laporan kegiatan psc 425c

Upload: yessi-perlitasari

Post on 31-Oct-2015

134 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

IKM, PSC, FK UNS

TRANSCRIPT

Laporan Kegiatan PSC

LAPORAN KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKATPROBLEM SOLVING CYCLE (PSC) DI PUSKESMAS MOJOLABANSUKOHARJO

Disusun Oleh :Kelompok 425CNovarina Ratnaningtyas(G0007114)Reza Handry Pratama(G0007140)Yessi Perlitasari(G0007173)Deni Tri Hananto(G0007190)Shabrina Hanifah(G0007227)

Pembimbing:Prof. DR. Santoso, dr. MS. Sp. OK

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA2012LEMBAR PENGESAHAN

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKATPROBLEM SOLVING CYCLE DI PUSKESMAS MOJOLABANSUKOHARJO

Disusun oleh :Kelompok 425 CNovarina Ratnaningtyas(G0007114)Reza Handry Pratama(G0007140)Yessi Perlitasari(G0007173)Deni Tri Hananto(G0007190)Shabrina Hanifah(G0007227)

Telah diteliti, disetujui dan disahkanPada hari: Tanggal: Januari 2012

Mengetahui,Pembimbing Fakultas

Prof. DR. Santoso, dr. MS. Sp. OKNIP. 19441124 197609 1 00 1

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UNS / RSUD Dr. Moewardi Surakarta.Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :1. Prof. DR. Santoso, dr. MS. Sp.OK selaku Pembimbing Fakultas2. Dr. Bambang Saptono selaku Kepala Puskesmas Mojolaban Kabupaten Sukoharjo3. Prof. Dr. Bhisma Murti, MPH., MSc., PhD selaku Kepala Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.4. Seluruh staf dan paramedis yang bertugas di Puskesmas Mojolaban.Akhirnya penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan semua pihak yang berkepentingan.Saran dan kritik kami harapkan demi perbaikan laporan ini.

Surakarta, Januari 2012

Penyusun

vDAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iLEMBAR PENGESAHANiiKATA PENGANTAR iiiDAFTAR ISIivDAFTAR TABELviBAB I. PENDAHULUAN1BAB II. ANALISIS PROGRAM PMT-PA. Visi dan Misi Program2B. Sasaran Program3C. Sumber Daya Kesehatan 5D. Sarana Prasarana7E. Anggaran8F. Sistem Penjaminan Mutu9BAB VI. PENUTUPA. Kesimpulan 12B. Saran12DAFTAR PUSTAKA13

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis SWOT Visi dan Misi Program 2Tabel 2. Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Mojolaban Tahun 20113Tabel 3. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan4Tabel 4. Keadaan Sosial Ekonomi4Tabel 5. Analisis SWOT Sasaran Program 5Tabel 6. Petugas Kesehatan di Puskesmas Mojolaban5Tabel 7. Analisis SWOT Sumber Daya Kesehatan 6Tabel 8. Analisis SWOT Sarana dan Prasarana8Tabel 9. Analisis SWOT Anggaran8Tabel 10. Analisis SWOT Penjaminan Mutu9Tabel 11. Resume Analisis SWOT 10

BAB IPENDAHULUAN

Masalah gizi menimbulkan masalah pembangunan di masa yang akan datang. Keterlambatan dalam pemberian pelayanan gizi yang tepat terhadap balita akan menurunkan potensi mereka sebagai sumber daya pembangunan masyarakat. Peran gizi dalam pembangunan bangsa di depan dapat dilihat antara lain bahwa kekurangan gizi adalah penyebab utama kematian bayi dan anak-anak, hal ini berarti berkurangnya kuantitas SDM di akan datang. Kekurangan gizi juga akan berakibat meningkatnya angka kesakitan, menurunnya tingkat kecerdasan anak sehingga menurunkan prestasi dan produktivitas kerja manusia di masa yang akan datang.Besarnya dampak masalah gizi buruk dan gizi kurang bagi pertumbuhan dan perkembangan balita di masa yang akan datang maka Puskesmas Mojolaban melaksanakan Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan, sebagai sasaran utama adalah balita usia 6-59 bulan yang berstatus gizi kurang dan gizi buruk yang bertujuan untuk meningkatkan keadaan gizi balita tersebut.Program PMT Pemulihan di Puskesmas Mojolaban sudah dilakukan sejak tahun 2006, namun jumlah penderita gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Mojolaban masih tetap tinggi. Hasil evaluasi akhir pemberian PMT Pemulihan pada tahun 2011 juga masih rendah, yakni hanya 26,6%.Melihat kenyataan di atas, maka penulis tertarik untuk menanalisis Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan pada tahun 2011 di Puskesmas Mojolaban.

