laporan iplt kota sukbumi

21
LAPORAN SURVEY IPLT CIKUNDUL DESA CIKUNDUL , KEC. BAROS , KOTA SUKABUMI PROPINSI JAWA BARAT LAPORAN ANTARA LAPORAN SURVEY IPLT CIKUNDUL KOTA SUKABUMI BANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) 1 IPLT CIKUNDUL KOTA SUKABUMI

Upload: adi-nugroho

Post on 25-Jun-2015

559 views

Category:

Documents


27 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan IPLT Kota Sukbumi

LAPORAN SURVEY IPLT CIKUNDULDESA CIKUNDUL , KEC. BAROS , KOTA SUKABUMI

PROPINSI JAWA BARAT

LAPORAN ANTARASEPTEMBER 2010

LAPORAN SURVEY IPLT CIKUNDUL KOTA SUKABUMIBANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) 1

IPLT CIKUNDULKOTA SUKABUMI

Page 2: Laporan IPLT Kota Sukbumi

Pembangunan prasarana dan sarana sanitasi lingkungan telah dilakukan oleh Pemerintah sejak tahun 1980-an, namun pada waktu masih belum dianggap sebagai sesuatu yang perlu diprioritaskan, program pembangunan belum terarah dengan baik dan baru terbatas pada pembangunan sarana dan prasarana mandi, cuci, kakus (MCK), belum menyentuh prasarana dan sarana sanitasi lingkungan masih belum baik, partisipasi masyarakat dan swasta dalam pemeliharaan prasarana dan sarana lingkungan, sehingga kondisi pada waktu itu tidak ada kejelasan siapa yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan prasarana dan sarana sanitasi lingkungan.Oleh karena itu dalam pengelolaannya tidak berhasil dengan baik, karena masih

dihadapkan pada berbagai kendala yaitu rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat serta masih adanya masyarakat enggan membayar retribusi air kotor. Hal ini menyebabkan operasionalisasi pengelolaan air limbah tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya, karena masih perlu disubsidi oleh Pihak Pemerintah. Beberapa Instalasi Pengolahan Air Limbah yang menggunakan sistem on site saat ini kondisinya dalam keadaan tidak difungsikan, tidak berfungsi karena rusak.

Satuan Kerja Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Kegiatan Pembinaan Teknis Air Limbah, Ditjen. Cipta Karya-Kementerian Pekerjaan Umum melalui kegiatan Bantuan Teknis Fungsionalisasi dan Optimalisasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) perlu dilaksanakan untuk memberikan bantuan kepada Pemerintah Kab/Kota yang mempunyai aset IPLT agar dapat di revitalisasi dan difungsikan kembali sesuai dengan standar operasional (SOP).

LAPORAN SURVEY IPLT CIKUNDUL KOTA SUKABUMIBANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) 2

I. Latar Belakang Kegiatan

Page 3: Laporan IPLT Kota Sukbumi

2.1 Maksud

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Kab/Kota atau stakeholder terkait pelaksanaan pembangunan, pengembangan dan fungsionalisasi dan optimalisasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) sehingga proses keberlanjutan prasarana dan sarana IPLT dapat dapat dilakukan dengan lebih efisien, seragam dan tepat waktu. Tercapainya operasionalisasi sehingga Fungsionalisasi dan Optimalisasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dapat tercapai.

2.2 Sasaran

Adapun yang menjadi sasaran yang hendak dicapai dalam kegiatan ini adalah Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja di 5 Propinsi Se-Pulau Jawa yaitu Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur (40 lokasi khusus untuk kota Besar dan Sedang).

LAPORAN SURVEY IPLT CIKUNDUL KOTA SUKABUMIBANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) 3

II. Maksud dan Tujuan

Page 4: Laporan IPLT Kota Sukbumi

Gambaran Umum : Kota Sukabumi berkembang menjadi kota transit bagi pendatang yang ingin menikamti keindahan alam dan kesejukan udara di sekitarnya. Lokasi Kota Sukabumi yang dikelilingi gunung, rimba, laut, dan pantai (gurilap) memang strategis dijadikan tempat peristirahatan dan tujuan wisata.Kota Sukabumi terdiri dari 7 kecamatan yaitu Kecamatan Baros, Citamiang, Warudoyong, Gunung Puyuh, Cikole, Lembur Situ, dan Cibeureum, seluas 48,02 km2 dengan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 252.420 jiwa (tahun 2000).Secara geografis wilayah Kota Sukabumi mempunyai luas wilayah 48,02 km2 dengan batas-batas sebagai berikut :

