laporan kinerja jaringan jalan 2010
DESCRIPTION
Laporan Kinerja Jaringan Jalan 2010TRANSCRIPT
-
GEDUNG KARYA JL.MERDEKA BARAT NO.8 JAKARTA 10110
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN
ii
KKKAAATTTAAA PPPEEENNNGGGAAANNNTTTAAARRR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga Buku Laporan Penilaian Kinerja Pelayanan
Jaringan Jalan di Wilayah Perkotaan ini dapat selesai tepat pada
waktunya. Ini merupakan salah satu kegiatan Direktorat Bina Sistem
Transportasi Perkotaan dalam rangka memberikan bimbingan teknis
kepada daerah dalam upaya meningkatkan kinerja jaringan jalan yang
berada di wilayah Kota/Kabupaten.
Buku Laporan ini merupakan penyusunan penilaian Kinerja
Jaringan Jalan di Wilayah Perkotaan. Laporan ini diharapkan dapat
menjadi acuan dalam melaksanakan perencanaan Jaringan Jalan pada
tiap-tiap wilayah studi. Pada buku laporan ini berisi Data Inventarisasi
Jalan (peta jaringan jalan, panjang jalan, lebar jalan dan kondisi jalan),
Data Kepadatan Penduduk (jiwa/Km), Data PDRB perkapita (juta
Rp/kap/th), Data Kecelakaaan Lalu Lintas. Berdasarkan indikator tersebut
dapat diketahui kinerja pelayanan jaringan jalan pada wilayah studi.
Penyusun mengucapkan terima-kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kelancaran penyusunan Laporan Penilaian Kinerja
Pelayanan Jaringan Jalan di Wilayah Perkotaan.
Akhir kata semoga laporan ini dapat digunakan oleh pihak-pihak yang
memerlukannya.
Desember 2009
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN
ii
DDDAAAFFFTTTAAARRR IIISSSIII
Kata Pengantar ................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................. ii
Daftar Tabel ........................................................................................ iv
Daftar Gambar .................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... I - 1
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................ I - 4
1.3 Ruang Lingkup .................................................................. I - 5
BAB 2 METODOLOGI
2.1. Umum ................................................................................ II- 1
2.2. Pengumpulan Data ........................................................... II- 1
BAB 3 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
3.1. Kab. Gianyar ..................................................................... III- 1
3.2. Kota Balikpapan ................................................................ III-12
3.3. Kota Sungguminasa........................................................... III-18
3.4. Kab. Muara Enim ............................................................... III-26
3.5. Kab. Sragen ....................................................................... III-33
3.6. Kota Mojokerto .................................................................. III-45
3.7. Kinerja Pelayanan Jaringan Jalan...................................... III-53
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan ....................................................................... IV-1 4.2. Saran ................................................................................. IV-2
-
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN I-1
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
1.1 Latar Belakang
Transportasi perkotaan di Indonesia umumnya dilayani oleh
jaringan prasarana dan jaringan pelayanan dari moda jalan dan
beberapa diantara kota besar juga dilayani oleh angkutan KA. Pada
beberapa sub bab berikut disampaikan bahasan mengenai aspek
normatif dari perundang-undangan yang berlaku terkait dengan
penyelenggaraan transportasi perkotaan di Indonesia.
Perundangan mengenai penyelenggaraan prasarana jalan
yang terakhir ditetapkan adalah :
UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan. Sesuai dengan pasal 7 (3)
UU No. 38 Tahun 2004, maka pelayanan distribusi barang dan jasa
untuk masyarakat perkotaan dilakukan oleh sistem jaringan jalan
sekunder. Di dalam sistem jaringan jalan sekunder tersebut
terdapat sejumlah fungsi jalan yang masing-masing adalah (pasal 8
(2-5) UU No. 38 Tahun 2004):
a. Jalan arteri : merupakan jalan umum yang berfungsi
melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh,
kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi
secara berdaya guna.
b. Jalan kolektor : merupakan jalan umum yang berfungsi
melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan
jumlah jalan masuk dibatasi.
c. Jalan lokal : merupakan jalan umum yang berfungsi
melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat,
kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi.
-
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN I-2
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
d. Jalan lingkungan : merupakan jalan umum yang berfungsi
melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak
dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. Kota merupakan suatu pusat kegiatan yang berfungsi sebagai
pusat pelayanan jasa, produksi, distribusi barang serta menjadi
pintu masuk atau simpul transportasi bagi wilayah sekitarnya
(hinterland). Fungsi utama suatu kota sangat tergantung pada
potensi wilayah hinterland dan karakteristik masyarakatnya.
Untuk menjalankan peran sebagai pusat kegiatan (baik pusat
kegiatan nasional, wilayah maupun lokal), kota membutuhkan suatu
sistem transportasi perkotaan yang khusus, yang berbeda dengan
sistem transportasi antar kota. Sistem transportasi perkotaan yang
dibutuhkan adalah sistem transportasi mampu memperlancar
pergerakan orang dan atau barang untuk keluar/masuk kawasan
perkotaan maupun yang melayani aktivitas masyarakat di dalam
kawasan perkotaan sendiri.
Dengan semakin berkembangnya suatu kota, dimana harga
lahan di pusat kota cenderung semakin mahal, maka mulai
bermunculan pusat-pusat permukiman dan pusat kegiatan di
pinggiran kota (sub urban). Tingginya ketergantungan masyarakat
yang tinggal di sub urban dengan aktivitas di pusat kota yang
jaraknya relatif jauh berdampak pada perubahan pola perjalanan
masyarakat harian. Jarak perjalanan yang jauh, waktu tempuh yang
semakin panjang, pelayanan angkutan umum yang terbatas, dan
kemacetan pada jam puncak menjadi hal yang selalu dihadapi
masyarakat kota sehari-hari.
Disisi lain, perkembangan kota yang cenderung tidak terencana
(urban sprawl) dan ketidak konsistenan dalam melaksanakan
rencana induk pembangunan kota (RTRW) serta perubahan pola
pemanfaatan lahan yang begitu cepat belum mampu diantisipasi
dengan penataan sistem jaringan transportasi. Kondisi ini
berdampak pada ketidak seimbangan antara kesediaan
-
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN I-3
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
(prasarana) dengan permintaan perjalanan akibat pengembangan
kawasan yang begitu cepat.
Disisi lain pemberlakuan otonomi daerah sejak tahun 1999
mempunyai dampak terhadap pengelolaan sektor transportasi di
daerah. Dengan persepsi dan pemahaman yang berbeda-beda
tentang transportasi perkotaan, banyak daerah yang memandang
transportasi perkotaan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah
(PAD) bukan sebagai tugas untuk melayani masyarakat. Hal yang
sama juga terjadi pada operator dan masyarakat umum yang
melihat transportasi perkotaan sebagai sumber kehidupan.
Penanganan transportasi perkotaan mempunyai perbedaan
dengan penanganan transportasi antar kota, karena keduanya
mempunyai karakteristik yang spesifik. Adanya perbedaan antara
karakteristik transportasi antar kota dengan karakteristik
transportasi perkotaan merupakan pertimbangan utama perlunya
transportasi perkotaan dikelola secara khusus.
Titik sentral transportasi perkotaan di masa mendatang adalah
bagaimana melakukan integrasi , yang bermakna :
a. Memadukan pemikiran dan aksi lintas semua kebijakan sektor
terkait dan pada semua tingkatan pembuatan keputusan.
b. Semua kebijakan terkait transportasi bersinergi menuju kualitas
hidup yang lebih baik.
c. Kebijakan lokal dan regional tetap seirama dengan kebijakan
lokal dan regional.
d. Memastikan sektor publik (masyarakat dan pemerintah) dan
swasta saling bekerjasama.
Dengan demikian diharapkan ke depan akan didapatkan
suatu sistem transportasi yang efektif, ramah lingkungan, handal
dan memegang peranan vital dalam meningkatkan kualitas hidup
bagi seluruh masyarakat.
-
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN I-4
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
Tantangan transportasi perkotaan ke depan adalah
transportasi jalan akan tumbuh dua kali lipat dalam dua puluh tahun
ke depan, meningkatnya kemecetan dan polusi udara.
Berbagai permasalahan transportasi perkotaan tidak dapat
diselesaikan oleh satu pihak manapun, bahkan oleh pemerintah
saja. Pemerintah memiliki peranan kunci dalam pemecahan
masalah transportasi perkotaan, namun masyarakat, pelaku bisnis,
pengusaha transportasi dan pengguna jalan mampu memberikan
sumbangan berarti dalam pemecahan masalah transportasi
perkotaan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 43 Tahun
2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Direktorat
Bina Sistem Transportasi Perkotaan (BSTP) mempunyai tugas
melaksanakan antara lain memberikan pembinaan dalam
perumusan kebijakan, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
sistem transportasi perkotaan.
Sehubungan dengan penugasan tersebut, maka Direktorat
Bina Sistem Transportasi Perkotaan sangat memerlukan data-data
tentang transportasi perkotaan di seluruh Indonesia sebagai dasar
dalam melaksanakan pembinaan sistem transportasi perkotaan
kepada seluruh kota di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut maka
pada tahun anggaran 2009, Direktorat Bina Sistem Transportasi
Perkotaan menyelenggarakan pekerjaan Kinerja Pelayanan
Jaringan Jalan di Wilayah Perkotaan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan Kinerja Pelayanan Jaringan Jalan di
Wilayah Perkotaan ini adalah:
a. Melakukan penilaian dan evaluasi terhadap tingkat pelayanan
jaringan jalan di wilayah perkotaan pada saat ini, apakah sudah
sesuai dengan ketentuan yang ada;
-
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN I-5
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
b. Meningkatkan kinerja jaringan jalan di wilayah perkotaan yang
baik dan dapat melayani kebutuhan pemakai jalan. Tujuan dari kegiatan penilaian kinerja pelayanan Jaringan
Jalan di wilayah perkotaan ini adalah:
a. Tercapainya pelayanan jaringan jalan yang lancar, aman dan
nyaman bagi masyarakat perkotaan.
b. Adanya pelayanan kinerja jalan sesuai dengan penanganan dan
solusi yang tepat, sehingga tidak ada kemacetan lalu lintas di
wilayah perkotaan.
