laporan implementasi proyek perubahan …

61
| Page LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN SISTEM INTELIJEN POLHUT BERBASIS TEKNOLOGI (SIBERTEK) DALAM RANGKA PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN YANG LEBIH EFEKTIF PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT II TAHUN 2019 Disusun Oleh : Ir. SUSTYO IRIYONO, M.Si. ANGKATAN XXIV / 2019 NDH : 37 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019

Upload: others

Post on 20-May-2022

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

| P a g e

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN SISTEM INTELIJEN POLHUT BERBASIS

TEKNOLOGI (SIBERTEK) DALAM RANGKA PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN

HIDUP DAN KEHUTANAN YANG LEBIH EFEKTIF

PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT II

TAHUN 2019

Disusun Oleh :

Ir. SUSTYO IRIYONO, M.Si.

ANGKATAN XXIV / 2019

NDH : 37

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2019

Page 2: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

I | P a g e

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT II

ANGKATAN XXIV TAHUN 2019

PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN SISTEM INTELIJEN POLHUT BERBASIS

TEKNOLOGI (SIBERTEK) DALAM RANGKA PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN

HIDUP DAN KEHUTANAN YANG LEBIH EFEKTIF

DISUSUN OLEH :

Nama : Ir. Sustyo Iriyono, M.Si.

NIP : 19620621 199002 1 001

NDH : 37

Angkatan : XXIV

Instansi : Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan

Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK

Disetujui sebagai bahan seminar Implementasi Laboratorium Kepemimpinan di

Pusbangkompimnas Lembaga Administrasi Negara pada tanggal 4 Desember 2019,

MENTOR COACH

Dr. Rasio Ridho Sani, M.Com, M.P.M

Dr. Ir. Suharyoto MS

PESERTA

Ir. Sustyo Iriyono, M.Si

Page 3: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

II | P a g e

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT II

ANGKATAN XXIV TAHUN 2019

PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN SISTEM INTELIJEN POLHUT BERBASIS

TEKNOLOGI (SIBERTEK) DALAM RANGKA PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN

HIDUP DAN KEHUTANAN YANG LEBIH EFEKTIF

DISUSUN OLEH :

Nama : Ir. Sustyo Iriyono, M.Si.

NIP : 19620621 199002 1 001

NDH : 37

Angkatan : XXIV

Instansi : Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan

Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK

Telah diseminarkan pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 4 Desember 2019

Tempat : Kantor Lembaga Administrasi Negara

Mengesahkan telah diseminarkan,

MENTOR COACH

Dr. Rasio Ridho Sani, M.Com, M.P.M

Dr. Ir. Suharyoto MS

PENGUJI

Restog Krisna Kusuma, SH., M.Si., AK

Page 4: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

III | P a g e

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penyusunan Laporan Implementasi Proyek Perubahan ini dapat

diselesaikan. Laporan Implementasi Proyek Perubahan ini disusun sebagai salah satu

syarat dalam mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II

Angkatan XXIV Tahun 2019 pada Lembaga Administrasi Negara (LAN) di Jakarta.

Adapun Proyek Perubahan ini berjudul “Pembangungan Kelembagaan Sistem

Intelijen Polhut Berbasis Teknologi (SIBERTEK) Dalam Rangka Penegakan

Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Yang Lebih Efektif”.

Gagasan Proyek Perubahan ini merupakan inovasi dalam rangka penguatan

fungsi intelijen Polisi Kehutanan (Polhut) untuk mendukung upaya penegakan hukum

lingkungan hidup dan kehutanan melalui fungsi penyelidikan intelijen, pengamanan

intelijen dan penggalangan intelijen. Dalam proyek perubahan ini telah dibentuk

kelembagaan Intel Polhut melalui penerbitan Peraturan Dirjen Gakkum LHK Nomor :

P.7/PHLHK/SET/DIK.3/11/2019, dibentuk Tim Khusus Intel Polhut “PASOPATI”

melalui Keputusan Dirjen Gakkum LHK Nomor : SK.36/PHLHK/PPH/GKM.2/11/2019,

Penyusunan Desain dan Pembangunan Prototype Sistem Intel Polhut Berbasis

Teknologi (SIBERTEK). Intelijen Polhut memiliki peran yang sangat penting dalam

sistem deteksi dan peringatan dini, mendukung keberhasilan tindakan represif maupun

yustisi serta sebagai bahan masukan pimpinan dalam pengambilan

keputusan/kebijakan.

Akhir kata, Penulis berharap kritik dan saran yang membangun dalam rangka

penyempurnaan pembangunan kelembagaan dan sistem intelijen Polhut berbasis

teknologi ke depan. Semoga proyek perubahan ini dapat diimplementasikan dan

memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja organisasi, bangsa dan negara

khususnya dalam penyelamatan sumber daya hutan dan lingkungan.

Jakarta, Desember 2019

Project Leader

Ir. Sustyo Iriyono, M.Si

Page 5: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

IV | P a g e

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................ I

LEMBAR PENGESAHAN ............................................ II

KATA PENGANTAR ............................................ III

DAFTAR ISI ............................................ IV

DAFTAR TABEL ............................................ V

DAFTAR GAMBAR ............................................ VI

I. PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN ............................................ 1

B. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................ 1

C. TUJUAN DAN MANFAAT ............................................ 6

1. Tujuan ............................................ 6

2. Manfaat ............................................ 7

D. OUTPUT DAN OUTCOME ............................................ 8

E. TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS .......................................... 9

F. RENCANA STRATEGI MARKETING ............................................ 13

1. Analisa Stakeholder ............................................ 13

2. Tata Kelola Kerja ............................................ 16

3. Strategi Marekting ............................................ 19

II. IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

A. PELAKSANAAN KEGIATAN MILESTONE

1. Milestone 1 ............................................ 22

2. Milestone 2 ............................................ 24

3. Milestone 3 ............................................ 26

4. Milestone 4 ............................................ 28

5. Milestone 5 ............................................ 30

6. Milestone 6 ............................................ 31

7. Milestone 7 ............................................ 33

8. Milestone 8 ............................................ 34

B. CAPAIAN PROYEK PERUBAHAN ............................................ 35

1. Capaian Milestone ............................................ 36

2. Capaian Pembentukan Kelembagaan ............................................ 39

3. Capaian Pembangunan Sistem Intelijen ............................................ 41

C. OUTCOME ............................................ 42

D. ANALISIS STAKEHOLDER DAN

IMPLEMENTASI STRATEGI MARKETING ............................................ 46

1. Perubahan Peta Stakeholder ............................................ 46

2. Strategi Marketing ............................................ 48

E. KENDALA EKSTERNAL DAN INTERNAL ............................................ 49

F. STRATEGI MENGHADAPI KENDALA ............................................ 50

G. PEMBERDAYAAN ORGANISASI PEMBELAJARAN ....................................... 51

1. Pemberdayaan Organisasi ............................................ 51

2. Pemberdayaan (Lesson Learnt) ............................................ 51

III. PENUTUP

A. KESIMPULAN ............................................ 53

B. REKOMENDASI ............................................ 53

Page 6: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

V | P a g e

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Tahapan Perubahan Rencana Strategis ............................................ 10

2. Tabel 1.2 Analisa Stakeholder ............................................ 15

3. Tabel 1.3 Penjelasan Tata Kelola ............................................ 19

Page 7: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

VI | P a g e

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1.1 Gagasan Proyek Perubahan ............................................ 2

2. Gambar 1.2 Milestone Proyek Perubahan ............................................ 8

3. Gambar 1.3 Output Sistem Intelijen Polisi Kehutanan ............................................ 9

4. Gambar 1.4 Analisa Stakholder ............................................ 16

5. Gambar 1.5 Tata Kelola ............................................ 19

6. Gambar 2.1 Struktur Kendali ............................................ 40

7. Gambar 2.2 Draft Kelembagaan ............................................ 40

8. Gambar 2.3 Tangkapan Layar Sistem Intelijen Polhut .......................................... 41

9. Gambar 2.4 Tangkapan Layar Berita Media 1 ............................................ 42

10. Gambar 2.5 Tangkapan Layar Berita Media 2 ............................................ 43

11. Gambar 2.6 Tangkapan Layar Berita Media 3 ............................................ 44

12. Gambar 2.7 Tangkapan Layar Berita Media 4 ............................................ 45

13. Gambar 2.8 Tangkapan Layar Berita Media 5 ............................................ 45

14. Gambar 2.8 Peta Stakeholder ............................................ 46

15. Gambar 2.9 Peta Pergerakan Stakeholder ............................................ 47

Page 8: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

1 | P a g e

I. PENDAHULUAN

1. Deskripsi Proyek Perubahan

Gagasan proyek perubahan ini adalah Pembangunan Kelembagaan

Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi (Sibertek) Dalam Rangka Penegakan

Hukum Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Yang Lebih Efektif. Terobosan/langkah

strategis yang dilakukan dalam proyek perubahan ini adalah membangun

kelembagaan intelijen Polhut melalui penerbitan Peraturan Direktur Jenderal

Penegakan Hukum LHK tentang Intelijen Polhut yang memuat antara lain tugas

dan fungsi Intelijen Polhut, pedoman pelaksanaan intelijen dan struktur Intelijen

Polhut. Selanjutnya berdasarkan struktur yang ada dibentuk Satgas Intelijen

Polhut melalui Keputusan Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK. Untuk

mendukung kinerja Intelijen Polhut, perlu adanya Sistem Intelijen Polhut yang

berbasis Teknologi. Pada kurun waktu jangka pendek, disusun Desain Sistem

Intelijen Polisi Kehutanan Berbasis Teknologi (SIBERTEK).

Dengan adanya terobosan/langkah strategis pada jangka pendek tersebut,

diharapkan Ditjen Gakkum LHK akan memiliki Intelijen Polhut yang handal untuk

meningkatkan upaya pencegahan kejahatan lingkungan hidup dan kehutanan

serta mendukung upaya penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan yang

lebih efektif.

Gambar 1.1 Gagasan Proyek Perubahan

2. Latar Belakang Masalah

Peraturan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :

P.18/MENLHK-II/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Pasal 1162 menjelaskan tugas Direktorat

Page 9: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

2 | P a g e

Pencegahan dan Pengamanan Hutan adalah melaksanakan penyiapan

perumusan, pelaksanaan, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, bimbingan

teknis, evaluasi bimbingan teknis, dan supervisi pelaksanaan urusan pencegahan

dan pengamanan hutan. Disamping tugas tersebut, Direktorat Pencegahan dan

Pengamanan Hutan melaksanakan fungsi :

1. penyiapan perumusan kebijakan pencegahan tindak pidana kehutanan serta

penyelenggaraan pengamanan kawasan hutan dan peredaran hasil hutan;

2. penyiapan pelaksanaan kebijakan pencegahan tindak pidana kehutanan serta

penyelenggaraan pengamanan kawasan hutan dan peredaran hasil hutan;

3. penyiapan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pencegahan tindak pidana

kehutanan serta penyelenggaraan pengamanan kawasan hutan dan

peredaran hasil hutan;

4. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria pencegahan tindak pidana

kehutanan serta penyelenggaraan pengamanan kawasan hutan dan

peredaran hasil hutan;

5. bimbingan teknis, evaluasi bimbingan teknis, dan supervisi pelaksanaan

urusan pencegahan tindak pidana kehutanan serta penyelenggaraan

pengamanan kawasan hutan dan peredaran hasil hutan yang dilaksanakan di

daerah; dan

6. pelaksanaan administrasi Direktorat.

