laporan kinerja jaringan jalan 2010

Upload: agus-sudrajat

Post on 13-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Kinerja Jaringan Jalan 2010

TRANSCRIPT

  • GEDUNG KARYA JL.MERDEKA BARAT NO.8 JAKARTA 10110

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN

    ii

    KKKAAATTTAAA PPPEEENNNGGGAAANNNTTTAAARRR

    Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat

    dan hidayah-Nya sehingga Buku Laporan Penilaian Kinerja Pelayanan

    Jaringan Jalan di Wilayah Perkotaan ini dapat selesai tepat pada

    waktunya. Ini merupakan salah satu kegiatan Direktorat Bina Sistem

    Transportasi Perkotaan dalam rangka memberikan bimbingan teknis

    kepada daerah dalam upaya meningkatkan kinerja jaringan jalan yang

    berada di wilayah Kota/Kabupaten.

    Buku Laporan ini merupakan penyusunan penilaian Kinerja

    Jaringan Jalan di Wilayah Perkotaan. Laporan ini diharapkan dapat

    menjadi acuan dalam melaksanakan perencanaan Jaringan Jalan pada

    tiap-tiap wilayah studi. Pada buku laporan ini berisi Data Inventarisasi

    Jalan (peta jaringan jalan, panjang jalan, lebar jalan dan kondisi jalan),

    Data Kepadatan Penduduk (jiwa/Km), Data PDRB perkapita (juta

    Rp/kap/th), Data Kecelakaaan Lalu Lintas. Berdasarkan indikator tersebut

    dapat diketahui kinerja pelayanan jaringan jalan pada wilayah studi.

    Penyusun mengucapkan terima-kasih kepada semua pihak yang

    telah membantu kelancaran penyusunan Laporan Penilaian Kinerja

    Pelayanan Jaringan Jalan di Wilayah Perkotaan.

    Akhir kata semoga laporan ini dapat digunakan oleh pihak-pihak yang

    memerlukannya.

    Desember 2009

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN

    ii

    DDDAAAFFFTTTAAARRR IIISSSIII

    Kata Pengantar ................................................................................... i

    Daftar Isi ............................................................................................. ii

    Daftar Tabel ........................................................................................ iv

    Daftar Gambar .................................................................................... vi

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ................................................................... I - 1

    1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................ I - 4

    1.3 Ruang Lingkup .................................................................. I - 5

    BAB 2 METODOLOGI

    2.1. Umum ................................................................................ II- 1

    2.2. Pengumpulan Data ........................................................... II- 1

    BAB 3 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

    3.1. Kab. Gianyar ..................................................................... III- 1

    3.2. Kota Balikpapan ................................................................ III-12

    3.3. Kota Sungguminasa........................................................... III-18

    3.4. Kab. Muara Enim ............................................................... III-26

    3.5. Kab. Sragen ....................................................................... III-33

    3.6. Kota Mojokerto .................................................................. III-45

    3.7. Kinerja Pelayanan Jaringan Jalan...................................... III-53

    BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1. Kesimpulan ....................................................................... IV-1 4.2. Saran ................................................................................. IV-2

  • DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN I-1

    KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    1.1 Latar Belakang

    Transportasi perkotaan di Indonesia umumnya dilayani oleh

    jaringan prasarana dan jaringan pelayanan dari moda jalan dan

    beberapa diantara kota besar juga dilayani oleh angkutan KA. Pada

    beberapa sub bab berikut disampaikan bahasan mengenai aspek

    normatif dari perundang-undangan yang berlaku terkait dengan

    penyelenggaraan transportasi perkotaan di Indonesia.

    Perundangan mengenai penyelenggaraan prasarana jalan

    yang terakhir ditetapkan adalah :

    UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan. Sesuai dengan pasal 7 (3)

    UU No. 38 Tahun 2004, maka pelayanan distribusi barang dan jasa

    untuk masyarakat perkotaan dilakukan oleh sistem jaringan jalan

    sekunder. Di dalam sistem jaringan jalan sekunder tersebut

    terdapat sejumlah fungsi jalan yang masing-masing adalah (pasal 8

    (2-5) UU No. 38 Tahun 2004):

    a. Jalan arteri : merupakan jalan umum yang berfungsi

    melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh,

    kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi

    secara berdaya guna.

    b. Jalan kolektor : merupakan jalan umum yang berfungsi

    melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri

    perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan

    jumlah jalan masuk dibatasi.

    c. Jalan lokal : merupakan jalan umum yang berfungsi

    melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat,

    kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak

    dibatasi.

  • DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN I-2

    KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    d. Jalan lingkungan : merupakan jalan umum yang berfungsi

    melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak

    dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. Kota merupakan suatu pusat kegiatan yang berfungsi sebagai

    pusat pelayanan jasa, produksi, distribusi barang serta menjadi

    pintu masuk atau simpul transportasi bagi wilayah sekitarnya

    (hinterland). Fungsi utama suatu kota sangat tergantung pada

    potensi wilayah hinterland dan karakteristik masyarakatnya.

    Untuk menjalankan peran sebagai pusat kegiatan (baik pusat

    kegiatan nasional, wilayah maupun lokal), kota membutuhkan suatu

    sistem transportasi perkotaan yang khusus, yang berbeda dengan

    sistem transportasi antar kota. Sistem transportasi perkotaan yang

    dibutuhkan adalah sistem transportasi mampu memperlancar

    pergerakan orang dan atau barang untuk keluar/masuk kawasan

    perkotaan maupun yang melayani aktivitas masyarakat di dalam

    kawasan perkotaan sendiri.

    Dengan semakin berkembangnya suatu kota, dimana harga

    lahan di pusat kota cenderung semakin mahal, maka mulai

    bermunculan pusat-pusat permukiman dan pusat kegiatan di

    pinggiran kota (sub urban). Tingginya ketergantungan masyarakat

    yang tinggal di sub urban dengan aktivitas di pusat kota yang

    jaraknya relatif jauh berdampak pada perubahan pola perjalanan

    masyarakat harian. Jarak perjalanan yang jauh, waktu tempuh yang

    semakin panjang, pelayanan angkutan umum yang terbatas, dan

    kemacetan pada jam puncak menjadi hal yang selalu dihadapi

    masyarakat kota sehari-hari.

    Disisi lain, perkembangan kota yang cenderung tidak terencana

    (urban sprawl) dan ketidak konsistenan dalam melaksanakan

    rencana induk pembangunan kota (RTRW) serta perubahan pola

    pemanfaatan lahan yang begitu cepat belum mampu diantisipasi

    dengan penataan sistem jaringan transportasi. Kondisi ini

    berdampak pada ketidak seimbangan antara kesediaan

  • DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN I-3

    KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    (prasarana) dengan permintaan perjalanan akibat pengembangan

    kawasan yang begitu cepat.

    Disisi lain pemberlakuan otonomi daerah sejak tahun 1999

    mempunyai dampak terhadap pengelolaan sektor transportasi di

    daerah. Dengan persepsi dan pemahaman yang berbeda-beda

    tentang transportasi perkotaan, banyak daerah yang memandang

    transportasi perkotaan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah

    (PAD) bukan sebagai tugas untuk melayani masyarakat. Hal yang

    sama juga terjadi pada operator dan masyarakat umum yang

    melihat transportasi perkotaan sebagai sumber kehidupan.

    Penanganan transportasi perkotaan mempunyai perbedaan

    dengan penanganan transportasi antar kota, karena keduanya

    mempunyai karakteristik yang spesifik. Adanya perbedaan antara

    karakteristik transportasi antar kota dengan karakteristik

    transportasi perkotaan merupakan pertimbangan utama perlunya

    transportasi perkotaan dikelola secara khusus.

    Titik sentral transportasi perkotaan di masa mendatang adalah

    bagaimana melakukan integrasi , yang bermakna :

    a. Memadukan pemikiran dan aksi lintas semua kebijakan sektor

    terkait dan pada semua tingkatan pembuatan keputusan.

    b. Semua kebijakan terkait transportasi bersinergi menuju kualitas

    hidup yang lebih baik.

    c. Kebijakan lokal dan regional tetap seirama dengan kebijakan

    lokal dan regional.

    d. Memastikan sektor publik (masyarakat dan pemerintah) dan

    swasta saling bekerjasama.

    Dengan demikian diharapkan ke depan akan didapatkan

    suatu sistem transportasi yang efektif, ramah lingkungan, handal

    dan memegang peranan vital dalam meningkatkan kualitas hidup

    bagi seluruh masyarakat.

  • DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN I-4

    KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    Tantangan transportasi perkotaan ke depan adalah

    transportasi jalan akan tumbuh dua kali lipat dalam dua puluh tahun

    ke depan, meningkatnya kemecetan dan polusi udara.

    Berbagai permasalahan transportasi perkotaan tidak dapat

    diselesaikan oleh satu pihak manapun, bahkan oleh pemerintah

    saja. Pemerintah memiliki peranan kunci dalam pemecahan

    masalah transportasi perkotaan, namun masyarakat, pelaku bisnis,

    pengusaha transportasi dan pengguna jalan mampu memberikan

    sumbangan berarti dalam pemecahan masalah transportasi

    perkotaan.

    Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 43 Tahun

    2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen

    Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Direktorat

    Bina Sistem Transportasi Perkotaan (BSTP) mempunyai tugas

    melaksanakan antara lain memberikan pembinaan dalam

    perumusan kebijakan, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

    sistem transportasi perkotaan.

    Sehubungan dengan penugasan tersebut, maka Direktorat

    Bina Sistem Transportasi Perkotaan sangat memerlukan data-data

    tentang transportasi perkotaan di seluruh Indonesia sebagai dasar

    dalam melaksanakan pembinaan sistem transportasi perkotaan

    kepada seluruh kota di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut maka

    pada tahun anggaran 2009, Direktorat Bina Sistem Transportasi

    Perkotaan menyelenggarakan pekerjaan Kinerja Pelayanan

    Jaringan Jalan di Wilayah Perkotaan.

    1.2 Maksud dan Tujuan

    Maksud dari kegiatan Kinerja Pelayanan Jaringan Jalan di

    Wilayah Perkotaan ini adalah:

    a. Melakukan penilaian dan evaluasi terhadap tingkat pelayanan

    jaringan jalan di wilayah perkotaan pada saat ini, apakah sudah

    sesuai dengan ketentuan yang ada;

  • DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN I-5

    KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    b. Meningkatkan kinerja jaringan jalan di wilayah perkotaan yang

    baik dan dapat melayani kebutuhan pemakai jalan. Tujuan dari kegiatan penilaian kinerja pelayanan Jaringan

    Jalan di wilayah perkotaan ini adalah:

    a. Tercapainya pelayanan jaringan jalan yang lancar, aman dan

    nyaman bagi masyarakat perkotaan.

    b. Adanya pelayanan kinerja jalan sesuai dengan penanganan dan

    solusi yang tepat, sehingga tidak ada kemacetan lalu lintas di

    wilayah perkotaan.

