laporan kinerja badan penelitian dan pengembangan...

127
LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2018 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2019

Upload: hoangthuy

Post on 06-Aug-2019

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

LAPORAN KINERJA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

TAHUN 2018

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

TAHUN 2019

Page 2: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

i

KATA PENGANTAR

Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2018 merupakan pelaksanaan amanah Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang selanjutnya dipertegas melalui Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Setiap Kementerian/Lembaga harus menyusun Laporan Kinerja (LK), sebagai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.

Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2018 bertujuan untuk mengetahui pencapaian

target pada unit kerja di lingkungan BPPI yaitu keberhasilan capaian yang terukur setiap tahunnya, berdasarkan Rencana Kinerja yang disusun tahun 2018 disamping peran strategisnya dalam mewujudkan industri yang berdaya saing tinggi berbasis riset. Berpedoman kepada mekanisme yang berlaku, penyusunan Laporan Kinerja BPPI tahun 2018, mengacu kepada Renstra dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Perindustrian.

Laporan Kinerja merupakan suatu perwujudan transparansi dan akuntabilitas kinerja

BPPI karena laporan ini memuat rencana kerja (performance plan) berdasarkan rencana strategis yang telah dirumuskan, capaian kinerja (result performance) dan kendala yang dihadapi selama tahun 2018. Beberapa kendala yang menyebabkan kegagalan dalam pencapaian output kinerja tidak dapat ditangani oleh internal BPPI karena merupakan kewenangan pihak lain. Laporan ini juga dapat digunakan sebagai tolok ukur sinkronisasi antara rencana kerja dan hasil yang dicapai.

Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja ini dibuat agar dapat menjadi informasi dan

sebagai bahan evaluasi bagi Unit/Satuan Kerja di lingkungan BPPI dan Unit Kerja yang terkait. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu saran yang membangun sangat kami harapkan. Kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, Februari 2019

Kepala BPPI ,

Ngakan Timur Antara

Page 3: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri merupakan salah satu unit kerja di

lingkungan Kementerian Perindustrian di bidang penelitian dan pengembangan industri

yang mengemban tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang

perindustrian. BPPI mendapat tanggung jawab untuk mengkoordinasi program peningkatan

daya saing dan produktivitas industri. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI),

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya memiliki peran dalam perumusan kebijakan

pengembangan industri strategis untuk mewujudkan industri yang berdaya saing tinggi

berbasis inovasi teknologi.

Selama Tahun 2018, BPPI telah menjalankan program dan kegiatan sesuai dengan

tugas dan fungsi yang diamanahkan dalam rangka untuk mendukung pembangunan industri

nasional. Berikut kinerja BPPI selama tahun 2018.

Sasaran Strategis BPPI Tahun 2018 terdiri dari:

1 Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi sektor industri

Indikator kinerja Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal, dengan

target 5% dan realisasi sebesar 36,89% atau capaian sebesar 737%.

Indikator kinerja Peningkatan jumlah industri berorientasi ekspor, dengan target 80%

dan realisasi sebesar 40% atau capaian sebesar 50%.

Indikator kinerja Peningkatan kemampuan dan pengamanan dunia usaha, dengan

target 30% dan realisasi sebesar 41% atau capaian sebesar 126%.

2 Meningkatnya harmonisasi kebijakan industri sebagai upaya penciptaan iklim usaha

industri yang lebih kondusif.

Indikator kinerja Peningkatan rekomendasi kebijakan dalam rangka harmonisasi

kebijakan terkait industri, dengan target 100% dan realisasi sebesar 200% atau capaian

sebesar 200%.

3 Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri

Indikator kinerja dari sasaran strategis ketiga ini adalah Rasio Penurunan Impor Produk

Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib, dengan target 5% dan

realisasi sebesar 8,5% atau capaian sebesar 170%.

Page 4: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

iii

4 Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri

Sasaran strategis meningkatnya penguasaan teknologi industri memiliki dua indikator

kinerja. Adapun indikator kinerja yang ditetapkan adalah produk industri yang dikuasai

teknologinya melalui permohonan paten, dan tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang

dikuasai. Berikut capaian masing-masing indikator:

Indiator kinerja Produk industri yang dikuasai teknologinya, dengan target 5% dan

realisasi sebesar 39,4% atau capaian sebesar 788%.

Indikator kinerja Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai, dengan target

61% dan realisasi sebesar 59,26% atau capaian sebesar 97,15%.

5 Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau

Sasaran strategis meningkatnya industri yang menerapkan industri hijau memiliki dua

indikator kinerja. Adapun indikator kinerja yang ditetapkan adalah industri manufaktur

yang memenuhi standar industri hijau, dan penetapan Standar Industri Hijau. Berikut

capaian masing-masing indikator:

Indikator industri manufaktur yang memenuhi standar industri hijau, dengan target

0,5% dan realisasi sebesar 2% atau capaian sebesar 400 %.

Indikator kinerja Penetapan Standar Industri Hijau (SIH), dengan target 17% dan realisasi

sebesar 21% atau capaian sebesar 123%.

6 Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri

Indikator kinerja dari sasaran strategis ketiga ini adalah Tingkat Kepuasan Pelanggan,

dengan target 3,6 (skala indeks 1-4) dan realisasi sebesar 3,6 )skala indeks 1-4), atau

capaian sebesar 100%.

7 Meningkatnya penerapan reformasi birokrasi

Indikator kinerja dari sasaran strategis ketiga ini adalah Tingkat Tingkat Maturitas

Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3,2 dengan target 82% dan realisasi 96%

atau capaian sebesar 117%.

Realisasi anggaran Tahun 2018 untuk mendukung Program Pengembangan

Teknologi dan Kebijakan Industri adalah Rp 688.704.738.452.000,- dari Pagu Rp

734.114.223.000,- atau sebesar 93,73%, dengan uraian kegiatan sebagai berikut:

Page 5: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

iv

1. Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri Pagu sebesar Rp

5,256,538,000,- telah direalisasikan sebesar Rp 5,052,195,584 ,-atau sebesar 96,11%;

2. Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri pagu anggaran sebesar Rp

45,289,850,000 ,- telah direalisasikan sebesar Rp 43,279,029,504,- atau sebesar 95,56%;

3. Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Pagu sebesar Rp

5,007,461,000 ,- telah direalisasikan sebesar Rp. 4,811,509,496,- atau 96,09%;

4. Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan

Industri pagu anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 39,954,381,000,-telah direalisasikan

sebesar Rp 37,635,257,143 ,- atau 94,20%;

5. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual memiliki Pagu

sebesar Rp 42,729,838,000,- telah direalisasikan sebesar Rp 36,340,261,840,- atau

85,05%;

6. Penelitian dan Pengembangan Teknologi yang dilaksanakan 11 Balai Besar mempunyai

Anggaran Pagu DIPA tahun 2018 sebesar Rp 349.963.426.000,- dengan realisasi sebesar

Rp 329.300.174.112,- atau sebesar 94,10 %;

7. Riset dan Standardisasi Bidang Industri, Sertifiaksi Industri dan Pengembangan Produk

Dan Standardisasi Industri yang dilaksanakan oleh 11 Baristand Industri, 1 Balai Sertifikasi

Industri (BSI) dan 1 Balai Pengembangan Produk dan Standardisasi Industri (BPPSI),

Anggaran Pagu Dipa sebesar Rp 245.912.729.000,- dan telah direalisasikan sebesar Rp

231.656.310.773,- atau 94,20%.

Page 6: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i

IKHTISAR EKSEKUTIF................................................................................................ ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1

1.1. Tugas dan Fungsi Organisasi.............................................................. 1

1.2. Peran Strategis Organisasi................................................................. 3

1.3. Struktur Organisasi............................................................................ 5

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA................................................ 9

2.1. Rencana Strategis Organisasi............................................................. 9

2.2. Rencana Kinerja................................................................................. 16

2.3. Rencana Anggaran............................................................................. 17

2.4. Dokumen Perjanjian Kinerja............................................................... 18

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA.................................................................. 19

3.1. Analisis Capaian Kinerja..................................................................... 19

3.2. Akuntabilitas Keuangan..................................................................... 97

BAB IV PENUTUP..................................................................................................... 111

LAMPIRAN Perjanjian Kinerja TA. 2018 Pengukuran Perjanjian Kinerja (PK) TA. 2018 Realisasi Rencana Aksi Perjanjian Kinerja TA. 2018 Realisasi RPJMN (2015-2018)

Page 7: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

1

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab I Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Dengan diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) No. 69 Tahun 2018 tentang

Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2015 Tentang Kementerian Perindustrian,

Struktur Organsiasi Kementerian Perindustrian mengalami perubahan nomenklatur.

Perubahan tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Perubahan Nomenklatur Satuan Kerja Kementerian Perindustrian

sesuai Perpres No. 69 Tahun 2018

No Nomenklatur Lama Nomenklatur Baru

1 Sekretariat Jenderal Tetap

2 Direktorat Jenderal Industri Agro Tetap

3 Direktorat Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil

4 Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi, dan Elektronika Tetap

5 Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan

Aneka

6 Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan

Industri Dihapus

7 Direktorat Jenderal Ketahanan dan Pengembangan

Akses Industri Internasional

Direktorat Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan

Akses Industri Internasional

8 Inspektorat Jenderal Inspektorat Jenderal

9 Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Tetap

10 Staf Ahli Bidang Penguatan Struktur Industri Staf Ahli Bidang Pendalaman, Penguatan, dan

Penyebaran Industri

11 Staf Ahli Bidang Peningkatan Penggunaan Produk

Dalam Negeri Staf Ahli Bidang Komunikasi

12 Staf Ahli Bidang Sumbet Daya Industri Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Investasi

13 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri sesuai Perpres No. 69 Tahun 2018 tentang

Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2015 Tentang Kementerian Perindustrian

tidak mengalami perubahan nomenklatur.

Berdasarkan Perpres tersebut, BPPI mengemban tugas menyelenggarakan penelitian

dan pengembangan di bidang perindustrian. Dalam melaksanakan tugas, BPPI

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

Page 8: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

2

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab I Pendahuluan

1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian,

pengembangan dan promosi di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi

industri, dan industri hijau, serta diseminasi dan perlindungan hak kekayaan intelektual

di bidang industri;

2. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan dan promosi di bidang teknologi

industri, jasa industri, standardisasi industri, dan industri hijau, serta diseminasi dan

perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri;

3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengkajian,

pengembangan dan promosi di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi

industri, dan industri hijau, serta diseminasi dan perlindungan hak kekayaan intelektual

di bidang industri;

4. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; dan

5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh menteri.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, BPPI didukung 5 (lima) unit kerja

setingkat Eselon II di pusat dan 24 (dua puluh tiga) Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar

di beberapa daerah.

Perpres No. 69 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2015

Tentang Kementerian Perindustrian mulai diundangkan pada Bulan Agustus 2019, namun

Anggaran/ DIPA Program/ Kegiatan untuk Satker dengan Nomenklatur baru, efektif pada

Bulan Januari 2019. Sehingga dalam Laporan Kinerja BPPI TA. 2018 ini masih menggunakan

Nomenklatur lama sesuai Peraturan Presiden (Perpres) No. 29 Tahun 2015 tentang

Kementerian Perindustrian dan Permenperin Nomor 107 Tahun 2015 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Perindustrian.

Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 29 Tahun 2015 tentang Kementerian

Perindustrian, BPPI mengemban tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di

bidang perindustrian. Dalam melaksanakan tugas, BPPI menyelenggarakan fungsi sebagai

berikut:

1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian, dan

pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri,

Page 9: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

3

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab I Pendahuluan

konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri

jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan

intelektual di bidang industri;

2. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri,

jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim

usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi

dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri;

3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan

pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri,

konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri

jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan

intelektual di bidang industri;

4. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; dan

5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh menteri.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, BPPI didukung 5 (lima) unit kerja

setingkat Eselon II di pusat dan 23 (dua puluh tiga) Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar

di beberapa daerah.

1.2. Peran Strategis Organisasi

Kementerian Perindustrian merupakan lembaga yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang perindustrian. Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya,

Kemenperin telah menetapkan visi dan misi sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor 85.1/M.IND/PER/12/2016 tentang Rencana Strategis Kementerian

Perindustrian Tahun 2015-2019 Perubahan.

Visi pembangunan industri tahun 2015–2019 adalah “Mewujudkan Indonesia Menjadi

Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan

Sumber Daya Alam”. Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata

yang tertuang dalam 4 (empat) misi sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian

Perindustrian sebagai berikut:

Page 10: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

4

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab I Pendahuluan

1. Pemerataan pembangunan industri melalui pengembangan perwilayahan industri ke luar

pulau Jawa guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional;

2. Peningkatan populasi industri untuk memperkuat dan memperdalam struktur industri

nasional;

3. Peningkatan daya saing dan produktivitas industri untuk mewujudkan industri nasional

yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan.

Untuk mewujudkan visi tersebut, diperlukan upaya-upaya yang dijabarkan ke dalam

peta strategi 2015–2019 yang mengakomodir perspektif pemangku kepentingan berupa

pencapaian strategis yaitu:

1) Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional;

2) Meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri;

3) Meningkatnya penyebaran dan pemerataan industri;

4) Meningkatnya peran industri kecil dan menengah (IKM) dalam perekonomian nasional;

5) Meningkatnya pengembangan inovasi dan penguasaan teknologi industri;

6) Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri;

7) Menguatnya struktur industri.

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019

dan Renstra Kementerian Perindustrian 2015-2019, arah kebijakan pembangunan industri

nasional yang menjadi program prioritas Kemenperin adalah : 1) Meningkatnya populasi dan

persebaran industri dan 2) Meningkatnya daya saing dan produktivitas industri. Untuk

mendorong program prioritas tersebut, BPPI mendapat tanggung jawab untuk

mengkoordinasi program peningkatan daya saing dan produktivitas industri. Badan

Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

memiliki peran dalam perumusan kebijakan pengembangan industri strategis untuk

mewujudkan industri yang berdaya saing tinggi berbasis inovasi teknologi.

Di samping memiliki peran strategis tersebut, BPPI juga diharapkan dapat

menyediakan fasilitas jasa bagi pengembangan industri khususnya industri kecil dan

menengah (IKM), baik melalui riset, rancang bangun dan perekayasaan di bidang industri,

standardisasi dan sertifikasi, pengujian, kalibrasi serta pelatihan teknis.

Page 11: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

5

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab I Pendahuluan

Untuk mewujudkan peran litbang dalam rangka mendukung pengembangan industri

nasional khususnya mendukung pengembangan industri prioritas sebagaimana tertuang

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan

Industri Nasional Tahun 2015-2035, Balai Besar dan Balai Riset dan Standardisasi Industri

terus diperkuat sehingga dapat menghasilkan litbang yang implementatif.

Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri yang menjadi program BPPI

bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri melalui perumusan kebijakan strategis,

pelaksanaan penelitian dan pengembangan industri dan meningkatkan kemampuan industri

dalam menciptakan, mengembangkan, menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

uji komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan, rancangan produk baru, proses

produksi, energi terbarukan, lingkungan hidup, dan tenaga kerja serta sarana dan prasarana

industri sebagai faktor pendukung berhasilnya pembangunan industri.

1.3. Struktur Organisasi

Berdasarkan Permenperin Nomor 107 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Perindustrian, untuk mendukung tugas dalam menyelenggarakan penelitian

dan pengembangan di bidang perindustrian, BPPI didukung oleh Sekretariat Badan dan 4

(empat) unit kerja pusat dengan tugas masing-masing sebagai berikut:

1) Sekretariat Badan, mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif

kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan

Industri;

2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual

mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengkajian, dan pengembangan teknologi

industri, jasa industri, serta promosi dan perlindungan kekayaan intelektual di bidang

industri;

3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup mempunyai

tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian,

pengkajian, dan pengembangan di bidang industri hijau, lingkungan hidup, manajemen

energi dan air;

Page 12: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

6

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab I Pendahuluan

4) Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri mempunyai tugas

melaksanakan perumusan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan penelitian,

pengkajian, pengembangan, fasilitasi, pemantauan dan pelaporan di bidang kebijakan

iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang;

5) Pusat Standardisasi Industri mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan

teknis, rencana, program, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penelitian,

pengkajian, pengembangan standardisasi industri.

Selain unit kerja pusat, BPPI juga didukung oleh 24 (dua puluh empat) Unit Pelayanan

Teknis (UPT) di berbagai daerah yang terdiri dari 11 unit (sebelas) Balai Besar, 11 (sebelas)

Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri), Balai Sertifikasi Industri (BSI) dan

Balai Pengembangan Produk dan Standardisasi Industri (BPPSI). Satuan Kerja (Satker)

tersebut mempunyai peranan yang penting sebagai pelaksana tugas teknis operasional

dan/atau tugas teknis penunjang di lingkungan Kementerian Perindustrian.

Dalam mendukung tugas dan fungsi BPPI, unit kerja pusat dan UPT daerah saling

berkolaborasi. Unit kerja pusat berperan sebagai perumus kebijakan dan regulasi secara

makro, sedangkan UPT daerah berperan sebagai unit yang melaksanakan kebijakan secara

teknis operasional dan memberikan layanan teknis kepada dunia industri.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh 11 (sebelas) Balai Besar dan 11 (sebelas) Baristand

Industri tersebut adalah kegiatan litbang yang bersifat litbang terapan, rancang bangun dan

perekayasaan di bidang industri, standardisasi dan sertifikasi, pengujian, kalibrasi serta

pelatihan teknis. Masing-masing Balai Besar dan Baristand Industri memiliki kompetensi inti

seperti terlihat pada Tabel dibawah ini:

Tabel 1.1. Kompetensi Inti Balai Besar Industri

Balai Besar

Kompetensi Inti

1. Tekstil (BBT), Bandung Desain Struktur dan Permukaan Tekstil

2. Bahan dan Barang Teknik

(B4T), Bandung

Quality Assurance untuk teknologi pengelasan bawah air,

instrumentasi virtual & material teknik/maju berbasis polimer

3. Logam dan Mesin (BBLM),

Bandung

Desain Proses dan Produk engineering (fokus: peralatan energi

dan tooling)

4. Keramik (BBK), Bandung Material Engineering for Electric & Structural Ceramic

Page 13: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

7

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab I Pendahuluan

Balai Besar

Kompetensi Inti

5. Pulp dan Kertas (BBPK),

Bandung

Bioengineering untuk pulp dan kertas

6. Industri Agro (BBIA), Bogor Komponen aktif bahan alami komoditas agro

7. Kimia dan Kemasan (BBKK),

Jakarta

Fine Chemical & Degradable Packaging Design

8. Teknologi Pencegahan

Pencemaran Industri (BBTPPI),

Semarang

Teknologi terapan untuk pengendalian buangan industri

9. Kulit, Karet dan Plastik

(BBKKP), Yogyakarta

Desain bahan dan konstruksi sepatu

10. Kerajinan dan Batik (BBKB),

Yogyakarta

Desain dan bahan baku baru untuk produk-produk kerajinan

dan batik

11. Industri Hasil Perkebunan

(BBIHP), Makassar

Proses produksi dan teknologi terapan untuk pengolahan

kakao

Tabel 1.2 Fokus Balai Riset dan Standardisasi Industri

Baristand Industri Fokus

1. Aceh Rempah dan Minyak Atsiri

2. Medan Mesin dan Peralatan Pabrik

3. Padang Makanan Tradisional

4. Palembang Karet Komponen Teknis

5. Lampung Tepung Industri Agro

6. Surabaya Mesin Listrik & Peralatan Listrik

7. Banjarbaru Teknologi pengolahan kayu, rotan, dan bambu

8. Samarinda Hasil Perikanan dan Perkebunan

9. Pontianak Bahan baku kosmetik alami dan pangan semi

basah

10. Manado Teknologi Pengolahan Palma

11. Ambon Teknologi Pengolahan Hasil Laut

Page 14: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

8

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab I Pendahuluan

Gambar berikut menjelaskan struktur organisasi BPPI secara lengkap:

Gambar 1.1. Struktur Organisasi BPPI (Berdasarkan Permenperin No. 107/2015)

Gambar 1.2. Struktur Organisasi BPPI (Berdasarkan Permenperin No. 35/2018)

11 (sebelas) Baristand Industri

Balai Setifikasi Industri

PUSAT

STANDARDISASI INDUSTRI

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP

SEKRETARIAT

BADAN

11 (sebelas) Balai Besar

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INDUSTRI DAN HAK KEKAYAAN

INTELEKTUAL

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

IKLIM USAHA INDUSTRI

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

Balai Pengembangan Produk dan

Standardisasi Industri

11 (sebelas) Baristand Industri

Balai Setifikasi Industri

PUSAT

STANDARDISASI INDUSTRI

PUSAT

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KIMIA, FARMASI, TEKSTIL,

LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA

SEKRETARIAT

BADAN

11 (sebelas) Balai Besar

PUSAT

INDUSTRI HIJAU

PUSAT

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO

Balai Pengembangan Produk dan

Standardisasi Industri

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

Page 15: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

9

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis BPPI

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-

2019 disebutkan bahwa salah satu misi pemerintah adalah mewujudkan bangsa yang

berdaya saing. Misi ini dapat dicapai melalui pembangunan sumber daya manusia,

penguasaan iptek melalui penelitian, pengembangan dan penerapan di industri untuk

menghasilkan produk berdaya saing. Oleh karena itu, arah pembangunan nasional

Tahun 2015 –2019 adalah membangun keunggulan kompetitif perekonomian yang

berbasis pada sumber daya alam, SDM yang berkualitas dan kemampuan iptek.

Terkait dengan daya saing, peringkat indeks daya saing global Indonesia periode

2017-2018 menurut Global Competitiveness Index (GCI) yang dibuat oleh World Economic

Forum (WEF), naik peringkat ke urutan ke-36 dari semula urutan ke-41 pada periode

2016-2017. Sedangkan menurut World Competitiveness Yearbook yang dikembangkan

oleh Management Development (IMD) 2017, peringkat daya saing Indonesia naik enam

peringkat dari peringkat 48 menjadi peringkat 42. Pada level Asia Tenggara, peringkat

Indonesia masih berada di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Singapura

menempati peringkat tiga atau naik satu peringkat, Malaysia turun lima peringkat ke

posisi 24, Thailand naik satu peringkat ke posisi 27, sedangkan Filipina naik satu

peringkat ke posisi 41.

Untuk mencoba mengantisipasi berbagai tantangan global tersebut arah

kebijakan Rencana Strategis (Renstra) BPPI mengacu pada Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional (RPJPN), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2014 tentang

Perindustrian, RPJMN Tahun 2015 – 2019, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun

2015-2035.

Page 16: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

10

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Pada Renstra BPPI 2015-2019 tertuang Visi BPPI yaitu ”Menjadi lembaga

penyedia rumusan kebijakan yang visioner dan pelayanan teknis teknologis terkini

yang mampu menjadi katalis peningkatan produktivitas dan daya saing sektor industri

di tingkat nasional maupun global”

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, BPPI pada periode lima tahun

(2015-2019) mengemban misi sebagai berikut:

1. Mengembangkan kebijakan dan iklim usaha industri yang kondusif;

2. Meningkatkan peran standardisasi sebagai referensi pasar;

3. Mendorong pengembangan teknologi industri yang maju dan berdaya saing

termasuk di dalamnya perlindungan HKI;

4. Mendorong pengembangan industri yang berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan (industri hijau);

5. Meningkatkan penguasaan teknologi dan penggunaan SDA lokal melalui kegiatan

litbang dan pelayanan jasa teknis.

Dalam mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan upaya-upaya sistematis yang

dijabarkan ke dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan sasaran-sasaran strategis

yang mengakomodasi Perspektif Pemangku kepentingan, Perspektif Proses Internal,

dan Perspektif Pembelajaran Organisasi. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran

Strategis untuk tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perspektif Pemangku Kepentingan

Sasaran Strategis 1: Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri,

dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu:

1) Penguasaan teknologi industri;

2) Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai;

3) Penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara

wajib;

2. Perspektif Proses Internal

Sasaran Strategis 1: Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif,

dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu:

1) Penetapan Standar Industri Hijau;

2) Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau;

Page 17: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

11

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Sasaran Strategis 2: Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian

yang berdaya saing dan berkelanjutan, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu:

1) Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal;

2) Industri berorientasi ekspor;

3) Indeks kepuasan pelanggan;

3. Perspektif Pembelajaran Organisasi

Sasaran Strategis 1: Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien dan berorientasi pada

pelayanan prima, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu:

1) Tingkat kematangan SPIP Satker mencapai level 3.

Pada Tahun 2017 telah dilaksanakan reviu Renstra BPPI. Reviu Renstra BPPI ini dilaksanakan

untuk mengakomodir perubahan-perubahan yang terdapat pada Renstra Kementerian

Perindustrian 2015-2019 Perubahan yang ditetapkan pada akhir Tahun 2016. Sehingga

Sasaran Strategis tersebut di atas merupakan hasil cascading dari Renstra Kementerian

Perindustrian 2015-2019 Perubahan.

2.1.1 Arah Kebijakan dan Strategi BPPI

Arah kebijakan dan strategi BPPI dalam mendukung visi dan misi pembangunan

industri adalah:

1. Peningkatan kemampuan penguasaan teknologi maju;

2. Peningkatan fasilitasi penerapan teknologi dan perlindungan Hak dan Kekayaan

Intelektual (HKI);

3. Peningkatan kualitas hasil litbang industri;

4. Pengembangan kebijakan regulasi teknis dan kemampuan pelayanan teknis Standar

Nasional Indonesia (SNI) lingkup industri;

5. Pengembangan kebijakan menuju iklim usaha kondusif dan Kebijakan Industri Nasional

(KIN) yang efektif;

6. Peningkatan fasilitasi pengembangan industri hijau;

7. Peningkatan pemanfaatan SDA lokal di industri.

Berdasarkan Renstra Kemenperin Tahun 2015-2019 Perubahan, BPPI terdapat dalam

Program VII yaitu Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri. Program

Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri bertujuan untuk meningkatkan efisiensi,

Page 18: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

12

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

produktivitas, nilai tambah, daya saing dan kemandirian industri nasional. Program

Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri mencakup kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

1. Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi Dan Kebijakan

Industri

Kegiatan Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan

Kebijakan Industri dilaksanakan oleh Sekretariat BPPI dengan Sasaran kegiatan/output

yang dihasilkan adalah (1) Terwujudnya kebijakan dan program BPPI yang berkualitas

dan berkelanjutan, (2) Sistem tatakelola keuangan dan BMN yang transparan dan

akuntabel, (3) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Pengembangan Teknologi dan

Kebijakan Industri, (4) Sistem informasi yang handal, dan (5) Peningkatan Kompetensi

SDM Aparatur.

2. Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri dilaksanakan

oleh Pusat Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri dengan Sasaran

kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1) Tersusunnya kebijakan penciptaan iklim

usaha yang kondusif, dan (2) Meningkatnya pemanfaatan insentif (fiskal dan nonfiskal)

oleh industri.

3. Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri

Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri dilaksanakan oleh Pusat

Standardisasi dengan Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1) Tersedianya

RSNI, ST, PTC, (2) Tersedianya Regulasi Teknis Standardisasi Industri, (3) Tersedianya

SDM di bidang Standardisasi Industri, dan (4) Tersedianya Lembaga Penilaian Kesesuaian

(LPK) untuk Pelaksanaan Penilaian Kesesuaian.

4. Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup

dilaksanakan oleh Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup dengan Sasaran

kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1) Tersedianya Kebijakan Industri Hijau, (2)

Tersedianya Kebijakan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, (3) Tersedianya Infrastruktur

Industri Hijau, dan (4) Terwujudnya Industri yang menerapkan prinsip industri hijau.

Page 19: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

13

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

5. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual. Kegiatan

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual dilaksanakan

oleh Pusat Pengkajian Teknologi dan HKI dengan Sasaran kegiatan/output yang

dihasilkan adalah (1) Tersedianya rumusan Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri

dan HKI, (2) Tersedianya sistem dan infrastruktur audit teknologi, (3) Terfasilitasinya

pemanfataan dan penerapan teknologi industri, (4) Meningkatnya motivasi berinovasi

bagi peneliti dan industri, (5) Meningkatnya litbang prioritas teknologi industri, (6)

Tersedianya Pembinaan Perlindungan HKI di Bidang Teknologi Industri, dan (7)

Terlaksananya program, monitoring, pengembangan SDM, dan operasional di bidang

teknologi industri.

6. Penelitian, Pengembangan Teknologi dan Perekayasaan Industri

Kegiatan Penelitian, Pengembangan Teknologi dan Perekayasaan Industri dilaksanakan

oleh Balai Besar di lingkungan BPPI dengan sasaran kegiatan/output yang dihasilkan

adalah (1) hasil penelitian dan rekayasa industri dan (2) layanan jasa teknis industri.

7. Riset dan Standardisasi Industri

Kegiatan Riset dan Standardisasi Industri dilaksanakan oleh Balai Riset dan Standardisasi

Industri di lingkungan BPPI dengan Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1)

hasil penelitian dan rekayasa industri dan (2) layanan jasa teknis industri.

8. Sertifikasi Industri

Kegiatan Sertifikasi Industri dilaksanakan oleh Balai Sertifikasi Industri dengan sasaran

kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah layanan jasa teknis

industri.

Strategi BPPI dalam mendukung visi dan misi pembangunan industri adalah :

a) Mengembangkan jejaring dengan instituisi kebijakan litbang dan teknologi terkemuka

melalui organisasi internasional, kerangka kerjasama perdagangan bebas dan kemitraan

dengan akademisi;

b) Mendorong pengembangan kerjasama dengan dunia usaha untuk mengembangkan

teknologi dan memanfaatkan potensi bahan baku lokal;

c) Mengembangkan bank data yang lengkap dan mutakhir;

d) Meningkatkan kompentensi SDM BPPI sesuai perkembangan iptek industri;

e) Mengembangkan kapasitas kelembagaan litbang dan lembaga penilaian kesesuaian.

