laporan instrument ph nisa.docx
TRANSCRIPT
LEMBAR TUGAS
Judul Praktikum : Instrumentasi pengukuran pH
Laboratorium : Komputasi dan Pengendalian Proses
Jurusan/prodi : Teknik Kimia / Teknologi Kimia Industri
Nama : Rizki Eriansyah
Nim : 1224301040
Semester/kelas : 4 (empat) / 2B-PSTKI
Anggota kelompok :
Muhammad Agus Syaukani Dwi Aidafitrah Hanisah Zahra Muslimaini
Uraian Tugas:
1. Buat larutan H2SO4 dan NaOH dengan konsentrasi 0,2M; 0,3M; dan 0,4M sebanyak 250 ml
2. Catat nilai pH dan Temperatur untuk 6 kali pengamatan3. Buat tabel dan kurva linearitasnya4. Hitung standart deviasi dan %RSD 5. Ukur pH dari larutan buffer 4,7,dan 96. Buat kurva antara pH teoritis dan pH terukurnya
Buket rata, 1 maret 2014
Ka. Laboratorium Dosen pembimbing
Ir. Syafruddin, M.Si Elwina, ST. MT
Nip. 19650819 199802 1 001 Nip. 19730917 200212 2 001
LEMBAR PENGESAHAN
Judul praktikum : Instrument pengukuran pH
Namas : Rizki Eriansyah
Nim : 1224301040
Kelas/semester : 2B-PSTKI / 4 (empat)
Dosen pembimbing : Elwina, ST. MT
Nip : 19730917 200212 2 001
Ka. Laboratorium : Ir. Syafruddin, M.Si
Nip : 19650819 199802 1 001
Tanggal pengesahan :
Buket rata, 1 maret 2014Ka. Laboratorium Dosen pembimbing
Ir. Syafruddin, M.Si Elwina, ST. MT
Nip. 19650819 199802 1 001 Nip. 19730917 200212 2 001
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Dapat mengenal instrumentasi pengukuran pH Dapat dan mampu mengukur konsentrasi pH sampel asam atau basa Dapat menstandarisasi dan kalibrasi pH-meter
1.2. Bahan-bahan: Larutan buffer pH 4, pH 7, dan pH 10 Aquadest H2SO4
NaOH
1.3. Alat- alat: Seperangkat alat pH-meter elektroda Beaker glass Kertas pH Tissue Pipet volum Timbangan dan kertas timbang Spatula Labu ukur 250 ml
Gambar 1.1 elektroda yang telah dihubungkan dengan pH-meter
Gambar 1.2 kertas ph
1.4. Prosedur Kerja Hubungkan elektroda kealat pH meter Hidupkan alat pH meter pada posisi ON Bilas terlebih dahuli elektroda dengan aquadest, lap dengan tissue Masukkan elektroda kedalam larutan buffer yang telah diketahui nilai pH
nya, tunggu sampai pembacaan stabil Bilas kembali dengan aquadest, lap dengan tissue Masukkan kembali elektroda kedalam sampel yang ingin kita coba, tunggu
sampai pembacaan stabil. Catat pH yang terbaca, ulangi sampai 5 kali. Bilas kembali dengan larutan aquadest, lap dengan tissue Coba dengan menggunakan sampel yang sama dengan yang diatas
sebanyak 5 kali pengulangan juga, tunggu stabil dan catat pH yang terbaca.
Bilas kembali dengan aquadest, lap dengan tissue Untuk keakuratan tes, coba sampel dengan kertas pH, catat pH yang
terbaca agar dapat mengetahiu selisih antara pH meter dengan kertas pH.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori dasar pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktifitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Soren Peder Lauritz Sorense pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp (pangkat), yang lainnya merujuk kata Bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif".
pH = -log[H+]
Air Murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa(keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.Harga pH dapat ditentukan dengan 2 cara, yaitu:
1. Pengukuran pH secara elektrometrik
2. Pengukuran pH secara indikator warna
2.2. Dasar pengukuran Derajat KeasamanPada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial
elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas (membrane gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hydrogen yang ukurannya relative kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektro kimia dari ion hydrogen. Untuk melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan elektroda
pembanding. Sebagai catatan alat tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan.