2BAB IIanalisis program

A. ANALISIS VISI DAN MISIDalam program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) tidak terdapat visi dan misi yang jelas, hanya terdapat tujuan umum dan tujuan khusus program perbaikan gizi. Berikut uraiannya :Tujuan Umum :Meningkatkan status gizi masyarakatTujuan Khusus :1. Meningkatkan status gizi baik balita2. Meningkatkan kemitraan dan kerjasama lintas sektoral dan lintas program dalam penanganan masalah gizi3. Tertanganinya kasus balita gizi buruk dari keluarga miskin4. Diketahuinya penyebab timbulnya kasus gizi buruk pada balita di Kabupaten Sukoharjo5. Meningkatnya kinerja posyandu dalam mewujudkan keluarga sadar gizi

Tabel 1. Analisis SWOT Visi dan Misi Program STRENGTHWEAKNESS

Adanya tujuan umum dan tujuan khusus untuk program perbaikan gizi(1) Tidak adanya visi dan misi khusus program PMT-P(2) Evaluasi pelaksanaan tujuan program perbaikan gizi yang belum dilakukan.(3) Kurangnya sosialisasi tujuan program perbaikan gizi dari dan ke pegawai puskesmas sendiri

OPPORTUNITYTHREAT

(1) Kerjasama lintas unit / program dalam puskesmas untuk mewujudkan tujuan program perbaikan gizi(2) Kerjasama lintas sektoral yang ada di tingkat kecamatanMultipersepsi tujuan khusus program perbaikan gizi

B. ANALISIS SASARAN PROGRAMWilayah Puskesmas Mojolaban mempunyai luas area : 58.068.030 km2, yang terbagi dalam lima belas desa yaitu : 1.) 2.) Desa Wirun3.) Desa Bekonang4.) Desa Congkol5.) Desa Klumprit6.) Desa Dukuh7.) Desa Plumbon8.) Desa Laban9.) Desa Tegalmade10.) Desa Gadingan11.) Desa Palur12.) Desa Demakan13.) Desa Joho14.) Desa Kragilan15.) Desa Sapen16.) Desa Triyagan

Jumlah perumahan penduduk di wilayah Puskesmas Mojolaban sebanyak 23.142 buah.

1. Jumlah Penduduk Berdasar Umur dan Jenis KelaminTabel 2. Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Mojolaban Tahun 2011No. Kelompok umurLaki-lakiPerempuanJumlah

10-45993573911732

25-9335324215774

310-14351025716081

415-19357325856158

520-24389327516644

625-29448429067390

730-39445333927845

840-49391630476963

950-60364127196360

10> 60290920214930

Jumlah397253015269877

2. Distribusi penduduk Menurut Tingkat PendidikanTabel 3. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan No.Jenis PendidikanLaki-lakiPerempuanJumlah

1Tamat Perguruan Tinggi195019753925

2Tamat Akademi158314263009

3Tamat SMA7723780115524

4Tamat SMP7914793015844

5Tamat SD7867746315330

6Tidak tamat SD227524734748

7Belum tamat SD475647829538

8Tidak sekolah207020314101

Jumlah361383588172019

3. Keadaan Sosial EkonomiTabel 4. Keadaan Sosial EkonomiNo.Mata PencaharianJumlah/orang

1Petani sendiri4475

2Buruh tani9413

3Pengusaha 1887

4Buruh industri10450

5Buruh bangunan5032

6Pedagang 2248

7PNS/ ABRI3166

Jumlah36671

Sasaran PROGRAMBalita gizi kurang atau kurus usia 6 s.d. 59 bulan termasuk balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) dari keluarga miskin menjadi sasaran prioritas penerima PMT Pemulihan.

Cara Penentuan Sasaran :Sasaran dipilih melalui hasil penimbangan bulanan di posyandu dengan urutan prioritas dan kriteria sebagai berikut :1. Balita yang dalam pemulihan pasca perawatan gizi buruk di TFC/Pusat Pemulihan Gizi/Puskesmas Perawatan atau RS2. Balita kurus dan berat badannya tidak naik dua kali berturut- turut (2T)3. Balita kurus 4. Balita Bawah Garis Merah (BGM)Balita dengan kriteria tersebut di atas, perlu dikonfirmasi kepada tenaga pelaksana gizi atau petugas puskesmas, guna menentukan sasaran penerima PMT Pemulihan.