Selanjutnya, dalam peta strategi akan diuraikan langkah-langkah dalam mewujudkan

Strategi BPPI tersebut. Peta Strategi BPPI dapat dilihat seperti pada Gambar 2.1 berikut:

Page 20: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

14

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Gambar 2.1. Peta Strategi BPPI

Page 21: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

15

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Sasaran-sasaran dari Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri ini adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri

Sasaran kegiatan yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah meningkatnya

peran fasilitas fiskal dalam investasi sektor industri dan peningkatan ekspor;

2. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual

Sasaran kegiatan yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah

meningkatnya penguasaan teknologi industri;

3. Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri

Sasaran kegiatan yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah penurunan

impor produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib.

4. Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup

Sasaran kegiatan yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah Standar

Industri Hijau, Sertifikasi Industri Hijau, Lembaga sertifikasi industri hijau, dan

pelatihan-pelatihan bagi auditor industri hijau yang tersertifikasi.

5. Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan

Kebijakan Industri

Sasaran kegiatan yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah terfasilitasinya

penyusunan rencana dan evaluasi program pengembangan teknologi dan

kebijakan industri;

6. Penelitian, Pengembangan Teknologi dan Perekayasaan Industri

Sasaran kegiatan yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah hasil

penelitian dan rekayasa industri serta layanan jasa teknis industri.

7. Riset dan Standardisasi Industri

Sasaran kegiatan yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah hasil

penelitian dan rekayasa industri serta layanan jasa teknis industri.

8. Sertifikasi Industri

Sasaran kegiatan yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah layanan jasa

teknis industri.

Page 22: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

16

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

2.2 Rencana Kinerja BPPI Tahun 2018

Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri, terdiri dari kegiatan-

kegiatan yang telah ditetapkan untuk mendukung program tersebut terdiri atas:

1. Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan

Industri;

2. Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri;

3. Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri;

4. Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup;

5. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual;

6. Penelitian dan Pengembangan Teknologi;

7. Riset dan Standardisasi Bidang Industri;

8. Sertifikasi Industri

Berdasarkan program dan kegiatan tersebut di atas maka dapat diuraikan Rencana

Kinerja BPPI pada tahun 2018 sebagai berikut:

Tabel 2.1. Rencana Kinerja BPPI TA. 2018

No. Sasaran Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target

1. Meningkatnya peran fasilitas fiskal dan non fiskal dalam peningkatan daya saing industri

Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal

5 persen

Peningkatan jumlah industri berorientasi ekspor

80 persen

Peningkatan kemampuan dan pengamanan dunia usaha

30 persen

2. Meningkatnya harmonisasi kebijakan industri sebagai upaya penciptaan iklim usaha industri yang lebih kondusif

Peningkatan rekomendasi kebijakan dalam rangka harmonisasi kebijakan terkait industri

100 persen

3. Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri

Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan Secara Wajib

5 persen

4 Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri

Produk industri yang dikuasai teknologinya 5 persen

Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai

61 persen

5 Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau

Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau

0,5%

Penetapan Standar Industri Hijau (SIH) 17%

Page 23: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

17

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

No. Sasaran Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target

6 Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri

Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala indeks 3,6

7 Meningkatnya penerapan reformasi birokrasi

Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3,2

82%

2.3 Rencana Anggaran

Pagu awal BPPI TA. 2017 sebesar Rp 552.468.929.000,-, pada pertengan tahun

terjadi revisi PNBP, revisi DIPA, dan pemotongan anggaran, sehingga akhir Desember

TA. 2017 Pagunya menjadi Rp 579.264.032.000,-. Pagu tersebut terdiri dari anggaran

Sekretariat, 4 (empat) Pusat-Pusat, 11 (sebelas) Balai Besar, 11 (sebelas) Balai Riset

Standardisasi Industri dan Balai Sertifikasi Industri. Berikut rincian anggaran dari tiap-

tiap satker BPPI :

Tabel 2.2. Pagu Anggaran Program BPPI 2018

Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp 000,-)

Program: Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri 732.294.171

Kegiatan 1: Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri 5.256.538

Kegiatan 2: Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri 45.289.850

Kegiatan 3: Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup 5.007.461

Kegiatan 4: Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri 39.954.381

Kegiatan 5: Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual 42.729.838

Kegiatan 6: Penelitian dan Pengembangan Teknologi a. Peningkatan Dan Pengembangan Teknologi 349.963.426 b. Riset dan Standardisasi Bidang Industri 218.566.735

c. Sertifikasi Industri

d. Pengembangan Produk dan Standardisasi Industri

14.275.574 13.070.420

Page 24: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

18

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

2.4 Dokumen Penetapan Kinerja

Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan

kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk

mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki. Perjanjian

Kinerja TA. 2018 yang disesuaikan dengan IKU Renstra BPPI 2015-2019 yang merujuk pada

Rancangan Teknokratik Renstra Kementerian 2015-2019, dimana sasaran program lebih

berorientasi outcome. Untuk Perspektif Pembelajaran Organisasi tidak semua dicantumkan

pada Perjanjian Kinerja eselon I, terdapat beberapa indikator yang dicantumkan di unit

Eselon II. Berikut Perjanjian Kinerja BPPI TA. 2018 sebagaimana tabel dibawah ini:

Tabel 2.3.

Perjanjian Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Tahun 2018

No. Sasaran Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target

1. Meningkatnya peran fasilitas fiskal dan non fiskal dalam peningkatan daya saing industri

Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal

5 persen

Peningkatan jumlah industri berorientasi ekspor

80 persen

Peningkatan kemampuan dan pengamanan dunia usaha

30 persen

2. Meningkatnya harmonisasi kebijakan industri sebagai upaya penciptaan iklim usaha industri yang lebih kondusif

Peningkatan rekomendasi kebijakan dalam rangka harmonisasi kebijakan terkait industri

100 persen

3. Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri

Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan Secara Wajib

5 persen

4 Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri

Produk industri yang dikuasai teknologinya 5 persen

Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai

61 persen

5 Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau

Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau

0,5%

Penetapan Standar Industri Hijau (SIH) 17%

6 Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri

Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala indeks

3,6

7 Meningkatnya penerapan reformasi birokrasi

Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3,2

82%

Page 25: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

19

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Analisis Capaian Kinerja

Dalam mencapai visi dan misinya, BPPI melaksanakan program/kegiatan yang

mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perindustrian Tahun 2015-

2019. Berdasarkan Renstra tersebut, terdapat tujuan dari program yang dilaksanakan

BPPI serta Sasarannya. Bila dilihat dari tujuan yang terdapat pada Renstra BPPI

tersebut, berikut adalah capaian-capaian dari indikator ekonomi makro yang terkait

dengan indikator tujuan yang terdapat pada dokumen Renstra BPPI 2015-2019.

Tabel 3.1 Indikator ekonomi makro yang terkait dengan indikator tujuan

Uraian Nilai (Rupiah) Impor bahan baku sektor industri tahun 2018

805.587.900.000.000

PDB sektor industri tahun 2018 2.947.299.200.000.000 Investasi sektor industri tahun 2018 226.180.000.000.000 (USD 1 = IDR 13400)

Sumber: Kemendag, BPS, diolah (2018)

Terdapat dua indikator tujuan pada dokumen Renstra BPPI 2015-2019, yaitu

perbandingan antara impor bahan baku sektor industri dengan PDB sektor industri

nonmigas (Tj.1), dan Jumlah investasi di sektor industri pada periode tahun terkait

(Tj.2). Untuk Tj.1, dapat dihitung bahwa perbandingan antara impor bahan baku

sektor industri dengan PDB sektor industri nonmigas adalah sebesar Rp.805,587

Trilyun/Rp.2.947,299 Trilyun atau sebesar 27,33%. Target yang ditetapkan pada

tahun 2018 adalah sebesar 34%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa target Tj.1 telah

tercapai karena nilai berada di bawah target yang ditetapkan (minimasi).

Untuk Tj.2, dengan mudah diketahui bahwa nilai investasi di sektor industri

untuk tahun 2018 adalah sebesar Rp.226,18 Trilyun. Apabila dibandingkan dengan

target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp.520 Trilyun maka dapat disimpulkan bahwa

indikator Tj.2 tidak mencapai target. Beberapa alasan mengapa target tidak tercapai

adalah harmonisasi dan sinkronisasi regulasi investasi membutuhkan waktu untuk

berjalan optimal. Pemerintah telah menerbitkan revisi aturan fasilitas libur pajak atau

Page 26: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

20

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

tax holiday yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor

150/PMK.010/2018 Tentang Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan

Badan (PPh Badan). Dalam aturan tax holiday yang baru, pemerintah memperluas

sektor penerima fasilitas libur pajak. Selain itu ada kepastian bagi investor untuk

masuk, utamanya dengan kepastian tax holiday melalui OSS (Online Single

Submission). Namun kebijakan ini membutuhkan waktu.

Sedangkan, berdasarkan Renstra tersebut, pada setiap awal tahun anggaran

ditetapkan dokumen Perjanjian Kinerja (Perkin) BPPI. Pada TA. 2018, Perjanjian

Kinerja BPPI meliputi 7 (tujuh) Sasaran Strategis untuk melaksanakan kinerjanya

yaitu:

1. Sasaran Strategis I: Meningkatnya peran fasilitas fiskal dan non fiskal dalam

peningkatan daya saing industri;

2. Sasaran Strategis II: Meningkatnya harmonisasi kebijakan industri sebagai upaya

penciptaan iklim usaha industri yang lebih kondusif;

3. Sasaran Strategis III: Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri;

4. Sasaran Strategis IV: Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri;

5. Sasaran Strategis V: Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau;

6. Sasaran Strategis VI: Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri;

7. Sasaran Strategis VII: Meningkatnya Penerapan Reformasi Birokrasi.

Walaupun BPPI telah menetapkan Sasaran Strategis untuk Program

Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri, akan tetapi masih terdapat

beberapa sasaran strategis dalam Renstra yang tidak tercantum pada Perjanjian

Kinerja Eselon I BPPI. Hal ini disebabkan adanya pemilihan skala prioritas dari

sasaran strategis yang akan ditampilkan dalam Perkin TA. 2018. Sasasaran Strategis

yang tidak dicantumkan dalam Perkin BPPI diturunkan menjadi indikator dalam

Perkin Unit eselon II di bawah BPPI.

Page 27: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

21

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Tabel 3.2 Realisasi Kinerja IKU Renstra BPPI

(Berdasarkan Renstra Kemenperin Perubahan Pada TA. 2017)

Sasaran Strategis Kementerian

Sasaran Strategis BPPI

Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

T

R

T R T

R T

R

T

S1 Meningkatnya populasi dan persebaran industri T2 Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

S.1 Meningkatnya Peran Fasilitas Fiskal dan Non Fiskal Dalam Peningkatan Daya Saing Industri

S1.1 Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal

5,2% 8,00% 5,85%

17,53% 5,6%

4,21%

5% 36,89%

5%

S1.2 Peningkatan jumlah industri berorientasi ekspor

- - - - 60% 66,6%

80% 80% 80%

S1.3 Peningkatan kemampuan dan pengamanan dunia usaha

- - - - - - 30% 41% 30

S.2 Meningkatnya harmonisasi kebijakan industri sebagai upaya penciptaan iklim usaha industri yang lebih kondusif

S.2.1 Peningkatan rekomendasi kebijakan dalam rangka harmonisasi kebijakan terkait industri

- - - - - - 100 200%

100

S2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri

S.3Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri

S.3.1Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib (%)

- - - - 5 12,8 5 8,5%

5

S.4Meningkatnya penguasaan teknologi industri

S.4.1Produk industri yang dikuasai teknologinya

- - - - 5 29,61

5 25,08

5

S.4.2Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai

_ -- - - 60% 61% 59,26%

61%

T2 Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Industri Hijau

Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau

10 12 10 12 54 - 75 - 15

Page 28: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

22

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Sasaran Strategis Kementerian

Sasaran Strategis BPPI

Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

T

R

T R T

R T

R

T

T1

Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif

Peraturan perundangan yang diselesaikan (jumlah)

- - - - 2 2 3 3 -

S.5Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau,

S.5.2Penetapan standar industri hijau

- - - - 16 27,78 17 21 18

S.5.1 Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau

- - - - 0,50%

2% 0,50%

2% 2

T3 Meningkatnya Kualitas Layanan Publik Kepada Pelaku Usaha Industri dan Masyarakat

S.6Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri

Indeks kepuasan pelanggan

3,5 3,8 3.5 3,5 3.5 3,5 3.6 3,6 3.6

L3 Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima

S.7Meningkatnya penerapan reformasi birokrasi

Tingkat kematangan SPIP Satker BPPI mencapai tingkat 3

- - - - 80 100 82 96 90

S.8Pengembangan SDM ASN di Lingkungan BPPI

Persentase Peningkatan Kompetensi ASN BPPI

- - - - 95 95 96

Persentase Peningkatan Jenjang Jabatan Fungsional ASN

- - - - 85 88 87

S.9Peningkatan Infrastruktur dan Kelembagaan BPPI

Persentase Peningkatan Tertib Administrasi Pengelolaan BMN

- - - - 18,72

20 25

Tersedianya Data

dan Informasi Kinerja BPPI

- - - - 6 7 10

S.9Terwujudnya tata kelola yang efektif dan efisien

Tersedianya Sistem Tata Kelola Organisasi Satker BPPI

- - - - 5 8 13

Pengelolaan

Keuangan BPPI Berpredikat WTP

- - - - <2,5 <3 <5

S.10Terwujudnya tata kelola yang efektif dan efisien

Tingkat Persetujuan Rencana Kegiatan

90 100 90 99,81 99 - 99 99 99

Page 29: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

23

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Sasaran Strategis Kementerian

Sasaran Strategis BPPI

Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

T

R

T R T

R T

R

T

Tingkat Realisasi

Anggaran BPPI - - - - 95 95 95

Peningkatan Nilai

SAKIP Satker BPPI - - - - 90 91 94

Pada berdasarkan Renstra Kemenperin, Sasaran Strategis yang menjadi tanggung

jawab BPPI terdapat pada :

1. Sarasaran Startegis 2 : Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri dengan

indikator Penguasaan teknologi industri (%)

Tabel 3.3 Perbandingan Realisasi Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri

Sasaran Strategis IKU

2015 2016 2017

2018 Satuan

T R C (%) T R C (%) T R C (%) T R C (%)

Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri

Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri, pengembangan inovasi dan penerapan HKI

10 25,93 259 20 17,60 88,02 Tidak digunakan sebagai indikator

Tidak digunakan

sebagai indikator

Persen

Penguasaan Teknologi Industri

Belum digunakan sebagai indikator 5 29,61 592,2

5

25,08

737 Persen

Sumber : Kemenkumham, diolah Kemenperin

IKU penguasaan teknologi industri tahun 2018 capaiannya sebesar 737%. Hal ini

karena penetapan target masih berdasarkan target indikator IKU penguasaan teknologi

sebelum revisi yaitu sebesar 5%. Untuk tahun-tahun selanjutnya, target IKU penguasaan

teknologi industri akan ditetapkan lebih realistis sesuai dengan capaian tahun-tahun

sebelumnya.

Dalam rangka mencapai IKU penguasaan teknologi, Kementerian Perindustrian

melaksanakan langkah strategis diantaranya: evaluasi kebijakan teknologi (pohon

teknologi), penelitian dan pengembangan teknologi industri, bimbingan penerapan

kekayaan intelektual, serta pelaksanaan manajemen hak kekayaan intelektual. Evaluasi

kebijakan teknologi dilaksanakan dalam rangka memetakan subjek penelitian yang

Page 30: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

24

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

berpotensi untuk diteliti namun belum dipatenkan, sehingga hal ini menjadi pedoman

bagi para peneliti dalam pelaksanaan dan pengembangan litbang. Bimbingan penerapan

kekayaan intelektual dilaksanakan untuk mengakomodasi kebutuhan para pemohon

paten dalam pendaftaran paten. Proses pendaftaran paten merupakan tahap yang

penting karena membutuhkan pengetahuan yang memadai dalam bidang kekayaan

intelektual. Melalui bimbingan penerapan kekayaan intelektual diharapkan usulan paten

di lingkungan Kementerian Perindustrian dapat diterima oleh kementerian terkait.

Tabel 3.4 Permohonan Paten WNI Tahun 2015-2018

Uraian

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Realisasi 2014

Realisasi 2015

Pertumbuhan (%)

Realisasi 2015

Realisasi 2016

Pertumbuhan (%)

Realisasi 2017

Realisasi 2018

Pertumbuhan (%)

Permohonan Paten oleh WNI

1410 1628 15,46 1628 2272 29,61 2272 2842 25,08

Sumber : Kemenkumham, diolah Kemenperin

Jumlah permohonan paten pada tahun 2018 adalah sebanyak 2.842 paten,

sedangkan jumlah permohonan paten pada tahun 2017 adalah sebanyak 2.272 paten.

Sehingga pertumbuhan permohonan paten WNI tahun 2018 terhadap permohonan

paten WNI tahun 2017 adalah sebesar 25,08 persen. Realisasi tersebut jauh melebihi

target yang ditetapkan yaitu sebesar 5%. Demikian pula apabila dilihat dari

pertumbuhan tahun 2016 dan 2017, angka pertumbuhan ini selalu berada di atas 10%.

Hal ini sejalan dengan peningkatan paten internasional dimana Indonesia mencatat

prestasi yang terbukti dari jumlah permohonan paten internasional asal Indonesia ke

World Intellectual Property Organization (WIPO) meningkat lebih dari dua kali lipat

dibandingkan dengan tahun sebelumnya 2015. Untuk itu, perlu dilakukan penyesuaian

atas target IKU tersebut pada tahun-tahun mendatang.

Untuk meningkatkan aplikasi paten dalam negeri, khususnya teknologi

produk/proses yang dihasilkan Satker/UPT di lingkungan Kementerian Perindustrian

maka Kementerian Perindustrian melalui Puslitbang Teknologi Industri dan Kekayaan

Intelektual (TIKI) terus berusaha untuk meningkatkan kualitas produk KI yang akan

difasilitasi oleh Puslitbang TIKI. Oleh karena itu dilakukan seleksi atas pendaftaran

produk Kekayaan Intelektual (KI) yang diajukan dari tiap-tiap unit kerja. Kriteria seleksi

tersebut diantaranya meliputi potensi komersialisasi, tingkat kesiapterapan teknologi,

Page 31: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

25

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

adanya rencana kerjasama dengan industri serta Commercialization Readiness Level

(CRL). Untuk itu, Kementerian Perindustrian terus mendorong peningkatan kompetensi

peneliti, peningkatan kerjasama peneliti dengan stakeholder terkait, keberpihakan

terhadap pembiayaan penelitian dan peningkatan infrastruktur litbang untuk mengejar

ketertinggalan paten yang berasal dari WNA.

2. Penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan atau PTCnya diberlakukan secara

wajib, merupakan persentase penurunan nilai impor produk industri yang Standar

Nasional Indonesia (SNI), Standar Teknis (ST) dan/atau Pedoman Tata Cara (PTC)

diberlakukan secara wajib pada tahun 2018 dibandingkan dengan tahun 2017.

Kebijakan standardisasi, dalam penerapan SNI wajib diharapkan dapat

menurunkan jumlah impor, khususnya produk dengan kualitas di bawah standar. Hal ini

tentunya tidak terlepas dari dampak pemberlakuan perjanjian perdagangan baik

bilateral maupun multilateral. Dengan berkurangnya impor produk dengan kualitas di

bawah standar, selain menjamin keamanan konsumen, diharapkan industri dalam negeri

dapat mengisi kebutuhan domestik tersebut.

Sampai dengan tahun 2018 jumlah SNI wajib yang telah diberlakukan sebanyak

113 SNI. Pengukuran indikator kinerja penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan

atau PTC diberlakukan secara wajib adalah dengan membandingkan data Year on Year

(YoY) nilai impor pada tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2018. Nilai impor produk-

produk yang telah SNI, ST dan PTC wajib tersebut pada tahun 2017 sebesar

US$ 4.903.394.641 sedangkan pada tahun 2018 sebesar US$ 4.649.889.138, sehingga

realisasi indikator kinerja tersebut sebesar 5,17 persen.

Dalam rangka mencapai IKU tersebut, Kementerian Perindustrian melaksanakan

langkah strategis yang melibatkan stakeholder terkait yakni asosiasi industri, akademisi

serta K/L terkait. Langkah tersebut diantaranya penyusunan SNI yang diberlakukan

secara wajib, penyusunan regulasi teknis, penyusunan skema sertifikasi, serta

pengawasan pemberlakuan SNI. Berikut adalah target, realisasi dan capaian IKU

penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan PTC diberlakukan wajib.

Tabel 3.5 IKU Penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan atau PTC

diberlakukan secara wajib

Page 32: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

26

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Sasaran Strategis

IKU

2015 2016 2017 2018

Satuan

T R C (%) T R C (%) T R C (%) T R C (%)

Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri

Penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan atau PTC diberlakukan secara wajib

Belum menjadi IKU 5 12,1

242 5 5,17 103,4 Persen

Sumber: BPS, diolah Kemenperin

Dalam rangka menunjang capaian target penurunan impor yang telah

ditetapkan, sampai dengan tahun 2018 Kementerian Perindustrian telah

mengkonsensuskan sebanyak 105 RSNI; terdapat 11 penambahan LPK yaitu 9 Lab

Penguji dan 2 LSPro sehingga jumlah LPK meningkat menjadi 135 LPK terdiri dari 47

LSPro dan 88 Lab. Uji; telah disusun 7 (tujuh) Skema Sertifikasi; dan telah disusun 20

regulasi teknis terkait dengan SNI dan pengawasan LPK. Berikut adalah rincian capaian

dimaksud.

Tabel 3.6 Realisasi SNI Wajib, RSNI dan LPK

Uraian Realisasi 2015 Realisasi 2016 Realisasi 2017 Realisasi 2018

Jumlah SNI wajib 102 105 92 113

Jumlah RSNI 120 102 95 105

Penambahan LPK 7 -44 6 11

Sumber: Kemenperin

Beberapa kendala dalam pencapaian target indikator Penurunan Impor Produk Industri

yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib, diantaranya:

1) Belum siapnya industri kecil dan menengah dalam pemberlakuan SNI, ST dan/atau

PTC;

2) Infrastruktur Laboratorium Penguji yang belum mampu mendukung sepenuhnya

pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC;

3) Belum semua Peraturan Menteri Pemberlakuan SNI Wajib memiliki Skema

Sertifikasi, dari 113 SNI wajib baru 68 yang tersedia Skema Sertifikasinya.

Terkait dengan kendala tersebut, langkah antisipasi yang dilaksanakan antara lain:

Page 33: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

27

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

1) Berkoordinasi dengan Sektor dan Ditjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA)

untuk sosialisasi dan memberikan bimbingan teknis terhadap industri kecil dan

menengah supaya siap dalam pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC.

2) Untuk meningkatkan infrastruktur Laboratorium Penguji yang belum mampu

mendukung sepenuhnya pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC, Pusat Standardisasi

Industri telah merencanakan bantuan alat uji pada Tahun 2019 yang masuk ke dalam

program prioritas Kemenperin sebesar Rp.1,4 Miliar.

3) Pembahasan secara regular untuk penyusunan skema sertifikasi untuk semua produk

yang SNI-nya akan dan telah diberlakukan secara wajib.

Terdapat beberapa indikator yang tidak mencapai target yaitu industri yang berorientasi

ekspor. Penjelasan selengkapnya mengenai indikator yang tidak mencapai target akan diulas

pada capaian/realisasi perjanjian kinerja.

BPPI telah menyusun Perjanjian Kinerja TA. 2018 yang disesuaikan dengan IKU

Renstra BPPI (Perubahan) 2015-2019 dan merujuk pada Renstra Kementerian (Perubahan)

2015-2019. Untuk memonitor perkembangan capaian indikator kinerja setiap triwulan, telah

disusun Rencana Aksi Perjanjian Kinerja BPPI sebagaimana tabel berikut:

Page 34: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

28

Tabel 3.7 Rencana Aksi 2018

Page 35: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

29

Page 36: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

30

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Tabel 3.8 Realisasi Perjanjian Kinerja BPPI TA. 2018 Per Triwulan

Page 37: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

31

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Secara fisik semua kegiatan sudah terealisasi, namun pada beberapa indikator kinerja

yang realisasinya tidak mencapai target. Adapun hasil analisis capaian kinerja yang telah

dilaksanakan dari masing-masing sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut:

3.1.1. Analisis Capaian Kinerja berdasarkan Perjanjian Kinerja

I. Sasaran Strategis I : Meningkatnya peran fasilitas fiskal dan non fiskal dalam peningkatan daya saing industri

Sasaran strategis meningkatnya peran fasilitas fiskal dan nonfiskal dalam

peningkatan daya saing industri memiliki 3 (tiga) indikator kinerja. Adapun indikator

kinerja yang ditetapkan adalah:

1 Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal

2 Peningkatan jumlah industri berorientasi ekspor

3 Peningkatan kemampuan dan pengamanan dunia usaha

I.1. Indikator Kinerja : Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal

a. Hasil yang telah dicapai

Sasaran strategis meningkatnya peran fasilitas fiskal dan non fiskal dalam

peningkatan daya saing industri dengan indikator kinerja kontribusi investasi yang

memanfaatkan fasilitas fiskal dihitung dengan cara nilai forecast investasi industri

yg mendapatkan fasilitas Tax Allowance (TA) & Tax Holliday (TH) tahun 2018

sebesar Rp. 15,9 T (nilainya dari nilai investasi TA & TH 2017 yaitu Rp.13,9 T,

ditambahkan Rp. 2 T) dibagi dengan investasi sektor industri tahun 2018 hasil

forecast sebesar Rp. 344,5 T (nilai total investasi industri tahun 2017 yaitu Rp.

328,6 T ditambahkan dengan forecast nilai investasi industri yang menggunakan

fasilitas TA & TH 2018 yaitu Rp. 15,9T). Data investasi sektor industri pada tahun

2018 yang menggunakan fasilitas fiskal (tax holiday dan tax allowance)

diperkirakan bernilai Rp. 15,9 T (data investasi TA & TH Tahun 2017 yaitu Rp. 13,9

T ditambahkan Rp. 2 T).

Berikut adalah hasil yang telah dicapai dari indikator kinerja kontribusi

investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal :

Page 38: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

32

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Tabel 3.9 Target dan Realisasi Indikator I.1

b. Analisis capaian kinerja

Sampai dengan 31 Desember 2018 tercatat sebanyak 9 perusahaan

mendapatkan fasilitas Tax Allowance berdasarkan PP No. 18/2015 jo. PP

No.9/2016 dengan nilai investasi total sebesar Rp. 14,61 T dan sebanyak 8

perusahaan mendapatkan fasilitas Tax Holliday berdasarkan PMK No. 35/2018

dengan nilai investasi sebesar Rp.112,5 T. Sehingga sampai 31 Desember 2018

capaian indikator kontrbusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal adalah =

(Rp. 127,11 T /Rp. 344,5 T) x 100% = 36,89%.

Kegiatan yang telah dilaksanakan pada Tahun 2018 untuk dapat mencapai

target indikator yang ditetapkan adalah melaksanakan beberapa kegiatan

sebagai berikut:

- Rapat dan koordinasi dengan stakeholder untuk memberikan masukan

terhadap Revisi PMK untuk fasilitasi Tax Holliday

- Sosialisasi program pembiayaan;

- Pengumpulan data dan informasi;

- Menyusun rekomendasi untuk usulan fasilitas fiskal;

- FGD dalam rangka penyusunan usulan fasilitas;

- Mengeluarkan surat rekomendasi terkait fasilitas fiskal;

- Mengajukan permohonan pemanfaatan fasilitas fiskal kepada Kementerian

Keuangan;

- Menghitung nilai investasi industri yang mengajukan fasilitas fiskal selama

Tahun 2018.

Revisi Peraturan Menteri Keuangan (PMK) untuk fasilitas Tax Holiday (TH)

melalui PMK Nomor 35/PMK.010/2018 tentang Pemberian Fasilitas Pengurangan

PPh Badan yang telah diundangkan tanggal 4 April 2018 menawarkan fasilitas

yang jauh lebih atraktif, mekanisme yang lebih sederhana, serta lebih

memberikan kepastian bagi investor dibandingkan PMK TH terdahulu. Hal ini

Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

Kontribusi Investasi yang memanfatkan Fasilitas Fiskal

5% 36,89% 737%

Page 39: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

33

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

dapat dilihat dari jumlah perusahaan yang telah mendapatkan fasilitas TH

berdasarkan PMK 35/2018 tersebut yang belum genap berusia 1 tahun, yaitu

berjumlah 8 perusahaan, dan jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat.

Investasi yang mendapatkan fasilitas perpajakan Tax Holiday (untuk industri

pionir) dan Tax Allowance (dalam rangka pendalaman struktur industri

(menumbuhkan industri substitusi impor) dan penyebaran pertumbuhan industri

di seluruh wilayah RI) meningkat, karena adanya kebijakan relaksasi untuk insentif

Tax Holiday melalui terbitnya Peraturan Menteri Keuangan No.35/2018.

Dalam upaya menarik investasi pionir dan memberikan kepastian

mendapatkan fasilitas perpajakan bagi industri, Pemerintah telah menerbitkan

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 35/PMK.010/2018 tentang Pemberian

Fasilitas Pengurangan PPh Badan yang telah diundangkan tanggal 4 April 2018.

Perbedaan mendasar antara PMK TH yang baru dengan PMK sebelumnya, yaitu :

(a) Subyek penerima fasilitas tidak lagi harus Wajib Pajak (WP) baru, sehingga WP

lama masih dimungkinkan untuk mengajukan fasilitas TH selama melakukan

penanaman modal baru; (b) pengurangan PPh Badan berlaku single rate yaitu

sebesar 100% selama 5 sampai dengan 20 tahun yang ditentukan berdasarkan

nilai investasinya (minimal 5 tahun bila investasi Rp. 500 milyar sampai dengan Rp.

1 T dan maksimal 20 tahun bila nilai investasinya paling sedikit Rp. 30 milyar); (c)

memberikan masa transisi selama 2 tahun sebesar 50% dari PPh Badan setelah

masa pemanfaatan berakhir; dan (d) bidang usaha yang bisa mendapatkan

fasilitas TH mengalami peningkatan dari semula 8 (delapan) kelompok bidang

usaha menjadi 17 (tujuh belas) kelompok bidang usaha.