Gambar 2.1. skema elektroda pH meter
2.3. Pengertian Derajat keasamanUntuk memahami pengertian dasar keasaman dibawah ini diuraikan secara
ringkas tentang ionisasi. Bila suatu atom menerima energi tambahan dari luar, electron atom itu akan meningkat energi kinetiknya. Hal itu akan memindahkan tingkat energi electron ke tingkat yang lebih tinggi. Elektron akan berpindah menuju kulit yang lebih luar yang akhirnya jika energi yang diterima cukup besar dapat memisahkan electron dari atomnya. Dari atom ini akan didapatkan dua partikel yang masing-masing partikel bermuatan positif dan negatif. Partikel atom yang melepas elektronnya itu disebut ion positif. Atom juga bisa menerima elektron sehingga akan kelebihan electron. Partikel seperti ini juga disebut ion tetapi merupakan ion negatif.
Molekul- molekul suatu zat yang dalam larutannya dapat menghantarkan arus listrik disebut elektrolit. Ion-ion negative bergerak menuju ke anode, oleh karena itu ion negative disebut anion. Ion positif bergerak menuju katode, olehkarena itu ion positif disebut kation. Suatu larutan elektrolit, molekulnya terurai menjadi ion-ion. Air murni tergolong elektrolit lemah. Sebagian molekulnya terurai menjadi ion H
H 2O-------------H+ + OH - .
Dari persamaan diatas, 1 ion H + dan 1 ion OH- berasal dari penguraian 1 molekul H2 O. Dengan demikian, konsentrasi ion H+ sama dengan konsentrasi ion OH-. Larutan air seperti itu dinamakan dengan larutan Netral. Larutan yang mengandung ion H+ berkonsentrasi lebih besar dari konsentrasi OH- dan disebut
larutan Asam, sedangkan larutan yang mengandung konsentrasi ion H+ lebih kecil dari konsentrasi ion OH-disebut larutan Basa. Larutan asam dapat menerima electron bebas, sedangkan basa dapat memberikan electron bebas.
Banyaknya larutan yang terurai menjadi ion dinamakan derajat ionisasi. Besarnya berkisar antara 0 sampai 1. Suatu elektrolit yang derajat ionisasinya besar, mendekati 1 disebut elektrolit kuat, sedangkan yang derajat ionisasinya kecil mendekati 0 dinamakan elektrolit lemah. Ionisasi mempunyai tetapan kesetimbangan (K). Misal untuk air, kesetimbangannya dapat dihitung dengan rumus:
K=¿¿
Karena konsentrasi H2O relatif besar, maka persamaan ini dapat ditulis menjadi:
K (H 2O )=¿
Dalam air murni dengan suhu 25°C, konsentrasi H+= 10-7 mol/liter, sedangkan hasil kali konsentrasi H+ dengan OH-= 10-14. Konsentrasi H+= konsentrasi OH- = 10-7. Untuk menentukan asam atau basa diperlukan skala pH seperti berikut:
2.4. Pengertian Asam dan Basaa. Asam
Asam (sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam defenisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalahasam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (yang digunakan dalam baterai atau aki mobil) Asam umumnya berasa masam, walaupun demikian mencicipi rasa asam terutama asam pekat dapat berbahaya dan tidak dianjurakan.
Secara umum Asam memiliki sifat-sifat sebagai berikut :Rasa : Masam ketika dilarutkan dalam air.Sentuhan : Asam terasa menyengat bila disentuh, terutama asam yang kuat.Kereaktifan : Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
b. BasaDefinisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion
hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Basa merupakan senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion -OH.Secara umum Basa memiliki sifat-sifat sebagai berikut :Rasa : Tidak masam bila dilarutkan dengan air.Sentuhan : Tidak terasa menyengat bila disentuh.Kereaktifan : Kebanyakan tidak bereaksi terhadap logam.
