laporan kimfis ksp
TRANSCRIPT
Percobaan 10
HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat menghitung kelarutan
elektrolit yang bersifat sedikit larut, dan menghitung panas pelarutan PbCl2 dengan
menggunakan sifat ketergantungan Ksp pada suhu.
B. DASAR TEORI
II.1. Kesetimbangan Hasil Kali Kelarutan
Kesetimbangan kimia adalah kesetimbangan dinamis, karena dalam sistem terjadi
perubahan zat pereaksi menjadi hasil reaksi, dan sebaliknya. Sebagai contoh :
AB + CD AC + BD
Dalam kesetimbangan ini, terjadi reaksi AB dan CD menjadi AC dan BD, dan pada saat yang
sama, AC dan BD bereaksi menjadi AB dan CD. Akibatnya keempat zat dalam sistem itu
jumlahnya mendekati konstan.
Sistem kesetimbangan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sistem kesetimbangan homogen dan
sistem kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan homogen merupakan kesetimbangan yang
anggota sistemnya mempunyai kesamaan fase, sehingga sistem yang terbentuk itu hanya
memiliki satu fase. Kesetimbangan heterogen merupakan suatu kesetimbangan yang anggota
sistemnya mempunyai lebih dari satu fase, sehingga sistem yang terbentuk pun mempunyai lebih
dari satu macam fase.
Dalam kimia terdapat hubungan antara konstanta kesetimbangan dengan persamaan
reaksi yang disebut Hukum Kesetimbangan. Konstanta kesetimbangan konsentrasi adalah hasil
perkalian antara zat hasil reaksi dibagi dengan perkalian konsentrasi zat pereaksi, dan masing-
masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya (Syukri, 1999).
II.2. Larutan Jenuh
Larutan jenuh didefinisikan sebagai larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah
yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara zat terlarut yang larut dan yang tak larut.
Pembentukan larutan jenuh dapat dipercepat dengan pengadukan yang kuat dari zat terlarut yang
berlebih. Banyaknya zat terlarut yang melarut dalam pelarut yang banyaknya tertentu, untuk
menghasilkan suatu larutan jenuh disebut kelarutan zat terlarut. Lazimnya kelarutan dinyatakan
dalam gram zat terlarut per 100 cm3 atau 100 gram pelarut pada temperatur yang sudah
ditentukan.
Suatu larutan tak jenuh kalah pekat (lebih encer) dari pada larutan jenuh. Dan suatu larutan
lewat jenuh lebih pekat dibandingkan dengan larutan jenuh. Suatu larutan lewat jenuh biasanya
dibuat dengan membuat larutan jenuh pada temperatur yang lebih tinggi. Zat terlarut haruslah
lebih banyak larut dalam dalam pelarut panas dari pada dalam pelarut dingin. Jika tersisa zat
terlarut yang belum larut, sisa itu disingkirkan. Larutan panas itu kemudian didinginkan dengan
hati-hati untuk menghindari pengkristalan. Artinya larutan itu tidak boleh digetarkan atau
diguncang, dan debu maupun materi asing dilarang masuk. Jika tidak ada zat terlarut yang
memisahkan diri selama pendinginan, maka larutan yang dingin itu bersifat lewat jenuh (Brady,
1999).
Sejauh ini, larutan jenuh yang mengandung ion-ion berasal dari satu sumber padatan murni.
Namun, bagaimana pengaruhnya pada kesetimbangan larutan jenuh jika ion-ion dari sumber lain
dimasukkan ke dalam larutan pertama. Menurut prinsip Le Chatelier, sistem pada keadaan
setimbang menanggapi peningkatan salah satu pereaksinya dengan cara menggeser
kesetimbangan ke arah dimana pereaksi tersebut dikonsumsi (Petrucci, 1987).
Suatu garam ionik apabila dilarutkan dalam air, akan terurai menjadi ion-ionnya.