Di samping besaran fasilitas yang lebih menarik dibandingkan ketentuan Tax

Holiday sebelumnya, pada PMK 35/2018 ini juga memuat aturan penyederhanaan

proses sebagai upaya lebih memberi kepastian bagi WP penanaman modal baru.

Mekanisme pengajuan fasilitas dapat dilakukan WP bersamaan dengan

Pendaftaran Investasi (PI) melalui sistem Online Single Submission (OSS) ataupun

menyampaikan permohonan pengurangan pajak penghasilan kepada Kepala

BKPM paling lambat 1 (satu) tahun setelah penerbitan pendaftaran penanaman

Page 40: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

34

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

modal (bagi WP yang telah memiliki Pendaftaran Investasi sebelum PMK 35/2018

diundangkan).

Tabel di bawah menunjukkan perusahaan-perusahaan yang telah

mendapatkan fasilitas fiskal berupa Tax Allowance dan Tax Holliday pada tahun

2018:

Tabel 3.10 Perusahaan yang Mendapat Tax Allowance

NO PERUSAHAAN BIDANG USAHA KBLI LOKASI KMK

1 PT. Apical Kao Chemicals

Industri Kimia Dasar Organik yang Bersumber dari Hasil Pertanian

20115 Lubuk Gaung – Dumai, Riau

45/KM.3/2018 tanggal 9 Mei 2018

2 PT. Megah Surya Pertiwi

Industri Pembuatan Logam Dasar bukan Besi

24202 Desa Kawasi – Kab. Halmahera Selatan, Maluku Utara

46/KM.3/2018 tanggal 9 Mei 2018

3 PT. Citra Borneo Utama

Industri minyak mentah/murni kelapa sawit dan minyak goreng kelapa sawit

10432 Kumai – Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah

47/KM.3/2018 tanggal 9 Mei 2018

Industri minyak dan lemak nabati dan hewani

10412

Industri minyak mentah dan lemak nabati dan hewani lainnya

10490

4 PT. Mutu Gading Tekstil

Industri Serat Staple Buatan

20302 Solo 60/KM.3/2018 PMDN tanggal 28 Ags 2019

5 PT. Ungaran Sari Garments

Industri pakaian jadi (konveksi) dari tekstil

14111 Kudus 59/KM.3/2018 tanggal 28 Ags 2018

6 PT. Asia Pacific Rayon (PT. APR)

Industri Serat Stapel Buatan

20302 Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau

122/KM.3/2018 tanggal 18 Oktober 2018

7 PT. Kimia Farma Sungwun Pharmacopia

Industri Bahan Farmasi 21011 Cikarang 117/KM.3/2018 tanggal 16 Oktober 2018

8 PT. Indorama Polychem Indonesia

Industri Serat Staple Buatan

20302 Purwakarta – Jawa Barat

123/KM.3/2018 tanggal 5 November 2018

Page 41: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

35

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Tabel 3.11 Perusahaan yang Mendapat Tax Holliday

NO PERUSAHAAN BIDANG USAHA

(CAKUPAN PRODUK)

CAKUPAN PRODUK

LOKASI Keterangan

1 PT. Obsidian Stainless Steel NPWP: 76.386.869.2-411.000

Industri besi dan baja dasar (iron and steel making) dan Industri pembuatan logam dasar bukan besi

• Stainless Steel (billet/slab) (KBLI 24101)

• Ferronickel (KBLI 24202)

Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara

Surat Usulan No. 501/A.8/B.3/2018 (29 Agustus 2018) telah selesai dari Biro Hukum Kementerian Keuangan KMK 694, tanggal 18 Oktober 2018

2 PT. Dexin Steel Indonesia NPWP: 82.715.174.7-014.000

Industri penggilingan baja (steel rolling) serta industri besi dan baja dasar (iron da steel making)

• Pig Iron (KBLI 24101)

• Steel Slab (KBLI 24101)

• Steel Bar (KBLI 24102)

• Steel Plate (KBLI 24102)

• Steel Wire Road (KBLI 24102)

Desa Fatufia, Kec. Bahodopi, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah

Surat Usulan No. 502/A.8/B.3/2018 (29 Agustus 2018) telah selesai dari Biro Hukum Kementerian Keuangan KMK 691, tanggal 16 Oktober 2018

3 PT. Hengjaya Nickel Industry NPWP: 83.831.548.9-014.000

Industri pembuatan logam dasar bukan besi

Nickel Pig Iron (KBLI 24202)

Desa Fatufia, Kec. Bahodopi, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah

Surat Usulan No. 544/A.8/B.3/2018 (31 Agustus 2018) telah selesai dari Biro Hukum Kementerian Keuangan KMK 690, tanggal 16 Oktober 2018

4 PT. Aneka Tambang Tbk NPWP: 01.001.663.2-051.000

Industri pembuatan logam dasar bukan besi (KBLI 24202)

Ingot dan slab paduan nikel (feronikel)

Kec. Maba, Kab. Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara

Surat Usulan No. 731/A.8/B.3/2018 (21 September 2018)

5 PT. Halmahera Persada Lygend NPWP: 85.504.922.7-077.000

Industri pembuatan logam dasar bukan besi (KBLI 24202)

MHP (Mixed Hydroxide Precipitate)

Desa Kawasi Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara

Surat Usulan No. 1036/A.8/B.3/2018 (4 Oktober 2018)

6 PT. Ranger Nickel Industry NPWP: 85.460.461.8-067.000

Industri pembuatan logam dasar bukan besi (KBLI 24202)

Nickel pig iron

Kab. Morowali, Sulteng

Surat Usulan No. 1969/A.8/B.3/2018 (27 November 2018)

Page 42: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

36

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

NO PERUSAHAAN BIDANG USAHA

(CAKUPAN PRODUK)

CAKUPAN PRODUK

LOKASI Keterangan

7 PT. Artha Mining Industry NPWP: 85.036.884.9-033.000

Industri pembuatan logam dasar bukan besi (KBLI 24202)

Nickel pig iron

Kab. Bombana, Prov .Sulawesi Tenggara

Surat Usulan No. 2010/A.8/B.3/2018 (28 November 2018)

8 PT. Lotte Chemical Indonesia NPWP: 76.323.614.8-011.000

Industri petrokimia berbasis minyak bumi, gas alam, dan batubara tanpa atau beserta turunannya yang terintegrasi (KBLI 20117)

Ethylene, Benzene, Toluene,Xylene, Butadiene, Propylene, Polyethylen, Polypropilene, ABS (Acronitrile Butadiene Styrene)

Kota Cilegon, Pov Banten

Surat Usulan No. 1812/A.8/B.3/2018 (21 November 2018)

Realisasi Indikator “kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal” ini

jika dibandingkan dengan tahun - tahun sebelumnya mengalami kenaikan yang

signifikan. Pada Tahun 2016 nilai investasi yang mendapatkan fasilitas fiskal

adalah sebesar Rp.56,8 Trilyun dengan jumlah perusahaan industri sebanyak 25

perusahaan. Pada tahun 2017 nilai investasi yang mendapatkan fasilitas fiskal

adalah sebesar Rp. 13,96 Trilyun dengan jumlah perusahaan industri sebanyak 6

perusahaan.

Tabel 3.12 Target dan realisasi indikator

kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal (2016-2018)

Bila kita bandingkan kebijakan tarif yang diterapkan di Indonesia dengan

beberapa negara dapat tergambar pada tabel dibawah ini :

Indikator Kinerja

2017 2018

Target (%)

Realisasi (%)

Nilai Investasi

(Rp)

Target (%)

Realisasi (%)

Nilai Investasi

(Rp)

Kontribusi Investasi yang memanfatkan Fasilitas Fiskal

5,6 4,21 13,96 T 5 36,89 127,11 T

Page 43: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

37

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Tabel 3.13 Perbandingan Kebijakan Insentif di Beberapa Negara

Negara Jenis Insentif Tarif Insentif Carry Forward / Carry Back

Yurisdiksi kegiatan R&D

dilakukan

Singapura Super deduction

1. 100% bagi pengeluaran R&D; 2. Tambahan 50% bagi

pengeluaran untuk kegiatan R&D yang dilakukan di Singapura;

3. Tambahan hingga 300% bagi pengeluaran R&D yang memenuhi kualifikasi production and innovation scheme. Batas pengeluaran yang diberikan tambahan hingga 300% berlaku bagi batas pengeluaran R&D sebesar SGD 400.000. Tambahan ini berlaku bagi pengeluaran untuk kegiatan R&D yang dilakukan di Singapura maupun di luar Singapura;

4. Tambahan 100% bagi pengeluaran untuk kegiatan R%D yang dilakukan di luar Singapura dan telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Singapura

Kelebihan pembebanan dapat dikompensasikan ke tahun berikutnya sepanjang tidak terdapat perubahan pemegang saham

Kelebihan pembebanan juga dapat dikompensasikan ke tahun sebelumnya dengan batasan jumlah yang dikompensasi sebesar SGD 100.000

Di dalam dan di luar Singapura

Malaysia Super deduction

1. Tambahan 100% bagi pengeluaran R&D yang dilakukan secara in-house di Malaysia;

2. Tambahan 100% bagi pengeluaran R&D yang diberikan dalam bentuk donasi kepada organisasi penyelenggara R&D tertentu;

3. Tambahan 100% bagi pengeluaran R&D untuk training karyawan di luar Malaysia

Kelebihan pembebanan dapat dikompensasi ke tahun berikutnya

Di dalam dan di luar Malaysia

Thailand Super deduction

Tambahan sebesar 100% bagi pengeluaran R&D yang dibayarkan kepada perusahaan atau organisasi Pemerintah penyedia jasa R&D di Thailand.

Tidak ada informasi Di Thailand

Penyebab keberhasilan realisasinya di atas 100 % adalah adanya tambahan

realisasi yang berasal dari usulan pada tahun sebelumnya, mengingat bahwa

penerbitan persetujuan fasilitas fiskal memerlukan waktu cukup panjang dalam

proses pembahasan dan verifikasi oleh tim dari K/L terkait.

Page 44: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

38

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Adapun beberapa program yang menunjang keberhasilan pencapaian

perjanjian kinerja ini antara lain upaya pemerintah untuk percepatan izin dan

kemudahan berusaha melalui OSS, deregulasi peraturan dan harmonisasi

kebijakan tarif sektor industri, pengenalan sistem tata niaga produk hulu untuk

memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengolahan, serta adanya usulan

mekanisme buffer stock untuk komoditi pilihan dalam rangka menjaga kontinuitas

pasokan bahan baku. Perbaikan dalam rangka peningkatan investasi juga terlihat

dari Laporan Doing Business 2019 dari Bank Dunia yang menunjukkan

peningkatan indeks kemudahan berusaha Indonesia sebesar 1,42 menjadi 67,96

dibandingkan tahun sebelumnya, serta optimisme pelaku industri dimana PMI

manufaktur Indonesia yang senantiasa terjaga di level ekspansif.

c. Kendala

Tidak ada kendala dalam mencapai Indikator kinerja Kontribusi Investasi yang

memanfaatkan Fasilitas Fiskal. Meskipun tidak ada kendala dalam mencapai

target yang ditetapkan pada indikator Kontribusi Investasi yang memanfaatkan

Fasilitas Fiskal namun yang menjadi catatan adalah proses penerbitan

persetujuan fasilitas fiskal mayoritas tidak dapat diselesaikan dalam 1 tahun

berjalan karena proses pembahasan dan verifikasi yang dilaksanakan oleh tim

membutuhkan waktu yang panjang. Persetujuan terhadap permohonan fasilitas

fiskal (TA & TH) membutuhkan kesepakatan dari seluruh pihak yang tergabung

dalam Tim Teknis/Komite, yang terdiri dari Kementerian Keuangan (Staf Ahli,

Ditjen Pajak, BKF), Kemenko Perekonomian, BKPM, dan Kementerian

Perindustrian.

d. Rekomendasi

Perlu koordinasi yang lebih intensif dengan stakeholder pengambil keputusan

pemberi insentif fiskal dan perusahaan industri yang akan diajukan untuk

mendapatkan fasilitasi.

Page 45: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

39

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

I.2. Indikator Kinerja : Peningkatan jumlah industri berorientasi ekspor

a. Hasil yang telah dicapai

Sasaran strategis meningkatnya peran fasilitas fiskal dan non fiskal dalam

peningkatan daya saing industri dengan indikator kinerja peningkatan jumlah

industri berorientasi ekspor dihitung dengan data perusahaan industri pada tahun

berjalan yang mendapatkan fasilitas pembiayaan ekspor (cara menghitung:

realisasi jumlah perusahaan tahun berjalan dikurangi jumlah perusahaan tahun

sebelumnya yang mendapatkan fasilitas pembiayaan ekspor dibagi dengan jumlah

perusahaan tahun sebelumnya dikalikan 100%) . Capaian Tahun 2017: 5 Perusahaan,

target Tahun 2018: 9 Perusahaan. Perhitungan Target = (9-5)/5 * 100% = 80%

Tabel 3.14 Target dan Realisasi Indikator I.2

b. Analisis capaian kinerja

Hingga Desember 2018 terdapat 3 perusahaan yang telah terealisasi mendapatkan

fasilitas non fiskal dalam bentuk pembiayaan ekspor dan workshop peningkatan ekspor

produk industri. Dengan rincian 2 perusahaan sudah mendapatkan fasilitas pembiayaan

ekspor, yakni PT. Dirgantara Indonesia (PT.DI) ke negara Senegal dan Nigeria, serta PT

INKA ke negara Bangladesh dan Srilanka. Fasilitas pembiayaan ekspor ini diberikan

dalam bentuk kredit modal kerja, asuransi dan penjaminan. Sedangkan 1 perusahaan

lainnya mendapatkan fasilitas non fiskal lainnya dalam bentuk workshop peningkatan

ekspor produk industri, yakni PT. Darma Duta Manggala. Perusahaan ini bergerak di

bidang usaha industri furniture (kayu olahan) dan produknya berupa furniture untuk

penyimpanan abu hasil dari pembakaran mayat sudah melakukan ekspor ke negara –

negara Asia Pasifik terutama Jepang dan Taiwan.

Sampai tahun 2017 telah terdapat 5 (lima) perusahaan industri memperoleh

fasilitas pembiayaan ekspor. Sedangkan pada Tahun 2018 terdapat 3 (tiga) perusahaan

baru yang memperoleh fasilitas non fiskal baik berupa pembiayaan ekspor maupun

workshop peningkatan ekspor produk industri. Total perusahaan yang sudah terfasilitasi

Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

Peningkatan jumlah industri berorientasi ekspor

80% 80% 100%

Page 46: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

40

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

pembiayaan ekspor sepanjang 2016-2018 sebanyak 8 (delapan) perusahaan, sehingga

realisasi indikator ini adalah total perusahaan yang mendapatkan fasilitas pembiayaan

ekspor pada Tahun 2018 sebanyak (8-5/5)*100% = 60 persen.

Kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun 2018 dalam rangka mencapai target

indikator yang ditetapkan diantaranya: sosialisasi program pembiayaan kepada para

pelaku industri dan stakeholder, pengumpulan data dan informasi, mengajukan

permohonan pemanfaatan fasilitas fiskal kepada Kementerian Keuangan, Evaluasi

kegiatan fasilitas fiskal pembiayaan ekspor Tahun 2018 dan workshop peningkatan

ekspor produk industri.

Tabel di bawah menunjukkan perusahaan-perusahaan yang telah mendapatkan

fasilitas non fiskal berupa pembiayaan ekspor dan workshop peningkatan ekspor produk

industri.

Tabel 3.15 Perusahaan yang Mendapat Pembiayaan Ekspor

NO PERUSAHAAN BIDANG USAHA TAHUN

PENETAPAN

1 PT. ARAPUTRA Industri Furnitur 2016

2 PT. CHAKRA NAGA Industri Furnitur 2016

3 PT. PAJITEX Industri Tekstil 2016

4 PT. PINDAD Industri Senjata 2017

5 PT Len Railways System Industri pengembangan sistem kereta api

2017

6 PT. DIRGANTARA INDONESIA

Industri pesawat terbang 2018

7 PT. INKA Industri kereta api 2018

8 PT. Darman Duta Manggala

Industri furnitur 2018

Sumber: Kemenperin

Indikator peningkatan jumlah industri yang berorientasi ekspor telah tercapai.

Bentuk fasilitas non fiskal lainnya dalam bentuk workshop peningkatan ekspor produk

industri dilakukan dalam rangka memberikan pelatihan bagaimana memulai ekspor ke

industri – industri kecil dan menengah baik yang sudah pernah melakukan ekspor

maupun yang belum melakukan ekspor. Pelatihan ini dilakukan di 3 kota besar di

Indonesia yaitu : Bukittinggi, Bogor dan Bali. Dengan jumlah peserta masing – masing

berjumlah 25 peserta IKM dari sektor industri yang berbeda – beda. Diharapkan dengan

adanya workshop ini dapat meningkatkan jumlah pelaku industri yang melakukan

Page 47: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

41

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

kegiatan ekspor. Serta lebih lanjut, diharapkan hadirnya pemerintah dalam

menjembatani kebutuhan dan potensi pasar luar negeri yang dikaitkan dengan produk-

produk dari industri dalam negeri, serta upaya fasilitasi pembiayaan ekspor ke beberapa

negara non tradisional (seperti Afrika dan Amerika Selatan) diharapkan mampu

memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan kinerja ekspor sektor industri.

Tabel 3.16 Target dan realisasi indikator

Peningkatan jumlah industri berorientasi ekspor (2017-2018)

Bila dibandingkan dengan negara di Kawasan ASEAN, umumnya 5(lima) besar

negara ASEAN nilai ekspornya senantiasa mencatatkan peningkatan ekspor sejak

2016, termasuk di dalamnya Indonesia. Pada tahun 2018 Singapura, Malaysia, dan

Vietnam dapat mencatatkan pertumbuhan di atas 10%, sementara untuk Thailand

dan Indonesia sedikit mengalami perlambatan hanya mampu mencatatkan

pertumbuhan ekspor kurang dari 7 % dibandingkan tahun 2017. Yang patut

diperhatikan adalah nilai ekspor negara Vietnam yang menguat pesat sepanjang 5

tahun terakhir, dimana mampu mencapai peringkat kedua dari sebelumnya

peringkat keenam.

Tabel 3.17 Nilai Ekspor Negara Asean (USD miliar)

2014-2018

Negara 2014 2015 2016 2017 2018

Singapore 409,8 346,6 338,1 373,3 411,7

Viet Nam 150,2 162,0 176,6 213,9 277,4

Thailand 227,6 210,8 213,6 236,0 249,8

Malaysia 234,1 200,2 189,4 216,4 247,3

Indonesia 176,0 150,4 144,5 168,8 180,2

Kegiatan yang telah dilaksanakan pada Tahun 2018 untuk dapat mencapai

target indikator yang ditetapkan adalah melaksanakan beberapa kegiatan sebagai

berikut:

Indikator Kinerja

2017 2018

Target (%)

Realisasi (%)

Capaian (%)

Target (%)

Realisasi (%)

Capaian (%)

Peningkatan jumlah industri berorientasi ekspor

60 66,6 111,12 80 80 100

Page 48: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

42

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

- Sosialisasi program pembiayaan kepada para pelaku industri dan stakeholder;

- Pengumpulan data dan informasi;

- FGD dalam penyusunan usulan program penugasan khusus ekspor;

- Mengajukan permohonan pemanfaatan fasilitas fiskal kepada Kementerian

Keuangan;

- Evaluasi kegiatan fasilitas fiskal pembiayaan ekspor Tahun 2018.

Hal-hal yang menunjang capaian kinerja ini antara lain kebijakan untuk

mendorong Perluasan Pasar Ekspor Baru ke negara nontradisional seperti afrika dan

timur tengah, mengingat pasar tradisional yang mulai mengalami kejenuhan.

Gencarnya pemerintah dalam mendorong penerapan skema Mutual Recognition

Arangement (MRA) di beberapa negara tujuan ekspor sehingga para eksportir

mendapat jaminan dalam melakukan aktivitas berusaha, serta adanya optimalisasi

fasilitas ekspor melalui fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) dan

Kawasan Berikat (KB). Selain itu juga ditunjang oleh perbaikan iklim industri

nasional dimana indeks manufaktur nasional yang masih menunjukkan

peningkatan pada akhir 2018, yakni berada di angka 51,2 berdasarkan hasil survey

Nikkei Indonesia Manufacturing PMI. Nilai tersebut lebih tinggi bila dibandingkan

indeks manufaktur Asean yang hanya berada pada angka 50,3. Hal ini menunjukkan

bahwa pelaku industri optimistis untuk ekspansif walaupun sedang dalam tahun

politik. Tabel di bawah menunjukkan perusahaan-perusahaan yang telah

mendapatkan fasilitas fiskal berupa pembiayaan ekspor:

c. Kendala

Indikator peningkatan jumlah industri berorientasi ekspor tidak tercapai

karena beberapa kendala, antara lain :

Pelaku ekspor ke Afrika adalah pengusaha besar yang telah memiliki basis

pembeli di pasar tradisional, sehingga pasar di wilayah afrika bukan merupakan

pasar utama disebabkan nilai transaksi yang relatif kecil.

Adapun bagi pemain-pemain yang sedang mencoba untuk memasuki pasar

afrika, nilai transaksinya relatif masih kecil dan umumnya penjualan ke afrika

dilakukan menggunakan jasa pihak perantara (agen). Namun demikian,

Page 49: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

43

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

umumnya pihak perantara pun juga sudah memiliki sumber pendanaan yang

relatif murah.

Sebagian negara-negara afrika juga mengharapkan pelaku ekspor melakukan

investasi (outward investment) di negara mereka dengan tujuan untuk

memperkuat struktur devisa dan adanya transfer knowledge.

KMK No.787/KMK.08/2017 mengatur secara rigid atas kriteria yang harus

dipenuhi oleh calon debitur, sehingga diperlukan waktu yang relatif lebih lama

bagi debitur untuk dapat memenuhi kriteria yang dipersyaratkan.

Persyaratan komoditas ekspor harus memenuhi kontribusi dalam negeri dengan

membuktikan sertifikat TKDN.

Pelaku ekspor diharuskan badan usaha dengan mayoritas modal yang berasal

dari dalam negeri.

Menurut kacamata investor Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)

menilai bahwa pembiayaan yang dilakukan oleh LPEI penuh risiko, diakibatkan

oleh tidak dipisahkannya pencatatan laporan keuangan LPEI antara Penugasan

Khusus dan Penugasan Umum. Oleh karena itu untuk mengambil keputusan

penetapan pembiayaan PKE, LPEI sangat berhati-hati.

d. Rekomendasi

Para pelaku ekspor memerlukan dukungan selain fasilitas pembiayaan dari

pemerintah antara lain keringanan tarif impor negara pembeli (kerjasama FTA,

PTA, dsb)

Mengingat pembiayaan ke kawasan afrika yang lebih berisiko, maka perlu adanya

mekanisme release and discharge bagi pihak yang melaksanakan proses bisnis di

internal LPEI.

Perlu adanya mekanisme penyediaan insentif bagi LPEI atas pelaksanaan PKE,

antara lain berupa dukungan penambahan sumber daya (SDM, sistem IT, general

administration, dsb) di internal LPEI.

Page 50: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

44

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

I.3. Indikator Kinerja : Peningkatan kemampuan dan pengamanan dunia usaha

a. Hasil yang telah dicapai

Sasaran strategis meningkatnya peran fasilitas fiskal dan non fiskal dalam

peningkatan daya saing industri dengan indikator peningkatan kemampuan dan

pengamanan dunia usaha dihitung dengan data perusahaan industri pada tahun

berjalan yang mendapatkan fasilitas non fiskal (Cara menghitung: realisasi

jumlah perusahaan tahun berjalan dikurangi jumlah perusahaan tahun

sebelumnya yang mendapatkan fasilitas non fiskal dibagi dengan jumlah

perusahaan tahun sebelumnya dikalikan 100%. Baseline adalah 12 perusahaan

pada tahun 2017). Fasilitas non fiskal yang dimaksud adalah terfasilitasinya

sertifiaksi Objek Vital Nasional Industri (OVNI). Pada tahun 2017 terdapat 12

perusahaan/ kawasan industri yang terfasilitasi OVNI, sedangkan sepanjang 2018

terdapat 5 perusahaan / kawasan industri yang terfasilitasi OVNI. Sehingga

capaiannya ((12+5)/12)*100% = 41%

Tabel 3.18 Target dan Realisasi Indikator I.3

b. Analisis Capaian Kinerja

Kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian indikator

tersebut antara lain adalah melaksanakan sosialisasi fasilitas OVNI serta evaluasi

penetapan terhadap perusahaan yang telah ditetapkan sebagai OVNI.

Penetapan OVNI dilakukan guna meningkatkan rasa aman dan nyaman dalam

melaksanakan usaha, serta mampu merangsang investasi di bidang industri.

Penetapan sebuah perusahaan industri dan/atau kawasan industri

sebagai OVNI, dipayungi oleh Keputusan Presiden Nomor 63 Tahun 2004

tentang Obyek Vital Nasional, yang mengamanatkan bahwa Menteri atau Kepala

Lembaga menurut bidangnya, dapat menetapkan masing-masing binaannya

sebagai Obyek Vital Nasional melalui Surat Keputusan. Dalam Keputusan

Presiden tersebut diatur lebih lanjut bahwa tanggung jawab utama dari

Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

Peningkatan kemampuan dan pengamanan dunia usaha

30% 41% 126%

Page 51: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

45

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

penyelenggaraan pengamanan Obyek Vital Nasional adalah berdasarkan prinsip

pengamanan internal, dan Polri berkewajiban memberi bantuan dan pembinaan

pengamanan terhadap Obyek Vital Nasional sektor Industri.

Khusus untuk penetapan kawasan industri sebagai OVNI, memiliki

payung hukum yang lebih tinggi yaitu PP Nomor 24 Tahun 2009 tentang

Kawasan Industri pasal 5 ayat 1 (c) yang menyatakan bahwa Menteri

Perindustrian berwenang menetapkan suatu Kawasan Industri sebagai Obyek

Vital untuk mendapat pengamanan khusus. Perusahaan yang masuk kategori

objek vital terdiri dari perusahaan BUMN, emiten industri dan industri skala besar

dari segi padat modal maupun padat karya yang mempunyai pengaruh besar di

industri nasional. Pertumbuhan ekonomi industri dan investasi Indonesia

bergantung pada keamanan dan kegiatan usaha. Industri merupakan salah satu

penopang ekonomi. Hal ini tentunya sangat didukung oleh tingkat keamanan

dan kenyamanan berinvestasi di Indonesia.

Tabel 3.19 Perusahaan/ kawasan industri yang terfasilitasi OVNI tahun 2017-2018

No. Perusahaan Bidang Usaha Penetapan Dasar Penetapan

1 PT Energi Sejahtera Mas

Industri Kimia Dasar Organik Yang Bersumber

Dari Hasil Pertanian

2017 Kepmenperin No. 805/M-IND/Kep/12/2017

2 PT Permata Hijau Palm Oleo

Industri Kimia Dasar Organik Yang Bersumber

Dari Hasil Pertanian

2017 Kepmenperin No. 805/M-IND/Kep/12/2017

3 PT Nagamas Palmoil Lestari

Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit

2017 Kepmenperin No. 805/M-IND/Kep/12/2017

4 PT Ivo Mas Tunggal Industri Minyak Makan Kelapa Sawit (Crude Palm

Oil)

2017 Kepmenperin No. 805/M-IND/Kep/12/2017

5 PT Pelita Agung Agrindustri

Industri Minyak Makan Kelapa Sawit (Crude Palm

Oil)

2017 Kepmenperin No. 805/M-IND/Kep/12/2017

6 PT Cemindo Gemilang

Industri Semen 2017 Kepmenperin No. 805/M-IND/Kep/12/2017

7 PT Holcim Indonesia, Tbk.

Industri Semen 2017 Kepmenperin No. 805/M-IND/Kep/12/2017

8 PT Holcim Indonesia, Tbk.

Industri Semen 2017 Kepmenperin No. 805/M-IND/Kep/12/2017

9 Kawasan Industri Dumai (PT Kawasan Industri Dumai)

Kawasan Industri 2017 Kepmenperin No. 805/M-IND/Kep/12/2017

Page 52: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

46

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

No. Perusahaan Bidang Usaha Penetapan Dasar Penetapan

10 Kawasan Industri Indotaisei (PT Indotaisei Indah Development)

Kawasan Industri 2017 Kepmenperin No. 805/M-IND/Kep/12/2017

11 Kawasan Industri MM2100 Industrial Town (PT Megalopolis Manunggal Industrial Development, PT Bekasi Fajar Industrial Estate, Tbk, PT Bekasi Matra Industrial Estate, PT Bekasi Surya Pratama)

Kawasan Industri 2017 Kepmenperin No. 805/M-IND/Kep/12/2017

12 Kawasan Industri Pulogadung (PT Jakarta Idustrial Estate Pulogadung (JIEP)(Persero))

Kawasan Industri 2017 Kepmenperin No. 805/M-IND/Kep/12/2017

13 Kawasan Industri dan Pergudangan SAFE 'N' LOCK (PT Makmur Berkah Amanda)

Kawasan Industri 2018 Kepmenperin No. 529 Tahun 2018

14 Kawasan Industri Maspion (PT Maspion Industrial Estate)

Kawasan Industri 2018 Kepmenperin No. 1102 Tahun 2018

15 Kawasan Industri Sei Mangkei (PT Kawasan Industri Nusantara)

Kawasan Industri 2018 Kepmenperin No. 1103 Tahun 2018

16 PT OKI Pulp & Paper Mills

Industri Bubur Kertas (Pulp) 2018 Kepmenperin No. 1105 Tahun 2018

17 PT Cladtek Bi-Metal Manufacturing

Industri Besi dan Baja Dasar (Iron and Steel Making)

2018 Kepmenperin No. 1104 Tahun 2018

c. Kendala

Tidak ada kendala dalam pencapaian target indikator peningkatan kemampuan

dan pengamanan dunia usaha.

