epidemiology instrument

7/22/2019 Epidemiology Instrument

http://slidepdf.com/reader/full/epidemiology-instrument 1/38

INSTRUMENANALISIS

EPIDEMIOLOGI KESEHATAN

YOSRI AZWAR



Manfaat Epidemiologi

1.Untuk Mempelajari Riwayat Penyakit Epidem iologi m empelajar i tren penyaki t untu k

memprediks i penyakit yang mungkin ter jadi .

Hasi l penel i t ian epidemio log i dapat digunakandalam perencanaan pelayanan kesehatan dan

kesehatan masyarakat.

2.Diagnosis Masyarakat Penyakit , kond isi , cedera, gangguan,

ket idakmampuan, defek/ cacat apa sajakah yang

menyebabkan kesakitan, masalah kesehatan atau

kematian di dalam suatu komun i tas atau

wilayah?




3.Mengkaji risiko yang ada pada setiapindividu yang dapat mempengaruhikelompok maupun populasi

Fakto r r is ik o, masalah dan peri laku apa sajakahyang dapat mempengaruhi kelompok atau

populas i?

Set iap kelompok dikaji dengan melakukan

pengkaj ian terhadap fakto r r is iko dan

menggunakan tekhnik pemeriksaan kesehatan,sk r ining kesehatan, tes kesehatan, pengkajian

penyakit dan sebagainya.




4.Pengkajian, Evaluasi dan Penelitian Sebaik apa pelayanan kesehatan masyarakat dan

pelayanan kesehatan dalam mengatasi masalah

dan memenuhi kebutuhan popu las i atau

kelompok.

Untu k mengkaji keefekti fan, efisiensi, kuali tas,

kuanti tas, akses dan ketersediaan pelayanan

un tuk mengobat i , mengendal ikan atau mencegah

penyakit , cedera, ketidakmampuan ataukematian.




5.Melengkapi gambaran klinis Proses ident i f ikas i dan diagnosis untu k

menetapkan bahwa suatu kondis i memang ada

atau bahwa seseorang memang mender ita

penyakit tertentu .

Menentukan hubungan sebab akibat, m is. radang

tenggoro kan dapat menyebabkan demam

rematik.




6. Identifikasi sindrom Membantu m enyu sun dan menetapkan k r i ter ia

untuk mendefin is ikan s indrom , m is . s indrom

Down, fetal alcohol, kematian mendadak pada

bayi.

7.Menentukan penyebab dan sumberpenyakit Temuan epidemiologi memungkinkan

di lakukannya pengendal ian, pencegahan dan

pemusnahan penyebab penyakit , kond isi , cedera,

ket idakmampuan atau kematian.



Studi Epidemiologi

Epidemiologi Deskriptif,

Memberikan pengetahuan, data dan informasi tentang

perjalanan penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan dan

kematian dalam kelompok atau populasi. Informasi biasanyaberasal dari data yang dikumpulkan secara rutin

berdasarkan karakteristik demografi yang biasa seperti usia,

jenis kelamin, ras, status perkawinan, pendidikan, kelas

sosial ekonomi, pekerjaan, wilayah geografis dan periodewaktu.



Studi Epidemiologi

Epidemiologi Deskriptif,

Rate, rasio dan proporsi morbiditas & mortalitas

Memahami, mencegah dan mengendalikan penyakit

Menyediakan data, informasi dan wawasan tentang

karakteristik yang ada dalam kelompok atau populasi yang

mengalami KLB penyakit dan tidak adanya penyakit pada

kelompok atau populasi yang tidak terpajan

Menitikberatkan dan mengacu kepada variabel-variabelyang berhubungan dengan morbiditaas dan mortalitas :

usia, gender, musim, status perkawinan, etnik, ras, waktu,

pendapatan, pekerjaan, lokasi, pendidikan, agama, dll.



