laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i LAPORAN KEGIATAN MAGANG BUDIDAYA TEMU LAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) DAN KHASIATNYA SEBAGAI TANAMAN OBAT DI PT.INDMIRA CITRA USAHA TANI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Agrofarmaka di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Studi Diploma III Agribisnis Minat Agrofarmaka Oleh : ROSARITA EKA CAHYANTI H 3508027 PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS MINAT AGROFARMAKA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: lamhanh

Post on 12-Jan-2017

235 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

LAPORAN KEGIATAN MAGANG

BUDIDAYA TEMU LAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) DAN

KHASIATNYA SEBAGAI TANAMAN OBAT

DI PT.INDMIRA CITRA USAHA TANI YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli

Madya Agrofarmaka di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Program Studi Diploma III Agribisnis Minat Agrofarmaka

Oleh :

ROSARITA EKA CAHYANTI

H 3508027

PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS MINAT AGROFARMAKA

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

MOTTO

DEMI MASA, SUNGGUH MANUSIA BERADA DALAM KERUGIAN,

KECUALI ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN MENGERJAKAN

KEBAJIKAN SALING MENASEHATI UNTUK KEBENARAN DAN

SALING MENASEHATI UNTUK KESABARAN.

(Q.S AL ASR 1-3)

JANGANLAH ANDA MAU DIGENGGAM DUNIA SEHINGGA

TERGENGGAM DALAM KESULITANNYA, AKAN TETAPI

LETAKKANLAH DUNIA ITU DIDALAM TELAPAK TANGAN ANDA

SEHINGGA ANDA DAPAT MENGGUNCANGKAN SESUKA HATI.

(WISE WORD)

YANG PENTING BUKANLAH DIMANA ANDA BERADA DAHULU

ATAU DIMANA ANDA BERADA SEKARANG, MELAINKAN KEMANA

ANDA INGIN TIBA.

(DAVID J. SCHWART)

Page 4: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

ALLAH SWT YANG TELAH MELIMPAHKAN RAHMAT DAN

HIDAYAHNYA SEHINGGA DAPAT MENYELESAIKAN LAPORAN INI.

AYAHANDA DAN IBUNDA TERCINTA, SERTA ADIK-ADIKKU

TERCINTA YANG SELALU MENDOAKAN DAN MEMBERIKAN

DUKUNGAN BAIK SECARA MATERIL MAUPUN SEPIRITUIL.

TEMAN-TEMAN D3 SEMUANYA TANPA TERKECUALI

TERIMAKASIH SAYA UCAPKAN ATAS BANTUAN DAN

KEBERSAMAANNYA.

SEMUA PIHAK YANG TELAH MEMBANTU TERSELENGGARANYA

LAPORAN INI YANG TIDAK DAPAT DISEBUTKAN SATU PER SATU.

PARA HERBALIS MUDA TERUS BERJUANG DAN KEMBANGKAN

WARISAN LELUHUR KITA.

Page 5: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat AllAh SWT atas segala nikmat

dan karunia serta hidayah-Nya yang selalu memberikan kesempatan dan

kemampuan dalam menyusun tugas akhir ini dengan baik dan lancar dengan judul

"Budidaya Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) dan Khasiatnya Sebagai

Tanaman Obat" Di PT. INDMIRA CITRA USAHA TANI YOGYAKARTA.

Penyusunan tugas akhir ini merupakan syarat utama untuk mencapai gelar

Ahli Madya bagi mahasiswa D-III Agribisnis Agrofarmaka, di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis

sangat menyadari bahwa laporan ini tidak dapat diselesaikan tanpa dorongan dan

bantuan baik langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS. Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Ir. Heru Irianto, MM selaku Ketua Program Studi DIII Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ir. Panut Sahari, MP selaku Dosen pembimbing akademik.

4. Ir. Suharto, MP selaku dosen pembimbing dan penguji I atas segala

masukan dan saran yang sangat berharga bagi penulis dan Ir. Ato

Sulistyo, MP selaku dosen penguji II atas segala masukan dan saran yang

sangat berharga bagi penulis.

5. Bapak Antok selaku pembimbing dari PT. INDMIRA CITRA USAHA

TANI terima kasih atas bimbingan dan kesabarannya memberi

pengarahan.

6. Mas Heru, Mas Eko, dan Mbak Datu selaku pembimbing lapangan dari

PT. INDMIRA CITRA USAHA TANI saya ucapkan banyak terima

kasih.

Page 6: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

7. Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberi restu dan sumber inspirasi

dalam pembuatan tugas akhir ini i’m really love you all my best just for

you .

8. Adik –adikku tersayang yang selalu memberikan semangat.

9. Seseorang yang aku cintai yang selalu memberi semangat memberi

dukungan serta doa untuk menjadi yang lebih baik.

10. Teman –teman seperjuangan Diploma III Agribisnis 2008 thanks for all

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas dukungan,

dan bantuannya dalam menyelesaikan penulisan laporan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu kritik dan saran yang menuju sempurnanya laporan ini senantiasa kami

harapkan. Akhir kata, penulis mohon maaf bila dalam laporan ini terdapat kata-

kata yang kurang berkenan. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bemanfaat

bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.

Surakarta, Mei 2011

Penyusun

Page 7: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii

MOTTO .......................................................................................................... iii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Tujuan ................................................................................................. 2

1. Tujuan Umum ............................................................................... 2

2. Tujuan Khusus .............................................................................. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3

III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN ..................................................... 12

A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan ........................................................ 12

1. Tempat Pelaksanaan Magang ........................................................ 12

2. Waktu Pelaksanaan Magang ......................................................... 12

B. Tata Pelaksanaan Kegiatan Magang ................................................... 12

1. Metode Wawancara ....................................................................... 12

2. Metode Observasi ......................................................................... 12

3. Metode Studi Pustaka.................................................................... 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 14

A. Kondisi Umum Perusahaan ................................................................ 14

1. Profil Perusahaan .......................................................................... 14

2. Uraian Kegiatan Magang .............................................................. 20

B. Pembahasan ......................................................................................... 34

Page 8: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

C. Analisis Usaha .................................................................................... 40

V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 47

A. Kesimpulan ......................................................................................... 47

B. Saran.................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Skema Struktur Organisasi PT Indmira ..................................... 16

Gambar 1.2. Pembibitan Temu lawak ............................................................. 20

Gambar1. 3. Pengolahan Tanah Budidaya Temu lawak ................................. 21

Gambar 1.4. Penanaman Temu lawak ............................................................ 22

Gambar 1.5. Pemeliharaan Temu lawak ......................................................... 23

Gambar 1.6. Penyakit Layu Temu lawak ........................................................ 27

Gambar 1.7. Jamur Furasium ......................................................................... 28

Gambar1. 8. Akar Rimpang Keriput ............................................................... 28

Gambar 1.9. Pembersihan Rimpang ............................................................... 30

Gambar 1.10. Pengirisan Rimpang ................................................................. 30

Gambar 1.11. Pengeringan Rimpang .............................................................. 31

Page 10: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jenis Pupuk Tanaman Temu lawak................................................. 23

Tabel 1.2 Penggunaan Pupuk Dasar Temu lawak ........................................... 24

Tabel 1.3 Penggunaan Pupuk Susulan Temu lawak ....................................... 26

Tabel 1.4 Biaya Tetap Budidaya Temu lawak 1 Musim Tanam .................... 42

Tabel 1.5 Biaya Variabel Budidaya Temu lawak 1 Musim Tanam ................ 43

Tabel 1.6 Total Produksi Tanaman Temu lawak ............................................ 44

Page 11: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara beriklim tropis, mempunyai tanaman obat

yang sangat beragam, sehingga tradisi penggunaan tanaman obat sudah ada

dari nenek moyang yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai jenis

penyakit, baik penyakit dalam maupun penyakit luar. Secara umum yang

dimaksud dengan obat tradisional adalah ramuan dari tumbuhan yang

berkhasiat sebagai obat yang diketahui dari penuturan orang-orang tua atau

pengalaman.

Menggali terus kekayaan alam berupa tanaman obat memang perlu

dilakukan terus menerus, bukan hanya untuk menemukan jenis-jenis tanaman

obat baru, tetapi lebih penting lagi adalah mendalami tanaman-tanaman obat

yang sudah kita kenal dari sisi penggunaan secara empiris maupun dari sisi

penelitian. Karena begitu banyak tentang jenis dan khasiat yang terkandung.

Temu lawak merupakan salah satu sumber daya tanaman obat

potensial yang belum dimanfaatkan secara optimal. Tanaman ini secara

historis mempunyai kegunaan tradisional dan sosial cukup luas dalam

masyarakat Indonesia, sehingga sangat memungkinkan untuk dipromosikan

menjadi tanaman obat khas Indonesia.

Sampai dengan tahun 1960an, temu lawak masih merupakan tanaman

yang tumbuh liar di kebun rakyat serta hutan jati. Meskipun pada tahun-tahun

sebelumnya, komoditas ini sudah dimanfaatkan untuk bahan jamu dan

minuman, namun budidaya secara serius masih belum dilakukan. Hingga

industri jamu hanya mengandalkan rimpang segar yang diambil dari tanaman

liar atau setengah liar dari hutan jati maupun kebun rakyat. Dengan makin

berkembangnya industri jamu dan minuman temu lawak pada tahun 1970an,

maka masyarakat mulai membudidayakan temu lawak dengan lebih serius.

Sejak terjadi krisis ekonomi selama 5 tahun terakhir ini, industri dengan

bahan baku temu lawak meningkat dengan cukup pesat. Terutama industri

Page 12: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ekstrak temu lawak, baik yang murni maupun yang sudah dicampur gula serta

bahan lain. Ekstrak temu lawak merupakan bahan minuman yang bisa

langsung diseduh dengan air panas. Komoditas ini sekarang bisa dengan

mudah dijumpai di pasar-pasar swalayan.