Page 53: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

47

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

d. Rekomendasi

Meskipun tidak ada kendala dalam pencapaian indikator peningkatan

kemampuan dan pengamanan dunia usaha, namun ada beberapa hal yang perlu

menjadi catatan dalam pelaksanaan fasilitasi OVNI, antara lain :

Koordinasi secara lebih strategis dan intensif antara Kementerian

Perindustrian dan POLRI dalam melakukan pembinaan dan pengamanan

OVNI

Meningkatkan kepercayaan pelaku usaha terhadap dampak positif kebijakan

pengamanan OVNI

Perlu perhatian dalam peningkatan prioritas bagi pelatihan, koordinasi

pengamanan, konfigurasi dan standar pengamanan serta audit sistem

pengamanan dari Kepolisian terhadap munculnya gangguan keamanan di

lingkungan Perusahaan Industri dan/ atau Kawasan Industri.

II. Sasaran Strategis II : Meningkatnya harmonisasi kebijakan industri sebagai upaya penciptaan iklim usaha industri yang lebih kondusif a. Hasil yang telah dicapai

Sasaran strategis meningkatnya harmonisasi kebijakan industri sebagai upaya

penciptaan iklim usaha yang lebih kondusif dengan indikator kinerja peningkatan

rekomendasi kebijakan dalam rangka harmonisasi kebijakan terkait industri

dihitung dengan pertumbuhan jumlah rekomendasi kebijakan sebagai hasil

litbang kebijakan pada tahun berjalan yang tersampaikan pada unit kerja atau K/L

pemrakarsa kebijakan/regulasi. Cara penghitungan: realisasi jumlah rekomendasi

kebijakan tersampaikan, dikurangi jumlah rekomendasi kebijakan tersampaikan

pada tahun sebelumnya, dibagi jumlah rekomendasi kebijakan tersampaikan

pada tahun sebelumnya, dikalikan 100. Asumsi baseline: 1 rekomendasi kebijakan

tersampaikan pada TA 2017. Penghitungan Target 2018: (2-1)/1*100= 100%

Page 54: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

48

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Tabel 3.20 Target dan Realisasi Indikator II.1

b. Analisis Capaian Kinerja

Jumlah rekomendasi tahun 2017 adalah 1 rekomendasi, sedangkan target tahun

2018 adalah 2 rekomendasi ((2-1/1)*100%)) = 100%. Rekomendasi kebijakan

(Surat Menteri) yang dihasilkan pada TA 2018 adalah sebanyak 3 rekomendasi

(capaiannya : (3-1/1)*100% = 200%, adapun rekomendasinya kebijakannya

adalah :

Usulan Jenis Pekerjaan di Sektor Industri Berdasarkan KBJI 2015 yang tertutup

dan terbuka dengan persyaratan untuk Tenaga Kerja Asing (TKA).

Rekomendasi kebijakan usulan jenis pekerjaan tertutup dan terbuka dengan

persyaratan untuk TKA di sampaikan melalui Surat Kepala BPPI ke Ditjen Bina

Penta dan PPK Nomor 350/BPPI/8/2018 tanggal 16 Agustus 2018 perihal

Penyampaian Masukan terhadap Penyusunan Kepmenaker tentang Jabatan

Tenaga Kerja;

Usulan Metodologi Penetapan "Sektor Unggulan Subyek Upah Minimum

Sektoral" di bidang industri dan persentase besaran tingkat UMS berdasarkan

Nilai Tambah Bruto sub sektor industri bersangkutan. Rekomendasi kebijakan

usulan Metodelogi Penetapan "Sektor Unggulan Subyek Upah Minimum

Sektoral" di bidang industri disampaikan Kapuslitbang KIUI-BPPI dalam Forum

FGD Litbang Kebijakan Iklim Usaha Industri di Hotel Puri Denpasar tanggal 24

Oktober 2018 yang dihadiri Ditjen PHI dan Jamsos Kemnaker, Sekjen

Kemenperin, Direktur Pengupahan Kemenaker, dan Wakil Dewan

Pengupahan Nasional;

Usulan perubahan bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan

persyaratan untuk penanaman modal (investasi) di bidang industri.

Rekomendasi Usulan perubahan bidang usaha yang tertutup dan terbuka

Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

Peningkatan rekomendasi kebijakan dalam rangka harmonisasi kebijakan terkait industri

100% 200% 200%

Page 55: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

49

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

dengan persyaratan untuk penanaman modal (investasi) di bidang industri

disampaikan melalui Surat Kepala BPPI kepada Deputi Bidang Koordinasi

Perniagaan dan Industri Kemenko Perekonomian Nomor 414/BPPI/9/2018

tanggal 28 September 2018 perihal Usulan Perubahan Perpres No. 44 Tahun

2016.

Pada tahun sebelumnya telah disampaikan rekomendasi dalam rangka

harmonisasi kebijakan antara lain Rekomendasi perubahan Tarif Bea Keluar Biji

Kakao sebesar 15% flat dengan harapan agar terpenuhi kebutuhan bahan baku

industri pengolahan biji kakao dalam negeri; Rekomendasi terhadap Peraturan

Menteri Perindustrian tentang Penetapan Kondisi dalam Rangka Peningkatan

Daya Saing Industri Dalam Negeri dan/atau Pembangunan Industri Pionir; serta

Rekomendasi terhadap Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata laksana

pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan Yang Telah Ditetapkan

sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dan Pembebasan

Cukai.

Kegiatan ini telah berhasil dan realisasinya melebihi target karena adanya

kerja sama yang baik dengan pihak-pihak terkait. Terdapat efisiensi penggunaan

sumber daya dalam hal koordinasi, bila sebelumnya lebih banyak berkomunikasi

dengan berbagai industri, pada tahun 2018 telah dilakukan pendekatan yang lebih

intensif dengan asosiasi sehingga lebih dapat mengefektifkan waktu untuk

sosialisasi, koordinasi, dan penyelesaian dokumen.

c. Kendala

Tidak ada kendala dalam pencapaian indikator kinerja Peningkatan rekomendasi

kebijakan dalam rangka harmonisasi kebijakan terkait industri

d. Rekomendasi

Meskipun tidak ada kendala dalam pencapaian target indikator kinerja

Peningkatan rekomendasi kebijakan dalam rangka harmonisasi kebijakan terkait

industri, namun ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan dalam pencapaian

target indikator ini, yaitu : perlu koordinasi lebih intensif antar K/L dan stakeholder

Page 56: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

50

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

dalam rangka meningkatnya harmonisasi kebijakan industri sebagai upaya

penciptaan iklim usaha industri yang lebih kondusif.

III. Sasaran Strategis III : Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri

a. Hasil yang telah dicapai

Sasaran strategis meningkatnya penguasaan pangsa pasar dalam negeri

dengan indikator kinerja penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan atau

PTC diberlakukan secara wajib dihitung dengan persentase penurunan nilai impor

produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib pada tahun

2018 dibandingkan dengan tahun 2017. Berikut adalah hasil yang telah dicapai

dari indikator kinerja penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan atau PTC

diberlakukan secara wajib :

Tabel 3.21 Target dan Realisasi Indikator III.1

b. Analisis capaian kinerja

Kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian indikator

tersebut antara lain adalah:

- Penyusunan RSNI, ST dan PTC;

- Kajian pengembangan standar;

- Kajian analisis dampak regulasi;

- Penyusunan regulasi teknis;

- Penyusunan skema sertifikasi;

- Pengawasan Lembaga Penilai Kesesuaian (LPK);

- Pengawasan pemberlakuan SNI, pelaksanaan penyidikan/wasmatlitrik.

Sampai dengan tahun 2018 jumlah SNI wajib sebanyak 113. Namun, dalam

perhitungan indikator kinerja penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan

atau PTC diberlakukan secara wajib ini, hanya digunakan 100 SNI wajib.

Sedangkan 13 SNI wajib yang tidak masuk dalam perhitungan capaian kinerja

adalah terkait dengan produk baja, disebabkan karena kapasitas produksi baja

Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

Penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan atau PTC diberlakukan secara wajib

5% 8,5% 170%

Page 57: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

51

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

nasional masih dibawah kebutuhan baja nasional, dimana pada saat ini

pemerintah sedang menggenjot pembangunan infrastruktur.

Pengukuran indikator kinerja penurunan impor produk industri yang SNI,

ST dan atau PTC diberlakukan secara wajib adalah dengan membandingkan data

Year on Year (YoY) nilai impor pada periode Januari – November 2017

dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018. Nilai impor periode Januari-

November 2017 sebesar USD 35.704.588 sedangkan pada periode Januari-

November 2018 sebesar USD 32.659.131. Capaian indikator kinerja tersebut

sebesar = ((35.704.588 -32.659.131)/ 35.704.588)) X 100% = 8,5%.

Kebijakan standardisasi, khususnya penerapan SNI wajib diharapkan

dapat menurunkan jumlah impor khususnya produk dengan kualitas di bawah

standar. Dengan berkurangnya impor, industri dalam negeri diharapkan dapat

mengisi kebutuhan domestik. Dengan adanya standar, akses pasar untuk ekspor

juga akan terbuka terlebih di era perdagangan bebas ASEAN. Dalam lima tahun

terakhir, nilai impor menunjukkan trend yang terus turun walaupun persentase

penurunannya setiap tahun bervariasi dan naik turun. Perkembangan nilai impor

produk dengan SNI wajib dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.22 Perkembangan Impor

Selain kegiatan tersebut diatas, untuk menunjang capaian target penurunan

impor yang telah ditetapkan, selama TA. 2018 Badan Penelitian dan

Pengembangan Industri telah mengkonsensuskan sebanyak 105 RSNI; terdapat

6 penambahan LPK yaitu 9 Lab Penguji dan 2 LSPro sehingga jumlah LPK

meningkat menjadi 135LPK terdiri dari 47 LSPro dan 88 Lab. Uji; telah disusun 7

(tujuh) Skema Sertifikasi; dan telah disusun 20 regulasi teknis terkait dengan SNI

dan pengawasan LPK.

Tahun 2014 2015 2016 2017 2018

Penurunan impor (Milyar USD)

5,73 4,94 2,26 0,119 0,003

% Penurunan 13,66 13,76 6,51 12,8 8,5

Jumlah SNI Wajib 97 102 105 105 113

Page 58: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

52

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Dalam rangka menjamin mutu produk dan meningkatkan daya saing

industri dari tahun 2014-2018 telah ditetapkan; regulasi SNI wajib, LSPro dan

laboratorium penguji. Perkembangan jumlah SNI wajib, laboratorium penguji dan

LS Pro sebagai berikut :

Tabel 3.23 Perkembangan SNI Wajib

2014 2015 2016 2017 2018

Jumlah SNI Wajib 97 102 103 105 113

Laboratorium Penguji 121 124 78 79 88

Ls Pro 34 38 40 45 47

c. Kendala

Pada Tahun 2018 terdapat beberapa kendala dalam pencapaian target

indikator Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC

diberlakukan secara wajib, diantaranya:

Belum siapnya industri kecil dan menengah dalam pemberlakuan SNI, ST

dan/atau PTC;

Infrastruktur Laboratorium Penguji yang belum mampu mendukung

sepenuhnya pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC;

Belum semua Peraturan Menteri Pemberlakuan SNI Wajib memiliki Skema

Sertifikasi, dari 113 SNI wajib baru 68 yang tersedia Skema Sertifikasinya.

Kendala yang dihadapi terkait pencapaian target adalah terdapat banyak

faktor yang mempengaruhi peningkatan impor barang, sehingga SNI wajib bukan

satu-satunya faktor penentu utama dalam penurunan impor. Selain itu, terkait

dengan produk baja, kapasitas produksi baja nasional masih dibawah kebutuhan

baja nasional, dimana pada saat ini pemerintah sedang menggenjot

pembangunan infrastruktur. Sehingga impor produk baja cenderung mengalami

kenaikan.

d. Rekomendasi

Untuk mengatasi kendala tersebut telah dilakukan beberapa langkah

berikut, diantaranya:

Page 59: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

53

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

1) Pembahasan secara regular untuk penyusunan skema sertifikasi untuk semua

produk yang SNI-nya akan dan telah diberlakukan secara wajib.

2) Peningkatan peran serta KT/SKT dalam mengusulkan dan merumuskan RSNI

untuk menunjang program pemerintah, tersedianya RSNI untuk menunjang

program pemerintah dan tersedianya SNI bidang industri yang dibutuhkan

melalui pengumpulan kebutuhan standar dengan mengacu kepada neraca

perdagangan setiap komoditi atau perjanjian kerjasama ekonomi. Pada Tahun

2018 melalui anggaran Pusat Standardisasi Industri, telah dihasilkan 105 RSNI

hasil rapat konsensus.

3) Untuk meningkatkan infrastruktur Laboratorium Penguji yang belum mampu

mendukung sepenuhnya pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC, Pustan Industri

telah merencanakan bantuan alat uji pada Tahun 2019 yang masuk ke dalam

program prioritas Kemenperin.

4) Perlu ditinjau kembali indikator “Penurunan impor produk industri yang SNI, ST

dan atau PTC diberlakukan secara wajib”, utamanya dalam menentukan cara

perhitungan target dan realisasi capaian. Hal ini untuk mengantisipasi

perubahan-perubahan kebijakan yang ditetapkan pemerintah terkait impor

pada tahun mendatang.

IV. Sasaran Strategis IV : Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri

Sasaran strategis meningkatnya penguasaan teknologi industri memiliki dua

indikator kinerja. Adapun indikator kinerja yang ditetapkan adalah:

1 Produk industri yang dikuasai teknologinya;

2 Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai.

IV.1. Indikator Kinerja IV.1. : Produk Industri yang dikuasai Teknologinya

a. Hasil yang telah dicapai

Cara perhitungan sasaran strategis meningkatnya penguasaan teknologi industri

dengan indikator kinerja produk industri yang dikuasai teknologinya adalah

pertumbuhan permohonan paten WNI di sektor industri TA. 2018 terhadap 2017

atau year on year (YoY), yang diusulkan ke Kementerian Hukum & Hak Asasi

Page 60: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

54

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Manusia. Berikut adalah hasil yang telah dicapai dari indikator kinerja produk

industri yang dikuasai teknologinya:

Tabel 3.24

Target dan Realisasi Indikator IV.1

b. Analisis capaian kinerja

Kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mencapai target indikator

tersebut adalah Insentif Kekayaan Intelektual, Komersialisasi Kekayaan

Intelektual, Paten Mapping Industri Prioritas, evaluasi Kebijakan Teknologi

(Pohon Teknologi), Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri, Bimbingan

Penerapan Kekayaan Intelektual, Operasional Pusat Manajemen Hak Kekayaan

Intelektual. Kegiatan evaluasi kebijakan teknologi dilaksanakan dalam rangka

memetakan subjek penelitian yang berpotensi untuk diteliti namun belum

dipatenkan, sehingga hal ini menjadi pedoman bagi para peneliti dalam

pelaksanaan dan pengembangan litbang. Bimbingan penerapan kekayaan

intelektual dilaksanakan untuk mengakomodasi kebutuhan para pemohon paten

dalam pendaftaran paten. Proses pendaftaran paten merupakan tahap yang

penting karena membutuhkan pengetahuan yang memadai dalam bidang

kekayaan intelektual. Melalui bimbingan penerapan kekayaan intelektual

diharapkan usulan paten di lingkungan Kementerian Perindustrian dapat diterima

oleh kementerian terkait.

Target pertumbuhan permohonan paten WNI sebesar 5% pada Tahun

2018 dapat tercapai. Jumlah permohonan paten pada Tahun 2018 adalah

sebanyak 2.842 paten, sedangkan jumlah permohonan paten pada Tahun 2017

adalah sebanyak 2.272 paten. Hal ini berarti pertumbuhan permohonan paten

WNI TA. 2018 terhadap permohonan paten WNI TA. 2017 adalah sebesar 25,08%

((2.842-2.272) / 2.272)) x 100%). Realisasi tersebut jauh melebihi target yang

ditetapkan yaitu sebesar 5%.

Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

Produk industri yang dikuasai teknologinya

5% 25,08% 501,6%

Page 61: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

55

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Tabel 3.25

Permohonan Paten WNI Tahun 2016-2018

Keterangan

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Realisasi 2015

Realisasi 2016

Pertumbuhan (%)

Realisasi 2016

Realisasi 2017

Pertumbuhan (%)

Realisasi 2017

Realisasi 2017

Pertumbuhan (%)

Permohonan Paten oleh WNI

1410 1628 15.46 1628 2272 29.61

2272

2842

25,08

Jumlah permohonan paten WNI dari Tahun 2016 sampai dengan Tahun

2018 menunjukkan perkembangan yang signifikan. Hal ini sejalan dengan

peningkatan paten internasional dimana Indonesia mencatat prestasi yang

terbukti dari jumlah permohonan paten internasional asal Indonesia ke World

Intellectual Property Organization (WIPO).

Berdasarkan data Global Competitiveness Index dari World Economic Forum

2018 , Indonesia menempati peringkat ke-45 dari 140 negara dengan subpilar

paten internasional menduduki peringkat ke-99. Sedangkan, Paten domestik

(dalam negeri) yang didaftarkan di Indonesia dibandingkan negara-negara

ASEAN terus meningkat. Dari peringkat ketiga pada 2015 dan tahun 2016, pada

tahun 2017 dan 2018 menjadi peringkat pertama mengalahkan Singapura dan

Malaysia.

Bila dibandingkan negara lain, antara lain: 1) India, total permohonan

paten WN India sebanyak 25.853 aplikasi pada tahun 2016, dan 28.009 aplikasi

pada tahun 2017. Adapun pertumbuhan permohonan paten WN India y0y adalah

sebesar 7,76% pada tahun 2016 dan 8,34% pada tahun 2017. 2) pengajuan paten

di China tahun 2016 mencapai 1,3 juta pendaftaran; 3) Amerika Serikat tahun 2016

sebanyak 606.571 aplikasi paten; 4) Jepang sebanyak 318.381 aplikasi paten.

Jumlah paten di Indonesia berkaitan erat dengan lembaga yang berfokus

pada hilirisasi penelitian. Ada dua lembaga yang berfokus pada hilirisasi hasil

penelitian, yaitu Pusat Unggulan Iptek (PUI) atau center of excellence. Lembaga

penelitian dan pengembangan (Lemlitbang) yang berhasil menghasilkan

teknologi atau paten dari penelitian mendapatkan status sebagai PUI oleh

Kemenristekdikti. Lebih lanjut Lemlitbang yang sudah menjadi PUI dapat menjadi

Kawasan Sains dan Teknologi (KST) atau Science and Techno Park (STP) setelah

Page 62: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

56

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

berhasil menghasilkan perusahaan pemula berbasis teknologi (start-up teknologi).

PUI sampai saat ini telah ada 81 (delapan puluh satu) PUI, Balai dibawah

Kementerian Perindustrian yang telah masuk PUI ada 7 (tujuh), yaitu : BBIA,

BBKB, BBK, BBKK, BBKKP, BBPK, dan BBTPPI.

Untuk meningkatkan aplikasi paten dalam negeri, khususnya teknologi

produk/proses yang dihasilkan Satker/UPT di lingkungan Kementerian

Perindustrian maka Puslitbang Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual (TIKI)

terus berusaha untuk meningkatkan kualitas produk KI yang akan difasilitasi oleh

Puslitbang TIKI. Oleh karena itu dilakukan seleksi atas pendaftaran produk

Kekayaan Intelektual (KI) yang diajukan dari tiap-tiap unit kerja. Kriteria seleksi

terhadap pengajuan produk KI dimaksud memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Potensi komersialisasi/nilai jual dari produk KI yang diajukan;

Tingkat kesiapterapan teknologi dari hasil litbang yang dihasilkan;

Rencana MOU/kerjasama dengan industri;

Problem solving untuk industri;

Kriteria Commercialization Readiness Level (CRL) yang dibuat LIPI .

Prosedur pengajuan insentif fasilitasi produk KI meliputi :

Pengajuan resmi dari unit kerja untuk insentif fasilitasi produk KI yang

diinginkan beserta dokumen pendukungnya untuk tahun berjalan dibatasi

hingga bulan Juni 2018;

Seleksi atas pengajuan pada poin diatas dilakukan oleh pusat;

Informasi resmi atas diterima/ditolaknya pengajuan fasilitasi produk KI ke unit

kerja;

Pemberian insentif berupa proses dan pembiayaan pendaftaran produk KI ke

Ditjen KI Kemenkum HAM, proses dan pembiayaan percepatan publikasi dan

proses pemeriksaan oleh pemeriksa paten.

Pada kegiatan ini terdapat efisiensi pada proses perlindungannya secara

hukum (paten/merek/desain) dengan terealisasinya 36 paten/merek/desain terdiri

dari 9 paten dan 27 merek melebihi tahun-tahun sebelumnya. Realisasi ini terjadi

karena pada tahun-tahun sebelumnya yang didaftarkan hanya perlindungan

paten saja, sedangkan pada tahun 2018 yang didaftarkan perlindungan adalah

Page 63: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

57

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

paten dan merek. Jadi dengan anggaran yang sama telah menghasilkan dua

output yang berbeda dengan memanfaatkan proses yang telah ada di tahun

sebelumnya.

c. Kendala

Pelaksanaan dari indikator kinerja produk industri yang dikuasai

teknologinya tidak terdapat kendala yang dihadapi, namun demikian apabila

melihat seluruh usulan paten HKI sektor industri yang berasal dari WNI di

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia jumlahnya masih relatif kecil

dibandingkan usulan paten HKI sektor industri yang berasal dari WNA.

d. Rekomendasi

Rekomendasi perbaikan untuk indikator ini adalah mendorong kegiatan

penelitian dan pengembangan teknologi yang dilaksanakan oleh peneliti melalui

peningkatan kompetensi peneliti, kerjasama, keberpihakan terhadap

pembiayaan penelitian dan peningkatan infrastruktur litbang untuk mengejar

ketertinggalan paten yang berasal dari WNA.

IV.2. Indikator Kinerja IV.2. : Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TRL) yang dikuasai

a. Hasil yang telah dicapai

Sasaran strategis meningkatnya penguasaan teknologi industri dengan

indikator kinerja tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai dihitung

dengan dengan menghitung level litbang yang dilaksanakan di lingkungan

BPPI pada Tahun 2018, dimana litbang tersebut harus mencapai level 6

berdasarkan pengukuran Technology Readiness Level (TRL). TRL 6

menunjukkan bahwa model atau prototype dalam suatu penelitian dan

pengembangan, telah diuji dalam lingkungan yang relevan. Berikut adalah hasil

yang telah dicapai dari indikator kinerja tingkat kesiapterapan teknologi (TRL)

yang dikuasai:

Page 64: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

58

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Tabel 3.26 Target dan Realisasi Indikator IV.2

b. Analisis capaian kinerja

Kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mencapai target indikator

adalah melaksanakan kegiatan sebagai berikut;

Penelitian dan pengembangan teknologi industri;

Pengukuran hasil litbang balai besar dan baristand industri;

Perumusan kebijakan dan evaluasi program prioritas litbang industri;

Jumlah Penelitian, Pengembangan dan Perekayasaan (Litbangyasa)

dari total 22 Balai Besar/Baristand Industri pada Tahun 2018 adalah sebanyak

54 Litbangyasa. Hasil Litbangyasa yang dilakukan oleh 22 Balai Besar/Baristand

Industri pada Tahun 2018 yang telah mencapai TRL 6 ke atas hanya 32

Litbangyasa. Jadi, capaian indikator kinerja tingkat kesiapterapan teknologi

(TRL) yang dikuasai pada Tahun 2018 adalah 32/54 x 100% = 59,26%, sehingga

realisasinya belum mencapai target. TRL 6 ini menunjukkan bahwa model atau

prototipe dalam suatu Litbangyasa telah diuji dalam lingkungan yang relevan

sehingga hasil litbang dianggap telah melewati titik kritis (death valley)

sehingga siap diterapkan. Berikut adalah daftar capaian TRL Litbangyasa BPPI

TA. 2018

Tabel 3.27 Tabel Hasil Penilaian Akhir Kegiatan Litbang Prioritas Tahun 2018 Per Bidang

Bidang Litbang/Judul Litbang Unit Kerja

Nilai Capaian

TRL

A. Bidang Farmasi Dan Kosmetik

1 Optimasi Ekstraksi Bahan Aktif Mikroalga Sebagai Antioksidan Dan Aplikasinya Untuk Industri Kosmetik

BBKK 303/B 6

2 Ekstraksi Sterol Dari Alga Sebagai Bahan Baku Methylprednisolone

BBKK 303/B 5

3 Scale-Up Pembuatan Poligliserol Amin Phtalat BBKK 495/B 3

4 Purifikasi α/β-Karoten dan α/β -Kriptoxanthin dari Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk) Untuk Sediaan Pangan, Farmasi dan Standar Kimia

BBIA 387,5/SB 7

Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai

61% 59,26% 97,15%

Page 65: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

59

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

5 Potensi Selulosa Nanokristalin dari Dissolving Pulp sebagai Bahan Baku Farmasi

BBPK 308/B 5

6 Bacterial nanocellulose sebagai Bahan Farmasi BBPK 378/B 5

7 Modifikasi Ketel suling Sistem Uap untuk Meningkatkan Efisiensi dan Mutu Minyak Atsiri

BI Aceh 360/B 7

8 Peningkatan Kadar Miristin Minyak Pala Sebagai Produk Farmasi Dengan Proses Distilasi Tekanan Rendah

BI Aceh 305/B 5

9 Pengembangan Sediaan Ekstrak Asam Klorogenat Dari Kopi Robusta (Coffea Canephora): Senyawa Bioaktif Berpotensi Antioksidan Dan Anti Kanker (multi years)

BI Lampu

ng

367,5/B 7

10 Konversi Pati Sagu dari Pohon Rumbia (Metroxylon Sagu Rottb) sebagai Bahan Baku Pembuatan Gelatin Cangkang Kapsul

BI Banjarbaru

313/B 5

11 Ekstrak Kulit Kayu Bangkal (Nauclea Latifolia) sebagai Sediaan Masker dalam Bentuk Gel Peel Off dan Masker Sheet

BI Banjarbaru

375/B 6

12 Pengembangan Sediaan Ekstrak Daun Buas–Buas (Premna cordifolia Linn.) Kalimantan Barat untuk Meningkatkan Jumlah Produksi Air Susu Ibu (ASI)

BI Pontia

nak

237/C 4

13 Peningkatan Mutu Lemak Tengkawang (Shorea sp) Kalimantan Barat Sebagai Bahan Basis Suppositoria dengan Teknik Bleaching dan Deodorisas

Bi Pontia

nak

255/C 4

14 Optimalisasi Standar Mutu dan Produksi Gelatin Dari Gelembung Renang Sebagai Sediaan Industri Farmasi

BI Ambon

473/SB 7

15 Aplikasi Membran Nano Serisin Untuk Anti Penuaan Dan Mempercepat Penyembuhan Luka Pada Kulit Dari Limbah Kokon Sutera (ta. Proposal)

BBT 285/C 5

16 Pengembangan Functional Apparel Anti Ultraviolet Dengan Aplikasi Nanomaterial Zno

BBT 577,5/SB 7

B. Bidang Pangan

1 Optimalisasi Proses Pemurnian Ilmenit Menjadi Tio2 Dan Pemanfaatan Hasil Samping Fe2o3 Sebagai Zat Warna

BBKK 520/SB 5

2 Isolasi skopoletin pada ubi kayu (Manihot esculenta C.) dan ubi jalar (Ipomoea batatas) untuk sediaan pangan dan farmasi.