Apabila dalam air larutan tersebut telah lewat jenuh, maka garam tersebut akan mengendap. Pada
keadaan tepat jenuh, terjadi kesetimbangan antar fase padat dari garam dengan ion-ionnya dalam
larutan. Misalkan untuk garam timbal klorida, keadaan kesetimbangan dari perak klorida dalam
larutan dapat dituliskan dalam persamaan kesetimbangan sebagai berikut :
PbCl(s) Pb2+(aq) + 2Cl-
(aq)
II.3. Kelarutan Suatu Garam
Kelarutan dari suatu garam adalah banyaknya garam yang dapat larut dalam suatu
pelarut sampai garam tersebut tepat akan mengendap. Besarnya kelarutan dari suatu garam
nilainya beragam untuk setiap macam garam dan merupakan salah satu sifat fisis dari garam
tersebut.
Jika suatu garam memiliki tetapan hasil kali larutan yang besar, maka dikatakan
garam tersebut mudah larut. Sebaliknya jika harga tetapan hasil kali larutan dari suatu garam
tertentu sangat kecil, dapat dikatakan bahwa garam tersebut sukar untuk larut.
Harga tetapan hasil kali kelarutan dari suatu garam dapat berubah dengan perubahan
temperatur. Umumnya kenaikan temperatur akan memperbesar kelarutan suatu garam, sehingga
harga tetapan hasil kali kelarutan garam tersebut juga akan semakin besar (Petrucci, 1987).
Tabel Data Hasil Percobaan 10.1
Nomor
Campuran
Volume 0,075 M
Pb(NO3)2 (mL)
Volume 0,01 M KCL
(mL)
Pembentukan
Endapan(sudah/belum)
1 10 0,50 Tidak ada
2 10 1,00 Tidak ada
3 10 1,50 Tidak ada
4 10 2,00 +
5 10 2,50 ++
6 10 3,00 +++
7 10 3,50 +++
8 10 4,00 +++
9 10 4,10 ++++
10 10 4,20 ++++
11 10 4,30 ++++
12 10 4,40 ++++
13 10 4,50 ++++
Tabel Data Hasil Pengamatan 10.2
Volume 0,075 M
Pb(NO3)2 (mL)
Volume 0,01 M KCL
(mL)
Pelarutan
(sudah/belum)
Suhu (℃)
10 2,50 Terlarut 61
10 3,50 Terlarut 81
10 4,00 - -
C. TEORI YANG MENDUKUNG
Mengetahui bahwa suatu proses kimia tidak mungkin terjadi dalam kondisi-kondisi
tertentu, dapat menghemat banyak waktu yang terbuang percuma untuk membuatnya terjadi
dengan adanya termodinamika. Termodinamika merupakan alat bantu untuk menetukan sifat-
sifat makroskopik tertentu tetapi tidak dapat menjelaskan mengapa suatu zat itu mempunyai
sifat-sifat tertentu. Termodinamika juga dapat menetukan apakah suatu proses dapat berjalan,
tetapi tidak dapat mengatakan seberapa cepat proses tersebut akan berlangsung. Dalam
mempelajari suatu peristiwa, kita harus memperhatikan suatu bagian yang disebut sistem,
sistem adalah bagian dari alam semesta yang menjadi pusat perhatian langsung dalam suatu
eksperimen tertentu yang dikontrol eksperimen itu. Termodinamika berhubungan dengan
sifat-sifat makroskopik sistem dan bagaimana sistem tersebut berubah. Sifat-sifat tersebut
ada dua macam yaitu ekstensif dan intensif. Sifat ekstensif sistem adalah sifat yang ditulis
sebagai jumlah dari masing-masing sifat subsistem. Sifat intensif sistem adalah sifat yang
sama dengan sifat-sifat yang bersesuaian dengan masing-masing subsistem tersebut. Suatu
proses termodinamika menyebabkan perubahan keadaan termodinamika suatu sistem. Proses
seperti ini bisa sebuah proses fisika atau suatu proses kimia dimana terjadi perubahan dalam
distribusi materi diantara senyawa-senyawa yang berbeda (Oxtoby, dkk, 2001).
Hasil kali kelarutan jenuh suatu garam, yang juga mengandung garam tersebut yang
tak terlarut dengan berlebihan merupakan suatu sistem kesetimbangan terhadap hukum
kegiatan massa dapat diberlakukan. Misalnya, jika endapan perak klorida ada dalam
kesetimbangan dengan larutan jenuhnya, maka kesetimbangan berikut terjadi:
AgCl –> Ag+ + Cl-
Dalam hal ini kesetimbangan adalah kompromi dinamik dimana kecepatan keluarnya
partikel dari fase pekat sama dengan kecepatan baliknya (Oxtoby, 1986).
