laporan kasus oral medicine kandida

Upload: novi-desesia

Post on 13-Jul-2015

501 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS ORAL MEDICINE

I. Identitas Pasien Nama pasien Tempat/tanggal lahir Suku Jenis kelamin Status perkawinan Agama Alamat Pendidikan terakhir : Ahmad Nasroni : Prabumulih, 12 Maret 1977 : Melayu : Laki-laki : Sudah nikah : Muslim : Desa Prabu Menang Merapi Timur Lahat : SLTA

II. Anamnesa Keluhan Utama Pasien datang sendiri dengan keluhan bahwa di lidahnya terdapat lapisan putih, pasien menyadari keadaan tersebut kurang lebih 6 bulan yang lalu. Pasien merasa tidak nyaman dengan keadaan tersebut. Pasien juga merupakan perokok berat, pasien merokok dua bungkus per hari.

Riwayat perawatan gigi Pasien pernah dicabut giginya gigi belakang kanan bawahnya kira-kira 2 tahun yang lalu dan pencabutan gigi belakang kiri kira-kira bulan yang lalu di puskesmas Kebiasaan buruk Pasien merupakan perokok berat, pasien merokok tiap hari dan dapat menghabiskan 20 batang rokok per hari. Pasien telah mulai merokok pada saat umur 15 tahun Riwayat sosial Pekerjaan pasien adalah buruh panggul di pasar, pasien sering merasa stress untuk memenuhi keuangan keluarga sehingga pasien lebih memilih

merokok untuk menghilangkan stressnya. Pasien memiliki profil tubuh yang kurus. Diet pasien sering tidak teratur karena pekerjaan pasien.

III. Pemeriksaan Objektif a. Pemeriksaan Ekstra Oral Wajah Bibir : simetri : normal

Kelenjar getah bening submandibula kanan dan kiri tidak teraba dan tidak sakit b. Pemeriksaan Intra Oral Debris Plak Kalkulus Gingiva : ada, regio a,b,c,d,e,f : ada, regio a,b,c,d,e,f : ada, region a,b,c,d,e,f : Gingiva tampak kehitaman pada daerah gingiva cekat di regio a,b,c,d,e,f dan gingiva mudah berdarah pada regio a,b,c,d,e,f Mukosa Palatum Lidah : sehat : sehat : Terdapat plak putih pada dorsum dan lateral lidah serta plak putih tersebut sulit terkelupas Dasar mulut : sehat

Pemeriksaan gigi geligi dan jaringan penyangga y Pada pemeriksaan ini diketahui bahwa terdapat stain pada enam gigi anterior rahang atas dan rahang bawah. y y y Karies D3 : 16,26 ( Non Iritatio pulpa) Karies D4 : 37 ( Hiperemi pulpa) Karies D5 : 47 ( Pulpitis Irreversible akut )

IV. Diagnosa sementara Chronic Hyperplastic Candidiasis Diagnosa banding : White Sponge Nevus, Acute Pseudomembranous Candidiasis, Leukoedema

V. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus ini adalah pemeriksaan Patologi Anatomi dimana sampel diambil dengan scrapping dari lidah VI. Tinjauan Pustaka Kandidiasis oral merupakan suatu infeksi oportunistik yang disebabkan oleh jamur dari genus candida.1 Spesies jamur yang dapat menyebabkan kandidiasis adalah C. parapsilosis, C. tropcalis, C. glabrata, C. krusei, C. pseudotropicalis, and C. guilliermondi. C.albicans adalah organisme komensal rongga mulut yang paling banyak menyebabkan kandidiasis.2

Etiologi Spesies candida adalah flora normal dalam rongga mulut, dalam jumlah normal candida hadir dalam konsentras rendah,yaitu 200-500 jamur/mm saliva.3 C. albicans akan berubah menjadi pathogen apabila terdapat faktor-faktor predispossisi.4 Faktor-faktor predisposisi dari oral kandidiasis adalah :3 1. Perubahan dari flora normal ( akibat pemberian antibiotik khususnya antibiotik dengan spektrum luas, penggunaan berlebih dari obat kumur antibakterial,dan xerostomia) 2. Iritan lokal yang kronis (gigi tiruan, alat ortodonti, perokok berat) 3. Pemberian kortikosteroid ( bentuk topical dan yang dihirup lebih sering menyebabkan kandidiasis dibandingkan dengan pemberian secara sistemik ) 4. kebersihan mulut yang buruk 5. kehamilan 6. defisiensi imunologi 7. malabsorpsi dan malnutrisi