BBIA 357,5/B 5

3 Scale up pembuatan sediaan zat warna alam secang dan uji stabilitas sediaannya

BBIA 372,5/B 7

4 Pembuatan Probiotik Serbuk Bakteri Halofilik Untuk Optimasi Pembuatan Garam Bahan Baku Industri Yang Ramah Lingkungan Berbasis Air Laut

BBTPPI 350/C 7

5 Integrasi Produksi Katekin Terstandar dan Penyalut dari Tepung Termodifikasi Bengkuang (Pilot Plant) sebagai Sediaan Kosmetik dan Pangan

BI Padang

357,5/B 7

6 Peningkatan Mutu Tepung Pektin dari Kulit Pisang, Coklat, dan Durian sebagai Bahan Baku Pendukung Tambahan Pada Industri Pangan dan Farmasi

BI Lampu

ng

342,5/C 7

7 Modul Sensor Nirkabel yang dapat Dikonfigurasi Berbasis Modbus TCP Protocol dimana Pengembangan Ditetapkan oleh Pengguna pada Pabrik Tapioka

BI Lampu

ng

387,5/B 6

Page 66: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

60

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

8 Karakterisasi hidrolisat protein ikan Toman untuk fortifikasi pangan

BI Samari

nda

375/B 6

9 Mikro Emulsi Ekstrak Bawang Tiwai Asal Kalimantan Timur sebagai Bahan Tambahan Pangan

BI Samari

nda

342,5/C 7

10 Teknologi Pengolahan Turunan Virgin Coconut Oil (Vco) Yang Terintegrasi

BI Manad

o

355/B 7

11 Produksi Fucoidan Dari Rumput Laut Coklat Sargassum Sp Sebagai Bahan Baku Sediaan Industri

BI Ambon

445/SB 6

C. Bidang Sel Surya

1 Peningkatan efisiensi sistem PV Solar Cell yang terintegrasi power bank dengan Sistem Thermolektric.

B4T 350/B 4

2 Peningkatan Efisiensi Pada Pengembangan Sel Surya Lapisan Tipis Menggunakan Material Kesterite (Czts)

B4T 367,5/B 5

3 Rancang Bangun Penggerak Hybrid (Panel Surya Dan Diesel) untuk Kapal Nelayan

BI Suraba

ya

317/C 4

D. Bidang Logam Tanah Jarang

1 Pembuatan magnet permanen NdFeB berbasis sumber daya alam lokal

BBLM 395/B 4

E. Bidang Baja

1 Pembuatan Bagian Utama (Main part) Dari Bi Fuel Engine 650cc (Engine Block dan Cylinder Head) Untuk Mendukung Pengembangan Mobil Pedesaan

BBLM 352,5/B

2 Pembuatan Roda Kereta Api Untuk Subsitusi Impor BBLM 410/B 5

3 Pengembangan Prototipe Tracklink dan Sistem Penggerak Tracklink Tank AMX Untuk Kemandirian Hankamnas

BBLM 387,5/B 5

4 Pengembangan Mold Presisi pada Proses Metal Injection Molding untuk Pembuatan Prototype Implan Ortopedi Titanium dalam rangka Mengurangi Subtitusi Impor

BBLM 425/SB 5

5 Penelitian Dan Pengembangan Refraktori Berbentuk Jenis Al2o3-Mgo-C Untuk Mendukung Industri Baja (ta proposal)

BBK 545/SB 5

6 Rekayasa Nickel Chromium Molybdenum Steel (SCN CR M2) sebagai Material Screw Press Kelapa Sawit dengan Teknik Pengecoran Logam dan Heat Treatment untuk Peningkatan Konsistensi Masa Pakai

BI Medan

382,5/B 6

F. Bidang Karet

1 Pembuatan Paking Karet Oil Seals Mesin Mobil. (lanjutan tahun ke 2)

BBKKP 412,5/B 7

2 Karet Alam Pengingat Bentuk (Shape Memory Natural Rubber) untuk Komponen Otomotif- Tahun 1

BBKKP 487,5/B 5

3 Karet Skim (Rubber Skim) untuk Karkas Belt Conveyor Tahan Panas (Tahun II)

BBKKP 525/SB 7

4 Pembuatan Gasket Karet untuk Komponen Kapal (dari Komposit CR/NR)

BBKKP 380/B 5

5 Optimasi Pembuatan Karet Wiper Mobil Menggunakan Karet Alam dan Bahan Pengisi PCC Lokal

BBKKP 550/SB 6

Page 67: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

61

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

6 Optimasi Kinerja Pengendali Cemaran Udara Pada Unit Dryer di Industri Crumb Rubber Berbasis Mikrokontroller

BBTPPI 410/B 7

7 Aplikasi Bahan Pengisi Berbasis Sumber Daya Alam Lokal untuk Barang Jadi Karet Spare Part Kendaraan Bermotor

BI Palemb

ang

605/SB 7

8 Aplikasi Produksi Paving Blok Menggunakan Karet untuk Taman Bermain

BI Palemb

ang

597,5/SB 7

9 Penggunaan Karet Alam Terepoksi sebagai Substitusi NBR/PVC untuk Pembuatan Selang Karet Gas LPG

BI Palemb

ang

557,5/SB 7

10 Pilot Project Pengembangan Karet Alam Menjadi Rubber Tips

BI Palemb

ang

602,5/SB 7

G. Bidang Furniture, Kayu dan Rotan

1 Inovasi Pengembangan Disain Produk Interior dan Building yang Berbasis Bahan Baku Kayu Perkebunan dan Bambu

BBKB 585/SB 7

2 Hemiselulosa dari Proses Pembuatan Pulp sebagai Bahan Baku Furfural

BBPK 378/B 6

3 Peningkatan Kualitas Kayu Kelas Awet Rendah Menggunakan Pengawet Alami Ekstrak Kayu Ulin (Eusiderxylon Zwageri)

BI Banjarbaru

532,5/SB 7

H. Bidang Kakao

1 Aplikasi Oleogel Dengan Oleogator Lemak Kakao Pada Produk Pangan Olahan Kakao

BBIHP 352/B 7

2 Pengembangan Teknologi Proses Pengolahan Bubuk Kakao Kaya Flavonoid

BBIHP 357,5/B 7

3 Pendirian Pilot Plant Industri Pengolahan Kakao BBIHP 355/B 7

I. Litbang Kolaborasi

1 Optimasi Alat Ukur Kadar Karet Kering Pada Lateks Berbasis Teknologi Light Scattering

BBTPPI dan

BBLM

430/SB 7

Grafik di bawah menunjukkan perbandingan jumlah total hasil litbang

yang dilaksanakan Satker di lingkungan BPPI selama 5 (lima) tahun terakhir

dengan litbang yang berhasil mencapai level 6:

Gambar 3.1 Hasil litbang Tahun 2014-2018

161200 185

955462 62 54 37 32

0

100

200

300

2014 2015 2016 2017 2018

Jumlah Litbang Litbang TRL 6

Page 68: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

62

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Gambar di atas memperlihatkan bahwa secara kuantitas jumlah litbang

yang dihasilkan oleh Balai Besar dan Baristand Industri sejak Tahun 2014

cenderung menurun. Begitu pula proporsi litbang yang mencapai level TRL 6

cenderung menurun mengikuti jumlah total litbang. Penurunan jumlah litbang

ini disebabkan oleh berkurangnya alokasi anggaran kegiatan serta

meningkatnya persyaratan/kriteria kualitas litbang yang dikategorikan sebagai

litbang yang siap diterapkan.

Berdasarkan data Global Competitiveness Index yang dikeluarkan World

Economic Forum (WEF), daya saing Indonesia periode 2015 – 2016 mencapai

peringkat 37 dari 140 negara (skor 4.5). Pada periode 2016 – 2017 mencapai 41

dari 138 negara (skor 4.5) dan pada periode 2017 – 2018 Indonesia menduduki

peringkat 36 dari 137 negara (skor 4.7). Daya saing Indonesia meningkat terkait

penerapan penelitian ke dalam industri atau teknologi tepat guna yang dapat

langsung dimanfaatkan oleh masyarakat. Indonesia menempati peringkat ke-

31 dalam inovasi. Di dalam global value chain, nilai tambah terbesar produk

industri dihasilkan pada proses R&D dan purna jual, kemudian diikuti proses

branding, pemasaran, desain, dan distribusi. Pada tahun 2018, Indonesia

dengan pilar inovasi menduduki peringkat 68 dengan skor 37, subpilar kapasitas

inovasi menduduki peringkat ke-32, subpilar belanja teknologi tinggi

pemerintah peringkat ke-12 dari 140 negara. Hal ini membuat Indonesia harus

terus berjuang untuk meningkatkan kesiapterapan teknologi berupa

ketersediaan teknologi terbaru, penyerapan teknologi di perusahaan, dan

transfer teknologi dari investasi langsung pemodal asing.

Tahun 2018 merupakan tahun kedua dimana Puslitbang Teknologi

Industri dan Kekayaan Intelektual diberi mandat untuk melaksanakan seleksi

secara komprehensif terhadap proposal Litbangyasa yang diajukan oleh Balai

Besar/Baristand Industri di lingkungan BPPI. Tujuannya adalah agar riset yang

dilakukan lebih fokus terhadap industri prioritas, meningkatkan kualitas riset

yang dilaksanakan seiring standardisasi kriteria riset, meningkatkan kolaborasi

riset dengan akademisi dan industri, serta meningkatkan kualitas publikasi

hasil riset melalui prosiding, jurnal, workshop, expo dan pameran. Selain itu,

Page 69: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

63

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

kegiatan seleksi ini salah satu bentuk efiesiensi pelaksanaan litbangyasa karena

periode sebelum ada selesi litbangyasa yang dilakukan sering tidak sesuai

denga dokumen perencanaan, outcomenya tidak jelas dan tingkatkeipan

terapannya tidak terukur, hanya mengandalkan kunatitas jumlah penelitian

yang banyak tapi tidak meperhatikan aspek kualitas litbanyasa tersebut.

c. Kendala

Kegiatan ini tidak berhasil mencapai target karena beberapa hal yang

menjadi hambatan dalam pencapaian target indikator kinerja Tingkat

kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai adalah:

Sistem Litbangyasa Balai Besar/Baristand Industri masih belum

terintegrasi;

Rendahnya pemahaman Peneliti/Perekayasa mengenai proses scale-up

dari tahapan laboratorium ke skala industri .

Sedangkan hambatan/ permasalahan yang dihadapi dalam

pelaksanaan Litbangyasa untuk mencapai hasil TRL 6 ke atas pada tahun 2018

adalah sebagai berikut:

Level TRL belum menjadi persyaratan yang mutlak terhadap evaluasi

proposal sehingga judul-judul litbangyasa yang dilaksanakan bermula dari

level TRL yang berbeda-beda (ada yang 3, 4, 5 atau 6);

Pemahaman tentang TRL oleh peneliti/perekayasa masih belum memadai

sehingga penetapan TRL bervariasi dari satu judul penelitian ke judul

penelitin lain (penetapan level TRL belum standar).

Program Litbangyasa Balai Besar/Baristand Industri masih belum

terintegrasi untuk mencapai tahapan layak komersial yang ditunjukkan

dengan nilai TRL.

Beberapa langkah yang telah dilakukan sebagai perbaikan dari kegiatan

tahun sebelumnya adalah meningkatkan kapasitas

peneliti/perekayasa/litkayasa dalam rangka memperkuat sumber daya litbang,

dan meningkatkan sarana prasarana litbang. Selain itu, sesuai dengan

Page 70: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

64

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Permenristekdikti No. 46 tahun 2016 mewajibkan peneliti untuk melakukan

pengukuran TRL terhadap penelitian yang dilakukan. Para peneliti di

lingkungan BPPI telah mulai melakukan pengukuran pada setiap penelitian

yang dilakukan. Dengan pengukuran ini diharapkan dapat diketahui sampai di

mana sebuah teknologi sedang dan telah dikembangkan, dan seberapa jauh

lagi untuk sampai ke tingkat di mana teknologi siap untuk diterapkan.

d. Rekomendasi

Rekomendasi perbaikan di tahun mendatang untuk indikator ini adalah:

Mengintegrasikan program Litbangyasa Balai Besar/Baristand Industri;

Meningkatkan pemahaman TRL kepada para peneliti/perekayasa serta

menyusun standar penetapan TRL.

V. Sasaran Strategis V : Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau

Sasaran strategis meningkatnya industri yang menerapkan industri hijau memiliki

dua indikator kinerja. Adapun indikator kinerja yang ditetapkan adalah:

1 Industri manufaktur yang memenuhi standar industri hijau;

2 Penetapan Standar Industri Hijau.

V.1. Indikator Kinerja V.1. : Industri manufaktur yang memenuhi standar industri hijau

a. Hasil yang telah dicapai

Sasaran startegis meningkatnya industri yang menerapkan industri hijau

dengan indikator kinerja Industri manufaktur yang memenuhi standar industri

hijau dihitung berdasarkan persentase Industri Manufaktur (Semen Portland; Crumb

Rubber; Pengasapan Karet; Susu Bubuk; Tekstil Pencelupan, Pencapan dan

Penyempurnaan; Ubin Keramik; Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Primer; Pulp

dan Pulp Terintegrasi Kertas) yang memperoleh Sertifikat Industri Hijau

dibandingkan dengan jumlah total industri Menengah besar yang sudah ditetapkan

SIH nya. Jumlah total industri menengah besar yang sudah ditetapkan SIH nya

sampai tahun 2018 sebanyak 450 perusahaan industri.

Berikut adalah hasil yang telah dicapai dari indikator kinerja Industri

manufaktur yang memenuhi standar industri hijau :

Page 71: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

65

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Tabel 3.28. Target dan Realisasi Indikator V.1

b. Analisis capaian kinerja

Penerapan prinsip industri hijau mengutamakan efisiensi dalam proses

produksi dengan karakteristik sebagai berikut: penggunaan material, energi, dan air

dengan intensitas yang rendah; penggunaan energi alternatif; melakukan

minimisasi limbah dan pemenuhan baku mutu lingkungan; menggunakan teknologi

rendah karbon dan SDM yang kompeten. Dengan penerapan industri hijau melalui

penggunaan teknologi rendah karbon, tentunya akan memberikan dampak

penghematan energi, air dan bahan baku. Selain itu juga akan meningkatkan

produktivitas dan menghasilkan limbah yang lebih sedikit.

Saat ini sumber daya alam semakin berkurang, peningkatan penggunaan

sumberdaya alam disebabkan oleh pertumbuhan populasi, mesin dan sistem

produksi kurang efisien, adanya kesepakatan tentang lingkungan hidup global dan

terjadinya degradasi lingkungan. Hal tersebut menyebabkan kita tidak bisa lagi

melaksanakan proses business as usual. Oleh karena itu, penerapan industri hijau

adalah salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut. Penerapan standar industri

hijau akan meningkatkan daya saing produk industri, peningkatan daya saing

disebabkan karena produk yang dihasilkan melalui proses produksi yang efisien dan

ramah lingkungan serta dapat memenuhi tuntutan perdagangan global. Penerapan

industri hijau akan mengefisienkan pemakaian bahan baku, energi, dan air sehingga

meminimalkan limbah maupun emisi.

Pada tahun 2018 ini telah dilaksanakan Proses Sertifikasi Industri Hijau kepada

11 (sebelas) perusahaan industri yang dilakukan oleh 7 (tujuh) Lembaga Sertifikasi

Industri Hijau (LSIH). Pelaksanaan Sertifikasi Industri Hijau menggunakan 7 (tujuh)

komoditi Standar Industri Hijau yang telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri

Perindustrian. Hasil sertifikasi tersebut menyatakan bahwa 9 (sembilan) perusahaan

industri memenuhi SIH sesuai komoditinya dan dapat diberikan Sertifikat Industri

Hijau oleh LSIH yang bersangkutan. Sertifikat Industri Hijau yang dikeluarkan oleh

LSIH diberikan kepada perusahaan industri berbarengan dengan penyerahan

Indikator Kinerja V.1 Target Realisasi % Capaian

Industri manufaktur yang memenuhi standar industri hijau

0,5 persen 2 persen 400%

Page 72: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

66

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Penghargaan Industri Hijau yang dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2018 di

Ruang Garuda Lantai 2 Gedung Kementerian Perindustrian

Target yang ditetapkan untuk indikator kinerja industri manufaktur yang

memenuhi standar industri tahun 2018 adalah sebesar 0,5 persen (2 perusahaan

industri). Realisasi tahun 2018 adalah sebanyak 9 perusahaan industri sudah

memenuhi standar industri hijau dan menerima sertifikat industri hijau, atau realisasi

capaian sebesar : (9/450) x 100% = 2%, atau realisasinya sebesar 400%. 9 (sembilan)

perusahaan industri yang memperoleh sertifikat industri hijau tahun 2018 adalah :

PT. Holcim Indonesia Cilacap (semen);

PT. Semen Tonasa (semen);

PT. Arwana Nuansa Keramik (ubin keramik);

PT. PTPN VII Unit Kedaton (pengasapan karet);

PT. Petrokimia Gresik (pupuk);

PT. Indolakto Jakarta (susu bubuk) ;

PT. Djambi Waras Djambi (karet remah);

PT.PTPN VII Unit Way Berulu (pengasapan karet);

PT. Pupuk Kujang (pupuk).

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian indikator industri

manufaktur yang memenuhi standar industri hijau antara lain:

Penentuan kriteria pemilihan perusahaan industri yang disertifikasi

berdasarkan hasil keikutsertaan di program Penghargaan Industri Hijau tahun-

tahun sebelumnya.

Koordinasi yang kooperatif antara Puslitbang IHLH, LSIH, dan perusahaan

industri sehingga memperlancar persiapan dokumen untuk sertifikasi

Pelaksanaan proses sertifikasi industri hijau dilakukan oleh LSIH secara objektif

dan profesional.

Untuk mendorong upaya industri dalam menerapkan industri hijau, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan sebagai unit kerja

yang memiliki tupoksi terkait, telah melakukan beberapa kegiatan penunjang, yaitu:

Implementasi konservasi dan diversifikasi energi di sektor industri;

Page 73: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

67

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Pengendalian Pencemaran Lingkungan di Sektor Industri;

Penyusunan nationally appropriate mitigation actions (Nama’s) dalam rangka

penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Sektor industri;

Sosialisasi dan Monitoring Profil Emisi GRK Sektor Industri.

Selain itu, untuk meningkatkan industri yang menerapkan industri hijau,

Pemerintah dalam hal ini Kemenperin telah memberikan penghargaan industri hijau

sejak tahun 2010. Penghargaan Industri Hijau tahun 2018 diserahkan oleh Menteri

Perindustrian Perindustrian pada tanggal 12 Desember 2018. Penghargaan Industri

Hijau tahun 2018 merupakan penghargaan industri hijau yang ke-9 (sembilan)

kalinya dan diikuti oleh 157 perusahaan industri yang terdiri dari 152 industri besar

dan 5 industri menengah. Dari 157 perusahaan industri yang mendaftar, yang

berhasil mendapatkan penghargaan industri hijau sebanyak 143 industri, yang terdiri

dari 87 industri mencapai level 5 dan 56 industri mencapai level 4. Pada thn 2018 juga

diberikan penghargaqn istimewa kepada 29 perusahaan industri yg telah berhasil

mempertahankan level 5 selama 5 thn berturut – turut dari 2014 -2018. Peserta

penghargaan industri Hijau terdiri dari berbagai perusahaan industri penghasil

komoditi antara lain industri gula, herbisida & pestisida, otomotif, semen, baja,

tekstil, pakaian jadi, crumb rubber, makanan & minuman, pulp & kertas, keramik,

oleokimia, petrokimia, pupuk, crude palm oil (CPO), alas kaki, elektronika,

penyamakan kulit, Resin dan deterjen.

Kegiatan ini berhasil dengan realisasinya diatas 100 % karena perusahaan

industri yang disertifikasi umumnya telah menerapkan prinsip industri hijau dalam

proses produksinya. Selain itu, perusahan tersebut juga sudah mencapai level

tertinggi pada program Penghargaan Industri Hijau sehingga dapat mempermudah

perusahaan dalam mempersiapkan proses sertifikasi.

c. Kendala

Tidak ada kendala dalam pencapaian indikator kinerja Industri Manufaktur

yang memenuhi standar industri hijau. Meskipun tidak ada kendala dalam

pencapaian indikator ini namun yang perlu menjadi catatan adalah bahwa untuk

menerapkan/mengimplementasikan industri hijau terutama yang terkait dengan

Page 74: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

68

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

investasi high cost perlu disusun skema insentif yang tepat, sehingga industri lebih

tertarik menerapkan industri hijau. Sampai saat ini, belum ada skema insentif

yang diberikan kepada Perusahaan Industri yang telah memenuhi standar industri

hijau.

d. Rekomendasi

Untuk mengatasi masalah tersebut sekaligus menerapkan amanat yang

terkandung dalam Undang-Undang No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian,

pemerintah perlu memfasilitasi serta menyusun kebijakan terkait insentif bagi

perusahaan industri yang telah memenuhi prinsip – prinsip industri hijau.

V.2. Indikator Kinerja V.2 : Penetapan Standar Industri Hijau

a. Hasil yang telah dicapai

Sasaran strategis meningkatnya industri yang menerapkan industri hijau

dengan indikator kinerja Industri manufaktur yang memenuhi standar industri hijau

dihitung berdasarkan persentase Rancangan Akhir Standar Industri Hijau (RASIH)

yang telah dirumuskan pada tahun 2018 dibandingkan dengan total RASIH yang

telah dirumuskan hingga tahun 2017. Total RASIH yang telah ditetapkan hingga

tahun 2017 sebanyak 24. Target tahun 2018 : 17% x 24 = 4 RASIH.

Berikut adalah hasil yang telah dicapai dari indikator kinerja penetapan

standar industri hijau :

Tabel 3.29. Target dan Realisasi Indikator V.2

b. Analisis capaian kinerja

Pengembangan Industri Hijau bertujuan untuk mewujudkan industri yang

berkelanjutan dan mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan

kelangsungan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan memberikan manfaat

bagi masyarakat. Berbagai langkah serius telah dilaksanakan oleh pemerintah untuk

mengembangkan industri hijau. Puncaknya adalah dilakukannya revisi terhadap

Indikator Kinerja V.2 Target Realisasi % Capaian

Penetapan standar industri hijau (SIH)

17 persen

21 persen

123%

Page 75: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

69

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Undang-Undang nomor 5 tahun 1984 tentang Perindustrian, yang kemudian

menghasilkan Undang–Undang nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian. Dalam

Undang-Undang tersebut, secara jelas disebutkan bahwa salah satu tujuan

perindustrian nasional adalah untuk mewujudkan industri yang mandiri, berdaya

saing, maju, serta Industri Hijau. Kebijakan Industri Hijau kemudian diatur lebih jauh

lagi dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015 – 2035.

Kementerian Perindustrian telah menerbitkan aturan mengenai pedoman

penyusunan standar industri hijau (SIH) yang tertuang dalam Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor 51/M-IND/PER/6/2015. Standar Industri Hijau merupakan

acuan para pelaku industri dalam menyusun secara konsensus terkait dengan bahan

baku, bahan penolong, energi, proses produksi, produk, manajemen pengusahaan,

pengelolaan limbah dan/atau aspek lain yang bertujuan untuk mewujudkan industri

hijau.

Permenperin yang merupakan bagian dari amanat UU No. 3 tahun 2014

tentang Perindustrian ini menjelaskan, perencanaan penyusunan SIH dilakukan

dengan memperhatikan berbagai aspek antara lain: kebijakan nasional di bidang

standarisasi, perkembangan industri di dalam dan luar negeri, perjanjian

internasional, serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sementara itu, dalam penyusunan SIH diterapkan beberapa prinsip

diantaranya: transparansi dan keterbukaan, konsensus dan tidak memihak, efektif

dan relevan, koheren, serta dimensi pengembangan. Penyusunan SIH juga harus

memperhatikan metode dan jenis verifikasi serta perolehan data yang tepat, benar,

konsisten, dan tervalidasi.

Target yang ditetapkan untuk industri penetapan standar industri hijau tahun

2018 adalah sebesar 17 persen (4 RASIH). Realisasi tahun 2018 adalah sebanyak 5

RASIH yang telah ditetapkan, atau realisasi capaian sebesar (5/24) x 100% = 21%. 5

(lima) RASIH yang telah ditetapkan pada tahun 2018 adalah :

RASIH Industri Produk Makanan Ringan;

RASIH Industri Cat dan Tinta Cetak :Industri Cat Berbasis Air;

RASIH Industri Cat dan Tinta Cetak: Industri Cat Berbasis Pelarut Organik;

Page 76: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

70

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

RASIH Industri Suku Cadang dan Aksesori Kendaraan Bermotor Roda Empat

atau lebih – Silincer Material (Felt) ;

RASIH Industri Suku Cadang dan Aksesori Kendaraan Bermotor Roda Empat

atau lebih – Silincer.

Kegiatan ini berhasil dengan realisasinya diatas 100 % karena adanya

dukungan dan kerjasama yang baik dengan perusahaan industri dan Asosiasi

Industri sehingga data yang diperlukan dalam proses perumusan SIH dapat

terkumpul secara cepat dan akurat. Selain itu proses perumusan SIH juga menjadi

efektif dan sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini menjadi penentu dari

keberhasilan yang dicapai.

Terdapat efisiensi dalam hal koordinasi dengan industri karena

menggunakan jalur koordinasi melalui asosiasi.

c. Kendala

Kendala terbesar dalam penyusunan SIH adalah minimnya ketersediaan data

baik data primer dan sekunder. Data tersebut sangat diperlukan dalam menyusun

baseline untuk penetapan batasan awal kriteria dalam RASIH. Kebanyakan

perusahaan industri menyampaikan data yang tidak faktual dan tidak menunjukkan

kondisi yang sebenarnya. Hal ini dapat menimbulkan misleading terhadap batasan

yang akan disusun.

Kurangnya dukungan dari Asosiasi dan beberapa perusahaan industri yang

membuat proses penyusunan RSIH menjadi terhambat. Meskipun telah dijelaskan

mengenai latar belakang dan manfaat dari perumusan ini, namun pihak-pihak

tersebut masih beranggapan bahwa SIH ini nantinya akan menghambat proses

produksi perusahaan, sehingga diputuskan untuk menghentikan proses

perumusannya.

Selain itu, ketersediaan benchmark atau best practice sebagai acuan masih

sangat sedikit. Sistem label ramah lingkungan, ekolabel, atau standar lingkungan

lainnya di negara-negara maju tidak serta merta dapat dijadikan acuan dalam

penetapan batasan dalam RASIH. Skema standar yang paling mendekati skema SIH

adalah China Cleaner Production Standard yang dikeluarkan oleh Ministry of

Page 77: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

71

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Environmental Protection (MEP) of China. Namun, berbeda dengan sistem SIH,

CCPS mengenal sistem rating: bronze, silver, dan gold.

d. Rekomendasi

Pada tahun 2019 diharapkan kesemua RASIH tersebut akan dapat

ditetapkan menjadi SIH melalui peraturan menteri perindustrian. Selain itu, juga

Penyusunan SIH TA. 2019 direncanakan sesuai arahan Menteri Perindustrian yaitu

akan mendorong industri di sektor logam dasar, makanan dan minuman, alat

angkutan, mesin dan perlengkapan, kimia, farmasi, dan elektronika.

VI. Sasaran Strategis VI: Meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri

a. Hasil yang telah dicapai

Sasaran strategis meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri dengan

indikator kinerja tingkat kepuasan pelanggan dihitung berdasarkan rata-rata indeks

kepuasan pelanggan atas layanan Balai Besar, Baristand Industri dan Balai Sertifikasi

Industri. Berikut adalah hasil yang telah dicapai dari indikator kinerja tingkat

kepuasan pelanggan:

Tabel 3.30. Target dan Realisasi Indikator VI.1

b. Analisis capaian kinerja

Balai Besar, Baristand Industri dan Balai Sertifikasi Industri merupakan Unit

Pelayanan Teknis (UPT) yang memberikan berbagai pelayanan kepada masyarakat,

khususnya dunia industri. Salah satu cara untuk mengetahui kualitas layanan yang

diberikan adalah melalui pengukuran tingkat kepuasan pelanggan.

Mengetahui tingkat kepuasan pelanggan merupakan hal yang sangat penting

bagi instansi penyedia jasa layanan. Dengan mengetahui tingkat kepuasan

pelanggan, maka dapat diketahui sejauh mana kualitas layanan yang diberikan

kepada pelanggan. Balai Besar dan Baristand Industri di Lingkungan BPPI sebagai

instansi penyelenggara jasa layanan teknis perlu mengetahui kualitas pelayan

yangtelah diberikan salah satunya melalui tingkat kepuasan pelanggan. Pada

Indikator Kinerja VI Target Realisasi % Capaian

Tingkat Kepuasan Pelanggan Indeks 3,6 Indeks 3,6 100%

Page 78: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

72

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

umumnya Satker di lingkungan BPPI mengukur kepuasan pelanggan secara

kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan yang dapat

mengukur tingkat harapan dan kinerja pelayanan yang dirasakan oleh pelanggan.

Kuesioner diberikan kepada seluruh pelanggan yang telah mendapatkan jasa layanan

teknis berupa Pengujian, Sertifikasi, Pelatihan, dan Rancang Bangun Perekayasaaan

Industri (RBPI).

Survey kepuasan pelanggan yang dilakukan Balai Besar/Baristand/Balai

Sertifikasi Industri dengan menggunakan metode tertentu melalui kuesioner yang

telah diuji validitasnya sehingga dapat diukur. Adapun target yang ditetapkan adalah

skala indeks 3,6 dengan range indeks 1-4. Sampai Desember 2018, berdasarkan

seluruh kuesioner yang telah dikumpulkan, dari 3512 responden rata-rata tingkat

kepuasan dari 23 balai yang ada di lingkungan BPPI (11 Balai Besar, 11 Baristand

Industri dan 1 Balai Sertifikasi Industri) telah memenuhi target yang ditetapkan yaitu

Skala Indeks 3,6 (realisasi 100%). Jumlah Responden dengan indeks 1 sebanyak 6

responden, jumlah Responden dengan indeks 2 sebanyak 146 responden, jumlah

Responden dengan indeks 3 sebanyak 1.961 responden dan jumlah Responden

dengan indeks 4 : sebanyak 1.780 responden. Berdasarkan hasil perhitungan rata -

rata indeks kepuasan pelanggan pada Balai Besar, Baristand Industri dan Balai

Sertifikasi Industri : 3,6 %.

Pengolahan data kuesioner dilakukan dengan metode pengukuran Skala

yang digunakan untuk mengukur nilai harapan dan kinerja adalah skala likert 1

sampai 5. Nilai 1 (satu) berarti “sangat tidak berharap” untuk kelompok harapan dan

berarti “sangat buruk” untuk kelompok kinerja. Sedangkan nilai 5 (lima) berarti

“sangat berharap” untuk kelompok harapan dan berarti “sangat baik” untuk

kelompok kinerja

Tabel 3.31 Indeks Kepuasan Pelanggan

2015 2016 2017 2018

Target Indeks Kepuasan Pelanggan (skala 1-4)

3,5 3,5 3,5 3,6

Realisasi (skala 1-4) 3,8 3,5 3,5 3,6

Page 79: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

73

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai target ini adalah penyusunan

kuesioner, penyebaran kuesioner, rekapitulasi hasil kuesioner dan perhitungan skala

indeks kepuasan pelanggan.

Efisiensi dari kegiatan ini, beberapa Balai sudah menggunakan survey online

sehingga lebih memudahkan Balai dalam meminta konsumen untuk mengisi

meskipun konsumen tersebut tidak datang langsung dan subjek kuesioner lebih tepat

sasaran sebagai pengguna jasa bukan kurir yang biasanya jadi perantara mengambil

hasil sampel.

c. Kendala

Adapun kendala dari pengukuran indeks kepuasan pelanggan ini adalah:

Belum tersosialisasi dengan baik informasi mengenai sarana pengaduan

kepada pelanggan;

Beberapa satker belum menetapkan SOP mengenai standar waktu

penyelesaian pengaduan secara resmi ;

Terdapat kuesioner yang belum dikembalikan oleh responden;

d. Rekomendasi

Rekomendasi dan langkah antisipatif yang akan dilakukan terkait indikator kinerja

tingkat kepuasan pelanggan di tahun-tahun mendatang adalah :

Mensosialisasikan informasi mengenai sarana pengaduan kepada pelanggan.

Memenyusun SOP mengenai standar waktu penyelesaian pengaduan resmi.