Ini merupakan kesetimbangan heterogen, karena AgCl ada dalam fase padat, sedang
ion-ion Ag+ dan Cl- ada dalam fase terlarut. Tetapan kesetimbangan dapat ditulis sebagai:
K = [Ag + ] [Cl - ]
[AgCl]
Konsentrasi perak klorida dalam fase padat tak berubah, dan karenanya dapat dimasukkan ke
dalam suatu tetapan baru, yang dinamakan hasil kali kelarutan (Ksp):
Ksp = [Ag+] [Cl-]
Jadi dalam larutam jenuh perak klorida, pada suhu konstan (dan tekanan konstan), hasil kali
ion perak dan ion klorida adalah konstan. Untuk larutan jenuh suatu elektrolit AvA dan BvB,
yang terion menjadi ion-ion vA Am+ dan vB Bn-:
Hasil kali kelarutan (Ksp) dapat dinyatakan sebagai:
Ksp = [Am+]vA x [Bn-]vB
Jadi dapat dinyatakan bahwa dalam larutan jenuh suatu elektrolit yang sangat sedikit larut,
hasil kali konsentrasinya untk setiap ion-ion tertentu adalah konstan, dengan konsentrasi ion
dipangkatkan dengan bilangan yang sama dengan jumlah masing-masing ion bersangkutan
yang dihasilkan oleh disosiasi dari satu molekul elektrolit. Nilai hasil kali kelarutan
ditentukan dengan berbagai metode. Tetapi, berbagai metode itu tidak selalu memberi hasil
yang konsisten (Vogel, 1990)
Nilai Ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam larutan, apakah
belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh, yaitu dengan membandingkan hasil kali ion
dengan hasil kali kelarutan, kriterianya adalah sebagai berikut :
a. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing-
masing kurang dari nilai Ksp maka larutan belum jenuh dan tidak terjadi endapan.
b. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya masing-masing
sama dengan nilai Ksp maka kelarutannya tepat jenuh namun tidak terjadi
endapan.
c. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai
Ksp, maka larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk endapan (Syukri,
1999).
Hubungan antara kelarutan dengan Ksp yaitu Ksp dapat menentukan kelarutan dan
kelarutan dapat pula dihitung dari tabel Ksp. Pengaruh ion senama, sejak ini larutan jenuh
yang mengandung ion-ion yang berasal dari satu sumber padatan murni. Kelarutan senyawa
ion yang sedikit larut semakin rendah kelarutannya dengan kehadiran yang memberikan ion
senama. Pengaruh ion senama dalam kesetimbangan kelarutan adalah misalnya larutan yang
jernih dengan penambahan sedikit larutan yang mengandung ion senama akan menurunkan
kelarutan zat, dan kelebihan terlarut mengendap. Pengaruh ion senama lebih dikenal dengan
istilah pengaruh garam. Kelarutan meningkat apabila terjadi pembentukan pasangan ion
dalam larutan. Faktor yang lebih nyata dari pasangan ion adalah jika ion yang berperan serta
dalam kesetimbangan kelarutan secara bersamaan terlibat dalam kesetimbangan asam basa
atau ion kompleks. Maka nilai Ksp tergantung pada suhu (Underwood, 1998).
D. TUJUAN DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Limbah-limbah industri dengan kandungan logam-logam berat tidak dapat dibuang
langsung ke sungai, waduk atau laut, karena keberadaan logam berat sangat berbahaya bagi
kehidupan manusia, hewan dan lingkungan.
Salah satu cara yang dikembangkan untuk mengolah limbah cair yang mengandung logam berat
adalah flotasi. Proses flotasi lebih mampu memisahkan partikel-partikel yang berukuran kecil secara
sempurna dan lebih selektif dibandingkan proses-proses pengolahan limbah lain [1,2]. Di samping itu
flotasi juga lebih menguntungkan karena pemisahannya lebih cepat dan biaya operasinya relatif lebih
murah.