1.3 Ruang Lingkup
Kegiatan Kinerja Pelayanan Jaringan Jalan di Wilayah
Perkotaan dilakukan dengan pendekatan :
a. Lingkup Pengumpulan Data
Lingkup kegiatan dan penilaian dan Evaluasi Kinerja
Pelayanan Jaringan Jalan di Wilayah Perkotaan meliputi
Pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari Instansi
Pemerintah yang di kunjungi, data data dimaksud antara lain :
Data Inventarisasi Jalan ( Peta Jaringan Jalan, Panjang Jalan, Lebar Jalan dan Kondisi Jalan );
Data Kepadatan Penduduk (jiwa/Km); Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita; Data Kecelakaan Lalu Lintas.
b. Ruang Lingkup Wilayah
Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan kunjungan
langsung ke lapangan (instansi terkait), yaitu melakukan
survei/pengambilan data langsung ke instansi pemerintah
terkait. Adapun kota-kota yang diusulkan sebagai lokasi
pelaksanaan Kinerja Pelayanan Jaringan Jalan di Wilayah
Perkotaan Tahun 2009 adalah sebagai berikut :
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN I-6
Kab. Gianyar, Propinsi Bali; Kota Balikpapan, Propinsi Kalimantan Timur; Kota Sungguminasa, Sulawesi Selatan; Kab. Muara Enim, Sumatera Selatan; Kab. Sragen, Jawa Tengah; Kota Mojokerto, Jawa Timur.
-
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN II-1
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
2.1. Umum
Metodologi pendekatan yang dipergunakan adalah metoda
pengumpulan data melalui kunjungan lapangan ke instansi terkait di
masing-masing kota.
2.2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menghimpun data
(referensi) yang mendukung kegiatan yang diperoleh dari instansi
terkait di masing-masing kota yang dilaksanakan pada tanggal 3
Agustus 2 Desember 2009 sebagaimana diuraikan dalam SPPT
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor :
KP.004/39/5/DJPD/2009 tanggal 3 Agustus 2009
Adapun data dari Penilaian Kinerja Pelayanan Jaringan Jalan di
Wilayah Perkotaan meliputi pengumpulan data-data pendukung
sebagai berikut :
1. Data Inventarisasi Jalan (peta jaringan jalan, panjang jalan,
lebar jalan dan kondisi jalan);
2. Data Kepadatan Penduduk (jiwa/Km);
3. Data PDRB perkapita (juta Rp/kap/th);
4. Data Kecelakaan Lalu Lintas.
Sedangkan bagan alir pelaksanaan pekerjaan Penilaian Kinerja
Pelayanan Jaringan Jalan di Wilayah Perkotaan dapat diilustrasikan
seperti pada gambar berikut :
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN II-2
PEMERINTAH PUSAT
INVENTARISASI (Pangumpulan Reverensi)
DATA SEKUNDER
ANALISIS DAN PENYAJIAN DATA
DATA MASUKAN (INPUT)
- Data Inventarisasi Jalan (peta jaringan jalan, panjang jalan, lebar jalan dan kondisi jalan)
- Data Kepadatan Penduduk (jiwa/Km) - Data Pendapatan Domestik Regional
Bruto (PDRB) perkapita - Data kecelakaan Lalu Lintas
DATA KELUARAN (OUTPUT)
Gambar 2.1. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-1
Data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait diperoleh
dari 6 (enam) kota yang merupakan wilayah studi kemudian
dilakukan analisis dan dapat diuraikan sebagai berikut :
3.1. KOTA GIANYAR
Gianyar merupakan salah satu dari sembilan Kabupaten/Kota
di Provinsi Bali, terletak antara 0818'48" - 08 38'58" Lintang
Selatan 115 13'29" - 115 22'23" Bujur Timur, Berbatasan dengan
Kabupaten Badung dan Kodya Denpasar disebelah Barat,
Kabupaten Bangli di sebelah Utara, Kabupaten dan Bangli dan
Klungkung di sebelah Timur serta selat Badung dan Samudera
Indonesia disebelah Selatan.
Bagian terluas wilayah Kabupaten Gianyar (20,25%) terletak
pada ketinggian 250 950 meter dari permukaan laut. Terdapat 12
buah sungai melintasi wilayah Gianyar sebagian besar air sungai
dimanfaatkan sebagai irigasi persawahan. Gianyar tidak memiliki
gunung berapi. Luas Kabupaten Gianyar 36.800 Hektar atau 6,53%
dari luas Bali secara keseluruhan. Keadaan sampai akhir tahun
2006 luas sawah 14.932 Ha. Tanah kering 21.682 Ha dan tanah
lainnya berupa Rawa, Tambak, Kolam/tebat/empang luasnya 186
Ha.
3.1.1. Data Sekunder
a. Data Inventarisasi
Dari data yang diperoleh dari dinas PU Kabupaten Gianyar
diketahui Panjang Jalan, Lebar Jalan dan Kondisi Jalan Kabupaten
Gianyar seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-2
Tabel 3.1. Panjang Jalan dan Lebar Jalan
Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008
No Status Panjang (Km)
Lebar (Km)
Panjang (Km)
Lebar (Km)
Panjang (Km)
Lebar(Km)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Jalan Nasioanal 26,400 7,00 26,400 7,00 26,400 7,00
2 Jalan Provinsi 104,520 5,00 104,520 5,00 104,520 5,00
3 Jalan Kabupaten 553,813 3,50 553,813 3,50 553,813 3,50
Jumlah 684,733 - 684,733 - 684,733 - Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gianyar
Tabel 3.2. Kondisi Jalan
Kondisi
Baik Sedang Rusak No Status (Km) (%) (Km) (%) (Km) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Jalan Nasioanal 26,400 100 - - - -
2 Jalan Provinsi 39,360 37,66 66,160 62,34 - -
3 Jalan Kabupaten 553,813 53,20 119,130 21,40 141,475 25,41
Jumlah 619,573 63,62 184,290 27,91 141,475 8,47 Sumber : Dinas Pkerjaan Umum Kabupaten Gianyar
Dari tabel diatas diketahui Panjang jalan di seluruh wilayah
Kabupaten Gianyar pada tahun 2007 mencapai 684,733 km
dengan rincian : 619,573 km dengan kondisi jalan baik, 184,290 Km
sedang dan 141,475 Km dengan kondisi jalan rusak.
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-3
Tabel 3.3. Pola Penggunaan Lahan
Kota Kabupaten Kota No Peruntukan Luas
(km) % Luas (km) %
(1) (2) (3) (4)
1 Jalan 9,32 2,53 0,247 2,69
2 Perdagangan 6,71 1,82 0,031 0,34
3 Industri 3,10 0,84 0,020 0,22
4 Perumahan 44,14 11,99 0,15 1,64
5 Perkantoran dan Jasa 3,36 0,91 0,12 1,31
6 Fasilitas Umum 0,66 0,18 0,47 5,13
7 Daerah Terbuka 2,98 0,81 1,68 18,32
8 Pertanian 151,69 41,22 4,32 47,11
9 Perkebunan 124,32 33,78 0,54 5,89
10 Daerah Hijau 21,72 5,90 1,60 17,45
11 Lain Lain - - - -
Total 368 100 9,17 100 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar
Dari tabel diatas dapat diketahui penggunaan lahan
Kabupaten Gianyar dengan luas 368 km dimana luas pertanian
mendominasi komponen guna lahan yaitu dengan Luas 151,69
km.
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-4
b. Data Kepadatan Penduduk
Perkembangan penduduk di Kabupaten Gianyar secara rinci
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.4. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Gianyar
di Setiap Kecamatan
No Kecamatan Luas (Km) Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km)
1 2 3 4 4 1 Sukawati 55.02 79,338 1,442
2 Blahbatuh 39.70 52,941 1,334
3 Gianyar 50.59 73,277 1,448
4 Tampaksiring 42.63 45,059 1,057
5 Ubud 42.38 60,441 1,426
6 Tegallalang 01.00 40,502 655
7 Payangan 75.88 35,625 469
Jumlah 368.00 387,183 1,052
Sumber : Badan Pusat Statistik 2006
Tabel 3.5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gianyar
Tahun Laki Laki (Jiwa) Perempuan
(Jiwa) Jumlah (Jiwa) Sex Ratio
1 2 3 4 4 1930 81,700 82,709 164,409 98.78 1961 115,323 117,244 232,567 98.36 1971 135,542 135,905 271,447 99.73 1980 153,541 152,587 306,128 100.63
1985*) 161,203 162,481 323,684 99.21 1990 169,767 166,971 336,738 101.67
1995*) 173,625 171,450 345,075 101.27 2000 199,180 193,975 393,155 102.68
2005*) 214,516 206,551 421,067 103.86 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar Keterangan : * ) Hasil Sensus
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-5
Tabel 3.6.
Laju Pertumbuhan dan Perubahan Penduduk Per Tahun di
Kabupaten Gianyar
Periode Pertumbuhan Rata-rata Tahun
1930 - 1961 1.12
1961 1971 1.58
1971 1980 1.33
1980 - 1985*) 1.12
1980 1990 0.96
1990 - 1995*) 0.49
1990 2000 1.56
2000 - 2005* 1.38 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar
Keterangan : * ) Hasil Sensus
Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah penduduk Kabupaten
Gianyar sebelum kemerdekaan pada tahun 1930 hanya 164.409
jiwa. Meningkat menjadi 306.129 jiwa pada tahun 1980, 336.738
jiwa tahun 1990 dan menjadi 393.155 jiwa pada tahun 2000.
sedangkan jumlah penduduk menurut hasil sensus pada tahun
2005 tercatat 421.516 jiwa terdiri dari lakilaki 214.516 dari
perempuan 206.551 jiwa.
Pertumbuhan penduduk selama periode tahun 1961 1971
sebesar 1,58 % menjadi 1,33 % pada periode berikutnya dan
menurun lagi menjadi 0,96 % pada tahun 1980 1990 sedangkan
tahun 1990 2000 meningkat cukup drastis menjadi 1,56 %.
Menurut hasil sensus pada tahun 2005 tercatat pertumbuhan
penduduk Kabupaten Gianyar 1,38 %. Sex ratio penduduk
Kabupaten Gianyar berkisar antara 96,26 sampai 104,38 artinya
bahwa jumlah penduduk perempuan dan laki-laki di Kabupaten
Gianyar berimbang.
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-6
Sebaran penduduk antar Desa dan Kecamatan rangennya
relative tinggi, hal ini ditunjukan oleh tingkat kepadatan penduduk,
Seperti Kecamatan Payangan hanya 469 jiwa per km sedangkan
Kecamatan Gianyar sudah mencapai 1.448 jiwa per km.
Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, jumlah rumah
tangga juga bertambah dengan rata-rata besarnya anggota rumah
tangga 4 orang.
c. Data PDRB perkapita (juta/Rp/kap/thn) PDRB perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan
yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses
produksi. PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi total
nilai PDRB dengan jumlah penduduk. PDRB perkapita Kota Binjai
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.7. PDRB Perkapita Kecamatan Se-Kabupaten Gianyar Tahun 2005
No Kecamatan PDRB/Kapita (Rp) Laju Pertumbuhan
(%) (1) (2) (3) (3)
1 Sukawati 7,329,715.17 5.63
2 Blahbatuh 6,644,030.00 5.94
3 Gianyar 8,200,931.53 5.54
4 Tampaksiring 8,866,659.94 5.86
5 Ubud 14,569,592.49 4.71
6 Tegallalang 7,944,507.72 5.65
7 Payangan 8,035,101.09 4.02
Kabupaten Gianyar 8,779,896.09 5.47 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-7
Tabel 3.8.
