laporan kinerja kedeputian bidang usaha energi, logistik, kawasan dan … · 2020. 8. 13. · dan...
TRANSCRIPT
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 1
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 20192
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam rangka proses penyusunan Laporan Kinerja (LK) Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata tahun 2019.
Berkenaan dengan Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-10/MBU/07/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara, tugas pokok dari Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata adalah menyelenggarakan penyiapan perumusan kebijakan serta koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan BUMN di sektor industri energi, perdagangan, logistik, pergudangan, kawasan dan pariwisata.
Sesuai dengan tema besar kedeputian ini yaitu “Konsep Kembali ke Alam dan Intervensi Digital serta Membangun Komunitas untuk Bisnis yang Berkelanjutan”, pada tahun 2019 kedeputian telah merumuskan kebijakan pada beberapa kegiatan yang mendukung Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan dan Telekomunikasi, Pengembangan Pariwisata Nasional, Pemanfaatan air dan sumber daya lainnya sebagai salah satu wujud energi baru terbarukan, Peningkatan Kapasitas Produksi dan Perluasan Pangsa Pasar Semen dalam rangka mendukung Pembangunan Infrastruktur Nasional.
Memperhatikan target-target kinerja Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata, capaian kinerja BUMN Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata tahun 2019 menunjukkan kinerja yang baik. Walaupun demikian, masih terdapat hal-hal yang harus ditingkatkan kembali. Selanjutnya, perbaikan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembinaan dan pengembangan BUMN di lingkungan Kedeputian Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata, sehingga dapat meningkatkan kontribusi BUMN terhadap negara yang tentunya akan memberikan dampak pada pertumbuhan perekonomian nasional.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu pelaksanaan program kerja di lingkungan Kedeputian Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata. Semoga hasil capaian atas target tahun 2019 ini dapat menjadi faktor pemacu untuk melakukan perbaikan kinerja di Kedeputian Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata di masa yang akan datang.
Plt. Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata
Hendrika Nora Osloi Sinaga
KATA PENGANTAR
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 3
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2019
RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)
PROGRAM STRATEGIS NASIONAL
PROGRAM STRATEGIS MENTERI
INOVASI/PROGRAMSTRATEGIS LAINNYA
LATAR BELAKANG
TUGAS, POKOK, & FUNGSI
PROFIL PEJABAT
MANDAT DAN PERAN STRATEGIS
EVALUASI CAPAIAN KINERJA 2015-2019
PEMANFAATAN ANGGARAN2015-2019
INTERNET DESA(Internet Desa Cafe)
PENYAMBUNGAN LISTRIK GRATIS
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI BALKONDES (TWC)
PENUTUP
DAFTAR ISIBAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
6
28
64
20
50
8
47
65
66
67
23
55
13
24
58
15
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 20194
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 5
LATAR BELAKANG
TUGAS, POKOK, & FUNGSI
PROFIL PEJABAT
MANDAT DAN PERAN STRATEGIS
BAB IPENDAHULUAN
6
8
13
15
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 20196
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 41 Tahun 2015 tentang Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Kementerian BUMN merupakan suatu Organisasi Pemerintah yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Kementerian BUMN menyelenggarakan fungsi untuk merumuskan dan menetapkan kebijakan di bidang penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan, restrukturisasi, pengembangan usaha, serta peningkatan kapasitas infrastruktur bisnis badan usaha milik Negara.
Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja yang disusun secara periodik. Dalam upaya menjalankan tugas dan fungsi seperti yang telah diamanatkan pada Peraturan Presiden Nomor 41 Tahun 2015, Kementerian BUMN menyusun program-program strategis yang akan menjadi target pengukuran akuntabilitas kinerja yang telah disesuaikan dengan visi dan misi Kementerian BUMN.
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mewajibkan masing-masing instansi pemerintah untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pencapaian kinerja sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja dan anggaran yang telah dialokasikan untuk masing-masing instansi pemerintah. Pertanggungjawaban dimaksud dilaporkan kepada pemberi mandat, pimpinan masing-masing instansi, lembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas dan akhirnya disampaikan kepada Presiden. Laporan tersebut menggambarkan kinerja instansi pemerintah melalui suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
SAKIP merupakan rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.
BAB I - PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyelenggaraan SAKIP meliputi:a. Rencana strategis;b. Perjanjian kinerja;c. Pengukuran kinerja;d. Pengelolaan data kinerja;e. Pelaporan kinerja; danf. Reviu dan evaluasi kinerja.
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 7
Sebagai salah satu komponen SAKIP, Laporan Kinerja (LK) dapat dijelaskan sebagai dokumen yang berisi perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan, dokumen tersebut disusun dan disampaikan secara sistematik. Implementasi SAKIP dan Laporan Kinerja merupakan kunci dari pengelolaan Negara yang transparan dan bertanggung jawab. Dengan adanya SAKIP dan Laporan Kinerja tersebut diharapkan intansi pemerintah dapat mempertanggungjawabkan semua rencana strategis yang telah disusun untuk mencapai misi dan tujuan instansi pemerintah, yaitu tata kelola pemerintahan yang baik dan dipercaya.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (Persero), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Jawatan (Perjan) kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menyatakan bahwa kedudukan,
tugas dan kewenangan Menteri Keuangan di bidang pembinaan dan pengawasan BUMN sebagian dilimpahkan kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. Kedudukan, tugas dan kewenangan Menteri Keuangan yang dilimpahkan kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara adalah yang mewakili pemerintah selaku Pemegang Saham atau Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk BUMN perseroan dan sebagai Wakil Pemerintah untuk BUMN berbentuk Perusahaan Umum (Perum).
Menunjuk Perpres Nomor 41 Tahun 2015 yang menyatakan tugas Kementerian BUMN sebagai penyusun kebijakan di bidang penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan, restrukturisasi, pengembangan usaha, serta peningkatan kapasitas infrastruktur bisnis BUMN, maka indikator kinerja yang ditetapkan dalam rencana strategis Kementerian BUMN sangat berkorelasi dengan kinerja operasional BUMN.
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 20198
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 41 Tahun 2015 tentang Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Kementerian BUMN merupakan suatu Organisasi Pemerintah yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembinaan BUMN untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kementerian BUMN menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan, restrukturisasi, pengembangan usaha, serta peningkatan kapasitas infrastruktur BUMN;
2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan, restrukturisasi, pengembangan usaha, serta peningkatan kapasitas infrastruktur BUMN;
3. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Kementerian BUMN;
4. Pengelolaan barang milik Negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian BUMN; dan
5. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian BUMN.
Sebagai instansi pemerintah yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam rangka mengelola aset negara, Kementerian BUMN memiliki visi dan misi sejalan dengan visi dan misi presiden yaitu terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Visi dan misi tersebut dituangkan dalam nawacita yang terdiri dari 9 (sembilan) agenda sebagai berikut:
1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga Negara;
2. Membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya;
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan;
4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia;
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya;
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik;
8. Melakukan revolusi karakter bangsa; dan
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
B. TUGAS, POKOK, & FUNGSI
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 9
Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-10/MBU/07/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian BUMN,tugas dan fungsi Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata adalah sebagai berikut:
1. Tugas Pokok Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan
dan Pariwisata mempunyai tugas menyelenggarakan penyiapan perumusan kebijakan serta koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan BUMN di sektor industri energi, perdagangan, logistik, pergudangan, kawasan, dan pariwisata.
2. FungsiDalam melaksanakan tugas, Deputi Bidang
Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan pembinaan BUMN di bidang penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan BUMN di sektor industri energi, perdagangan, logistik, pergudangan, kawasan,dan pariwisata;
b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan pembinaan BUMN di bidang penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja,penciptaan pertumbuhan berkelanjutan BUMN di sektor industri energi, perdagangan,logistik, pergudangan, kawasan, dan pariwisata;
c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang penyusunan inisiatif bisnisstrategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan BUMN di sektor industri energi, perdagangan, logistik, pergudangan, kawasan,dan pariwisata; dan
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201910
3. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-10/MBU/07/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian BUMN, pejabat eselon II di Kedeputian Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata terdiri dari :
1. Asisten Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata I
a. Tugas Pokok
Asdep Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata I mempunyai tugas menyelenggarakan penyiapan perumusan kebijakan serta koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan BUMN di sector industri energi, perdagangan, logistik, pergudangan, kawasan, dan pariwisata Kelompok I.
b. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas, Asisten Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata I menyelenggarakan fungsi :
1.) penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan inisiatif strategis BUMN meliputi rencana jangka panjang perusahaan dan rencana kerja dan anggaran BUMN di bidang usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Kelompok I;
2.) penyiapan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan kinerja tahunan dan triwulan BUMN serta kinerja entitas yang dikendalikan oleh BUMN baik secara langsung maupun tidak langsung, analisis risiko dan implementasi Good
Corporate Governance BUMN di bidang usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Kelompok I;
3.) penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan, sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan inventarisasi, mutasi kekayaan, serta pendayagunaan aset, dan pemberian persetujuan aksi korporasi BUMN di bidang usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Kelompok I;
4.) penyiapan dukungan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan penugasan Public Service Obligation (PSO), Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Penyertaan Modal Negara (PMN), privatisasi dan/atau right issue, pemantauan potensi aliansi strategis antar BUMN, serta penyelesaian permasalahan Rekening Dana Investasi (RDI)/Sub Loan Agreement (SLA), dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) pada BUMN di bidang usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Kelompok I;
5.) koordinasi pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan, penyelesaian laporan hasil pemeriksaan, benchmark sektor industri, pemantauan regulasi dan pemastian compliance review dengan regulasi, monitoring inisiatif dan isu strategis, serta koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder di bidang usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Kelompok I; dan
6.) pelaksanaan tugas lain dari Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata.
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 11
2. Asisten Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Parwisata II
a. Tugas Pokok
Tugas pokok dari Keasdepan Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata II adalah menyelenggarakan penyiapan perumusan kebijakan serta koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan BUMN di sektor industri energi, perdagangan, logistik, pergudangan, kawasan dan pariwisata kelompok II.
b. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Keasdepan Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata II menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1.) Penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan inisiatif strategis BUMN meliputi rencana jangka panjang perusahaan dan rencana kerja dan anggaran BUMN di bidang usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kelompok II;
2.) Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan kinerja tahunan dan triwulanan BUMN, serta kinerja entitas yang dikendalikan oleh BUMN baik secara langsung maupun tidak langsung, analisis risiko dan implementasi Good Corporate Governance BUMN di bidang usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kelompok II;
3.) Penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan, sinkronisasi pelaksanaan kebijakan serta pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan inventarisasi, mutasi kekayaan, serta pendayagunaan aset dan pemberian persetujuan aksi korporasi BUMN di bidang usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kelompok II;
4.) Penyiapan dukungan koordinasi dan sinkronisasi pelaksaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan penugasan Public Service Obligation (PSO), Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Penyertaan Modal Negara (PMN), privatisasi dan/atau right issue, pemantauan potensi aliansi strategis antar BUMN, serta penyelesaian permasalahan Rekening Dana Investasi (RDI)/ Sub Loan Agreement (SLA), dan Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) pada BUMN di bidang usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kelompok II;
5.) Koordinasi pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan, penyelesaian laporan hasil pemeriksaan, benchmark sektor industri, pemantauan regulasi dan pemastian compliance review dengan regulasi, monitoring inisiatif dan isu strategis, serta koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder di bidang usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kelompok II; dan
6.) Pelaksanaan tugas lain dari Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata.
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201912
3. Asisten Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Parwisata III
a. Tugas Pokok
Asdep Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata III mempunyai tugas menyelenggarakan penyiapan perumusan kebijakan serta koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan BUMN di sektor industri energi, perdagangan, logistik, pergudangan, kawasan, dan pariwisata Kelompok III.
b. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas, Asisten Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata III menyelenggarakan fungsi :
1.) penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan inisiatif strategis BUMN meliputi rencana jangka panjang perusahaan dan rencana kerja dan anggaran BUMN di bidang usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Kelompok III;
2.) penyiapan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan kinerja tahunan dan triwulan BUMN serta kinerja entitas yang dikendalikan oleh BUMN baik secara langsung maupun tidak langsung, analisis risiko dan implementasi Good Corporate Governance BUMN di bidang usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Kelompok III;
3.) penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan, sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan,
analisis, evaluasi, dan pelaporan inventarisasi, mutasi kekayaan, serta pendayagunaan aset, dan pemberian persetujuan aksi korporasi BUMN di Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Kelompok III;
4.) penyiapan dukungan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan penugasan Public Service Obligation (PSO), Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Penyertaan Modal Negara (PMN), privatisasi dan/atau right issue, pemantauan potensi aliansi strategis antar BUMN, serta penyelesaian permasalahan Rekening Dana Investasi (RDI)/Sub Loan Agreement (SLA), dan Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) pada BUMN di bidang usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Kelompok III;
5.) koordinasi pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan, penyelesaian laporan hasil pemeriksaan, benchmark sektor industri, pemantauan regulasi dan pemastian compliance review dengan regulasi, monitoring inisiatif dan isu strategis, serta koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder di bidang usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Kelompok III; dan
6.) pelaksanaan tugas lain dari Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata.
Sehubungan dengan penataan organisasi pada tahun 2016, maka Asdep ELKP III sudah tidak lagi efektif karena BUMN di lingkup Asdep III sudah dilimpahkan ke unit lain sehingga pelaksanaan tugas sudah tidak ada.
