kasus hsp dr. nia
DESCRIPTION
nnnnTRANSCRIPT
Pembimbing :dr. Nia A,Sp. A
Rahmi Nurfitriani Misilu (2010730154)
Case Report Henoch-Schonlein Purpura
2
Identitas Pasien• Nama : An. R
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 6 Tahun
• Alamat : Pataruman Banjar
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Nama Orang Tua : Tn. W
• Tanggal Masuk RS : 6 Januari 2015
April 19, 2023 FK UMJ – RSIUD BANJAR
Anamnesis Alloanamnesis tanggal 6 Januari 2015
• Keluhan Utama : Lemas sejak 1 jam SMRS
• Riwayat Penyakit Sekarang :
April 19, 2023
3
• Pasien mengeluhkan demam naik turun. Demam tinggi terutama pada saat malam hari. Selain itu juga terdapat nyeri menelan. Pasien juga kadang-kadang mengeluhkan nyeri perut dan ulu hati disertai mual. Pasien tampak lemas dan pucat.
7 hari SMRS
• Pasien masih mengeluhkan demam yang naik turun. Nyeri ulu hati dna mual lumayan sering dirasakan. Terdapat muntah darah segar juga kira-kira sebanyak 4 kali. Batuk dan pilek disangkal. Timbul sesak kadang-kadang. Pasien juga tampak semakin lemas dan sering mengantuk.
3 hari SMRS
• Pasien datang ke poli sambil digendong oleh ibunya karena sangat lemas dan sakit perut sehingga tidak sanggup berdiri. Nyeri ulu hati dan mual semakin sering dirassakan. Nyeri menelan masih ada. pasien sulit untuk makan tapi minum masih mau. Demam dan sesak kadang-kadang dirasakan. Batuk dan pilek disangkal . BAK dan BAB normal.
Poli
April 19, 2023
4
• Pasien masih tampak lemas dan sakit perut sehingga pasien tidak sanggup untuk berdiri. pasien mengatakan bahwa nyeri di ulu hati seperti perih dan panas. pasien juga sering merasakan mual. setiap diisi makanan ,sakit perutnya semakin berat dan semakin perih ulu hatinya. keluhan nyeri menelan masih ada. menurut ibu pasien, pada bagian bokong dan di sekitar paha pasien terdapat kemerahan seperti digigit nyamuk yang baru disadari sejak 2 hari terakhir. ruam tersebut semakin membesar dan teraba dan seperti bertambah banyak . Demam dan sesak kadang-kadang dirasakan. Batuk dan pilek disangkal . BAK normal dan belum BAB sejak 2 hari.
bangsal melati
April 19, 2023 FK UMJ - RSIJ CP 5
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.pasien masih dalam pengobatan TB Paru minggu ke 3
Pasien belum pernah berobat sebelumnya
Tidak terdapat anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama
Selama hamil ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan. Anak lahir spontan BBL : 2700 gram dan PBL : 47 cm
April 19, 2023 FK UMJ - RSIJ CP 6
• Pola Makan:
Pasien mendapat ASI eksklusif dan makan makanan sesuai usianya
• Riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal
• Riwayat Imunisasi dasar lengkap
• Riwayat tumbuh kembang• Perkembangan anak sesuai usia
April 19, 2023 FK UMJ - RSIJ CP 7
Pemeriksaan Fisik• Keadaran Umum : Sakit sedang
• Kesadaran : Composmentis
Tanda-Tanda Vital
• tekanan darah : 100/70 mmHg
• Nadi : 114 kali/menit
• Napas : 41 kali/menit
• Suhu : 37.8 °C
Antropometri
• Berat Badan : 21 kg
• Tinggi Badan : 114 cm
Status Generalis
April 19, 2023 FK UMJ - RSIJ CP 9
Kepala Normocephal
MataKonjungtiva anemisSclera icterusEdema palpebraMata cekungMata merah dan berair
+----
+----
HidungPernapasan cuping hidungDeviasi septumSekretPerdarahan
--
(-/-)(-/-)
TelingaNormotiaSekret
+-
+-
MulutMukosa bibirSianosisStomatitis TonsilFaring Hiperemis
Lembab
--
T1/T1-
April 19, 2023 FK UMJ - RSIJ CP 10
Leher
Pembesaran KGB - -
Pembesaran Kelenjar Thyroid - -
Thorax
Inspeksi Gerak dada simetris, retraksi dada (-)
Perkusi Sonor/Sonor
Palpasi Vokal fremitus simetris, nyeri tekan (-/-)
Auskultasi Bunyi paru vesikular (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Bunyi jantung I dan II murni, regular, murmur (-), gallop (-)
Kulit : terdapat ruam makula eritematosa menjadi palpable purpura di bagian ekstremitas bawah dan makula kecoklatan sekitar bokong
Sianosis (-), kulit pucat (-), ikterus (-).