Angka Agretatif PDRB Menurut Harga Berlaku dan Konstan
2000, Jumlah Penduduk dan PDRB Perkapita, Kabupaten
Gianyar Tahun 2004 2005
Jenis 2004 2005
(1) (2) (3)
PDRB-Harga Berlaku (Juta Rp) 3,219,593.01 3,770,921.47
PDRB-Harga Konstan (Juta Rp) 2,418,579.23 2,550,914.74
Jumlah Penduduk Pertengahan thn. 424,009.00
429,495.00
PDRB/Kapita Harga Berlaku (Rp) 7,593,218.55 8,779,896.09
PDRB/Kapita Harga Konstan (Rp) 5,704,075.22 5,939,335.09
Indeks (1993 = 100)
PDRB-Harga Berlaku 156.04 182.76
PDRB-Harga Konstan 117.22 123.63
Jumlah Penduduk Pertengahan thn. 124.25
109.76
PDRB/Kapita Harga Berlaku 125.59 166.51
PDRB/Kapita Harga Konstan 94.34 112.64
Indeks Berantai
PDRB-Harga Berlaku 110.10 117.12
PDRB-Harga Konstan 104.95 105.47
Jumlah Penduduk Pertengahan thn. 101.30
101.29
PDRB/Kapita Harga Berlaku 108.68 115.63
PDRB/Kapita Harga Konstan 103.60 104.12
Indeks Implisit
Produk Domestik Regional Bruto 133.12 147.83 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-8
Tabel 3.9.
Distribusi PDRB Atas Harga Berlaku dan Harga Konstan
2000 Kabupaten Gianyar Menurut Lapangan Usaha
Lapangan Usaha Harga Berlaku
2005
Harga Konstan
2000 (1) (2) (3)
1. Pertanian 20.08 19.33
2. Pertambangan dan Penggalian 0.55 0.41
3. Industri Pengolahan 17.48 18.44
4. Listrik, Gas dan Air Minum 0.89 0.84
5. Bangunan 4.21 4.34
6. Perdagangan, Hotel dan
Restaurant 29.47 31.02
7. Angkutan dan Komunikasi 4.76 4.77
8. Persewaan dan Keuangan 4.66 4.87
9. Jasa - Jasa 17.90 15.97
PDRB 100 100 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar
Tabel 3.10.
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-9
PDRB Kabupaten Gianyar Atas Dasar Harga Berlaku dan
Harga Konstan 2000 Tahun 2005 (dalam jutaan rupiah)
Lapangan Usaha Harga Berlaku
Harga Konstan
2000 (1) (2) (3)
1. Pertanian 757,279.93 493,014.08
2. Pertambangan dan Penggalian 20,738.07 10,400.87
3. Industri Pengolahan 659,975.93 470,403.15
4. Listrik, Gas dan Air Minum 33,471.70 21,542.34
5. Bangunan 158,859.43 110,731.46
6. Perdagangan, Hotel dan
Restaurant 1,111,385.83 791,289.02
7. Angkutan dan Komunikasi 179,665.36 124,293.70
8. Persewaan dan Keuangan 175,665.79 124,293.70
9. Jasa - Jasa 674,394.43 407,502.91
PDRB 3,770,921.47 2,550,914.74 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar
Dari tabel diatas dapat diketahui sejak tahun 2004
penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Gianyar mengalami penyempurnaan, berupa pengalihan tahun
dasar dari 1993 ke tahun dasar 2000. Salah satu pertimbangannya
adalah untuk mendapatkan gambaran informasi yang lebih realistis.
Dalam tabel 3.10. disajikan nilai absolut PDRB tahun 2005
sebesar 3.770,92 milyar atas dasar harga berlaku. Kontribusi atau
besarnya peranan dari masing-masing sektor dalam ikut
mewujudkan sendi perekonomian Kabupaten Gianyar digambarkan
seperti pada tabel 3.9. berturut-turut dari sektor yang
sumbangannya tertinggi adalah : sektor Perdagangan
Hotel/Restaurant sebesar 29,47 % sektor Pertanian 20,08 %, Jasa
17,90 %, dan Industri 17,48 %, Angkutan dan Komunikasi 4,76 %,
Persewaan dan Keuangan 4,66 %, Bangunan 4,21 % dan sektor
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-10
Penggalian serta Listrik/Air Minum masing-masing kurang dari satu
persen.
Laju pertumbuhan PDRB yang menggambarkan laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gianyar tahun 2005 adalah 5,47
%. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya
sebesar 0,52 poin, meskipun demikian pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Gianyar masih lebih baik dari pada pertumbuhan
ekonomi Bali.
Nilai absolut PDRB atas dasar harga berlaku dibagi jumlah
penduduk pertengahan tahun dalam periode yang sama didapatkan
angka pendapatan per kapita penduduk. Pada tahun 2005
pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Gianyar adalah Rp.
8.779.896,09.
d. Data kecelakaan
Keselamatan lalu lintas sangat erat hubungannya dengan
kecelakaan di jalan raya. Baik buruknya tingkat keselamatan lalu
lintas suatu negara dapat dinilai dari tinggi-rendahnya tingkat
kecelakaan yang terjadi di negara yang bersangkutan. Kecelakaan
lalu lintas merupakan suatu masalah yang cukup kompleks.
Dikatakan cukup kompleks, karena kejadian kecelakaan
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pengemudi, kondisi
kendaraan (sarana), kondisi jalan dan perlengkapannya
(prasarana), dan kondisi lingkungan. Jumlah kecelakaan di
Kabupaten Gianyar dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.11. Data Kejadian Kecelakaan dengan Jenis Kendaraan Yang
Terlibat di Kota Binjai
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-11
Kejadian Kecelakaan No Jenis Kendaraan yang terlibat 2006 2007 2008
1 Mobil Penumpang *. Umum *. Tidak Umum
- 3
7
36
-
17
2 Mobil Beban/Barang *. Umum *. Tidak Umum
- 2
3
43
-
15
3 Mobil bus *. Umum *. Tidak Umum
- -
5 -
- -
4 Sepeda Motor 13 297 136 5 Kendaraan tidak bermotor - - -
Total 18 391 178 Sumber : Polresta Gianyar
Tabel 3. 12. Data Kejadian dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten
Gianyar
No Uraian Tahun 2006 Tahun 2007
Tahun 2008
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kejadian Kecelakaan 18 228 21
2 Meninggal Dunia (orang) 6 85 9
3 Luka Berat (orang) 3 172 11
4 Luka Ringan (orang) 2 144 5
Kerugian Materi (Rp) 8.300.000 2.367.000 6.730.000 Sumber : Polresta Gianyar
Dari tabel diatas diketahui kecelakaan lalu lintas yang terjadi di
Kabupaten Gianyar dari tahun 2006 hingga 2008 menunjukan
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-12
terjadinya peningkatan dan penurunan yang drastis. Tahun 2006
tercatat 18 kasus kecelakaan, kemudian menaik pada tahun 2007
menjadi 228 kasus, dan pada tahun 2008 terjadi penurunan
menjadi 21 kasus, yang mengakibatkan kematian sebanyak 100
orang, 151 luka ringan, 186 luka berat dan kerugian material
mencapai Rp 17.397.000,-
3.2. KOTA BALIKPAPAN
Kota Balikpapan dengan luas wilayah daratan 503,3 km dan
luas pengelolaan laut 160,10 km terletak antara 116,5 Bujur Timur
dan 117,0 Bujur Timur serta diantara 1,0 Lintang Selatan terdiri
atas 5 (lima) kecamatan dan 27 kelurahan. Lima kecamatan
tersebut adalah Balikpapan Selatan, Balikpapan Timur, Balikpapan
Utara, Balikpapan Tengah dan Balikpapan Barat. Kota Balikpapan
berbatasan dengan :
a Sebelah Utara : Kabupaten Kutai Negara
b Sebelah Barat : Kabupaten Panajam Paser Utara (PPU)
c Sebelah Selatan : Selat Makassar
d Sebelah Timur : Selat Makassar
Dilihat dari segi topografinya, kemiringan maupun ketinggian
dari permukaan laut wilayah Kota Balikpapan sangat beragam.
Mulai dari wilayah pantai dengan ketinggian 0 meter sampai
dengan wilayah berbukt dengan ketinggian 100 meter dari
permukaan laut. Dominasi wilayah berbukit membuat sebagian
besar wilayah, yakni 42,33% mempunyai kemiringan antara 15%
sampai dengan 40% yang rawan tanah longsor.
3.2.1. Data Sekunder
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-13
a. Data Inventarisasi
Dari data yang diperoleh dari dinas PU Kota Balikpapan
diketahui Panjang Jalan, Lebar Jalan dan Kondisi Jalan Kota
Balikpapan seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.13. Panjang Jalan dan Lebar Jalan
Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007
No Status Panjang (Km)
Lebar (Km)
Panjang (Km)
Lebar (Km)
Panjang (Km)
Lebar(Km)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Jalan Nasioanal 49,000 8,50 49,000 8,50 49,000 8,50
2 Jalan Provinsi 165,470 6,00 165,470 6,00 165,470 6,00
3 Jalan Kabupaten - - - - - -
4 Jalan Kota 379,400 3,00 408,020 3,00 418,420 3,00
Jumlah 593,870 - 622,490 - 632,890 - Sumber : Dinas PU Kota Balikpapan
Tabel 3.14. Kondisi Jalan
Kondisi Baik Sedang Rusak No Status
(Km) (%) (Km) (%) (Km) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Jalan Nasioanal 47,000 96 2,000 4 - -
2 Jalan Provinsi 115,900 70 34,570 21 15,000 9
3 Jalan Kabupaten/Kota
297,000 71 21,490 5 99,930 24
Jumlah 495,900 - 58,060 - 114,930 - Sumber : Dinas PU Kota Balikpapan
Dari tabel diatas diketahui Panjang jalan di seluruh wilayah
Kota Balikpapan pada tahun 2007 mencapai 632,890 km dengan
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-14
rincian : 495,900 km dengan kondisi jalan baik, 58,060 Km sedang,
114,930.
Tabel 3.15. Pola Umum Penggunaan Lahan
Daerah
No Peruntukan Luas (km) %
(1) (2) (4)
1 Jalan 2,66 0,53
2 Perdagangan 4,24 0,84
3 Industri 6,30 1,25
4 Perumahan 31,47 6,25
5 Perkantoran & Jasa 7,82 1,55
6 Fasilitas Umum 2,97 0,59
7 Daerah Terbuka 169,61 33,70
8 Pertanian 40,85 8,12
9 Perkebunan 15,53 3,09
10 Daerah Hijau 182,13 36,30
11 Lain Lain 39,13 7,77
Total 503,30 100 Sumber : Bappeda Kota Balikpapan
Dari tabel diatas diketahui pola penggunaan lahan Kota
Balikpapan dengan luas 503,30 Km dimana luas daerah hijau
mendominasi komponen guna lahan yaitu dengan Luas 182,13
Km.
b. Data Kepadatan Penduduk
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-15
Jumlah penduduk Kota Balikpapan dari hasil Suseda tahun
2007 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.16.