Batas Utara : Kabupaten Sukabumi Batas Selatan : Kabupaten Sukabumi Batas Timur : Kabupaten Sukabumi Batas Barat : Kabupaten Sukabumi

Wilayah Kota Sukabumi merupakan lereng selatan dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango, berada pada ketinggian 550 meter

di atas permukaan laut pada bagian selatan dan 770 meter di atas permukaan laut bagian utara. Sedangkan di bagian tengah ketinggian rata-rata 650 meter dari permukaan laut. Bentuk bentangan alam Kota Sukabumi berupa perbukitan bergelombang dengan sudut lereng beragam.

LAPORAN SURVEY IPLT CIKUNDUL KOTA SUKABUMIBANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) 4

III. Gambaran Umum

Page 5: Laporan IPLT Kota Sukbumi

Penduduk

Data kependudukan yang disajikan dalam publikasi ini berasal dari Registrasi Penduduk, Survei Sosial Ekonomi Nasional, Survei angkatan kerja nasional dan estimasi penduduk. Pada Susenas Tahun 2008 tercatat jumlah penduduk Kota Sukabumi sebanyak 322.547 jiwa, terdiri dari 165.076 penduduk laki-laki dan 157.471 perempuan. Pada akhir tahun 2008 berdasarkan hasil registrasi penduduk jumlah penduduk Kota Sukabumi tercatat sebanyak 281.030 jiwa yang terdiri dari 142.135 penduduk laki-laki (50,61%) dan 138.895 penduduk perempuan (49,39%). Berdasarkan data tersebut maka sex ratio (perbandingan penduduk laki-laki dengan perempuan) Kota Sukabumi sebesar 102,33%. Sedangkan penduduk WNA di Kota Sukabumi tercatat sebanyak 138 jiwa, terdiri dari 50 laki-laki dan 88 perempuan.

Jumlah total penduduk dan kepadatan untuk tiap kecamatan dijelaskan pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Sukabumi

NO KECAMATAN LUAS WILAYAH (KM2)

JUMLAH PENDUDUK

KEPADATAN

(JIWA/KM2)

Baros 6,11 36.449 3.996

Citamiang 4,07 45.378 10.353

Warudoyong 7,60 50.260 6.039

Gunung Puyuh 5,50 38.546 6.483

Cikole 7,07 53.869 7.416

Lembur Situ 8,89 32.545 3.110

LAPORAN SURVEY IPLT CIKUNDUL KOTA SUKABUMIBANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) 5

Page 6: Laporan IPLT Kota Sukbumi

Cibeureum 8,78 30.576 2.761

Sumber: Kabupaten Demak Dalam Angka, 2008

Profil Kesehatan dan Sanitasi

Dari data yang ada mengenai jumlah penderita penyakit menular tahun 2008, jumlah penderita penyakit filariasis menempati urutan tertinggi dengan penderita sebanyak 7 orang per 1.000 jiwa. Disusul penyakit Diare dengan jumlah penderita sebanyak 4 orang per 1.000 jiwa. Data-data tersebut mengindikasikan masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sanitasi pribadi dan lingkungan, termasuk dalam kaitannya dengan ketersediaan air minum.

Kabupaten Karanganyar telah memiliki fasilitas kesehatan yang cukup memadai. Jumlah Rumah Sakit sebanyak 2 unit, Puskesmas 35 unit, dan fasilitas pendukung lainnya. Fasilitas kesehatan menurut jenisnya dapat kita lihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Jenis Fasilitas Kesehatan

NoJenis Fasilitas Kesehatan

Jumlah

1. Rumah Sakit 22. Balai Pengobatan 403. Rumah Bersalin 274. Puskesmas 355.6.

Puskesmas PembantuApotek

4622

Sumber : kota Sukabumi dalam Dalam Angka 2008

LAPORAN SURVEY IPLT CIKUNDUL KOTA SUKABUMIBANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) 6

Page 7: Laporan IPLT Kota Sukbumi

Pada tahun 1914, pemerintah Hindia Belanda menjadikan kota Sukabumi sebagai Burgerlijk Bestuur dengan status Gemeente dengan alasan bahwa di kota ini banyak berdiam orang-orang Belanda dan Eropa pemilik perkebunan-perkebunan yang berada di daerah Kabupaten Sukabumi bagian selatan yang harus mendapatkan pengurusan dan pelayanan yang istimewa.