Meningkatkan promosi, publikasi, diseminasi, dan sosialisasi jasa layanan

teknis terhadap masyarakat industri dan penambahan ruang lingkup

pengujian;

Diusahakan peningkatan jumlah pelanggan yang mengisi survey melalui

strategi-strategi pemasaran;

Meningkatkan pelayanan terhadap publik untuk mendapatkan kepercayaan

dan mencapai kepuasan pelanggan;

Perlunya diadakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi SDM

Pelayanan Publik;

Page 80: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

74

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Meningkatkan komunikasi kepada pelanggan terhadap pentingnya evaluasi

tingkat kepuasan pelanggan untuk perbaikan pelayanan jasa teknis.

Nilai indeks kepuasan pelanggan tersebut diharapkan memacu Satker untuk

memberikan pelayanan yang lebih baik lagi.

VII. Sasaran Strategis VII: Meningkatnya penerapan reformasi birokrasi

Indikator kinerja ini dihitung dari Rata-rata satker yang telah mencapai level

maturitas 3,2 dibandingkan dengan total satker BPPI (25 satker). Tingkat Maturitas

menunjukkan tingkat kematangan penyelenggaraan SPIP yang berstruktur dan

berkelanjutan.

a. Hasil yang telah dicapai

Sasaran strategis meningkatnya penerapan reformasi birokrasi dengan

indikator kinerja tingkat kepuasan pelanggan dihitung dengan Rata-rata satker yang

telah mencapai level maturitas 3,2 dibandingkan dengan total satker BPPI (25

satker). Tingkat Maturitas menunjukkan tingkat kematangan penyelenggaraan SPIP

yang berstruktur dan berkelanjutan. Berikut adalah hasil yang telah dicapai dari

indikator kinerja tingkat kepuasan pelanggan:

Tabel 3.32. Target dan Realisasi Indikator VII.1

b. Analisis capaian kinerja

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) merupakan salah satu area

perubahan yang harus dilakukan untuk mendukung terlaksananya reformasi

birokrasi. Sebagaimana diketahui, untuk mendorong reformasi birokrasi terdapat 8

(delapan) area perubahan yang harus dilakukan yaitu: manajemen perubahan,

penguatan sistem pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, penguatan

kelembagaan, penguatan tata laksana, penguatan sistem manajemen SDM ASN,

penguatan peraturan perundang-undangan, dan peningkatan kualitas pelayanan

Indikator Kinerja VII Target Realisasi % Capaian

Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3,2

82% 96% 117%

Page 81: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

75

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

publik. Secara khusus, SPIP diharapkan dapat memperkuat sistem pengawasan dan

akuntabilitas kinerja unit di lingkungan Kementerian Perindustrian. Oleh karena itu,

penerapan SPIP menjadi salah satu kunci keberhasilan reformasi birokrasi yang

dilakukan.

Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun

2008, setiap pimpinan instansi pemerintah wajib melakukan penilaian risiko. Dalam

rangka penilaian risiko, pimpinan instansi pemerintah menetapkan tujuan instansi

pemerintah yang memuat pernyataan dan arahan spesifik, terukur, dapat dicapai,

realistis, dan terikat waktu. Tujuan tersebut selanjutnya dikomunikasikan kepada

seluruh pegawai. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pimpinan harus

menetapkan strategi operasional yang konsisten serta strategi menajemen

terintegrasi dan rencana penilaian risiko.

Jumlah Satuan Kerja (Satker) di Lingkungan BPPI pada TA. 2018 terdiri dari 24

balai yang ada di lingkungan BPPI (11 Balai Besar, 11 Baristand Industri, 1 Balai

Sertifikasi Industri dan 1 Balai Pengembangan Produk dan Standardisasi Industri, 1

Sekretariat dan 4 Pusat (untuk penyelenggaraan SPIP Satker Sekretariat da Pusat

dianggap 1 Satker), sehingga total Satker di Lingkungan BPPI sebanyak 25 Satker.

Adapun target yang ditetapkan untuk indikator Tingkat Maturitas Satker di

lingkungan BPPI mencapai level 3,2 adalah 82% (21 Satker mencapai level maturitas

3,2). Realisasi TA. 2018 adalah sebanyak 24 Satker sudah mencapai level maturitas

3,2 dan 1 satker belum mencapai level maturitas 3,2, atau realisasinya mencapai 96%.

Berdasarkan hasil penilaian maturitas SPIP 25 Satker BPPI

a. BPPI Pusat (tingkat maturitas SPIP mencapai 3,8)

b. 11 Balai Besar (Semua Satker tingkat maturitas SPIP mencapaai 3,2)

c. 11 Baristand Industri (semua satker tingkat maturitas SPIP mencapaai 3,2)

d. 1 Balai Sertifikasi Industri (tingkat maturitas SPIP mencapaai 3,3)

e. 1 BPPSI Pekanbaru ( tingkat maturitas SPIP : 2,7).

Sehingga capaian indikator ini adalah : (24 satker/ 25 satker)*100% = 96%.

Jika dibandingkan dengan tahun 2017, terjadi peningkatan jumlah satker yang

mencapai level maturitas 3. Hal ini disebabkan karena segera dilakukannya tindak lanjut

dari rekomendasi yang diberikan oleh tim penilai maturitas Itjen pada saat penilaian

Page 82: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

76

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

maturitas SPIP tahun yang lalu, baru beberapa yang ditindaklanjuti oleh Balai

Besar/Baristand terkait. Berikut perbandingkan tingkat maturitas SPIP satker BPPI

tahun 2016-2018 :

Tabel 3.33 Tingkat Maturitas SPIP Satker BPPI (2016-2018)

No Satker

Tingkat Maturitas

tahun 2016

Tingkat Maturitas

tahun 2017

Tingkat Maturitas

tahun 2018

1 Balai Besar Kimia Kemasan 3,298 3,698 3,99

2 Balai Sertifikasi Industri 3,018 3,443 3,3

3 Balai Besar Industri Agro 3,684 3,880 3,9

4 Balai Besar Logam dan Mesin 3,116 3,459 3,24

5 Balai Besar Pulp & Kertas 3,305 3,422 3,7

6 Balai Besar Tekstil 3,202 3,723 3,8

7 Balai Besar Keramik 3,399 3,480 3,44

8 Balai Besar Bahan dan Barang Teknik 3,373 3,632 3,5

9 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

3,208 3,352 3,8

10 Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik 3,216 3,475 4,1

11 Balai Besar Kerajinan dan Batik 3,283 3,475 3,6

12 Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 3,073 3,405 3,7

13 Baristand Industri Surabaya 3,431 3,644 3,7

14 Baristand Industri Aceh 2,807 3,386 3,4

13 Baristand Industri Medan 2,857 3,182 3,3

16 Baristand Industri Palembang 2,925 3,093 3,45

17 Baristand Industri Pontianak 3,114 3,449 3,4

18 Baristand Industri Lampung 2,832 3,039 3,48

19 Baristand Industri Padang 3,061 3,450 3,45

20 Baristand Industri Samarinda 2,777 3,297 4,1

21 Baristand Industri Banjarbaru 3,080 3,286 3,24

22 Baristand Industri Ambon 2,877 3,218 3,9

23 Baristand Industri Manado 2,536 3,091 3,4

24 BPPI Pusat 3,216 3,374 3,87

25 BPPSI - - 2,7

Page 83: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

77

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai target ini adalah melakukan

bimbingan dan monitoring pelaksanaan SPIP serta pendampingan penilaian maturitas

SPIP di Balai Besar, Baristand Industri dan Balai Sertifikasi Industri serta workshop

penyuaunan LKK SPIP Satker BPPI. Bila dibandingkan dengan target pemerintah tahun

2019 mencapai maturitas 3, maka rata-rata Satker di lingkungan BPPI telah

mencapainya.

c. Kendala

Adapun kendala dari pencapaian tingkat maturitas Satker di Lingkungan BPPI ini

antara lain :

Beberapa Satgas masih belum memahami teknik-teknik penyusunan LKK SPIP.

Hal ini terjadi karena pergantian Ketua atau Anggota tim dimana tidak terjadi

transfer knowledge antara Satgas lama dengan Satgas baru, sehingga beberapa

Satgas mengalami kesulitan dalam mengisi atau menyusun LKK masing-masing

Satker;

Pada beberapa Satker penyusunan LKK yang menjadi tanggung jawab tiap-tiap

koordinator kegiatan masih belum berjalan secara lancar karena kurangnya

kepedulian, kedisiplinan ataupun kurangnya pengetahuan koordinator kegiatan

dalam menyusun risiko

Masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam identifikasi risiko termasuk

pernyataan risiko dan penyebabnya;

Masih terdapat balai dalam menyusun ataupun identifikasi risiko belum

melibatkan koordinator kegiatan/seluruh pegawai.

d. Rekomendasi

Adapun rekomendasi untuk perbaikan pencapaian indikator ini adalah:

Pada tahun berikutnya perlu dilakukan workshop penyusunan LKK SPIP yang

lebih komprehensif, sehingga diperoleh LKK yang tepat sasaran baik pada

pengisian matriks resiko, pembuatan daftar resiko, peta resiko dan 5 (lima) status

resiko yang paling utama yang dipilih yang perlu yang sangat segera direspon dan

ditindaklanjuti;

Page 84: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

78

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Kesulitan dalam mengisi atau menyusun LKK masing-masing Satker dapat

dikomunikasikan kepada Sekretariat BPPI sebagai Koordinator Satker BPPI

untuk nantinya dapat ditindaklanjuti, sehingga menjadi sebuah LKK yang tepat

sasaran;

Dibutuhkan peran aktif dari para Satgas SPIP dan Tim SPIP serta dapat

mengkomunikasikannya penyusunan LKK ini kepada penanggung jawab resiko

kegiatan.

Mendorong balai agar segera menindaklanjuti hal-hal yang disarankan terkait

peningkatan maturitas SPIP di Satker masing-masing;

Mendorong setiap Satker agar mengikutsertakan setiap koordinator kegiatan

dalam penyusunan LKK SPIP serta melakukan sosialisasi LKK yang telah disusun

agar seluruh pegawai mengetahuinya;

Mendorong Satgas agar melaporkan hasil pemantauan sesuai dengan jadwal

yang telah ditentukan.

3.1.2. Analisis Capaian Kinerja RPJMN

Pada TA. 2018, realisasi program/kegiatan BPPI berdasarkan dokumen

RPJMN 2015-2019 dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.34

Perkembangan Kinerja BPPI Berdasarkan Dokumen RPJMN 2015-2019

No Program / Kegiatan

Indikator 2015 2016 2017 2018 2019

T R T R T R T R T

1 Perencanaan Kebijakan standardisasi Industri

Meningkatnya RSNI, ST, dan PTC

100 120 100 102 100 95 100 105 100

Tersusunnya regulasi teknis terkait dengan SNI, ST dan/atau PTC

14 30 10 10 10 19 10 20 10

Tersusunnya skema sertifikasi produk SNI, ST, dan/atau PTC

6 7 6 7 6 5 6 7 6

Terlaksananya pengawasan SNI, ST, dan PTC

3 3 3 3 3 3 3 3 3

Page 85: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

79

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

2 Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup

Jumlah industri yang mengikuti expo produk-produk industri hijau di dalam dan luar negeri

12 13 - - - - - - -

Jumlah industri yang memperoleh informasi benefit penerapan industri hijau

350 322 - - - - - - -

3 Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual

Jumlah Perusahaan/Balai yang mengikuti expo tingkat nasional

6 9 6 23 6 10 6 72 6

Jumlah Perusahaan yang mendapatkan penghargaan Rintisan Teknologi Industri

- 4 8 - - 6 11 -

Program/kegiatan Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup seperti yang

tercantum pada tabel di atas merupakan program Quick Wins TA. 2015, sehingga untuk TA.

2016 sampai TA. 2019 tidak ditetapkan targetnya. Hampir seluruh indikator kinerja TA. 2018

capaiannya telah melampaui target bahkan beberapa indikator misalnya Meningkatnya

RSNI, ST, dan PTC, jumlah Perusahaan/Balai yang mengikuti expo tingkat nasional dan

jumlah perusahaan yang mendapatkan penghargaan Rintisan Teknologi Industri telah

mencapai realisasi yang tinggi.

Tabel 3.35

Capaian Kinerja RPJMN 2018 No Program/Kegiatan Indikator 2018

T R

1 Perencanaan Kebijakan standardisasi Industri

Meningkatnya RSNI, ST, dan PTC 100 105

Tersusunnya regulasi teknis terkait dengan SNI, ST dan/atau PTC

10 20

Tersusunnya skema sertifikasi produk SNI, ST, dan/atau PTC

6 7

Terlaksananya pengawasan SNI, ST, dan PTC 3 3

2 Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup

Jumlah industri yang mengikuti expo produk-produk industri hijau di dalam dan luar negeri

- -

Jumlah industri yang memperoleh informasi benefit penerapan industri hijau

- -

3 Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual

Jumlah Perusahaan/Balai yang mengikuti expo tingkat nasional

6 72

Jumlah Perusahaan yang mendapatkan penghargaan Rintisan Teknologi Industri

6 11

Page 86: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

80

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

VIII. Program/ Kegiatan I : Perencanaan Kebijakan standardisasi Industri

Program/ Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri memiliki 4

(empat) indikator kinerja. Adapun indikator kinerja yang ditetapkan adalah:

1 Meningkatnya RSNI, ST, dan PTC

2 Tersusunnya regulasi teknis terkait dengan SNI, ST dan/atau PTC

3 Tersusunnya skema sertifikasi produk SNI, ST, dan/atau PTC

4 Terlaksananya pengawasan SNI, ST, dan PTC

I.1. Indikator Kinerja : Meningkatnya RSNI, ST dan PTC

a. Hasil yang telah dicapai

Program/ kegiatan perencanaan kebijakan standardisasi industri dengan

indikator kinerja meningkatnya RSNI, ST dan PTC dihitung berdasarkan jumlah

RSNI, ST dan PTC yang disusun pada tahun 2018. Berikut adalah hasil yang telah

dicapai dari indikator kinerja meningkatnya RSNI, ST dan PTC :

Tabel 3.36

Target dan Realisasi Indikator I.1

b. Analisis capaian kinerja

Berikut hasil capaian RSNI3, ST dan PTC yang telah disusun pada TA 2018:

Tabel 3.37 Capaian RSNI3, ST dan PTC Tahun 2018

KT/SKT No Judul PNPS

31-01 Elektronika untuk rumah tangga

1 Mechanical structures for electronic equipment –Thermal management for cabinets in accordance with IEC 60297 and IEC 60917 series – part 1: Design guide : interface dimension and provision for thermoelectrical cooling systems (pertier effect)

2 Bank daya (powerbank) – Bagian 1: Keselamatan

3 Audio/video – Teknologi informasi dan komunikasi peralatan Bagian 1. Persyaratan keselamatan

4 Kapasitor yang digunakan dalam tabung fluorescen dan sirkuit lampu lainnya – Persyaratan kinerja

Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

Meningkatnya RSNI, ST dan PTC 100 RSNI 105 RSNI 105%

Page 87: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

81

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

KT/SKT No Judul PNPS

5 Secondary cell and batteries alkaline or other non acid electrolytes-safety requirement for portable sealed secondary cells, and for baekstiltteries made from them, for use in portable applications-part 2: Lithium system

6 Perkakas listrik genggam dioperasikan motor – Keselamatan – Bagian 1 Persyaratan umum

65-06 Produk Kimia dan Agrokimia

7 Kapur untuk pertanian

8 Pupuk organik padat

9 Parakuat diklorida teknis

77-01-S1 Tabung Gas, Kompor, Aluminium dan Produk Pengecoran

10 Kompor gas LPG

83-01, Industri karet dan plastik

11 Sistem perpipaan plastik untuk pasokan bahan bakar gas - Sistem perpipaan poliamida tanpa plasticider (PA-U) dengan sambungan fusi dan sambungan mekanis - Bagian 1 : Umum

12 Sistem perpipaan plastik untuk pasokan bahan bakar gas - Sistem perpipaan poliamida tanpa plasticider (PA-U) dengan sambungan fusi dan sambungan mekanis - Bagian 2 : Pipa

13 Sistem perpipaan plastik untuk pasokan bahan bakar gas - Sistem perpipaan poliamida tanpa plasticider (PA-U) dengan sambungan fusi dan sambungan mekanis - Bagian 3: Fitting

81-01 Industri Kaca 14 Kaca berpola

82-02 Industri Keramik

15 Ubin keramik - bagian 1: Pengambilan contoh dan dasar keberterimaan

16 Ubin keramik - Bagian 4: Penentuan kuat lentur dan beban lentur

17 Ubin keramik - Bagian 8: Penentuan muai panas linier

18 Ubin keramik - Bagian 9: Penentuan ketahanan terhadap kejut suhu

19 Ubin keramik - Bagian 13: Penentuan ketahanan terhadap bahan kimia

20 Ubin keramik - bagian 14: Penentuan ketahanan terhadap noda

21 Ubin keramik – Definisi, klasifikasi, karakteristik dan penandaan

87-01, Industri Cat dan Warna

22 Cat kayu transparan - Bagian 3 : Pewarna kayu

23 Cat kayu transparan - Bagian 4 : sealer

24 Cat pelapis anti bocor berbasis air

25 Tinta penanda khusus pemilih berbahan perak nitrat (AgNO3)

26 Cat dan pernis - Preparasi ekstrak asam dari cat cair atau sebuk

21-01-S1, Permesinan dan Alsintan

27 Egrek

59-01, Tekstil dan produk tekstil

28 Tekstil - Zat warna - Bagian 1: Prinsip umum pengujian identifikasi zat warna pada bahan tekstil berwarna

29 Tekstil - Kain rajut - Cara uji berat kain per satuan panjang dan berat kain persatuan luas

Page 88: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

82

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

KT/SKT No Judul PNPS

30 Tekstil - Kain jok

31 Tekstil - Istilah dan definisi kain tenun tradisional

32 Tekstil - Kain sarung

33 Tekstil - Kain ihram

34 Kain tekstil - Cara uji ketahanan terhadap pembasahan permukaan (uji siram)

35 Tekstil - Geotekstil nir tenun (non woven) serat stapel poliester dan polipropilena untuk filtrasi dan separasi

36 Ukuran pakaian dalam pria

37 Tekstil - Karpet jeratan bulu (loop pile carpet)

85-01, Teknologi kertas

38 Pulp - Penggilingan di laboratorium- Bagian 2 : Metode PFI mill

39 Kertas dan karton - Cara uji ketahanan minyak - Bagian 2 : Uji daya tolak permukaan

40 Kertas dan karton - Cara uji daya tembus udara (rentang medium) - Bagian 3L Metode bendsten

41 Karton dupleks

42 Kertas dan karton - Cara uji kekuatan ikatan internal

43 Kertas dan karton - Cara uji ketahanan lengkung - Bagian 2 : Alat uji tipe Taber

44 Kertas dan karton tahan minyak

45 Karton salut

46 Pulp - Cara uji abu tidak larut asam

47 Kertas pembentuk rokok

48 Kertas dan karton - Cara uji derajat putih CIE (D65/100)( kondisi siang hari di luar ruangan)

49 Kertas, karton, dan pulp - Cara uji faktor pantulan biru baur - Bagian 1 : Kondisi siang hari di dalam ruangan (derajat cerah ISO)

50 Kertas dan karton - Cara uji warna dengan pantulan baur - Bagian 1 : Kondisi siang hari di dalam ruangan (C/2)

59-02, Kulit, Produk kulit, dan Alas kaki

51 Kulit - Penentuan penggelembungan dan kekuatan permukaan ( Metode bola meletup)

52 Kulit - Uji ketahanan luntur warna - Ketahanan luntur warna terhadap penggosokan

53 Kulit - Uji fisis dan mekanis - Penentuan kelemasan

54 Kulit - Uji fisis dan mekanis - Penentuan permeabilitas uap air

55 Kulit - Uji fisi dan mekanis - Penentuan penyerapan air statis

56 Kulit - Uji fisi dan mekanis - Penentuan temperatur penyusutan hingga 100 C

57 Kulit - Penentuan ketahanan abrasi - Bagian 1 : Metode Taber

58 Kulit - Penentuan ektahanan air pada kulit yang fleksiberl - Bagian 1 : Kompresi linier berulang (penetrometer)

Page 89: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

83

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

KT/SKT No Judul PNPS

59 Kulit - Penentuan ketahanan nbengkung - Bagian 2 : Metode bengkung vamp

60 Kulit - Uji fisis dan meaknis - Penetuan kekuatan sobek - Bagian 2 : Sobekan dua tepi

61 Kulit - Uji Kimiawi - Persiapan contoh uji pengujian kimiawi

62 Kulit - Uji fisis dan mekanis - Persiapan dan pengkondisian contoh uji

63 Kulit - Uji kimiawi, fisis, mekanis dan ketahanan luntur - Lokasi pengambilan contoh uji

21-01, Permesinan dan produk permesinan

64 Mesin panen padi kombinasi (paddy combine harvester) - Syarat mutu dan metode uji

65 Mini tiller - Mesin pengolahan tanah sekunder - Syarat mutu dan metode uji

66 Katup tabung DME

67 regulator tekanan rendah untuk tabung DME

83-01, Industri Karet dan plastik

68 Ban mobil penumpang (revisi)

69 Ban truk dan bus (revisi)

70 Ban truk ringan

71 Ban sepeda motor

67-04, Makanan dan Minuman

72 Bihun instan

73 Pasta

74 Daging luncheon

75 Daging asap

76 Gula sukrosa cair

77 Gula coklat sukrosa

21-01, Permesinan dan produk permesinan

78 Alat penyimpanan produk holtikultura paska panen menggunakan teknologi ozon - Syarat mutu dan metode uji

79 Pompa rotodinamik - Uji keberterimaan unjuk kerja hidrolisi - Kelas 1, 2, dan 3

80 Ketel uap dan bejana tekan - Bagian 1: Tata cara untuk konstruksi ketel uap

81 Spesifikasi meter air minum

59-01-S1,Batik dan Produk Batik

82 Istilah batik

83 Batik cap - Kain ciri syarat mutu dan metode uji

84 Batik kombinasi - Kain - Ciri, Syarat mutu dan metode uji

85 Batik tulis - Kain - Ciri syarat mutu dan metode uji

67-04-S1, Minuman

86 Minuman beralkohol beraroma

87 krimer kental manis

88 kopi premiks

71-03, Kimia Pembersih

89 Pelembut pakaian

90 Pewangi pelicin pakaian

91 Pembersih lantai

92 Penghilang noda

93 Pembersih kaca

Page 90: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

84

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

KT/SKT No Judul PNPS

77-01-S2, Produk Logam Non Besi

94 Peralatan masak (cookware) dari logam

95 Peralatan makan dan alat bantu masak dan saji dari baja tahan karat (flatware)

77-01, Logam, Baja dan produk Baja

96 bus bar tembaga

97 bilet aluminium

67-04, Makanan dan Minuman

98 Minyak goreng sawit

71-01, Teknologi Kimia

99 khlor cair

97-02, Furnitur

100 Furnitur - Meja kerja kantor

101 Furnitur - Kursi kerja kantor

102 Furnitur - Unit penyimpanan - Penentuan kekuatan dan ketahanan

103 Furnitur - Unit penyimpanan - Penentuan stabilitas

71-04, Industri Kimia Organik

104 Natrium karboksimetil selulosa teknis

105 Natrium karboksimetil selulosa tara pangan

Apabila dibandingkan, jumlah RSNI3 yang disusun dari tahun 2014 sampai

dengan tahun 2017 dan RSNI3 yang disusun tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.37 Capaian RSNI, ST dan PTC tahun 2014-2018

Indikator Kinerja Target dan Realisasi TA

2014 2015 2016 2017 2018

T R T R T R T R T R

Tersusunnya RSNI, ST dan PTC (RSNI3)

100 132 100 120 100 102 80 95 100 105

Target pada Tabel di atas berbeda-beda mengikuti anggaran yang diberikan,

sehingga belum tentu sama dengan Renstra. Jika dibandingkan dengan tahun

2014-2015, TA 2018 menghasilkan RSNI3 paling sedikit tetapi lebih banyak dari

tahun 2016-2017.

Perumusan RSNI melalui beberapa tahapan dan melibatkan sektor (Direktorat

Pembina Industri, Kemenperin). RSNI3 dihasilkan dari RSNI2 yang telah

melalui rapat konsensus. RSNI2 sendiri merupakan hasil dari RSNI1 hasil

pembahasan rapat teknis yang biasanya diselenggarakan oleh Direktorat

Pembina Industri, Kemenperin. Dalam perumusan RSNI 2018 ini di lakukan

oleh 21 komtek/subkomtek (5 subkomtek dan 16 komtek).

Page 91: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

85

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

c. Kendala

Tidak ada kendala dalam mencapai Indiator kinerja meningkatnya RSNI, ST

dan PTC. Namun yang peru menajdi catatan adalah perlunya meningkatkan

koordinasi dengan stakeholder.

d. Rekomendasi

Perbaikan untuk tahun anggaran TA 2019 adalah peningkatan koordinasi

dengan Direktorat Pembina Industri dan BSN dalam proses perumusan RSNI

serta lebih meningkatkan monitoring pelaksanaan perumusan SNI agar tetap

dapat mencapai target pada tahun 2019.

I.2. Indikator Kinerja : Tersusunnya regulasi teknis terkait dengan SNI, ST

dan/atau PTC

a. Hasil yang telah dicapai

Dalam rangka mendukung pemberlakuan SNI yang diberlakukan secara

wajib. Pustan Industri menyiapkan Lembaga Penilaian Kesesuaian yang mampu

melakukan sertifikasi dan pengujian terhadap SNI secara wajib.

Tabel 3.38 Target dan Realisasi Indikator I.2

Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

Tersusunnya regulasi teknis 10 Regulasi 20 Regulasi 200

Berikut hasil capaian regulasi teknis yang disusun pada Tahun 2018 dari 20

Naskah yang di dalamnya terdapat 16 naskah yang sudah di jadikan

permenperin dan 4 naskah sedang menunggu pengesahan untuk dijadikan

permenperin

Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018

tentang Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan

Pengawasan Standar Nasional Indonesia Lampu Swabalast Secara Wajib.

Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2018

Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan

Pengawasan Standar Nasional Indonesia Pupuk Anorganik Secara Wajib

Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018

Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 47/M-

Page 92: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

86

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

IND/PER/7/2016 Tentang Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka

Pemberlakuan Dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Persyaratan

Zat Warna AZO, Kadar Formaldehida, Dan Kadar Logam Terekstraksi Pada

Kain Untuk Pakaian Bayi Secara Wajib

Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2018

Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 74/M-

IND/PER/10/2016 Tentang Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka

Pemberlakuan Dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Tepung Terigu

Sebagai Bahan Makanan Secara Wajib

Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2018

Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan

Pengawasan Standar Nasional Indonesia Kakao Bubuk Secara Wajib

Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2018

Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan

Pengawasan Standar Nasional Indonesia Kompor Gas Dengan Sistem

Pemantik Secara Wajib

Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2018

Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan

Pengawasan Standar Nasional Indonesia Baja Lembaran Lapis Seng (Bj.LS)

Dan Standar Nasional Indonesia Baja Lembaran Dan Gulungan Lapis

Paduan Aluminium-Seng (Bj.LAS) Secara Wajib.

Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2018

Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan

Pengawasan Standar Nasional Indonesia Baja Tulangan Beton Secara

Wajib.

Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2018

Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan

Pengawasan Standar Nasional Indonesia Terhadap Produk Industri

Elektronika Secara Wajib

Page 93: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

87

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2018

Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan

Pengawasan Standar Nasional Indonesia Pelumas Secara Wajib

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 22/M-IND/PER/3/2013 tentang

Penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan

dan Pengawasan Standar Nasional (SNI) Kaca Lembaran Secara Wajib

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 44/M-IND/PER/9/2013 tentang

Penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan

dan Pengawasan Standar Nasional (SNI) Ban Secara Wajib

Peraturan Menteri tentang Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka

Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional (SNI) Semen Secara

Wajib

Peraturan Menteri tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor 105/M-IND/PER/10/2012 tentang Penunjukan

Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan

Pengawasan Standar Nasional (SNI) Produk Melamin - Perlengkapan

Makan dan Minum Secara Wajib.

Peraturan Menteri tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor 44/M-IND/PER/12/2017 tentang Penunjukan

Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan

Pengawasan Standar Nasional (SNI) Keramik Secara Wajib.

Peraturan Menteri tentang Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka

Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional (SNI) Selang Kompor

Liquefied Petroleum Gas Secara Wajib.

Naskah Rancangan Peraturan Menteri tentang Perubahan atas Peraturan

Menteri Perindustrian Nomor 16/M-IND/PER/5/2017 tentang LPK dalam

rangka Pemberlakuan dan Pengawasan SNI Kopi Instan secara wajib;

Naskah Rancangan Peraturan Menteri tentang Perubahan atas Peraturan

Menteri Perindustrian Nomor Nomor 11/M-IND/PER/3/2017 tentang LPK

dalam rangka Pemberlakuan dan Pengawasan SNI Air Mineral, Air

Demineral, Air Mineral Alami dan Air Minum Embun secara wajib; dan

Page 94: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

88

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Naskah Rancangan Peraturan Menteri tentang Perubahan atas Peraturan

Menteri Perindustrian Nomor 36/M-IND/PER/7/2013 tentang Penunjukan

LPK dalam rangka Pemberlakuan dan Pengawasan SNI Spesifikasi Meter

Air Minum secara wajib.

Naskah Peraturan Menteri Perindustrian tentang LPK dalam rangka

Pemberlakuan dan Pengawasan SNI Regulator Secara Wajib, bersama ini

kami sampaikan Naskah Peraturan Menteri Perindustrian tentang LPK

dalam Rangka Pemberlakuan dan Pengawasan SNI Regulator Tekanan

Rendah dan Regulator Tekanan Tinggi untuk Tabung Baja LPG Secara

Wajib

Apabila dibandingkan, jumlah regulasi teknis yang disusun dari tahun

2014 sampai dengan tahun 2017 dan regulasi teknis yang disusun tahun 2018

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.39 Capaian regulasi teknis yang disusun tahun 2014-2018

Indikator Kinerja Realisasi TA

2014 2015 2016 2017 2018

Regulasi teknis yang disusun (Regulasi)

32 30 35 19 20

Konsep Permenperin yang dipanelkan TA 2018, ada sebanyak 16 konsep Permen

yang terbit/diundangkan pada Tahun 2018. Dibandingkan dari 4 tahun terakhir,

realisasi capaian TA 2018 terbilang rendah namun lebih tinggi daripada capaian

tahun 2017.

