a) 22

5 Penata Tingkat I (III/d) 35

6 Penata (III/c) 11

7 Penata Muda Tingkat I (III/b) 19

8 Penata Muda (III/a) 13

9 Pengatur Tingkat I (II/d) 3

10 Pengatur (II/c) 3

11 Pengatur Muda Tingkat I (II/b) 4

12 Pengatur Muda (II/a) 1

13 Juru Tingkat I (I/d) -

JUMLAH 115

b. Berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 1.2 Data berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah

(Orang)

1 S3 1

2 S2 38

3 S1 65

4 D IV 3

5 D III 2

6 D I 1

7 SMA 4

8 SMP 1

JUMLAH 115

Data personil berdasarkan tingkat pendidikan, PNS yang

berpendidikan sarjana dan pasca sarjana sebanyak 104 (90,43%),

Diploma I sampai dengan Diploma IV sebanyak 6 orang (5,22%),

Sekolah Menengah Pertama dan Atas sebanyak 5 orang (4,35%).

Dengan demikian BPKAD mempunyai sumber daya manusia yang

Page 22: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

14

cukup, namun dengan memperhatikan dinamika dan kompleksitas

pengelolaan keuangan dan aset daerah pada tahun-tahun

mendatang yang semakin rumit serta keterbatasan SDM yang

memiliki kompetensi lebih dibidang keuangan dan aset daerah, maka

diperlukan tambahan pegawai negeri sipil.

c. Berdasarkan Jenis Kelamin

1.4.3.2 Sarana dan Prasarana,

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan, di

BPKAD Provinsi Jawa Timur terdapat beberapa fasilitas sarana dan

prasarana, antara lain :

Tabel 1.3 Sarana dan Prasarana BPKAD Tahun 2017

No Uraian Jumlah/Unit Nilai (Rp)

1 Tanah 3 bidang 41.157.892.500

2 Peralatan dan Mesin 2.744 buah/set 21.699.650.145

3 Gedung dan Bangunan 9 buah 68.197.686.416

4 Jalan, Irigasi dan

Jaringan

1 buah 48.950.000

5 Aset Tetap Lainnya 171 buah/set 356.114.000

Keterangan : Data unaudited

Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan BPKAD selain

dipengaruhi oleh kondisi sarana dan prasarana, juga dipengaruhi adanya

beberapa kelemahan yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan

koreksi, antara lain :

1. Keterbatasan pegawai yang memiliki kompentensi di bidang

pengelolaan keuangan dan aset daerah serta masih adanya pegawai

yang kurang memahami tanggung jawab masing-masing ;

No Golongan Jenis Kelamin

Laki Perempuan

1. IV 17 9

2. III 50 28

3. II 7 4

4. I - -

JUMLAH 74 41

Page 23: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

15

2. Rendahnya tingkat kepedulian pegawai terhadap lingkungan kerja

masih mementingkan tugasnya sendiri (egois) serta kurang

berorientasi pada tujuan jangka panjang, pola pikir dan pola kerja

pegawai masih bersifat parsial dan sektoral ;

3. Pegawai yang kurang memahami peraturan perundang-undangan,

utamanya di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah ;

4. Pelaksanaan fungsi koordinasi dan komunikasi antar staf maupun

antar bidang masih lemah ;

5. Belum maksimalnya kesempatan peningkatan pendidikan formal

ataupun informal karena intensitas dan ritme kerja yang relatif tinggi.

Selanjutnya, untuk menentukan tujuan, sasaran dan menetapkan

target capaian keberhasilan pelaksanaan program kegiatan, maka pada

awal perencanaan anggaran harus dilakukan identifikasi faktor-faktor

yang diharapkan mampu memberikan dukungan dalam menunjang

keberhasilan suatu organisasi dalam rangka menjawab tuntutan

kebutuhan berdasarkan perkembangan dan realita yang ada. Faktor-

faktor ini, lebih berfungsi untuk memfokuskan strategi organisasi dalam

mengsinkronkan misi dan tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

1.5. Sistematika Penulisan

Secara umum, Laporan Akuntabilitas ini memberikan penjelasan dan

informasi mengenai capaian kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

(BPKAD) Provinsi Jawa Timur selama kurun waktu 1 (satu) Tahun Anggaran

2017. Adapun sistematika penulisan Laporan Kinerja BPKAD Provinsi Jawa Timur

disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

sebagai berikut :

Page 24: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

16

Bab I : Pendahuluan

Menjelaskan latar belakang, landasan hukum dan tujuan penyusunan laporan

serta gambaran umum SKPD.

Bab II : Perencanaan Kinerja

Menjelaskan secara ringkas mengenai dokumen perencanaan yang menjadi

dasar pelaksanaan progam, kegiatan serta anggaran BPKAD Provinsi Jawa Timur

Tahun 2017 antara lain Rencana Strategis Tahun 2014-2019 serta Penetapan

Kinerja Tahun 2017.

Bab III : Akuntabilitas Kinerja

Menjelaskan tentang pengukuran, sasaran, dan akuntabilitas pencapaian sasaran

strategis, Indikator Kinerja utama BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun 2017.

Bab IV : Penutup

Menjelaskan simpulan dan saran dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Provinsi Jawa Timur Tahun 2017.

Page 25: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

17

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis,

Rencana Strategis (Renstra) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 disusun berdasarkan Peraturan Daerah

Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun

2014-2019

2.1.1 V i s i

Visi adalah rencana dan harapan kedepan yang realistis dan

dapat dicapai oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi

Jawa Timur, Visi yang ditetapkan adalah :

“Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dilakukan secara

tertib, normatif dan berkelanjutan”.

2.1.2 M i s i

Misi adalah pernyataan komprehensif tentang hal-hal yang

hendak dicapai yang dapat dijadikan guide line Badan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur dalam rangka

mencapai visi. Misi yang ditetapkan adalah:

“Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang

Lebih Transparan dan Akuntabel”.

2.1.3 Tujuan

Dalam rangka mengimplementasikan atau menjabarkan

misi, perlu ditetapkan tujuan sesuai dengan tugas dan fungsi serta

meletakkan kerangka dasar penyusunan program dan kegiatan prioritas

yang akan dilaksanakan. Tujuan yang ditetapkan adalah :

Page 26: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

18

1. Optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset daerah ;

2. Optimalisasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota.

2.1.4 Sasaran

Untuk menjabarkan tujuan agar terukur dan dapat dicapai

secara nyata, BPKAD menyusun sasaran strategis. Sasaran strategis

BPKAD tahun 2014-2019 sebagai berikut :

1) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah

Provinsi Jawa Timur.

2) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten / kota se-

Jawa Timur

2.1.5 Indikator Kinerja Utama

Sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor : PER/9/M.PAN/5/2007 tentang pedoman umum penetapan

Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, maka

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur

menetapkan Indikator Kinerja Utama yang ingin dicapai yaitu sebagai

berikut :

a. Ketepatan waktu penyusunan Rancangan APBD dan PAPBD

Provinsi Jawa Timur ;

b. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ;

c. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target ;

d. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% ;

e. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based

Capacity Building ;

f. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) ;

g. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang

bersertifikat ;

h. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan

dimanfaatkan ;

i. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah

Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Page 27: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

19

j. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang

dievaluasi tepat waktu ;

k. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan

APBD yang dievaluasi tepat waktu ;

l. Persentase Rancangan Perda/Rancangan Peraturan Kepala Daerah

Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang

dievaluasi tepat waktu.

2.1.6 Program dan kegiatan

Guna mendukung kelancaran dan tercapainya kesinambungan

pelaksanaan pembangunan, maka dilaksanakan program dan kegiatan

sebagai berikut :

a. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan

Keuangan Daerah

1) Penyusunan kebijakan akuntansi pemerintah daerah;

2) Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD;

3) Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang Perubahan

APBD;

4) Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

5) Penyelenggaraan Tata Kelola Aset/Barang Daerah;

6) Penyelenggaraan Tertib Administrasi Penatausahaan

Keuangan SKPD;

7) Pemantapan Sistem Informasi Keuangan Daerah;

8) Penataan, Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Keuangan

Daerah;

9) Pendayagunaan Aset Daerah;

10) Percepatan Sertifikasi Aset Daerah;

11) Pemberdayaan Kapasitas Laboratorium Keuangan Daerah.

b. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan

kabupaten/kota

1) Analisa Dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota Dan

Rancangan Peraturan Kdh Tentang Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota;

Page 28: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

20

2) Analisa dan Evaluasi Raperda Kabupaten/Kota;

c. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

1) Pelaksanaan Administrasi Perkantoran

d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

1) Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana

2) Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan

Prasarana

e. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah

Daerah

1) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

2) Fasilitasi Laboratorium Keuangan Daerah

f. Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen

Penyelenggaraan Pemerintahan

1) Penyusunan Dokumen Perencanaan

2) Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program dan

Anggaran

2.2. RENCANA KINERJA TAHUNAN,

Rencana Kinerja merupakan penetapan kegiatan tahunan beserta indikator

kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan

dalam Rencana Strategis. Penetapan kegiatan ini diwujudkan dalam Rencana

Kerja Tahunan (RKT) yang memuat sasaran, program kegiatan prioritas dan

target yang akan dilaksanakan pada tahun mendatang, yang diharapkan dapat

menjadi dasar menghitung prakiraan kebutuhan alokasi anggaran dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). APBD adalah perencanaan

anggaran tahunan pemerintah daerah yang disusun berdasarkan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan akumulasi dari Rencana Kerja

Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD). Selanjutnya, untuk menjabarkan

rencana tersebut, SKPD menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA-SKPD)

yang memuat rencana induk dalam bentuk program dan kegiatan menjadi suatu

Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

sebagai komitmen yang akan dicapai (target setting) dalam waktu tertentu.

Page 29: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

21

2.3. PERJANJIAN KINERJA,

Perjanjian kinerja merupakan kesepakatan antara pihak pemberi tugas

dengan pihak penerima tugas yang dilakukan secara berjenjang dengan tetap

mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Perjanjian kinerja ini,

menjabarkan target kinerja yang dihitung secara kuantitatif dan melekat pada

setiap indikator kinerja serta berfungsi sebagai dasar pengukuran keberhasilan

suatu organisasi setiap akhir periode pelaksanaan. Perjanjian kinerja Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah pada dasarnya merupakan pernyataan

dan komitmen yang merepresentasikan janji untuk mencapai kinerja yang jelas

dan terukur dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran.