Jumlah Penduduk Kota Balikpapan Menurut Kecamatan dan Luas Wilayah serta Kepadatan Penduduk per Km Tahun 2007
No Kecamatan Luas (Km) Jumlah
Penduduk Kepadatan Penduduk
per Km (1) (2) (3) (4) (5) 1 Balikpapan
Selatan 47,59 173.040 3.649,12
2 Balikapapn Timur 132,16 49.655 377,12 3 Balikpapan Utara 132,17 94.433 727,12 4 Balikpapan
Tengah 11,07 106.184 9.645,53
5 Balikpapan Barat 179,95 84.789 475,75 Sumber : BPS Kota Balikpapan
Tabel 3.17.
Jumlah Penduduk Kota Balikpapan Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2006
No Kecamatan Laki - Laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) 1 Balikapan Selatan 91.140 813.900 173.0402 Balikapan Timur 26.400 23.265 49.6653 Balikapan Utara 50.048 44.385 94.4334 Balikapan Tengah 56.420 49.764 106.1845 Balikapan Barat 45.150 39.648 84.7986 Jumlah Total 269.158 238.962 508.120
Sumber : BPS Kota Balikpapan
Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah penduduk Kota
Balikpapan adalah 508.120 jiwa (penduduk perempuan 238.962
jiwa dan penduduk laki laki 269.158 jiwa), dilihat dari segi
kepadatan penduduk per kecamatan, maka kecamatan Balikpapan
Selatan merupakan daerah terpadat dengan kepadatan penduduk
173.040 jiwa/Km.
c. Data PDRB
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-16
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu
indikator perekonomian yang dapat digunakan sebagai bahan
penentuan kebijakan pembangunan khususnya dalam bidang
perekonomian dan bahan evaluasi pembangunan ekonomi regional.
Produk Domestik Regional Bruto Perkapita di Kota Balikpapan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.18.
Angka Agregatif PDRB, Jumlah Penduduk dan PDRB Perkapita Kota Balikpapan Tahun 2004 - 2006
Uraian 2004 2005 2006
1 2 3 4 5
1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
16.952.204,47 22.353.578,85 26.421.493,84
2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan
12.228.687,32 12.621.678,53 13.029.600,97
3
Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun
554.437 567.504 557.657
4. Pendapatan Perkapita Daerah
26.028.902 27.359.317 28.856.306
Sumber : BPS Kota Balikpapan
Dari tabel diatas dapat diketahui PDRB perkapita Atas Dasar
Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan dari tahun 2004
sampai tahun 2006. dari tahun 2004 sampai 2006 PDRB Perkapita
Kota Balikpapan, baik Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas
Dasar Harga Konstan, terus mengalami peningkatan dengan angka
pertumbuhan yang berfluktuasi.
d. Data Kecelakaan
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-17
Jumlah kecelakaan di Kota Balikpapan menurut data yang
diperoleh dari Polresta Kota Balikpapan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 3.19.
Data Kejadian Kecelakaan dengan Jenis Kendaraan Yang Terlibat di Kota Balikpapan
Kejadian Kecelakaan No Jenis Kendaraan yang terlibat 2005 2006 2007
1 Mobil Penumpang *. Umum *. Tidak Umum
10 28
21 34
24 54
2 Mobil Beban/Barang *. Umum *. Tidak Umum
44 18
6
34
10 46
3 Mobil bus *. Umum *. Tidak Umum
1 -
2 -
6 2
4 Sepeda Motor 127 170 256 5 Kendaraan tidak bermotor 2 - -
Total 190 267 398 Sumber : Polresta Kota Balikpapan
Tabel 3.20. Data Kejadian dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas
di Kota Balikpapan
No Uraian Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kejadian Kecelakaan 113 199 233
2 Meninggal Dunia (orang) 97 76 80
3 Luka Berat (orang) 27 47 61
4 Luka Ringan (orang) 23 171 163
Kerugian Materi (Rp) 319.250.000 709.850.000 776.150.000 Sumber : Polresta Kota Balikpapan
Tabel 3.21.
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-18
Data Kejadian dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Melibatkan Pejalan Kaki di Kota Balikpapan
Jumlah Korban Pejalan Kaki
(orang) No Tahun Jumlah
Kejadian Kecelakaan Meninggal Dunia
Luka Berat
Luka Ringan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 2005 3 -- 1 2
2 2006 43 5 18 20
3 2007 40 12 10 18 Sumber : Polresta Kota Balikpapan
Dari tabel diatas diketahui kecelakaan lalu lintas yang terjadi di
Kota Balikpapan dari tahun 2005 hingga 2007 menunjukan
terjadinya peningkatan yang cukup besar. Tahun 2005 tercatat 190
kasus kecelakaan, kemudian meningkat pada tahun 2006 menjadi
267 kasus, pada tahun 2007 meningkat menjadi 398 kasus, yang
mengakibatkan kematian sebanyak 80 orang, 163 luka ringan, 61
luka berat dan kerugian material mencapai Rp 776.150.000,-. Dan
kejadian kecelakaan terbanyak disebabkan oleh sepeda motor.
3.3 KOTA SUNGGUMINASA KAB.GOWA
Kabupaten Gowa merupakan salah satu kabupaten dalam
wilayah Propinsi Sulawesi Selatan yang beribukota di
Sungguminasa Secara geografis terletak antara 12o38 6 - 13o15
17 BT dan antara 5o5 -5o34 7 LS. Berbatasan dengan Kota
Makassar dan Kabupaten Maros di utara, Kabupaten sinjai,
Kabupaten Bulukumba, dan Kabupaten Bantaeng di timur,
Kabupaten Takalar dan kabupaten Janeponto di selatan serta Kota
Makassar dan Kabupaten Takallar di barat. Luas wilayah daerah ini
1.883,33 Km2.
Secara administratif, daerah ini terbagi menjadi tiga belas
Kecamatan, Kabupaten Gowa terkenal dengan salah satu tokoh
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-19
nasional yaitu Sultan Hasanudin yang dikenal sebagai ayam jantan
dari timur . Potensi Kabupaten Gowa yang terbesar adalah di
sektor pertanian, sebagian besar penduduknya
bermatapencaharian sebagai petani dengan hasil pertaniannya
berupa hasil tanaman pangan berupa padi, palawija dan tanaman
holtikultura.
Selain bertani dengan masa tanam yang pendek, para petani di
Gowa juga banyak yang bertani tanaman umur panjang salah
satunya tanaman markisa yang cukup dikenal dengan produk
olahannya berupa sirup markisa yang menjadi buah tangan khas
daerah Sulawesi Selatan, Desa Kanrepia, Kecamatan
Tinggimoncong merupakan salah satu daerah penghasil markisa di
Kabupaten Gowa.
Daerah ini juga dikelilingi oleh enam gunung, keuntungan alam ini
menjadikan tanah Gowa kaya akan bahan galian golongan C di
sepanjang daerah lairan sungai Janebarang seperti pasir, kuarsa,
batu kali, kerikil, dan tanah liat, yang mampu memberikan
pendapatan bagi penduduk sekitarnya. Di sektor perkebunan pada
tahun 2006 komoditi unggulan yang dihasilkan di daerah ini berupa
kopi arabika (1.925 ton), kelapa dalam (1.925 ton), dan jambu mete
(1.076ton).
Kabupaten Gowa ini juga memiliki berbagai sarana dan prasarana
pendukung diantaranya jalan darat, serta dukungan sarana
pembangkit tenaga listrik, air bersih, dan jaringan telekomunikasi.
3.3.1 Data Sekunder
a. Data Inventarisasi
Dari data yang diperoleh dari dinas PU Kabupaten Gowa
diketahui Panjang Jalan, Lebar Jalan dan Kondisi Jalan Kabupaten
Gowa seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.22.
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-20
Panjang Jalan
Tahun 2006 Tahun 2007 No Status Panjang
(Km) Panjang
(Km) (1) (2) (3) (5)
1 Jalan Nasional 148,3 192,45
2 Jalan Provinsi 142,18 252,36
3 Jalan Kabupaten 132,56 159,90
Jumlah 422,67 603,61
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sulawesi Selatan
Tabel 3.23. Kondisi Jalan
Kondisi
Baik Sedang Rusak No Status (Km) (%) (Km) (%) (Km) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Jalan Nasional 8,0 98 6,0 75 0,12 21
2 Jalan Provinsi 6,3 75 5,1 60 6,1 12
3 Jalan Kabupaten - - - - - -
4 Jalan Kota 66,9 90 1,75 3 1,2 2
Sumber : Dinas Bina Marga Kabupaten Gowa
Tabel 3.24. Pola Penggunaan Lahan
No Peruntukan Kota Kabupaten Kota
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-21
Luas (km) %
Luas (km) %
(1) (2) (3) (4)
1 Jalan 26 0,14 - -
2 Perdagangan 0,85 0,005 - -
3 Industri 0,15 0,0007 - -
4 Perumahan 13,60 0,082 - -
5 Perkantoran dan Jasa 0,42 0,0018 - -
6 Fasilitas Umum 0,28 0,0010 - -
7 Daerah Terbuka 53,25 0,214 - -
8 Pertanian 88,95 0,230 - -
9 Perkebunan 31,30 0,168 - -
10 Daerah Hijau 98,50 0,630 - -
11 Lain Lain 570 3,20 - -
Total 833,3 4,6725 - -
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa
Dari tabel diatas dapat diketahui penggunaan lahan
Kabupaten Gowa dengan luas 833,3 km dimana luas daerah
hijau mendominasi komponen guna lahan yaitu dengan Luas
98,50 km.
b. Data Kepadatan Penduduk
Perkembangan penduduk di Kabupaten Gowa secara rinci
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.25. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Gowa
di Setiap Kecamatan
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-22
No Kecamatan Luas (Km) Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km)
1 2 3 4 4 1 Bajeng 64.74 48,537 749.722
2 Barombong 80 32,689 408.6125
3 Biring Bulu 78 10,702 137.2051
4 Bontomaranu 120 14,973 124.775
5 Bontonompo 85 18,051 212.3647
6 Bungaya 70.05 58,308 832.3769
7 Palangga 65.26 21,379 327.5973
8 Parangloe 31.58 51,020 1615.579
9 Somba Opu 92.4 46,168 499.6537
10 Tinggi Moncong 33.24 22,360 672.6835
11 Tombolo 60 38,419 640.3167
12 Tompubulu 53.45 8,587 160.6548
Jumlah 1883.3 371,193 6381.542
Sumber : Pemkab Gowa
Tabel 3.26. Jumlah Penduduk Menurut Usia
Kabupaten Gowa
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-23
Umur (Thn) Jumlah (Jiwa) %
1 4 5 0 4 50,781 8,1 5 - 9 56,547 9,0
10 - 14 68,460 10,9 15 - 19 63,001 10,0 20 - 24 61,697 9,8 25 - 29 57,073 9,1 30 - 34 57,337 9,1 35 - 39 45,671 7,3 40 - 44 41,729 6,6 45 - 49 35,903 5,7 50 - 54 27,482 4,4 55 - 59 22,199 3,5 60 - 64 18,035 2,9 65 - 69 13,027 2,1
70 + 10,027 2,1 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa
c. Data PDRB perkapita (juta/Rp/kap/thn) PDRB perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan
yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses
produksi. PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi total
nilai PDRB dengan jumlah penduduk. PDRB perkapita Kota Gowa
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.27.