2.5. Pengukuran pHPengukuran sifat keasaman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:a. Kertas lakmus
Terdapat dua jenis kertas lakmus, yaiyu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Penggunaan kertas lakmus hanya sekali pakai. Nilai pH yang terukur hanya bersifat pendekatan, jika suatu senyawa merubah warna kertas lakmus merah menjadi biru, maka bersifat basa, sedangkan jika suatu senyawa merubah kertas lakmus biru menjadi merah, maka larutan tersebut bersifat asam. Pengukuran menggunakan kertas lakmus hanya bersifat kualitatif, hasil yang diperoleh relatif tidak begitu akurat. Kertas lakmus dengan kombinasi beberapa warna indikator ada yang dapat bersifat kuantitatif yakni dengan
pencocokan skala. Kertas lakmus jenis ini mengkobinasikan 4 warna indikator yang berbeda-beda warna. Kombinasi warna yang berbeda diberi skal sesuai dengan ph sistem yang terukur.
b. pH-meterinstrumentasi pH-meter adalah peralatan laboratorium yang digunakan
untuk menentukan ph atau tingkat keasaman dari suatu sistem larutan. Tingkat keasaman dari suatu zat ditentukan berdasarkan keberadaan jumlah ion hidrogen dalam larutan. Yang dpat dinyatakan dengan persamaan :
pH=−log ¿
Keuntungan dari penggunaan pH-meter dalam penentuan tingkat keasaman suatu senyawa adalah:
pemakaiannya bisa berulang-ulang nilai pH yang terukur relatif cukup akurat
instrument yang digunakaan dalam pH-meter dapat bersifat analog maupun digital sebagaimana alat yaang laian, untuk mendapatkan hasil pengukuran yang baik, maka diperlukan perawatan dan kalibrasi pH-meter. Pada penggunaan pH-meter, kalibrasi alat harus diperhatikan sebelum dilakukan pengukuran. Seperti diketahui prinsip utama ph-meter adalah pengukuran arus listrik yang tercatat pada sensor pH akibat suasana ionik dilarutan. Stabilitas sensor harus selalu dijaga dan caranya adalah dengan kalibrasi alat. Kalibrasi terhadap pH-meter dilakukan dengan larutan buffer standart dengan pH 4, pH 7, dan pH 10.
Larutan buffer adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung. Ciri khas dari larutan penyangga ini adalah pHnya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.
Penentuan kalibrasi dapat dilakukan dengan cara:
a. Teknik satu titikPada sekitar pH yang akan diukur, yakni kalibrasi dengan buffer standart pH 4 untuk sistem asam, buffer standart pH 7 untuk sistem netral, dan buffer standart pH 10 untuk sistem basa
b. Teknik dua titik (diutamakan)Apabila sistem bersifat asam, maka digunakan 2 buffer standart berupa buffer pH 4 dan pH 7, apabila sistem bersifat basa maka digunakan 2 buffer standart berupa buffer pH 7 dan pH 10.
c. Teknik multi titikKalibrasi dilakukan dengan menggunakan 3 buffer standart. Untuk sistem dengan pH < 2 atau pH > 12, sering terjadi ketidaknormalan elektroda, kelemahan ini dipengaruhi oleh jenis alat yang digunakan. Untuk pengukuran yang dilakukan dalam waktu yang lama, maaka diperlukan proses klaibrasi secara periode selang 1,5 – 2 jam. Hal ini untuk menjaga kestabilan dari alat ph meter yang digunakan, sehingga tetap dapat diperoleh hasil pengukuran yang bagus. Untuk keperluan kalibrasi ini dapat menggunakan buffer pH yang ada dipasaran, skala yang biasa digunakan adalah pH 4 (merah), pH 7 (hijau), dan pH 10 (biru).