Untuk menjamin tercapainya sasaran dan target secara optimal dan tepat

waktu, visi dan misi BPKAD harus menjadi acuan sekaligus landasan

penyusunan strategi. Dari visi dan misi tersebut, kemudian dirumuskan sasaran

strategis. Sasaran strategis Tahun 2017 telah ditetapkan dan dikelompokkan

sebagaimana tertuang dalam matrik Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2014-

2019.

Rencana strategis BPKAD memuat 2 (dua) sasaran strategis. Kedua

sasaran strategis tersebut adalah (1) Meningkatnya kualitas pengelolaan

keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur; (2) Meningkatnya kualitas

pengelolaan keuangan kabupaten/kota se-Jawa Timur. Berikut ini adalah tabel

keterkaitan antara misi, tujuan dan sasaran

Tabel 2.1 Keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran Tahun 2014-2019

MISI Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang

Lebih Transparan dan Akuntabel

TUJUAN 1. Optimalisasi pengelolaan

keuangan dan aset

daerah

2. Optimalisasi pengelolaan

keuangan

kabupaten/kota

SASARAN 1. Meningkatnya kualitas

pengelolaan keuangan

dan aset daerah Provinsi

Jawa Timur

2. Meningkatnya kualitas

pengelolaan keuangan

kabupaten/kota se-

Jawa Timur

Page 30: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

22

Secara rinci, perjanjian kinerja BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun

Anggaran 2017, meliputi :

Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun 2017

Sasaran Indikator Kinerja Target

1. Meningkatnya kualitas

pengelolaan keuangan dan aset

daerah Provinsi Jawa Timur

1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD dan

RPAPBD Provinsi Jawa Timur

Tepat

waktu

2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 320%

3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan

sesuai target

4,8%

4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas

95%

25%

5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual

Accounting Based Capacity Building

80%

6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

80%

7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi

Jawa Timur yang bersertifikat

21%

8. Persentase Aset Tetap Tanah dan

Bangunan yang digunakan dan

dimanfaatkan

99%

9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola

keuangan daerah Pemerintah Provinsi Jawa

Timur

60%

2. Meningkatnya kualitas

pengelolaan keuangan

kabupaten/kota se-Jawa Timur

10.Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota

tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu

100%

11.Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota

tentang Perubahan APBD yang dievaluasi

tepat waktu

100%

12.Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota

tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan

APBD yang dievaluasi tepat waktu

100%

Page 31: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

23

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas, pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya yang diamanatkan

kepada setiap instansi pemerintah yang mengelola APBD berdasarkan suatu sistem

akuntabilitas kinerja. Akuntabilitas kinerja ini, diharapkan dapat dijadikan acuan untuk

melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan perbaikan terhadap kegagalan atas

pelaksanaan program kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan

dalam Visi dan Misi BPKAD Provinsi Jawa Timur. Selain itu, akuntabilitas pada

hakekatnya juga merupakan salah satu faktor penilaian yang sistematis berdasarkan

indikator kinerja kegiatan yang berupa masukan, keluaran dan hasil dalam rangka

menjawab tuntutan kinerja pemerintahan dengan mengacu pada dinamika dan

kebutuhan masyarakat. Aparatur pemerintah sebagai pelaku utama dalam menjalankan

fungsi regulasi melalui proses perumusan, implementasi dan evaluasi kebijakan

pembangunan diharapkan untuk lebih transparan dan berintegritas untuk mewujudkan

clean governance. Penilaian kinerja juga merupakan kegiatan mengolah input menjadi

output dan outcome yang diharapkan dapat menunjang penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan dan mempunyai manfaat serta dampak yang lebih luas

dan lebih baik kepada masyarakat.

3.1. PENGUKURAN KINERJA,

Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan

untuk menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan program kegiatan BPKAD pada

tahun anggaran berkenaan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA), visi dan misi BPKAD Provinsi

Jawa Timur. Pengukuran kinerja ini, dilakukan dengan cara membandingkan

antara capaian target pada indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam

Perjanjian Kinerja dengan realisasi. Capaian kinerja masing-masing indikator

kinerja utama dari 6 (enam) program dan 20 (dua puluh) kegiatan yang

dilaksanakan oleh BPKAD Provinsi Jawa Timur dalam 1 (satu) tahun anggaran,

dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Page 32: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

24

Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%)

1 2 3 4 5 6

Optimalisasi

pengelolaan

keuangan dan

aset daerah

1. Meningkatnya

kualitas

pengelolaan

keuangan dan aset

daerah

1. Ketepatan waktu

penyusunan RAPBD dan

RPAPBD Provinsi Jawa

Timur

Tepat

waktu

Tepat

waktu

100

2. Rasio Kemandirian

Keuangan Daerah

320% 138,7% 43,3

3. Toleransi deviasi

penyerapan keuangan

sesuai target

4,8 6 75

4. Persentase SKPD dengan

realisasi diatas 95%

25% 30% 120

5. Persentase SKPD yang

menerapkan Accrual

Accounting Based

Capacity Building

80% 87,14% 108,92

6. Persentase Laporan

Keuangan SKPD sesuai

Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP)

80% 77,03% 96,3

7. Persentase tanah milik

Pemerintah Provinsi Jawa

Timur yang bersertifikat

21% 21,35% 101,7

8. Persentase Aset Tetap

Tanah dan Bangunan

yang digunakan dan

dimanfaatkan

99% 97,44% 98,4

9. Persentase sertifikasi

kompetensi pengelola

keuangan daerah

Pemerintah Provinsi Jawa

Timur

60% 57% 95

Optimalisasi

pengelolaan

keuangan

kabupaten/kota

2. Meningkatnya

kualitas pembinaan

pengelolaan

10. Persentase

Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang APBD

yang dievaluasi tepat

waktu

100 % 100% 100

Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Tahun 2017

Page 33: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

25

Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%)

1 2 3 4 5 6

keuangankabupaten

/ kota

11. Persentase

Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang

Perubahan APBD yang

dievaluasi tepat waktu

100 % 92% 92

12. Persentase

Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang

Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD yang

dievaluasi tepat waktu

100 % 50% 50

3.2. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA

Evaluasi kinerja dilakukan terhadap pencapaian setiap indikator kinerja

kegiatan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal yang

mendukung keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan suatu program

kegiatan dengan membandingkan capaian indikator kinerja utama pada Tahun

2017 dengan tahun sebelumnya. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui pencapaian

realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi agar

dapat diperbaiki guna mencapai hasil yang lebih baik di masa yang akan datang.

Adapun hasil evaluasi kinerja dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Tahun 2016, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. TUJUAN 1 : OPTIMALISASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

DAERAH

SASARAN STRATEGIS 1 : MENINGKATNYA KUALITAS PENGELOLAAN

KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI

JAWA TIMUR

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan sasaran strategis ini, dapat

diukur melalui 9 (sembilan) indikator kinerja yang didukung oleh 1 (satu)

program, yaitu Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan

Keuangan Daerah.

Page 34: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

26

Indikator Kinerja Utama (IKU), target dan realisasinya disajikan sebagai

berikut:

1. Ketepatan Waktu Penyusunan Rancangan APBD dan RPAPBD

Provinsi Jawa Timur

Tabel 3.2 IKU Ketepatan Waktu Penyusunan Rancangan APBD dan RPAPBD

Provinsi Jawa Timur

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%)

Ketepatan waktu penyusunan RAPBD

dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur

Tepat

waktu

Tepat

waktu

100

Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman pengelolaan keuangan daerah yang telah diubah kedua

kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011,

pemerintah daerah sebelum menyusun APBD, wajib menyusun Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran dari Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan mendasarkan pada

usulan SKPD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Selanjutnya, dengan

mendasari dokumen perencanaan tersebut Pemerintah Daerah menyusun

Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) dengan mengacu kepada Peraturan

Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Penyusunan APBD yang ditetapkan

setiap tahun dan RKPD. Rancangan KUA yang telah disusun disampaikan oleh

sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah kepada

Kepala Daerah dan DPRD paling lambat pertengahan bulan Juni tahun

anggaran berjalan. Berdasarkan KUA yang telah disepakati, pemerintah daerah

menyusun Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dibahas bersama

dengan DPRD untuk disepakati menjadi Prioritas Plafon Anggaran (PPA) paling

lambat akhir bulan Juli tahun anggaran berjalan, yang dituangkan ke dalam

Nota Kesepakatan yang ditandatangani bersama antara Kepala Daerah dengan

pimpinan DPRD. Berdasarkan Nota Kesepakatan, Tim Anggaran Pemerintah

Daerah (TAPD) menerbitkan Surat Edaran (SE) perihal Pedoman Penyusunan

Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD paling lambat awal bulan Agustus

tahun anggaran berjalan untuk dijadikan dasar penyusunan Rancangan

Peraturan Daerah (Raperda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

Page 35: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

27

Daerah. Selanjutnya, Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) disampaikan Gubernur Jawa Timur

kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur pada tanggal

12 Oktober 2017. Mekanisme dan tahapan tersebut, sesuai dengan Pasal

104 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang menjelaskan bahwa

Kepala Daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD

beserta lampirannya kepada DPRD paling lambat minggu pertama bulan

Oktober tahun anggaran sebelumnya dari tahun yang direncanakan untuk

mendapatkan persetujuan bersama. Berdasarkan kondisi diatas, penyusunan

RAPBD Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 dikategorikan “Tepat Waktu”.

Berdasarkan ketentuan Bab VIII Pasal 154 sampai dengan Pasal 178

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

pengelolaan keuangan daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, Perubahan APBD

hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran kecuali

dalam keadaan luar biasa. Kepala daerah memformulasikan kembali terhadap

hal-hal yang mengakibatkan terjadinya perubahan APBD ke dalam rancangan

Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) serta PPAS Perubahan APBD dan

disepakati bersama DPRD paling lambat minggu kedua bulan Agustus tahun

anggaran berjalan. KUPA dan PPA Perubahan APBD yang telah disepakati,

masing-masing dituangkan ke dalam nota kesepakatan yang ditandatangani

bersama antara Kepala Daerah dengan pimpinan DPRD dalam waktu

bersamaan. Berdasarkan Nota Kesepakatan, Tim Anggaran Pemerintah Daerah

(TAPD) menerbitkan Surat Edaran kepala daerah perihal Pedoman Penyusunan

Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD dan DPA SKPD paling lambat minggu

ketiga bulan Agustus tahun anggaran berjalan. Selanjutnya, RKPA yang telah

disusun dijadikan dasar penyusunan rancangan peraturan daerah tentang

Perubahan APBD dan disampaikan kepada Kementerian Dalam Negeri untuk

dilakukan evaluasi paling lambat 15 hari kerja dengan Keputusan Menteri

Dalam Negeri tentang Hasil Evaluasi Perubahan APBD.

