laporan 5 kemasan logam

25
Laporan Praktikum ke 5 Tanggal Mulai : 6 Maret 2012 M.K. Pengemasan Pangan Tanggal Selesai : 13 Maret 2012 KEMASAN LOGAM Oleh : Kelompok 3/A-P2 Suci Ramadhani J3E111003 Rico Fernando Theo J3E111044 Pratiwi Indah Ekasastri J3E111055 Eka Nina J3E111107 Wulan Dewi S J3E111135 Asisten Praktikum : Sofiatul Andariah Penanggung Jawab : Dwi Yuni Hastuti, STP,DEA

Upload: rico-fernando-theo

Post on 02-Dec-2015

1.466 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Laporan 5 KEMASAN LOGAM

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan 5 KEMASAN LOGAM

Laporan Praktikum ke 5 Tanggal Mulai : 6 Maret 2012M.K. Pengemasan Pangan Tanggal Selesai : 13 Maret 2012

KEMASAN LOGAM

Oleh :

Kelompok 3/A-P2

Suci Ramadhani J3E111003

Rico Fernando Theo J3E111044

Pratiwi Indah Ekasastri J3E111055

Eka Nina J3E111107

Wulan Dewi S J3E111135

Asisten Praktikum :

Sofiatul Andariah

Penanggung Jawab :

Dwi Yuni Hastuti, STP,DEA

PROGRAM KEAHLIAN SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN

DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: Laporan 5 KEMASAN LOGAM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengemasan merupakan salah satu proses dalm industri yang memegang

peranan penting dalam upaya mencegah terjadinya mutu produk. Pengemasan

harus dilakukan dengan benar, karena pengemasan yang salah dapat

mengakibatkan produk menjadi tidak memenuhi syarat mutunya. Menurut Agoes

(2004) kemasan yang ideal adalah apabila secara kimia inert total, dan

memungkinkan bahan makanan mempertahankan karakteristik aslinya namun

pada kenyataannya jarang sekali bahan pengemas yang betul-betul inert. Beberapa

reaksi tidak dapat dihindari atau dicegah tergantung pada sifat-sifat bahan

pengemas dan tipe makanan yang diawetkan.

Kemasan logam merupakan jenis terbanyak yang dipakai pada kemasan

makanan. Terutama dipakai untuk produk makanan yang siap saji. Kemasan

logam mempunyai diversitas yang besar dengan eksterior yang inovatif berupa

garfik, bentuk fitur pembukaan untuk menyesuaikan kemasan terhadap isinya,

sehingga lebih menarik konsumen yang selalu mencari kepuasan pada aspek dasar

seperti mutu, pelayanan, kesehatan dan keamanan. Kemasan logam diproduksi

dengan berbagai ukuran dan bentuk. Bentuk bundar konvensional dan konis

merupakan bentuk yang paling banyak digunakan.

Ketahanan mekanis dari logam yang dipakai (yakni ketahanan terhadap

deformasi) memfasilitasi laju produksi terotomatisasi dari beberapa ratus kaleng

permenit. Konduktifitas termal yang baik membantu penetrasi panas selama

proses termal. Kaleng dapat bertahan terhadap perubahan suhu dan tekanan dalam

range luas. Peralatan handling kaleng yang modern dan metode transport juga

dimudahkan oleh ketangguhan dari logam.

Komponen logam kedap terhadap debu, gas, cairan, dan mikrooorganisme

dan tak tembus cahaya dan radiasi ionisasi, hanya menyediakan wadah dengan

perlindungan yang diperlukan terhadap isinya. Satu-satu kelemahannya adalah

pada lipatan seam yang digunakan untuk membentuk dan menyegel wadah.

Page 3: Laporan 5 KEMASAN LOGAM

1.2 Tujuan Praktikum

Praktikum ini dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengukur

dimensi kaleng menurut English Units, mengetahui cara-cara pengujian lapisan

enamel, dan mempelajari keunikan properties kemasan laminasi pada produk

kripik kentang dan cokelat batang.