Akurasi dari nilai pH untuk setiap buffer ditentukan sebagai fungsi temperatur. Kenaikan satu derajat temperatur menyebabkan perubahan nilai pH berkisar antara 0,01 sampai 0,02. Koreksi nilai pH dari buffer standart pada kondisi temperatur ruang pengukuran dapat dilihat pada tabel yaang tertera dilabel botol. Pemilihan jenis pH buffer mana yang harus dipilih dalam suatu pengukuran, tergantung kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan pH buffer standart ini adalah sebisa mungkin dalam keadaan segar. Sensor pH meter harus selalu dicuci untuk menjaga kontaminasi pada pH buffer. Selain itu untuk lebih menjaga keawetan sensor, maka perlakuan sensor apabila tidak dipakai harus direndam dalam aquadest. Proses kalibrasi dan perlakuan pH meter seperti yang diterangkan diatas akan dapat memberikan hasil pengukuran pH yang akurat dan presisi.2.6. Kesalahan Pada Pengukuran
Faktore yang mempengaruhi pengukuran, yang dapat mengakibatkan pada hasil pengukuran. Menurut Miller tipe kesalah dalam pengukuran analitik dapat dibagi menjadi 3:
a. Kesalah SeriusTipe kesalahan ini sangat fatal, sehingga konsekuensinya pengukuran harus diulang. Contoh dari kesalahan ini adalah kontaminasi reagent yang digunakan, peralatan yang digunakan memang rusak total. Sampel yang terbuang dan lain-lain indikasi dan kesalahan ini cukup jelas dari gambaran data yang sangat menyimpang, data tidak dapat memberikan pula hasil yang jelas, tingkat reprodusibilitas yang sangat rendah dan lain-lain.
b. Kesalah AcakGolongan kesalahan ini merupakan bentuk kesalahan yang menyebabakan hasi dari suatu pengulangan menjadi relative berbeda satu sama lain, dimana hasil secara individual berbeda disekitar harga rata-rata. Kesalahan ini member efek pada tingkat akurasi dan kemampuan dapat terulang (reprodusibilitas). Keasalahan ini bersifat wajar dan tidak dapat dihindari, hanya bisa direduksi dengan kehati-hatian dan konsentrasi dalam bekerja
c. Kesalahan Sistematik Kesalahan sistematik merupakan jenis kesalahan yang menyebabkan semua hasil data salah dengan suatu kemiripan. Hal ini dapat diatasi dengan :
Standarisasi Prosedur Standarisasi Bahan Standarisasi Instrumen
Secara umum factor yang menjadi sumber kesalahan dalam pengukuran sehingga menimbulkan variasi hasil antara lain adalah:
a. Perbedaan yang terdapat pada objek yang diukur.Hal ini dapat diatassi dengan:
Objek yang di analisis diperlakuakan sedemikian rupa sehingga diproleh ukuran kualiatas yang homogen
Menggunakan teknik samping yang benar.
b. Perbedaan situasi pada saat pengukuran.Perbedaan ini dapat diatasi dengan cara mengenali persamaan dan perbedaan suatu obyek yang terdapat pada suatu situasi yang sama. Dengan demikian sifat-sifat dari obyek dapat diprediksikan.
c. Perbedaan alat dan instrument Perbedaan alat dan instrument yang digunakan cara yang digunakan untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan alat pengatur yang terkontrol dan telah terkalibrasi.
d. Perbedaan penyelenggaraan/adminitrasiKendala ini dapat diatasi dengan menyelesaikan permasalah non teknis dengan baik sehingga keadaan peneliti selalu siap untuk sehingga melakukan kerja.
e. Pebedaan pembacaan hasi pegukuran Perbedaan ini dapat diatasi denganselalu berupaya untuk mengenali alat atau instrumentasi yang akan digunakan terlebih dahulu.
Dari lima factor penyebab kesalahan dalam bidang analitik maka peralatan dan instrumentasi sangat berpengaruh. Peralatan pada dasarnya harus dikendalikan oleh pemakaiannya untuk pH meter.
BAB III
DATA PENGAMATAN
DAN PENGOLAHAN DATA
3.1. Perhitungan pembuatan larutan1) Buat larutan H2SO4 dengan konsentrasi 0,2M; 0,3M; dan 0,4M
sebanyak 250 ml2) Buat larutan NaOH dengan konsentrasi 0,2M; 0,3M; dan 0,4M
sebanyak 250 ml
Penyelesaian:
1) Dik: ρ H2SO4 = 1,84 gr/cm3
% H2SO4 = 97%BM H2SO4 = 98 gr/mol
Dit: M1 = ?
