laporan kasus dr. diko

Upload: wijay27

Post on 23-Feb-2018

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    1/41

    LAPORAN KASUS

    MANAJEMEN PASIEN DENGAN PENURUNAN KESADARAN

    EC. COB + EDH LOBUS TEMPORO PARIETALIS DEXTRA +

    EDEMA CEREBRI

    Oleh:

    dr. Muhammad El Yad!"#

    PEMBIMBING:

    dr. TEGUH SYL$ARANTO S%.A.& KIC

    BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSI'

    'AKULTAS KEDOKTERAN UNI$ERSITAS AIRLANGGA

    RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO

    SURABAYA

    1

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    2/41

    LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

    Nama : dr. Muhammad El Yandiko

    Bagian : Anestesiologi dan Terapi Intensif akultas !edokteran

    "ni#ersitas $ri%i&a'a Palem(ang

    NIM : )*+,,-+)))

    /udul kasus : MANA/EMEN PA$IEN 0ENGAN PEN"1"NAN!E$A0A1AN E2. 2OB 3 E04 5OB"$ TEMPO1O

    PA1IETA5I$ 0E!$T1A 3 E0EMA 2E1EB1I

    $ura(a'a6 Nopem(er ,)+7

    Mengesahkan6

    0osen Pem(im(ing

    dr. Teguh $'l#aranto $p.An.6 !I2

    2

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    3/41

    BAB I

    LAPORAN KASUS

    Id()!)a*

    Nama : An. $A

    /enis !elamin : 5aki8laki

    "mur : +) tahun

    Berat Badan : 7) !g

    0iagnosis : 2OB 3 E04 lo(us temporo parietalis dekstra 3 edema 9ere(ri

    Aam(*!*

    ,--/0 1 %". /. 2

    $aat pasien meman&at pagar sekolahn'a6 pasien ke&atuhan pagar dan menimpa

    kepalan'a. A%aln'a pasien masih sadar6 lalu sempat ke&ang. $elan&utn'a pasien

    di(a%a ke 1$ $idoar&o6 masih (isa komunikasi dan mengeluh pusing. 0i 1$

    $idoar&o di(eri Manitol6 Infus 0- N$6 in&eksi $itikolin dan dilakukan

    pemeriksaan 2T $9an kepala dengan hasil E04 lo(us Temporoparietalis de;tra

    dengan #olume 3 .

    ,--/0 1 P".3. 2

    Pasien mengeluh pusing dan kesadarann'a menurun6 kemudian di ru&uk ke 1$0$.

    ,-- /0 1 %"l / . 2

    Pasien ti(a di 1es 1$0$ dari triage diperiksa dengan keadaan:

    A : Be(as

    B : 11 7) ;?mnt6 spontan6 suara nafas #esikuler6 @h =8>6 1h =8>6 $pO,6 N: ;?mnt

    0 : 1espon to pain6 G2$ ,8+8-6 pupil (ulat anisokor -?7 mm6

    12 3?3 menurun6 hemiparese 8?8

    E : 4ematom pada temporal dekstra

    3

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    4/41

    $ikap:

    +. Pasien dengan airway(e(as F di(ersihkan &alan nafasn'a:suction,. Penderita di posisikanHead up7))

    7. Berikan oksigen /1 +) liter?menit6 siap intu(asi

    *. Pasang (antal pasir

    -. Infus terpasang dan dipastikan lan9ar: 0-+?,N$ diganti P

    . Terpasang kateter urine inisial dikosongkan6 NGT =3>

    . 5a( lengkap6 diagnostik 1adiologis

    ,-- /0 1 %"l / .0 2

    !onsul dr. Agustina $alinding6 $pAn

    melaporkan kondisi pasien dengan 2OB 3 E046 planning foto thora;6 9er#i9al

    dan 2T $9an. $elan&utn'a diren9anakan naik ke O! untuk kraniotomi dan

    e#akuasi perdarahan.

    Ad#is : A99 diker&akan6 intu(asi le(ih dahulu

    Pemeriksaan Penun&ang

    La4#ra)#r!um 5

    4( : ++66 %h =8>6 rh=8>6 $pO,

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    7/41

    Pasien A$A III8E dengan E04 3 peningkatan TI!

    Planning : T$ N$ ren9ana 9raniotom' 3 e#akuasi E04

    ,-- /0 1 %"l // .78 2 Pasien masuk ke O! dengan kondisi:

    B+ : Air%a' : Be(as tu(e in

    Breathing : !ontrol #entilasi6 suara nafas #es =3>6 %h =8>6 rh=8>6 $pO, +))

    B, : P4!M6 21T ,C6 T0: ++-?- =MAP D+> mm4g6 41 :++- ;?m

    B7 : Tersedasi6 PBA -?7 mm6 12 3?3 J?J

    B* : BA! 2atheter

    B- : A(domen : soepel6 B" =3> Normal6 NGT =3>

    B : 4ematome pada temporalis dekstra

    ,-- /0 1 %"l // .88 2

    Induksi : Propofol ,) mg 3 entan'l ,- m9g

    $uplemen : entan'l sp 3 Ke9uronium sp

    Maintenan9e : Isoflurane 3 O, 3 air

    5ama Operasi : pk.,7.+- sd pk.)*.)) =* &am *- menit>

    Dura)( O%(ra*!

    4emodinamik:

    T0 :

    -- 8 )

    Nadi : +)- 8+,) ;?menit

    $pO, :

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    8/41

    PO : P : )) 99 PO : "rine *)) 99

    0O : P )) 99

    @B 7-) 99

    4E$ *)) 99

    0O : "rine ))99

    Perdarahan -)99

    !eadaaan pasien di 1OI

    9-- /0 1 %"l . 2

    B+ : A : (e(as6 tube in

    B : on ventilator, mode P2K =11 +6 PEEP 76 io, )

    didapat KT 7*)6 MK -6-> 6#es 3?3 normal6 %h 86 rh 8?86 $pO,

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    9/41

    B : 0eformitas =8>

    Ha*!l CT S6a %#*) #%

    !et : masih didapatkan gam(aran

    edema 9ere(ri dengan (ekuan darah

    minimal.

    5a( tgl ?++?,)+7 =pk.+-.-:

    T)2 76) B$$ : D merupakan kotak 'ang tidak dapat (erekspansi6 oleh

    karena itu seharusn'a #olume intrakranial tetap konstan. 4al ini seperti dise(utkan

    padaMonroe-Kellie Doctrinese(agai (erikut:

    !I2P L K2$ 3 BBI 3 KBr

    !I2P konstanta I2P

    K #olume 9airan sere(rospinal6 darah dan massa otak

    Pada peningkatan #olume massa oleh karena hematoma atau edema6 9airan

    sere(rospinal atau darah =atau keduan'a> akan dikeluarkan dari dalam ruang

    intrakranial le(ih (an'ak daripada (iasan'a. Oleh karena efek kompensasi ini6

    diperkirakan ruang intrakranial masih dapat menampung #olume massa -) H +))

    99 tergantung lokasi dan 9epatn'a pem(esaran massa terse(ut. Bila normal

    kompensasi ini terle%ati6 penam(ahan se&umlah ke9il #olume intrakranial akan

    mengaki(atkan peninggian drastis dari tekanan intrakranial dengan hasil

    penurunan erebral Perfussion Pressure=2PP>.

