laporan kemasan logam
DESCRIPTION
Laporan Kemasan LogamTRANSCRIPT
Laporan Praktikum
Pengemasan Pangan
Hari/Tanggal : 13 Maret 2014
PJP : DwiYuniHastati, S.TP, DEA
Asisten : Alfredo RahmatillahK.P,A.Md
KEMASAN LOGAM
Kelompok 1
JMP AP1
Gerry Akbar Putra J3E113008
Rahma Maulia Sari J3E113077
Siti Tamara Maulida J3E113019
Yuni Fadillah J3E213125
SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum kemasan logam dibedakan menjadi : (1) Kaleng Logam,
merupakan salah satu kemasan logam tertua, terutama untuk mengemas produk
pangan olahan (diawetkan), (2) Alumunium dan paduannya (alloy), digunakan untuk
kemasan fleksibel atau semi fleksibel seperti dalam bentuk foil atau collapsibel tube
dan (3) wadah komposit yang merupakan hasil gabungan dua lebih bahan kemasan :
plastik, alumunium foil, kertas, dan atau logam.
Enamel kaleng adalah bahan organik yang dilapiskan pada kaleng untuk
mempertahankan daya tarik makanan yang dikalengkan, memperbaiki penampakan
bagian dalam dan luar wadah dan memperpanjang umur pakai wadah kaleng.
Disamping itu pelapisan enamel tersebut juga sangat berguna secara ekonomis,
karena dengan cara ini dapat digunakan kaleng dengan pelapisan timah yang lebih
tipis, yang tentunya lebih murah harganya.
Beberapa syarat bahan enamel untuk kaleng diantaranya adalah 1) tidak
memberi atau mengubah baud an citarasa, 2) diperbolehkan kontak makanan, 3) dapat
melapisi kaleng dalam jangka waktu lama, 4) tidak mudah mengelupas dan, 5) harus
tahan pada suhu tinggi. Untuk itu sangat diperlukan pengujian terhadap lapisan
enamel suatu wadah kaleng. Sifat penodaan suatu enamel dapat dievaluasi baik
dengan menggunakan air maupun sari buah jeruk atau sari sayuran lain.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengukur dimensi kaleng menurut English
Units. mengetahui cara-cara pengujian lapisan enamel, dan mempelajari keunikan
properties kemasan laminasi pada produk kripik, kentang, dan coklat batang.
II. METODOLOGI
A. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu beberapa contoh
kemasan kaleng, kaleng berenamel, gelas jar, sari buah, bawang merah, air destilata,
larutan tembaga, sulfat dan HCL, Double seamer mechine, gunting. Kemasan kripik
kentang (potato chips), dan kemasan coklat (beng-beng).
B. Prosedur Percobaan
B.1 Mengukur dimensi kaleng menurut English Unit
B.2 Pengujian Lapisan Enamel Kaleng
a. Uji Daya Tahan Enamel terhadap Senyawa Belerang
Hasil pengukuran dinyatakan dalam inchesPengukuran dari satuan cm dikonversi menjadi satuan inchesHasil pengukuran dimensi kemasan dinyatakan sesuai English Unit Plat kaleng disiapkan dan dimasukan kedalam gelas jarBawang merah yang telah dikupas lalu dimasukan dalam gelas jarGelas jar diisi air panas dan disisakan ruang untuk head space (0,25 in)gelas jar ditutup dan dilakukan sterilisasi (120̊C selama 90 menit), lalu didinginkanPelat kaleng diamati apakah ada atau tidaknya pelepuhan enamel atau noda noda yang tidak diinginkan
b. Pengujian Keseragaman Lapisan Enamel
B.3 Membandingkan Efektifitas kemasan Laminasi
Air destilata, tembaga sulfat dan HCL pekat dicampurkan dengan perbandingan 70 : 20 : 10 sebagai larutan pengujiDisiapkan plat kaleng kira-kira berukuran 4 x 4 cm2 sebagai contoh ujiPlat kaleng direndam pada larutan penguji selama 2 menit dan pada suhu ruangPlat kaleng dicuci dengan air bersih dan dilakukan pengamatanKemasan kripik kosong diamati dengan seksamaKemasan kripik diarahkan ke sumber cahayaBagian printing diarahkan ke sebelah luarPada sisi alumunium foil ditulis huruf A dengan spidol permanenkemasan kripik dibalik, dan plastik kemasan alumunium foil diarah ke sebelah luar (cahaya)Dilakukan pengamatan dan observasiKegiatan yang sama dilakukan pada kemasan coklat
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
a. Pengukuran Dimensi Kaleng
Nama Produk Diameter TinggiDimensi
Logam
Kaleng ikan
tuna
Cm Inchi cm inchi203 x 307
5,26 2,070 8,76 3,448
b. Pengujian Keseragaman Enamel
Media Uji Perlakuan Hasil Pengamatan
Plat kaleng 3x3 cm
Perendaman dalam
larutan air destilata,
tembaga sulfat dan
HCl pekat
Adanya bintik-bintik coklat
pada lapisan enamel
Pinggiran plat berwarna coklat
karena pada saat digunting
kaleng mengalami gesekan
dan bereaksi dengan HCl
c. Pengujian Lapisan Enamel Kaleng
Media uji Perlakuan Hasil Pengamatan
Plat kaleng 3 x 3Perendaman dengan
bawang merah
Adanya bintik-bintik noda pada
ujung plat
d. Perbandingan Efektivitas Kemasan Laminasi Nama Produk Lapisan
Nama ProdukLapisan yang
terlihatPrinting Kemasan
Penampakan huruf
A
Kemasan Chitato 4 lapisan Tidak terlihat Tidak terlihat
Kemasan Beng-beng 3 lapisan Terlihat Terlihat
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami mengamati struktur kemasan logam dengan
beberapa pengujian diantaranya: mengukur dimensi kaleng, menguji ketahanan
enamel terhadap senyawa belerang, menguji keseragaman lapisan enamel dan
membandingkan efektifitas kemasan laminasi.