B. Tujuan Magang

Tujuan umum pelaksanaan magang di PT. Indmira Citra Tani

Nusantara, Kaliurang Km 16,3 Yogyakarta adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperluas pengetahuan dan wawasan berfikir dalam menerapkan

ilmu yang dipelajari serta keterkaitannya dengan bidang ilmu yang lain.

2. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat

membandingkan antara teori yang telah diperoleh dengan aplikasinya di

lapangan.

3. Memberikan pengetahuan dan pengalaman praktis kepada mahasiswa

dalam rangka kesiapan menghadapi dunia kerja yang mengarah pada

kegiatan kewirausahaan, dan penciptaan lapangan kerja.

Tujuan khusus pelaksanaan magang di PT. Indmira Citra Tani

Nusantara, Kaliurang Km 16,3 Yogyakarta adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui dan memahami secara langsung tentang budidaya untuk

menghasilkan rimpang tanaman Temu lawak.

2. Mengetahui dan mempelajari tentang proses dan tahapan-tahapan pasca

panen Temu lawak.

3. Mengetahui dan mempelajari tentang khasiat dan pemanfaatan Temu

lawak.

Page 13: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi dan Morfologi

Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza) merupakan salah satu tumbuhan

Indonesia yang banyak digunakan untuk obat atau bahan obat karena temu

lawak merupakan komponen penyusun hampir setiap jenis obat tradisional

yang di buat di Indonesia, baik sebagai simplisia tunggal atau merupakan

salah satu ramuan (Moelyono, 2007).

Temu lawak (C. xanthorrhiza) mempunyai klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma xanthorrhiza Roxb (Rukmana, 1995).

Tanaman khas Indonesia satu ini memiliki potensi yang luar biasa,

karena termasuk salah satu jenis temu-temuan yang paling banyak digunakan

orang sebagai tanaman obat-obatan, bahkan konon tanaman ini memiliki

kegunaaan setara dengan ginseng Korea. Oleh karenanya masyarakat

Indonesia beranggapan bahwa temu lawak sebagai ginseng Indonesia (Kunia,

2007).

Batang tanaman temu lawak berupa batang semu yang merupakan

metamorfosis atau penjelmaan dari daun tanaman, temu lawak tumbuh

merumpun dengan batang semu yang tumbuh dari rimpangnya. Batang semu

berasal dari pelepah-pelepah daun yang saling menutup membentuk batang.

Tinggi tanaman ini dapat mencapai 2-2,5 meter dengan warna hijau atau

cokelat gelap. Mulai dari pangkalnya sudah memunculkan tangkai daun yang

panjang berdiri tegak (Muhlisah, 1999).

Page 14: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Panjang daun sekitar 31-84 cm dan lebar 10-18 cm, berwarna hijau tua

atau cokelat keunguan dengan garis-garis cokelat di bagian tulang daunnya

dan pada bagian ibu tulang daun (bagian tengah daun) berwarna ungu.

Sedangkan panjang tangkai termasuk helaian daun sekitar 43-80 cm. Pada sisi

kiri dan kanan tulang daun terdapat semacam pita memanjang berwarna

merah keunguan, pertulangan daun menyirip berwarna hijau, daun pelindung

banyak, yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga

dan berbentuk corong, pelepah daunnya saling menutupi membentuk batang

(Mursito, 2002).

Menurut Kartasapoetra, 2006 uraian makroskopik rimpang temu lawak

adalah sebagai berikut :

1. kepingan akar tinggal ini berbentuk bulat atau jorong, bersifat keras dan

rapuh, bergaris tengah ± 6 cm dan tebalnya sekitar 2-5 cm,

2. agak berkerut-kerut, berwarna cokelat kekuningan, keadaannya rata,

sedikit melengkung.

B. Syarat Tumbuh

Temu lawak merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun atau

terna tahunan (perennial). Tanaman ini mempunyai daya adaptasi yang cukup

luas di daerah tropis dengan habitat yang ternaung seperti hutan / padang

rumput, dan semak belukar. Tempat tumbuhnya sangat mempengaruhi

terhadap kualitas dari rimpang temu lawak yang dihasilkan. Bila temu lawak

ditanam di dataran rendah maka patinya lebih tinggi dibanding di dataran

tinggi, sedangkan temu lawak yang ditanam di daerah dataran tinggi minyak

atsirinya lebih besar dibanding di dataran rendah (Tjitrosoepomo, 2005).

Keberhasilan budidaya temu lawak sangat didukung oleh tempat

tumbuh yang sesuai. Untuk mengembangkannya diperlukan pengetahuan

mengenai lingkungan yang cocok sehingga upaya tersebut berhasil. Syara

tumbuh temu lawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) dalam pertumbuhan dan

perkembangannya adalah sebagai berikut :

Page 15: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Iklim

a. Secara alami temu lawak tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang

teduh dan terlindung dari teriknya sinar matahari. Di habitat alami

rumpun tanaman ini tumbuh subur di bawah naungan pohon bambu

atau jati. Namun demikian temu lawak juga dapat dengan mudah

ditemukan di tempat yang terik seperti tanah tegalan. Secara umum

tanaman ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai cuaca

di daerah beriklim tropis.

b. Suhu udara yang baik untuk budidaya tanaman ini antara 19-30 °C

c. Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan antara 1.000-4.000

mm/tahun (Rukmana, 1995).

2. Jenis Tanah

Temu lawak dapat tumbuh pada berbagai tipe atau jenis tanah.

Secara alami tanaman ini tumbuh pada tanah ringan, berkapur, agak

berpasir, sampai liat keras. Untuk menghasilkan produksi rimpang yang

maksimal, temu lawak membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak

mengandung bahan organic, tidak mudah becek dan pengairannya teratur

(Rukmana, 1995).

Jenis tanah yang paling ideal untuk penanaman temu lawak adalah

tanah liat berpasir. Meskipun demikian, tanah- tanah yang bertekstur liat

dapat dipilih untuk lokasi kebun temu lawak, asalkan didukung oleh

tingkat pengolahan yang baik, terutama penambahan pasir dan pemberian

pupuk organik (Rukmana, 1995).

C. Budidaya

1. Pembibitan

Hampir di setiap daerah pedesaan terutama di dataran sedang

maupun tinggi, dapat ditemukan tanaman temu lawak. Temu lawak telah

dibudidayakan dan banyak ditanam di pekarangan atau tegalan sekitar

Page 16: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pemukiman pada tanah yang gembur sehingga buah rimpangnya mudah

berkembang menjadi besar, temu lawak juga sering ditemukan tumbuh liar

di hutan jati dan padang alang-alang. Penanaman dalam skala yang cukup

luas lebih efisien menggunakan bibit asal rimpang yang sudah cukup umur

(9 bulan), sedangkan perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan

pemisahan rumpun dari tanaman yang sudah tua (Soedibyo, 1998).

2. Pengolahan Lahan

Proses pembentukan tanah ini telah menghasilkan suatu bentuk

mikrotopografi yang khusus yang terdiri dari cekungan dan gundukan

kecil yang xxv biasa disebut topografi gilgai. Kadang-kadang disebut juga

topografi polygonal (Hardjowigeno, 1993).

3. Penanaman

Waktu tanam yang paling baik adalah pada awal musim hujan.

Meskipun demikian dapat saja setiap saat, asalkan sistem pengairannya

memadai sebab pada fase awal pertumbuhan tanaman temu lawak

memerlukan ketersediaan air yang mencukupi. Cara penanaman bibit temu

lawak adalah meletakkan (memasukkan) bibit terpilih pada lubang tanam

yang tersedia. Tiap lubang tanam ditanami satu bibit temu lawak pada

posisi mata tunasnya menghadap keatas, kemudian ditimbun dengan tanah

sedalam 7 – 10 cm (Rukmana, 1995).

Lahan kebun temu lawak seluas 1,0 hektar (10.000 m²) yang

menggunakan jarak tanam 60 x 60 cm secara monokultur terdapat jumlah

populasi sebanyak ± 20.000 – 25.000 tanaman. Jumlah populasi kondisi

tofografi tanah, dan luas lahan yang efektif dapat ditanami temu lawak.

Bersamaan dengan waktu tanam juga diberi pupuk dasar berupa pupuk

TSP sebanyak 100 kg/hektar. Cara pemupukannya adalah dengan disebar

merata dalam larikan dangkal antara barisan tanaman atau dimasukkan

kelubang tempat pupuk sejauh ± 10 cm dari letak bibit (tanaman) temu

lawak, kemudian segera ditutup tanah tipis dan langsung diairi (disiram)

(Rukmana, 1995).

Page 17: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Pemeliharaan

a. Pemupukan

Selama musim tanam, temu lawak dapat dipupuk dengan pupuk

susulan antara dua sampai tiga kali. Sebagai pedoman minimal

dilakukan dua kali, yaitu rinciannya sebagai berikut :

ü Pada waktu tanaman berumur dua bulan setelah tanam dipupuk

dengan pupuk kandang sebanyak 0,5 kg/tanaman atau dosisnya

sekitar 10- 12,5 ton/hektar, ditambah pupuk Urea ± 95 kg dan KCl

± 85 kg/hektar.

ü Pupuk susulan berikutnya pada waktu tanaman berumur empat

bulan setelah tanam dengan pupuk Urea dan KCl masing- masing

sebanyak 49 kg/hektar.