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 13
Jumlah pegawai di Kedeputian Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata adalah 32 orang, yang terdiri dari : 1 orang Deputi, 1 orang Asisten Deputi, 4 orang Kepala Bidang, 7 orang Kepala Subbidang, 13 orang Analis Data BUMN, 1 orang Pengelola Data BUMN, 1 orang Sekretaris Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata, 1 orang Sekretaris Asisten Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata I, dan 1 orang Sekretaris Asisten Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata II, 1 orang Administrasi Persuratan dan 1 orang Administrasi Keuangan.
Plt. Deputi ELKPHendrika Nora O. Sinaga
Plt. Asdep ELKP IHaryo Indratno
Asdep ELKP IISilvester Budi Agung
Kabid ELKP IA
Analisis Data Ia
Kasubid Ia-1 Kasubid IIa-1Kasubid Ib-1 Kasubid IIb-1Kasubid Ia-2 Kasubid IIa-2Kasubid Ib-2 Kasubid IIb-2
Analisis Data IIaAnalisis Data Ib Analisis Data IIb
Kabid ELKP IB Kabid ELKP IIA Kabid ELKP IIB
C. PROFIL PEJABAT
Tumik Kristianingsih
MartaKurniawan
Dwiyan, Rois,Nandez, Dita
Hendra, Dista,Astri, Dandy Adila, Ajeng, Bayu Dewi, Kadek,
Yayu, Yoshua
EdyWidyaya
Moch.Sapto
Setiawan
Moch.Sapto
SetiawanMasyhurUsmanIskandar Azhari Hera Zera
Haryo Indratno M. Umar Fauzi Purwadi
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201914
Adapun rincian lengkap pegawai di lingkungan Deputi ELKP adalah sebagai berikut:
No. Jabatan Nama
1. Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata (ELKP)
Edwin Hidayat Abdullah (s.d. 14 November 2019)
Hendrika Nora Osloi Sinaga (Plt. sejak 15 November 2019)
2. Asdep Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata (ELKP) I Haryo Indratno (Plt.)
3. Asdep Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata (ELKP) II Silvester Budi Agung
4. Kabid Usaha ELKP Ia Tumik Kristianingsih
5. Kabid Usaha ELKP Ib Haryo Indratno
6. Kabid Usaha ELKP IIa Muh. Umar Fauzi
7. Kabid Usaha ELKP IIb Purwadi
8. Kasubbid Usaha ELKP Ia1 Marta Kurniawan
9. Kasubbid Usaha ELKP Ia2 Edy Widyaya
10. Kasubbid Usaha ELKP Ib1 Iskandar
11. Kasubbid Usaha ELKP Ib2 Azhari
12. Kasubbid Usaha ELKP IIa1 M. Sapto Setiawan
13. Kasubbid Usaha ELKP IIa2 M. Sapto Setiawan (Plt.)
14. Kasubbid Usaha ELKP IIb1 Hera Zera
15. Kasubbid Usaha ELKP IIb2 Masyhur Usman
16. Analis Data BUMN Ia1 Dwiyan Ikhsan
17. Pengelola Data BUMN Ia1 Misbakhuddin Kurniawan Rois
18. Analis Data BUMN Ia2 Fernandez G. Jitmau
19. Analis Data BUMN Ia2 Dita Anggraeni Kusumaningrum
20. Analis Data BUMN Ib1 Astri Chandra Pradipta
21. Analis Data BUMN Ib1 Dandy Gilang Pandya P.
22. Analis Data BUMN Ib1 Hendra Gunawan
23. Analis Data BUMN Ib2 Ardista Laras Hapsari
24. Analis Data BUMN IIa1 Adila Luthfiana (s.d. November 2019)
25. Analis Data BUMN IIa1 Ajeng Eka Yandini
26. Analis Data BUMN IIa2 Bayu Ahadi A.
27. Analis Data BUMN IIb1 Ni Kadek Yuliartani
28. Analis Data BUMN IIb1 Dewi Ristasari
29. Analis Data BUMN IIb2 Yosua Rio Anugrah
30. Analis Data BUMN IIb2 Yayu Anggraeni
31. Kepala Subbagian Tata Usaha Kedeputian ELKP
Enung Dapisah (s.d. 31 Oktober 2019)
Hendra Gunawan (Plt. sejak 4 November 2019)
32. Sekretaris Deputi ELKP Selvin Marini
33. Administrasi Keuangan Slamet
34. Administrasi Persuratan Sumarno
35. Sekretaris Asisten Deputi ELKP I Siska Febriana
36. Sekretaris Asisten Deputi ELKP II Dasuki
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 15
Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No. PER-10/MBU/07/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara dan berdasarkan Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-280/MBU/12/2017 tanggal 11 Desember 2017 jo. SK-36/MBU/02/2018 tanggal 08 Februari 2018 tentang Pembagian BUMN yang Menjadi Tugas Pembinaan Deputi, BUMN yang berada di bawah binaan Kedeputian Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata yaitu sebagai berikut:
1. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
2. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
a. PT Semen Padang
b. PT Semen Tonasa
c. PT Semen Gresik
3. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.
4. PT Semen Kupang (Persero)
5. PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero)
6. PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)
7. PT Hotel Indonesia Natour (Persero)
8. Perum Produksi Film Negara
9. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
10. PT PAL Indonesia (Persero)
11. PT Industri Kapal Indonesia (Persero)
12. PT Dok dan Kodja Bahari (Persero)
13. PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero)
14. PT Energy Management Indonesia (Persero)
15. Perum Jasa Tirta I
16. Perum Jasa Tirta II
Per tanggal 09 Septermber 2019, terdapat perubahan susunan BUMN yang berada di bawah binaan kedeputian Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata berdasarkan SK-194/MBU/09/2019 tanggal 09 September 2019 menjadi sebagai berikut:
1. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
2. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
a. PT Semen Padang
b. PT Semen Tonasa
c. PT Semen Gresik
3. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.
4. PT Semen Kupang (Persero)
5. PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero)
6. PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)
7. PT Hotel Indonesia Natour (Persero)
8. Perum Produksi Film Negara
9. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
10. PT Angkasa Pura I (Persero)
11. PT Angkasa Pura II (Persero)
12. PT PAL Indonesia (Persero)
13. PT Industri Kapal Indonesia (Persero)
14. PT Dok dan Kodja Bahari (Persero)
15. PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero)
16. PT Energy Management Indonesia (Persero)
17. Perum Jasa Tirta I
18. Perum Jasa Tirta II
D. MANDAT DAN PERAN STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201916
Peran Strategis
BUMN yang ada di lingkup Kedeputian Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata mengemban amanah sebagaimana yang ditetapkan dalam Rencana Strategis dan Road Map BUMN 2015-2019, yakni sebagai kepanjangan tangan pemerintah yang berfungsi sebagai agen pembangunan. Dengan sektor BUMN yang berada di bawah pembinaan Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata, peran tersebut diemban pada berbagai sektor antara lain energi, industri perkapalan, pariwisata, jasa pengairan, telekomunikasi, industri persemenan, dan kebendaharaan.
Memperhatikan BUMN yang menjadi mandat pembinaan, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata memiliki peran penting dalam mengemban amanah Kementerian BUMN dalam mewujudkan kemandirian energi dan peran strategis lainnya.
Dalam konteks Telkom sebagai salah satu dari 10 BUMN terbesar saat ini, maka Telkom memiliki banyak sekali potensi sinergi dari sisi kapasitas keuangan dan luasan bidang usaha yang dilaksanakan dari hulu hingga hilir, mulai dari digital service, satelite, infrastructure & network management, data center & cloud, business procss outsourcing (BPO) service, hingga digital advertising & e-commerce. Begitu pula halnya dengan Semen Indonesia yang merupakan holding BUMN Semen serta Semen Baturaja dan Semen Kupang, ketiganya merupakan penyedia semen terbesar di Indonesia, sangat banyak potensi dari sinergi yang dapat dihasilkan melalui resource sharing ataupun dengan pengambilan keputusan
bersama yang dapat membentuk perilaku pasar yang dapat menguntungkan semua pihak. Selain itu juga, BUMN Pariwisata yang meliputi BUMN pengelola kawasan (ITDC dan TWC) dan BUMN Perhotelan (HIN) mempunyai banyak potensi sinergi atau kerjasama dalam menyambut program Presiden dalam rangka meningkatkan target kunjungan wisatawan asing masuk ke Indonesia serta mempersiapkan 5 (lima) Destinasi Pariwisata Super Pariwisata termasuk di Borobudur dan Mandalika. Melalui PT PLN, pemerintah berupaya untuk membangun infrastruktur kelistrikan yang dilakukan melalui penyediaan listrik sebesar 35.000 MW untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, optimalisasi renewable energi, serta peningkatan lokal konten infrastruktur kelistrikan.
Selain itu, sebagai salah satu negara maritim, Indonesia memiliki potensi industri perkapalan yang cukup potensial. BUMN sektor perkapalan berperan sebagai salah satu industri terpadu yang dituangkan dalam road map BUMN 2015-2019 dengan inisiatif strategis yakni pengembangan industri galangan kapal melalui restrukturisasi dan revitalisasi melalui pembangunan fasilitas pemeliharaan kapal, deep container, serta gudang dan sarana pendukung. Disamping itu perlu juga dilakukan konsolidasi dan efisiensi operasional pada BUMN sektor perkapalan tersebut.
Sedangkan pada sektor pengairan, yang merupakan sektor pendukung yang memegang peranan penting dalam menjaga keberlangsungan proses pertanian, dalam hal ini peran tersebut dijalankan oleh Perum Jasa Tirta I dan II.
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 17
Dalam rangka melaksanakan mandat tersebut di atas maka sebagai kepanjangan tangan pembangunan perekonomian di Indonesia (agent of development) memiliki banyak potensi atas peran strategis BUMN yaitu:
a. Potensi Sinergi : Tingkatan sinergi dapat disampaikan dari yang sederhana hingga memiliki nlai tambah optimal yaitu (a) Sinergi secara Transaksional (business to business), (b) Sinergi melalui kolaborasi atau kerjasama, (c) Sinergi melalui Aliansi Strategis dan/atau Resource Sharing, dan (d) Konsolidasi baik dalam bentuk aset maupun saham;
b. BUMN sebagai akselerator pembangunan : Mayoritas belanja modal BUMN difokuskan pada proyek infrastruktur. Dengan lebih cepat merealisasikan belanja modal, BUMN mengakselerasi proyek-proyek infrastruktur strategis.
c. BUMN memberikan kontribusi signifikan kepada Negara : Kinerja BUMN terus menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu baik terlihat dari kontribusi pajak, dividen, laba, belanja modal dan serapan tenaga kerja yang meningkat.
d. Memperkuat Peran BUMN lainnya antara lain :
1.) Hilirisasi dan kandungan lokal : BUMN meningkatkan fokus untuk berperan serta dalam pengembangan produk-produk hilir (yang lebih menambah nilai value added) yang berada di dalam rantai nilai yang sama.
2.) Pembangunan ekonomi daerah terpadu : Berbagai BUMN bekerja sama secara efektif untuk menggerakkan pengembangan ekonomi di kawasan terpilih melalui pelaksanaan proyek-proyek yang berpotensi menciptakan dampak “spill over” atau turut menyumbang pendapatan daerah sekitar (melalui penciptaan lapangan kerja, ketersediaan infrastruktur/ konektivitas).
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201918
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2019
RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
20
23
24
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 19
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201920
Rencana strategis merupakan dokumen perencanaan yang harus dimiliki oleh setiap Kementerian/Lembaga dan diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. Dasar penyusunan Rencana Strategis adalah pasal 19 UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pasal 3 PP No. 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah, Diktum Kedua Inpres No. 7 tahun 1999 tentang AKIP dan pasal 2 Permenag PPN/ KaBappenas Nomor 5 tahun 2015.
Rencana Strategis Kementerian BUMN Tahun 2015-2019 dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Tujuan
a. Mewujudkan Kementerian BUMN sebagai Organisasi yang Profesional
Dalam merealisasikan visi dan misi pembangunan nasional, BUMN tentunya akan menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah. Oleh karena itu, Kementerian BUMN harus bisa berperan melakukan proses koordinasi, harmonisasi dan pengawasan dalam pengurusan BUMN secara efektif dan efisien sehingga BUMN dapat melakukan kegiatannya secara optimal. Untuk mendukung hal tersebut, Kementerian BUMN haruslah diperkuat dengan standar yang tinggi dalam pelaksanaan tugasnya melalui pemahaman yang komprehensif atas BUMN, serta adaptif dan inovatif dalam menghadapi perubahan lingkungan.
b. Mewujudkan Peran dan Kontribusi BUMN yang Optimal kepada Ekonomi Nasional
Sesuai dengan Pasal 2 UU Nomor 19 Tahun 2003, maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah:
1.) Memberikan sumbangan bagi perkem-bangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya;
2.) Mengejar keuntungan;
3.) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak;
4.) Menjadi perintis kegiatan-kegiatan yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi;
5.) Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.
Oleh karena itu, setiap kebijakan pembinaan BUMN diarahkan untuk mendukung pencapaian maksud dan tujuan pendirian BUMN yaitu optimalisasi kontribusi BUMN kepada perekonomian nasional.
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS 2015-2019
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 21
2. Sasaran Strategis
Sasaran strategis dalam pembinaan BUMN tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
a. Terwujudnya BUMN sebagai Agent of Development yang besar, kuat dan lincah;
b. Kepuasan pengguna layanan yang tinggi atas pelayanan Kementerian BUMN;
c. Kepatuhan BUMN yang tinggi terhadap kebijakan Kementerian BUMN;
d. Perencanaan dan rumusan kebijakan yang berkualitas dan implementatif;
e. Pembinaan BUMN yang optimal;
f. Terselenggarannya pengawasan dan pengendalian yang efektif;
g. Terwujudnya SDM yang kompeten dan professional;
h. Terwujudnya Organisasi Pengelola Korporasi yang modern;
i. Terwujudnya tata kelola organisasi yang baik dan bersih;
j. Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses;
k. Pelaksanaan anggaran yang optimal.