Angka Agretatif PDRB Berdasarkan Jumlah Penduduk
dan PDRB Perkapita, Kabupaten Gowa Tahun 2003 2005
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-24
Jumlah Penduduk (jiwa) Tahun
Ibukota Kabupaten
Kota
Pendapatan Perkapita Daerah
(Rp)
(1) (2) (3)
2005 32,447 Sungguminasa/Gowa 6,206,598
2006 35,513 Sungguminasa/Gowa 6,997,957
2007 36,779 Sungguminasa/Gowa 7,689,316
Sumber : Kantor Catatan Sipil Kabupaten Gowa
Nilai absolut PDRB atas dasar harga berlaku dibagi jumlah
penduduk pertengahan tahun dalam periode yang sama didapatkan
angka pendapatan per kapita penduduk. Pada tahun 2007
pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Gowa adalah Rp.
7.689.316
d. Data kecelakaan
Keselamatan lalu lintas sangat erat hubungannya dengan
kecelakaan di jalan raya. Baik buruknya tingkat keselamatan lalu
lintas suatu negara dapat dinilai dari tinggi-rendahnya tingkat
kecelakaan yang terjadi di negara yang bersangkutan. Kecelakaan
lalu lintas merupakan suatu masalah yang cukup kompleks.
Dikatakan cukup kompleks, karena kejadian kecelakaan
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pengemudi, kondisi
kendaraan (sarana), kondisi jalan dan perlengkapannya
(prasarana), dan kondisi lingkungan. Jumlah kecelakaan di
Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.28. Data Kejadian Kecelakaan dengan Jenis Kendaraan
Yang Terlibat di Kota Gowa
No Jenis Kendaraan yang terlibat Kejadian Kecelakaan
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-25
2006 2007 2008
1 Mobil Penumpang *. Umum *. Tidak Umum
3
15
9 5
2 -
2 Mobil Beban/Barang *. Umum *. Tidak Umum
13 -
3 -
- -
3 Mobil bus *. Umum *. Tidak Umum
-
25
2
20
3
18 4 Sepeda Motor 1 30 29 5 Kendaraan tidak bermotor 3 2 2
Total 60 71 54
Sumber : Satlantas Polres Gowa
Tabel 3.29. Data Kejadian dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas
di Kabupaten Gowa
No Uraian Tahun 2006 Tahun 2007
Tahun 2008
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kejadian Kecelakaan 60 58 54
2 Meninggal Dunia (orang) 30 45 15
3 Luka Berat (orang) 18 9 19
4 Luka Ringan (orang) 12 4 20
Kerugian Materi (Rp) 316.500.000 21.375.000 181.900.000
Sumber : Satlantas Polres Gowa
Tabel 3.30. Data Kejadian dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Melibatkan Pejalan Kaki di Kabupaten Gowa
No Tahun Jumlah Jumlah Korban Pejalan Kaki (orang)
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-26
Kejadian Kecelakaan
Meninggal Dunia
Luka Berat
Luka Ringan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 2006 13 9 12 1
2 2007 11 8 5 3
3 2008 6 4 3 1
Sumber : Satlantas Polres Gowa
Dari tabel diatas diketahui kecelakaan lalu lintas yang terjadi di
Kabupaten Gowa dari tahun 2006 hingga 2008 menunjukan
penurunan. Tahun 2006 tercatat 60 kasus kecelakaan, kemudian
pada tahun 2007 menjadi 58 kasus, dan pada tahun 2008 terjadi
penurunan menjadi 54 kasus, yang mengakibatkan kematian
sebanyak 90 orang, 36 luka ringan, 46 luka berat dan kerugian
material mencapai Rp 316.500.000,-
3.4 . KOTA MUARA ENIM
Kabupaten Muara Enim merupakan salah satu kabupaten
dalam wilayah Propinsi Sumatera Selatan yang terletak antara 4
derajat sampai 6 derajat Lintang selatan dan 104 derajat sampai
106 Bujur Timur, dengan luas wilayah 7466.82 km2. Sebelah Utara
berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin, Sebelah selatan
dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sebelah Timur dengan
Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kota Palembang, Sebelah Barat
dengan Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Lahat. Wilayah
administrasi Kabupaten Muara Enim saat ini terdiri dari 22
Kecamatan dan 293 Kelurahan/Desa. Namun kini kecamatan
Prabumulih dan Prabumulih Timur termasuk kedalam wilayah kota
Prabumulih yang telah menjadi daerah otonom sederajat dengan
Kabupaten.
3.4.1. Data Sekunder
a. Data Inventarisasi
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-27
Dari data yang diperoleh dari dinas PU Kabupaten Muara Enim
diketahui Panjang Jalan, Lebar Jalan dan Kondisi Jalan Kabupaten
Muara Enim seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.31. Panjang Jalan
Tahun 2006 Tahun 2007
No Status Panjang (Km)
Panjang (Km)
(1) (2) (3) (5)
1 Jalan Nasional 137,4 178,55
2 Jalan Provinsi 124,19 244,22
3 Jalan Kabupaten - 794,90
Jumlah 261,23 1217,67
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Selatan
Tabel 3.32. Kondisi Jalan
Kondisi Baik Sedang Rusak No Status
(Km) (%) (Km) (%) (Km) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Jalan Nasional 6,0 98 - - 0,12 2
2 Jalan Provinsi - - - - - -
3 Jalan Kabupaten - - - - - -
4 Jalan Kota 66,9 90 1,75 3 1,2 2
Sumber : Dinas Bina Marga Kabupaten Muara Enim
Tabel 3.33. Pola Penggunaan Lahan
No Peruntukan Kota Kabupaten Kota
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-28
Luas (km) %
Luas (km) %
(1) (2) (3) (4)
1 Jalan 25 0,14 - -
2 Perdagangan 0,95 0,005 - -
3 Industri 0,12 0,0007 - -
4 Perumahan 14,60 0,082 - -
5 Perkantoran dan Jasa 0,32 0,0018 - -
6 Fasilitas Umum 0,18 0,0010 - -
7 Daerah Terbuka 61,25 0,314 - -
8 Pertanian 98,95 0,560 - -
9 Perkebunan 31,30 0,168 - -
10 Daerah Hijau 158,50 0,870 - -
11 Lain Lain 570 3,20 - -
Total 961,17 5,3425 - -
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Muara Enim
Dari tabel diatas dapat diketahui penggunaan lahan
Kabupaten Muara Enim dengan luas 961,17 km dimana luas
daerah hijau mendominasi komponen guna lahan yaitu dengan
Luas 158,50 km.
b. Data Kepadatan Penduduk
Perkembangan penduduk di Kabupaten Muara Enim secara
rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.34. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Muara Enim
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-29
di Setiap Kecamatan
No Kecamatan Luas (Km) Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km)
1 2 3 4 4 1 Muara Enim 164,74 48,537 295
2 Tanjung Agung 670 32,689 49
3 Semende Darat Tengah 277 10,702 39
4 Semende Darat Laut 320 14,973 47
5 Semende Darat Ulu 264 18,051 68
6 Lawang Kidul 170,05 58,308 343
7 Ujan Mas 265,26 21,379 81
8 Gunung Megang 631,58 51,020 81
9 Rambang Dangku 892,4 46,168 52
10 Rambang 193,24 22,360 116
11 Lubai 60 38,419 640
12 Benakat 353,45 8,587 24
13 Talang Ubi 489 63,208 129
14 Tanah Abang 366 25,077 69
15 Gelumbang 658,5 56,128 85
16 Sungai Rotan 473,3 32,738 69
17 Penukal Utara 305 12,958 42
18 Lembak 206,3 26,041 126
19 Penukal Abab 707 42,372 60
20 Penukal 0 0 0
21 Muara Belida 0 0 0
22 Kelekar 0 0 0
746,682 629,715 -
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-30
Jumlah Sumber : Pemkab Muara Enim
Tabel 3.35. Jumlah Penduduk Menurut Usia
Kabupaten Muara Enim
Umur (Thn) Jumlah (Jiwa) %
1 4 5 0 4 50,781 8,1 5 - 9 56,547 9,0
10 - 14 68,460 10,9 15 - 19 63,001 10,0 20 - 24 61,697 9,8 25 - 29 57,073 9,1 30 - 34 57,337 9,1 35 - 39 45,671 7,3 40 - 44 41,729 6,6 45 - 49 35,903 5,7 50 - 54 27,482 4,4 55 - 59 22,199 3,5 60 - 64 18,035 2,9 65 - 69 13,027 2,1
70 + 10,027 2,1 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Muara Enim
c. Data PDRB perkapita (juta/Rp/kap/thn) PDRB perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan
yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses
produksi. PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi total
nilai PDRB dengan jumlah penduduk. PDRB perkapita Kota Muara
Enim dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.36.
Angka Agretatif PDRB Berdasarkan
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-31
Jumlah Penduduk dan PDRB Perkapita,
Kabupaten Muara Enim Tahun 2003 2005
Jumlah Penduduk (jiwa) Tahun
Ibukota Kabupaten
Kota
Pendapatan Perkapita Daerah
(Rp)
(1) (2) (3)
2003 27,447 Muara Enim 7,206,598
2004 28,513 Muara Enim 7,997,957
2005 29,779 Muara Enim 8,789,316
Sumber : Kantor Catatan Sipil Kabupaten Muara Enim
Nilai absolut PDRB atas dasar harga berlaku dibagi jumlah
penduduk pertengahan tahun dalam periode yang sama didapatkan
angka pendapatan per kapita penduduk. Pada tahun 2005
pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Muara Enim adalah
Rp. 8.789.316
d. Data kecelakaan
Keselamatan lalu lintas sangat erat hubungannya dengan
kecelakaan di jalan raya. Baik buruknya tingkat keselamatan lalu
lintas suatu negara dapat dinilai dari tinggi-rendahnya tingkat
kecelakaan yang terjadi di negara yang bersangkutan. Kecelakaan
lalu lintas merupakan suatu masalah yang cukup kompleks.