    1.3 Ruang Lingkup

    Kegiatan Kinerja Pelayanan Jaringan Jalan di Wilayah

    Perkotaan dilakukan dengan pendekatan :

    a. Lingkup Pengumpulan Data

    Lingkup kegiatan dan penilaian dan Evaluasi Kinerja

    Pelayanan Jaringan Jalan di Wilayah Perkotaan meliputi

    Pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari Instansi

    Pemerintah yang di kunjungi, data data dimaksud antara lain :

    Data Inventarisasi Jalan ( Peta Jaringan Jalan, Panjang Jalan, Lebar Jalan dan Kondisi Jalan );

    Data Kepadatan Penduduk (jiwa/Km); Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita; Data Kecelakaan Lalu Lintas.

    b. Ruang Lingkup Wilayah

    Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan kunjungan

    langsung ke lapangan (instansi terkait), yaitu melakukan

    survei/pengambilan data langsung ke instansi pemerintah

    terkait. Adapun kota-kota yang diusulkan sebagai lokasi

    pelaksanaan Kinerja Pelayanan Jaringan Jalan di Wilayah

    Perkotaan Tahun 2009 adalah sebagai berikut :

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN I-6

    Kab. Gianyar, Propinsi Bali; Kota Balikpapan, Propinsi Kalimantan Timur; Kota Sungguminasa, Sulawesi Selatan; Kab. Muara Enim, Sumatera Selatan; Kab. Sragen, Jawa Tengah; Kota Mojokerto, Jawa Timur.

  • DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN II-1

    KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    2.1. Umum

    Metodologi pendekatan yang dipergunakan adalah metoda

    pengumpulan data melalui kunjungan lapangan ke instansi terkait di

    masing-masing kota.

    2.2. Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan dengan menghimpun data

    (referensi) yang mendukung kegiatan yang diperoleh dari instansi

    terkait di masing-masing kota yang dilaksanakan pada tanggal 3

    Agustus 2 Desember 2009 sebagaimana diuraikan dalam SPPT

    Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor :

    KP.004/39/5/DJPD/2009 tanggal 3 Agustus 2009

    Adapun data dari Penilaian Kinerja Pelayanan Jaringan Jalan di

    Wilayah Perkotaan meliputi pengumpulan data-data pendukung

    sebagai berikut :

    1. Data Inventarisasi Jalan (peta jaringan jalan, panjang jalan,

    lebar jalan dan kondisi jalan);

    2. Data Kepadatan Penduduk (jiwa/Km);

    3. Data PDRB perkapita (juta Rp/kap/th);

    4. Data Kecelakaan Lalu Lintas.

    Sedangkan bagan alir pelaksanaan pekerjaan Penilaian Kinerja

    Pelayanan Jaringan Jalan di Wilayah Perkotaan dapat diilustrasikan

    seperti pada gambar berikut :

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN II-2

    PEMERINTAH PUSAT

    INVENTARISASI (Pangumpulan Reverensi)

    DATA SEKUNDER

    ANALISIS DAN PENYAJIAN DATA

    DATA MASUKAN (INPUT)

    - Data Inventarisasi Jalan (peta jaringan jalan, panjang jalan, lebar jalan dan kondisi jalan)

    - Data Kepadatan Penduduk (jiwa/Km) - Data Pendapatan Domestik Regional

    Bruto (PDRB) perkapita - Data kecelakaan Lalu Lintas

    DATA KELUARAN (OUTPUT)

    Gambar 2.1. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-1

    Data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait diperoleh

    dari 6 (enam) kota yang merupakan wilayah studi kemudian

    dilakukan analisis dan dapat diuraikan sebagai berikut :

    3.1. KOTA GIANYAR

    Gianyar merupakan salah satu dari sembilan Kabupaten/Kota

    di Provinsi Bali, terletak antara 0818'48" - 08 38'58" Lintang

    Selatan 115 13'29" - 115 22'23" Bujur Timur, Berbatasan dengan

    Kabupaten Badung dan Kodya Denpasar disebelah Barat,

    Kabupaten Bangli di sebelah Utara, Kabupaten dan Bangli dan

    Klungkung di sebelah Timur serta selat Badung dan Samudera

    Indonesia disebelah Selatan.

    Bagian terluas wilayah Kabupaten Gianyar (20,25%) terletak

    pada ketinggian 250 950 meter dari permukaan laut. Terdapat 12

    buah sungai melintasi wilayah Gianyar sebagian besar air sungai

    dimanfaatkan sebagai irigasi persawahan. Gianyar tidak memiliki

    gunung berapi. Luas Kabupaten Gianyar 36.800 Hektar atau 6,53%

    dari luas Bali secara keseluruhan. Keadaan sampai akhir tahun

    2006 luas sawah 14.932 Ha. Tanah kering 21.682 Ha dan tanah

    lainnya berupa Rawa, Tambak, Kolam/tebat/empang luasnya 186

    Ha.

    3.1.1. Data Sekunder

    a. Data Inventarisasi

    Dari data yang diperoleh dari dinas PU Kabupaten Gianyar

    diketahui Panjang Jalan, Lebar Jalan dan Kondisi Jalan Kabupaten

    Gianyar seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-2

    Tabel 3.1. Panjang Jalan dan Lebar Jalan

    Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008

    No Status Panjang (Km)

    Lebar (Km)

    Panjang (Km)

    Lebar (Km)

    Panjang (Km)

    Lebar(Km)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1 Jalan Nasioanal 26,400 7,00 26,400 7,00 26,400 7,00

    2 Jalan Provinsi 104,520 5,00 104,520 5,00 104,520 5,00

    3 Jalan Kabupaten 553,813 3,50 553,813 3,50 553,813 3,50

    Jumlah 684,733 - 684,733 - 684,733 - Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gianyar

    Tabel 3.2. Kondisi Jalan

    Kondisi

    Baik Sedang Rusak No Status (Km) (%) (Km) (%) (Km) (%)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1 Jalan Nasioanal 26,400 100 - - - -

    2 Jalan Provinsi 39,360 37,66 66,160 62,34 - -

    3 Jalan Kabupaten 553,813 53,20 119,130 21,40 141,475 25,41

    Jumlah 619,573 63,62 184,290 27,91 141,475 8,47 Sumber : Dinas Pkerjaan Umum Kabupaten Gianyar

    Dari tabel diatas diketahui Panjang jalan di seluruh wilayah

    Kabupaten Gianyar pada tahun 2007 mencapai 684,733 km

    dengan rincian : 619,573 km dengan kondisi jalan baik, 184,290 Km

    sedang dan 141,475 Km dengan kondisi jalan rusak.

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-3

    Tabel 3.3. Pola Penggunaan Lahan

    Kota Kabupaten Kota No Peruntukan Luas

    (km) % Luas (km) %

    (1) (2) (3) (4)

    1 Jalan 9,32 2,53 0,247 2,69

    2 Perdagangan 6,71 1,82 0,031 0,34

    3 Industri 3,10 0,84 0,020 0,22

    4 Perumahan 44,14 11,99 0,15 1,64

    5 Perkantoran dan Jasa 3,36 0,91 0,12 1,31

    6 Fasilitas Umum 0,66 0,18 0,47 5,13

    7 Daerah Terbuka 2,98 0,81 1,68 18,32

    8 Pertanian 151,69 41,22 4,32 47,11

    9 Perkebunan 124,32 33,78 0,54 5,89

    10 Daerah Hijau 21,72 5,90 1,60 17,45

    11 Lain Lain - - - -

    Total 368 100 9,17 100 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar

    Dari tabel diatas dapat diketahui penggunaan lahan

    Kabupaten Gianyar dengan luas 368 km dimana luas pertanian

    mendominasi komponen guna lahan yaitu dengan Luas 151,69

    km.

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-4

    b. Data Kepadatan Penduduk

    Perkembangan penduduk di Kabupaten Gianyar secara rinci

    dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

    Tabel 3.4. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Gianyar

    di Setiap Kecamatan

    No Kecamatan Luas (Km) Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km)

    1 2 3 4 4 1 Sukawati 55.02 79,338 1,442

    2 Blahbatuh 39.70 52,941 1,334

    3 Gianyar 50.59 73,277 1,448

    4 Tampaksiring 42.63 45,059 1,057

    5 Ubud 42.38 60,441 1,426

    6 Tegallalang 01.00 40,502 655

    7 Payangan 75.88 35,625 469

    Jumlah 368.00 387,183 1,052

    Sumber : Badan Pusat Statistik 2006

    Tabel 3.5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gianyar

    Tahun Laki Laki (Jiwa) Perempuan

    (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Sex Ratio

    1 2 3 4 4 1930 81,700 82,709 164,409 98.78 1961 115,323 117,244 232,567 98.36 1971 135,542 135,905 271,447 99.73 1980 153,541 152,587 306,128 100.63

    1985*) 161,203 162,481 323,684 99.21 1990 169,767 166,971 336,738 101.67

    1995*) 173,625 171,450 345,075 101.27 2000 199,180 193,975 393,155 102.68

    2005*) 214,516 206,551 421,067 103.86 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar Keterangan : * ) Hasil Sensus

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-5

    Tabel 3.6.

    Laju Pertumbuhan dan Perubahan Penduduk Per Tahun di

    Kabupaten Gianyar

    Periode Pertumbuhan Rata-rata Tahun

    1930 - 1961 1.12

    1961 1971 1.58

    1971 1980 1.33

    1980 - 1985*) 1.12

    1980 1990 0.96

    1990 - 1995*) 0.49

    1990 2000 1.56

    2000 - 2005* 1.38 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar

    Keterangan : * ) Hasil Sensus

    Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah penduduk Kabupaten

    Gianyar sebelum kemerdekaan pada tahun 1930 hanya 164.409

    jiwa. Meningkat menjadi 306.129 jiwa pada tahun 1980, 336.738

    jiwa tahun 1990 dan menjadi 393.155 jiwa pada tahun 2000.

    sedangkan jumlah penduduk menurut hasil sensus pada tahun

    2005 tercatat 421.516 jiwa terdiri dari lakilaki 214.516 dari

    perempuan 206.551 jiwa.

    Pertumbuhan penduduk selama periode tahun 1961 1971

    sebesar 1,58 % menjadi 1,33 % pada periode berikutnya dan

    menurun lagi menjadi 0,96 % pada tahun 1980 1990 sedangkan

    tahun 1990 2000 meningkat cukup drastis menjadi 1,56 %.

    Menurut hasil sensus pada tahun 2005 tercatat pertumbuhan

    penduduk Kabupaten Gianyar 1,38 %. Sex ratio penduduk

    Kabupaten Gianyar berkisar antara 96,26 sampai 104,38 artinya

    bahwa jumlah penduduk perempuan dan laki-laki di Kabupaten

    Gianyar berimbang.

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-6

    Sebaran penduduk antar Desa dan Kecamatan rangennya

    relative tinggi, hal ini ditunjukan oleh tingkat kepadatan penduduk,

    Seperti Kecamatan Payangan hanya 469 jiwa per km sedangkan

    Kecamatan Gianyar sudah mencapai 1.448 jiwa per km.

    Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, jumlah rumah

    tangga juga bertambah dengan rata-rata besarnya anggota rumah

    tangga 4 orang.

    c. Data PDRB perkapita (juta/Rp/kap/thn) PDRB perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan

    yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses

    produksi. PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi total

    nilai PDRB dengan jumlah penduduk. PDRB perkapita Kota Binjai

    dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 3.7. PDRB Perkapita Kecamatan Se-Kabupaten Gianyar Tahun 2005

    No Kecamatan PDRB/Kapita (Rp) Laju Pertumbuhan

    (%) (1) (2) (3) (3)

    1 Sukawati 7,329,715.17 5.63

    2 Blahbatuh 6,644,030.00 5.94

    3 Gianyar 8,200,931.53 5.54

    4 Tampaksiring 8,866,659.94 5.86

    5 Ubud 14,569,592.49 4.71

    6 Tegallalang 7,944,507.72 5.65

    7 Payangan 8,035,101.09 4.02

    Kabupaten Gianyar 8,779,896.09 5.47 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-7

    Tabel 3.8.