Di tahun 2018 terdapat 6 penambahan LPK yaitu 9 Lab Penguji dan 2

LSPro sehingga jumlah LPK meningkat menjadi 135LPK.

Tabel 3.40 Penambahan LPK pada Tahun 2018

No LSPro Lab Penguji

1 Global Inspeksi Sertifikasi PT.Pupuk Kaltim

2 Anugerah Global Superintending PT.Jakarta Cakratunggal SteelMils

3 PPPTMGB Lemigas

4 Wiraswasta Gemilang Indonesia

5 Oil Clinic PT.Pertamina

6 PT.Petrolab Service

7 PT.Sadikun Niagamas Raya

8 PT.Gunung Raja Paksi

9 PT.Surveyor Indonesia

Page 95: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

89

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Gambar 2. Jumlah LPK selama 5 tahun terakhir

b. Analisis capaian kinerja

Berdasarkan hasil FGD Penilaian Kemampuan LPK, selama tahun 2018

telah dihasilkan sebanyak 20 Konsep Permenperin, 4 Konsep Permenperin

diantaranya belum ditetapkan.

Tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rancangan

Peraturan Menteri Tentang Penunjukan LPK Dalam Rangka Pemberlakuan SNI,

ST dan/atau PTC Secara wajib sebagai berikut:

1. Permohonan penunjukan oleh LPK/masa berlaku Peraturan Menteri

Perindustrian Republik Indonesia tentang penunjukan LPK yang telah habis

masa berlakunya.

2. Pengumpulan data akreditasi dan kompetensi LPK.

3. Evaluasi dan/atau verifikasi LPK.

4. Panel dan penyusunan rancangan Peraturan Menteri Perindustrian

Republik Indonesia tentang Penunjukan LPK.

Untuk Pelaksanaan Forum LPK pada kegiatan Penyusunan Rancangan

Peraturan Menteri Tentang Penunjukan LPK Dalam Rangka Pemberlakuan SNI,

ST dan/atau PTC Secara wajib dilakukan pada tanggal 1 sampai 2 November

2018 di hotel Salak Tower Bogor, dengan tahapan pelaksanaan sebagai berikut:

1. Rapat Persiapan untuk menentukan waktu dan tema

2. Identifikasi Peserta dan Narasumber Forum LPK

121 124

78 7988

34 38 4045 47

155162

118124

135

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

2014 2015 2016 2017 2018

Lab Penguji

LSPro

LPK

Page 96: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

90

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

3. Menyebarkan Undangan

4. Pelaksanaan Kegiatan

5. Pelaporan

Untuk Pelaksanaan FGD Penyusunan Pedoman Tata Cara Penunjukan,

Pelaporan dan Pengawasan LPK pada kegiatan Penyusunan Rancangan

Peraturan Menteri Tentang Penunjukan LPK Dalam Rangka Pemberlakuan SNI,

ST dan/atau PTC Secara wajib dilakukan pada tanggal 16 sampai 17 November

2018 di hotel Grand Savero bogor, dengan tahapan pelaksanaan sebagai

berikut :

1. Rapat Persiapan untuk menentukan waktu dan tema

2. Identifikasi Peserta dan Narasumber FGD Penyusunan Pedoman Tata Cara

Penunjukan, Pelaporan dan Pengawasan LPK

3. Menyebarkan Undangan

4. Pelaksanaan Kegiatan

5. Pelaporan

c. Kendala

Beberapa kendala yang dihadapi TA 2018 adalah proses untuk

mendapatkan pengesahan dari Menperin memakan waktu yang lebih lama

dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, rencana beberapa SNI yang akan

diwajibkan tahun ini juga tertunda.

d. Rekomendasi

Perbaikan untuk tahun anggaran 2019 yaitu melakukan proses

penunjukan LPK sesuai dengan surat edaran Kepala BPPI sesuai dengan jadwal

yang telah ditetapkan.

I.3. Indikator Kinerja : Tersusunnya skema sertifikasi produk SNI, ST, dan/atau PTC

a. Hasil yang telah dicapai

Skema sertifikasi sangat diperlukan untuk keseragaman proses sertifikasi

produk dalam rangka pemberlakuan SNI yang diberlakukan secara wajib.

Skema sertifikasi mengatur jumlah auditor, waktu pelaksanaan audit, hingga

jumlah pengambilan contoh di Pabrik.

Page 97: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

91

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Tabel 3.41 Capaian Indikator I.3

Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

Tersusunnya skema sertifikasi produk SNI, ST, dan/atau PTC

5 Skema 7 Skema 140

Berikut hasil capaian jumlah skema sertifikasi yang disusun oleh pada

Tahun 2018:

Tabel 3.42 Skema Sertifikasi yang disusun pada tahun 2018

No Tanggal Skema Sertifikasi

1 15 Maret 2018 SNI Pelumas

2 23 April 2018 SNI ISO 20492-2:2014, Kaca untuk bangunan – kaca isolasi – bagian 2: Uji pengkabutan kimia

3 25-27 April 2018 SNI 8347:2016, Kawat ban

4 19 Juli 2018 SNI 7275:2018, Keramik berglasir – Tableware – Alat makan dan minum

5 30 Juli – 1 Agustus 2018

Pemberlakuan SNI Mainan

6 5 – 7 September 2018

1. SNI 60335-2-14-2011, Peralatan listrik rumah tangga dan peralatan serupa – keselamatan - Bagian 2 -14 : Persyaratan khusus untuk peralatan dapur

2. SNI 60335-2-15-2011 Peralatan listrik rumah tangga dan sejenisnya – Keselamatan – Bagian 2-15: Persyaratan khusus untuk peralatan pemanas cairan

3. SNI 60335-2-29-2012 Peralatan listrik rumah tangga dan sejenisnya – Keselamatan – Bagian 2-29: Persyaratan khusus untuk pengisi baterai;

7 11-13 Oktober 2018 SNI 30:2017, Asam Sulfat Pekat Teknis

Apabila dibandingkan, jumlah skema sertifikasi yang disusun dari tahun

2014 sampai dengan tahun 2017 dan skema sertifikasi yang disusun tahun 2018

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.43

Capaian skema sertifikasi yang disusun tahun 2014-2018

Indikator Kinerja Realisasi TA

2014 2015 2016 2017 2018

Jumlah skema sertifikasi (skema)

6 6 5 5 7

Page 98: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

92

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Target dalam penyusunan skema sertifikasi berbeda-beda setiap

tahunnya, untuk tahun 2018 merupakan capaian realisasi tertinggi selama 5

tahun kebelakang walaupun memang ditiap tahunnya secara keseluruhan

semua realisasi mencapai target.

b. Analisis Capaian

Skema sertifikasi disusun melibatkan seluruh stakeholder yang ada. Skema

pada tahun ini disusun dalam rangka mendukung SNI yang akan diberlakukan

secara wajib. Tapi hingga akhir tahun 2018, seluruh SNI yang disusun skema

sertifikasinya ada 3 skema yang belum diwajibkan yaitu skema kaca bangunan ,

kawat ban dan peralatan pemanas cairan.

c. Kendala

Tidak ada kendala dalam pencapaian target indikator Tersusunnya skema

sertifikasi produk SNI, ST, dan/atau PTC

d. Rekomendasi

Perbaikan untuk tahun anggaran TA 2019 yaitu untuk lebih

memprioritaskan penyusunan skema sertifikasi untuk SNI yang telah

diwajibkan namun belum ada skemanya.

I.4. Indikator Kinerja : Terlaksananya pengawasan SNI, ST, dan PTC

a. Hasil yang telah dicapai

Dalam rangka mendukung proses pengawasan standardisasi industri,

perlu meningkatkan ketersediaan sumberdaya manusia di instansi

pemerintahan terkait. Dalam proses penyelenggaran diklat ini, Pusat

Standardisasi Industri telah melaksanakan pelatihan untuk peningkatan

auditor/asesor.

Tabel 3.44 Capaian indikator I.4

Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

Terlaksananya pengawasan SNI, ST, dan PTC (Tersedianya personil auditor/asesor yang kompeten)

40 orang 40 orang 100%

Apabila dibandingkan, jumlah pelatihan personil yang dihasilkan dari

tahun 2017 dengan jumlah tahun 2018 mengalami peningkatan . Tahun 2017

Page 99: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

93

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

diadakan pelatihan PPNS yang diikuti oleh 30 peserta saja, sehingga tahun ini

lebih banyak meningkatan kemampuan SDM Industri.

b. Analisis capaian kinerja

Adanya penghematan anggaran (Blokir) yang menyebabkan proses

pengadaan harus dilakukan beberapa kali untuk menentukan pemenang,

begitu juga dengan beragamnya latar belakang pendidikan peserta pelatihan

sehingga menyebabkan tingkat pemahaman awal peserta terhadap materi

berbeda-beda.

c. Kendala

Tidak ada kendala dalam pencapaian target indikator kinerja Terlaksananya

pengawasan SNI, ST, dan PTC (Tersedianya personil auditor/asesor yang kompeten)

d. Rekomendasi

Perbaikan untuk tahun anggaran TA 2019 untuk menyiapkan anggaran

lebih lagi agar dapat mengadakan berbagai macam pelatihan untuk mendukung

peningkatan SDM Iyang kompeten dalam hal pengawasan SNI, ST, dan PTC

IX. Program/ Kegiatan II : Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup

Program/ Kegiatan Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup memiliki

2 (dua) indikator kinerja. Adapun indikator kinerja yang ditetapkan adalah:

1 Jumlah industri yang mengikuti expo produk-produk industri hijau di dalam dan

luar negeri

2 Jumlah industri yang memperoleh informasi benefit penerapan industri hijau

Program/kegiatan Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup yang

tercantum dalam RPJMN merupakan program Quick Wins TA. 2015, sehingga

untuk TA. 2016 sampai TA. 2019 tidak ditetapkan targetnya.

X. Program/ Kegiatan III : Pengkajian Teknologi dan Hak kekayaan Intelektual

Program/ Kegiatan Pengkajian Teknologi Dan Kekayaan Intelektual memiliki 2

(dua) indikator kinerja. Adapun indikator kinerja yang ditetapkan adalah:

1 Jumlah Perusahaan/Balai yang mengikuti expo tingkat nasional

2 Jumlah Perusahaan yang mendapatkan penghargaan Rintisan Teknologi Industri

Page 100: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

94

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

III.1. Indikator kinerja : jumlah perusahaan/ balai yang mengikuti expo tingkat

nasional

a. Hasil yang telah dicapai

Program/ kegiatan Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan

Intelektua; dengan indikator kinerja jumlah perusahaan/ balai yang

mengikuti expo tingkat nasional dihitung berdasarkan perusahaan/ balai

yang mengikuti expo tingkat nasional pada tahun 2018.

Berikut adalah hasil yang telah dicapai dari indikator kinerja jumlah

perusahaan/ balai yang mengikuti expo tingkat nasional :

Tabel 3.45 Target dan Realisasi Indikator III.1

b. Analisa capaian

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung indikator kinerja Jumlah

perusahaan/ balai yang mengikuti expo tingkat nasional antara lain :

Diseminasi hail litbang

Kegiatan ini diikuti oleh 9 Balai di Lingkungan BPPI, yaitu : Balai Besar

Kimia dan Kemasan, Balai Besar Tekstil, Balai Besar Kerajinan dan

Batik, Balai Besar Bahan dan Barang Teknik, Balai Besar Kulit Karet dan

Plastik, Balai Besar Logam dan Mesin, Balai Besar Pulp dan Kertas,

Balai Besar Teknologi dan Pencegahan Pencemaran Industri, Baristand

Industri Palembang;

Komersialisasi Hasil Litbang Industri (Pitching Day)

Komersialisasi Hasil Litbang 2018 yang bertujuan untuk menampilkan

hasil inovasi dihasilkan oleh Balai Besar dan Baristand Industri serta

Science Tekno Park yang mengarah kepada penggunaan teknologi

industri 4.0. Kegiatan ini diikuti oleh 10 8 Balai, 1 STP dan 1 Industri,

yaitu : Balai Besar Kimia dan Kemasan; Balai Besar Industri Agro; Balai

Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

Jumlah perusahaan/ balai yang mengikuti expo tingkat nasional

6 72 1200%

Page 101: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

95

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Besar Tekstil; Balai Besar Logam dan Mesin; Balai Besar Teknologi

Pencegahan Pencemaran Industri; Balai Besar Bahan dan Barang

Teknik; Baristand Industri Samarinda; Baristand Industri Palembang;

Science Tekno Park Bandung dan Industri binaan Balai Besar Industri

Agro

Pameran Teknologi Industri (Innofest ID 2018)

Adapun exhibitor dalam pameran tersebut antara lain :

i. Zona Kemenperin terdapat 10 Booth diisi oleh Lembaga Litbang

BPPI Unit Pendidikan Kemenperin dan Bali Creative Industry Center

(BCIC) Bali Kementerian Perindustrian.

ii. Zona Elektronik terdapat 9 Booth yang diisi oleh 8 pelaku industri

elektronika pengguna teknologi 4.0 baik nasional maupun

internasional

iii. Zona Otomotif terdapat 6 Booth yang diisi oleh 2 technopark dan 3

(tiga) perusahaan pelaku industri yang bergerak di sektor otomotif

iv. Zona Makanan dan Kimia terdapat 5 Booth yang diisi oleh 3

perusahaan dari industri makanan dan kimia serta 1 asoisiasi.

v. Zona Tekstil terdapat 4 booth yang diisi oleh 3 perusahaan yang

bergerak di sektor tekstil.

vi. Zona Penyedia Teknologi Internasional terdapat 10 booth yang diisi

oleh 9 pelaku industri penyedia teknologi 4.0 baik dari internasional

maupun nasional

Ritech Expo

RITECH EXPO merupakan pameran tahunan yang diselsenggarakan

oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan

menampilkan berbagai hasil Riset dan Inovasi di bidang Teknologi.

Untuk mendukung pameran tersebut terdapat 8 (delapan) Balai Besar

dan Baristand Industri yang mengisi stand booth pameran BPPI,

Kemenperin. Adapun kedelapan unit litbang tersebut yaitu Baristand

Surabaya, Baristand Medan, Baristand Padang, BBKK, BBIA, Baristand

Page 102: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

96

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Pontianak, B4T dan Balai Pengembangan Produk dan Standardisasi

Industri (BPPSI) Pekanbaru.

Agritex

Indonesian’s International Agribusiness Expo (Agrinex) 2018

merupakan event tahunan tentang Agribisnis Indonesia yang

diselenggarakan oleh Performax The Event Organizer (EO) dan Kamar

Dagang Indonesia (KADIN). Balai yang mengikuti event ini adalah :

BBIA, BBIHP dan BBLM

Pameran Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) Tingkat Nasional

Pada prinsipnya Gelar Temu Karya Nasional TTG XX merupakan

sebagai wadah pemberian apresiasi dan penghargaan kepada juara

lomba desa dan kelurahan dan pameran TTG tersebut sebagai langkah

strategi dalam penyebaran informasi berbagai teknologi yang dapat

memberikan nilai tambah kepada masyarakat desa. Pameran Gelar

TTG Nasional ke XX Tahun 2018 diikuti oleh 8 Balai Besar dan Baristand

Industri antara lain dengan rincian 3 (tiga) Balai Besar yang terdiri dari

Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB), Balai Besar Industri Agro

(BBIA), Balai Besar Tekstil (BBT) dan 5 (lima) Baristand Industri yang

terdiri dari Baristand Industri Samarinda, Baristand Industri

Pontianak, Baristand Industri Lampung, Baristand Industri Manado,

Baristand Industri Padang.

c. Kendala

Tidak ada kendala dalam pencapaian target indikator kinerja ini

d. Rekomendasi

Beberapa rekomendasi antara lain :

Sosialisasi yang lebih intensif terhadap konsep litbang yang ditawarkan

Sosialisasi yang lebih intensif terhadap keberadaan unit litbang di

bawah Kementerian Perindustrian dan serta litbang yang dihasilkan.

Page 103: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

97

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

III.2. Indikator Kinerja : jumlah perusahaan yang mendapatkan penghargaan

rintisan teknologi industri

a. Hasil yang telah dicapai

Program/ kegiatan Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan

Intelektua; dengan indikator kinerja jumlah perusahaan yang mendapatkan

penghargaan rintisan teknologi industri dihitung berdasarkan jumlah

perusahaan yang mendapatkan penghargaan rintisan teknologi industri pada

tahun 2018.

Berikut adalah hasil yang telah dicapai dari indikator kinerja jumlah

perusahaan yang mendapatkan penghargaan rintisan teknologi industri:

Tabel 3.46 Target dan Realisasi Indikator III.2

b. Analisa capaian

Penghargaan Rintisan Teknologi Industri (RINTEK) adalah

penghargaan yang diberikan kepada perusahaan industri yang telah secara

luar biasa menghasilkan perekayasaan invensi dan atau inovasi teknologi.

Penghargaan tersebut merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan sejak

tahun 2006 lalu. Mulai tahun 2012, penghargaan ini diselenggarakan setiap 2

tahun sekali setiap tahun genap. Hingga saat ini penghargaan dimaksud telah

diberikan kepada 40 perusahaan industri dengan 53 inovasi teknologi yang

dihasilkan. Pada tahun 2018 terdapat 11 Perusahaan yang mendapatkan

penghargaan RINTEK, yaitu : PT Hariff Daya Tunggal Engineering; PT

Rekayasa Industri; PT Pura Agro Mandiri; PT Surya Marga Luhur; PT

Aimtopindo Nuansa Kimia; PT S Three Technologies Indonesia; PT Astra

Otoparts, Tbk. - Divisi Engineering Development Center; PT Rekadaya Multi

Adiprima; PT Pupuk Kalimantan Timur; PT Yogya Presisi Tehnikatama

Industri; PT Utomodeck Metal Works.

Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

jumlah perusahaan yang mendapatkan penghargaan rintisan teknologi industri

6 Perusahaan

11 Perusahaan

183%

Page 104: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

98

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

c. Kendala

Tidak ada kendala dalam pencapaian target indikator kinerja jumlah

perusahaan yang mendapatkan penghargaan rintisan teknologi industri

d. Rekomendasi

Kementerian Perindustrian diharapkan agar terus menerus

mendorong industri agar terus melakukan upaya pengembangan dan atau

perekayasaan teknologi, sehingga ketergantungan Indonesia terhadap

teknologi impor dapat diminimalkan.

3.2 Akuntabilitas Keuangan 3.2.1 Realisasi Rupiah Murni

Pada tahun anggaran 2018 Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI)

memperoleh anggaran sesuai Surat Pengesahan (SP-DIPA) Induk Nomor SP DIPA-

019.07-0/2018 dan DIPA Petikan Satker Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Nomor : SP DIPA- 019.07.1.248035/2018 Tanggal 5 Desember 2017 sebesar

Rp.717.111.749.000,-. Pagu akhir Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan

Industri TA. 2017 adalah Rp 734.114.223.000,-.

Pada tahun 2018, realisasi keuangan Kementerian Perindustrian adalah sebesar

92,27%. Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri TA. 2018 realisasinya

mencapai 93,73%. Berdasarkan perjanjian kinerja, maka realisasinya adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.47. Realisasi Keuangan Sasaran Program/Kegiatan dalam Perjanjian Kinerja

Sasaran Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Target Realisasi Kegiatan/Komponen/

Subkomponen/

Anggaran

Pagu (Rp) Realisasi

(%)

Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri 734.114.223.000

Meningkatnya peran fasilitas fiskal dan non fiskal dalam peningkatan daya saing industri

Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal

5 persen

56,89 persen

Penelitian Dan Pengembangan

Kebijakan Iklim Usaha Industri

5.256.538.000 96,11

Peningkatan jumlah industri berorientasi ekspor

80 persen

40 persen

Peningkatan kemampuan dan pengamanan dunia usaha

30 persen

41 persen

Meningkatnya harmonisasi kebijakan industri sebagai upaya

Peningkatan rekomendasi kebijakan dalam

100 persen

200 persen

Page 105: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

99

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Sasaran Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Target Realisasi Kegiatan/Komponen/

Subkomponen/

Anggaran

Pagu (Rp) Realisasi

(%)

Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri 734.114.223.000

penciptaan iklim usaha industri yang lebih kondusif

rangka harmonisasi kebijakan terkait industri

Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri

Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan Secara Wajib

5 persen

8,5 persen

Perencanaan Kebijakan

Standardisasi Industri 45.289.850.000 95,56

Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri

Produk industri yang dikuasai teknologinya

5 persen

25,98 persen

Penelitian Dan Pengembangan

Teknologi Industri Dan Kekayaan Intelektual,

Penelitian dan Pengembangan

Teknologi; Riset dan Standardisasi

Bidang Industri dan Sertifikasi Industri

581.600.581.000

89,6

Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai

61 persen

59,26 persen

Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau

Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau

0,5% 2%

Penelitian Dan Pengembangan

Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup

5.007.461.000

96,09

Penetapan Standar Industri Hijau (SIH)

17% 21%

Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri

Tingkat Kepuasan Pelanggan

Skala indeks

3,6

Skala indeks

3,6 Sertifiaksi Industri 14.275.574.000 88,83

Meningkatnya penerapan reformasi birokrasi

Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3,2

82% 96% Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program

Pengembangan Teknologi Dan

Kebijakan Industri

39.954.381.000 94,20

Dari tabel diatas tergambar bahwa :

1. Terdapat dua sasaran strategis dengan pagu alokasi kegiatan yang sama yaitu

Meningkatnya peran fasilitas fiskal dan non fiskal dalam peningkatan daya saing

industri dan meningkatnya harmonisasi kebijakan industri sebagai upaya penciptaan

iklim usaha industri yang lebih kondusif, menggunakan alokasi anggaran kegiatan

Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri dengan pagu Rp

5,256,538,000 atau 0,72% dari total pagu dengan realisasi 96,11% dari Pagu kegiatan

dan 0,6% dari Pagu program.

Meskipun realisasi telah mencapai target, namun dalam pelaksanaan kegiatan

terdapat beberapa hal yang sempat menjadi kendala yaitu : adanya blokir anggaran

sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan yang telah dijadwalkan. Blokir

Page 106: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

100

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

anggaran mengakibatkan pencairan anggaran mundur sehingga banyaknya kegiatan

serta kurangnya SDM, pelaksanaan kegiatan terkendala pada penjadwalan dan

pengaturan waktu kegiatan yang telah menumpuk di Triwulan IV.

2. Sasaran strategis meningkatnya penguasaan pangsa pasar dalam negeri

menggunakan alokasi anggaran kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi

Industri dengan pagu Rp 45.289.850.000 atau 6,17% dari total pagu dengan realisasi

95,56% dari pagu kegiatan dan 5,9% dari pagu program.

Meskipun realisasi telah mencapai target, namun dalam pelaksanaan kegiatan

terdapat beberapa hal yang sempat menjadi kendala yaitu : sebagian Akun yang

direvisi dari Belanja Jasa Lainnya menjadi Belanja Jasa Profesi dan adanya revisi

Pemotongan Anggaran sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan yang telah

dijadwalkan. Karena pencairan anggaran mundur sehingga banyaknya kegiatan

serta kurangnya SDM, pelaksanaan kegiatan terkendala pada penjadwalan dan

pengaturan waktu kegiatan yang telah menumpuk di Triwulan IV.

3. Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Layanan Jasa Teknis kepada

Industri, keduanya menggunakan alokasi anggaran 3 (tiga) kegiatan: Penelitian dan

Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual; Penelitian dan

Pengembangan Teknologi; Riset dan Standardisasi Bidang Industri; serta Sertifikasi

Industri. Sasaran-sasaran strategis tersebut menggunakan alokasi anggaran sebesar

Rp. 581.600.581.000,- atau 79,22% dari total pagu dengan realisasi 89,6% dari pagu

kegiatan dan 76,41% dari total pagu program.

Realisasi tidak mencapai target karena adanya pemotongan/revisi anggaran pada

akhir tahun menyebabkan realisasi terhambat dalam waktu pelaksanaan; terdapat

Satker yang target penerimaannya tidak tercapai, adanya gagal lelang Paket

Pengadaan Industi Makanan dan Minuman berbasis teknologi industri 4.0;

keterlambatan dalam memulai aktivitas pelaksanaan anggaran, realisasi anggaran

belanja untuk Puslitbang TIKI rendah karena mendapat tambahan anggaran sebesar

hampir Rp. 5 Milyar Direktorat Jenderal PPI.

4. Meningkatnya Industri yang menerapkan Industri Hijau, sasaran strategis ini

menggunakan alokasi anggaran kegiatan Penelitian Dan Pengembangan Industri

Page 107: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

101

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Hijau dan Lingkungan Hidup dengan pagu Rp 5.007.461.000,00 atau 0,68% dari total

pagu dengan realisasi 96,09% dari pagu kegiatan dan 0,66% dari total pagu program.

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan antara lain :

Adanya kebijakan pemblokiran anggaran sehingga banyak kegiatan yang tidak

dapat terlaksana dengan optimal, bahkan ada 1 komponen kegiatan yaitu kajian

pengolahan limbah plastik yang semua anggarannya diblokir;

Kegiatan banyak yang dilaksanakan di akhir tahun anggaran karena menunggu

pencairan blokir anggaran;

5. Meningkatnya penerapan reformasi birokrasi, sasaran strategis ini menggunakan

alokasi anggaran kegiatan Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program

Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri dengan pagu Rp 39.954.381.000,-

atau 5,44% dari total pagu dengan realisasi 94,20% dari pagu kegiatan dan 5,13% dari

total pagu program. Realisasi tidak mencapai target karena adanya pemotongan

anggaran dan keterbatasan SDM yang melaksanakan kegiatan teknis menyebabkan

realisasi tidak dapat optimal.