Klasifikasi kandidiasis oral Pembagian klasifikasi penyakit ini berdasarkan onset dan durasi ( akut dan kronis); gambaran klinis termasuk, warna, lokasi dan keterlibatan kulit; dan yang

berhubungan dengan penyakit immunocompromised. Klasifikasi penyakit dapat dilihat dalam table berikut : 3

Acute Pseudomembranous Atrophic (erythematous) Antibiotic stomatitis Chronic Atrophic Denture sore mouth Angular cheilitis Median rhomboid glossitis Hypertrophic/hyperplastic Candidal leukoplakia Papillary hyperplasia of the palate (see denture sore mouth) Median rhomboid glossitis (nodular) Multifocal Mucocutaneous Syndrome associated Familial +/ endocrine candidiasis syndrom e Myositis (thymoma associated) Localized Generalized (diffuse) Immunocompromise (HIV) associated

Gambaran klinis Acute Pseudomembranous candidiasis (Thrush) Thrush merupakan suatu infeksi superfisialis dari lapisan atas epithelium mukosa mulut dan mengakibatkan terbentuknya plak atau flek putih pada permukaan mukosa.3 Plak tersebut tersusun atas debris keratotik, sel inflamasi, sel epitel deskuamasi, bakteri, fibrin.2 Bentuk plak pada trush adalah lembut, mudah dilepaskan, dan creamy. Gambaran klinis yang dapat membedakan trush dengan lesi putih lainnya adalah mudah dilepaskan dari mukosa mulut dan meninggalkan permukaan yang eritematous.5 Acute Athropic Candidiasis Secara klinis acute athropic candidiasis berupa bercak kemerahan dari mukosa yang kasar, atrofik, dan sakit seklai, menetap untuk beberapa waktu

lamanya disertai tanda-tanda yang minimal dari lesi pseudomembranous (putih) dan terdapat antibody terhadap Candida albicans yang membedakan dengan trush. Gejalanya berupa rasa terbakar., pengecapan berkurang dan sakit kerongkongan selama masa penyembuhan setelah terapi antibiotic spectrum luas.3 Chronic Athropic Candidiasis Chronic Athropic Candidiasis termasuk denture stomatitis, angular cheilitis dan median rhomboid glossitis.3 a. Denture stomatitis Denture stomatitis merupakan suatu peradangan difus dari daerah pendukung gigi tiruan atas, dengan atau tanpa disertai tanda pecah-pecah dan peradangan dari sudut mulut. Biasanya disebabkan oleh gigi tiruan rahang atas yang tidak beradaptasi dengan baik.2 Denture stomatitis sangat jarang pada gigi tiruan rahang bawah karena gigi tiruan rahang atas memberikan tekanan negative atau beradaptasi terlalu rapat sehingga mencegah masuknya antibody saliva ke daerah ini sehingga banyak jamur yang melekat pada gigi tiruan yang kontak dengan mukosa.3 b. Angular cheilitis Adalah bentuk dari infeksi yang melibatkan sudut bibir dan berasa perih. Selain spesien candida sebagai penyebabnya, kemungkinan penyebab yang lain adalah kurangnyaa dimensi vertical gigi tiruan, defisiensi vitamin C dan B kompleks, OH buruk.3 c. Median rhomboid glossitis Adalah bercak licin, gundul, merah seperti daging tanpa papilla filiformis. Lama kelamaan lesi tersebut menjadi bergranula, bulat, menonjol keras. Lokasi paling umum adalah garis tengah dorsum lidah. Keadaan ini umumnya tanpa gejala. Median rhomboid glossitis mudah dikenal melalui gambaran klinisnya, lokasi khasnya dan sifat tanpa gejalanya.6 Chronic Hyperplastic Candidiasis Meliputi berbagai macam kondisi dimana terjadinya invasi miselia dari lapisan yang lebih dalam pada mukosa dan kulit, respon penjamu ditandai dengan