Jwb : M 1=% . ρ .1000BM
¿ 0,97 .1,84 .100098
¿18,21M
M 2=0,2MV 1 .M 1=V 2 .M 2
V 1 .18,21M=250ml .0,2MV 1=2,75ml
M 2=0,3MV 1 .M 1=V 2 .M 2
V 1 .18,21M=250ml .0,3MV 1=4,12ml
M 2=0,4MV 1 .M 1=V 2 .M 2
V 1 .18,21M=250ml .0,4MV 1=5,5ml
2) Dik: ρ NaOH = 1,35 gr/cm3
% NaOH = 32%BM NaOH = 40 gr/mol
Dit: M1 = ?
Jwb : M 1=% . ρ .1000BM
¿ 0,32 .1,35 .100040
¿10,8M
M 2=0,2MV 1 .M 1=V 2 .M 2
V 1 .10,8M=250ml .0,2MV 1=4,68ml
M 2=0,3MV 1 .M 1=V 2 .M 2
V 1 .10,8M=250ml .0,3MV 1=6,94ml
M 2=0,4MV 1 .M 1=V 2 .M 2
V 1 .10,8M=250ml .0,4MV 1=9,26ml
3.2. Tabel data pengamatan1.2.3.
3.1.3.2.
H2SO4
pengulangan0.2 M 0.3 M 0.4 M
pH meter kertas pH pH meter kertas pH pH meter kertas pH1 0,91 1 0,92 1 0,90 12 0,97 1 0,93 1 0,92 1
3 1,02 1 0,93 1 0,96 14 1,02 1 0,94 1 0,92 15 1,07 1 0,95 1 0,85 16 1,07 1 0,95 1 0,90 1
rata-rata 1,01 1 0,94 1 0,91 1Tabel 3.2.1. pengaruh konsentrasi terhadap nilai pH H2SO4
NaOH
pengulangan0.2 M 0.3 M 0.4 M
pH meter kertas pH pH meter kertas pH pH
meter kertas pH
1 12,65 14 12,61 14 12,72 142 12,52 14 12,66 14 12,82 143 12,53 14 12,68 14 12,85 144 12,53 14 12,68 14 12,82 145 12,61 14 12,71 14 12,84 146 12,53 14 12,68 14 12,85 14
rata-rata 12,56 14 12,67 14 12,82 14Tabel 3.2.2. pengaruh konsentrasi terhadap nilai pH larutan basa
H2SO4konsentrasi Temperatur pH meter
0.2 M 28,4 1.010.3 M 28,9 0.940.4 M 29,6 0.91
Tabel 3.2.3. pengaruh nilai pH larutan asam terhadap temperatur
NaOH
konsentrasi temperaturpH meter
0.2 M 27,7 12.560.3 M 27,9 12.670.4 M 27,7 12.82
Tabel 3.2.4. pengaruh nilai pH larutan basa terhadap temperatur
BufferpH terukur
pH teoritis
TemperaturpH
meterkertas
pH4,81 5 4 28,97,18 7 7 28,49,09 9 9 28,3
Tabel 3.2.5. data kalibrasi pH meter
3.3. Perhitungan standart deviasi dan %RSD larutan H2SO4
3.3.1. Larutan H2SO40,2 M
x i x i−x (x i−x )2
0,91 -0,1 0,010,97 -0,04 0,00161,02 0,01 0,00011,02 0,01 0,00011,07 0,06 0,00361,07 0,06 0,0036
Total 6,06 0 0,019
x=∑ x i6
¿ 6,066
¿1,01
S=√∑( xi−x)2
n−1
S=√ 0,0196−1
S=√0,0038
S=0,062
%RSD= Sx×100 %
%RSD=0,0621,01
×100 %
%RSD=6,14 %
3.3.2. larutan H2SO40,3 M
x i x i−x (x i−x )2
0,92 -0,02 0,00040,93 -0,01 0,00010,93 -0,01 0,00010,94 0 00,95 0,01 0,0001
0,95 0,01 0,0001Total 5,62 -0,02 0,0008
x=∑ x i6
¿ 5,626
¿0,94
S=√∑( xi−x)2
n−1