    Angka Agretatif PDRB Menurut Harga Berlaku dan Konstan

    2000, Jumlah Penduduk dan PDRB Perkapita, Kabupaten

    Gianyar Tahun 2004 2005

    Jenis 2004 2005

    (1) (2) (3)

    PDRB-Harga Berlaku (Juta Rp) 3,219,593.01 3,770,921.47

    PDRB-Harga Konstan (Juta Rp) 2,418,579.23 2,550,914.74

    Jumlah Penduduk Pertengahan thn. 424,009.00

    429,495.00

    PDRB/Kapita Harga Berlaku (Rp) 7,593,218.55 8,779,896.09

    PDRB/Kapita Harga Konstan (Rp) 5,704,075.22 5,939,335.09

    Indeks (1993 = 100)

    PDRB-Harga Berlaku 156.04 182.76

    PDRB-Harga Konstan 117.22 123.63

    Jumlah Penduduk Pertengahan thn. 124.25

    109.76

    PDRB/Kapita Harga Berlaku 125.59 166.51

    PDRB/Kapita Harga Konstan 94.34 112.64

    Indeks Berantai

    PDRB-Harga Berlaku 110.10 117.12

    PDRB-Harga Konstan 104.95 105.47

    Jumlah Penduduk Pertengahan thn. 101.30

    101.29

    PDRB/Kapita Harga Berlaku 108.68 115.63

    PDRB/Kapita Harga Konstan 103.60 104.12

    Indeks Implisit

    Produk Domestik Regional Bruto 133.12 147.83 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-8

    Tabel 3.9.

    Distribusi PDRB Atas Harga Berlaku dan Harga Konstan

    2000 Kabupaten Gianyar Menurut Lapangan Usaha

    Lapangan Usaha Harga Berlaku

    2005

    Harga Konstan

    2000 (1) (2) (3)

    1. Pertanian 20.08 19.33

    2. Pertambangan dan Penggalian 0.55 0.41

    3. Industri Pengolahan 17.48 18.44

    4. Listrik, Gas dan Air Minum 0.89 0.84

    5. Bangunan 4.21 4.34

    6. Perdagangan, Hotel dan

    Restaurant 29.47 31.02

    7. Angkutan dan Komunikasi 4.76 4.77

    8. Persewaan dan Keuangan 4.66 4.87

    9. Jasa - Jasa 17.90 15.97

    PDRB 100 100 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar

    Tabel 3.10.

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-9

    PDRB Kabupaten Gianyar Atas Dasar Harga Berlaku dan

    Harga Konstan 2000 Tahun 2005 (dalam jutaan rupiah)

    Lapangan Usaha Harga Berlaku

    Harga Konstan

    2000 (1) (2) (3)

    1. Pertanian 757,279.93 493,014.08

    2. Pertambangan dan Penggalian 20,738.07 10,400.87

    3. Industri Pengolahan 659,975.93 470,403.15

    4. Listrik, Gas dan Air Minum 33,471.70 21,542.34

    5. Bangunan 158,859.43 110,731.46

    6. Perdagangan, Hotel dan

    Restaurant 1,111,385.83 791,289.02

    7. Angkutan dan Komunikasi 179,665.36 124,293.70

    8. Persewaan dan Keuangan 175,665.79 124,293.70

    9. Jasa - Jasa 674,394.43 407,502.91

    PDRB 3,770,921.47 2,550,914.74 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar

    Dari tabel diatas dapat diketahui sejak tahun 2004

    penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

    Gianyar mengalami penyempurnaan, berupa pengalihan tahun

    dasar dari 1993 ke tahun dasar 2000. Salah satu pertimbangannya

    adalah untuk mendapatkan gambaran informasi yang lebih realistis.

    Dalam tabel 3.10. disajikan nilai absolut PDRB tahun 2005

    sebesar 3.770,92 milyar atas dasar harga berlaku. Kontribusi atau

    besarnya peranan dari masing-masing sektor dalam ikut

    mewujudkan sendi perekonomian Kabupaten Gianyar digambarkan

    seperti pada tabel 3.9. berturut-turut dari sektor yang

    sumbangannya tertinggi adalah : sektor Perdagangan

    Hotel/Restaurant sebesar 29,47 % sektor Pertanian 20,08 %, Jasa

    17,90 %, dan Industri 17,48 %, Angkutan dan Komunikasi 4,76 %,

    Persewaan dan Keuangan 4,66 %, Bangunan 4,21 % dan sektor

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-10

    Penggalian serta Listrik/Air Minum masing-masing kurang dari satu

    persen.

    Laju pertumbuhan PDRB yang menggambarkan laju

    pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gianyar tahun 2005 adalah 5,47

    %. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya

    sebesar 0,52 poin, meskipun demikian pertumbuhan ekonomi

    Kabupaten Gianyar masih lebih baik dari pada pertumbuhan

    ekonomi Bali.

    Nilai absolut PDRB atas dasar harga berlaku dibagi jumlah

    penduduk pertengahan tahun dalam periode yang sama didapatkan

    angka pendapatan per kapita penduduk. Pada tahun 2005

    pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Gianyar adalah Rp.

    8.779.896,09.

    d. Data kecelakaan

    Keselamatan lalu lintas sangat erat hubungannya dengan

    kecelakaan di jalan raya. Baik buruknya tingkat keselamatan lalu

    lintas suatu negara dapat dinilai dari tinggi-rendahnya tingkat

    kecelakaan yang terjadi di negara yang bersangkutan. Kecelakaan

    lalu lintas merupakan suatu masalah yang cukup kompleks.

    Dikatakan cukup kompleks, karena kejadian kecelakaan

    disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pengemudi, kondisi

    kendaraan (sarana), kondisi jalan dan perlengkapannya

    (prasarana), dan kondisi lingkungan. Jumlah kecelakaan di

    Kabupaten Gianyar dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 3.11. Data Kejadian Kecelakaan dengan Jenis Kendaraan Yang

    Terlibat di Kota Binjai

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-11

    Kejadian Kecelakaan No Jenis Kendaraan yang terlibat 2006 2007 2008

    1 Mobil Penumpang *. Umum *. Tidak Umum

    - 3

    7

    36

    -

    17

    2 Mobil Beban/Barang *. Umum *. Tidak Umum

    - 2

    3

    43

    -

    15

    3 Mobil bus *. Umum *. Tidak Umum

    - -

    5 -

    - -

    4 Sepeda Motor 13 297 136 5 Kendaraan tidak bermotor - - -

    Total 18 391 178 Sumber : Polresta Gianyar

    Tabel 3. 12. Data Kejadian dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten

    Gianyar

    No Uraian Tahun 2006 Tahun 2007

    Tahun 2008

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 Kejadian Kecelakaan 18 228 21

    2 Meninggal Dunia (orang) 6 85 9

    3 Luka Berat (orang) 3 172 11

    4 Luka Ringan (orang) 2 144 5

    Kerugian Materi (Rp) 8.300.000 2.367.000 6.730.000 Sumber : Polresta Gianyar

    Dari tabel diatas diketahui kecelakaan lalu lintas yang terjadi di

    Kabupaten Gianyar dari tahun 2006 hingga 2008 menunjukan

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-12

    terjadinya peningkatan dan penurunan yang drastis. Tahun 2006

    tercatat 18 kasus kecelakaan, kemudian menaik pada tahun 2007

    menjadi 228 kasus, dan pada tahun 2008 terjadi penurunan

    menjadi 21 kasus, yang mengakibatkan kematian sebanyak 100

    orang, 151 luka ringan, 186 luka berat dan kerugian material

    mencapai Rp 17.397.000,-

    3.2. KOTA BALIKPAPAN

    Kota Balikpapan dengan luas wilayah daratan 503,3 km dan

    luas pengelolaan laut 160,10 km terletak antara 116,5 Bujur Timur

    dan 117,0 Bujur Timur serta diantara 1,0 Lintang Selatan terdiri

    atas 5 (lima) kecamatan dan 27 kelurahan. Lima kecamatan

    tersebut adalah Balikpapan Selatan, Balikpapan Timur, Balikpapan

    Utara, Balikpapan Tengah dan Balikpapan Barat. Kota Balikpapan

    berbatasan dengan :

    a Sebelah Utara : Kabupaten Kutai Negara

    b Sebelah Barat : Kabupaten Panajam Paser Utara (PPU)

    c Sebelah Selatan : Selat Makassar

    d Sebelah Timur : Selat Makassar

    Dilihat dari segi topografinya, kemiringan maupun ketinggian

    dari permukaan laut wilayah Kota Balikpapan sangat beragam.

    Mulai dari wilayah pantai dengan ketinggian 0 meter sampai

    dengan wilayah berbukt dengan ketinggian 100 meter dari

    permukaan laut. Dominasi wilayah berbukit membuat sebagian

    besar wilayah, yakni 42,33% mempunyai kemiringan antara 15%

    sampai dengan 40% yang rawan tanah longsor.

    3.2.1. Data Sekunder

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-13

    a. Data Inventarisasi

    Dari data yang diperoleh dari dinas PU Kota Balikpapan

    diketahui Panjang Jalan, Lebar Jalan dan Kondisi Jalan Kota

    Balikpapan seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

    Tabel 3.13. Panjang Jalan dan Lebar Jalan

    Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

    No Status Panjang (Km)

    Lebar (Km)

    Panjang (Km)

    Lebar (Km)

    Panjang (Km)

    Lebar(Km)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1 Jalan Nasioanal 49,000 8,50 49,000 8,50 49,000 8,50

    2 Jalan Provinsi 165,470 6,00 165,470 6,00 165,470 6,00

    3 Jalan Kabupaten - - - - - -

    4 Jalan Kota 379,400 3,00 408,020 3,00 418,420 3,00

    Jumlah 593,870 - 622,490 - 632,890 - Sumber : Dinas PU Kota Balikpapan

    Tabel 3.14. Kondisi Jalan

    Kondisi Baik Sedang Rusak No Status

    (Km) (%) (Km) (%) (Km) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1 Jalan Nasioanal 47,000 96 2,000 4 - -

    2 Jalan Provinsi 115,900 70 34,570 21 15,000 9

    3 Jalan Kabupaten/Kota

    297,000 71 21,490 5 99,930 24

    Jumlah 495,900 - 58,060 - 114,930 - Sumber : Dinas PU Kota Balikpapan

    Dari tabel diatas diketahui Panjang jalan di seluruh wilayah

    Kota Balikpapan pada tahun 2007 mencapai 632,890 km dengan

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-14

    rincian : 495,900 km dengan kondisi jalan baik, 58,060 Km sedang,

    114,930.

    Tabel 3.15. Pola Umum Penggunaan Lahan

    Daerah

    No Peruntukan Luas (km) %

    (1) (2) (4)

    1 Jalan 2,66 0,53

    2 Perdagangan 4,24 0,84

    3 Industri 6,30 1,25

    4 Perumahan 31,47 6,25

    5 Perkantoran & Jasa 7,82 1,55

    6 Fasilitas Umum 2,97 0,59

    7 Daerah Terbuka 169,61 33,70

    8 Pertanian 40,85 8,12

    9 Perkebunan 15,53 3,09

    10 Daerah Hijau 182,13 36,30

    11 Lain Lain 39,13 7,77

    Total 503,30 100 Sumber : Bappeda Kota Balikpapan

    Dari tabel diatas diketahui pola penggunaan lahan Kota

    Balikpapan dengan luas 503,30 Km dimana luas daerah hijau

    mendominasi komponen guna lahan yaitu dengan Luas 182,13

    Km.

    b. Data Kepadatan Penduduk

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-15

    Jumlah penduduk Kota Balikpapan dari hasil Suseda tahun

    2007 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

    Tabel 3.16.