3. Arah Kebijakan Kementerian BUMN
a. Arah Kebijakan Terhadap Kementerian BUMN
1.) Membangun transparansi dan akuntabilitas kinerja Kementerian BUMN
2.) Penyempurnaan dan peningkatan kualitas reformasi birokrasi nasional
b. Arah Kebijakan Terhadap Pembinaan BUMN
Kementerian BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham atau Pemilik Modal menetapkan arah kebijakan terhadap pembinaan BUMN yang dijabarkan melalui roadmap BUMN Tahun 2015-2019. Roadmap tersebut disusun dengan tagline “BUMN Hadir untuk Negeri”, dengan latar belakang bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar dibandingkan Negara ASEAN lainnya dan didukung oleh populasi termasuk demografi, resources dan market yang potensial.
Sasaran strategis Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata adalah sebagai berikut:
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201922
a. Perspektif Stakeholders
b. Perspektif Customer
c. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process)
d. Perspektif Learning and Growth
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
SS1Terwujudnya BUMN sebagai Agent of Development yang besar, kuat dan lincah
1. Jumlah Aset BUMN2. Jumlah Laba BUMN3. Jumlah Ekuitas BUMN4. Capex BUMN5. Jumlah BUMN yang masuk Global Fortune 5006. Kontribusi BUMN terhadap penerimaan negara7. Skor penilaian kinerja BUMN8. Persentase pencapaian roadmap BUMN
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
SS3
Kepatuhan BUMN yang tinggi terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Kementerian BUMN
1. Nilai rata-rata GCG BUMN2. Persentase kepatuhan proses perencanaan BUMN3. Persentase kepatuhan proses operasional BUMN4. Persentase kepatuhan proses pelaporan BUMN
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
SS 4Perencanaan dan rumusan kebijakan yang berkualitas dan Implementatif
Penyampaian Perjanjian Kinerja, Rencana Anggaran Biaya dan Kerangka Acuan Kerja kegiatan tepat waktu
SS 5 Pembinaan BUMN yang optimal
1. Waktu respon aksi sesuai standar layanan2. Penyelenggaraan RUPS tepat waktu3. Ketersediaan kontrak kinerja BUMN
SS 6Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan secara efektif
Tindak Lanjut evaluasi pimpinan terhadap kinerja berkala dilakukan secara tepat waktu
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
SS 7 Terwujudnya SDM yang kompeten dan profesional
Pegawai mengikuti diklat sesuai jadwal dan komitmen awal tahun
SS 8 Terwujudnya Organisasi Pengelola Korporasi yang Modern Penyampaian laporan kinerja secara tepat waktu
SS 10 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses
Ketersediaan Data BUMN yang Valid Melalui Portal FIS
SS 11 Pelaksanaan anggaran yang optimal Persentase pemanfaatan anggaran
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 23
Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Tahun 2019 adalah sebagai berikut:
B. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2019
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
1.Terwujudnya BUMN sebagai Agent of Development yang besar, kuat dan lincah
1. Jumlah Aset BUMN Triliun 463,11
2. Jumlah Laba BUMN Triliun 21,48
3. Jumlah Ekuitas BUMN Triliun 212,51
4. Capex BUMN Triliun 69,63
5. Jumlah BUMN yang masuk Global Fortune 500 BUMN 1
6. Kontribusi BUMN terhadap Penerimaan Negara Triliun 39,27
7. Skor Penilaian Kinerja BUMN BUMN 8
8. Persentase Pencapaian Roadmap BUMN % 100,00
2.
Kepatuhan BUMN yang tinggi terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Kementerian BUMN
1. Nilai rata-rata GCG BUMN Poin 82,88
2. Persentase kepatuhan proses perencanaan BUMN % 100
3. Persentase kepatuhan proses operasional BUMN % 100
4. Persentase kepatuhan pelaporan BUMN % 100
3. Pembinaan BUMN yang optimal
1. Waktu respon aksi sesuai standar layanan % 100
2. Penyelenggaraan RUPS tepat waktu % 100
3. Ketersediaan kontrak kinerja BUMN % 100
4. Tersedianya informasi yang valid, handal danmudah diakses
Ketersediaan Data BUMN yang Valid Melalui Portal FIS % 90
5. Pelaksanaan anggaran yang optimal dan akuntabel Persentase pemanfaatan anggaran % >90
6.Perencanaan dan rumusan kebijakan yang berkualitas dan Implementatif
Penyampaian Perjanjian Kinerja, Rencana Anggaran Biaya dan Kerangka Acuan Kerja kegiatan tepat waktu
% 100
7. Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan secara efektif
Tindak Lanjut evaluasi pimpinan terhadap kinerja berkala dilakukan secara tepat waktu.
% 100
8. Terwujudnya SDM yang kompeten dan profesional
Pegawai mengikuti diklat sesuai jadwal dan komitmen awal tahun % 100
9. Terwujudnya Organisasi Pengelola Korporasi yang Modern
Penyampaian laporan kinerja secara tepat waktu % 100
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201924
RKT Tahun 2019 disusun untuk mewujudkan akuntabilitas kinerja pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Tahun 2019 dengan kedudukan, tugas pokok dan fungsi Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-10/MBU/07/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian BUMN, tugas dan fungsi Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata.
C. RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Program Kerja/ kegiatan Output dokumen
Terwujudnya BUMN sebagai Agent of Development yang besar, kuat dan lincah
Jumlah Aset BUMN 1. RUPS RKAP Risalah RUPS RKAP
Jumlah Laba BUMN 2. Evaluasi TriwulananDokumen evaluasi Triwulanan
Jumlah Ekuitas BUMN 3. RUPS Audit Risalah RUPS Audit
Jumlah CAPEX BUMN 4. Monev (aset, Capex, dll)Dokumen evaluasi Triwulanan
Kontribusi BUMN terhadap Negara
5. Monitoring realisasi pajak dan dividen
Dokumen PR, RM, dan LK
Skor Penilaian Kinerja BUMN (KPKU)
1. Permintaan assesment KPKU
Surat
2. Evaluasi hasil assesment
Risalah rapat + laporan evaluasi
Persentase Pencapaian Roadmap BUMN
1. Penyusunan program roadmap
Rencana kerja
2. Monev capaian roadmap
Laporan evaluasi roadmap
Kepatuhan BUMN yang tinggi atas kebijakan Kementerian BUMN
Nilai rata-rata GCG BUMN
1. Penyusunan program perbaikan GCG
Rencana kerja
2. Monev capaian GCGLaporan evaluasi GCG
Persentase kepatuhan proses perencanaan BUMN
1. Permintaan dokumen RKAP, Pelaporan, dll
Surat Permintaan RKAP, Pelaporan
Persentase kepatuhan proses operasional BUMN
Persentase kepatuhan pelaporan BUMN
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 25
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Program Kerja/ kegiatan Output dokumen
Pembinaan BUMN yang optimal
Waktu respon aksi sesuai standar layanan
1. Penyusunan dokumen respon usulan aksi korporasi
Dokumen respon usulan aksi korporasi
2. Koordinasi dengan internal dan eksternal mengenai persetujuan aksi korporasi
Dokumen Aksi korporasi
Penyelenggaraan RUPS tepat waktu
1. Persiapan RUPS RKAPRisalah Persiapan RUPS RKAP
2. Persiapan RUPS auditRisalah Persiapan RUPS audit
Ketersediaan kontrak kinerja BUMN
Mendorong BUMN untuk memiliki kontrak kinerja
Dokumen kontrak kinerja
Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses
Ketersediaan Data BUMN yang Valid Melalui Portal SiLaba
Validasi data Portal SiLaba Dokumen validasi
Pelaksaaan Anggaran yang Optimal dan Akuntabel
Persentase Pemanfaatan Anggaran
1. Penyusunan RPA dan RPODokumen RPO dan RPA
2. Menyusun laporan realisasi anggaran
Laporan realisasi output dan anggaran
Perencanaan dan rumusan kebijakan yang berkualitas dan implementatif
Penyampaian Perjanjian Kinerja, Rencana Anggaran Biaya dan Kerangka Acuan Kerja kegiatan tepat waktu
Penyusunan PK, RAB dan KAK
Dokumen PK, RAB dan KAK
Terwujudnya SDM yang kompeten dan profesional
Pegawai mengikuti diklat sesuai jadwal dan komitmen awal tahun
Mengikuti diklat Laporan diklat
Terwujudnya Organisasi Pengelola Korporasi yang Modern
Penyampaian laporan kinerja secara tepat waktu
1. Penyusunan Laporan Kinerja secara berkala
Dokumen PR dan LK
2. Melakukan Review Meeting secara berkala
Dokumen RM
Keterangan :1. PR 2. RM3. LK 4. PK
: Performance Report;: Review Meeting;: Laporan Kinerja;: Perjanjian Kinerja;
5. RAB 6. KAK 7. RPA8. RPO
: Rencana Anggaran Biaya;: Kerangka Acuan Kerja;: Rencana Penyerapan Anggaran;: Rencana Penyerapan Output
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201926
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 27
EVALUASI CAPAIAN KINERJA 2015-2019
PEMANFAATAN ANGGARAN2015-2019
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
28
47
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201928
Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya dan dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi. Pengukuran kinerja Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata dilakukan dengan membandingkan antara target pencapaian kinerja dengan realisasinya. Pelaksanaan kegiatan di lingkungan Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata telah dilaksanakan dengan baik.
Beberapa indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian BUMN sebagaimana penjelasan BAB II tersebut diatas. Sejak ditetapkan pada tahun 2015, indikator Penetapan Kinerja yang mengacu kepada Rencana Strategis tersebut terus mengalami perubahan dan penyempurnaan. Perubahan indikator tersebut dilakukan menyesuaikan dengan dinamika kebijakan pembinaan BUMN, maupun menyesuaikan dengan perubahan proses bisnis yang dilakukan di Kementerian BUMN.
Secara lengkap target, evaluasi dan analisis capaian kinerja Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata mulai dari tahun 2015 sampai dengan 2019 akan dijelaskan di bagian Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja. Rincian pencapaian target kinerja Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata 2015-2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA
A. EVALUASI CAPAIAN KINERJA 2015-2019
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 29LKIP DEPUTI BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA 2019 29
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201930
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan2015 2016 2017 2018 2019
Target Real % Target Real % Target Real % Target Real % Target Real %
1.
Terwujudnya BUMN sebagai Agent of Development yang besar, kuat dan lincah
1) Jumlah Aset BUMN Triliun 796,36 816,50 102 1,445.80 2.045,46 141 2.164,15 2.101,26 97 1.618,41 1.615,70 100 1.752,34 1.918,95 110
2) Jumlah Laba BUMN Triliun 40,15 12,81 31 32,29 53,28 165 60.83 32.90 54 16.65 8.32 50 25.69 33.09 129
3) Jumlah Ekuitas BUMN Triliun 299,15 681,31 227 464,93 1.233,11 265 1.280,37 1.232,43 96 1.016,59 994,97 100 1.053,47 1.110,00 105
4) Capex BUMN Triliun 131,61 67,60 51 178,88 158,84 88 221,56 153,12 69 141,28 107,52 76 130,95 162,66 124
5) Jumlah BUMN yang masuk Global Fortune 500 BUMN 2 3 150 2 1 50 2 1 50 0,00 0,00 100 1 1 100
6) Kontribusi BUMN terhadap Penerimaan Negara Triliun 199,43 171,90 86 121,60 93,05 76 84,25 114,93 136 9,59 30,91 322 61,55 67,12 109
7) Skor Penilaian Kinerja BUMN BUMN - - - 6 3 50 9 7 78 8 8,00 100 8 9 113
8) Persentase Pencapaian Roadmap BUMN % - - - - - - 100 100 100 100 100 100 100 100 100
2.
Kepatuhan BUMN yang tinggi terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Kementerian BUMN
1) Nilai rata-rata GCG BUMN Poin 75 88 117 83 83 100 85 78 92 86,26 92,90 108 82,15 80,19 98
2) Persentase kepatuhan proses perencanaan BUMN % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 94 94 100 87,5 87,5
3) Persentase kepatuhan proses operasional BUMN % 100 100 100 100 86,8 86,8 100 97 97 100 100 100 100 100 100
4) Persentase kepatuhan pelaporan BUMN % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100, 100 100 100 100
3. Pembinaan BUMN yang optimal
1) Waktu respon aksi sesuai standar layanan % 100 100 100 100 91 91 100 100 100 100 100 100 100 100 100
2) Penyelengga-raan RUPS tepat waktu % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,00 100 100 100 100
3) Ketersediaan kontrak kinerja BUMN % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,00 100 100 100 100
4.Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses
Ketersediaan Data BUMN yang Valid Melalui Portal FIS (2017) dan SiLaba (2018-2019) % n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. 90 88 98 90 90,84 101 90 100 111
5.Pelaksanaan anggaran yang optimal dan akuntabel
Persentase pemanfaatan anggaran % n.a. n.a. n.a. 90 94,2 105 >90 85,7 95,3 90 96,56 107 ≥90 92 102
6.
Perencanaan dan rumusan kebijakan yang berkualitas dan Implementatif
Penyampaian Perjanjian Kinerja, Rencana Anggaran Biaya dan Kerangka Acuan Kerja kegiatan tepat waktu
% n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. 100 100 100 100 100,00 100 100 100 100
7.
