PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI JAWA TIMUR
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
BADAN PENGELOLA KEUANGAN
DAN ASET DAERAH DAERAH
TAHUN 2017
Jl. Johar No. 19-21 Surabaya 60174 Telp. 031-3532291
Fax. 031-3532283 | http://www.bpkad.jatimprov.go.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan hidayahNya, kami telah menyelesaikan Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
(BPKAD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2017.
Penyusunan Laporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari
pelaksanaan tugas dan fungsi atas penggunaan anggaran dengan
melaksanakan pengukuran kinerja dan evaluasi serta menganalisa terhadap
pengukuran kinerja.
Laporan Kinerja tersebut disusun sebagai media untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam
dokumen Perjanjian Kinerja serta memuat unsur-unsur perencanaan strategi,
evaluasi kinerja dan analisis pencapaian kinerja yang telah dicapai oleh Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2017.
Akhirnya Laporan Kinerja ini diharapkan dapat menjadi wujud
pertanggungjawaban kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 dalam melaksanakan visi dan misi nya sesuai
dengan rencana strategi.
Surabaya, 29 Desember 2017
KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN
ASET DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
Dr. Ir. JUMADI, M.MT
Pembina Utama Muda NIP. 19670524 199203 1 004
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
ii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………. ii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………………………...... iii
DAFTAR GRAFIK ………………………………………………………………………………………….. v
IKHTISAR EKSEKUTIF ………………………………………………………………………………….. vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Landasan Hukum ................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................. 2
1.4
1.5
Gambaran Umum BPKAD ......................................................
Sistematika Penulisan...........................................................
3
15
BAB II PERENCANAAN KINERJA 17
2.1 Rencana Strategis ................................................................ 17
2.2 Rencana Kinerja Tahunan ..................................................... 20
2.3 Perjanjian Kinerja ................................................................ 21
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 23
3.1 Pengukuran Kinerja .............................................................. 23
3.2 Evaluasi dan Analisis Kinerja ................................................. 25
3.3 Cost Per Outcome ............................................................... 48
3.4 Realisasi Anggaran .............................................................. 58
BAB IV PENUTUP 61
4.1 Kesimpulan ........................................................................ 61
4.2 Saran ................................................................................. 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Matrik Renstra 2014-2019
Lampiran 2 Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Lampiran 3 Pengukuran Kinerja Tahun 2017
Lampiran 4 Penghargaan Tahun 2017
Lampiran 5 Indikator Kinerja Utama
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
iii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1 Data Berdasarkan Golongan Ruang 13
Tabel 1.2 Data Berdasarkan Tingkat Pendidikan 13
Tabel 1.3 Sarana dan Prasarana BPKAD Tahun 2016 14
Tabel 2.1 Keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran Tahun 2014-2019 21
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 22
Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Tahun 2017 24
Tabel 3.2 IKU Ketepatan waktu penyusunan RAPBD Provinsi Jawa Timur 26
Tabel 3.3 IKU Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 28
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kemandirian dan Kemampuan Keuangan Daerah 29
Tabel 3.5 IKU Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target 31
Tabel 3.6 IKU Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% 32
Tabel 3.7 IKU Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based
Capacity Building
33
Tabel 3.8 IKU Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
35
Tabel 3.9 IKU Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang
bersertifikat
37
Tabel 3.10 IKU Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan
dimanfaatkan
38
Tabel 3.11 IKU Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah
Pemerintah Provinsi Jawa Timur
39
Tabel 3.12 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang
dievaluasi tepat waktu
40
Tabel 3.13 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan
APBD yang dievaluasi tepat waktu
41
Tabel 3.14 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu
42
Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Kinerja 43
Tabel 3.16 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD 47
Tabel 3.17 Alokasi per Sasaran Pembangunan 49
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
iv
Tabel 3.18 Pencapaian Kinerja dan Anggaran 52
Tabel 3.19 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya 55
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
v
DAFTAR GRAFIK
Hal
Grafik 1 Tren capaian realisasi pendapatan daerah 31
Grafik 2 Tren toleransi deviasi penyerapan keuangan 32
Grafik 3 Tren SKPD dengan realisasi diatas 95% 32
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
vi
IKHTISAR EKSEKUTIF
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 merupakan salah
satu wujud pertanggungjawaban kepada publik atas kinerja pencapaian visi dan
misi BPKAD pada Tahun 2017. Selain itu, Laporan Kinerja juga merupakan salah
satu parameter yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kinerja dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
Penyusunan Laporan Kinerja BPKAD Tahun 2017 mengacu pada
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam
melaksanakan mandatnya, BPKAD telah menetapkan visi yaitu “Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah dilakukan secara tertib, normatif dan
berkelanjutan”. Untuk mewujudkan visi tersebut BPKAD menetapkan misi yaitu
“Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang Lebih Transparan
dan Akuntabel”. Dalam mencapai visi dan misi, BPKAD menetapkan 2 (dua)
tujuan yang akan dicapai dalam tahun 2014-2019 yaitu (1) Optimalisasi
pengelolaan keuangan dan aset daerah; (2) Optimalisasi pengelolaan keuangan
kabupaten/kota. Untuk menunjang pencapaian tujuan strategis tersebut
disusunlah peta strategi yang terdiri dari 2 (dua) sasaran strategis yaitu (1)
Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa
Timur; (2) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten / kota se-
Jawa Timur.
Keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran strategis diukur
dengan Indikator Kinerja Utama (IKU). Penilaian kualitas IKU didasarkan pada
kriteria SMART-C (Specific, Measureable, Agreeable, Realistic, time-bounded
dan Continously Improved). Pada tahun 2017 BPKAD menerapkan 12 (dua
belas) IKU yang merupakan komitmen kinerja Kepala Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur dan secara umum,
pencapaiannya sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dari 12 (dua
belas) IKU tersebut, terdapat 3 (tiga) IKU yang capaian kinerjanya diatas target.
Namun, di satu sisi masih terdapat 2 (dua) IKU yang masih di bawah target
yaitu Rasio Kemandirian Keuangan Daerah dan Persentase Raperda/Raperkada
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
vii
Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi
tepat waktu
Dalam rangka terwujudnya tata kelola kelembagaan pemerintahan
yang baik dan bersih telah dilakukan perbaikan kapasitas kelembagaan.
Perbaikan tersebut dilakukan melalui pelaksanaan reformasi birokrasi,
penguatan sumber daya manusia aparatur perencana serta penyempurnaan
pelaksanaan administrasi perencanaan pembangunan.
Upaya perbaikan terus dilakukan untuk meningkatkan kinerja
organisasi yang lebih baik lagi. Capaian IKU yang masih dibawah target akan
terus dilakukan evaluasi dan action plan yang relevan untuk mewujudkan
pengelolaan keuangan dan aset daerah yang secara tidak langsung mendukung
pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan kepada masyarakat. Beberapa upaya perbaikan yang dapat
dilakukan, antara lain :
1. Meningkatkan peran dalam mengkoordinasikan penyusunan rencana
pembangunan ;
2. Melakukan peningkatan kompetensi SDM agar lebih responsif dalam
memprediksi perubahan lingkungan strategis ;
3. Melakukan penyempurnaan dan pengembangan tata kelola kelembagaan
dalam mendukung reformasi birokrasi ;
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi capaian kinerja secara berkala dan
berjenjang.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur
berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah serta Peraturan Gubernur
Jawa Timur Nomor 57 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi,
uraian tugas dan fungsi serta tata kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Provinsi Jawa Timur, mempunyai tugas yang sangat strategis yaitu
melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Provinsi di bidang keuangan. Dalam melaksanakan
tugas tersebut Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah diupayakan untuk
melaksanakannya dengan transparan, akuntabel, efektif, dan efisien sesuai
dengan prinsip-prinsip good governance sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Salah satu azas penyelenggaraan good governance yang tercantum
dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 adalah azas akuntabilitas yang
menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
penyelenggaraan Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas tersebut
salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah disusun sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban dalam melaksanakan visi, misi, tugas dan fungsi dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu
peningkatan kinerja setiap unit organisasi dilingkungan BPKAD Provinsi Jawa
Timur serta sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan bagi
stakeholders demi perbaikan kinerja BPKAD. Selain itu, penyusunan laporan ini
untuk memenuhi prinsip akuntabillitas, sebagaimana amanat Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
2
Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Reviu atas Laporan Kinerja.
1.2. Landasan Hukum
Dasar hukum yang melandasi disusunnya Laporan Kinerja Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016, antara
lain :
1. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah ;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 ;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja ;
4. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah ;
5. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2017 ;
6. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 57 Tahun 2016 tentang kedudukan,
susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta tata kerja Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur ;
7. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 101 Tahun 2016 tentang
nomenklatur, susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta tata kerja
Unit Pelaksana Teknis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi
Jawa Timur ;
8. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 61 Tahun 2017 tentang Penjabaran
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur
Tahun Anggaran 2017.
1.3. Tujuan
Penyusunan LKjIP ini, mempunyai tujuan untuk menilai dan mengevaluasi
pencapaian kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
3
Timur sesuai visi, misi, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana
Strategis Tahun 2014-2019. Hasil evaluasi tersebut, diharapkan dapat menjadi
referensi dan acuan dalam merumuskan dan merencanakan program, kegiatan
dan anggaran serta melakukan koreksi dan perbaikan di masa yang akan datang
sehingga menjadi lebih baik, dapat dilaksanakan secara sistematis dalam
melaksanakan pengelolaan keuangan dan aset daerah.
1.4. Gambaran Umum SKPD
Sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, Peraturan Gubernur Jawa
Timur Nomor 57 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, uraian
tugas, fungsi serta tata kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Provinsi Jawa Timur, Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 101 Tahun 2016
tentang nomenklatur, susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta tata
kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi
Jawa Timur, mempunyai tugas pokok dan fungsi, sebagai berikut :
1.4.1. Tugas Pokok,
BPKAD Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas membantu
Gubernur melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi di bidang keuangan.