    Jumlah Penduduk Kota Balikpapan Menurut Kecamatan dan Luas Wilayah serta Kepadatan Penduduk per Km Tahun 2007

    No Kecamatan Luas (Km) Jumlah

    Penduduk Kepadatan Penduduk

    per Km (1) (2) (3) (4) (5) 1 Balikpapan

    Selatan 47,59 173.040 3.649,12

    2 Balikapapn Timur 132,16 49.655 377,12 3 Balikpapan Utara 132,17 94.433 727,12 4 Balikpapan

    Tengah 11,07 106.184 9.645,53

    5 Balikpapan Barat 179,95 84.789 475,75 Sumber : BPS Kota Balikpapan

    Tabel 3.17.

    Jumlah Penduduk Kota Balikpapan Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2006

    No Kecamatan Laki - Laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) 1 Balikapan Selatan 91.140 813.900 173.0402 Balikapan Timur 26.400 23.265 49.6653 Balikapan Utara 50.048 44.385 94.4334 Balikapan Tengah 56.420 49.764 106.1845 Balikapan Barat 45.150 39.648 84.7986 Jumlah Total 269.158 238.962 508.120

    Sumber : BPS Kota Balikpapan

    Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah penduduk Kota

    Balikpapan adalah 508.120 jiwa (penduduk perempuan 238.962

    jiwa dan penduduk laki laki 269.158 jiwa), dilihat dari segi

    kepadatan penduduk per kecamatan, maka kecamatan Balikpapan

    Selatan merupakan daerah terpadat dengan kepadatan penduduk

    173.040 jiwa/Km.

    c. Data PDRB

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-16

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu

    indikator perekonomian yang dapat digunakan sebagai bahan

    penentuan kebijakan pembangunan khususnya dalam bidang

    perekonomian dan bahan evaluasi pembangunan ekonomi regional.

    Produk Domestik Regional Bruto Perkapita di Kota Balikpapan

    dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

    Tabel 3.18.

    Angka Agregatif PDRB, Jumlah Penduduk dan PDRB Perkapita Kota Balikpapan Tahun 2004 - 2006

    Uraian 2004 2005 2006

    1 2 3 4 5

    1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

    16.952.204,47 22.353.578,85 26.421.493,84

    2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan

    12.228.687,32 12.621.678,53 13.029.600,97

    3

    Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun

    554.437 567.504 557.657

    4. Pendapatan Perkapita Daerah

    26.028.902 27.359.317 28.856.306

    Sumber : BPS Kota Balikpapan

    Dari tabel diatas dapat diketahui PDRB perkapita Atas Dasar

    Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan dari tahun 2004

    sampai tahun 2006. dari tahun 2004 sampai 2006 PDRB Perkapita

    Kota Balikpapan, baik Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas

    Dasar Harga Konstan, terus mengalami peningkatan dengan angka

    pertumbuhan yang berfluktuasi.

    d. Data Kecelakaan

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-17

    Jumlah kecelakaan di Kota Balikpapan menurut data yang

    diperoleh dari Polresta Kota Balikpapan dapat dilihat pada tabel

    dibawah ini.

    Tabel 3.19.

    Data Kejadian Kecelakaan dengan Jenis Kendaraan Yang Terlibat di Kota Balikpapan

    Kejadian Kecelakaan No Jenis Kendaraan yang terlibat 2005 2006 2007

    1 Mobil Penumpang *. Umum *. Tidak Umum

    10 28

    21 34

    24 54

    2 Mobil Beban/Barang *. Umum *. Tidak Umum

    44 18

    6

    34

    10 46

    3 Mobil bus *. Umum *. Tidak Umum

    1 -

    2 -

    6 2

    4 Sepeda Motor 127 170 256 5 Kendaraan tidak bermotor 2 - -

    Total 190 267 398 Sumber : Polresta Kota Balikpapan

    Tabel 3.20. Data Kejadian dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas

    di Kota Balikpapan

    No Uraian Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 Kejadian Kecelakaan 113 199 233

    2 Meninggal Dunia (orang) 97 76 80

    3 Luka Berat (orang) 27 47 61

    4 Luka Ringan (orang) 23 171 163

    Kerugian Materi (Rp) 319.250.000 709.850.000 776.150.000 Sumber : Polresta Kota Balikpapan

    Tabel 3.21.

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-18

    Data Kejadian dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Melibatkan Pejalan Kaki di Kota Balikpapan

    Jumlah Korban Pejalan Kaki

    (orang) No Tahun Jumlah

    Kejadian Kecelakaan Meninggal Dunia

    Luka Berat

    Luka Ringan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1 2005 3 -- 1 2

    2 2006 43 5 18 20

    3 2007 40 12 10 18 Sumber : Polresta Kota Balikpapan

    Dari tabel diatas diketahui kecelakaan lalu lintas yang terjadi di

    Kota Balikpapan dari tahun 2005 hingga 2007 menunjukan

    terjadinya peningkatan yang cukup besar. Tahun 2005 tercatat 190

    kasus kecelakaan, kemudian meningkat pada tahun 2006 menjadi

    267 kasus, pada tahun 2007 meningkat menjadi 398 kasus, yang

    mengakibatkan kematian sebanyak 80 orang, 163 luka ringan, 61

    luka berat dan kerugian material mencapai Rp 776.150.000,-. Dan

    kejadian kecelakaan terbanyak disebabkan oleh sepeda motor.

    3.3 KOTA SUNGGUMINASA KAB.GOWA

    Kabupaten Gowa merupakan salah satu kabupaten dalam

    wilayah Propinsi Sulawesi Selatan yang beribukota di

    Sungguminasa Secara geografis terletak antara 12o38 6 - 13o15

    17 BT dan antara 5o5 -5o34 7 LS. Berbatasan dengan Kota

    Makassar dan Kabupaten Maros di utara, Kabupaten sinjai,

    Kabupaten Bulukumba, dan Kabupaten Bantaeng di timur,

    Kabupaten Takalar dan kabupaten Janeponto di selatan serta Kota

    Makassar dan Kabupaten Takallar di barat. Luas wilayah daerah ini

    1.883,33 Km2.

    Secara administratif, daerah ini terbagi menjadi tiga belas

    Kecamatan, Kabupaten Gowa terkenal dengan salah satu tokoh

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-19

    nasional yaitu Sultan Hasanudin yang dikenal sebagai ayam jantan

    dari timur . Potensi Kabupaten Gowa yang terbesar adalah di

    sektor pertanian, sebagian besar penduduknya

    bermatapencaharian sebagai petani dengan hasil pertaniannya

    berupa hasil tanaman pangan berupa padi, palawija dan tanaman

    holtikultura.

    Selain bertani dengan masa tanam yang pendek, para petani di

    Gowa juga banyak yang bertani tanaman umur panjang salah

    satunya tanaman markisa yang cukup dikenal dengan produk

    olahannya berupa sirup markisa yang menjadi buah tangan khas

    daerah Sulawesi Selatan, Desa Kanrepia, Kecamatan

    Tinggimoncong merupakan salah satu daerah penghasil markisa di

    Kabupaten Gowa.

    Daerah ini juga dikelilingi oleh enam gunung, keuntungan alam ini

    menjadikan tanah Gowa kaya akan bahan galian golongan C di

    sepanjang daerah lairan sungai Janebarang seperti pasir, kuarsa,

    batu kali, kerikil, dan tanah liat, yang mampu memberikan

    pendapatan bagi penduduk sekitarnya. Di sektor perkebunan pada

    tahun 2006 komoditi unggulan yang dihasilkan di daerah ini berupa

    kopi arabika (1.925 ton), kelapa dalam (1.925 ton), dan jambu mete

    (1.076ton).

    Kabupaten Gowa ini juga memiliki berbagai sarana dan prasarana

    pendukung diantaranya jalan darat, serta dukungan sarana

    pembangkit tenaga listrik, air bersih, dan jaringan telekomunikasi.

    3.3.1 Data Sekunder

    a. Data Inventarisasi

    Dari data yang diperoleh dari dinas PU Kabupaten Gowa

    diketahui Panjang Jalan, Lebar Jalan dan Kondisi Jalan Kabupaten

    Gowa seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

    Tabel 3.22.

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-20

    Panjang Jalan

    Tahun 2006 Tahun 2007 No Status Panjang

    (Km) Panjang

    (Km) (1) (2) (3) (5)

    1 Jalan Nasional 148,3 192,45

    2 Jalan Provinsi 142,18 252,36

    3 Jalan Kabupaten 132,56 159,90

    Jumlah 422,67 603,61

    Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sulawesi Selatan

    Tabel 3.23. Kondisi Jalan

    Kondisi

    Baik Sedang Rusak No Status (Km) (%) (Km) (%) (Km) (%)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1 Jalan Nasional 8,0 98 6,0 75 0,12 21

    2 Jalan Provinsi 6,3 75 5,1 60 6,1 12

    3 Jalan Kabupaten - - - - - -

    4 Jalan Kota 66,9 90 1,75 3 1,2 2

    Sumber : Dinas Bina Marga Kabupaten Gowa

    Tabel 3.24. Pola Penggunaan Lahan

    No Peruntukan Kota Kabupaten Kota

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-21

    Luas (km) %

    Luas (km) %

    (1) (2) (3) (4)

    1 Jalan 26 0,14 - -

    2 Perdagangan 0,85 0,005 - -

    3 Industri 0,15 0,0007 - -

    4 Perumahan 13,60 0,082 - -

    5 Perkantoran dan Jasa 0,42 0,0018 - -

    6 Fasilitas Umum 0,28 0,0010 - -

    7 Daerah Terbuka 53,25 0,214 - -

    8 Pertanian 88,95 0,230 - -

    9 Perkebunan 31,30 0,168 - -

    10 Daerah Hijau 98,50 0,630 - -

    11 Lain Lain 570 3,20 - -

    Total 833,3 4,6725 - -

    Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa

    Dari tabel diatas dapat diketahui penggunaan lahan

    Kabupaten Gowa dengan luas 833,3 km dimana luas daerah

    hijau mendominasi komponen guna lahan yaitu dengan Luas

    98,50 km.

    b. Data Kepadatan Penduduk

    Perkembangan penduduk di Kabupaten Gowa secara rinci

    dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

    Tabel 3.25. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Gowa

    di Setiap Kecamatan

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-22

    No Kecamatan Luas (Km) Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km)

    1 2 3 4 4 1 Bajeng 64.74 48,537 749.722

    2 Barombong 80 32,689 408.6125

    3 Biring Bulu 78 10,702 137.2051

    4 Bontomaranu 120 14,973 124.775

    5 Bontonompo 85 18,051 212.3647

    6 Bungaya 70.05 58,308 832.3769

    7 Palangga 65.26 21,379 327.5973

    8 Parangloe 31.58 51,020 1615.579

    9 Somba Opu 92.4 46,168 499.6537

    10 Tinggi Moncong 33.24 22,360 672.6835

    11 Tombolo 60 38,419 640.3167

    12 Tompubulu 53.45 8,587 160.6548

    Jumlah 1883.3 371,193 6381.542

    Sumber : Pemkab Gowa

    Tabel 3.26. Jumlah Penduduk Menurut Usia

    Kabupaten Gowa

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-23

    Umur (Thn) Jumlah (Jiwa) %

    1 4 5 0 4 50,781 8,1 5 - 9 56,547 9,0

    10 - 14 68,460 10,9 15 - 19 63,001 10,0 20 - 24 61,697 9,8 25 - 29 57,073 9,1 30 - 34 57,337 9,1 35 - 39 45,671 7,3 40 - 44 41,729 6,6 45 - 49 35,903 5,7 50 - 54 27,482 4,4 55 - 59 22,199 3,5 60 - 64 18,035 2,9 65 - 69 13,027 2,1

    70 + 10,027 2,1 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa

    c. Data PDRB perkapita (juta/Rp/kap/thn) PDRB perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan

    yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses

    produksi. PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi total

    nilai PDRB dengan jumlah penduduk. PDRB perkapita Kota Gowa

    dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 3.27.