Page 36: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

28

Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (PAPBD) disampaikan Gubernur Jawa Timur

kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur pada tanggal

10 Agustus 2017. Hal tersebut, sesuai dengan Pasal 172 ayat (1) Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah yang menjelaskan bahwa Kepala Daerah

menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD beserta

lampirannya kepada DPRD paling lambat minggu kedua bulan September

tahun anggaran berjalan untuk mendapatkan persetujuan bersama.

Berdasarkan kondisi diatas, penyusunan Raperda PAPBD Provinsi Jawa Timur

Tahun 2016 dikategorikan “Tepat Waktu”.

Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka penyusunan rancangan peraturan

daerah tentang APBD dan Perubahan APBD yang tepat waktu antara lain :

Klarifikasi Data Prediksi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk

Penyusunan Rancangan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 dan

Rancangan APBD Tahun Anggaran 2018 ;

Rapat Perhitungan Kembali Gaji dan Tunjangan serta TPP untuk PAPBD

Tahun Anggaran 2017 ;

Perhitungan Kebutuhan Anggaran Belanja Tidak Langsung dan Belanja

SKPD dan Anggaran Pembiayaan untuk Persiapan Penyusunan Rancangan

KUA-PPAS Perubahan APBD TA. 2017 Terkait Anggaran ;

Penyusunan Bahan Rapat Kebijakan Efisien Anggaran oleh Tim Anggaran

Pemerintah Daerah (TAPD) Provinsi Jawa Timur Bersama SKPD terkait

Persiapan Penyusunan Rancangan Perubahan APBD TA. 2017.

2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Tabel 3.3 IKU Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Indikator Kinerja Target Realisasi* Capaian (%)

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 320% 138,7% 43,3

*) Data Un Audited

Page 37: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

29

Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal) mengindikasikan

kemampuan Pemerintah Daerah dalam membiayai sendiri kegiatan

pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat yang telah

membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan daerah.

Kemandirian daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya Rasio Kemandirian yang

menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber dana eksternal.

Rasio ini ditunjukan oleh besar kecilnya pendapatan asli daerah (PAD)

dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari sumber

lainnya misalnya bantuan pemerintah pusat (transfer pusat) maupun dari

pinjaman. Semakin tinggi rasio kemandirian daerah, tingkat ketergantungan

terhadap bantuan pihak eksternal semakin rendah, dan sebaliknya.

Rasio Kemandirian Daerah = Pendapatan Asli Daerah x 100

(Dana Perimbangan + Pinjaman Daerah)

Untuk menilai tinggi rendahnya rasio kemandirian pemerintah daerah, bisa

mengacu pada Kepmendagri No.690.900.327 tahun 1996, sebagai berikut :

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kemandirian dan Kemampuan Keuangan Daerah

Kemampuan Keuangan Kemandirian (%) Pola Hubungan

Rendah sekali

Rendah

Sedang

Tinggi

0 – 25

> 25 – 50

> 50 – 75

> 75

Instruktif

Konsultatif

Partisipatif

Delegatif

Sumber : Kepmendagri No. 690.900.327 /1996

Rasio kemandirian keuangan daerah pada Tahun 2017 adalah sebesar

138,7 persen dari target 320 persen atau realisasi capaian 43,3%. Hal ini,

dikarenakan adanya Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri Nomor

905/501/SJ tentang Petunjuk Teknis Penganggaran Dana Alokasi Khusus Non

Fisik Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016,

bahwa terdapat perubahan postur transfer dana perimbangan ke daerah dalam

rangka mendanai pelaksanaan desentralisasi. Semula dana perimbangan terdiri

dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi

Khusus (DAK) menjadi DBH, DAU, DAK Fisik dan DAK Non Fisik. DAK Non Fisik

antara terdiri dari :

Page 38: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

30

1. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS);

2. Dana Tunjangan Profesi Guru PNS Daerah;

3. Dana Tambahan Penghasilan Guru PNS Daerah, dll.

Mengakibatkan besarnya anggaran dana perimbangan sehingga realisasi rasio

kemandirian lebih rendah dari target yang ditetapkan.

Penerimaan Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 17.326.483.824.756,20,

diperoleh dari :

a. Pajak daerah, sebesar Rp. 14.350.601.626.318,70

b. Retribusi daerah, sebesar Rp. 131.444.291.907,25

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, sebesar

Rp.374.274.618.110,19

d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, sebesar

Rp.2.470.163.288.420,04

Penerimaan Dana Perimbangan sebesar Rp.12.494.048.645.633,00 diperoleh

dari :

a. Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak sebesar

Rp.1.634.524.587.316,00

b. Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp. 3.803.428.371.000,00

c. Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. 7.056.095.687.317,00

Rasio kemandirian menunjukkan tren yang selalu menurun, dimana pada

Tahun 2015 sebesar 494 persen dan Tahun 2016 sebesar 175 persen. Pada

tahun 2017 mengalami penurunan disebabkan diterbitkannya Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah dan ditindaklanjuti dengan keluarnya Surat Edara (SE)

Menteri Dalam Negeri Nomor 905/501/SJ tentang Petunjuk Teknis

Penganggaran Dana Alokasi Khusus Non Fisik Pada Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016, sehingga dana perimbangan mengalami

kenaikan sebesar Rp.3.455.045.286.752,00 atau 38 persen. Selain itu, kecilnya

realisasi rasio kemandirian keuangan daerah disebabkan karena berdasaarkan

Undang-undang tersebut, pelaksanaan Metrologi Legal berupa Tera, Tera

Ulang dan pengawasan merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota

Page 39: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

31

0

5,000,000

10,000,000

15,000,000

20,000,000

2013 2014 2015 2016 2017

11,579,341

14,442,21715,402,648 15,817,79517,326,484

3,092,884 3,485,337 3,115,619

9,039,003

12,494,049

2,700,5442,844,931

3,710,183

105,32458,632

Juta

Tren Capaian Realisasi Pendapatan DaerahPendapatan Aslidaerah

DanaPerimbangan

Lain-lainPendapatanDaerah Yang Sah

sehingga Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang yang merupakan bagian dari

Pendapatan Asli Daerah menjadi berkurang.

Grafik 1. Tren capaian realisasi pendapatan daerah

3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan

Tabel 3.5 IKU Toleransi deviasi penyerapan keuangan

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

Toleransi deviasi penyerapan keuangan

sesuai target

4,8% 6% 75

Toleransi deviasi penyerapan keuangan Tahun 2017 sebesar 6 persen

dari target 4,8 persen atau mencapai 75 persen. Hal ini, disebabkan karena

realisasi belanja daerah sebesar Rp.26.723.154.529.364,00 atau lebih kecil bila

dibandingkan dengan anggaran belanja daerah sebesar

Rp.28.532.900.650.210,50 sehingga terdapat selisih anggaran belanja yang

tidak terealisasi sebesar Rp.1.809.746.120.846,48 atau 6 persen.

Pada grafik dibawah, nampak bahwa tren toleransi deviasi selalu naik.

Tren ini menunjukkan bahwa realisasi beberapa Perangkat Daerah (PD) masih

dibawah batas toleransi. Sedangkan pada tahun 2017 mengalami kenaikan,

yang artinya realisasi PD dibawah target toleransi. Kondisi ini, antara lain

disebabkan karena beberapa PD kurang disiplin dalam melaksanakan kegiatan

sesuai rencana jadwal kegiatan sehingga di akhir tahun tidak dapat

direalisasaikan karena terbatasnya sisa waktu. Selain itu karena adanya

perubahan struktur organisasi yang menyebabkan perubahan personal pada

PD dilingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Page 40: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

32

Grafik 2. Tren toleransi deviasi penyerapan keuangan

4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%

Tabel 3.6 IKU Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

Persentase SKPD dengan realisasi

diatas 95%

25% 30% 120

Persentase PD dengan realisasi belanja daerahnya diatas 95% Tahun

Anggaran 2017 sebesar 30 persen dari target 25 persen atau mencapai 120

persen. Jumlah SKPD dengan realisasi diatas 95% Tahun Anggaran 2017

sebanyak 21 SKPD dari 70 PD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Keadaan ini menurun bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2016, yaitu

sebanyak 40 PD atau menurun 47 persen.

Grafik 3. Tren persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%

5.1 5.2 5.21

3.1

6

0

1

2

3

4

5

6

7

2013 2014 2015 2016 2017

Toleransi deviasi penyerapan

Toleransi deviasi penyerapan

59

27 31

54

30

0

20

40

60

80

2013 2014 2015 2016 2017

% SKPD dengan realisasi diatas 95%

SKPD dengan realisasi diatas 95%

Page 41: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

33

Memperhatikan tren realisasi belanja SKPD diatas 95% mulai Tahun

Anggaran 2013-2017 terdapat penurunan persentase SKPD, meskipun telah

melebihi dari target yang telah ditentukan. Hal ini, disebabkan beberapa hal,

antara lain :

a. Adanya efisiensi anggaran, yang diperoleh dari selisih lebih hasil lelang

pengadaan barang dan jasa. Namun, jumlah tersebut belum diimbangi

dengan penyesuaian capaian tingkat realisasi kinerja ;

b. Adanya faktor kehati-hatian dari para pengguna anggaran untuk melakukan

realisasi anggaran karena masih adanya perbedaan persepsi antara

pelaksana dengan Aparatur Pemeriksa. Hal ini, tentunya secara tidak

langsung akan mempengaruhi percepatan realisasi ;

c. Masih kurang cermatnya perencanaan. Hal ini, banyak dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya, lemahnya fungsi koordinasi antara struktural

dan fungsional sehingga pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan jadwal.

Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan SKPD dengan realisasi

diatas 95%, antara lain :

Bintek penatausahaan Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan

dan aplikasi penatausahaan keuangan daerah pada PD ;

Sosialisasi sistem prosedur belanja daerah berbasis akrual pada PD :

Asistensi realisasi belanja/APBD Provinsi Jawa Timur per triwulan.