Page 4: Laporan 5 KEMASAN LOGAM

BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

Alat :

Jangka sorong

Pisau

Gunting

Panci

Gelas jar

Bahan :

Kemasan kaleng

Kaleng berenamel

Bawang merah

Kemasan keripik kentang

Kemasan coklat

Air destilata

Larutan tembaga

Sulfat dan HCL

2.2 Metode

Langkah – langkah yang dilakukan dalam praktikum adalah sebagai berikut:

Pengamatan Mengukur Dimensi Kaleng:

Dilakukan pengukuran kaleng

Hasil pengukuran dikonversikan dalam satuan inchi

Hasilnya dinyatakan dalam dimensi kemasan sesuai english units

Pengujian lapisan enamel kaleng:

Uji daya tahan enamel terhadap senyawa belerang, disiapkan contoh plat kaleng

ukuran 1,5x1,5 cm, dimasukan ke gelas jar

Bawang merah yang telah dikupas dimasukan ke dalam gelas jar

Diisi dengan air panas 900C dan “head space” 0,25 inches

Page 5: Laporan 5 KEMASAN LOGAM

Ditutup gelas jar (disterilisasi 1200 selama 60 menit)

Didinginkan

Diperiksa ada atau tidaknya pelepuhan enamel dan noda-noda yang tidak

diinginkan pada pelat kaleng.

Pengujian keseragaman lapisan enamel:

Dibuat larutan penguji dengan mencampur air destilata, tembaga sulfat, dan HCL

pekat dengan perbandingan 70:20:10

Disiapkan contoh pelat kaleng yang aka diuji (ukuran 1,5x1,5 cm)

Direndam dalam larutan penguji selama 2 menit pada suhu ruang

Dicuci degan air bersih dan dilakukan pengamatan

Membandingkan efektivitas kemasan laminasi:

Diamati kemasan keripik singkong dan coklat (berapa plastik yang dapat

ditemukan)

Dibuat tanda pada lapisan tersebut

Pegang kemasan, arahkan ke sumber cahaya (matahari atau lampu) dengan

kemasan alumunium foil yang diarahkan ke bagian praktikan serta bagian printing

ke sebelah bagian luar.

Dapat dilihat atau tidak printingnya

Huruf A dituliskan pada sisi alumunium foil dengan spidol permanen, pegang

kemasan alufo ke arh cahaya dengan huruf A disebelah luar (cahaya).

Dilihat penampakan huruf A melalui alufo

Page 6: Laporan 5 KEMASAN LOGAM

Dijelaskan hasilnya

.

Page 7: Laporan 5 KEMASAN LOGAM

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Pengukuran Dimensi Kaleng

Nama Produk Diameter Tinggi Dimensi Logam ( DxT)

Sarden 215 inch 112 inch 215 x 112

Lycees 306 inch 408 inch 306 x 408

Nescafe 201 inch 504 inch 201 x 504

Pengujian lapisan enamel kaleng

Media uji Perlakuam

Hasil pengamatan

Bau

sulfur

Noda

hitam

Kemera

-hanGoresan

Pelat kaleng

ukuran 1.5 x

1.5 cm

2 siung bawang

merahü û û û

Pengujian Keseragaman Lapisan Enamel.

Media uji Perlakuam

Hasil pengamatan

Noda

HitamKemerahan Goresan

Pelat kaleng

ukuran 1.5 x 1.5

cm

Air destilata,

CuSO4,HCl pekat,ü û û

Perbandingan Efektivitas Kemasan Laminasi

Page 8: Laporan 5 KEMASAN LOGAM

Nama Produk Lapisan yang

terlihat

Printing

Kemasan

Penampakan

Huruf A

Kemasan Keripik 5Lapisan Tidak Terlihat Tidak Terlihat

Kemasan coklat 3Lapisan Terlihat Terlihat

3.2 Pembahasan

Pengukuran Dimensi Kaleng

Wadah logam dalam bentuk kotak atau cangkir emas digunakan pada

zaman kuno sebagai lambang prestise. Teknik pengalengan makanan sebagai

upaya pengawetan bahan pangan pertama sekali dikembangkan pada tahun 1809

yaitu pada zaman pemerintahan Napoleon Bonaparte yaitu dari hasil penemuan

Nicholas Appert. Akhir tahun 1900 ditemukan cara pembuatan kaleng termasuk

cara pengisian dan penutupannya yang lebih maju dan bersih. Kaleng alumunium

awalnya diperkenalkan sebagai wadah pelumas.