    Angka Agretatif PDRB Berdasarkan Jumlah Penduduk

    dan PDRB Perkapita, Kabupaten Gowa Tahun 2003 2005

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-24

    Jumlah Penduduk (jiwa) Tahun

    Ibukota Kabupaten

    Kota

    Pendapatan Perkapita Daerah

    (Rp)

    (1) (2) (3)

    2005 32,447 Sungguminasa/Gowa 6,206,598

    2006 35,513 Sungguminasa/Gowa 6,997,957

    2007 36,779 Sungguminasa/Gowa 7,689,316

    Sumber : Kantor Catatan Sipil Kabupaten Gowa

    Nilai absolut PDRB atas dasar harga berlaku dibagi jumlah

    penduduk pertengahan tahun dalam periode yang sama didapatkan

    angka pendapatan per kapita penduduk. Pada tahun 2007

    pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Gowa adalah Rp.

    7.689.316

    d. Data kecelakaan

    Keselamatan lalu lintas sangat erat hubungannya dengan

    kecelakaan di jalan raya. Baik buruknya tingkat keselamatan lalu

    lintas suatu negara dapat dinilai dari tinggi-rendahnya tingkat

    kecelakaan yang terjadi di negara yang bersangkutan. Kecelakaan

    lalu lintas merupakan suatu masalah yang cukup kompleks.

    Dikatakan cukup kompleks, karena kejadian kecelakaan

    disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pengemudi, kondisi

    kendaraan (sarana), kondisi jalan dan perlengkapannya

    (prasarana), dan kondisi lingkungan. Jumlah kecelakaan di

    Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 3.28. Data Kejadian Kecelakaan dengan Jenis Kendaraan

    Yang Terlibat di Kota Gowa

    No Jenis Kendaraan yang terlibat Kejadian Kecelakaan

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-25

    2006 2007 2008

    1 Mobil Penumpang *. Umum *. Tidak Umum

    3

    15

    9 5

    2 -

    2 Mobil Beban/Barang *. Umum *. Tidak Umum

    13 -

    3 -

    - -

    3 Mobil bus *. Umum *. Tidak Umum

    -

    25

    2

    20

    3

    18 4 Sepeda Motor 1 30 29 5 Kendaraan tidak bermotor 3 2 2

    Total 60 71 54

    Sumber : Satlantas Polres Gowa

    Tabel 3.29. Data Kejadian dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas

    di Kabupaten Gowa

    No Uraian Tahun 2006 Tahun 2007

    Tahun 2008

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 Kejadian Kecelakaan 60 58 54

    2 Meninggal Dunia (orang) 30 45 15

    3 Luka Berat (orang) 18 9 19

    4 Luka Ringan (orang) 12 4 20

    Kerugian Materi (Rp) 316.500.000 21.375.000 181.900.000

    Sumber : Satlantas Polres Gowa

    Tabel 3.30. Data Kejadian dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Melibatkan Pejalan Kaki di Kabupaten Gowa

    No Tahun Jumlah Jumlah Korban Pejalan Kaki (orang)

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-26

    Kejadian Kecelakaan

    Meninggal Dunia

    Luka Berat

    Luka Ringan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1 2006 13 9 12 1

    2 2007 11 8 5 3

    3 2008 6 4 3 1

    Sumber : Satlantas Polres Gowa

    Dari tabel diatas diketahui kecelakaan lalu lintas yang terjadi di

    Kabupaten Gowa dari tahun 2006 hingga 2008 menunjukan

    penurunan. Tahun 2006 tercatat 60 kasus kecelakaan, kemudian

    pada tahun 2007 menjadi 58 kasus, dan pada tahun 2008 terjadi

    penurunan menjadi 54 kasus, yang mengakibatkan kematian

    sebanyak 90 orang, 36 luka ringan, 46 luka berat dan kerugian

    material mencapai Rp 316.500.000,-

    3.4 . KOTA MUARA ENIM

    Kabupaten Muara Enim merupakan salah satu kabupaten

    dalam wilayah Propinsi Sumatera Selatan yang terletak antara 4

    derajat sampai 6 derajat Lintang selatan dan 104 derajat sampai

    106 Bujur Timur, dengan luas wilayah 7466.82 km2. Sebelah Utara

    berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin, Sebelah selatan

    dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sebelah Timur dengan

    Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kota Palembang, Sebelah Barat

    dengan Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Lahat. Wilayah

    administrasi Kabupaten Muara Enim saat ini terdiri dari 22

    Kecamatan dan 293 Kelurahan/Desa. Namun kini kecamatan

    Prabumulih dan Prabumulih Timur termasuk kedalam wilayah kota

    Prabumulih yang telah menjadi daerah otonom sederajat dengan

    Kabupaten.

    3.4.1. Data Sekunder

    a. Data Inventarisasi

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-27

    Dari data yang diperoleh dari dinas PU Kabupaten Muara Enim

    diketahui Panjang Jalan, Lebar Jalan dan Kondisi Jalan Kabupaten

    Muara Enim seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

    Tabel 3.31. Panjang Jalan

    Tahun 2006 Tahun 2007

    No Status Panjang (Km)

    Panjang (Km)

    (1) (2) (3) (5)

    1 Jalan Nasional 137,4 178,55

    2 Jalan Provinsi 124,19 244,22

    3 Jalan Kabupaten - 794,90

    Jumlah 261,23 1217,67

    Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Selatan

    Tabel 3.32. Kondisi Jalan

    Kondisi Baik Sedang Rusak No Status

    (Km) (%) (Km) (%) (Km) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1 Jalan Nasional 6,0 98 - - 0,12 2

    2 Jalan Provinsi - - - - - -

    3 Jalan Kabupaten - - - - - -

    4 Jalan Kota 66,9 90 1,75 3 1,2 2

    Sumber : Dinas Bina Marga Kabupaten Muara Enim

    Tabel 3.33. Pola Penggunaan Lahan

    No Peruntukan Kota Kabupaten Kota

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-28

    Luas (km) %

    Luas (km) %

    (1) (2) (3) (4)

    1 Jalan 25 0,14 - -

    2 Perdagangan 0,95 0,005 - -

    3 Industri 0,12 0,0007 - -

    4 Perumahan 14,60 0,082 - -

    5 Perkantoran dan Jasa 0,32 0,0018 - -

    6 Fasilitas Umum 0,18 0,0010 - -

    7 Daerah Terbuka 61,25 0,314 - -

    8 Pertanian 98,95 0,560 - -

    9 Perkebunan 31,30 0,168 - -

    10 Daerah Hijau 158,50 0,870 - -

    11 Lain Lain 570 3,20 - -

    Total 961,17 5,3425 - -

    Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Muara Enim

    Dari tabel diatas dapat diketahui penggunaan lahan

    Kabupaten Muara Enim dengan luas 961,17 km dimana luas

    daerah hijau mendominasi komponen guna lahan yaitu dengan

    Luas 158,50 km.

    b. Data Kepadatan Penduduk

    Perkembangan penduduk di Kabupaten Muara Enim secara

    rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

    Tabel 3.34. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Muara Enim

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-29

    di Setiap Kecamatan

    No Kecamatan Luas (Km) Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km)

    1 2 3 4 4 1 Muara Enim 164,74 48,537 295

    2 Tanjung Agung 670 32,689 49

    3 Semende Darat Tengah 277 10,702 39

    4 Semende Darat Laut 320 14,973 47

    5 Semende Darat Ulu 264 18,051 68

    6 Lawang Kidul 170,05 58,308 343

    7 Ujan Mas 265,26 21,379 81

    8 Gunung Megang 631,58 51,020 81

    9 Rambang Dangku 892,4 46,168 52

    10 Rambang 193,24 22,360 116

    11 Lubai 60 38,419 640

    12 Benakat 353,45 8,587 24

    13 Talang Ubi 489 63,208 129

    14 Tanah Abang 366 25,077 69

    15 Gelumbang 658,5 56,128 85

    16 Sungai Rotan 473,3 32,738 69

    17 Penukal Utara 305 12,958 42

    18 Lembak 206,3 26,041 126

    19 Penukal Abab 707 42,372 60

    20 Penukal 0 0 0

    21 Muara Belida 0 0 0

    22 Kelekar 0 0 0

    746,682 629,715 -

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-30

    Jumlah Sumber : Pemkab Muara Enim

    Tabel 3.35. Jumlah Penduduk Menurut Usia

    Kabupaten Muara Enim

    Umur (Thn) Jumlah (Jiwa) %

    1 4 5 0 4 50,781 8,1 5 - 9 56,547 9,0

    10 - 14 68,460 10,9 15 - 19 63,001 10,0 20 - 24 61,697 9,8 25 - 29 57,073 9,1 30 - 34 57,337 9,1 35 - 39 45,671 7,3 40 - 44 41,729 6,6 45 - 49 35,903 5,7 50 - 54 27,482 4,4 55 - 59 22,199 3,5 60 - 64 18,035 2,9 65 - 69 13,027 2,1

    70 + 10,027 2,1 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Muara Enim

    c. Data PDRB perkapita (juta/Rp/kap/thn) PDRB perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan

    yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses

    produksi. PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi total

    nilai PDRB dengan jumlah penduduk. PDRB perkapita Kota Muara

    Enim dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 3.36.

    Angka Agretatif PDRB Berdasarkan

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-31

    Jumlah Penduduk dan PDRB Perkapita,

    Kabupaten Muara Enim Tahun 2003 2005

    Jumlah Penduduk (jiwa) Tahun

    Ibukota Kabupaten

    Kota

    Pendapatan Perkapita Daerah

    (Rp)

    (1) (2) (3)

    2003 27,447 Muara Enim 7,206,598

    2004 28,513 Muara Enim 7,997,957

    2005 29,779 Muara Enim 8,789,316

    Sumber : Kantor Catatan Sipil Kabupaten Muara Enim

    Nilai absolut PDRB atas dasar harga berlaku dibagi jumlah

    penduduk pertengahan tahun dalam periode yang sama didapatkan

    angka pendapatan per kapita penduduk. Pada tahun 2005

    pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Muara Enim adalah

    Rp. 8.789.316

    d. Data kecelakaan

    Keselamatan lalu lintas sangat erat hubungannya dengan

    kecelakaan di jalan raya. Baik buruknya tingkat keselamatan lalu

    lintas suatu negara dapat dinilai dari tinggi-rendahnya tingkat

    kecelakaan yang terjadi di negara yang bersangkutan. Kecelakaan

    lalu lintas merupakan suatu masalah yang cukup kompleks.