1.4.2. Fungsi,
Untuk mendukung pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud
pada point 1.4.1, BPKAD Provinsi Jawa Timur mempunyai fungsi, yaitu:
a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang keuangan ;
b. Pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang keuangan ;
c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan
teknis di bidang keuangan ;
d. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang urusan
pemerintahan daerah di bidang keuangan ;
e. Pelaksanaan administrasi badan di bidang keuangan ;
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
4
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Jawa Timur dipimpin oleh
seorang Kepala dan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh 1 (satu)
Sekretaris, 5 (lima) Kepala Bidang dan 1 (satu) Kepala Unit Pelaksanan Teknis
(UPT) dengan susunan organisasi sebagai berikut :
1. Sekretariat,
Sekretariat mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum,
kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program, keuangan, hubungan
masyarakat dan protokol.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi antara
lain :
a. Pengelolaan pelayanan administrasi umum dan perizinan ;
b. Pengelolaan administrasi kepegawaian ;
c. Pengelolaan administrasi keuangan ;
d. Pengelolaan administrasi perlengkapan ;
e. Pengelolaan aset dan barang milik negara/daerah ;
f. Pengelolaan urusan rumah tangga, hubungan masyarakat dan protokol ;
g. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang-
undangan ;
h. Pelaksanaan koordinasi penyelesaian masalah hukum (non yustisia) di
bidang kepegawaian ;
i. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang ;
j. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan ;
k. Pelaksanaan monitoring serta evaluasi organisasi dan tatalaksana ; dan
l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Sekretariat terdiri dari 3 (tiga) sub bagian, yaitu :
1. Sub Bagian Tata Usaha
2. Sub Bagian Penyusunan Program dan anggaran
3. Sub Bagian Keuangan
2. Bidang Anggaran,
Bidang Anggaran mempunyai tugas rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) dan rancangan Perubahan APBD serta menyiapkan
pengesahan dokumen anggaran dan data-data yang berkaitan dengan
penyusunan anggaran.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
5
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Anggaran mempunyai fungsi
antara lain :
a. Pelaksanaan koordinasi penyusunan rancangan dokumen anggaran untuk
APBD dan Perubahan APBD ;
b. Pelaksanaan koordinasi penyusunan rancangan peraturan daerah tentang
APBD dan rancangan peraturan daerah tentang Perubahan APBD ;
c. Pelaksanaan koordinasi kompilasi bahan penyusunan konsep Nota
Keuangan rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD ;
d. Pelaksanaan koordinasi kompilasi bahan penyusunan konsep Jawaban
Eksekutif dalam rangka penyusunan rancangan peraturan daerah tentang
APBD dan rancangan peraturan daerah tentang Perubahan APBD
e. Pelaksanaan koordinasi penyusunan rancangan peraturan gubernur
tentang penjabaran APBD dan penjabaran Perubahan APBD ;
f. Pelaksanaan koordinasi penyiapan bahan persetujuan dan pengesahan
dokumen anggaran Perangkat Daerah, Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) dan Pejabat Pengelola keuangan Daerah (PPKD) ;
g. Pelaksanaan koordinasi fasilitasi penyesuaian dokumen anggaran ;
h. Pelaksanaan koordinasi pembinaan penyusunan anggaran Perangkat
Daerah, BLUD dan PPKD ;
i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Bidang Anggaran terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu :
1. Sub Bidang Anggaran I
2. Sub Bidang Anggaran II
3. Sub Bidang Anggaran III
3. Bidang Perbendaharaan,
Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas menyelenggarakan penyusunan
dan penerapan kebijakan pelaksanaan anggaran dan non anggaran,
pengelolaan dan pengendalian kas, BLUD, piutang dan utang daerah Non
Perangkat Daerah.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Perbendaharaan mempunyai
fungsi antara lain :
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
6
a. Pengoordinasian penyusunan kebijakan pelaksanaan anggaran dan non
anggaran, pengelolaan dan pengendalian kas, BLUD, piutang dan utang
daerah Non Perangkat Daerah ;
b. Pengoordinasian penerapan kebijakan pelaksanaan anggaran dan non
anggaran, pengelolaan dan pengendalian kas, BLUD, piutang dan utang
daerah Non Perangkat Daerah ;
c. Pengoordinasian pembinaan pelaksanaan anggaran dan non anggaran,
pengelolaan dan pengendalian kas, BLUD, piutang dan utang daerah Non
Perangkat Daerah ;
d. Pengoordinasian evaluasi dan pelaporan pelaksanaan anggaran dan non
anggaran, pengelolaan dan pengendalian kas, BLUD, piutang dan utang
daerah Non Perangkat Daerah ;
e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Bidang Perbendaharaan terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu :
1. Sub Bidang Perbendaharaan I
2. Sub Bidang Perbendaharaan II
3. Sub Bidang Perbendaharaan III
4. Bidang Akuntansi dan Pelaporan,
Bidang Akuntansi mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan
kebijakan dan standarisasi teknis akuntansi dan pelaporan keuangan serta
menyusun laporan keuangan pemerintah daerah.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Akuntansi mempunyai fungsi
antara lain :
a. Pelaksanaan koordinasi pelaporan dan Akuntansi Pemerintah Daerah ;
b. Pelaksanaan koordinasi penyusunan laporan realisasi anggaran dan
prognosis dari Perangkat Daerah ;
c. Pelaksanaan koordinasi pembinaan pelaksanaan Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah ;
d. Pelaksanaan koordinasi penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah ;
e. Pelaksanaan koordinasi penyiapan tanggapan dan tindak lanjut hasil
pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ;
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
7
f. Pelaksanaan koordinasi penyusunan Rancangan Peraturan Daerah
tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan Peraturan
Gubernur tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD ;
g. Pelaksanaan koordinasi pembinaan pelaporan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) ;
h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Bidang Akuntansi terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu :
a. Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan I
b. Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan II
c. Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan III
5. Bidang Aset,
Bidang Aset mempunyai tugas mengoordinasikan penyusunan kebijakan dan
pedoman pengelolaan barang milik daerah serta melaksanakan pengelolaan
barang milik daerah yang meliputi perencanaan kebutuhan, penganggaran,
penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penilaian,
pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan, penatausahaan,
pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Aset mempunyai fungsi antara
lain :
a. Pelaksanaan koordinasi penyusunan kebijakan pengelolaan barang milik
daerah serta petunjuk pelaksanaannya ;
b. Pelaksanaan koordinasi penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Tuntutan
Perbendaharaan-Tuntutan Ganti Rugi (TPTGR) ;
c. Pelaksanaan koordinasi pembinaan pengelolaan barang milik daerah ;
d. Pengoordinasian pelaksanaan administrasi barang milik daerah ;
e. Pelaksanaan pelaporan pengelolaan barang milik daerah ;
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Bidang Aset terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu :
1. Sub Bidang Perencanaan, Penatausahaan dan Penilaian
2. Sub Bidang Penggunaan, Pemanfaatan, Pemeliharaan dan Pengamanan
3. Sub Bidang Pemindahtanganan, Pemusnahan dan Penghapusan
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
8
6. Bidang Bina Keuangan Kabupaten/Kota,
Bidang Bina Keuangan Kabupaten/Kota mempunyai tugas melakukan
evaluasi terhadap rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang
APBD, perubahan APBD, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, dan
pembinaan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten/Kota.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Bina Keuangan Kabupaten/Kota
mempunyai fungsi antara lain :
a. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka pembinaan dan pemantauan
penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD, Perubahan
APBD, PertanggungjawabanPelaksanaan APBD dan Rancangan peraturan
kepala daerah tentang Penjabaran APBD, Perubahan APBD,
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD ;
b. Pelaksanaan koordinasi terkait arah, panduan dan tatacara evaluasi
rancangan peraturan daerah tentang APBD, perubahan APBD,
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan
kepala daerah tentang penjabaran APBD, Perubahan APBD,
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD ;
c. Pelaksanaan koordinasi penyusunan Laporan hasil Evaluasi (LHE)
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD, Perubahan APBD,
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan Rancangan Peraturan
Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD, Perubahan APBD,
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD ;
d. Pelaksanaan koordinasi penilaian kesesuaian antara tanggapan dengan
hasil evaluasi Gubernur terhadap rancangan peraturan daerah tentang
APBD, Perubahan APBD, Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan
rancangan peraturan kepala daerah tentang Penjabaran APBD,
Perubahan APBD, Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD ;
e. Pelaksanaan koordinasi pelaporan hasil evaluasi gubernur terhadap
rancangan peraturan daerah tentang APBD, Perubahan APBD,
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan
kepala daerah tentang Penjabaran APBD, Perubahan APBD,
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD kepada Kementerian Dalam
Negeri dan Kementerian Keuangan ;
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
9
f. Pelaksanaan koordinasi pemantauan terhadap penetapan peraturan
daerah tentang APBD, Perubahan APBD, Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD dan peraturan kepala daerah tentang Penjabaran
APBD, Perubahan APBD, Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD ;
g. Pelaksanaan koordinasi terkait rancangan peraturan kepala daerah akibat
keterlambatan persetujuan bersama antara Kepala Daerah dan DPRD
terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD dan
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD ;
h. Pelaksanaan koordinasi monitoring, pembinaan dan klarifikasi
pengelolaan keuangan daerah ;
i. Pelaksanaan koordinasi penyusunan data dan analisa data keuangan
daerah ;
j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Bidang Bina Keuangan Kab./Kota terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu :
a. Sub Bidang Bina Keuangan Wilayah I
b. Sub Bidang Bina Keuangan Wilayah II
c. Sub Bidang Bina Keuangan Wilayah III
7. UPT LPKD,
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 101 Tahun 2016 tentang
nomenklatur, susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta tata kerja
Unit Pelaksana Teknis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi
Jawa Timur, Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Pengelolaan Keuangan
Daerah (UPT - LPKD) Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Badan di bidang teknis pengelolaan keuangan daerah yaitu
memberikan ketrampilan dan/atau penguasaan teknis serta pengembangan
wawasan, pemahaman dan pola pikir untuk meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia dalam penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, UPT LPKD mempunyai fungsi antara
lain:
a. Penyelenggaraan program dan proses kegiatan laboratorium pengelolaan
keuangan ;
b. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas UPT LPKD ;
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
10
c. Pelaksanaan proses kegiatan laboratorium pengelolaan keuangan bagi
Sumber Daya Manusia di lingkungan Pemerintah Provinsi,
Kabupaten/Kota serta Desa/Kelurahan dan masyarakat ;
d. Pelaksanaan penyediaan tenaga pengajar/pendamping proses kegiatan
laboratorium pengelolaan keuangan ;
e. Pelaksanaan penilaian pemahaman tentang perencanaan,
penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggung-jawaban dan
pengevaluasian keuangan ;
f. Pelaksanaan pelayanan konsultasi dan konsultansi teknis pengelolaan
keuangan (clinic center) ;
g. Pelaksanaan pendampingan dalam menjalankan pengelolaan keuangan
daerah ;
h. Pengembangan basis data keuangan ;
i. Pelaksanaan analisis kebijakan fiskal daerah ;
j. Pengembangan sarana prasarana dan infrastruktur pendukung ;
k. Pelaksanaan kerjasama dengan akademis, Perangkat Daerah, dan
lembaga/pihak ketiga di bidang teknis pengelolaan keuangan ;
l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
UPT LPKD terdiri dari 3 (tiga) seksi, yaitu :
a. Sub Bagian Tata Usaha
b. Seksi Perencanaan dan Program
c. Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsinya, BPKAD Provinsi Jawa Timur
dipimpin oleh Kepala Badan dengan dibantu jajaran struktural, dengan struktur
organisasi (Gambar 1.1) sebagai berikut:
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
11
Struktur Organisasi BPKAD Provinsi Jawa Timur
Sesuai pasal 5 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah kedua kalinya dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011, dijelaskan bahwa
Kepala Daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada :
a. Sekretaris Daerah, selaku koordinator pengelola keuangan daerah ;
b. Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku PPKD ;
c. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku pejabat Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang (PA/PB).
Mendasari ketentuan tersebut, untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas
dan fungsi SKPKD, telah diterbitkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 33
Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD) yang menjelaskan bahwa, SKPKD adalah perangkat
daerah pada Pemerintah Daerah yang melaksanakan pengelolaan APBD dalam hal
ini dilakukan oleh BPKAD Provinsi Jawa Timur. Sehubungan dengan ketentuan
KEPALA BADAN PENGELOLA
KEUANGAN DAN ASET DAERAH
SEKRETARIS
KASUBBAG TATA USAHA
KASUBBAG
PENYUSUNAN PROGRAM DAN
ANGGARAN ANGGARAN
KASUBBAG KEUANGAN
KEPALA BIDANG ANGGARAN
KEPALA BIDANG PERBENDAHARAAN
KEPALA BIDANG AKUNTANSI DAN
PELAPORAN KEPALA BIDANG
ASET
KEPALA BIDANG BINA KEUANGAN
KABUPATEN / KOTA
KASUBBID ANGGARAN I
KASUBBID
PERBENDAHARAAN I KASUBBID AKUNTANSI
DAN PELAPORAN I KASUBBID PERENCANAAN,
PENATAUSAHAAN DAN
PENILAIAN
KASUBBID PENGGUNAAN,
PEMANFAATAN, PEME
LIHARAAN DAN
PENGAMANAN
KASUBBID
PEMINDAHTANGANAN,
PEMUSNAHAN DAN
PENGHAPUSAN
KASUBBID BINA KEUANGAN WILAYAH I
KASUBBID BINA KEUANGAN WILAYAH II
KASUBBID BINA KEUANGAN WILAYAH III
KEPALA UPT LAB PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
KASUBBAG TATA USAHA
KEPALA SEKSI PERENCANAAN DAN
PROGRAM
KEPALA SEKSI PENINGKATAN
KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
KASUBBID ANGGARAN II
KASUBBID ANGGARAN III
KASUBBID
PERBENDAHARAAN II
KASUBBID
PERBENDAHARAAN III
KASUBBID AKUNTANSI
DAN PELAPORAN II
KASUBBID AKUNTANSI
DAN PELAPORAN II
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
12
tersebut, secara langsung BPKAD Provinsi Jawa Timur memiliki 2 (dua) tugas
strategis dan paralel, yaitu selaku SKPD dan SKPKD yang mempunyai tugas :
a. Selaku SKPD,
BPKAD Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas menyusun dan melaksanakan
program dan kegiatan yang bersifat regular, koordinasi dan fasilitasi yang
menunjang kebutuhan SKPD dilingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur,
utamanya terkait dengan perencanaan anggaran, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD,
pembinaan pengelolaan keuangan dan aset daerah serta pembinaan
pengelolaan keuangan kabupaten/kota.
b. Selaku SKPKD,
Sesuai Pasal 7 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
keduakalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011,
BPKAD selaku SKPKD mempunyai tugas :
1. Menyusun dan melaksanakan pengelolaan keuangan daerah, meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban
keuangan daerah ;
2. Menyusun Rancangan APBD dan Rancangan Perubahan APBD ;
3. Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah ;
4. Menyusun laporan keuangan pemerintah daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD ;
5. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh
Kepala Daerah.
1.4.3. Kekuatan dan Sumber Daya
1.4.3.1 Sumber Daya Aparatur
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, BPKAD Provinsi Jawa
Timur didukung oleh sumber daya aparatur yang cukup. Berdasarkan
data kepegawaian per Desember 2017 jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS)
di BPKAD sebanyak 115 orang, dengan komposisi sebagai berikut :
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
13
a. Berdasarkan golongan ruang
Tabel 1.1 Data berdasarkan Golongan Ruang
No Golongan Jumlah
(Orang)
1 Pembina Utama Madya (IV/d) -
2 Pembina Utama Muda (IV/c) 1
3 Pembina Tingkat I (IV/b) 3
4 Pembina (IV/a) 22
5 Penata Tingkat I (III/d) 35
6 Penata (III/c) 11
7 Penata Muda Tingkat I (III/b) 19
8 Penata Muda (III/a) 13
9 Pengatur Tingkat I (II/d) 3
10 Pengatur (II/c) 3
11 Pengatur Muda Tingkat I (II/b) 4
12 Pengatur Muda (II/a) 1
13 Juru Tingkat I (I/d) -
JUMLAH 115
b. Berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 1.2 Data berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah
(Orang)
1 S3 1
2 S2 38
3 S1 65
4 D IV 3
5 D III 2
6 D I 1
7 SMA 4
8 SMP 1
JUMLAH 115
Data personil berdasarkan tingkat pendidikan, PNS yang
berpendidikan sarjana dan pasca sarjana sebanyak 104 (90,43%),
Diploma I sampai dengan Diploma IV sebanyak 6 orang (5,22%),
Sekolah Menengah Pertama dan Atas sebanyak 5 orang (4,35%).