5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based

Capacity Building

Tabel 3.7 IKU Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based

Capacity Building

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%)

Persentase SKPD yang menerapkan

Accrual Accounting Based Capacity

Building

80% 87,1% 108,9

Persentase SKPD yang menerapkan accrual accounting based capacity

building pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 87,1 persen dari target 80 persen

atau mencapai 108,9 persen. Pada dasarnya semua PD dilingkungan

Page 42: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

34

Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menerapkan akuntansi berbasis akrual,

hanya saja terdapat 9 (sembilan) PD yang belum benar-benar memenuhi 5

(lima) kriteria menerapkan akuntansi akrual. Kelima syarat itu adalah

tersedianya data persediaan, aset, piutang, hutang serta penyusutan dan

amortisasi. Sehingga jumlah SKPD yang telah menerapkan akuntansi berbasis

akrual sebanyak 61 (enam puluh satu) PD dari 70 (tujuh puluh satu) SKPD,

sementara sisanya masih terdapat permasalahan dalam penerapannya. 9 PD

yang masih terdapat permasalahan yaitu Dinas Pendidikan, Rumah Sakit Mata

Masyarakat, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang, Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Biro

Administrasi Pemerintahan Umum, Biro Hukum, serta Dinas Perikanan dan

Kelautan.

Beberapa kendala dalam pelaksanaan akuntansi berbasis akrual antara lain :

a. Support data Persediaan dan Aset yang sama sekali belum ada Januari sd

Desember 2017 ;

b. Belum dilakukan penghitungan penyusutan dan amortisasi barang milik

daerah ;

c. Masih adanya selisih utang belanja dengan register Utang BP 41 ;

d. Pengelolaan Kas di Kas BP/NPP atau Kas di BPn/BPnP masih tidak berjalan

sesuai ketentuan ;

e. Adanya sisa GU yang kelebihan setor.

Realisasi Tahun 2017 sebanyak 61 PD yang telah menerapkan akuntansi

berbasis akrual, mengalami peningkatan dibandingkan dengan Tahun 2016

sebanyak 56 PD. Upaya yang dilakukan dalam melakukan pembinaan kepada

SKPD terhadap penerapan akuntansi berbasis akrual antara lain :

Rekonsiliasi data jurnal, Laporan Operasional dan Laporan Realisasi

Anggaran sesuai dengan pelaksanaan kebijakan akuntansi berbasis akrual

secara bulanan;

Sosialisasi Aplikasi SIBAKU 2017 dan Evaluasi Pelaksanaan Akuntansi

Berbasis Akrual Tahun Anggaran 2017;

Pembinaan dan Evaluasi Implementasi Kebijakan Akuntansi berbasis akrual

pada SKPD pelaksana PPK BLUD.

Page 43: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

35

6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP)

Tabel 3.8 IKU Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP)

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

Persentase Laporan Keuangan SKPD

sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP)

80% 77% 96,3

Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 77 persen dari target

80 persen atau mencapai 96,3 persen. Penilaian ini, dilihat dari adanya 17 PD

yang menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Jawa

Timur pada pemeriksaan interim atas Laporan keuangan Pemerintah Daerah

(LKPD) pada Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Beberapa PD yang menjadi

temuan BPK RI yaitu :

a. Rumah Sakit Paru Jember j. Badan Pendapatan Daerah

b. Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya

k. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (SKPD)

c. UPT- Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Lawang

l. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (PPKD)

d. Rumah Sakit Umum Dr. Soedono Madiun

m. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

e. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga

n. Biro Administrasi Sumber Daya Alam

f. Dinas Pekerjaan Umum Sumberdaya Air

o. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan

g. Rumah Sakit Paru Surabaya p. Dinas Kelautan dan Perikanan

h. Dinas Perkebunan q. Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Jatim III

Malang

i. Dinas Peternakan

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

menyatakan secara eksplisit bahwa pemerintah pusat dan daerah wajib

menyusun laporan keuangan berbasis akrual. Sebagai tindak lanjut atas

Page 44: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

36

pelaksanaan UU No. 17 Tahun 2003, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP).

Salah satu persyaratan untuk dapat menerapkan Standar Akuntansi

Pemerintahan Berbasis Akrual, perlu disusun kebijakan akuntansi yang

menjadi pedoman bagi fungsi akuntansi di SKPD dan SKPKD untuk menyusun

laporan keuangan. Kebijakan akuntansi berbasis akrual ini mengatur

penyusunan laporan keuangan finansial yaitu laporan keuangan yang

menggunakan basis akrual dalam pencatatannya dan laporan pelaksanaan

anggaran berbasis kas. Perbedaan antara penggunaan basis kas dan basis

akrual difasilitasi dengan pembuatan bagan akun standar yang membedakan

antara akun finansial untuk menyusun Laporan Operasional, Laporan

Perubahan Ekuitas dan Neraca serta bagan akun pelaksanaan anggaran untuk

menyusun Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas. Jenis Laporan

Pelaksanaan Anggaran adalah Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan

Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL). Sedangkan Laporan Finansial terdiri

dari Laporan Operasional, Laporan Finansial terdiri dari Laporan Operasional,

Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca dan Laporan Arus Kas.

Beberapa penyebab terjadinya kesalahan, antara lain karena

keterlambatan penyampaian bukti transaksi oleh pengguna anggaran,

kesalahan hitung, adanya kelemahan sistem pengendalian intern dan

ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dalam

pengelolaan keuangan daerah daerah antara lain, serah terima personil,

sarana dan prasarana serta dokumen antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur

dengan Pemerintah Kota/Kabupaten di Jawa Timur belum sepenuhnya

terlaksana, pengelolaan aset tetap belum sepenuhnya dilaksanakan secara

tertib termasuk pencatatan dan penilaian aset tetap lainnya berupa hewan

ternak dan tumbuhan serta terdapat rekening giro yang belum ditetapkan

dengan Surat Keputusan Gubernur.

Upaya yang dilakukan dalam melakukan pembinaan terhadap

penyusunan laporan keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan,

antara lain:

Page 45: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

37

Penyelenggaraan Helpdesk Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah

Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2017 ;

Rekonsiliasi piutang dan penyisihan piutang Pemprov Jatim;

Finalisasi penyusunan laporan keuangan pemerintah provinsi jawa timur

tahun 2017 dan konsolidasi laporan keuangan skpd Tahun 2017.

7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang

bersertifikat

Tabel 3.9 IKU Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang

bersertifikat

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

Persentase tanah milik Pemerintah

Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat

21% 21,4% 101,9

Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang

bersertifikat pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 21,4 persen dari target 21

persen atau mencapai 101,9 persen. Luas tanah yang bersertifikat sampai

dengan Tahun Anggaran 2017 seluas 18.031.017 m2 dari total tanah milik

Pemerintah Provinsi Jawa Timur seluas 84.455.775 m2 yang terdiri dari tanah

matang, tanah jalan dan tanah saluran, sehingga masih terdapat selisih seluas

66.424.750 m2, yang secara bertahap setelah dokumen persyaratannya

lengkap akan dilakukan percepatan sertifikasi. Permasalahan di lapangan yang

sering dihadapi, antara lain disebabkan karena :

Sertifikasi aset tetap tanah di Badan Pertanahan Nasional (BPN) tidak dapat

dipastikan jangka waktu penyelesaiannya (satu tahun anggaran), karena

proses pengajuan sertifikasi harus clean dan clear sehingga memerlukan

waktu dan beberapa tahapan, antara lain harus melakukan klarifikasi

dengan tetangga kiri, kanan, depan serta belakang untuk memastikan tapal

batas dan mengetahui proses perolehan agar tidak menimbulkan kerugian

kedua belah pihak dan permasalahan di kemudian hari;

Proses pengukuran aset tetap tanah yang akan disertifikatkan dapat

dihentikan oleh BPN, apabila masih terdapat permasalahan dan/atau ada

pihak-pihak yang tidak setuju (complaint) dan akan dilanjutkan kembali

Page 46: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

38

setelah permasalahan telah diselesaikan, dengan mengacu jadwal waktu

pengukuran mengacu dari BPN.

Upaya yang dilakukan dalam mempercepat proses sertifikasi, antara lain :

Pengukuran & Pemetaan Bidang Tanah, Pelayanan Pemeriksaan Tanah;

Pendaftaran Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Desa/Kelurahan;

Koordinasi/Klaririfikasi dan menindaklanjuti proses sertifikasi Aset Provinsi

Jawa Timur;

Melakukan kerjasama dengan BPN di seluruh Jawa Timur;

Lebih aktif dan intens berkomunikasi dengan para pihak (SKPD, pemilik

lahan/tanah).

8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan

dimanfaatkan

Tabel 3.10 IKU Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan

dan dimanfaatkan

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

Persentase Aset Tetap Tanah dan

Bangunan yang digunakan dan

dimanfaatkan

99% 97,44% 98,4

Persentase aset tetap tanah dan bangunan yang digunakan dan

dimanfaatkan Tahun Anggaran 2017 untuk sewa, pinjam pakai untuk instansi

lain dan digunakan oleh instansi pengelola sebesar 97,44 persen dari target

99 persen atau mencapai 98,4 persen. Secara keseluruhan jumlah aset tetap

tanah dan bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan sebanyak 3.202

bidang dari total jumlah aset tetap tanah dan bangunan sebanyak 3.286

bidang atau 97,44 persen.

Optimalisasi pemanfaatan aset daerah merupakan optimalisasi

terhadap penggunaan aset disamping meningkatkan pelayanan terhadap

masyarakat juga menghasilkan pendapatan dalam bentuk uang. Pemanfaatan

disebut sebagai pendayagunaan barang milik daerah yang tidak dipergunakan

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD, dapat berupa sewa, pinjam

pakai, Kerjasama Pemanfaatan (KSP), Bangun Guna Serah dan Bangun Serah

Guna dengan tidak mengubah status kepemilikan.

Page 47: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

39

Sewa adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain dalam

jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai. Penyewaan

merupakan penyerahan hak penggunaan/ pemanfaatan kepada Pihak

Ketiga, dalam hubungan sewa menyewa tersebut

harus memberikan imbalan berupa uang sewa tahunan untuk

jangka waktu 5 (lima) tahun, baik sekaligus maupun secara berkala.

Pinjam pakai merupakan penyerahan penggunaan Barang Milik

Daerah dengan tidak merubah status kepemilikan barang daerah kepada

instansi pemerintah dan antar pemerintah daerah serta untuk kepentingan

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan Surat

Perjanjian untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun, tanpa menerima

imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir, Barang Milik Daerah

tersebut diserahkan kembali kepada Pemerintah Daerah.

