laporan kinerja instansi pemerintah (lkj ip)biroorganisasi.riau.go.id/document/20170725_lakip setda...

86
Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN 2016

Upload: hanguyet

Post on 03-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 1

LAPORAN KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH

(LKj IP)

SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU

TAHUN 2016

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 1

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa disampaikan kehadirat Allah SWT, karena

atas limpahan rahmat dan karunia-Nya maka Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(LKj IP) Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 dapat diselesaikan.

LKj IP merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor

29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, setiap

instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja yang melaporkan progres

kinerja atas mandat dan sumber daya yang digunakannya.

Laporan kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas semua

kegiatan yang dilakukan guna mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian sasaran

yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2016.

Laporan ini menyajikan analisis realisasi kinerja sasaran dan realisasi

anggaran, sekaligus sebagai bahan untuk mengupayakan perbaikan dan

peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Dengan Laporan Kinerja ini, diharapkan

adanya optimalisasi peran aparatur Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam

mendukung kinerja Pemerintah Provinsi Riau guna mewujudkan Good Governance

dan Clean Government.

Pekanbaru, Maret 2017

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI RIAU

AHMAD HIJAZI, SE, M.Si Pembina Utama Madya NIP. 19670924 199403 1 009

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 1

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………………………………………….……...…....…… i

DAFTAR ISI...............……………………………………….......….................. ii

DAFTAR TABEL......................................................................................... iii

DAFTAR GRAFIK........................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Organisasi…….……........….....…….. 1

1.2 Permasalahan Utama.........................……......………… 2

1.3 Struktur Organisasi…..………………….....………….….. 2

BAB II PERENCANAAN KINERJA

2.1 Perencanaan Strategis ......………………………............. 8

2.2 Pernyataan Misi.......……….....……….....……………..... 10

2.3 Tujuan dan Sasaran....................................................... 11

2.4 Perjanjian Kinerja........................................................... 12

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian Kinerja organisasi……………...……………..... 14

3.2 Realisasi Anggaran...........................................…......... 65

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 2

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan.................................................................... 70

4.2 Strategi Untuk Meningkatkan Kinerja di Masa

Mendatang...................................................................... 72

LAMPIRAN

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 1

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Skala Pengukuran Kinerja pada Laporan kinerja Instansi

Pemerintah.........................................................

14

Tabel 3.2 Pengukuran Kinerja Tahun 2016..................................... 16

Tabel 3.3 Tujuan I beserta Sasaran................................................ 20

Tabel 3.4 Pengukuran Kinerja 2016 – Sasaran Strategis 1............ 22

Tabel 3.5 Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 2............. 25

Tabel 3.6 Pengukuran Kinerja 2016- Sasaran Strategis 3............. 28

Tabel 3.7 Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 4............. 29

Tabel 3.8 Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 5............. 31

Tabel 3.9 Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 6............. 34

Tabel 3.10 Nilai AKIP Setda Provinsi Riau Tahun 2015................... 35

Tabel 3.11 Tujuan II beserta Sasaran............................................... 37

Tabel 3.12 Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 7............. 38

Tabel 3.13 Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 8............. 40

Tabel 3.14 Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 9............. 44

Tabel 3.15 Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 10........... 46

Tabel 3.16 Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 11........... 48

Tabel 3.17 Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 12........... 50

Tabel 3.18 Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 13........... 54

Tabel 3.19 Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 14........... 57

Tabel 3.20 Tujuan III beserta Sasaran............................................. 59

Tabel 3.21 Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 15........... 60

Tabel 3.22 Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 16........... 62

Tabel 3.23 Tujuan IV beserta Sasaran............................................. 63

Tabel 3.24 Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 17........... 64

Tabel 3.25 Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2016..... 65

Tabel 3.26 Anggaran dan Realisasi pada Masing-masing Sasaran

Strategis. ........................................................................

68

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 2

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Perjanjian Kinerja Tahun 2016..................................... 74

Lampiran 2 Pengukuran Kinerja Tahun 2016.................................. 77

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Organisasi

Sekretariat Daerah Provinsi Riau Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi

Riau Nomor 1 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah

dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Riau dan Peraturan Gubernur

Nomor 10 Tahun 2015 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat

Daerah Provinsi Riau mempunyai tugas membantu Gubernur dalam

mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas

dan Lembaga Teknis Daerah mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan,

monitoring dan evaluasi, pelaporan serta pelayanan administratif serta

menyelenggarakan kewenangan yang dilimpahkan Pemerintah kepada Gubernur

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Untuk menjalankan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas Sekretaris

Daerah menyelenggarakan fungsi :

a. Pengkoordinasian perumusan kebijakan seluruh SKPD;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas manajerial dan teknis di seluruh SKPD;

c. Pengkoordinasian monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan,

pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis di seluruh SKPD;

d. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas pelayanan administratif di lingkungan

Sekretariat Daerah;

e. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas teknis di bidang hukum, organisasi, tata

laksana, reformasi birokrasi, kehumasan, keprotokolan dan persandian,

pelayanan pengadaan barang dan jasa secara elektronik dan pelaksanaan

fungsi lainnya yang tidak menjadi tugas SKPD yang lain;

f. Pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 2

1.2 Permasalahan Utama

Adapun permasalahan utama Sekretariat Daerah Provinsi Riau yang harus

diselesaikan dalam rangka mewujudkan pelayanan umum pemerintahan yang baik

dan bersih dalam rangka menjadikan Provinsi Riau sebagai Provinsi yang maju,

masyarakat sejahtera dan berdaya saing tinggi, terhapusnya kemiskinan serta

tersedianya lapangan kerja adalah sebagai berikut :

1. Belum optimalnya peran Sekretariat Daerah Provinsi Riau sebagai unsur

pembantu Kepala Daerah dalam menjalankan Pemerintah Daerah.

2. Masih lemahnya aparatur dalam berkomitmen sesuai dengan Standard

Operasional Prosedur dalam menjalankan anggaran.

3. Belum maksimalnya penggunaan aparatur untuk menjalankan administrasi

perkantoran dan teknis bidang lainnya.

4. Kemampuan Sember daya Aparatur masih belum optimal dalam menjalankan

tugas-tugas yang dibebankan.

5. Tuntutan Pelayanan Publik yang prima belum optimal.

6. Cepatnya perubahan instrumen penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan sering

berubah–ubahnya peraturan Pemerintah Pusat.

7. Cepatnya perubahan, sehingga tuntutan masyarakat terhadap Profesionalisme

Aparatur Sekretariat Daerah semakin meningkat.

1.3 Struktur Organisasi

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan

masyarakat, sekretariat Daerah Provinsi Riau ditunjang dengan rincian struktur

organisasi sebagai berikut :

1. Staf Ahli

a. Bidang Hukum dan Politik

b. Bidang Pemerintahan

c. Bidang Pembangunan

d. Bidang Ekonomi dan Keuangan

e. Bidang Kemasyarakatan dan SDM

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 3

2. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat

a. Biro Administrasi Pemerintahan Umum

1. Bagian Kepala Daerah, Hubungan antar Lembaga dan DPRD

a) Sub Bagian Kepala Daerah dan Pembinaan Perangkat

b) Sub Bagian Hubungan Antar Lembaga DPRD dan Asosiasi

c) Sub Bagian Tata Usaha Biro

2. Bagian Dekosentrasi dan Kerjasama Daerah

a) Sub Bagian Fasilitasi Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat

di Daerah

b) Sub Bagian Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan

c) Sub Bagian Kerjasama Daerah

3. Bagian Otonomi Daerah

a) Sub Bagian Desentralisasi dan Pengembangan Otonomi Daerah

b) Sub Bagian Pelaporan dan Evaluasi Kinerja Pemerintahan

Daerah

c) Sub Bagian Pengembangan Kapasitas Pemerintahan Daerah

4. Bagian Pemerintahan Umum

a) Sub Bagian Penataan Batas Wilayah Administrasi

b) Sub Bagian Pertanahan

c) Sub Bagian Pelayanan Umum Pemerintahan Daerah

b. Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat

1. Bagian Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

a) Sub Bagian Sosial

b) Sub Bagian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

c) Sub Bagian Tata Usaha Biro

2. Bagian Kesehatan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Berencana

a) Sub Bagian Kesehatan dan Keluaraga Berencana

b) Sub Bagian Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan

c) Sub Bagian Perlindungan Anak dan Narkoba

3. Bagaian Pendidikan dan Keagamaan

a) Sub Bagian Pendidikan

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 4

b) Sub Bagian Aktifitas Keagamaan

c) Sub Bagian Sarana Dan Prasarana Keagamaan

c. Biro Administrasi Kemasyarakatan

1. Bagian Kesatuan Bangsa dan Politik

a) Sub Bagian Kesatuan Bangsa

b) Sub Bagian Perpolitikan

c) Sub Bagian Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

2. Bagian Pemuda dan Olahraga

a) Sub Bagian Kepemudaan

b) Sub Bagian Keolahragaan

c) Sub Bagian Tata Usaha Biro

3. Bagian Pemberdayaan Masyarakat dan Komunitas Adat

a) Sub Bagian Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan

b) Sub Bagian Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan

c) Sub Bagian Komunitas Adat Terpencil

3. Asisten Perekonomian dan Pembangunan

a. Biro Administrasi Pembangunan

1. Bagian Administrasi dan Perencanaan Pembangunan

a) Sub Bagian Penyusunan Program Pembangunan

b) Sub Bagian Penelitian dan Pengembangan

c) Sub Bagian Tata Usaha Biro

2. Bagian Administrasi Pelayanan Pengadaan Secara Elektronik

a) Sub Bagian Pelayanan

b) Sub Bagian Pemeliharaan Sistem

c) Sub Bagian Monitoring Evaluasi dan Pelaporan

3. Bagian Program Provinsi dan Sektoral

a) Sub Bagian Pengendalian Proyek APBD

b) Sub Bagian Pengendalian Proyek APBN

c) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan APBD/APBN

4. Administrasi Layanan Pengadaan Barang atau Jasa

a) Sub Bagian Layanan Barang/Jasa

b) Sub Bagian Pengaduan dan Sanggah

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 5

c) Sub Bagian Administrasi dan Umum

b. Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam

1. Bagian Pengembangan Perekonomian

a) Sub Bagian Koperasi dan UMKM dan Ekonomi Kreatif

b) Sub Bagian Pengembangan Dunia Usaha dan Industri

c) Sub Bagian Lembaga Perekonomian Pemerintahan dan Non

Pemerintahan

2. Bagian Investasi dan Kerjasama Ekonomi

a) Sub Bagian Penanaman Modal Dan Promosi

b) Sub Bagian Badan Usaha Milik Daerah

c) Sub Bagian Kerjasama Ekonomi

3. Bagian Sumberdaya Hayati dan Non Hayati

a) Sub Bagian Sumberdaya Hayati

b) Sub Bagian Sumberdaya Non Hayati

c) Sub Bagian Sumberdaya Buatan

4. Bagian Makro Ekonomi dan Informasi Perekonomian

a) Sub Bagian Informasi Perekonomian

b) Sub Bagian Regulasi dan Kebijakan Makro Ekonomi

c) Sub Tata Usaha Biro

4. Asisten Administrasi Umum

a. Biro Hukum dan Hak Asasi Manusia

1. Bagian Produk Hukum Provinsi

a) Sub Bagian Peraturan Derah

b) Sub Bagian Peraturan Gubernur Dan Keputusan Gubernur

c) Sub Bagian Evaluasi Produk Hukum Daerah

2. Bagian Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan Hukum

a) Sub Bagian Pembinaan dan Pengawasan Produk Hukum

Kabupaten/Kota Wilayah I

b) Sub Bagian Pembinaan dan Pengawasan Produk Hukum

Kabupaten/Kota Wilayah II

c) Sub Bagian Penyuluhan Hukum

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 6

3. Bagian Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia

a) Sub Bagian Litigasi

b) Sub Bagian Non Litigasi

c) Sub Bagian Hak Asasi Manusia

4. Bagian Dokumentasi dan Naskah Hukum Daerah

a) Sub Bagian Dokumentasi dan Perpustakaan Sekretariat Daerah

b) Sub Bagian Naskah Hukum Daerah

c) Sub Bagian Tata Usaha Biro

b. Biro Organisasi

1. Bagian Kelembagaan, Anjab dan ABK

a) Sub Bagian Kelembagaan Prvinsi dan Kabupaten/Kota

b) Sub Bagian Analisa Jabatan

c) Sub Bagian Analisa Beban Kerja

2. Bagian Tatalaksana dan Pelayanan Publik

a) Sub Bagian Standarisasi Kerja

b) Sub Bagian Sistem dan Prosedur

c) Sub Bagian Pelayanan Publik

3. Bagian Reformasi Birokrasi dan Akuntabilitas

a) Sub Bagian Reformasi Birokrasi Provinsi dan Kabupaten/Kota

b) Sub Bagian Akuntabilitas dan Kinerja Organisasi

c) Sub Bagian Sistem Informasi Organisasi

4. Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah

a) Sub Bagian Kepegawaian

b) Sub Bagian Jabatan Fungsional

c) Sub Bagian Tata Usaha Biro

c. Biro Umum

1. Bagian Tata Usaha Umum dan Rumah Tangga Pimpinan

a) Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga Gubernur

b) Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga Wakil Gubernur

dan Sekretaris Daerah

c) Sub Bagian Tata Usaha Biro

2. Bagian Keuangan Sekretariat Daerah

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 7

a) Sub Bagian Tata Usaha Keuangan Sekretariat Daerah

b) Sub Bagian Belanja Pegawai dan Perjalanan Dinas Sekretariat

Daerah

c) Sub Bagian Verifikasi Keuangan Sekretariat Daerah

3. Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah

a) Sub Bagian Penatausahaan Barang Sekretaris Daerah

b) Sub Bagian Penerimaan, Penyimpanan dan Distribusi Barang

Sekretariat Daerah

c) Sub Bagian Pengadaan, Pengamanan dan Pemeliharaan

Sekretariat Daerah

4. Bagian Protokol dan Persediaan

a) Sub Bagian Protokol

b) Sub Bagian Akomodasi dan Transportasi

c) Sub Bagian Persediaan

d. Biro Hubungan Masyarakat

1. Bagian Pengumpulan Informasi

a) Sub Bagian Pendataan Informasi

b) Sub Bagian Penyaringan Informasi

c) Sub Bagian Tata Usaha Biro

2. Bagian Penyajian Informasi

a) Sub Bagian Hubungan Pers

b) Sub Bagian Dokumentasi

c) Sub Bagian Distribusi

3. Bagian Penerangan

a) Sub Bagian Bina Penyuluhan

b) Sub Bagian Bina Pemberitaan

c) Sub Bagian Bina Penertiban

4. Bagian Publikasi

a) Sub Bagian Audio Visual

b) Sub Bagian Publikasi

c) Sub Bagian Editor

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 8

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1 Perencanaan Strategis

Secara formal sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, diamanatkan

agar setiap Instansi pemerintah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan

fungsi dalam pengelolaan sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan

kepadanya berdasarkan perencanaan strategis (Strategic Planning) yang

diharapkan melalui rencana strategis masing masing SKPD. Sekretariat Daerah

merupakan salah satu SKPD yang mempunyai peran yang sentral dalam

pelaksanaan pemerintahan.

Perencanaan Strategis Sekretariat Daerah Provinsi Riau disusun dalam

rangka mendukung pencapaian Tujuan dan Sasaran Dengan mengacu pada konsep

visi dan misi Provinsi Riau, maka visi Sekretariat Daerah Provinsi Riau, yaitu

“Terwujudnya Koordinasi Pelayanan Administrasi Pemerintahan Daerah yang

Profesional, Akuntabel dan Kepastian Hukum”.

Maka penjelasan visi sebagai berikut:

1. Terwujudnya Koordinasi dan Pelayanan Administrasi Pemerintahan

- Terwujudnya koordinasi dalam arti sebagai sarana saling

berkomunikasi dalam mencapai tujuan kebijakan Pemerintahan Pusat

Ke Provinsi, Provinsi Ke kabupaten, Kabupaten ke Kecamatan, dan

seterusnya.

- Pelayanan Administrasi adalah perencanaan, pengendalian, dan

pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakan mereka

yang melaksanakannya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

- Aparatur Pemerintah disini adalah pegawai yang ada di Sekretariat

Derah Provinsi Riau, profesi adalah semua bidang pekerjaan.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 9

- Menciptakan pelayanan yang prima adalah suatu kewajiban bagi

aparatur. Pelayanan adalah jasa yang diberikan. Ukurannya adalah

rasa, indikatornya adalah tingkat kepuasan yang dilayani.

2. Terwujudnya Profesional dan Akuntabilitas

- Profesional adalah bila melakukan pekerjaan dengan kualitas tinggi,

Profesional menuntut sesuatu yang lebih dari sekedar “bekerja” juga

menuntut pemenuhan standar tertentu. Menjadi profesional tak hanya

membutuhkan keahlian tinggi, juga membutuhkan kesungguhan dalam

bekerja. Untuk terwujudnya aparatur yang profesional dalam

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, maka perlu dilakukan

peningkatan kapasitas aparatur baik dalam pengetahuan, wawasan

maupun keahlian dengan mengikuti pendidikan dan latihan formal,

workshop, bimbingan teknis dan lainnya. Disamping itu menumbuhkan

kesadaran dan meningkatkan kedisiplinan yang tinggi didalam diri

setiap pegawai untuk melaksanakan kewajibannya sebagai pegawai

negeri sipil adalah hal yang dianggap penting. Dengan diterapkannya

hal tersebut diatas diharapkan aparatur yang ada di Sekretariat Daerah

Provinsi Riau mampu menjadi profesional dalam pelaksanaan tugasnya

pada Sekretariat Daerah Provinsi Riau.

- Akuntabilitas dapat dipahami sebagai kewajiban pihak pemegang

amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan,

melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang

menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi

amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta

pertanggungjawaban tersebut. Makna akuntabilitas ini merupakan

konsep filosofis inti dalam manajemen sektor publik. Dalam konteks

organisasi pemerintah, sering ada istilah akuntabilitas publik

yang berarti pemberian informasi dan disclosure atas aktivitas dan

kinerja finansial pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan

dengan laporan tersebut. Pemerintah, baik pusat maupun daerah,

harus bisa menjadi subyek pemberi informasi dalam rangka

pemenuhan hak-hak publik.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 10

3. Meningkatkan Kepastian Hukum

- Asas Kepastian Hukum adalah asas dalam negara hukum yang

mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan,

dan keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara Negara.