Keuntungan wadah kaleng untuk makanan dan minuman, ialah karena

mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi, barrier yang baik terhadap gas, uap

air, jasad renik, debu dan kotoran sehingga cocok untuk kemasan hermetis.

Toksisitasnya relatif rendah meskipun ada kemungkinan migrasi unsur logam ke

bahan yang dikemas. Tahan terhadap perubahan-perubahan atau keadaan suhu

yang ekstrim, mempunyai permukaan yang ideal untuk dekorasi dan pelabelan

(Syarief et al. 1989).

Bentuk kemasan dari bahan logam yang digunakan untuk bahan pangan yaitu :

- bentuk kaleng tinplate

- kaleng alumunium

- bentuk alumunium foil

Kaleng tinplate banyak digunakan dalam industri makanan dan komponen

utama untuk tutup botol atau jars. Kaleng alumunium banyak digunakan dalam

industry minuman. Alumunium foil banyak digunakan sebagai bagian dari

kemasan bentuk kantong bersama-sama/dilaminasi dengan berbagai jenis plastik,

dan banyak digunakan oleh industri makanan ringan, susu bubuk dan sebagainya.

Pada praktikum ini, praktikan melakukan percobaan pengukuran dimensi

kemasan kaleng. Pengukuran dilakukan kepada 3 kemasan kaleng, yaitu: kaleng

Page 9: Laporan 5 KEMASAN LOGAM

sarden, kaleng lycee, dan kaleng nescafe. Pengukuran didasarkan kepada diameter

dan tinggi kaleng dengan menggunakan mikrometer sekrup. Pengukuran yang

didapat panjangnya dalam cm, lalu dikonversikan kedalam inch. Hasil

perhitungan dikonversikan ke dalam dimensi kaleng (English Unit).

Dari hasil percobaan, kaleng sarden memiliki diameter 215 inch, tinggi

112 inch, dan dimensi kaleng 215 x 112. Kaleng lycees memiliki diameter 306

inch , tinggi 408 inch,dan dimensi kaleng 306 x 408. Kaleng nescafe memiliki

diameter 201 inch, tinggi 504 inch, dan dimensi kaleng 201 x 504.

Kaleng minuman memiliki ukuran tinggi yang lebih tinggi dan diameter

yang lebih kecil sedangkan kaleng makanan memiliki ukuran tinggi yang lebih

pendek dan ukuran diameter yang lebih besar. Kaleng sarden, lycees,dan nescafe

merupakan kaleng jenis round can. Round can adalah kaleng yang berbentuk fisik

secara visual berupa lingkaran atau bulat dengan unsur penyusunnya berupa

komponen body dan end serta asesoris pelengkap sesuai fungsi dan kegunaannya.

Ukuran kaleng ini mempengaruhi jumlah volume bahan yang dapat dikalengkan

(lihat pada tabel).

Tabel Dimensi dan Volume Kaleng

Dimensi Kaleng ( D x T)Volume bahan yang

dikalengkan (ml)

202x214 120-125202x311 65-170211x301 200211x502 370-375301x407 410-425401x41 800603x702 3000

Pengujian lapisan enamel kaleng

Lapisan enamel merupakan lapisan non logam pada kaleng, melapisi metal

(mencegah korosi), melindungi kontak langsung dengan produk.. Enamel dalam

berfungsi untuk mencegah korosi, sedangkan enamel luar berfungsi untuk

mencegah korosi dan untuk dekorasi. Interaksi antara bahan pangan dengan

kemasan ini dapat menimbulkan korosi yang menghasilkan warna serta

flavor yang tidak diinginkan, misalnya :

Page 10: Laporan 5 KEMASAN LOGAM

Terbentuknya warna hitam yang disebabkan oleh reaksi antara besi atau

timahdengan sulfida pada makanan berasam rendah (berprotein tinggi).