9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah

Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Tabel 3.11 IKU Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah

Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%)

Persentase sertifikasi kompetensi

pengelola keuangan daerah Pemerintah

Provinsi Jawa Timur

60% 56,6% 94,3

Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah

Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 56,6

persen dari target 60 persen atau mencapai 94,3 persen. Jumlah pengelola

keuangan yang telah mengikuti bimbingan teknis pengelolaan keuangan dan

aset daerah sebanyak 1076 orang dari 1.900 orang pengelola keuangan.

Terlampauinya Persentase Sertifikasi Kompetensi pengelola keuangan daerah

dikarenakan antusiasme SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi dan

Pemerintah Kab/Kota mengajukan usulan permintaan pelatihan bagi para

pengelola keuangan agar lebih paham terhadap Pengelolaan Keuangan

Daerah.

Page 48: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

40

Meskipun telah melampaui target, ada beberapa kendala yang

dihadapi dalam menyelenggarakan bimbingan teknis tentang pengelolaan

keuangan dan aset daerah, diantaranya :

Beberapa SKPD kurang tertib, disiplin dan responsif dalam menyampaikan

usulan peserta pelatihan, seringkali baru disampaikan ketika pelaksanaan

pelatihan sedang berlangsung, sehingga penggantian peserta tidak

memungkinkan untuk dilakukan oleh SKPD pengirim;

Beberapa kali jadwal pelaksanaan kegiatan di UPT LPKD bersamaan

dengan bidang-bidang dan bahkan dengan peserta yang sama.

Upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan sertifikasi kompetensi

pengelola keuangan daerah, antara lain :

Melakukan Forum Group Discussion (FGD) terkait identifikasi kriteria

jabatan fungsional analis keuangan pusat dan daerah ;

Konsultasi terkait upgrade Modul Pengelolaan daerah ke Akademi

Akuntansi Yayasan Keluarga Purnawirawan Negeri.

2. TUJUAN 2 : OPTIMALISASI PENGELOLAAN KEUANGAN

KABUPATEN/KOTA

SASARAN STRATEGIS 2 : MENINGKATNYA KUALITAS PENGELOLAAN

KEUANGAN KABUPATEN/KOTA SE JAWA

TIMUR

10. Persentase Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)/Rancangan

Peraturan Kepala Daerah (Raperkada) Kab./Kota tentang APBD

yang dievaluasi tepat waktu

Tabel 3.12 IKU Persentase Rancangan Peraturan Daerah

(Raperda)/Rancangan Peraturan Kepala Daerah (Raperkada)

Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%)

Persentase Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang APBD yang

dievaluasi tepat waktu

100% 100% 100

Page 49: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

41

Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang

dievaluasi tepat waktu pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 100 persen dari

target 100 persen atau mencapai 100 persen. Jumlah Kab./Kota yang

Raperda/Raperkada tentang APBD dievaluasi tepat waktu sebanyak 38

Kab./Kota dari 37 Kab./Kota di Jawa Timur. Rancangan Peraturan

Daerah/Peraturan Kepala Daerah Kab/Kota tentang APBD yang telah disetujui

bersama oleh DPRD disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi. Hasil

evaluasi tersebut selanjutnya dituangkan dalam Keputusan Gubernur dan

disampaikan kepada Bupati/Walikota paling lama 15 (lima belas) hari

kerja. Berdasarkan kondisi diatas, Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang

APBD yang dievaluasi dikategorikan “Tepat Waktu”.

Untuk meminimalisir terjadinya keterlambatan Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang APBD yang di evaluasi telah dilakukan beberapa upaya

antara lain:

a. Mempercepat kegiatan evaluasi sejak diterimanya Rancangan

Perda/Rancangan Perkada kab/Kota ;

b. Melakukan koordinasi dengan Kab/Kota untuk segera melengkapi dokumen

evaluasi berdasarkan berita acara penerimaan dokumen

Raperda/Raperkada Kab/Kota ;

c. Melakukan koordinasi dengan tim evaluasi sehingga Keputusan Gubernur

Jawa Timur dapat segera diterbitkan.

11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan

APBD yang dievaluasi tepat waktu

Tabel 3.13 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan

APBD yang dievaluasi tepat waktu

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

Persentase Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang Perubahan APBD

yang dievaluasi tepat waktu

100% 92% 92

Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD

yang dievaluasi tepat waktu pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 92 persen

dari target 100 persen atau mencapai 92 persen. Jumlah Kab./Kota yang

Raperda/Raperkada tentang Perubahan APBD dievaluasi tepat waktu

sebanyak 35 Kab./Kota dari 38 Kab./Kota di Jawa Timur.

Page 50: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

42

Rancangan Peraturan Daerah/Peraturan Kepala Daerah Kab/Kota

tentang Perubahan APBD yang telah disetujui bersama oleh DPRD

disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi. Hasil evaluasi tersebut

selanjutnya dituangkan dalam Keputusan Gubernur dan disampaikan kepada

Bupati/Walikota paling lama 15 (lima belas) hari kerja. Keterlambatan

waktu dari evaluasi Raperda/Raperkada sampai dengan diterbitkannya

Keputusan Gubernur Jawa Timur disebabkan adanya beberapa hal diantaranya

karena mensinkronkan dengan jadwal kegiatan Sekretaris Daerah dan

Gubernur Jawa Timur yang sedang melakukan perjalanan dinas ke Rusia dan

Singapura, kurangnya koordinasi antara BPKAD, Bappeda dan Biro Hukum.

Untuk meminimalisir terjadinya keterlambatan Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang di evaluasi telah dilakukan beberapa

upaya antara lain:

a. Mempercepat kegiatan evaluasi sejak diterimanya Rancangan

Perda/Rancangan Perkada kab/Kota ;

b. Melakukan koordinasi dengan Kab/Kota untuk segera melengkapi dokumen

evaluasi berdasarkan berita acara penerimaan dokumen

Raperda/Raperkada Kab/Kota ;

c. Melakukan koordinasi dengan tim evaluasi sehingga Keputusan Gubernur

Jawa Timur dapat segera diterbitkan.

12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat

waktu

Tabel 3.14 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi

tepat waktu

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

Persentase Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang

Pertanggungjawaban Pelaksanaan

APBD yang dievaluasi tepat waktu

100% 50% 50%

Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu sebesar

50 persen dari target 100 persen atau mencapai 50 persen. Jumlah Kab./Kota

Page 51: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

43

yang Raperda/Raperkada tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

dievaluasi tepat waktu sebanyak 19 Kab./Kota dari 19 Kab./Kota. Rancangan

Peraturan Daerah/Peraturan Kepala Daerah Kab/Kota tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang telah disetujui bersama oleh

DPRD disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi. Hasil evaluasi tersebut

selanjutnya dituangkan dalam Keputusan Gubernur dan disampaikan kepada

Bupati/Walikota paling lama 15 (lima belas) hari kerja. Keterlambatan

waktu dari evaluasi Raperda/Raperkada sampai dengan diterbitkannya

Keputusan Gubernur Jawa Timur disebabkan adanya beberapa hal diantaranya

karena mensinkronkan dengan jadwal kegiatan Sekretaris Daerah dan

Gubernur Jawa Timur yang sedang melakukan perjalanan dinas ke Rusia dan

Singapura, kurangnya koordinasi antara BPKAD, Bappeda dan Biro Hukum.

Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Kinerja

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi

Th.2016(n-1) Th.2017 (n)

1 2 3 4 5

1. Meningkatnya kualitas

pengelolaan keuangan

dan aset daerah

Provinsi Jawa Timur

1. Ketepatan waktu

penyusunan RAPBD dan

RPAPBD Provinsi Jawa

Timur

Tepat

waktu

Tepat waktu Tepat

waktu

2. Rasio Kemandirian

Keuangan Daerah

320% 176% 138,7%

3. Toleransi deviasi

penyerapan keuangan

sesuai target

4,8% 3,1% 6%

4. Persentase SKPD dengan

realisasi diatas 95%

25% 54% 30%

5. Persentase SKPD yang

menerapkan Accrual

Accounting Based

Capacity Building

80% 79% 87,1%

6. Persentase Laporan

Keuangan SKPD sesuai

Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP)

80% 80% 77%

7. Persentase tanah milik

Pemerintah Provinsi Jawa

Timur yang bersertifikat

21% 20,9% 21,4%

Page 52: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

44

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi

Th.2016(n-1) Th.2017 (n)

1 2 3 4 5

8. Persentase Aset Tetap

Tanah dan Bangunan

yang digunakan dan

dimanfaatkan

99% 97,44% 98,4%

9. Persentase sertifikasi

kompetensi pengelola

keuangan daerah

Pemerintah Provinsi Jawa

Timur

60% 54,7% 56,6%

2. Meningkatnya kualitas

pengelolaan keuangan

kabupaten / kota se-

Jawa Timur

10. Persentase

Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang APBD

yang dievaluasi tepat

waktu

100 % 97% 100%

11. Persentase

Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang

Perubahan APBD yang

dievaluasi tepat waktu

100 % 100% 92%

12. Persentase

Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang

Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD yang

dievaluasi tepat waktu

100 % 97% 50%

1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur Tahun

Anggaran 2018 dan Tahun Anggaran 2017 tersusun tepat waktu. Hal ini sesuai

sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan

Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 Pasal 104 ayat (1) “Kepala daerah

menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta lampirannya

kepada DPRD paling lambat pada minggu pertama bulan Oktober tahun

anggaran sebelumnya dari tahun yang direncanakan untuk mendapatkan

persetujuan bersama”. Pasal 172 ayat (1) “Kepala Daerah menyampaikan

rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD beserta lampirannya

Page 53: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

45

kepada DPRD paling lambat minggu kedua bulan September tahun anggaran

berjalan untuk mendapatkan persetujuan bersama”.

2. Rasio kemandirian keuangan daerah Tahun Anggaran 2017 sebesar 138,7 persen

atau menurun 21 persen bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2016

sebesar 176 persen. Hal ini, disebabkan pada Tahun Anggaran 2017 terdapat

kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Rp. 15.900.698.660.057,20 menjadi

Rp. 17.326.483.824.756,20 atau sebesar 9 persen dan peningkatan dana

perimbangan yang pada Tahun Anggaran 2016 sebesar

Rp.9.039.003.358.881,00 di tahun 2017 menjadi Rp.12.494.048.645.633,00 atau

sebesar 38 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan Dana Perimbangan

melebihi dari kenaikan PAD, disebabkan adanya perubahan postur pada Dana

Perimbangan yaitu adanya rekening Bantuan Operasional Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) yang merupakan tindak lanjut dari undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan beralihnya kewenangan atas

Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang ke Kabupaten/Kota.