Studi Epidemiologi

Epidemiologi Analitik,

Digunakan untuk menguji hubungan sebab akibat dan

berpegang pada pengembangan data baru. Kunci dari

studi epidemiologi analitik ini adalah untuk menjaminbahwa studi didesain dengan tepat sehingga temuannya

dapat dipercaya (reliable) dan valid. Jika desain dilakukan

dengan tepat, kesimpulan lebih pasti tentang sebab akibat

dapat ditarik dari temuannya. Penelitian analitik yangterencana kurang lebih sama dengan uji klinis dan desain

eksperimental.



Studi Epidemiologi

Epidemiologi Analitik,

Adalah pendekatan uji hipotesis yang digunakan untuk

mengkaji asosiasi di antara kejadian penyakit atau

pajanan dan faktor risiko.Menggunakan satu pendekatan studi rasional yang

memadukan desain matriks analitis (matriks 2 x 2)



Matriks epidemiologi 2 x 2

DC

BA

YA

Y A

TIDAK

T I D A K

KEHADIRAN PENYAKIT

F A K T O R R I S I K O

A + C

A + B

B + D

C + D

A + B + C + D

TOTAL

TOTAL

Studi Retrospektif Studi Prospektif

B + D

BdanA + C

AC + D

CdanA + B

A



Pendekatan Epidemiologi

KAUSALITAS

Keberadaan (Necessary )

Kecukupan (Sufficient )

FAKTOR2 DALAM KAUSALITAS

Faktor Predisposing

Faktor Enabl ing

Faktor Precipi tat ing



Skrining(Observasi, Asosiasi & Kausalitas)

SKRINING

NEGATIF POSITIF

N-Benar P-BenarN-Palsu P-Palsu

Tidak Sakit Tidak SakitSakit Sakit

PB + NPx 100

PBSENSITIVITAS :

NB + PPx 100

NBSPESIFISITAS :

NP + PBx 100

NPNEGATIF PALSU :

PP + NBx 100

PPPOSITIF PALSU :



STUDY TYPES

Non-intervention studies Exploratory studies

Descriptive studies

Comparative (analytical ) studies Cross-sectional comparative studies Case-control studies Cohort studies

Intervention studies Experimental studies

Quasi-experimental studies



Case-control studies

PAST PRESENT

(Retrospective study, looking backward)

Risk factor present

Risk factor absent

Risk factor present

Risk factor absent

Cases

Cases

Compare



Cohort studies

PRESENT FUTURE

(Prospective study, looking forward)

Problem present

Problem not present

Problem present

Problem not present

Epose to

risk factor

Epose torisk factor

Compare



Experimental studies

Study population(sampling)

EXPERIMENTAL, or

Study group

First data collection(before intervention)

Periode of INTERVENTION/MANIPULATION

Compare

Sample population(randomisation)

CONTROL, or

Comparison group

Last data collection(after intervention)

First data collection(same time as in study group)

NO INTERVENTION/MANIPULATION

Last data collection(same time as in study group)



Quasi-experimental studies

Study group Intervention

Compare

Control group before Control group after

Study group after

1

Study group Intervention Study group after

Compare

2



Reseacrh questions and study types

STATE OF KNOWLEDGE

OF THE PROBLEM

TYPE OF RESEARCH

QUESTIONSTYPE OF STUDY

Knowing that a problem

exists but knowing little

about its characteristics or

possible causes.

What is the nature/magnitude

of the problem?

Who is affected? How do the

affected people behave?What do they know, believe,

think about the problem and

its cause?

Exploratory studies, or

Descriptive studies:

Descriptive case studies

Cross-sectional surveys

Suspecting that certain

factors contribute to the

problem.

Are certain factors indeed

associated with the problem?

(e.g., is lack of pre-schooleducation related to low

school performance? Is low

fibre diet related to

carcinoma of the large

intestine?)

Analytical (comparative)

studies:

Cross-sectionalcomparative studies

Case-control studies

Cohort studies



Reseacrh questions and study types

STATE OF KNOWLEDGE

OF THE PROBLEM

TYPE OF RESEARCH

QUESTIONSTYPE OF STUDY

Having established that

certain factors are

associated with the

problem: desiring toestablish the extent to which

a particular factor causes or

contributes to the problem.

What is the cause of the

problem?