Cara pemberian pupuk adalah dengan disebarkan secara merata

dalam larikan- larikan diantara barisan tanaman temu lawak sejauh ±

20 cm dari pangkal batangnya, kemudian ditutup dengan tanah

(Rukmana, 1995).

b. Penyiraman

ü Pada awal fase pertumbuhan, bibit maupun tanaman muda temu

lawak memerlukan ketersediaan air yang memadai. Oleh karena

itu, pengairan atau penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap

hari sekali pada waktu pagi atau sore hari.

ü Pengairan berikutnya tergantung dari kondisi tanah dan iklim

(cuaca). Hal yang penting untuk diperhatikan adalah tanahnya tidak

kekeringan, terutama dimusim kering (kemarau).

Cara pengairannya adalah di-leb(digenangi) atau disiram air

bersih dengan alat bantu selang plastik yang dapat disemburkan

keseluruh areal kebun temu lawak (Rukmana, 1995).

Page 18: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Penyiangan

Lakukan penyiangan terhadap rerumputan atau tanaman yang

tumbuh liar dan mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Lakukan

pula pembubunan 2-3 kali dalam satu masa tanam sehingga

pembentukan rimpang berjalan baik (Muhlisah, 1999).

Penyiangan

ü Rumput- rumput liar (gulma) yang dapat menjadi pesaing adalah

hal kebutuhan air, unsur hara, dan faktor lainnya bagi tanaman

temu lawak perlu dibersihkan atau disiangi. Gulma potensial pada

pertanaman temu lawak adalah gulma kebun, antara lain adalah

rumput teki, alang-alang, ageratum, dan gulma berdaun lebar

lainnya.

ü Waktu melakukan penyiangan sebaiknya dilakukan bersamaan

dengan kegiatan pemupukan, yaitu dilakukan pada waktu tanaman

berumur dua dan empat bulan setelah tanam. Penyiangan

berikutnya dilakukan kapan saja, tergantung dari ada atau tidaknya

rumput liar (gulma).

ü Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut rumput (gulma) atau

membersihkan dengan alat cangkul secara hati-hati agar tidak

merusak perakaran maupun rimpang temu lawak(Rukmana, 1995).

d. Penanganan Hama dan Penyakit

Apabila serangan hama tersebut cukup membahayakan

pertanaman Temu lawak, maka harus segere disemprot dengan

insektisida yang efektif dan selektif. Misalnya disemprot dengan

Kiltop 500 EC atau Dimilin 25 WP pada konsentrasi 0,1% - 0,2%.

Penyakit potensial yang ditemukan menyerang tanaman Temu lawak

adalah cendawan (jamur) Fusarium sp. dan Pythium sp. serta bakteri

Pseudomonas sp. Ketiga jenis pathogen penyakit tersebut umumnya

menyerang bagian rimpang temu lawak baik sewaktu dikebun maupun

Page 19: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

selepas panen. Cendawan Fusarium sp. yang sering menyerang

tanaman temu- temuan adalah F. oxysporum Schlectht.f.sp. Zingiberi

trujillo penyebab busuk akar rimpang. Gejala serangan penyakit ini

adalah mula- mula daun bawah menguning, kemudian menjadi layu,

pucuk tanaman mengering, dan tanaman akhirnya mati. Akar rimpang

yang diserang menjadi keriput dan berwarna agak kehitam- hitaman ,

serta bila dipotong bagian dalam rimpang berwarna agak gelap dan

membusuk(Rukmana, 1995).

Upaya pengendalian penyakit busuk rimpang oleh cendawan

(jamur) antara lain menggunakan bibit yang benar- benar sehat,

perbaikan drainase tanah, mencabut tanaman yang sakit agar tidak

menjadi sumber infeksi bagi tanaman lainnya, dan melakukan

pergiliran (rotasi) tanaman yang bukan family Zingiberaceae. Jika

dianggap perlu dapat dilakukan penyemprotan fungisida yang efektif

seperti Dimazeb 80 WP atau Dithane M-45 80WP pada konsentrasi

0,1%- 0,2%( Rukmana, 1995).

5. Pemanenan

Temu lawak dapat dipanen setelah berusia 8-12 bulan, yang

daunnya telah menguning dan kelihatan hampir mati. Temu lawak tidak

terlalu rewel dengan kondisi lahan, lahan yang sudah sering dimanfaatkan

sehingga kondisi unsur haranya sudah amat berkurang pun masih baik

untuk ditanami temu lawak (Muhlisah, 1999).

D. Pasca Panen

Selain dijual dalam bentuk segar, temu lawak diperdagangkan berupa

simplisia. Cara membuat simplisia yang dalam dunia perdagangan disebut

Curcumae xanhorrize rhizome amat sederhana. Rimpang temu lawak mula –

mula dicuci sampai bersih, lalu diiris-iris. Taruh dalam wadah, seperti

nampan atau tikar . Lakukan pengeringan secara tidak langsung. Caranya

Page 20: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dijemur diteritisan rumah atau tempat lain yang agak teduh. Pengeringan

dapat juga menggunakan oven pengering. Dengan demikian, kadar minyak

atsiri simplisia tidak kurang dari 6% v/b (Muhlisah, 1999).

E. Khasiat dan Pemanfaatan

Temu lawak mempunyai khasiat laktagoga (perangsang air susu),

kolagoga (perangsang empedu), antiinflamisasi, tonikum (obat kuat), dan

deuretik (peluruh kencing). Aktivitas kolagoga (perangsang empedu) rimpang

temu lawak ditandai dengan meningkatnya produksi dan sekresi empedu

dilakukan oleh fraksi kurkuminoid. Dengan meningkatnya pengeluaran cairan

empedu maka partikel padat dalam kandung empedu berkurang. Hal ini akan

mengurangi kolik empedu, perut kembung, dan menurunkan kadar kolesterol

yang tinggi (Dalimartha, 2006). Temu lawak mengandung zat gizi antara lain

karbohidrat, protein, dan lemak serta zat serat juga kalium (K), natrium (N),

magnesium (Mg), zat besi (Fe), mangan (Mn) dan kadnium (Cd) (Sampurno,

2004).

F. Kandungan Kimia

Senyawa aktif utama yang terkandung dalam rimpang temu lawak

tersebut adalah kurkumin. Kurkumin merupakan suatu diferuloylmethane

yang ada dalam ekstrak temu lawak dan menjadi sumber warna kuning pada

temu lawak (Aggarwal et al., 2005)

Bagian yang digunakan adalah rimpang (akar) (Dalimartha, 2006).

Komponen utama kandungan zat yang terdapat dalam rimpang temu lawak

adalah zat kuning yang di sebut “kurkumin”, protein, pati, dan minyak atsiri

(Rukmana, 1995). Dua komponen utama temu lawak yang diketahui

mempunyai kegunaan biologis dengan spektrum luas adalah fraksi zat warna

kuning (curcuminoid) 1-2% dan fraksi minyak atsiri 5% (Nanik et al, 2002).

Page 21: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Temu lawak Mengandung zat kurkumin dan minyak atsiri yang dapat

menghambat pertumbuhan organism terutama jamur dan bakteri, karena sifat

inilah maka dapat dipakai bahan pengawet benih (Kusnaedi, 1999).

Page 22: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu Magang

1. Tempat

Kegiatan magang dilaksanakan di PT. Indmira Citra Tani

Nusantara, Kaliurang Km 16,3 Yogyakarta.

2. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 16 Februari sampai

dengan 16 Maret 2011.

B. Tata Pelaksanaan Kegiatan Magang

1. Metode Pelaksanaan

a. Wawancara/ Interview

Melakukan kegiatan tanya jawab secara langsung yang

berhubungan dengan kegiatan yang telah dipelajari kepada pembimbing

lapangan atau pihak yang terkait dan mengikuti seluruh kegiatan yang

dilakukan dilokasi magang serta tata tertib dan ketelitian selama proses

magang tersebut berlangsung.

b. Observasi Lapangan

Mengamati secara langsung dan ikut serta dalam kegiatan yang

berlangsung ditempat magang.

c. Studi Pustaka

Mencari referensi sebagai data pelengkap dan pembanding serta

konsep dalam alternatif pemecahan masalah.

Page 23: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Materi Magang

a. Budidaya Temu lawak Persiapan Lahan

1) Pemeliharaan bibit

2) Penanaman

3) Perawatan

4) Panen

b. Pasca Panen Temu lawak

1) Pencucian

2) Pengeringan

3) Sortasi kering

4) Pengemasan

5) Penyimpanan

c. Khasiat dan Pemanfaatan Temu lawak

1) Menurunkan kolesterol

2) Penyembuh lever

3) Mencegah kanker payudara

4) Membangkitkan selera makan

5) Gangguan ginjal

6) Mencegah rematik

7) Membersihkan perut

8) Memperlancar ASI

9) Anemia

10) Maag

Page 24: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Kondisi Umum Perusahaan

a. Profil Perusahaan

PT Indmira Citra Tani Nusantara merupakan perusahaan swasta

yang bergerak sejak tahun 1985 didirikan oleh Ir Sumarno. Sebelumnya

beliau telah bekerja dibidang kontraktor, karena beliau merupakan

lulusan Teknik Sipil. Keprihatinan Ir Sumarno terhadap dunia pertanian

diwujudkan di Perusahaan ini. Penyebab keprihatinan ini yaitu petani

menanam berbagai macam tanaman dengan pola tanam yang tidak

sesuai, misalnya dosis pupuk yang terlalu tinggi atau tidak seimbang

menyebabkan ekosistem menjadi rusak.