3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target Tahun Anggaran 2017

sebesar 6 persen atau turun 93 persen bila dibandingkan dengan tahun 2016

sebesar 3,1 persen. Pada Tahun Anggaran 2017, berdasarkan laporan realisasi

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), penyerapan belanja sebesar

Rp.26.723.154.529.364,00 atau 94 persen dibandingan dengan anggaran

belanja. Sedangkan, Tahun Anggaran 2016, penyerapan belanja sebesar

Rp.23.874.751.773.851,10 atau 96,9 dibandingkan dengan anggaran belanja.

4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% pada Tahun Anggaran 2017

sebesar 30 persen atau menurun 44 persen bila dibandingkan dengan Tahun

Anggaran 2016 sebesar 54 persen. Tahun 2017 SKPD dengan realisasi diatas

95% sebanyak 21 PD, sedangkan Tahun Anggaran 2016 sebanyak 40 PD.

5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building

pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 87,1 persen. Hal ini disebabkan karena

terdapat 9 SKPD yang belum optimal atau masih terdapat kendala dalam

penerapan akuntansi berbasis akrual. Mengalami peningkatan bila dibandingkan

dengan Tahun Anggaran 2016 terdapat 15 SKPD yang belum optimal, karena

terdapat peningkatan pemahaman dalam pelaksanaan akuntansi berbasis akrual

pada pengelola keuangan khusus fungsi akuntansi PD.

6. Persentase laporan keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP) pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 77 persen sedangkan tahun 2015

sebesar 80 persen. Masih adanya beberapa kendala yang dihadapi dan 17 PD

Page 54: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

46

yang menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Jawa

Timur pada pemeriksaan interim atas Laporan keuangan Pemerintah Daerah

(LKPD) pada Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Adanya kelemahan sistem

pengendalian intern dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan dalam pengelolaan keuangan daerah daerah antara lain,

serah terima personil, sarana dan prasarana serta dokumen antara Pemerintah

Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah Kota/Kabupaten di Jawa Timur belum

sepenuhnya terlaksana, pengelolaan aset tetap belum sepenuhnya dilaksanakan

secara tertib termasuk pencatatan dan penilaian aset tetap lainnya berupa hewan

ternak dan tumbuhan serta terdapat rekening giro yang belum ditetapkan dengan

Surat Keputusan Gubernur.

7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat Tahun

Anggaran 2017 sebesar 21,4 persen atau meningkat 2,4 persen bila dibandingkan

dengan tahun 2016 sebesar 20,9 persen. Luas tanah yang bersertifikat tahun

2017 seluas 18.031.017 m2 sedangkan tahun 2016 seluas 17.770.275 m2.

8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan

pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 97,44 persen atau menurun 1,3 persen bila

dibandingan dengan Tahun Anggaran 2016 sebesar 98,71 persen. Jumlah aset

tetap tanah dan bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan Tahun Anggaran

2017 sebanyak 3.202 bidang.

9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah

Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2017 sebesar 56,6 persen atau 1076 orang.

Sedangkan, pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 54,7 persen atau 637 orang.

10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat

waktu, pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 100 persen atau meningkat 3 persen

bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2016 sebesar 97 persen. Pada Tahun

Anggaran 2017 terdapat 38 kab./kota yang tepat waktu menyampaikan Raperda/

Raperkada sedangkan tahun 2016 sebanyak 35 kab./kota.

11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang

dievaluasi tepat waktu, pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 92 persen atau

menurun 8 persen dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2016 sebesar 100

persen. Pada tahun 2017 terdapat 35 kab./kota yang tepat waktu menyampaikan

Raperda/Raperkada sedangkan Tahun Anggaran 2016 sebanyak 38 kab./kota.

12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu pada Tahun Anggaran 2017

sebesar 50 persen atau menurun sebesar 48 persen dibandingkan dengan tahun

Page 55: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

47

2016 sebesar 97 persen. Pada Tahun Anggaran 2017 terdapat 19 kab./kota yang

tepat waktu menyampaikan Raperda/Raperkada sedangkan Tahun Anggaran

2016 sebanyak 36 kab./kota.

Indikator kinerja dapat dibandingkan dengan indikator kinerja yang ada di RPJMD

yang digambarkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.16 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target akhir

RPJMD

(Th.2019)

Realisasi Tingkat

Kemajuan

1 2 3 4 5

1. Meningkatnya kualitas

pengelolaan keuangan

dan aset daerah

Provinsi Jawa Timur

1. Ketepatan waktu

penyusunan RAPBD dan

RPAPBD Provinsi Jawa

Timur

- Tepat

waktu

-

2. Rasio Kemandirian

Keuangan Daerah

- 138,7% -

3. Toleransi deviasi

penyerapan keuangan

sesuai target

- 6% -

4. Persentase SKPD dengan

realisasi diatas 95%

- 30% -

5. Persentase SKPD yang

menerapkan Accrual

Accounting Based

Capacity Building

- 87,1% -

6. Persentase Laporan

Keuangan SKPD sesuai

Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP)

- 77% -

7. Persentase tanah milik

Pemerintah Provinsi Jawa

Timur yang bersertifikat

- 21,4% -

8. Persentase Aset Tetap

Tanah dan Bangunan

yang digunakan dan

dimanfaatkan

- 97,44% -

9. Persentase sertifikasi

kompetensi pengelola

keuangan daerah

- 56,6% -

Page 56: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

48

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target akhir

RPJMD

(Th.2019)

Realisasi Tingkat

Kemajuan

1 2 3 4 5

Pemerintah Provinsi Jawa

Timur

2. Meningkatnya kualitas

pengelolaan keuangan

kabupaten / kota se-

Jawa Timur

10. Persentase

Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang APBD

yang dievaluasi tepat

waktu

- 100% -

11. Persentase

Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang

Perubahan APBD yang

dievaluasi tepat waktu

- 92% -

12. Persentase

Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang

Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD yang

dievaluasi tepat waktu

- 50% -

Indikator Kinerja Utama BPKAD yang dijelaskan pada tabel diatas bukan

merupakan Indikator Kinerja Daerah yang ada di RPJMD. Indikator Kinerja Daerah

di RPJMD yaitu Predikat Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Provinsi Jawa Timur, yang mana indikator tersebut merupakan Indikator Kinerja

Utama Inspektorat. Oleh sebab itu, realisasi indikator kinerja BPKAD tidak dapat

dibandingkan dengan realisasi indikator RPJMD

3.3. COST PER OUTCOME

1. ALOKASI PER SASARAN PEMBANGUNAN

Laporan kinerja ini menyajikan informasi keuangan yang terkait dengan

capaian kinerja pelaksanan suatu program yang meliputi realisasi keuangan atas

setiap kegiatan, informasi keuangan yang mengkaitkan antara realisasi

keuangan dengan hasil-hasil program yang menggambarkan kinerja utama dan

informasi keuangan yang dapat mengidentifikasi jumlah biaya yang dibutuhkan

Page 57: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

49

untuk mewujudkan sasaran tertentu (cost per outcome), yang dapat

diilustrasikan, sebagai berikut :

Tabel 3.17 Alokasi per Sasaran Pembangunan

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Anggaran (Rp)

% Anggaran

1 2 3 4 5

1. Meningkatnya kualitas

pengelolaan keuangan dan

aset daerah Provinsi Jawa

Timur

1. Ketepatan waktu

penyusunan RAPBD dan

RPAPBD Provinsi Jawa

Timur

9.520.343.000 13

2. Rasio Kemandirian

Keuangan Daerah

1.896.075.000 2,7

3. Toleransi deviasi

penyerapan keuangan

sesuai target

2.130.393.000 3

4. Persentase SKPD dengan

realisasi diatas 95%

1.896.075.000 2,7

5. Persentase SKPD yang

menerapkan Accrual

Accounting Based

Capacity Building

4.540.000.000 6,4

6. Persentase Laporan

Keuangan SKPD sesuai

Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP)

2.450.000.000 3,5

7. Persentase tanah milik

Pemerintah Provinsi Jawa

Timur yang bersertifikat

4.114.000.000 5,8

8. Persentase Aset Tetap

Tanah dan Bangunan

yang digunakan dan

dimanfaatkan

3.325.000.000 4,7

9. Persentase sertifikasi

kompetensi pengelola

keuangan daerah

Pemerintah Provinsi Jawa

Timur

4.316.310.000 6,1

2. Meningkatnya kualitas

pengelolaan keuangan

10. Persentase

Raperda/Raperkada

1.436.894.200 2

Page 58: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

50

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Anggaran (Rp)

% Anggaran

1 2 3 4 5

kabupaten / kota se-Jawa

Timur

Kab./Kota tentang APBD

yang dievaluasi tepat

waktu

11. Persentase

Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang

Perubahan APBD yang

dievaluasi tepat waktu

1.436.894.200 2

12. Persentase

Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang

Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD yang

dievaluasi tepat waktu

2.275.066.900 3,2

Memperhatikan tabel 3.17, dapat dijelaskan bahwa alokasi anggaran untuk sasaran

Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur,

yaitu sebesar Rp. 34.188.196.000,00, dengan rincian :

1. Ketepatan waktu penyusunan Rancangan APBD dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur,

didukung oleh Kegiatan Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 9.520.343.000,00 atau 13% dari total

anggaran belanja langsung ;

2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, didukung oleh Kegiatan Penataan,

Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.896.075.000,00 atau 2,7% dari total anggaran belanja

langsung ;

3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target, didukung oleh Kegiatan

Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 2.130.393.000,00 atau 3% dari total anggaran belanja langsung;

4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%, didukung oleh Kegiatan Penataan,

Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.896.075.000,00 atau 2,7% dari total anggaran belanja

langsung ;

Page 59: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

51

5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building,

didukung oleh Kegiatan Penyusunan kebijakan akuntansi pemerintah daerah

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 4.540.000.000,00 atau 6,4% dari total

anggaran belanja langsung ;

6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP), didukung oleh Kegiatan Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.2.450.000.000,00 atau 3,5% dari total anggaran belanja langsung;

7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat,

didukung oleh Kegiatan Percepatan Sertifikasi Aset Daerah dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 4.114.000.000,00 atau 5,8% dari total anggaran belanja

langsung ;

8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan,

didukung oleh Kegiatan Optimalisasi Pengelolaan Aset dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 3.325.000.000,00 atau 4,7% dari total anggaran belanja langsung ;

9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah Provinsi

Jawa Timur, didukung oleh Kegiatan Pemberdayaan Kapasitas Laboratorium

Keuangan Daerah dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 4.316.310.000,00 atau

6,1% dari total anggaran belanja langsung ;

Sedangkan sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten/ kota

se-Jawa Timur, yaitu sebesar Rp. 5.148.855.300,00, dengan rincian :

10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat

waktu, didukung oleh Kegiatan Analisa dan Evaluasi Raperda Kabupaten/Kota

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.436.894.200,00 atau 2% dari total

anggaran belanja langsung ;

11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang

dievaluasi tepat waktu, didukung oleh Kegiatan Analisa dan Evaluasi Raperda

Kabupaten/Kota dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.436.894.200,00 atau 2%

dari total anggaran belanja langsung ;

12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu, didukung oleh Kegiatan Analisa

Dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban

Page 60: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

52

Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota Dan Rancangan Peraturan Kdh Tentang

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 2.275.066.900,00 atau 3,2% dari total anggaran belanja

langsung.