Dikatakan cukup kompleks, karena kejadian kecelakaan
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pengemudi, kondisi
kendaraan (sarana), kondisi jalan dan perlengkapannya
(prasarana), dan kondisi lingkungan. Jumlah kecelakaan di
Kabupaten Muara Enim dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.37.
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-32
Data Kejadian Kecelakaan dengan Jenis Kendaraan Yang Terlibat di Kota Muara Enim
Kejadian Kecelakaan No Jenis Kendaraan yang terlibat 2006 2007 2008
1 Mobil Penumpang *. Umum *. Tidak Umum
3
20
11 -
12 -
2 Mobil Beban/Barang *. Umum *. Tidak Umum
14 -
25 -
12 -
3 Mobil bus *. Umum *. Tidak Umum
-
28
6 -
3 -
4 Sepeda Motor 1 24 29 5 Kendaraan tidak bermotor 3 2 2
Total 69 68 58
Sumber : Satlantas Polres Muara Enim
Tabel 3.38. Data Kejadian dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas
di Kabupaten Muara Enim
No Uraian Tahun 2006 Tahun 2007
Tahun 2008
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kejadian Kecelakaan 42 38 33
2 Meninggal Dunia (orang) 33 59 24
3 Luka Berat (orang) 20 16 35
4 Luka Ringan (orang) 70 36 33
Kerugian Materi (Rp) 296.500.000 19.375.000 178.900.000
Sumber : Satlantas Polres Muara Enim
Tabel 3.39. Data Kejadian dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas
Yang Melibatkan Pejalan Kaki di Kabupaten Muara Enim
No Tahun Jumlah Jumlah Korban Pejalan Kaki (orang)
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-33
Kejadian Kecelakaan
Meninggal Dunia
Luka Berat
Luka Ringan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 2006 47 14 21 27
2 2007 15 16 17 30
3 2008 35 9 12 31
Sumber : Satlantas Polres Muara Enim
Dari tabel diatas diketahui kecelakaan lalu lintas yang terjadi di
Kabupaten Muara Enim dari tahun 2006 hingga 2008 menunjukan
penurunan. Tahun 2006 tercatat 69 kasus kecelakaan, kemudian
pada tahun 2007 menjadi 68 kasus, dan pada tahun 2008 terjadi
penurunan menjadi 58 kasus, yang mengakibatkan kematian
sebanyak 116 orang, 139 luka ringan, 71 luka berat dan kerugian
material mencapai Rp 494.775.000,-
3.5. KABUPATEN SRAGEN
Secara geografis, Kabupaten Sragen dan sekitarnya terletak
pada posisi 110 45 dan 111 10 Bujur Timur 7 15 dan 7 30"
Lintang Selatan. Wilayah Kota Sragen secara administratif terdiri
atas 20 (dua puluh) kecamatan yakni kecamatan Kalijambe,
Plupuh, Masaran, Kedawung, Sambirejo, Gondang,
Sambungmacan, ngrampal, Karangmalang, Sragen, Sodiharjo,
Tanon, Gemolong, Miri, Sumberlawang, Mondokan, Sukodono,
Gesi, Tangen dan Jenar yang berbatasan langsung dengan
kabupaten kabupaten sebagai berikut :
Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Grobogan Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Ngawi Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten
Karanganyar
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Boyolali. Kabupaten Sragen mempunyi luas wilayah 9.415.500 ha, yang
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-34
terdiri atas 20 Kecamatan dengan 199 Desa dan 8 Kelurahan.
3.5.1. Data Sekunder
d. Data Inventarisasi
Dari data yang diperoleh dari dinas PU Kabupaten Sragen
diketahui Panjang Jalan, Lebar Jalan dan Kondisi Jalan Kabupaten
Sragen seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.40. Panjang Jalan dan Lebar Jalan
Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008
No Status Panjang (Km)
Lebar (Km)
Panjang (Km)
Lebar (Km)
Panjang (Km)
Lebar(Km)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Jalan Nasioanal 5,90 7-14 5,90 7-14 5,90 7-14
2 Jalan Provinsi 1,50 5-7 1,50 5-7 1,50 5-7
3 Jalan Kabupaten 162,7 6 162,7 6 162,7 6
Jumlah 170,1 - 170,1 - 170,1 - Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sragen
Tabel 3.41. Kondisi Jalan
Kondisi Baik Sedang Rusak No Status
(Km) (%) (Km) (%) (Km) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Jalan Nasioanal 3,40 57,60 2,50 43,40 - -
2 Jalan Provinsi 1,50 100,0
0 - - - -
3 Jalan Kabupaten 133,42 81,82 24,43 15,09 5,00 3,09
Jumlah 139,82 93,94 24,43 15,02 5,00 3,09 Sumber : Dinas Pkerjaan Umum Kabupaten Sragen
Dari tabel diatas diketahui Panjang jalan di seluruh wilayah
Kabupaten Sragen pada tahun 2007 mencapai 170,1 km dengan
rincian : 139,82 km dengan kondisi jalan baik, 24,43 Km sedang
dan 5 Km dengan kondisi jalan rusak.
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-35
Tabel 3.42. Pola Penggunaan Lahan
Kota Kabupaten Kota No Peruntukan Luas
(km) % Luas (km) %
(1) (2) (3) (4)
1 Jalan 5.4477 22 .. ..
2 Perdagangan 0,7500 3,03 .. ..
3 Industri 0,7500 0,93 .. ..
4 Perumahan 7,3971 29,89 .. ..
5 Perkantoran dan Jasa 1,0810 4,37 .. ..
6 Fasilitas Umum 0,4450 1,80 .. ..
7 Daerah Terbuka 0,3800 1,54 .. ..
8 Pertanian 5,1330 20,74 .. ..
9 Perkebunan - - .. ..
10 Daerah Hijau 0,7500 3,03 .. ..
11 Lain Lain 3,1378 12,67 .. ..
Total 24,7516 100 .. ..
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen
Dari tabel diatas dapat diketahui penggunaan lahan
Kabupaten Sragen dengan luas 24,7516 km dimana luas jalan
mendominasi komponen guna lahan yaitu dengan Luas 5.4477
km.
e. Data Kepadatan Penduduk
Perkembangan penduduk di Kabupaten Sragen secara rinci
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.43.
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-36
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Sragen di Setiap Kecamatan
No Kecamatan Luas (Km) Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km)
1 2 3 4 4 1 Sukawati 55.02 79,338 1,442
2 Blahbatuh 39.70 52,941 1,334
3 Sragen 50.59 73,277 1,448
4 Tampaksiring 42.63 45,059 1,057
5 Ubud 42.38 60,441 1,426
6 Tegallalang 01.00 40,502 655
7 Payangan 75.88 35,625 469
Jumlah 368.00 387,183 1,052
Sumber : Badan Pusat Statistik 2004
Tabel 3.44. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan
Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sragen
Tahun Laki Laki (Jiwa) Perempuan
(Jiwa) Jumlah (Jiwa) Sex Ratio
1 2 3 4 4 1930 81,700 82,709 164,409 98.78 1961 115,323 117,244 232,567 98.36 1971 135,542 135,905 271,447 99.73 1980 153,541 152,587 306,128 100.63
1985*) 161,203 162,481 323,684 99.21 1990 169,767 166,971 336,738 101.67
1995*) 173,625 171,450 345,075 101.27 2000 199,180 193,975 393,155 102.68
2005*) 214,516 206,551 421,067 103.86 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen Keterangan : * ) Hasil Sensus
Tabel 3.45.
Laju Pertumbuhan dan Perubahan Penduduk Per Tahun di
Kabupaten Sragen
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-37
Periode Pertumbuhan Rata-rata Tahun
1930 - 1961 1.12
1961 1971 1.58
1971 1980 1.33
1980 - 1985*) 1.12
1980 1990 0.96
1990 - 1995*) 0.49
1990 2000 1.56
2000 - 2005* 1.38 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen
Keterangan : * ) Hasil Sensus
Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah penduduk Kabupaten
Sragen sebelum kemerdekaan pada tahun 1930 hanya 164.409
jiwa. Meningkat menjadi 306.129 jiwa pada tahun 1980, 336.738
jiwa tahun 1990 dan menjadi 393.155 jiwa pada tahun 2000.
sedangkan jumlah penduduk menurut hasil sensus pada tahun
2005 tercatat 421.516 jiwa terdiri dari lakilaki 214.516 dari
perempuan 206.551 jiwa.
Pertumbuhan penduduk selama periode tahun 1961 1971
sebesar 1,58 % menjadi 1,33 % pada periode berikutnya dan
menurun lagi menjadi 0,96 % pada tahun 1980 1990 sedangkan
tahun 1990 2000 meningkat cukup drastis menjadi 1,56 %.
Menurut hasil sensus pada tahun 2005 tercatat pertumbuhan
penduduk Kabupaten Sragen 1,38 %. Sex ratio penduduk
Kabupaten Sragen berkisar antara 96,26 sampai 104,38 artinya
bahwa jumlah penduduk perempuan dan laki-laki di Kabupaten
Sragen berimbang.
Sebaran penduduk antar Desa dan Kecamatan rangennya
relative tinggi, hal ini ditunjukan oleh tingkat kepadatan penduduk,
Seperti Kecamatan Payangan hanya 469 jiwa per km sedangkan
Kecamatan Sragen sudah mencapai 1.448 jiwa per km.
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-38
Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, jumlah rumah
tangga juga bertambah dengan rata-rata besarnya anggota rumah
tangga 4 orang.
f. Data PDRB perkapita (juta/Rp/kap/thn) PDRB perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan
yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses
produksi. PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi total
nilai PDRB dengan jumlah penduduk. PDRB perkapita Kota Binjai
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.46. PDRB Perkapita Kecamatan Se-Kabupaten Sragen Tahun 2005
No Kecamatan PDRB/Kapita (Rp)Laju Pertumbuhan
(%) (1) (2) (3) (3)
1 Sukawati 7,329,715.17 5.63
2 Blahbatuh 6,644,030.00 5.94
3 Sragen 8,200,931.53 5.54
4 Tampaksiring 8,866,659.94 5.86
5 Ubud 14,569,592.49 4.71
6 Tegallalang 7,944,507.72 5.65
7 Payangan 8,035,101.09 4.02
Kabupaten Sragen 6,875,883,34 5.47 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen
Tabel 3.47.