parakeratosis.3 Kandidiasis hiperplastik kronik biasanya muncul pada mukosa bukal, atau tepi lateral lidah dengan gambaran berbintik-bintik atau lesi putih yang homogen. Lesi biasanya muncul pada mukosa bukal, atau tepi lateral lidah. Kandidiasis tipe ini biasa dihubungkan dengan merokok dan penyembuhan sempurna terjadi akibat penghentian merokok. Kondisi ini dapat berlanjut menjadi displasia berat atau keganasan dan terkadang mengarah ke kandida leukoplakia. Candida sp. tidak selalu dapat diisolasi dari leukoplakia oral. Penemuan Candida sp pada keadaan premalignan ini biasanya lebih dikarenakan komplikasinya

dibandingkan sebagai penyebab. Kondisi ini biasanya dibingungkan dengan lichen planus, pemfigus, dan karsinoma sel skuamosa.7 Chronic multifocal candidiasis Pada pasien terdapat area chronic atropic candidiasis yang multiple. Biasanya hal ini terjadi pada pasien yang mengalami immunocompromised. Lesi ini biasanya terjadi pada dorsum lidah,midline pada palatum keras,sudut mult, serta area dukngan mukosa pada gigi tiruan.3 Chronic mucocutaneous candidiasis(CMC) Infeksi yang persisten dari candidia dapat sebagai akibat dari kerusakan imunitas seluler atau struktur eoidermis.Dua kategori CMC adalah sebagai berikut : (1) CMC yang berhubungn dengan sindroma (2)localized atau diffused CMC, apabila localized maka lesi dapat muncul pada kuku dan kult, sedangkan pada variasi yang diffused dapat terjadi candidiasis mucocutaneous dalam derajat yang berat dan terjadi pada semua kulit dan lesi dapat dimana saja. Biasanya hal ini terjadi pada pasien yang mengalami kekurangan besi.3

Saliva Saliva merupakan salah satu dari cairan di rongga mulut yang diproduksi dan diekskresikan oleh kelenjar saliva dan dialirkan ke dalam rongga mulut melalui suatu saluran.12 Saliva terdiri dari 98% air dan selebihnya adalah elektrolit, mukus dan enzim-enzim.12 Saliva diekskresi hingga 0.5 1.5 liter oleh tiga kelenjar liur mayor dan minor yang berada di sekitar mulut dan tenggorokan untuk memastikan kestabilan di sekitar rongga mulut.12 Saliva memiliki

kandungan antimikrobial yang dapat mengagregrasi bakteri dan mencegah kolonisasi dari bakteri dan jamur.13 Saliva mempunyai peran penting dalam pertahanan di dalam rongga mulut untuk menjaga kebersihan mulut. Rongga mulut berisi bakteri patogen yang dengan mudah dapat merusak jaringan, saliva membantu antara lain:14 1. Aliran saliva mampu membantu membuang bakteri patogen juga partikel-partikel bakteri. 2. Saliva mengandung beberapa faktor yang mampu menghancurkan bakteri dan jamur misalnya: lisosim, dll. 3. Saliva sering mengandung sejumlah besar antibodi protein yang dapat menghancurkan bakteri dan jamur. Komposisi salivaKomponen-komponen saliva, yang dalam keadaan larut disekresi oleh kelenjar saliva, dapat dibedakan atas komponen organik dan anorganik.. Komponen anorganik saliva antara lain : Sodium, Kalsium, Kalium, Magnesium, Bikarbonat, Khlorida, Rodanida dan Thiocynate (CNS), Fosfat, Potassium dan Nitrat. Sedangkan komponen organik pada saliva meliputi protein yang berupa enzim amilase, maltase, serum albumin, kretinin, musin, beberapa asam amino, dan lisosim.13,16,17

mencegah

proses

kerusakan

melalui

berbagai

cara

makanan yang memberi dukungan metabolik bagi

y

Komponen Anorganik Dari kation-kation, Sodium (Na+ ) dan Kalium (K+ ). Kadar Kalsium dan Fosfat dalam saliva sangat penting untuk remineralisasi email dan