Berdasarkan tupoksi tersebut maka tanggung jawab Direktorat PPH dalam

upaya perlindungan hutan adalah pengamanan hutan dan hasil hutan terhadap

kerusakan disebabkan oleh perbuatan manusia, sehingga kewenangan yang ada

bersifat Polisional (Pengamanan Hutan dalam Penegakan Hukum) melalui

kegiatan yang bersifat bersifat pencegahan (pre-emtif, preventif) dan represif

sebagaimana diatur dalam Permenhut Nomor: P.75/Menhut-II/2014 pasal Pasal 4

dan Pasal 7. Kewenangan Polisi Kehutanan diamanatkan dalam Pasal 51 UU

Nomor 41 Tahun 1999 yaitu untuk menjamin terselenggaranya perlindungan

hutan, maka kepada pejabat kehutanan tertentu sesuai dengan sifat pekerjaannya

diberikan wewenang kepolisian khusus.

Dalam melaksanakan tugas dan kewenangan pencegahan dan

pengamanan hutan, salah satu fungsi yang diemban adalah Intelijen. Intelijen

merupakan salah satu instrumen penting bagi penyelenggaraan kekuasaan

negara dalam hal ini penting bagi keamanan Kawasan hutan serta peredaran hasil

Page 10: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

3 | P a g e

hutan. Intelijen juga merupakan produk yang dihasilkan dari proses pengumpulan,

perangkaian, evaluasi, analisis, integrasi, dan interpretasi dari seluruh informasi

yang berhasil didapatkan terkait dengan isu keamanan hutan. Dengan kata lain,

intelijen merupakan sari dari pengetahuan yang mencoba membuat prediksi

dengan menganalis dan mensintesis aliran informasi terkini, serta menyediakan

bagi para pembuat keputusan berbagai proyeksi latar belakang serta tindakan

alternatif yang dapat dijadikan ukuran dari kebijakan dan tindakan yang akan

dibuat. Sebagai bagian dari sistem keamanan nasional, intelijen berperan sebagai

sistem peringatan dini dan sistem strategis untuk mencegah terjadinya hal-hal

yang mengancam keamanan Kawasan hutan. Selain fungsi pencegahan, Intelijen

sebagai produk juga mempengaruhi keberhasilan dari tindakan-tindakan represif

yang perlu dilakukan. Keberhasilan sebuah operasi pengamanan hutan dan

peredaran hasil hutan maupun dalam mendukung proses penegakan hukum

yustisi, sangat tergantung pada data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan

intelijen.

Gangguan keamanan kawasan hutan masih terus terjadi dan berkembang

semakin caggih, seperti pembalakan liar, perambahan kawasan, perkebunan

ilegal, penambangan ilegal, kebakaran hutan dan perburuan satwa liar. Kawasan

hutan di Indonesia yang meliputi hutan produksi, hutan lindung dan hutan

konservasi merupakan teritori pengendalian kegiatan Polisi Kehutanan yang

sangat luas dengan seluas 125.945.195 Ha. Ancaman yang merupakan potensi

gangguan terhadap keamanan hutan juga terus terjadi dan telah mendegradasi

sehingga kondisi saat ini kawasan yang tutupan lahannya masih berhutan tersisa

sekitar 95 juta Ha.

Kejahatan kehutanan menjadi semakin kompleks melibatkan berbagai

aktor dari mulai pelaku lapangan, korporasi, kelompok terorganisasi, maupun

adanya backup dari elit berpengaruh dan aparat. Modus kejahatannya terus

berkembang bahkan menggunakan dukungan teknologi, seperti perdagangan

ilegal satwa liar secara online dan sebagainya. Perkembangan kejahatan

kehutanan ini telah jauh meninggalkan kemampuan dan kapasitas Polisi

Kehutanan, dan apabila hal ini tetap terjadi tanpa pembaharuan kelembagaan dan

teknologi di bidang pengamanan hutan maka keberadaan hutan akan semakin

terancam.

Page 11: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

4 | P a g e

Selain ancaman keamanan hutan yang terus terjadi, pasca terbitnya

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan

pemerintah bidang kehutanan terutama kawasan hutan lindung dan hutan

produksi menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi, bukan lagi menjadi

kewenangan Pemerintah Kabupaten sehingga kehadiran aparat di tingkat tapak

belum optimal dan pengawasan menjadi lemah. Pengamanan hutan yang

dilakukan selama ini dilakukan masih bersifat parsial, belum berada dalam satu

garis komando dari pusat sampai ke tingkat tapak. Kegiatan pengamanan hutan

dilakukan masing-masing instansi, bergerak belum sinergi dengan melibatkan

para pihak terkait, sehingga penanganan belum berjalan terpadu dan

berkesinambungan. Terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun

2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 17) serta Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MENLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 713) mengakibatkan terjadi perubahan organisasi

pemerintahan di semua lini, baik di pusat maupun di daerah. Selanjutnya,

pembentukan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK dan UPT Balai

Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK yang mempunyai kewenangan dalam

penegakan Hukum LHK, memerlukan konstruksi baru dalam upaya penegakan

hukum LHK. Pembangunan kelembagaan, pengelolaan personil, sarana

prasarana, pembiayaan mekanisme dan koordinasi merupakan tantangan yang

harus segera diselesaikan. Pengelolaan personil, khususnya Polisi Kehutanan

(Polhut) merupakan permasalahan yang sangat penting dan perlu diselesaikan

dengan segera. Permasalahan jumlah, distribusi dan kualifikasi serta fungsinya

merupakan permasalahan pokok yang dihadapi dalam pengelolaan Polhut.

Distribusi Polhut yang masih berada di 3 (tiga) eselon I, yaitu 615 personil di Ditjen

Gakkum LHK, 2.100 Personil di Ditjen KSDAE dan 16 personil di Ditjen PPI,

merupakan hambatan pokok dalam menerapkan Komando sebagai instrumen

penggerak pasukan dan perubahan-perubahan organisasi dan kewenangan

menjadikan Polhut terpisah pada unit-unit organisasi dan hadir tanpa induk yang

mapan. Dalam organisasi Ditjen Gakkum LHK belum ada satu unit organisasi

yang secara tupoksi khusus memiliki kewenangan pengelolaan Polisi Kehutanan.

Page 12: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

5 | P a g e

Kondisi Polhut yang tidak berada dalam satu komando juga melahirkan

permasalahan terkait fungsi intelijen sebagai deteksi dini belum berjalan optimal.

Kapasitas dan kemampuan intelijen sebagai unit organisasi belum merata,

terstandar dan terstruktur dengan optimal dari tingkat pusat sampai ke tingkat

daerah.

Hal tersebut diatas juga selaras dengan hasil Evaluasi dan Hasil Audit

Organisasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2018 yang

memrekomendasikan bahwa eksistensi Ditjen Gakkum LHK masih sangat

dibutuhkan namun memerlukan beberapa restrukturisasi organisasi dan fungsi.

Dirjen Gakkum LHK atas kondisi tersebut pada awal Tahun 2019 melakukan

Background Study Penegakan Hukum LHK 2019 (Buku Background Study, 2019),

dengan rekomendasi dalam Arahan Strategis Penegakan Hukum Lingkungan

Hidup dan Kehutanan untuk Kewibawaan Negara dan Keadilan Ekologis, antara

lain:

1. Memperkuat Sistem Pencegahan atas Pelanggaran dan Kejahatan LHK

2. Memperkuat Sistem Pengawasan dan Penjatuhan Sanksi (administrasi,

perdata, pidana) terhadap Pelanggaran dan Kejahatan LHK

3. Memperkuat Sistem Pemulihan Kerugian Lingkungan Akibat Pelanggaran

dan Kejahatan LHK

4. Mengembangkan Sistem Data dan Informasi secara Terintegrasi antara

Perizinan dan Pengawasan (Pusat dan Daerah)

5. Pengembangan Sistem Intelijen Penegakan Hukum LHK

6. Penguatan Kapasitas dan Integritas Sumber Daya Manusia (SDM) penegak

hukum dan manajerial organisasi

7. Memperkuat Sarana Prasarana Penegakan Hukum LHK

8. Memperkuat Kelembagaan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK

9. Memperkuat Koordinasi dan Kerjasama Penanganan Pelanggaran dan

Kejahatan LHK bersama Aparat Penegak Hukum lainnya

10. Menciptakan Aparat Penegak Hukum LHK yang berintegritas dan

bermartabat

11. Memperkuat Dukungan Ahli dalam Penegakan Hukum LHK

12. Mengembangkan Dukungan Jaringan Publik (masyarakat sipil, media, mitra

internasional) dalam Penegakan Hukum LHK

Page 13: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

6 | P a g e

13. Mengembangkan Skema Dana Pemulihan Lingkungan Hidup untuk

Penegakan Hukum

Berpedoman atas rekomendasi terhadap arah dan tujuan Ditjen Gakkum

KLHK selama 5 tahun kedepan dan penggalian atas kesenjangan antara harapan

dari amanat tugas dan fungsi dengan permasalahan-permasalah faktual yang ada

saat ini, Direktorat Pencegahan dan Pengamanan mengindentifikasi sangat perlu

dan mendesak untuk segera melakukan :

1. Pembentukan kelembagaan intelijen Polisi Kehutanan

2. Penetapan Polisi Kehutanan Satu Komando

3. Pembangunan sistem intelijen polisi kehutanan berbasis teknologi.

(dokumen analisis permasalahan terlampir)

Selanjutnya sebagai jawaban atas kondisi diatas, maka Rancangan Proyek

Perubahan kami ini mengangkat ketiga isu utama/pokok tersebut menjadi satu

solusi yakni PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN SISTEM INTELIJEN POLISI

KEHUTANAN BERBASIS TEKNOLOGI (SIBERTEK) DALAM RANGKA

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN YANG LEBIH

EFEKTIF.

3. Tujuan Dan Manfaat Untuk Organisasi Adaptif

Pembangunan Kelembagaan Sistem Intelijen Polisi Kehutanan Berbasis

Teknologi (Sibertek) dalam rangka Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan

Kehutanan yang Lebih Efektif diharapkan penanganan kejahatan kehutanan

menjadi terpadu, sistematis, responsif, profesional. Dalam hal ini tujuan dan

manfaat proyek perubahan sebagai berikut :

a. Tujuan

Meningkatkan efektifitas penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan

khususnya dalam Pencegahan dan Pengamanan Hutan melalui penguatan

kelembagaan sistem intelijen Polhut dalam satu komando dengan dukungan

teknologi.

Dalam hal ini tujuan jangka pendek (2 bulan) yang akan diimplementasikan

adalah terbitnya Perdirjen tentang Intelijen Polhut, Terbentuknya Satgas

Intelijen Polhut, dan Tersusunnya Draft Desain Sistem Intelijen berbasis

teknologi. Untuk jangka menengah (6 bulan) dalam proyek perubahan ini akan

dibangun Sistem Intelijen Berbasis Teknologi dan Draft Peraturan Menteri

Page 14: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

7 | P a g e

LHK Tentang Polhut Satu Komando. Sehingga pada akhir tujuan jangka

panjangnya (> 1 tahun) adalah terbitnya Peraturan Menteri Tentang Polhut

Satu Komando.

Gambar 1.2 Tujuan Proyek Perubahan

b. Manfaat

Dalam merespon tuntutan perubahan dan lingkungan strategis maka

Pembangunan Kelembagaan Sistem Intelijen Polisi Kehutanan Berbasis

Teknologi (Sibertek) akan memberikan manfaat kepada organisasi sebagai

berikut :

a) Memberikan pedoman dan standar bagi kelembagaan dan aktifitas

intelijen Polisi Kehutanan dengan dukungan teknologi.

b) Menyediakan data dan informasi yang terbarui secara sistematis dan real

time.

c) Menyediakan analisis perilaku dan pola-pola kejahatan lingkungan hidup

dan kehutanan secara kasusistik maupun general sebagai bahan baku

pengambilan keputusan dan kebijakan untuk pimpinan.

d) Memberikan layanan data untuk efisiensi dan efektifitas penggunaan

anggaran Ditjen Gakkum KLHK.

e) Meningkatkan upaya-upaya penanganan kejahatan lingkungan hidup dan

kehutanan secara lebih cepat dan tepat.

f) Mendukung penyelidikan dan penyidikan perkara dalam upaya

penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan.

