kata pengantar - bsn.go.id · kata pengantar laporan kinerja (lkj) kedeputian bidang penerapan...
TRANSCRIPT
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 2
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja (LKj) Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas
kinerja pencapaian visi dan misi Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian, Badan Standardisasi Nasional pada Tahun Anggaran
2019. Laporan Kinerja Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian Tahun 2019 merupakan Laporan Kinerja tahun kelima Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019.
Penyusunan Laporan Kinerja Kedeputian Bidang Penerapan Standar
dan Penilaian Kesesuaian mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata
Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Perka BSN No. 5 Tahun
2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah
di Lingkungan BSN, serta Rencana Strategis BSN Tahun 2015-2019.
Pada tahun 2019, Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian sebagai bagian dari Badan Standardisasi Nasional
bertekad melaksanakan Reformasi Birokrasi, dimana penguatan kinerja
merupakan salah satu sasaran area perubahan untuk memberikan
keyakinan yang memadai bahwa program-program berjalan sesuai dengan
yang ditargetkan. Disamping itu, Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian juga telah melakukan perubahan sasaran dalam
rangka menyelaraskan terjadinya perubahan sasaran strategis BSN untuk
periode 2015-2019.
Laporan Kinerja Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian BSN Tahun 2019 ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
dalam pengambilan keputusan guna peningkatan kinerja Kedeputian
Foto (optional)
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
3
Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian di masa mendatang,
melalui pelaksanaan program dan kegiatan secara lebih optimal.
Jakarta, Januari 2020
Deputi Bidang Penerapan Standar
dan Penilaian Kesesuaian
Zakiyah
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
4
RINGKASAN EKSEKUTIF
Perjanjian Kinerja Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian Tahun 2019 telah menetapkan 4 (empat) sasaran dengan 9
(sembilan) Indikator Kinerja. Sasaran dan Indikator Kinerja tersebut
merupakan perwujudan pelaksanaan Program Pengembangan
Standardisasi Nasional yang diamanatkan kepada Kedeputian Bidang
Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
Berikut disajikan tabel capaian perjanjian kinerja Kedeputian Bidang
Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian tahun 2019 menurut Sasaran:
Tabel Sasaran, Indikator Kinerja, Target dan Capaian Tahun 2019
Sasaran Indikator Kinerja Target
Realisasi %
Capa
ian
Customer Perspectives
1. Terwujudnya
daya saing
produk
berstandar di
pasar domestik
dan global
1. Persentase pertumbuhan ekspor Produk
berstandar di pasar domestik Nasional
yang didukung SNI, Laboratorium,
Lembaga Sertifikasi dan Metrologi
(Standar Nasional Satuan Ukuran)
2,5 % 9,03% 100
2. Persentase pertumbuhan produk ber-SNI
di pasar retail dalam negeri
1 % 2.5% 100
3. Indeks kepuasan masyarakat terhadap
Nilai efektivitas Sistem Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian
4,40 4,07 92.5
Internal Process Perspectives
2. Meningkatkan
penerapan SNI
oleh pelaku
usaha/
organisasi
4. Persentase Standar Nasional Indonesia
(SNI) yang diterapkan
10 % 25.3% 100
5. Jumlah organisasi yang menerapkan
Standar Nasional Indonesia (SNI)
14.000
Organis
asi
19.398 100
3. Meningkatkan
Kapasitas dan
Kualitas Sistem
Penerapan
Standar dan
Penilaian
Kesesuaian
6. Persentase produk bertanda SNI yang
sesuai dengan persyaratan SNI
70 % 70% 100
7. Jumlah keberterimaan sistem SPK di
forum bilateral, regional, dan multilateral
5
FTA/CEPA/
PTA yang
ada
chapter
TBT
5
FTA/CEPA/
PTA yang
ada
chapter
TBT
100
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
5
Sasaran Indikator Kinerja Target
Realisasi %
Capa
ian
Learning and Growth Perspectives
4. Meningkatkan
pengelolaan
akuntabilitas
kinerja dan
sumber daya
manusia yang
profesional
8. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja
Deputi bidang penerapan standar dan
penilaian kesesuaian
78,5 % 68,13 % 86,78
9. Tingkat penerapan budaya kerja
unggul Deputi bidang penerapan
standar dan penilaian kesesuaian
70 % 65 % 93
Dari 9 (sembilan) indikator kinerja di Kedeputian Bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian, terdapat 6 (enam) indikator kinerja yang
mencapai target 100% dan 3 ( tiga) indikator tidak mencapai target 100%.
Indikator kinerja yang tidak mencapai target adalah 1 (satu) indikator kinerja
terkait customer perspective yaitu Indeks kepuasan masyarakat terhadap
Nilai efektivitas Sistem Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian dengan nilai
92.5 %. Sedangkan 2 (dua) indikator kinerja lainnya terkait learning and
growth perpective, yaitu Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja mencapai
86,78% dan Tingkat penerapan budaya kerja unggul Deputi bidang
penerapan standar dan penilaian kesesuaian dengan nilai 93%.
Indikator kinerja perspective stakeholder merupakan kinerja keseluruhan
BSN dalam memberikan kepuasan masyarakat terhadap efektivitas sistem
standardisasi dan penilaian kesesuaian. Sedangkan indikator kinerja learning
and growth perspective, merupakan kinerja BSN secara keseluruhan dalam
rangka mendukung capaian internal perspective maupun stakeholder
perspective.
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
6
DAFTAR ISI
Halaman Cover ................................................................................................ 1
Kata Pengantar ................................................................................................. 2
Ringkasan Eksekutif .......................................................................................... 4
Daftar Isi ............................................................................................................. 6
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ................................................................................... 9
I.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................... 9
I.3 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ............................................. 10
I.4 Sumber Daya Manusia ..................................................................... 12
I.5 Peran Strategis ................................................................................... 16
BAB II PERENCANAAN KINERJA
II.1 Perencanaan Strategis ..................................................................... 22
II.1.1 Visi dan Misi ............................................................................ 22
II.1.2 Tujuan dan Sasaran ............................................................... 23
II.2 Perjanjian Kinerja ............................................................................... 25
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
III.1 Capaian Kinerja ................................................................................. 28
III.2 Realisasi Anggaran ............................................................................ 55
BAB IV PENUTUP
Penutup ........................................................................................................ 56
LAMPIRAN
Perjanjian Kinerja Tahun 2019 ................................................................... 57
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
7
Daftar Gambar
Gambar I.1 Struktur Organisasi Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian ............................................................................................ 11
Gambar I.2 Diagram Personel ASN Kedeputian Bidang Penerapan Standar
dan Penilaian Kesesuaian berdasarkan Jenjang Pendidikan .......................... 12
Gambar I.3 Diagram Personel ASN Kedeputian Bidang Penerapan Standar
dan Penilaian Kesesuaian berdasarkan Jenis Kelamin ..................................... 13
Gambar I.4 Diagram Personel ASN Kedeputian Bidang Penerapan Standar
dan Penilaian Kesesuaian berdasarkan Rentang Usia ...................................... 14
Gambar I.5 Komposisi Tim Evaluator SNI Award 2019 ....................................... 15
Gambar I.6 Komposisi Fasilitator Penerap SNI 2019 ........................................... 15
Gambar III.1 Produk-Produk Dari UMKM Penerap SNI Binaan BSN Yang
Berhasil Masuk Pasar Domestik Dan Global ....................................................... 34
Gambar III.2 Media promosi SNI dalam bentuk infografis yang ditayangkan di
Medsos BSN ........................................................................................................... 36
Gambar III.3 Perbandingan jumlah organisasi penerap SNI dari tahun 2016-
2019 ........................................................................................................................ 39
Gambar III.4 Perbandingan jumlah organisasi penerap SNI dari tahun 2016-
2019 ........................................................................................................................ 40
Gambar III.5 Penyelenggaraan National Quality Award 2019 ........................ 41
Gambar III.6 Penyelenggaraan National Quality Award 2019 ........................ 42
Gambar III.7 Sidang ACCSQ WG 2 ke-37 di Yogyakarta .................................. 48
Gambar III.8 Nilai Organisasi BSN ........................................................................ 52
Gambar III.9 Program Penerapan Budaya Kerja BSN ........................................ 53
Gambar III.10 Gerakan pada Mars Budaya Kerja ............................................ 54
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
8
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Personel ASN Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian berdasarkan Jenjang Pendidikan ................................................... 12
Tabel I.2 Personel ASN Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian berdasarkan Jenis Kelamin ............................................................. 13
Tabel I.3 Personel ASN Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian berdasarkan Rentang Usia .............................................................. 13
Tabel I.4 Potensi dan Permasalahan Kedeputian Bidang Penerapan Standar
dan Penilaian Kesesuaian .................................................................................... 18
Tabel II.1 Perjanjian Kinerja Kedeputian bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian Tahun 2019 ....................................................................... 25
Tabel III.1 Pencapaian Kinerja Kedeputian bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian Tahun 2019 ....................................................................... 29
Tabel III.2 Capaian Kinerja Sasaran 1 ................................................................. 30
Tabel III.3 Dukungan Kedeputian Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian Dalam pencapaian Sasaran Stakehodler Perspective ................. 33
Tabel III.4 Capaian Kinerja Sasaran 2 ................................................................. 35
Tabel III.5 Jumlah Organisasi penerap SNI sesuai dengan Skema Akreditasi
KAN......................................................................................................................... 37
Tabel III.6 Capaian Kinerja Sasaran 2 ................................................................. 43
Tabel III.7 Capaian Kinerja Sasaran 2 ................................................................. 44
Tabel III.8 Pagu dan Realisasi Anggaran Kedeputian bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian TA 2020 ........................................................ 55
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
9
S
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun
Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran. Hal ini telah
diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dan PermenPANRB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi. Laporan Kinerja tersebut merupakan laporan kinerja
tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam
mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan Laporan Kinerja (LKj)
tersebut juga menjadi kewajiban Kedeputian Bidang Penerapan Standar
dan Penilaian Kesesuaian, sebagai salah satu unit kerja di lingkungan Badan
Standardisasi Nasional (BSN) yang disusun secara berjenjang sesuai Peraturan
Kepala BSN No. 5 Tahun 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem
Akuntabilitas Instansi Pemerintah di Lingkungan Badan Standardisasi
Nasional.
Kinerja Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian memberikan kontribusi khususnya pada kinerja Kepala Badan
Standardisasi Nasional dan secara keseluruhan terhadap BSN. Oleh karena
itu, penyusunan Laporan Kinerja Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian merupakan bahan masukan dalam penyusunan
Laporan Kinerja Badan Standardisasi Nasional tahun 2020.
I.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penyusunan Laporan Kinerja Kedeputian Bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian adalah sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada publik atas pelaksanaan program/kegiatan
serta akuntabilitas kinerja dalam rangka mencapai visi dan misi Badan
Standardisasi Nasional, dengan tujuan sebagai berikut :
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas
kinerja yang telah dan seharusnya dicapai;
2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah
untuk meningkatkan kinerjanya.