berperan penting pada pembentukan karang gigi dan plak bakteri. Kadar Fluorida di dalam saliva sedikit dipengaruhi oleh konsentrasi fluorida dalam air minum dan makanan. Bikarbonat adalah ion bufer terpenting dalam saliva yang menghasilkan 85% dari kapasitas bufer.15 y Komponen Organik Komponen organik dalam saliva yang utama adalah protein. Protein tersebut tergolong ke dalam antimikrobial peptida. Antimikrobial peptida

terdiri dari histatin, laktoferin, cathelicidins, mucin, calprotectin, lisosim, dan oral peroksidase.15 Histatin Histatin termasuk dalam kelompok antimikrobial peptida yang ditemukan pada saliva manusia, histatin mempunyai fungsi sebagai antifungal yang bekerja dengan cara berikatan dengan membran sel jamur dan kemudian masuk ke sitoplasma jamur dan menyerang mitokondria sel jamur.16 Lisozim Pada penelitian in vitro lisozim memiliki akivitas bakteriostatik, bakterisid, dan aktivitas anticandidal. Lisozim merusak ikatan Nglycosidic, dari rantai polysacharida dan struktur protein sel ragi jamur sehingga menghasilkan hidrolisis dari membran sel jamur.18,19 Laktoferrin Laktoferin terdapat di saliva, air mata, semen, dan cairan vagina.15 Laktoferin memiliki efek bakteriosid dan bakteriostatik terhadap bakteri gram positif dan gram negatif.15,19 Laktoferin juga memiliki efek antiviral dan antifungal.15,18,19 Aksi antifungal dari laktoferin dengan menganggu dinding sel jamur.18,19 Cathelicidins Cathelicidins dapat ditemukan pada kulit dan mukosa, serta dalam saliva.15 Cathelicidins memiliki efek antimikroba seperti pada bakteri gram positif, gram negatif, fungi, virus, dan parasit.15 Cathelicidins memiliki kemampuan untuk berikatan dengan liposakarida pada membran bakteri dan membentuk porus pada membran bakteri.15 Mucin Mucin atau mukus glikoprotein (MG) adalah mukus yang melindungi saluran pencernaan, pernapasan, dan reproduksi.15,17 Sel acini dalam kelenjar saliva memproduksi mucin.15 Mucin dibagi menjadi dua tipe, yaitu molekular tinggi (MG1) dan molekular rendah (MG2).15 MG2 menunjukan efek antifungal (Candida albican, Crytococcus neformans),

bakteri gram positif (Streptococcus mutans), dan Bakteri gram negatif (Porphyromonas gingivalis).15 Calprotectin Calprotetin memiliki efek antibakterial dan antifungal yaitu dengan mengikat seng, dimana seng berfungsi dalam metabolisme dan reproduksi dari organisme.14 Calprotetin dalam saliva terutama berasal dari cairan gusi, transudat mukosa, dan gusi berkeratinisasi.15 Peran saliva pada candida sp Aliran saliva yang berkelanjutan penting untuk mecegah kolonisasi Candida albicans di dalam mulut, karena saliva dapat mencegah penempelan candida albicans pada permukaan epitel mulut. Penelitian yang dilakukan pada 133 pasien yang menderita xerostomia menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah candida albicans dalam mulut mereka.9 Penurunan aliran saliva menyebabkan penurunan fungsi antifungal dari saliva, sehingga hal ini menyebabkan peningkatan infeksi candida.10

Rokok Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa.20 Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi masyarakat. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat tetapi kebiasaan merokok sulit dihilangkan dan jarang diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk.20 Sementara, alasan utama merokok adalah cara untuk bisa diterima secara sosial, melihat orang tuanya merokok, menghilangkan rasa jenuh, ketagihan dan untuk menghilangkan stress.20 Klasifikasi perokok dan jenis rokok Pengukuran tentang prilaku merokok terhadap seseorang dapat ditentukan pada suatu kriteria yang telah ada. Biasanya batasan yag digunakan adalah berdasarkan jumlah rokok yang dihisap setiap hari atau lamanya kebiasaan merokok. Perokok dibagi atas tiga kategori yaitu :21