    9. Tekanan perfusi otak =erebral Perfusion Pressure>

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    13/41

    $angat penting untuk mempertahankan tekanan darah 'ang adekuat pada

    penderita 9edera kepala agar tekanan perfusi otak tetap normal. 4al ini sama

    pentingn'a dengan tekanan intrakranial. Tekanan perfusi otak adalah tekanan

    arteri rata8rata dikurangi tekanan intrakranial.

    2PP L MAP H I2P

    2PP 2ere(ral perfusion pressure

    MAP Mean s'stemi9 arterial pressure

    I2P Intra9ranial pressure

    Tekanan perfusi otak kurang dari ) mm4g se9ara umum (erhu(ungan dengan

    rendahn'a luaran 9edera kepala.

    d. Aliran darah otak

    Normal aliran darah otak kira8kira -) 99 per +)) gr otak per menit. 0i(a%ah ,) H

    ,- 99 per +)) gr per menit6 aktifitas EEG se9ara (ertahap menghilang dan pada

    sekitar - 99 per +)) gr per menit ter&adi kematian sel atau kerusakan irre#ersi(el.

    Pada orang8orang 'ang tidak mengalami 9edera6 mekanisme autoregulasi akan

    men&aga aliran darah otak tetap konstan pada tekanan darah rata8rata antara -) H

    +) mm4g. 0i(a%ah -) mm4g6 ter&adi penurunan aliran darah otak (ertahap6 dan

    diatas +) mm4g ter&adi dilatasi pasif dari pem(uluh darah otak dan peningkatan

    aliran darah otak. Mekanisme autoregulasi ini sering terganggu pada penderita9edera kepala6 dengan aki(at6 penderita dapat mengalami 9edera otak sekunder

    karena iskemia 'ang dise(a(kan oleh episode hipotensif.

    !lasifikasi 9edera kepala:

    A. Berdasarkan mekanisme

    +. 2edera kepala tumpul6 dapat dise(a(kan oleh ke9elakaan kendaraan

    (ermotor6 &atuh6 atau pukulan (enda tumpul.

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    14/41

    ,. 2edera kepala tem(us =penetrasi>6 dise(a(kan luka tem(ak atau pukulan

    (enda tumpul.

    B. Berdasarkan (eratn'a

    +. 1ingan =G2$ +*8+->

    ,. $edang =G2$

    7. Berat =G2$ 78D>

    2. Berdasarkan morfologi

    +. raktura tengkorak

    a. !al#aria

    +. 5inear atau stelata

    ,. 0epressed atau nondepressed

    7. Ter(uka atau tertutup

    (. 0asar tengkorak

    +. 0engan atau tanpa ke(o9oran 2N$

    ,. 0engan atau tanpa paresis N KII

    ,. 5esi intrakranial

    a. okal

    +. Epidural

    ,. $u(dural

    7. Intrasere(ral

    (. 0ifusa

    +. !omosio ringan

    ,. !omosio klasik

    7. 2edera aksonal difusa

    Pada 9edera kepala6 kerusakan otak dapat ter&adi dalam dua tahap 'aitu

    9edera primer dan 9edera sekunder.

    2edera primer merupakan 9edera pada kepala se(agai aki(at langsung dari

    suatu ruda paksa6 dapat dise(a(kan (enturan langsung kepala dengan suatu (enda

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    15/41

    keras maupun oleh proses akselarasi8deselarasi gerakan kepala. 0alam mekanisme

    9edera kepala dapat ter&adi peristi%a coup dan contrecoup. 2edera primer 'ang

    diaki(atkan oleh adan'a (enturan pada tulang tengkorak dan daerah sekitarn'a

    dise(ut lesi coup. Pada daerah 'ang (erla%anan dengan tempat (enturan akan

    ter&adi lesi 'ang dise(ut contrecoup. Akselarasi8deselarasi ter&adi karena kepala

    (ergerak dan (erhenti se9ara mendadak dan kasar saat ter&adi trauma. Per(edaan

    densitas antara tulang tengkorak =su(stansi solid> dan otak =su(stansi semisolid>

    men'e(a(kan tengkorak (ergerak le(ih 9epat dari muatan intrakranialn'a.

    Bergerakn'a isi dalam tengkorak memaksa otak mem(entur permukaan dalam

    tengkorak pada tempat 'ang (erla%anan dari (enturan =contrecoup>.

    2edera sekunder merupakan 9edera 'ang ter&adi aki(at (er(agai proses

    patologis 'ang tim(ul se(agai tahap lan&utan dari kerusakan otak primer6 (erupa

    perdarahan6 edema otak6 kerusakan neuron (erkelan&utan6 iskemia6 peningkatan

    tekanan intrakranial dan peru(ahan neurokimia%i.

    +. raktura tulang tengkorak

    raktura tulang tengkorak mungkin ter&adi pada ku(ah atau (asis

    tengkorak6 dapat linier6 (er(entuk (intang6 dan (isa te(uka atau tertutup.

    1etak dasar tengkorak (iasan'a memerlukan pemeriksaan 2T8s9an dengan

    kondisi tulang untuk diagnosis. Adan'a tanda klinis (erupa perior(ital

    e99h'mosis6 sering dise(ut hematoma ka9amata =raccoon eyes>6

    retroauri9ular e99h'mosis =Battle!s si"n>6 ke(o9oran 9airan sere(rospinal

    dan lesi N. KII menam(ah nilai diagnostik dari retak dasar tengkorak.$e(agai pedoman umum6 depresi fragmen tulang mele(ihi kete(alan

    tulang6 memerlukan tindakan operasi. raktura ter(uka atau 9ompound

    dengan hu(ungan langsung antara kulit kepala 'ang laserasi dan

    permukaan otak6 karena adan'a ro(ekan duramater6 memerlukan tindakan

    operasi segera.

    Adan'a fraktura tulang tengkorak6 tidak dapat dianggap remeh6 oleh

    karena (erhu(ungan dengan kekuatan 'ang men'e(a(kan retakn'a tulang

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    16/41

    tengkorak. raktura linier ku(ah tengkorak meningkatkan kemungkinan

    perdarahan intrakranial sampai *)) kali pada penderita 'ang sadar6

    sementara ,) kali pada pasien komatous6 dimana resiko perdarahan itu

    sendiri &auh le(ih (esar.

    ,. 5esi intrakranial.

    5esi intrakranial dapat digolongkan dalam lesi fokal atau diffus6 namun

    demikian kedua (entuk ini seringkali tim(ul (ersamaan. 5esi fokal

    termasuk perdarahan epidural6 su(dural6 dan kontusio =atau perdarahanintrasere(ral>. 5esi diffus6 pada umumn'a dengan gam(aran 2T8s9an 'ang

    normal tetapi mem(eri gangguan sensorium atau (ahkan koma dalam.