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
10
Hasil evaluasi yang dilakukan akan digunakan sebagai dasar penyusunan
rekomendasi untuk menjadi masukan dalam menetapkan kebijakan dan
strategi yang akan datang sehingga dapat meningkatkan kinerja Unit Kerja.
I.3 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 10 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional, tugas
Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penerapan standar dan penilaian kesesuaian
Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, Kedeputian Bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan kebijakan di bidang pengembangan sistem, konsultasi,
diseminasi, dan pengendalian penerapan standar dan penilaian
kesesuaian
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sistem, konsultasi,
diseminasi, dan pengendalian penerapan standar dan penilaian
kesesuaian ;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan sistem,
konsultasi, diseminasi, dan pengendalian penerapan standar dan
penilaian kesesuaian.
4. Pelaksanaan pemenuhan kewajiban internasional di bidang
pengembangan sistem, konsultasi, diseminasi, dan pengendalian
penerapan standar dan penilaian kesesuaian
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala
Struktur Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut.
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
11
GAMBAR I.1 STRUKTUR ORGANISASI KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR
DAN PENILAIAN KESESUAIAN
Berdasarkan struktur organisasi tersebut, Kedeputian Bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian mempunyai tata kerja yang didukung
oleh:
1. Direktorat Sistem Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian dengan
tugas melaksanakan penyusunan kebijakan, pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan, serta pelaksanaan pemenuhan kewajiban internasional di
bidang pengembangan sistem dan pengendalian penerapan standar
dan penilaian kesesuaian
2. Direktorat Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
dengan tugas melaksanakan penyusunan kebijakan, pelaksanaan
evaluasi dan pelaporan, serta pelaksanaan pemenuhan kewajiban
internasional di bidang konsultasi dan diseminasi penerapan standar dan
penilaian kesesuaian
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
12
I.4 SUMBER DAYA MANUSIA
Untuk mendukung pelaksanaan operasional organisasi, sampai dengan 31
Desember 2019 Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian memiliki personel berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) sebanyak
75 (tujuh puluh lima) orang, dengan rincian sesuai tabel berikut:
TABEL I.1 PERSONEL ASN KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN
PENILAIAN KESESUAIAN BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN
GAMBAR I.2 DIAGRAM PERSONEL ASN KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN
STANDAR DAN PENILAIAN KESESUAIAN BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN
Berdasarkan Tabel 1.1 dan Gambar 1.2 terlihat bahwa Kedeputian PSPK
mempunyai sumber daya manusia dengan jenjang pendidikan S1 sebanyak
52 orang (68 %) dan S2 sebanyak 21 orang ( 28 %) dan jenjang S3 sebanyak 1
orang.
No Uraian Jenjang Pendidikan Jumlah
Orang < S1 S1 S2 S3
1. Deputi PPSPK - - 1 1
2. Direktorat SPSPK - 22 15 - 37
3. Direktorat PPSPK 2 30 6 - 38
Jumlah 2 52 21 1 76
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
13
Sedangkan Tabel 1.2 dan Gambar 1.3 menunjukkan jumlah yang seimbang
antara pegawai laki-laki dan perempuan di Kedeputian Bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian.
TABEL I.2 PERSONEL ASN KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN
PENILAIAN KESESUAIAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
GAMBAR I.3 DIAGRAM PERSONEL ASN KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN
STANDAR DAN PENILAIAN KESESUAIAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Selain itu, Tabel 1.3 dan Gambar 1.4 menunjukkan rentang usia produktif
pegawai di Kedeputian Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian yang
didominasi oleh rentang usia 31-35 tahun.
TABEL I.3 PERSONEL ASN KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN
PENILAIAN KESESUAIAN BERDASARKAN RENTANG USIA
No Rentang Usia PNS Jumlah
1. 20 – 25 6
2. 26 – 30 16
3. 31 – 35 32
4. 36 – 40 9
5. 41 - 45 6
6. 46 – 50 4
7. 51 - 55 2
8. 56 - 60 1
TOTAL 76
No Uraian Jenis Kelamin Jumlah
L P
1. Deputi PPSPK - 1 1
2. Direktorat SPSPK 14 23 37
3. Direktorat PPSKP 24 14 38
Jumlah 38 38 76
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
14
GAMBAR I.4 DIAGRAM PERSONEL ASN KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN
STANDAR DAN PENILAIAN KESESUAIAN BERDASARKAN RENTANG USIA
Berdasarkan data di atas, sumber daya manusia kedeputian PSPK memiliki
human capital yang memadai untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
Meskipun demikian, dilihat dari tingkat pendidikan dan usia produktif, SDM
di lingkungan Kedeputian PSPK masih perlu meningkatkan kapasitas yang
dimiliki baik melalui jalur pendidikan formal maupun capacity building
lainnya (hard dan soft skill) guna mendukung tercapainya ASN yang handal,
kompeten dan profesional dalam memberikan produk/layanan BSN secara
prima kepada masyarakat dan berkonstribusi nyata menuju Indonesia maju.
Dalam mendukung output kinerja kedeputian, BSN menempatkan beberapa
pegawai pemerintah non pegawai negeri (PPNPN) yang direkrut melalui jalur
umum sesuai prosedur yang diatur. Sebanyak 4 (empat) orang PPNPN
ditempatkan sebagai supporting yang terdiri dari 2 (dua) orang pegawai
administrasi keuangan dan 2 (dua) orang sekretaris kepala unit kerja
(Direktur).
Selain SDM internal, Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian juga didukung oleh stakeholder sebagai partner (mitra), yang
kontribusi mereka dalam bidang penerapan standar dan penilaian
kesesuaian sangatlah besar. Mitra tersebut terdiri dari:
1. Komite Kebijakan Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian Badan
Standardisasi Nasional yang melibatkan 22 institusi;
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
15
2. Komite Nasional Hambatan Teknis Perdagangan (HTP) yang melibatkan
12 institusi dan didukung oleh 13 Kelompok Kerja yang masing masing
berada dikoordinasikan oleh K/L terkait;
3. Dewan juri SNI Award sebanyak 20 orang yang terdiri dari unsur industri,
regulator, akademisi, praktisi, media dan dari lembaga penilaian
kesesuaian;
4. Evaluator SNI Award yang terdiri dari internal dan eksternal BSN. Tahun
ini, total evaluator SNI Award sebanyak 52 orang yang terdiri dari Asisten
Evaluator sebanyak 14 orang , Evaluator (18 orang) dan Lead Evaluator
sebanyak 20 orang sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.5;
5. Pembina UMKM sebanyak 97 orang yang tersebar di pusat maupun
daerah (lihat Gambar 1.6).
GAMBAR I.5 KOMPOSISI TIM EVALUATOR SNI AWARD 2019
GAMBAR I.6 KOMPOSISI FASILITATOR PENERAP SNI 2019
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
16
I.5 PERAN STRATEGIS
Dengan ditetapkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK), BSN diharapkan memberikan
kontribusi dalam peningkatan daya saing nasional, transparansi
perdagangan, perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, masyarakat
dari aspek K3L, dan kepastian dalam transaksi perdagangan barang dan
atau Jasa di Dalam Negeri dan Luar Negeri, Standardisasi, regulasi teknis
dan prosedur penilaian kesesuaian (stracrap) menjadi acuan (ukuran)
utama dalam pengaturan non tariff measure lalu lintas barang dan jasa
menuju perdagangan yang fair. Sistem dan kebijakan infrastruktur mutu
nasional telah dibangun Indonesia sesuai dengan kaidah dan ketentuan
yang disepakati secara internasional dan tentu saja sangat memperhatikan
kepentingan Indonesia serta perkembangan IPTEK.
Kegiatan standardisasi yang meliputi kegiatan perumusan standar dan
hingga penerapan standar dikembangkan secara berkelanjutan. Demikian
halnya dengan kegiatan penilaian kesesuaian untuk memastikan bahwa
penerapan standar oleh pelaku usaha dan terhadap produknya benar
benar dalam koridor yang benar sehingga terbangun persepsi yang positif
terhadap mutu barang yang beredar dan meningkatnya tingkat
kepercayaan masyarakat atas signifikansi keberadaan SPK
Setiap tahun BSN menetapkan SNI rata-rata sebanyak 500 Standar
Nasional Indonesia (SNI). SNI akan memiliki value bila diterapkan. Penerapan
SNI dilakukan dengan cara menerapkan persyaratan SNI terhadap barang,
jasa, sistem, proses atau personel yang dibuktikan melalui pemilikan sertifikat
dan/atau pembubuhan tanda SNI dan/atau tanda kesesuaian. Berdasarkan
PP 34 Tahun 2018 Pasal 41 dan Pasal 42 bahwa Penilaian kesesuaian dan
tata cara yang diperlukan untuk membuktikan pemenuhan persyaratan
acuan maka ditetapkan skema penilaian kesesuaian sebagai penyediaan
sistem/acuan/pedoman yang sama dalam melaksanakan sertifikasi. Namun
beragam isu atau permasalahan dalam penerapan standar dan penilaian
kesesuaian masih tetap muncul. Selain dari implikasi era global dan digital
yang menyebabkan perubahan cepat, kemampuan dan keterbatasan
sumberdaya dunia usaha, juga ketersediaan infrastruktur mutu untuk
merespon juga belum optimal.
Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
mempunyai peran strategis dalam meningkatkan keberterimaan dan daya
saing produk nasional melalui kegiatan pengembangan skema penilaian
kesesuaian, diseminasi SPK dan fasilitasi pendampingan penerapan standar
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
17
kepada pelaku usaha dan organisasi, hingga melihat tingkat efektifitas
penerapannya .
Skema penilaian kesesuaian berbasis SNI yang dikembangkan Kedeputian
PSPK sangat esensial bagi lembaga penilaian kesesuaian dan pelaku usaha
dalam rangka barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan mengurangi
timbulnya interpretasi yang berbeda dalam kegiatan sertifikasi. Halnya untuk
kementerian/lembaga, skema PK yang dikembangkan dapat menjadi
rujukan dalam penyusunan regulasi teknis.
Bila dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat Indonesia yang masih
dominan di tingkat pendidikan menengah, luas wilayah Indonesia dan
tingkat daya beli masyarakat, maka diseminasi SPK yang dilakukan
Kedeputian PSPK sangat esensial membangun kesadaran masyarakat dan
stakeholder tentang produk yang bermutu dan pemilihan produk. Lebih
lanjut secara tidak langsung mengajak mereka untuk berkonstribusi
penggunaan sumberdaya alam secara efisien.
Menyadari bahwa pelaku usaha merupakan pihak yang sangat berperan
dalam penggunaan sumberdaya alam secara efisien untuk mendukung
keberlangsungan kegiatan produksi dan penyediaan produk yang bermutu,
Faslitasi penerapan SNI kepada pelaku usaha dan organisasi menjadi sangat
penting , terutama bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang
mendominasi skala industri Indonesia. Faslitasi ini mampu mengantarkan
pelaku usaha untuk menembus dan ekspansi pasar yang lebih luas dan
berdaya saing. Lebih lanjut akan terjadi peningkatan GDP Indonesia.