Pada flotasi, separasi dihasilkan oleh gelembung-gelembung gas (diffuser) yang
digunakan[3]. Gas yang ditambahkan ke dalam larutan air limbah akan mengalami kontak
dengan partikel-partikel kandungan air limbah, sehingga menghasilkan gaya apung yang cukup
besar, yang menyebabkan partikel-partikel tersebut mengapung ke permukaan. Diffuser yang
umum digunakan dalam proses flotasi adalah udara atau oksigen. Pada penelitian ini, digunakan
ozon sebagai diffuser karena mempunyai kemiripan sifat dengan oksigen dengan beberapa
kelebihan diantaranya: merupakan oksidator yang lebih kuat dan lebih mudah larut dalam air
dibandingkan dengan oksigen, merupakan bahan bantu koagulan dan disinfektan
Flotasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sorptive flotation karena separasi flotasi
dibantu oleh suatu bahan pengikat (bonding agent). Penelitian ini memilih zeolite alam sebagai
bonding agent, karena ketersediannya cukup banyak di Indonesia, sedangkan penggunaanya
masih sangat minim.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) Menentukan efektivitas ozon sebagai diffuser pada
proses flotasi; 2) Membandingkan ozon dengan jenis diffuser lain, serta pengaruhnya terhadap
kualitas hasil olahan; 3) Menentukan konsentrasi optimum zeolit sebagai bahan pengikat dalam
flotasi logam besi, tembaga dan nikel.
E. TUJUAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Banyak sekali manfaat atau tujuan dari prinsip kelarutan dalam kehidupan sehari-hari,
diantaranya :
Pengolahan limbah cair logam dengan cara tekhnologi membran
Pemisahan logam dengan cara flotasi
Penggunaan multivitamin evervecce juga menerapkan prinsip kerja kelarutan
F. LANGKAH KERJA PERCOBAAN
1. Tempatkan larutan Pb(NO3)2 dan KCL pada dua buret yang berbeda
2. Siapkan larutan seperti table dibawah dengan cara pertam-tama menambahkan 10 ml
0,075 M Pb(NO3)2 ke dalam tiap tabung reaksi,kemudian tambahkan KCL sebanyak
yang dicantumkan. Pada saat pencampuran dan setelah pencampuran tabung reaksi
harus dikocok. Biarkan selama 5 menit dan amati apakah sudah terbentuk endapan
atau belum. Masukkna data pengamatan pada table 10.1
3. Berdasarkan hasil yang diperoleh, ulangi langkah kerja diatas untuk menemukan
banyaknya volume KCL 0,01 M yang dapat menyebabkan terbentuknyaendapan
sampai ketelitian 0,1 ml. Catat hasil pengamatan pada table 10.3. Catat pada volume
KCL 1,0 M yang dapat menyebabkan terjadinya pengendapan dan suhu larutan.
4. Pada tabung reaksi yang lain, siapkan larutan sebagai berikut :
Nomor campuran Volume 0,075 M Pb(NO3)2 (mL) Volume 0,01 M KCL (mL)
1
2
3
4
5
10
10
10
10
10
5. Tempatkan campuran 1 pada penangas labu Erlenmeyer. Ketika penangas dipanaskan
gunakan thermometer untuk mengaduk larutan secara perlahan. Kecepatan
pemanasan kira-kira 1℃ per menit. Catat suhu ketika endapan tepat larut. Lakukan
hal yang sama untuk campuran-campuran lain,catat semuahasil yang diperoleh pada
table 10.4
G. LANGKAH KERJA DALAM PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Secara umum penelitian terbagi menjadi preparasi dan karakterisasi zeolit alam Lampung, uji
produktivitas ozonator, preparasi sampel, proses flotasi, analisis sampel sebelum dan setelah
proses, serta pengolahan data.
Preparasi zeolit alam lampung dimulai dengan pengayakan zeolit untuk mendapatkan zeolit
berbentuk granular dengan ukuran partikel antara 0,3-0,4 mm. Dilanjutkan dengan pencucian
dengan aquades selama 30 menit dengan pengadukan berulang-ulang dan pengeringan pada suhu
± 180oC selama 2 jam. Karakterisasi zeolit dilakukan sebelum dan sesudah proses preparasi
untuk mengetahui luas permukaan dan volume porinya menggunakan alat BET Autosorb. Uji
produktivitas ozonator dilakukan dengan metode Iodometri.