    Berdasarkan dalam dan laman'a koma6 lesi diffus dapat digolongkan

    dalam konkusi ringan6 konkusi klasik6 dan diffuse a#onal injury.

    a>. Perdarahan Epidural

    Perdarahan epidural ter&adi diantara tulang dan duramater6 (iasan'a

    (er(entuk (ikon#eks atau lentikular. Paling sering (erlokasi pada

    daerah temporal atau temporoparietal dan pen'e(a( paling sering

    adalah ro(ekn'a a.meningea media oleh fraktura. Pen'e(a( lainn'a

    adalah perdarahan dari #ena8#ena diploika 'ang &uga (erhu(ungan

    dengan fraktura. !adang8kadang dapat ter&adi karena ro(ekn'a sinus

    #enosus6 khususn'a pada daerah parietoksipitalis dan fossa posterior.

    @alaupun perdarahan epidural &arang =)6- dari seluruh 9edera kepaladan

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    17/41

    Perdarahan su(dural &auh le(ih (an'ak daripada perdarahan epidural

    =le(ih kurang 7) dari 9edera kepala (erat>. Biasan'a ter&adi oleh

    karena ro(ekn'a &em(atan #ena antara korteks dan sinus #enosus6

    namun dapat &uga ter&adi oleh karena ro(ekan arteri kortikal.

    Perdarahan su(dural (iasan'a menutupi seluruh permukaan hemisfer6

    oleh karena itu kerusakan otak di(a%ahn'a (iasan'a &auh le(ih (erat

    dan prognosis &uga &auh le(ih &elek di(andingkan perdarahan epidural.

    Tinggin'a mortalitas dapat diturunkan dengan tindakan operasi amat

    segera dan penanganan pem(erian o(at8o(atan 'ang agresi.

    $ubarac%noid %emorr%a"e adalah perdarahan didalam ruang

    su(ara9hnoid. $u(ara9hnoid adalah ruang antara mem(rane ara9hnoid

    dan piamater. $A4 dapat ter&adi spontan atau karena trauma. Ge&ala

    'ang tim(ul adalah sakit kepala he(at 'ang ti(a ti(a =t%underclap

    %eadac%e>6 mual muntah dan penurunan kesadaran.

    0iagnosa ditegakkan dengan 9ara 2T8s9an kepala dan kadang dengan

    lum(al pungsi. Tata laksana meliputi sta(ilisasi penderita meliputi

    sedasi6 intu(asi (ila ter&adi penurunan kesadaran dan #entilator.

    Tekanan darah6 den'ut &antung6 pernafasan dan G2$ dimonitor se9ara

    (erkala.

    !ontusi sere(ral se&ati ter&adi 9ukup sering. $elan&utn'a6 kontusi otak

    hampir selalu (erkaitan dengan hematoma su(dural. Ma&oritas ter(esar

    kontusi ter&adi dilo(us frontal dan temporal6 %alau dapat ter&adi pada

    setiap tempat termasuk sere(elum dan (atang otak. Per(edaan antara

    kontusi dan hematoma intrasere(ral traumatika tidak &elas (atasann'a.

    Bagaimanapun6 terdapat ona peralihan6 dan kontusi dapat se9ara lam(at

    laun men&adi hematoma intrasere(ral dalam (e(erapa hari.

    9>. 4ematoma intrasere(ri

    4ematoma intrasere(ri adalah perdarahan 'ang ter&adi dalam &aringan

    =parenkim> otak. Perdarahan ter&adi aki(at adan'a laserasi atau kontusio

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    18/41

    &aringan otak 'ang men'e(a(kan pe9ahn'a pula pem(uluh darah 'ang

    ada di dalam &aringan otak terse(ut. 5okasi 'ang paling sering adalah

    lo(us frontalis dan temporalis. 5esi perdarahan dapat ter&adi pada sisi

    (enturan =coup> atau pada sisi lainn'a =countrecoup>. 0efisit neurologi

    'ang didapatkan sangat (er#ariasi dan tergantung pada lokasi dan luas

    perdarahan.

    7. Diffuse injuriesadalah tipe 9edera 'ang paling sering ditemukan. Terdiri

    dari tiga tipe 'aitu :

    a> !onkusi ringan6 dimana penderita tetap sadar6 tetapi ter&adi kehilangan

    fungsi neurologis sesaat. 2edera inilah 'ang paling umum6 tetapi karena

    dera&atn'a ringan6 sering tidak dilaporkan. Bentuk sedang dari konkusi

    (erupa ke(ingungan dan disorientasi tanpa amnesia. $indroma ini

    sem(uh sempurna dan tidak (erhu(ungan dengan ge&ala sisa 'ang (erat.

    Bentuk 'ang le(ih (erat men'e(a(kan ke(ingungan disertai amnesia

    (aik retrograd maupun antegrad.

    (> !onkusi klasik adalah 9edera dimana penderita kehilangan

    kesadarann'a. Pada kondisi ini selalu disertai dengan (e(erapa dera&at

    dari amnesia pas9atrauma6 dan laman'a amnesia merupakan ukuran

    'ang (aik untuk menentukan (eratn'a 9edera. !ehilangan kesadaran

    sementara dan re#ersi(el. Pada definisi terdahulu6 penderita kem(ali

    sadar sepenuhn'a dalam &am6 namun (e(erapa penderita sadar le(ih

    a%al. Ban'ak penderita dengan konkusi klasik tidak menderita sekuele

    selain amnesia 'ang (erhu(ungan dengan trauma6 tetapi penderita

    lainn'a mungkin mengalami defisit neurologis untuk %aktu 'ang lama.

    Termasuk kesulitan mengingat6 pusing6 mual6 anosmia dan depresi. Ini

    dikenal se(agai post-concussion syndrome dan merupakan suatu

    gangguan 'ang (ermakna.

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    19/41

    9> Diffuse a#onal injury=0AI>6 adalah istilah 'ang digunakan untuk koma

    pas9atrauma dalam &angka %aktu lama 'ang tidak (erhu(ungan dengan

    lesi massa atau iskemia. Penderita mengalami koma dalam dan dalam

    %aktu 'ang (erkepan&angan. Penderita sering kali memperlihatkan

    tanda desere(rasi atau dekortikasi dan seringkali dengan 9a9at (erat6

    (ila mereka dapat (ertahan hidup. Penderita8penderita ini sering kali

    memperlihatkan gangguan fungsi autonom6 seperti hipertensi6

    hiperhidrosis6 dan hiperpireksia6 'ang pada mulan'a disangka se(agai

    lesi primer (atang otak. Mem(edakan antara 0AI dan hipoksia (atang

    otak tidaklah mudah dan mungkin ter&adi se9ara (ersamaan.

    PENANGANAN CEDERA KEPALA

    Prinsip penanganan a%al pada penderita 9edera kepala meliputi sur#ei

    primer dan sur#ei sekunder. 0alam penatalaksanaan sur#ei primer hal8hal 'ang

    diprioritaskan antara lain airway, breat%in", circulation, disability6 dan e#posure6

    'ang kemudian dilan&utkan dengan resusitasi. Pada penderita 9edera kepala

    khususn'a dengan 9edera kepala (erat sur#ei primer sangatlah penting untuk

    men9egah 9edera otak sekunder dan men&aga homeostasis otak.