Tabel 5. Analisis SWOT Sasaran Program STRENGTHWEAKNESS

Adanya sasaran yang jelas pada program PMT-P

(1) Tingkat pendidikan mayoritas masyarakat masih rendah (SMP)(2) Tingkat sosial ekonomi mayoritas masyarakat masih rendah (buruh)

OPPORTUNITYTHREAT

(1) Mayoritas penduduk berusia 0-4 tahun(2) Tingkat kepercayaan ke pelayanan kesehatan tinggi(1) Luasnya wilayah kerja program PMT-P(2) Pelaksanaan dan pengendalian program penanggulangan gizi buruk kurang konsisten dan kurang didukung sebagian masyarakat

C. ANALISIS SUMBER DAYA KESEHATANJumlah petugas kesehatan yang bertugas di Puskesmas Mojolaban, Sukoharjo sebanyak 78 orang yang terdiri atas:Tabel 6. Petugas Kesehatan di Puskesmas MojolabanJenis Tenaga / PegawaiJumlah

Sarjana Kedokteran1. Dokter Umum2. Dokter Gigi52

Sarjana Non Kedokteran1. Apoteker2. Sarjana Kesehatan Masyarakat--

Sarjana Muda / AKMD1. Bidan2. Perawat3. D3 SPPN4. D3 Gizi2417-3

SLTA / DI / DII1. Asisten Apoteker / SMF2. Bidan desa3. Perawat4. Perawat Gigi5. Analis Kesehatan218223

Jumlah78

Jumlah tenaga kesehatan yang dapat mendukung program PMT-P sebanyak 26 orang Jumlah kader yang menangani PMT-P 32 orang

Tabel 7. Analisis SWOT Sumber Daya KesehatanSTRENGTHWEAKNESS

(1) Tersedianya ahli gizi yang ditempatkan sesuai dengan bidangnya(2) Adanya petugas posyandu yang menjaring anak dengan gizi buruk(3) Adanya kader PMT-P di tiap desa(4) Adanya komitmen yang tinggi dari petugas puskesmas(1) Petugas gizi hanya lulusan D3(2) Kurangnya penyuluhan pentingnya PMT-P

OPPORTUNITYTHREAT

(1) Adanya pelatihan penanggulangan gizi buruk melalui PMT-P guna peningkatan kinerja petugas gizi dan kader puskesmas(2) Adanya pendidikan berjenjang bagi petugas giziAdanya peraturan yang kurang membuka peluang untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan berjenjang

D. ANALISIS SARANA DAN PRASARANA1. Puskesmas Induk di Kebak RT 01 RW XIII Desa Wirun Kecamatan Mojolaban2. Unit Pelayanan Kesehatan di Jatimalang di Desa Joho Kecamatan Mojolaban3. UGD Rawat Inap di Jl. Lettu RM Hartono No.51 Wirun Mojolaban4. Gudang obat Puskesmas : 2 rak obat5. Kamar obat :a. Unit Puskesmas Indukb. Unit Puskesmas Jatimalangc. Unit Rawat Inapd. Unit Puskesmas Pembantu : 3 buahe. Unit PKD : 14 buah6. Laboratorium :a. Unit Indukb. Unit Jatimalangc. Unit Rawat Inap7. Puskesmas Pembantu ada 3:a. Puskesmas Pembantu Klumpritb. Puskesmas Pembantu Palurc. Puskesmas Pembantu Sapen8. Puskesmas Keliling/PKD terdapat di 14 desa yang belum ada di Sapen baru tahap pembangunan.9. Posyandu ada 122 buah terdiri dari:a. Posyandu Pertama: 8 buahb. Posyandu Madya : 54 buahc. Posyandu Purnama: 52 buahd. Posyandu Mandiri: 8 buah10. Komputer: 10 buah, 3 buah untuk program SIMPUS11. Mobil: 2 buah12. Motor: 19 buahTabel 8. Analisis SWOT Sarana dan PrasaranaSTRENGTHWEAKNESS

(1) Adanya laboratorium untuk pemeriksaan darah dan foto rontgen(2) Setiap desa ada posyandu(3) Alat antropometri di setiap posyandu lengkap(1) Distribusi reagen lab yang terlambat(2) Terbatasnya pemeriksaan laboratorium yang dilakukan di puskesmas

OPPORTUNITYTHREAT

Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam melakukan pemeriksaan laboratoriumProsedur yang diterapkan kepada pihak ketiga cukup rumit