Pada pengukuran dimensi kaleng kami menggunakan jenis kemasan untuk
produk ikan dalam kaleng. Dari hasil pengukuran didapatkan diameter kaleng 5,26
cm dan diubah kedalam inchi dengan dibagi 2,54 (1inchi = 2,54 cm) dan hasilnya
yaitu 2,070 inchi. Dan tinggi kaleng didapatkan 8,76 cm dan diubah kedalam inchi
dan hasilnya yaitu 3,448 inchi. Dan didapatkan dimensi kaleng dari hasil perhitungan
yaitu 203 x 307.
Selanjutnya kami melakukan pengujian keseragaman enamel pada plat kaleng.
Dengan melakukan perlakuan perendaman dalam larutan air destilata, tembaga sulfat
dan HCl pekat. Enamel sendiri merupakan zat yang melapisi bagian dalam kaleng
yang kontak langsung dengan bahan atau produk tetapi tidak mencemari produk itu
sendiri karena enamel terdiri dari ZnO. Hasil yang didapat yaitu adanya bintik-bintik
coklat pada lapisan enamel dan pinggiran plat berwarna coklat atau berkarat karena
pada saat digunting kaleng mengalami gesekan dan bereaksi dengan HCl. Perkaratan
sendiri adalah pembentukan lapisan longgar dari peroksida yang berwarna merah
coklat sebagai hasil proses korosi produk pada permukaan dalam kaleng, dan
pembentukan karat memerlukan banyak oksigen. Dan itu artinya, lapisan enamel
pada kaleng tersebut memiliki ketebalan yang tipis, ketidakseragaman, tidak
meratanya lapisan enamel dan juga tidak menutupi seluruh permukaan bagian dalam
kaleng.
Pada pengujian daya tahan enamel terhadap senyawa belerang yang diperoleh
dari bawang merah, setelah dilakukan perlakuan perendaman enamel dengan bawang
merah dan air panas, didapatkan hasil yaitu adanya bintik-bintik noda pada ujung
plat. Itu disebabkan apabila belerang bereaksi dengan logam menimbulkan warna
hitam atau bercak-bercak. Tetapi sebetulnya tidak membahayakan.
Pada pengamatan membandingkan efektifitas kemasan laminasi disini kami
menggunakan 2 jenis sampel yaitu kemasan produk chitato dan produk beng-beng,
untuk mengetahui perbandingan efektivitas dari pembedaan jumlah lapisan pada
kemasan multilayer. Dari pengamatan ini diperoleh hasil lapisan kemasan multilayer
bengbeng sebanyak 3 lapisan (plastik pp, alumunium foil dan plastik bening) setelah
diberikan perlakuan pengecekan dengan membuka lapisan laminasi yang ada,
printing kemasan terlihat saat bagian printing kemasan dihadapkan kearah matahari,
dan huruf A yang tertulis dibelakang kemasan terlihat ketika dihadapkan kearah
matahari. Sedangkan pada kemasan multilayer chitato diperoleh hasil sebanyak 4
lapisan (plastik pp, alumunium foil, plastik pvc turunan, dan plastik bening) setelah
diberi perlakukan pengecekan dengan membuka lapisan laminasi, printing kemasan
tidak terlihat saat bagian printing kemasan dihadapkan kearah matahari, dan huruf A
yang tertulis dibelakang kemasan tidak terlihat ketika dihadapkan kearah matahari.
Perbedaan jumlah lapisan laminasi pada kemasan multilayer dimasing-masing produk
disebabkan karena perbedaan karakteristik produk. Pada kemasan chitato ditujukan
untuk menahan uap air masuk kedalam kemasan untuk mencegah ketengikan dan
menjaga kerenyahan pada produk. Dan untuk kemasan beng-beng walaupun sama-
sama mencegah ketengikan, mengandung lemak namun lemak coklat lebih tahan
terhadap kerusakan dibandingkan lemak minyak. Itu sebabnya lapisan laminasi pada
chitato lebih banyak daripada beng-beng.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Jadi lapisan enamel pada kemasan logam sangat mempengaruhi mutu produk
yang dikalengkan. Ketahanan lapisan enamel juga dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan dan komponen produk seperti pH. Sedangkan penggunaan kemasan
multilayer pada produk dilatarbelakangi oleh kandungan produk. Sehingga
penggunaan jenis plastik dan jumlah lapisan laminasi sangat mempengaruhi mutu
produk.
B. Saran
Produsen harus memperhatikan kebutuhan konsumen, sehingga kemasan yang
dipakai lebih disesuaikan
Produsen harus lebih memperhatikan penggunaan jenis plastik dalam kemasan
multilayer yang ditujukan untuk produk yang akan dibuat.
Sebaiknya lapisan enamel dibuat lebih tebal dan merata agar kerusakan pada
enamel dapat diperkecil dan mencegah bahan kontak langsung dengan logam.
DAFTAR PUSTAKA
Marleen, H. 2009. Teknologi Pengemasan Pangan Bandung : Widya Padjajaran.
Soenarjo, E.S R.Syarief, 1986. Penuntun Praktikum Teknologi Pengemasan Jurusan
TPG Fateta IPB, Bogor.
Hudayah,Saripah. Dradjat Siti Setiasih, 1983. Dasar-dasar Pengawetan Jilid 2. Jakarta
Pusat : CV.Petra Djaja.