Angka Agretatif PDRB Menurut Harga Berlaku dan Konstan 2000,
Jumlah Penduduk dan PDRB Perkapita, Kabupaten Sragen Tahun
2004 2005
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-39
Jenis 2004 2005
(1) (2) (3)
PDRB-Harga Berlaku (Juta Rp) 3,219,593.01 3,770,921.47
PDRB-Harga Konstan (Juta Rp) 2,418,579.23 2,550,914.74
Jumlah Penduduk Pertengahan thn. 424,009.00
429,495.00
PDRB/Kapita Harga Berlaku (Rp) 7,593,218.55 8,779,896.09
PDRB/Kapita Harga Konstan (Rp) 5,704,075.22 5,939,335.09
Indeks (1993 = 100)
PDRB-Harga Berlaku 156.04 182.76
PDRB-Harga Konstan 117.22 123.63
Jumlah Penduduk Pertengahan thn. 124.25
109.76
PDRB/Kapita Harga Berlaku 125.59 166.51
PDRB/Kapita Harga Konstan 94.34 112.64
Indeks Berantai
PDRB-Harga Berlaku 110.10 117.12
PDRB-Harga Konstan 104.95 105.47
Jumlah Penduduk Pertengahan thn. 101.30
101.29
PDRB/Kapita Harga Berlaku 108.68 115.63
PDRB/Kapita Harga Konstan 103.60 104.12
Indeks Implisit
Produk Domestik Regional Bruto 133.12 147.83 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen
Tabel 3.48.
Distribusi PDRB Atas Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000
Kabupaten Sragen Menurut Lapangan Usaha
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-40
Lapangan Usaha
Harga
Berlaku
2005
Harga Konstan
2000
(1) (2) (3)
1. Pertanian 20.08 19.33
2. Pertambangan dan Penggalian 0.55 0.41
3. Industri Pengolahan 17.48 18.44
4. Listrik, Gas dan Air Minum 0.89 0.84
5. Bangunan 4.21 4.34
6. Perdagangan, Hotel dan
Restaurant 29.47 31.02
7. Angkutan dan Komunikasi 4.76 4.77
8. Persewaan dan Keuangan 4.66 4.87
9. Jasa - Jasa 17.90 15.97
PDRB 100 100 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen
Tabel 3.49.
PDRB Kabupaten Sragen Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga
Konstan 2000 Tahun 2005 (dalam jutaan rupiah)
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-41
Lapangan Usaha Harga Berlaku
Harga Konstan
2000 (1) (2) (3)
1. Pertanian 757,279.93 493,014.08
2. Pertambangan dan Penggalian 20,738.07 10,400.87
3. Industri Pengolahan 659,975.93 470,403.15
4. Listrik, Gas dan Air Minum 33,471.70 21,542.34
5. Bangunan 158,859.43 110,731.46
6. Perdagangan, Hotel dan
Restaurant 1,111,385.83 791,289.02
7. Angkutan dan Komunikasi 179,665.36 124,293.70
8. Persewaan dan Keuangan 175,665.79 124,293.70
9. Jasa - Jasa 674,394.43 407,502.91
PDRB 3,770,921.47 2,550,914.74 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen
Dari tabel diatas dapat diketahui sejak tahun 2004
penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Sragen mengalami penyempurnaan, berupa pengalihan tahun
dasar dari 1993 ke tahun dasar 2000. Salah satu pertimbangannya
adalah untuk mendapatkan gambaran informasi yang lebih realistis.
Dalam tabel 3.10. disajikan nilai absolut PDRB tahun 2005
sebesar 3.770,92 milyar atas dasar harga berlaku. Kontribusi atau
besarnya peranan dari masing-masing sektor dalam ikut
mewujudkan sendi perekonomian Kabupaten Sragen digambarkan
seperti pada tabel 3.9. berturut-turut dari sektor yang
sumbangannya tertinggi adalah : sektor Perdagangan
Hotel/Restaurant sebesar 29,47 % sektor Pertanian 20,08 %, Jasa
17,90 %, dan Industri 17,48 %, Angkutan dan Komunikasi 4,76 %,
Persewaan dan Keuangan 4,66 %, Bangunan 4,21 % dan sektor
Penggalian serta Listrik/Air Minum masing-masing kurang dari satu
persen.
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-42
Laju pertumbuhan PDRB yang menggambarkan laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005 adalah 5,47
%. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya
sebesar 0,52 poin, meskipun demikian pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Sragen masih lebih baik dari pada pertumbuhan
ekonomi Bali.
Nilai absolut PDRB atas dasar harga berlaku dibagi jumlah
penduduk pertengahan tahun dalam periode yang sama didapatkan
angka pendapatan per kapita penduduk. Pada tahun 2005
pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Sragen adalah Rp.
6,875,883,34.
g. Data kecelakaan
Keselamatan lalu lintas sangat erat hubungannya dengan
kecelakaan di jalan raya. Baik buruknya tingkat keselamatan lalu
lintas suatu negara dapat dinilai dari tinggi-rendahnya tingkat
kecelakaan yang terjadi di negara yang bersangkutan. Kecelakaan
lalu lintas merupakan suatu masalah yang cukup kompleks.
Dikatakan cukup kompleks, karena kejadian kecelakaan
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pengemudi, kondisi
kendaraan (sarana), kondisi jalan dan perlengkapannya
(prasarana), dan kondisi lingkungan. Jumlah kecelakaan di
Kabupaten Sragen dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.50. Data Kejadian Kecelakaan dengan Jenis Kendaraan Yang
Terlibat di Kota Binjai
Kejadian Kecelakaan No Jenis Kendaraan yang terlibat 2006 2007 2008 1 Mobil Penumpang
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-43
*. Umum *. Tidak Umum
- 3
- 6
16 62
2 Mobil Beban/Barang *. Umum *. Tidak Umum
- 4
1 8
21 85
3 Mobil bus *. Umum *. Tidak Umum
2 1
1 4
40 7
4 Sepeda Motor 18 76 693 5 Kendaraan tidak bermotor 5 5 62
Total 33 101 986 Sumber : Polresta Sragen
Tabel 3. 51. Data Kejadian dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas di
Kabupaten Sragen
No Uraian Tahun 2006 Tahun 2007
Tahun 2008
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kejadian Kecelakaan 5 54 549
2 Meninggal Dunia (orang) 16 - 69
3 Luka Berat (orang) 5 3 88
4 Luka Ringan (orang) 8 96 943
Kerugian Materi (Rp) 13.800.000 66.280.000 454.955.000 Sumber : Polresta Sragen
Tabel 3.52. Data Kejadian dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas
Yang Melibatkan Pejalan Kaki di Kabupaten Sragen
Jumlah Korban Pejalan Kaki (orang) No Tahun
Jumlah Kejadian
Kecelakaan Meninggal
Dunia Luka Berat
Luka Ringan
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-44
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 2006 - - - -
2 2007 31 - 2 37
3 2008 62 7 10 71 Sumber : Polresta Sragen
Dari tabel diatas diketahui kecelakaan lalu lintas yang terjadi di
Kabupaten Sragen dari tahun 2006 hingga 2008 menunjukan
terjadinya peningkatan yang drastis. Tahun 2006 tercatat 33 kasus
kecelakaan, kemudian menaik pada tahun 2007 menjadi 101
kasus, dan pada tahun 2008 terjadi kenaikan lagi menjadi 986
kasus, yang mengakibatkan kematian sebanyak 69 orang, 88 luka
ringan, 943 luka berat dan kerugian material mencapai Rp
454.955.000,-
3.6. KOTA MOJOKERTO
Kota Mojokerto terletak antara garis 1112313 - 11140'47
dengan 11140'47 bujur timur dan antara 718'35 sampai dengan
747 lintang selatan. Secara geografis Kabupaten Mojokerto tidak
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-45
berbatasan dengan pantai, hanya berbatasan dengan wilayah
kabupaten lainnya, yaitu :
a. Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan dan Kabupaten
Gresik
b. Sebelah Timur : Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten
Pasuruan
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Malang
d. Sebelah Barat : Kabupaten Jombang
Disamping itu wilayah Kabupaten Mojokerto juga mengitari
kotamadya Mojokerto yang terletak di tengah-tengah wilayah
Mojokerto.
Topografi wilayah Kabupaten Mojokerto cenderung cekung di
tengah dan tinggi di bagian selatan dan utara. Bagian selatan
merupakan wilayah pegunungan yang subur, meliputi Kecamatan
Pacet, Trawas, Gondang, dan Jatirejo. Bagian tengah merupakan
wilayah daratan, sedangkan bagian utara merupakan daerah
perbukitan kapur yang cenderung kurang subur.
Sekitar 30% dari seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto
kemiringan tanahnya lebih dari 15 derajat, sedangkan sisanya
merupakan wilayah daratan dengan tingkat kemiringan lahan
kurang dari 15 derajat. Pada umumnya ketinggian wilayah
kecamatan-kecamatan di Kabupaten Mojokerto rata-rata berada
700 M
diatas permukaan laut.
Secara administratif wilayah Kabupaten Mojokerto terdiri dari
18 Kecamatan, 304 desa. Luas wilayah secara keseluruhan
Kabupaten Mojokerto adalah 692,15 km, dimana bila kita amati
wilayah Kecamatan Dawarrblandong merupakan kecamatan
dengan luas wilayah terbesar.
3.6.1. DATA SEKUNDER
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-46
a. Data Inventarisasi Jalan
Dari data yang diperoleh dari Dinas PU Kota Mojokerto
diketahui Panjang Jalan, Lebar Jalan dan Kondisi Jalan Kota
Mojokerto seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.53. Panjang Jalan dan Lebar Jalan Kota Mojokerto
2005 2006 2007
No Status Panjang (Km)
Lebar(m)
Panjang(Km)
Lebar (m)
Panjang(Km)
Lebar (m)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Jalan Nasional 59,76 12 59,76 12 59,76 12
2 Jalan Provinsi 28,89 12 28,89 12 28,89 12
3 Jalan Kabupaten/Kota 11,91 6 11,91 6 11,91 6
Jumlah 200,8 200,8 200,8 Sumber : Dinas PU Kota Mojokerto
Tabel 3.54.
Kondisi Jalan Kota Mojokerto Kondisi
Baik Sedang Rusak No Status (Km) (%) (Km) (%) (Km) (%)
1 Jalan Nasional 41,91 3,37 14,95 1,68 2,90 0,46
2 Jalan Provinsi 20,19 1,52 7,20 0,81 1,50 0,24
3 Jalan Kabupaten/Kota 1.183,17 95,01 869,91 97,52 620,90 99,30
Jumlah 1.245,27 100,00 892,06 100,00 625,30 100,00Sumber : Dinas PU Kota Mojokerto
Dari tabel diatas diketahui Panjang jalan di seluruh wilayah
Kota Mojokerto pada tahun 2007 mencapai 2.763,87 km dengan
rincian : 1.245,27 km dengan kondisi jalan baik, 892,06 Km sedang
dan 625,30 Km dengan kondisi jalan rusak.
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-47
b. Data Kepadatan Penduduk
Dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota
Mojokerto diketahui juimlah penduduk Kota Mojokerto seperti
dijelaskan pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.55.