E. ANALISIS ANGGARANPemasukan : Berasal dari APBD Kabupaten Sukoharjo

Pengeluaran : Pengadaan biscuit: 45 x 9 dos x Rp 40.000= Rp 16.200.000,00 Pengadaan susu : 45 x 9 dos x Rp 40.000= Rp 16.200.000,00 Cetak blanko laporan: 45 x Rp 1.800= Rp 84.000,00 Bimbingan teknis: 3 or x Rp 50.000= Rp 150.000,00 Pemantauan pelaksanaan: 3 or x Rp 400.000= Rp 1.200.000,00 Operasional posyandu: 122 x 3 bulan x Rp 10.000= Rp 3.660.000,00 Evaluasi dan laporan := Rp 380.000,00 +TOTAL= Rp 37.874.000,00

Tabel 9. Analisis SWOT AnggaranSTRENGTHWEAKNESS

Tersedianya anggaran khusus untuk program PMT-P

(1) Pencairan dana dari APBD untuk puskesmas kadang terlambat.(2) Terbatasnya dana dari APBD untuk mengatasi gizi buruk (tidak semua balita gizi buruk mendapatkan PMT-P)

OPPORTUNITYTHREAT

Adanya rencana tambahan anggaran dana dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)Harga PMT-P (susu dan biskuit) yang fluktuatif

F. ANALISIS PENJAMINAN MUTUPenjaminan mutu terhadap Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) dilakukan dengan cara evaluasi pelaksaan program setiap 10 hari sekali. Evaluasi yang dilakukan oleh petugas gizi kepada koordinator unit promkes, kemitraan dan gizi tiap bulannya. Pelaporan tiap bulan tersebut dilakukan di Puskesmas melalui kegiatan minilokakarya. Kegiatan lain yang dilakukan adalah pertemuan evaluasi program gizi bagi petugas puskesmas. Pertemuan yang dilakukan setiap bulan Maret dan Juli ini dilakukan untuk memberikan informasi, mengevaluasi program gizi dan membahas berbagai permasalahan yang timbul sehingga dapat dicapai kesepakatan dalam penanganannya. Penjamin mutu program PMT-P adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo sedangkan penjamin pelaksana program adalah Kepala Puskesmas Mojolaban.

Tabel 10. Analisis SWOT Penjaminan MutuSTRENGTHWEAKNESS

(1) Adanya penanggung jawab progam PMT-P(2) Adanya jejaring luas dalam pelaksanaan dan evalusi PMT-PBelum adanya sistem evaluasi yang sistematis

OPPORTUNITYTHREAT

Adanya kegiatan pertemuan petugas gizi tingkat kabupaten setiap bulan Maret dan Juli________

13

Tabel 10. Resume Analisis SWOT STRENGTHWEAKNESS

1. Adanya tujuan umum dan tujuan khusus untuk program perbaikan gizi2. Adanya sasaran yang jelas pada program PMT-P3. Tersedianya ahli gizi yang ditempatkan sesuai dengan bidangnya4. Adanya petugas posyandu yang menjaring anak dengan gizi buruk5. Adanya kader PMT-P di tiap desa6. Adanya komitmen yang tinggi dari petugas puskesmas7. Adanya laboratorium untuk pemeriksaan darah dan foto rontgen8. Setiap desa ada Posyandu9. Alat antropometri di setiap Posyandu lengkap10. Tersedianya anggaran khusus untuk program PMT-P11. Adanya penanggung jawab progam PMT-P12. Adanya jejaring luas dalam pelaksanaan dan evalusi PMT-P1. Tidak adanya visi dan misi khusus program PMT-P2. Evaluasi pelaksanaan tujuan program perbaikan gizi yang belum dilakukan.3. Kurangnya sosialisasi tujuan program perbaikan gizi dari dan ke pegawai puskesmas sendiri4. Tingkat pendidikan mayoritas masyarakat masih rendah (SMP)5. Tingkat sosial ekonomi mayoritas masyarakat masih rendah (buruh)6. Petugas gizi hanya lulusan D37. Kurangnya penyuluhan pentingnya PMT-P8. Distribusi reagen lab yang terlambat9. Terbatasnya pemeriksaan laboratorium yang dilakukan di puskesmas10. Pencairan dana dari APBD untuk puskesmas kadang terlambat.11. Terbatasnya dana dari APBD untuk mengatasi gizi buruk (tidak semua balita gizi buruk mendapatkan PMT-P)12. Belum adanya sistem evaluasi yang sistematis