Maksudnya asas ini menghendaki dihormatinya hak yang telah

diperoleh seseorang berdasarkan suatu keputusan badan atau pejabat

administrasi negara.

2.2 Pernyataan Misi

Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan memperhatikan

kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan kedepan, serta memperhitungkan

peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 9 (sembilan) misi sebagai berikut :

Misi Sekretariat Daerah Provinsi Riau adalah:

1. Mengoptimalisasikan Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengendalian

administrasi pembangunan dan pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang

transparan dan akuntabel.

2. Optimalisasi penataan dan pembinaan sektor ekonomi dan SDA Daerah serta

pelayanan administrasi perekonomian pada setiap sektor ekonomi.

3. Menyelenggarakan pelayanan administrasi Pemerintahan dan masyarakat

secara Profesional, efektif, efisien dan akuntabel yang didukung dengan

teknologi.

4. Memberikan pelayanan informasi secara professional, efektif, efisien, dan

akuntabel.

5. Menetapkan kebijakan pengembangan Kesejahteraan Rakyat yang sinergis

dan terpadu sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat, dengan pemerintah

kabupaten/kota.

6. Meningkatkan Kualitas Produk Hukum Daerah, Kepastian Hukum Dan

Perlindungan Hak Asasi Manusia.

7. Menyelenggarakan tugas dan pelayanan umum pemerintahan yang bersinergi

dan terkoordinasi.

8. Meningkatkan Kualitas Organisasi Pemerintahan menjadi terdepan sesuai

dengan Reformasi Birokrasi.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 11

9. Menetapkan kebijakan dan koordinasi pengembangan Kemasyarakatan yang

sinergis dan terpadu sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat dengan

pemerintah kabupaten/kota.

2.3 Tujuan dan Sasaran

Untuk mencapai visi dan misi Setda Provinsi Riau, maka tujuan yang hendak

dicapai atau dihasilkan dalam kurun 5 tahun sebagai berikut :

Tujuan 1 : Meningkatnya kualitas kelembagaan, ketatalaksanaan dan

penyelenggaraan pemerintahan daerah serta pemantapan

reformasi birokrasi.

Sasaran 1 : Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Otonomi Daerah

Sasaran 2 : Meningkatnya Kualitas Produk Hukum Provinsi dan Kab/Kota.

Sasaran 3 : Meningkatnya Fasilitas Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Sasaran 4 : Meningkatkan Kualitas Kelembagaan Perangkat Daerah

Sasaran 5 : Meningkatkan Kualitas Ketatalaksanaan Perangkat Daerah

Sasaran 6 : Penguatan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Tujuan 2 : Mewujudkan Kebijakan Umum Pemerintah yang

Berorientasi pada Kepentingan Publik

Sasaran 7 : Meningkatkan Kualitas Penanganan masalah bidang Sosial,

tenaga kerja dan transmigrasi

Sasaran 8 : Meningkatnya Kualitas Penanganan masalah bidang

Kesehatan, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Berencana serta permasalahan perlindungan anak dan narkoba.

Sasaran 9 : Meningkatkan pemahaman masyarakat dalam kesatuan bangsa

dan politik

Sasaran 10 : Meningkatnya pemahaman masyarakat dalam Pemberdayaan

Masyarakat dan Komunitas Adat

Sasaran 11 : Meningkatkan Pengembangan Perekonomian

Sasaran 12 : Meningkatkan pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati, Sumber

Daya Alam Non Hayati dan Sumber Daya Buatan

Sasaran 13 : Terselenggaranya Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan Dari

Dana APBD dan APBN

Sasaran 14 : Terselenggaranya Proses Pengadaan Barang dan Jasa Yang

Transparan dan Akuntabel

Tujuan 3 : Terwujudnya Profesionalisme Aparatur dalam

Penyelengaraan Administrasi dan Kebijakan Pemerintah

Sasaran 15 : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Administrasi Tata Usaha dan

Rumah Tangga Pimpinan

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 12

Sasaran 16 : Meningkatkan Layanan Pengelolaan Keuangan Sekretariat

Daerah

Tujuan 4 : Terwujudnya Transparansi Pelaksanaan Kebijakan

Pemerintah

Sasaran 17 : Peningkatan Pelayanan Informasi Kehumasan yang Cepat,

Tepat dan Akurat

2.4 Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja Sekretariat Provinsi Riau merupakan dokumen yang

berisikan penugasan dari Gubernur Provinsi Riau Kepada Sekretaris Daerah untuk

melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.

Perjanjian kinerja tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan komitmen Sekretaris

Daerah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanat atas kinerja terukur

tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan

tahun bersangkutan tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud

akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang

diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun

sebelumnya sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

Tujuan disusunnya Perjanjian Kinerja adalah :

1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima (Sekretaris Daerah Provinsi

Riau) dan pemberi amanah (Gubernur Provinsi Riau) untuk meningkatkan

integritas, akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur.

2. Menetapkan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.

3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencampaian tujuan dan

sasaran organisasi dan sebagai pemberian penghargaan dan sanksi.

4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan

supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah.

5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan

dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Sekretaris Daerah Provinsi Riau pada

tahun 2016 melakukan perjanjian kinerja dengan Gubernur Provinsi Riau untuk

mewujudkan target kinerja. Dalam Perjanjian Kinerja tahun 2016, Sekretaris Daerah

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 13

Provinsi Riau melaksanakan 35 program yang didukung oleh APBD Provinsi Riau

sebesar Rp 315.822.998.994.- (Tiga ratus lima belas milyar delapan ratus dua puluh

dua juta sembilan ratus sembilan puluh delapan ribu sembilan ratus sembilan puluh

empat rupiah).

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 8

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian Kinerja Organisasi

Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj

IP) Sekretriat Daerah Provinsi Riau sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis

(Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) ataupun Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan

Perjanjian Kinerja (PK) Pemerintah Provinsi Riau.

Pertanggungjawaban kinerja sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran

antara yang diukur dengan alat ukurnya. Pertanggung jawaban pengukuran yang

diukur adalah kegiatan, program dan sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana

kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai

piranti perencanaan yang telah dibuat.

LKj IP adalah tindak lanjut dari pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 29

Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun

2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, setiap

instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja yang melaporkan progres

kinerja atas mandat dan sumber daya yang digunakannya.

Dalam rangka melakukan evaluasi keberhasilan atas pencapaian tujuan dan

sasaran organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan pada perencanaan jangka

menengah, maka digunakan skala pengukuran sebagai berikut:

Tabel 3.1. Skala Pengukuran Kinerja pada Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

No Skala Capaian Kinerja Kategori

1 Lebih dari 100 % Sangat baik

2 75 % sampai 100 % Baik

3 55 % sampai 75 % Cukup

4 Kurang dari 55 % Kurang

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 9

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang pedoman penyusunan

Penetapan Kinerja dan Pelaporan Kinerja, maka pengukuran kinerja secara

kuantitatif dapat diperoleh dengan membandingkan target dan realisasi selama satu

tahun dengan rumus sebagai berikut :

Sedangkan Persentase Perbandingan terhadap Capaian Tahun 2016 dihitung

dengan rumus sebagai berikut :

Persentase Capaian terhadap Target Akhir Renstra dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

Catatan: Rumus berlaku untuk indikator dengan data kuantitatif

Pada tahun 2016, Sekretariat Daerah Provinsi Riau telah melaksanakan

program dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Sesuai dengan Perjanjian

Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 dan Rencana Strategis

Sekretariat Daerah Provinsi Riau, terdapat 17 sasaran strategis yang harus

diwujudkan pada tahun ini, yaitu:

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 8

Tabel 3.2.

Pengukuran Kinerja Tahun 2016

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Meningkatnya

Kualitas

Penyelenggaraan

Otonomi Daerah

1. Nilai Predikat LPPD 10 Besar 14 60%

2. Persentase Predikat LPPD Sangat Tinggi Kabupaten/Kota

50 % 80% 160%

3. Jumlah Rekomendasi yang ditindaklanjuti oleh Kabupaten/kota

1 Dokumen

(Laporan)

0 0%

2. Meningkatkan

Kualitas Produk

Hukum Provinsi

dan Kab/Kota

4. Jumlah Peraturan Daerah yang diharmonisasi

19 Perda 16 Ranperda 84,21%

5. Jumlah Peraturan Gubernur yang diharmonisasi

60 Pergub 112 Pergub 186,67%

6. Jumlah Keputusan Gubernur yang diharmonisasi

900 Kepgub 1239 Kepgub 137,67%

3 Meningkatkan

Fasilitas Bantuan

Hukum dan HAM

7. Jumlah Gugatan/Perkara yang ditangani

20 Perkara 6 Perkara 30%

4. Meningkatkan

Kualitas

Kelembagaan

Perangkat

Daerah

8. Prosentase SKPD Yang Tepat Fungsi dan Tepat Ukuran

43 SKPD 43 SKPD 100%

5. Meningkatkan

Kualitas

Ketatalaksana

Perangkat

Daerah.

9. Jumlah SKPD yang dilakukan pembinaan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)

14 SKPD 14 SKPD 100%

10. Jumlah SKPD Provinsi yang mendapatkan predikat kepatuhan tinggi terhadap SPP

5 SKPD 2 SKPD 40%

6. Penguatan

terhadap

Akuntabilitas

Kinerja Instansi

Pemerintah.

11. Nilai AKIP B D -100%

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 9

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

7. Meningkatkan

Kualitas

Penanganan

masalah Bidang

Sosial, Tenaga

Kerja dan

Transmigrasi

12. Jumlah kebijakan tentang permasalahan Sosial.

1 Rekomendasi 0 Rekomendasi 20%

13. Jumlah kebijakan tentang Permasalahan Tenaga Kerja dan Transmigrasi

1 Rekomendasi 0 Rekomendasi 25%

8. Meningkatnya

Kualitas

Penanganan

masalah bidang

Kesehatan,

Pemberdayaan

Perempuan dan

Keluarga

Berencana serta

permasalahan

perlindungan

anak dan

narkoba

14. Jumlah Kebijakan tentang permasalahan Kesehatan dan KB

1 Rekomendasi 1 Draft Pergub 75%

15. Jumlah Kebijakan tentang permasalahan Pemberdayaan Perempuan

1 Rekomendasi 0 Rekomendasi 40%

16. Jumlah Kebijakan tentang permasalahan perlindungan anak dan narkoba

1 Rekomendasi 0 Rekomendasi 45%

9. Meningkatkan

pemahaman

masyarakat

dalam Kesatuan

Bangsa dan

Politik

17. Jumlah rekomendasi kebijakan tentang Kesatuan Bangsa dan Politik

1 Dokumen Implementasi

Kebijakan

85%

10. Meningkatnya

pemahaman

masyarakat

dalam

Pemberdayaan

Masyarakat dan

Komunitas Adat

18. Jumlah rekomendasi kebijakan tentang Pemberdayaan Masyakat

1 Dokumen 1 Draft SK

Gubernur

75%

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 10

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

11. Meningkatkan

Pengembangan

Perekonomian

19. Jumlah data dan rekomendasi Kebijakan KUMKM dan ekonomi kreatif serta Dunia Usaha dan Dunia Industri

Data dan 1

Rekomendasi

Data dan 1

Rekomendasi

100%

20. Jumlah data dan rekomendasi penataan non pemerintah

1 Data dan

Rekomendasi

1 Data dan

Rekomendasi

100%

12. Meningkatkan

pemanfaatan

Sumber Daya

Alam Hayati,

Sumber Daya

Alam Non Hayati

dan Sumber Daya

Buatan

21. Jumlah data dan rekomendasi Sumber Daya Alam Hayati, Sumber Daya Alam Non Hayati dan Sumber Daya Buatan Provinsi Riau

Data dan 1

Rekomendasi

Data dan 1

Rekomendasi

100%

22. Tingkat pendapatan yang berasal dari industri ekstraktif

Data dan 1

Rekomendasi

Data dan 1

Rekomendasi

100%

13. Terselenggaranya

Pengendalian

Pelaksanaan

Kegiatan dari

Dana APBD dan

APBN

23. Persentase realisasi keuangan dan fisik penyerapan dana APBD Prov. Riau

80%

84,37% 105,46%

24. Persentase realisasi keuangan dan fisik penyerapan dana APBN Prov. Riau

80% 70% 87,5%

25. Tingkat kesesuaian target perencanaan dengan realisasi

80% 100% 125%

14. Terselenggaranya

Proses

Pengadaan

Barang dan Jasa

yang Transparan

dan Akuntabel

26. Jumlah Paket Pengadaan yang di Lelang Melalui ULP dan LPSE

1500 Paket 1163 Paket 77,53%

27. Jumlah Aparatur Pemerintah Provinsi Riau Yang Mengikuti Bimtek dan ujian sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa

80 Aparatur 53 Aparatur 66,25%

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 11

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

28. Jumlah SKPD Yang Melaksanakan Proses Pengadaan Melalui LPSE

43 SKPD 43 SKPD 100%

15 Meningkatkan

Kualitas

Pelayanan

Administrasi Tata

Usaha dan

Rumah Tangga

Pimpinan

29. Persentasi Kebutuhan Rumah Tangga Pimpinan

100% 100% 100%

16 Meningkatkan

Layanan

Pengelolaan

Keuangan

Sekretariat

Daerah

30. Jumlah SPM yang diterbitkan

3500 SPM 1233 SPM 35,23%

31. Jumlah Persetujuan Verifikasi Dokumen Pertanggung Jawaban

3500

Persetujuan

935

Persetujuan

26,71%

17 Peningkatan

Pelayanan

Informasi

Kehumasan yang

cepat, tepat dan

akurat

32. Jumlah Penyediaan Informasi yang Update berupa

- Photo

- Buku - DVD - CD - Majalah

- 6 Paket

Studio foto

- 1200

Foto,10R

- 2160

foto,4R

- 3300 buku

- 247 DVD

- 100 CD

- 12 edisi

2000

eksemplar

- 0 Paket

Studio Foto

- 4380 Foto

10R

- 4260 foto

4R

- 2720 buku

- 247 DVD

- 100 CD

- 6 Edisi

2000

eksemplar

- 0%

- 365%

- 197,22%

- 82,42%

- 100%

- 100%

- 50%

33. Jumlah Penyebaran Informasi Provinsi Riau yang dipublikasikan di Media Massa Melalui TV, Radio, Koran, dan Online

- 12 bulan - 263 Galeri

Foto

- 12 bulan - 322 Galeri

Foto

- 122,43%

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 12

Pengukuran kinerja Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Riau Tahun 2016

menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah.

Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran

Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Riau Tahun 2015 disajikan sebagai berikut :

I. Tujuan Meningkatnya kualitas kelembagaan, ketatalaksanaan dan

penyelenggaraaan pemerintahan daerah serta pemantapan reformasi

birokrasi dijabarkan dalam 17 (tujuh belas) sasaran strategis dengan 33

(tiga puluh tiga) indikator kinerja.

Capaian Sasaran Strategis dan Indikatornya tesebut akan diuraikan sebagai berikut.

Tabel 3.3. Tujuan I beserta Sasaran

Tujuan I Sasaran

Meningkatnya kualitas

kelembagaan,

ketatalaksanaan dan

penyelenggaraaan

pemerintahan daerah serta

pemantapan reformasi

birokrasi

1 Meningkatkan kualitas Penyelenggaraan Otonomi Daerah

2 Meningkatnya kualitas Produk Hukum Provinsi dan Kab/Kota

3 Meningkatkan Fasilitas Bantuan Hukum dan HAM

4 Meningkatkan Kualitas Kelembagaan Perangkat Daerah

5 Meningkatkan Kualitas Ketatalaksanaan Perangkat Daerah

6 Penguatan Terhadap Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 13

Sasaran Meningkatkan kualitas Penyelenggaraan Pemerintah Otonomi

Daerah diukur melalui indikator predikat Laporan Penyelenggaraan Pemerintah

Daerah (LPPD). LPPD adalah kewajiban Kepala Daerah (KDH) yang dilaporkan

kepada Pemerintah setiap tahun berdasarkan PP No. 3 Tahun 2007 dan dilakukan

evaluasi sejak tahun 2009 sesuai amanat PP No. 6 tahun 2008. Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dilakukan secara terukur, dan melibatkan

beberapa Kementerian/LPNK (Kemendagri, Kemen PAN-RB, BPS, dan LAN)

terhadap Provinsi, Kabupaten, dan Kota untuk memotret kinerja penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah terutama dari aspek Manajemen Pemerintahan. Dari hasil

evaluasi tersebut dapat diperoleh gambaran kinerja dari pemerintahan daerah, baik

di level pengambilan kebijakan maupun di level pelaksanaan kebijakan dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat.

Fungsi mengukur indikator ini adalah untuk mengetahui informasi kinerja

yang terukur dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Sekeretariat

Daerah Provinsi Riau untuk meningkatkan kinerjanya.

Evaluasi Kinerja Penyelenggara Pemerintah Daerah (EKPPD) terhadap

Laporan Penyelenggara yang dilaksanakan tahun 2014 merupakan Penetapan

Peringkat dan Status Kinerja Penyelenggara Pemerintah secara Nasional tahun

2012. Peringkat dan status kinerja pada EKPPD terbagi atas :

a. 3 (tiga) besar Penyelenggaraan Pemerintah Propinsi yang berprestasi paling

tinggi secara nasional

b. 10 (sepuluh) besar Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten yang berprestasi

paling tinggi secara nasional

c. 10 (sepuluh) besar Penyelenggaraan Pemerintahan Kota yang berprestasi paling

tinggi secara nasional

Sehingga Persentase Perbandingan terhadap Capaian Tahun 2013 adalah

sebesar -50%. Predikat LPPD Pemerintah Provinsi Tahun 2014 (Peringkat LPPD

Sasaran Strategis 1:

Meningkatkan kualitas Penyelenggaraan Otonomi Daerah

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 14

Tahun 2012) yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri RI Nomor

120-251 Tahun 2014 menempatkan Provinsi Riau pada peringkat 25 (status sedang)

dari 33 provinsi. Sedangkan Predikat LPPD Pemerintah Provinsi Tahun 2013

(Peringkat LPPD Tahun 2011) berada pada peringkat 16 (status tinggi) sesuai yang

tertera pada Keputusan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 120-2818 Tahun 2013.

Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran 1 dimaksud maka dilakukan

pengukuran kinerja sebagai berikut:

Tabel 3.4. Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 1

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Kinerja

(1) (2) (3) (4) (5)

Meningkatkan kualitas

Penyelenggaraan

Pemerintah Otonomi

Daerah

1. Nilai Predikat LPPD 10 Besar 14 besar* 60%*

11 Persentase Predikat LPPD Sangat Tinggi Kabupaten/Kota

50 % 80% 160%

12 Jumlah Rekomendasi yang ditindaklanjuti oleh Kabupaten/kota

1 Dokumen

(Laporan)

0 0

Dalam pengukuran kinerja terdapat penyesuaian terhadap target. Pada

Perjanjian Kinerja Tahun 2016 terdapat 3 (tiga) indikator kinerja yaitu Nilai Predikat

LPPD, Persentase Predikat LPPD sangat tinggi Kabupaten/Kota dan Jumlah

rekomendasi yang ditindaklanjuti oleh Kabupaten/Kota. Secara umum capaian

indikator pada sasaran meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintah otonomi

daerah dapat dicapai sesuai target.

Sementara untuk nilai predikat LPPD tahun 2016 belum dilakukan penilaian.

Pada tahun 2015 peringkat LPPD Provinsi Riau berda pada posisi 14 dari 34 provinsi

skala Nasional. Untuk LPPD Provinsi Riau tahun 2016 telah dilakukan evaluasi dan

validasi oleh Tim Nasional EKPPD akan tetapi hasilnya belum ditetapkan oleh

Kementerian Dalam Negeri dan biasanya diumumkan pada bulan April Tahun 2017

pada waktu peringatan hari Otonomi Daerah, dengan prediksi LPPD Provinsi Riau

Tahun 2016 berada pada peringkat 8 dari 34 Provinsi Skala Nasional.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 15

Dari indikator kedua yaitu persentase predikat LPPD sangat tinggi

Kabupaten/Kota untuk predikat LPPD Kabupaten/Kota Tahun 2016 belum

diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri akan tetapi nilai dan status LPPD

Kabupaten/Kota pada Tahun 2016 sangat tinggi.

Terkait jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti oleh Kabupaten/Kota tidak

ada rekomendasi yang dikeluarkan Tim Nasional EKPPD dan Tim Daerah EKPPD

terkait evaluasi dan validasi data Kabupaten/Kota.

Pencapaian sasaran 1 tidak terlepas dari pelaksanaan Program Peningkatan

Kualitas Kelembagaan dengan kegiatan antara lain adalah:

1. Penyusunan LPPD Provinsi Riau dengan Realisasi anggaran sebesar Rp

344.596.500,00,- atau 84,62% dari total pagu sebesar Rp 407.222.150,00,-.

Output dari kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen LPPD Provinsi Riau yang

diserahkan kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri RI.

2. Penyusunan Indikator Kinerja Kunci (IKK) LPPD Provinsi Riau dengan tujuan

untuk mengetahui kinerja Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah

Kabupaten/Kota dan Pembina LPPD Pengisian IKK SKPD Provinsi dan 12

Kabupaten/Kota. Realisasi anggaran kegiatan ini sebesar Rp 166.522.950,00,-

atau 97,22% dari total pagu sebesar Rp 171.278.957,00,-. Output dari kegiatan

ini adalah tersusunnya buku IKK LPPD Provinsi Riau yang diserahkan kepada

Presiden melalui Menteri Dalam Negeri RI.

3. Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota Se Provinsi

Riau dengan realisasi sebesar Rp 219.656.000,00 atau 91,27% dari total pagu

sebesar Rp 254.983.000,00.

Di dukung juga oleh Program Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah dan Percepatan Otonomi Daerah dengan kegiatan antara lain

adalah:

1. Pembinaan Perangkat Pemerintahan Daerah Provinsi dengan realisi anggaran

sebesar Rp 136.841.100,00,- atau 96,11% dari total pagu sebesar Rp

146.894.651,91,-.

2. Rapat Koordinasi Gubernur Dengan Bupati/Walikota Dalam Rangka Pemantapan

Penyelenggaraan Pemerintahan dengan realisi anggaran sebesar Rp

239.668.976,00,- atau 93,26% dari total pagu sebesar Rp 256.990.001,00,-.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 16

3. Rapat Koordinasi Gubernur Dengan Camat Se-Provinsi Riau dengan realisi

anggaran sebesar Rp 247.613.000,00,- atau 97,84% dari total pagu sebesar

Rp 253.076.376,00,-.

Kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan

pemerintah otonomi daerah diantaranya:

1. SKPD terlambat menyampaikan laporan Program/Kegiatan yang dikelola

sehingga penyusunan LPPD Provinsi menjadi terhambat.

2. Kabupaten/Kota juga terlambat menyampaikan data pendukung, sehingga

menghambat penyusunan LPPD Provinsi.

3. Data yang dimaksud tersebut di atas harus disertai data pendukung yang benar

yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya karena sangat penting untuk

mengisi Indikator Kinerja Kunci (IKK)

4. Aspek Tingkat Capaian Kinerja untuk IKK Provinsi sangat penting karena memiliki

bobot penilaian yang paling tinggi dan dukungan data SKPD dan

Kabupaten/Kota harus benar.

Sasaran Meningkatnya kualitas Produk Hukum Provinsi dan Kabupaten/Kota

diukur dari 3 indikator yaitu jumlah Peraturan Daerah yang diharmonisasi, jumlah

Peraturan Gubernur yang diharmonisasi dan jumlah Keputusan Gubernur yang

diharmonisasi. Fungsi mengukur ketiga indikator ini adalah untuk mengetahui

informasi mengenai Surat Keputusan Gubernur dan Peraturan Gubernur,

Kabupaten/Kota, dan Naskah Hukum yang menjadi landasan formal setiap kebijakan

di Provinsi Riau.

Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran Meningkatnya kualitas Produk

Hukum Provinsi dan Kabupaten/Kota dimaksud maka dilakukan pengukuran kinerja

sebagai berikut:

Sasaran Strategis 2 :

Meningkatnya kualitas Produk Hukum Provinsi dan

Kabupaten/Kota

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 17

Tabel 3.5.

Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 2

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Kinerja

%

Perbandinga

n terhadap

Capaian

Tahun 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatnya

kualitas Produk

Hukum Provinsi dan

Kab/Kota

Jumlah Peraturan

Daerah yang

diharmonisasi

19 Perda 16

Ranperda

84,21% -

Jumlah Peraturan

Gubernur yang

diharmonisasi

60

Pergub

112

Pergub

186,67% 100,90%

Jumlah Keputusan

Gubernur yang

diharmonisasi

900

Kepgub

1239

Kepgub

137,67% 136,30%

Gambar 3.1

Jumlah Produk Hukum yang Di Hasilkan Oleh Biro Hukum Setda Provinsi Riau

Secara umum capaian indikator pada Meningkatnya Kualitas Produk Hukum

Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat dicapai sesuai target.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 18

Capaian kinerja jumlah produk hukum yang diharmonisasi pada tahun 2016

mencapai 136.18% dengan 16 Draft Peraturan Daerah (84,21%), 112 Peraturan

Gubernur Riau ( 186,67%) dan 1239 Keputusan Gubernur (136,30%).

Adapun upaya yang dilakukan untuk mencapai sasaran/target kinerja adalah

sebagai berikut.

1. Melakukan inventarisasi Ranperda sesuai dengan Propemperda

2. Melakukan penyelarasan Naskah Akademik dan Harmonisasi Ranperda

3. Melaksanakan rapat pembahasan Ranperda dengan instansi pengusul dan

instansi terkait lainnya.

4. Melakukan koordinasi dengan DPRD

5. Mengikuti Rapat Pansus dan Rapat Kerja dengan DPRD berkaitan dengan

pembahasan Ranperda

6. Melakukan konsultasi Ranperda ke Kementerian Dalam Negeri

7. Melakukan study orientasi ke daerah lain untuk mendapatkan masukan sebagai

pembanding materi maupun Ranperda.

Sedangkan kendala/hambatan dalam mencapai sasaran/target kinerja

tersebut adalah sebagai berikut.

1. Koordinasi dengan DPRD terkait dengan jadwal pembahasan Ranperda sangat

sulit

2. SKPD pengusul lambat dalam menyampaikan naskah akademik dan draft

Ranperda

Adapun solusi yang akan dilakukan di tahun depan untuk mengatasi masalah

tersebut adalah sebagai berikut.

1. Melakukan upaya untuk mendapatkan jadwal pembahasan Ranperda di DPRD

secepat mungkin

2. Melaksanakan rapat koordinasi dengan Kepala SKPD pengusul dan melibatkan

Sekretaris Daerah sebagai pimpinan rapat.

Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Jumlah Peraturan

Daerah yang Telah di Harmonisasi adalah sebesar Rp 383.737.487,- atau 89,01%

dari total pagu sebesar Rp 431.102.267,-. Hal ini berarti terdapat efisiensi

penggunaan sumber daya sebesar 10,99% dari pagu yang ditentukan. Keberhasilan

pencapaian Jumlah Produk Hukum Provinsi yang Telah di Harmonisasi tidak terlepas

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 19

dari pelaksanaan Program Penataan Peraturan Perundang-undangan melalui

Kegiatan Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Riau,

Kajian Peraturan Perundang-undangan Daerah (Evaluasi Rancangan Peraturan

Daerah Dan Klarifikasi Peraturan Daerah Kab/Kota Se Provinsi Riau) Wilayah I,

Kajian Peraturan Perundang-undangan Daerah (Evaluasi Rancangan Peraturan

Daerah Dan Klarifikasi Peraturan Daerah Kab/Kota Se Provinsi Riau) Wilayah II,

Koordinasi Kerjasama Permasalahan Peraturan Perundang-undangan (Pembinaan

Dan Pengawasan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Se Provinsi Riau) Wilayah I,

Koordinasi Kerjasama Permasalahan Peraturan Perundang-undangan (Pembinaan

Dan Pengawasan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Se Provinsi Riau) Wilayah II,

Rapat Koordinasi Peraturan Daerah Kab/Kota Se Provinsi Riau dan Sosialisasi

Perda Bantuan Hukum.

Sementara untuk penggunaan sumber daya keuangan pada pencapaian

jumlah Peraturan Gubernur dan Keputusan Gubernur Riau yang telah diharmonisasi

adalah sebesar Rp 117.554.400,-atau 92,16% dari total pagu anggaran Rp

127.591.400,- dengan efisiensi anggaran sebesar 7,84%. Keberhasilan pencapaian

Jumlah Produk Hukum Provinsi yang Telah di Harmonisasi tidak terlepas dari

pelaksanaan Program Penataan Peraturan Perundang-undangan melalui Kegiatan

Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Gubernur Riau, Bimtek

Penyusunan Peraturan Gubernur Dan Keputusan Gubernur, dan Fasilitasi Konsultasi

Peraturan Perundang-Undangan Kabupaten/Kota Se- Provinsi Riau.

Sasaran Meningkatkan Fasilitas Bantuan Hukum dan HAM merupakan

sasaran kinerja baru bagi Biro Hukum dan HAM Sekretariat Daerah Provinsi Riau.

Sasaran ini diukur melalui indikator jumlah gugatan/perkara yang ditangani.

Sasaran Strategis 3:

Meningkatkan Fasilitas Bantuan Hukum dan HAM

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 20

Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran Meningkatkan Fasilitas

Bantuan Hukum dan HAM dimaksud maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai

berikut:

Tabel 3.6.

Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 3

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Kinerja

%

Perbandingan

terhadap

Capaian

Tahun 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatkan

Fasilitas Bantuan

Hukum dan HAM

Jumlah

Gugatan/Perkara

yang ditangani

20

Perkara

6 Perkara 30% -

Secara umum capaian indikator pada sasaran meningkatkan fasilitas bantuan

hukum dan HAM masih belum dapat target. Adapun perkara yang ditangani oleh

Biro Hukum Setda Provinsi Riau pada Tahun 2016 terdiri dari 3 (tiga) perkara

Perdata dan 3 (tiga) perkara Tata Usaha Negara yaitu :

- Perkara Perdata Nomor : 302/PDT.6/2016/PN.Pbr pada proses mediasi di

Pengadilan Negeri Pekanbaru.

- Perkara Perdata Nomor : 64/PDT.6/2016/PN.Pbr pada proses penyelesaian

Tingkat Kasasi di MA.

- Perkara Perdata Nomor : 156/BTH/2016/PN.Pbr pada proses penyelesaian

Tingkat Kasasi di MA.

- Perkara Tata Usaha Negara Nomor : 28/TUN/2016/PT.TUN.Pbr telah putus dan

dinyatakan Incraht

- Perkara TUN Nomor : 29/TUN/2016/PT.TUN.Pbr telah putus dan dinyatakan

Incraht

- Perkara TUN Nomor : 37/TUN/2016/PT.TUN.Pbr pada proses kesimpulan akhir.

Penggunaan sumber daya keuangan pada pencapaian Sasaran

Meningkatkan Fasilitas Bantuan Hukum dan HAM adalah sebesar Rp

179.993.473,00 atau sebesar 91,17% dari total pagu anggaran Rp 197.431.659,00.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 21

Sasaran Meningkatkan Kualitas Kelembagaan Perangkat Daerah diukur

melalui indikator Persentase SKPD yang tepat fungsi dan tepat ukuran. Jumlah

SKPD yang tepat fungsi dan tepat ukuran adalah SKPD yang tugas pokok dan

fungsinya tidak tumpang tindih dengan SKPD lainnya. Fungsi mengukur indikator ini

adalah untuk mengetahui informasi penataan dan penguatan instansi di Pemerintah

Provinsi Riau. Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran Meningkatkan Kualitas

Kelembagaan Perangkat Daerah dimaksud maka dilakukan pengukuran kinerja

sebagai berikut:

Tabel 3.7.

Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 4

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Kinerja

%

Perbandingan

terhadap

Capaian Tahun

2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatkan

Kapasitas

Kelembagaan

Perangkat Daerah

Persentase SKPD

yang tepat fungsi

dan tepat ukuran

43 SKPD 43 SKPD 100% 100%

Secara umum capaian indikator pada sasaran meningkatkan kapasitas

kelembagaan perangkat daerah dapat dicapai sesuai target.

Capaian kinerja pada Jumlah SKPD yang tepat fungsi dan tepat ukuran

dihitung berdasarkan realisasi peraturan gubernur tentang Tugas Pokok dan Fungsi

(Uraian Tugas) Organisasi Perangkat Daerah/SKPD. Realisasi target SKPD yang

sesuai dengan Pergub uraian tugas yaitu 43 SKPD atau 100%. Sehingga rata-rata

capaian sasaran Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Perangkat Daerah Tahun

2016 adalah 100%. Rata-rata capaian sasaran tersebut apabila dibandingkan

dengan realisasi Tahun 2015 adalah sama yaitu 100% karena pada tahun

sebelumnya seluruh SKPD sebanyak 51 SKPD telah tepat fungsi dan tepat ukuran.

Sasaran Strategis 4 :

Meningkatkan Kualitas Kelembagaan Perangkat Daerah

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 22

Pencapaian tersebut dibuktikan dengan diterbitkannya Peraturan Gubernur

Riau Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

Provinsi Riau dan Peraturan Gubernur Riau tentang OPD di lingkungan Pemerintah

Provisni Riau sebanyak 43 Peraturan Gubernur.

Capaian kinerja tersebut tidak terlepas dari pelaksanan Program dan kegiatan

yang mendukung peningkatan kapasitas Kelembagaan Perangkat Daerah pada Biro

Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Riau yaitu Program Penataan Kelembagaan

dengan kegiatan :

1. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah Kab/Kota

Se-Provinsi Riau dengan penggunaan sumber daya keuangan sebesar Rp

91.916.800,00 atau 82,25% dari total pagu sebesar Rp 111.746.828,76.

2. Rapat Koordinasi Kelembagaan Provinsi Dan Kab/Kota Se Provinsi Riau dengan

penggunaan sumber daya keuangan sebesar Rp 96.130.950,00 atau 60,30%

dari total pagu sebesar Rp 159.418.038,00.

3. Pembinaan, Monitoring Dan Evaluasi Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

Kab/Kota Se Provinsi Riau dengan penggunaan sumber daya keuangan sebesar

Rp 80.866.800,00 atau 77,38% dari total pagu sebesar Rp 104.509.988,00

4. Penataan Organisasi Perangkat Daerah dengan penggunaan sumber daya

keuangan sebesar Rp 104.827.875,00 atau 23,78% dari total pagu sebesar Rp

440.769.150,00

5. Pembinaan Pemerintah Kabupaten/Kota Dalam Pembentukan Organisasi

dengan penggunaan sumber daya keuangan sebesar Rp 124.472.625,00 atau

72,26% dari total pagu sebesar Rp 172.249.316,00

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 23

Sasaran Meningkatkan Kualitas Ketatalaksanaan Perangkat Daerah diukur

melalui indikator jumlah SKPD yang dilakukan pembinaan penyusunan Standar

Operasional Prosedur (SOP) dan jumlah SKPD Provinsi yang mendapatkan predikat

kepatuhan tinggi terhadap Standar Pelayanan Publik.

Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran dimaksud maka dilakukan

pengukuran kinerja sebagai berikut:

Tabel 3.8.

Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 5

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Kinerja

%

Perbandingan

terhadap

Capaian

Tahun 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatkan

Kualitas

Ketatalaksanaan

Perangkat Daerah

Jumlah SKPD yang

dilakukan

pembinaan

penyusunan

Standar

Operasional

Prosedur (SOP)

14 SKPD 14 SKPD 100% 100%

Jumlah SKPD

Provinsi yang

mendapatkan

predikat kepatuhan

tinggi terhadap

SPP

5 SKPD 2 SKPD 40% -

Secara umum capaian indikator pada sasaran meningkatkan kualitas

ketatalaksanaan perangkat daerah dapat dicapai sesuai target.

Pencapaian indikator Jumlah SKPD yang dilakukan pembinaan penyusunan

Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah 14 SKPD di lingkungan Pemerintah

Sasaran Strategis 5 :

Meningkatkan Kualitas Ketatalaksanaan Perangkat Daerah

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 24

Provinsi Riau. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari pelaksanaan Program

Penataan Kelembagaan dengan kegiatan antara lain adalah:

1. Pembinaan SOP Dilingkungan Pemerintah Kabupaten/ Kota dengan realisasi

anggaran sebesar Rp 185.142.400,00 atau 84,11% dari total pagu sebesar Rp

220.126.737,08,-.