    A. $ur#ei primer dan resusitasi

    2edera otak kadang8kadang ter&adi oleh karena faktor sekunder. 0alam

    studi kasus 'ang meli(atkan +)) penderita dengan 9edera otak (erat6 'ang

    die#aluasi pada saat ti(a di ruang ga%at darurat6 7) hipoksemia6 +7 hipotensifdan +, anemia. Penderita 'ang datang dengan hipotensi6 angka kematiann'a

    le(ih dari , kali di(anding penderita 'ang normotensi. $edangkan pada penderita

    'ang hipoksia se(agai aki(at hipotensi6 mortalitas men9apai -.

    Oleh karena itu sta(ilisasi kardiopulmoner harus dilaksanakan se9epatn'a pada

    penderita dengan 9edera kepala (erat.

    +. /alan nafas dan pernafasan

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    20/41

    ,. 4enti nafas sementara sering men'ertai 9edera kepala. Apneu

    (erkepan&angan6 mungkin pen'e(a( kematian seketika ditempat ke&adian.

    Yang paling penting segera dilakukan adalah intu(asi endotrakeal dan

    pem(erian #entilasi dengan +)) oksigen sampai kadar gas darah

    diperoleh.

    7. 4iper#entilasi dapat dilakukan dengan hati8hati. @alaupun mungkin dapat

    memper(aiki asidosis sementara dan menurunkan se9ara 9epat tekanan

    intrakranial pada penderita dengan dilatasi pupil6 namun tidak seluruhn'a

    mem(erikan keuntungan. Bila dilakukan6 se(aikn'a P9o, dipertahankan

    pada le#el ,- H 7- mm4g.

    *. $irkulasi. $e(agaimana di&elaskan se(elumn'a6 hipotensi dan hipoksia

    merupakan pen'e(a( utama kemunduran pada penderita dengan 9edera

    kepala. Pada penderita 'ang hipotensif6 #olume darah normal harus segera

    dikem(alikan. Biasan'a hipotensi (ukan karena 9edera otak murni ke9uali

    pada stadium terminal (ila ter&adi kegagalan (atang otak.

    $e9ara umum6 pen'e(a( hipotensi adalah kehilangan darah se9ara

    (ermakna. 4al8hal lain mungkin karena 9edera sumsum tulang (elakang6

    kontusio &antung atau tamponade dan pneumotoraks tension se(agai

    pen'e(a( lainn'a.

    B. $ur#ei $ekunder

    Penderita dengan 9edera kepala (erat sering mengalami 9edera ganda.

    Pada satu seri penderita dengan 9edera kepala6 le(ih -) 9edera sistemik 'ang

    memerlukan penanganan ahli lain

    2. Pemeriksaan Neurologis

    $egera setelah status kardiopulmoner penderita sta(il6 pemeriksaan

    neurologis se9ara 9epat dan teratur harus dilaksanakan. 0alam hal ini adalah

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    21/41

    pemeriksaan G2$ dan respons pupil. Pemeriksaan refleks okulosefalik dan

    kalorik dapat ditunda sampai adan'a ahli (edah saraf. $angat penting melakukan

    pemeriksaan neurologis sederhana se(elum mem(eri sedasi atau menidurkan

    penderita. Oleh karena keadaan klinis penderita sangat penting untuk menentukan

    tindakan6 diingatkan &angan memakai lon"-actin" paralityic a"ents.

    Pem(erian morfin * H mg IK (erulang6 (erguna untuk analgesia dan

    sedasi. Pada penderita 'ang koma6 respons motorik ter(aik mem(erikan nilai

    prognostik 'ang le(ih akurat di(anding respons 'ang le(ih (uruk. @alaupun

    demikian untuk meengetahui kema&uan penderita6 le(ih (aik melaporkan respons

    motorik ter(aik dan ter(uruk. Pada pem(erian morfin &uga harus diperhatikan

    ter&adin'a depresi pernafasan 'ang (isa meper(uruk komplikasi TI!.

    Pemeriksaan se9ara (erkala diperlukan karena keragaman respons ter&adi dengan

    (erlalun'a %aktu. Pemeriksaan ukuran dan reaksi 9aha'a pupil sangat penting

    dilakukan pada pemeriksaan a%al. $e(agaimana diketahui6 herniasi lo(us

    temporalis adalah dilatasi pupil ringan dan reaksi lam(at terhadap 9aha'a.

    0engan mem(eratn'a herniasi6 ter&adi dilatasi pupil diikuti ptosis dan

    paresis m. re9tus medial dan otot8otot mata lainn'a 'ang dipersarafi oleh N. III.

    0ilatasi pupil dan tak ada reaksi pupil (ilateral6 mungkin dise(a(kan perfusi otak

    'ang kurang6 atau sangat &arang oleh karena kerusakan N. III (ilateral.

    0. Prosedur 0iagnostik

    Pemeriksaan 2T8s9an seharusn'a dilakukan se9epat keadaanmemungkinkan6 idealn'a dalam 7) menit setelah trauma. 2T8s9an &uga diulang

    (ila ada peru(ahan dalam status klinis penderita. 0alam pem(a9aan 2T8s9an6 satu

    hal sederhana harus diikuti untuk menghindari penemuan 'ang salah. !ulit kepala

    mungkin (engkak atau adan'a su(galeal hematoma pada tempat 'ang mengalami

    (enturan. Tulang kepala 'ang retak nampak le(ih &elas pada kondisi tulang6

    namun &uga dapat terlihat pada kondisi &aringan lunak. Penemuan penting pada

    gam(aran 2T8s9an ialah adan'a hematoma intrakranial dan pergeseran garis

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    22/41

    tengah =efek massa>. Pergeseran garis tengah - mm atau le(ih se9ara umum

    (ermakna dan (iasan'a memerlukan tindakan operasi.

    @alaupun tidak selalu dapat di(edakan antara perdarahan su(dural dengan

    epidural6 namun gam(aran epidural (iasan'a lentikular 'ang dise(a(kan

    perlekatan erat duramater dengan permukaan dalam tulang tengkorak pada (agian

    sutura6 'ang men9egah meluasn'a hematoma. $e(elum 2T8s9an ditemukan6

    #entrikulografi udara dan angiografi merupakan sarana diagnostik 'ang penting

    pada penderita komatous karena 9edera kepala. Namun saat ini =terutama di

    Amerika> sangat &arang6 mungkin tak pernah lagi dipergunakan untuk

    mendiagnosis 9edera kepala.

