penataan jalan nasional 2010-2014

17
PENATAAN SISTEM PENATAAN SISTEM JARINGAN JALAN JARINGAN JALAN NASIONAL NASIONAL Ditjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum

Upload: lintangbayukambara

Post on 27-Sep-2015

291 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Penataan Jalan Nasional 2010-2014

TRANSCRIPT

  • PENATAAN SISTEM JARINGAN JALAN NASIONALDitjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum

  • Dasar Hukum UU No. 22 / 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan JalanUU No. 38 / 2004 tentang JalanUU No. 26 / 2007 tentang Penataan RuangPP No. 43 / 1993 tentang Lalu Lintas dan Angkutan JalanPP No. 34 / 2006 tentang JalanPP No. 26 / 2008 tentang Rencana Tata Ruang NasionalKeputusan Menteri Perhubungan No. KM.49 Tahun 2005 tentang Sistranas

  • Jalan NasionalDefinisi (UU No.38/2004, Pasal 9 ayat 2), yang termasuk Jalan Nasional:Jalan Arteri PrimerJalan Kolektor Primer yang Menghubungkan Antaribukota ProvinsiJalan Strategis NasionalJalan TolPenyelenggaraan Jalan nasional merupakan kewenangan pemerintah (UU No.38/2004, Pasal 14 ayat 1 dan 2), meliputi :PengaturanPembinaan Pembangunan Pengawasan

  • Pengaturan Jalan NasionalPenetapan Fungsi Jalan untuk ruas Jalan Arteri dan Kolektor yang menghubungkan antaribukota Provinsi dalam Sistem Jaringan Jalan PrimerPenetapan Status Jalan NasionalPenyusunan Perencanaan Umum Jaringan Jalan NasionalUU No.38/2004, Pasal 18 ayat (2)

  • Sistem Jaringan JalanSistem Jaringan Jalan PrimerPelayanan distribusi untuk Pengembangan semua Wilayah di Tingkat Nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatanSistem Jaringan Jalan SekunderPelayanan distribusi untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaanUU No.38/2004, Pasal 7 ayat (1),(2) dan (3)KOTA

    Pusat Kegiatan

  • Fungsi Jaringan Jalan dalam Sistem SekunderBandar UdaraPergudanganPelabuhan & PergudanganKawasan perdagangan regionalTerminal angkutan barangKawasan Industri Kawasan Sekunder

    Kawasan Primer

    Batas PerkotaanSistem Jaringan Jalan PrimerJalan Arteri SekunderJalan Kolektor SekunderJalan Lokal SekunderPerumahanJalan Lingkungan Sekunder

  • Penataan Fungsi Jalan pada Pembangunan Jalan Baru dengan Fungsi yang SamaPenjelasan Pasal 26 huruf b PP.34/2006 :Apabila terdapat 2 (dua) atau lebih jalan kolektor primer yang menghubungkan antaribukota provinsi maka hanya satu yang ditetapkan statusnya sebagai jalan nasional.

    Ruas jalan K1 dengan adanya rencana pembuatan jalan baru yang menghubungkan simpul yang sama (fungsi jalan sama)Pengalihan Fungsi jalan pada ruas jalan eksistingCatatan : kecuali alternatif 3, ruas berlaku 2 arahPemberlakuan satu arah untuk masing-masing ruas jalan sehingga ruas jalan baru dan jalan eksisting dapat menjadi fungsi K1

  • Fungsi Jalan dalam Sistem Primer*) UU.38/2004, Ps 8 dan PP.26/2008, Ps 33**) PP.26/2008 Ps 18 dan 33***)UU.38/2004, Ps 9 ayat (4)

  • Jalan Kolektor (UU.38/2004 Ps. 9 ayat 2 dan 3) :Menghubungkan antaribukota provinsiMenghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupatenMenghubungkan antaribukota kabupaten

    Jalan Kolektor (PP.26/2008 Ps. 18 dan 33) :Menghubungkan antar-PKWMenghubungkan PKW dengan PKL

    Klasifikasi Jalan Kolektor :Kolektor 1 : Antar-PKW yang keduanya ibukota ProvinsiKolektor 2 : Antara PKW Ibukota Provinsi dengan PKW Ibukota KabupatenKolektor 3 : Antar-PKW yang keduanya ibukota KabupatenKolektor 4 : Antara PKW dengan PKL

    Definisi Jalan Kolektor 1,2,3 termuat dalam Kepmen Kimpraswil 375/2004Fungsi Jalan dalam Sistem Primer (Lanjutan) Jalan Kolektor