Awal berdirinya perusahaan ini Ir Sumarno mencoba menanam

tanaman buah- buahan yaitu jambu bangkok dan jeruk. Pada tahun

1987, beliau sudah mampu merambah ketanaman sayuran, dimana

dengan menggunakan teknologi budidaya yang benar (bentuk

vertikultur) sampai kearah penjualannya. Serta mengarah keuji coba

kearah pupuk organik yang mampu menghasilkan pupuk mikro cair dan

mikro organik. Namun semua usaha Ir Sumarno belum juga

mendapatkan hasil, karena belum juga mendapatkan respon dari

masyarakat. Hingga akhirnya pada tahun 1990-an sudah mampu

diterima oleh masyarakat dengan adanya penawaran pupuk.

Pada tanggal 30 Okteber 1996 resmi berdiri dalam bentuk CV.

Indmira Citra Tani Nusantara. Awal berdirinya perusahaan ini telah

bergelut dibidang Research and Development, sektor Perbaikan

Ekosistem, sub sektor dunia pertanian sesuai dengan asas Back to

Nature. Research and Development sektor perbaikan ekosistem

Page 25: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

meliputi, perbaikan wadah (media tanam, tambak, dan air) serta

perbaikan isi (tanaman, hewan, dan manusia).

Pada tanggal 30 0ktober 2009 Indmira resmi berubah menjadi PT.

PT Indmira memiliki visi dan misi, yaitu :

1) Visi

Akibat pengembangan dan rekayasa kimia dasar dengan

dosis yang berlebihan selama 2 abad terakhir dimuka bumi,

ekosistem menjadi rusak. Kerusakan ekosistem juga melanda lahan

pertanian, sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas dan

kuantitas produk-produk pertanian.

Sadar akan hal tersebut maka 179 Negara dibawah Panji

PBB melakukan pertemuan di Rio de Janario tahun 1992. Produk

dari pertemuan tersebut adalah Agenda 21 dan salah satu

klausulnya adalah Kembali ke Alam (Back to Nature).

Dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab yang

tinggi, PT Indmira ikut berpartisipasi mengatasi kerusakan

ekosistem dengan produk dan teknologi yang dihasilkan untuk

dipersembahkan kepada nusa bangsa.

2) Misi

Realitas negara Indonesia adalah negara berbasis pertanian

(agraris). Akibat kerusakan lingkungan (ekosistem) dan IPTEK

rendah, Indonesia sebagai negara berkembang (dalam menangani

dunia pertanian) semakin terpuruk kebelakang diantara negara-

negara lain.

Sebagai langkah nyata PT. Indmira sejak tahun 1985

melakukan penelitian dan pengembangan (Research and

Development) dibidang pertanian sesuai dengan asas Back to

Nature.

Page 26: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Langkah ini diperuntukkan bagi nusa dan bangsa.

Dalam menjalankan usaha, PT. Indmira dibantu oleh beberapa

tenaga kerja, dengan struktuk organisasi sebagai berikut :

Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Indmira Citra Tani Nusantara

Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Indmira Citra Tani

Nusantara

Sampai saat ini, PT. Indmira telah berhasil memproduksi pupuk

organik untuk beberapa jenis tanaman (hortikultura dan tahunan) dan

makanan tambahan (food suplement) baik untuk unggas maupun ternak

Produksi Bahan

Perbaikan Ekosistem

Manajer HRD dan Umum

Support System

Manajer Keuangan

Riset Pertanian

dan Pangan

Riset Bahan Perbaikan Ekosistem

Direktur Produksi dan

Komersial

Wakil Direktur Utama

Wakil Manajer

Direktur Utama

Auditor Internal

Direktur Riset

Produksi Pangan

Page 27: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan jumlah yang tidak terbatas. Kapasitas pabrik terpasang cair

sebanyak 200.000 liter per bulan dan padat sebanyak 50.000 kg per

bulan.

PT. Indmira telah melakukan 7 macam penelitian dan

pengembangan, yaitu sebagai berikut :

1. Perbaikan ekosistem dilahan tambak : penelitian dilakukan sejak

tahun 1999 berlokasi di Pekalongan Pantai Utara Pulau Jawa. Hasil

yang dicapai PT. Indmira adalah sebagai berikut :

a. Mampu memperbaiki kerusakan ekosistem lahan tambak sesuai

dengan asas Back to Nature.

b. Mampu melakukan budidaya sesuai aturan standar budidaya,

yaitu udang (panen usia 4 bulan, size 30 – 40 ekor/kg) serta

Bandeng (panen usia 5 bulan, size 5-10 ekor/kg).

2. Perbaikan ekosistem dilahan pasir (solusi pemberdayaan lahan

pasir pantai) : penelitian dilakukan sejak tahun 1999 berlokasi di

lahan pasir pantai Pandansimo, Pantai Selatan Pulau Jawa.

Hasil yang telah dicapai, yaitu :

a. Tanaman Pangan dan Hortikultura : Padi Rojolele (panen 6-8

ton/ ha), kacang tanah (panen 4-5 ton/ha), bawang merah (panen

10-15 ton/ha).

b. Buah Tahunan : Kelengkeng, Sawo, Jeruk Lemon, Jeruk Sunkist bisa tumbuh dengan baik dan mampu berbuah.

c. Perkebunan : Jati, Kelapa Sawit, Kurma

d. Wind Barrier : Cemara Laut dan Akar Wangi

3. Penelitian peningkatan rendemen dan tonase tanaman tebu milik

PG. Soedhono di bawah PTPN XI : penelitian dilakukan tahun

2003 berlokasi di PG. Soedhono Ngawi Jawa Timur. Hasil yang

Page 28: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

telah dicapai yaitu tingkat rendemen sebesar 9 % dan tonase

sebesar 140 ton/ha.

4. Peningkatan produksi tanaman padi dari 6,2 ton/ha menjadi 7,5

ton/ha. Kerjasama dengan Dinas Pertanian Bantul tahun 2003

untuk meningkatkan pendapatan asli daerah senilai 39 milyar

rupiah.

5. Penelitian dan pengembangan lahan daratan dalam Program ASRI

BUMI NUSANTARA. Hasil yang dicapai yaitu kedelai (3-5

ton/ha), Padi Rojolele (7-10 ton/GKP/ha), dan Jagung (panen 8-12

ton tongkol/ha).

6. Penelitian dan pengembangan tanaman obat Kembali ke Alam Herbal Organik.

7. Paket Teknologi dan Manajemen Hamemayu Hayuning Bawono :

diberikan kepada kelompok tani yang mempunyai visi dan misi

mengembangkan dunia pertanian di Indonesia pada umumnya dan

memperbaiki taraf hidup masyarakat petani Indonesia pada

khususnya.

PT. Indmira mempunyai komitmen yang tinggi terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia untuk menghijaukan lahan Persada

Nusantara dengan asas Back to Nature demi Indonesia makmur raya

melalui dunia pertanian selama 16.000 tahun.

Filosofi PT. Indmira Citra Usaha Tani :

Page 29: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Kita (NKRI) mempunyai nenek moyang yang bernama Hayam

Wuruk, Gadjah Mada, Hasanudin, Imam Bonjol, Tengku Umar,

Diponegoro, Sultan Agung, dll.

2. Kita pernah mempunyai kerajaan Singosari, Majapahit, Sri Wijaya,

Pajajaran, Mataram, dll.

3. Kita pernah mempunyai nenek moyang yang bernama Javanicus

Mojokertensis yang seumur dengan Mesir kuno dan Tiongkok

kuno.

4. Kita mempunyai modal 1 (satu) dari 7 (tujuh) keajaiban dunia

berkat kegigihan Prabu Sanjaya, yaitu Candi Borobudur.

5. Kita pernah dijajah selama 350 tahun sebagai bangsa yang

bermartabat (umumnya) dan di dunia pertanian (khususnya).

6. Kita mempunyai modal SDA dan SDM yang tiada taranya dimuka

bumi ini (berada dalam katulistiwa, berada di dua benua dan dua

samudra).

7. Pantaskah kita mengaku sebagai anak keturunan Patih Gadjah

Mada, kalau melihat perkembangan tingkah laku nasionalisme

NKRI seperti saat ini.

8. Marilah kita sesama anak bangsa membangun NKRI ini atas dasar :

a. Asih, Asuh, Asah.

b. Dengan filosofi “Hamemayu Hayuning Bawono”.

c. Turun gunung melaksanakan “Topo Ngrame”.

d. Dengan laku “Hasta Brata”.

e. Untuk menjadikan negeri “Zamrud Khatulistiwa” ini bermartabat.

Page 30: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Obsesi PT. Indmira Citra Tani Nusantara adalah bersama-sama

dengan masyarakat dunia pertanian dan restu dari bangsanya serta

karunia yang diberikan oleh-Nya, bahu membahu menghijaukan lahan

persada Nusantara mengingat Indonesia mempunyai potensi yang tiada

taranya sebagai Zamrud Khatulistiwa.

a. Lokasi Perusahaan

Lokasi kantor pusat PT. Indmira Citra Tani Nusantara berada didaerah

Kledokan Umbulmartani, Ngemplak Sleman. Kantor pusat ini tempatnya

juga sangat serategis yaitu bereda ditepi jalan raya, tepatnya jalan

Kaliurang KM 16,3.

Kondisi lingkungan PT. Indmira adalah sebagai berikut :

Tinggi tempat : 600 m dpl

Kecepatan Angin : 1,3- 5,92 knots

Kelembaban Nisbi : 49,2%- 95,1%

Temperatur Udara : 21,50C-33,80C

Curah Hujan Rata-rata : 2500 mm3/tahun

2. Uraian Kegiatan Magang

1. Pembibitan

Gambar 1.2 Pembibitan Tanaman Temulawak

Perbanyakan tanaman temu lawak di PT. Indmira Citra Tani

Nusantara ini yang dilakukan dengan pemisahan rumpun dari

Page 31: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tanaman yang sudah tua. Karena penanaman dalam skala yang cukup

luas lebih efisien dengan menggunakan bibit yang berasal dari

rimpang. Menyiapkan bibit dari rimpang tanaman temu lawak yang

sudah cukup umur, yaitu 9 bulan. Perbanyakan tanaman temu lawak

dilakukan menggunakan rimpang-rimpangnya baik berupa rimpang

induk (rimpang utama) maupun rimpang anakan (rimpang cabang).