S=√ 0,00086−1
S=√0,0016
S=0,013
%RSD= Sx×100 %
%RSD=0,0130,94
×100 %
%RSD=1,38 %
3.3.3. Larutan H2SO4 0,4 M
x i x i−x (x i−x )2
0,85 -0,06 0,00360,90 -0,01 0,00010,90 -0,01 0,00010,92 0,01 0,00010,92 0,01 0,00010,96 0,05 0,0025
Total 5,45 -0,01 0,0065
x=∑ x i6
¿ 5,456
¿0,91
S=√∑( xi−x)2
n−1
S=√ 0,00656−1
S=√0,0013
S=0,036
%RSD= Sx×100 %
%RSD=0,0360,91
×100 %
%RSD=3,96 %
3.4. Perhitungan standart deviasi dan %RSD larutan NaOH3.4.1. Larutan NaOH 0,2 M
x i x i−x (x i−x )2
12,52 -0,04 0,001612,53 -0,03 0,000912,53 -0,03 0,000912,53 -0,03 0,000912,61 0,05 0,002512,65 0,09 0,0081
Total 75,37 0,01 0,0149
x=∑ x i6
¿ 75,376
¿12,56
S=√∑( xi−x)2
n−1
S=√ 0,01496−1
S=√0,00298
S=0,0546
%RSD= Sx×100 %
%RSD=0,054612,56
×100 %
%RSD=0,435 %
3.4.2. Larutan NaOH 0,3 M
x i x i−x (x i−x )2
12,61 -0,06 0,003612,66 -0,01 0,000112,68 0,01 0,000112,68 0,01 0,000112,68 0,01 0,000112,71 0,04 0,0016
Total 76,02 0 0,0056
x=∑ x i6
¿ 76,026
¿12,67
S=√∑( xi−x)2
n−1
S=√ 0,00566−1
S=√0,00112
S=0,0335
%RSD= Sx×100 %
%RSD=0,033512,67
×100 %
%RSD=0,26%
3.4.3. Larutan NaOH 0,4 M
x i x i−x (x i−x )2
12,72 -0,1 0,0112,82 0 012,82 0 012,84 0,02 0,000412,85 0,03 0,000912,85 0,03 0,0009
Total 76,9 -0,02 0,0122
x=∑ x i6
¿ 76,96
¿12,82
S=√∑( xi−x)2
n−1
S=√ 0,01226−1
S=√0,00244
S=0,049
%RSD= Sx×100 %
%RSD=0,04912,82
×100 %
%RSD=0,38 %
BAB IV
PENUTUP
4.1 Pembahasan
Pada praktikum ini kami melakukan percobaan instrument ph.pada percobaan ini di lakukan tes pengukuran nilai ph dari larutan H2SO4dan NaOH. Masing-masing larutan dengan konsentrasi 0,2M; 0,3M dan 0,4M. Alat ukur yang di pakai untuk pengukuran ph adalah kertas ph dan ph meter. Selain pengukuran ph dari larutan H2SO4 danNaOH, kami juga mengukur nilai ph dari larutan buffer.
4.1.1 nilai ph dari larutan asam (H2SO4)
Nilai hasil pengukuran ph terhadap H2SO4 pada konsentrasi 0,3M adalah dengan ph meter 1,01, pada konsentrasi 0,3M ph meternya adalah 0,94, dan pada konsentrasi 0,4M ph meternya adalah 0,91. Grafik di bawah menunjukkan bahwa pada suasana asam, jika semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, maka akan semakin rendah nilai ph dari larutan tersebut, atau jika semakin tinggi konsentrasi suatu larutan asam,maka akan semakin kuat kadar asam larutan tersebut.