Page 15: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

8 | P a g e

g) Menyedikan tools untuk melakukan pelacakan dan deteksi dalam rangka

pencarian tersangka.

h) Membangun sistem komando Polhut dalam satu komando.

4. Output Dan Outcome

Output yang dihasilkan dalam proyek perubahan Pembangunan

Kelembagaan Sistem Intelijen Polisi Kehutanan Berbasis Teknologi (Sibertek)

adalah Peraturan Dirjen Penegakan Hukum LHK tentang Intelijen Polhut,

Pembentukan Satgas Intelijen Polisi Kehutanan melalui Keputusan Dirjen

Penegakan Hukum LHK dan Draft Desain Sistem Intelijen Polisi Kehutanan

Berbasis Teknologi. Untuk jangka panjang output dari Proper ini adalah Peraturan

Menteri LHK tentang Polhut Satu Komando. Outcome dari proyek perubahan ini

adalah :

1. Pencegahan kejahatan lingkungan hidup kehutanan lebih optimal;

2. Efektifitas penegakan hukum dengan dukungan alat bukti yang lebih valid;

3. Pengamanan hutan lebih terpadu dari tingkat pusat sampai daerah.

Gambar 1.3. Rancangan Sistem Intelijen Polisi Kehutanan

Page 16: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

9 | P a g e

5. Tahapan Perubahan Rencana Strategis

NO OUTPUT

KUNCI MILESTONE

OUTPUT

MILESTONE KEGIATAN WAKTU

PENANGGUNG

JAWAB

JANGKA PENDEK

1. Tim Efektif Membentuk Tim Efektif SK Dirjen - Konsultasi dg Mentor

- Rapat dg Tim

- Penyusunan SK Tim

- Penandatangan SK

Tim

- Penyusunan Rencana

Kerja

Bulan Oktober

2018

Tim Efektif

2. Perdirjen

Tentang Intel

Polhut

Membentuk Tim Kerja

Perdirjen Intelijen Polhut SK Direktur - Penyusunan dan

penandatangan SK

Tim

- Penyusunan Renja

Bulan Oktober

2018

Tim Efektif

HKT Setditjen

Gakkum

Subdit PPH

Intelkam

Pembahasan Draft

Perdirjen Tentang Intel

Polhut

Draft Perdirjen - Penyusunan Draft 0

- Pembahasan Draft 0

Bulan Oktover s.d

November 2019

Pembahasan Draft

Perdirjen Eksternal

Ditjen Gakkum

Draft Perdirjen - Penyempurnaan Draft

0

- Pembahasan Draft 1

- Penyempurnaan Draft

1

- Pembahasan Draft 2

Bulan Oktover s.d

November 2019

Tabel 1.1 Milestone Proyek Perubahan

Page 17: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

10 | P a g e

NO OUTPUT

KUNCI MILESTONE

OUTPUT

MILESTONE KEGIATAN WAKTU

PENANGGUNG

JAWAB

Pengesahan Perdirjen Perdirjen SK Dirjen Bulan Oktover s.d

November 2019

Sosialsisasi Sosialsiasi Sosialsiasi Bulan Oktover s.d

November 2019

3 Penugasasn

Personil Intel

Penyusunan Drfat SK

Satgas Intel

Draft Sk Satgas - Pembahasan Draft SK

- Pembahasan Rapat

Tom

Bulan November

2019

Penandatanganan SK

Satgas Intel

SK Dirjen Tim

Khusus Intel

Polhut

SK Tim Khusus Bulan November

2019

4 Draft Desain

Sistem

Intelijen

Berbasis

Teknologi

- Membentuk

Tim Kerja

- Penyiapan

Desai Sistem

Intel

- FGD Desai

Sistem Intelijen

berbasis

Teknologi

- Rapat Internal Draft

Tim Kerja

- Penyusunan Draft 0

- Penyusunan Draft 1

Bulan Oktober s.d

November 2019

Penyususnan Draft

Desain Sistem Intelijen

Berbasisi Teknologi

Draft Desain

Sistem Intelijen

Penyusunan draft Final

JANGKA MENENGAH

5 Desain Sistem

Intelijen

Berbasis

Teknologi

- Pembahasan

Draft Desain

Sistem Intelijen

Berbasis

Teknologi

Dokumen Draft Bulan November

2019 – April 2020

Tim Efektif

Tim Opsroom

Gakkum

HKT Setditjen

Gakkum

Page 18: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

11 | P a g e

NO OUTPUT

KUNCI MILESTONE

OUTPUT

MILESTONE KEGIATAN WAKTU

PENANGGUNG

JAWAB

- Penetapan

Desain Sistem

Intelijen

Berbasis

Teknologi

6 Pembanginan

Sistem

Intelijen

Berbasisi

Teknologi

Pembangunan Sistem

Intelijen Berbasisi

Teknologi

- Sistem

Intelijen

- Aplikasi

SIstem

- Protokol

- Standar

Kriteria

- Penyusunan

SOP Sistem

Intelijen

- Uji Coba dan

Evaluasi

Sistem Intelijen

- Perbaikan

Sistem

- Penetapan

SOP

- Penerapan

Sistem

Draft SOP

Rekomendasi

SK DIrektur

Laporan

Kegiatan

Bulan November

2019 – April 2020

8 Rancangan

Polhut Satu

Komando

- Pembentukan

Tim Kerja

Rancangan

Tim Efektif

HKT Setditjen

Gakkum

Page 19: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

12 | P a g e

NO OUTPUT

KUNCI MILESTONE

OUTPUT

MILESTONE KEGIATAN WAKTU

PENANGGUNG

JAWAB

Polhut Satu

Komando

- Telaahan

/Kajian Polhut

- Pembahasan

Draft 1

- Pembahasan

Draft 2

Subdit PPH

Biro Hukum

KLHK

JANGKA PANJANG

8 Permen Polhut

Satu Komando

- Pembahasan

Draft Permen

Satu Komando

- Konsultasi

Publik

- Penyusunan

Naskah Final

Permen Polhut

- Pengesahan

Polhut Satu

Komando

- Sosialsisai

- Draft 1

- Notulensi

- Naskah

Final

- Permen

Polhut 1

Komando

➢ 1 Tahun

Page 20: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

13 | P a g e

6. Rencana Strategi Marketing

a. Analisa Stakeholder

Untuk terimplementasikannya Pembangunan Kelembagaan Sistem

Intelijen Polhut Berbasis Teknologi (SIBERTEK) Dalam Rangka Penegakan

Hukum Yang Lebih Efektif maka dibutuhkan pemetaan analisa

instansi/individu yang mempunyai kepentingan dan pengaruh terhadap

keberhasilan pembangunan sistem tersebut, berikut ini tabel analisa

stakeholder:

Tabel 1.2 Analisa Stakeholders

Internal Eksternal

1. Direktur Jenderal Penegakan Hukum

LHK

2. Sekditjen Penegakan Hukum;

3. Direktur Pengaduan Pengawasan dan

Sanksi Administrasi;

4. Direktur Penegakan Hukum Pidana;

5. Direktur Penyelesaian Sengketa

Lingkungan Hidup;

6. Kepala Balai Gakkum LHK;

7. Tim Inteliigence Center Ditjen Gakkum

1. Sekretaris Jenderal Kementerian

LHK;

2. Direktur Jenderal KSDAE;

3. Jaksa Agung Muda Intelijen

4. Kepala Lembaga Pendidikan

Polri

5. Kepala Badan Reserse Kriminal

(Bareskrim) Polri

6. Kepala Badan Pemeliharaan

Keamanan (Baharkam) Polri

7. Deputi Pencegahan Komisi

Pemberantasan Korupsi

8. Deputi Penindakan Komisi

Pemberantasan Korupsi

9. Deputi VI Badan Intelijen Negara

10. Kepala Badan Intelijen Strategis

(BAIS) TNI

11. Dirjen Bea Cukai, Kemenkeu;

12. Sekretaris Ditjen KSDAE

13. Kepala Biro Hukum, Setjen

KLHK;

14. Kepala Dinas Kehutanan

Provinsi;

15. Kepala Kantor Kesyahbandaran

dan Operasional Pelabuhan;

Page 21: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

14 | P a g e

16. Detasemen Intelijen TNI AL;

17. Ahli Intelijen

18. Perum Perhutani

19. CIWT - UNDP

Gambar 1.4 Analisa Stakeholder

Posisi peran para pihak di dalam setiap kuadran dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1) KUADRAN I: PROMOTERS, yaitu stakeholders yang mempunyai

kekuatan atau pengaruh yang tinggi dan interest yang tinggi sehingga

benar-benar bisa membuat upaya pembangunan kelembagaan intelijen

Polisi Kehutanan berbasis teknologi dapat berjalan. Oleh sebab itu

strategi pendekatan terhadap stakeholders ini adalah harus selalu

berada di dalam “jangkauan” (manage them closely). Stakeholders ini

harus selalu dikelola agar selalu mendukung, dilibatkan dalam setiap

pengambilan keputusan, well-informed dan mitra dialog. Yang

teridentifikasi termasuk di dalam stakeholders PROMOTERS adalah

1. Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK

Page 22: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

15 | P a g e

2. Sekditjen Penegakan Hukum

3. Direktur Penegakan Hukum Pidana

4. Direktur Pengaduan Pengawasan dan Sanksi Administrasi

5. Direktur Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup

6. Kepala Balai Gakkum LHK

2) KUADRAN II: LATENT, yaitu stakeholders yang mempunyai kekuatan

tinggi (high influence/power) tetapi interest yang rendah (low interest).

Para pihak yang berada di kuadran ini akan sangat membantu jika dapat

diyakinkan akan pentingnya upaya pembangunan kelembagaan sistem

intelijen Polisi Kehutanan berbasis teknologi bagi kepentingan institusi

tersebut sendiri atau untuk kebaikan yang lebih besar. Strategi yang akan

dilakukan untuk menjaga stakeholders ini tetap mendukung adalah

menjaga agar mereka tetap puas dengan sistem yang kita bangun (keep

them satisfied). Stakeholders ini harus selalu didekati, diberi informasi,

dan menunjukkan efek-efek positif dari upaya perubahan ini. Interest

mereka dapat selalu diperkuat untuk menjadikan kelompok ini menjadi

PROMOTERS. Yang teridentifikasi termasuk di dalam stakeholders

LATENT adalah:

1. Sekretaris Jenderal Kementerian LHK

2. Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri

3. Kepala Badan Reserse Kriminal Polri

4. Kepala Lembaga Pendidikan Polri

5. Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI

6. Deputi VI BIN

7. Direktur Jenderal KSDAE

8. Sekditjen KSDAE

9. Kepala Biro Hukum, Setjen KLHK

10. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi

11. Tim Intelligence Center

12. CIWT – UNDP

13. Ahli Intelijen

Page 23: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

16 | P a g e

3) KUADRAN III: DEFENDERS, yaitu stakeholders yang mempunyai

pengaruh/kekuatan yang rendah, tetapi dengan interest yang tinggi (Low

Influence/High Interest). Stakeholders yang berada di kuadran ini bisa

sangat membantu apabila tetap diberikan informasi yang memadai,

sehingga kita tidak perlu khawatir mengenai keterlibatannya di masa

yang akan datang. Untuk stakeholders dengan kategori defenders perlu

didekati dengan strategi keep them informed. Yang teridentifikasi

termasuk di dalam kategori stakeholders DEFENDERS adalah:

1. Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi

2. Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi

3. Perum Perhutani

4) KUADRAN IV: APATHETICS, yaitu stakeholders yang mempunyai

pengaruh maupun interest keduanya rendah. Kelompok ini

kemungkinan tidak peduli terhadap upaya perubahan sistem intelijen ini.