Will the removal of particular

factor prevent or reduce theproblem? (e.g., stopping

smoking, providing safe water)

Cohort studies

Experimental or quasi-

experimental studies

Having sufficient knowledge

about cause(s) to develop

and assess an interventionthat would prevent, control

or solve the problem.

What is the effect of a particular

intervention/strategy? (e.g.,

treating with a particular drug;being exposed to a certain type

of health education)

Wich of two alternate strategies

gives better result? Wich

strategy is most cost-effective?

Experimental or quasi-

experimental studies



Data collection techniques

Using available information

Observing

Interviewing Administering written questionaires

Focus group discussions

Projective techniques Mapping and scaling



Data collection techniques

Data collection techniques Data collection tools

Using available information Checklist; data compilation forms

Observing Eyes and other senses, pen/paper,

watch, scale, microscope, etc.

Interviewing Interview guide, checklist,

questionaires, tape recorder

Administering written questionaires Questionaires

Data collection techniques and tools



Bagan ukuran kematian

di awal kehidupan

24

mgg

32

mgg

36

mgg

Kematian janin Kematian bayi

Dalam rahim Luar rahim

Kematian

bayi baru

lahir

Lahir mati

20

mgg

28

mgg

7

hr

Periode perinatal II

Periode perinatal I

28

hr

Kematian

pascaneonatal

P e r i o d e

t e r a k h i r

m e n s t r u a s i

LAHIR

U S I A 1 T A H U N

Abortus



EPIDEMIOLOGI

Penyakit Kronis dan Perilaku

Imunisasi

Higiene personal

yang baik

Sanitasi lingkungan

Penguranganbahaya pekerjaan

Asupan Gizi yang

adekuat dan benar

Menghindari

karsinogen

Menghindari

alergen

Pendidikan

Kesehatan

Makanan dan Gizi

yang baik

Perumahan yangmemadai

Kondisi kerja yg baik

Gaya hidup sehat

Perkembangan

kesehatan pribadi

total

Persiapan Fisiologis

Skrining Kesehatan

Skrining kesehatan

Pemeriksaan Medis,

Pencegahan,

Pengobatan dini,

& Penyembuhanpenyakit

Menghentikan dan

mencegah

penyebaran Infeksi

Penyakit

Pencegahan

penyakit

kambuhan dan

komplikasinya

Pengobatan yang

cepat dan

adekuat

Menghambatproses penyakit

Pencegahan

komplikasi

Mengurangi perioe

ketidakmampuan

Fasilitas Kesehatan

Masyarakat dan

Medis untuk terapi

dan retraining

Pendidikan danreedukasi untuk

pemulihan fungsi

yang maksimum

Kembali pada

pekerjaan atau

posisi kehidupan

secepat mungkin

Terapi Fisik

Terapi Pekerjaan

Interaksi dan Hubungan Antara Agens

dengan Faktor-Faktor Pejamu,

Lingkungan dan Perilaku, serta Faktor

Sosial

STATUS KESEHATAN YANG BAIK/

PERIODE NONPATOGENIK

PENCEGAHAN

PRIMER

PENCEGAHAN

TERSIER

PENCEGAHAN

SEKUNDER

Reaksi Pejamu Terhadap Penyakit atau Agens

AWITAN PENYAKIT PERIODE PATOGENIK PEMULIHAN

Promosi

Kesehatan

Diagnosis dan

Pengobatan Dini

Pembatasan

Ketidakmampuan Rehabilitasi

Perlindungan

Kesehatan



KLASIFIKASI

Sumber Penyakit/ Kesakitan

NO KLASIFIKASI CONTOH SUMBER

1. Agens fisik Panas, dingin yang berlebihan, sengatan listrik, radiasi,

cedera

2. Alergi Asthma, reaksi anafilaktik, reaksi alergi

3. Herediter Penyakit bawaan keluarga seperti alkoholisme, struktur

genetik atau kromosom yang menyebabkan kecacatan,penyakit atau kelainan pada krturunannya, sindrom