Sampel yang digunakan adalah limbah sintetik yang mengandung logam tunggal Fe, Cu
dan Ni dengan konsentrasi masing-masing 100 mg/L. L. pH tangki pencampuran diatur pada pH
7, 8, 9 dan ditambahkan PAC sebagai koagulan sebanyak 0,133 g/L, serta Sodium Lauryl Sulfate
(SLS) sebagai surfaktan sebanyak 0,4 g/L.
Gambar 1. Skema alat untuk flotasi dengan diffuser udara-ozon dari udara
Gambar 2. Skema alat untuk flotasi dengan diffuser udara-ozon dari oksigen
Gambar 3. Skema alat untuk flotasi dengan diffuser udara-oksigen
Gambar 4. Skema alat untuk flotasi dengan diffuser udara
Proses flotasi dilakukan dengan dua variasi, yaitu variasi jenis diffuser dan variasi
konsentrasi zeolit alam. Variasi jenis diffuser dilakukan untuk larutan cair besi sintetik. Variasi
jenis diffuser dilakukan dengan memvariasikan konfigurasi alat seperti terlihat pada Gambar 1
sampai Gambar 4.
Untuk variasi konsentrasi zeolit, flotasi dilakukan untuk larutan tunggal besi, tembaga dan nikel
dengan dosis zeolit, sebesar 0; 1,0; 1,5; 2,0 gr/liter. Diffuser yang digunakan adalah campuran
udara-ozon (dari udara).
Larutan sampel sebelum dan setelah proses flotasi dianalisis kandungan logamnya dengan AAS
selain itu juga dianalisis parameter kualitas air lainnya yaitu pH, DO, dan COD.
Hasil pemisahan logam berat dari limbah sintetik ini diperoleh dengan cara mengukur
konsentrasi logam berat awal dan akhir pada air hasil olahan, dengan persamaan % pemisahan
berikut:
% LogamPemisahan Co−Ca
Co×100 %
dengan: Co = konsentrasi logam awal.
Ca = konsentrasi logam akhir.
H. DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, 2001. Kamus Kimia. Gramedi Pustaka. Jakarta.
Google.2010. Flotasi logam. Akses 5 November 2010
Petrucci.1987. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Sumari.2003. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. UM Press, Malang
Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. ITB, Bandung.
Wikipedia.2008. Hasil Kali Kelarutan. Akses 5 November 2010
I. CV ANGGOTA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Dwi Retno Wahyuni
NIM : 208331417404
TTL : Lumajang, 12 Juni 2010
Jenis Kelamin : perempuan
Riwayat Pendidikan : SD Pembangunan I Jatiroto
SMPN 1 Jatiroto
SMAN 2 Lumajang
Alamat Rumah : Jl.Wakhid Hasym No. 55 jatiroto, Lumajang
Alamat di Malang : Jl. Terusan Ambarawa no. 3 Malang
Telepon/HP : 085749615171
E-mail : [email protected]
Nama : Reni Roikah
NIM : 208331417389
TTL : Kediri, 2 Oktober 1989
Jenis Kelamin : perempuan
Nama Orang Tua : Muhyar
Riwayat Pendidikan : SD N Rembang 2-Kediri
SMP N 1 Ngadiluwih-Kediri
SMA N 4 Kediri
Alamat Rumah : Jl.Raya Rembang Tuban
Alamat di Malang : Jl. Terusan Ambarawa no. 14 Malang
Telepon/HP : 08563234290
E-mail : [email protected]
Nama : Nia Aprilia
NIM : 208331413106
TTL : Pasuruan, 16 April 1990
Jenis Kelamin : perempuan
Riwayat Pendidikan : SDN 1 Watukosek
SMPN 1 Gempol
SMAN 1 Pandaan
Alamat Rumah : Desa Watukosek, Gempol Pasuruan
Alamat di Malang : Jl. Jombang IA no 121, Malang
Telepon/HP : 085649786336
E-mail : [email protected]
Nama : Lailatul Mucharomah
NIM : 208331413109
TTL : Malang, 18 Februari 1990
Jenis Kelamin : perempuan
Riwayat Pendidikan : SDN Kalirejo 03
SMPN 3 Lawang
SMAN 1 Lawang
Alamat Rumah : Jl. Sbr. Mlaten RT 06 RW 13 Lawang, Malang
Alamat di Malang : -
Telepon/HP : 085755782627
E-mail : [email protected]