Dengan demikian BPKAD mempunyai sumber daya manusia yang
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
14
cukup, namun dengan memperhatikan dinamika dan kompleksitas
pengelolaan keuangan dan aset daerah pada tahun-tahun
mendatang yang semakin rumit serta keterbatasan SDM yang
memiliki kompetensi lebih dibidang keuangan dan aset daerah, maka
diperlukan tambahan pegawai negeri sipil.
c. Berdasarkan Jenis Kelamin
1.4.3.2 Sarana dan Prasarana,
Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan, di
BPKAD Provinsi Jawa Timur terdapat beberapa fasilitas sarana dan
prasarana, antara lain :
Tabel 1.3 Sarana dan Prasarana BPKAD Tahun 2017
No Uraian Jumlah/Unit Nilai (Rp)
1 Tanah 3 bidang 41.157.892.500
2 Peralatan dan Mesin 2.744 buah/set 21.699.650.145
3 Gedung dan Bangunan 9 buah 68.197.686.416
4 Jalan, Irigasi dan
Jaringan
1 buah 48.950.000
5 Aset Tetap Lainnya 171 buah/set 356.114.000
Keterangan : Data unaudited
Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan BPKAD selain
dipengaruhi oleh kondisi sarana dan prasarana, juga dipengaruhi adanya
beberapa kelemahan yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan
koreksi, antara lain :
1. Keterbatasan pegawai yang memiliki kompentensi di bidang
pengelolaan keuangan dan aset daerah serta masih adanya pegawai
yang kurang memahami tanggung jawab masing-masing ;
No Golongan Jenis Kelamin
Laki Perempuan
1. IV 17 9
2. III 50 28
3. II 7 4
4. I - -
JUMLAH 74 41
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
15
2. Rendahnya tingkat kepedulian pegawai terhadap lingkungan kerja
masih mementingkan tugasnya sendiri (egois) serta kurang
berorientasi pada tujuan jangka panjang, pola pikir dan pola kerja
pegawai masih bersifat parsial dan sektoral ;
3. Pegawai yang kurang memahami peraturan perundang-undangan,
utamanya di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah ;
4. Pelaksanaan fungsi koordinasi dan komunikasi antar staf maupun
antar bidang masih lemah ;
5. Belum maksimalnya kesempatan peningkatan pendidikan formal
ataupun informal karena intensitas dan ritme kerja yang relatif tinggi.
Selanjutnya, untuk menentukan tujuan, sasaran dan menetapkan
target capaian keberhasilan pelaksanaan program kegiatan, maka pada
awal perencanaan anggaran harus dilakukan identifikasi faktor-faktor
yang diharapkan mampu memberikan dukungan dalam menunjang
keberhasilan suatu organisasi dalam rangka menjawab tuntutan
kebutuhan berdasarkan perkembangan dan realita yang ada. Faktor-
faktor ini, lebih berfungsi untuk memfokuskan strategi organisasi dalam
mengsinkronkan misi dan tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
1.5. Sistematika Penulisan
Secara umum, Laporan Akuntabilitas ini memberikan penjelasan dan
informasi mengenai capaian kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
(BPKAD) Provinsi Jawa Timur selama kurun waktu 1 (satu) Tahun Anggaran
2017. Adapun sistematika penulisan Laporan Kinerja BPKAD Provinsi Jawa Timur
disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
sebagai berikut :
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
16
Bab I : Pendahuluan
Menjelaskan latar belakang, landasan hukum dan tujuan penyusunan laporan
serta gambaran umum SKPD.
Bab II : Perencanaan Kinerja
Menjelaskan secara ringkas mengenai dokumen perencanaan yang menjadi
dasar pelaksanaan progam, kegiatan serta anggaran BPKAD Provinsi Jawa Timur
Tahun 2017 antara lain Rencana Strategis Tahun 2014-2019 serta Penetapan
Kinerja Tahun 2017.
Bab III : Akuntabilitas Kinerja
Menjelaskan tentang pengukuran, sasaran, dan akuntabilitas pencapaian sasaran
strategis, Indikator Kinerja utama BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun 2017.
Bab IV : Penutup
Menjelaskan simpulan dan saran dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Provinsi Jawa Timur Tahun 2017.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
17
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis,
Rencana Strategis (Renstra) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 disusun berdasarkan Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun
2014-2019
2.1.1 V i s i
Visi adalah rencana dan harapan kedepan yang realistis dan
dapat dicapai oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi
Jawa Timur, Visi yang ditetapkan adalah :
“Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dilakukan secara
tertib, normatif dan berkelanjutan”.
2.1.2 M i s i
Misi adalah pernyataan komprehensif tentang hal-hal yang
hendak dicapai yang dapat dijadikan guide line Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur dalam rangka
mencapai visi. Misi yang ditetapkan adalah:
“Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang
Lebih Transparan dan Akuntabel”.
2.1.3 Tujuan
Dalam rangka mengimplementasikan atau menjabarkan
misi, perlu ditetapkan tujuan sesuai dengan tugas dan fungsi serta
meletakkan kerangka dasar penyusunan program dan kegiatan prioritas
yang akan dilaksanakan. Tujuan yang ditetapkan adalah :
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
18
1. Optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset daerah ;
2. Optimalisasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota.
2.1.4 Sasaran
Untuk menjabarkan tujuan agar terukur dan dapat dicapai
secara nyata, BPKAD menyusun sasaran strategis. Sasaran strategis
BPKAD tahun 2014-2019 sebagai berikut :
1) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
Provinsi Jawa Timur.
2) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten / kota se-
Jawa Timur
2.1.5 Indikator Kinerja Utama
Sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor : PER/9/M.PAN/5/2007 tentang pedoman umum penetapan
Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, maka
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur
menetapkan Indikator Kinerja Utama yang ingin dicapai yaitu sebagai
berikut :
a. Ketepatan waktu penyusunan Rancangan APBD dan PAPBD
Provinsi Jawa Timur ;
b. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ;
c. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target ;
d. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% ;
e. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based
Capacity Building ;
f. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) ;
g. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang
bersertifikat ;
h. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan
dimanfaatkan ;
i. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah
Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
19
j. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang
dievaluasi tepat waktu ;
k. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan
APBD yang dievaluasi tepat waktu ;
l. Persentase Rancangan Perda/Rancangan Peraturan Kepala Daerah
Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang
dievaluasi tepat waktu.
2.1.6 Program dan kegiatan
Guna mendukung kelancaran dan tercapainya kesinambungan
pelaksanaan pembangunan, maka dilaksanakan program dan kegiatan
sebagai berikut :
a. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah
1) Penyusunan kebijakan akuntansi pemerintah daerah;
2) Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD;
3) Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang Perubahan
APBD;
4) Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
5) Penyelenggaraan Tata Kelola Aset/Barang Daerah;
6) Penyelenggaraan Tertib Administrasi Penatausahaan
Keuangan SKPD;
7) Pemantapan Sistem Informasi Keuangan Daerah;
8) Penataan, Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Keuangan
Daerah;
9) Pendayagunaan Aset Daerah;
10) Percepatan Sertifikasi Aset Daerah;
11) Pemberdayaan Kapasitas Laboratorium Keuangan Daerah.
b. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan
kabupaten/kota
1) Analisa Dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota Dan
Rancangan Peraturan Kdh Tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota;
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
20
2) Analisa dan Evaluasi Raperda Kabupaten/Kota;
c. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1) Pelaksanaan Administrasi Perkantoran
d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1) Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana
2) Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan
Prasarana
e. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah
Daerah
1) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
2) Fasilitasi Laboratorium Keuangan Daerah
f. Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen
Penyelenggaraan Pemerintahan
1) Penyusunan Dokumen Perencanaan
2) Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program dan
Anggaran
2.2. RENCANA KINERJA TAHUNAN,
Rencana Kinerja merupakan penetapan kegiatan tahunan beserta indikator
kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan
dalam Rencana Strategis. Penetapan kegiatan ini diwujudkan dalam Rencana
Kerja Tahunan (RKT) yang memuat sasaran, program kegiatan prioritas dan
target yang akan dilaksanakan pada tahun mendatang, yang diharapkan dapat
menjadi dasar menghitung prakiraan kebutuhan alokasi anggaran dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). APBD adalah perencanaan
anggaran tahunan pemerintah daerah yang disusun berdasarkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan akumulasi dari Rencana Kerja
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD). Selanjutnya, untuk menjabarkan
rencana tersebut, SKPD menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA-SKPD)
yang memuat rencana induk dalam bentuk program dan kegiatan menjadi suatu
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)
sebagai komitmen yang akan dicapai (target setting) dalam waktu tertentu.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
21
2.3. PERJANJIAN KINERJA,
Perjanjian kinerja merupakan kesepakatan antara pihak pemberi tugas
dengan pihak penerima tugas yang dilakukan secara berjenjang dengan tetap
mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Perjanjian kinerja ini,
menjabarkan target kinerja yang dihitung secara kuantitatif dan melekat pada
setiap indikator kinerja serta berfungsi sebagai dasar pengukuran keberhasilan
suatu organisasi setiap akhir periode pelaksanaan. Perjanjian kinerja Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah pada dasarnya merupakan pernyataan
dan komitmen yang merepresentasikan janji untuk mencapai kinerja yang jelas
dan terukur dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran.
Untuk menjamin tercapainya sasaran dan target secara optimal dan tepat
waktu, visi dan misi BPKAD harus menjadi acuan sekaligus landasan
penyusunan strategi. Dari visi dan misi tersebut, kemudian dirumuskan sasaran
strategis. Sasaran strategis Tahun 2017 telah ditetapkan dan dikelompokkan
sebagaimana tertuang dalam matrik Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2014-
2019.
Rencana strategis BPKAD memuat 2 (dua) sasaran strategis. Kedua
sasaran strategis tersebut adalah (1) Meningkatnya kualitas pengelolaan
keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur; (2) Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan kabupaten/kota se-Jawa Timur. Berikut ini adalah tabel
keterkaitan antara misi, tujuan dan sasaran
Tabel 2.1 Keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran Tahun 2014-2019
MISI Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang
Lebih Transparan dan Akuntabel
TUJUAN 1. Optimalisasi pengelolaan
keuangan dan aset
daerah
2. Optimalisasi pengelolaan
keuangan
kabupaten/kota
SASARAN 1. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan
dan aset daerah Provinsi
Jawa Timur
2. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan
kabupaten/kota se-
Jawa Timur
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
22
Secara rinci, perjanjian kinerja BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun
Anggaran 2017, meliputi :
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun 2017
Sasaran Indikator Kinerja Target
1. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan dan aset
daerah Provinsi Jawa Timur
1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD dan
RPAPBD Provinsi Jawa Timur
Tepat
waktu
2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 320%
3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan
sesuai target
4,8%
4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas
95%
25%
5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual
Accounting Based Capacity Building
80%
6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
80%
7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi
Jawa Timur yang bersertifikat
21%
8. Persentase Aset Tetap Tanah dan
Bangunan yang digunakan dan
dimanfaatkan
99%
9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola
keuangan daerah Pemerintah Provinsi Jawa
Timur
60%
2. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan
kabupaten/kota se-Jawa Timur
10.Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota
tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu
100%
11.Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota
tentang Perubahan APBD yang dievaluasi
tepat waktu
100%
12.Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota
tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD yang dievaluasi tepat waktu
100%
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
23
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas, pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya yang diamanatkan
kepada setiap instansi pemerintah yang mengelola APBD berdasarkan suatu sistem
akuntabilitas kinerja. Akuntabilitas kinerja ini, diharapkan dapat dijadikan acuan untuk
melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan perbaikan terhadap kegagalan atas
pelaksanaan program kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
dalam Visi dan Misi BPKAD Provinsi Jawa Timur. Selain itu, akuntabilitas pada
hakekatnya juga merupakan salah satu faktor penilaian yang sistematis berdasarkan
indikator kinerja kegiatan yang berupa masukan, keluaran dan hasil dalam rangka
menjawab tuntutan kinerja pemerintahan dengan mengacu pada dinamika dan
kebutuhan masyarakat. Aparatur pemerintah sebagai pelaku utama dalam menjalankan
fungsi regulasi melalui proses perumusan, implementasi dan evaluasi kebijakan
pembangunan diharapkan untuk lebih transparan dan berintegritas untuk mewujudkan
clean governance. Penilaian kinerja juga merupakan kegiatan mengolah input menjadi
output dan outcome yang diharapkan dapat menunjang penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan mempunyai manfaat serta dampak yang lebih luas
dan lebih baik kepada masyarakat.