4. Iatrogenik Infeksi nosokomial, penyakit atau cedera akibat perawatan

atau tindakan yang diberikan dalam fasilitas pelayanan

kesehatan

5. Idiopatik Penyakit yang penyebab atau asalnya tidak diketahui atau

kasus kesakitan akibat hal yang spontan

6. Infeksius Bakteri, Virus, Parasit

7. Kongenital Spina bifida, penyakity ginjal polikistik, aneurisma serebral

8. Metabolik Disfungsi organ dalam tubuh menyebabkan

hipo/hipertiroidisme, gondok eksoptalmik

9. Nutrisional Defisiensi vitamin seperti skorbut, defisiensi protein seperti

kwasiorkor



KLASIFIKASI

Sumber Penyakit/ Kesakitan

NO KLASIFIKASI CONTOH SUMBER

10. Psikologis Ketidakseimbangan biokimia dalam otak seperti pada

schizoprenia; hilang atau rusaknya jaringan otak seperti

pada penyakit Alzheimer

11. Radang Sengatan, tanaman rambat beracun, luka tertusuk atau

tergores benda mati, artritis, serum sickness, lesi

12. Traumatik Luka, patah tulang, geger otak, cedera mekanik

13. Tumor Faktor lingkugan atau perilaku yang merangsang

pertumbuhan tumor, seperti kanker paru akibat merokok

14. Vaskular Merokok, stres, kurangnya asupan makanan, kurang olah

raga dan perilaku lainnya yang berkontribusi terhadap

munculnya penyakit jantung dan kardiovaskular

15. Zat kimia Obat-obatan, asam, basa, logam berat (timbal, merkuri),

racun (arsenik), benerapa jenis enzim

KLASIFIKASI



KLASIFIKASI

Penyakit infeksius mayor

berdasarkan bentuk penularan

PENYAKIT

PERNAFASAN

BAWAAN

UDARA

PENYAKIT

PENULARAN

USUS

PENYAKIT LESI

ATAU

LUKA TERBUKA

PENYAKIT

BAWAAN

VEKTOR ATAU

ZOONOSIS

PENYAKIT

BAWAAN

BENDA MATI

Chickenpox

SelesmaDifteri

Influenza

Campak

Meningitis

Pneumonia

Poliomielitis

Rubelia

Scarlet fever

Smallpox

Infeksi tenggorok

Tuberkulosis

Batuk rejan

Disentri amuba

Disentri bakteri(shigelosis)

(stafilokokus)

Kolera

Giardiasis

Cacing tambang

Poliomielitis

Salmonelosis

Demam tifoid

Hepatitis

AIDS

AtraksErysipelas

Gonorrhoea

Scarlet fever

Smallpox

Sifilis

Tuberkulosis

Tularemia

African sleeping

sicknessEnsefalitis

Lyme disease

Malaria

Rocky Mountain

spotted fever

Tularemia

Demam tifus

Yellow fever

Antraks

Cacar airSelesma

Difteri

Influenza

Meningitis

Poliomielitis

Rubella

Scarlet fever

Infeksi

tenggorok

steptokokal

Tuberkulosis

KLASIFIKASI



KLASIFIKASI

Penyakit/ patogen

berdasarkan mikroba penyebab

ORGANISME PENYAKIT

Bakteria

basilus

kokus

Difteri (aerob – Corynebacterium)

Botulisme (anaerob – Clostridium botulinum)

Brucelosis (Brucella abortus)

Legionelosis (Legionellae) Salmonelosis (Salmonella)

Shigelosis (Shigella)

Kolera (Vobrio cholerae)

Impetigo (Staphillococcus)

Syok toksik (Staphillococcus)

Laryngitis (Streptococcus)

Scarlet fever (Streptococcus)

Erysipelas (Streptococcus)

Pneumonia (Pneumococcus)

Gonorrhea (Gonococcus)

Meningitis (Meningococcus)

KLASIFIKASI



KLASIFIKASI

Penyakit/ patogen


ORGANISME PENYAKIT

Bakteria

organisme spiral

organisme asam

Rickettsia

(bakteri sangat kecil)