2. PENCAPAIAN KINERJA DAN ANGGARAN

Tabel 3.18 Pencapaian Kinerja dan Anggaran

Sasaran / Program

Indikator Kinerja Anggaran

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

Sasaran 1

Meningkatnya

kualitas

pengelolaan

keuangan dan

aset daerah

Provinsi Jawa

Timur

Program 1

Peningkatan dan

Pengembangan

Pengelolaan

Keuangan

Daerah

1. Ketepatan waktu penyusunan

RAPBD Provinsi Jawa Timur

Tepat

waktu

Tepat

waktu

100 9.520.3

43.000

7.359.04

3.450

77,3

2. Rasio Kemandirian Keuangan

Daerah

320% 138,7% 43,3 1.896.0

75.000

1.610.04

0.642

84,91

3. Toleransi deviasi penyerapan

keuangan sesuai target

4,8% 6% 75 2.130.3

93.000

1.789.50

8.800

84

4. Persentase SKPD dengan

realisasi diatas 95%

25% 30% 120 1.896.0

75.000

1.610.04

0.642

84,91

5. Persentase SKPD yang

menerapkan Accrual Accounting

Based Capacity Building

80% 87,1% 108,9 4.540.0

00.000

3.683.47

5.844

81,13

6. Persentase Laporan Keuangan

SKPD sesuai Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP)

80% 77% 96,3 2.450.0

00.000

2.018.09

1.046

82,37

7. Persentase tanah milik

Pemerintah Provinsi Jawa Timur

yang bersertifikat

21% 21,4% 101,9 4.114.0

00.000

3.490.31

3.990

84,8

8. Persentase Aset Tetap Tanah

dan Bangunan yang digunakan

dan dimanfaatkan

99% 97,44% 98,4 3.325.0

00.000

2.953.17

4.672

88,82

9. Persentase sertifikasi

kompetensi pengelola

keuangan daerah Pemerintah

Provinsi Jawa Timur

60% 57% 95 4.316.3

10.000

4.114.07

6.901

95,31

Page 61: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

53

Sasaran / Program

Indikator Kinerja Anggaran

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

Sasaran 2

Meningkatnya

kualitas

pengelolaan

keuangan

kabupaten /

kota se-Jawa

Timur

Program 2

Pembinaan dan

Fasilitasi

Pengelolaan

Keuangan

Kabupaten/Kota

10. Persentase Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang APBD yang

dievaluasi tepat waktu

100% 100% 100 1.436.8

94.200

1.066.98

9.261,50

74,26

11. Persentase Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang Perubahan

APBD yang dievaluasi tepat

waktu

100% 92% 92 1.436.8

94.200

1.066.98

9.261,50

74,26

12. Persentase Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang

Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD yang

dievaluasi tepat waktu

100% 50% 50 2.275.0

66.900

1.790.77

9.650

78,71

Memperhatikan tabel 3.18, dapat dijelaskan bahwa capaian realisasi kinerja dan

capaian realisasi anggaran untuk sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan

keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur, yaitu :

1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur, capaian

realisasi kinerja sebesar 100 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran

sebesar 77,3 persen ;

2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, capaian realisasi kinerja sebesar 43,3

persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 84,91 persen ;

3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target, capaian realisasi kinerja

sebesar 75 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 84 persen ;

4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%, capaian realisasi kinerja sebesar

120 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 84,91 persen ;

5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building,

capaian realisasi kinerja sebesar 108,9 persen, sedangkan capaian realisasi

anggaran sebesar 81,13 persen ;

6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP), capaian realisasi kinerja sebesar 96,3 persen, sedangkan capaian realisasi

anggaran sebesar 82,37 persen ;

Page 62: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

54

7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat, capaian

realisasi kinerja sebesar 101,9 persen sedangkan capaian realisasi anggaran

sebesar 84,8 persen ;

8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan,

capaian realisasi kinerja sebesar 98,4 persen, sedangkan capaian realisasi

anggaran sebesar 88,82 persen ;

9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah Provinsi

Jawa Timur, capaian realisasi kinerja sebesar 95 persen, sedangkan capaian

realisasi anggaran sebesar 95,31 persen ;

Sedangkan sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten / kota

se-Jawa Timur, yaitu :

10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat

waktu, capaian realisasi kinerja sebesar 100 persen, sedangkan capaian realisasi

anggaran sebesar 74,26 persen ;

11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang

dievaluasi tepat waktu, capaian realisasi kinerja sebesar 92 persen, sedangkan

capaian realisasi anggaran sebesar 74,26 persen ;

12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu, capaian realisasi kinerja sebesar

50 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 78,71 persen.

3. EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA

Tabel 3.19 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

No Sasaran Indikator Sasaran % Capaian

Kinerja

% Penyerapan

Anggaran

Tingkat Efisiensi

1. Meningkatnya

kualitas pengelolaan

keuangan dan aset

daerah Provinsi Jawa

Timur

1. Ketepatan waktu

penyusunan RAPBD dan

RPAPBD Provinsi Jawa

Timur

100 77,3 22,7%

2. Rasio Kemandirian

Keuangan Daerah

43,3 84,91 15,09%

3. Toleransi deviasi penyerapan

keuangan sesuai target

75 84 16%

4. Persentase SKPD dengan

realisasi diatas 95%

120 84,91 15,09%

Page 63: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

55

No Sasaran Indikator Sasaran % Capaian

Kinerja

% Penyerapan

Anggaran

Tingkat Efisiensi

5. Persentase SKPD yang

menerapkan Accrual

Accounting Based Capacity

Building

108,9 81,13 18,87%

6. Persentase Laporan

Keuangan SKPD sesuai

Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP)

96,3 82,37 17,63%

7. Persentase tanah milik

Pemerintah Provinsi Jawa

Timur yang bersertifikat

101,9 84,8 15,2%

8. Persentase Aset Tetap Tanah

dan Bangunan yang

digunakan dan dimanfaatkan

98,4 88,82 11,18%

9. Persentase sertifikasi

kompetensi pengelola

keuangan daerah

Pemerintah Provinsi Jawa

Timur

95 95,31 4,69%

2. Meningkatnya

kualitas pengelolaan

keuangan kabupaten

/ kota se-Jawa Timur

10. Persentase

Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang APBD

yang dievaluasi tepat waktu

100 74,26 25,74%

11. Persentase

Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang

Perubahan APBD yang

dievaluasi tepat waktu

92 74,26 25,74%

12. Persentase

Raperda/Raperkada

Kab./Kota tentang

Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD yang

dievaluasi tepat waktu

50 78,71 21,29%

Memperhatikan tabel 3.18, dapat dijelaskan bahwa capaian realisasi kinerja dan

capaian realisasi anggaran untuk sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan

keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur, yaitu :

Page 64: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

56

1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD Provinsi Jawa Timur, dengan capaian

realisasi kinerja sebesar 100% dan tingkat efisiensi sebesar 22,7% ;

2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, dengan capaian realisasi kinerja sebesar

43,3% dan tingkat efisiensi sebesar 15,09% ;

3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target, dengan capaian realisasi

kinerja sebesar 75% dan tingkat efisiensi sebesar 16% ;

4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%, dengan capaian realisasi kinerja

sebesar 120% dan tingkat efisiensi sebesar 15,09% ;

5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building,

dengan capaian realisasi kinerja sebesar 108,9% dan tingkat efisiensi sebesar

18,87% ;

6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP), dengan capaian realisasi kinerja sebesar 96,3% dan tingkat efisiensi

sebesar 17,63% ;

7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat,

dengan capaian realisasi kinerja sebesar 101,9% dan tingkat efisiensi sebesar

15,2% ;

8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan,

dengan capaian realisasi kinerja sebesar 98,4% dan tingkat efisiensi sebesar

11,18% ;

9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah

Provinsi Jawa Timur, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 95% dan tingkat

efisiensi sebesar 4,69% ;

Sedangkan sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten / kota

se-Jawa Timur, yaitu :

10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat

waktu, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 100% dan tingkat efisiensi sebesar

25,74% ;

11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang

dievaluasi tepat waktu, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 92% dan tingkat

efisiensi sebesar 25,74% ;

Page 65: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

57

12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu, dengan capaian realisasi kinerja

sebesar 50% dan tingkat efisiensi sebesar 21,29%.

Memperhatikan uraian tersebut, realisasi belanja BPKAD Tahun Anggaran

2017, secara umum menunjukkan bahwa capaian keberhasilan atas pelaksanaan

program kegiatan dapat dikategorikan sesuai dengan sasaran dan target yang

direncanakan, sebagaimana dokumen perencanaan baik jangka menengah

(Renstra) maupun jangka pendek (Renja) walaupun masih terdapat beberapa

kendala dan memerlukan penyempurnaan dalam pelaksanaan pada tahun

mendatang, antara lain :

1. Aspek Perencanaan,

a. Pola pikir dalam menyusun perencanaan anggaran masih bersifat rutinitas

serta belum yang didasarkan hasil analisa dan kebutuhan riil ;

b. Perencanaan program kegiatan masih bersifat formalitas, parsial/ sektoral,

sehingga sangat dimungkinkan adanya program atau kegiatan baru yang

pelaksanaannya muncul pada tahun anggaran berjalan ;

c. Perencanaan masih kurang visioner dan/atau belum mengantisipasi adanya

kebijakan atau peraturan perundang-undangan baru.