3.1. PENGUKURAN KINERJA,
Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan
untuk menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan program kegiatan BPKAD pada
tahun anggaran berkenaan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA), visi dan misi BPKAD Provinsi
Jawa Timur. Pengukuran kinerja ini, dilakukan dengan cara membandingkan
antara capaian target pada indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam
Perjanjian Kinerja dengan realisasi. Capaian kinerja masing-masing indikator
kinerja utama dari 6 (enam) program dan 20 (dua puluh) kegiatan yang
dilaksanakan oleh BPKAD Provinsi Jawa Timur dalam 1 (satu) tahun anggaran,
dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
24
Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Optimalisasi
pengelolaan
keuangan dan
aset daerah
1. Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
keuangan dan aset
daerah
1. Ketepatan waktu
penyusunan RAPBD dan
RPAPBD Provinsi Jawa
Timur
Tepat
waktu
Tepat
waktu
100
2. Rasio Kemandirian
Keuangan Daerah
320% 138,7% 43,3
3. Toleransi deviasi
penyerapan keuangan
sesuai target
4,8 6 75
4. Persentase SKPD dengan
realisasi diatas 95%
25% 30% 120
5. Persentase SKPD yang
menerapkan Accrual
Accounting Based
Capacity Building
80% 87,14% 108,92
6. Persentase Laporan
Keuangan SKPD sesuai
Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
80% 77,03% 96,3
7. Persentase tanah milik
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur yang bersertifikat
21% 21,35% 101,7
8. Persentase Aset Tetap
Tanah dan Bangunan
yang digunakan dan
dimanfaatkan
99% 97,44% 98,4
9. Persentase sertifikasi
kompetensi pengelola
keuangan daerah
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur
60% 57% 95
Optimalisasi
pengelolaan
keuangan
kabupaten/kota
2. Meningkatnya
kualitas pembinaan
pengelolaan
10. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang APBD
yang dievaluasi tepat
waktu
100 % 100% 100
Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Tahun 2017
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
25
Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
1 2 3 4 5 6
keuangankabupaten
/ kota
11. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
100 % 92% 92
12. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
100 % 50% 50
3.2. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA
Evaluasi kinerja dilakukan terhadap pencapaian setiap indikator kinerja
kegiatan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal yang
mendukung keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan suatu program
kegiatan dengan membandingkan capaian indikator kinerja utama pada Tahun
2017 dengan tahun sebelumnya. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui pencapaian
realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi agar
dapat diperbaiki guna mencapai hasil yang lebih baik di masa yang akan datang.
Adapun hasil evaluasi kinerja dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Tahun 2016, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. TUJUAN 1 : OPTIMALISASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET
DAERAH
SASARAN STRATEGIS 1 : MENINGKATNYA KUALITAS PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI
JAWA TIMUR
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan sasaran strategis ini, dapat
diukur melalui 9 (sembilan) indikator kinerja yang didukung oleh 1 (satu)
program, yaitu Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
26
Indikator Kinerja Utama (IKU), target dan realisasinya disajikan sebagai
berikut:
1. Ketepatan Waktu Penyusunan Rancangan APBD dan RPAPBD
Provinsi Jawa Timur
Tabel 3.2 IKU Ketepatan Waktu Penyusunan Rancangan APBD dan RPAPBD
Provinsi Jawa Timur
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
Ketepatan waktu penyusunan RAPBD
dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur
Tepat
waktu
Tepat
waktu
100
Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman pengelolaan keuangan daerah yang telah diubah kedua
kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011,
pemerintah daerah sebelum menyusun APBD, wajib menyusun Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan mendasarkan pada
usulan SKPD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Selanjutnya, dengan
mendasari dokumen perencanaan tersebut Pemerintah Daerah menyusun
Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) dengan mengacu kepada Peraturan
Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Penyusunan APBD yang ditetapkan
setiap tahun dan RKPD. Rancangan KUA yang telah disusun disampaikan oleh
sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah kepada
Kepala Daerah dan DPRD paling lambat pertengahan bulan Juni tahun
anggaran berjalan. Berdasarkan KUA yang telah disepakati, pemerintah daerah
menyusun Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dibahas bersama
dengan DPRD untuk disepakati menjadi Prioritas Plafon Anggaran (PPA) paling
lambat akhir bulan Juli tahun anggaran berjalan, yang dituangkan ke dalam
Nota Kesepakatan yang ditandatangani bersama antara Kepala Daerah dengan
pimpinan DPRD. Berdasarkan Nota Kesepakatan, Tim Anggaran Pemerintah
Daerah (TAPD) menerbitkan Surat Edaran (SE) perihal Pedoman Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD paling lambat awal bulan Agustus
tahun anggaran berjalan untuk dijadikan dasar penyusunan Rancangan
Peraturan Daerah (Raperda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
27
Daerah. Selanjutnya, Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) disampaikan Gubernur Jawa Timur
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur pada tanggal
12 Oktober 2017. Mekanisme dan tahapan tersebut, sesuai dengan Pasal
104 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang menjelaskan bahwa
Kepala Daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD
beserta lampirannya kepada DPRD paling lambat minggu pertama bulan
Oktober tahun anggaran sebelumnya dari tahun yang direncanakan untuk
mendapatkan persetujuan bersama. Berdasarkan kondisi diatas, penyusunan
RAPBD Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 dikategorikan “Tepat Waktu”.
Berdasarkan ketentuan Bab VIII Pasal 154 sampai dengan Pasal 178
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
pengelolaan keuangan daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, Perubahan APBD
hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran kecuali
dalam keadaan luar biasa. Kepala daerah memformulasikan kembali terhadap
hal-hal yang mengakibatkan terjadinya perubahan APBD ke dalam rancangan
Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) serta PPAS Perubahan APBD dan
disepakati bersama DPRD paling lambat minggu kedua bulan Agustus tahun
anggaran berjalan. KUPA dan PPA Perubahan APBD yang telah disepakati,
masing-masing dituangkan ke dalam nota kesepakatan yang ditandatangani
bersama antara Kepala Daerah dengan pimpinan DPRD dalam waktu
bersamaan. Berdasarkan Nota Kesepakatan, Tim Anggaran Pemerintah Daerah
(TAPD) menerbitkan Surat Edaran kepala daerah perihal Pedoman Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD dan DPA SKPD paling lambat minggu
ketiga bulan Agustus tahun anggaran berjalan. Selanjutnya, RKPA yang telah
disusun dijadikan dasar penyusunan rancangan peraturan daerah tentang
Perubahan APBD dan disampaikan kepada Kementerian Dalam Negeri untuk
dilakukan evaluasi paling lambat 15 hari kerja dengan Keputusan Menteri
Dalam Negeri tentang Hasil Evaluasi Perubahan APBD.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
28
Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (PAPBD) disampaikan Gubernur Jawa Timur
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur pada tanggal
10 Agustus 2017. Hal tersebut, sesuai dengan Pasal 172 ayat (1) Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah yang menjelaskan bahwa Kepala Daerah
menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD beserta
lampirannya kepada DPRD paling lambat minggu kedua bulan September
tahun anggaran berjalan untuk mendapatkan persetujuan bersama.
Berdasarkan kondisi diatas, penyusunan Raperda PAPBD Provinsi Jawa Timur
Tahun 2016 dikategorikan “Tepat Waktu”.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka penyusunan rancangan peraturan
daerah tentang APBD dan Perubahan APBD yang tepat waktu antara lain :
Klarifikasi Data Prediksi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk
Penyusunan Rancangan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 dan
Rancangan APBD Tahun Anggaran 2018 ;
Rapat Perhitungan Kembali Gaji dan Tunjangan serta TPP untuk PAPBD
Tahun Anggaran 2017 ;
Perhitungan Kebutuhan Anggaran Belanja Tidak Langsung dan Belanja
SKPD dan Anggaran Pembiayaan untuk Persiapan Penyusunan Rancangan
KUA-PPAS Perubahan APBD TA. 2017 Terkait Anggaran ;
Penyusunan Bahan Rapat Kebijakan Efisien Anggaran oleh Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD) Provinsi Jawa Timur Bersama SKPD terkait
Persiapan Penyusunan Rancangan Perubahan APBD TA. 2017.
2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Tabel 3.3 IKU Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Indikator Kinerja Target Realisasi* Capaian (%)
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 320% 138,7% 43,3
*) Data Un Audited
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
29
Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal) mengindikasikan
kemampuan Pemerintah Daerah dalam membiayai sendiri kegiatan
pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat yang telah
membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan daerah.
Kemandirian daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya Rasio Kemandirian yang
menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber dana eksternal.
Rasio ini ditunjukan oleh besar kecilnya pendapatan asli daerah (PAD)
dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari sumber
lainnya misalnya bantuan pemerintah pusat (transfer pusat) maupun dari
pinjaman. Semakin tinggi rasio kemandirian daerah, tingkat ketergantungan
terhadap bantuan pihak eksternal semakin rendah, dan sebaliknya.
Rasio Kemandirian Daerah = Pendapatan Asli Daerah x 100
(Dana Perimbangan + Pinjaman Daerah)
Untuk menilai tinggi rendahnya rasio kemandirian pemerintah daerah, bisa
mengacu pada Kepmendagri No.690.900.327 tahun 1996, sebagai berikut :
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kemandirian dan Kemampuan Keuangan Daerah
Kemampuan Keuangan Kemandirian (%) Pola Hubungan
Rendah sekali
Rendah
Sedang
Tinggi
0 – 25
> 25 – 50
> 50 – 75
> 75
Instruktif
Konsultatif
Partisipatif
Delegatif
Sumber : Kepmendagri No. 690.900.327 /1996
Rasio kemandirian keuangan daerah pada Tahun 2017 adalah sebesar
138,7 persen dari target 320 persen atau realisasi capaian 43,3%. Hal ini,
dikarenakan adanya Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri Nomor
905/501/SJ tentang Petunjuk Teknis Penganggaran Dana Alokasi Khusus Non
Fisik Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016,
bahwa terdapat perubahan postur transfer dana perimbangan ke daerah dalam
rangka mendanai pelaksanaan desentralisasi. Semula dana perimbangan terdiri
dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi
Khusus (DAK) menjadi DBH, DAU, DAK Fisik dan DAK Non Fisik. DAK Non Fisik
antara terdiri dari :
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
30
1. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS);
2. Dana Tunjangan Profesi Guru PNS Daerah;
3. Dana Tambahan Penghasilan Guru PNS Daerah, dll.
Mengakibatkan besarnya anggaran dana perimbangan sehingga realisasi rasio
kemandirian lebih rendah dari target yang ditetapkan.
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 17.326.483.824.756,20,
diperoleh dari :
a. Pajak daerah, sebesar Rp. 14.350.601.626.318,70
b. Retribusi daerah, sebesar Rp. 131.444.291.907,25
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, sebesar
Rp.374.274.618.110,19
d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, sebesar
Rp.2.470.163.288.420,04
Penerimaan Dana Perimbangan sebesar Rp.12.494.048.645.633,00 diperoleh
dari :
a. Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak sebesar
Rp.1.634.524.587.316,00
b. Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp. 3.803.428.371.000,00
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. 7.056.095.687.317,00
Rasio kemandirian menunjukkan tren yang selalu menurun, dimana pada
Tahun 2015 sebesar 494 persen dan Tahun 2016 sebesar 175 persen. Pada
tahun 2017 mengalami penurunan disebabkan diterbitkannya Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan ditindaklanjuti dengan keluarnya Surat Edara (SE)
Menteri Dalam Negeri Nomor 905/501/SJ tentang Petunjuk Teknis
Penganggaran Dana Alokasi Khusus Non Fisik Pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016, sehingga dana perimbangan mengalami
kenaikan sebesar Rp.3.455.045.286.752,00 atau 38 persen. Selain itu, kecilnya
realisasi rasio kemandirian keuangan daerah disebabkan karena berdasaarkan
Undang-undang tersebut, pelaksanaan Metrologi Legal berupa Tera, Tera
Ulang dan pengawasan merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
31
0
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
2013 2014 2015 2016 2017
11,579,341
14,442,21715,402,648 15,817,79517,326,484
3,092,884 3,485,337 3,115,619
9,039,003
12,494,049
2,700,5442,844,931
3,710,183
105,32458,632
Juta
Tren Capaian Realisasi Pendapatan DaerahPendapatan Aslidaerah
DanaPerimbangan
Lain-lainPendapatanDaerah Yang Sah
sehingga Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang yang merupakan bagian dari
Pendapatan Asli Daerah menjadi berkurang.
Grafik 1. Tren capaian realisasi pendapatan daerah
3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan
Tabel 3.5 IKU Toleransi deviasi penyerapan keuangan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
Toleransi deviasi penyerapan keuangan
sesuai target
4,8% 6% 75
Toleransi deviasi penyerapan keuangan Tahun 2017 sebesar 6 persen
dari target 4,8 persen atau mencapai 75 persen. Hal ini, disebabkan karena
realisasi belanja daerah sebesar Rp.26.723.154.529.364,00 atau lebih kecil bila
dibandingkan dengan anggaran belanja daerah sebesar
Rp.28.532.900.650.210,50 sehingga terdapat selisih anggaran belanja yang
tidak terealisasi sebesar Rp.1.809.746.120.846,48 atau 6 persen.