Virus

Sifilis (Treponema pallidum)

Rat bite fever (Spirilum minus)

Lyme disease (Borrelia burgdorferia spirocheta)

Tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis)

Lepra/ Kusta (Mycobacterium leprae)

Rocky Mountain spotted fever (Rickettsia rickettsii)

Tifus (Rickettsia prowazekii)

Chicken pox (Herpes virus)

Influenza

Type A – berkaitan dengan epidemi dan pandemi

Type B – berkaitan dengan epidemi setempat

Type C – berkaitan dengan KLB terlokalisir sporadis minor

Campak (Morbilli virus)

KLASIFIKASI



KLASIFIKASI

Penyakit/ patogen


ORGANISME PENYAKIT

Virus

Fungus

Mold

Ragi

Gondong (Paramyxovirus)

Rabies (Rabies virus)

Smallpox (Variola virus)

Poliomielitis (Type 1 yang paling patogenik, Type 2 dan 3)

Demam dengue (Dengue virus)

Mikosis

Kadas/ Kurap

Blastomikosis

Dermatofitosis

KLASIFIKASI



KLASIFIKASI

Penyakit/ patogen

berdasarkan binatang penyebab

ORGANISME PENYAKIT

Kelompok Protozoa (satu cel)

amuba

plasmodium

Kelompok Cacing (metazoa) cacing gelang

cacing kremi

cacing pita

cacing pipih

trichinella

Kelompok Arthropoda (kutu)

Disentri

Malaria

Ascariasis (cacing gelang berukuran besar)

Trichinosis

Pedicullosis

Scabies (Sarcoptes scabii)

KLASIFIKASI



KLASIFIKASI

Penyakit infeksius mayor

berdasarkan bentuk penularan

SUMBER KESAKITAN/ KECACATAN JALAN MASUK

Debu

silika

asbestosis

Fumes

timbal

Asap

Gas, kabut, aerosol

dan uap air

Listrik

Silikosis (fibrosis jaringan paru)

Asbestosis (fibrosis jaringan paru)

Kanker paru

Keracunan timbal

Asfiksia akibat kekurangan oksigen

Keracunan asap

Asfiksia akibat karbon monoksida

Asfiksia atau keracunan zat kimia

(bergantung kepada sumbernya)

Luka bakar, kerusakan neurologis,

kematian

Inhalasi

Inhalasi

Kulit

Inhalasi

Inhalasi

Kulit

KLASIFIKASI



KLASIFIKASI

Sumber tak hidup

yang menyebabkan kesakitan/ kecacatan

SUMBER KESAKITAN/ KECACATAN JALAN MASUK

Kebisingan

Radiasi ion

Radiasi non-ion

Termal

Ergonomik

Stres

Gigitan, sengatan

Konsumsi zat kimia

Hilangnya pendengaran, tuli

Kanker, dermatitis

Luka bakar, kanker

Luka bakar, kanker

Masalah otot, rangka, jaringan

Mental, emosional, psikologis, perilaku

Keracunan bisa ular, laserasi, kerusakan

jaringan, kematian

Arsenik, keracunan malathion (sejenis

bahan insektisida), kematian

Kulit/ jaringan

Kulit/ jaringan

Kulit/ jaringan

Kulit/ jaringan

Kulit/ jaringan

Sistem syaraf

Kulit/ jaringan

Pernafasan,

pencernaan, kulit/

jaringan



MASA INKUBASI

Beberapa Penyakit Menular Mayor

PENYAKIT MASA INKUBASI MASA COMMUNICABILITY

Botulism

Chickenpox

Selesma

Conjunctivitis

Dyphteri

Disentri (amuba)

Epstein-Barr virus

GonorrheaHepatitis (serum)

Herpes simplex virus

12 sampai 36 jam

2 sampai 3 mgg

12 sampai 72 jam

(biasanya 24 jam)

1 sampai 3 hr

2 sampai 5 hr

2 sampai 4 mgg

(variasinya banyak)

4 sampai 7 mgg

2 sampai 5 hr (bisa lebih lama)45 sampai 160 hr

(biasanya 80 – 100 hr)