1) Bukan perokok atau non smokers, adalah seseorang yang belum pernah mencoba merokok sama sekali 2) Perokok eksperimental atau eksperimental smoker adalah seseorang yang telah mencoba merokok tapi tidak menjadikannya sebagai kebiasaan 3) Perokok tetap atau reguler smoker, adalah seseorang yang teratur dalam merokok baik dalam hitungan mingguan atau intensitas yang lebih tinggi lagi. Perokok dibagi lagi atas empat tipe,yaitu:21 1) Perokok ringan adalah seseorang yang merokok antara 2-10 batang per hari 2) Perokok sedang adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok sebanyak 1120 batang per hari 3) Perokok berat adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok lebih dari 20 batang per hari 4) Perokok yang menghisap rokok dalam-dalam. Rokok umunya dibagi menjadi 3 kelompok yaitu rokok putih, rokok kretek dan rokok cerutu. Rokok putih mempunyai kandungan 14-15 mg tar dan 5 mg nikotin dimana kandungan tar dan nikotin tersebut lebih rendah daripada rokok kretek yaitu 20 mg tar dan 4-5 mg nikotin. Cerutu umumnya berbentuk seperti kapal selam dengan ukuran lebih besar dan panjang dari kedua rokok tersebut.21

Efek Merokok Terhadap Mukosa Mulut Rongga mulut sangat mudah terpapar efek yang merugikan akibat merokok.20 Rokok yang dihisap dengan tarikan berat dan panjang akan menghasilkan lebih banyak asap rokok dibandingkan dengan rokok yang dihisap dengan tarikan pelan dan tiupan cepat.20 Temperatur rokok pada bibir adalah 30oC, sedangkan ujung rokok yang terbakar jauh lebih panas suhu berkisar 900o C karena ditandai dengan bara api pada ujung yang dibakar.20 Asap panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi pengeluaran ludah.20

Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan dapat mengakibatkan perokok berisiko lebih besar terinfeksi mikroba penyebab penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang bukan perokok.20,22 Pengaruh asap rokok secara langsung adalah iritasi terhadap rongga mulut dan secara tidak langsung melalui produk-produk rokok seperti nikotin.20,22 Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran darah.20 Iritasi

menyebabkan jaringan pendukung gigi yang sehat seperti gusi, selaput gigi, semen gigi dan tulang tempat tertanamnya gigi menjadi rusak karena terganggunya fungsi normal mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan dapat merangsang tubuh untuk menghancurkan jaringan sehat di sekitarnya.20 Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan lapisan tanduk. Daerah yang mengalami penebalan ini terlihat lebih kasar dibandingkan jaringan di sekitarnya dan berkurang kekenyalannya.22 Pada perokok terdapat penurunan zat kekebalan tubuh (antibodi) yang terdapat di dalam ludah yang berguna untuk menetralisir mikroba dalam rongga mulut dan terjadi gangguan fungsi sel-sel pertahanan tubuh.20 Sel pertahanan tubuh tidak dapat mendekati dan memakan mikroba-mikroba penyerang tubuh sehingga sel pertahanan tubuh tidak peka lagi terhadap perubahan di sekitarnya juga terhadap infeksi. Efek merokok pada saliva Saliva adalah cairan biologi yang akan terpapar pertama kali dari komposisi toksik rokok yang bertanggung jawab terhadap perubahan fungsi saliva.8 Penelitian yang dilakukan oleh Maryam Rad,dkk dalam mengukur saliva flow rate pada sampel yang merokok dan tidak merokok menunjukkan bahwa pada sampel yang merokok memiliki saliva flow rate yang lebih kecil daripada sampel yang tidak merokok.8

Obat antijamur Nistatin Nistatin merupakan suatu antijamur polien yang dihasilkan oleh Streptomyces noursei. Nistatin memiliki struktur kimia dan mekanisme kerja mirip amfoterisin

B, tetapi nistatin lebih toksik sehingga tidak digunakan sebagai obat sistemik. Nistatin mengahambat pertumbuhan jamur dan ragi, tetapi tidak aktif terhadap bakteri, protozoa, dan virus.23 Aktivitas antijamurnya tergantung dari adanya ikatan dengan sterol pada membran sel ajmur atau sel ragi terutama sekali ergosterol.23 Akibat terbentuknya ikatan antara sterol dengan antijamur akan terjadi perubahan permeabilitas membran sel jamur sehingga sel akan kehilangan berbagai molekul kecil. Candida albicans hampir tidak memperlihatkan resistensi terhadap nistatin. Nistatin tidak dipakai secara parenteral karena tidak dapat diserap melalui saluran cerna, kulit maupun selaput lendir.23