    Dikatakan cukup kompleks, karena kejadian kecelakaan

    disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pengemudi, kondisi

    kendaraan (sarana), kondisi jalan dan perlengkapannya

    (prasarana), dan kondisi lingkungan. Jumlah kecelakaan di

    Kabupaten Muara Enim dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 3.37.

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-32

    Data Kejadian Kecelakaan dengan Jenis Kendaraan Yang Terlibat di Kota Muara Enim

    Kejadian Kecelakaan No Jenis Kendaraan yang terlibat 2006 2007 2008

    1 Mobil Penumpang *. Umum *. Tidak Umum

    3

    20

    11 -

    12 -

    2 Mobil Beban/Barang *. Umum *. Tidak Umum

    14 -

    25 -

    12 -

    3 Mobil bus *. Umum *. Tidak Umum

    -

    28

    6 -

    3 -

    4 Sepeda Motor 1 24 29 5 Kendaraan tidak bermotor 3 2 2

    Total 69 68 58

    Sumber : Satlantas Polres Muara Enim

    Tabel 3.38. Data Kejadian dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas

    di Kabupaten Muara Enim

    No Uraian Tahun 2006 Tahun 2007

    Tahun 2008

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 Kejadian Kecelakaan 42 38 33

    2 Meninggal Dunia (orang) 33 59 24

    3 Luka Berat (orang) 20 16 35

    4 Luka Ringan (orang) 70 36 33

    Kerugian Materi (Rp) 296.500.000 19.375.000 178.900.000

    Sumber : Satlantas Polres Muara Enim

    Tabel 3.39. Data Kejadian dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas

    Yang Melibatkan Pejalan Kaki di Kabupaten Muara Enim

    No Tahun Jumlah Jumlah Korban Pejalan Kaki (orang)

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-33

    Kejadian Kecelakaan

    Meninggal Dunia

    Luka Berat

    Luka Ringan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1 2006 47 14 21 27

    2 2007 15 16 17 30

    3 2008 35 9 12 31

    Sumber : Satlantas Polres Muara Enim

    Dari tabel diatas diketahui kecelakaan lalu lintas yang terjadi di

    Kabupaten Muara Enim dari tahun 2006 hingga 2008 menunjukan

    penurunan. Tahun 2006 tercatat 69 kasus kecelakaan, kemudian

    pada tahun 2007 menjadi 68 kasus, dan pada tahun 2008 terjadi

    penurunan menjadi 58 kasus, yang mengakibatkan kematian

    sebanyak 116 orang, 139 luka ringan, 71 luka berat dan kerugian

    material mencapai Rp 494.775.000,-

    3.5. KABUPATEN SRAGEN

    Secara geografis, Kabupaten Sragen dan sekitarnya terletak

    pada posisi 110 45 dan 111 10 Bujur Timur 7 15 dan 7 30"

    Lintang Selatan. Wilayah Kota Sragen secara administratif terdiri

    atas 20 (dua puluh) kecamatan yakni kecamatan Kalijambe,

    Plupuh, Masaran, Kedawung, Sambirejo, Gondang,

    Sambungmacan, ngrampal, Karangmalang, Sragen, Sodiharjo,

    Tanon, Gemolong, Miri, Sumberlawang, Mondokan, Sukodono,

    Gesi, Tangen dan Jenar yang berbatasan langsung dengan

    kabupaten kabupaten sebagai berikut :

    Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Grobogan Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Ngawi Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten

    Karanganyar

    Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Boyolali. Kabupaten Sragen mempunyi luas wilayah 9.415.500 ha, yang

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-34

    terdiri atas 20 Kecamatan dengan 199 Desa dan 8 Kelurahan.

    3.5.1. Data Sekunder

    d. Data Inventarisasi

    Dari data yang diperoleh dari dinas PU Kabupaten Sragen

    diketahui Panjang Jalan, Lebar Jalan dan Kondisi Jalan Kabupaten

    Sragen seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

    Tabel 3.40. Panjang Jalan dan Lebar Jalan

    Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008

    No Status Panjang (Km)

    Lebar (Km)

    Panjang (Km)

    Lebar (Km)

    Panjang (Km)

    Lebar(Km)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1 Jalan Nasioanal 5,90 7-14 5,90 7-14 5,90 7-14

    2 Jalan Provinsi 1,50 5-7 1,50 5-7 1,50 5-7

    3 Jalan Kabupaten 162,7 6 162,7 6 162,7 6

    Jumlah 170,1 - 170,1 - 170,1 - Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sragen

    Tabel 3.41. Kondisi Jalan

    Kondisi Baik Sedang Rusak No Status

    (Km) (%) (Km) (%) (Km) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1 Jalan Nasioanal 3,40 57,60 2,50 43,40 - -

    2 Jalan Provinsi 1,50 100,0

    0 - - - -

    3 Jalan Kabupaten 133,42 81,82 24,43 15,09 5,00 3,09

    Jumlah 139,82 93,94 24,43 15,02 5,00 3,09 Sumber : Dinas Pkerjaan Umum Kabupaten Sragen

    Dari tabel diatas diketahui Panjang jalan di seluruh wilayah

    Kabupaten Sragen pada tahun 2007 mencapai 170,1 km dengan

    rincian : 139,82 km dengan kondisi jalan baik, 24,43 Km sedang

    dan 5 Km dengan kondisi jalan rusak.

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-35

    Tabel 3.42. Pola Penggunaan Lahan

    Kota Kabupaten Kota No Peruntukan Luas

    (km) % Luas (km) %

    (1) (2) (3) (4)

    1 Jalan 5.4477 22 .. ..

    2 Perdagangan 0,7500 3,03 .. ..

    3 Industri 0,7500 0,93 .. ..

    4 Perumahan 7,3971 29,89 .. ..

    5 Perkantoran dan Jasa 1,0810 4,37 .. ..

    6 Fasilitas Umum 0,4450 1,80 .. ..

    7 Daerah Terbuka 0,3800 1,54 .. ..

    8 Pertanian 5,1330 20,74 .. ..

    9 Perkebunan - - .. ..

    10 Daerah Hijau 0,7500 3,03 .. ..

    11 Lain Lain 3,1378 12,67 .. ..

    Total 24,7516 100 .. ..

    Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen

    Dari tabel diatas dapat diketahui penggunaan lahan

    Kabupaten Sragen dengan luas 24,7516 km dimana luas jalan

    mendominasi komponen guna lahan yaitu dengan Luas 5.4477

    km.

    e. Data Kepadatan Penduduk

    Perkembangan penduduk di Kabupaten Sragen secara rinci

    dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

    Tabel 3.43.

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-36

    Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Sragen di Setiap Kecamatan

    No Kecamatan Luas (Km) Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km)

    1 2 3 4 4 1 Sukawati 55.02 79,338 1,442

    2 Blahbatuh 39.70 52,941 1,334

    3 Sragen 50.59 73,277 1,448

    4 Tampaksiring 42.63 45,059 1,057

    5 Ubud 42.38 60,441 1,426

    6 Tegallalang 01.00 40,502 655

    7 Payangan 75.88 35,625 469

    Jumlah 368.00 387,183 1,052

    Sumber : Badan Pusat Statistik 2004

    Tabel 3.44. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan

    Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sragen

    Tahun Laki Laki (Jiwa) Perempuan

    (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Sex Ratio

    1 2 3 4 4 1930 81,700 82,709 164,409 98.78 1961 115,323 117,244 232,567 98.36 1971 135,542 135,905 271,447 99.73 1980 153,541 152,587 306,128 100.63

    1985*) 161,203 162,481 323,684 99.21 1990 169,767 166,971 336,738 101.67

    1995*) 173,625 171,450 345,075 101.27 2000 199,180 193,975 393,155 102.68

    2005*) 214,516 206,551 421,067 103.86 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen Keterangan : * ) Hasil Sensus

    Tabel 3.45.

    Laju Pertumbuhan dan Perubahan Penduduk Per Tahun di

    Kabupaten Sragen

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-37

    Periode Pertumbuhan Rata-rata Tahun

    1930 - 1961 1.12

    1961 1971 1.58

    1971 1980 1.33

    1980 - 1985*) 1.12

    1980 1990 0.96

    1990 - 1995*) 0.49

    1990 2000 1.56

    2000 - 2005* 1.38 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen

    Keterangan : * ) Hasil Sensus

    Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah penduduk Kabupaten

    Sragen sebelum kemerdekaan pada tahun 1930 hanya 164.409

    jiwa. Meningkat menjadi 306.129 jiwa pada tahun 1980, 336.738

    jiwa tahun 1990 dan menjadi 393.155 jiwa pada tahun 2000.

    sedangkan jumlah penduduk menurut hasil sensus pada tahun

    2005 tercatat 421.516 jiwa terdiri dari lakilaki 214.516 dari

    perempuan 206.551 jiwa.

    Pertumbuhan penduduk selama periode tahun 1961 1971

    sebesar 1,58 % menjadi 1,33 % pada periode berikutnya dan

    menurun lagi menjadi 0,96 % pada tahun 1980 1990 sedangkan

    tahun 1990 2000 meningkat cukup drastis menjadi 1,56 %.

    Menurut hasil sensus pada tahun 2005 tercatat pertumbuhan

    penduduk Kabupaten Sragen 1,38 %. Sex ratio penduduk

    Kabupaten Sragen berkisar antara 96,26 sampai 104,38 artinya

    bahwa jumlah penduduk perempuan dan laki-laki di Kabupaten

    Sragen berimbang.

    Sebaran penduduk antar Desa dan Kecamatan rangennya

    relative tinggi, hal ini ditunjukan oleh tingkat kepadatan penduduk,

    Seperti Kecamatan Payangan hanya 469 jiwa per km sedangkan

    Kecamatan Sragen sudah mencapai 1.448 jiwa per km.

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-38

    Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, jumlah rumah

    tangga juga bertambah dengan rata-rata besarnya anggota rumah

    tangga 4 orang.

    f. Data PDRB perkapita (juta/Rp/kap/thn) PDRB perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan

    yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses

    produksi. PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi total

    nilai PDRB dengan jumlah penduduk. PDRB perkapita Kota Binjai

    dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 3.46. PDRB Perkapita Kecamatan Se-Kabupaten Sragen Tahun 2005

    No Kecamatan PDRB/Kapita (Rp)Laju Pertumbuhan

    (%) (1) (2) (3) (3)

    1 Sukawati 7,329,715.17 5.63

    2 Blahbatuh 6,644,030.00 5.94

    3 Sragen 8,200,931.53 5.54

    4 Tampaksiring 8,866,659.94 5.86

    5 Ubud 14,569,592.49 4.71

    6 Tegallalang 7,944,507.72 5.65

    7 Payangan 8,035,101.09 4.02

    Kabupaten Sragen 6,875,883,34 5.47 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen

    Tabel 3.47.