Demikian halnya dengan pentingnya fasilitasi dan pembinaan kepada
Lembaga Penilaian Kesuaian (LPK) guna meningkatkan dan memperluas
daya dukung lingkup akreditasi dalam pelaksanaan penilaian kesesuaian di
seluruh wilayah Indonesia. Ketersedian LPK di seluruh wilayah Indonesia
terutama untuk mendukung produk unggulan akan berdampak pada
penurunan waktu tunggu dan biaya pelaksanaan PK yang selama ini
dirasakan menjadi beban oleh dunia usaha.
Uji petik terhadap produk bertanda SNI yang beredar di pasar
dilaksanakan untuk memastikan efektivitas penerapan SNI dan
pemenuhannya terhadap Standar dan regulasi terkait. Rekomendasi hasil Uji
petik sangat diperlukan oleh Kementerian/Lembaga termasuk stakeholder
untuk mengambil langkah yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing
produk, kepercayaan pasar dan perlindungan konsumen.
Peran strategis Kedeputian PSPK dalam menjalankan tugas BSN sebagai
notification body dan enquiry point TBT WTO seperti tertuang dalam PP 34
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
18
2018, mengantarkan komitmen Indonesia terhadap transparansi penyusunan
regulasi yang berdampak pada lalu lintas perdagangan dan sebaliknya
memberi trade concern terhadap regulasi teknis negara lain yang
mempengaruhi perdagangan Indonesia. Demikian halnya keikutsertaan
dan peran aktif BSN dalam perundingan pada berbagai FTA dengan
memasukan artikel terkait implementasi standar dan penilaian kesesuaian
untuk mereduksi hambatan yang tidak diinginkan dalam perdagangan
antar negara.
Untuk itu, sesuai dengan tugas dan fungsinya Kedeputian Bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian telah mengidentifikasi potensi,
permasalahan yang dihadapi, dan tindak lanjut yang akan dilakukan dalam
mendukung pelaksanaan fungsi BSN.
TABEL I.4 POTENSI DAN PERMASALAHAN KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN
STANDAR DAN PENILAIAN KESESUAIAN
POTENSI PERMASALAHAN TINDAK LANJUT
1. Meningkatnya
permintaan
penerapan dan
sertifikasi SNI oleh
pelaku usaha.
1. Masih terbatasnya
kemampuan pelaku
usaha khususnya
UMKM dalam
penerapan SNI.
1. Melakukan pendampingan
penerapan SNI kepada pelaku
usaha.
2. Mengembangkan panduan
penerapan SNI
3. Capacity building bagi pembina
UMKM
4. Pengembangan jejaring pembina
UMKM
5. Partnership dengan industri skala
menengah besar
2. Masih terbatasnya
ruang lingkup LPK
(laboratorium dan
lembaga sertifikasi
produk) untuk
mendukung
penerapan SNI
(produk unggulan
daerah maupun
pemenuhan
kewajiban
1. Melakukan pemetaan daya
dukung ruang lingkup LPK untuk
mendukung produk unggulan
daerah diseluruh wilayah
Indonesia dan pemenuhan
ketentuan/kewajiban
internasional
2. Melakukan fasilitasi LPK diseluruh
wilayah Indonesia, terutama
Indonesia Timur
3. Penyusunan Skema Penilaian
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
19
internasional). kesesuaian
4. Penunjukkan LPK
2. Meningkatnya
pangsa pasar
produk UMKM
baik dalam
maupun luar
negeri
1. Masih terbatasnya
pemahaman UMKM
tentang persyaratan
teknis produk UMKM
1. Capacity building
2. Kolaborasi dengan K/L terkait,
termasuk Pemerintah Daerah
2. Masih terbatasnya
informasi mengenai
persyaratan negara
tujuan ekspor
1. Penyedian informasi dan analisis
regulasi tujuan ekspor
2. Penyusunan informasi mengenai
persyaratan tujuan ekspor
3. Pemanfaatan e-ping
4. Keikutsertaan UMKM didalam
forum internasional (PASC)
3. 5.
4. Tersedianya
skema penilaian
kesesuaian dan
mekanisme
efektivitas
pengendalian
penerapan SNI
1. Pelaku usaha dan
LPK belum mampu
memenuhi
persyaratan sesuai
Skema PK
1. Penyusunan panduan
pengambilan sampel
2. Sosialisasi skema PK ke LPK
3. Promosi Skema PK
4. Penguatan koordinasi dengan
KAN dalam penyusunan syarat
dan aturan akreditasi
2. Representasi jenis
produk yang
disampling
1. Kolaborasi dengan stakeholder
terkait termasuk Pemerintah
Daerah.
5. Peningkatan
penerapan SNI
melalui
pemberlakuan
1. Duplikasi
kewenangan
dalam
pemberlakuan SNI
1. Penyusunan pedoman GRP dan
RIA (PBSN)
2. Dialog dan audiensi kepada K/L
mengenai penerapan standar
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
20
SNI secara wajib
secara Wajib.
2. Regulator belum
sepenuhnya
memenuhi prinsip-
prinsip penyusunan
regulasi yang baik
(GRP).
3. SNI terbaru belum
dijadikan rujukan
dalam penyusunan
regulasi teknis.
4. Kurangnya
pemahaman
pelaku usaha dan
penegak hukum
tentang
pemberlakuan SNI
secara wajib .
5. Dispute antar K/L
terkait regulasi
pemberlakuan SNI
wajib.
6. Skema sertifikasi
masih dianggap
menghambat
perdagangan
dan PK
3. Memberi rekomendasi/saran
kepada K/L saat penyusunan
regulasi teknis terkait SNI
termutakhir.
4. Capacity building terkait RIA
dgn regulator, bekerjasama dgn
asosiasi utk penyediaan scientific
evidence untuk risk analysis
5. Sosialisasi dan edukasi terkait
penerapan SNI secara wajib
melalui koordinasi dengan
stakeholder termasuk aparat
penegak hukum.
6. Penguatan fungsi BSN sbg
koordinator bdg SPK untuk dapat
menyelesaikan dispute (
penguatan koordinasi di KKPRS )
7. Mereview skema PK
6. Pemanfaatan
kesepakatan
bidang SPK
didalam
perjanjian
FTA/CEPA/PTA
untuk
memfasilitasi
perdagangan
1.Belum adanya
pemetaan dan kajian
kemampuan pelaku
usaha maupun produk
unggulan daerah
maupun nasional
1.Melakukan pemetaan dan kajian
kemampuan pelaku usaha
maupun produk unggulan daerah
maupun nasional dalam setiap
FTA/CEPA/PTA yang sedang
dibahas maupun yang sudah
disepakati
2.Diseminasi hasil kesepakatan
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
21
FTA/CEPA/PTA
3.Koloborasi dengan FTA Center di
daerah dan KLT BSN
2.Penyusunan regulasi di
daerah belum
mengacu GRP dan
kesepakatan
FTA/CEPA/PTA
4.Diseminasi hasil kesepakatan
FTA/CEPA/PTA
5.Koloborasi dengan FTA Center di
daerah dan KLT BSN
7. Kepentingan
Indonesia dalam
meningkatkan
akses pasar
produsen dan
perlindungan
konsumen dalam
negeri di forum
TBT/WTO
1.Regulasi yang
dinotifikasi sering
mendapatkan concern
dari negara anggota
lain.
2.Rendahnya
awareness dan
partisipasi aktif
stakeholder dalam
mengakses regulasi
teknis negara lain.
1.Penguatan Komnas HTP dan KK
dalam mendorong pemenuhan
prinsip transparansi oleh regulator.
2.Sosialisasi e-ping dan mendorong
partisipasi aktif stakeholder.
3.Menyediakan informasi mingguan
terkait analisai regulasi dari negara
lain.
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
22
BAB II PERENCANAAN KINERJA
II.1 PERENCANAAN STRATEGIS
II.1.1 Visi dan Misi
Unit organisasi Kedeputian Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
merupakan organisasi baru yang ditetapkan pada tahun 2019 sesuai
dengan Perpres 4 Tahun 2018 tentang Badan Standardisasi Nasional dan
Keputusan Kepala BSN nomor 10 Tahun 2018. Tugas dan fungsi Kedeputian
Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian terkait dengan melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penerapan standar dan
penilaian kesesuaian. Kebijakan dan implementasi SPK sebelumnya berada
di beberapa Kedeputian pada struktur organisasi BSN sebelumnya , yaitu :
1. Kedeputian Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi , untuk kebijakan
terkait diseminasi dan fasilitasi dunia usaha dan organisasi.
2. Kedeputian Penerapan Standar dan Akreditasi, untuk kebijakan terkait
pengembangan sistem penerapan standar, regulasi teknis dan efektivitas
penerapan standar
3. Kedeputian Penelitian dan Kerjasama Standardisasi, untuk kebijakan
terkait kerjasama bilateral, regional dan internasional termasuk fungsi BSN
sebagai notifikasi dan enquiry point TBT WTO.
Untuk itu perencanaan strategis Kedeputian Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian disepakati tetap meneruskan Rencana strategis 2015-
2019 yang terkait di ketiga unit eselon satu tersebut.
Rumusan visi dan misi pada Kedeputian Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian adalah sebagai berikut.
VISI
“Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian membuat lebih aman,
nyaman dan sejahtera”
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
23
MISI
1. Mengembangkan kebijakan penerapan standar dan penilaian kesesuaian
selaras dengan kepentingan nasional dan ketentuan internasional;
2. Memastikan ketersediaan lembaga penilaian kesesuaian untuk
mendukung penerapan standar dan daya saing nasional;
3. Meningkatkan keterlibatan organisasi dan pelaku usaha untuk penerapan
standar dan penilaian kesesuaian dalam rangka penguatan daya saing
nasional;
4. Menguatkan peran dan keberterimaan standar dan penilaian kesesuaian
di forum nasional dan internasional
5. Meningkatkan efektivitas dan tata kelola penerapan standar dan
penilaian kesesuaian
6. Mengembangkan budaya standar dan penilaian kesesuaian
7. Meningkatkan akuntabilitas kinerja dan budaya organisasi kedeputian
II.1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan merupakan sesuatu apa yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahunan. Tujuan
ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta
didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis, serta mengarahkan
perumusan sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka
merealisasi misi. Tujuan yang dirumuskan berfungsi juga untuk mengukur
sejauh mana visi dan misi Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian telah dicapai.
Tujuan Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian adalah sebagai berikut:
TUJUAN
1. Tersedianya kebijakan dan skema penilaian kesesuaian bagi stakeholder.
2. Meningkatnya jumlah organisasi dan pelaku usaha yang menerapkan
standar;
3. Tersedianya LPK untuk mendukung produk unggulan dan pemenuhan
kewajiban internasional;
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
24
4. Memperkuat peran standardisasi, regukasi teknis dan prosedur penilaian
kesesuaian (Stracap) di forum nasional, bilateral, regional dan
internasinal;
5. Meningkatnya tingkat efektivitas kesesuaian barang, jasa, sistem, proses,
person dengan persyaratan standar dan penilaian kesesuaian;
6. Meningkatnya persepsi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
standar dan penilaian kesesuaian dalam mewujudkan pembangunan
berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat.