VII. Diagnosa Chronic hiperplatik candidiasis VIII. Rencana Perawatan

Fase IKontrol plak, DHE, scalling, medikasi antifungal, Pemeriksaan PA

Fase III Perawatan restorative pada gigi geligi yaitu y Tumpatan GIC di gigi 16 dan 26 y Tumpatan RK di gigi 37 y Tumpatan Amalgam di gigi 47

Fase IV Kontrol plak, kontrol pengobatan kandidiasis DHE

IX. Pembahasan Berdasarkan anamnesis didapat informasi dari pasien bahwa pasien merupakan perokok berat, pasien merokok tiap hari dan dapat menghabiskan 20 batang rokok per hari. Pasien telah mulai merokok pada saat umur 15 tahun dan pemeriksaan klinis yang dilakukan kepada pasien didapat temuan plak putih kekuningan di dorsum lidah yang sulit dikerok semenjak 6 bulan yang lalu. Plak

putih ini menyebar secara tidak teratur pada dorsum dan lateral lidah, plak ini tidak menimbulkan rasa sakit pada pasien,hanya pasien merasa terganggu setiap melihat lidahnya. Pada pemeriksaan patologi anatomi dengan sitologi scapping pada lidah didapat kesan berupa infeksi kandida pada lidah dan tidak ditemukan adanya sel-sel ganas. Terdapat perbedaan data pada pemeriksaan klinis gingiva pada laporan kasus dan rekam medik pasien hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan operator dalam mengisi rekam medik pasien.

Gambar 1. Foto awal sebelum perawatan

Kandidiasis oral merupakan suatu infeksi oportunistik yang disebabkan oleh jamur dari genus candida.1 Spesies jamur yang dapat menyebabkan kandidiasis adalah C. parapsilosis, C. tropcalis, C. glabrata, C. krusei, C. pseudotropicalis, and C. guilliermondi. C.albicans adalah organisme komensal rongga mulut yang paling banyak menyebabkan kandidiasis.2 Kandida merupakan organisme komensal di dalam mulut sehinga bila terdapat faktor predisosisi dalam

kasus ini adalah merokok maka dapat memicu terjadinya infeksi kandida. Hal ini disebabkan karena rokok dapat menurunkan saliva flow rate sehingga fungsi saliva sebagai antimikrobial juga menurun. Asap panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi pengeluaran ludah.20 Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan dapat mengakibatkan perokok berisiko lebih besar terinfeksi mikroba penyebab penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang bukan perokok.20,22 Pengaruh asap rokok secara langsung adalah iritasi terhadap rongga mulut dan secara tidak langsung melalui produk-produk rokok seperti nikotin.20,22 Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran darah.20 Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis yang dilakukan dan pemeriksaan laboratorium maka didapat diagnosa Chronic Hyperplastic Candidiasis. Perawatan pada pasien ini meliputi penggunaan nistatin sebagai obat antijamur karena mekanisme nistatin sebagai obat antijamur lokal adalah Aktivitas antijamurnya tergantung dari adanya ikatan dengan sterol pada membran sel ajmur atau sel ragi terutama sekali ergosterol. Akibat terbentuknya ikatan antara sterol dengan antijamur akan terjadi perubahan permeabilitas membran sel jamur sehingga sel akan kehilangan berbagai molekul kecil.23 Selain menjaga kebersihan mulut dan pemberian obat antifungal, faktor predisposisi juga harus ditanggulangi, dalam kasus ini pasien dianjurkan untuk mengurangi merokok atau sebaiknya menghentikan kebiasaan merokok.

Gambar 2. Foto sesudah perawatan

Hilangnya plak putih dari lidah pasien dan tidak adanya keluhan subyektif dari pasien. X. Kesimpulan Kronik Hiperplastik Kandidiasis dapat didiagnosis melalui anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan laboratorium yang tepat. Merokok dapat menjadi faktor predisposisi dari infeksi oportunistik kandidiasis. Oleh karena itu, penting bagi dokter gigi untuk mengedukasi pasien untuk berhenti merokok.