    Angka Agretatif PDRB Menurut Harga Berlaku dan Konstan 2000,

    Jumlah Penduduk dan PDRB Perkapita, Kabupaten Sragen Tahun

    2004 2005

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-39

    Jenis 2004 2005

    (1) (2) (3)

    PDRB-Harga Berlaku (Juta Rp) 3,219,593.01 3,770,921.47

    PDRB-Harga Konstan (Juta Rp) 2,418,579.23 2,550,914.74

    Jumlah Penduduk Pertengahan thn. 424,009.00

    429,495.00

    PDRB/Kapita Harga Berlaku (Rp) 7,593,218.55 8,779,896.09

    PDRB/Kapita Harga Konstan (Rp) 5,704,075.22 5,939,335.09

    Indeks (1993 = 100)

    PDRB-Harga Berlaku 156.04 182.76

    PDRB-Harga Konstan 117.22 123.63

    Jumlah Penduduk Pertengahan thn. 124.25

    109.76

    PDRB/Kapita Harga Berlaku 125.59 166.51

    PDRB/Kapita Harga Konstan 94.34 112.64

    Indeks Berantai

    PDRB-Harga Berlaku 110.10 117.12

    PDRB-Harga Konstan 104.95 105.47

    Jumlah Penduduk Pertengahan thn. 101.30

    101.29

    PDRB/Kapita Harga Berlaku 108.68 115.63

    PDRB/Kapita Harga Konstan 103.60 104.12

    Indeks Implisit

    Produk Domestik Regional Bruto 133.12 147.83 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen

    Tabel 3.48.

    Distribusi PDRB Atas Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000

    Kabupaten Sragen Menurut Lapangan Usaha

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-40

    Lapangan Usaha

    Harga

    Berlaku

    2005

    Harga Konstan

    2000

    (1) (2) (3)

    1. Pertanian 20.08 19.33

    2. Pertambangan dan Penggalian 0.55 0.41

    3. Industri Pengolahan 17.48 18.44

    4. Listrik, Gas dan Air Minum 0.89 0.84

    5. Bangunan 4.21 4.34

    6. Perdagangan, Hotel dan

    Restaurant 29.47 31.02

    7. Angkutan dan Komunikasi 4.76 4.77

    8. Persewaan dan Keuangan 4.66 4.87

    9. Jasa - Jasa 17.90 15.97

    PDRB 100 100 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen

    Tabel 3.49.

    PDRB Kabupaten Sragen Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga

    Konstan 2000 Tahun 2005 (dalam jutaan rupiah)

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-41

    Lapangan Usaha Harga Berlaku

    Harga Konstan

    2000 (1) (2) (3)

    1. Pertanian 757,279.93 493,014.08

    2. Pertambangan dan Penggalian 20,738.07 10,400.87

    3. Industri Pengolahan 659,975.93 470,403.15

    4. Listrik, Gas dan Air Minum 33,471.70 21,542.34

    5. Bangunan 158,859.43 110,731.46

    6. Perdagangan, Hotel dan

    Restaurant 1,111,385.83 791,289.02

    7. Angkutan dan Komunikasi 179,665.36 124,293.70

    8. Persewaan dan Keuangan 175,665.79 124,293.70

    9. Jasa - Jasa 674,394.43 407,502.91

    PDRB 3,770,921.47 2,550,914.74 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen

    Dari tabel diatas dapat diketahui sejak tahun 2004

    penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

    Sragen mengalami penyempurnaan, berupa pengalihan tahun

    dasar dari 1993 ke tahun dasar 2000. Salah satu pertimbangannya

    adalah untuk mendapatkan gambaran informasi yang lebih realistis.

    Dalam tabel 3.10. disajikan nilai absolut PDRB tahun 2005

    sebesar 3.770,92 milyar atas dasar harga berlaku. Kontribusi atau

    besarnya peranan dari masing-masing sektor dalam ikut

    mewujudkan sendi perekonomian Kabupaten Sragen digambarkan

    seperti pada tabel 3.9. berturut-turut dari sektor yang

    sumbangannya tertinggi adalah : sektor Perdagangan

    Hotel/Restaurant sebesar 29,47 % sektor Pertanian 20,08 %, Jasa

    17,90 %, dan Industri 17,48 %, Angkutan dan Komunikasi 4,76 %,

    Persewaan dan Keuangan 4,66 %, Bangunan 4,21 % dan sektor

    Penggalian serta Listrik/Air Minum masing-masing kurang dari satu

    persen.

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-42

    Laju pertumbuhan PDRB yang menggambarkan laju

    pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005 adalah 5,47

    %. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya

    sebesar 0,52 poin, meskipun demikian pertumbuhan ekonomi

    Kabupaten Sragen masih lebih baik dari pada pertumbuhan

    ekonomi Bali.

    Nilai absolut PDRB atas dasar harga berlaku dibagi jumlah

    penduduk pertengahan tahun dalam periode yang sama didapatkan

    angka pendapatan per kapita penduduk. Pada tahun 2005

    pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Sragen adalah Rp.

    6,875,883,34.

    g. Data kecelakaan

    Keselamatan lalu lintas sangat erat hubungannya dengan

    kecelakaan di jalan raya. Baik buruknya tingkat keselamatan lalu

    lintas suatu negara dapat dinilai dari tinggi-rendahnya tingkat

    kecelakaan yang terjadi di negara yang bersangkutan. Kecelakaan

    lalu lintas merupakan suatu masalah yang cukup kompleks.

    Dikatakan cukup kompleks, karena kejadian kecelakaan

    disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pengemudi, kondisi

    kendaraan (sarana), kondisi jalan dan perlengkapannya

    (prasarana), dan kondisi lingkungan. Jumlah kecelakaan di

    Kabupaten Sragen dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 3.50. Data Kejadian Kecelakaan dengan Jenis Kendaraan Yang

    Terlibat di Kota Binjai

    Kejadian Kecelakaan No Jenis Kendaraan yang terlibat 2006 2007 2008 1 Mobil Penumpang

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-43

    *. Umum *. Tidak Umum

    - 3

    - 6

    16 62

    2 Mobil Beban/Barang *. Umum *. Tidak Umum

    - 4

    1 8

    21 85

    3 Mobil bus *. Umum *. Tidak Umum

    2 1

    1 4

    40 7

    4 Sepeda Motor 18 76 693 5 Kendaraan tidak bermotor 5 5 62

    Total 33 101 986 Sumber : Polresta Sragen

    Tabel 3. 51. Data Kejadian dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas di

    Kabupaten Sragen

    No Uraian Tahun 2006 Tahun 2007

    Tahun 2008

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 Kejadian Kecelakaan 5 54 549

    2 Meninggal Dunia (orang) 16 - 69

    3 Luka Berat (orang) 5 3 88

    4 Luka Ringan (orang) 8 96 943

    Kerugian Materi (Rp) 13.800.000 66.280.000 454.955.000 Sumber : Polresta Sragen

    Tabel 3.52. Data Kejadian dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas

    Yang Melibatkan Pejalan Kaki di Kabupaten Sragen

    Jumlah Korban Pejalan Kaki (orang) No Tahun

    Jumlah Kejadian

    Kecelakaan Meninggal

    Dunia Luka Berat

    Luka Ringan

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-44

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1 2006 - - - -

    2 2007 31 - 2 37

    3 2008 62 7 10 71 Sumber : Polresta Sragen

    Dari tabel diatas diketahui kecelakaan lalu lintas yang terjadi di

    Kabupaten Sragen dari tahun 2006 hingga 2008 menunjukan

    terjadinya peningkatan yang drastis. Tahun 2006 tercatat 33 kasus

    kecelakaan, kemudian menaik pada tahun 2007 menjadi 101

    kasus, dan pada tahun 2008 terjadi kenaikan lagi menjadi 986

    kasus, yang mengakibatkan kematian sebanyak 69 orang, 88 luka

    ringan, 943 luka berat dan kerugian material mencapai Rp

    454.955.000,-

    3.6. KOTA MOJOKERTO

    Kota Mojokerto terletak antara garis 1112313 - 11140'47

    dengan 11140'47 bujur timur dan antara 718'35 sampai dengan

    747 lintang selatan. Secara geografis Kabupaten Mojokerto tidak

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-45

    berbatasan dengan pantai, hanya berbatasan dengan wilayah

    kabupaten lainnya, yaitu :

    a. Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan dan Kabupaten

    Gresik

    b. Sebelah Timur : Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten

    Pasuruan

    c. Sebelah Selatan : Kabupaten Malang

    d. Sebelah Barat : Kabupaten Jombang

    Disamping itu wilayah Kabupaten Mojokerto juga mengitari

    kotamadya Mojokerto yang terletak di tengah-tengah wilayah

    Mojokerto.

    Topografi wilayah Kabupaten Mojokerto cenderung cekung di

    tengah dan tinggi di bagian selatan dan utara. Bagian selatan

    merupakan wilayah pegunungan yang subur, meliputi Kecamatan

    Pacet, Trawas, Gondang, dan Jatirejo. Bagian tengah merupakan

    wilayah daratan, sedangkan bagian utara merupakan daerah

    perbukitan kapur yang cenderung kurang subur.

    Sekitar 30% dari seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto

    kemiringan tanahnya lebih dari 15 derajat, sedangkan sisanya

    merupakan wilayah daratan dengan tingkat kemiringan lahan

    kurang dari 15 derajat. Pada umumnya ketinggian wilayah

    kecamatan-kecamatan di Kabupaten Mojokerto rata-rata berada

    700 M

    diatas permukaan laut.

    Secara administratif wilayah Kabupaten Mojokerto terdiri dari

    18 Kecamatan, 304 desa. Luas wilayah secara keseluruhan

    Kabupaten Mojokerto adalah 692,15 km, dimana bila kita amati

    wilayah Kecamatan Dawarrblandong merupakan kecamatan

    dengan luas wilayah terbesar.

    3.6.1. DATA SEKUNDER

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-46

    a. Data Inventarisasi Jalan

    Dari data yang diperoleh dari Dinas PU Kota Mojokerto

    diketahui Panjang Jalan, Lebar Jalan dan Kondisi Jalan Kota

    Mojokerto seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

    Tabel 3.53. Panjang Jalan dan Lebar Jalan Kota Mojokerto

    2005 2006 2007

    No Status Panjang (Km)

    Lebar(m)

    Panjang(Km)

    Lebar (m)

    Panjang(Km)

    Lebar (m)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1 Jalan Nasional 59,76 12 59,76 12 59,76 12

    2 Jalan Provinsi 28,89 12 28,89 12 28,89 12

    3 Jalan Kabupaten/Kota 11,91 6 11,91 6 11,91 6

    Jumlah 200,8 200,8 200,8 Sumber : Dinas PU Kota Mojokerto

    Tabel 3.54.

    Kondisi Jalan Kota Mojokerto Kondisi

    Baik Sedang Rusak No Status (Km) (%) (Km) (%) (Km) (%)

    1 Jalan Nasional 41,91 3,37 14,95 1,68 2,90 0,46

    2 Jalan Provinsi 20,19 1,52 7,20 0,81 1,50 0,24

    3 Jalan Kabupaten/Kota 1.183,17 95,01 869,91 97,52 620,90 99,30

    Jumlah 1.245,27 100,00 892,06 100,00 625,30 100,00Sumber : Dinas PU Kota Mojokerto

    Dari tabel diatas diketahui Panjang jalan di seluruh wilayah

    Kota Mojokerto pada tahun 2007 mencapai 2.763,87 km dengan

    rincian : 1.245,27 km dengan kondisi jalan baik, 892,06 Km sedang

    dan 625,30 Km dengan kondisi jalan rusak.

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-47

    b. Data Kepadatan Penduduk

    Dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota

    Mojokerto diketahui juimlah penduduk Kota Mojokerto seperti

    dijelaskan pada tabel dibawah ini.

    Tabel 3.55.

