laporan kasus fix.docx

17
LAPORAN KASUS Bayi NM, perempuan, masuk Rumah Sakit dengan BBLR, lahir spontan di RS Nene Malomo, Sidrap. Ditolong oleh bidan, BBL : 2100 gram, lahir cukup bulan, A/S : 8/10. Pada perawatan hari ketiga, bayi tampak kuning pada seluruh badan. Selama kehamilan Ibu pasien dalam keadaan sehat. Riwayat Ibu melahirkan yang lalu kuning (-), riwayat anemia dalam keluarga (-), riwayat pembesaran hati dan limpa dalam keluarga (-). A. Pemeriksaan Fisik (Tanggal 22 April 2015) Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Berat Badan : 2.130 gram Panjang Badan : 44 cm Warna Kulit : Kuning Cacat Bawaan : (-) Kepala Bentuk kepala : normocephali, kelainan (-), fontanella terbuka datar, sutura normal, caput succedaneum (-), dan cephal hematom (-), Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterus (+/+), pupil isokor, refleks cahaya +/+, miosis (-), midriasis (-), sekret mata (-) 1

Upload: norman-abuar-abutwaman-angwarmase

Post on 24-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS

Bayi NM, perempuan, masuk Rumah Sakit dengan BBLR, lahir spontan di RS Nene Malomo, Sidrap. Ditolong oleh bidan, BBL : 2100 gram, lahir cukup bulan, A/S : 8/10.Pada perawatan hari ketiga, bayi tampak kuning pada seluruh badan. Selama kehamilan Ibu pasien dalam keadaan sehat. Riwayat Ibu melahirkan yang lalu kuning (-), riwayat anemia dalam keluarga (-), riwayat pembesaran hati dan limpa dalam keluarga (-).A. Pemeriksaan Fisik (Tanggal 22 April 2015)Keadaan Umum: Tampak sakit sedangBerat Badan: 2.130 gramPanjang Badan: 44 cmWarna Kulit: KuningCacat Bawaan: (-)KepalaBentuk kepala: normocephali, kelainan (-), fontanella terbuka datar, sutura normal, caput succedaneum (-), dan cephal hematom (-),Mata: konjungtiva anemis (-), sklera ikterus (+/+), pupil isokor, refleks cahaya +/+, miosis (-), midriasis (-), sekret mata (-)Telinga: ottorhea -/-Hidung: Rhinorea -/-, pernapasan cuping hidung (-)Mulut: Mukosa sianosis (-).Kulit kuning pada wajah (+).

LeherPembesaran kel.Tiroid (-).Pembesaran KGB (-).ThoraksInspeksi: dinding dada simetris, retraksi dinding dada (-), RR : 48x/menit, tampak kuning (+)Palpasi: pelebaran ICS -/-Auskultasi: Cor: BJ I,II tunggal regular, murmur (-), gallop (-)HR : 148x/menitPulmo: bronkovesikuler +/+, rh -/-, wh -/-Sianosis (-).Kulit kuning (+).AbdomenInspeksi: distensi (-), tali pusat bersih, tanda-tanda radang (-). Auskultasi: bising usus normalPalpasi : massa (-), supel (+), hepar-lien tidak teraba.Perkusi : timpani (+) diseluruh lapang abdomenUro- GenitaliaNormal, hipospadia (-), epispadia (-), hidrokel (-)Anus dan rektumAnus (+), mekoninum (+)EkstremitasKelainan bentuk (-), tonus otot normal, edema (-), ikterus (+).

KulitIkterus (+) kramer 4, ruam (-), pustula (-)Turgor kulit normalKelainan kulit lainnya (-)

VertebraeKelainan (-)B. Diagnosis KerjaBerdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, maka diagnosis kerja adalah : Ikterus Neonatorum BCB-KMK (BBLR)C. Tatalaksana1. O2 1 lpm2. IVFD D10% 7 tpm (mikro drips)3. Inj. Ceftazidime 100 mg/12 jam4. Inj. Gentamicin 1x10 mg5. Inj. Ranitidine 3x1 mg6. OGT dekompresiD. Follow upTanggal / jamPerjalanan PenyakitInstruksi Dokter

18/4/2015 Ku : lemah N: 140x/mnt P : 52x/mnt S : 36,20 C BB : 2.113 gram Ikterus (-) Isap lemah Refleks menelan (+) O2 1 lpm IVFD D10% 7 tpm Ampicilin 100 mg/12 jam/IV hari-1 Gentamicin 10 mg/24 jam/IV hari-1 Inj. Ranitidine 3x1 mg