Sejak ditetapkannya Sukabumi menjadi Daerah Otonom pada bulan Mei 1926 maka resmi diangkat “Burgemeester” yaitu Mr. G.F. Rambonnet. Pada masa inilah dibangun Stasiun Kereta Api, Mesjid Agung, gereja Kristen; Pantekosta; Katholik; Bethel; HKBP; Pasundan, pembangkit listrik Ubrug; centrale (Gardu Induk) Cipoho, Sekolah Polisi Gubermen yang berdekatan dengan lembaga pendidikan Islam tradisionil Gunung Puyuh. Setelah Mr. G.F. Rambonnet memerintah ada tiga “Burgemeester” sebagai penggantinya yaitu Mr. W.M. Ouwekerk, Mr. A.L.A. van Unen dan Mr. W.J.Ph. van Waning.

Manajemen pengelolaan lumpur tinja kota di Indonesia memerlukan kekuatan dan dasar hukum, seperti pembentukan dasar Hukum, pembentukan organisasi, pemungutan retribusi, ketertiban masyarakat, dan lain lain. Namun IPLT kota sukabumi belum mempunyai dasar hukum yang jelas.

LAPORAN SURVEY IPLT CIKUNDUL KOTA SUKABUMIBANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) 7

IV. Sejarah

V. Dasar Hukum

Page 8: Laporan IPLT Kota Sukbumi

Retribusi penyedotan WC belum diatur dalam perundang-undangan pemerintah. Dimana subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan hukum yang memanfaatkan jasa dari pelayanan penyedotan kakus / jamban, sedangkan obyek retribusi adalah setiap pelayanan dan penyedotan kakus.

IPAL Cikundul Kota Sukabumi ditangani langsung oleh Dinas Dinas Pengelolaan Persampahan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Sukabumi, Struktur organisasi Dinas Pengelolaan Persampahan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Sukabumi akan dijelaskan seperti gambar 6.1 di bawah ini.

Gambar 6.1 : Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Persampahan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Sukabumi

Belum di scan

LAPORAN SURVEY IPLT CIKUNDUL KOTA SUKABUMIBANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) 8

VI. Struktur Organisasi

Page 9: Laporan IPLT Kota Sukbumi

Struktur dan besarnya tarif pelayanan penyedotan kakus atau jamban dan pembuangan di Kota Sukabumi berdasarkan Tarif Retribusi menurut Keputusan Walikota Sukabumi No. 236 Tahun 2002 tentang Struktur dan Besarnya Tarif Pemakaian Barang Daerah Milik Pemda Kota sebesar 40.000/m3

Wilayah pelayanan saat ini mencakup semua Namun pengangkutan tinja oleh truck tinja masih disalurkan ke IPLT kota Sukabumi. Pemerintah kota Sukabumi mempunyai rencana agar IPLT ditingkatkan kapasitasnya sebesar 50 persen Sehingga dapat melayani seluruh wilayah kota Sukabumi.

LAPORAN SURVEY IPLT CIKUNDUL KOTA SUKABUMIBANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) 9

VII. Struktur Tarif

VIII. Daerah Pelayanan

Page 10: Laporan IPLT Kota Sukbumi

Desain awal operasional IPAL Tegal Gundil, melalui tahapan-tahapan operasional sebagai berikut :a) Lumpur tinja yang diangkut menggunakan truk tinja dimasukkan ke Bak Pengumpul dengan waktu tinggal yang

bersifat sementara, karena akan langsung dialirkan ke kolam anaerobic sampai penuh.b) Setelah kolam anaerobic penuh, lumpur dibuang ke dalam kolam pengering lumpur. Limbah pada kolam

anaerobic yang sudah mengalami pengendapan, efluennya dialirkan ke kolam fakultatif.c) Kemudian dari kolam fakultatif air buangan dimasukkan ke kolam maturasi,d) Endapan lumpur (sludge) dari kolam anaerobic dikuras dan dimasukkan ke bak pengering lumpur, sedangkan

sisa air buangan yang tersaring pada bak pengering lumpur dimasukkan kembali ke kolam fakultatif. Pengeringan lumpur memanfaatkan energy sinar matahari.