Terselenggara-nya pengendalian dan pengawasan secara efektif
Tindak Lanjut evaluasi pimpinan terhadap kinerja berkala dilakukan secara tepat waktu % n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. 100 100 100 100 100,00 100 100 100 100
8.Terwujudnya SDM yang kompeten dan profesional
Pegawai mengikuti diklat sesuai jadwal dan komitmen awal tahun % n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. 100 100 100 100 100,00 100 100 100 100
9.Terwujudnya Organisasi Pengelola Korporasi yang Modern
Penyampaian laporan kinerja secara tepat waktu % n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. 100 100 100 100 100,00 100 100 100 100
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 31
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan2015 2016 2017 2018 2019
Target Real % Target Real % Target Real % Target Real % Target Real %
1.
Terwujudnya BUMN sebagai Agent of Development yang besar, kuat dan lincah
1) Jumlah Aset BUMN Triliun 796,36 816,50 102 1,445.80 2.045,46 141 2.164,15 2.101,26 97 1.618,41 1.615,70 100 1.752,34 1.918,95 110
2) Jumlah Laba BUMN Triliun 40,15 12,81 31 32,29 53,28 165 60.83 32.90 54 16.65 8.32 50 25.69 33.09 129
3) Jumlah Ekuitas BUMN Triliun 299,15 681,31 227 464,93 1.233,11 265 1.280,37 1.232,43 96 1.016,59 994,97 100 1.053,47 1.110,00 105
4) Capex BUMN Triliun 131,61 67,60 51 178,88 158,84 88 221,56 153,12 69 141,28 107,52 76 130,95 162,66 124
5) Jumlah BUMN yang masuk Global Fortune 500 BUMN 2 3 150 2 1 50 2 1 50 0,00 0,00 100 1 1 100
6) Kontribusi BUMN terhadap Penerimaan Negara Triliun 199,43 171,90 86 121,60 93,05 76 84,25 114,93 136 9,59 30,91 322 61,55 67,12 109
7) Skor Penilaian Kinerja BUMN BUMN - - - 6 3 50 9 7 78 8 8,00 100 8 9 113
8) Persentase Pencapaian Roadmap BUMN % - - - - - - 100 100 100 100 100 100 100 100 100
2.
Kepatuhan BUMN yang tinggi terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Kementerian BUMN
1) Nilai rata-rata GCG BUMN Poin 75 88 117 83 83 100 85 78 92 86,26 92,90 108 82,15 80,19 98
2) Persentase kepatuhan proses perencanaan BUMN % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 94 94 100 87,5 87,5
3) Persentase kepatuhan proses operasional BUMN % 100 100 100 100 86,8 86,8 100 97 97 100 100 100 100 100 100
4) Persentase kepatuhan pelaporan BUMN % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100, 100 100 100 100
3. Pembinaan BUMN yang optimal
1) Waktu respon aksi sesuai standar layanan % 100 100 100 100 91 91 100 100 100 100 100 100 100 100 100
2) Penyelengga-raan RUPS tepat waktu % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,00 100 100 100 100
3) Ketersediaan kontrak kinerja BUMN % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,00 100 100 100 100
4.Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses
Ketersediaan Data BUMN yang Valid Melalui Portal FIS (2017) dan SiLaba (2018-2019) % n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. 90 88 98 90 90,84 101 90 100 111
5.Pelaksanaan anggaran yang optimal dan akuntabel
Persentase pemanfaatan anggaran % n.a. n.a. n.a. 90 94,2 105 >90 85,7 95,3 90 96,56 107 ≥90 92 102
6.
Perencanaan dan rumusan kebijakan yang berkualitas dan Implementatif
Penyampaian Perjanjian Kinerja, Rencana Anggaran Biaya dan Kerangka Acuan Kerja kegiatan tepat waktu
% n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. 100 100 100 100 100,00 100 100 100 100
7.
Terselenggara-nya pengendalian dan pengawasan secara efektif
Tindak Lanjut evaluasi pimpinan terhadap kinerja berkala dilakukan secara tepat waktu % n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. 100 100 100 100 100,00 100 100 100 100
8.Terwujudnya SDM yang kompeten dan profesional
Pegawai mengikuti diklat sesuai jadwal dan komitmen awal tahun % n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. 100 100 100 100 100,00 100 100 100 100
9.Terwujudnya Organisasi Pengelola Korporasi yang Modern
Penyampaian laporan kinerja secara tepat waktu % n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. 100 100 100 100 100,00 100 100 100 100
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201932
Evaluasi dan analisis capaian kinerja Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pencapaian kinerja tahun 2015
Penetapan kinerja tahun 2015 Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata disusun dengan mengacu kepada indikator yang ditetapkan di dalam Rencana Strategis Kementerian BUMN 2015-2019. BUMN yang berada di pembinaan Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata mengacu kepada Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-10/MBU/07/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara dan Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor: SK-24/MBU/S/10/2015 tentang Penetapan Badan Usaha Milik Negara dalam Restrukturisasi.
Rincian pencapaian target kinerja tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Sebagaimana capaian diatas, terlihat bahwa dari 15 indikator yang merupakan uraian dari 3 sasaran strategis yang menjadi target kinerja Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata tahun 2015, sebanyak 4 target mampu terealisasi melebihi target. Dari 5 target mencapai target terdapat 6 indikator kinerja yang belum tercapai, yaitu pertumbuhan laba, kontribusi BUMN terhadap Negara, dan pertumbuhan Capex BUMN.
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi (%)
1.
Terwujudnya BUMN sebagai World Class Enterprises dan Agent of Development
1) Jumlah Aset BUMN 796,36 816,50 102
2) Jumlah Laba BUMN 40,15 12,81 31
3) Jumlah Ekuitas BUMN 199,15 681,31 227
4) Jumlah BUMN yang masuk Forbes 2000 dan Fortune Globe 500
2 3 150
5) Kontribusi BUMN terhadap Negara (Pajak + Deviden) 199,43 171,90 86
6) Capex BUMN 131,61 67,60 51
7) Persentase penyelesaian prioritas pembangunan nasional
100 100 100
2.
Kepatuhan BUMN yang tinggi terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Kementerian BUMN
1) Nilai rata-rata GCG BUMN 75 88 117
2) Persentase kepatuhan proses perencanaan BUMN 100 100 100
3) Persentase kepatuhan proses operasional BUMN 100 100 100
4) Persentase kepatuhan proses pelaporan BUMN 100 100 100
3. Pembinaan BUMN yang optimal
1) Terpenuhinya waktu respon usulan aksi korporasi BUMN sesuai standar waktu layanan
100 100 100
2) Penyelenggaraan RUPS tepat waktu 100 100 100
3) Ketersediaan kontrak kinerja BUMN 100 100 100
4) Pelaksanaan pembinaan BUMN yang dilakukan sesuai 100 97 97
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 33
2. Pencapaian kinerja tahun 2016
Penetapan kinerja tahun 2016 Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata disusun dengan mengacu kepada indikator yang ditetapkan di dalam Rencana Strategis Kementerian BUMN 2015-2019. BUMN yang berada di pembinaan DeputiUsaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata mengacu kepada Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-10/MBU/07/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara dan Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor: SK-24/MBU/S/10/2015 tentang Penetapan Badan Usaha Milik Negara dalam Restrukturisasi.
Rincian pencapaian target kinerja tahun 2016 adalah sebagai berikut:
No. Sasaran Strategis Indikator KinerjaDeputi ELKP
(%)Target Real TW IV
1.
Terwujudnya BUMN sebagai World Class Enterprises dan Agent of Development
1) Jumlah Aset BUMN 1.445,80 2.045,46 141
2) Jumlah Laba BUMN 32,39 53,28 165
3) Jumlah Ekuitas BUMN 464,93 1.233,11 265
4) Jumlah BUMN yang masuk Forbes 2000 dan Fortune Globe 500
2 1 50
5) Kontribusi BUMN terhadap Negara (Pajak + Deviden) 121,60 93,50 76
6) Capex BUMN 178,88 158,84 88
7) Persentase penyelesaian prioritas pembangunan nasional
6 3 50
2.
Kepatuhan BUMN yang tinggi terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Kementerian BUMN
1) Nilai rata-rata GCG BUMN 83 83 100
2) Persentase kepatuhan proses perencanaan BUMN 100 100 100
3) Persentase kepatuhan proses operasional BUMN 100 87 87
4) Persentase kepatuhan proses pelaporan BUMN 100 100 100
3. Pembinaan BUMN yang optimal
1) Terpenuhinya waktu respon usulan aksi korporasi BUMN sesuai standar waktu layanan
80 80 100
2) Penyelenggaraan RUPS tepat waktu 100 91 91
3) Ketersediaan kontrak kinerja BUMN 100 100 100
4) Pelaksanaan pembinaan BUMN yang dilakukan sesuai 100 100 100
4.Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses
Ketersediaan Data BUMN yang Valid Melalui Portal FIS - - -
5.
Pelaksanaan anggaran yang optimal dan akuntabel
Persentase pemanfaatan anggaran 90 94,2 105
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201934
Sebagaimana capaian diatas, terlihat bahwa dari 17 indikator yang merupakan uraian dari 5 sasaran strategis yang menjadi target kinerja Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata tahun 2016, sebanyak 4 target mampu terealisasi melebihi target dan 6 target tercapai.
Realisasi target yang tidak tercapai antara lain pada target capex dan kontribusi kepada negara, terutama disebabkan serapan investasi pada BUMN yang tidak mencapai target. Pada indikator jumlah BUMN yang masuk dalam Global Fortune 500 tidak tercapai dikarenakan PT PLN yang tidak masuk ke dalam daftar untuk tahun 2016.
3. Pencapaian kinerja tahun 2017
Penetapan kinerja tahun 2017 Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata disusun dengan mengacu kepada indikator yang ditetapkan di dalam Rencana Strategis Kementerian BUMN 2015-2019. BUMN yang berada di pembinaan Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata mengacu kepada Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-10/MBU/07/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara dan Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor: SK-24/MBU/S/10/2015 tentang Penetapan Badan Usaha Milik Negara dalam Restrukturisasi.
Rincian pencapaian target kinerja tahun 2017 adalah sebagai berikut:
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 35
No. Sasaran Strategis Indikator KinerjaDeputi ELKP
(%)Target Real TW IV
1.
Terwujudnya BUMN sebagai World Class Enterprises dan Agent of Development
1) Jumlah Aset BUMN 2.164,15 2,101.26 97
2) Jumlah Laba BUMN 60,83 32.90 54
3) Jumlah Ekuitas BUMN 1.280,37 1,232.43 96
4) Jumlah BUMN yang masuk Forbes 2000 dan Fortune Globe 500
221,56 153.12 69
5) Kontribusi BUMN terhadap Negara (Pajak + Deviden) 2 1 50
6) Capex BUMN 84,25 114.93 136
7) Persentase penyelesaian prioritas pembangunan nasional
9 7 78
2.
Kepatuhan BUMN yang tinggi terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Kementerian BUMN
1) Nilai rata-rata GCG BUMN 100 100 100
2) Persentase kepatuhan proses perencanaan BUMN 85 78 92
3) Persentase kepatuhan proses operasional BUMN 100 100 100
4) Persentase kepatuhan proses pelaporan BUMN 100 97 97
3.
Perencanaan dan rumusan kebijakan yang berkualitas dan implementatif
Persentase hasil riset/kajian yang dijadikan bahan pertimbangan perumusan kebijakan
100 100 100
4. Pembinaan BUMN yang optimal
1) Waktu respon aksi sesuai standar layanan 100 100 100
2) Penyelenggaraan RUPS tepat waktu 100 100 100
3) Ketersediaan kontrak kinerja BUMN 100 100 100
5.
Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan secara efektif
Persentase tindak lanjut penyelesaian LHP BPK RI 90 88 98
6.
Pelaksanaan anggaran yang optimal dan akuntabel
Persentase pemanfaatan anggaran >90 86 95
7.
Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan secara efektif
Tindak Lanjut evaluasi pimpinan terhadap kinerja berkala dilakukan secara tepat waktu
100 100 100
8.Terwujudnya SDM yang kompeten dan profesional
Pegawai mengikuti diklat sesuai jadwal dan komitmen awal tahun 100 100 100
9.
Terwujudnya Organisasi Pengelola Korporasi yang Modern
Penyampaian laporan kinerja secara tepat waktu 100 100 100
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201936
Sebagaimana capaian diatas, terlihat bahwa dari 20 indikator yang merupakan uraian dari 9 sasaran strategis yang menjadi target kinerja Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata tahun 2017, sebanyak 10 target mampu terealisasi mencapai target.
Realisasi target yang tidak tercapai antara lain pada target capex, terutama disebabkan Capaian investasi secara rasio dan nominal sangat dipengaruhi oleh rendahnya realisasi investasi PT Pertamina (Persero) akibat adanya keterlambatan beberapa proyek yang terkendala teknis, isu pembebasan lahan, perizinan dan adanya beberapa proyek yang perlu dikaji ulang antara lain akuisisi blok migas dan JV Myanmar.
4. Pencapaian kinerja tahun 2018
Penetapan kinerja tahun 2018 Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata disusun dengan mengacu kepada indikator yang ditetapkan di dalam Rencana Strategis Kementerian BUMN 2015-2019. BUMN yang berada di pembinaan Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata mengacu kepada Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-10/MBU/07/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara dan Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor: SK-24/MBU/S/10/2015 tentang Penetapan Badan Usaha Milik Negara dalam Restrukturisasi.
Rincian pencapaian target kinerja tahun 2018 adalah sebagai berikut:
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 37
No. Sasaran Strategis Indikator KinerjaDeputi ELKP
(%)Target Real TW IV
1.