Untuk memacu pertumbuhan tunas, rimpang yang baru

dibongkar dipendam dahulu pada tempat yang lembab. Setelah tunas

tumbuh, rimpang dipotong-potong dan melestarikan bahwa setiap

rimpang yang dipotong-potong paling tidak memiliki 2 atau 3 mata

tunas. Setelah tumbuh, rimpang langsung ditanam dikebun.

2. Pengolahan Tanah

Gambar 1.3 Pengolahan Tanah

Lokasi pengolahan lahan di PT. Indmira Citra Tani Nusantara

untuk kebun temu lawak dipilih dilahan-lahan perkebunan.

Penyiapan lahan dilakukan secara sempurna, yakni dicangkul

sedalam 30 cm hingga berstruktur tanah menjadi gembur, kemudian

dibuat bedengan berukuran 2-3 meter dengan panjang sesuai dengan

ukuran lahan, untuk mempermudah drainase agar rimpang tidak

tergenang dan membusuk. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 20

sentimeter x 20 sentimeter x 20 sentimeter dengan jarak tanam 60

sentimeter x 60 sentimeter. Diatas bedengan-bedengan dibuat lubang

Page 32: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tanam untuk tempat penanaman bibit temu lawak. Jarak antar lubang

tanamnya 60 x 60 cm. Ukuran lubang tanam dibuat 30 x 30 x 60 cm.

Penyiapan lahan untuk penanaman temu lawak dilakukan 30

hari sebelum tanam, agar kondisi tanahnya sudah matang benar.

3. Penanaman

Gambar 1.4 Penanaman Tanaaman Temu lawak

Waktu penanaman temu lawak dilakukan pada pagi hari

pada awal musim hujan. Meskipun demikian dapat juga ditanam

setiap saat, asal sistem pengairannya memadai. Sebab pada fase awal

pertumbuhan tanaman temu lawak memerlukan ketersediaan air

yang cukup.

Penenaman bibit temu lawak adalah meletakkan

(memasukkan) bibit terpilih pada lubang tanam yang tersedia. Tiap

lubang tanam ditanami 3 bibit temu lawak yang berbeda, misalnya

antara tunas yang sudah tua, masih muda, maupun yang sudah agak

tua. Dan posisi peletakan mata tunasnya menghadap keatas,

kemudian ditimbun dengan tanah sedalam 7 –10 cm.

4. Pemeliharaan

Page 33: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 1.5 Pemeliharaan Tanaman Temu lawak

Di PT. Indmira Citra Usaha Tani tanaman temu lawak tidak

memerlukan pemeliharaan yang khusus, namun untuk mendapatkan

pertumbuhan dan produksi yang baik dapat dipacu dengan perawatan

secara intensif. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiangan

gulma sebanyak 2-5 kali, tergantung dari pertumbuhan gulma,

sedangkan pembumbunan tanah dilakukan bila terdapat banyak

rimpang yang tumbuh menyembul dari tanah.

a. Pemupukan

Selama musim tanam temu lawak dapat dipupuk dengan

pupuk dasar dan pupuk susulan dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 1.1 Jenis Pupuk Tanaman Temu lawak

No Jenis Pupuk SAN PT Dolomit NPK SNN

1 P. Dasar 310

gr/62 m2

310

gr/62 m2

1.400

gr/62 m2

2 P. Susulan 168 cc/62 m2

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan

Tabel 1.2 Penggunaan Pupuk Dasar Temu lawak

Page 34: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

No Jenis Pupuk

Dosis Pupuk Total

Dasar

7 Juni 2010

Susulan

1

Susulan

2

1 Oktober 2010

Susulan

3

1 SAN PT 310 gr - - - 310 gr

2 Dolomit 310 gr - - - 310 gr

3 NPK 1 Kg - 400 gr - 1400 gr

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan

SAN (Sari Alam Nusantara) PT (Pembenah Tanah) adalah

produk yang berfungsi untuk memperbaiki kerusakan fisik kimia

tanah. Kegunaan :

- Memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.

- Pemantapan agregat tanah untuk mencegah erosi dan

pencemaran.

- Merubah sifat hidrophobic tanah, sehingga meningkatkan

kapasitas tanah menahan air.

- Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah.

Dengan pemberian SAN (Pembenah tanah) secara teratur mampu

memperbaiki dan menjaga kelesratian lingkungan hidup

(memperbaiki struktur tanah secara fisik dan kimia tanah).

Pupuk Dolomit, pupuk yang dengan kandungan hara

kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO). Menggunakan bahan baku

kapur yang memiliki kadar atau presentasi kalsium (CaO) dan

magnesium (MgO) yang tinggi, sangat bermanfaat untuk

pengapuran tanah masam dan untuk pupuk bagi tanah dan tanaman

yang berfungsi mensuplai unsur kalsium (CaO) dan Magnesium

(MgO). Untuk itu pemupukan dan pengapuran dengan

Page 35: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menggunakan pupuk dolomit sangat tepat untuk mengatasi masalah

kemasaman dan miskin hara.

Pupuk NPK, manfaat pupuk NPK antara lain adalah :

- Menjadikan daun tanaman lebih hijau segar dan banyak

mengandung butui hijau daun yang sangat penting bagi proses

fotosintesis

- Mempercepat pertumbuhan tanaman, mempercepat pencapaian

tinggi tanaman maksimum dan jumlah anakan maksimum

- Memacu pertumbuhan akar, perakaran lebih lebat sehingga

tanaman menjadi lebat dan kuat

- Menjadikan batang lebih tegak dan kuat

- Meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama penyakit

tanaman

- Memperbanyak jumlah hasil rimpang temu lawak

Tabel 1.3 Penggunaan Pupuk Susulan Temu lawak

No Penyemprotan Dosis Ttl

1 2 3 4 5 6

28/06/

’10

12/07/

’10

26/07/

’10

09/08/

’10

02/09/

’10

06/09/

’10

1 SNN 28 cc 28 cc 28 cc 28 cc 28 cc 28 cc 168 cc

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan

SNN (Super Natural Nutrition) merupakan pupuk ogranik

cair hasil ekstraksi bahan organik yang berasal dari limbah alam,

limbah tanaman, dan limbah ternak. Kegunaannya:

- Memenuhi kebutuhan unsur tanaman.

Page 36: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- Menggantikan fungsi pupuk kandang, kompos, dan punya

keunggulan komparatif dari segi budaya.

- Memacu aktifitas mikro organisme tanah sehinnga pemupukan

menjadi lebih efektif dan lebih ekonomis.

- Memparbaiki kondisi tanah yang rusak (tidak subur) akibat

salah cara budidaya.

- Dengan aroma yang khas, SNN mampu mengurangi tingkat

serangan hama.

b. Penyiraman/ Pengairan

Pada fase awal pertumbuhan, bibit maupun tanaman muda

temu lawak memerlukan ketersediaan air yang memadai. Oleh

karena itu, pengairan atau penyiraman perlu dilakukan secara

rutin tiap hari sekali pada waktu pagi atau sore hari. Pengairan

berikutnya tergantung dari kondisi tanah dan iklim (cuaca). Hal

yang penting untuk diperhatikan adalah tanahnya yang tidak

kekeringan, terutama pada musim kemarau. Cara pengairannya

adalah di-leb (digenangi) atau disiram air bersih dengan alat bantu

selang plastik yang dapat disemburkan keseluruh areal kebun

temu lawak.

c. Penyiangan

Penyiangan pertama yang dilakukan adalah 3 bulan setelah

tanam, dan penyiangan selanjutnya dilakukan apabila tanaman

temu lawak sudah terlihat banyak gulma dengan cara menyiangi

gulma.

d. Penanganan Hama dan Penyakit

Page 37: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selama ini belum ada laporan tentang serangan hama dan

penyakit yang sifatnya dapat menggagalkan panen pada tanaman

temu lawak. Meskipun demikian, hama- hama potensi yang dapat

menyerang temu lawak antara lain ulat daun seperti ulat jengkal

(Chrysodeixis chalcites Esp), ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn),

dan lalat rimpang seperti Mimegrala coeruleifrons (Macquart).

Apabila serangan hama tersebut cukup membahayakan

pertanaman temu lawak, maka harus segera disemprot dengan

intektisida yang efektif dan selektif. Misalnya disemprot dengan

kiltop 500 EC atau Dimilin 25 WP pada konsentrasi 0,1 % - 0,2

%.

Gambar 1.6 Penyakit Layu pada Temu lawak

Penyakit layu disebabkan oieh Pseudomonas sp, gejala

berupa kelayuan daun bagian bawah yang diawali menguningnya

daun, pangkal batang basah dan rimpang yang dipotong

mengeluarkan lendir seperti getah. Cara pengendaliannya dengn

pergiliran tanaman.

Page 38: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 1.7Jamur Furasium Gambar 1.8 Akar Rimpang Keriput

Jamur Fusarium disebabkan oleh Fungus oxysporum

Schlecht dan Phytium sp. serta bakteri Pseudomonas sp. yang

berpotensi untuk menyerang perakaran dan rimpang temu lawak

baik di kebun atau setelah panen. Gejala Fusarium dapat

menyebabkan busuk akar rimpang dengan gejala daun

menguning, layu, pucuk mengering dan tanaman mati. Akar

rimpang menjadi keriput dan berwarna kehitam-hitaman dan

bagian tengahnya membusuk.