Pemucatan pigmen merah dari sayuran/buah-buahan seperti bit atau

anggur karena reaksi dengan baja, timah atau aluminium.

Pada praktikum ini, dilakukan pengujian lapisan enamel pada kaleng

terhadap senyawa belerang yang berasal dari bawang merah. Plat kaleng yang

telah disediakan dipotong menggunakan gunting dengan ukuran 1,5cm x1,5cm2.

Plat yang telah dipotong dimasukkan ke dalam gelas jar. Kemudian kupas 2 buah

bawang merah dan masukan ke dalam gelas jar. Gelas jar yang berisi plat kaleng

dan bawang merah disi dengan air panas dengan suhu 900C hingga batas yang

ditentukan ( head space 0,25 inch ). Pemberian head space bertujuan untuk

memberi ruang pemuaian. Kemudian tutup gelas jar dengan rapat, dimasukkan ke

dalam panci dan disterilkan dengan suhu 1200 C selama 60 menit. Setelah

dipanaskan, gelas diangkat dan didinginkan.

Dari hasil pengamatan, air yang ada di dalam gelas jar berubah menjadi

kuning karena bawang mencair dan mengeluarkan senyawa belerang. Plat kaleng

yang dicelupkan ke dalam larutan berisi senyawa belerang tidak terdapat noda

ataupun bercak pada bagian enamel ataupun pada bagian luar plat kaleng. Hal ini

menunjukan bahwa lapisan enamel pada plat kaleng bersifat melindungi dari

proses reaksi elektrolisis (korosi) dengan senyawa belerang. Selain itu juga

menandakan bahwa coating (pelapisan logam) terjadi secara sempurna. Bila

terdapat bercak atau noda, itu menandakan bahwa coating pada kaleng tidak

sempurna sehingga belerang dapat bereaksi dengan baja ataupun timah ( terjadi

proses korosi).

Sifat perlindungan lapisan enamel terhadap senyawa belerang dipengaruhi

oleh jenis lapisan enamel yang digunakan untuk melapisi plat kaleng. Jenis

lapisan enamel yang digunakan berdasarkan aplikasinya adalah LPL (Lapisan

pelindung luar). LPL yang diaplikasikan untuk mencegah terjadinya korosi atau

sebagai dekorasi. Lapisan enamel yang digunakan berdasarkan bahan pelapisnya

adalah jenis Oleoresinous lacquers. Oleoresinous lacquers digunakan untuk

berbagai tujuan, harganya murah, pelapis dengan warna keemasan. Lapisan ini

biasa digunakan untuk bir, minuman sari buah dan sayuran. Pelapis ini dapat

Page 11: Laporan 5 KEMASAN LOGAM

digabung dengan zink oksida (C’enamel) yang digunakan untuk kacang-kacangan,

sayur, sop, daging dan bahan pangan lain yang mengandung sulfur (belerang).

Pengujian keseragaman lapisan enamel

Pada praktikum ini, praktikan mealukan percobaan pengujian keseragaman

lapisan enamel. Kaleng yang telah disiapkan dibuka sehingga membentuk

lembaran, kemudian dipotong dengan ukuran 1,5 x1,5cm2 dengan menggunakan

gunting. Setelah terbentuk kotak kecil dengan ukuran 1,5 x1,5cm2, disiapkan

larutan campuran antara air destilata, tembaga sulfat dan HCl pekat dengan

perbandingan 70:20:10. Kemudian plat kaleng yang sudah dipotong dengan

ukuran 1,5 x1,5cm2 dicelupkan ke dalam gelas jar menggunakan pinset, diamkan

selama 2menit agar plat kaleng benar – benar bereaksi dengan sempurna. Setelah

itu diambil menggunakan pinset hal ini untuk melindungi tangan dari larutan asam

kuat dan diamati.