    PENGOBATAN MEDIKAMENTOSA

    Pendekatan pera%atan intensif pada 9edera kepala (erat (erhasil

    menurunkan mortalitas dari sekitar -) pada tahun +

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    23/41

    . Ter&adi penam(ahan ukuran hematom pada pemeriksaan ulang 2T

    s9an

    . Ter&adi ge&ala akan ter&adi herniasi otak

    D. Ter&adi kompresi ? o(literasi sisterna (asalis

    Penatalaksanaan penderita 9edera kepala :

    A. /alan nafas (e(as.

    B. Penderita dengan 9edera kepala dipertahankan Pa2O, ,

    0. Gunakan o(at8o(atan 'ang tidak men'e(a(kan ter&adi peningkatantekanan intra kranial dan (ersifat brain protector terutama saat dilakukan

    intu(asi.

    E. $uhu ruangan ,)8,-2

    Airway

    $angat penting untuk die#aluasi dan di(e(askan. 4ipoksia haruslah segera

    diketahui dan 9epat diatasi. - kasus trauma kepala 'ang (erat mengalami

    hipoksia. 4ipoksia diatasi dengan pem(erian O, -)8+))6 hipo#entilasi diatasi

    dengan hiper#entilasi. Bila PaO, = -) mm4g dan Pa2o, meningkat -) mm4g6

    maka 2B akan meningkat. 2B meningkat maka I2P meningkat. 0alam

    menangani air%a' hati8hati adan'a 9er#i9al fraktur. Melakukan intu(asi pada

    penderita trauma kepala seharusn'a dilakukan dengan pem(erian o(at8o(atan

    untuk mengurangi ge&olak hemodinamik 'ang dapat men'e(a(kan kenaikan I2P

    =dengan menghilangkan n'eri dan kesadaran>. Penderita 'ang mengalami trauma

    kepala kadang8kadang mengalami spontaneous hiper#entilasi 'ang dise(a(kanoleh karena :

    2ate9holamina 'ang meningkat

    Hipo#ic drive

    erebral effectoleh karena cerebral acidosis

    Oleh karena letak dari lesi di otakn'a sendiri.

    Trauma kepala dimana G2$ penderita D se(aikn'a dilakukan intu(asi. !riteria

    intu(asi penderita dengan %ead traumaselain G2$ D adalah :

    +. 1espirasi 'ang iregular

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    24/41

    ,. 11 +) *)?menit

    7. Kt 7.- ml?kg

    *. K9 +- ml?kg-. PaO, 6 )mm4g

    . Pa2O, -) mm4g.

    @aktu untuk memutuskan intu(asi pada penderita %ead trauma adalah sangat

    menentukan6 pada pen'elidikan dari ,))) penderita dalam %aktu D (ulan8

    mortality,,.- penderita %ead injury'ang (erat dan dilakukan intu(asi + &am

    setalah ke&adian.Mortalitynaik 7D.* setelah diintu(asi + &am setelah ke&adian

    =p ).+> Tahap H tahap 9ara89ara intu(asi supa'a tidak ter&adi ge&olak

    hemodinamikstu""lin", buc&in"'ang dapat menaikkan I2P.

    +. Prosedur cricoid pressureuntuk men9egah aspirasi

    ,. Pem(erian non depolarisasi rela#ant

    7. Kentilasi 3 +)) O,

    *. $odium pentothal ,87 mg?kg BB6 lidokain =+ mg?kg BB> #e9uronium

    =).+ mg?kg BB>

    -. Kentilasi terus di(erikan

    . Intu(asi oral.

    Maagslang dipasang setelah endotra9heal tu(a terpasang. 4iper#entilasi untuk

    menurunkan Pa2O, adalah 9ara 'ang ter9epat untuk menaikkan Ph9sf =asidosis

    2$ ter&adi karena 2O, masuk 2$ melalui blood brain barrier lalu

    terperangkap di 2$ dalam (entuk ion>. Turunn'a Pa2O, akan menim(ulkan

    lokal inverse stealC dimana pem(uluh darah disekitar trauma akan #asokonstriksi

    sedangkan ditempat trauma #asodilatasi =apakah hal ini menguntungkan masih

    merupakan kontra#ersi>. $tandar untuk penurunan Pa2O, adalah antara ,-87)

    mm4g =untuk lon"term t%erapy6 Pa2O, (uat 7)87- mm4g>. Bila airway telah

    terkuasai dosis ke9il fentan'l di(erikan -)8+)) " untuk menurunkan

    4iper9ate9holamine6 central %yperventilasi state. Posisi penderita dian&urkan +-8

    7)Q %ead up.

    2ardio#as9uler (erupa pemantauan status #olume dimana :

    o $ho9k sering men'ertai trauma kepala6 hal ini dise(a(kan (ukan oleh

    karena trauma pada kepalan'a tetapi sering oleh karena trauma pada organ

    tu(uh 'ang lain. 4ipo#olemia sho9k harus diatasi dengan pem(erian

    1inger laktat

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    25/41

    o !om(inasi dengan isotonik saline. Pem(erianfree watertidak dian&urkan

    karena dapat men'e(a(kan edame otako Bila ter&adi hipertensi 'ang (erle(ih6 pem(erian B8Blo9ker6 propanolol +

    mg tiap +- menit titrasi sampai dengan sistole kurang le(ih +) mm4g dan

    diastole kurang le(ih

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    26/41

    Batuk6 buc&in"6 (erontak sangat tak diharapkan karena hal8hal terse(ut

    akan menim(ulkan %ypersimpat%etic state menim(ulkan kenaikanblood pressure6 edema otak6 I2P meningkat herniasi.

    Posisi kepala se(aikn'a netral6 &angan mem(uat posisi 'ang dapat

    mengham(at #enous return mis6 e;trem fle;i6 rotasi.

    $etelah semua monitoring terpasanglakukan oksigenasi +)) kalau

    perlu lakukan hiper#entilasi6 thiopental masih tetap merupakan o(at

    pilihan untuk induksi menurunkan 2B dan I2P karena efek

    #asokontruksi.

    Etomedate6 imidaole deri#at alternatif lain untuk induksi karena tidakmempun'ai pengaruh 'ang (an'ak atau &elek pada kardio#as9uler dosis

    )., H ).* mg?kg BB i.#. Efekn'a 2B menurun6 2M1 O, menurun dan

    I2P menurun6 2PP tetap (aik. !arena da'a analgesik etomedate tidak ada

    maka se(aikn'a di(erikan (ersama narkotik analgesik mis. entan'l.

    5idokain +6- mg?kg BB di(erikan +87 menit se(elum intu(asi untuk

    men9egah ter&adin'a kenaikan (lood pressure ataupun I2P.

    entan'l +8* "g?kh di(eirkan 78* menit se(elum melakukan intu(asi

    untuk men9egah rasa sakit 'ang (erle(ihan.

    Morphin6 sufertanil6 alfentanil men'e(a(kan #asodilatasi. 0alam hal ini

    fentan'l le(ih (aik dari ke 7 o(at di atas untuk penderita 'ang menderita

    I2P meningkat.

    /adi pem(erian lidokain6 fentan'l diikuti thiopental dosis hati8hati

    merupakan pilihan untuk induksi6 ke9uali adan'a gangguan kardio#askular

    misaln'a hipo#olemia6 hipotensi.

    Muscle rela#anttidak mempun'ai efek langsung pada 2B dan 2M1 O,

    karena mereka tidak dapat mele%ati blood brain barrier.