2. Penyusunan SOP SKPD Provinsi Riau dengan realisasi anggaran sebesar Rp

226.672.100,00 atau 67,93% dari total pagu sebesar Rp 333.665.645,00.

Sementara untuk indikator Jumlah SKPD Provinsi yang mendapatkan predikat

kepatuhan tinggi terhadap Standar Pelayanan Publik dari target 5 SKPD hanya 2

SKPD yang mendapat predikat kepatuhan tinggi sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik pada Tahun 2016 yaitu Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu dengan nilai 91,90 dan Badan Perpustakaan, Arsip

dan Dokumentasi dengan nilai 87 dengan zona kepatuhan berada dalam zona hijau

atau predikat tinggi dengan nilai berkisar antara 81-100.

Adapun upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pencapaian jumlah SKPD

yang mendapat nilai kepatuhan tinggi adalah sebagai berikut.

1. Fasilitasi Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) kepada SKPD di

lingkungan Pemerintah Provinsi Riau

2. Pembinaan Inovasi Pelayanan Publik Se Provinsi Riau

3. Melaksanakan koordinasi mengenai Standar Pelayanan Publik dengan

Kementerian Dalam Negeri dan Ombudsman Provinsi Riau.

4. Penguatan Kepatuhan Standar Pelayanan Publik (SPP) kepada SKPD di Provinsi

Riau

Penggunaan sumber daya keuangan dalam peningkatan indikator jumlah

SKPD yang mendapatkan predikat tinggi dilaksanakan melalui Program Pelayanan

Publik melalui kegiatan :

1. Fasilitasi Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Se Provinsi Riau dengan

realisasi anggaran sebesar Rp 525.590.730,00 atau sebesar 93,71% dari total

pagu anggaran Rp 560.866.428,93

2. Pembinaan Inovasi Pelayanan Publik se Provinsi Riau dengan realisasi anggaran

sebesar Rp 120.751.731,00 atau sebesar 42,01% dari total anggaran Rp

287.420.022,00

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 25

3. Rapat koordinasi pelayanan publik Se Provinsi Riau dengan realisasi sebesar Rp

142.450.600,00 atau sebesar 79,66% dari total anggaran sebesar Rp

178.823.626,04

4. Kepatuhan Standar Pelayanan Publik (SPP) SKPD Provinsi Riau dengan realisasi

sebesar Rp 158.289.100,00 atau 50,5% dari total pagu anggaran sebesar Rp

313.416.627,21

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah rangkaian

sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan

penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran,

dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban

dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. Akuntabilitas Kinerja adalah

perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan

kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka

mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah

ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.

Sasaran Penguatan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

diukur melalui indikator Nilai/Predikat AKIP.

Predikat AKIP Setda adalah hasil dari proses pelaksanaan evaluasi dengan

rincian interprestasi dan karakteristik instansinya. Pada dasarnya setiap kali

dilakukan evaluasi kinerja akuntabilitas oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur

Negera dan Reformasi Birokrasi (PAN RB), disampaikan laporan awal/pendahuluan

hasil evaluasi secara informal kepada instansi pemerintah yang dievaluasi agar

dapat ditindaklanjuti. Jika mekanisme ini dipatuhi semua pihak maka akan terjadi

proses perbaikan secara terus-menerus dalam instansi pemerintah. Hasil akhir

evaluasi selanjutnya disampaikan secara formal melalui surat keputusan Menteri

Negara PAN dan RB yang disertai peringkat (rating) hasil evalusi.

Sasaran Strategis 6 :

Penguatan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 26

Fungsi dari mengukur indikator Peningkatan Predikat AKIP Setda adalah

untuk mengetahui informasi kelemahan dalam penerapan SAKIP, memberikan saran

perbaikan atau rekomendasi untuk peningkatan kinerja dan penguatan akuntabilitas

instansi pemerintah, menyusun pemeringkatan hasil evaluasi guna kepentingan

penetepan kebijakan di bidang pendayagunaan aparatur negara.

Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran dimaksud maka dilakukan

pengukuran kinerja sebagai berikut:

Tabel 3.9.

Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 6

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Kinerja

%

Perbandingan

terhadap

Capaian

Tahun 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Penguatan

Terhadap

Akuntabilitas

Kinerja Instansi

Pemerintah

Nilai AKIP B D -100% -

Secara umum capaian indikator pada sasaran Penguatan Terhadap

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tidak dapat dicapai sesuai target.

Indikator dari sasaran penguatan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

tidak dapat dibandingkan dari capaian tahun sebelumnya dikarenakan indikator

penilaian yang berbeda.

Capaian Indikator kinerja Nilai AKIP Setda Tahun 2016 dilihat dari nilai AKIP

Setda pada tahun 2015 yaitu 20,20 dengan predikat D atau Sangat Kurang.

Pencapaian ini masih jauh dari target yang telah ditetapkan hal ini dikarenakan

penilaian Akuntabilitas Kinerja Setda dilihat dari beberapa faktor yaitu :

1. Perencanaan Kinerja

2. Pengukuran Kinerja

3. Pelaporan Kinerja

4. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Internal

5. Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 27

Dari penilaian yang dilakukan oleh Tim Evaluator dari Inspektorat Provinsi

Riau dengan rincian nilai sebagai berikut.

Tabel 3.10.

Nilai AKIP Setda Provinsi Riau Tahun 2015

No. Uraian Bobot Nilai

1 Perencanan Kinerja 30 8,84

2 Pengukuran Kinerja 25 2,81

3 Pelaporan Kinerja 15 6,27

4 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Internal

10 0

5 Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi

20 2,28

Jumlah 100 20,20

Nilai tersebut merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen

manajemen kinerja yang dievaluasi terhadap Sekretariat Daerah Provinsi Riau. Hasil

tersebut sangat jauh dari target yang telah ditetapkan. Terdapat beberapa catatan

dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh Inspektoran Provinsi Riau diantaranya :

1. Renstra belum dipublikasikan

2. Indikator tujuan belum memenuhi kriteria indikator yang baik

3. Sasaran pada Renstra belum berorientasi hasil

4. Indikator kinerja sasaran belum memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik

5. Dokumen restra belum selaras dengan dokumen RPJMD

6. Perjanjian kinerja belum menyajikan IKU

7. Laporan kinerja belum diupload ke website

8. Informasi kinerja dalam Laporan Kinerja belum dapat diandalkan

9. Belum terdapat pemantauan mengenai kemajuan pencapaian kinerja beserta

hambatannya

10. Target belum dapat dicapai

11. Capaian kinerja belum baik dari tahun sebelumnya

12. Informasi mengenai kinerja tidak diandalkan

Adapun rekomendasi evaluasi terhadap hasil Akuntabilitas Sekretariat Daerah

Provinsi Riau adalah sebagai berikut.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 28

1. Untuk perencanaan kinerja

- Renstra supaya dipublikasikan melalui website

- Merumuskan indikator tujuan dan sasaran yang memenuhi kriteria indikator

yang specific, measurable, achievable, reliable, dan timely bond (SMART).

- Sasaran supaya berorientasi hasil

- Menyelaraskan dokumen Renstra dengan dokumen RPJMD

- Dokumen perjanjian kinerja supaya selaras dengan RPJMD dan Renstra

- Rencana aksi atas kinerja supaya dimonitor pencapaiannya secara berkala

2. Pengukuran Kinerja

- Supaya mempedomani IKU Pemerintah Provinsi dalam menyusun IKU

organisasi

- Melakukan pengumpulan data kinerja yang handal

3. Pelaporan kinerja

- Laporan kinerja supaya diupload ke dalam website

4. Evaluasi Kinerja Internal

- Melakukan pemantauan mengenai kemajuan pencapaian kinerja beserta

hambatannya

5. Pencapaian sasaran/kinerja Organisasi

- Meningkatkan capaian kinerja berdasarkan target yang telah ditetapkan

dengan menyajikan informasi yang dapat diandalkan serta selaras dengan

sasaran yang ingin dicapai dalam Renstra.

Penggunaan sumber daya keuangan untuk Peningkatan Predikat AKIP Setda

adalah sebesar Rp 55.742.700,00 atau 66,27% dari total pagu sebesar Rp

84.114.000,00 yakni melalui Program Peningkatan Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan dengan kegiatan Penyusunan Penetapan

Kinerja (PENJA), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LKj IP).

II. Tujuan Mewujudkan Kebijakan Umum Pemerintah yang Berorientasi pada

Kepentingan Publik dijabarkan dalam 8 (delapan) sasaran strategis dengan

17 (tujuh belas) indikator kinerja.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 29

Capaian Sasaran Strategis dan Indikatornya tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

Tabel 3.11.

Tujuan II beserta Sasaran

Tujuan II Sasaran

Mewujudkan Kebijakan

Umum Pemerintah yang

Berorientasi pada

Kepentingan Publik

7 Meningkatkan kualitas Penanganan masalah bidang sosial,

tenaga kerja dan transmigrasi

8 Meningkatnya Kualitas Penanganan masalah bidang

Kesehatan, Pemberdayaan perempuan dan Keluarga

Berencana serta permasalahan perlindungan anak dan

narkoba

9 Meningkatkan pemahaman masyarakat dalam kesatuan

bangsa dan politik

10 Meningkatnya pemahaman masyarakat dalam pemberdayaan

masyarakat dan komunitas adat

11 Meningkatkan Pengembangan Perekonomian

12 Meningkatkan pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati,

Sumber Daya Alam Non Hayati dan Sumber Daya Buatan

13 Terselenggaranya Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan dari

Dana APBD dan APBN

14 Terselenggaranya Proses Pengadaan Barang dan Jasa yang

Transparan dan Akuntabel

Sasaran Meningkatkan kualitas Penanganan Masalah Bidang Sosial, Tenaga

Kerja dan Transmigrasi diukur melalui indikator Jumlah Kebijakan tentang

Permasalahan Sosial dan Jumlah Kebijakan tentang permasalahan tenaga kerja dan

transmigrasi.

Kebijakan tentang permasalahan Sosial adalah strategi, tindakan, atau

rencana untuk mengatasi masalah sosial dan memenuhi kebutuhan sosial. Fungsi

Sasaran Strategis 7 :

Meningkatkan kualitas Penanganan Masalah Bidang

Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 30

mengukur indikator ini adalah untuk mengetahui informasi jumlah kebijakan yang

yang mengusahakan adanya kesetaraan diantara warga masyarakat dalam

mewujudkan kesejahteraannya.

Perbedaan latar belakang dan kondisi antar warga masyarakat sering kali

mengakibatkan posisi dan kesempatan mereka tidak sama. Hal itu mengakibatkan

warga masyarakat dengan latar belakang dan kondisi tertentu akan

termarginalisasi/terabaikan dan mengalami masalah dalam mewujudkan

kesejahteraannya, bahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Oleh sebab itu,

dibutuhkan peranan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan yang dapat

mendukung kelompok ini memenuhi kesejahteraannya.

Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran dimaksud maka dilakukan

pengukuran kinerja sebagai berikut:

Tabel 3.12.

Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 7

Sasaran Strategis Indikator

Kinerja Target Realisasi

Capaian

Kinerja

%

Perbandingan

terhadap

Capaian

Tahun 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatkan

kualitas Penanganan

masalah bidang

sosial, tenaga kerja

dan transmigrasi

Jumlah

Kebijakan

tentang

permasalahan

Sosial

1

Rekomendasi

0

Rekomendasi

20% 21,05%

Jumlah

Kebijakan

tentang

Permasalahan

Tenaga Kerja

dan

Transmigrasi

1

Rekomendasi

0

Rekomendasi

25% 26,31%

Secara umum capaian indikator pada Meningkatkan kualitas Penanganan

masalah bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi belum dapat dicapai sesuai

target. Hal ini dikarenakan setelah diadakan rapat koordinasi dengan instansi terkait,

tidak ada kebijakan/Pergub yang dikeluarkan untuk Tahun 2016 oleh Biro

Kesejahteraan Rakyat.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 31

Apabila dibandingkan dengan Tahun 2015 realisasi indikator kinerja ini

menurun karena pada tahun sebelumnya telah disusun draft Peraturan Gubernur

tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 18 Tahun

2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Penyandang Disabilitas. Peraturan

Gubernur ini bertujuan menjadi pedoman dalam perlindungan dan pemenuhan hak-

hak setiap penyandang disabilitas sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya.

Peraturan Gubernur tersebut mencakup beberapa hal sebagai berikut :

1. Kesamaan Kesempatan Pendidikan

2. Persyaratan dan Kualifikasi Pekerjaan

3. Kesempatan dan Bantuan Usaha

4. Persyaratan Teknis Aksesibilitas

5. Tata Cara Penilaian Sarana dan Prasarana Tranportasi

6. Ketentuan Penyelenggaraan Rehabilitasi

7. Ketentuan Pemberian Bantuan Sosial

8. Tata Cara dan Persyaratan Perlindungan dan Pelayanan

9. Tata Cara Partisipasi

10. Pelaksanaan Seleksi Komite

11. Insentif dan Penghargaan

12. Pembiayaan Organisasi Penyandang Disabilitas

13. Tata Penyediaan Pelayanan Pendampingan

Untuk realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 apabila dibandingkan

dengan target Indikator Kinerja Program dan Kegiatan dalam RENSTRA rata-rata

telah tercapai 23,75%, mengingat tipe perhitungan indikator Sasaran Strategis 5

bersifat kumulatif dengan kondisi kinerja pada akhir periode renstra adalah 4

kebijakan.

Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian indikator ini adalah

sebesar Rp 7.762.000,- atau 4,55% dari total pagu Rp 170.508.610,- artinya

pelaksanaan kegiatan Perumusan Kebijakan di bidang Sosial belum dapat terealisasi

dengan baik.

Pada Indikator Jumlah Kebijakan tentang Permasalahan Tenaga Kerja dan

Transmigrasi juga masih belum mencapai target. Karena dari hasil koordinasi yang

dilakukan oleh Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dengan SKPD terkait belum

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 32

ada kebijakan baik dalam bentuk Peraturan Gubernur atau Keputusan Gubernur

terkait Permasalahan Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang disusun pada Tahun

2016.

Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian indikator ini adalah

sebesar Rp 15.938.000,- atau sebesar 14,68% dari total pagu anggaran Rp

108.562.500,- artinya kegiatan Perumusan Kebijakan Bidang Tenaga Kerja dan

Tranmigrasi juga belum dapat dilaksanakan secara optimal.

Sasaran Meningkatnya Kualitas Penanganan masalah bidang Kesehatan,

Pemberdayaan perempuan dan Keluarga Berencana serta permasalahan

perlindungan anak dan narkoba diukur melalui indikator kinerja Jumlah Kebijakan

tentang Permasalahan Kesehatan dan KB, jumlah kebijakan tentang permasalahan

pemberdayaan perempuan dan Jumlah Kebijakan tentang Permasalahan

Perlindungan Anak dan Narkoba.

Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran dimaksud maka dilakukan

pengukuran kinerja sebagai berikut:

Tabel 3.13.

Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 8

Sasaran Strategis Indikator

Kinerja Target Realisasi

Capaian

Kinerja

%

Perbandingan

terhadap

Capaian

Tahun 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatnya

Kualitas

Penanganan

masalah bidang

Kesehatan,

Pemberdayaan

perempuan dan

Jumlah

Kebijakan

tentang

Permasalahan

Kesehatan

dan KB

1

Rekomendasi

1 Draft

Pergub

75% -

Sasaran Strategis 6 :

Meningkatnya Kualitas Penanganan masalah bidang Kesehatan, Pemberdayaan

perempuan dan Keluarga Berencana serta permasalahan perlindungan anak dan

narkoba

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 33

Sasaran Strategis Indikator

Kinerja Target Realisasi

Capaian

Kinerja

%

Perbandingan

terhadap

Capaian

Tahun 2015

Keluarga

Berencana serta

permasalahan

perlindungan anak

dan narkoba

Jumlah

Kebijakan

tentang

permasalahan

pemberdayaan

perempuan

1

Rekomendasi

0

Rekomendasi

40% -

Jumlah

Kebijakan

tentang

permasalahan

perlindungan

anak dan

narkoba

1

Rekomendasi

0

Rekomendasi

45% 45%

Secara umum capaian indikator pada Meningkatnya Kualitas Penanganan

masalah bidang Kesehatan, Pemberdayaan perempuan dan Keluarga Berencana

serta permasalahan perlindungan anak dan narkoba belum dapat mencapai target.

Capaian indikator kinerja Jumlah Kebijakan tentang masalah bidang

Kesehatan dan KB masih 75 % dikarenakan adanya perubahan judul terhadap

Peraturan Gubernur yang diharmonisasi di Biro Hukum menjadi Peraturan Gubernur

Riau tentang Penyelenggaraan Kesehatan Ibu dan Anak. Sehingga waktu yang ada

tidak mencukupi sampai penyelesaian legalitas Peraturan Gubernur tersebut.

Namun demikian, Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat yang memfasilitasi

hal ini sudah melakukan berbagai kegiatan dalam upaya pencapaian target berupa

mengadakan rapat dengan Dinas Kesehatan, Polda, BKKBN, Biro Hukum dan

Badan Pemberdayaan Perempuan , Anak dan KB mengenai permasalahan

kesehatan dan KB. Selain itu Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat juga

melaksanakan konsultasi Ke Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian

Kesehatan RI terkait penyusunan draft Peraturan Gubernur Riau tentang

Penyelenggaraan Kesehatan Ibu dan Anak.

Adapun upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut

adalah dengan melanjutkan proses penyelesaian Peraturan Gubernur Riau tentang

Penyelenggaraan Kesehatan Ibu dan Anak pada tahun anggaran berikutnya.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 34

Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian indikator ini tidak

terlepas dari pelaksanaan kegiatan Penyusunan Perumusan Kebijakan Dibidang

Kesehatan Dan KB dengan realisasi anggaran sebesar Rp 91.173.489,- atau 52,95%

dari total pagu sebesar Rp 172.186.195,-.

Sementera untuk indikator jumlah kebijakan tentang permasalahan

pemberdayaan perempuan belum dapat mencapai target. Hal ini dikarenakan

belum maksimalnya koordinasi yang dilakukan dalam penyelesaian perumusan

kebijakan Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Namun,

demikian Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat telah melaksanakan Rapat

Koordinasi dengan Stake Holder terkait dalam hal ini Kejaksaan Tinggi, POLDA Riau,

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Riau, Badan Pemberdayaan

Perempuan, Perlindungan Anak dan KB, Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional Daerah Riau dan Badan Narkotika Nasional Wilayah Riau).