Institusi ini dimasukkan menjadi stakeholder karena posisi institusi ini

bisa menjadi pendukung dalam pertukaran data dan informasi dukungan

personil, maupun dukungan teknis apabila diperlukan. Strategi yang

dapat diterapkan kepada mereka adalah memonitor/minimal effort. Saat

ini yang dapat diidentifikasi dalam kelompok Apathetics adalah:

1. Jaksa Agung Muda Intelijen;

2. Dirjen Bea Cukai, Kemenkeu;

3. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Operasional Pelabuhan;

4. Detasemen Intelijen TNI AL.

b. Tata Kelola Kerja

Rancangan proyek perubahan ini direncanakan melalui 3 (tiga) tahapan

sesuai dengan tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Dalam rangka pencapaian target proyek tersebut Direktorat PPH membentuk

Tim yang dipimipin oleh Direktur PPH dimana tim ini yang bertugas dalam

menginisaisi, menyusun, melaksanakan, monitoring dan mengevaluasi

seluruh rencana kerja yang telah ditentukan.

Dalam pelaksanaannya proyek ini melibatkan stakeholder internal maupun

eksternal sebagai objek dalam proses pembuatan produk Perdirjen Gakkum

Page 24: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

17 | P a g e

tentang Intelijen Polhut, SK Dirjen Gakkum tentang Satgas Intelijen Polhut,

Sistem Intelijen Berbasis Teknologi, dan Peraturan Menteri tentang Polhut

Satu Komando. Subjek implementasi terbitnya dasar hukum terkait dengan

intelijen polhut adalah Polhut yang mempunyai tugas dan otoritas di wilayah

kerjanya dalam melakukan penyelidikan kejahatan kawasan hutan/diluar

kawasan hutan. Sebagai pelaksana pencegahan kejahatan lingkungan hidup

dan kehutanan, petugas intelijen Polhut mempunyai peranan penting

terhadap keberhasilan inovasi ini, karena dengan inovasi ini sekaligus

mengubah cara berindak Intelijen Polhut dalam memetakan permasalahan

kejahatan lingkungan hidup dan kehutanan di wilayah kerjanya.

Gambar 1.5 Tata Kelola

Page 25: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

18 | P a g e

Tabel 1.3 Penjelasan Tata Kelola

NO PERAN PENJELASAN

1 MENTOR - Memberikan dukungan dan arahan

strategis perancangan dan pelaksanaan

proyek perubahan sehingga tujuan

proyek perubahan dapat tercapai

secara efektif dan efisien.

- Memberikan alternatif solusi

pemecahan masalah yang tidak dapat

diselesaikan oleh project leader.

2 COACH - Memberikan bimbingan dan konsultasi

dalam pelaksanaan proyek;

- Memantau perkembangan

pelaksanaan proyek perubahan

3 PROJECT LEADER - Menyusun perencanaan umum proyek

perubahan yang dituangkan dalam

rancangan proyek perubahan yang

antara lain meliputi: tujuan, manfaat,

pentahapan, tim proyek perubahan,

identifikasi stakeholder, dan informasi

penting lainnya.

- Memimpin dan mengelola tim efektif,

mulai dari perencanaan, koordinasi,

pelaksanaan dan kontrol pada setiap

tahapan utama (milestones) dalam

upaya pencapaian target sesuai yang

direncanakan dan ditetapkan.

- Melakukan koordinasi dan konsultasi

kepada seluruh stakeholder, baik

formal maupun informal untuk

mendukung percepatan pelaksanaan

kegiatan.

Page 26: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

19 | P a g e

- Melakukan identifikasi, antisipasi dan

strategi penyelesaian kendala,

hambatan yang berpotensi

menghambat pelaksanaan proyek

perubahan

4 TIM 1 - Menyusun Perdirjen Tentang Intelijen

Polisi Kehutanan

- Menyusun SK Dirjen Tentang Satgas

Intelijen Polisi Kehutanan

5 TIM 2 Menyusun Desain Sistem Intelijen Polisi

Kehutanan Berbasis Teknologi.

6 TIM 3 Supporting dan Administrasi pelaksanaan

kegiatan proyek perubahan.

c. Strategi Marketing

a) Customer

Sebagai customer dalam proyek perubahan ini adalah penerima manfaat

adanya pembangunan kelembagaan sistem intelijen Polisi Kehutanan

berbasis teknologi, yaitu : Ditjen Gakkum LHK. Adanya sistem intelijen

akan memberikan manfaat dukungan data, informasi dan analisis yang

lebih akurat dan cepat untuk dukungan proses penegakan hukum yang

lebih efektif. Selain Ditjen Gakkum LHK, penerima manfaat dari proyek

perubahan ini adalah institusi yang berwenang dalam pengelolaan hutan

dan perlindungan hutan serta memiliki satuan Polisi Kehutanan. Institusi

tersebut yaitu Ditjen KSDAE selaku penanggng jawab pengelolaan

kawasan konservasi serta tumbuhan dan satwa liar, Dinas Kehutanan

Provinsi selaku penanggung jawab pengelolaan kawasan hutan lindung

dan hutan produksi, dan Perum Perhutani selaku pemegang hak kelola

hutan produksi dan hutan lindung di wilayah Jawa Barat, Banten, Jawa

Tengah dan Jawa Timur.

Dalam rangka mewujudkan keberhasilan proyek perubahan ini, perlu

adanya strategi kolaborasi dengan unit organisasi di internal Ditjen

Page 27: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

20 | P a g e

Gakkum LHK maupun dengan Ditjen KSDAE dan Dinas Kehutanan

Provinsi serta Perum Perhutani.

b) Produk

Produk yang ditawarkan dalam proyek perubahan ini adalah :

1) Core Product :

Produk utama dari proyek perubahan ini adalah Kelembagaan Sistem

Intelijen Polisi Kehutanan.

2) Actual Product :

Actual product dari pembangunan kelembagaan sistem intelijen Polisi

Kehutanan adalah adanya Peraturan Direktur Jenderal Gakkum LHK

tentang Intelijen Polisi Kehutanan sebagai pedoman dan dasar

hukum bagi pelaksanaan intelijen Polisi Kehutanan dan terbentuknya

Satgas Intelijen Polisi Kehutanan yang handal.

3) Augmented Product :

Nilai tambah yang ditawarkan dari produk dalam proyek perubahan

ini adalah adanya sistem intelijen yang berbasis teknologi.

Kompleksitas kejahatan kehutanan, keterbatasan sumber daya dan

perkembangan teknologi saat ini menuntut upaya penegakan hukum

yang didukung dengan teknologi terkini. Akuisisi, penyimpanan serta

analisis data dan informasi menggunakan dukungan teknologi. Dalam

akuisisi data dan informasi dikembangkan integrasi sistem (System to

System) yang ada baik di internal KLHK maupun antar K/L yang

sudah bekerjasama dengan KLHK. Selain itu, penggunaan teknologi

juga diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan termasuk

pengendalian dan monitoring bagi pelaksana di lapangan. Adanya

dukungan teknologi diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan

efisiensi pelaksanaan kegiatan, akurasi data dan informasi serta

mengatasi keterbatasan sumber daya (SDM, Sarpras dan anggaran).

c) Price

Nilai yang ditawarkan dari pembangunan kelembagaan sistem intelijen

Polisi Kehutanan berbasis teknologi adalah efisiensi dan efektifitas

penegakan hukum LHK. Hal tersebut antara lain tercermin dari efektifnya

rantai komando intelijen, efisiensi waktu dan sumber daya dalam

Page 28: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

21 | P a g e

pelaksanaan intelijen, kecepatan dan akurasi penyajian data dalam

dukungan upaya penegakan hukum.

d) Place

Sistem intelijen yang dibangun dalam proyek perubahan ini adalah

berbasis teknologi, salah satunya adalah teknologi informasi sehingga

ada kemudahan akses bagi pengguna dalam hal ini adalah pengambil

kebijakan penegakan hukum. Selain itu, Satgas Intelijen Polhut yang

dibentuk terdistribusi sampai ke tingkat Unit Pelaksana Teknis (UPT)

untuk menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.

e) Promotion

Selain manfaat yang ditawarkan dari pembangunan kelembagaan

intelijen Polhut berbasis teknologi, strategi komunikasi kepada

stakeholder adalah penggunaan Brand “SIBERTEK” yang merupakan

akronim dari Sistem Intelijen Polisi Kehutanan Berbasis Teknologi.

Page 29: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

22 | P a g e

II. IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

A. Pelaksanaan Kegiatan Milestone

Penjabaran pelaksanaan milestone dan uraian kegiatan dalam pencapaian

milestone dapat dijelaskan sebagai berikut :

Aktivitas 1. Melaksanakan brainstorming rencana proyek perubahan

2. Mengidentifikasi potensi personil yang akan menjadi

anggota tim efektif dan tim kerja proyek perubahan

3. Melakukan analisis dan pemetaan potensi personil tim

kerja

4. Menyusun dan menerbitkan Surat Keputusan tentang Tim

Efektif

5. Menyusun rencana kerja impelementasi proyek

Waktu 4 (empat) Hari mulai 1 s/d 4 Oktober 2019

Tempat Pelaksanaan kegiatan ini seluruhnya berada di Kantor

Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Gedung

Manggala Wanabakti, Jakarta

Stakeholder Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini antara

lain :

1. Kepala Subdit lingkup Direktorat PPH

2. Kepala Seksi lingkup Direktorat PPH

3. Kepala Sub Bagian TU Dit. PPH

4. Polhut & Staf Direktorat PPH

Pokok

Substansi

1. Pemetaan potensi dari seluruh Pejabat struktural dan staf

Direktorat PPH merupakan langkah awal dalam penetapan

peran personil dalam tim efektif dan tim kerja sehingga

dapat mengoptimalkan kemampuan personil dalam

pelaksanaan tugas yang akan dilakukan.

: Terbentuknya Tim Efektif Pembangunan Kelembagaan

Sistem Intelijen Polhut

MILESTONE 1

Page 30: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

23 | P a g e

2. Untuk percepatan kesamaan persepsi tentang proyek

perubahan dan kesamaan arah dalam implementasi

rencana kerja maka dilaksanakan diskusi dan paparan

tentang pengembangan sistem intelijen, sasarannya,

output kuncinya, milestonenya dan parameter lainnya.

Pada diskusi ini terdapat hal-hal yang menjadi pokok

bahasan seperti kepadatan jadwal, arrangement aktivitas

khususnya untuk kegiatan yang pararel, dan membangun

jejaring/koordinasi yang non formal tapi efektif.

3. SK penetapan tim efektif pembangunan kelembagaa

sistem intelijen Polhut dibagi dalam 3 kelompok besar,

yakni tim administrasi dan supporting, tim penyusunan

NSPK dan tim penyusun Desain Sistem Intelijen berbasis

Teknologi.

4. Penyusunan rencana kerja, tata waktu dan

penanggungjawab kegiatan implementasi proyek.

Rencana kerja disusun dengan menyesuaikan tugas dan

kegiatan rutin Direktorat PPH.

Output 1. Keputusan Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan

Nomor : SK No.100/PPH/PPHS/GKM.2/9/2019 tanggal 30

September 2019 tentang Tim Efektif Pembangunan

Kelembagaan Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi

2. Keputusan Direktur Jenderal Penegakan Hukum

Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :

SK.26/PHLHK/PPH/GKM.2/10/2019 tanggal 1 Oktober

2019 Tentang Tim Kerja Penyusunan, Norma, Standar,

Prosedure dan Kriteria Pembangunan Kelembagaan

Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi.

Dokumentasi 1. Foto-foto

2. Absensi

3. Notulensi

4. SK Tim Efektif

5. Rencana Kerja Tim Efektif

Page 31: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

24 | P a g e

Aktivitas 1. Membentuk Tim Kerja Penyusunan NSPK

2. Menyusun draft Peraturan Direktur Jenderal Penegakan

Hukum LHK

3. Melaksanakan rapat pembahasan draft Peraturan Direktur

Jenderal Penegakan Hukum LHK

4. Melakukan konsultasi kepada Stakeholder (instans terkait)

yang berpengalaman dalam bidang intelijen

5. Perbaikan dan penyempurnaan draft Peraturan Direktur

Jenderal Penegakan Hukum LHK

6. Menyusun Nota Dinas pengajuan persetujuan Draft Final

Peraturan Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK.