  • Jalan Strategis NasionalUU.38/2004, Penjelasan Ps 9 (2) :Melayani kepentingan nasional atas dasar Kriteria Strategis Nasional :Berperan membina kesatuan dan keutuhan nasionalBerperan melayani daerah-daerah rawanBagian dari Jalan lintas regional atau lintas internasional (dianalogikan sebagai Jalan dengan fungsi minimal kolektor)Melayani kepentingan perbatasan antarnegaraBerperan dalam rangka pertahanan dan keamananPP.26/2008, Ps 18 (4) :Dikembangkan untuk menghubungkan :Antar-PKSN dalam suatu kawasan perbatasan negaraAntara PKSN dan Pusat Kegiatan LainnyaPKN dan/atau PKW dengan Kawasan Strategis Nasional

  • Matriks Hubungan Antara Simpul dan Fungsi Jalan / Jalan Strategis Nasional dalam Sistem Primer

  • Skema Hubungan Sistem Jaringan, Fungsi dan Status Jalan Status Jalan (UU.38/2004) :Jalan Nasional ditetapkan Menteri PU (Ps 17)Jalan Provinsi ditetapkan Gubernur (Ps 19)Jalan Kabupaten dan Desa ditetapkan Bupati (Ps 20)Jalan Kota ditetapkan Walikota (Ps 21)Fungsi Jalan (UU.38/2004) :Jalan Arteri dan K1 ditetapkan Menteri PU (Ps 17)Jalan K2,K3,K4,Lokal & Lingkungan serta Fungsi dalam Sistem Sekunder ditetapkan Gubernur (Ps 19)PeruntukanSistemFungsiStatusJalan Tol

  • Prosedur Penetapan Fungsi JalanPlot kota-kota (PKN,PKW,PKSN) dan outlet-outlet berdasarkan fungsinya yang termuat dalam RTRWN, yang disesuaikan dengan tahapan pengembangan dari umur rencana 20 tahun (Tahap I, II, III dan IV).Tetapkan ruas jalan yang menghubungkan kota-kota pusat kegiatan dengan memperhatikan rute yang paling efisienTetapkan Fungsi ruas jalan berdasarkan kriteria dalam UU No.38 tahun 2004 dan PP. No.34 tahun 2006Asistensi konsep ruas jalan menurut fungsi (arteri dan kolektor 1 dalam system primer) dengan Menteri PerhubunganPenetapan Fungsi Jalan (arteri dan kolektor 1 dalam system primer) oleh Menteri PUKonsep usulan ruas jalan menurut fungsi untuk jalan kolektor 2, kolektor 3, kolektor 4, lokal dan lingkungan dalam system primer ditetapkan oleh gubernur atas usulan bupati/walikota yang bersangkutan dengan memperhatikan keputusan Menteri PU.

  • Prosedur Penetapan Status JalanDengan berpedoman hasil penetapan ruas jalan menurut fungsi mengidentifikasi ruas-ruas jalan yang menghubungkan antar ibukota provinsi, antara ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, serta antar ibukota kabupaten / kota

    Mengidentifikasi ruas-ruas jalan yang mempunyai peranan strategis dilihat dari kepentingan Nasional, Provinsi, dan Kabupaten / Kota

    Menteri PU menetapkan ruas jalan nasional, Gubernur akan menetapkan ruas jalan provinsi dengan memperhatikan pendapat Menteri PU, Bupati akan menetapkan ruas jalan kabupaten dan jalan desa dengan memperhatikan pedoman yang ditetapkan Menteri PU, serta Walikota akan menetapkan ruas jalan kota dengan memperhatikan pedoman yang ditetapkan Menteri PU

  • Bagan Pengaturan Jaringan JalanARTERI PRIMERKOLEKTOR PRIMERLOKAL PRIMERLINGKUNGANPRIMERJALAN SEKUNDER(Arteri, Kolektor, Lokal & Lingkungan)JALAN TOLJALAN NASIONALJALAN PROVINSIJALAN KABUPATENJALAN DESAJALAN KOTADITETAPKAN DENGANSK MENTERI PUDITETAPKAN DENGANSK GUBERNURDITETAPKAN DENGANSK BUPATIDITETAPKAN DENGANSK WALIKOTAAK1K2K3K4Catatan : - Jalan Strategis Nasional ------> Jalan Nasional- Jalan Strategis Provinsi ------> Jalan Provinsi- Jalan Strategis Kabupate ------> Jalan KabupatenPenetapan ruas-ruas jalan menurut fungsi (A, K1) oleh Menteri PUPenetapan ruas-ruas jalan menurut fungsi (K2,K3,K4, Lokal & Lingkungan) oleh Gubernur

  • S E K I A NTerima kasih

    *************************