Yang menjadi kendala dalam pencapaian indikator Jumlah rekomendasi

kebijakan terkait permasalahan pemberdayaan perempuan dikarenakan belum

maksimalnya koordinasi yang dilakukan terkait permasalahan pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak sehingga kedepannya akan lebih

mengoptimalkan koordinasi yang perlu dilakukan dengan SKPD dan stakeholder

terkait.

Begitu pula dengan pencapaian indikator jumlah kebijakan tentang

Permasalahan Perlindungan Anak dan Narkoba yang masih jauh dari target yang

telah ditetapkan.

Kendala yang dihadapi dalam Meningkatnya Kualitas Penanganan masalah

bidang Kesehatan, Pemberdayaan perempuan dan Keluarga Berencana serta

permasalahan perlindungan anak dan narkoba yang mengkibatkan belum adanya

realisasi atas indikator ini adalah dikarenakan tidak adanya usulan dari instansi

terkait tentang perumusan kebijakan bidang perlindungan anak dan narkoba dan

dikarenakan sudah ada Peraturan Daerah tentang hak-hak dasar kelayakan hidup

anak Provinsi Riau Tahun 2013 dan Peraturan Daerah tersebut sudah

mengakomodir Perlindungan terhadap anak.

Namun demikian, Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat telah melakukan

upaya dalam pencapaian target sasaran tersebut melalui :

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 35

- Rapat koordinasi dengan stakeholder terkait

- Monitoring dan evaluasi guna pengambilan data ke Kabupaten/Kota

- Melaksanakan konsultasi ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak

- Orientasi ke BNN Provinsi Sumatera Utara

Penggunaan sumber daya keuangan untuk pelaksanaan kegiatan

Penyusunan Perumusan Kebijakan Bidang Perlindungan Anak Dan Narkoba

.tersebut adalah sebesar Rp 153.710.195,00 atau sebesar 71,57% dari total pagu

anggaran Rp 214.779.266,-

Sasaran Meningkatkan pemahaman masyarakat dalam kesatuan bangsa dan

politik diukur melalui indikator kinerja Jumlah rekomendasi Kebijakan tentang

kesatuan bangsa. Kebijakan tentang kesatuan bangsa salah satunya dalam bentuk

kebijakan terkait pemberian gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan, tokoh, dan

pejuang daerah Riau. Gelar adalah penghargaan daerah yang diberikan Gubernur

kepada seseorang yang telah gugur atau meninggal dunia atas perjuangan,

pengabdian, dharma bakti, dan karya yang luar biasa kepada daerah Riau. Tanda

jasa adalah penghargaan daerah yang diberikan Gubernur kepada seseorang yang

berjasa dan berprestasi luar biasa dalam mengembangkan dan memajukan suatu

bidang tertentu yang bermanfaar besar bagi daerah Riau. Tanda kehormatan adalah

penghargaan daerah yang diberikan Gubernur kepada seseorang, kesatuan, institusi

pemerintah, atau organisasi atas dharma bakti dan kesetiaan yang luar biasa

terhadap daerah Riau. Tokoh adalah seseorang yang berprestasi dalam bidang

tertentu dibandingkan dengan orang lain pada masa hidup maupun setelah ia

meninggal dunia. Pejuang adalah perintis, pendiri Provinsi Riau dan seseorang yang

telah berjasa dalam bidang tertentu semasa hidupnya sesuai dengan kriterianya dan

gelar yang diberikan kepada Warga Negara Indonesia atau seseorang yang berjuang

Sasaran Strategis 9 :

Meningkatkan Pemahaman Masyarakat Dalam Kesatuan

Bangsa dan Politik

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 36

melawan penjajah di wilayah Riau, yang gugur atau meninggal dunia demi membela

bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kejuangan

atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan

kemajuan Daerah Riau.

Fungsi mengukur indikator ini adalah untuk mengetahui informasi jumlah

kebijakan yang dapat menjadi pedoman dalam Pemberian Gelar, Tanda Jasa, dan

Tanda Kehormatan dan agar Pemberian Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan

tepat sasaran dan akuntabel.

Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran dimaksud maka dilakukan

pengukuran kinerja sebagai berikut :

Tabel 3.14.

Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 9

Sasaran Strategis Indikator

Kinerja Target Realisasi

Capaian

Kinerja

%

Perbandingan

terhadap

Capaian

Tahun 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatkan

pemahaman

masyarakat dalam

kesatuan bangsa

dan politik

Jumlah

rekomendasi

Kebijakan

tentang

kesatuan

bangsa

1

Rekomendasi

Implementasi

Kebijakan

85% 42,5%

Secara umum capaian indikator pada Meningkatkan pemahaman masyarakat

dalam kesatuan bangsa dan politik dapat dicapai sesuai target. Namun jika

dibandingkan dengan capaian Tahun 2015 sebesar 200 % dengan menghasilkan 2

dokumen, pencapaian tahun 2016 dapat dikatakan menurun sebesar 125%. Hal ini

dikarenakan pada tahun 2016 hanya dilakukan implementasi kebijakan dari

Peraturan Gubernur Riau Nomor 108 Tahun 2015 tanggal 15 Desember 2015

tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 5 Tahun

2011 Tentang Gelar, Tanda Jasa, Tanda Kehormatan, Tokoh Pejuang Daerah Riau.

Bentuk implementasi dari kebijakan tersebut adalah dengan dilaksanakannya

sosialisasi terhadap Peraturan Gubernur Riau Nomor 108 Tahun 2015 yang

dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2016 bertempat dan usulan pemberian Gelar

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 37

Nama-nama kepada Calon Pahlawan Daerah dan Nasional oleh Tim TP2GD yang

dilaksanakan bekerjasama dengan Dinas Sosial Provinsi Riau.

Realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 apabila dibandingkan dengan

target Indikator Kinerja Program dan Kegiatan dalam RENSTRA rata-rata masih

mencapai 50% atau sama dengan tahun sebelumnya, mengingat tipe perhitungan

indikator Sasaran Strategis 7 bersifat kumulatif dengan kondisi kinerja pada akhir

periode renstra adalah 4 dokumen.

Untuk tahun 2016, capaian kinerja ini sudah pada tahap formulasi melalui

Rencana Pemberian Gelar Tahun 2016 pada momen perintis seperti Hari Ulang

Tahun (HUT) Republik Indonesia atau HUT Riau. SK Gubernur yang dihasilkan

digunakan sebagai acuan bagi pelaksana kebijakan baik bagi SKPD atau Dinas

Sosial. Peraturan Gubernur yang dihasilkan menjadi acuan dalam menyusun

kebijakan dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan SKPD.

Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran ini adalah

sebesar Rp 180.269.600,- atau 83,71% dari total pagu sebesar Rp 215.338.000,-.

Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 16,29% dari pagu

yang ditentukan. Keberhasilan pencapaian Sasaran ini tidak terlepas dari

pelaksanaan Program Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan dengan kegiatan

berupa Penyusunan Kebijakan tentang Pedoman Pemberian Tanda Penghargaan

Pembauran Kebangsaan.

Sasaran Meningkatnya pemahaman masyarakat dalam pemberdayaan

masyarakat dan komunitas adat diukur melalui indikator kinerja Jumlah Rekomendasi

kebijakan tentang pemberdayaan masyarakat. Rekomendasi kebijakan tentang

pemberdayaan masyarakat salah satunya dalam bentuk kebijakan terkait Komunitas

Adat Terpencil (KAT). KAT adalah kelompok sosial budaya yang bersifat lokal, relatif

kecil, tertutup, tertinggal, homogen, terpencar, dan berpindah-pindah ataupun

menetap yang kehidupannya masih berpegang teguh pada adat istiadat, pada

Sasaran Strategis 10 :

Meningkatnya pemahaman masyarakat dalam pemberdayaan

masyarakat dan komunitas adat

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 38

kondisi geografis yang sulit dijangkau, penghidupannya tergantung pada sumber

daya alam setempat dengan teknologi yang masih sederhana dan ekonomi

subsisten serta terbatasnya akses pelayanan sosial dasar. Untuk itu, KAT

membutuhkan suatu perlindungan yang dapat dijadikan pedoman dalam memenuhi

kebutuhannya untuk mewujudkan kesejahteraan.

Fungsi mengukur indikator ini adalah untuk mengetahui informasi jumlah

kebijakan yang berguna dalam pemberdayaan sosial KAT di Provinsi Riau. Kebijakan

tersebut akan berguna dalam mewadahi penyaluran aspirasi, pelaksanaan kebijakan

pemerintah dalam pengembangan KAT, dan mengkoordinasi program yang

berkaitan dengan pengembangan KAT.

Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran 8 dimaksud maka dilakukan

pengukuran kinerja sebagai berikut:

Tabel 3.15.

Pengukuran Kinerja 2016- Sasaran Strategis 10

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Kinerja

%

Perbandingan

terhadap

Capaian

Tahun 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatnya

pemahaman

masyarakat dalam

pemberdayaan

masyarakat dan

komunitas adat

Jumlah

Rekomendasi

kebijakan tentang

Pemberdayaan

masyarakat

1

Dokumen

1

Dokumen

75% 75%

Secara umum capaian indikator pada Meningkatnya pemahaman masyarakat

dalam pemberdayaan masyarakat dan komunitas adat dapat dicapai sesuai target.

Capaian indikator sasaran ini pada tahun 2016 hanya mencapai 75%, hal ini

dikarenakan draft Keputusan Gubernur Riau tentang Pembentukan Tim Penyusunan

Ranperda Riau tentang Pemberdayaan Masyarakat Komunitas Adat Terpencil di

Provinsi Riau mengalami penundaan proses harmonisasi di Biro Hukum dikarenakan

adanya perubahan OPD baru terhadap Biro Administrasi Kemasyarakatan pada

tahun 2017 dan mengingat kedepannya dalam proses penyusunan Ranperda

membutuhkan waktu yang lama karena akan dilakukan pembahasan Propemperda

di tingkat DPRD Provinsi.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 39

Jika dibandingkan dengan capaian Tahun 2015 pada indikator Jumlah

Rekomendasi kebijakan tentang Pemberdayaan masyarakat adalah menurun

sebesar 25% dikarenakan pada tahun sebelumnya telah dilahasilkan 1 dokumen

kebijakan berupa Surat Keputusan (SK) Gubernur Riau Nomor 1352/X/2015 tanggal

26 Oktober 2015 tentang Pembentukan Forum Koordinasi Pemberdayaan Sosial dan

Pengembangan Komunitas Adat Terpencil di Provinsi Riau. Maka sebagai realisasi

dari dokumen yang dihasilkan dibentuklah forum untuk memberdayakan KAT. Saat

ini, di Provinsi Riau terdapat 8 Kabupaten/ Kota yang memiliki KAT. Di dalam SK

tersebut disebutkan mengenai tugas dan fungsi dari Forum Koordinasi yang

dibentuk.

Realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 apabila dibandingkan dengan

target Indikator Kinerja Program dan Kegiatan dalam RENSTRA rata-rata telah

tercapai 25%, mengingat tipe perhitungan indikator Sasaran Strategis 8 bersifat

komulatif dengan kondisi kinerja pada akhir periode renstra adalah 4 dokumen.

Meskipun demikian pencapaian tersusunya draft SK tentang Pembentukan

Tim Penyusunan Ranperda tentang Pemberdayaan Masyarakat KAT di Provinsi Riau

ini tidak terlepas dari upaya yang telah dilakukan oleh Biro Administrasi

Kemasyarakatan melalui rapat koordinasi yang dilakukan bersama Aliansi KAT

Provinsi Riau, pihak akademisi, Lembaga Adat Melayu Riau, Kanwil Kementerian

Agama, dan Kanwil Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Tranmigrasi RI di Pekanbaru. Melalui koordinasi tersebut diusulkan dan dipandang

perlu untuk dilakukan penyusunan kebijakan terkait Pemberdayaan KAT dalam

rangka mensejahterakan dan mampu memberdayakan masyarakat-masyarakat adat

terpencil yang ada di Provinsi Riau.

Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran ini adalah

sebesar Rp 145.264.700,- atau 63,52% dari total pagu sebesar Rp 228.694.326,-.

Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 13,33% dari pagu

yang ditentukan. Keberhasilan pencapaian Sasaran ini tidak terlepas dari

pelaksanaan Program Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT, dan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya dengan kegiatan berupa Penyusunan

Kebijakan Umum bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Komunitas Adat.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 40

Sasaran Meningkatkan Pengembangan Perekonomian diukur melalui 2

indikator kinerja yaitu Jumlah data dan rekomendasi Kebijakan KUMKM dan ekonomi

kreatif serta Dunia Usaha dan Dunia Industri dan indikator jumlah data dan

rekomendasi penataan non pemerintah.

Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran dimaksud maka dilakukan

pengukuran kinerja sebagai berikut:

Tabel 3.16.

Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 11

Sasaran

Strategis

Indikator

Kinerja

Target Realisasi Capaian

Kinerja

%

Perbandingan

terhadap

Capaian

Tahun 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatkan

Pengembangan

Perekonomian

Jumlah data

dan

rekomendasi

Kebijakan

KUMKM dan

ekonomi kreatif

serta Dunia

Usaha dan

Dunia Industri

Data dan 1

Rekomendasi

Data dan 1

Rekomendasi

100% -

Jumlah data

dan

rekomendasi

penataan

Lembaga

Ekonomi

Pemerintah Dan

Non Pemerintah

non pemerintah

Data dan 1

Rekomendasi

Data dan

rekomendasi

100% -

Secara umum capaian indikator pada sasaran Meningkatkan Pengembangan

Perekonomian dapat dicapai sesuai target. Data terkait KUMKM dan Ekonomi

Kreatif serta dunia usaha dan industri diperoleh melalui pengumpulan data pada

OPD terkait yaitu Dinas Koperasi dan UKM yang ada di Provinsi Riau dan data

tentang ekonomi kreatif di Provinsi Riau diperoleh dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi

Sasaran Strategis 11 :

Meningkatkan Pengembangan Perekonomian

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 41

Kreatif serta melakukan monitoring ke Kabupaten/Kota di Provinsi Riau. Pencapaian

indikator pada sasaran ini tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun 2015

karena pada tahun sebelumnya indikator yang dinilai berbeda.

Adapun kendala yang ditemui dalam pencapaian target tersebut adalah

kurangnya validasi data yang diperoleh hal ini dikarenakan tidak terkoordinirnya

data-data tersebut pada instansi terkait. Untuk itu langkah perbaikan ke depannya

adalah dengan meningkatkan koordinasi dan penganggaran dalam hal pengumpulan

data KUMKM dan Ekonomi Kreatif serta dunia usaha dan industri di Provinsi Riau.

Sementara untuk kinerja Jumlah data dan rekomendasi penataan non

pemerintah sudah mencapai target yaitu 100%. Data terkait lembaga ekonomi

pemerintah dan non pemerintah juga diperoleh dari SKPD terkait di Provinsi Riau

dan melakukan monitoring ke Kabupaten/Kota dan dilaksanakannya Rapat

Koordinasi Evaluasi dan Penataan Lembaga Ekonomi Pemerintah dan Non

Pemerintah di Provinsi Riau.

Pencapaian tersebut tidak terlepas dari pelaksanaan Program Peningkatan

Sistem Pengawasan Internal Dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kdh melalui

kegiatan Koodinasi, Pemantauan, Evaluasi Dan Pentaaan Lembaga Ekonomi

Pemerintah Dan Non Pemerintah dengan realisasi anggaran sebesar Rp

214.285.500,00 atau sebesar 90% dari total pagu anggaran Rp 238.087.092,00.

Sasaran Meningkatkan pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati, Sumber

Daya Alam Non Hayati dan Sumber Daya Alam Buatan diukur melalui 2 indikator

kinerja yaitu Jumlah data dan rekomendasi Sumber Daya Alam Hayati dan Non

Hayati dan Sumber Daya Buatan di Provinsi Riau dan indikator Tingkat pendapatan

yang berasal dari industri ekstraktif.

Sasaran Strategis 12: Meningkatkan pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati, Sumber Daya Alam Non

Hayati dan Sumber Daya Alam Buatan

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 42

Fungsi mengukur indikator ini adalah untuk memperoleh informasi data

industri ekstraktif Kabupaten/Kota se Provinsi Riau, untuk mengetahui potensi-

potensi industri ekstraktif dalam rangka peningkatan perekonomian daerah, dan data

industri ekstraktif yang dapat dijadikan sebagai bahan petunjuk pelaksanaan dalam

pengelolaan sumber daya alam.

Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran dimaksud maka dilakukan

pengukuran kinerja sebagai berikut :

Tabel 3.17.

Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 12

Sasaran

Strategis

Indikator

Kinerja Target Realisasi

Capaian

Kinerja

%

Perbandingan

terhadap

Capaian

Tahun 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatkan

pemanfaatan

Sumber daya

alam hayati,

Sumber Daya

Alam Non

Hayati dan

Sumber Daya

Buatan

Jumlah data

dan

rekomendasi

Sumber Daya

Alam Hayati dan

Non Hayati dan

Sumber Daya

Buatan di

Provinsi Riau

Data dan 1

rekomendasi

Data dan 1

Rekomendasi

100% -

Tingkat

pendapatan

yang berasal

dari industri

ekstraktif.

Data dan 1

rekomendasi

Data dan 1

Rekomendasi

100% -

Secara umum capaian indikator pada sasaran Meningkatkan Pengembangan

Perekonomian dapat dicapai sesuai target. Namun pencapaian tersebut tidak

dapat dibandingkan dengan pencapaian pada tahun sebelumnya dikarenakan

indikator taeget yang ditetapkan pada tahun 2016 tidak sama.

Indikator jumlah data dan rekomenasi Sumber Daya Alam Hayati, Sumber

Daya Alam Non Hayati dan Sumber Daya Alam Buatan di Provinsi Riau diperoleh

melalui koordinasi dan pengumpulan data ke Kabupaten/Kota. Namun demikian

masih terdapat hambatan/kendala dalam mencapai indikator tersebut diantaranya :

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 43

- Belum terupdatenya data tentang sumber daya alam hayati, sumber daya alam

non hayati dan sumber daya buatan di Provinsi Riau

- Kurangnya respon Pemerintah Kabupaten/Kota terhadap upaya permintaan data

yang dilakukan oleh Biro Administrasi Perekonomian dan SDA Sekretariat Daerah

Provinsi Riau

Adapun upaya yang dilakukan kedepannya untuk mengatasi permasalahan

tersebut adalah dengan meningkatkan koordinasi ke Pemerintah Kabupaten/Kota.