20/4/2015

Ku : lemah N: 148x/mnt P : 48x/mnt S : 360 C BB : 2.098 gram Ikterus (+) Kramer IV Isap lemah Refleks menelan (+)Lab : Billirubin total : 18,5 mg/dL Billirubin direct : 0,4 mg/dL O2 1 lpm IVFD D10% 7 tpm Ampicilin 100 mg/12 jam/IVhari ke-2 Gentamicin 10 mg/24 jam/IV ke-2 Inj. Ranitidine 3x1 mg Fototerapi

21/4/2015

Ku : lemah N: 146x/mnt P : 48x/mnt S : 36,30 C BB : 2.098 gram Ikterus (+) Kramer IV Isap lemah Refleks menelan (+) O2 1 lpm IVFD D10% 7 tpm Ampicilin 100 mg/12 jam/IVhari ke-3 Gentamicin 10 mg/24 jam/IVhari ke-3 Fototerapi

22/4/2015

Ku : lemah N: 150x/mnt P : 50x/mnt S : 37,40 C BB : 2.050 gram Ikterus (+) Kramer IV Isap lemah Refleks menelan (+) O2 1 lpm IVFD D10% 7 tpm Ampicilin 100 mg/12 jam/IVhari ke-4 Gentamicin 10 mg/24 jam/IVhari ke-4 Fototerapi

23/4/2015

Ku : lemah N: 140x/mnt P : 60x/mnt S : 37,50 C BB : 2.056 gram Ikterus (+) Kramer II Isap lemah Refleks menelan (+) O2 1 lpm IVFD D10% 7 tpm Ampicilin 100 mg/12 jam/IVhari ke-5 Gentamicin 10 mg/24 jam/IVhari ke-5 Fototerapi

24/4/2015

Ku : lemah N: 140x/mnt P : 50x/mnt S : 37,50 C BB : 2.188 gram Ikterus (-) Isap lemah Refleks menelan (+)Lab : Bilirubin Total : 19,3 mg/dL Bilirubin direct: 0,9 mg/dLLab (Prodia) : Bilirubin Total : 12,8 mg/dL Bilirubin direct: 0,6 mg/dL O2 1 lpm IVFD D10% 7 tpm Ampicilin 100 mg/12 jam/IVhari ke-6 Gentamicin 10 mg/24 jam/IVhari ke-6 Stop Fototerapi

25/4/2015 Ku : lemah N: 140x/mnt P : 50x/mnt S : 37,50 C BB : 2.058 gram Ikterus (-) Isap lemah Refleks menelan (+) O2 1 lpm IVFD D10% 7 tpm Ampicilin 100 mg/12 jam/IVhari ke-7 Gentamicin 10 mg/24 jam/IVhari ke-7

27/4/2015

Ku : lemah N: 148x/mnt P : 40x/mnt S : 36,60 C BB : 2.078 gram Ikterus (-) Isap lemah Refleks menelan (+)Lab : WBC : 12,7 Hb : 19,5 RBC : 5,21 HCT : 57,7 PLT : 30 LED : 7 mm/jam O2 1lpm IVFD D10% 7 tpm Ampicilin 100 mg/12 jam/IVhari ke-8 Gentamicin 10 mg/24 jam/IVhari ke-8

28/4/2015 Ku : lemah N: 140x/mnt P : 50x/mnt S : 370 C BB : 2.050 gram Ikterus (-) Isap lemah Refleks menelan (+)Lab : GDS : 119 mg/dl O2 1 lpm IVFD D10% 7 tpm Ampicilin 100 mg/12 jam/IV hari ke-9 Gentamicin 10 mg/24 jam/IVhari ke-9

29/4/2015

Ku : baik N: 148x/mnt P : 46x/mnt S : 36,50 C BB : 2.053 gram Ikterus (-) Isap mulai baik Refleks menelan (+) O2 1 lpm IVFD D10% 7 tpm Ceftazidine 100 mg/IV hari-1 Gentamicin 10 mg/24 jam/IVhari ke-10

30/04/2015

Ku : baik N: 152x/mnt P : 40x/mnt S : 36,70 C BB : 2.058 gram Ikterus (-) Isap kuat Refleks menelan (+) O2 0,5 lpm IVFD D10% 7 tpm Ceftazidine 100 mg/IVhari ke-2 Gentamicin 10 mg/24 jam/IVhari ke-11

02/05/2015

Ku : baik N: 150x/mnt P : 48x/mnt S : 370 C BB : 2.061 gram Ikterus (-) Isap kuat Refleks menelan (+) O2 0,5 lpm IVFD D10% 7 tpm

04/05/2015

Ku : baik N: 140x/mnt P : 40x/mnt S : 36,60 C BB : 2.078 gram Ikterus (-) Isap kuat Refleks menelan (+) O2 0,5 lpm AFF Infus

05/05/2015

Ku : baik N: 142x/mnt P : 52x/mnt S : 36,80 C BB : 2.084 gram Ikterus (-) Isap kuat Refleks menelan (+) O2 0,5 lpm PMK continue

