makalah an jaringan jalan sersan-bajuri bandung

Upload: mega-putri

Post on 16-Jul-2015

854 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

PERUBAHAN FUNGSI JALAN SERSAN BAJURITugas ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencaanan Jaringan Jalan Oleh :

Loisariama Mega Putri Rida Soniawati.D

091134013 091134015 091134028 Kelas 3 D4 TPJJ

PROGRAM STUDI TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2011

Perencanaan Jaringan Jalan

Page 1

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah yang berjudul Perubahan Fungsi Jaringan Jalan Sersan Bajuri yang merupakan tugas mata kuliah Perencanaan Jaringan Jalan (PJJ) . Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai Jaringan Jalan atau yang lebih khususnya membahas perananan dan perkembangan jaringan jalan wilayah Ledeng-Sersan Bajuri ,karakteristik serta perspektif jalan sekitar. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua mengenai peranan dan fungsi dari jaringan jalan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Perencanaan Jaringan Jalan

Page 2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Rumusan Masalah 1.4 Teknik Pengumpulan Data BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Struktur Jaringan Jalan 2.2 Klasifikasi Jalan Berdasarkan Sistem Jaringan Jalan 2.3 Unsur Unsur Jaringan Transportasi Jalan 2.4 Elemen Struktur Jaringan Jalan 2.5 Model Jaringan Jalan 2.6 Kota Bandung 2.7 Kota Bandung Barat 2.8 Kampung Gajah 2.9 Identifikasi Jalan Sersan Bajuri BAB III PEMBAHASAN 3.1. 3.2 3.3 3.4 Faktor Kampung Gajah di Bangun di Daerah Sersan Bajuri Tipe Jaringan Jalan Perubahan Pola Jaringaan Jalan Yang Terjadi Dampak Yang Terjadi 3.5.1. Dampak Negatif 3.5.2.Dampak Positif 3.5 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kemacetan BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan 4.2. Saran DAFTAR PUSTAKA

Perencanaan Jaringan Jalan

Page 3

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan jalan di Indonesia sedang berkembang pesat, hampir di setiap pelosok negeri telah memiliki akses jalan walaupun belum semua layak, jalan sangat di butuhkan sebagai sebuah sarana penghubung guna mempermudah dalam memindahkan benda atau manusia dari satu tempat ke tempat lain yang dituju. Jalan merupakan salah satu hal yang penting dalam perkembangan suatu wilayah, suatu wilayah tak kan berkembang dan maju tanpa adanya akses jalan yang memadai.Bandung merupakan salah satu contoh kota yang memiliki alat transportasi yang lengkap, mulai dari motor sampai pesawat terbang, jaringan jalanya pun memadai hanya saja kurang terfasilitasi dan tata guna lahan yang mulai menyalahi aturan, salah satu contohnya adalah jalan sersan bajuri-setiabudhi. Ditinjau dari karakteristik lalu lintas, jalan Setiabudi sebagai jalan kolektor primer merupakan jaringan jalan yang melayani angkutan pengumpul dari jalan lokal ke jalan arteri dengan ciri-ciri perjalanan sedang, sedangkan jalan sersan bajuri adalah jalan lokal yang melayani angkutan dari jalan lingkungan ke kolektor dengan lebar 4 meter . Dengan demikian jalan ini mempunyai fungsi mobilitas, sekaligus melayani akses ke lahan-lahan sekitarnya (UU No.34/2004). Selain itu jalan Setiabudi juga berfungsi menghubungkan secara menerus kota orde ke satu dengan orde-orde kota yang lebih kecil (PPRI No. 26/1985). Kota- kota yang terletak di bagian utara Bandung itu antara lain adalah Lembang, Subang, Pamanukan dan Indramayu. Berdasarkan karakteristik lalu-lintas, pada ruas jalan Setiabudi ada 3 macam jenis lalu lintas, yaitu lalu-lintas lokal, lalu-lintas regional dan menerus. Bercampurnya ketiga jenis lalu-lintas tersebut menyebabkan volume lalu-lintas yang cukup besar pada ruas jalan Setiabudi. Selain itu, telah terjadinya perkembangan jumlah penduduk dan meningkatnya pegerakan masyarakat, terutama pada periode pagi, siang dan sore hari, serta meningkatnya jumlah kepemilikan Kendaraan dan pola penggunaan lahan yang cukup pesat. Adanya terminal Ledeng type B ditepi ruas jalan Dr Setiabudhi tanpa memiliki jalan akses dari dan ke terminal, berakibat pula terhadap terganggunyaPerencanaan Jaringan Jalan Page 4