April 19, 2023 FK UMJ - RSIJ CP 11
Abdomen
Inspeksi Datar, scar (-)
Auskultasi BU (+) normal
Perkusi Tymphani pada seluruh kuadran abdomen
Palpasi Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan
epigastrium (+)
Turgor
Kulit
Baik, Kembali dalam waktu < 2 detikAkral SuperiorAkralEdemaSianosisRCT
Hangat
--
< 2 detik
Hangat
--
< 2 detikAkral InferiorAkralEdemaSianosisRCT
Hangat
--
< 2 detik
Hangat
--
< 2 detik
April 19, 2023 12
Status NeurologisGCS 15 (Composmentis)
Tanda rangsal meningeal
Kaku kuduk (-)
Brudzinski (-)
Brudzinski II (-)
Kernig Sign (-)
Refleks fisiologis : Biseps (+) triseps (+) patella (+) achilles (+)
Refleks patologis : Babinski (-)
April 19, 2023 13
Pemeriksaan Laboratorium
Hasil Nilai
Normal
Satuan
Hemoglobin 11.5 10-18 g/dL
Hematokrit 34.4 31-55 %
Trombosit 705 150- 450 ribu/µL
Leukosit 11.6 4 -11 ribu/µL
Eritrosit 4.31 4.76 - 6.95 juta/ µL
14
Resume• An. R (laki-laki , 6 tahun, BB 21 kg)
• dari anamnesis didapatkan lemas (+), sakit perut (+),nyeri ulu hati (+) dan mual (+) sejak 1 minggu SMRS semakin hari semakin berat. muntah darah (+), nyeri menelan (+), nafsu makan berkurang (+), demam naik turun (+), sesak kadang-kadang (+), ruam kemerahan sekitar ekstremitas dan bokong (+).
• dari pemeriksaan fisik didapatkan :
• keadaan umum : tampak sakit sedang,kesadaran : composmentis, tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi 114 kali/menit,Napas 41 kali/menit, Suhu 37.8 °C • abdomen : nyeri tekan epigastrium (+)• kulit : terdapat ruam makula eritematosa menjadi palpable
purpura di bagian ekstremitas bawah dan makula kecoklatan sekitar bokong
April 19, 2023 FK UMJ - RSIJ CP 15
Resume• pemeriksaan penunjang :
• Trombosit : 705ribu/µL
• Leukosit : 11.6 ribu/µL
• Eritrosit : 4.31 juta/ µL
April 19, 2023 FK UMJ - RSIJ CP 16
Diagnosis • Diagnosis Klinis : Henoch-Schonlein Purpura
• Status Imunisasi : Imunisasi dasar sesuai usia
• Satatus Tumbuh Kembang : Tumbuh Kembang sesuai dengan usia
• Status Gizi : Gizi Cukup
April 19, 2023 FK UMJ - RSIJ CP 17
Penatalaksanaan
• IVFD D5 % untuk obat
• cefotaxime 3 x500 mg
• omeprazole 1x1 ampul
• dexametasone 1x1 ampul
• metilprednisolon 300 mg iv dilarutkan dalam Nacl
• curliv 1x1 cth
tinjauan pustaka
Definisi
• Henoch-Schonlein Purpura/HSP merupakan vaskulitis
leukositoklastik akut yang ditandai deposit IgA pada pembuluh
darah kecil di kulit, persendian, saluran cerna, dan ginjal
Epidemiologi
• Insiden HSP bervariasi dari 13,5-24/100.000 kasus tahun.
Rata-rata 14 kasus per 100.000 anak usia sekolah. Penyakit ini
terutama terdapat pada anak umur 2-15 tahun (usia anak
sekolah) dengan puncaknya pada umur 4-7 tahun. Terdapat
lebih banyak pada anak laki-laki dibanding anak perempuan
(1,5:1)
Morbiditas
• Umumnya merupakan benign self-limited disorder; <5%
kasus menjadi kronis; hanya <1% kasus berkembang
menjadi gagal ginjal.