Upaya pengendalian penyakit busuk rimpang oleh

cendawan (jamur) antara lain menggunakan bibit yang benar-

benar sehat, perbaikan drainase tanah, mencabut tanaman yang

sakit agar tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman lainnya.

Jamur Phytium menyebabkan daun menguning, pangkal

batang dan rimpang busuk, berubah warna menjadi coklat dan

akhirnya keseluruhan tanaman menjadi busuk. Cara pengendalian

dengan melakukan pergiliran tanaman yaitu setelah panen tidak

menanam tanaman yang berasal dari keluarga Zingiberaceae.

5. Panen

Panen temu lawak dilakukan dipagi hari. Tanah disekitar

rumpun digali dan rumpun diangkat bersama akar dan rimpangnya.

Panen dilakukan pada akhir masa pertumbuhan tanaman yaitu pada

Page 39: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

musim kemarau. Saat panen tanaman ditandai dengan mengeringnya

bagian atas tanah. Namun demikian apabila tidak sempat dipanen

pada musim kemarau tahun pertama ini dilakukan pada musim

kemarau tahun berikutnya. Pemanenan pada musim hujan

menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas rimpang

sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar

airnya.

Dengan memotong dulu daun-daun tanaman-tanamannya

sehingga dapat memudahkan dalam proses pemanenan. Menggali

tanah dengan cara menggunakan alat yaitu dengan pacul.

6. Pasca Panen

Seusai panen, rimpang-rimpang temu lawak dikumpulkan

disuatu tempat yang strategis dan teduh. Ditempat penampungan

sementara ini, rimpang temu lawak dibersihkan dari akar- akar dan

tanah yang masih menempel serta batang semunya.

Page 40: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Agar mendapatkan rimpang yang berkualitas dapat dilakukan

penanganan pasca panen sebagai berikut :

a. Pembersihan (Pencucian)

Rimpang temu lawak dicuci dengan air bersih yang

mengalir ataupun disemprotkan, sehingga bersih dari kotoran-

kotoran maupun tanah yang masih menempel.

Gambar 1.9 Pembersihan Rimpang Temu lawak

b. Pengirisan

Gambar 1.10 Pengirisan Rimpang Temu lawak

Rimpang temu lawak yang telah bersih segera ditiriskan

untuk melakukan pengirisan. Rimpang diiris melintang setebal 7-

8 mm dengan pisau yang tajam.

Page 41: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Pengeringan

Gambar 1.11 Pengeringan Temu lawak

Pengeringan irisan rimpang temu lawak dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu dijemur dengan secara langsung dibawah

sinar matahari dan dipanaskan dalam oven (alat pengering listrik).

d. Pengolahan Lanjutan

Pengolahan lanjutan untuk tanaman temu lawak akan

dibuat minuman atau jamu yang untuk dapat dikonsumsi bagi

kesehatan. Dengan dicampur dengan beberapa bahan lain

sehingga rasa dari minuman temu lawak itu sendiri tidak

menimbulkan rasa yang pahit.

7. Pemanfaatan

Rimpang temu lawak banyak dimanfaatkan sebagai bahan

jamu atau obat tradisional. Sari temu lawak dikenal sebagai obat

untuk mengembalikan kondisi tubuh yang kelelahan. Tunas muda

temu lawak dapat juga dimanfaatkan sebagai lalapan. Bir temu lawak

juga beredar dipasaran dan merupakan minuman yang nikmat.

a. Khasiat Temu lawak :

ü Menurunkan kolesterol

ü Penyembuh lever

Page 42: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ü Mencegah kanker payudara

ü Membangkitkan selera makan

ü Gangguan ginjal

ü Mencegah rematik

ü Membersihkan perut

ü Memperlancar ASI

b. Kandungan Kimia

Temu lawak terdiri atas fraksi pati, kurkuminoid dan

minyak atsiri. Fraksi pati yang merupakan bagian terbesar dari

abu, protein, lemak dan karbohidrat, serta kasar kurkuminoid,

kalium natrium dan lain-lain. Fraksi kurkuminoid mempunyai

aroma yang khas, tidak toksik, terdiri atas curcumin yang

mempunyai aktivitas anti radang, anti hepototoksik (anti

keracunan empedu), dan desemethoksikurkumin. Minyak atsiri

berupa cairan berwarna kuning atau kuning jingga, berbau

aromatic yang tajam. Selain itu, daging buah (rimpang) temu

lawak mempunyai beberpa kandungan senyawa kimia antara lain

berupa fellandrean dan turmerol atau yang disebut minyak

menguap, serta kamfer,glukosida, foluymetik karbinol.

Komponen utama rimpang Temu lawak :

ü Pati 48.18% - 59.64% - membantu proses metabolisme dan

fisiologi organ badan.

ü Protein 29.00% - 30.00%

ü Abu 5.26% - 7.07%

ü Serat 2.58% - 4.83% - memulihkan kesegaran badan (bersifat tonik)

ü Kurkumin 1.60% - 2.20% - melancarkan proses pencernaan tubuh

ü Minyak atsiri 6.00% - 10.00% - meningkatkan fungsi ginjal

Page 43: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ü Phelandren - melancarkan pengeluaran toksik dalam tubuh

melalui air kencing

ü Kamfer

ü Turmerol - membantu proses metabolisme

ü Borneol - memulihkan kesehatan tubuh badan akibat serangan penyakit

ü Sineal

ü Xanthorrhizol

Pemakaian rimpang temu lawak sebagai obat, ternyata

secara farmakologis memberikan pengaruh positif terhadap

kandungan empedu, hati, dan pankreas. Pengaruhnya terhadap

kandungan empedu antara lain dapat mencegah pembentukan batu

empedu dan kolesistis. Sementara pengaruhnya terhadap hati,

diantaranya adalah dapat merangsang sel hati membuat empedu,

hepatisis, membantu menurunkan kadar SGOT dan SGPT, serta

berpengaruh baik terhadap pengobatan penyakit hati menaun.

Pengaruh positif terhadap pankreas cukup banyak,

diantaranya dapat merangsang sekresi berikut fungsi pankreas,

serta menambah nafsu makan, mempengaruhi kontraksi dan tonus

usus halus, bersifat bakterisid dan bakteriostatik, membantu kerja

sistem hormonal metabolism dan fisiologi organ tubuh.

Disamping itu kandungan zat dalam rimpang temu lawak bersifat

diuretik dan tidak bersifat ulserogenik.

Page 44: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Pembahasan

1. Budidaya Tanaman

Tanaman dan pola tanam, penyesuaian waktu tanam dan pola

tanam merupakan pendekatan yang strategis dalam mengurangi dan

menghindari dampak perubahan iklim akibat pergeseran musim tanam dan

perubahan pola curah hujan. Waktu tanam dan pola tanam disusun

berdasarkan beberapa sekenario perubahan iklim, khususnya pola dan

jumlah curah hujan terutama dan menghindari resiko perubahan iklim.

Kalender tanam disusun berdasarkan kondisi pola tanam petani saat ini

(eksisting), dan tiga sekenario kejadian iklim, yaitu tanah basah (TB),

tahun normal (TN), dan tahun kering (TK). Dalam penggunaanya, peta

kalender tanam akan dilengkapi dengan prediksi iklim, agar diketehui

kejadian iklim yang akan datang, sehingga perencanaan tanam dapat

disesuaikan dengan kondisi sumberdaya iklim dan air.

a. Persiapan Bibit

Tanaman temu lawak diperbanyak secara vegetatif dengan

rimpang-rimpangnya. Bibit tanam yang akan dijadikan bibit ada dua

macam, yaitu rimpang induk dan rimpang anak (rimpang cabang).

Tanaman induk dibongkar dan bersihkan akar dan tanah yang

menempel pada rimpang. Pisahkan rimpang induk dari rimpang anak.

Ø Bibit rimpang induk : Rimpang induk dibelah menjadi empat bagian

yang mengandung 2-3 mata tunas dan dijemur selama 3-4 jam

selama 4-6 hari berturut-turut. Setelah itu rimpang dapat langsung

ditanam.

Ø Bibit rimpang anak : Simpan rimpang anak yang baru diambil di

tempat lembab dan gelap selama 1-2 bulan sampai keluar tunas baru.

Penyiapan bibit dapat pula dilakukan dengan menimbun rimpang di

dalam tanah pada tempat teduh, meyiraminya dengan air bersih

setiap pagi/sore hari sampai.keluar tunas. Rimpang yang telah

Page 45: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bertunas segera dipotong-potong menjadi potongan yang memiliki 2-

3 mata tunas yang siap ditanam. Bibit yang berasal dari rimpang

induk lebih baik daripada rimpang anakan. Sebaiknya bibit disiapkan

sesaat sebelum tanam agar mutu bibit tidak berkurang akibat

penyimpanan.

b. Persiapan Lahan

Persiapan lahan sebelum tanam memiliki tujuan yaitu untuk

membuat kondisi fisik lahan cukup gembur untuk menunjang

pertumbuhan tanaman dan mengurangi populasi gulma yang tumbuh.

Lahan yang akan digunakan untuk menenam hendaknya diolah terlebih

dahulu. Pengolahan lahan yang pertama ialah membabat rumput-rumput

dan gulma, kemudian membalik tanah untuk menghancurkan partikel-

partikel tanah menjdi bagian yang lebih kecil yang berguna memperluas

hubungan antara partikel tanah dengan akar yang memudahkan akar

memperoleh unsur hara.