    Kepadatan Penduduk Kota Mojokerto

    Jumlah Penduduk (Jiwa) No Tahun Kota / Ibukota

    Kabupaten Daerah

    Pendapatan Perkapita Daerah (Rp)

    1. 2006 114.088 - 14.722.879,91 2. 2007 115.519 - 16.570.098,02 3. 2008 116.009 - 18.969.532,05

    Sumber : BPS Kota Mojokerto

    Tabel 3.56. Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Usia dan Jenis Kelamin

    di Kota Mojokerto

    Banyaknya Penduduk Kelompok Usia Laki - Laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4)

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-48

    0 4 25,473 24,464 49,935

    5 9 58,433 55,783 114,216

    10 14 59,579 57,701 117,280

    15 19 57,718 55,724 113,442

    20 24 60,727 59,102 119,829

    25 29 77,057 76,141 153,198

    30 34 71,524 72,797 144,321

    35 39 69,024 70,607 139,631

    40 44 58,129 61,085 119,214

    45 49 50,168 52,403 102,571

    50 54 41,202 39,735 80,937

    55 59 27,349 25,987 53,336

    60 - 64 15,975 18,547 34,522

    65 + 39,397 52,196 91,593

    Jumlah 711,755 722,272 1,434,025 Sumber : Bappeda Kota Mojokerto

    Dari tabel diatas diketahui jumlah penduduk Kota Mojokerto

    tercatat sebesar 1.434.025 jiwa dengan pertumbuhan penduduk

    selama tahun 2006 sebesar 1,02 %. Kondisi tersebut memberi arti

    bahwa pembangunan kependudukan, khususnya usaha untuk

    menurunkan jumlah kelahiran, memberikan hasil yang nyata.

    Sekitar 73,99 % penduduk Kota Mojokerto berumur produktif

    (15 64 ) tahun, sehingga angka beban tanggungan, yaitu

    perbandingan antara penduduk usia produktif dengan penduduk

    usia tidak produktif (0 14 dan 65 tahun keatas), Pada tahun 2006

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-49

    sebesar 35,16 yang berarti 100 orang penduduk usia produktif

    menanggung 35 orang penduduk usia tidak produktif.

    Dalam kurun waktu 5 tahun (2002 2006), kepadatan

    penduduk cenderung naik seiring dengan kenaikan jumlah

    penduduk di masing masing kecamatan belum merata. Di wilayah

    Kota Mojokerto, tercatat kecamatan Mojokerto Tengah sebagai

    wilayah terpadat, sedangkan kecamatan Mijen merupakan wilayah

    yang kepadatannya paling rendah.

    c. Data PDRB

    PDRB perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan

    yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses

    produksi. PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi total

    nilai PDRB dengan jumlah penduduk. PDRB perkapita Kabupaten

    Gianyar dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 3.57.

    Pendapatan Regional Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 - 2005

    No Uraian 2004 2005

    1 2 3 4

    1 PDRB Atas Dasar Harga Pasar 20.959.532 23.858.225

    2 Penyusutan 2.020.522 2.315.997

    3 PDRN Atas Dasar Harga Pasar 18.939.010 21.542.228

    4 Pajak Tak Langsung 1.893.057 2.137.029

    5 PDRN Atas Dasar Biaya Faktor/Pendapatan Regional

    17.045.953 19.405.199

    6 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun 1.389.454 1.407.827

    7 Pendapatan Regional Perkapita 12.268.095 13.783.796

    8 PDRB Perkapita 15.084.726 16.946.845 Tabel 3.58.

    Pendapatan Regional Perkapita Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2004 - 2005

    No Uraian 2004 2005

    1 2 3 4

    1 PDRB Atas Dasar Harga 6.111.906 6.365.921

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-50

    Pasar 2 Penyusutan 640.739 677.643

    3 PDRN Atas Dasar Harga Pasar 5.471.167 5.688.278

    4 Pajak Tak Langsung 549.052 568.629

    5 PDRN Atas Dasar Biaya Faktor/Pendapatan Regional

    4.922.115 5.119.649

    6 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun 1.389.454 1.407.827

    7 Pendapatan Regional Perkapita 3.542.454. 3.636.562

    8 PDRB Perkapita 4.398.783 4.521.806

    Dari tabel diatas diketahui PDRB perkapita Atas Dasar Harga

    Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan dari tahun 2005 sampai

    tahun 2006. Dari tahun 2005 sampai 2006 PDRB Perkapita Kota

    Mojokerto, baik Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas Dasar

    Harga Konstan, terus mengalami peningkatan dengan angka

    pertumbuhan yang berfluktuasi. Nilai absolute PDRB Kota

    Mojokerto atas dasar harga berlaku tahun 2005 sebesar Rp.

    15.084.726 juta dan tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi

    Rp. 16.946.845 juta.

    Sedangkan PDRB Perkapita Kota Sragen tahun yang dihitung

    atas dasar harga konstan tahun 2006 mengalami peningkatan dari

    tahun sebelumnya, yaitu dari Rp. 4.398.783 juta pada tahun 2005

    menjadi Rp. 4.521.806 juta pada tahun 2006.

    d. Data Kecelakaan

    Tingkat keselamatan di dalam transportasi Kota Mojokerto

    diukur berdasarkan jumlah kejadian kecelakaan. Kejadian

    kecelakaan Kota Mojokerto pada tahun 2006 sebanyak 683 jumlah

    kejadian dengan korban meninggal dunia sebanyak 98 jiwa, luka

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-51

    berat sebanyak 135 jiwa, luka ringan sebanyak 729 jiwa.

    Sedangkan total kerugian akibat kecelakaan pada tahun 2006

    mencapai Rp 1,4 milyar. Tren kecelakaan yang ada di wilayah Kota

    Mojokerto disajikan pada tabel berikut.

    Tabel 3.59. Jumlah Kecelakaan Kota Mojokerto

    No Uraian 2003 2004 2005 2006 2007 (1) (2) (3) (4) (5) (5) (5)

    1 Kejadian Kecelakaan 49 25 80 683 507

    2 Meninggal Dunia (orang) 49 25 82 98 103

    3 Luka Berat (orang) 25 17 48 135 152

    4 Luka Ringan (orang) 75 34 74 729 516

    5 Kerugian Materi (juta - milyar) 131 146 704 1.428 1.378Sumber : Satlantas Polwiltabes Mojokerto

    Tabel 3.60. Jumlah kejadian kecelakaan kecelakaan lalu lintas di Kota

    Mojokerto

    Kejadian Kecelakaan No Jenis Kendaraan Yang Terlibat 2005 2006 2007

    1 Mobil Penumpang - 180 -

    2 Mobil Beban - 118 -

    3 Mobil Bus - 30 -

    4 Sepeda Motor - 426 -

    TOTAL - 754 - Sumber : Satlantas Polwiltabes Mojokerto

    Tabel 3.61. Jumlah Korban Kecelakaan Yang Melibatkan Pejalan Kaki

    Jumlah Korban Pejalan kaki

    No Tahun Jumlah Kejadian Kecelakaan Meninggal Dunia Luka Berat

    Luka Ringan

    (1) (2) (3) (4) (5) (5)

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-52

    1 2003 5 4 6 12

    2 2004 7 3 4 10

    3 2005 7 6 9 15 Sumber : Satlantas Polwiltabes Mojokerto

    Jumlah kejadian kecelakaan pada tahun 2006 mengalami

    peningkatan yang sangat signifikan, jumlah korban juga mengalami

    peningkatan yang cukup serius. Nilai kerugian yang ditanggung

    juga mengalami peningkatan yang signifikan. Dibandingkan dengan

    jumlah penduduk, korban kecelakaan dengan probabilitas

    sebanyak 0,48 korban kecelakaan per seribu penduduk atau dalam

    artian tiap 1 korban kemungkinan terhadap 2.049 penduduk dan

    jumlah kejadian kecelakaan terbanyak disebabkan oleh kendaraan

    sepeda motor.

    3.7 Kinerja Pelayanan Jaringan Jalan

    Pengolahan data pada kegiatan Kinerja Pelayanan Jaringan

    Jalan dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus untuk

    mengetahui target olahan data berupa data aspek aksesibilitas,

    aspek mobilitas dan aspek kecelakaan.

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-53

    Rumus-rumus yang digunakan adalah :

    Standar Pelayanan Kuantitas

    No Bidang Pelayanan

    Indikator

    Cakupan Tingkat Pelayanan

    Kualitas Keterangan

    II. Prasarana Jalan Wilayah A. Jaringan Jalan 1. Aspek

    Aksesibilitas Tersedianya

    jaringan jalan yang mudah diakses oleh masyarakat

    Seluruh jaringan

    Kepadatan penduduk (jiwa/km)

    - Sangat tinggi > 5000

    - Tinggi > 1000 - Sedang > 500 - Rendah > 100 - Sangat Rendah

    < 100

    Indeks Aksesibilitas

    - > 5.00 - > 1.50 - > 0.50 - > 0.15 - > 0.05

    Indeks Aksesibilitas = panjang jalan/luas (km/km)

    2 Aspek Mobilitas

    Tersedianya jaringan jalan yang dapat menampung mobilitas masyarakat

    Seluruh jaringan

    PDRB perkapita (jutaRp/kap/th)

    - Sangat tinggi > 10

    - Tinggi > 5 - Sedang > 2 - Rendah > 1 - Sangat Rendah

    < 1

    Indeks Aksesibilitas

    - > 5.0 - > 2.0 - > 1.0 - > 0. 5 - > 0.2

    Indeks Mobilitas = panjang jalan/1000 penduduk (km/1000 penduduk)

    3 Aspek Kecelakaan

    Tersedianya jaringan jalan yang dapat melayani pemakai jalan dengan aman

    Seluruh jaringan

    Seluruh

    jaringan

    Pemakai jalan Kepadatan

    penduduk (jiwa/km)

    - Sangat tinggi > 5000

    - Tinggi > 1000 - Sedang > 500 - Rendah > 100 - Sangat Rendah

    < 100

    Indeks kecelakaan 1

    Indeks

    kecelakaan 2

    Kecelakaan/100000 km kendaraan

    Kecelakaan/

    km/tahun

    Sumber : Pedoman SPM Jalan Wilayah (Kepmenkimpraswil No.553/KPTS/M/2001)

    a. Aspek Aksebilitas, Yaitu Tersedianya jaringan jalan yang mudah

    diakses oleh masyarakat.

    Standar Pelayanan No Kota Kuantitas (Jiwa/Km) Kualitas (Km/Km)

  • KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-54

    1 Gianyar 1144 1.8

    2 Balikpapan 1009 1.2

    3 Sungguminasa 754 0.7

    4 Muara Enim 687 1.3

    5 Sragen 1.701 0.6

    6 Mojokerto 167 0.2

    Dari tabel data tersebut diatas, dilihat dari aspek aksebilitas

    dengan standar pelayanan kuantitas dan kualitas maka dapat

    diketahui :

    Kabupaten Gianyar memiliki kuantitas Sangat Tinggi > 1000 atau 1.144 (jiwa/Km) dan kualitas Tinggi > 1,50 atau 1,8

    (Km/Km)

    Kota Balikpapan memiliki kuantitas Tinggi > 1000 atau 1009 (jiwa/Km) dan kualitas Sedang > 0.50 atau 1,2 (Km/Km)

    Kota Sungguminasa memiliki kuantitas Sedang > 500 atau 754 (jiwa/Km) dan kualitas Sangat Rendah > 0.05 atau 0.7

    (Km/Km)

    Kota Muara Enim memiliki kuantitas Sedang > 500 atau 687 (jiwa/Km) dan kualitas Sedang > 0.50 atau 0.7 (Km/Km)

    Kota Sragen memiliki kuantitas Tinggi > 1000 atau 1.701 (jiwa/Km) dan kualitas