Terwujudnya BUMN sebagai World Class Enterprises dan Agent of Development
1) Jumlah Aset BUMN 1,618.41 1,615.70 100
2) Jumlah Laba BUMN 16,65 8,32 50
3) Jumlah Ekuitas BUMN 1016,59 994,97 100
4) Jumlah BUMN yang masuk Forbes 2000 dan Fortune Globe 500
141,28 107,52 76
5) Kontribusi BUMN terhadap Negara (Pajak + Deviden) 0,00 0,00 100
6) Capex BUMN 9,59 30,91 322
7) Persentase penyelesaian prioritas pembangunan nasional
8,00 8,00 100
2.
Kepatuhan BUMN yang tinggi terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Kementerian BUMN
1) Nilai rata-rata GCG BUMN 100 100 100
2) Persentase kepatuhan proses perencanaan BUMN 86,26 92,90 108
3) Persentase kepatuhan proses operasional BUMN 100 94,00 94
4) Persentase kepatuhan proses pelaporan BUMN 100 100 100
3.
Perencanaan dan rumusan kebijakan yang berkualitas dan implementatif
Persentase hasil riset/kajian yang dijadikan bahan pertimbangan perumusan kebijakan
100 100 100
4. Pembinaan BUMN yang optimal
1) Waktu respon aksi sesuai standar layanan 100 100 100
2) Penyelenggaraan RUPS tepat waktu 100 100 100
3) Ketersediaan kontrak kinerja BUMN 100 100 100
5.
Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan secara efektif
Persentase tindak lanjut penyelesaian LHP BPK RI 90 90,84 101
6.
Pelaksanaan anggaran yang optimal dan akuntabel
Persentase pemanfaatan anggaran 90 96,56 107
7.
Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan secara efektif
Tindak Lanjut evaluasi pimpinan terhadap kinerja berkala dilakukan secara tepat waktu
100 100 100
8.Terwujudnya SDM yang kompeten dan profesional
Pegawai mengikuti diklat sesuai jadwal dan komitmen awal tahun 100 100 100
9.
Terwujudnya Organisasi Pengelola Korporasi yang Modern
Penyampaian laporan kinerja secara tepat waktu 100 100 100
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201938
Sebagaimana capaian diatas, terlihat bahwa dari 20 indikator yang merupakan uraian dari 9 sasaran strategis yang menjadi target kinerja Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata tahun 2018, sebanyak 4 target mampu terealisasi mencapai target dan 12 target tercapai.
Realisasi target yang tidak tercapai antara lain pada target laba, terutama disebabkan karena PT PLN (Persero) yang mengalami rugi buku atas selisih mata uang asing, peningkatan biaya produksi, dan tidak adanya kenaikan tarif dan belum dibukukannya kompensasi atas selisih harga jual lebih rendah dari pada harga produksi. Selain itu, target capex pun tidak tercapai dikarenakan rendahnya realisasi investasi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Semen Baturaja (Persero), dan PT Pupuk Indonesia (Persero) akibat banyaknya proyek yang perlu dikaji ulang terkait kelayakan bisnis dan pelemahan bisnis industri semen, PT PLN (Persero) yang mengalami perubahan waktu investasi pembangunan pembangkit menyesuaikan perubahan proyek – proyek pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Kementerian ESDM.
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian atas sasaran strategis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
5. Pencapaian kinerja tahun 2019
Sasaran Strategis 1Terwujudnya BUMN sebagai
World Class Enterprises dan Agent of Development
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
% % % % Target Realisasi %
1.
Terwujudnya BUMN sebagai World Class Enterprises dan Agent of Development
1) Jumlah Aset BUMN Triliun - 141 97 100 1.752,34 1.918,95 110
2) Jumlah Laba BUMN Triliun - 165 54 50 25,69 33,09 129
3) Jumlah Ekuitas BUMN Triliun - 265 96 98 1.053,47 1.110,00 105
4) Capex BUMN Triliun 51 88 69 76 130,95 162,66 124
5) Jumlah BUMN yang masuk Global Fortune 500
BUMN 150 50 50 100 1 1 100
6) Kontribusi BUMN terhadap Penerimaan Negara
Triliun 86 76 136 322 61,55 67,12 109
7) Skor Penilaian Kinerja BUMN BUMN - 50 78 100 8 9 113
8) Persentase Pencapaian Roadmap BUMN
% - - 100 100 100 100 100
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 39
a. Indikator Jumlah Aset BUMN
Aset BUMN Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata pada tahun 2019 mencapai Rp1,918.95 Triliun atau mencapai 110% dari target jumlah aset pada Perjanjian Kinerja tahun 2019 yang sebesar Rp1.752,34 Triliun.
Pencapaian jumlah aset BUMN di Keasdepan ELKP I Tahun 2019 adalah sebesar Rp314,75 Triliun atau mencapai 113% dari target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp278,23 Triliun. Tercapainya target pertumbuhan jumlah aset terutama karena adanya kenaikan investasi yang berpengaruh kepada kenaikan aset terutama pada PT Semen Indonesia atas adanya akuisisi Holcim. Sedangkan, capaian aset pada PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dikarenakan adanya peningkatan Aset Tetap yang sejalan dengan pembangunan pengembangan jaringan berkelanjutan terutama untuk BTS 4G dan jaringan Fiber Optik.
Pencapaian jumlah aset BUMN di Keasdepan ELKP II Tahun 2019 adalah sebesar Rp1.604,21 Triliun atau mencapai 109% dari target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp1.474,07 Triliun. Total asset pada tahun 2019 mayoritas diperoleh dari asset PT PLN (Persero) yang berupa pembangkit, transmisi, dan gardu distribusi dan PT DKB (Persero) dengan adanya kenaikan aset tetap berupa tanah sebagai dampak dilakukannya revaluasi aset serta PT PAL Indonesia (Persero) yang terdiri dari kenaikan aset tidak lancar yang dipengaruhi oleh meningkatnya penempatan deposito perusahaan.
b. Indikator Jumlah Laba BUMN
Laba BUMN di lingkup Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata tahun 2019 mencapai Rp33,09 Triliun atau mencapai 129% dari target Perjanjian Kinerja tahun 2019 sebesar Rp25,69 Triliun.
Pencapaian jumlah laba BUMN di Keasdepan ELKP I Tahun 2019 adalah sebesar Rp20,57 Triliun atau mencapai 120% dari target yang ditetapkan, yakni sebesar Rp17,17 Triliun. Tingginya pencapaian laba BUMN disebabkan terutama atas capaian laba PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk karena adanya kenaikan pendapatan produk atas adanya peningkatan lalu lintas data seluler yang tinggi dari pelanggan Telkomsel dan naiknya pelanggan Indihome yang signifikan diiringi dengan efisiensi terhadap beban yang dikeluarkan. Sementara laba PT HIN mencapai Rp 0,04 Triliun atau 207% dibandingkan target 2019 karena adanya pelepasan aset Grand Inna Tunjungan.
Pencapaian jumlah laba BUMN di Keasdepan ELKP II Tahun 2019 adalah sebesar Rp12.517 Milyar atau sebesar 146,88%. Tercapainya laba utamanya disebabkan oleh tercapainya target laba PT PLN (Persero) yang diperoleh dari keuntungan selisih kurs mata uang asing serta meningkatnya pendapatan dari penjualan tenaga listrik karena adanya peningkatan jumlah pelanggan. Selain itu BUMN yang tercapai target labanya adalah PT PAL (Persero) yang diperoleh dari pendapatan lain-lain atas selisih lebih penyelesaian hutang SLA/RDI.
Selain itu, BUMN yang memiliki prognosa realisasi merugi pada tahun 2019 adalah
PT DKB karena rusaknya 5 (lima) unit floating dock sebagai salah satu alat produksi utama, dan tidak terealisasinya beberapa kontrak pekerjaan, yaitu Kapal Perintis 1500 DWT dan Kapal Perintis 750 DWT milik Kementerian Perhubungan, 2 (dua) unit Tug Boat 2 x 1800 HP milik PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), serta 2 (dua) unit Mooring Boat 9 m dan Mooring Boat 14 m milik PT Pertamina Trans Kontinental yang mengakibatkan tidak tercapainya target pendapatan.
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201940
c. Indikator Jumlah Ekuitas BUMN
Ekuitas BUMN di lingkup Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata tahun 2019 mencapai Rp1.110,00 Triliun atau 105% dari target Perjanjian Kinerja tahun 2019 sebesar Rp1.053,47 Triliun.
Pencapaian jumlah ekuitas BUMN di Keasdepan ELKP I Tahun 2019 adalah sebesar Rp 168.23 Triliun atau mencapai 109% dari target yang ditetapkan, yakni sebesar Rp154.53 Triliun. Peningkatan ini disebabkan oleh antara lain perolehan Laba Bersih Prognosa 2019 dari PT Semen Kupang (Persero), serta kenaikan aset pada PT Telkom Indonesia (Persero) seiring dengan pembangunan pengembangan jaringan.
Pencapaian jumlah ekuitas BUMN di Keasdepan ELKP II Tahun 2019 adalah sebesar Rp941.772 Milyar atau mencapai 104.76% dari target yang ditetapkan, yakni sebesar Rp898.945 Milyar. Tercapainya ekuitas disebabkan karena adanya peningkatan profitabilitas PT PLN (Persero) dan penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp6,5 Trilyun. BUMN lain yang ekuitasnya melebihi target adalah PT PAL Indonesia (Persero) akibat adanya penurunan nilai akumulasi rugi dan PT EMI (Persero) akibat adanya kenaikan saldo laba perusahaan.
d. Indikator Jumlah Capital Expenditure (CAPEX) BUMN
Capex BUMN di lingkup Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata tahun 2019 tercapai Rp162,66 Triliun atau 124,10% dari target Perjanjian Kinerja tahun 2019 sebesar Rp130,95 Triliun.
Pencapaian capex BUMN di Keasdepan ELKP I Tahun 2019 telah mencapai target. Nilai capex BUMN hingga Tahun 2019 mencapai Rp 314,75 Triliun atau tercapai sebesar 113% dari target sebesar Rp278,27
Triliun. Capaian investasi secara rasio dan nominal sangat dipengaruhi oleh rendahnya realisasi investasi PT Semen Indonesia, PT Semen Baturaja, dan PT Pupuk Indonesia akibat banyaknya proyek yang perlu dikaji ulang terkait kelayakan bisnis dan pelemahan bisnis industri semen.
Pencapaian jumlah Capex BUMN di Keasdepan ELKP II Tahun 2019 adalah sebesar Rp100.368 Milyar atau mencapai 99.41% dari target yang ditetapkan, yakni sebesar Rp100.967 Milyar. Adapun BUMN yang masih sangat rendah capaian investasinya adalah PT DPS (Persero) dan PT EMI (Persero). Rendahnya capaian investasi PT DPS (Persero) disebabkan oleh terbatasnya sumber pendanaan investasi, selain itu realisasi revitalisasi floating dock 1, II, IV dan V terhambat karena harus menyesuaikan dengan jadwal perbaikan floating dock dan pemeliharaan kapal. Rendahnya capaian investasi PT EMI (Persero) disebabkan karena tidak terealisasinya beberapa proyek jasa audit energi sehingga pembelian peralatan kebutuhan proyek tersebut dibatalkan.
e. Indikator Kinerja Jumlah BUMN yang Masuk FORBES 2000 & Fortune Globe 500
Indikator jumlah BUMN yang masuk Global Fortune 500 atau Forbes 2000 sudah sesuai target, yaitu PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk yang berada pada posisi 246 Global Fortune 500.
f. Indikator Kontribusi BUMN terhadap Negara berupa Pajak dan Dividen
Kontribusi BUMN di lingkup Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata terhadap negara berupa deviden dan pajak tahun 2019 mencapai Rp67,12 Triliun atau 109% dari target kontribusi pada Perjanjian Kinerja tahun 2019 sebesar Rp61,55 Triliun. Kontribusi tersebut didominasi oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 41
g. Skor Penilaian Kinerja BUMN
Indikator skor penilaian kinerja BUMN adalah jumlah BUMN yang masuk kriteria Good Performance (476-575) berdasarkan hasil penilaian KPKU. Berdasarkan penilaian KPKU tahun 2019, terdapat 9 BUMN yang mendapatkan penilaian minimal Good Performance yakni PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero), dan PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (Persero), PT PLN, PT PAL Indonesia, Perum Jasa Tirta I dan Perum Jasa Tirta II.
h. Persentase Pencapaian Roadmap BUMN
Indikator Kinerja Persentase Pencapaian Roadmap BUMN pada Tahun 2019 dapat tercapai 100% sesuai dengan target pencapaian sebesar 100% karena BUMN di lingkup Deputi Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata sudah menjalankan hal tersebut sesuai dengan Roadmap BUMN yang telah dibuat.
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian atas sasaran strategis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Sasaran Strategis 2Kepatuhan BUMN yang tinggi atas
kebijakan Kementerian BUMN
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
% % % % Target Realisasi %
2.