Tabel 9.1. Armada Truk Tinja di Kabupaten Demak

No Pemilik Truk Tinja Jumlah (Unit) Kapasitas (M3) Ritasi / Hari Kondisi (B/RR/RB)1 PDAM / Pemda 5 3 1 RR

Swasta 4 1,5 1 B

LAPORAN SURVEY IPLT CIKUNDUL KOTA SUKABUMIBANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) 10

IX. Sarana Pengumpulan

Page 11: Laporan IPLT Kota Sukbumi

JUMLAH 9

Komponen bangunan IPLT berupa rangkaian beberapa kolam yang terdiri dari bak Penampung, Kolam Anaerobik, Kolam Fakultatif, Kolam Maturasi, dan bak Pengering lumpur. IPLT ini selesai dibangun pada tahun 2008. Berikut penjelasan mengenai kolam-kolam yang termasuk komponen utama.

a. Inhoftank

Inhoftank berfungsi sebagai Penampung dan Pengolahan tahap awal. Kolam ini beroperasi tanpa adanya oksigen terlarut (DO) karena beban organic masih sangat tinggi, sehingga bakteri membutuhkan banyak oksigen untuk menguraikan limbah organik. Terdiri dari 1 (satu) buah kolam bersifat kedap air dengan konstruksi dari rabat beton yang diplester dan diberi kerangka beton bertulang Pada kolam Anaerobik akanterbentuk scum pada permukaan kolam sehingga proses anaerobic dapat berjalan dengan baik dan tidak terlalu menimbulkan bau. Dimensi dari inhoftank ini adalah panjang 10 meter , lebar 3 meter

dan tinggi 7 meter. Terdapat 2 unit inhoftankKondisi masih baik.

LAPORAN SURVEY IPLT CIKUNDUL KOTA SUKABUMIBANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) 11

XI. Sarana Pengolahan

Page 12: Laporan IPLT Kota Sukbumi

b. Kolam Maturasi

Berfungsi sebagai tempat proses pematangan lumpur. Fungsi bak maturasi ini adalah untuk melanjutkan penurunan BOD5 dan COD dan lebih penting adalah menurunkan kandungan bakteri pathogen dan konsentrasi SS. Kolam ini bersifat kedap air dengan konstruksi pasangan batu belah yang diplester dan diberi pasangan kerangka beton bertulang . dimensi dari kolam Maturasi ini adalah Panjang 10 meter, lebar 6 meter dan tinggi 1 meter terdapat 2 unit

Tidak optimal

LAPORAN SURVEY IPLT CIKUNDUL KOTA SUKABUMIBANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) 12

Page 13: Laporan IPLT Kota Sukbumi

c. Kolam Pengering Lumpur (Sludge Drying Bed)

Bak Pengering lumpur di IPLT Dumpoh berjumlah satu buah. Bak pengering lumpur berfungsi untuk mengeringkan lumpur yang dihasilkan dari kolam anaerobic. Bak pengering lumpur ini berukuran panjang 9 meter , lebar 3,5 meter dan tinggi 1,2 meter . Konstruksi bak ini berupa pasangan batu belah yang diplester dan diberi kerangka beton bertulang.

LAPORAN SURVEY IPLT CIKUNDUL KOTA SUKABUMIBANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) 13

Page 14: Laporan IPLT Kota Sukbumi

Tabel 11.1 Data IPLT Cikundul kota Sukabumi

Lokasi IPLT Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres

Tahun Dibangun / Berfungsi

1993

Sumber Dana Pembangunan

APBN

Unit Pengolahan Inhoftank 2 unit panjang 10 meter , lebar 3

meter dan tinggi 7 meter.