Pada grafik dibawah, nampak bahwa tren toleransi deviasi selalu naik.
Tren ini menunjukkan bahwa realisasi beberapa Perangkat Daerah (PD) masih
dibawah batas toleransi. Sedangkan pada tahun 2017 mengalami kenaikan,
yang artinya realisasi PD dibawah target toleransi. Kondisi ini, antara lain
disebabkan karena beberapa PD kurang disiplin dalam melaksanakan kegiatan
sesuai rencana jadwal kegiatan sehingga di akhir tahun tidak dapat
direalisasaikan karena terbatasnya sisa waktu. Selain itu karena adanya
perubahan struktur organisasi yang menyebabkan perubahan personal pada
PD dilingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
32
Grafik 2. Tren toleransi deviasi penyerapan keuangan
4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%
Tabel 3.6 IKU Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
Persentase SKPD dengan realisasi
diatas 95%
25% 30% 120
Persentase PD dengan realisasi belanja daerahnya diatas 95% Tahun
Anggaran 2017 sebesar 30 persen dari target 25 persen atau mencapai 120
persen. Jumlah SKPD dengan realisasi diatas 95% Tahun Anggaran 2017
sebanyak 21 SKPD dari 70 PD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Keadaan ini menurun bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2016, yaitu
sebanyak 40 PD atau menurun 47 persen.
Grafik 3. Tren persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%
5.1 5.2 5.21
3.1
6
0
1
2
3
4
5
6
7
2013 2014 2015 2016 2017
Toleransi deviasi penyerapan
Toleransi deviasi penyerapan
59
27 31
54
30
0
20
40
60
80
2013 2014 2015 2016 2017
% SKPD dengan realisasi diatas 95%
SKPD dengan realisasi diatas 95%
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
33
Memperhatikan tren realisasi belanja SKPD diatas 95% mulai Tahun
Anggaran 2013-2017 terdapat penurunan persentase SKPD, meskipun telah
melebihi dari target yang telah ditentukan. Hal ini, disebabkan beberapa hal,
antara lain :
a. Adanya efisiensi anggaran, yang diperoleh dari selisih lebih hasil lelang
pengadaan barang dan jasa. Namun, jumlah tersebut belum diimbangi
dengan penyesuaian capaian tingkat realisasi kinerja ;
b. Adanya faktor kehati-hatian dari para pengguna anggaran untuk melakukan
realisasi anggaran karena masih adanya perbedaan persepsi antara
pelaksana dengan Aparatur Pemeriksa. Hal ini, tentunya secara tidak
langsung akan mempengaruhi percepatan realisasi ;
c. Masih kurang cermatnya perencanaan. Hal ini, banyak dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya, lemahnya fungsi koordinasi antara struktural
dan fungsional sehingga pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan jadwal.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan SKPD dengan realisasi
diatas 95%, antara lain :
Bintek penatausahaan Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan
dan aplikasi penatausahaan keuangan daerah pada PD ;
Sosialisasi sistem prosedur belanja daerah berbasis akrual pada PD :
Asistensi realisasi belanja/APBD Provinsi Jawa Timur per triwulan.
5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based
Capacity Building
Tabel 3.7 IKU Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based
Capacity Building
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
Persentase SKPD yang menerapkan
Accrual Accounting Based Capacity
Building
80% 87,1% 108,9
Persentase SKPD yang menerapkan accrual accounting based capacity
building pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 87,1 persen dari target 80 persen
atau mencapai 108,9 persen. Pada dasarnya semua PD dilingkungan
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
34
Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menerapkan akuntansi berbasis akrual,
hanya saja terdapat 9 (sembilan) PD yang belum benar-benar memenuhi 5
(lima) kriteria menerapkan akuntansi akrual. Kelima syarat itu adalah
tersedianya data persediaan, aset, piutang, hutang serta penyusutan dan
amortisasi. Sehingga jumlah SKPD yang telah menerapkan akuntansi berbasis
akrual sebanyak 61 (enam puluh satu) PD dari 70 (tujuh puluh satu) SKPD,
sementara sisanya masih terdapat permasalahan dalam penerapannya. 9 PD
yang masih terdapat permasalahan yaitu Dinas Pendidikan, Rumah Sakit Mata
Masyarakat, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Biro
Administrasi Pemerintahan Umum, Biro Hukum, serta Dinas Perikanan dan
Kelautan.
Beberapa kendala dalam pelaksanaan akuntansi berbasis akrual antara lain :
a. Support data Persediaan dan Aset yang sama sekali belum ada Januari sd
Desember 2017 ;
b. Belum dilakukan penghitungan penyusutan dan amortisasi barang milik
daerah ;
c. Masih adanya selisih utang belanja dengan register Utang BP 41 ;
d. Pengelolaan Kas di Kas BP/NPP atau Kas di BPn/BPnP masih tidak berjalan
sesuai ketentuan ;
e. Adanya sisa GU yang kelebihan setor.
Realisasi Tahun 2017 sebanyak 61 PD yang telah menerapkan akuntansi
berbasis akrual, mengalami peningkatan dibandingkan dengan Tahun 2016
sebanyak 56 PD. Upaya yang dilakukan dalam melakukan pembinaan kepada
SKPD terhadap penerapan akuntansi berbasis akrual antara lain :
Rekonsiliasi data jurnal, Laporan Operasional dan Laporan Realisasi
Anggaran sesuai dengan pelaksanaan kebijakan akuntansi berbasis akrual
secara bulanan;
Sosialisasi Aplikasi SIBAKU 2017 dan Evaluasi Pelaksanaan Akuntansi
Berbasis Akrual Tahun Anggaran 2017;
Pembinaan dan Evaluasi Implementasi Kebijakan Akuntansi berbasis akrual
pada SKPD pelaksana PPK BLUD.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
35
6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
Tabel 3.8 IKU Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
Persentase Laporan Keuangan SKPD
sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP)
80% 77% 96,3
Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 77 persen dari target
80 persen atau mencapai 96,3 persen. Penilaian ini, dilihat dari adanya 17 PD
yang menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Jawa
Timur pada pemeriksaan interim atas Laporan keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) pada Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Beberapa PD yang menjadi
temuan BPK RI yaitu :
a. Rumah Sakit Paru Jember j. Badan Pendapatan Daerah
b. Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya
k. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (SKPD)
c. UPT- Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Lawang
l. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (PPKD)
d. Rumah Sakit Umum Dr. Soedono Madiun
m. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
e. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
n. Biro Administrasi Sumber Daya Alam
f. Dinas Pekerjaan Umum Sumberdaya Air
o. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan
g. Rumah Sakit Paru Surabaya p. Dinas Kelautan dan Perikanan
h. Dinas Perkebunan q. Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Jatim III
Malang
i. Dinas Peternakan
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
menyatakan secara eksplisit bahwa pemerintah pusat dan daerah wajib
menyusun laporan keuangan berbasis akrual. Sebagai tindak lanjut atas
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
36
pelaksanaan UU No. 17 Tahun 2003, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP).
Salah satu persyaratan untuk dapat menerapkan Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual, perlu disusun kebijakan akuntansi yang
menjadi pedoman bagi fungsi akuntansi di SKPD dan SKPKD untuk menyusun
laporan keuangan. Kebijakan akuntansi berbasis akrual ini mengatur
penyusunan laporan keuangan finansial yaitu laporan keuangan yang
menggunakan basis akrual dalam pencatatannya dan laporan pelaksanaan
anggaran berbasis kas. Perbedaan antara penggunaan basis kas dan basis
akrual difasilitasi dengan pembuatan bagan akun standar yang membedakan
antara akun finansial untuk menyusun Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas dan Neraca serta bagan akun pelaksanaan anggaran untuk
menyusun Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas. Jenis Laporan
Pelaksanaan Anggaran adalah Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL). Sedangkan Laporan Finansial terdiri
dari Laporan Operasional, Laporan Finansial terdiri dari Laporan Operasional,
Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca dan Laporan Arus Kas.
Beberapa penyebab terjadinya kesalahan, antara lain karena
keterlambatan penyampaian bukti transaksi oleh pengguna anggaran,
kesalahan hitung, adanya kelemahan sistem pengendalian intern dan
ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dalam
pengelolaan keuangan daerah daerah antara lain, serah terima personil,
sarana dan prasarana serta dokumen antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur
dengan Pemerintah Kota/Kabupaten di Jawa Timur belum sepenuhnya
terlaksana, pengelolaan aset tetap belum sepenuhnya dilaksanakan secara
tertib termasuk pencatatan dan penilaian aset tetap lainnya berupa hewan
ternak dan tumbuhan serta terdapat rekening giro yang belum ditetapkan
dengan Surat Keputusan Gubernur.
Upaya yang dilakukan dalam melakukan pembinaan terhadap
penyusunan laporan keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan,
antara lain:
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
37
Penyelenggaraan Helpdesk Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2017 ;
Rekonsiliasi piutang dan penyisihan piutang Pemprov Jatim;
Finalisasi penyusunan laporan keuangan pemerintah provinsi jawa timur
tahun 2017 dan konsolidasi laporan keuangan skpd Tahun 2017.
7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang
bersertifikat
Tabel 3.9 IKU Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang
bersertifikat
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
Persentase tanah milik Pemerintah
Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat
21% 21,4% 101,9
Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang
bersertifikat pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 21,4 persen dari target 21
persen atau mencapai 101,9 persen. Luas tanah yang bersertifikat sampai
dengan Tahun Anggaran 2017 seluas 18.031.017 m2 dari total tanah milik
Pemerintah Provinsi Jawa Timur seluas 84.455.775 m2 yang terdiri dari tanah
matang, tanah jalan dan tanah saluran, sehingga masih terdapat selisih seluas
66.424.750 m2, yang secara bertahap setelah dokumen persyaratannya
lengkap akan dilakukan percepatan sertifikasi. Permasalahan di lapangan yang
sering dihadapi, antara lain disebabkan karena :
Sertifikasi aset tetap tanah di Badan Pertanahan Nasional (BPN) tidak dapat
dipastikan jangka waktu penyelesaiannya (satu tahun anggaran), karena
proses pengajuan sertifikasi harus clean dan clear sehingga memerlukan
waktu dan beberapa tahapan, antara lain harus melakukan klarifikasi
dengan tetangga kiri, kanan, depan serta belakang untuk memastikan tapal
batas dan mengetahui proses perolehan agar tidak menimbulkan kerugian
kedua belah pihak dan permasalahan di kemudian hari;
Proses pengukuran aset tetap tanah yang akan disertifikatkan dapat
dihentikan oleh BPN, apabila masih terdapat permasalahan dan/atau ada
pihak-pihak yang tidak setuju (complaint) dan akan dilanjutkan kembali
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
38
setelah permasalahan telah diselesaikan, dengan mengacu jadwal waktu
pengukuran mengacu dari BPN.
Upaya yang dilakukan dalam mempercepat proses sertifikasi, antara lain :
Pengukuran & Pemetaan Bidang Tanah, Pelayanan Pemeriksaan Tanah;
Pendaftaran Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Desa/Kelurahan;
Koordinasi/Klaririfikasi dan menindaklanjuti proses sertifikasi Aset Provinsi
Jawa Timur;
Melakukan kerjasama dengan BPN di seluruh Jawa Timur;
Lebih aktif dan intens berkomunikasi dengan para pihak (SKPD, pemilik
lahan/tanah).
8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan
dimanfaatkan
Tabel 3.10 IKU Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan
dan dimanfaatkan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
Persentase Aset Tetap Tanah dan
Bangunan yang digunakan dan
dimanfaatkan
99% 97,44% 98,4
Persentase aset tetap tanah dan bangunan yang digunakan dan
dimanfaatkan Tahun Anggaran 2017 untuk sewa, pinjam pakai untuk instansi
lain dan digunakan oleh instansi pengelola sebesar 97,44 persen dari target
99 persen atau mencapai 98,4 persen. Secara keseluruhan jumlah aset tetap
tanah dan bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan sebanyak 3.202
bidang dari total jumlah aset tetap tanah dan bangunan sebanyak 3.286
bidang atau 97,44 persen.
Optimalisasi pemanfaatan aset daerah merupakan optimalisasi
terhadap penggunaan aset disamping meningkatkan pelayanan terhadap
masyarakat juga menghasilkan pendapatan dalam bentuk uang. Pemanfaatan
disebut sebagai pendayagunaan barang milik daerah yang tidak dipergunakan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD, dapat berupa sewa, pinjam
pakai, Kerjasama Pemanfaatan (KSP), Bangun Guna Serah dan Bangun Serah
Guna dengan tidak mengubah status kepemilikan.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
39
Sewa adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain dalam
jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai. Penyewaan
merupakan penyerahan hak penggunaan/ pemanfaatan kepada Pihak
Ketiga, dalam hubungan sewa menyewa tersebut
harus memberikan imbalan berupa uang sewa tahunan untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun, baik sekaligus maupun secara berkala.
Pinjam pakai merupakan penyerahan penggunaan Barang Milik
Daerah dengan tidak merubah status kepemilikan barang daerah kepada
instansi pemerintah dan antar pemerintah daerah serta untuk kepentingan
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan Surat
Perjanjian untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun, tanpa menerima
imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir, Barang Milik Daerah
tersebut diserahkan kembali kepada Pemerintah Daerah.