Sasaran di sini merupakan sasaran di lingkungan Kedeputian Bidang
Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian selaku Unit Teknis di lingkungan
BSN. Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
dituntut agar dapat mengikuti perkembangan dan dinamika di lingkungan
BSN untuk meningkatkan kualitas, produktivitas dan kinerja pelaksanaan
fungsi BSN. Untuk itu, pencapaian kinerja Kedeputian Bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian harus dapat dinilai dari aspek ketepatan
penentuan sasaran strategis, indikator kinerja, ketepatan target dan
keselarasan antara kinerja output dan kinerja outcome. Pada tahun 2019,
sasaran Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
telah dilakukan penyempurnaan dalam rangka perbaikan berkelanjutan.
Berikut sasaran Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2019.
SASARAN
Dengan struktur organisasi baru, sasaran yang ditetapkan untuk mencapai
tujuan Kedeputian bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2019 sebagai upaya penyempurnaan
adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya daya saing produk berstandar di pasar domestik dan global
2. Meningkatkan penerapan SNI oleh pelaku usaha/organisasi
3. Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Sistem Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian
4. Meningkatkan pengelolaan akuntabilitas kinerja dan sumber daya
manusia yang profesional
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
25
II.2 PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja merupakan Pernyataan Kinerja atau Perjanjian
Kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja
tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Perjanjian
kinerja dimanfaatkan oleh pimpinan instansi pemerintah untuk menilai
keberhasilan organisasi pada akhir tahun.
Sebagai upaya untuk terus melakukan perbaikan dalam pengukuran
kinerja, pada tahun 2019 telah dilakukan penyempurnaan Indikator Kinerja
Sasaran Kedeputian Bidang sehingga indikator kinerja Perjanjian Kinerja
Tahun 2019 juga mengalami perubahan. Berikut adalah Perjanjian Kinerja
Kedeputian bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian tahun
2019 berdasarkan sasaran, indikator kinerja dan target.
TABEL II.1 PERJANJIAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR
DAN PENILAIAN KESESUAIAN TAHUN 2019
Sasaran Indikator Kinerja Target
2019
Customer Perspectives
1. Terwujudnya daya
saing produk
berstandar di pasar
domestik dan global
1. Persentase pertumbuhan ekspor
Produk berstandar di pasar
domestik Nasional yang
didukung SNI, Laboratorium,
Lembaga Sertifikasi dan
Metrologi (Standar Nasional
Satuan Ukuran)
2,5 %
2. Persentase pertumbuhan produk
ber-SNI di pasar retail dalam
negeri
1 %
3. Indeks kepuasan masyarakat
terhadap Nilai efektivitas Sistem
Standardisasi dan Penilaian
Kesesuaian
4,40
Internal Process Perspectives
2. Meningkatkan
Penerapan SNI oleh
pelaku
usaha/organisasi
4. Persentase Standar Nasional
Indonesia (SNI) yang diterapkan
10 %
5. Jumlah organisasi yang
menerapkan Standar Nasional
Indonesia (SNI)
14000
organisasi
3. Meningkatkan
Kapasitas dan
Kualitas Sistem
Penerapan Standar
6. Persentase produk bertanda SNI
yang sesuai dengan persyaratan
SNI
70
7. Jumlah keberterimaan sistem 5 FTA/ CEPA/
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
26
Sasaran Indikator Kinerja Target
2019
dan Penilaian
Kesesuaian
SPK di forum bilateral, regional,
dan multilateral
PTA
Learning and Growth Perspectives
5. Meningkatkan
pengelolaan
akuntabilitas kinerja
dan sumber daya
manusia yang
profesional
8. Tingkat kualitas akuntabilitas
kinerja Deputi bidang
penerapan standar dan
penilaian kesesuaian
78,5 %
9. Tingkat penerapan budaya kerja
unggul Deputi bidang
penerapan standar dan
penilaian kesesuaian
70 %
Sebagaimana tercantum dalam tabel di atas, Kedeputian bidang
Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian pada tahun 2019
menetapkan sebanyak 4 (empat) sasaran di mana setiap sasaran memiliki
indikator kinerja sebagai acuan untuk mengukur keberhasilan atau
kegagalan pada setiap pelaksanaannya.
Dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan, Deputi
bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian melaksanakan 2 (dua)
kegiatan dalam 1 (satu) program. Adapun keseluruhan program dan
kegiatan tersebut termasuk output yang akan dihasilkan adalah sebagai
berikut:
A. Program Pengembangan Standardisasi Nasional melalui :
1. Kegiatan Peningkatan Sistem Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian (3561), yang akan menghasilkan output :
a. 3561.001 : Skema Penerapan Standar
b. 3561.003 : Prasarana Penerap Standar
2. Kegiatan Peningkatan Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian yang akan menghasilkan output :
a. 3558.001 : Peningkatan Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
b. 3558.002 : Pelayanan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian untuk Area
Industri di Luar Pulau Jawa (Riau, Sumsel dan Sulsel)
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
27
c. 3558.003 : Pelayanan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian di Kawasan
Industri yang Telah Eksisting (Surabaya dan Bekasi)
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
28
A
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
kuntabilitas kinerja adalah pertanggungjawaban kinerja instansi
dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis instansi dan
digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi lembaga.
Kedeputian bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
berkewajiban untuk melaporkan akuntabilitas kinerja melalui penyajian
Laporan Kinerja. Laporan Kinerja tersebut menggambarkan tingkat
keberhasilan dan kegagalan selama kurun waktu 1 (satu) tahun berdasarkan
sasaran, program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Untuk mendukung
pencapaian kinerjanya, Kedeputian bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian telah melaksanakan beberapa aktivitas kegiatan yang
disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya. Pelaksanaan aktivitas
kegiatan tersebut selanjutnya dituangkan dalam Laporan Kinerja Kedeputian
bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian Tahun 2019.
III.1 CAPAIAN KINERJA
Pencapaian kinerja adalah hasil kerja yang dicapai organisasi sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai
tujuan dan sasaran organisasi. Dalam rangka mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran untuk mewujudkan visi dan misi Kedeputian bidang
Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian, maka telah ditetapkan
sasaran dan target kinerja. Sasaran dan target kinerja tersebut dicapai
melalui pelaksanaan program dan kegiatan serta aktivitas kegiatan
sebagaimana telah disampaikan pada Bab II. Pencapaian masing-masing
sasaran dan target yang terkait Kedeputian bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian yang direncanakan dalam Tahun 2019 berdasarkan
Perjanjian Kinerja, dapat dilihat pada Tabel III.1 berikut.
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
29
TABEL III.1 PENCAPAIAN KINERJA KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN
KESESUAIAN TAHUN 2019
Sasaran Indikator Kinerja Target
Realis
asi
%
Capaia
n
Customer Perspectives
1. Terwujudnya
daya saing
produk
berstandar di
pasar domestik
dan global
1. Persentase pertumbuhan ekspor Produk
berstandar di pasar domestik Nasional
yang didukung SNI, Laboratorium,
Lembaga Sertifikasi dan Metrologi
(Standar Nasional Satuan Ukuran)
2,5 % 9,03% 100
2. Persentase pertumbuhan produk ber-SNI
di pasar retail dalam negeri
1 % 2.5% 100
3. Indeks kepuasan masyarakat terhadap
Nilai efektivitas Sistem Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian
4,40 4,07 92.5
Internal Process Perspectives
2. Meningkatkan
penerapan SNI
oleh pelaku
usaha/organisa
si
4. Persentase Standar Nasional Indonesia
(SNI) yang diterapkan
10 % 25.3% 100
5. Jumlah organisasi yang menerapkan
Standar Nasional Indonesia (SNI)
14.000
Organis
asi
19.398 100
3. Meningkatkan
Kapasitas dan
Kualitas Sistem
Penerapan
Standar dan
Penilaian
Kesesuaian
6. Persentase produk bertanda SNI yang
sesuai dengan persyaratan SNI
70 % 70% 100
7. Jumlah keberterimaan sistem SPK di forum
bilateral, regional, dan multilateral
5
FTA/CEPA/
PTA yang
ada
chapter
TBT
5
FTA/CEP
A/PTA
yang ada
chapter
TBT
100
Learning and Growth Perspectives
4. Meningkatkan
pengelolaan
akuntabilitas
kinerja dan
sumber daya
manusia yang
profesional
8. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja
Deputi bidang penerapan standar dan
penilaian kesesuaian
78,5 % 68,13 % 86,78
9. Tingkat penerapan budaya kerja unggul
Deputi bidang penerapan standar dan
penilaian kesesuaian
70 % 65 % 93
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
30
Berdasarkan Tabel III.1 di atas, berikut diuraikan capaian kinerja
Kedeputian bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian untuk
masing-masing sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja.
Pencapaian sasaran tersebut dijelaskan sebagai berikut.
SASARAN 1 Terwujudnya daya saing produk berstandar di pasar
domestik dan global
Sasaran Stakeholder Perspective merupakan sasaran lembaga BSN yang
merupakan outcome dari kegiatan di Direktorat dan Pusai di lingkungan BSN.
Sesuai pada Tabel III.2 bahwa capaian indikator sasaran Terwujudnya daya
saing produk berstandar di pasar domestik dan global yang terdiri dari 3
(tiga) indikator kinerja rata-rata tercapai 97.5 %.
TABEL III.2 CAPAIAN KINERJA SASARAN 1
Sasaran Indikator Kinerja Target
Realisasi %
Capaia
n
Stakeholder Perspectives
1. Terwujudnya
daya saing
produk
berstandar di
pasar domestik
dan global
1. Persentase pertumbuhan ekspor Produk
berstandar di pasar domestik Nasional
yang didukung SNI, Laboratorium,
Lembaga Sertifikasi dan Metrologi
(Standar Nasional Satuan Ukuran)
2,5 % 9,03% 100
2. Persentase pertumbuhan produk ber-SNI
di pasar retail dalam negeri
1 % 2.5% 100
3. Indeks kepuasan masyarakat terhadap
Nilai efektivitas Sistem Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian
4,40 4,07 92.5
Rata-rata Capaian 97,5
Berikut disampaikan rincian capaian indikator kinerja sasaran 1.
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
31
Indikator
Kinerja 1
Persentase pertumbuhan ekspor Produk berstandar di pasar
domestik Nasional yang didukung SNI, Laboratorium, Lembaga
Sertifikasi dan Metrologi (Standar Nasional Satuan Ukuran)
Berdasarkan capaian dari indikator ini didapakan hasil bahwa rata-rata
nilai peningkatan ekspor produk nasional adalah sebesar 9,03 %. Target dari
indikator kinerja ini yang ditetapkan pada tahun 2019 adalah sebesar 2,5 %.
Hal ini berarti capaian target dari indikator kinerja ini sebesar 100 %.
Peningkatan nilai ekspor ini tentunya dipengaruhi oleh banyak hal, salah
satunya adalah penerapan standardisasi dan penilaian kesesuaian (SPK).