Etiologi
Idiopatik Infeksi Faktor genetik Imunisasi Obat-
obatanGigitan
seranggaAlergi
makanan
• Bakteri : terutama Streptokokus beta-hemolitikus, Haemophilus, Mycoplasma Pneumoniae, Legionella, Yersinia, Salmonella dan Shigella.
• Virus : Parainfluenza, Epstein-Barr virus, Hepatitis B, Adenovirus, Varicella, Cytomegalovirus, Parvovirus B19, Herpeks simpleks.
• human leucocyte antigen (HLA) class II genes, HLA B35, HLA-DRB1*01, polimorfisme gen interlekuin (IL)-1beta(simbol), serta defisiensi vitamin C2.
• tifoid, campak, varisela, rubela, hepatitis A dan B
• penisilin, ampisilin, eritromisin, kina, antireumatik
deposit kompleks imun
aktivasi komplemen jalur alternatif
aktivasi mediator inflamasi
inflamasi pembuluh darah kecil di kulit, ginjal, sendi, dan abdomen
vaskulitis leukositoklastik
Histologi
infiltrasi leukosit polimorfonuklear di pembuluh darah yang menyebabkan nekrosis.
Patofisiologi
Kulit
Gastrointestinal
atritis
Ginjal
Manifestasi klinis
• Lesi makulopapular
• Palpable Purpura
• diekstremitas bawah, bokong, dan
daerah yang terkena tekanan berat
• rasa gatal (pruritic rash)
• Gejala prodromal dapat terdiri dari
demam, nyeri kepala dan anoreksia
• Nyeri abdomen
• intermiten, kolik didaerah
periumbilikus
• Akut
• Vaskulitis pada dinding usus
menyebabkan edema serta perdarahan
submukosa dan intramural, dapat
menyebabkan intususepsi (biasanya
pada usus kecil), gangren dan
perforasi.
• hematuria mikroskopik, proteinuria
ringan, hingga sindrom nefrotik, sindrom
nefritik akut, hipertensi hingga gagal
ginjal.
• 1 bulan sesudah terjadinya ruam
• masa kritis 3 bulan pertama menentukan
manifestasi klinis ginjal yang berat.
• Henoch-Schonlein Purpura nephritis
digolongkan berat apabila terdapat
proteinuria nefrotik (>40mg/m2/hari),
sindrom nefrotik, sindrom nefritis akut,
dan apabila HSPN tingkat IIIa (ISKDC)
• atralgia atau artritis
• sendi besar (lutut dan pergelangan kaki)
• pergelangan tangan, siku dan persendian di jari
tangan
• timbul lebih dahulu (1-2 hari) dari kelainan pada kulit
• bengkak, nyeri dan sakit bila digerakkan, biasanya
tanpa efusi, kemerahan ataupun panas.
• periartikular dan bersifat sementara, dapat rekuren
• tidak menimbulkan deformitas yang menetap
Kriteria diagnosis EULAR, PRINTO, PRESS
• purpura atau petekia nontrombositopenia ekstremitas bawah ditambah sekurang-kurangnya satu dari empat kriteia dibawah ini
• Nyeri abdomen• Histopatologi :
gambaran vaskulitis leukositoklastik pada kulit atau glomerulonefritis proliferatif dengan dominasi deposit IgA
• Atritis atau atralgia• Keterlibatan ginjal
IDAI
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang spesifik, ruam purpurik pada kulit terutama di bokong dan ekstremitas bagian bawah dengan satu atau lebih gejala berikut:
• nyeri abdomen• perdarahan
gastrointestinal,• artralgia atau artritis,• hematuria atau
nefritis.