Tabel 3.48 Realisasi Anggaran Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Per Triwulan

Tahun 2018

No Kegiatan Pagu

Triwulan I (%)

Triwulan II (%)

Triwulan III (%)

Triwulan IV (%)

Keuangan Keuangan Keuangan Keuangan

T R T R T R T R

Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri

734,114,223,000

14.35 12.32 38.50 35.18 64.21 59.82 99.82 93.73

1

Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Kebijakan Iklim Usaha, dan Mutu Industri

39,954,381,000

18.98 11.72 43.13 32.78 66.87 51.90 100 93.86

2 Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri

45,289,850,000 2.21 1.25 8.74 5.05 15.70 20.19 100 95.56

3 Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri

5,256,538,000 3.70 6.12 24.40 25.13 43.38 43.35 97.7 96.11

4 Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup

5,007,461,000 7.23 8.06 25.90 21.19 48.24 36.55 100 94.47

5 Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual

42,729,838,000

3.69 0.93 28.11 5.77 78.74 12.10 100 84.76

Page 108: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

102

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

No Kegiatan Pagu

Triwulan I (%)

Triwulan II (%)

Triwulan III (%)

Triwulan IV (%)

Keuangan Keuangan Keuangan Keuangan

T R T R T R T R

6

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kimia dan Kemasan

43,245,574,000

3.69 0.93 44.16 46.07 71.46 69.32 100 97.49

7 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri Agro

57,977,905,000

15.59 15.88 39.15 40.55 60.34 60.64 100 94.62

8 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Keramik

24,957,277,000

15.68 14.53 39.82 36.58 67.12 60.00 100 90.56

9 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Tekstil

22,015,278,000

20.15 16.02 47.65 35.97 74.69 65.96 100 95.45

10

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Bahan dan Barang Teknik

45,675,811,000

12.20 9.90 36.69 35.03 55.71 62.27 99.94 97.59

11

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pulp dan Kertas

21,721,578,000

18.19 18.75 40.76 59.45 72.37 132.14 100 99.40

12

Penlitian dan Pengembangan Teknologi Logam dan Mesin

33,518,182,000

20.33 13.54 48.28 35.33 76.90 58.57 99.40 69.94

13

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kulit, Karet dan Plastik

26,030,083,000

18.95 17.89 46.52 44.61 74.17 72.16 100 98.48

14

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kerajinan dan Batik

22,647,003,000

20.60 5.53 45.31 31.18 74.97 57.33 100 94.98

16

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

30,101,437,000

17.09 17.63 45.13 46.20 72.33 66.51 100 95.19

17

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan

22,073,298,000

18.34 19.64 46.03 46.18 72.41 73.07 100 99.40

18 Riset dan Standardisasi Bidang Industri Aceh

13,459,328,000

16.95 17.79 43.52 44.64 71.20 73.16 100 94.50

19 Riset dan Standardisasi Bidang Industri Medan

41,020,841,000

5.95 5.83 17.37 16.91 33.98 33.65 100 95.88

20 Riset dan Standardisasi Bidang Industri Padang

14,491,406,000

14.52 18.45 28.43 40.35 81.39 66.64 100 96.55

21 Riset dan Standardisasi Bidang Industri Palembang

15,970,611,000

15.90 17.99 66.11 56.09 82.01 67.04 100 95.10

22 Riset dan Standardisasi Bidang Industri Bandar Lampung

17,390,680,000

14.33 14.06 55.01 56.07 82.01 83.98 99.78 81.46

Page 109: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

103

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

No Kegiatan Pagu

Triwulan I (%)

Triwulan II (%)

Triwulan III (%)

Triwulan IV (%)

Keuangan Keuangan Keuangan Keuangan

T R T R T R T R

23 Riset dan Standardisasi Bidang Industri Surabaya

21,985,373,000

16.99 14.46 36.61 37.86 60.02 60.09 100 99.43

24 Riset dan Standardisasi Bidang Industri Banjarbaru

13,727,360,000

20.78 16.91 49.75 39.72 77.12 65.21 100 95.41

25 Riset dan Standardisasi Bidang Industri Pontianak

13,401,525,000

20.40 12.10 47.83 35.53 77.76 60.03 100 93.61

26 Riset dan Standardisasi Bidang Industri Samarinda

14,230,876,000

18.00 13.58 46.02 39.98 83.05 82.08 100 99.01

27 Riset dan Standardisasi Bidang Industri Manado

40,241,537,000

6.51 4.80 15.88 12.88 26.78 28.10 100 93.92

28 Riset dan Standardisasi Bidang Industri Ambon

12,647,198,000

21.63 20.04 42.83 46.11 67.28 70.14 100 95.24

29 Balai Sertifikasi Industri

14,275,574,000

17.45 10.07 31.39 24.93 49.48 41.58 97.94 87.94

30 Balai Pengembangan Produk dan Standardisasi Industri

13,070,420,000

10.03 12.87 25.89 21.96 44.47 61.07 100 85.39

Pada Triwulan I sampai III terdapat kegiatan yang realisasinya tidak mencapai

target dikarenakan berbagai kendala, namun pada Triwulan IV kendala-kendala yang

ada dapat ditindaklanjuti sehingga pada umumnya realisasi anggaran cukup berimbang

dengan target, meskipun ada beberapa kegiatan yang realisasi keuangannya kurang

optimal. Adapun rician realisasi keuangan program dan kegiatan BPPI pada1 TA. 2018

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.49 Realisasi Anggaran Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri

Tahun 2018

NO. UNIT SATUAN KERJA PAGU REALISASI %

SISA

A UNIT KERJA 138,238,068,000 127,118,253,567 91.96 11,119,814,433

1 PUSLITBANG KIUI 5,256,538,000 5,052,195,584 96.11 204,342,416

2 PUSTAND 45,289,850,000 43,279,029,504 95.56 2,010,820,496

3 PUSLITBANG IHLH 5,007,461,000 4,811,509,496 96.09 195,951,504

4 SEKRETARIAT 39,954,381,000 37,635,257,143 94.20 2,319,123,857

5 PUSLITBANG TIKI 42,729,838,000 36,340,261,840 85.05 6,389,576,160

Page 110: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

104

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

NO. UNIT SATUAN KERJA PAGU REALISASI %

SISA

B BALAI BESAR INDUSTRI 349,963,426,000 329,300,174,112 94.10 20,663,251,888

1 BB. KIMIA DAN KEMASAN 43,245,574,000

42,119,011,207 97.39 1,126,562,793

2 BB. TEKSTIL 22,015,278,000

21,043,260,844 95.58 972,017,156

3 BB. KULIT, KARET DAN PLASTIK

26,030,083,000

25,624,676,713 98.44 405,406,287

4 BB. INDUSTRI AGRO 57,977,905,000

55,028,426,062 94.91 2,949,478,938

5 BB. PULP DAN KERTAS 21,721,578,000

21,477,775,764 98.88 243,802,236

6 BB. INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN

22,073,298,000

21,927,947,549 99.34 145,350,451

7 BB. LOGAM DAN MESIN 33,518,182,000

23,733,358,729 70.81 9,784,823,271

8 BB. KERAMIK 24,957,277,000

23,515,582,004 94.22 1,441,694,996

9 BB. BAHAN DAN BARANG TEKNIK

45,675,811,000

44,676,631,416 97.81 999,179,584

10 BB. TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI

30,101,437,000

28,650,307,824 95.18 1,451,129,176

11 BB. KERAJINAN DAN BATIK 22,647,003,000

21,503,196,000 94.95 1,143,807,000

C BARISTAND INDUSTRI, BSI & BPPSI

245,912,729,000 231,656,310,773 94.20 14,256,418,227

1 BARISTAND BANDA ACEH 13,459,328,000

13,024,853,056 96.77 434,474,944

2 BARISTAND MEDAN 41,020,841,000

39,329,543,610 95.88 1,691,297,390

3 BARISTAND PADANG 14,491,406,000

13,992,168,788 96.55 499,237,212

4 BARISTAND PALEMBANG 15,970,611,000

15,183,071,086 95.07 787,539,914

5 BARISTAND BANDAR LAMPUNG

17,390,680,000

14,856,964,996 85.43 2,533,715,004

6 BARISTAND SURABAYA 21,985,373,000

21,860,770,730 99.43 124,602,270

7 BARISTAND BANJARBARU 13,727,360,000

13,097,665,216 95.41 629,694,784

8 BARISTAND PONTIANAK 13,401,525,000

12,545,140,611 93.61 856,384,389

9 BARISTAND SAMARINDA 14,230,876,000

14,082,158,756 98.95 148,717,244

10 BARISTAND MANADO 40,241,537,000

37,796,215,632 93.92 2,445,321,368

11 BARISTAND AMBON 12,647,198,000

12,044,988,926 95.24 602,209,074

12 BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI

14,275,574,000

12,681,540,777 88.83 1,594,033,223

13 BPPSI PEKANBARU 13,070,420,000

11,161,228,589 85.39 1,909,191,411

JUMLAH SELURUHNYA 734,114,223,000 688,074,738,452 93.73 46,039,484,548

Page 111: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

105

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Pada TA. 2018 Satker dengan realisasi tertinggi adalah Balai Riset dan

Standardisasi Industi Surabaya 99,43% dan realisasi terendah adalah Balai Besar Logam

dan Mesin 70,81%. Realisasi keuangan BPPI TA. 2018 tidak mencapai target

Kementerian Perindustrian yang menetapkan 94,64%, sedangkan realisasi BPPI hanya

mencapai 93,73%. Adapun perkembangan realisasi keuangan program/kegiatan di

lingkungan BPPI selama 5(lima) tahun terakhir bila dibandingkan dengan target yang

ditetapkan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.50 Perbandingan antara Target dan Realisasi Keuangan BPPI TA. 2014-2018

2014 2015 2016 2017 2018

PAGU 593.868.295.000

579.139.170.000

576.657.149.000

579.264.032.000

734.114.223.000

Target(%) 100 93.39 92 95 94.35

Realisasi Keuangan

529.113.671.000

532.489.746.334

538.695.005.554

524.266.259.453

688.074.738.452

Realisasi(%)

89.10 91.95 93.42 90.51 93.73

Gambar 3.3. Realisasi Anggaran Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri TA. 2014-2018

Realisasi keuangan BPPI mengalami penurunan bila dibanding TA. 2017. Bila

dibandingkan dengan Unit Eselon I lain di lingkungan Kementerian Perindustrian adalah

sebagai berikut :

0

100000000

200000000

300000000

400000000

500000000

600000000

700000000

800000000

2014 2015 2016 2017 2018

Pagu (Rp.000) Realisasi (Rp.000)

Page 112: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

106

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Tabel 3.51 Realisasi Keuangan Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian TA 2018

Dari tabel diatas tampak bahwa realisasi anggaran BPPI pada TA. 2018 ada di

peringkat 4 dari 9 Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian, sedang TA.

2017 BPPI ada di peringkat ke 7 dari 9 unit.

Sedangkan bila dibandingkan dengan belanja APBN Nasional TA. 2018 dari

2.202,2 triliun atau 99,2% dari target APBN 2018 dan tumbuh 9,7% dari tahun

sebelumnya dengan belanja kementerian/lembaga mencapai Rp 836,2 triliun atau 98,7%

dari target APBN dan tumbuh 9,3% dari tahun sebelumnya. Sehingga realisasi BPPI

93,73% masih lebih rendah dibanding realisasi kementerian lain secara nasional.

Adapun efisiensi yang dilakukan dalam hal anggaran antara lain :

- Memangkas biaya perjalanan dinas dan paket meeting, kegiatan-kegiatan yang

tidak berdampak signifikan anggarannya dikurangi, dengan mengefektifkan

waktu yg ada;

Page 113: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

107

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

- Belanja modal yang tersisa dan sisa kegiatan swakelola, anggarannya dialihkan

untuk menambah belanja pegawai dan membiayai kenaikan tunjangan kinerja.

3.2.2 Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Bila melihat dari PNBP realisasi penerimaan dan penggunaan pada TA. 2018

Satker di lingkungan BPPI dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.52

Realisasi PNBP Satker di lingkungan BPPI TA 2018

(dalam rupiah)

PENERIMAAN

(OMSPAN)

PENGGUNAAN PENERIMAAN

(E-PNBP DAN

SIMPONI)

PENGGUNAANPENERIMAAN PENGGUNAAN

I BALAI BESAR 115,421,396,000 121,817,689,000 118,833,968,714 113,564,702,640 102.96 93.23

1 BB KIMIA DAN KEMASAN 8,015,000,000 7,575,778,000 6,794,829,427 6,817,110,449 84.78 89.99

2 BB TEKSTIL BANDUNG 5,000,000,000 4,736,500,000 4,332,566,000 3,961,027,129 86.65 83.63

3 BB KLT KRT & PLASTIK YOGYA 6,166,180,000 4,775,000,000 5,163,347,472 4,533,587,902 83.74 94.94

4 BB INDUSTRI AGRO BOGOR (BLU)* 29,500,000,000 36,946,851,000 28,327,723,557 34,821,635,228 96.03 96.87

5 BB PULP DAN KERTAS BANDUNG 3,100,000,000 2,940,350,000 3,714,759,092 2,887,362,629 119.83 98.20

6 BB IHP MAKASSAR 5,000,000,000 5,878,201,000 6,492,766,829 5,856,042,796 129.86 99.62Realisasi Penerimaan dan

Penggunaan Tertinggi

7 BB LOGAM & MESIN BANDUNG 4,000,000,000 3,800,000,000 4,120,107,981 2,909,654,837 103.00 76.57

8 BB KERAMIK BANDUNG 9,620,000,000 9,165,936,000 10,422,310,750 7,819,166,432 108.34 85.31

9 BB BHN & BRG TEKNIK BANDUNG (BLU)* 29,500,000,000 29,500,000,000 32,437,180,165 28,403,877,384 109.96 96.28

10 BB TPPI SEMARANG (BLU) 12,962,436,000 14,069,182,000 15,372,477,340 13,999,797,014 118.59 99.51

11 BB KERAJINAN & BATIK YOGYA 2,557,780,000 2,429,891,000 1,655,900,101 1,555,440,840 64.74 64.01Realisasi Penerimaan dan

Penggunaan Terendah

II BARISTAND DAN BSI 62,896,893,000 53,813,671,000 62,220,705,387 48,039,498,836 98.92 89.27

1 BARISTAND BANDA ACEH 3,340,006,000 2,621,094,000 3,130,220,793 2,521,501,500 93.72 96.20

2 BARISTAND MEDAN 5,100,000,000 4,861,830,000 4,977,764,345 3,731,044,000 97.60 76.74

3 BARISTAND PADANG 3,800,000,000 3,607,340,000 3,471,125,225 3,193,608,709 91.35 88.53

4 BARISTAND PALEMBANG 3,700,000,000 3,514,260,000 3,165,902,628 2,938,711,001 85.56 83.62

5 BARISTAND BANDAR LAMPUNG (BLU) 6,730,000,000 6,730,000,000 6,271,963,613 5,542,016,546 93.19 82.35

6 BARISTAND SURABAYA 12,043,781,000 10,950,409,000 12,123,423,085 10,905,540,929 100.66 99.59 Realisasi Penggunaan Tertiggi

7 BARISTAND BANJARBARU 3,050,000,000 2,899,635,000 2,961,192,127 2,659,882,587 97.09 91.73

8 BARISTAND PONTIANAK 3,308,000,000 3,152,854,000 3,787,995,413 2,735,354,549 114.51 86.76

9 BARISTAND SAMARINDA 5,103,020,000 4,846,273,000 5,446,464,691 4,776,590,226 106.73 98.56

10 BARISTAND MANADO 1,270,276,000 1,201,390,000 1,469,182,650 1,091,473,993 115.66 90.85 Realisasi Penerimaan Tertinggi

11 BARISTAND AMBON 450,000,000 427,500,000 257,217,399 234,806,600 57.16 54.93Realisasi Penerimaan dan

Penggunaan Terendah

12 BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI 15,001,810,000 9,001,086,000 15,157,513,418 7,708,968,196 101.04 85.64

13 BPPSI PEKANBARU - - 740,000 - 0.00 0.00

III BPPI PUSAT - - 76,850,306 - 0.00 0.00

178,318,289,000 175,631,360,000 181,131,524,407 161,604,201,476 101.58 92.01

Sumber : E-PNBP Per 31 Desember 2018

*) selisih pagu penggunaan dan penerimaan terjadi karena penambahan saldo awal BLU sebesar Rp.7.446.851.000,- dan revisi target penerimaan BLU sebesar Rp.2.500.000.000,-

NO NAMA BALAI

ESTIMASI / PAGU REALISASI PNBP TA. 2018 %

KETERANGAN

JUMLAH SELURUHNYA

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa:

- Untuk kegiatan litbang teknologi: kegiatan Litbang Teknologi Hasil Perkebunan realisasi

penerimaan tertinggi yaitu 129,86%; kegiatan Litbang Teknologi Kerajinan Dan Batik

Page 114: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

108

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

realisasi penerimaan terendah yaitu 64,74%. serta Litbang Teknologi Kerajinan Dan Batik

realisasi Penggunaan Tertinggi dengan 101,22%. Kegiatan Litbang Teknologi Hasil

Perkebunan realisasi penggunaan tertinggi yaitu 99,62%, sedangkan Kegiatan Litbang

Kerajinan Dan Batik realisasi penggunaan terendah yaitu 64,01%

- Untuk kegiatan riset dan standardisasi bidang industri, penerimaan tertinggi riset dan

standardisasi bidang industri sebesar 115,66: , penerimaan terendah riset dan standardisasi

bidang industri ambon sebesar 57,16. Penggunaan tertinggi : riset dan standardisasi bidang

industri surabaya sebesar 99,59%, penggunaan terendah : riset dan standardisasi bidang

industri riset dan standardisasi bidang industri ambon sebesar 54,93.

- Secara total realisasi PNBP BPPI dari penerimaan 101,58% dan dari penggunaan 92,01%.

- Realisasi penerimaan : Satker yang memiliki persentase realisasi penerimaan PNBP di atas

100% sebanyak 11 satker. Satker yang memiliki persentase realisasi penerimaan PNBP di

bawah 100% sebanyak 12 satker.

- Bila dibanding dengan PNBP nasional dengan nilainya Rp 407,1 triliun atau 147,8% dari

target APBN dan tumbuh 30,8% dari tahun sebelumnya.

Adapun efisiensi yang dilakukan dalam hal anggaran antara lain :

- memangkas biaya perjalanan dinas dan paket meeting, kegiatan2 yang tidak

berdampak signifikan anggarannya dikurangi, dengan mengefektifkan waktu yg

ada

- sisa2 belanja modal yang tidak digunakan, anggarannya dialihkan untuk

menambah belanja pegawai, untuk membiayai kenaikan tunjangan kinerja

- sisa2 belanja modal yang tidak digunakan, dan sisa kegiatan swakelola

anggarannya dialihkan untuk menambah belanja pegawai, untuk membiayai

kenaikan tunjangan kinerja

3.2.3 Kendala Dalam Realisasi Keuangan

Realisasi keseluruhan Kementerian Perindustrian sebesar 92,27 % dengan target

realisasi 94,65%. Realisasi BPPI sebesar 93,73% dengan target realisasi 94,35%. Kendala

yang menyebabkan realisasi BPPI masih dibawah target adalah karena:

Page 115: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

109

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

a) Masih terdapat sisa anggaran yang diblokir sebesar 7,742 milyar, yang terdiri dari 5

milyar di Puslitbang TIKI yang merupakan sisa realokasi dari PPI yang tidak dapat

dilaksanakan kegiatannya; 1,3 milyar di BBIA; 650 juta di BPPSI dan sisanya tersebar

di beberapa Satker.

b) Terdapat kegiatan di BBLM senilai 8,4 milyar dan di Baristand Industri Bandar

Lampung sebesar 954 juta yang mengalami gagal lelang.

c) Terdapat optimalisasi dari sisa lelang sebesar 5,079 milyar.

d) Terdapat realisasi penerimaan PNBP yang masih rendah dan penggunaan PNBP

juga lambat. Hal tersebut dikarenakan semakin banyaknya saingan penyelenggara

Jasa Pelayanan Teknis; sistem pembayaran yang harus bayar di muka dianggap

memberatkan sebagian konsumen.

e) Ada beberapa Satker yang tidak dapat mencapai target PNBP sehingga

berpengaruh pada penyerapan anggaran.

f) Komposisi struktur anggaran bertumpu pada kegiatan swakelola sementara SDM

yang ada terbatas, mengakibatkan penyelesaian kegiatan bertumpuk di akhir tahun

dan beberapa tidak dapat terealisasi;

3.2.4 Rekomendasi

Tidak tercapainya target realisasi keuangan, baik target yang ditetapkan BPPI

maupun Kementerian Perindustrian maka hal-hal yang perlu dilaksanakan agar target

realisasi keuangan pada Tahun 2019 dapat tercapai.

Pada TA. 2017 terdapat rekomendasi yang telah ditindaklanjuti pada TA. 2018

yaitu :

Satker dan Unit Kerja agar meningkatkan koordinasi dengan unit kerja lain, pembina

Eselon I , Inspektorat Jenderal, KPPN, dll agar tidak ada kendala yang terjadi dalam

pelaksanaan kegiatan.

Berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk percepatan proses penyelesaian

revisi anggaran dan buka bintang;

Anggaran perjalanan dinas yang tidak terealisasi pada TA. 2018 telah menurun

dibanding tahun sebelumnya.

Page 116: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

110

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Sebagian besar Satker telah merubah pola aktivitas kegiatan, yaitu kegiatan

dilaksanakan mulai awal tahun untuk menghindari kegiatan bertumpuk diakhir tahun,

namun proses administrasi sebagian besar baru terselesaikan di Triwulan III.

Pada TA. 2019 target realisasi anggaran adalah 94,05%. Hal-hal yang akan

dilaksanakan pada tahun 2019 agar mencapai target, adalah:

a. Perencanaan

Mempercepat proses penyelesaian revisi anggaran dan buka bintang dengan

berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan

Mengingat adanya perubahan Struktur Orgganisasi sesuai Permenperin No. 38

tahun 2018 tentang Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian, BPPI perlu

kembali melaksankan Reviu Renstra 2015-2019 yang sesuai dengan dokumen-

dokumen Perencanaan terbaru untuk mendukung Renstra Kementerian

Perindustrian dan Capaian IKU Kementerian Perindustrian.

b. Pengadaan Barang/Jasa

Segera melaksanakan proses pengadaan barang/jasa secepatya;

Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa

secara rutin dan menginventarisir permasalahan yang dihadapi dalam pengadaan

barang/jasa;

Meningkatnya koordinasi dengan para pihak terkait untuk segera menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi.

c. Pelaksanaan anggaran

Menetapkan target penyerapan dan melakukan pemantauan atas pencapaian

output untuk memenuhi kinerja yang telah ditetapkan;

Segera melaksanakan aktivitas pelaksanaan anggaran dengan mempersiapkan

segala sesuatu yang dipersyaratkan (SK Pengelola DIPA, Korgiat dan Pelaksana

Kegiatan, Pejabat pengadaan, Pejabat Penerima Pekerjaan, Petugas SAI dan BMN,

mengajukan UP, dll);

PPK segera menyediakan data dukung yang terkait dengan proses pelelangan dan

segera mengusulkan Paket Pengadaan Ke ULP sesuai dengan rencana yang telah

di-input di SIRUP (Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan);

Page 117: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

111

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Menyusun petunjuk teknis yang diperlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan

kegiatan yang tercantum dalam DIPA;

Memperhatikan capaian output dan tidak hanya fokus pada penyerapan anggaran;

Meningkatkan koordinasi dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan di

lingkungan BPPI;

Selalu berkoordinas dengan KPPN jika mengalami kendala dalam proses

pembayaran.

Page 118: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

112

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab IV Penutup

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Secara umum BPPI telah melaksanakan program dan kegiatannya sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan. Adapun capaian Sasaran Strategis Program

Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri adalah sebagai berikut:

Sasaran Strategis BPPI Tahun 2018 terdiri dari:

1. Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi sektor industri

Indikator kinerja Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal, dengan

target 5% dan realisasi sebesar 36,89% atau capaian sebesar 737%.

Indikator kinerja Peningkatan jumlah industri berorientasi ekspor, dengan target

80% dan realisasi sebesar 40% atau capaian sebesar 50%.

Indikator kinerja Peningkatan kemampuan dan pengamanan dunia usaha, dengan

target 30% dan realisasi sebesar 41% atau capaian sebesar 126%.

2. Meningkatnya harmonisasi kebijakan industri sebagai upaya penciptaan iklim usaha

industri yang lebih kondusif.

Indikator kinerja Peningkatan rekomendasi kebijakan dalam rangka harmonisasi

kebijakan terkait industri, dengan target 100% dan realisasi sebesar 200% atau

capaian sebesar 200%.

3. Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri

Indikator kinerja dari sasaran strategis ketiga ini adalah Rasio Penurunan Impor

Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib, dengan

target 5% dan realisasi sebesar 8,5% atau capaian sebesar 170%.

4. Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri

Sasaran strategis meningkatnya penguasaan teknologi industri memiliki dua

indikator kinerja. Adapun indikator kinerja yang ditetapkan adalah produk industri

Page 119: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

113

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab IV Penutup

yang dikuasai teknologinya melalui permohonan paten, dan tingkat kesiapterapan

teknologi (TRL) yang dikuasai. Berikut capaian masing-masing indikator:

Indiator kinerja Produk industri yang dikuasai teknologinya, dengan target 5% dan

realisasi sebesar 39,4% atau capaian sebesar 788%.

Indikator kinerja Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai, dengan

target 61% dan realisasi sebesar 59,26% atau capaian sebesar 97,15%.

5. Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau

Sasaran strategis meningkatnya industri yang menerapkan industri hijau memiliki

dua indikator kinerja. Adapun indikator kinerja yang ditetapkan adalah industri

manufaktur yang memenuhi standar industri hijau, dan penetapan Standar Industri

Hijau. Berikut capaian masing-masing indikator:

Indikator industri manufaktur yang memenuhi standar industri hijau, dengan

target0 0,5% dan realisasi sebesar 2% atau capaian sebesar 400%.

Indikator kinerja Penetapan Standar Industri Hijau (SIH), dengan target 17% dan

realisasi sebesar 21% atau capaian sebesar 123%.

6. Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri

Indikator kinerja dari sasaran strategis ketiga ini adalah Tingkat Kepuasan

Pelanggan, dengan target 3,6 (skala indeks 1-4) dan realisasi sebesar 3,6 )skala

indeks 1-4), atau capaian sebesar 100%.

7. Meningkatnya penerapan reformasi birokrasi

Indikator kinerja dari sasaran strategis ketiga ini adalah Tingkat Tingkat Maturitas

Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3,2 dengan target 82% dan realisasi 96%

atau capaian sebesar 117%.

Realisasi anggaran Tahun 2018 untuk mendukung Program Pengembangan Teknologi

dan Kebijakan Industri sebesar Rp 688.074.738.452,- dari Pagu Rp 734.114.223.000,- atau

sebesar 93,73%.

4.2 Permasalahan Dan Kendala

Permasalahan dan kendala yang dialami :

3. Masih terdapat sisa anggaran yang diblokir sebesar 7,742 milyar, yang terdiri dari 5

Page 120: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

114

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab IV Penutup

milyar di Puslitbang TIKI yang merupakan sisa realokasi dari PPI yang tidak dapat

dilaksanakan kegiatannya; 1,3 milyar di BBIA; 650 juta di BPPSI dan sisanya tersebar

di beberapa Satker.

4. Terdapat kegiatan di BBLM senilai 8,4 milyar dan di Baristand Industri Bandar

Lampung sebesar 954 juta yang mengalami gagal lelang.

5. Terdapat optimalisasi dari sisa lelang sebesar 5,079 milyar.

6. Terdapat realisasi penerimaan PNBP yang masih rendah dan penggunaan PNBP juga

lambat. Hal tersebut dikarenakan semakin banyaknya saingan penyelenggara Jasa

Pelayanan Teknis; sistem pembayaran yang harus bayar di muka dianggap

memberatkan sebagian konsumen.

7. Ada beberapa Satker yang tidak dapat mencapai target PNBP sehingga berpengaruh

pada penyerapan anggaran.

8. Komposisi struktur anggaran bertumpu pada kegiatan swakelola sementara SDM

yang ada terbatas, mengakibatkan penyelesaian kegiatan bertumpuk di akhir tahun

dan beberapa tidak dapat terealisasi;

4.3 Saran Dan Rekomendasi

Saran dan rekomendasi untuk pelaksanaan program kegiatan di tahun selanjutnya :

a) Perencanaan

Mempercepat proses penyelesaian revisi anggaran dan buka bintang dengan

berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan

Mengingat adanya perubahan Struktur Orgganisasi sesuai Permenperin No. 38

tahun 2018 tentang Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian, BPPI perlu

kembali melaksankan Reviu Renstra 2015-2019 yang sesuai dengan dokumen-

dokumen Perencanaan terbaru untuk mendukung Renstra Kementerian

Perindustrian dan Capaian IKU Kementerian Perindustrian.

b) Pengadaan Barang/Jasa

Segera melaksanakan proses pengadaan barang/jasa secepatya;

Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa

secara rutin dan menginventarisir permasalahan yang dihadapi dalam pengadaan

barang/jasa;

Page 121: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

115

Laporan Kinerja Tahun 2018 Bab IV Penutup

Meningkatnya koordinasi dengan para pihak terkait untuk segera menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi.

c) Pelaksanaan anggaran

Menetapkan target penyerapan dan melakukan pemantauan atas pencapaian

output untuk memenuhi kinerja yang telah ditetapkan;

Segera melaksanakan aktivitas pelaksanaan anggaran dengan mempersiapkan

segala sesuatu yang dipersyaratkan (SK Pengelola DIPA, Korgiat dan Pelaksana

Kegiatan, Pejabat pengadaan, Pejabat Penerima Pekerjaan, Petugas SAI dan BMN,

mengajukan UP, dll);

PPK segera menyediakan data dukung yang terkait dengan proses pelelangan dan

segera mengusulkan Paket Pengadaan Ke ULP sesuai dengan rencana yang telah

di-input di SIRUP (Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan);

Menyusun petunjuk teknis yang diperlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan

kegiatan yang tercantum dalam DIPA;

Memperhatikan capaian output dan tidak hanya fokus pada penyerapan anggaran;

Meningkatkan koordinasi dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan di

lingkungan BPPI;

Selalu berkoordinas dengan KPPN jika mengalami kendala dalam proses

pembayaran.

Page 122: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

116

Laporan Kinerja Tahun 2018 Lampiran

LAMPIRAN

Page 123: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

117

Laporan Kinerja Tahun 2018 Lampiran

Page 124: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

118

Laporan Kinerja Tahun 2018 Lampiran

Page 125: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

119

Laporan Kinerja Tahun 2018 Lampiran

PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2018 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

Sasaran Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%) Kegiatan/Komponen/

Subkomponen/

Anggaran

Pagu (Rp) Realisasi

(%)

Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri 734.114.223.000

Meningkatnya peran fasilitas fiskal dan non fiskal dalam peningkatan daya saing industri

Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal

5 persen 56,89 persen

737

Penelitian Dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri

5.256.538.000 96,11

Peningkatan jumlah industri berorientasi ekspor 80 persen 40 persen 50

Peningkatan kemampuan dan pengamanan dunia usaha

30 persen 41 persen 126

Meningkatnya harmonisasi kebijakan industri sebagai upaya penciptaan iklim usaha industri yang lebih kondusif

Peningkatan rekomendasi kebijakan dalam rangka harmonisasi kebijakan terkait industri

100 persen 200 persen 200

Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri

Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan Secara Wajib

5 persen 8,5 persen 170 Perencanaan Kebijakan Standardisasi

Industri 45.289.850.000 95,56

Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri

Produk industri yang dikuasai teknologinya 5 persen 25,98 persen

501,6 Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Dan Kekayaan

Intelektual, Penelitian dan Pengembangan

Teknologi; Riset dan Standardisasi Bidang Industri dan Sertifikasi Industri

581.600.581.000

89,6 Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai

61 persen 59,26 persen

97,15

Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau

Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau

0,5% 2% 400

Penelitian Dan Pengembangan Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup

5.007.461.000

96,09

Penetapan Standar Industri Hijau (SIH) 17% 21% 123

Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri

Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala indeks 3,6

Skala indeks 3,6

100

Sertifiaksi Industri 14.275.574.000 88,83

Meningkatnya penerapan reformasi birokrasi

Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3,2

82% 96% 117 Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi

Dan Kebijakan Industri 39.954.381.000 94,20

Page 126: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

120

Laporan Kinerja Tahun 2018 Lampiran

Realisasi Rencana Aksi Perjanjian Kinerja BPPI TA. 2018 Per Triwulan

Page 127: LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN …bppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/LAKIN BPPI_2018_Fin.pdf · Badan Penelitian dan Pengembangan Industri i KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

121

Laporan Kinerja Tahun 2018 Lampiran

Realisasi RPJMN 2015-2019

No Program/Kegiatan

Indikator 2015 2016 2017 2018 2019

T R T R T R T R T

1 Perencanaan Kebijakan standardisasi Industri

Meningkatnya RSNI, ST, dan PTC

100 120 100 102 100 95 100 105 100

Tersusunnya regulasi teknis terkait dengan SNI, ST dan/atau PTC

14 30 10 10 10 19 10 20 10

Tersusunnya skema sertifikasi produk SNI, ST, dan/atau PTC

6 7 6 7 6 5 6 7 6

Terlaksananya pengawasan SNI, ST, dan PTC

3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup

Jumlah industri yang mengikuti expo produk-produk industri hijau di dalam dan luar negeri

12 13 - - - - - - -

Jumlah industri yang memperoleh informasi benefit penerapan industri hijau

350 322 - - - - - - -

3 Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual

Jumlah Perusahaan/Balai yang mengikuti expo tingkat nasional

6 9 6 23 6 10 6 72 6

Jumlah Perusahaan yang mendapatkan penghargaan Rintisan Teknologi Industri

- 4 8 - - 6 11 -