Standar dan penilaian mempunyai pengaruh dalam perdagangan ekspor,
meskipun besaran nilai pengaruhnya belum diketahui, namun dinyatakan
penerapan SPK mempermudah perdagangan dan meningkatkan daya
saing produk dalam perdagangan.
Rekomendasi dari hasil penelitian adalah pengembangan SNI oleh Badan
Standardisasi Nasional pada komoditi unggulan ekspor dilakukan dengan
mempertimbangkan aturan, regulasi, standar, dan skema penilaian
kesesuaian di negara tujuan eskpor. BSN melakukan kerjasama dalam
bentuk saling pengakuan dan keberterimaan atas hasil penilaian kesesuaian
dengan negara tujuan ekspor produk unggulan nasional. Saling pengakuan
dan keberterimaan ini dapat menghindari adanya re-sertifikasi ataupun
pengujian ulang atas produk ekspor yang berimplikasi pada biaya maupun
waktu tunggu. Dukungan Kedeputian Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian dengan memberikan informasi tentang penerapan SPK pada
negara tujuan ekspor komoditi unggulan nasional, untuk mengurangi
kemungkinan adanya hambatan teknis dalam aspek SPK di forum TBT WTO
maupun insertasi stracap pada beberapa perjanjian FTA (bilateral dan
regional).
Indikator
Kinerja 2
Persentase pertumbuhan produk ber-SNI di pasar retail dalam
negeri
Capaian Indikator kinerja persentase pertumbuhan produk ber-SNI di
pasar retail dalam negeri untuk Terwujudnya daya saing produk berstandar
di pasar domestik dan global sebesar 100%. Berdasarkan analisis dari hasil
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
32
survey lapangan, pertumbuhan produk bertanda SNI di pasar ritel adalah
sebesar 2,5 % (target 1%). Sedangkan berdasarkan data di www.bangbeni
diperoleh besaran pertumbuhan yang cukup signifikan dengan nilai variasi
sebesar (37~60) % tiap tahunnya. Peningkatan nilai menunjukkan bahwa
produk pasar ritel bertanda SNI mengalami pertumbuhan dari tahun-ke
tahun, sehingga hal ini menjadi bukti positif desiminasi dan pembinaan
standardisasi yang telah dilakukan BSN bersama dengan stakeholder.
Meskipun demikian ada masukan terkait data dari website www.bangbeni
perlu ditingkatkan akurasinya karena terdapat beberapa produk yang sama
yang dimasukkan sebagai produk bertanda SNI yang dapat mengakibatkan
jumlah produk bertanda SNI lebih banyak dari kenyataannya.
Indikator
Kinerja 3
Indeks kepuasan masyarakat terhadap Nilai efektivitas
Sistem Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian
Indeks kepuasan masyarakat (IKM) untuk mengukur efektivitas
pelaksanaan standardisasi dan penilaian kesesuaian di Indonesia
dilakukan melaui survei di 6 (enam) kota yaitu Semarang, Pekanbaru,
Palembang, Makassar, Surabaya dan Yogyakarta. Capaian dari
indikator nilai IKM ini yang diperoleh sebesar 92,5 %, dengan hasil 4,07
dari target yang ditetapkan pada tahun 2019 sebesar 4,40.
Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat telah
menilai penerapan SPK sudah efektif dan pengembangan SPK Penting
untuk terus ditingkatkan, meskipun bila dibandingkan dengan target
yang dicanangkan nilainya masih dibawah target 100 %. Berdasarkan
hasil analisa direkomendasikan sbb: (1). Hasil penelitian ini didistribusikan
kepada stakeholder guna pengembangan sistem standardisasi dan
penilaian kesesuaian di Indonesia, (2). BSN perlu memperkuat kerjasama
di daerah baik dengan pemerintah maupun perguruan tinggi yang ada,
guna meningkatkan edukasi dan pemasyarakatan SPK; (3). Peran dan
tugas Kantor Layanan Teknis (KLT) di daerah lebih diperluas dan
diperbanyak jumlahnya.
Kegiatan pada Deputi bidang penerapan standar dan PK berkontribusi
pada pencapaian indikator sasaran lembaga yaitu seperti pada Tabel III.3.
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
33
TABEL III.3 DUKUNGAN KEDEPUTIAN PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN
KESESUAIAN
DALAM PENCAPAIAN SASARAN STAKEHODLER PERSPECTIVE
Indikator Dukungan Kegiatan
1. Persentase
pertumbuhan ekspor
Produk nasional
yang didukung SNI,
Laboratorium,
Lembaga Sertifikasi
dan Metrologi
(Standar Nasional
Satuan Ukuran)
Pengembangan skema sertifikasi untuk produk nasional
sehingga dapat meningkatkan daya saing produk
Menangani potensial hambatan teknis yang dihadapi
dalam rangka ekspor memenuhi regulasi negara lain
Negosiasi kerjasama Bilateral dan Multilateral bidang
SPK untuk mempelancar ekspor produk nasional
Diseminasi persyaratan standar/regulasi tujuan ekspor
kepada pelaku usaha
Pendampingan Pelaku usaha dalam penerapan
standar untuk meningkatkan keberterimaan di pasar
ekspor
Pengembangan ruang lingkup LPK untuk mendukung
penerapan SNI
2. Persentase
pertumbuhan produk
ber-SNI di pasar retail
dalam negeri
Diseminasi pentingnya penerapan SNI produk kepada
pelaku usaha untuk meningkatkan daya saing di pasar
dalam negeri
Edukasi konsumen akan pentingnya memilih produk
berSNI
Promosi value produk berSNI kepada masyarakat untuk
meningkatkan kepercayaan konsumen
Pendampingan Pelaku usaha dalam penerapan SNI
untuk meningkatkan daya saing produk
Pengembangan ruang lingkup LPK untuk mendukung
penerapan SNI
Pengendalian produk bertanda SNI melalui monitoring
dan uji petik untuk produk retail
Pengembangan skema sertifikasi untuk produk retail
terutama produk makanan dan minuman
3. Indeks kepuasan
masyarakat
terhadap efektifitas
Sistem Standardisasi
dan Penilaian
Kesesuaian
Meningkatkan Diseminasi SPK
Meningkatkan layanan fasilitasi LPK dalam mendukung
penerapan SNI
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembina pelaku
usaha untuk mengoptimalkan layanan fasilitasi kepada
pelaku usaha
Memberikan insentif pembinaan dan sertifikasi SNI
kepada UMK
Meningkatkan layanan sosialisasi dan diseminasri
kepada stakeholder
Meningkatkan layanan penerbitan SPPT SNI Sukarela
Berikut contoh role model penerap SNI sebagai binaan BSN dalam
penerapan SNI dalam upaya mendukung sasaran terwujudnya daya saing
produk berstandar di pasar domestik dan global. Para role model penerap
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
34
SNI bisa sukses masuk ke pasar retail dan menembus pasar ekspor dengan
penerapan standar kinerja Kedeputian Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaia kolaborasi dengan pembina di dinas dan kementerian.
GAMBAR III.1 PRODUK-PRODUK DARI UMKM PENERAP SNI BINAAN BSN YANG
BERHASIL MASUK PASAR DOMESTIK DAN GLOBAL
SASARAN 2 Meningkatkan penerapan SNI oleh pelaku usaha/organisasi
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
35
Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran 2 yaitu
Meningkatkan penerapan SNI oleh pelaku usaha/organisasi terdiri dari 2
(dua) indikator kinerja. Capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut rata-
rata capaian sebesar 100 % seperi pada Tabel III.4
TABEL III.4 CAPAIAN KINERJA SASARAN 2
Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian 2019
Capaian s.d 2019
(kumulatif)
Target %
capaian 2015 2016 2017 2018 Target Realiasi % *)
1. Persentase Standar
Nasional Indonesia
(SNI) yang diterapkan
% - - 5 6.2 10 25 100
2. Jumlah organisasi
yang menerapkan
Standar Nasional
Indonesia (SNI)
organi
sasi
10.108
10.353
13.819
14.000
19.398 100
Rata-rata capaian Sasaran 100%
Berikut disampaikan rincian capaian indikator kinerja sasaran 2.
Indikator
Kinerja 4
Persentase Standar Nasional Indonesia (SNI) yang diterapkan
Indikator kinerja prosentase SNI yang diterapkan diperoleh dari formulasi
sebagai berikut:
Jumlah SNI yang digunakan oleh pelaku
usaha (termasuk lab, lembaga inspeksi,LS
-------------------------------------------------------------------------------x 100%
Jumlah SNI yang berlaku
SNI berdayaguna kalau diterapkan oleh pelaku usaha. Penerapan SNI
menjadi elemen penting bagi pelaku usaha untuk meningkatkan daya saing
produk nasional dan memperluas akses pasar global. SNI digunakan sebagai
sarana untuk meningkatkan mutu, efisiensi produksi, memperlancar transaksi
perdagangan serta mewujudkan persaingan usaha yang sehat dan
transparan. Sampai tahun 2019, BSN sudah menetapkan 11.250 SNI yang
diharapkan menjadi acuan stakeholder dalam proses bisnisnya. Capaian
indikator kinerja prosentase SNI yang diterapkan mencapai sebesar 100%.
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
36
Target prosentase SNI yang diterapkan pada tahun 2019 sebesar 10% dan
terealisasi sebesar 25%, angka ini melebihi dari capaian tahun sebelumnya
yaitu sebesar 6.2 %.
Sumber data SNI yang diterapkan diperoleh dari SNI yang menjadi acuan
lembaga sertifikasi dan laboratorium penguji dalam melakukan penilaian
keseuaian, acuan pelaku usaha dalam sertifikasi SNI, SNI yang diterapkan
oleh pelaku usaha peserta SNI Award (non sertifikasi), dan SNI yang menjadi
acuan kebijakan kementerian/lembaga dalam membuat regulasi. Sehingga
diperoleh data sebanyak 2526 SNI.
Sedangkan SNI yang berlaku diambil dari data pada bulan Desember
sebanyak 10.629 SNI. Kedeputian Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian mengembangkan skema penilaian kesesuaian. SNI dan Skema
Penilaian Kesesuaian didesiminasikan kepada stakeholder melalui berbagai
media seperi melalui tatap muka, workshop, forum group discussion dan juga
melalui media sosial BSN, seperti dalam Gambar III.2
GAMBAR III.2 MEDIA PROMOSI SNI DALAM BENTUK INFOGRAFIS YANG
DITAYANGKAN DI MEDSOS BSN
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
37
Indikator
Kinerja 5
Jumlah organisasi yang menerapkan Standar Nasional
Indonesia (SNI)
Capaian indikator kinerja Jumlah organisasi yang menerapkan SNI untuk
mengukur sasaran “Meningkatnya penerapan SNI oleh pelaku
usaha/organisasi” sebesar 100%. Jumlah organisasi yang menerapkan
Standar Nasional Indonesia (SNI) pada tahun 2019 sebanyak 19.398
organisasi. Capaian ini melebihi target yang ditetapkan sebanyak 14.000.
Capaian pada tahun 2019 ini lebih besar dibandingkan dengan capain
indikator kinerja jumlah organisasi yang menerapkan SNI di tahun 2018, yang
berjumlah 13.856 (Tabel III.5).