06/05/2015

Ku : baik N: 128x/mnt P : 42x/mnt S : 36,50 C BB : 2.050 gram Ikterus (-) Isap kuat Refleks menelan (+) Adaptasi hari-I

07/05/2015

Ku : baik N: 138x/mnt P : 46x/mnt S : 36,50 C BB : 2.057 gram Ikterus (-) Isap kuat Refleks menelan (+) Adaptasi hari-II Boleh Pulang

Diagnosis : Ikterus Neonatorum BCB-KMK (BBLR)DISKUSIIkterus adalah menguningnya sklera, kulit atau jaringan lain akibat penimbunan bilirubin dalam tubuh atau akumulasi bilirubin dalam darah lebih dari 5 mg/dl dalam 24 jam, yang menandakan terjadinya gangguan fungsional dari hepar, sistem biliary, atau sistem hematologi.1,2,3,4Ikterus pada neonatus dapat bersifat fisiologis dan patologis. Ikterus fisiologis adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga yang tidak mempunya idasar patologis, kadarnya tidak melewati 8-12 mg/dL yang membahayakan atau mempunyai potensi menjadi kernikterus dan tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi. Ikterus patologis ialah ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia dengan kadar billirubin 12 mg/dl pada bayi aterm dan lebih besar dari 14 mg/dl pada bayi preterm.1,2,5,6Pada kasus ini, ikterus neonatorum muncul pada hari ke-3, ikterus yang muncul biasanya merupakan ikterus fisiologik, tetapi perlu dipikirkan penyebab lain seperti inkompatibilitas golongan darah, infeksi kuman, polisitemia, hemolisis karena perdarahan tertutup, kelainan morfologi eritrosit (misalnya sferositosis), sindrom gawat nafas, toksositosis obat, defisiensi G-6-PD, dan lain-lain.2,5,7,8Menurut Gourley GR, salah satu cara pemeriksaan derajat kuning pada BBL secara klinis, sederhana dan mudah adalah dengan penilaian menurut Kramer (1969). Caranya dengan jari telunjuk ditekankan pada tempat-tempat yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung, dada, lutut dan lain-lain. Tempat yang ditekan akan tampak pucat atau kuning. Penilaian kadar bilirubin pada masing-masing tempat tersebut disesuaikan dengan nilai berikut yang telah diperkirakan kadar bilirubinnya: 2,4,6,9 Kramer 1: kepala-leher = 4-8 mg/dl Kramer 2: tubuh sebelah atas = 5-12 mg/dl Kramer 3: tubuh sebelah bawah dan paha = 8-16 mg/dl Kramer 4: lengan dan tungkai bawah = 11-18 mg/dl Kramer 5: telapak tangan dan telapak kaki = > 15 mg/dl

Pengobatan dilakukan dekomposisi bilirubin dengan fototerapi. Cara kerja fototerapi menurut Hansen TWR adalah dengan mengubah billirubin menjadi bentuk yang larut dalam air untuk diekskresikan melalui empedu atau urin. Ketika billirubin mengabsorbsi cahaya, terjadi reaksi fotokimia yaitu isomerasi. Juga terdapat konversi ireversibel menjadi isomer kimia lainnya bernama lumirubin yang dengan cepat dibersihkan dari plasma melalui empedu. Lumirubin adalah produk terbanyak degradasi billirubin akibat fototerapi pada manusia. Sejumlah kecil billirubin plasma tak terkonyugasi diubah oleh cahaya menjadi dipyrole yang dieksresikan melalui urin.5Prognosis pada kasus ini baik belum ada tanda-tanda komplikasi yang mengarah ke stadium lanjut. Hiperbilirubinemia baru akan berpengaruh buruk apabila bilirubin indirek telah melalui sawar darah otak, karena dapat menyebabkan kernikterus (kadar billirubin >30 mg/dL) atau ensefalopati biliaris. Gejala ensefalopati biliaris ini dapat segera terlihat pada masa neonatus atau baru tampak setelah beberapa lama kemudian. Pada masa neonatus gejala mungkin sangat ringan dan hanya memperlihatkan gangguan minum, letargi dan hipotonia. Selanjutnya bayi mungkin bisa kejang, spastik dan ditemukan epistotonus. Pada stadium lanjut mungkin didapatkan adanya atetosis disertai gangguan pendengaran dan retardasi mental dikemudian hari. Dengan memperhatikan hal di atas, maka sebaiknya pada semua penderita hiperbilirubinemia dilakukan pemeriksaan berkala, baik dalam hal pertumbuhan fisis dan motorik, ataupun perkembangan mental serta ketajaman pendengarannya.7,9,10

1