0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.450.840.860.88
0.90.920.940.960.98
11.02
f(x) = − 0.508333333333335 x + 1.10416666666667R² = 0.938698284561052
Kurva Linearitas H2SO4
C (mol/Liter)
pH La
ruta
n
Gambar 4.1 kurva linearitas antara ph larutan dengan konsentrasi larutan H2SO4
4.1.2 Nilai ph dari larutan basa (NaOH)
Nilai hasil pengukuran ph dari larutan NaOH pada konsentrasi 0,2M, ph meternya adalah 12,56, pada konsentrasi 0,3M, ph meternya adalah 12,67, dan pada konsentrasi 0,4M, ph meternya adalah 12,82. Dengan kertas ph masing-masing ph 14. Dapat di nyatakan bahwa jika semakin tinggi konsentrasi, maka suatu larutan akan semakin tinggi pula phnya yang menunjukkan bahwa semakin tinggi(pekat) kadar basa larutan tersebut.
0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.4512.4012.4512.5012.5512.6012.6512.7012.7512.8012.85
f(x) = 1.275 x + 12.3002777777778R² = 0.992523602238654
Kurva linearitas NaOH
C (mol/Liter)
pH la
ruta
n
Gambar 4.2. kurva linearitas antara pH larutan dan konsentrasi larutan NaOH
4.1.3 nilai ph larutan H2SO4 terhadap temperatur
Dari grafik di bawah menunjukkan bahwa semakin rendah ph larutan dalam suasana asam, maka temperaturnya akan semakin tinggi juga.
28.2 28.4 28.6 28.8 29 29.2 29.4 29.6 29.80.860.88
0.90.920.940.960.98
11.02 kurva pH H2SO4 vs Temperatur
temperatur (ᵒC)
pH la
ruta
n
Gambar 4.3. kurva antara nilai pH larutan H2SO4 dan temperatur
4.1.4 Nilai ph dari larutan NaOH terhadap temperatur
Grafik di bawah menunjukkan bahwa pada suasana basa temperatur larutan juga akan semakin meningkat apabila pH larutan tersebut semakin meningkat.
27.65 27.7 27.75 27.8 27.85 27.9 27.9512.4
12.4512.5
12.5512.6
12.6512.7
12.7512.8
12.85kurva pH NaOH vs temperatur
temperatur (ᵒC)
pH la
ruta
n
Gambar 4.4 kurva antara nilai ph larutan NaOH vs temperatur
4.1.5 Kalibrasi menggunakan larutan buffer
Setelah melakukan pengukuran-pengukuran diatas, maka dilakukan pengukuran kalibrasi alat dengan menggunakan larutan buffer pH 4, buffer ph 7, dan buffer pH 9. Pengukuran kalibrasi dilakukan untuk mengetahui keakuratan dari suatu alat instrument yang kita gunakan. Pada ph teoritis 4, ph meter yang terukur adalah 4,81 dan kertas ph yang terukur adalah 5, yang berarti memiliki nilai yang berbeda antara ph teoritis dan ph yang terukur.
3 4 5 6 7 8 9 100123456789
10kurva kalibrasi
pH meterkertas pH
pH teoritis
pH te
ruku
r
Gambar 4.5 kurva kalibrasi antara ph teoritis dengan ph terukur
4.2 kesimpulan
Pada suasana asam semakin tinggi konsentrasi, maka ph larutan semakin rendah atau semakin tinggi(pekat) kadar asam larutan tersebut. Dan temperaturnya semakin tinggi
Pada suasana basa semakin tinggi konsentrasi, maka ph larutan semakin tinggi dan semakin tinggi(pekat) kadar basa larutan tersebut. Dan temperaturnya semakin tinggi juga.
Pada kalibrasi antara ph teoritis larutan buffer dengan ph yang teukur memiliki nilai yang berbeda, mungkin di sebabkan oleh factor kesalahan praktikan,atau faktor penyimpanan ph buffer yang telah terkontaminasi dari luar atau bisa saja disebabkan oleh faktor alat yang sudah lama sehingga nilai pH yang terbaca menjadi bergeser.
DAFTAR PUSTAKA
http://anekakimia.blogspot.com/2011/06/kalibrasi-instrumen-ph-meter.html diakses tanggal 16 maret 2014
Brady, James. 2008. Kimia Universitas asas dan struktur jilid dua. Bina rupa aksara:
Tanggerang.
http://surabaya.bpkimi.kemenperin.go.id/pengendalian-ph-larutan-dengan-
menggunakan-logika-fuzzy.html diakses tanggal 15 maret 2014