7. Sosialisasi Pembangunan kelembagaan intelijen Polhut

Waktu 25 Hari mulai 7 s/d 31 Oktober 2019

Tempat Pelaksanaan kegiatan ini berada di Kantor Direktorat

Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Gedung Manggala

Wanabakti, Jakarta; Hotel Santika Jakarta; Hotel Mirah Bogor;

dan Hotel Novotel Bandung.

Stakeholder Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini antara

lain:

1. Deputi V Bidang Teknologi Intelijen, BIN

2. Deputi VI Bidang Siber Intelijen, BIN

3. Direktur Keamanan Negara, Baintelkam Polri

4. Direktur Tindak Pidana Siber, Bareskrim Polri

5. Direktur B Jaksa Agung Muda Intelijen

6. Pusdik Intelkam Polri

7. Direktorat Penindakan dan Penyidikan, Ditjen Bea Cukai

8. Sekretaris Ditjen Penegakan Hukum LHK

9. Direktorat Penegakan Hukum Pidana, Ditjen Gakkum LHK

10. Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup

11. Sekretariat Ditjen KSDAE

: Tersusunnya Peraturan Direktur Jenderal Penegakan

Hukum LHK tentang Penyelenggaraan Intelijen Polhut

MILESTONE 2

Page 32: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

25 | P a g e

12. Kepala Bagian Hukum dan Kerjasama Teknik, Setditjen

Gakkum LHK

Pokok

Substansi

1. Pembentukan Tim Kerja Penyusunan NSPK melalui

Keputusan Dirjen Gakkum LHK, berdasarkan identifikasi

pelaksanaan tugas, selain Tim Efektif perlu juga dibentuk

tim yang khusus yang bekerja untuk menyusun peraturan,

keputusan maupun dokumen desain yang diperlukan

dalam implementasi pembangunan kelembagaan sistem

intelijen.

2. Pengumpulan data dan informasi terkait kebutuhan

kelembagaan sistem intelijen yang akan dibangun menjadi

hal yang krusial, utamanya input ataupun saran dari

berbagai stakeholder, baik yang terkait dengan intelijen

maupun dalam pengembangan sistem itu sendiri. Dalam

upaya mencapai hal tersebut, dilaksanakan diskusi dan

brainstorming mengenai kebutuhan data dan informasi

intelijen sebagai input dan proyeksi hasil sistem yang akan

dibangun.

3. Penyusunan dan pembahasan draft Peraturan Dirjen

Penegakan Hukum LHK dengan melibatkan stakeholder

internal dan eksternal. Selain dalam rapat pembahasan,

untuk menjaring masukan/saran dari stakeholder,

dilakukan konsultasi dengan kunjungan langsung, antara

lain ke BIN, Baintelkam, Kejaksaan, Bareskrim.

4. Penetapan melalui Peraturan Direktur Jenderal, Peraturan

Dirjen ini penting sebagai dasar dalam penyelenggaraan

Intel Polhut dan operasionalisasi selanjutnya. Dalam

perdirjen ini juga diamanatkan untuk membentuk tim

khusus Intel Polhut melalui proses Seleksi sesuai pedoman

yang tercantum dalam Lampiran Perdirjen.

Output Peraturan Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK Nomor :

P.7/PHLHK/SET/DIK.3/11/2019 tanggal 5 November 2019

tentang Penyelenggaraan Intelijen Polhut lingkup Direktorat

Page 33: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

26 | P a g e

Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan

Kehutanan

Dokumentasi 1. Foto-foto

2. Undangan

3. Absensi

4. Draft Perdirjen

5. Nota Dinas

6. Notulensi

Aktivitas 1. Menyusun konsep Keputusan Dirjen Gakkum LHK tentang

Pembentukan Tim Seleksi Anggota Tim Khusus Intel

Polhut Pada Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK

2. Membuat surat permintaan bantuan tenaga asesor kepada

Kepala Biro Kepegawaian Kementerian LHK

3. Membuat surat permintaan kepada Kepala Balai Gakkum

LHK untuk mengirimkan personel Intel Polhut yang akan

diseleksi sebagai Anggota Tim Khusus

4. Melaksanakan seleksi administrasi, tes tertulis dan

wawancara terhadap Calon Anggota Tim Khusus

5. Melaksanakan pembahasan hasil seleksi Anggota Tim

Khusus

6. Melaporkan hasil seleksi dan konsep Keputusan Direktur

Jenderal Penegakan Hukum LHK tentang Penetapan

Anggota Tim Khusus Intel Polhut Pada Direktorat Jenderal

Penegakan Hukum LHK

Waktu 18 Hari mulai 4 s/d 22 November 2019

Tempat Pelaksanaan kegiatan ini berada di Kantor Direktorat

Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Gedung Manggala

Wanabakti, Jakarta, Hotel Ibis Slipi dan Hotel Century Atlet

Jakarta.

: Terbentuknya Tim Khusus Intel Polhut Pada Direktorat

Jenderal Penegakan Hukum LHK

MILESTONE 3

Page 34: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

27 | P a g e

Stakeholder Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini antara

lain:

1. Sekretaris Ditjen Penegakan Hukum LHK

2. Kepala Biro Kepegawaian, Setjen KLHK

3. Kepala Bagian Hukum dan Kerjasaman Teknik, Setditjen

Gakkum LHK

4. Kepala Bagian Kepegawaian dan Organisasi Tata

Laksana, Setditjen Gakkum LHK

5. Kepala Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK

6. Tim Asesor

7. Polhut

Pokok

Substansi

1. Dalam rangka operasionalisasi Intel Polhut, sebagai

langkah awal adalah pembentukan Tim Khusus yang

beranggotakan Intel Polhut pada Balai Gakkum LHK dan di

bawah kendali Direktur PPH selaku Pengendali Utama.

2. Karena merupakan Tim Khusus, maka diperlukan anggota

dengan kualifikasi khusus. Untuk itu dilakukan proses

seleksi untuk mendapatkan Petugas Intel yang kompeten

terutama terkait integritas dan kemampuan teknis.

3. Proses seleksi meliputi seleksi administrasi, tes tertulis dan

wawancara dengan melibatkan tim asesor dari Biro

Kepegawaian KLHK.

4. Petugas Intel Polhut yang dinyatakan

lulus/direkomendasikan selanjutnya ditetapkan melalui

Keputusan Direktur Jenderal dengan Nama Sandi Khusus.

Output 1. Keputusan Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK

Nomor : SK.29/PHLHK/PPH/GKM.2/11/2019 tanggal 8

November 2019 tentang Pembentukan Tim Seleksi

Anggota Tim Khusus Intel Polhut Pada Direktorat Jenderal

Penegakan Hukum LHK

2. Berita Acara Hasil Seleksi Anggota Tim Khusus Intel Polhut

Pada Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK

Page 35: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

28 | P a g e

3. Keputusan Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK

Nomor : SK.36/PHLHK/PPH/GKM.2/11/2019 tanggal 21

November 2019 Tentang Penetapan Anggota Tim Khusus

Intel Polhut Pada Direktorat Jenderal Penegakan Hukum

Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Dokumentasi 1. Foto-foto

2. Surat

3. Undangan

4. Absensi

5. Notulensi

6. Berita Acara

7. Surat Keputusan Dirjen

Aktivitas 1. Identifikasi kebutuhan sistem untuk mendukung

pengelolaan intelijen berbasis teknologi.

2. Berdasarkan kebutuhan tersebut, dilakukan penyusunan

draft desain sistem intelijen Polhut berbasis teknologi

dengan melibatkan pihak ketiga yang berkompeten dalam

pembangunan sistem berbasis teknologi informasi.

3. Pembahasan draft desain sistem intelijen Polhut berbasis

teknologi di lingkup internal Ditjen Gakkum LHK.

4. Untuk penyempurnaan desain sistem dilaksanakan Focus

Group Discussion dengan melibatkan stakeholder anatara

lain Deputi Bidang Teknologi Intelijen BIN, Deputi Bidang

Siber Intelijen BIN, Direktur B Jaksa Agung Muda Intelijen

Kejagung, Direktorat Keamanan Negara Baintelkam Polri,

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Direktorat

Penindakan dan Penyidikan Ditjen Bea Cukai, Biro Hukum

KLHK, Pusat Data dan Informasi KLHK dan Direktorat

lingkup Ditjen Gakkum LHK.

: Tersusunnya Draft Desain Sistem Intelijen Polhut

Berbasis Teknologi

MILESTONE 4

Page 36: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

29 | P a g e

Waktu 18 Hari mulai 7 Oktober 2019 s/d 14 November 2019

Tempat Pelaksanaan kegiatan ini berada di Kantor Direktorat

Pencegahan dan Pengamanan Hutan dan Hotel Ibis Slipi

Jakarta

Stakeholder Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini antara

lain:

1. Deputi V Bidang Teknologi Intelijen, BIN

2. Deputi VI Bidang Siber Intelijen, BIN

3. Direktur Keamanan Negara, Baintelkam Polri

4. Direktur Tindak Pidana Siber, Bareskrim Polri

5. Direktur B Jaksa Agung Muda Intelijen

6. Direktorat Penindakan dan Penyidikan, Ditjen Bea Cukai

7. Sekretaris Ditjen Penegakan Hukum LHK

8. Direktorat lingkup Ditjen Gakkum LHK

9. Sekretariat Ditjen KSDAE

10. Biro Hukum Setjen KLHK

11. Pusat Data dan Informasi KLHK

Pokok

Substansi

1. Bahwa untuk mendukung operasional intelijen Polhut,

diperlukan sistem berbasis teknologi informasi yang

mendukung pengumpulan data dan informasi, analisis,

penyajian dan pelaporan, serta pengendalian.

2. Sebagai pedoman dalam pembangunan sistem tersebut

disusun desain sistem intelijen yang antara lain meliputi :

akuisisi data, penyimpanan data (big data), forensic digital,

pengembangan jaringan data, analisis media, serta

penyajian dan pelaporan.

3. Pada target jangka pendek ini adalah tersusunnya draft,

mengingat penyusunan sistem memerlukan kompetensi

tertentu dan melibatkan pihak ketiga.

4. Dalam penyusunan desain sistem, juga dilibatkan

stakeholder yang sudah berpengalaman dalam bidang

teknologi intelijen, yaitu antara lain : Deputi V Bidang

Page 37: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

30 | P a g e

Teknologi Intelijen BIN, Deputi VI Bidang Siber Intelijen BIN,

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.

5. Dalam rangka percepatan operasional intel dan

pembangunan sistem, draft Desain sudah disampaikan ke

vendor yang akan membangun sistem untuk dapat segera

dirancang pembangunannya

Output Draft Desain Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi

Dokumentasi 1. Foto-foto

2. Undangan

3. Absensi

4. Bahan rapat

5. Draft Desain

6. Surat Permohonan Pembangunan Sistem

Aktivitas 1. Penyempurnaan desain sistem intelijen Polhut berbasis

teknologi

2. Laporan Hasil Penyusunan Desain Sistem Intelijen Polhut

Berbasis Teknologi kepada Direktur Jenderal Penegakan

Hukum LHK.

3. Penetapan Dokumen Desain Sistem Intelijen Polhut

Berbasis Teknologi oleh Direktur Pencegahan dan

Pengamanan Hutan

Waktu 11 Hari mulai 7 Oktober 2019 s/d 15 November 2019

Tempat Pelaksanaan kegiatan ini berada di Kantor Direktorat

Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Gedung Manggala

Wanabakti, Jakarta,

Stakeholder Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini antara

lain :

1. National Project Manager CIWT – UNDP

2. Kasubdit lingkup Direktorat PPH

: Terselesaikannya Dokumen Desain Sistem Intelijen

Polhut Berbasis Teknologi

MILESTONE 5

Page 38: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

31 | P a g e

Pokok

Substansi

1. Berdasarkan hasil FGD, draft desain yang telah disusun

diapresiasi oleh stakeholder dan dapat segera

dilaksanakan pembangunan sistem.