    Pengaruh mereka se9ara tidak langsung melalui 9ere(ral hemodinamik

    melalui blood pressure+

    Ke9uronium adalah muscle rela#ant'ang ter(aik karena tidak mengganggu

    kardio#askular dan tidak menaikkan I2P6 kom(inasi rentan'l dan

    #e9uronium kadang8kadang menim(ulkan (radikardi.

    Pan9uronium &uga 9ukup (aik karena mepertahankan 2PP dan

    menghilangkan efek thiopental 'ang negatif 'aitu depresi kardio#askular.

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    27/41

    Bagaimanapun &uga penderita dengan gangguan patologis pada otakn'a

    dan gangguan regulasi pada otakn'a. Pan9uronium dosis (esar dapat

    men'e(a(kan kenaikan 2B dan I2P mungkin karena pan9uronium

    men'e(a(kan h'pertensi.

    Muscle rela#ant 'ang men'e(a(kan pelepasan histamin misal 9urare6

    meto9urarine6 atra9urium dosis (esar se(aikn'a dihindari.

    Penggunaan su99in'l9holine masih kontro#ersi =su99in'l9holine

    men'e(a(kan kenaikan muscle spendle activity menaikkan cerebral

    afferent input6 menaikkan 2B6 I2P 2M1 O,6 &uga menim(ulkan

    gelom(ang pada EEG. Pem(erian meto9urine )6)7 mg?kg untuk menghilangkan fasikulasi pada

    penderita 'ang di(eri su99in'l9holine akan menghilangkan semua efek8

    efek terse(ut.

    0ilaporkan ada kenaikan kadar kalium darah pada pem(erian

    su99in'l9holine pada penderita %ead injury.

    /adi pem(erian su99in'l9holine untuk penderita 'ang mengalami trauma

    kepala =untuk intu(asi> haruslah dipertim(angkan (aik dan (urukn'a dan

    (ila di(erikan se(aikn'a 9egahlah fasikulasi 'ang tim(ul.

    Maintenance

    Teknik anestesi ideal untuk penderita dengan multi trauma adalah :

    $angat sedikit pengaruhn'a terhadap autoregulasi otak

    $edikit pengaruhn'a terhadap pusat regulasi 2O,

    Memelihara kardio#askular tetap sta(il

    Menurunkan I2P

    Menaikkan 2PP

    Head injury sering men'e(a(kan gangguan pada autoregulasi otaksehingga men'e(a(kan penderita sangat mudah ter&adi edema otak6

    hiperemi se(agai aki(at dari kenaikan MAP karena manipulasi otak. $alah

    satu tu&uan anestesi adalah menghilangkan?menge9ilkan respons ini.

    Anestesi Intra#ena adalah salah satu pilihann'a. Narkotik6 (ar(iturat6

    (enodiaepine semua menurunkan 2B6 2M1 O, dan I2P6 adan'a sisa8

    sisa narkotik post operatif penderita8penderita dengan gangguan otak

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    28/41

    'uang (erat se(aikn'a penderita terse(ut direspirator dulu dan dilakukan

    hiper#entilasi.

    N,O masih merupakan kontro#ersi. $e(elum pem(erian N,O se(aikn'a

    dilakukan hiper#entilasi dulu sehingga P2O, ,- H 7) mm4g. Pada

    umumn'a setelah pem(erian thiopental 3 narkotik maka pem(erian N,O

    tidak terlalu menaikkan I2P karena efek #asodilatasi N,O dinetralisir oleh

    pem(erian hiper#entilasi dan pem(erian thiopental 3 narkotik =rentan'l>.

    0apat ter&adi pneumoen9ephalus dan dapat ter&adin'a peningkatan I2P

    karena #asodilatasi6 men'e(a(kan (e(erapa center tidak menggunakan

    N,O untuk %ead trauma. $emua o(at anestesi inhalasi menghilangkan

    autoregulasi otak =dose dependend>. Head injury dapat men'e(a(kan

    kadar 9ate9holamine darah meningkat.

    4alothane selain men'e(a(kan #asodilatasi pem(uluh darah otak &uga at

    'ang arr'tmogeni9.

    Enfluran9e dapat menim(ulkan #asodilatasi pem(uluh darah otak. 0apat

    men'e(a(kan ke&ang8ke&ang umum ="eneratin" seiure> pada penderita

    'ang dilakukan hiper#entilasi =Pa2O, 7) mm4g dosis +6- MA2>.

    Isoflurane merupakan o(at pilihan untuk penderita trauma tumpul kepala.

    Isofluran tidak men'e(a(kan #asodilatasi pem(uluh darah otak6 arrh'mia6

    seiure6 gelom(ang otak isoelektrik pada pemakaian isofluran dosis ,

    MA26 menurunkan 2M2O,6 tidak terlalu mengganggu hemodinamik6

    respons pem(uluh darah otak terhadap kadar 2O, masih terpelihara

    sehingga dengan hiper#entilasi area non trauma akan ter&adi #asokontriksi6

    daerah 'ang trauma akan mendapat darah le(ih (an'ak.

    $e(aikn'a pem(erian volatile anestesipada penderita dengan s'ndrome herniasi

    di(erikan setelah duramater ter(uka.

    (mer"ency

    Bila penderita dapat (angun dan spontan (ernafas pada %aktu se(elum

    operasi6 minimal kondisi ini harus kem(ali pada %aktu post operasi.

    Ekstu(asi post op haruslah dirundingkan antara anest%eticdansur"eondan

    ini tergantung kasus per kasus.

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    29/41

    0engan pengam(ilan massa 'ang menekan &aringan otak seharusn'a

    penderita post op le(ih (aik dari pre op. Adan'a trauma di tempat lain misaln'a multiple fraktur 9osta6 c%est injury,

    cervical spine, internal bleedin"6 edema otak haruslah dipertim(angkan

    pemakaian respirator post op =hiper#entilasi>.

    !erugian pemakaian respirator 3 sedatif adalah menghilangkan ge&ala dini

    ter&adi rebleedin"dan komplikasi serius.

    Penderita dengan post op severe %ead trauma dengan G2$ tetap D

    se(aikn'a lakukan tra9heostom' untuk airway mana"ement.

    Bila tu(e intu(asi masih terpasang %aktu transport dari O! ke I2"

    se(aikn'a (erikan narkotik dan thiopental dosis se9ukupn'a pada

    umumn'a dengan pem(erian o(at8o(atan ini6 penderita dapat menerima

    adan'a endotrac%eal tubeterse(ut =haruslah di9egah tim(uln'a (atuk atau

    (ahkan ter&adi buc&in">.

    Pem(erian lidokasin +6- mg?kg BB &uga dapat digunakan untuk

    mendapatkan 9ara (angun 'ang lan9ar.

    Pada %aktu transport posisi penderita datar atau ele#asis ) H +- Q disertai

    monitorin"3 pem(erian O,.