kelancaran arus lalu lintas menerus di jalan Setiabudi dan sersan bajuri.hal inilah yang melatar belakangi pembuatan makalah ini dan mengapa penulis mengambil judul tersebut karena kampung gajah adalah salah satu yang sangat berperan dalam perubahan fungsi jalan yang kami tinjau. 1.2 Maksud dan Tujuan Dibuatnya karya ilmiah ini adalah bermaksud untuk meneliti mengenai permasalahan dari perkembangan jaringan jalan di daerah bandung terutama di jalan SersanBajuri-Setiabudhi dan bertujuan memberikan solusi bagai mana cara mengatasi permasalahan tersebut. 1.3 Rumusan masalah Masalah yang di angkat adalah mengenai perubahan fungsi jaringan jalan Sersan Bajuri-Setiabudhi akibat pengaliahan fungsi lahan dari perkebunan menjadi tempat wisata,dan masalah apa saja yang terjadi saat ini dan kedepanya. 1.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik yang di pakai dalam pemngumpulan data ini adalah dengan tinjauan langsung dan tinjauan pustaka.

Perencanaan Jaringan Jalan

Page 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Jaringan Jalan Secara definisi jaringan transportasi jalan adalah serangkaian kumpulan simpul atau node dari suatu ruang kegiatan yang dihubungkan oleh jaringan ruang lalu- lintas sehingga membentuk suatu kesatuan sistem jaringan untuk kebutuhan penyelenggaraan lalu- lintas angkutan jalan. Node 2 Node 1 Node 4

Node 3 Gambar 1.1 : Hubungan antar node Terlihat secara jelas bahwa dari simpul 1 bermaksud melakukan perjalanan menuju simpul 4 dapat melalui berbagai lintasan jaringan jalan yang tersedia, ini akan dilakukan pejalan (traveler) berdasarkan beberapa keuntungan yang akan diperoleh selama waktu tempuh. Jaringan jalan simpul 1,4 merupakan perjalanan terpendek yang dapat ditempuh sedangkan jaringan jalan 1, 3, 2, 4 adalah perjalanan terjauh. Adapun rute pada simpul 1, 2, 3 dan simpul 1, 3, 4 dapat dipilih pejalan berdasarkan tingkat kebutuhannya. 2.2 Klasifikasi Jalan Berdasarkan Sistem Jaringan Jalan Sistem jaringan jalan menurut undang- undang jalan 1980 (PP 26/1985) dapat dibedakan berdasarkan pelayanan jasa distribusi : 1. Sistem Jaringan Primer Yaitu sistem jaringan jalan dengan menitik beratkan peranan pelayanan jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah di tingkat Nasional dengan suatu simpul jasa distribusi yang akhirnya diharapkan terbentuk kota.Perencanaan Jaringan Jalan Page 6