Indikator berikutnya yaitu tingkat pendapatan yang berasal dari industri

ekstraktif. Industri ekstraktif adalah industri yang bahan bakunya diambil langsung

dari alam, misalnya; dari sektor pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan,

peternakan, pertambangan dan lain sebagainya. Pemanfaatan sumber daya alam

ekstraktif sebagai salah satu sumber daya alam yang tidak terbarukan harus

dilakukan secara efisien dan efektif. Pemanfaatan sumber daya alam ekstraktif

melalui pengelolaan industri ekstraktif harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip

tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), prinsip transparansi yang

meliputi keterlibatan pemangku kepentingan, keterbukaan, dan prinsip pembangunan

yang berkelanjutan (sustainable development), serta untuk peningkatan daya saing

iklim investasi di bidang industri ekstraktif.

Fungsi mengukur indikator ini adalah untuk memperoleh informasi data

industri ekstraktif Kabupaten/Kota se Provinsi Riau, untuk mengetahui potensi-

potensi industri ekstraktif dalam rangka peningkatan perekonomian daerah, dan data

industri ekstraktif yang dapat dijadikan sebagai bahan petunjuk pelaksanaan dalam

pengelolaan sumber daya alam.

Pencapaian indikator tingkat pendapatan yang berasal dari industri ekstraktif

dilihat dari kemudahan mendapatkan informasi data tambahan, masukan dan/atau

mengadakan konsultasi dengan Pemerintah Pusat/Daerah serta perusahaan yang

berasal dari industri ekstraktif di Provinsi Riau.

Adapun upaya yang dilakukan dalam pencapaian target indikator tersebut

adalah dengan mengadakan Rapat Koordinasi yang dihadiri oleh Kabupaten/Kota

dan membentuk Tim Transparansi untuk mengawasi dan menggali Sumber daya

lainnya yang memungkinkan untuk peningkatan PAD sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 44

Namun demikian masih terdapat kendala/hambatan dalam meningkatkan

pendapatan yang berasal dari industri ekstraktif diantaranya :

1. Kualitas SDM (Wirausahawan) pelaku industri ekstraktif masih rendah

2. Belum adanya kesadaran dari pelaku usaha yang bergerak di bidang industri

ekstraktif sehingga tidak adanya transparansi keuangan dan data yang

berhubungan dengan pendapatan asli daerah yang berasal dari industri

ekstraktif.

Adapun solusi yang akan dilakukan di tahun berikutnya untuk mengatasi

permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Perlu adanya pembinaan dan pelatihan kepada pelaku usaha untuk

meningkatkan SDM sesuai dengan kompetensinya sehingga tidak ada lagi

ketergantungan dengan sumber daya yang tidak terbarukan.

2. Provinsi harus bergerak membentuk Tim Transparansi yang diprakarsai

oleh Gubernur Riau melalui Biro Administrasi Perekonomian dan SDA agar

Kabupaten/Kota mendapat acuan dalam mengembangkan industri

ekstraktif.

Ketercapaian sasaran Meningkatkan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati,

Sumber Daya Alam Non Hayati dan Sumber Daya Buatan ini tidak terlepas dari

pelaskanaan Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah dan

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal Dan Pengendalian Pelaksanaan

Kebijakan Kdh melalui kegiatan :

1. Koordinasi, Pemantauan Dan Pembinaan Dalam Pengelolaan Sumber Daya

Alam Hayati dengan realisasi anggaran sebesar Rp 116.925.964,- atau

sebesar 60,17% dari total pagu anggaran Rp 194.324.842,-

2. Koordinasi, Pemantauan Dan Pembinaan Dalam Pengelolaan Sumber Daya

Alam Daerah Non Hayati dengan realisasi anggaran sebesar Rp

145.865.400,- atau sebesar 73,26% dari total pagu anggaran Rp

199.111.553,-

3. Koodinasi, Pemantauan, Evaluasi Dan Penataan Sumber Daya Buatan

dengan realisasi anggaran sebesar Rp 123.031.782,- atau sebesar 64,51%

dari total pagu anggaran Rp 190.718.171,-

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 45

4. Rekonsiliasi Penataan Usahaan Pendapatan Asli Daerah Yang Berasal Dari

Industri Ekstraktif dengan realisasi anggaran sebesar Rp 192.957.092,- atau

sebesar 88,33% dari total pagu anggaran Rp 218.462.071,-

Sasaran Terselenggaranya Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan dari Dana

APBD dan APBN diukur melalui 3 (tiga) indikator kinerja yaitu Persentase realisasi

keuangan dan fisik penyerapan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD), Persentase realisasi keuangan dan fisik penyerapan Anggran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN) Provinsi Riau serta tingkat kesesuaian target

perencanaan dan realisasi.

APBD adalah rencana yang berisi daftar yang secara sistematis membuat

sumber-sumber penerimaan daerah dan alokasi pengeluaran daerah dalam jangka

waktu tertentu. Sedangkan APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan

negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN terdiri atas Pendapatan

Negara, Anggaran Belanja Negara, dan Pembiayaan Anggaran.

APBD dan APBN memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a. Fungsi Stabilisasi

Dengan disusunnya APBD dan APBN ini diharapkan pemerintah dapat menjaga

kestabilan arus uang dan arus barang sehingga dapat mencegah terjadinya

inflasi yang tinggi maupun deflasi yang akan megakibatkan kelesuan

perekonomian.

b. Fungsi Alokasi

Melalui APBD dan APBN dapat diketahui besar alokasi penempatan dana yang

diperlukan untuk setiap sektor pembangunan, departemen, atau lembaga.

c. Fungsi Distribusi

Pendapatan daerah atau negara yang dihimpun dari berbagai sumber

penerimaan akan digunakan kembali untuk membiayai pengeluaran di berbagai

Sasaran Strategis 13:

Terselenggaranya Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan dari

Dana APBD dan APBN

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 46

sektor. Penggunaan dana keuangan negara tersebut tidak boleh hanya terpusat

di satu sektor, departemen, atau daerah tetapi harus merata ke seluruh sektor

departemen atau daerah.

d. Fungsi Regulasi

Jumlah penerimaan dan pengeluaran pemerintah digunakan untuk peningkatan

pertumbuhan ekonomi negara dan masyarakat. Besar dan kecilnya alokasi dana

APBD dan APBN yang digunakan berpengaruh terhadap pengendalian inflasi.

Dengan mengukur indikator ini dapat diketahui informasi realisasi

pelaksanaan kegiatan dari dana yang telah ada sebagai pedoman pengeluaran dan

penerimaan negara agar terjadi keseimbangan yang dinamis dalam rangka

melaksanakan kegiatan-kegiatan.

Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran 10 dimaksud maka dilakukan

pengukuran kinerja sebagai berikut:

Tabel 3.18.

Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 10

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Kinerja

(1) (2) (3) (4) (5)

Terselenggaranya

Pengendalian Pelaksanaan

Kegiatan dari Dana APBD dan

APBN

Persentase realisasi

keuangan dan fisik

penyerapan dana APBD

Prov Riau

80% 84,37% 105,46%

Persentase realisasi

keuangan dan fisik

penyerapan dana APBN

Prov Riau

80% 70% 87,5%

Tingkat kesesuaian target

perencanaan dengan

realisasi

80% 100% 125%

Secara umum capaian indikator pada Terselenggaranya Pengendalian

Pelaksanaan Kegiatan dari Dana APBD dan APBN dapat dicapai sesuai target.

Realisasi indikator kinerja Persentase realisasi keuangan dan fisik penyerapan

dana APBD Provinsi Riau adalah sebesar 84,37% dengan capaian kinerja mencapai

105,46%. Pencapaian indikator ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya

mencapai 75%. Indikator ini dapat dicapai melalui upaya penyediaan sistem monev

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 47

online, mengadakan rapat evaluasi APBD, melaksanakan monitoring dan

membentuk desk penyerapan dana APBD Provinsi Riau.

Sementara pada indikator kedua yaitu Persentase realisasi keuangan dan fisik

penyerapan dana APBN Provinsi Riau mencapai realisasi 70%. Meskipun masih

belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 80%, namun pencapaian tersebut

termasuk dalam kategori baik. Pencapaian tersebut dilaksanakan melalui upaya

menyediaan system e-monev, rapat evaluasi APBN dan melaksanakan monitoring.

Namun pencapaian tersebut sering mengalami hambatan dikarenakan lambatnya

SKPD dalam menyampaikan laporan realisasi fisik dan keuangan secara berkala.

Namun langkah yang akan diambil kedepannya guna meningkatkan pencapaian

realisasi fisik dan keuangan APBD Tahun 2017 dapat dilakukan melalui pemberian

reward dan punishment serta membentuk desk penyerapan Dana APBN.

Penggunaan sumber daya keuangan untuk realisasi kegiatan Evaluasi

Pencapaian Kinerja Pelaksanaan APBD/APBN Lingkup Setda Provinsi Riau adalah

sebesar Rp 57.065.839,- atau 85,93% dari total pagu sebesar Rp 664.122.39,- Hal

ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 14,07% dari pagu

yang ditentukan. Selain itu ketercapaian tersebut tidak terlepas dari pelaksanaan

kegiatan Percepatan Dan Evaluasi Penyerapan Anggaran APBD Provinsi Riau

dengan realisasi anggaran sebesar Rp 302.581.800,00 atau sebesar 97,9% dari total

pagu anggaran Rp 309.082.364,-

Dilihat dari indikator tingkat kesesuaian target perencanaan dengan realisasi

melebihi target yang telah ditetapkan yaitu mencapai 100% dengan realiasi anggaran

mencapai Rp 279.486.739,-. Artinya target perencanaan realisasi fisik dan keuangan

baik APBD dan APBN telah dilaksanakan dengan baik oleh masing-masing SKPD.

Adapun upaya yang dilakukan dalam pencapaian target tersebut adalah

dengan melaksanakan rapat evaluasi dengan seluruh SKPD di lingkungan

Pemerintah Provinsi Riau dan menyediakan sistem monev Provinsi Riau yang telah

dilaksanakan sejak tahun 2015.

Namun demikian masih terdapat kendala/hambatan dalam pelaksanaan

kegiatan tersebut yakni maih banyaknya SKPD yang serapan dananya besar di

Triwulan IV (tidak berimbang) dan masih lambatnya operator di masing-masing

SKPD dalam menginput realisasi fisik dan keuangan kegiatan setiap periodenya.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 48

Adapun solusi yang akan dilakukan di tahun berikutnya dalam mengatasi

kendala tersebut adalah dengan memperkuat peran tim/membuat klinik penyerapan

dana.

Sasaran Terselenggaranya Proses Pengadaan Barang dan Jasa yang

Transparan dan Akuntabel diukur melalui 3 (tiga) indikator kinerja yaitu Jumlah paket

pengadaan yang dilelang melalui ULP dan LPSE, Jumlah Aparatur Pemerintah

Provinsi Riau yang mengikuti Bimtek dan Ujian sertifikasi Pengadaan Barang dan

Jasa serta indikator Jumlah SKPD yang melaksanakan proses pengadaan melalui

LPSE.

LPSE adalah unit kerja yang dibentuk di seluruh Kementrian/Lembaga/

Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi Lainnya (K/L/D/I) untuk menyelenggarakan

sistem pelayanan pengadaan barang atau jasa secara elektronik serta memfasilitasi

ULP/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan barang atau jasa secara elektronik.

Sertifikat Pengadaan Barang dan Jasa adalah tanda bukti pengakuan dari

pemerintah atas kompetensi dan kemampuan profesi di bidang Pengadaan Barang

dan Jasa. Dengan adanya sertifikat ini menunjukkan bahwa aparatur tersebut sudah

mampu untuk melaksanakan pengadaan barang dan jasa sesuai dengan

kompetensinya. Sertifikat tersebut dapat diperoleh melalui Bimtek dan Ujian

Sertifikasi yang dilaksanakan oleh LPSE.

Fungsi mengukur indikator ini adalah untuk mengetahui informasi jumlah

paket pengadaan yang dilelang dan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang

dapat melaksanakan pengadaan barang dan jasa sesuai peraturan perundang-

undangan serta meningkatkan kualitas mutu, profesionalitas, integritas, dan

akuntabiltas para pihak terkait dalam pelaksanaan LPSE.

Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran 11 dimaksud maka dilakukan

pengukuran kinerja sebagai berikut:

Sasaran Strategis 14:

Terselenggaranya Proses Pengadaan Barang dan Jasa yang

Transparan dan Akuntabel

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 49

Tabel 3.19.

Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 14

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Kinerja

(1) (2) (3) (4) (5)

Terselenggaranya

Proses

Pengadaan

Barang dan Jasa

yang Transparan

dan Akuntabel

Jumlah paket pengadaan yang

dilelang melalui ULP dan LPSE

1500

Paket

1163 Paket 77,53%

Jumlah Aparatur Pemerintah

Provinsi Riau Yang mengikuti

Bimtek dan Ujian Sertifikasi

Pengadaan Barang dan Jasa

80

Aparatur

53

Aparatur

66,25%

Jumlah SKPD yang

melaksanakan proses pengadaan

melalui LPSE

43 SKPD 43 SKPD 100%

Secara umum capaian indikator pada Terselenggaranya Proses Pengadaan

Barang dan Jasa yang transparan dan Akuntabel belum dapat dicapai sesuai

target.

Dilihat dari indikator pertama yaitu jumlah paket pengadaan yang dilelang

melalui ULP dan LPSE adalah 1.163 paket. Upaya yang dilakukan untuk mencapai

sasaran/target kinerja tersebut adalah dengan melengkapi sarana dan prasarana

ULP dan LPSE dan melaksanakan sosialisasi peraturan terkait barang dan jasa.

Meskipun cukup banyak jumlah paket pengadaan lelang yang masuk melalui

ULP dan LPSE, hanya saja masih terdapat SKPD yang melaksanakan lelang

menjelang akhir tahun anggaran.

Adapun solusi yang akan dilakukan untuk tahun berikutnya guna

meningkatkan jumlah paket pengadaan yang dilelang di ULP dan LPSE adalah

dengan mensosialisasikan peraturan terkait dan berkoordinasi kepada seluruh SKPD

di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian indikator kinerja

Tingkat kesesuaian target perencanaan dengan realisasi jumlah Paket Pengadaan

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 50

yang di Lelang Melalui ULP dan LPSE adalah sebesar Rp 4.207.940.737,-

Keberhasilan pencapaian indikator kinerja Tingkat kesesuaian target perencanaan

dengan realisasi tidak terlepas dari pelaksanaan Program Peningkatan Sistem

Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan

kegiatan berupa Pelaksanaan Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

(ULP), Promosi Dan Publikasi LPSE, Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan LPSE

SE-Provinsi Riau, Pelaksanaan Dan Penataan LPSE Provinsi Riau dan Rapat

Koordinasi Teknis Pengelola LPSE Se-Provinsi Riau.

Indikator kinerja lainnya adalah Jumlah Aparatur Pemerintah Provinsi Riau

Yang Memiliki Sertifikat Pengadaan Barang dan Jasa. Aparatur yang mengikuti

bimbingan teknis sebanyak 80 aparatur namun mengingat dari hasil ujian oleh LKPP

ternyata yang lulus hanya 53 aparatur, maka realisasi aparatur Pemerintah Provinsi

Riau yang mendapatkan/memiliki sertifikat 53 aparatur. Sehingga, capaian kinerja

Jumlah Aparatur Pemerintah Provinsi Riau Yang Mendapatkan Sertifikat Pengadaan

Barang dan Jasa Tahun 2016 adalah 66,25 %. Capaian Tahun 2016 apabila

dibandingkan dengan Tahun 2015 adalah meningkat sebesar 43,25% sebab pada

tahun sebelumnya realisasi aparatur yang mendapatkan sertfikat melalui pelatihan

tersebut sebanyak 19 orang. Apabila dibandingkan dengan target Indikator Kinerja

Program dan Kegiatan dalam RENSTRA rata-rata telah tercapai 22,25 %, mengingat

tipe perhitungan indikator kinerja ini bersifat kumulatif dengan kondisi kinerja pada

akhir periode renstra adalah 400 aparatur.

Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian indikator kinerja

Jumlah Aparatur Pemerintah Provinsi Riau yang Memiliki Sertifikat Pengadaan

Barang dan Jasa adalah sebesar Rp 186.583.000,- atau 87,39% dari total pagu

sebesar Rp 213.494.100,-. Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya

sebesar 14,23%. Keberhasilan pencapaian indikator ini tidak terlepas dari

pelaksanaan Program Peningkatan dan Pengembangan Aparatur dengan kegiatan

berupa Bimbingan Teknis dan Ujian Sertifikasi Pengadaan Barang/Jasa bagi

Pengelola Kegiatan Dana APBD/APBN dan bekerjasa dengan LKPP untuk

melaksanakan bimbingan teknis dan ujian sertifikasi.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 51

Kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja Jumlah Aparatur

Pemerintah Provinsi Riau Yang Memiliki Sertifikat Pengadaan Barang dan Jasa

diantaranya adalah masih rendahnya tingkat kelulusan peserta untuk itu guna

mengatasi permasalahan tersebut ke depannya Biro Administrasi Pembangunan

akan menambah jumlah pelajaran Bimbingan Teknis agar peserta lebih memahami

bahan materi ajar.

Sementara untuk indikator jumlah SKPD yang melaksanakan proses

pengadaan melalui LPSE berjumlah 43 SKPD dengan total realisasi anggaran

sebesar Rp 363.838.753,- atau 95,63% dari total anggaran sebesar Rp

380.471.263,- dengan efisiensi anggaran sebesar 4,37%. Upaya tersebut tidak

terlepas dari pelaksanaan kegiatan Standarisasi LPSE Provinsi Riau dan

meningkatkan kualitas tim LPSE Provinsi Riau.

III. Tujuan Mewujudkan Profesionalisme Aparatur dalam Penyelenggaraan

Administrasi dan Kebijakan Pemerintah dijabarkan dalam 2 (dua) sasaran

strategis dengan 3 (tiga) indikator kinerja.

Capaian Sasaran Strategis dan Indikatornya tesebut akan diuraikan sebagai

berikut.

Tabel 3.20.