2. Aspek Pelaksanaan,

a. Terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan

kemampuan dibidang perencanaan anggaran, program kegiatan,

pengelolaan keuangan dan aset daerah serta kompetensi di bidang

akuntansi ;

b. Adanya kebijakanatau regulasi yang diterbitkan dalam tahun anggaran

berjalan dan atau kebijakan yang kadang kala tidak diikuti dengan petunjuk

pelaksanaannya serta adanya perbedaan kebijakan yang mengatur

pengelolaan keuangan antara APBN dan APBD (terdapat perbedaan sistem

dan SOP) ;

c. Penyusunan Daftar Kebutuhan Kas Bulanan (DKKB) masih bersifat

formalitas dan/atau belum dihitung berdasarkan analisa kebutuhan riil.

3. Aspek Penatausahaan,

a. Terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan

kemampuan dibidang penatausahaan keuangan daerah ;

Page 66: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

58

b. Adanya keterlambatan dalam menyusun dokumen Surat

Pertanggungjawaban (SPJ), kurang teliti, cermat dan juga masih terdapat

kesalahan pembebanan dalam penulisan Buku Kas Umum (BKU) ;

c. Masih adanya kekurangan persyaratan dan kelengkapan penyusunan

dokumen SPJ, dan inkonsistensi pencatatan transaksi harian, sehingga

berdampak pada keakurasian data.

Memperhatikan beberapa kendala tersebut, untuk meminimalisir terjadinya

kesalahan yang sama dan berulang pada tahun-tahun berikutnya dalam

pengelolaan keuangan dan aset daerah, perlu :

1) Optimalisasi dan pemberdayaan fungsi Satuan Pengawas Internal (SPI) melalui

Forum Group Discusion (FGD) ;

2) Pemberdayaan fungsi UPT- Laboratorium Pengelolaan Keuangan Daerah (UPT-

LPKD) melalui bintek, workshop dan sosialisasi kepada para pengelola

keuangan dan aset daerah ;

3) Melakukan pendampingan dan mengikutsertakan pendidikan dan pelatihan

kepada para pengelola keuangan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan dan pelaporan pertanggungjawaban ;

4) Memfasilitasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah serta

mengembangkan aplikasi berdasarkan regulasi, dinamika dan kebutuhan riil ;

5) Membangun keselarasan dan kesepahaman antar bidang dan instansi terkait

melalui koordinasi, komunikasi dan konsolidasi.

3.4. REALISASI ANGGARAN,

Akuntabilitas keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban

yang mencakup integritas keuangan, ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan

perundangan-undangan yang harus disusun setiap kementerian/lembaga/instansi

dan pemerintahan daerah. Sasaran pertanggungjawaban adalah laporan keuangan

yang berlaku, meliputi penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang SKPD.

Sedangkan, instrumen utama akuntabilitas keuangan adalah anggaran pemerintah

dan data laporan tahunan yang disusun secara periodik dalam tahun anggaran

berkenaan, sehingga nampak proses penganggaran secara keseluruhan relevan

untuk dipertanggungjawabkan pada berbagai tingkatan operasi dari masing-masing

indikator keuangan yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan Tahun

Page 67: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

59

Anggaran 2017. Mendasari uraian tesebut, sebagai bentuk pertanggungjawaban

pelaksanaan program dan kegiatan BPKAD Provinsi Jawa Timur dari alokasi

anggaran sebesar Rp.188.384.923.600,00 terealisasi sebesar

Rp.172.347.121.912,00 atau 91,49 persen, dengan rincian:

KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) REALISASI

NOMINAL (Rp) %

1 2 3 4 6

BELANJA DAERAH 188.384.923.600,00 172.347.121.912,00 91,49

BELANJA TIDAK LANGSUNG 117.419.923.600,00 113.557.292.812,00 96,71

BELANJA LANGSUNG 70.965.000.000,00 58.789.829.100,00 82,84

01 Pelayanan Administrasi Perkantoran

8.181.087.000,00 7.413.825.967,00 90,62

019 Pelaksanaan Administrasi Perkantoran

8.181.087.000,00 7.413.825.967,00 90,62

02 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

11.047.990.500,00 9.599.039.186,00 86,88

021 Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana

4.946.580.300,00 4.326.831.026,00 87,47

031 Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana

6.101.410.200,00 5.272.208.160,00 86,41

07 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah

4.779.548.200,00 4.130.494.688,00 86,42

002

Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

2.175.425.200,00 1.692.962.650,00 77,82

004 Fasilitasi Laboratorium Keuangan Daerah

2.604.123.000,00 2.437.532.038,00 93,60

08 Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan Pemerintahan

5.147.591.000,00 3.982.858.299,00 77,37

001 Penyusunan Dokumen Perencanaan

2.695.721.000,00 1.864.342.200,00 69,16

002 Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program dan Anggaran

2.451.870.000,00 2.118.516.099,00 86,40

17 Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

36.659.928.000,00 29.738.852.787,00 81,12

003 Penyusunan kebijakan akuntansi pemerintah daerah

4.540.000.000,00 3.683.475.844,00 81,13

006 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD

5.665.958.000,00 4.396.434.450,00 77,59

Page 68: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

60

KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) REALISASI

NOMINAL (Rp) %

008 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD

3.854.385.000,00 2.962.609.000,00 76,86

010 Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

2.450.000.000,00 2.018.091.046,00 82,37

016 Peningkatan Manajemen Aset/Barang Daerah

2.434.000.000,00 2.143.462.000,00 88,06

043 Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah

2.130.393.000,00 1.789.508.800,00 84,00

069 Pemantapan Sistem Informasi Keungan Daerah

2.471.732.000,00 1.111.086.800,00 44,95

250 Penataan, Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Keuangan Daerah

3.792.150.000,00 3.220.081.284,00 84,91

253 Pendayagunaan Aset Daerah 3.325.000.000,00 2.953.174.672,00 88,82

254 Percepatan Sertifikasi Aset Daerah 1.680.000.000,00 1.346.851.990,00 80,17

264 Pemberdayaan Kapasitas Laboratorium Keuangan Daerah

4.316.310.000,00 4.114.076.901,00 95,31

18 Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota

5.148.855.300,00 3.924.758.173,00 76,23

105 Analisa Dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota Dan Rancangan Peraturan Kdh Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota

2.275.066.900,00 1.790.779.650,00 78,71

106 Analisa dan Evaluasi Raperda Kabupaten/Kota

2.873.788.400,00 2.133.978.523,00 74,26

Page 69: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

61

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)

Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 merupakan salah satu bentuk

pertanggungjawaban atas keberhasilan pelaksanaan Perjanjian Kinerja (PK)

program kegiatan dan anggaran maupun kegagalan misi organisasi dalam

mencapai tujuan dan sasaran yang disusun secara rutin dan wajib bagi Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) setiap akhir tahun anggaran untuk disampaikan

kepada Gubernur sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah

yang dikuasakan kepada seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa

Timur. Selain itu, penyusunan Laporan Kinerja juga diharapkan dapat menjadi

bahan evaluasi dan sarana penilaian kinerja suatu organisasi dalam kurun waktu

tertentu. Penilaian kinerja juga dapat dijadikan saran/pertimbangan terhadap

penyempurnaan perencanaan anggaran, penyusunan program kegiatan,

pelaksanaan kegiatan, penatausahaan dan laporan pertanggungjawaban.

Secara umum, pelaksanaan program dan kegiatan di BPKAD pada Tahun

Anggaran 2017 dapat dikatagorikan cukup berhasil dengan baik. Hal ini, dapat

dilihat dari persentase capaian output kegiatan sebesar 91,49 persen dengan

penyerapan anggaran sebesar Rp. 172.347.121.912,00. Output dan realisasi

anggaran ini, didukung oleh 12 (dua belas) Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu :

1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur ;

2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ;

3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target ;

4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% ;

5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity

Building ;

6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP) ;

7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat;

8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan

dimanfaatkan ;

Page 70: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

62

9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah

Provinsi Jawa Timur ;

10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi

tepat waktu ;

11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang

dievaluasi tepat waktu ;

12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu.

4.2. SARAN

Keberhasilan pelaksanaan program kegiatan ini, tidak lain karena rahmat

dan ridho dari Allah SWT serta dukungan semua pihak, kerjasama antar SKPD dan

kerjasama dari seluruh bidang dan UPT LPKD di BPKAD. Keberhasilan ini, tentunya

tidak dipungkiri masih terdapat beberapa kekurangan yang menjadi kendala atau

hambatan yang perlu diperbaiki ke depan, antara lain penguatan fungsi koordinasi

serta membangun komunikasi yang baik antar unit kerja dan koordinasi antar

SKPD. Selanjutnya, sebagai upaya perbaikan dan untuk meningkatkan kualitas dan

kinerja pada tahun-tahun mendatang perlu dilakukan, antara lain :

1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur, utamanya yang ditunjuk

sebagai pengelolaan keuangan melalui pendampingan, kursus, pelatihan dan

desiminasi ;

2. Memperbaiki sistem pengumpulan dan pengolahan data kinerja dalam rangka

meningkatkan kualitas sistem pelaporan dan pertanggungjawaban SKPD

serta meningkatkan kualitas review atas laporan kinerja SKPD ;

3. Melakukan validasi dan rekonsiliasi data aset dengan SKPD di lingkungan

Pemerintah Provinsi Jawa Timurdan meningkatkan fungsi koordinasi ;

4. Melaksanakan fungsi konsolidasi dengan SKPD sebagai pengguna barang

serta melakukan inventarisasi dan identifikasi aset tetap tanah yang akan

disertifikasi ;

5. Penguatan fungsi Satuan Pengawas Internal (SPI) dan pengecekan Surat

Pertanggungjawaban (SPJ) setiap bulan.

Page 71: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHbpkad.jatimprov.go.id/bpkad/userfiles/lakip_renja/LAPORAN KINERJA... · Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk ... Capacity Building

Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017

63

Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) BPKAD

Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2017, dengan harapan dapat dijadikan

bahan koreksi dan introspeksi maupun kritik yang konstruktif dalam rangka

meningkatkan kinerja yang lebih baik sebagai upaya mendukung terwujudnya tata

kelola keuangan dan pemerintahan yang baik (good governance).

KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN

ASET DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

Dr. Ir. JUMADI, M.MT Pembina Utama Muda

NIP. 19670524 199203 1 004