2. Desain Sistem yang akan dibangun meliputi :

a. akuisisi data dan informasi dari sistem-sistem yang

sudah ada baik di internal Kementerian LHK maupun di

luar KLHK yang sudah bekerja sama dengan Ditjen

Gakkum LHK seperti Ditjeh AHU, Dukcapil dan LAPAN.

b. Forensic : Mobile Forensic, Internet Forensic, Computer

Forensic

c. Networking : Analisis jaringan dari data dan informasi

d. Media/Publik : analisis media social

e. Big Data : penyimpanan data dan informasi

f. Cek Pos : Cek Posisi Target Operasi

g. Wasdal : aplikasi untuk pengawasan dan pengendalian

petugas di lapangan

3. Untuk pengesahan, Dokumen Desain Sistem

ditandatangani oleh Direktur Pencegahan dan

Pengamanan Hutan sebagai pedoman dalam pembanguna

sistem.

Output Dokumen Desain Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi

Dokumentasi 1. Nota Dinas

2. Dokumen Desain Sistem

Dalam periode implementasi jangka pendek, ada 2 (dua) output tahapan

milestone jangka menengah dan jangka panjang yang dapat dilaksanakan

sehingga melampaui target yang direncanakan sebelumnya, yaitu:

Aktivitas 1. Menyerahkan dokumen desain sistem intelijen Polhut

berbasis teknologi kepada Vendor

: Terbangunnya Sistem Intelijen Polhut Berbasis

Teknologi

MILESTONE 6

Page 39: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

32 | P a g e

2. Membangun prototype sistem intelijen Polhut berbasis

teknologi

3. Menerima penyerahan prototype sistem intelijen Polhut

berbasis teknologi

4. Paparan dan instalasi prototype intelijen Polhut berbasis

teknologi

Waktu 17 Hari mulai 11 s/d 27 November 2019

Tempat Pelaksanaan kegiatan ini berada di Kantor Direktorat

Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Gedung Manggala

Wanabakti, Jakarta,

Stakeholder Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini antara

lain:

1. Kasubdit lingkup Direktorat PPH

2. Vendor/Konsultan

Pokok

Substansi

1. Dokumen desain sistem intelijen final telah disampaikan

kepada vendor untuk pembangunan system

2. Sistem Intelijen yang dibangun bertujuan untuk

dimanfaatkan bagi kepentingan Ditjen Gakkum LHK,

utamanya dalam melaksanakan surveilans ataupun

intelijen dalam penegakan hukum lingkungan hidup dan

kehutanan.

3. Pada tahap awal pembangunan, prototype sistem telah

selesai dibangun dan disampaikan vendor kepada

Direktorat PPH.

4. Selanjutnya untuk dilakukan presentasi oleh vendor untuk

memaparkan prototype sistem yang telah dibangun guna

mendapatkan masukan dan penyempurnaan

pembangunan di depan stakeholder lingkup Direktorat

PPH.

5. Untuk lebih melihat kinerja sistem, sistem diinstal di

intelligence room Ditjen Gakkum LHK dan selanjutnya akan

dilakukan ujicoba untuk mengetahui kendala dalam

operasionalnya dan segera disempurnakan.

Page 40: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

33 | P a g e

6. Apabila telah selesai dilakukan ujicoba awal, tahapan

berikutnya adalah membangun protokol/SOP, ujicoba dan

evaluasi, penyempurnaan dan operasionalisasi.

Output Prototype Sistem Intelijen

Dokumentasi 1. Foto-foto

2. Dokumen Surat

3. Tangkapan layar prototype sistem

Aktivitas 1. Menyusun draft Peraturan Menteri LHK tentang

Penyelenggaraan Intelijen Polhut.

2. Melaksanakan konsultasi publik draft Permen LHK

Waktu 20 Hari mulai 4 s.d 23 November 2019, dan tanggal 28 s.d 29

November 2019

Tempat Pelaksanaan kegiatan ini berada di Kantor Direktorat

Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Gedung Manggala

Wanabakti, Jakarta dan Hotel Novotel Bukittinggi Prov.

Sumatera Barat

Stakeholder Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini antara

lain:

1. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi

2. Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)

3. Kepala Balai Gakkum LHK beserta jajarannya (Kasi,

Komandan Brigade dan Kanit Intelijen)

Pokok

Substansi

1. Mengingat kewenangan/lingkup pengaturan Perdirjen

terbatas pada Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK,

maka diperlukan pengaturan yang lebih luas melalui

penerbitan Peraturan Menteri LHK tentang Inteijen Polhut.

Dengan adanya Peraturan Menteri maka dapat diatur

penyelenggaraan Intelijen Polhut secara keseluruhan baik

di Eselon I lain (Ditjen KSDAE) maupun di Pemerintah

Daerah (Dinas Kehutanan dan KPH). Mengingat

: Tersusunnya Draft Peraturan Menteri LHK tentang

Penyelenggaraan Intelijen Polhut

MILESTONE 7

Page 41: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

34 | P a g e

pentingnya peran intelijen dalam penegakan hukum dan

perlindungan hutan serta kebutuhan organisasi, maka

dalam penyusunan perdirjen juga parallel dilakukan

penyusunan draft Peraturan Menteri LHK tentang

Penyelenggaraan Intelijen Polhut.

2. Untuk menjaring masukan terutama dari Pemerintah

Daerah (Dinas Kehutanan) dan Ditjen KSDAE, telah

dilaksanakan konsultasi publik bersamaan dengan

pelaksanaan milestone Sosialisasi Kelembagaan Intelijen

dan Prototype Sistem Intelijen.

Output Draft Peraturan Menteri LHK tentang Penyelenggaraan

Intelijen Polhut.

Dokumentasi 1. Foto-Foto

2. Undangan

3. Absensi

4. Draft PermenLHK

Aktivitas 1. Koordinasi dengan para pihak untuk penyelenggaraan

sosialisasi

2. Sosialisasi kelembagaan dan prototype Sistem Intelijen

Polhut Berbasis Teknologi

Waktu 28 s.d 29 November 2019

Tempat Pelaksanaan kegiatan ini di Kantor Direktorat Pencegahan dan

Pengamanan Hutan, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta;

Hotel Novotel Bukittinggi Prov. Sumatera Barat; Kantor Dinas

Kehutanan Prov. Kalimantan Timur

Stakeholder Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini antara

lain:

1. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi

2. Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)

3. Kepala Balai Gakkum LHK

: Tersosialisasikannya Kelembagaan dan Prototype

Sistem Intelijen Polhut Pada Ditjen Gakkum LHK

MILESTONE 8

Page 42: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

35 | P a g e

4. Kepala Seksi Wilayah Balai Gakkum LHK

5. Komandan Brigade SPORC

6. Kepala Unit Intelijen SPORC

Pokok

Substansi

1. Pada awalnya sosialisasi merupakan kegiatan dalam

tahapan penyusunan Perdirjen, namun mengingat

prototype sistem telah terbangun dan perlunya konsultasi

publik draft PermenLHK yang telah disusun, maka

Sosialisasi diperlukan untuk menyamakan persepsi dan

pemahaman Penyelenggara Intel Polhut sehingga

operasionalisasi Intel Polhut dapat segera

diimplementasikan.

2. Sosialisasi dilaksanakan kepada Kepala Dinas Kehutanan

Provinsi, Kepala KPH, Kepala UPT beserta jajarannya

(Kasi, Danbrig SPORC, Kanit Intel dan Petugas Intel). Hal

ini diperlukan agar tidak ada bias dalam implementasinya.

Output 1. Notulensi hasil sosialisasi

Dokumentasi 1. Foto-foto

2. Undangan

3. Absensi

4. Notulensi

B. Capaian Proyek Perubahan

Proyek perubahan sistem intelijen berbasis integrasi data dan optimalisasi

informasi dalam rangka penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan yang

adil dan berefek jera ini telah selesai dibangunkan. Capaian-capaian dalam

proyek perubahan ini dibagi dalam berbagai kategori, yakni :

1. Capaian berdasarkan Milestone

2. Capaian berdasarkan Pembentukan Kelembagaan

3. Capaian berdasarkan Pembangunan Sistem Intelijen

Penjabaran dari capaian tersebut dilakukan berbeda karena memiliki spesifikasi

output yang berbeda-beda, yakni :

Page 43: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

36 | P a g e

1. Capaian Milestone,

Target jangka pendek telah menetapkan 4 milestone yang telah tercapai,

sedangkan sampai dengan selesainya masa jangka pendek proyek

perubahan ini telah menuntaskan 6 milestone dan 2 milestone dalam

progress.

Adapun detail capaian milestone jangka pendek adalah sebagai berikut :

a. Terbentuknya Tim Efektif Pembangunan Kelembagaan Sistem Intelijen

Polhut Berbasis Teknologi.

Output kunci dari milestone 1 ini adalah terbitnya Surat Keputusan

Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan Nomor :

SK.100/PPH/PPHS/GKM.2/10/2019 tanggal 30 September 2019 tentang

Tim Efektif Pembangunan Kelembagaan Sistem Intelijen Polhut Berbasis

Teknologi. Selain tim efektif, juga telah dibentuk Tim Kerja Penyusunan

NSPK untuk mendukung implementasi penyusunan peraturan

perundangan

b. Tersusunnya Peraturan Dirjen Penegakan Hukum LHK tentang

Penyelenggaraan Intel Polhut

Output kunci dari milestone 2 adalah terbitnya Peraturan Dirjen

Penegakan Hukum LHK Nomor : P.7PHLHK/SET/DIK.3/11/2019 tanggal

5 November 2019 tentang Penyelenggaraan Intelijen Polhut lingkup

Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK. Terbitnya perdirjen

merupakan dasar dalam operasionalisasi dan penyelenggaraan intel

Polhut, ruang lingkup dari Perdirjen ini adalah :

a. tugas dan fungsi;

b. penyelenggaraan Intel Polhut;

c. pengelolaan Intel Polhut;

d. sistem pelaporan;

e. produk intelijen;

f. manajemen sistem informasi Intel Polhut;

g. peralatan Intel Polhut; dan

h. pembiayaan Intel Polhut

c. Terbentuknya Tim Khusus Intel Polhut Pada Direktorat Jenderal

Penegakan Hukum LHK.

Page 44: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

37 | P a g e

Dalam rancangan proyek perubahan, milestone 3 adalah penugasan

petugas intelijen. Berdasarkan pembahasan dan masukan dari

stakeholder sesuai yang tertuang dalam Perdirjen LHK, maka penugasan

tersebut adalah dengan membentuk Tim Khusus Intel Polhut dengan

Nama Sandi “PASOPATI” dan telah ditetapkan melalui Keputusan

Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK Nomor : SK.36/PHLHK/

PPH/GKM.2/11/2019 tanggal 21 November 2019 sekaligus sebagai

output kunci dari milestone 3.

Dalam pencapaian milestone 3, ada tambahan tahapan kegiatan yaitu

proses seleksi Anggota Tim, diawali dengan pembentukan Tim Seleksi

melalui Keputusan Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK Nomor :

SK.29/PHLHK/PPH/GKM.2/10/2019 tanggal 8 November 2019. Anggota

Tim berasal dari Intel Polhut pada Balai Gakkum LHK dengan kriteria

khusus dan melalui tahapan seleksi yaitu seleksi administrasi, tes tertulis

dan wawancara sesuai Pedoman pelaksanaan seleksi sebagaimana

tercantum dalam Lampiran Perdirjen Gakkum LHK Nomor :

P.7/PHLHK/SET/ DIK.3/11/2019 tentang Penyelenggaraan Intelijen

Polhut lingkup Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup

dan Kehutanan. Berdasarkan hasil seleksi diperoleh 20 (dua puluh) orang

Intel Polhut yang dinyatakan lulus/disarankan untuk ditetapkan sebagai

Anggota Tim Khusus.

d. Tersusunnya Draft Desain Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi.