Data capaian indikator kinerja ini berasal dari organisasi yang terdaftar
menjadi klien lembaga sertifikasi yang diakreditasi KAN. Lembaga sertifikasi
mengeluarkan sertifikat kesesuaian kepada organisasi setelah melalui proses
peniaian kesesuaian terhadap persyaratan standar. Semakin banyak jumlah
sertifikat kesesuaian yang diberikan oleh lembaga sertifikasi menunjukkan
bahwa organisasi yang menerapkan SNI semakin meningkat.
BSN melakukan pembinaan kepada organisasi/pelaku usaha dalam
penerapan SNI melalui diseminasi, konsultasi, pembimbingan untuk
meningkatkan penerapan SNI. Untuk mendukung penerapan SNI, BSN
menyiapkan skema penilaian kesesuaian, melakukan pengembangan ruang
lingkup sertifikasi, memfasilitasi penunjukan LSPro dan pendampingan
penerapan SNI yang diharapkan mempercepat proses sertifikasi SNI.
Perkembangan organisasi penerapan SNI sesuai dengan skema akreditasi
KAN dari tahun 2016 hingga 2019 dikuantifikasi dalam Tabel III.5.
TABEL III.5 JUMLAH ORGANISASI PENERAP SNI SESUAI DENGAN SKEMA
AKREDITASI KAN
No Organisasi/pelaku usaha 2016 2017 2018 2019
1 Organisasi/pelaku usaha penerap SNI
Produk 2982 3082 1560 2221
2 Organisasi penerap sertifikasi Organik 355 319 288 316
3 Organisasi penerap sertifikasi Halal - - 3314 3270
4 Organisasi penerap sertifikasi SML 438 775 650 1944
5 Organisasi penerap sertifikasi Hutan - - 223 251
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
38
Produksi Lestari
6 Organisasi penerap sertifikasi Ekolabel 7 7 9 8
7 Organisasi penerap sertifikasi Gas Rumah
Kaca - - 5 5
8 Organisasi penerap sertifikasi SME - - 6 57
9 Organisasi penerap sertifikasi verifikasi
Legalitasi Kayu - - 2257 2941
10 Organisasi penerap sertifikasi SMM 5990 5691 4961 5714
11 Organisasi penerap sertifikasi SM
Keamanan Pangan 196 198 198 380
12 Organisasi penerap sertifikasi Hazzard
Analytical Critical Control Point 91 157 171 225
13 Organisasi penerap sertifikasi SM
Keamanan Informasi 39 113 88 163
14 Organisasi penerap sertifikasi SMAK 10 11 17 33
15 Organisasi penerap sertifikasi SMAP - - 72 96
16 Organisasi penerap sertifikasi SM
Keamanan Rantai Pasokan - - - 2
17 Organisasi penerap sertifikasi Usaha
Pariwisata - - - 1801
18 Organisasi penerap sertifikasi SM Biorisiko
Laboratorium - - - 1
19 Organisasi penerap sertifikasi SM
Keselamatan dan Kesehatan Kerja - - - 71
TOTAL 10.108 10.353 13.819 19.398
Berdasarkan Gambar III.2, terlihat bahwa sebagian besar penerap SNI sesuai
lingkup sertifikasi mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Hal ini
mengindikasikan bahwa sertifikasi SNI sudah menjadi kebutuhan pelaku
usaha untuk meningkatkan keberterimaan dan daya saing produknya.
Penerap SNI sistem manajemen mutu mengalami kenaikan sebesar 15 % dari
tahun sebelumnya, penerap SNI sistem manajemen keamanan pangan
mengalami kenaikan sebesar 91 %, sedangkan penerap sertifikasi SHACCP
mengalami kenaikan sebesar 31 % demikian juga untuk penerap SNI sistem
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
39
manajemen keamanan informasi 85 %, Penerap SNI produk mengalami
kenaikan sebesar 42 %.
Hanya sertifikasi halal dan ekolabel yang mengalami penurunan dan
sertifikasi gas rumah kaca tidak mengalami kenaikan.
Penambahan jumlah organisasi yang menerapkan SNI juga diperoleh dari
klien lembaga sertifikasi yang pada tahun sebelumnya belum ada
penerapnya, yaitu:
1. Organisasi penerap sertifikasi SM Keamanan Rantai Pasokan sebanyak
2 organisasi
2. Organisasi penerap sertifikasi SM Biorisiko Laboratorium sebanyak 1
organisasi
3. Organisasi penerap sertifikasi SM Keselamatan dan Kesehatan Kerja 71
sebanyak organisasi
Untuk penerap SNI Sistem Manajemen Alat Kesehatan dan Sistem
Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) belum secara signifikan mengalami
peningkatan hanya 33 %. Kebijakan pemerintah terkait penerapan SNI SMAP
belum sepenuhnya dipahami dan dipatuhi oleh pelaku usaha baik dari
private sector, BUMN maupun dari pemerintah sendiri. Operasi tangkap
tangan oleh KPK sendiri masih sering terjadi menimpa pejabat maupun
legislatif di negeri ini. Untuk itu, di tahun 2020 BSN harus terus berkolaborasi
untuk terus menggalakkan penerapan SMAP ini kepada stakeholder.
GAMBAR III.3 PERBANDINGAN JUMLAH ORGANISASI PENERAP SNI DARI TAHUN
2016-2019
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
40
GAMBAR III.4 PERBANDINGAN JUMLAH ORGANISASI PENERAP SNI DARI TAHUN
2016-2019
Dalam upaya meningkatkan penerapan SNI oleh organisasi dan
memberikan apresiasi kepada penerap SNI, BSN memberikan penghargaan
SNI Award kepada penerap SNI yang berkinerja baik. Tahun 2019 merupakan
penghargaan SNI Award yang ke-15 dengan memposisikan sebagai
National Quality Award of Indonesia.
Penghargaan SNI Award 2019 diberikan kepada 69 organisasi penerap SNI,
yang meliputi 1 penerima SNI Award peringkat Grand Platinum, 3 penerima
SNI Award peringkat Platinum, 15 penerima SNI Award peringkat Emas, dan
38 penerima SNI Award peringkat Perak, serta 13 penerima SNI Award
peringkat Perunggu.
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
41
GAMBAR III.5 PENYELENGGARAAN NATIONAL QUALITY AWARD 2019
Untuk meningkatkan jumlah organisasi yang menerapkan SNI, BSN sejak
tahun 2017 membuka Kantor Layanan Teknis (KLT) di 5 wilayah.
Tujuan dibentuknya Kantor Layanan Teknis ini, diantaranya:
1. Mendekatkan layanan standardisasi dan penilaian kesesuaian kepada
publik serta mempererat hubungan BSN dengan masyarakat daerah,
sehingga penerapan SNI semakin luas.
2. Memberikan pelayanan dan pembinaan terhadap pelaku usaha untuk
meningkatkan pertumbuhan pelaku usaha dalam menerapkan SNI.
3. Meningkatkan partisipasi stakeholder dalam pengembangan SNI.
4. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang standardisasi
dan penilaian kesesuaian.
5. Memfasilitasi dan konsultasi para stakeholder standardisasi di daerah
dalam sertifikasi dan akreditasi.
6. Meningkatkan peran serta masyarakat dan budaya standar dan mutu di
Indonesia.
Tahun 2019 ada 3 KLT yang diresmikan yaitu KLT Riau di Pekanbaru, KLT Jawa
Barat yang ada di Bekasi dan KLT Jawa Timur di Surabaya sehingga BSN total
mempunyai 5 KLT termasuk di Makassar dan Palembang. Dengan adanya
KLT ini, capaia penerapan SNI oleh pelaku usaha dan organisasi secara
mengalami peningkatan di wilayah tersebut.
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
42
GAMBAR III.6 PENYELENGGARAAN NATIONAL QUALITY AWARD 2019
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
43
SASARAN
3
Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Sistem Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian
TABEL III.6 CAPAIAN KINERJA SASARAN 2
Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian 2019
Capaian s.d 2019
(kumulatif)
Target %
capaian 2015 2016 2017 2018 Target Realiasi % *)
1. Persentase produk
bertanda SNI yang
sesuai dengan
persyaratan SNI
% 5
Jenis
produ
k
5 Jenis
produ
k
10
Jenis
Produ
k
66,28 70 % 70 % 100% 70% 100%
2. Jumlah
keberterimaan
sistem SPK di forum
bilateral, regional,
dan multilateral
5
FTA/CE
PA/PT
A yang
ada
chapte
r TBT
5
FTA/CE
PA/PT
A yang
ada
chapte
r TBT
100% 100 .100%
Rata-rata capaian Sasaran 100%
Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran Meningkatkan
Kapasitas dan Kualitas Sistem Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja. Capaian kinerja untuk indikator kinerja
tersebut rata-rata capaian sebesar 100%. Berikut disampaikan rincian
capaian indikator kinerja sasaran 2.
Indikator
Kinerja 6
Prosentase Produk bertanda SNI yang sesuai dengan
persyaratan SNI
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014
tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, BSN melakukan uji petik
kesesuaian untuk memastikan efektivitas penerapan SNI. Dalam
melaksanakan kegiatan tersebut, BSN berkoordinasi dengan
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian. Hasil uji petik
kesesuaian terhadap SNI disampaikan kepada KAN, instansi pembina, dan
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang bertanggung
jawab melakukan pengawasan pasar sebagai masukan untuk tindak lanjut
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
44
yang diperlukan.
Capaian indikator kinerja Prosentase produk bertanda SNI yang sesuai
persyaratan SNI pada tahun 2019 sebesar 100% dari 70 % yang ditargetkan
tercapai 70 %. Hasil inii lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 66, 28 %.
Pengambilan sampel dilakukan oleh Tim Uji Petik yang beranggotakan wakil
dari Badan Standardisasi Nasional dan K/L dengan lokasi uji petik di 16 kota
dan menetapkan 7 kelompok produk yang disampling.
Produk yang disampling, yaitu:
1) Produk yang SNI-nya telah diberlakukan wajib, yaitu: helm pengendara
kendaraan bermotor roda dua, kipas angin, regulator tekanan rendah
untuk tabung baja LPG dan garam konsumsi beryodium.
2) Produk yang SNI-nya diterapkan secara sukarela dan telah
mendapatkan sertifikat/Tanda SNI atau mencantumkan tanda SNI pada
produk, yaitu: penanak nasi, kertas tisu muka dan sarden dan makerel
dalam kemasan kaleng.
Hasil monitoring dan uji petik tersebut telah menghasilkan beberapa
rekomendasai bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar
pengambilan kebijakan, sehingga diharapkan dapat memperkuat kapasitas
dan kualitas penerapan standar, yang pada akhirnya akan berdampak
kepada semakin bertambahnya pelaku usaha yang menerapkan SNI dan
terciptanya perlindungan terhadap kesehatan, keselamatan kerja, dan
lingkungan hidup bagi masyarakat.