    1ING!A$AN

    +. Tu&uan utama dari seorang anest%eticpada penderita %ead injury adalah

    initial resuscitation6 sta(ilisasi dari hemodinamik dan fungsi pernafasan

    serta menurunkan I2P.

    ,. Mana&emen perioperatif anesthesi untuk operasi neurologis meliputi

    pemeliharaan pengiriman oksigen 'ang memadai pada otak6 optimasi

    kondisi operasi6 dan fasilitasi dari mun9uln'a kesadaran6 'ang 9epat dan

    halus untuk memungkinkan penilaian langsung dari fungsi neurologis

    7. Pada periode perioperatif6 faktor 'ang mempengaruhi 2B termasuk

    oksigen pada arteri dan tekanan parsial kar(on dioksida6 tekanan darah

    arteri dan autoregulasi otak6 tekanan darah #ena6 dan (er(agai o(at8o(atan.

    *. Perhatikan tanda8tanda dari sentral rostrol 9audal6 uncal %erniation.

    -. Oksigenasi6 hiper#entilasi pem(erian manitol se(elum intu(asi mungkin

    menolong menurunkan I2P.

    . $ta(ilisasi #erte(ra 9er#i9alis (ila di9urigai fraktur 9er#i9al.

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    30/41

    . Pem(erian o(at8o(atan untuk mengurangi ge&olak hemodinamik dan rasa

    n'eri %aktu intu(asi.

    D. Pem(erian 9airan resusitasi kom(inasi 15 dan N$ dan 9olloid.

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    31/41

    Penanganan penderita ini di ruang resusitasi terutama untuk mengatasi

    permasalahan diatas.

    P(a:aa C(d(ra K(%ala

    a. Jala a%a* da %(ra%a*a

    Pada 9edera kepala sering disertai henti napas6 'ang paling penting segera

    dilakukan adalah intu(asi endotrakeal untuk pem(e(asan &alan napas dan

    pem(erian #entilasi oksigenisasi dengan +)) oksigen sampai kadar gas darah

    normal6 hiper#entilasi dilakukan untuk mempertahankan P2O, ,-87- mm4g.

    0imana (ila P2O, 7- mm4g akan ter&adi #asodilatasi pem(uluh darah otak

    sehingga tekanan intrakanial akan semakin tinggi6 se(alikn'a (ila P2O, ,- akan

    ter&adi #asokontriksi pem(uluh darah mengaki(atkan iskemik &aringan otak.

    Pada penderita ini &alan nafasn'a 9lear dan dilakukan pem(e(asan &alan

    nafas dengan intu(asi endotra9heal 'ang dilan&utkan kontrol nafas dengan /1 +)

    5?mnt lalu die#aluasi menggunakan keadaan klinis6 saturasi oksigen dan e#aluasi

    BGA.

    4. S!r"ula*!

    4ipotensi dan hipoksia merupakan pen'e(a( kemunduran pada penderita

    dengan 9edera kepala karena (erhu(ungan dengan 2PP6 dimana (ila ter&adi

    penurunan aliran darah ke otak akan men'e(a(kan iskemik otak 'ang

    (erkelan&utan.

    Pada penderita ini kita temui dengan normo#olume6 dengan T0: +,,?, mm4g

    =MAP DD>6 N: ;?mnt kuat angkat6 dan 21T , dtk6 untuk maintenan9e

    di(erikan 9airan N$ )6

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    32/41

    +. 4iper#entilasi

    ,. PosisiHead up7)o

    7. !ontrol tekanan darah*. Osmotik terapi menggunakan manitol.

    Pada penderita ini setelah dilakukan primar' sur#e' dengan pengamanan &alan

    napas6 pernapasan6 dan sirkulasi dan sta(il selan&utn'a dilakukan diagnostik:

    a. 2T s9an

    (. Thora; foto

    9. 2ek la(oratorium darah

    D!a:#*)!"

    0ari hasil pemeriksaan diagnostik ditemukan

    +. 2T s9an

    E04 lo(us temporoparietalis dekstra

    Edema sere(ri

    ,. Thora; oto6 tidak ditemukan adan'a fraktur 9osta6 pneumothorak6

    hematotorak6 2or dan pulmo dalam (atas normal.

    7. 5a(oratorium6 ditemukan masih dalam (atas normal

    0ari hasil diagnostik diatas penderita dalam keadaan sta(il6 selan&utn'a di

    ren9anakan untuk operasi craniotomy dan e#akuasi E04 lalu penderita

    dira%at di ruang intensif untuk post operasi dan terapi dari edema 9ere(ri

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    33/41

    Pada kasus 'ang dipaparkan pada (a( se(elumn'a6 maka permasalahan pasien

    'ang ditemukan 'aitu se(agai (erikut:

    'a")a La%a:a A**(**m() T(ra%! E;alua*!

    P()!: u)u" %(a)ala"*aaa ABCD

    A Penurunan !esadaran

    G2$ ,8+8-

    Potensial o(struksi6

    potensial ter&adin'a

    hipoksia S

    hiperkar(i6

    peningkatan TI!

    Be(askan &alan nafas

    dengan mem(ersihkan

    sum(atan air%a' dan

    pemasangan ETT

    Airway(e(as

    B p2O, 28,5pO, ,*6

    pO, meningkat Peru(ahan respirasiratedengan

    menurunkan 116

    penurunan fraksi

    oksigen

    Pasien denganiO, minimal

    dan didapatkan

    saturasi

    "rine 9ukup

    Pertahankan MAP

    tetap 9ukup =D)8

    2egah hipo#olemi

    Monitorin" vital

    si"n6 #olume

    9ukup

    D G2$ ,8+8-

    2T $9an dengan E04

    lo(us

    temporoparietalis

    dekstra dan edema

    9ere(ri

    Peningkatan TI! $li"%t %ead up

    Oksigenasi =target pO,

    +))8,)) mm4g>

    2egah hiperkar(ia

    =target p2O,7- H *)>

    iO, minimal6

    e#aluasi $pO,

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    34/41

    intra%ospital. $elain itu &uga meliputi interaksi inter%ospital. Pen&elasan mengenai

    proses pertolongan ga%at darurat pada kasus ini 'aitu se(agai (erikut:

    . D!*"u*! pre hospital5

    ase pre %ospital sangat penting dalam menentukan keluaran outcome.

    penderita. $e(aikn'a penolong mengetahui posisi transport pasien dengan posisi

    datar dan kepala dimiringkan ke kanan sehingga oksigenasi pada pasien ter&amin

    dan menghindari ter&adi regurgitasi dan aspirasi. !emudian pasien dihantarkan ke

    fasilitas kesehatan terdekat =1$"0 $idoar&o> tanpa ada tenaga kesehatan 'ang

    men&emput./. D!*"u*! P(a:aa d! RSUD S!d#ar

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    35/41

    7. D!*"u*! RES:

    Pasien datang ke 1$ dr $oetomo pk.,+.)) diterima oleh dokter &aga triage6

    di(erikan la(el (iru dan langsung didorong ke ruang resusitasi.