Dari hasil pengamatan, dapat terlihat bila lapisan dalam yang tidak diberi

lapisan enamel, logam atau besi yang terkandung dalam kaleng dapat bereaksi

dengan bahan pangan terutama bahan pangan yang mengandung asam sehingga

terjadi korosi. Pada lapisan luar terdapat bercak hitam (korosi) dan dipinggirnya

terdapat reaksi antara besi atau timah dengan Cu sedangkan warna pink yang

tampak di pinggir kaleng atau logam dikarenakan pemotongan logam sehingga

bagian pinggir tersebut terbuka atau tergores sehingga besi atau timah bereaksi

dengan asam. Salah satu penyebab kecacatan pada kaleng adalah pelapisan

enamel yang tidak seragam pada permukaan kaleng sehingga bagian kaleng yang

tidak terlaminasi akan mengalami kerusakan.

Korosi adalah cacat berupa karat (bercak hitam) yang diakibatkan proses

reaksi bahan kimiawi bersifat korosif, baik itu air maupun asam. Umumnya,

bahan yang tidak dilapisi printing (enamel) mudah terkena bahan kimia asam atau

udara yang lembab sehingga terjadi reaksi oksidasi yang berakibat lanjut karat.

Teatapi apabila pada kodisi bahan printing plain bertumpuk dan terjadi karat disisi

plain, maka karat yang terjadi dikatagorikan Secondary Corrosion, artinya karat

yang bukan terjadi pada bahan yang bersangkutan, tetapi akibat terkontaminasi

bahan lain yang berkarat.

Page 12: Laporan 5 KEMASAN LOGAM

Beberapa faktor yang menentukan terbentuknya karat pada kemasan kaleng

adalah :

Sifat bahan pangan, terutama pH

Adanya faktor-faktor pemicu, misalnya nitrat, belerang dan zat warna

antosianin.

Banyaknya sisa oksigen dalam bahan pangan khususnya pada bagian atas

kaleng (head space), yang sangat ditentukan pada saat proses blanching,

pengisian danexhausting.

Faktor yang berasal dari bahan kemasan, misalnya berat lapisan timah, jenis

dankomposisi lapisan baja dasar, efektivitas perlakuan permukaan, jenis

lapisan dan lain-lain.

Suhu dan waktu penyimpanan, serta kebersihan ruang penyimpanan

Perkaratan pada kemasan kaleng ini dapat menyebabkan terjadinya migrasi Sn

ke dalam makanan yang dikemas.

Untuk mencegah korosi, maka lapisan luar dan dalam kaleng harus dilapisi

dengan enamel. Jenis-jenis lapisan enamel yang digunakan adalah :

Epoksi-fenolik, merupakan pelapis yang banyak digunakan, bersifat tahan

asam serta mempunyai resistensi dan fleksibilitas terhadap panas yang

baik. Digunakanuntuk pengalengan ikan, daging, buah, pasta dan produk

sayuran. Pada pelapisan dengan epoksi fenolik juga dapat ditambahkan

zink oksida atau logam aluminium bubuk untuk mencegah sulphur

staining pada produk daging, ikan dan sayuran.

Komponen Vinil, yang mempunyai daya adhesi dan fleksibilitas tinggi,

tahanterhadap asam dan basa, tapi tidak tahan terhadap suhu tinggi pada

proses sterilisasi. Digunakan untuk produk bir, juice buah dan minuman

berkarbonasi.

Phenolic lacquers, merupakan pelapis yang tahan asam dan komponen

sulfida,digunakan untuk kaleng kemasan pada produk daging, ikan, buah,

sop dan sayuran.

Butadiene lacquers, dapat mencegah kehilangan warna dan mempunyai

resistensi terhadap panas yang tinggi. Digunakan untuk bir dan minuman

ringan.

Page 13: Laporan 5 KEMASAN LOGAM

Acrylic lacquers, merupakan pelapis yang berwarna putih, digunakan

sebagai pelapis internal dan eksternal pada produk buah. Pelapis ini lebih

mahal dibanding pelapis lainnya dan dapat menimbulkan masalah pada

beberapa produk.