Lokasi untuk kebun temu lawak dapat dipilih dilahan-lahan

perkebunan, tegalan, maupun dilahan pekerengan. Penyiapan lahan

harus dilakukan secara sempurna, yakni dicangkul atau dibajak sedalam

± 30 sehingga struktur tanah menjadi gembur.

Pengolahan tanah berikutnya adalah membuat bedengan-

bedengan selebar 120 –200 cm, tinggi ± 30 cm, dan jarak antara

bedengan 30-40 cm. Dapat pula dipersispksn dalam bentuk peteken-

petekan yang hamparannya agak luas, asalkan disekelilingnya

dilengkapi dengan parit-parit pembuangan dan pemasukan air, terutama

untuk menghadapi musim hujan.

Diatas bedengan-bedengan maupun petakan- petekan dibuatkan

lubang tanam untuk tempat penanaman bibit temu lawak. Jarak antara

lubang-lubang ataupun kedalaman lubang diatur masing- masing 60 cm,

sehingga kelak jarak tanamnya 60 x 60 cm.

Page 46: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penyiapan lahan untuk kebun temu lawak sebaiknya dilakukan

30 hari sebelum tanam, agar kondisi tanahnya sudah matang benar.

c. Penanaman

Hasil dari pembibitan yang dipindah kelapangan atau lahan

bebas dan menanamnya pada lubang-lubang tanam yang sudah

disiapkan dibedengan dengan ketentuan pupuk menutupi perakaran.

Penanaman tanaman temu lawak yang paling baik adalah pada

awal musim hujan. Meskipun demikian dapat juga dilakukan setiap

saat, asalkan system pengairannya memadai. Sebab pada fase awal

pertumbuhan tanaman temu lawak memerlukan ketersediaan air yang

cukup.

Cara penanaman tanaman temu lawak adalah meletakkan

(memasukkan) bibit terpilih pada lubang tanam yang tersedia.

d. Pemeliharaan

1) Pemupukan

Selama musim tanam, temu lawak dapat dipupuk dengan

pupuk susulan antara lima sampai enam kali, yaitu rinciannya

sebagai berikut :

ü Pada waktu tanaman berumur dua bulan setelah tanam dipupuk

dengan pupuk SNN sebanyak 28 cc/62 m2 .

ü Pupuk susulan berikutnya pada waktu tanaman berumur empat

bulan setelah tanam dengan pupuk SNN sebanyak 28 cc/62 m2

sebanyak enam kali dalam penanaman temu lawak.

ü Cara pemberian pupuk adalah dengan disemprotkan secara

merata dalam daun-daun tanaman temu lawak.

Page 47: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Pemeliharaan Tanaman

· Penyulaman : Tanaman yang rusak atau mati diganti oleh bibit

yang sehat yang merupakan bibit cadangan.

· Penyiangan : Penyiangan rumput liar dilakukan pagi atau sore

hari yang tumbuh di atas bedengan atau petak bertujuan untuk

menghindari persaingan makanan dan air. Peyiangan pertama

dan kedua dilakukan pada dua dan empat bulan setelah tanam

(bersamaan dengan pemupukan). Selanjutnya penyiangan

dapat dilakukan segera setelah rumput liar tumbuh. Untuk

mencegah kerusakan akar, rumput liar disiangi dengan bantuan

cangkul dengan hati-hati.

e. Panen

Penentuan masa panen dalam hal ini berarti bahwa pemungutan

hasil hendaklah dilakukan pada waktu dan bagian tanaman yang tepat.

Karena waktu pemanenan yang tepat akan mempengaruhi kandungan

bahan aktif yang berkhasiat obat. Hal ini akan berdampak pada

efektivitas pengobatan yang akan dilakukan.

· Ciri dan Umur Panen : Rimpang dipanen dari tanaman yang telah

berumur 9-10 bulan. Tanaman yang siap panen memiliki daun-

daun dan bagian tanaman yang telah menguning dan mengering,

memiliki rimpang besar dan berwarna kuning kecoklatan.

· Cara Panen.: Tanah disekitar rumpun digali dan rumpun diangkat

bersama akar dan rimpangnya.

· Periode Panen : Panen dilakukan pada akhir masa pertumbuhan

tanaman yaitu pada musim kemarau. Saat panen biasanya ditandai

dengan mengeringnya bagian atas tanah. Namun demikian apabila

tidak sempat dipanen pada musim kemarau tahun pertama ini

sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tahun berikutnya.

Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang

Page 48: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya

bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya.

Hasil budidaya tanaman temu lawak umbi dipanen setelah

berumur 9 bulan.

f. Pasca Panen

Pasca panen merupakan suatu tahap pengolahan dari bahan-

bahan yang telah dipanen. Pengolahan pasca panen harus dilakukan

secara benar, karena pengolahan pasca panen akan berpengaruh

terhadap kualitas dan zat yang berkhasiat yang terkandung dalam

tanaman obat yang digunakan.

Penanganan pasca panen dilakukan dalam berbagai tahap. Yaitu

mulai dari pengumpulan bahan baku hingga ke penyimpanan simplisia.

Di PT. Indmira Citra Usaha Tani Nusantara, pasca panen dilakukan

dalam beberapa tahapan. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai

berikut :

1) Sortasi Basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran atau

bahan-bahan asing dari bahan baku misalnya umbi atau akar

tercemar dengan kerikil, tanah, rumput, atau bagian tanaman lain

dari tanaman.

Untuk sortasi basah PT. Indmira Citra Tani Nusantara

melakukan pembersihan tanah dan akar yang menempel pada bahan

baku yaitu Temu lawak. Pemisahan temu lawak dengan akar

biasanya dilakukan dengan menggunakan gunting.

2) Pencucian

Page 49: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rimpang temu lawak dicuci dengan air bersih yang

mengalir ataupun disemprotkan, sehingga bersih dari kotoran-

kotoran ataupun tanah yang masih menempel pada rimpang.

3) Pengirisan

Sebelum dilakukan pengirisan, bahan baku yang sudah

dicuci ditiriskan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mencegah

pembusukan pada bahan.

4) Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air agar

bahan simplisia tidak rusak dan dapat disimpan. Dengan mengurangi

kadar air akan bertujuan menghentikan reaksi enzimatik dan

mencegah pertumbuhan kapang dan jasad renik yang akan merusak

kualitas dari simplisia pada saat penyimpanan.

Metode pengeringan bahan obat dilakukan dengan

menggunakan 2 cara, yaitu dengan menggunakan panas matahari dan

menggunakan alat pengering buatan (oven). Hal-hal yang perlu

diperhatikan saat pengeringan adalah kelembaban udara, tebal bahan,

dan waktu pengeringan.

5) Sortasi Kering

Sortasi kering merupakan tahap akhir dari suatu proses

penanganan bahan baku pasca panen. Tujuan dari sortasi kering

adalah untuk memisahkan benda- benda asing seperti bagian-bagian

yang tidak diinginkan, pembuangan bahan yang rusak, termakan ulat

atau terbentuknya tidak sempurna. Proses sortasi kering dilakukan

sebelum bahan dibungkus untuk kemudian bahan disimpan.

6) Pengemasan

Page 50: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengemasan dilakukan untuk melindungi simplisia dari

cemaran mikroba, kotoran dan serangga. Pengepakan juga dapat

melindungi bahan dari pengapan zat aktif, cahaya dan uap air. Bahan

yang digunakan untuk mengepak atau melindungi bahan tersebut,

biasanya harus bahan yang memenuhi persyaratan. Adapun

persyaratan wadah yang harus diperhatikan untuk pengepakan adalah

wadah harus inert, tidak beracun, melindungi dari cemaran mikroba,

kotoran dan serangga, penguapan zat aktif, cahaya dan uap air.

7) Penyimpanan

Beberapa persyaratan yang mempengaruhi penyimpanan

adalah cahaya, oksigen, reaksi kimia antara wadah dan bahan,

penyerapan air, dehidrasi, pengotoran, dan serangga. Penyimpanan

simplisia kering dilakukan tergantung dari sifat-sifat dan ketehanan

dari simplisia tersebut. Kelembaban udara diruang penyimpanan

simplisia kering sebaiknya diusahakan serendah mungkin. Hal ini

dilakukan untuk mencegah terjadinya penyerapan uap air.

Simplisia harus disimpan diruang penyimpanan khusus atau

dalam gudang simplisia. Biasanya tempatnya terpisah dari bahan

lainnya ataupun penyimpanan alat-alat. Oleh karena itu di PT.

Indmira Citra Tani Nusantara memiliki gedung khusus tempat

penyimpanan simplisia.

2. Analisis Usaha Tani Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)

Analisis usaha dilakukan untuk mengetahui layak tidaknya suatu

usaha dilakukan. Budidaya tanaman obat temu lawak (Curcuma

xanthorrhiza Roxb) di PT. Indmira, Kaliurang, Yogyakarta ini dilakukan

selama 9 bulan dengan luas lahan 62 m2 dengan populasi 100 tanaman

(hasil populasi telah dikurangi lahan tidak efektif untuk pembuatan jalan

saung dan galengan) yang dilaksanakan di daerah lahan Wonogiri, Pakem,

Page 51: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sleman Yogyakarta. Perkiraan analisis usaha tani seluas 62 m2 selama satu

musim tanam (sembilan bulan), mempunyai ansumsi sebagai berikut:

· Sewa lahan ditiadakan karena merupakan lahan milik perusahaan.

· Dibuat 10 bedengan dengan masing-masing berukuran1,5 m x 3 m dan

jarak antar bedengan 30 cm.

· Jarak tanam 60 x 60 cm.

· Jika setiap bedengan ada 10 tanaman dan jumlah bedengan ada 10

bedengan, maka jumlah tanaman ada 100 tanaman.