    Pasien datang dengan keadaan tidak sadar6 masih (ereaksi terhadap n'eri6

    G2$ ,8+8- aki(at 9edera kepala6 dengan keadaan pupil (ulat6 anisokor6 ukuran

    pupil kanan - mm6 kiri 7 mm6 masih terdapat refleks 9aha'a. 0ari airway

    clear. 0ari breat%in"dengan suara nafas #esikuler6 tidak ada ron&%i6 tidak ada

    w%eein"6 dengan respiratory rate ,D87); ? menit6 tidak ditemukan retraksi6

    kedua paru mengem(ang simetris dengan ke9urigaan telah ter&adi aspirasi.

    0ari circulation didapatkan dengan perfusi hangat6 kering6 merah. Tekanandarah : +,,?, mm4g =MAP DD>6 N: ;?mnt. Tidak ditemukan fraktur pada

    keempat ekstremitas.

    Pada pasien ini dengan permasalahan penurunan kesadaran post trauma kepala

    dengan tanda H tanda peningkatan TI! dan airway dan breat%in" 'ang

    terganggu sehingga ter&adi peningkatan 11 dan (eresiko dapat ter&adi aspirasi

    selama di per&alanan. Pada pasien ini &uga ditemukan dengan MAP 'ang

    mulai meningkat

    0alam penanganan airway dan breathing6 sikap dokter &aga di ruang

    resusitasi:

    Mem(uka &alan napas dengan mem(ersihkan sum(atan pada &alan nafas

    Mem(erikan assist #entilasi dengan /a9kson 1ees +) 5?m. Tindakan ini

    merupakan tindakan (ersifat sementara6 sam(il menunggu persiapan intu(asi.

    Kolume tidal 'ang di(erikan akan (eru(ah8u(ah sesuai dengan kemampuan

    penderita (ernafas.

    0ilakukan in line position sampai ter(ukti dari 1oentgent tidak terdapat

    fraktur 9er#i9al+

    $etelah persiapan intu(asi selesai6 pasien diintu(asi se9arasleep apneudalam

    dengan pertim(angan tekanan intrakranial 'ang meningkat. Pemilihan o(at

    dipakai midaolam , mg6 fentan'l -) g6 propofol -) mg6 ro9uronium ,- mg

    dan #entilasi dihu(ungkan dengan /1 +) 5?menit. Akan tetapi tidak di(erikan

    o(at 'ang dapat menumpulkan simpatis pasien saat dilakukan tindakan

    laringoskopi dan intu(asi sehingga mungkin ter&adi ge&olak peningkatan

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    36/41

    tekanan darah 'ang akan memper(uruk outcome pasien karena (isa

    men'e(a(kan peningkatan tekanan intrakranial.

    0alam penanganan *!r"ula*!pasien6 penting diperhatikan hemodinamik dan

    status #olume pasien. 4al ini penting untuk mempertahankan perfusi di otak tetap

    (aik.

    $ikap dokter &aga di ruang resusitasi:

    4emodinamik selama di ruang resusitasi dipertahankan MAP tetap 9ukup

    =D)86 untuk &aga 2PP tetap 9ukup

    2egah hipo#olemi "rin penderita di(uang dan dilakukan (alans 9airan

    $etelah pasien sta(il6 segera dipersiapkan untuk tindakan diagnostik

    Yang harus dimonitor selama di 1E$ adalah aktor H faktor 'ang (isa

    meningkatkan TI! sehingga memper(uruk outcomepasien:

    +. Patensi &alan napas di&aga tetap (e(as

    ,. BGA (erkala sampai didapatkan target pO,+)) 8 ,)) 6 p2O, 7- H *)6 iO,

    serendah mungkin dengan e#aluasi $pO,

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    37/41

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    38/41

    $ i s t em a t i s

    P e l a '

    a n a n

    P a s i e

    n

    $ i s t em a t i s

    P e l a '

    a n a n

    P a s i e

    n

    Pr

    e

    h

    o

    sp

    i

    t

    a

    Pr

    e

    h

    o

    sp

    i

    t

    a

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    39/41

    *. D!*"u*! %#*) %(m(r!"*aa %(u.

    BAB I$

    KESIMPULAN

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    40/41

    +. Pada penderita ini ditemukan permasalahan 'ang mengan9am fungsi #ital6

    'aitu trauma kapitis 'ang disertai dengan adan'a penurunan kesadaran.

    ,. 0itemukan tanda8tanda peningkatan TI!6 seperti sakit kepala6 mual6

    muntah6 penurunan kesadaran sampai dengan ke&ang6 dari pemeriksaan

    penun&ang didapatkan epidural hematoma 3 edema 9ere(ri. $edangkan

    untuk kemungkinan pen'e(a( penurunan kesadaran ekstra kranial lain

    sudah disingkirkan6 seperti h'pogli9emia ataupun im(alan9e elektrolit

    =h'ponatremia>.

    7. Pen'e(a( utama penurunan kesadaran aki(at peningkatan TI! oleh

    perdarahan intra 9ranial dan edema 9ere(ri ditanggulangi se9ara

    multidisiplin dengan se&a%at Bedah $'araf.

    *. Tatalaksana e#akuasi E04 dan penanganan perdarahan dilakukan se9ara

    operatif emergen9' oleh se&a%at Bedah $'araf6 karena perdarahan intra

    9ranial (erpotensi tinggi ter&adin'a per(urukan 'ang ire#ersi(le. 4al ini

    karena penam(ahan #olume perdarahan 'ang sulit diprediksi dan tidak

    dapat dihentikan tanpa 9raniotom'6 dapat men'e(a(kan pendesakan masa

    otak dan atau (atang otak sehingga ter&adi herniasi.

    -. $edangkan untuk tatalaksana dan resusitasi #ital sign =A8B8280> serta

    penanganan edema 9ere(ri oleh Anesthesi. 0ilakukan path%a' untuk

    air%a' 'ang ter&amin patensin'a =intu(asi> dan (reathing 'ang efektif

    untuk oksigenisasi =$pO,

  • 7/24/2019 Laporan Kasus Dr. Diko

    41/41

    +. Ameri9an 2ollege of $urgeons6 2ommitee on Trauma. AT5$. th ed.

    2hi9ago ,))*R *:+++

    ,. Morgan G Ed%ard. Anesthesia for The Trauma Patient. 2lini9al

    Anesthesiolog'. *th ed. M9Gra%84ill6 "$A ,))R *+:D

    7. /effre' / Pasternak6 @illiam 5 5anier /r. 24APTE1 +)A H 0iseases

    Affe9ting the Brain. $toeltingUs Anesthesia and 2o8E;isting 0isease -th

    ed. 2op'right V ,))D 2hur9hill 5i#ingstone6 An Imprint of Else#ier

    *. 0uke /ames. Intra#enous Anestheti9s An Benodiaepines. Anesthesia

    $e9ret. 7th ed. Else#ier In96 2hina ,))R +,:D,

    -. "rman6 0. 1i9hard6 dkk. Anesthesia for Neurologi9 $urger'6

    Neuroradiolog'6 And E2T. Po9ket Anesthesia. 5ippin9oltt @illiams S

    @ilkins6 Philadelpia ,))