Epoxy amine lacquers, adalah pelapis yang mempunyai daya adhesi yang

baik, tahan terhadap panas dan abrasi, fleksibel dan tidak menimbulkan

off-flavor, tetapi harganya mahal. Digunakan untuk bir, minuman ringan,

produk hasil ternak, ikan dan daging.

Alkyd lacquers, adalah pelapis yang murah dan digunakan sebagai

pelapis luar, tidak digunakan sebagai pelapis dalam karena dapat

menimbulkan masalah offflavor.

Oleoresinous lacquers, digunakan untuk berbagai tujuan, harganya

murah, pelapis dengan warna keemasan. Digunakan untuk bir, minuman

sari buah dan sayuran. Pelapis ini dapat digabung dengan zink oksida

(C’enamel) yang digunakan untuk kacang-kacangan, sayur, sop, daging

dan bahan pangan lain yang mengandung sulfur.

Membandingkan efektivitas kemasan laminasi

Kemasan laminasi adalah jenis kemasan yang tersusun atas beberapa

lapisan, dimana penyatuan lapisan-lapisan ini dilakukan dengan penggunaan suatu

adhesive dan juga dengan pemanasan. Proses laminasi dilakukan karena tidak ada

suatu jenis polimer yang dapat memenuhi semua sifat kemasan yang diinginkan.

Terutama bagi keperluan pengemasan bahan pangan yang menghendaki

persyaratan yang bervariasi, dapat dikatakan tidak ada satu polimer yang ideal

secara universal. Lapisan-lapisan yang digunakan dapat berupa bahan plastik dan

juga bahan nonplastik seperti kertas, aluminium foil dan selulosa teregenerasi,

dimana setiap bahan pelapis umumnya lebih tipis dari 6 mikron. Bahan laminasi

plastik dapat pula diproduksi sebagai film komposit yang dihasilkan dengan

proses co-extrusion atau coating (Suyitno, 1990).

Pada praktikum ini, praktikan melakukan pengujian terhadap keefektivitas kemasan laminasi pada produk dengan cara melihat lapisan kemasan dan mengujinya dengan diterawangkan ke arah sinar matahari, melihat penampaka huruf A, dan melihat jumlah lapisan pada kemasan. Produk yang digunakan adalah kemasan keripik dan kemasan coklat.

Page 14: Laporan 5 KEMASAN LOGAM

Pertama-tama, kemasan laminasi produk diarahkan ke matahari. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah printing pada lapisan kemasan terlihat atau tidak. Kemudian bagian alufo kemasan diberi tanda dengan menuliskan huruf A dan diterawang ke arah sinar matahari. Tujuannya melihat penampakan huruf A pada kemasan laminasi produk terlihat atau tidak. Kemudian, kemasan laminasi produk di buka atau dipisahkan lapisannya untuk melihat berapa banyak lapisan yang ada dan dapat teridentifikasi oleh praktikan.

Dari hasil pengamatan, pada pengujian laipsan, terlihat bahwa kemasan keripik kentang memiliki 5 lapisan (PP,HDPE,Alufo,HDPE dan PP) sedangkan kemasan coklat memilki 3 lapisan (PP,Alufo,PP). Hal ini berarti kemasan keripik memiliki jumlah lapisan yang lebih banyak daripada kemasan coklat. Pada pengujian printing dan penerawangan huruf A, printing pada kemasan keripik tidak terlihat sedangkan kemasan coklat terlihat dan Hufur A pada kemasan keripik tidak terlihat, tetapi pada kemasan coklat huruf A terlihat. Hal ini menunjukan bahwa kemasan coklat lebih mudah tertembus cahaya daripada kemasan keripik. Perbedaan jumlah lapisan pada kemasan dikarenakan kebutuhan yang berbeda dari setiap produk. Penggunaan kemasan laminasi pada keripik dikarenakan produk memerlukan kemasan dengan barrier yang sangat baik untuk melindungi dari kelembaban atau uap air dan gas O2. Pada kemasan coklat, kemasan laminasi digunakan karena produk memerlukan kemasan yang barrier terhadap O2, uap air dan lemak/minyak.