2. Sistem Jaringan Sekunder Yakni merupakan sistem jaringan jalan dengan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat di dalam wilayah perkotaan. Adapun berdasarkan fungsi sistem jaringan jalan akan mempunyai dua fungsi utama yaitu : 1. Melayani Kebutuhan Sistem jaringan transportasi yang lengkap akan dapat memberikan pelayanan yang menyeluruh dari permukaan atau tempat asal pergerakan sampai ke tempat tujuan yang diinginkan. 2. Merangsang Perkembangan Sistem jaringan transportasi kota khususnya jalan, perlu diadakan secara lengkap baik itu merupakan jalan utama (main road) atau jalan penunjang (feeder), karena diharapkan dapat menunjang wilayah - wilayah pengembangan perkotaan seperti wilayah pemukiman, industri atau pusat- pusat perdagangan lainnya. Pengembangan sistem jaringan sering dilakukan secara bertahap yang dibagi menjadi : a. Tahap awal adalah perlunya untuk melengkapi jaringan jalan sehingga dapat memberikan dasar untuk hubungan antara pusat- pusat komunitas. Pada tahap ini standar bukan merupakan hal yang penting, tetapi jaringan jalan perlu diusahakan untuk tetap berfungsi sepanjang waktu. b. Tahap kedua adalah meningkatkan kemampuan struktural jalan untuk memikul beban lalu- lintas orang dan barang yang lebih tinggi. c. Tahap akhir adalah penyediaan efisiensi dan keamanan bagi pengoperasian lalulintas dan barang, standar konstruksi jalan merupakan aspek penting untuk dipertimbangkan dalam pengembangan sistem jaringan jalan. 2.3 Unsur-Unsur Transportasi Jalan Unsur- unsur jaringan transportasi jalan meliputi : a. Simpul berupa terminal transportasi jalan, terminal angkutan, sungai dan danau, station kereta api, pelabuhan penyebrangan, pelabuhan laut dan Bandar udara. b. Ruang kegiatan berupa kawasan pemukiman industry, pertambangan, kehutanan, pertanian, perkantoran, perdagangan, pariwisata, dll. c. Ruang lalu- lintas berupa jalan, jembatan atau lintas penyebrangan.Perencanaan Jaringan Jalan Page 7

2.4 Elemen Struktur Jaringan Jalan Elemen dasar dalam proses pembuatan Rencana Jaringan Transportasi Jalan Kota diantaranya adalah : 1. Tata Ruang dan Sistem Perwilayahan Kumpulan tata guna lahan dari berbagai wilayah akan membentuk suatu kesatuan wilayah kota atau sistem perwilayahan kota. Biasanya kota besar akan memiliki pusat- pusat kegiatan atau sub center- sub center yang akan menopang pusat kegiatan utama ( central business district ). Tentunya ini sangat berpengaruh sekali terhadap mobilitas transportasi dan diharapkan diperoleh biaya transportasi total yang minimum, karena keperluan atau kebutuhan kebutuhan masyarakat dapat dilayani dalam radius yang tidak terlalu jauh dari pemukiman sesuai dengan bertambahnya pusat- pusat kegiatan baru. Wilayah pelayanan suatu kota dapat berupa beberapa desa atau suatu kawasan atau beberpa kota dan kawasan di wilayah sekitarnya. Semakin berkembang aktivitas kegiatan sosial ekonomi suatu kota, tentunya harus diiringi dengan aktivitas wilayah pelayanan. Adapun hirarki fungsional kota dalam ruang nasional terdiri dari : a. Pusat Kegiatan Nasional b. Pusat Kegiatan Wilayah c. Pusat Kegiatan Lokal 2. Pusat- pusat Kegiatan Pergerakan lalu lintas atau barang disebabkan adanya pusat- pusat kegiatan dari suatu sistem wilayah kota. Terjadinya pergerakan karena adanya perjalanan manusia atau barang dengan menggunakan berbagai fasilitas jenis angkutan. Pergerakan dapat berlangsung antar pusat- pusat kegiatan seperti ppusat pemukiman, perkantoran, perbelanjaan, terminal ataupun pusat rekreasi. Tentunya dengan adanya pergerakan transportasi barang maupun manusia ini akan menjadi pembangkit maupun penarik perjalanan. Keberadaan suatu sistem jaringan jalan dalam kota seringkali untuk mempermudah analisa terhadap sistem jaringan jalan tersebut, perlu dilakukan evaluasi kelayakan

Perencanaan Jaringan Jalan

Page 8

guna mengetahui apakah jalan tersebut sesuai dengan standar jaringan jalan yang telah tersedia. Adapun beberapa karakteristik atau criteria perencanaan jalan berdasarkan fungsinya dapat dilihat pada table di bawah. Tabel 2.1 : Kriteria Perencanaan Jalan Menurut Fungsinya VRENC Fungsi Min (km/jam) Jarak Lebar Badan Jln Min (m) Antar Jln Akses min (m) Sehubungan ada median SISTEM PRIMER ARTERI 60 8(1+6+1) 500