American College of Rheumatology 1990
• Palpable purpura non trombositopenia
• Onsetgejala pertama < 20 tahun
• Bowel angina• Pada biopsi
ditemukan granulosit pada dinding arteriol atau venula
Diagnosa banding
Pemeriksaan penunjang
Radiologi
Darah samar feses
Fungsi ginjal
Urin dipstik
Darah lengkap
mengetahui hematuria dan proteinuria
leukositosis, trombositosis, anemia bila terdapat perdarahan saluran cerna atau hematuria berat, laju endap darah dapat meningkat.
albumin darah menurun pada kasus sindroma nefrotik, titer antisterptolisin O (ASTO) untuk mengetahui infeksi streptokokus sebelumnya
1. Foto abdomen : perforasi saluran cerna (gambaran udara bebas)
USG abdomen : terlihat penebalan dinding usus dan peristaltik usus menurun serta berguna untuk mengetahui intususepsi (terbanyak di ileoileal)USG ginjal : hidronefrosis
• Pada biopsi lesi kulit ditemukan vaskulitis leukositoklastik. Imunofluoresensi
menunjukan adanya deposit IgA dan komplemen di dinding pembuluh darah.
Pemeriksaan penunjang
Kulit Gastrointestinal atritis Ginjal
Pengobatan
• Prednison 1mg/kgBB/hari dalam 2 dosis
selama 14 hari, kemudian diturunkan
bertahap 0,5mg/kgBB/hari selama 1
minggu, kemudian 0,5mg/kgBB/ sekali
sehari
• Kelainan kulit yang berat : terapi
kortikosteroid sistemik atau obat
imuunosupresif yang lebih poten
(azatioprin, metotreksat atau siklofosfamid)
• Asetaminofen 10-15mg/kgBB/dosis tiap 6
jam, atau
• OAINS : naproksen 10-20 mg/kgbb/hari
(maksimal 1 g) dibagi 2 dosis, atau
ibuprofen 30-40mg/kgBB/hari (maksimal
2.400 mg) dibagi 3-4 dosis.
• Aspirin tidak dianjurkan. Tidak diberikan
apabila terdapat insufisiensi ginjal.
• Ringan : prednison 2mg/kgBB/hari selama 2 minggu termasuk
tapering off
• Berat : metilprednisolon dosis tinggi (30mg/kgBB/hari, maksimal
1g) secara i.v dalam 1 jam selama 3 hari berturut-turut, diikuti
dengan prednisolon 1mg/kgBB/hari selama 1 minggu, dilakukan
tapering-off bila perbaikan klinis tercapai.
• Persisten : mikofenolat mofetil (MMF) 30mg/kgBB/hari,
immunoglobulin i.v 2g/kg BB dosis tunggal dalam 10-12 jam
setiap bl selama 3 bl berturut-turut.
Pengobatan Prednisolon
1,5 mg/kgBB, 3x/hari selama 2 mggu
Proteinuria resisten
Methylprednisolon pulse15-30 mg/kgBB/hr selama 3 hr(dosis
maks 0,5g)Diberikan 2 mggu berturut-turut
sebanyak 4-6x
Proteinuria resisten
Mikofenolat Mofetil (MMF)20-25mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis (pagi dan sore saat perut kosong) selama 6 bl, kemudia dilakukan
tapering-off hinga 10-15bl/mg jika proteinuria (-)
Ditambah Predniison 2 mg/kgBB selang sehari
selama 4-6 mggu, lalu dilakukan tappering off
SiklofosfamidProtokol vaskulitis brimingham
Pengobatan
pemberian kortikosteroid
jangka panjang, diberikan
suplemen Vitamin D dan
kalsium untuk 6 bln
pemeriksaan darah lengkap,
urea, kreatinin, elektrolit dan
fungsi hati
Memantau parameter
laboratorium setiap 3 bln
selama terapi diberikan
Sesudah selesai terapi,
penderita kontrol 3 bln sekali
dan dilakukan pemeriksaan
laboratorium setiap 6 bln
• kalsium karbonat : usia <6 bln : 360
mg/hr, 6-12 bulan : 540mg/hari, 1-10
tahun : 800 mg/hari, 11-18 tahun :
1.200 mg/hari
• Vitamin D : BB<30 kg 20 mcg,
diberikan 3x/minggu, BB>30 kg 50
mcg, diberikan 3x/minggu.
• Pada umumnya prognosis adalah baik, dapat sembuh secara
spontan dalam beberapa hari atau minggu (biasanya dalam 4
minggu setelah onset). Rekurensi dapat terjadi pada 50% kasus.
Pada beberapa kasus terjadi nefritis kronik, bahkan pada 2%
kasus menderita gagal ginjal. Bila manifestasi awalnya berupa
kelainan ginjal yang berat, maka perlu dilakukan pemantauan
fungsi ginjal setiap 6 bulan hingga 2 tahun pasca-sakit.
Prognosis