OPPORTUNITYTHREAT

1. Kerjasama lintas unit / program dalam puskesmas untuk mewujudkan tujuan program perbaikan gizi2. Kerjasama lintas sektoral yang ada di tingkat kecamatan3. Mayoritas penduduk berusia 0-4 tahun4. Tingkat kepercayaan ke pelayanan kesehatan tinggi5. Adanya pelatihan penanggulangan gizi buruk melalui PMT-P guna peningkatan kinerja petugas gizi dan kader puskesmas6. Adanya pendidikan berjenjang bagi petugas gizi7. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam melakukan pemeriksaan laboratorium8. Adanya rencana tambahan anggaran dana dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)9. Adanya kegiatan pertemuan petugas gizi tingkat kabupaten setiap bulan Maret dan Juli1. Multipersepsi tujuan khusus program perbaikan gizi2. Luasnya wilayah kerja program PMT-P3. Pelaksanaan dan pengendalian program penanggulangan gizi buruk kurang konsisten dan kurang didukung sebagian masyarakat4. Adanya peraturan yang kurang membuka peluang untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan berjenjang5. Prosedur yang diterapkan kepada pihak ketiga cukup rumit6. Harga PMT-P (susu dan biskuit) yang fluktuatif

STRENGTHWEAKNESS

OPPORTUNITY(1) Memanfaatkan pelatihan dan pendidikan berjenjang untuk meningkatkan kualitas petugas gizi yang ada(2) Mengoptimalkan komitmen petugas gizi untuk menjaga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan unit pelayanan kesehatan(3) Mengoptimalkan posyandu dan kader PMT-P yang ada di tiap desa untuk memantau perkembangan status gizi dan evaluasi program(4) Memanfaatkan rapat pertemuan petugas gizi yang ada dalam upaya evaluasi PMT-P(1) Memberikan kesempatan mengikuti pendidikan berjenjang pada petugas gizi yang belum sarjana(2) Memanfaatkan dana BOK untuk menambah pengadaan PMT-P(3) Memanfaatkan kerjasama pihak ketiga untuk melakukan pemeriksaan laboratorium yang belum tersedia di puskesmas(4) Adanya pertemuan petugas gizi tingkat kabupaten digunakan untuk menyusun evalusi yang sistematis

THREAT(1) Melakukan sosialisasi tujuan program untuk menyamakan persepsi tujuan program(2) Memanfaatkan adanya kader PMT-P dan posyandu yang ada disetiap desa untuk menjangkau luasnya wilayah kerja program(3) Mengalokasikan anggaran khusus untuk menyiasati harha PMT-P yang fluktuatif(1) Mengusulkan peraturan yang mendukung kegiatan pelatihan dan pendidikan berjenjang pada petugas gizi(2) Mengusulkan perubahan peraturan pada pemerintah untuk mempermudah kerjasama dengan pihak ketiga(3) Melakukan penyuluhan PMT-P diberbagai kegiatan masyarakat

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULANProgram PMT-P telah berjalan sesuai dengan dengan protap yang ditetapkan oleh DKK Kabupaten Sukoharjo, tetapi hasil yang dicapai belum optimal ditunjukkan dengan angka keberhasilan program yang hanya 26,66%. Dari analisa SWOT yang dilakukan, terdapat beberapa kendala dari faktor internal dan eksternal program.Kendala-kendala yang menyebabkan hasil program PMT-P tidak mencapai target antara lain:1. Petugas gizi yang sudah mencukupi tetapi masih belum memiliki kompetensi yang memadai.2. Terbatasnya dana untuk pengadaan PMT-P3. Belum adanya sistem evaluasi yang sistematis4. Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang gizi buruk.5. Sosial ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat masih rendah.

B. SARAN1. Memberikan kesempatan mengikuti pendidikan berjenjang pada petugas gizi yang belum sarjana2. Memanfaatkan dana BOK untuk menambah pengadaan PMT-P 3. Melakukan pertemuan petugas sekabupaten untuk menyusun sisten evaluasi yang sistematis4. Melakukan penyuluhan PMT-P diberbagai kegiatan masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Depkes, RI, 2005. Pedoman Pelaksanaan Pendistribusian dan Pengelolaan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Tahun 2005.Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat, JakartaDinkes, 2006.Pedoman Rencana Aksi nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2006 2010. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, MedanDepartemen Kesehatan RI, WHO, Unicef.Buku Bagan ManajemenTerpadu Balita Sakit (MTBS) Indonesia, Jakarta 19973.Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas Depkes. Pedoman Penanggulangan Kekurangan Energi Protein (KEP) dan Petunjuk Pelaksanaan PMT pada Balita, Jakarta 1997.4.Departemen Kesehatan RI, Pedoman Pelaksanaan Pojok Gizi (POZI) di Puskesmas, Jakarta 19977. Waterlaw JC. Protein Energy Malnutrition, Edward Arnold , London,1992Notoatmojo, S. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan Ke-2. Jakarta: Rineka Cipta