Bak pengering lumpur 8 unit dan panjang 9 meter

, lebar 3,5 meter dan tinggi 1,2 meter

Kolam Maturasi 2 unit dan Panjang 10 meter,

lebar 6 meter dan tinggi 1 meter

Luas Terbangun 15,0 m x 20,0 m

Luas Total IPLT 22.000 m2

Kondisi IPLT Rusak Ringan

Kapasitas Terpasang

26 M3/hari, mampu melayani 150.000 jiwa/hari

Volume Lumpur Tinja Terolah

0 m3/hari

LAPORAN SURVEY IPLT CIKUNDUL KOTA SUKABUMIBANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) 14

Page 15: Laporan IPLT Kota Sukbumi

1. Aspek Legalitas / Hukum Belum adanya Peraturan Daerah yang mengatur tentang :- Kewajiban masyarakat dan pihak swasta yang memiliki jasa kuras WC untuk

mengolah buangan limbahnya ke IPLT,- Membuat peraturan yang mengatur tentang penanganan dan pengolahan lumpur

tinja,- Membuat peraturan yang mengatur tentang kerjasama penanganan dan pengelolaan

lumpur tinja oleh pihak swasta,- Membuat peraturan mengenai hal-hal yang berkaitan dan berpotensi menimbulkan

pencemaran. 2. Aspek Teknis - Cakupan layanan jasa penyedotan WC sangat luas sehingga dari sisi operasional

memerlukan biaya sangat besar, jika perlu diadakan penambahan truk tinja,- Operasional dan maintenance IPLT tidak ada, dilakukan pembersihan tiap unit dari

rerumputan liar,karena memang tidak dioperasikan.- Diperlukan pengecekan kualitas air limbah baik influent maupun effluent sehingga

dapat diketahui parameter apa saja yang perlu diolah dalam pengolahan lumpur tinja tersebut,

- Diperlukan tenaga operator dan lapangan yang diperlukan,- Diperlukan ketentuan peralatan dan perlengkapan,

3. Kelembagaan - Pelayanan jasa penyedotan belum terkoordinir yaitu setiap pengguna jasa harus mengisi form jasa pelayanan penyedotan,dan bukti penarikan retribusi tidak diawasi dengan baik.

- Data pengguna jasa penyedotan disusun lebih rapi (pembukuan data pengguna

LAPORAN SURVEY IPLT CIKUNDUL KOTA SUKABUMIBANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) 15

XII. Permasalahan

Page 16: Laporan IPLT Kota Sukbumi

jasa),- Adanya pengelola IPLT tersendiri di bawah Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan

kebersihan, sehingga setiap permasalahan yang muncul dapat segera ditangani, - Pengadaan personil teknis untuk air limbah,- Penetapan peraturan mengenai kewajiban penyedotan WC untuk masyarakat.

4. Pembiayaan - Pencapaian target retribusi penyedotan WC untuk APD kemungkinan akan sulit tercapai jika cakupan daerah diperluas karena jrak yang cukup jauh.

- Penetapan retribusi yang tidak memberatkan masyarakat dan harus disubsidi oleh pemda,

- Alokasi dana untuk rehabilitasi,- Penetapan dana wajib untuk kebutuhan operasional dan pemeliharaan IPLT dari

APBD5. Parsipasi Masyarakat Peningkatan peran serta masyarakat dapat dilakukan dengan :

- Sosialisasi pentingnya pengolahan limbah domestic dan dampak yang ditimbulkan karena adanya pencemaran,

- Mewajibkan masyarakat untuk melakukan penyedotan WC,- Mengadakan penyuluhan-penyuluhan terhadap masyarakat tentang pentingnya

pengolahan air limbah domestic dan lumpur tinja yang baik dan benar secara berkala,

- Mengadakan penyuluhan-penyuluhan secara berkala terhadap masyarakat yang belum terlayani oleh truk tinja, terutama di daerah-daerah pengembangan pelayanan,

- Sosialisasi fungsi dan manfaat IPLT kepada masyarakat baik yang sudah terlayani maupun yang akan dilayani (calon pengguna) secara berkala,

- Mengajak masyarakat untuk mengawasi jalannya pengelolaan lumpur tinja oleh truk tinja,

- Menyebarkan dan memasang pamphlet atau brosur di tempat strategis.

LAPORAN SURVEY IPLT CIKUNDUL KOTA SUKABUMIBANTUAN TEKNIS PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) 16