Kepatuhan BUMN yang tinggi terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Kementerian BUMN
1) Nilai rata-rata GCG BUMN Poin 117 100 78 108 82,15 80,19 98
2) Persentase kepatuhan proses perencanaan BUMN
% 100 100 100 94 100 87,5 87,5
3) Persentase kepatuhan proses operasional BUMN
% 100 86,8 92 100 100 100 100
4) Persentase kepatuhan pelaporan BUMN
% 100 100 100 100 100 100 100
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201942
a. Nilai rata-rata GCG BUMN
Indikator nilai rata-rata GCG pada BUMN di lingkup Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata mendapatkan nilai rata-rata sebesar 80,19 poin atau tercapai 98% dari target sebesar 82,15 poin
b. Indikator Kinerja Persentase kepatuhan proses perencanaan BUMN
Indikator Kinerja Persentase kepatuhan proses perencanaan BUMN pada tahun 2019 dapat tercapai 87,5% dikarenakan PT Semen Kupang (Persero) dan Perum PFN terlambat menyampaikan laporan RKAP 2020. Sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-101/MBU/2002 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan BUMN, ditetapkan bahwa RKAP disampaikan oleh Direksi kepada RUPS selambat-lambatnya dalam waktu 60 (enam puluh) hari sebelum memasuki tahun anggaran perusahaan.
c. Indikator Kinerja Persentase kepatuhan proses operasional BUMN
Indikator Kinerja Persentase kepatuhan proses operasional BUMN pada Tahun 2019 dapat tercapai 100% karena seluruh BUMN di lingkup Deputi ELKP telah melaksanakan RUPS Audit Tahun 2018.
d. Indikator Kinerja Persentase kepatuhan proses pelaporan BUMN
Indikator Kinerja Persentase kepatuhan proses pelaporan BUMN pada tahun 2019 dapat tercapai 100% karena seluruh BUMN dilingkup Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata sudah menjalankan kepatuhan proses pelaporan BUMN, yaitu penyampaian Laporan Keuangan Tahun Buku 2018 sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, ditetapkan bahwa Direksi wajib menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS untuk memperoleh pengesahan dalam waktu 5 (lima) bulan setelah tahun buku Persero ditutup.
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 43
a. Indikator kinerja waktu respon aksi sesuai standar layanan
Indikator waktu respon aksi sesuai standar layanan adalah jumlah surat tanggapan kinerja atas laporan kinerja triwulanan BUMN di lingkup Kdeputian Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata, yakni tanggapan Triwulan I, Triwulan II dan Triwulan III untuk BUMN di lingkup Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata. Capaian atas indikator tersebut di tahun 2019 adalah sebesar 100%.
b. Indikator kinerja penyelenggaraan RUPS tepat waktu
Indikator penyelenggaraan RUPS tepat waktu adalah informasi mengenai kesesuaian antara proses pelaksanaan RUPS dengan jadwal pelaksanaan yang telah ditentukan.
Realisasi atas target ini tercapai 100%, dimana RUPS BUMN di lingkup Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata baik itu RUPS Pengesahan
RKAP 2019 maupun RUPS Pengesahan Laporan Keuangan Tahun Buku 2018 dapat terselenggara tepat waktu. Sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-101/MBU/2002 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan BUMN, RUPS Pengesahan RKAP dilaksanakan paling lambat 30 hari setelah tahun anggaran berjalan, dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, RUPS tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir.
c. Indikator kinerja ketersediaan kontrak kinerja BUMN
Indikator kinerja ketersediaan kontrak kinerja BUMN sampai dengan tahun 2019 dapat tercapai 100% karena seluruh BUMN di lingkup Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata telah melakukan kontrak kinerja tahun 2019 (kontrak manajemen) dengan Pemegang Saham atau Pemilik Modal sesuai dengan RUPS RKAP tahun 2019.
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian atas sasaran strategis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Sasaran Strategis 3 Pembinaan BUMN yang optimal
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
% % % % Target Realisasi %
3.Pembinaan BUMN yang optimal
1) Waktu respon aksi sesuai standar layanan
% 100 91 100 100 100 100 100
2) Penyeleng-garaan RUPS tepat waktu
% 100 100 100 100 100 100 100
3) Ketersediaan kontrak kinerja BUMN
% 100 100 100 100 100 100 100
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201944
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian atas sasaran strategis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian atas sasaran strategis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Monitoring ketersediaan data BUMN melalui portal FIS pada BUMN yang berada di bawah pembinaan Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata tercapai sebesar 100%, atau telah melampaui target Penetapan Kinerja tahun 2019 yang sebesar 111%.
Total pagu anggaran kegiatan tahun 2019 yang berada dalam koordinasi Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata adalah sebesar Rp4.150.328.000 untuk kegiatan pembinaan BUMN Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata. Realisasi anggaran mencapai Rp3.808.129.562 atau terealisasi sebesar 92% dari pagu anggaran
Sasaran Strategis 4
Sasaran Strategis 5
Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses
Pelaksanaan anggaran yang optimal dan akuntabel
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
% % % % Target Realisasi %
4.
Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses
Ketersediaan Data BUMN yang Valid Melalui Portal FIS (2017) dan SiLaba (2018-2019)
% - - 88 91 90 100 111
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
% % % % Target Realisasi %
5.
Pelaksanaan anggaran yang optimal dan akuntabel
Persentase pemanfaatan anggaran
% - 105 95,3 107 ≥90 92 102
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 45
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian atas sasaran strategis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian atas sasaran strategis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Kepatuhan penyampaian dokumen perencanaan dan laporan kinerja pada Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata selama tahun 2019 dapat memenuhi target, dimana dokumen-dokumen perjanjian kinerja, rencana anggaran biaya dan kerangka acuan kerja kegiatan tahun 2019 sudah disusun dan disampaikan sesuai ketentuan.
Pelaksanaan tindak lanjut evaluasi pimpinan terhadap kinerja berkala yang dievaluasi setiap triwulan pada Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata selama tahun 2019 dapat memenuhi target, dimana dimana evaluasi yang dilakukan selama tahun 2019 sudah ditindaklanjuti sesuai ketentuan.
Sasaran Strategis 6
Sasaran Strategis 7
Perencanaan dan rumusan kebijakan yang berkualitas dan Implementatif
Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan secara efektif
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
% % % % Target Realisasi %
6.
Perencanaan dan rumusan kebijakan yang berkualitas dan Implementatif
Penyampaian Perjanjian Kinerja, Rencana Anggaran Biaya dan Kerangka Acuan Kerja kegiatan tepat waktu
% - - 100 100 100 100 100
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
% % % % Target Realisasi %
7.
Terselengga-ranya pengendalian dan pengawasan secara efektif
Tindak Lanjut evaluasi pimpinan terhadap kinerja berkala dilakukan secara tepat waktu
% - - 100 100 100 100 100
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201946
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian atas sasaran strategis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian atas sasaran strategis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Kepatuhan pegawai pada Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan selama tahun 2019 dapat memenuhi target, dimana pegawai dapat memenuhi komitmen pelaksanaan diklat sesuai jadwal.
Kepatuhan penyampaian dokumen laporan kinerja pada Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata selama tahun 2019 dapat memenuhi target, dimana dokumen-dokumen laporan kinerja tahun 2019 sudah disusun dan disampaikan sesuai ketentuan.
Sasaran Strategis 8
Sasaran Strategis 9
Terwujudnya SDM yang kompeten dan profesional
Terwujudnya Organisasi Pengelola Korporasi yang Modern
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
% % % % Target Realisasi %
8.
Terwujudnya SDM yang kompeten dan profesional
Pegawai mengikuti diklat sesuai jadwal dan komitmen awal tahun
% - 100 100 100 100 100
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
% % % % Target Realisasi %
9.
Terwujudnya Organisasi Pengelola Korporasi yang Modern
Penyampaian laporan kinerja secara tepat waktu
% - - 100 100 100 100 100
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 47
Total pagu anggaran kegiatan tahun 2019 yang berada dalam koordinasi Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata adalah sebesar Rp4.150.328.000 untuk kegiatan pembinaan BUMN Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata. Realisasi anggaran mencapai Rp3.819.009.562 atau terealisasi sebesar 92,01%. Realisasi anggaran dimaksud meliputi:
B. PEMANFAATAN ANGGARAN 2015-2019
Program DIPA 2015 2016 2017 20182019
Anggaran Realisasi %
Pembinaan BUMN Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan
Pariwisata
- 105,3% 95,3% 107% Rp4.150,33 Rp3.819,00 92%
Belanja Keperluan Perkantoran Rp 47.350.000
Belanja Bahan Rp 310.585.000
Belanja Barang Non Operasional Lainnya Rp 466.901.429
Belanja Jasa Profesi Rp 48.500.000
Belanja Jasa Lainnya Rp 440.030.000
Belanja Perjalanan Biasa Rp 1.201.942.360
Belanja Perjalanan Lainnya Rp 810.055.773
Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota Rp 19.380.000
Belanja Paket Meeting Dalam Kota Rp 256.975.000
Belanja Honor Output Kegiatan Rp 217.290.000
Jumlah Rp3.819.009.562
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201948
PROGRAM STRATEGIS NASIONAL
PROGRAM STRATEGIS MENTERI
INOVASI/PROGRAMSTRATEGIS LAINNYA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
50
55
58
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 49
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201950
1. PALAPA RING BROADBAND (TELKOM)
Saat ini, pemerintah telah menjalankan kebijakan untuk membangun proyek “Palapa Ring” yang merupakan proyek pemerintah untuk membangun fiber optik guna menjangkau daerah-daerah dan desa yang belum tersentuh oleh internet cepat. Pemerintah menargetkan dapat membangun palapa ring broadband di 57 Ibu Kota Kabupaten/ Kota (IKK) dengan pola KPBU dan 457 IKK dengan pola non-KPBU sesuai Perpres Nomor 56 tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Perpres No. 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Penyediaan jaringan serat optik bertujuan untuk pembangunan sebagai salah satu upaya Pemerintah untuk memenuhi target RPJMN 2015-2019 dengan menyediakan akses broadband yang berkualitas secara merata di seluruh Indonesia, sehingga tercipta pemerataan dan kemudahan akses telekomunikasi-informasi, membuka peluang usaha dan lapangan pekerjaan berbasis internet (e-commerce), meningkatkan efisiensi
dan efektifitas sistem kerja, dan meningkatkan kompetensi untuk berkompetisi di pasar global.
Dalam perjalanannya, hingga 2019 Telkom telah membangun jaringan fiber optik yang tersebar di 458 Ibu Kota Kabupaten/Kota (IKK) dan telah memenuhi target yang telah ditetapkan. Sementara itu, pembangunan Fiber Optik secara konsisten dikerjakan oleh Telkom setiap tahunnya yang diproyeksikan berhasil menyelesaikan pembangunan fiber optik sepanjang 182.568Km hingga akhir tahun 2019. Dengan bertambah dan terkoneksinya jaringan serat optik tersebut, diharapkan akan memberikan dampak positif untuk pemerataan akses komunikasi dan informasi broadband dengan kualitas yang sama di seluruh wilayah Indonesia.
BAB IV - PROGRAM STRATEGIS BAB IV - PROGRAM STRATEGIS
A. PROGRAM STRATEGIS NASIONAL
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 51
Disamping pembangunan diatas, Telkom juga telah menyelesaikan pembangunan SKKL (Sistem Komunikasi Kabel Laut) yaitu:
a) SEAMEWE5 (South East Asia-Middle East-Western Europe), konsorsium Telkom Group dengan 18 Operator Global, sepanjang 20.000 KM.
b) SEAMEWE5 Extention, tambahan link Medan – Dumai sepanjang 567 KM.
c) SMPCS (Sulawesi Maluku Papua Cable System) Paket I Phase-2, Jalur Makassar – Maumere – Selayar – BauBau – Kendari, sepanjang 1.407 KM.
d) ASBL (Aceh-Sibolga-Batam & Bakongan – Larantuka) sepanjang 775 KM.
e) SEA US (South East Asia – United States), konsorsium Telkom Group dengan 14 Operator Global, sepanjang 14.500 KM.
f) IGG (Indonesia Global Gateway) Jalur Dumai – Batam – Jakarta – Surabaya – Denpasar – Makassar – Balikpapan – Tarakan – Manado, sepanjang 5.403 km
2. PEMBANGUNAN JARINGAN BROADBAND (TELKOM)
Dalam Roadmap BUMN 2015-2019, salah satu sasaran Telkom adalah membangun jaringan mobile broadband sampai ke pedesaan untuk meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas masyarakat terhadap telekomunikasi. Telkom telah berhasil membangun jaringan mobile broadband yang menjangkau 99% populasi, jauh lebih tinggi dibanding target keterjangkauan 52% pedesaan. Dalam mendukung keberhasilan tersebut, Telkom telah membangun infrastruktur guna mencapai target yang telah ditetapkan, antara lain penambahan BTS yang di proyeksikan pada tahun 2019 bertambah sejumlah 20.168 BTS menjadi 209.249 BTS secara total.
BTS yang digunakan oleh Telkom telah menggunakan konsep “carbon free”. Dengan menggunakan sel tenaga matahari sebagai energi untuk BTS, emisi karbon yang dapat dikurangi mencapai 961,39 ton CO2 setiap tahunnya. Telkomsel menjadi pelopor dalam penggunaan BTS yang menggunakan energi terbarukan dari energi matahari, microhidro, dan low power consumption, dan telah mengoperasikan ribuan BTS ramah lingkungan.
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201952
3. PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA MANDALIKA (ITDC)
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika merupakan salah satu kawasan ‘bali baru’ yang diminati oleh investor saat ini dan diharapkan menjadi destinasi wisata kelas dunia. Terletak di bagian Selatan Pulau Lombok, dengan luas 1.035,67 Ha dan memiliki 16 km garis pantai yang indah, KEK Mandalika ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2014 untuk menjadi KEK Pariwisata.
Proses pengadaan lahan untuk melancarkan pembangunan KEK Mandalika dapat mengacu pada Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Lahan untuk Pembangunan Kepentingan Umum. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Mandalika, KEK Mandalika ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Dengan ditetapkannya kawasan ini menjadi salah satu PSN oleh pemerintah, maka diharapkan dapat mendukung percepatan pembangunan kawasan untuk mengakselerasi sektor pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat yang sangat potensial.
a) Progres Pembangunan UMKM
Progres fisik pembangunan UMKM pada tahun 2019 mencapai 100% dan saat ini memasuki masa pemeliharaan dan pengisian stall UMKM yang terdiri dari Stall Mikro, Stall Kecil, dan Stall Kuliner.
b) Pembangunan Hotel dan Fasilitas Lainnya
Progres Pekerjaan Struktur, Arsitektur dan Plumbing (SAP) Pembangunan Hotel Pullman:
- Proses evaluasi dokumen Varian Order (VO) oleh Tim Manajemen Konstruksi (MK), Quantity Surveyor (QS) dan Project Management (PM) untuk proses addendum kontrak.