Dalam target capaian jangka pendek milestone 4 adalah tersusunnya

draft Desain Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi. Penyusunan

Desain Sistem ini dilaksanakan oleh pihak ketiga yang berkompeten di

bidang tersebut, melalui dukungan dari Combating Ilegal Wildlife Trade

(CIWT) – UNDP.

Selain 4 (empat) milestone pada jangka pendek yang telah tercapai, ada 2

(dua) milestone jangka menengah yaitu 1 (satu) milestone telah tercapai dan

1 (satu) milestone sudah mulai berproses. Penjelasan capaian dari milestone

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Terselesaikannya Desain Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi.

Dalam perencanaan proyek perubahan, Desain Sistem Intelijen

ditargetkan selesai pada jangka menengah mengingat penyusunan

Page 45: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

38 | P a g e

desain sistem mebutuhkan kompetensi khusus dan dilakukan oleh pihak

ketiga. Namun dalam prosesnya, kami dapat memobilisasi dukungan dari

stakeholder yaitu CIWT-UNDP untuk menyediakan vendor/konsultan

yang berkompeten dalam penyusunan desain sistem. Berdasarkan hasil

FGD, narasumber menyampaikan bahwa draft desain yang telah tersusun

sudah dapat diimplementasikan sehingga penyempurnaan dapat segera

dilakukan dan dokumen Desain Sistem Intelijen Polisi Kehutanan

Berbasis Teknologi dapat diselesaikan pada jangka pendek.

b. Terbangunnya Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi.

Salah satu milestone yang ditargetkan pada jangka menengah yaitu

pembangunan sistem intelijen, pada jangka pendek ini telah mulai

berproses yaitu ditandai dengan selesainya prototype sistem intelijen.

Sistem intelijen yang dibangun meliputi subsistem akuisisi data, analisis

data (forensic, big data, jaringan, media/publik), aplikasi cek posisi target

operasi, pengawasan dan pengendalaian petugas lapangan. Prototype

tersebut sudah terinstal di Intelligence Room Ditjen Gakkum LHK, tahap

selanjutnya yang harus diselesaikan adalah penyusunan protokol/SOP,

uji coba dan evaluasi, penyempurnaan sistem dan implementasi.

Dalam kurun waktu implementasi proyek perubahan jangka pendek, terdapat

1 (satu) tambahan milestone yang awalnya adalah tahapan kegiatan

milestone 1, yaitu Sosialisasi Perdirjen. Namun karena Sosialisasi yang

dilaksanakan bukan hanya terkait perdirjen melainkan juga materi terkait

Prototype Sistem Intelijen yang akan dibangun serta kebutuhan untuk

konsultasi publik Draft Permenhut LHK tentang Intelijen Polhut maka

Sosialisasi kami jadikan milestone dengan agenda sosialisasi ketiga materi

dimaksud. Penjelasan dari capaian milestone tersebut yaitu :

1. Tersosialisasikannya Kelembagaan Intel Polhut Ditjen Gakkum LHK dan

Prototype Sistem Intelijen Polhut.

Mengingat bahwa kelembagaan intel Polhut telah terwujud melalui

Peraturan Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK serta Prototype

Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi telah terbangun, maka

diperlukan adanya sosialisasi kepada stakeholder terutama Balai Gakkum

LHK. Dalam kesempatan sosialisasi tersebut, juga disampaikan Draft

Peraturan Menteri LHK tentang Penyelenggaraan Intelijen untuk

Page 46: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

39 | P a g e

mendapat masukan/saran terutama dari Dinas Kehutanan dan UPT Ditjen

KSDAE. Sosialisasi dilaksanakan di Bukittinggi, Prov. Sumatera Barat

sekaligus bertepatan dengan penyelenggaraan acara Rapat Kerja

Pengamanan Hutan dan Peredaran Hasil Hutan dan di Samarinda Prov.

Kalimantan Timur bertepatan dengan acara Rapat Koordinasi Polhut

Prov.Kalimantan Timur.

Selain capaian 7 (tujuh) milestone tersebut, dalam kurun waktu jangka pendek

terdapat milestone jangka panjang yang sudah berproses yaitu :

a. Terbitnya Peraturan Menteri LHK tentang Polisi Kehutanan Satu

Komando.

Bahwa berdasarkan kebutuhan organisasi, Peraturan Menteri yang

dibutuhkan adalah tentang Intelijen Polhut mengingat ruang lingkup

kewenangan Peraturan Dirjen adalah terbatas di lingkup Eselon I.

Sedangkan yang dibutuhkan adalah Intelijen Polhut baik di Eselon I lain

(Ditjen KSDAE) maupun di ekternal Kementerian LHK (Dinas Kehutanan).

Kelembagaan Intelijen Polhut dapat mencerminkan kelembagaan Polhut

Satu Komando. Untuk itu, Peraturan Menteri LHk yang disusun dalam

proyek perubahan ini adalah terkait Intelijen Polhut.

Berdasarkan konsultasi dengan Menteri LHK secara langsung, Menteri

LHK sangat mendukung terbentuknya Intelijen Polhut dalam upaya

penegakan hukum LHK. Draft Permen LHK ini telah disusun bersamaan

dengan penyusunan Perdirjen Gakkum LHK, mengingat materi yang

diatur hampir sama hanya lingkup pengaturannya yang lebih luas. Draft

PermenLHK ini juga telah disampaikan/dikonsultasikan kepada

Stakeholder dalam forum sosialisasi di Provinsi Sumatera Barat dan

Provinsi Kalimantan Timur.

2. Capaian Pembentukan Kelembagaan,

Fungsi intelijen Polhut merupakan potensi yang diharapkan mampu

membantu berbagai upaya dan tindakan Polhut melalui penyelidikan intelijen,

pengamanan intelijen dan penggalangan intelijen. Sesungguhnya fungsi

intelijen Polhut telah berjalan dan dilaksanakan sejak lama oleh Polhut. Polhut

telah melaksanakan kegiatan, teknis, taktis dan metode intelijen bahkan

kelembagaan yang tercermin dalam unit intelijen pada Brigade SPORC,

namun pelaksanaannya belum terstruktur, teradministrasi dan terkelola

Page 47: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

40 | P a g e

dengan baik sehingga produk dan kinerja intelijen belum maksimal. Dalam

proyek perubahan ini, telah terbentuk struktur kendali dan informasi Intel

Polhut pada Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK, yaitu sebagaimana

gambar berikut :

Gambar 2.1 : Struktur Kendali dan Aliran Informasi Intel Polhut Ditjen Gakkum LHK

Dalam proyek perubahan ini, untuk mendukung operasionalisasi pada tahap

awal telah dibentuk Tim Khusus Intel Polhut pada Ditjen Gakkum LHK.

Selain itu, dalam draft Permen LHK tentang Penyelenggaraan Intel Polhut

juga telah disusun kelembagaan Intel Polhut, sebagai berikut :

Gambar 2.2. Draft Kelembagaan Intelijen Polhut

SPONSOR

USER

PENGENDALI

PELAKSANA

Pengendali Lapangan

Pengendali Utama

Pelaksana

Pratama

Pelaksana Madya

Pelaksana Utama

MENTERI GUBERNUR

DIRJEN KADIS

DIREKTUR

Ka UPT

KASIE KABAG

KASAT, KANIT, AGEN

Page 48: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

41 | P a g e

3. Capaian Pembangunan Sistem Intelijen,

Dalam rangka mendukung kinerja Intel Polhut dan menjawab tantangan

teknologi telah dilakukan pembangunan sistem, dimana dalam hal ini telah

disusun Desain Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi dan telah dibangun

Prototype Sistem Intelijen Berbasis Teknologi. Sistem Intelijen yang dibangun

meliputi :

a. Akuisisi Data dan Informasi

Subsistem ini digunakan untuk mendukung pengumpulan data dan

informasi yaitu dengan mengintegrasikan sistem-sistem yang ada di

lingkup Kementerian LHK (SIPUHH Online, Hotspot, Simontana, dll)

maupun di ekternal Kementerian LHK (Dukcapil, Ditjen AHU, LAPAN).

b. Analisis

Subsistem ini digunakan untuk membantu dalam analisis data dan

informasi, seperti mesin analisis forensic (digital, mobile, computer dan

jaringan), analisis jaringan (networking), analisis media/publik, dan big

data sebagai penyimpanan data dan informasi.

c. Aplikasi Pendukung Operasi

Untuk mendukung pelaksanaan operasi dalam sistem ini juga didukung

dengan aplikasi antara lain : Cek Posisi Target Operasi, Aplikasi

pengawasan dan pengendalian petugas di lapangan.

d. Pelaporan

Dalam sistem ini juga terdapat dashboard untuk menyajikan informasi

permasalahan-permasalahan prioritas.

Gambar 2.3 : Tangkapan Layar Sistem Intelijen Polhut

Page 49: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

42 | P a g e

C. Outcome

Intelijen memiliki peran penting sebagai sistem peringatan dini dan sistem

strategis untuk mencegah terjadinya hal-hal yang mengancam keamanan

lingkungan hidup dan kehutanan. Selain fungsi pencegahan, Intelijen juga

mempengaruhi keberhasilan dari tindakan-tindakan represif yang perlu dilakukan.

Keberhasilan sebuah operasi pengamanan hutan dan peredaran hasil hutan

maupun dalam mendukung proses penegakan hukum yustisi, sangat tergantung

pada data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan intelijen. Operasi

penanganan kejahatan kehutanan yang berhasil dengan dukungan data dan

informasi intelijen melalui kegiatan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan

antara lain sebagai berikut :

1. Penyegelan Perusahaan Pembakar Lahan di Kalimantan Barat

Dalam rangka penanganan kebakaran hutan dan lahan, Direktorat

Pencegahan dan Pengamanan Hutan melakukan penyegelan terhadap 29

(dua puluh Sembilan) perusahaan di Provinsi Kalimantan Barat yang diduga

melakukan pembakaran lahan. Lokasi kebakaran tersebut diidentifikasi

berdasarkan analisis hotspot, analisis spasial perijinan perusahaan dan

operasi penyelidikan intelijen di lapangan. Keberhasilan penyegelan tersebut,

dimuat pada beberapa media, antara lain :

• https://kompas.id/baca/nusantara/2019/09/14/klhk-segel-lahan-28-

korporasi-dan-1-perorangan/

• https://m.antaranews.com/video/1063568/klhk-segel-29-perkebunan-

sawit-termasuk-milik-asing

• https://www.metrotvnews.com/play/KdZCO5PA-klhk-sita-lahan-terbakar-

milik-3-perusahaan-di-ketapang

Gambar 2.4 Tangkapan Layar Berita Media 1

Page 50: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

43 | P a g e

2. Operasi Penambangan Ilegal di Cileungsi, Kabupaten Bogor.

Pembukaan lahan untuk penambangan batuan tanpa ijin mengakibatkan

kerusakan lingkungan. Untuk mendukung keberhasilan operasi ini, dilakukan

operasi intelijen untuk pengumpulan data dan informasi, penggalangan

kepada masyarakat dan pengamanan kegiatan operasi di lapangan.

Keberhasilan operasi ini dimuat oleh beberapa media dengan link berikut :

• https://news.detik.com/berita/d-4774359/ilegal-kawasan-tambang-tanah-

seluas-44-hektare-di-bogor-ditutup;

• http://www.radarbogor.id/2019/11/06/tambang-tanah-ilegal-di-cileungsi-

ditutup-paksa-kementerian-lingkungan-hidup/

• https://www.metrotvnews.com/play/k8oC9J48-belasan-lahan-rusak-tim-

gabungan-tutup-tambang-ilegal-di-cileungsi

Gambar 2.5 Tangkapan Layar Berita Media 2

3. Operasi Penyelamatan DAS Citarum, melalui pemulihan kawasan CA

Gunung Tilu dan CA Papandayan.