Sampai 2 mgg

Jika terpapar

Dari 5 hr sebelum vesikel terlihat

sampai 6 hr sesudahnya

Dari 1 hr sebelum awitan sampai

5 hr sesudahnya

Kapan saja infeksi aktif ada

2 mgg atau kurang dan tidak

lebih dari 4 mgg

Selama infeksi usus masih ada

Jika muncul gejala

Tidak terbatas, kecuali diobatiBerminggu-minggu sebelum

awitan gejala

Paling lama 7 mgg setelah gejala

hilang



MASA INKUBASI



Impetigo (menular)

Influenza

Campak (rubeola)

Meningitis

Gondong

Pedikulosis

Pneumonia (bakterial)

Pneumonia (viral)

Poliomielitis

Kermian (enterobiasis)

Rabies

4 sampai 10 hr (bisa lebih lama)

1 sampai 3 hr

10 hr sampai awitan ruam

selama 14 hr

2 sampai 10 hr

12 sampai 26 hr

(biasanya 18 hr)

Sekitar 2 mgg

1 sampai 3 hr

1 sampai 3 hr

3 sampai 21 hr

(biasanya 7 sampai 12 hr)2 sampai 6 mgg

2 sampai 6 mgg atau lebih lama

Sampai lesi sembuh/ hilang

Sering kali 3 hr stlh awitan klinis

Dari masa prodormal sampai 4 hr

setelah awitan ruam

1 hr setelah memulai pengobatan

Dari 6 hr sblm gejala sampai 9 hr

setelahnya

Selama kutu masih hidup

Tidak diketahui

Tidak diketahui

7 sampai 10 hr sebelum dan

sesudah gejalaBerlanjut jika terus terpapar

Dari binatang, 3 - 5 hr sblm gejala

dan selama perjalanan penyakit



MASA INKUBASI



Infeksi viral pernafasan

Kadas/ Kurap

Rubella

(campak Jerman)

Keracunan makanan

(Salmonella)

Scarlet fever

Keracunan makanan

(Staphylococcus)

Sakit tenggorok

(Streptococcus)Smallpox

Sifilis

Beberapa hr sampai 1 mgg /lbh

4 sampai 10 hr

8 sampai 10 hr

(biasanya 14 hr)

6 sampai 72 jam

(biasanya 36 jam)

1 sampai 3 hr

2 sampai 4 jam

1 sampai 3 hr

7 sampai 17 hr

(biasanya 10 sampai 12 hr)

10 hr sampai 10 mgg

(biasanya 3 mgg)

Durasi penyakit aktif

Selama lesi tetap ada

1 mgg sebelum dan 14 hr setelah

awitan ruam

3 hr sampai 3 mgg

(variasinya banyak)

Bila diobati 10 sampai 21 hr, tidak

diobati bisa berbulan-bulan

Berlanjut jika terus terpapar

Bila diobati 10 sampai 21 hr, tidak

diobati bisa berbulan-bulan7 hr pertama

Bervariasi dan tidak terbatas bila

tidak diobati



MASA INKUBASI



Tetanus

Trichinosis

Tuberkulosis

Demam tifoid

Batuk rejan

4 hr sampai 3 mgg

2 sampai 128 hr

(biasanya 9 hr) setelah

mengkonsumsi makanan

terinfeksi

4 sampai 12 mgg (fase primer)

1 sampai 3 mgg

(biasanya 2 mgg)

7 sampai 21 hr

(biasanya sampai 10 hr)

Jika terpapar

Jika terpapar

Selama basilus tuberkeldikeluarkan oleh pasien atau

carrier

Selama basilus tifoid masih ada

di tinja

Dari 7 hr setelah paparan sampai

3 mgg setelah awitan paroksisme

tipikal



Mekanisme Transmisi

TRANSMISSION

DIRECT INDIRECT • Touching

• Kissing

• Sexual intercourse

• Droplet (sneezing, coughing)

• Vehicleborne

• Waterborne

• Airborne (dust, droplet nuclei)

epidemiology instrument

Documents