Kepadatan Penduduk Kota Mojokerto
Jumlah Penduduk (Jiwa) No Tahun Kota / Ibukota
Kabupaten Daerah
Pendapatan Perkapita Daerah (Rp)
1. 2006 114.088 - 14.722.879,91 2. 2007 115.519 - 16.570.098,02 3. 2008 116.009 - 18.969.532,05
Sumber : BPS Kota Mojokerto
Tabel 3.56. Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Usia dan Jenis Kelamin
di Kota Mojokerto
Banyaknya Penduduk Kelompok Usia Laki - Laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4)
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-48
0 4 25,473 24,464 49,935
5 9 58,433 55,783 114,216
10 14 59,579 57,701 117,280
15 19 57,718 55,724 113,442
20 24 60,727 59,102 119,829
25 29 77,057 76,141 153,198
30 34 71,524 72,797 144,321
35 39 69,024 70,607 139,631
40 44 58,129 61,085 119,214
45 49 50,168 52,403 102,571
50 54 41,202 39,735 80,937
55 59 27,349 25,987 53,336
60 - 64 15,975 18,547 34,522
65 + 39,397 52,196 91,593
Jumlah 711,755 722,272 1,434,025 Sumber : Bappeda Kota Mojokerto
Dari tabel diatas diketahui jumlah penduduk Kota Mojokerto
tercatat sebesar 1.434.025 jiwa dengan pertumbuhan penduduk
selama tahun 2006 sebesar 1,02 %. Kondisi tersebut memberi arti
bahwa pembangunan kependudukan, khususnya usaha untuk
menurunkan jumlah kelahiran, memberikan hasil yang nyata.
Sekitar 73,99 % penduduk Kota Mojokerto berumur produktif
(15 64 ) tahun, sehingga angka beban tanggungan, yaitu
perbandingan antara penduduk usia produktif dengan penduduk
usia tidak produktif (0 14 dan 65 tahun keatas), Pada tahun 2006
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-49
sebesar 35,16 yang berarti 100 orang penduduk usia produktif
menanggung 35 orang penduduk usia tidak produktif.
Dalam kurun waktu 5 tahun (2002 2006), kepadatan
penduduk cenderung naik seiring dengan kenaikan jumlah
penduduk di masing masing kecamatan belum merata. Di wilayah
Kota Mojokerto, tercatat kecamatan Mojokerto Tengah sebagai
wilayah terpadat, sedangkan kecamatan Mijen merupakan wilayah
yang kepadatannya paling rendah.
c. Data PDRB
PDRB perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan
yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses
produksi. PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi total
nilai PDRB dengan jumlah penduduk. PDRB perkapita Kabupaten
Gianyar dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.57.
Pendapatan Regional Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 - 2005
No Uraian 2004 2005
1 2 3 4
1 PDRB Atas Dasar Harga Pasar 20.959.532 23.858.225
2 Penyusutan 2.020.522 2.315.997
3 PDRN Atas Dasar Harga Pasar 18.939.010 21.542.228
4 Pajak Tak Langsung 1.893.057 2.137.029
5 PDRN Atas Dasar Biaya Faktor/Pendapatan Regional
17.045.953 19.405.199
6 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun 1.389.454 1.407.827
7 Pendapatan Regional Perkapita 12.268.095 13.783.796
8 PDRB Perkapita 15.084.726 16.946.845 Tabel 3.58.
Pendapatan Regional Perkapita Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2004 - 2005
No Uraian 2004 2005
1 2 3 4
1 PDRB Atas Dasar Harga 6.111.906 6.365.921
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-50
Pasar 2 Penyusutan 640.739 677.643
3 PDRN Atas Dasar Harga Pasar 5.471.167 5.688.278
4 Pajak Tak Langsung 549.052 568.629
5 PDRN Atas Dasar Biaya Faktor/Pendapatan Regional
4.922.115 5.119.649
6 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun 1.389.454 1.407.827
7 Pendapatan Regional Perkapita 3.542.454. 3.636.562
8 PDRB Perkapita 4.398.783 4.521.806
Dari tabel diatas diketahui PDRB perkapita Atas Dasar Harga
Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan dari tahun 2005 sampai
tahun 2006. Dari tahun 2005 sampai 2006 PDRB Perkapita Kota
Mojokerto, baik Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas Dasar
Harga Konstan, terus mengalami peningkatan dengan angka
pertumbuhan yang berfluktuasi. Nilai absolute PDRB Kota
Mojokerto atas dasar harga berlaku tahun 2005 sebesar Rp.
15.084.726 juta dan tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi
Rp. 16.946.845 juta.
Sedangkan PDRB Perkapita Kota Sragen tahun yang dihitung
atas dasar harga konstan tahun 2006 mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya, yaitu dari Rp. 4.398.783 juta pada tahun 2005
menjadi Rp. 4.521.806 juta pada tahun 2006.
d. Data Kecelakaan
Tingkat keselamatan di dalam transportasi Kota Mojokerto
diukur berdasarkan jumlah kejadian kecelakaan. Kejadian
kecelakaan Kota Mojokerto pada tahun 2006 sebanyak 683 jumlah
kejadian dengan korban meninggal dunia sebanyak 98 jiwa, luka
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-51
berat sebanyak 135 jiwa, luka ringan sebanyak 729 jiwa.
Sedangkan total kerugian akibat kecelakaan pada tahun 2006
mencapai Rp 1,4 milyar. Tren kecelakaan yang ada di wilayah Kota
Mojokerto disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.59. Jumlah Kecelakaan Kota Mojokerto
No Uraian 2003 2004 2005 2006 2007 (1) (2) (3) (4) (5) (5) (5)
1 Kejadian Kecelakaan 49 25 80 683 507
2 Meninggal Dunia (orang) 49 25 82 98 103
3 Luka Berat (orang) 25 17 48 135 152
4 Luka Ringan (orang) 75 34 74 729 516
5 Kerugian Materi (juta - milyar) 131 146 704 1.428 1.378Sumber : Satlantas Polwiltabes Mojokerto
Tabel 3.60. Jumlah kejadian kecelakaan kecelakaan lalu lintas di Kota
Mojokerto
Kejadian Kecelakaan No Jenis Kendaraan Yang Terlibat 2005 2006 2007
1 Mobil Penumpang - 180 -
2 Mobil Beban - 118 -
3 Mobil Bus - 30 -
4 Sepeda Motor - 426 -
TOTAL - 754 - Sumber : Satlantas Polwiltabes Mojokerto
Tabel 3.61. Jumlah Korban Kecelakaan Yang Melibatkan Pejalan Kaki
Jumlah Korban Pejalan kaki
No Tahun Jumlah Kejadian Kecelakaan Meninggal Dunia Luka Berat
Luka Ringan
(1) (2) (3) (4) (5) (5)
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-52
1 2003 5 4 6 12
2 2004 7 3 4 10
3 2005 7 6 9 15 Sumber : Satlantas Polwiltabes Mojokerto
Jumlah kejadian kecelakaan pada tahun 2006 mengalami
peningkatan yang sangat signifikan, jumlah korban juga mengalami
peningkatan yang cukup serius. Nilai kerugian yang ditanggung
juga mengalami peningkatan yang signifikan. Dibandingkan dengan
jumlah penduduk, korban kecelakaan dengan probabilitas
sebanyak 0,48 korban kecelakaan per seribu penduduk atau dalam
artian tiap 1 korban kemungkinan terhadap 2.049 penduduk dan
jumlah kejadian kecelakaan terbanyak disebabkan oleh kendaraan
sepeda motor.
3.7 Kinerja Pelayanan Jaringan Jalan
Pengolahan data pada kegiatan Kinerja Pelayanan Jaringan
Jalan dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus untuk
mengetahui target olahan data berupa data aspek aksesibilitas,
aspek mobilitas dan aspek kecelakaan.
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-53
Rumus-rumus yang digunakan adalah :
Standar Pelayanan Kuantitas
No Bidang Pelayanan
Indikator
Cakupan Tingkat Pelayanan
Kualitas Keterangan
II. Prasarana Jalan Wilayah A. Jaringan Jalan 1. Aspek
Aksesibilitas Tersedianya
jaringan jalan yang mudah diakses oleh masyarakat
Seluruh jaringan
Kepadatan penduduk (jiwa/km)
- Sangat tinggi > 5000
- Tinggi > 1000 - Sedang > 500 - Rendah > 100 - Sangat Rendah
< 100
Indeks Aksesibilitas
- > 5.00 - > 1.50 - > 0.50 - > 0.15 - > 0.05
Indeks Aksesibilitas = panjang jalan/luas (km/km)
2 Aspek Mobilitas
Tersedianya jaringan jalan yang dapat menampung mobilitas masyarakat
Seluruh jaringan
PDRB perkapita (jutaRp/kap/th)
- Sangat tinggi > 10
- Tinggi > 5 - Sedang > 2 - Rendah > 1 - Sangat Rendah
< 1
Indeks Aksesibilitas
- > 5.0 - > 2.0 - > 1.0 - > 0. 5 - > 0.2
Indeks Mobilitas = panjang jalan/1000 penduduk (km/1000 penduduk)
3 Aspek Kecelakaan
Tersedianya jaringan jalan yang dapat melayani pemakai jalan dengan aman
Seluruh jaringan
Seluruh
jaringan
Pemakai jalan Kepadatan
penduduk (jiwa/km)
- Sangat tinggi > 5000
- Tinggi > 1000 - Sedang > 500 - Rendah > 100 - Sangat Rendah
< 100
Indeks kecelakaan 1
Indeks
kecelakaan 2
Kecelakaan/100000 km kendaraan
Kecelakaan/
km/tahun
Sumber : Pedoman SPM Jalan Wilayah (Kepmenkimpraswil No.553/KPTS/M/2001)
a. Aspek Aksebilitas, Yaitu Tersedianya jaringan jalan yang mudah
diakses oleh masyarakat.
Standar Pelayanan No Kota Kuantitas (Jiwa/Km) Kualitas (Km/Km)
-
KINERJA PELAYANAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN
DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN III-54
1 Gianyar 1144 1.8
2 Balikpapan 1009 1.2
3 Sungguminasa 754 0.7
4 Muara Enim 687 1.3
5 Sragen 1.701 0.6
6 Mojokerto 167 0.2
Dari tabel data tersebut diatas, dilihat dari aspek aksebilitas
dengan standar pelayanan kuantitas dan kualitas maka dapat
diketahui :
Kabupaten Gianyar memiliki kuantitas Sangat Tinggi > 1000 atau 1.144 (jiwa/Km) dan kualitas Tinggi > 1,50 atau 1,8
(Km/Km)
Kota Balikpapan memiliki kuantitas Tinggi > 1000 atau 1009 (jiwa/Km) dan kualitas Sedang > 0.50 atau 1,2 (Km/Km)
Kota Sungguminasa memiliki kuantitas Sedang > 500 atau 754 (jiwa/Km) dan kualitas Sangat Rendah > 0.05 atau 0.7
(Km/Km)
Kota Muara Enim memiliki kuantitas Sedang > 500 atau 687 (jiwa/Km) dan kualitas Sedang > 0.50 atau 0.7 (Km/Km)
Kota Sragen memiliki kuantitas Tinggi > 1000 atau 1.701 (jiwa/Km) dan kualitas