Tujuan III beserta Sasaran

Tujuan III Sasaran

Mewujudkan Profesionalisme Aparatur

dalam Penyelenggaraan Administrasi dan

Kebijakan Pemerintah

15

Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Administrasi Tata Usaha dan Rumah Tangga

Pimpinan

16 Meningkatkan Layanan Pengelolaan

Keuangan Sekretariat Daerah

Sasaran Strategis 15 :

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Administrasi Tata Usaha dan

Rumah Tangga Pimpinan

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 52

Sasaran Meningkatnya kualitas penyelenggaraan Pelayanan Administrasi

Tata Usaha dan Rumah Tangga Pimpinan diukur melalui indikator kinerja persentase

kebutuhan rumah tangga pimpinan yang terpenuhi.

Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran dimaksud maka dilakukan

pengukuran kinerja sebagai berikut:

Tabel 3.21.

Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 15

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Kinerja

(1) (2) (3) (4) (5)

Meningkatkan Kualitas

Pelayanan

Administrasi Tata

Usaha dan Rumah

Tangga Pimpinan

Persentasi Kebutuhan Rumah Tangga Pimpinan

100% 100% 100%

Secara umum capaian Meningkatnya kualitas penyelenggaraan Tata Usaha

dan Rumah Tangga Pimpinan sudah mencapai target. Artinya kebutuhan rumah

tangga pimpinan telah terpenuhi secara baik, diantaranya melalui upaya :

1. Menyediakan kebutuhan makan minum tamu-tamu Gubernur dari tanggal 25

Mei 2016 sampai dengan 31 Desember 2016.

2. Menyediakan kebutuhan makan minum tamu-tamu Wakil Gubernur

3. Menyediakan kebutuhan makan minum dan acara-acara Sekretaris Daerah

bersama tamu-tamu Sekretaris Daerah

4. Menyediakan kebutuhan Peralatan Rumah Tangga Pimpinan

5. Penigkatan kapasitas dan kualitas rumah tangga pimpinan melalui

pembayaran honorarium tenaga tukang/teknis/operator/asisten telah untuk 1

(satu) tahun anggaran dan kegiatan pelatihan telah dilaksanakan dengan baik.

6. Menyediakan kebutuhan rumah tangga Gubernur

7. Menyediakan kebutuhan rumah tangga Wakil Gubernur

Hanya saja terdapat beberapa hambatan/kendala dalam mencapai

sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan yaitu sebagai berikut.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 53

1. Anggaran belanja logistik untuk penyediaan makan minum Gubernur baru

mulai digunakan pada Bulan Juli 2016, sementara untuk bulan Januari-Juni

2016 Gubernur menggunakan anggaran Wakil Gubernur, hal ini dikarenakan

pendefenitipan Wakil Gubernur sebagai Gubernur yang baru ditetapkan pada

25 Mei 2016.

2. Anggaran belanja untuk Wakil Gubernur tidak maksimal digunakan

dikarenakan belum adanya pemilihan Wakil Gubernur.

Ketercapaian sasaran tersebut tidak terlepas dari pelaksanan Program

Pelayanan Administrasi Perkantoran dan Program Peningkatan Dan Pelayanan

Kedinasan Kepala Daerah/wakil Kepala Daerah melalui kegiatan sebagai berikut :

1. Penyediaan Makan Dan Minuman Gubernur dengan penggunaan sumber

daya keuangan sebesar Rp 2.840.190.900,00 atau 77,60% dari total pagu

anggaran sebesar Rp 3.450.000.000,00.

2. Penyediaan Makan Dan Minum Wakil Gubernur dengan penggunaan sumber

daya keuangan sebesar Rp 1.283.486.000 atau 39,35% dari total pagu

anggaran sebesar Rp 3.261.270.000,00

3. Penyediaan Makan Dan Minuman Sekretaris Daerah dengan penggunaan

sumber daya keuangan sebesar Rp 3.253.455.000 atau 99,42% dari total

pagu anggaran sebesar Rp 3.272.317.000,00

4. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga dengan penggunaan sumber daya

keuangan sebesar Rp 3.361.967.205,00 atau 97,45% dari total pagu

anggaran sebesar Rp 3.450.000.000,00

5. Peningkatan Kapasitas Dan Kualitas Pelayanan Rumah Tangga Pimpinan

dengan penggunaan sumber daya keuangan sebesar Rp 2.413.128.000,00

atau 90,04% dari total pagu anggaran sebesar Rp 2.680.211.000,00

6. Peningkatan Pelayanan Rumah Tangga Gubernur dengan penggunaan

sumber daya keuangan sebesar Rp 1.709.032.400,00 atau 78,90% dari total

pagu anggaran sebesar Rp 2.166.205.655,00

7. Peningkatan Pelayanan Rumah Tangga Wakil Gubernur dengan penggunaan

sumber daya keuangan sebesar Rp 1.385.164.200,00 atau 60,83% dari total

pagu anggaran sebesar Rp 1.813.669.400,00.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 54

Sasaran Meningkatkan layanan Pengelolaan Keuangan Sekretariat Daerah

diukur melalui indikator kinerja yaitu Jumlah persetujuan verifikasi dokumen

pertanggung jawaban. Pengelolaan Keuangan Sekretariat Daerah adalah

keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan di dalam lingkup

Sekretariat Daerah Provinsi Riau. Fungsi mengukur indikator ini adalah untuk

mengetahui informasi mengenai jumlah dokumen yang meningkatkan layanan

pengelolaan keuangan.

Untuk mengukur capaian kinerja pada Sasaran 16 dimaksud maka dilakukan

pengukuran kinerja sebagai berikut:

Tabel 3.22.

Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 16

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Kinerja

(1) (2) (3) (4) (5)

Meningkatkan Layanan

Pengelolaan Keuangan

Sekretariat Daerah

Jumlah SPM yang diterbitkan

3500 SPM 1233 SPM 35,23%

Jumlah Persetujuan Verifikasi Dokumen Pertanggung

Jawaban

3500

Persetujuan

935

Persetujuan

26,71%

Secara umum capaian indikator pada Jumlah persetujuan verifikasi dokumen

pertanggung jawaban belum dapat dicapai sesuai target. Hal ini dikarenakan

lambatnya dan terbatasnya jumlah SPM yang masuk dari masing-masing Biro ke

bagian Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau sehingga berpengaruh terhadap

jumlah persetujuan Verifikasi Dokumen Pertanggungjawaban yang dikeluarkan oleh

Bagian Keuangan.

Sasaran Strategis 16 :

Meningkatkan layanan Pengelolaan Keuangan Sekretariat

Daerah

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 55

Pencapaian sasaran tersebut tidak terlepas dari pelaksanaan Program

Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan kegiatan

berupa Dukungan Jasa Administrasi dan Pelayanan Penatausahaan Pengelolaan

Keuangan Daerah melalui kegiatan :

1. Peningkatan Kinerja Aparatur Pengelolaan dan Penatausahaan Keuangan

dengan penggunaan sumber daya keuangan sebesar Rp 47.430.000,00 atau

sebesar 6,78% dari total pagu anggaran Rp 700.000.000,00

2. Kegiatan Penyediaan Jasa Administrasi Pelayanan Penataan Usaha Pengelolaan

Kuangan Daerah 1.027.509.700,00 atau sebesar 73,39% dari total anggaran Rp

1.400.000.000,00.

IV. Tujuan Terwujudnya Transparansi Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah

dijabarkan dalam 1 (satu) sasaran strategis dengan 2 (dua) indikator kinerja.

Capaian Sasaran Strategis dan Indikatornya tesebut akan diuraikan sebagai berikut.

Tabel 3.23.

Tujuan IV beserta Sasaran

Tujuan IV Sasaran

Terwujudnya Transparansi Pelaksanaan

Kebijakan Pemerintah

14

Peningkatan Pelayanan Kehumasan yang

cepat, tepat dan akurat

Sasaran Peningkatan Pelayanan Kehumasan yang cepat, tepat dan akurat

diukur melalui 2 indikator kinerja yaitu Persentase Penyajian Informasi yang Up To

Date dan Persentase Penyebaran Informasi Pemerintah Provinsi Riau yang di

Publikasikan Media Massa. Pelayanan Kehumasan yang cepat, tepat dan akurat

diantaranya meliputi tersalurkannya informasi mengenai pembangunan dan promosi

daerah melaui media. Fungsi mengukur indikator ini adalah untuk mengetahui

Sasaran Strategis 17:

Peningkatan Pelayanan Kehumasan yang Cepat, Tepat dan

Akurat

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 56

informasi sejauh mana masyarakat dapat memperoleh informasi yang disampaikan

lewat berbagai media.

Tabel 3.24.

Pengukuran Kinerja 2016 - Sasaran Strategis 17

Sasaran

Strategis

Indikator

Kinerja Target Realisasi

Capaian

Kinerja

% Perbandingan

terhadap

Capaian Tahun

2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Peningkatan

Pelayanan

Informasi

Kehumasan

yang cepat,

tepat dan

akurat

Jumlah

Penyediaan Informasi yang Update berupa - Photo

- Buku - DVD - CD - Majalah

- Jumlah

Penyebaran Informasi Provinsi Riau yang dipublikasikan di Media Massa Melalui TV,

Radio, Koran, dan Online

- 6 Paket

Studio foto

- 1200

Foto,10R

- 2160

foto,4R

- 3300 buku

- 247 DVD

- 100 CD

- 12 edisi

2000

eksemplar

- 0 Paket Studio

Foto

- 4380 Foto 10R

- 4260 foto 4R

- 2720 buku

- 247 DVD

- 100 CD

- 6 Edisi 2000

eksemplar

0%

- 365%

- 197,22%

- 82,42%

- 100%

- 100%

- 50%

0%

-

-

-

-

-

-

- 12 bulan - 263 Galeri

Foto

- 12 bulan - 322 Galeri Foto

100%

122,43%

100%

-

Secara umum capaian indikator pada sasaran Peningkatan Pelayanan

Kehumasan yang cepat, tepat dan akurat telah mencapai target.

Capaian kinerja pada Sasaran Strategis 17 dihitung dari 2 indikator kinerja.

Rata-rata capaian kinerja untuk indikator Jumlah Penyajian Informasi yang Up to

date Tahun 2016 (dengan capaian kinerja terhadap paket Foto Studio adalah

sebesar 0%, capaian kinerja terhadap Foto ukuran 4R dan 10R berturut-turut

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 57

sebesar 197,22% dan 365%, penyediaan buku sebesar 82,42%, DVD 100% CD

100% dan majalah sebesar 50%).

Pencapaian tersebut tidak terlepas dari upaya yang dilakukan oleh Biro

Hubungan Masyarakat yaitu sebagai berikut.

1. melakukan pemantapan sumber daya manusia

2. melakukan pendokumentasian setiap kegiatan Pemerintah Provinsi Riau

3. melakukan dokumentasi pidato Gubernur dalam setiap kegiatan

4. membentuk tim penyusunan naskah Sambutan Gubernur Riau dalam rangka

HUT Provinsi

5. meningkatkan sarana dan prasarana peliputan Gubernur

6. pemantapan sarana dan prasarana petugas peliputan kegiatan Pemerintah

Provinsi Riau

7. membuat jadwal petugas peliputan kegiatan Pemerintah Provinsi Riau

8. membentuk tim dalam pembuatan Majalah Puan dan Riau Makmur

9. melakukan peliputan dalam berbagai kegiatan Tim Penggerak PKK Provinsi Riau

3.2 Realisasi Anggaran

Realisasi belanja Tahun 2016 mencapai Rp 266,065,459,743,- atau 86,77%

dari anggaran sebesar Rp 308,348,523,930.20,-. Realisasi belanja berasal dari

realisasi belanja tidak langsung dan realisasi belanja langsung. Realisasi belanja

tidak langsung Tahun 2016 mencapai Rp 64.544.379.423 atau 92,59% dari

anggaran sebesar Rp 69.707.794.530,-. Realisasi belanja langsung Tahun

2016 mencapai Rp 201,441,239,322,- atau 81,08% dari anggaran sebesar Rp

238,461,149,400.20,-. Belanja tidak langsung terdiri dari 1 kegiatan, sedangkan

belanja langsung terdiri dari 35 program dan 251 kegiatan pada 9 biro di lingkungan

Sekretariat Daerah Provinsi Riau. Rincian target dan realisasi anggaran Tahun 2016

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.25.

Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2016

NO PROGRAM ANGGARAN ANGGARAN PERUBAHAN

REALISASI %

REALISASI

1. BELANJA TIDAK LANGSUNG Rp 69.707.794.530 69.707.794.530 64.544.379.423 92,59%

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 58

NO PROGRAM ANGGARAN ANGGARAN PERUBAHAN

REALISASI %

REALISASI

2. BELANJA LANGSUNG Rp 246,982,085,655.82

238,461,149,400.20 201,441,239,322 81,08%

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Rp. 77.157.794.134

83,715,396,415.00

61,558,286,910.00 73.53%

2 Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur

Rp. 70.668.563.664

57,966,563,664.00

43,190,008,090.00 74.51%

3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Rp. 3.136.823.050 3,557,881,050.00 2,190,181,100.00 61.56%

4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Rp. 181.500.000 - - -

5 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Kinerja dan Keuangan

Rp. 1.193.349.081

1,069,999,081.22

907,577,153.00

84.82%

6 Program Pengembangan Data/ Informasi

Rp. 290.660.684 290.660.684,00 280.843.495,00 96,62%

7 Program Perencanaan Pembangunan Daerah

Rp. 700.641.404 610,273,404.00 531,903,289.00 87.16%

8 Program Peningkatan Kesehatan, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

Rp. 3.064.605.216 3,078,233,288.00 2,686,953,480.00 92.52%

9

Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

Rp. 1.554.955.134 1,294,560,134.00 996,188,256.00 76.95%

10 Program Pembinaan Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Rp. 2.551.564.910 2,551,564,910.000 1,404,419,150.00 64.82%

11 Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif KUMKM

Rp. 691.570.321 691,570,321.00

486,594,400.00

70.36%

12 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga

Rp. 1.273.619.963 1,097,160,511.00 833,726,769.00 75.70%

13 Program Bina Idiologi dan Wawasan Kebangsaan

Rp. 1.136.206.000 950,905,000.00 827,074,670.00

86.98%

14 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah

Rp. 149.527.442

142,611,013.00

136,127,807.00

95.45%

15 Program Peningkatan dan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah

Rp. 17.559.415.666

18,423,216,055.00

15,017,491,600.00 81.51%

16 Program Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

Rp. 1.224.030.400

1,774,030,400.00

1,320,860,019.00 74.46%

17

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian dan Pelaksanaan Kebijakan KDH

Rp. 8.633.458.177 8,320,807,474.00 8,320,807,474.00 97.60%

18 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi

Rp. 665.268.771

665,268,771.00

498,321,800.00 74.91%

19 Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah

Rp. 2.917.516.220 2,932,769,393.00

2,335,808,475.00

79.65%

20 Program Penataan Peraturan Perundang- Undangan

Rp. 3.925.705.455

3,869,485,544.00 3,113,352,933.00 80.46%

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 59

NO PROGRAM ANGGARAN ANGGARAN PERUBAHAN

REALISASI %

REALISASI

21 Program Pembinaan Dan Pengembangan Aparatur

Rp. 790.475.830

677,090,388.00 618,521,860.00 91.35%

22 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan

Rp. 4.205.356.465

3,919,770,525.00

3,616,331,250.00

92.26%

23 Program Penataan Kelembagaan Rp. 1.793.654.709 2,047,385,908.90 1,456,595,760.00 84.19%

24 Program Penataan Tatalaksana Rp. 1.519.200.373 1,446,200,373.46 933,052,599.00 66.49%

25 Program Reformasi Birokrasi Rp. 1.088.838.947 1,023,438,947.44 536,446,920.00 55.195%

26

Program Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Dan Percepatan Otonomi Daerah

Rp. 2.340.735.860

1,912,418,949.00

1,727,000,676.00

90.30%

27 Program Fasilitasi Administrasi Pertahanan dan Wilayah Administrasi

Rp. 1.707.052.285

1,369,577,955.00

1,052,692,245.00

76.86%

28

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan dan Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan Umum Serta Toponimi

Rp. 642.994.870 - - -

29 Program Peningkatan Pendidikan Keagamaan

Rp. 2.232.954.000 1,732,954,000.00

1,312,823,200.00

83.02%

30

Program Bantuan Peningkatan Kualitas Pemahaman dan Pengamalan Agama dan Pembinaan Umat Beragama

Rp. 11.470.812.200

10,146,940,400.00

8,407,831,811.00

82.86%

31 Program Pelayanan Publik Rp. 1.702.242.256

1,537,582,756.18 1,138,633,561.00 72.62%

32 Program Peningkatan dan Pengembangan Aparatur

Rp. 426.684.102 422,035,267.00

405,561,668.00 96,10%

33 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

Rp. 5.326.042.875

4,562,480,875.00

2,946,505,067.00

64.58%

34 Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi

Rp. 358.060.000 358.060.000,00 296.213.804,00 82,73%

35 Program Kerjasama Informasi dan Media Massa

Rp. 11.653.794.000

10,161,060,000.00

7,563,093,225.00

74.43%

TOTAL Rp.315.822.998.994 232,328,679,432.20 176,021,467,669.00 75.76%

Anggaran dan realisasi anggaran yang telah digunakan untuk rnewujudkan

capaian kinerja dari masing-masing sasaran strategis disampaikan dalam tabel

berikut.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 60

Tabel 3.24.

Anggaran dan Realisasi pada Masing-Masing Sasaran Strategis

No. Sasaran Strategis Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %

Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5)

1

Meningkatkan Kualitas

Penyelenggaraan Otonomi Daerah

1,912,418,949.00

1,727,000,676.00

90.30%

2

Meningkatnya Kualitas Produk Hukum

Provinsi dan Kab/Kota.

1,643,141,914.00

1,380,358,140.00 84.01%

3 Meningkatnya Fasilitas Bantuan Hukum

dan Hak Asasi Manusia 197.431.659,00 179.993.473,00 91,17%

4 Meningkatkan Kualitas Kelembagaan

Perangkat Daerah 2,047,385,908.90 1,456,595,760.00 84.19%

5 Meningkatkan Kualitas Ketatalaksanaan

Perangkat Daerah

1,446,200,373.46

933,052,599.00 66.49%

6 Penguatan Terhadap Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah

84.114.000,00 55.742.700,00 66,27%

7 Meningkatkan Kualitas Penanganan

masalah bidang Sosial, tenaga kerja

dan transmigrasi

279,071,110.00 23,700,000.00 8.49%

8

Meningkatnya Kualitas Penanganan

masalah bidang Kesehatan,

Pemberdayaan Perempuan dan

Keluarga Berencana serta

permasalahan perlindungan anak dan

narkoba.