9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah
Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Tabel 3.11 IKU Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah
Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
Persentase sertifikasi kompetensi
pengelola keuangan daerah Pemerintah
Provinsi Jawa Timur
60% 56,6% 94,3
Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah
Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 56,6
persen dari target 60 persen atau mencapai 94,3 persen. Jumlah pengelola
keuangan yang telah mengikuti bimbingan teknis pengelolaan keuangan dan
aset daerah sebanyak 1076 orang dari 1.900 orang pengelola keuangan.
Terlampauinya Persentase Sertifikasi Kompetensi pengelola keuangan daerah
dikarenakan antusiasme SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kab/Kota mengajukan usulan permintaan pelatihan bagi para
pengelola keuangan agar lebih paham terhadap Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
40
Meskipun telah melampaui target, ada beberapa kendala yang
dihadapi dalam menyelenggarakan bimbingan teknis tentang pengelolaan
keuangan dan aset daerah, diantaranya :
Beberapa SKPD kurang tertib, disiplin dan responsif dalam menyampaikan
usulan peserta pelatihan, seringkali baru disampaikan ketika pelaksanaan
pelatihan sedang berlangsung, sehingga penggantian peserta tidak
memungkinkan untuk dilakukan oleh SKPD pengirim;
Beberapa kali jadwal pelaksanaan kegiatan di UPT LPKD bersamaan
dengan bidang-bidang dan bahkan dengan peserta yang sama.
Upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan sertifikasi kompetensi
pengelola keuangan daerah, antara lain :
Melakukan Forum Group Discussion (FGD) terkait identifikasi kriteria
jabatan fungsional analis keuangan pusat dan daerah ;
Konsultasi terkait upgrade Modul Pengelolaan daerah ke Akademi
Akuntansi Yayasan Keluarga Purnawirawan Negeri.
2. TUJUAN 2 : OPTIMALISASI PENGELOLAAN KEUANGAN
KABUPATEN/KOTA
SASARAN STRATEGIS 2 : MENINGKATNYA KUALITAS PENGELOLAAN
KEUANGAN KABUPATEN/KOTA SE JAWA
TIMUR
10. Persentase Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)/Rancangan
Peraturan Kepala Daerah (Raperkada) Kab./Kota tentang APBD
yang dievaluasi tepat waktu
Tabel 3.12 IKU Persentase Rancangan Peraturan Daerah
(Raperda)/Rancangan Peraturan Kepala Daerah (Raperkada)
Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
Persentase Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang APBD yang
dievaluasi tepat waktu
100% 100% 100
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
41
Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang
dievaluasi tepat waktu pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 100 persen dari
target 100 persen atau mencapai 100 persen. Jumlah Kab./Kota yang
Raperda/Raperkada tentang APBD dievaluasi tepat waktu sebanyak 38
Kab./Kota dari 37 Kab./Kota di Jawa Timur. Rancangan Peraturan
Daerah/Peraturan Kepala Daerah Kab/Kota tentang APBD yang telah disetujui
bersama oleh DPRD disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi. Hasil
evaluasi tersebut selanjutnya dituangkan dalam Keputusan Gubernur dan
disampaikan kepada Bupati/Walikota paling lama 15 (lima belas) hari
kerja. Berdasarkan kondisi diatas, Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang
APBD yang dievaluasi dikategorikan “Tepat Waktu”.
Untuk meminimalisir terjadinya keterlambatan Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang APBD yang di evaluasi telah dilakukan beberapa upaya
antara lain:
a. Mempercepat kegiatan evaluasi sejak diterimanya Rancangan
Perda/Rancangan Perkada kab/Kota ;
b. Melakukan koordinasi dengan Kab/Kota untuk segera melengkapi dokumen
evaluasi berdasarkan berita acara penerimaan dokumen
Raperda/Raperkada Kab/Kota ;
c. Melakukan koordinasi dengan tim evaluasi sehingga Keputusan Gubernur
Jawa Timur dapat segera diterbitkan.
11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan
APBD yang dievaluasi tepat waktu
Tabel 3.13 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan
APBD yang dievaluasi tepat waktu
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
Persentase Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang Perubahan APBD
yang dievaluasi tepat waktu
100% 92% 92
Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD
yang dievaluasi tepat waktu pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 92 persen
dari target 100 persen atau mencapai 92 persen. Jumlah Kab./Kota yang
Raperda/Raperkada tentang Perubahan APBD dievaluasi tepat waktu
sebanyak 35 Kab./Kota dari 38 Kab./Kota di Jawa Timur.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
42
Rancangan Peraturan Daerah/Peraturan Kepala Daerah Kab/Kota
tentang Perubahan APBD yang telah disetujui bersama oleh DPRD
disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi. Hasil evaluasi tersebut
selanjutnya dituangkan dalam Keputusan Gubernur dan disampaikan kepada
Bupati/Walikota paling lama 15 (lima belas) hari kerja. Keterlambatan
waktu dari evaluasi Raperda/Raperkada sampai dengan diterbitkannya
Keputusan Gubernur Jawa Timur disebabkan adanya beberapa hal diantaranya
karena mensinkronkan dengan jadwal kegiatan Sekretaris Daerah dan
Gubernur Jawa Timur yang sedang melakukan perjalanan dinas ke Rusia dan
Singapura, kurangnya koordinasi antara BPKAD, Bappeda dan Biro Hukum.
Untuk meminimalisir terjadinya keterlambatan Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang di evaluasi telah dilakukan beberapa
upaya antara lain:
a. Mempercepat kegiatan evaluasi sejak diterimanya Rancangan
Perda/Rancangan Perkada kab/Kota ;
b. Melakukan koordinasi dengan Kab/Kota untuk segera melengkapi dokumen
evaluasi berdasarkan berita acara penerimaan dokumen
Raperda/Raperkada Kab/Kota ;
c. Melakukan koordinasi dengan tim evaluasi sehingga Keputusan Gubernur
Jawa Timur dapat segera diterbitkan.
12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat
waktu
Tabel 3.14 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi
tepat waktu
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
Persentase Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD yang dievaluasi tepat waktu
100% 50% 50%
Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu sebesar
50 persen dari target 100 persen atau mencapai 50 persen. Jumlah Kab./Kota
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
43
yang Raperda/Raperkada tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
dievaluasi tepat waktu sebanyak 19 Kab./Kota dari 19 Kab./Kota. Rancangan
Peraturan Daerah/Peraturan Kepala Daerah Kab/Kota tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang telah disetujui bersama oleh
DPRD disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi. Hasil evaluasi tersebut
selanjutnya dituangkan dalam Keputusan Gubernur dan disampaikan kepada
Bupati/Walikota paling lama 15 (lima belas) hari kerja. Keterlambatan
waktu dari evaluasi Raperda/Raperkada sampai dengan diterbitkannya
Keputusan Gubernur Jawa Timur disebabkan adanya beberapa hal diantaranya
karena mensinkronkan dengan jadwal kegiatan Sekretaris Daerah dan
Gubernur Jawa Timur yang sedang melakukan perjalanan dinas ke Rusia dan
Singapura, kurangnya koordinasi antara BPKAD, Bappeda dan Biro Hukum.
Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Kinerja
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi
Th.2016(n-1) Th.2017 (n)
1 2 3 4 5
1. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan
dan aset daerah
Provinsi Jawa Timur
1. Ketepatan waktu
penyusunan RAPBD dan
RPAPBD Provinsi Jawa
Timur
Tepat
waktu
Tepat waktu Tepat
waktu
2. Rasio Kemandirian
Keuangan Daerah
320% 176% 138,7%
3. Toleransi deviasi
penyerapan keuangan
sesuai target
4,8% 3,1% 6%
4. Persentase SKPD dengan
realisasi diatas 95%
25% 54% 30%
5. Persentase SKPD yang
menerapkan Accrual
Accounting Based
Capacity Building
80% 79% 87,1%
6. Persentase Laporan
Keuangan SKPD sesuai
Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
80% 80% 77%
7. Persentase tanah milik
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur yang bersertifikat
21% 20,9% 21,4%
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
44
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi
Th.2016(n-1) Th.2017 (n)
1 2 3 4 5
8. Persentase Aset Tetap
Tanah dan Bangunan
yang digunakan dan
dimanfaatkan
99% 97,44% 98,4%
9. Persentase sertifikasi
kompetensi pengelola
keuangan daerah
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur
60% 54,7% 56,6%
2. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan
kabupaten / kota se-
Jawa Timur
10. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang APBD
yang dievaluasi tepat
waktu
100 % 97% 100%
11. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
100 % 100% 92%
12. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
100 % 97% 50%
1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur Tahun
Anggaran 2018 dan Tahun Anggaran 2017 tersusun tepat waktu. Hal ini sesuai
sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan
Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 Pasal 104 ayat (1) “Kepala daerah
menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta lampirannya
kepada DPRD paling lambat pada minggu pertama bulan Oktober tahun
anggaran sebelumnya dari tahun yang direncanakan untuk mendapatkan
persetujuan bersama”. Pasal 172 ayat (1) “Kepala Daerah menyampaikan
rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD beserta lampirannya
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
45
kepada DPRD paling lambat minggu kedua bulan September tahun anggaran
berjalan untuk mendapatkan persetujuan bersama”.
2. Rasio kemandirian keuangan daerah Tahun Anggaran 2017 sebesar 138,7 persen
atau menurun 21 persen bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2016
sebesar 176 persen. Hal ini, disebabkan pada Tahun Anggaran 2017 terdapat
kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Rp. 15.900.698.660.057,20 menjadi
Rp. 17.326.483.824.756,20 atau sebesar 9 persen dan peningkatan dana
perimbangan yang pada Tahun Anggaran 2016 sebesar
Rp.9.039.003.358.881,00 di tahun 2017 menjadi Rp.12.494.048.645.633,00 atau
sebesar 38 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan Dana Perimbangan
melebihi dari kenaikan PAD, disebabkan adanya perubahan postur pada Dana
Perimbangan yaitu adanya rekening Bantuan Operasional Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) yang merupakan tindak lanjut dari undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan beralihnya kewenangan atas
Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang ke Kabupaten/Kota.
3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target Tahun Anggaran 2017
sebesar 6 persen atau turun 93 persen bila dibandingkan dengan tahun 2016
sebesar 3,1 persen. Pada Tahun Anggaran 2017, berdasarkan laporan realisasi
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), penyerapan belanja sebesar
Rp.26.723.154.529.364,00 atau 94 persen dibandingan dengan anggaran
belanja. Sedangkan, Tahun Anggaran 2016, penyerapan belanja sebesar
Rp.23.874.751.773.851,10 atau 96,9 dibandingkan dengan anggaran belanja.
4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% pada Tahun Anggaran 2017
sebesar 30 persen atau menurun 44 persen bila dibandingkan dengan Tahun
Anggaran 2016 sebesar 54 persen. Tahun 2017 SKPD dengan realisasi diatas
95% sebanyak 21 PD, sedangkan Tahun Anggaran 2016 sebanyak 40 PD.
5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building
pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 87,1 persen. Hal ini disebabkan karena
terdapat 9 SKPD yang belum optimal atau masih terdapat kendala dalam
penerapan akuntansi berbasis akrual. Mengalami peningkatan bila dibandingkan
dengan Tahun Anggaran 2016 terdapat 15 SKPD yang belum optimal, karena
terdapat peningkatan pemahaman dalam pelaksanaan akuntansi berbasis akrual
pada pengelola keuangan khusus fungsi akuntansi PD.
6. Persentase laporan keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 77 persen sedangkan tahun 2015
sebesar 80 persen. Masih adanya beberapa kendala yang dihadapi dan 17 PD
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
46
yang menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Jawa
Timur pada pemeriksaan interim atas Laporan keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) pada Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Adanya kelemahan sistem
pengendalian intern dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan dalam pengelolaan keuangan daerah daerah antara lain,
serah terima personil, sarana dan prasarana serta dokumen antara Pemerintah
Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah Kota/Kabupaten di Jawa Timur belum
sepenuhnya terlaksana, pengelolaan aset tetap belum sepenuhnya dilaksanakan
secara tertib termasuk pencatatan dan penilaian aset tetap lainnya berupa hewan
ternak dan tumbuhan serta terdapat rekening giro yang belum ditetapkan dengan
Surat Keputusan Gubernur.
7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat Tahun
Anggaran 2017 sebesar 21,4 persen atau meningkat 2,4 persen bila dibandingkan
dengan tahun 2016 sebesar 20,9 persen. Luas tanah yang bersertifikat tahun
2017 seluas 18.031.017 m2 sedangkan tahun 2016 seluas 17.770.275 m2.
8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan
pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 97,44 persen atau menurun 1,3 persen bila
dibandingan dengan Tahun Anggaran 2016 sebesar 98,71 persen. Jumlah aset
tetap tanah dan bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan Tahun Anggaran
2017 sebanyak 3.202 bidang.
9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah
Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2017 sebesar 56,6 persen atau 1076 orang.
Sedangkan, pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 54,7 persen atau 637 orang.