· Setiap 1 kg rimpang temu lawak rata-rata mempunyai 60 mata tunas.

Sehingga kebutuhan bibit untuk 100 lubang tanam sekitar 18 kg (100

lubang tanam : 60 mata tunas)

· Perkiraan produksi rimpang temu lawak dengan luas lahan 62 m2

sebesar 300 kg/musim tanam (9 bulan) dengan 1x pemanenan.

· Panen Temulawak bias dilakukan sampai 3x dari 1x penanaman.

· Perkiraan produksi rimpang temu lawak dengan luas lahan 62 m2

sebesar 900 kg/3x pemanenan.

· Hari Kerja Pria (HKP) diupah Rp. 25.000 dan Hari Kerja Wanita

diupah Rp. 20.000 (pukul 08.00-16.00 WIB).

· Harga rimpang temu lawak untuk pembuatan jamu sebesr Rp. 500/kg

· Harga rimpang temu lawak untuk pembibitan sebesar Rp. 500/kg

· Harga rimpang temu lawak untuk penelitian sebesar Rp. 2.000/kg

Page 52: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Perhitungan Biaya Produksi Dan Keuntungan

1) Biaya produksi

Biaya modal prosuksi usaha tani dibagi menjadi 2 bagian, yaitu

biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap mencangkup biaya

prasarana produksi (biaya penyusutan peralatan). Biaya tetap ini

tidak dimasukkan dalam daftar tabel karena merupakan milik

perusahaan.

Tabel 1.4 Biaya Tetap Budidaya Temu lawak 1 Musim Tanam

No Keterangan Kebutuhan Umur

(Bulan) Harga (Rp)

Total Kebtuhan

(Rp)

Total Biaya

(Rp)/62 m2

1 Pajak lahan - 12 40.000 40.000 30.000

2 Penyusutan Peralatan

Cangkul 3 5 80.000 240.000 191

Gembor 2 12 30.000 60.000 266

Ember 2 12 15.000 30.000 133

Sabit 3 3 30.000 90.000 399

Tangki 1 12 150.000 150.000 498

Gunting 3 3 25.000 75.000 996

Pisau 3 2 5000 15.000 298

Sewa disel (pupuk) 3 150.000 450.000 835

Sewa disel (pengairan)

9 100.000 900.000 3.986

Total Biaya Tetap 37.602

Page 53: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 1.5 Biaya Variabel Budidaya Temu lawak 1 Musim Tanam

No Keterangan Kebutuhan Satuan Harga satuan (Rp)

Jumlah (Rp)/

62 m2

1. Biaya operasional

a. Biaya perawatan

- Pembenah tanah 310 Gr 245 245

- Dolomit 310 Gr 152 152

- NPK 1 Kg 2.500 2.500

- SNN 168 Cc 9.243 9.243

Sub Total 12.140

2. Biaya tenaga kerja Hari Satuan Harga satuan

Jumlah (Rp)/ 62 m2

- Pengolahan lahan 1 HKP 25.000 110

- Pemupukan dasar 3 HKP 25.000 332

- Pembuatan bedengan 1 HKP 25.000 110

- Penanaman 1 HKP 25.000 110

- Penyulaman 3 HKP 25.000 332

- Pemupukan susulan 4 HKP 25.000 443

- Penyemprotan 4 HKP 25.000 443

- Penyiangan 3 HKP 25.000 332

- Panen 3 HKP 25.000 332

Sub Total 2.544

Total biaya variabel 14.604

Untuk analisis usaha satu periode musim tanam 9 bulan, dari

luasan lahan 62 m2 yang digunakan, dengan populasi 100 tanaman,

diamsusikan mortalitas 2% karena terserang hama dan penyakit, atau

mati. Tanaman obat temu lawak yang dibudidayakan ini

Page 54: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menghasilkan simplisia basah berupa rimpang. Perkiraan jumlah

produksi temu lawak yang dihasilkan selama 9 bulan pada luasan 62

m2 adalah 900 kg dengan 3x panen. Adapun rincian total produksi

temu lawak dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.6 Total Produksi Tanaman Temu lawak

No. Jenis Produk

Rimpang Temu lawak Segar

Harga/unit Produksi

(kg) Total Penerimaan

(Rp)

1. Rimpang Segar Rp. 500,00/kg 610 Rp. 305.000,00

2 Rimpang Bibit Rp. 500,00/kg 200 Rp. 100.000,00

3 Rimpang Penelitian Rp. 2.000,00/kg 90 Rp. 180.000,00

Jumlah Rp. 585.000,00

Harga rata-rata temu lawak = 900

000.585 = Rp. 650

Total penerimaan rimpang temu lawak (dengan tingkat kegagalan 2%)

= 100

2 x 585.000 = 11.700

= 585.000 – 11.700

· Penerimaan = Rp. 573.300 / musim tanam

· Biaya total = biaya tetap + biaya variabel = Rp. 37.602 + Rp. 14.604

= Rp. 52.206 / musim tanam

· Keuntungan per musim tanam

Page 55: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keuntungan = penerimaan – biaya total

= Rp. 573.300– Rp. 52.206

= Rp. 521.094 / musim tanam

b. Analisis Kelayakan Usaha

1) BEP (Break Even Point)

· BEP Produksi Temu lawak = panga Jual RimH

oduksia Total Biayarg

Pr

= 650

52.206 = 80,3 kg

Artinya, titik impas akan tercapai jika perusahaan dapat

memproduksi temu lawak sebanyak 80,3 kg.

· BEP harga Temu lawak = pangoduksi RimTotal

oduksia Total BiayPr

Pr

= 900

52.206 = Rp. 58/kg

Artinya, titik impas akan tercapai jika harga jual rimpang

tanaman temu lawak sebesar Rp. 58/kg.

2) R/C (Revenue Cost Ratio) = oduksiBiayaTotal

PenerimaanTotalPr

= 206.52300.573

= 10,2

Artinya, dari setiap modal Rp 1,00 yang dikeluarkan akan

diperoleh hasil Rp 10,2. Jadi semakin tinggi R/C Ratio maka

semakin tinggi pula penerimaan yang diperoleh. Suatu usaha dapat

dikatakan layak apabila nilai revenue cost (R/C Ratio) lebih dari

satu. Jadi, usaha ini menguntungkan karena nilai R/C lebih dari 1.

3) B/C (Benefit Cost Ratio) = oduksiBiayaTotal

KeuntunganTingkatPr

Page 56: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

= 206.52

521.094 = 9,98

Nilai B/C Ratio sebesar 9,98 menunjukkan bahwa dari biaya

yang dikeluarkan sebesar Rp. 52.206,-/ 62 m2 akan diperoleh

keuntungan sebesar 9,98 kali lipatnya. Nilai B/C Ratio lebih dari 1,

maka usaha tani temu lawak layak dan menguntungkan.

4) Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Modal (ROI)

Analisis tingkat efisiensi penggunaan modal atau Return Of

Investment (ROI) adalah analisis untuk mengetahui keuntungan

usaha berkaitan dengan modal yang telah dikeluarkan. Besar

kecilnya nilai ROI ditentukan oleh keuntungan yang didapat dari

perputaran modal.

ROI = TaniUsahaModal

TaniUsahaKeuntungan

x 100

=206.52094.521

x 100% = 9,98 %

Nilai ROI sebesar 9,98 % menggambarkan bahwa dari Rp.

100,- modal yang ditanam akan diperoleh keuntungan Rp. 9,98. ROI

yang tinggi menunjukan bahwa usaha tani temu lawak tersebut

efisien atau layak.

Page 57: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan dan saran

sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Budidaya tanaman adalah memperbanyak, merawat dan memanfaatkan

suatu tanaman. Yang dilakukan dengan menciptakan kondisi yang baik

atau optimal bagi tanaman melalui usaha-usaha pemilihan bibit yang baik,

pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan dan pengendalian hama

penyakit, panen hingga pasca panen sampai tanaman tersebut dapat

menunjukkan hasil yang potensial.

2. Langkah-langkah yang dilakukan oleh PT Indmira Citra Tani Nusantara

adalah pembibitan, pengolahan lahan, penanaman, perawatan, dan

pemanenan.

3. Pasca panen merupakan suatu tahap pengolahan dari bahan-bahan yang

telah dipanen. Tahapan-tahapan pasca panen adalah sortasi basah,

pencucian, pengirisan, pengeringan, sortasi kering, pengemasan, dan

selanjutnya penyimpanan.

4. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air agar bahan simplisia

tidak rusak dan dapat disimpan.

5. Jamur Phytium menyebabkan daun menguning, pangkal batang dan

rimpang busuk, berubah warna menjadi coklat dan akhirnya keseluruhan

tanaman menjadi busuk.

6. Jamur Fusarium disebabkan oleh Fungus oxysporum Schlecht dan Phytium

sp. serta bakteri Pseudomonas sp. yang berpotensi untuk menyerang

perakaran dan rimpang temu lawak baik di kebun atau setelah panen.

Page 58: laporan kegiatan magang budidaya temu lawak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7. Penyiapan lahan untuk penanaman temu lawak dilakukan 30 hari sebelum tanam, agar kondisi tanahnya sudah matang benar.

B. Saran

Dari kegiatan yang telah dilakukan, penulis ingin memberi beberapa saran, yaitu :

1. PT. Indmira supaya memperbaiki dan melengkapi peralatan laboratorium

sehingga laboratorium dapat berfungsi secara maksimal.

2. Agar supaya menambah koleksi-koleksi tanaman obat.

3. Agar supaya meningkatkan kemampuan dan skill untuk tenaga ahlinya.

4. Memperluas pasaran tanaman temu lawak.