Indikator
Kinerja 7
Jumlah keberterimaan sistem SPK di forum bilateral, regional,
dan multilateral
TABEL III.7 CAPAIAN KINERJA SASARAN 2
Indikator
Kinerja Satuan
Realisasi Capaian 2019
Capaian s.d 2019
(kumulatif)
Target %
capaian
2015 2016 2017 2018 Target Realiasi % *)
Jumlah
keberterimaan
sistem SPK di
forum
bilateral,
FTA/CE
PA/PTA
yang
ada
chapter
5
FTA/CEPA/
PTA
(ACCSQ,
Indonesia-
5
FTA/CEP
A/PTA
(ACCSQ,
Indonesi
5
FTA/CE
PA/PT
A
(ACCS
5
FTA/CE
PA/PT
A
(Indon
5
FTA/CE
PA/PT
A
(Indon
5
FTA/C
EPA/P
TA
(Indon
100 % 100 % 100 %
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
45
Indikator
Kinerja Satuan
Realisasi Capaian 2019
Capaian s.d 2019
(kumulatif)
Target %
capaian
2015 2016 2017 2018 Target Realiasi % *)
regional, dan
Internasional
TBT EU
CEPA,RCE
P,ASEAN
Australia
New
Zealand
FTA,ASEA
N China
FTA)
a-EU
CEPA,
IETO
TETO,
Indonesi
a-
Australia
CEPA,
RCEP)
Q,
Indone
sia-EU
CEPA,
RCEP,
Indone
sia-
Austral
ia
CEPA,
Indone
sia-
Iran
PTA)
esia-
EU
CEPA,
Indone
sia
EFTA
CEPA,
Indone
sia-
Iran
PTA,
ACCSQ
, RCEP)
esia-
EU
CEPA,
Indone
sia-
Turki
CEPA,
Indone
saia-
Bangla
desh
PTA,
ACCSQ
Plenar
y,
ACCSQ
WG2)
esia-
EU
CEPA,
Indone
sia-
Turki
CEPA,
Indone
saia-
Bangla
desh
PTA,
ACCSQ
Plenar
y,
ACCSQ
WG2)
Dalam beberapa forum perundingan ini, BSN berpartisipasi aktif dalam forum
negosiasi ASEAN dengan negara mitra baik ASEAN + 1 maupun ASEAN + 6
(RCEP) serta kontribusi dalam perundingan bilateral antara lain dengan
Australia, New Zealand, Uni-Eropa, Iran,Bangladesh dan Taiwan.
Dalam forum ini, partisipasi BSN adalah dalam negosiasi di bidang Standard,
Technical Regulations, dan Conformity Assessment (STRACAP) atau TBT
(Technical Barriers to Trade) dimana isu standardisasi dan penilaian
kesesuaian (SPK) menjadi isu yang dikawal oleh sepanjang perundingan
berlangsung, dengan berkoordinasi melalui forum national consultation
dengan Stakeholder terkait baik sektor publik maupun antar kementerian.
Selain itu Badan Standardisasi Nasional (BSN) juga bertindak sebagai
National Focal Point dan koordinator dalam forum ACCSQ (ASEAN
Consultative Committee for Standards and Quality). Dalam hal ini BSN
bertugas memonitor perkembangan seluruh Working Group (WG) dan
Product Working Group (PWG) dibawah ACCSQ dan melakukan koordinasi
dengan institusi terkait di tingkat nasional serta mengambil langkah-langkah
yang diperlukan dalam meningkatkan komunikasi untuk memenuhi
kesepakatan yang telah ditetapkan dalam ASEAN Economic Community
(AEC) Score Card, di samping itu isu terkait new area di ASEAN yang bersifat
saling terkait (cross cutting) diantara Working Group (WG) dan Product
Working Group (PWG) menjadi perhatian BSN sebagai focal poin untuk
mengkoordinasikan dengan stakeholder di lingkup nasional.
Kerjasama di tingkat bilateral utamanya diarahkan untuk memfasilitasi
perdagangan yang termasuk di bidang standar serta keberterimaan hasil uji
dan sertifikat produk oleh lembaga sertifikasi produk antar kedua negara.
Selain itu di forum bilateral, kerjasama juga diarahkan guna mendukung
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
46
pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) melalui tukar menukar
informasi mengenai pengembangan standar di kedua negara. Hal ini
ditindaklanjuti sejalan dengan semangat perundingan di ASEAN, yaitu
dengan merekomendasikan pengembangan standar melalui adopsi standar
Internasional ke dalam standar nasional. Sehingga dalam keseluruhan
rangkaian kontribusi BSN selama tahun 2015 sampai dengan 2018 telah
dihasilkan kertas posisi untuk setiap forum perundingan baik bilateral maupin
regional, dimana upaya ini dilakukan untuk menunjukan konsistensi Indonesia
melalui partisipasi BSN dalam forum-forum perundingan tersebut.
Sebagai laporan, sepanjang Tahun 2019 beberapa inisiasi atau perundingan
Internasional yang dibahas bersama stakeholder antara lain:
a. Forum Perundingan Bilateral
1. Indonesia-Turkey CEPA
2. Indonesia-EU CEPA
3. Indonesia-Bangladesh PTA
4. Indonesia-Australia CEPA
5. Indonesia-KoreaCEPA
6. IETO-TETO - Taiwan
7. Indonesia-Mozambique FTA
8. Indonesia- Mauritius FTA
9. Indonesia-Morocco FTA
b. Forum Perundingan Regional:
1. ACCSQ
2. ASEAN-Japan CEP
3. ASEAN-India FTA
4. ASEAN-China FTA
5. ASEAN-Australia-New Zealand FTA
6. ASEAN-Korea FTA
7. Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP)
8. ASEAN-EU FTA
9. ASEAN-Canada FTA
10. ASEAN-Hongkong FTA
c. Forum Perundingan Multilateral
1. WTO Trade Policy Review (TPR)
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
47
2. Komite Nasional Fasilitasi Perdagangan (Trade Facilitation
Agreement/TFA)
3. UNFSS (United Nations Forum on Sustainability Standards)
Secara umum, dari sekian forum perundingan Internasional bidang
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (TBT/STRACAP) yang dihadapi, ada 5
(lima) forum perundingan yang disepakati yang diantaranya terdiri atas dua
perundingan regional dan tiga forum perundingan bilateral sebagaimana
rincian sebagai berikut :
a. Regional forum
- ACCSQ (ASEAN Consultative Committee on Standard and Quality)
Pada tahun 2019 telah dapat disepakati beberapa capaian ACCSQ
member states yang merupakan proyeksi dari ASEAN Economic
Priority (AEC) 2025. Indonesia melalaui BSN selaku focal poin ACCSQ
plenary secara aktif berkontribusi dalam sidang ke 51 dan ke 52 yang
berlangsung di tahun 2019, dengan beberapa kesepakatan antara
lain:
Establishment of the Building and Construction Working Group
(BCWG),
Establishment of the Digital Trade Standards and Conformance
Working Group (DTSCWG),
Development of “Principles for Harmonisation of Regulatory
Regime”,
Finalisation of the ASEAN MRA on Type Approval of Automotive
Products.
Di samping itu, dikarenakan beragamnya kepentingan teknis maupun
politis diantara ASEAN member states, tidak seluruhnya capaian dari
AEC 2025 dapat disepakati pada tahun 2019 (carry over ke tahun
2020). Berkaitan dengan hal tersebut, ACCSQ Indonesia mencatat
beberapa capaian yang dilanjutkan ke tahun 2020, antara lain:
Sign the ASEAN MRA on Type Approval of Automotive Products,
Sign the MRA on Building and Construction Materials,
Finalise and Endorse the ASEAN Agreement on Regulatory
Framework for Traditional Medicines,
Finalise and Endorse the ASEAN Agreement on Regulatory
Framework for Health Supplements,
Adopt the Work Programme of the Digital Trade Standards and
Conformance Working Group,
Sign the ASEAN Framework Agreement on Mutual Recognition
Arrangement,
Full ratification of the ASEAN Medical Device Directive.
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
48
- ACCSQ Working Group 2 (Conformity Assessment)
Dalam tahun ini, Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah untuk
penyelenggaraan sidang ACCSQ Working Group 2 (WG2) di
Yogyakarta-Jawa Tengah pada akhir tahun 2019. Secara umum
pertemuan ke 37 ini membahas informasi termutakhir di ASEAN
utamanya mengenai strategi penerapan penilaian kesesuaian
diantara AMS dalam mendukung deliverable AEC 2025, diantaranya:
Status harmonisasi standar yang terkait dengan penilaian
kesesuaian yang telah dapat dilaporkan ke Working Group 1
tentang Standards pada bulan November 2019, yaitu ISO 14064
dan ISO 14065.
Peningkatan kompetensi Lembaga Akreditasi diantara AMS,
diantaranya dengan menyepakati beberapa Action Plan yang
diturunkan dari WG2 Work Plan (WP activities) yang menunjuk
Singapura untuk menyusun panduan dalam melaksanakan
penilaian personel diantara AMS untuk kemudian direview oleh AMS
pada awal tahun 2020.
Di samping itu isu penting yang masih memerlukan perhatian adalah
terkait klausul pengujian komponen (klausul 24) dalam IEC 60335-1. Isu
ini berkembang dalam forum JSC EEE (product working group untuk
elektronika) dari perbedaan perlakuan Accreditation Body (AB) di
negara ASEAN yang satu dengan lainnya. Lebih lanjut JSC EEE
meminta penjelasan terkait tata cara AB saat melakukan surveillance
dan menyepakati untuk terus berkoordinasi dengan JSC EEE untuk
menyelesaikan isu ini (carry over 2020).
GAMBAR III.7 SIDANG ACCSQ WG 2 KE-37 DI YOGYAKARTA
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
49
b. Bilateral forum
- Indonesia - Europe Union Comprehensive Economic Partnership
Agreement (IEUCEPA)
Dalam putaran perundingan di tahun ini, Indonesia melalui BSN selaku
focal poin untuk TBT (Technical Barrier to Trade) telah melakukan reviu
terhadap sejumlah 13 artikel dan 3 Annex dalam chapter TBT dan
berhasil menyepakati 10 (sepuluh) artikel. Namun demikian masih ada
5 (lima) Sub-artikel yang menjadi pending issues diantara kedua belah
pihak (Indonesia dan EU), sehingga masih menjadi pokok bahasan
utama dalam putaran selanjutnya.
Selain itu juga masih ada tiga Annex yang belum dapat disapakati
diantaranya mengenai annex SDoC dan Annex on Motor Vehicles
and Equipment
- Indonesia – Bangladesh Preferential Trade Agreement (IBPTA)
Dalam putaran perundingan yang berlangsung di Indonesia ini telah
dapat disepakati hal-hal yang usulan kedua belah pihak ke dalam
draft text IBPTA ini, diantaranya :
Menyetujui artikel baru yaitu Customs Procedures and
Cooperation yang diusulkan oleh Indonesia, serta artikel baru dan
definisi tentang Para-Tariffs yang masih akan dipertimbangkan
oleh Bangladesh dan akan menyampaikan posisinya di
pertemuan yang akan datang.