10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat
waktu, pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 100 persen atau meningkat 3 persen
bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2016 sebesar 97 persen. Pada Tahun
Anggaran 2017 terdapat 38 kab./kota yang tepat waktu menyampaikan Raperda/
Raperkada sedangkan tahun 2016 sebanyak 35 kab./kota.
11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu, pada Tahun Anggaran 2017 sebesar 92 persen atau
menurun 8 persen dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2016 sebesar 100
persen. Pada tahun 2017 terdapat 35 kab./kota yang tepat waktu menyampaikan
Raperda/Raperkada sedangkan Tahun Anggaran 2016 sebanyak 38 kab./kota.
12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu pada Tahun Anggaran 2017
sebesar 50 persen atau menurun sebesar 48 persen dibandingkan dengan tahun
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
47
2016 sebesar 97 persen. Pada Tahun Anggaran 2017 terdapat 19 kab./kota yang
tepat waktu menyampaikan Raperda/Raperkada sedangkan Tahun Anggaran
2016 sebanyak 36 kab./kota.
Indikator kinerja dapat dibandingkan dengan indikator kinerja yang ada di RPJMD
yang digambarkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.16 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target akhir
RPJMD
(Th.2019)
Realisasi Tingkat
Kemajuan
1 2 3 4 5
1. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan
dan aset daerah
Provinsi Jawa Timur
1. Ketepatan waktu
penyusunan RAPBD dan
RPAPBD Provinsi Jawa
Timur
- Tepat
waktu
-
2. Rasio Kemandirian
Keuangan Daerah
- 138,7% -
3. Toleransi deviasi
penyerapan keuangan
sesuai target
- 6% -
4. Persentase SKPD dengan
realisasi diatas 95%
- 30% -
5. Persentase SKPD yang
menerapkan Accrual
Accounting Based
Capacity Building
- 87,1% -
6. Persentase Laporan
Keuangan SKPD sesuai
Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
- 77% -
7. Persentase tanah milik
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur yang bersertifikat
- 21,4% -
8. Persentase Aset Tetap
Tanah dan Bangunan
yang digunakan dan
dimanfaatkan
- 97,44% -
9. Persentase sertifikasi
kompetensi pengelola
keuangan daerah
- 56,6% -
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
48
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target akhir
RPJMD
(Th.2019)
Realisasi Tingkat
Kemajuan
1 2 3 4 5
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur
2. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan
kabupaten / kota se-
Jawa Timur
10. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang APBD
yang dievaluasi tepat
waktu
- 100% -
11. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
- 92% -
12. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
- 50% -
Indikator Kinerja Utama BPKAD yang dijelaskan pada tabel diatas bukan
merupakan Indikator Kinerja Daerah yang ada di RPJMD. Indikator Kinerja Daerah
di RPJMD yaitu Predikat Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Timur, yang mana indikator tersebut merupakan Indikator Kinerja
Utama Inspektorat. Oleh sebab itu, realisasi indikator kinerja BPKAD tidak dapat
dibandingkan dengan realisasi indikator RPJMD
3.3. COST PER OUTCOME
1. ALOKASI PER SASARAN PEMBANGUNAN
Laporan kinerja ini menyajikan informasi keuangan yang terkait dengan
capaian kinerja pelaksanan suatu program yang meliputi realisasi keuangan atas
setiap kegiatan, informasi keuangan yang mengkaitkan antara realisasi
keuangan dengan hasil-hasil program yang menggambarkan kinerja utama dan
informasi keuangan yang dapat mengidentifikasi jumlah biaya yang dibutuhkan
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
49
untuk mewujudkan sasaran tertentu (cost per outcome), yang dapat
diilustrasikan, sebagai berikut :
Tabel 3.17 Alokasi per Sasaran Pembangunan
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Anggaran (Rp)
% Anggaran
1 2 3 4 5
1. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan dan
aset daerah Provinsi Jawa
Timur
1. Ketepatan waktu
penyusunan RAPBD dan
RPAPBD Provinsi Jawa
Timur
9.520.343.000 13
2. Rasio Kemandirian
Keuangan Daerah
1.896.075.000 2,7
3. Toleransi deviasi
penyerapan keuangan
sesuai target
2.130.393.000 3
4. Persentase SKPD dengan
realisasi diatas 95%
1.896.075.000 2,7
5. Persentase SKPD yang
menerapkan Accrual
Accounting Based
Capacity Building
4.540.000.000 6,4
6. Persentase Laporan
Keuangan SKPD sesuai
Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
2.450.000.000 3,5
7. Persentase tanah milik
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur yang bersertifikat
4.114.000.000 5,8
8. Persentase Aset Tetap
Tanah dan Bangunan
yang digunakan dan
dimanfaatkan
3.325.000.000 4,7
9. Persentase sertifikasi
kompetensi pengelola
keuangan daerah
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur
4.316.310.000 6,1
2. Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan
10. Persentase
Raperda/Raperkada
1.436.894.200 2
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
50
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Anggaran (Rp)
% Anggaran
1 2 3 4 5
kabupaten / kota se-Jawa
Timur
Kab./Kota tentang APBD
yang dievaluasi tepat
waktu
11. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
1.436.894.200 2
12. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
2.275.066.900 3,2
Memperhatikan tabel 3.17, dapat dijelaskan bahwa alokasi anggaran untuk sasaran
Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur,
yaitu sebesar Rp. 34.188.196.000,00, dengan rincian :
1. Ketepatan waktu penyusunan Rancangan APBD dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur,
didukung oleh Kegiatan Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 9.520.343.000,00 atau 13% dari total
anggaran belanja langsung ;
2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, didukung oleh Kegiatan Penataan,
Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.896.075.000,00 atau 2,7% dari total anggaran belanja
langsung ;
3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target, didukung oleh Kegiatan
Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 2.130.393.000,00 atau 3% dari total anggaran belanja langsung;
4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%, didukung oleh Kegiatan Penataan,
Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.896.075.000,00 atau 2,7% dari total anggaran belanja
langsung ;
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
51
5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building,
didukung oleh Kegiatan Penyusunan kebijakan akuntansi pemerintah daerah
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 4.540.000.000,00 atau 6,4% dari total
anggaran belanja langsung ;
6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP), didukung oleh Kegiatan Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.2.450.000.000,00 atau 3,5% dari total anggaran belanja langsung;
7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat,
didukung oleh Kegiatan Percepatan Sertifikasi Aset Daerah dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 4.114.000.000,00 atau 5,8% dari total anggaran belanja
langsung ;
8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan,
didukung oleh Kegiatan Optimalisasi Pengelolaan Aset dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 3.325.000.000,00 atau 4,7% dari total anggaran belanja langsung ;
9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah Provinsi
Jawa Timur, didukung oleh Kegiatan Pemberdayaan Kapasitas Laboratorium
Keuangan Daerah dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 4.316.310.000,00 atau
6,1% dari total anggaran belanja langsung ;
Sedangkan sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten/ kota
se-Jawa Timur, yaitu sebesar Rp. 5.148.855.300,00, dengan rincian :
10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat
waktu, didukung oleh Kegiatan Analisa dan Evaluasi Raperda Kabupaten/Kota
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.436.894.200,00 atau 2% dari total
anggaran belanja langsung ;
11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu, didukung oleh Kegiatan Analisa dan Evaluasi Raperda
Kabupaten/Kota dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.436.894.200,00 atau 2%
dari total anggaran belanja langsung ;
12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu, didukung oleh Kegiatan Analisa
Dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
52
Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota Dan Rancangan Peraturan Kdh Tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 2.275.066.900,00 atau 3,2% dari total anggaran belanja
langsung.
2. PENCAPAIAN KINERJA DAN ANGGARAN
Tabel 3.18 Pencapaian Kinerja dan Anggaran
Sasaran / Program
Indikator Kinerja Anggaran
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
Sasaran 1
Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
keuangan dan
aset daerah
Provinsi Jawa
Timur
Program 1
Peningkatan dan
Pengembangan
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
1. Ketepatan waktu penyusunan
RAPBD Provinsi Jawa Timur
Tepat
waktu
Tepat
waktu
100 9.520.3
43.000
7.359.04
3.450
77,3
2. Rasio Kemandirian Keuangan
Daerah
320% 138,7% 43,3 1.896.0
75.000
1.610.04
0.642
84,91
3. Toleransi deviasi penyerapan
keuangan sesuai target
4,8% 6% 75 2.130.3
93.000
1.789.50
8.800
84
4. Persentase SKPD dengan
realisasi diatas 95%
25% 30% 120 1.896.0
75.000
1.610.04
0.642
84,91
5. Persentase SKPD yang
menerapkan Accrual Accounting
Based Capacity Building
80% 87,1% 108,9 4.540.0
00.000
3.683.47
5.844
81,13
6. Persentase Laporan Keuangan
SKPD sesuai Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
80% 77% 96,3 2.450.0
00.000
2.018.09
1.046
82,37
7. Persentase tanah milik
Pemerintah Provinsi Jawa Timur
yang bersertifikat
21% 21,4% 101,9 4.114.0
00.000
3.490.31
3.990
84,8
8. Persentase Aset Tetap Tanah
dan Bangunan yang digunakan
dan dimanfaatkan
99% 97,44% 98,4 3.325.0
00.000
2.953.17
4.672
88,82
9. Persentase sertifikasi
kompetensi pengelola
keuangan daerah Pemerintah
Provinsi Jawa Timur
60% 57% 95 4.316.3
10.000
4.114.07
6.901
95,31
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
53
Sasaran / Program
Indikator Kinerja Anggaran
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
Sasaran 2
Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
keuangan
kabupaten /
kota se-Jawa
Timur
Program 2
Pembinaan dan
Fasilitasi
Pengelolaan
Keuangan
Kabupaten/Kota
10. Persentase Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang APBD yang
dievaluasi tepat waktu
100% 100% 100 1.436.8
94.200
1.066.98
9.261,50
74,26
11. Persentase Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang Perubahan
APBD yang dievaluasi tepat
waktu
100% 92% 92 1.436.8
94.200
1.066.98
9.261,50
74,26
12. Persentase Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
100% 50% 50 2.275.0
66.900
1.790.77
9.650
78,71
Memperhatikan tabel 3.18, dapat dijelaskan bahwa capaian realisasi kinerja dan
capaian realisasi anggaran untuk sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan
keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur, yaitu :
1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur, capaian
realisasi kinerja sebesar 100 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran
sebesar 77,3 persen ;
2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, capaian realisasi kinerja sebesar 43,3
persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 84,91 persen ;
3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target, capaian realisasi kinerja
sebesar 75 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 84 persen ;
4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%, capaian realisasi kinerja sebesar
120 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 84,91 persen ;
5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building,
capaian realisasi kinerja sebesar 108,9 persen, sedangkan capaian realisasi
anggaran sebesar 81,13 persen ;
6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP), capaian realisasi kinerja sebesar 96,3 persen, sedangkan capaian realisasi
anggaran sebesar 82,37 persen ;
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
54
7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat, capaian
realisasi kinerja sebesar 101,9 persen sedangkan capaian realisasi anggaran
sebesar 84,8 persen ;
8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan,
capaian realisasi kinerja sebesar 98,4 persen, sedangkan capaian realisasi
anggaran sebesar 88,82 persen ;
9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah Provinsi
Jawa Timur, capaian realisasi kinerja sebesar 95 persen, sedangkan capaian
realisasi anggaran sebesar 95,31 persen ;
Sedangkan sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten / kota
se-Jawa Timur, yaitu :
10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat
waktu, capaian realisasi kinerja sebesar 100 persen, sedangkan capaian realisasi
anggaran sebesar 74,26 persen ;
11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu, capaian realisasi kinerja sebesar 92 persen, sedangkan
capaian realisasi anggaran sebesar 74,26 persen ;
12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu, capaian realisasi kinerja sebesar
50 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 78,71 persen.
3. EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA
Tabel 3.19 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
No Sasaran Indikator Sasaran % Capaian
Kinerja
% Penyerapan
Anggaran
Tingkat Efisiensi
1. Meningkatnya
kualitas pengelolaan
keuangan dan aset
daerah Provinsi Jawa
Timur
1. Ketepatan waktu
penyusunan RAPBD dan
RPAPBD Provinsi Jawa
Timur
100 77,3 22,7%
2. Rasio Kemandirian
Keuangan Daerah
43,3 84,91 15,09%
3. Toleransi deviasi penyerapan
keuangan sesuai target
75 84 16%
4. Persentase SKPD dengan
realisasi diatas 95%
120 84,91 15,09%
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
55
No Sasaran Indikator Sasaran % Capaian
Kinerja
% Penyerapan
Anggaran
Tingkat Efisiensi
5. Persentase SKPD yang
menerapkan Accrual
Accounting Based Capacity
Building
108,9 81,13 18,87%
6. Persentase Laporan
Keuangan SKPD sesuai
Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
96,3 82,37 17,63%
7. Persentase tanah milik
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur yang bersertifikat
101,9 84,8 15,2%
8. Persentase Aset Tetap Tanah
dan Bangunan yang
digunakan dan dimanfaatkan
98,4 88,82 11,18%
9. Persentase sertifikasi
kompetensi pengelola
keuangan daerah
Pemerintah Provinsi Jawa
Timur
95 95,31 4,69%
2. Meningkatnya
kualitas pengelolaan
keuangan kabupaten
/ kota se-Jawa Timur
10. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang APBD
yang dievaluasi tepat waktu
100 74,26 25,74%
11. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
92 74,26 25,74%
12. Persentase
Raperda/Raperkada
Kab./Kota tentang
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang
dievaluasi tepat waktu
50 78,71 21,29%
Memperhatikan tabel 3.18, dapat dijelaskan bahwa capaian realisasi kinerja dan
capaian realisasi anggaran untuk sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan
keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur, yaitu :
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
56
1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD Provinsi Jawa Timur, dengan capaian
realisasi kinerja sebesar 100% dan tingkat efisiensi sebesar 22,7% ;
2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, dengan capaian realisasi kinerja sebesar
43,3% dan tingkat efisiensi sebesar 15,09% ;
3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target, dengan capaian realisasi
kinerja sebesar 75% dan tingkat efisiensi sebesar 16% ;
4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%, dengan capaian realisasi kinerja
sebesar 120% dan tingkat efisiensi sebesar 15,09% ;
5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building,
dengan capaian realisasi kinerja sebesar 108,9% dan tingkat efisiensi sebesar
18,87% ;
6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP), dengan capaian realisasi kinerja sebesar 96,3% dan tingkat efisiensi
sebesar 17,63% ;
7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat,
dengan capaian realisasi kinerja sebesar 101,9% dan tingkat efisiensi sebesar
15,2% ;
8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan,
dengan capaian realisasi kinerja sebesar 98,4% dan tingkat efisiensi sebesar
11,18% ;
9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah
Provinsi Jawa Timur, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 95% dan tingkat
efisiensi sebesar 4,69% ;
Sedangkan sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten / kota
se-Jawa Timur, yaitu :
10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat
waktu, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 100% dan tingkat efisiensi sebesar
25,74% ;
11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 92% dan tingkat
efisiensi sebesar 25,74% ;
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
57
12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu, dengan capaian realisasi kinerja
sebesar 50% dan tingkat efisiensi sebesar 21,29%.
Memperhatikan uraian tersebut, realisasi belanja BPKAD Tahun Anggaran
2017, secara umum menunjukkan bahwa capaian keberhasilan atas pelaksanaan
program kegiatan dapat dikategorikan sesuai dengan sasaran dan target yang
direncanakan, sebagaimana dokumen perencanaan baik jangka menengah
(Renstra) maupun jangka pendek (Renja) walaupun masih terdapat beberapa
kendala dan memerlukan penyempurnaan dalam pelaksanaan pada tahun
mendatang, antara lain :
1. Aspek Perencanaan,
a. Pola pikir dalam menyusun perencanaan anggaran masih bersifat rutinitas
serta belum yang didasarkan hasil analisa dan kebutuhan riil ;
b. Perencanaan program kegiatan masih bersifat formalitas, parsial/ sektoral,
sehingga sangat dimungkinkan adanya program atau kegiatan baru yang
pelaksanaannya muncul pada tahun anggaran berjalan ;
c. Perencanaan masih kurang visioner dan/atau belum mengantisipasi adanya
kebijakan atau peraturan perundang-undangan baru.
2. Aspek Pelaksanaan,
a. Terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan
kemampuan dibidang perencanaan anggaran, program kegiatan,
pengelolaan keuangan dan aset daerah serta kompetensi di bidang
akuntansi ;
b. Adanya kebijakanatau regulasi yang diterbitkan dalam tahun anggaran
berjalan dan atau kebijakan yang kadang kala tidak diikuti dengan petunjuk
pelaksanaannya serta adanya perbedaan kebijakan yang mengatur
pengelolaan keuangan antara APBN dan APBD (terdapat perbedaan sistem
dan SOP) ;
c. Penyusunan Daftar Kebutuhan Kas Bulanan (DKKB) masih bersifat
formalitas dan/atau belum dihitung berdasarkan analisa kebutuhan riil.
3. Aspek Penatausahaan,
a. Terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan
kemampuan dibidang penatausahaan keuangan daerah ;
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
58
b. Adanya keterlambatan dalam menyusun dokumen Surat
Pertanggungjawaban (SPJ), kurang teliti, cermat dan juga masih terdapat
kesalahan pembebanan dalam penulisan Buku Kas Umum (BKU) ;
c. Masih adanya kekurangan persyaratan dan kelengkapan penyusunan
dokumen SPJ, dan inkonsistensi pencatatan transaksi harian, sehingga
berdampak pada keakurasian data.
Memperhatikan beberapa kendala tersebut, untuk meminimalisir terjadinya
kesalahan yang sama dan berulang pada tahun-tahun berikutnya dalam
pengelolaan keuangan dan aset daerah, perlu :
1) Optimalisasi dan pemberdayaan fungsi Satuan Pengawas Internal (SPI) melalui
Forum Group Discusion (FGD) ;
2) Pemberdayaan fungsi UPT- Laboratorium Pengelolaan Keuangan Daerah (UPT-
LPKD) melalui bintek, workshop dan sosialisasi kepada para pengelola
keuangan dan aset daerah ;
3) Melakukan pendampingan dan mengikutsertakan pendidikan dan pelatihan
kepada para pengelola keuangan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan dan pelaporan pertanggungjawaban ;
4) Memfasilitasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah serta
mengembangkan aplikasi berdasarkan regulasi, dinamika dan kebutuhan riil ;
5) Membangun keselarasan dan kesepahaman antar bidang dan instansi terkait
melalui koordinasi, komunikasi dan konsolidasi.
3.4. REALISASI ANGGARAN,
Akuntabilitas keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban
yang mencakup integritas keuangan, ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan
perundangan-undangan yang harus disusun setiap kementerian/lembaga/instansi
dan pemerintahan daerah. Sasaran pertanggungjawaban adalah laporan keuangan
yang berlaku, meliputi penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang SKPD.
Sedangkan, instrumen utama akuntabilitas keuangan adalah anggaran pemerintah
dan data laporan tahunan yang disusun secara periodik dalam tahun anggaran
berkenaan, sehingga nampak proses penganggaran secara keseluruhan relevan
untuk dipertanggungjawabkan pada berbagai tingkatan operasi dari masing-masing
indikator keuangan yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan Tahun
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
59
Anggaran 2017. Mendasari uraian tesebut, sebagai bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan program dan kegiatan BPKAD Provinsi Jawa Timur dari alokasi
anggaran sebesar Rp.188.384.923.600,00 terealisasi sebesar
Rp.172.347.121.912,00 atau 91,49 persen, dengan rincian:
KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) REALISASI
NOMINAL (Rp) %
1 2 3 4 6
BELANJA DAERAH 188.384.923.600,00 172.347.121.912,00 91,49
BELANJA TIDAK LANGSUNG 117.419.923.600,00 113.557.292.812,00 96,71
BELANJA LANGSUNG 70.965.000.000,00 58.789.829.100,00 82,84
01 Pelayanan Administrasi Perkantoran
8.181.087.000,00 7.413.825.967,00 90,62
019 Pelaksanaan Administrasi Perkantoran
8.181.087.000,00 7.413.825.967,00 90,62
02 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
11.047.990.500,00 9.599.039.186,00 86,88
021 Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana
4.946.580.300,00 4.326.831.026,00 87,47
031 Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana
6.101.410.200,00 5.272.208.160,00 86,41
07 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah
4.779.548.200,00 4.130.494.688,00 86,42
002
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
2.175.425.200,00 1.692.962.650,00 77,82
004 Fasilitasi Laboratorium Keuangan Daerah
2.604.123.000,00 2.437.532.038,00 93,60
08 Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan Pemerintahan
5.147.591.000,00 3.982.858.299,00 77,37
001 Penyusunan Dokumen Perencanaan
2.695.721.000,00 1.864.342.200,00 69,16
002 Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program dan Anggaran
2.451.870.000,00 2.118.516.099,00 86,40
17 Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
36.659.928.000,00 29.738.852.787,00 81,12
003 Penyusunan kebijakan akuntansi pemerintah daerah
4.540.000.000,00 3.683.475.844,00 81,13
006 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
5.665.958.000,00 4.396.434.450,00 77,59
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
60
KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) REALISASI
NOMINAL (Rp) %
008 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD
3.854.385.000,00 2.962.609.000,00 76,86
010 Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
2.450.000.000,00 2.018.091.046,00 82,37
016 Peningkatan Manajemen Aset/Barang Daerah
2.434.000.000,00 2.143.462.000,00 88,06
043 Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah
2.130.393.000,00 1.789.508.800,00 84,00
069 Pemantapan Sistem Informasi Keungan Daerah
2.471.732.000,00 1.111.086.800,00 44,95
250 Penataan, Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Keuangan Daerah
3.792.150.000,00 3.220.081.284,00 84,91
253 Pendayagunaan Aset Daerah 3.325.000.000,00 2.953.174.672,00 88,82
254 Percepatan Sertifikasi Aset Daerah 1.680.000.000,00 1.346.851.990,00 80,17
264 Pemberdayaan Kapasitas Laboratorium Keuangan Daerah
4.316.310.000,00 4.114.076.901,00 95,31
18 Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota
5.148.855.300,00 3.924.758.173,00 76,23
105 Analisa Dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota Dan Rancangan Peraturan Kdh Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota
2.275.066.900,00 1.790.779.650,00 78,71
106 Analisa dan Evaluasi Raperda Kabupaten/Kota
2.873.788.400,00 2.133.978.523,00 74,26
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
61
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)
Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban atas keberhasilan pelaksanaan Perjanjian Kinerja (PK)
program kegiatan dan anggaran maupun kegagalan misi organisasi dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang disusun secara rutin dan wajib bagi Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) setiap akhir tahun anggaran untuk disampaikan
kepada Gubernur sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
yang dikuasakan kepada seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa
Timur. Selain itu, penyusunan Laporan Kinerja juga diharapkan dapat menjadi
bahan evaluasi dan sarana penilaian kinerja suatu organisasi dalam kurun waktu
tertentu. Penilaian kinerja juga dapat dijadikan saran/pertimbangan terhadap
penyempurnaan perencanaan anggaran, penyusunan program kegiatan,
pelaksanaan kegiatan, penatausahaan dan laporan pertanggungjawaban.
Secara umum, pelaksanaan program dan kegiatan di BPKAD pada Tahun
Anggaran 2017 dapat dikatagorikan cukup berhasil dengan baik. Hal ini, dapat
dilihat dari persentase capaian output kegiatan sebesar 91,49 persen dengan
penyerapan anggaran sebesar Rp. 172.347.121.912,00. Output dan realisasi
anggaran ini, didukung oleh 12 (dua belas) Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu :
1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur ;
2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ;
3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target ;
4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% ;
5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity
Building ;
6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) ;
7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat;
8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan
dimanfaatkan ;
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
62
9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah
Provinsi Jawa Timur ;
10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi
tepat waktu ;
11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang
dievaluasi tepat waktu ;
12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu.
4.2. SARAN
Keberhasilan pelaksanaan program kegiatan ini, tidak lain karena rahmat
dan ridho dari Allah SWT serta dukungan semua pihak, kerjasama antar SKPD dan
kerjasama dari seluruh bidang dan UPT LPKD di BPKAD. Keberhasilan ini, tentunya
tidak dipungkiri masih terdapat beberapa kekurangan yang menjadi kendala atau
hambatan yang perlu diperbaiki ke depan, antara lain penguatan fungsi koordinasi
serta membangun komunikasi yang baik antar unit kerja dan koordinasi antar
SKPD. Selanjutnya, sebagai upaya perbaikan dan untuk meningkatkan kualitas dan
kinerja pada tahun-tahun mendatang perlu dilakukan, antara lain :
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur, utamanya yang ditunjuk
sebagai pengelolaan keuangan melalui pendampingan, kursus, pelatihan dan
desiminasi ;
2. Memperbaiki sistem pengumpulan dan pengolahan data kinerja dalam rangka
meningkatkan kualitas sistem pelaporan dan pertanggungjawaban SKPD
serta meningkatkan kualitas review atas laporan kinerja SKPD ;
3. Melakukan validasi dan rekonsiliasi data aset dengan SKPD di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Timurdan meningkatkan fungsi koordinasi ;
4. Melaksanakan fungsi konsolidasi dengan SKPD sebagai pengguna barang
serta melakukan inventarisasi dan identifikasi aset tetap tanah yang akan
disertifikasi ;
5. Penguatan fungsi Satuan Pengawas Internal (SPI) dan pengecekan Surat
Pertanggungjawaban (SPJ) setiap bulan.
Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2017
63
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) BPKAD
Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2017, dengan harapan dapat dijadikan
bahan koreksi dan introspeksi maupun kritik yang konstruktif dalam rangka
meningkatkan kinerja yang lebih baik sebagai upaya mendukung terwujudnya tata
kelola keuangan dan pemerintahan yang baik (good governance).
KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN
ASET DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
Dr. Ir. JUMADI, M.MT Pembina Utama Muda
NIP. 19670524 199203 1 004