- Pekerjaan sementara berhenti pada progress 37.55 % pada bulan Januari 2019.
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 53
c) Pembangunan Mandalika Street Circuit
Pembangunan Mandalika Street Circuit dalam rangka persiapan penyelenggaraan MotoGP 2021 telah dilakukan sejak September 2019 lalu dan saat ini telah memasuki tahap ground work dengan progress mencapai 30%. Sementara kegiatan pengaspalan akan dimulai pada Januari 2020. Hingga saat ini, progres pembangunan masih on track. ITDC pastikan Mandalika Street Circuit dapat selesaipada akhir 2020 dan pelaksanaan MotoGP Indonesia dapat dilaksanakan pada 2021.
Dengan infrastruktur, akomodasi, dan fasilitas pertemuan yang berstandar internasional, membuat kawasan Mandalika menjadi tuan rumah berbagai event resmi berskala internasional seperti MotoGP 2020, APEC 2013, Bali Democratic Forum, Miss World 2013, dan IMF-World Bank Group Annual Meetings 2018.
Sebagai salah satu dampak positif dari pengembangan Kawasan Mandalika adalah dari peningkatan jumlah kunjungan wisatawan asing maupun domestik ke Lombok Tengah / Mandalika pada periode Januari – September Tahun 2019 yang meningkat hingga 13,19% menjadi 116.265 orang.
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201954
4. PROGRAM 35.000 GW
Program 35.000 MW adalah proyek pemerintah untuk membangun pembangkit listrik mencapai 35.000 MW hingga 2019. Program 35.000 MW ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Hal ini tentu akan berdampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di luar Jawa, yang sebelumnya kekurangan suplai listrik.
Pemerintah telah berkomitmen untuk merealisasikan penyediaan listrik sebesar 35.000 MW. Pemerintah bersama PLN dan swasta akan membangun 109 pembangkit; masing-masing terdiri 35 proyek oleh PLN dengan total kapasitas 10.681 MW dan 74 proyek oleh swasta/Independent Power Producer (IPP) dengan total kapasitas 25.904 MW. Progress sampai dengan akhir tahun 2019 sesuai dengan gambar dibawah ini:
Rincian capaian keberhasilan yang diraih oleh PT PLN selama tahun 2019 adalah pembangkit yang telah SLO/COD/Komisioning dengan kapasitas total sebesar 35.419 MW, transmisi telah RLB/ Energize / Komisioning sepanjang 47.899,2 Kms, dan realisasi pertambahan gardu induk dengan kapasitas 117.033 MVA.
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 55
1. LINKAJA (TELKOM)
Telkom dalam Roadmap 2015-2019 termasuk sektor Telekomunikasi dan Digital dimana salah satu sasarannya untuk menciptakan Digital Money sebagai alternatif alat pembayaran yang efisien dan aman. Dalam Cluster Percetakan Uang, Telkom dengan koordinasi oleh Peruri (yang melaksanakan tugas sebagai pencetak uang dan dokumen security lainnya) bersama-sama melaksanakan program untuk mencetak uang digital dimana program tersebut diinisiasi oleh Telkom melalui aplikasi LinkAja.
Di tahun 2019, Telkom Bersama dengan HIMBARA, Pertamina, dan Jiwasraya (Co-Founder) meluncurkan aplikasi e-money “LinkAja” dengan meleburkan bisnis financial and technology “fintech” masing-masing seperti T-cash, Mandiri e-cash, tbank, UnikQu, dan My Pertamina ke dalam entitas fintech BUMN (LinkAja) tersebut. Sampai dengan Mei 2019 jumlah Monthly Active User (MAU) pada aplikasi LinkAja adalah 3,5 juta pengguna, Gross Transaction Value (GTV) sebesar 950 Miliar Rupiah, serta jumlah transaksi bulanan 15-20 juta, dan jumlah merchant sebesar 180ribu.
2. GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (TELKOM)
Dalam Roadmap 2015-2019 sektor Jasa Keuangan dan Perbankan, salah satu sasarannya adalah peningkatan daya saing industri melalui National Payment Gateway melalui sinergi ATM, EDC, Kartu Bersama, dan IT Backbone Terintegrasi. Pada pelaksanaannya, Telkom ditunjuk oleh Kementerian BUMN untuk membentuk Badan Hukum yang akan menjalankan fungsi principal Sinergi Gerbang Pembayaran Nasional/ “GPN”, dimana Telkom bekerjasama dengan HIMBARA dalam proses pembentukan Prinsipal HIMBARA. Telkom menggantian peran HIMBARA yang bersifat sementara sampai dengan HIMBARA atau entitas yang ditunjuk oleh HIMBARA menjadi pemegang saham mayoritas.
GPN merupakan suatu sistem yang menghubungkan berbagai pembayaran elektronik atau transaksi non tunai pada semua instrumen bank dalam satu sistem pembayaran sehingga masyarakat tidak perlu mencari mesin Electronic Data Capture/ “EDC” dari bank yang sama dengan kartu yang dimiliki. Di tahun 2019, progress GPN antara lain switching ATM sebanyak 53.000 unit, switching EDC sebanyak 20.000 unit, megelola 980 ATM HIMBARA, dan proses pengembangan value added dan fitur pengelolaan EDC.
B. PROGRAM STRATEGIS MENTERI
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201956
3. EKSPEDISI PAPUA TERANG
Ekspedisi Papua Terang adalah program terbaru dari PLN yang bertujuan meningkatkan elektrifikasi di Papua dan Papua Barat. Papua dengan bentang alam dan kekayaan geografisnya, paparan pegunungan hutan dan rimba, serta luasnya jangkauan antara wilayah satu dengan lainnya menjadi tantangan tersendiri untuk mengalirkan listrik ke rumah penduduk. Dengan lokasi desa yang berjauhan dan faktor alat transportasi yang menantang, membuat PLN harus menyusun skenario alternatif untuk memasok listrik di Bumi Cendrawasih. Untuk itu PLN meluncurkan program “1000 Renewable Energy for Papua” sebagai tindak lanjut dari program Ekspedisi Papua Terang.
Ekspedisi ini melibatkan tim dari perguruan tinggi, LAPAN, TNI dan pemerintah daerah. Tim Tercatat sebanyak 165 mahasiswa pencinta alam, 100 prajurit TNI dan relawan PLN sebanyak 130 pegawai. Ekspedisi ini melibatkan lima perguruan tinggi yakni Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut
Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Cendrawasih. Tim ini disebar di lima posko wilayah yakni Jayapura, Wamena, Timika, Nabire dan di Sorong Papua Barat. Selanjutnya, tim ekspedisi akan berpencar melakukan identifikasi di sejumlah desa-desa di Papua yang belum mendapat akses listrik dari PLN.
Rasio Elektrifikasi (RE) pada tahun 2019 di provinsi Papua adalah 94,28% dan Papua Barat 99,99%, sehingga saat ini RE di dua provinsi itu adalah sebesar 95,75%, yang dicapai melalui kontribusi PLN (58,25%), program Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) dari kementerian ESDM dan listrik swadaya inisiatif pemda-pemda setempat.
Dengan berbekal data dari Ekspedisi Papua Terang, PLN pun mencanangkan rencana pelistrikan untuk 1.123 desa yang jumlahnya meningkat jauh dari rencana semula melistriki 415 desa. Program 1000 Renewable Energy for Papua ini merupakan inisiatif strategis PLN untuk mencapai target rasio elektrifikasi 100 persen pada tahun 2020.
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 57
4. CITARUM HARUM
Citarum Harum adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk memulihkan sungai citarum di Jawa Barat yang di koordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Sebagai pengelola wilayah sungai Citarum, Perum Jasa Tirta melakukan beberapa kegiatan konservasi seperti penantaan Situ Cisanti, penataan lingkungan kalimati, konservasi berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT).
Penataan Situ Cisanti terdiri atas penataan tujuh mata air, pembersihan gulma, pengerukan, serta reboisasi pohon. Untuk pengembangan dan menjaga
kelestarian, Situ Cisanti dikembangkan sebagai area konservasi berbasis pariwisata yang disinergikan dengan SATGAS Citarum Harum dan Perum Perhutani.
Penataan lingkungan kalimati (oxbow) dilakukan guna mengembalikan Oxbow pada fungsinya menjadi badan air dengan melakukan pengerukan terhadap sedimentasi dan penumpukan sampah. Penataan oxbow diharapkan dapat menjadi tempat penampungan air / long storage dan memberikan manfaat kepada masyarakat luas melalui perikanan berbasis Culture Based Fished dan pariwisata sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar.
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201958
1. SINERGI BUMN
BUMN yang telah melakukan sinergi untuk dikerjasamakan antara lain:
1) Pembangunan dua unit kapal Tug Boat milik PT Pelindo I oleh PT DPS & PT IKI;
2) Sinergi antara PJT I dengan PT Krakatau Steel dalam pengolahan dan penyedian air serta kegiatan komersial PT Krakatau Tirta Industri;
3) Pengembangan Platform Digital Xplorin milik ITDC live di beberapa BUMN antara lain PTPN 3 dan Sarinah;
4) Telah ditandatanganinya MOU antara ITDC dengan Adhi Karya untuk pengembangan SWRO dan proses sinergi dengan PDAM selaku penyedia air eksisting di Kawasan Nusa Dua;
5) Pendandatangan MoU antara ITDC-Perhutani-Adhikarya terkait Pengembangan Themepark ITDC;
6) Pembuatan film layar lebar tentang Mandalika melalui kerjasama ITDC dengan PFN;
7) Sinergi manajemen hotel oleh PT HIN dengan Inaya Bay Komodo yang dimiliki oleh PT ASDP dan PT PP serta Hotel Pesanggrahan Jatiluhur milik PJT II;
8) PJT II menjadi koordinator perusahaan Air Minum Dalam Kemasasan seluruh BUMN yang memiliki unit usaha tersebut dan direncanakan menjadi penyetor modal terbesar dalam perusahaan bentukan tersebut;
9) Sinergi proyek bleed water treatment package dan jasa pendampingan proyek JTB (Jambaran Tiung Biru) antara PT EMI dengan PT Rekayasa Industri;
10) Sinergi proyek audit energi antara PT EMI dengan PT Pupuk Kalimantan Timur, PT PJB dan PT PGN;
11) Sinergi PT PLN (Persero) dengan PT Krakatau Daya Listrik - Akuisi 100% kepemilikan saham PT Krakatau Steel (Persero) Tbk pada PT Krakatau Daya Listrik;
12) Sinergi PT PLN (Persero) dengan PT Bukit Asam - Penyediaan Energi Primer Batubara di mulut tambang;
13) Sinergi PT PLN (Persero) dengan PT PGN - Peningkatan Utilisasi Gas untuk Sektor Kelistrikan.
2. DIGITALISASI NOZZLE PERTAMINA (TELKOM)
Digitalisasi Nozzle Pertamina merupakan permintaan Kementerian ESDM kepada Kementerian BUMN sesuai dengan surat Kementerian ESDM No.2548/10/MEM.S/2018 agar Pertamina membangun sistem pencatatan elektronik pada dispenser. Dalam pelaksanaannya, Pertamina bekerjasama dengan Telkom untuk membantu dalam membangun sistem digital dengan target sejumlah 5.518 SPBU dan waktu penyelesaian implementasi hingga 31 Desember 2019 serta maintenance hingga 2023 (5 tahun). Tujuan utama dari digitalisasi nozzle antara lain untuk transparansi dan akuntabilitas penyaluran BBM bersubsidi, serta sistem monitoring stok BBM nasional untuk menjamin ketersediaan BBM di seluruh nusantara.
C. INOVASI/PROGRAM STRATEGIS LAINNYA
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 59
3. AKUISISI HOLCIM OLEH SEMEN INDONESIA
PT Holcim Indonesia Tbk./PT HI merupakan pabrik semen yang dimiliki oleh Holderin B. V., yang merupakan perusahaan milik LafargeHolcim. PT HI merupakan perusahaan publik yang terdaftar di bursa saham Indonesia dan merupakan produsen semen terbesar ke-3 di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 15% untuk penjualan semen dalam negeri.
Akuisisi PT Holcim Indonesia Tbk. dilakukan oleh anak perusahaan dari PT Semen Indonesia/PT SI, yaitu PT Semen Indonesia Industri Bangunan/PT SIIB. Pada tanggal 12 November 2018, PT SI dan PT HI telah melakukan Conditional Sales & Purchase Agreement untuk mengambil alih 80,6% kepemilikan PT HI terhadap Holderin B.V dengan nilai sebesar USD 917 Juta. Closing transaction selesai pada Februari 2019. Total nominal akuisisi PT SI terhadap PT HI adalah sebesar USD 1.282 Juta.
Pengambilalihan saham PT HI dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja PT SI antara lain:
1) Memperluas pasar PT SI dari semula 40,8% menjadi 55%, memperkuat sentra produksi, value chain, serta memperkuat daya saing PT SI agar dapat bertahan dari persaingan dengan pemain semen baru yang memiliki agresifitas untuk menggerus pangsa pasar PT SI.
2) Memberikan nilai tambah berupa potensi sinergi sebesar ±Rp10,2 Triliun (USD674 juta), akan diperoleh dari peningkatan volume dan tingkat utilisasi, perbaikan margin operasi dan efiensi biaya di PT SI sebesar ±Rp5,7 Triliun (USD377 juta) dan di PT HI sebesar ±Rp4,5 Triliun (USD297 juta).