Menyetujiu untuk membentuk dua Working Group (WG),
diantaranya WG on Trade in Goods (TIG) dan WG on Rules of
Origin (ROO).
Menyepakati mekanisme kerjasama dengan kemungkinan untuk
mempertimbangkan konsep mutual recognition
- Indonesia – Turki Comprehensive Economic Partnership Agreement
(ITCEPA)
Pada perundingan putaran terakhir telah dapat disepakati ruang
lingkup (scope) yang menjadi kerangka draft text untuk perundingan
chapter TBT. Tujuan dari penentuan scope ini utamanya untuk
memfasilitasi kepentingan Indonesia melalui keberterimaan di bidang
penilaian kesesuaian untuk produk Indonesia di pasar turki.
Pada perundungan yang akan datang, Indonesia mengusulkan
beberapa hal, antara lain :
Alternatif penyusunan chapter TBT untuk mengacu pada WTO TBT
agreement atau penggunaan isi artikel yang bersifat umum
Isu Halal untuk menjadi scope dalam artikel STRACAP cooperation,
tanpa harus membuat chapter spesifik
FInalisasi chapter TBT pada tahun 2020
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
50
SASARAN 4 Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Sistem Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian
Sasaran Indikator Kinerja Target
Realis
asi
%
Capaia
n
Meningkatkan
pengelolaan
akuntabilitas
kinerja dan
sumber daya
manusia yang
profesional
1. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja
Deputi bidang penerapan standar dan
penilaian kesesuaian
78,5 % 68,13 % 86,78
2. Tingkat penerapan budaya kerja unggul
Deputi bidang penerapan standar dan
penilaian kesesuaian
70 % 65 % 93
Indikator
Kinerja 8
Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Deputi bidang penerapan
standar dan penilaian kesesuaian
Untuk mendukung tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BSN perlu
didukung oleh seluruh unit kerja di bawahnya. Untuk itu, mulai tahun 2018
setiap unit kerja eselon I juga dilakukan penilaian tingkat kualitas akuntabilitas
kinerja oleh Inspektorat BSN dengan mempergunakan Lembar Kerja Evaluasi
AKIP berdasarkan kriteria Kemenpan RB. Mengingat pada tahun 2019 struktur
organisasi BSN mengalami perubahan, maka penilaian Evaluasi AKIP pada
bulan Juni 2019 masih menilai unit organisasi struktur organisasi lama.
Untuk kepentingan pengukuran capaian indikator kinerja tingkat
kualitas akuntabilitas kinerja tingkat eselon I pada tahun 2019 menggunakan
nilai evaluasi AKIP BSN. Pada Tahun 2019 realisasi tingkat kualitas akuntabilitas
kinerja BSN mendapatkan nilai 68,125 (B), sehingga capaian kinerja
Kedeputian bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian hanya
sebesar 86,78%.
Tidak tercapainya target ini dikarenakan antara lain Renstra belum
direviu menyesuaikan dengan perubahan organisasi BSN, hasil pengukuran
kinerja belum dimanfaatkan sebagai dasar pemberian reward dan
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
51
punishment, dan laporan kinerja belum menonjolkan informasi mengenai
analisis efisiensi penggunaan sumber daya dan kinerja selain yang telah
ditetapkan di perjanjian kinerja.
Sebagai upaya perbaikan penerapan Akuntabilitas Kinerja pada tahun
2019 telah dilakukan Reviu Renstra BSN 2015-2019 sesuai organisasi baru,
merumuskan Indikator Kinerja Utama BSN untuk periode tahun 2020-2024 dan
telah ditetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2020 pada akhir tahun 2019, serta
akan digunakan Aplikasi E-Performance untuk memonitor capaian kinerja.
========================================================
Indikator
Kinerja 8
Tingkat penerapan budaya kerja unggul Deputi bidang
penerapan standar dan penilaian kesesuaian
Budaya kerja merupakan salah satu elemen kunci pengelolaan
sumber daya manusia aparatur yang menentukan keberhasilan dan
ketidakberhasilan suatu organisasi. Budaya kerja diharapkan menjadikan
karyawan lebih produktif dan mencapai hasil yang sejalan dengan visi
organisasi. Budaya kerja ini tidak hanya sekadar aturan berpakaian atau
desain interior kantor, budaya kerja organisasi juga mencakup relasi antar
pegawai dan gaya kepemimpinan di suatu organisasi.
Untuk mengetahui sejauh mana penerapan budaya kerja di BSN BSN,
pada tahun 2019, dilakukan penilaian penerapan budaya kerja di seluruh
unit kerja BSN. Realisasi indikator kinerja ini di Kedeputian Penerapan Standar
dan Penilaian Kesesuaian yang terdiri dari 2 pusat nilai rata-ratanya
capaiannya adalah 93%. Target yang ditetapkan yaitu sebesar sebesar 70%
dengan atau capaian hanya sebesar 65 7%.
Pengukuran budaya kerja dimulai dengan mensosialisasikan nilai
organisasi BSN dan perilakunya yang telah ditetapkan berdasarkan
Keputusan Kepala BSN No. 395/KEP/BSN/9/2019 tentang Nilai Organisasi
Badan Standardisasi Nasional.
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
52
GAMBAR III.8 NILAI ORGANISASI BSN
Untuk tahun 2019 pengukuran penerapan budaya masih dalam fase
sosialisasi. Pengukuran dilakukan melalui 3 (tiga) metode yaitu (1) Metode
questioner dan asessmen (bobot 20%); (2) Metode Interview (bobot 45%);
dan (3) Metode Observasi (bobot 35%). Interview dilakukan terhadap unsur
Leader, Agent of Change, dan insan di setiap unit kerja secara random.
Dalam pengukuran fase 1 ini, penilaian dilaksanakan 2 tahap. Setiap
tahap dihasilkan nilai penerapan budaya per unit kerja yaitu di Direktorat
Sistem Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian dan Direktorat
Penguatan Penerapan Standar dan Penialain Kesesuaian. Nilai yang
digunakan dalam capaian indikator kinerja penerapan budaya kerja adalah
nilai tahap yang terakhir atau tahap kedua dari Fase 1 ini. Keseluruhan nilai
unit kerja kemudian dirata-rata, yang kemudian nilai rata-rata ini merupakan
nilai penerapan budaya kerja BSN secara keseluruhan.
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
53
GAMBAR III.9 PROGRAM PENERAPAN BUDAYA KERJA BSN
Kedeputian PSPK membuat Mars Budaya Kerja untuk mempermudah
karyawannya dalam mengingat Value BSN “TOP BGT”. Dengan Mars Budaya
ini diharapkan menjadi penyemangat ASN di lingkungan Kedeputian untuk
selalu semangat, antusias dan produktivitas dalam melakukan kegiatan
sesuai dengan Tusinya masing-masing. Selain itu melakukan Kick off
penerapan 5 R yang dimulai dengan pemilahan rekaman/file yang terkait
tupoksi oleh masing masing individu ASN. Coffe morning dan Friday study
juga dilakukan untuk meningkatkan profesinalisme dan team work ASN PSPK.
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
54
GAMBAR III.10 GERAKAN PADA MARS BUDAYA KERJA
Direktorat SPSPK mendapat nilai budaya kerja sebesar 71 %
sedangkan Direktorat PPSPK memperoleh 64 %. Direkotorat PPSPK
memperoleh clinic dan permak oleh Pimpinan Tinggi Utama dan Madya
didampingi oleh konsultan penilai dan berkomitmen untuk memperbaiki
penerapan budaya di unitnya dengan menandatangani kesepakatan
dengan disaksikan oleh Kepala BSN dan Pimpinan Tinggi Madya BSN.
Diharapkan setelah melalui clinic dan permak, unit kerja Direktorat
PPSPK meningkat penerapan budaya kerja, sehingga akan mendapat nilai
yang lebih baik sehingga secara keseluruhan, nilai penerapan budaya kerja
BSN akan meningkat.
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
55
III.3 REALISASI ANGGARAN
Berdasarkan DIPA Nomor SP DIPA-084.01-0/2019 tanggal 5 Desember
2018, pagu anggaran TA 2019 Kedeputian bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian adalah sebesar Rp. 16.489.205.000. dengan realisasi
anggaran sebesar Rp. 16.253.288.100 atau 98,56 %.
Pagu dan realisasi anggaran Kedeputian bidang Penerapan Standar
dan Penilaian Kesesuaian TA 2019 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
TABEL III.8 PAGU DAN REALISASI ANGGARAN KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN
STANDAR DAN PENILAIAN KESESUAIAN TA 2020
Kode Kegiatan/Output/Komponen 2019 %
Pagu Realisasi
3558 Penguatan Penerapan Standar
dan Penialaian Kesesuaian
11.821.577.000 11.608.394.931 98,19
001 Pendidikan, Pelatihan, dan
Pemasyarakatan Standardisasi
7.821.577.000 7.718.566.949 98,68
002 Pelayanan Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian untuk Area
Industri di Luar Pulau Jawa
3.000.000.000 2.929.338.144 97,64
003 Pelayanan Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian untuk Area
Industri Yang Telah Eksisting
1.000.000.000 960.489.838 96,05
3561 Peningkatan Penerapan Standar 4.667.628.000 4.660.243.169 99.84
001 Skema Penerapan Standar 2.406.600.000 2.404.808.478 99.92
003 Prasarana Penerap Standar 2.261.028.000 2.255.434.691 99.75
Jumlah 16.489.205.000 16.253.288.100 98.56
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
56
L
BAB IV PENUTUP
aporan Kinerja Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian Tahun 2019 menyajikan
pertanggungjawaban dan pencapaian kinerja Kedeputian Bidang
Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian Tahun 2019 dalam
mendukung pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran Kedeputian Bidang
Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian.
Berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja kegiatan Kedeputian
Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian Tahun 2019, semua
telah terlaksana sesuai perjanjian kinerja dan indikator kinerja yang
ditetapkan. Pencapaian indikator kinerja Kedeputian bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian untuk mendukung sasaran strategis BSN
mengindikasikan bahwa Kedeputian PSPK punya peran strategis dalam
mendukung Visi Misi BSN untuk terwujudnya infrastruktur mutu yang handal
untuk meningkatkan daya saing dan kualitas hidup bangsa. Kinerja
Kedeputian PSPK berperan penting dalam penyusunan kebijakan dan
pelaksanaan pembinaan penerapan standar dan penilaian kesesuaian
untuk terwujudnya masyarakat yang aman, nyaman dan sejahtera”
Kedeputian PSPK masih perlu memberi perhatian pada indikator
kinerja yang belum mencapai 100% dengan lebih meningkatkan pelayanan
standar, standardisasi kepada stakeholder baik penyiapan sistem dan
pembinaan penerapan dan penilaian kesesuaian untuk meningkatkan
keberterimaan produk berSNI ditingkat domestik maupun global. Laporan
Kinerja Kedeputian bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
Tahun 2019 ini diharapkan dapat memenuhi akuntabilitas dan sekaligus
menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan guna peningkatan
kinerja Kedeputian bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian di
masa mendatang melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang lebih
optimal.
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
57
LAMPIRAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
58
2019| Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
59