Setiap lapisan kemasan laminasi memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda. Peran dan fungsi setiap lapisan adalah sebagai berikut:

PP memiliki permeabilitas rendah, fleksibel,tahan terhadap minyak, memiliki permukaan yang halus dan mudah untuk di cetak (printing). Lapisan PP (bagian dalam) dapat direkatkan secara kuat dengan panas (heat seal). Lapisan pp bersifat inert ( tidak bereaksi dengan produk).

HDPE memilki permeabilitas yang cukup rendah, barrier cukup baik terhadap cahaya, densitasnya tinggi serta memiliki struktur yang rapat.

Alumunium foil bersifat tahan terhadap korosi oleh udara atmosfer, tidak menimbulkan noda dengan produk yang mengandung sulfur, dapat diubah menjadi bentuk wadah yang lebih mudah.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Page 15: Laporan 5 KEMASAN LOGAM

Dimensi kemasan digunakan untuk memudahkan pembacaan ukuran kaleng.

Dimensi kaleng mempengaruhi volume bahan yang dapat dikalengkan. Lapisan

enamel digunakan untuk melindungi kaleng dan produk dari proses atau reaksi

kimia yang dapat merugikan. Salah satu cara untuk menguji lapisan enamel adalah

pencelupan dengan senyawa belerang dan senyawa yang bersifat asam. Salah satu

ciri ketidakseragaman lapisan enamel adalah timbulnya bercak hitam ( korosi )

pada kaleng. Kemasan laminasi memiliki susunan komponen serta jumlah yang

berbeda-beda tergantung kebutuhan dari jenis produk atau bahan yang

dikemasnya.

3.2 Saran

Dalam memilih kemasan kaleng untuk pengemasan bahan pangan, maka perlu

dipertimbangkan beberapa hal, yaitu: sifat korosif kaleng, sifat keasaman

makanan, kekuatan kaleng ( daya tahan terhadap tekanan dalam retort atau

keadaan vakum, dan ukuran kaleng. hal ini bertujuan agar kaleng dapat

memberikan perlindungan terbaik serta mencegah terjadinya kontaminas terhadap

produk yang dikemasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Kemasan logam. http://docs.google.com [10 Maret 2012]

Page 16: Laporan 5 KEMASAN LOGAM

Anonim. 2012. Kemasan logam. http://packingnews.blogspot.com [10 Maret

2012]

Basohri,N. Manufaktur kemasan logam. http://plankton-love.blogspot.com [10

Maret 2012]

Moest. 2008. Kemasan logam. http://ragamkemasan.wordpress.com [10 Maret

2012]

Syamsir,E. 2008. Mengenal enamel pada kemasan kaleng. http://id.shvoong.com

[10 Maret 2012]

DAFTAR LAMPIRAN

Pengolahan data dimensi kaleng:

Sarden

Page 17: Laporan 5 KEMASAN LOGAM

Diameter: 7,44 cm/2,54 = 2,92inch. 2inch + {( 0,92x16)/16} = 2 1516

= 215

Tinggi : 4,45 cm/2,54 = 1,75 icnh. 1 inch + {(0,75x16)/16}= 11216

= 112

Dimesnsi Kaleng: D x T = 215 x 112

Lychees

Diameter: 8,59cm/2,54 = 3,38 inch. 3inch + {(0,38x16)/16}= 36

16= 306

Tinggi: 11,43c/2,54= 4,503 inch. 4inch + {0,603x16)/16}= 48

16= 408

Dimensi Kaleng: DxT=306 x 408

Nescafe

Diameter: 5,24cm/2,54=2,006 inch. 2inch + {(0,06x16)/16}= 21

16= 201

Tinggi:13,29 cm/2,54=5,23inch. 5 inch+ {0,23x16)/16}= 54

16= 504

Dimensi Kaleng: D x T=201 x 504

Page 18: Laporan 5 KEMASAN LOGAM