565,857,432.00

298,475,655.00

52.75%

9

Meningkatkan pemahaman masyarakat

dalam kesatuan bangsa dan politik

215.338.000,00 180.269.600,00 83,71%

10

Meningkatnya pemahaman masyarakat

dalam Pemberdayaan Masyarakat dan

Komunitas Adat

228.694.326,00 145.264.700,00 63,52%

11 Meningkatkan Pengembangan

Perekonomian

238.087.092,00 214.285.500,00 90%

12

Meningkatkan pemanfaatan Sumber

Daya Alam Hayati, Sumber Daya Alam

Non Hayati dan Sumber Daya Buatan

802,616,637.00

578,780,238.00

72.11%

13

Terselenggaranya Pengendalian

Pelaksanaan Kegiatan Dari Dana APBD

dan APBN

309.082.364,00 302.581.800,00 97,90%

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 61

No. Sasaran Strategis Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %

Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5)

14

Terselenggaranya Proses Pengadaan

Barang dan Jasa Yang Transparan dan

Akuntabel

677,090,388.00 618,521,860.00 91.35%

15 Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Administrasi Tata Usaha dan Rumah

Tangga Pimpinan

18,423,216,055.00

15,017,491,600.00 81.51%

16 Meningkatkan Layanan Pengelolaan

Keuangan Sekretariat Daerah

1.400.000.000,00 1.027.509.700,00 73,39%

17 Peningkatan Pelayanan Informasi

Kehumasan yang Cepat, Tepat dan

Akurat

4,562,480,875.00

2,946,505,067.00

64.58%

TOTAL 32,359,479,642.36 24,980,481,595.00 77.20%

Dari informasi anggaran dan realisasi diketahui bahwa secara keseluruhan

telah dilakukan efisiensi terhadap penggunaan dana pada masing-masing sasaran

strategis.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 70

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Sekretariat Daerah

Provinsi Riau merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan Peraturan Presiden

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah. LKj IP Sekretariat Daerah Provinsi Riau disusun dengan

mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Tata Cara Reviu

Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Secara umum capaian pengukuran kinerja dari 17 (tujuh belas)

sasaran strategis Sekretariat Daerah Provinsi Riau yang dituangkan dalam

Perjanjian Kinerja 2016 dapat dicapai sesuai target dengan rata-rata capaian

kinerja sebesar 84,73% (termasuk ke dalam kategori baik) dengan realisasi

anggaran sebesar Rp 266,065,459,743,00.

Dari pencapaian kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016,

masih terdapat beberapa sasaran indikator yang belum mencapai target yaitu

sebagai berikut.

1. Belum diterbitkannya skor LPPD Provinsi Riau dari Kementerian Dalam

Negeri RI sehingga realisasi yang ditampilkan adalah skor LPPD pada

tahun 2015.

2. Dalam penguatan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

Setda Provinsi Riau hanya mendapat nilai 20,20 dengan kategori D atau

Sangat Kurang, artinya pencapaian tersebut masih sangat jauh dari target

yang ditetapkan,hal ini dikarenakan masih lemahnya perencanaan kinerja

dikarenakan sasaran kinerja pada renstra belum berorientasi hasil,

indikator kinerja sasaran belum memenuhi kriteria indikator kinerja yang

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 71

baik, Renstra belum dipublikasi, selain itu masih belum dilakukan

monitoring dan evaluasi kinerja secara internaldan Laporan kinerja belum

diuploaddi website. Untuk itu perlu dilakukan koordinasi dengan masing-

masing biro untuk melakukan perbaikan terhdap dokumen perencanaan.

3. Pada sasaran Meningkatan Kualitas Penanganan masalah Bidang Sosial,

Tenaga Kerja dan Transmigrasi masih belum ada rekomendasi kebijakan

yang terbentuk pada tahun 2016 hal ini diakibatkan kurangnya koordinasi

yang dilakukan oleh Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dengan

SKPD dan stake holder terkait dalam penanganan masalah bidang sosial,

tenaga kerja dan transmigrasi.

4. Begitu pula dengan sasaran Meningkatnya Kualitas Penanganan masalah

bidang Kesehatan, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

serta permasalahan perlindungan anak dan narkoba belum adanya

kebijakan terkait masalah bidang kesehatan dan pemberdayaan

dikarenakan adanya perubahan judul draft Peraturan Gubernur

Riautentang Penyelenggaraan Kesehatan Ibu dan Anak dan sudah

diterbitkannnya Peraturan Daerah tentang hak-hak dasar kelayakan hidup

anak Provinsi Riau Tahun 2013 dan Peraturan Daerah tersebut sudah

mengakomodir Perlindungan terhadap anak.

5. Sasaran Meningkatnya Layanan Pengelolaan Keuangan Sekretariat

Daerah belum mencapai target dikarenakan jumlah SPM yang masuk ke

bagian Keuangan tidak mencapai target yang ditetapkan dikarenakan

lambatnya dan keterbatasan jumlah SPM yang masuk dari masing-masing

Biro ke bagian Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau sehingga

berpengaruh terhadap jumlah pesetujuan Verifikasi Dokumen

Pertanggungjawaban yang dikeluarkan Bagian Keuangan.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 72

4.2 Strategi Untuk Meningkatkan Kinerja Di Masa Mendatang

Strategi yang digunakan untuk meningkatkan capaian kinerja

Sekretariat Daerah Provinsi Riau di masa mendatang diantaranya adalah

sebagai berikut :

1. Melakukan setiap kegiatan yang ada di dalam Perjanjian Kinerja

dengan lebih terstruktur.

2. Setiap biro benar-benar memahami masing-masing indikator sasaran

yang menjadi perjanjian kinerja Kepala Biro.

3. Perlu dilakukan analisis terhadap penentuan target yang sesuai

dengan jumlah anggaran yang tersedia agar target dari masing-masing

indikator sasaran dapat tercapai.

4. Melakukan koordinasi lebih mendalam kepada masing-masing biro

serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilingkungan

Pemerintah Provinsi Riau untuk mendapatkan perolehan penajaman

pada masing-masing indikator kinerja didalam sasaran strategis.

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 73

LAMPIRAN 1.

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

1. Meningkatnya Kualitas

Penyelenggaraan Otonomi

Daerah

1. Nilai Predikat LPPD 11 Besar

2. Persentase Predikat LPPD Sangat Tinggi Kabupaten/Kota

50 %

3. Jumlah Rekomendasi yang ditindaklanjuti oleh Kabupaten/kota

1 Dokumen (Laporan)

2. Meningkatkan Kualitas

Produk Hukum Provinsi

dan Kab/Kota

4. Jumlah Peraturan Daerah yang diharmonisasi

19 Perda

5. Jumlah Peraturan Gubernur yang diharmonisasi

60 Pergub

6. Jumlah Keputusan Gubernur yang diharmonisasi

900 Kepgub

3 Meningkatkan Fasilitas

Bantuan Hukum dan HAM

7. Jumlah Gugatan/Perkara yang ditangani

20 Perkara

4. Meningkatkan Kualitas

Kelembagaan Perangkat

Daerah

8. Prosentase SKPD Yang Tepat Fungsi dan Tepat Ukuran

43 SKPD

5. Meningkatkan Kualitas

Ketatalaksana Perangkat

Daerah.

9. Jumlah SKPD yang dilakukan pembinaan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)

14 SKPD

10. Jumlah SKPD Provinsi yang mendapatkan predikat kepatuhan tinggi terhadap SPP

5 SKPD

6. Penguatan terhadap

Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah.

11. Nilai AKIP B

7. Meningkatkan Kualitas

Penanganan masalah

Bidang Sosial, Tenaga

Kerja dan Transmigrasi

12. Jumlah kebijakan tentang permasalahan Sosial.

1 Rekomendasi

13. Jumlah kebijakan tentang Permasalahan Tenaga Kerja dan Transmigrasi

1 Rekomendasi

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 74

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

8. Meningkatnya Kualitas

Penanganan masalah

bidang Kesehatan,

Pemberdayaan Perempuan

dan Keluarga Berencana

serta permasalahan

perlindungan anak dan

narkoba

14. Jumlah Kebijakan tentang permasalahan Kesehatan dan KB

1 Rekomendasi

15. Jumlah Kebijakan tentang permasalahan Pemberdayaan Perempuan

1 Rekomendasi

16. Jumlah Kebijakan tentang permasalahan perlindungan anak dan narkoba

1 Rekomendasi

9. Meningkatkan pemahaman

masyarakat dalam

Kesatuan Bangsa dan

Politik

17. Jumlah rekomendasi kebijakan tentang Kesatuan Bangsa dan Politik

1 Dokumen

10. Meningkatnya pemahaman

masyarakat dalam

Pemberdayaan Masyarakat

dan Komunitas Adat

18. Jumlah rekomendasi kebijakan tentang Pemberdayaan Masyakat

1 Dokumen

11. Meningkatkan

Pengembangan

Perekonomian

19. Jumlah data dan rekomendasi Kebijakan KUMKM dan ekonomi kreatif serta Dunia Usaha dan Dunia Industri

Data dan 1

Rekomendasi

20. Jumlah data dan rekomendasi penataan non pemerintah

1 Data dan

Rekomendasi

12. Meningkatkan

pemanfaatan Sumber Daya

Alam Hayati, Sumber Daya

Alam Non Hayati dan

Sumber Daya Buatan

21. Jumlah data dan rekomendasi Sumber Daya Alam Hayati, Sumber Daya Alam Non Hayati dan Sumber Daya Buatan Provinsi Riau

Data dan 1

Rekomendasi

22. Tingkat pendapatan yang berasal dari industri ekstraktif

Data dan 1

Rekomendasi

13. Terselenggaranya

Pengendalian Pelaksanaan

23. Persentase realisasi keuangan dan fisik penyerapan dana APBD Prov. Riau

80%

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 75

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

Kegiatan dari Dana APBD

dan APBN

24. Persentase realisasi keuangan dan fisik penyerapan dana APBN Prov. Riau

80%

25. Tingkat kesesuaian target perencanaan dengan realisasi

80%

14. Terselenggaranya Proses

Pengadaan Barang dan

Jasa yang Transparan dan

Akuntabel

26. Jumlah Paket Pengadaan yang di Lelang Melalui ULP dan LPSE

1500 Paket

27. Jumlah Aparatur Pemerintah Provinsi Riau Yang Mengikuti Bimtek dan ujian sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa

80 Aparatur

28. Jumlah SKPD Yang Melaksanakan Proses Pengadaan Melalui LPSE

43 SKPD

15 Meningkatkan Kualitas

Pelayanan Administrasi

Tata Usaha dan Rumah

Tangga Pimpinan

29. Persentasi Kebutuhan Rumah Tangga Pimpinan

100%

16 Meningkatkan Layanan

Pengelolaan Keuangan

Sekretariat Daerah

30. Jumlah SPM yang diterbitkan 3500 SPM

31. Jumlah Persetujuan Verifikasi Dokumen Pertanggung Jawaban

3500 Persetujuan

17 Peningkatan Pelayanan

Informasi Kehumasan yang

cepat, tepat dan akurat

32. Jumlah Penyediaan Informasi yang Update berupa

- Photo

- Buku - DVD - CD - Majalah

- 6 Paket Studio foto

- 1200 Foto,10R

- 2160 foto,4R

- 3300 buku

- 247 DVD

- 100 CD

- 12 edisi 2000

eksemplar

33. Jumlah Penyebaran Informasi Provinsi Riau yang dipublikasikan di Media Massa Melalui TV, Radio, Koran, dan Online

- 12 bulan - 263 Galeri Foto

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 76

LAMPIRAN 2.

PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2016

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Meningkatnya

Kualitas

Penyelenggaraan

Otonomi Daerah

1. Nilai Predikat LPPD 10 Besar 14 Besar 60%

2 Persentase Predikat LPPD Sangat Tinggi Kabupaten/Kota

50 % 80% 160%

3 Jumlah Rekomendasi yang ditindaklanjuti oleh Kabupaten/kota

1 Dokumen

(Laporan)

0 0%

2. Meningkatkan

Kualitas Produk

Hukum Provinsi

dan Kab/Kota

4 Jumlah Peraturan Daerah yang diharmonisasi

19 Perda 16 Ranperda 84,21%

5 Jumlah Peraturan Gubernur yang diharmonisasi

60 Pergub 112 Pergub 186,67%

6 Jumlah Keputusan Gubernur yang diharmonisasi

900 Kepgub 1239 Kepgub 137,67%

3 Meningkatkan

Fasilitas Bantuan

Hukum dan HAM

7 Jumlah Gugatan/Perkara yang ditangani

20 Perkara 6 Perkara 30%

4. Meningkatkan

Kualitas

Kelembagaan

Perangkat

Daerah

8 Prosentase SKPD Yang Tepat Fungsi dan Tepat Ukuran

43 SKPD 43 SKPD 100%

5. Meningkatkan

Kualitas

Ketatalaksana

Perangkat

Daerah.

9 Jumlah SKPD yang dilakukan pembinaan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)

14 SKPD 14 SKPD 100%

10 Jumlah SKPD Provinsi yang mendapatkan predikat kepatuhan tinggi terhadap SPP

5 SKPD 2 SKPD 40%

6. Penguatan

terhadap

Akuntabilitas

Kinerja Instansi

Pemerintah.

11 Nilai AKIP B B 100%

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 77

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

7. Meningkatkan

Kualitas

Penanganan

masalah Bidang

Sosial, Tenaga

Kerja dan

Transmigrasi

12 Jumlah kebijakan tentang permasalahan Sosial.

1 Rekomendasi 0 Rekomendasi 20%

13 Jumlah kebijakan tentang Permasalahan Tenaga Kerja dan Transmigrasi

1 Rekomendasi 0 Rekomendasi 25%

8. Meningkatnya

Kualitas

Penanganan

masalah bidang

Kesehatan,

Pemberdayaan

Perempuan dan

Keluarga

Berencana serta

permasalahan

perlindungan

anak dan

narkoba

14 Jumlah Kebijakan tentang permasalahan Kesehatan dan KB

1 Rekomendasi 1 Draft Pergub 75%

15 Jumlah Kebijakan tentang permasalahan Pemberdayaan Perempuan

1 Rekomendasi 0 Rekomendasi 40%

16 Jumlah Kebijakan tentang permasalahan perlindungan anak dan narkoba

1 Rekomendasi 0 Rekomendasi 45%

9. Meningkatkan

pemahaman

masyarakat

dalam Kesatuan

Bangsa dan

Politik

17 Jumlah rekomendasi kebijakan tentang Kesatuan Bangsa dan Politik

1 Dokumen Implementasi

Kebijakann

85%

10. Meningkatnya

pemahaman

masyarakat

dalam

Pemberdayaan

Masyarakat dan

Komunitas Adat

18 Jumlah rekomendasi kebijakan tentang Pemberdayaan Masyakat

1 Dokumen 1 Draft SK

Gubernur

75%

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 78

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

11. Meningkatkan

Pengembangan

Perekonomian

19 Jumlah data dan rekomendasi Kebijakan KUMKM dan ekonomi kreatif serta Dunia Usaha dan Dunia Industri

Data dan 1

Rekomendasi

Data dan 1

Rekomendasi

100%

20 Jumlah data dan rekomendasi penataan non pemerintah

1 Data dan

Rekomendasi

1 Data dan

Rekomendasi

100%

12. Meningkatkan

pemanfaatan

Sumber Daya

Alam Hayati,

Sumber Daya

Alam Non Hayati

dan Sumber Daya

Buatan

21 Jumlah data dan rekomendasi Sumber Daya Alam Hayati, Sumber Daya Alam Non Hayati dan Sumber Daya Buatan Provinsi Riau

Data dan 1

Rekomendasi

Data dan 1

Rekomendasi

100%

22 Tingkat pendapatan yang berasal dari industri ekstraktif

Data dan 1

Rekomendasi

Data dan 1

Rekomendasi

100%

13. Terselenggaranya

Pengendalian

Pelaksanaan

Kegiatan dari

Dana APBD dan

APBN

23 Persentase realisasi keuangan dan fisik penyerapan dana APBD Prov. Riau

80%

84,37% 105,46%

24 Persentase realisasi keuangan dan fisik penyerapan dana APBN Prov. Riau

80% 70% 87,5%

25 Tingkat kesesuaian target perencanaan dengan realisasi

80% 100% 125%

14. Terselenggaranya

Proses

Pengadaan

Barang dan Jasa

yang Transparan

dan Akuntabel

26 Jumlah Paket Pengadaan yang di Lelang Melalui ULP dan LPSE

1500 Paket 1163 Paket 77,53%

27 Jumlah Aparatur Pemerintah Provinsi Riau Yang Mengikuti Bimtek dan ujian sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa

80 Aparatur 53 Aparatur 66,25%

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 79

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

28 Jumlah SKPD Yang Melaksanakan Proses Pengadaan Melalui LPSE

43 SKPD 43 SKPD 100%

15 Meningkatkan

Kualitas

Pelayanan

Administrasi Tata

Usaha dan

Rumah Tangga

Pimpinan

29 Persentasi Kebutuhan Rumah Tangga Pimpinan

100% 100% 100%

16 Meningkatkan

Layanan

Pengelolaan

Keuangan

Sekretariat

Daerah

30 Jumlah SPM yang diterbitkan

3500 SPM 1233 SPM 35,23%

31 Jumlah Persetujuan Verifikasi Dokumen Pertanggung Jawaban

3500

Persetujuan

935

Persetujuan

26,71%

17 Peningkatan

Pelayanan

Informasi

Kehumasan yang

cepat, tepat dan

akurat

32 Jumlah Penyediaan Informasi yang Update berupa

- Photo

- Buku - DVD - CD - Majalah

- 6 Paket

Studio foto

- 1200

Foto,10R

- 2160

foto,4R

- 3300 buku

- 247 DVD

- 100 CD

- 12 edisi

2000

eksemplar

- 0 Paket

Studio Foto

- 4380 Foto

10R

- 4260 foto

4R

- 2720 buku

- 247 DVD

- 100 CD

- 6 Edisi

2000

eksemplar

- 0%

- 365%

- 197,22%

- 82,42%

- 100%

- 100%

- 50%

33 Jumlah Penyebaran Informasi Provinsi Riau yang dipublikasikan di Media Massa Melalui TV, Radio, Koran, dan Online

- 12 bulan - 263 Galeri

Foto

- 12 bulan - 322 Galeri

Foto

- 122,43%

Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 80