3) PT HI memiliki bisnis dan aset yang strategis untuk disinergikan dengan aset dan bisnis yang dimiliki PT SI, antara lain:
a) Memiliki 4 integrated cement plant dengan kapasitas desain 14,8 juta ton per tahun (3 plants di Jawa dan 1 plant di Aceh);
b) Memiliki tambang limestone, siltstone, shale dan clay dengan total cadangan sekitar 794 juta ton;
c) Memiliki jaringan distribusi termasuk terminal sebanyak 6 terminal (5 di Sumatera dan 1 di Surabaya);
d) Memiliki gudang di Palembang yang masih dalam konstruksi;
e) Memiliki tempat penyimpanan dengan kapasitas 58,600 ton;
f) Memiliki fasilitas pengepakan dengan kapasitas 4,8 juta ton
g) Memiliki 1 grinding plant di Ciwandan dengan kapasitas 0.65 juta ton per tahun.
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201960
4. OPTIMALISASI ASET KANTOR PFN DENGAN BUMN KARYA (PFN)
Perum PFN telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Optimalisasi Lahan PFN antara Perum Produksi Film Negara (Perum PFN), PT. Wijaya Karya Realty, dan PT. Waskita Karya Realty. Perum PFN memiliki aset strategis yang terletak di Jalan Otista Raya Nomor 125-127 seluas 20.037 m2 dan belum didayagunakan dengan baik, dimana sejak tahun 2018 telah dilakukan kajian dan pengajuan kepada Pemilik Modal akan proyek optimalisasi aset tersebut menjadi PFN Multimedia Creative District yang terdiri dari retail stores, hotel, co-working space, studio bioskop, studio produksi dan lease office telah mendapat persetujuan pada akhir Desember 2018. Pada tahun 2019, Wika Realty dan Waskita Realty telah membayar entrance fee sebesar Rp 2 Miliar kepada Perum PFN atas nota kesepahaman yang telah ditandatangani dan direncanakan pada tahun 2020 pekerjaan sudah mulai dapat dilakukan.
5. PRA-PRODUKSI FILM LAYAR LEBAR PFN DENGAN BALAI PUSTAKA
Bangkitnya Perum PFN tidak lepas dari insiatif “Sinergi BUMN” yang didorong oleh Kementerian BUMN. Sejak inisiatif ini dilakukan di tahun 2017, Pendapatan Produksi Film Perum PFN semakin menunjukkan tren positif. Sejak saat itu, selain meningkatkan pendapatan, Perum PFN juga berhasil meningkatkan brand recognition perusahaan terhadap BUMN dan Anak Cucu BUMN sebagai mitra. Pada tanggal 18 Juli 2019, Perum PFN dan Balai Pustaka menandatangani Perjanjian Kerjasama untuk memproduksi Film “Sabai Nan Aluih” yang merupakan cerita rakyat Sumatera Barat yang masuk dalam perbendaharaan judul cerita yang dimiliki oleh Balai Pustaka. Setelah ditandatanganinya Perjanjian Kerjasama tersebut, Perum PFN kemudian mulai masuk ke proses pra-produksi untuk mengembangkan naskah cerita yang ada yang akan kemudian diarahkan oleh Livi Zheng, seorang sutradara keturuanan Indonesia yang tengah berkiprah di dunia perfilman Amerika Serikat. Selain “Sabai Nan Aluih”, Perum PFN juga dalam proses pengembangan naskah cerita “Siti Nurbaya” yang diproyeksikan akan memasuki fase produksi di tahun 2020.
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 61
6. PERPANJANGAN MCB PT SEMEN KUPANG DAN PERSIAPAN TERMINASI KERJASAMA DENGAN PT SARANA AGRO GEMILANG (SAG) TAHUN 2021
• PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, memiliki obligasi wajib konversi (Mandatory Convertible Bond/MCB) pada PT Semen Kupang senilai Rp 372,55 miliar yang telah jatuh tempo pada tanggal 1 September 2018.
• MCB tersebut telah diminta perpanjangan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (sesuai surat No: S-396/MBU/06/2018 tanggal 8 Juni 2018. Serta PT Semen Kupang (Persero) telah bermohon kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbl perpanjangan MCB jatuh tempo pada 1 September 2023 (sesuai surat No: 055/BUM-01/08.18 tanggal 1 Agustus 2018).
• Kerjasama PT Semen Kupang dengan PT SAG dilakukan sejak 2009 s/d 2021. Dalam perjalanannya kerjasama tersebut dirasa kurang menguntungkan bagi PT Semen Kupang (Persero). Oleh karena itu, kerjasama tersebut masih perlu direviu sehingga menguntungkan bagi kedua belah pihak.
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201962
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 63
INTERNET DESA(Internet Desa Cafe)
PENYAMBUNGAN LISTRIK GRATIS
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI BALKONDES (TWC)
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
64
65
66
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201964
Pada September 2019, Ides Cafe atau pengoperasian Internet Desa, Ides Cafe diresmikan di Desa Sidayu Tojan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Bali. Ides Cafe merupakan program internet rakyat yang diinisiasi oleh ICON+ anak perusahaan PT PLN (Persero).
Dengan adanya Ides Cafe, diharapkan masyarakat dan pemerintah di desa-desa akan dapat memanfaatkan koneksi internet secara gratis sesuai dengan slogan resmi Ides Cafe, yakni Connecting to Unconnected People. Program ini merupakan bentuk dukungan PLN melalui ICON+ sebagai bagian dari BUMN untuk mengembangkan Desa Berlistrik dan Berinternet.
Keberadaan Ides Cafe ini adalah wujud nyata BUMN Hadir untuk Negeri. Saat ini kebutuhan masyarakat akan informasi menjadi hal utama untuk lebih melek teknologi dan informasi,
dalam rangka mendukung SDM Unggul dan berdaya saing tinggi.
“Semangat pembangunan Ides Cafe untuk menghadirkan konektivitas kepada masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Diharapkan, masyarakat desa dan komoditas lokal, terutama di desa-desa yang belum mendapatkan akses internet ini akan semakin memiliki daya saing dalam menghadapi persaingan global, serta mampu mewujudkan konsep Nawacita di bidang ekonomi dengan mengadopsi teknologi informasi,” ujar Menteri Rini.
Dengan Ides Cafe diharapkan bisa membantu meningkatkan sektor ekonomi di pedesaan dan dapat semakin meluaskan jaringan pemasaran mereka. Sampai saat ini, ICON+ telah membangun Ides Cafe 3.330 titik yang tersebar di seluruh Indonesia. ICON+ menargetkan ke depannya akan ada lebih dari 15.000 Ides Cafe di seluruh Indonesia.
BAB V - PROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
A. INTERNET DESA (Internet Desa Cafe)
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 65
Upaya Program PLN Peduli Sambung Listrik Gratis, yaitu pada tahap Pertama PLN Mengucurkan Dana CSR dan tahap 2 dan 3 melalui Program OMOH PLN. PLN terus berkomitmen Meningkatkan RE selain Penyambungan Listrik Gratis melalui CSR dan Program OMOH, PLN juga gencar sosialisasi mendorong masyarakat yang belum berlistrik untuk menjadi pelanggan PLN, dengan aktif mendatangi desa-desa yang baru teraliri listrik oleh jaringan listrik desa.
PLN melalui program CSR berhasil memberikan bantuan pasang baru listrik secara gratis bagi keluarga tidak mampu di Provinsi NTT, Jabar, Jateng, dan Jatim pada tahun 2019 sebesar 29 ribu KK.PLN melalui program One Man One Hope (OMOH) memberikan bantuan pasang baru listrik secara gratis bagi keluarga tidak mampu. Program OMOH merupakan gerakan sosial berupa penggalangan dana sukarela dari pegawai PLN dan anak perusahaan
untuk memberikan harapan kepada keluarga yang ingin menikmati listrik namun tidak mampu membayar biaya pasang. Program ini merupakan salah satu wujud program BUMN hadir untuk negeri dan percepatan program peningkatan rasio elektrifikasi. Jumlah dana yang terkumpul dari Program OMOH tersebut dapat digunakan untuk membiayai pasang baru listrik daya 450 VA sebanyak 7.571 rumah tangga.
Sebarannya, sebanyak 2.836 rumah tangga di Sumatra, 2.829 rumah tangga di Jawa, 1.374 rumah tangga di Bali dan Nusa Tenggara, 188 rumah tangga di Kalimantan, 205 rumah tangga di Sulawesi, dan 139 rumah tangga di Maluku dan Papua. Program CSR dan OMOH ini juga menjadi solusi PLN memberikan harapan kepada warga menikmati listrik sekaligus meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia. Dan diharapkan rasio elektrifikasi di Indonesia mencapai 100 persen di tahun 2020.
B. PENYAMBUNGAN LISTRIK GRATIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201966
Balkondes merupakan kegiatan pengembangan desa wisata di kawasan sekitar Candi Borobudur yang melibatkan 20 BUMN sponsor untuk membangun balai ekonomi desa yang berfungsi sebagai etalase potensi desa yang dilengkapi dengan fasilitas dari akomodasi (homestay), workshop handycraft lokal, penyajian kuliner masyarakat sekitar, dan pentas kesenian. Balkondes dibangun dengan tujuan untuk menumbuhkan peluang usaha masyarakat sekitar dan fasilitasi Balkondes, memperpanjang length of stay wisatawan dengan adanya atraksi baru pada tiap desa di kawasan Candi Borobudur, meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat, dan menciptakan lapangan kerja. Program Balkondes ini merupakan perwujudan dari sinergi BUMN dalam upaya membangun pariwisata dalam wujud destinasi dan event, aksesibilitas dan infrastruktur, pemasaran dan manajemen, dan pemberdayaan masyarakat serta pelestarian lingkungan.
Program pembangunan dari Balkondes ini sudah dimulai sejak tahun 2016 oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero). Kemudian dilanjutkan oleh Patra Jasa pada tahun 2018 untuk kemandirian pengelolaan. Sejak tahun 2019, Balkondes dikelola oleh PT Manajemen Community Based Tourism Nusantara (PT MCN) dengan tujuan agar Balkondes dapat semakin meningkat potensi lokal dan kualitas SDM sehingga tercapai kesejahteraan masyarakat melalui munculnya wirausaha baru di desa sekitar Candi Borobudur. PT MCN sendiri didirikan secara patungan oleh PT TWC, PT ITDC, PT HIN, Aerowisata, dan PT PPI. Hingga tahun 2019 ini sudah terdapat 20 Balkondes dan homestay dengan jumlah kamar sebanyak 240 kamar, yang tersedia di desa-desa sekitar kecamatan Borobudur. Balkondes sendiri memiliki 3 filosofi yaitu raga, nyawa, dan sukma. Arti dari ketiga filosofi tersebut secara berurutan adalah balai etalase desa, community engagement, dan collective welfare.
C. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI BALKONDES (TWC)
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
BAB VPROGRAM BUMN HADIR UNTUK NEGERI
BAB IIRENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
BAB IVPROGRAM STRATEGIS
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 2019 67
Laporan Kinerja Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata tahun 2019 merupakan perwujudan akuntabilitas terhadap keberhasilan capaian kinerja sesuai dengan Penetapan Kinerja tahun 2019. Sebagaimana telah diuraikan dalam bab sebelumnya, bahwa Deputi Bidang Usahaa Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata memiliki 6 (enam) sasaran strategis, yaitu (1) Terwujudnya BUMN sebagai World Class Enterprises dan Agent of Development (2) Kepatuhan BUMN yang tinggi terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Kementerian BUMN (3) Perencanaan dan rumusan kebijakan yang berkualitas dan implementatif (4) Pembinaan BUMN yang optimal (5) terselenggaranya pengendalian dan pengawasan secara efektif dan (6) Pelaksanaan anggaran yang optimal dan akuntabel. Keenam sasaran strategis tersebut kemudian diuraikan menjadi 19 (sembilan belas) indikator kinerja.
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, sampai dengan tahun 2019 pencapaian indikator kinerja Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata dikategorikan baik dengan pencapaian yang sudah mendekati target yang telah ditetapkan di awal tahun 2020.
Sesuai dengan tema besar kedeputian ini yaitu “Konsep Kembali ke Alam dan Intervensi Digital serta Membangun Komunitas untuk Bisnis yang Berkelanjutan”, pada tahun 2019 kedeputian telah merumuskan kebijakan pada beberapa kegiatan yaitu Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan dan Telekomunikasi, Pengembangan Pariwisata Nasional, Pemanfaatan air dan sumber daya lainnya sebagai salah satu wujud energi baru terbarukan, Peningkatan Kapasitas Produksi dan Perluasan Pangsa Pasar Semen dalam rangka mendukung Pembangunan Infrastruktur Nasional.
Dengan disusunnya Laporan Kinerja ini diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan baik kepada pimpinan maupun seluruh pihak yang terkait dengan Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya. Oleh sebab itu, sesuai hasil analisis atas capaian kinerja sampai dengan tahun 2019 dapat dirumuskan beberapa langkah penting sebagai strategi memperbaiki capaian kinerja pada periode berikutnya, yaitu:
1. Meningkatkan komitmen antar unit-unit organisasi dalam penerapan manajemen berbasis kinerja, khususnya dalam perencanaan kinerja maupun monitoring dan evaluasi capaian kinerja;
2. Konsisten melakukan pengkajian yang mendalam atas kuantitas dan kualitas target dari indikator kinerja sasaran-sasaran strategis maupun cara-cara pengukuran dan evaluasi kinerja.
PENUTUP
LAPORAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG USAHA ENERGI, LOGISTIK, KAWASAN DAN PARIWISATA TAHUN 201968