Dalam rangka mendukung program nasional Citarum Harum, dilakukan

operasi pemulihan fungsi kawasan di DAS Citarum yaitu CA Gunung TIlu dan

CA Papandayan di Prov. Jawa Barat. Untuk menunjang keberhasilan operasi,

sebelumnya dilakukan operasi penggalangan intelijen terhadap para pihak

untuk mendukung upaya pemulihan kawasan hutan di DAS Citarum. Berita

media terkait operasi tersebut disajikan dalam link berikut :

• https://m.detik.com/news/berita-jawa-barat/d-4789103/ratusan-hektare-

lahan-papandayan-dan-gunung-tilu-beralih-fungsi

Page 51: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

44 | P a g e

• https://www.metrotvnews.com/play/kELCYGmP-klhk-lakukan-pemulihan-

ekosistem-cagar-alam-gunung-tilu-dan-papandayan

Gambar 2.6 Tangkapan Layar Berita Media 3

4. Operasi pengamanan peredaran 1.300 m3 kayu ulin ilegal di Kalimantan

Timur.

Maraknya eredaran kayu ulin ilegal dapat diungkap melalui operasi intelijen

yang dilakukan oleh Direktorat PPH, dan ditindaklanjuti dengan operasi

pengamanan yang berhasil mengamankan 1.300 m3 kayu ulin ilegal dari 6

(enam) perusahaan pengolah kayu di wilayah Provinsi Kalimantan Timur.

Berikut adalah link berita media terkait operasi tersebut :

• https://kaltim.tribunnews.com/2019/11/25/klhk-kaltim-bongkar-pencurian-

kayu-meranti-dan-ulin-senilai-rp-6-miliar-di-kukar-dan-samarinda

• https://regional.kompas.com/read/2019/11/25/23312921/petugas-

amankan-kayu-ilegal-senilai-rp-6-miliar-dari-6-perusahaan

• https://m.antaranews.com/berita/1179695/klhk-amankan-ribuan-kubik-

kayu-ilegal-senilai-rp6-miliar

• https://youtu.be/hzQS25e-OLc

• https://youtu.be/9IBUzJJSOV8

• https://youtu.be/9ae5nc5RluE

Page 52: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

45 | P a g e

Gambar 2.7 Tangkapan Layar Berita Media 4

5. Operasi peredaran ilegal Gading Gajah di Nganjuk, Jawa Timur.

Perburuan satwa khususnya Gajah di wilayah Sumatera cukup marak,

perburuan dilakukan untuk mengambil Gading Gajah untuk diperjualbelikan.

Hasil operasi intelijen mengungkap perdagangan Gading Gajah dari wilayah

Sumatera yang diperjualbelikan di Kab. Nganjuk Jawa Timur. Keberhasilan

operasi dimuat dalam berita media antara lain pada link berikut :

• https://m.detik.com/news/berita-jawa-timur/d-4803821/perdagangan-

gading-gajah-di-nganjuk-bernilai-miliaran-rupiah-dibongkar

• https://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/1884

Gambar 2.8 Tangkapan Layar Berita Media 5

Page 53: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

46 | P a g e

D. Analisis Stakeholder dan Implementasi Strategi Marketing

1. Perubahan Peta Stakeholder

Proyek perubahan ini telah melakukan identifikasi dan pemetaan stakeholder

dalam 4 kuadran, yakni :

Gambar 2.9 : Peta stakeholder pada awal rancangan proyek perubahan

Berdasarkan kondisi tersebut, diketahui sebagian besar stakeholder berada

diluar posisi promoters baik dari internal Ditjen Gakkum KLHK maupun

Eksternal Gakkum KLHK. Keberhasilan proyek perubahan ini sangat

tergantung dengan dukungan berupa saran/masukan dan pengetahuan

stakeholder yang berada dalam kuadran Latents dan Defenders maupun

Apathetics. Setelah dilakukan penjelasan dengan pendekatan personal dan

informal baik oleh project leader dan bantuan komunikasi mentor, maka posisi

para stakeholder berubah menjadi promoters, sebagaimana gambar dibawah

ini :

Page 54: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

47 | P a g e

Gambar 2.9 : peta pergerakan stakeholder setelah proyek perubahan

Komitmen perubahan posisi para stakeholder langsung diimplementasikan

dengan berbagai bentuk dukungan berupa :

a) Pemberian dukungan dan fasilitasi : Sekretaris Jenderal Kementerian LHK,

Deputi V Bidang Teknologi Intelijen BIN, Deputi VI Bidang Siber Intelijen

BIN, Direktorat Jenderal KSDAE, Sekretaris Ditjen Gakkum LHK, Dinas

Kehutanan Provinsi, Pusdiklat Intelkam Polri, Direktur B JAM Intelijen

Kejagung, Direktorat Keamanan Negara Baintelkam, Direktorat Tindak

Pidana Siber Bareskrim, Direktorat Penindakan dan Penyidikan Ditjen Bea

Cukai, Detasemen Intelijen TNI AL dan KSOP

1. Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK 2. Sekretaris Jenderal KLHK 3. Direktur Jenderal KSDAE 4. Setditjen Penegakan Hukum LHK 5. Setditjen KSDAE 6. JAM Intelijen 7. Baintelkam Polri 8. Bareskrim Polri 9. Lemdik Polri 10. Deputi V & Deputi VI BIN 11. Dit Penindakan & Penyidikan Bea Cukai 12. Direktur Penegakan Hukum Pidana 13. Direktur Pengaduan Pengawasan Sanksi

Administrasi 14. Direktur Penyelesaian Sengketa Lingkungan

Hidup 15. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi 16. KPK 17. Biro Hukum KLHK 18. Kepala Balai Gakkum LHK 19. Detasemen Intelijen TNI AL 20. Kasubdit lingkup Dit. PPH 21. CIWT – UNDP 22. Tim Intelligence Center 23. KSOP

Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI

Perum Perhutani

Page 55: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

48 | P a g e

b) Pemberian dukungan anggaran : CIWT UNDP

c) Pemanfaatan Hasil : Direktorat Penegakan Hukum Pidana, Direktorat

Pengaduan, Pengawasan dan Sanksi Administrasi, Kepala Balai Gakkum

LHK.

Terdapat 2 stakeholder yang tidak mengalami perubahan, yaitu BAIS TNI dan

Perum Perhutani hal ini disebabkan berdasarkan analisis tim kerja Intelijen

Polhut lebih sesuai dengan Intelijen Kepolisian, sedangkan Perum Perhutani

hanya sebagai pemanfaat ketika intelijen Polhut telah terbangun, sehingga

belum dijajaki mengingat perannya tidak terlalu signifikan dalam pembangunan

sistem intelijen Polisi Kehutanan.

2. Strategi Marketing

a) Customer

Customer dalam proyek perubahan ini adalah penerima manfaat adanya

pembangunan kelembagaan sistem intelijen Polisi Kehutanan berbasis

teknologi, yaitu : Ditjen Gakkum LHK dan Pengelola Kawasan Hutan (Ditjen

KSDAE, Dinas Kehutanan dan KPH). Adanya sistem intelijen akan

memberikan manfaat dukungan data, informasi dan analisis yang lebih

akurat dan cepat untuk dukungan proses pengamanan hutan dan

penegakan hukum yang lebih efektif. Terhadap customer proyek

perubahan ini strategi yang dilakukan adalah melibatkan dalam proses

implementasi proyek perubahan mulai dari penyusunan peraturan Dirjen,

pembentukan tim khusus intel Polhut, pembangunan sistem sampai ke

sosialisasi.

b) Produk

Produk serta nilai yang ditawarkan dalam proyek perubahan ini untuk

menggalang dukungan stakeholder adalah :

2) Terbentuknya kelembagaan Intelijen Polhut melalui terbitnya Peraturan

Dirjen Gakkum LHK dan terbentuknya Tim Khusus Intel Polhut pada

Direktorat Jenderal Gakkum LHK. Terbitnya Perdirjen tersebut menjadi

dasar dalam penyelenggaraan Intel Polhut di Ditjen Gakkum LHK dan

aliran kendali serta informasi intelijen menjadi terstruktur.

Page 56: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

49 | P a g e

3) Terbangunnya sistem intelijen Polhut berbasis teknologi.

Nilai produk yang ditawarkan kepada stakeholder adalah adanya

dukungan teknologi dalam penyelenggaraan Intel Polhut melalui sistem

akuisisi, penyimpanan serta analisis data dan informasi menggunakan

dukungan teknologi. Dalam akuisisi data dan informasi dikembangkan

integrasi sistem (System to System) yang ada baik di internal KLHK

maupun antar K/L yang sudah bekerjasama dengan KLHK. Selain itu,

penggunaan teknologi juga diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan di

lapangan termasuk pengendalian dan monitoring bagi pelaksana di

lapangan. Adanya dukungan teknologi diharapkan dapat meningkatkan

efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan, akurasi data dan

informasi serta mengatasi keterbatasan sumber daya (SDM, Sarpras

dan anggaran).

c) Promotion

Selain nilai/manfaat yang ditawarkan dari pembangunan kelembagaan

intelijen Polhut berbasis teknologi, strategi komunikasi kepada stakeholder

adalah penggunaan Brand “SIBERTEK” yang merupakan akronim dari

Sistem Intelijen Polisi Kehutanan Berbasis Teknologi. Dalam

pembangungan SIBERTEK, selain melibatkan Stakeholder penerima

manfaat (customer) juga melibatkan stakeholder lain dari institusi yang

memiliki pengalaman dalam bidang intelijen (BIN, Baintelkam, Bareskrim,

Pusdik Intelkam Polri, Ditjen Bea Cukai, Detasemen Intelijen TNI AL).

Institusi tersebut diberikan peran sebagai narasumber baik melalui forum-

forum formal (FGD, Konsultasi Publik, Sosialisasi) maupun melalui

pertemuan/kunjungan langsung untuk konsultasi terkait pembangunan

SIBERTEK. Hal ini penting dilakukan untuk mendapatkan pemahaman

stakeholder, menjaring masukan/saran untuk penyempurnaan

penyelenggaraan Intel Polhut, serta pengembangan jaringan Intelijen ke

depannya.

E. Kendala Eksternal dan Internal

Pada saat pembangunan proyek perubahan ini terdapat beberapa kendala, baik

yang berasal dari eksternal maupun dari internal, antara lain :

Page 57: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

50 | P a g e

1. Volume kegiatan baik rutin maupun insidental di Direktorat PPH sangat tinggi

dan menyita waktu seluruh personil sehingga berimplikasi pada padatnya tata

waktu pelaksanaan kegiatan proyek perubahan dan pelaksanaan kegiatan

rutin.

2. Pada saat pembangunan proyek perubahan ini, terjadi bencana kebakaran

hutan dan lahan, sehingga resource yang ada juga digunakan untuk

mengoptimalkan penanganan kasus-kasus kerhutla.

3. Keberhasilan proyek ini bergantung dengan pihak-pihak eksternal, sehingga

perlu penyesuaian jadwal dalam koordinasi, konsultasi maupun pertemuan

dalam forum rapat yang melibatkan stakeholder.

F. Strategi Menghadapi Kendala

Pembangunan proyek perubahan yang memiliki berbagai kendala sebagaimana

dijelaskan diatas bukan menjadi penghalang akan penyelesaian proyek

perubahan ini. Hal ini disebabkan karena intelijen merupakan kebutuhan

organisasi untuk mendukung kinerja gakkum yang lebih baik, sehingga komitmen

para pihak di internal termasuk dalam hal ini kuatnya komitmen dan supporting

pimpinan Ditjen Gakkum LHK. Komitmen dan dukungan yang kuat dari seluruh

personil dan pimpinan sangat membantu dalam mengatasi dan mencari solusi

atas kendala yang ada, seperti :

1. Untuk mengatasi padatnya kegiatan rutin dan kegiatan pelaksanaan proyek,

strategi yang dilakukan adalah disiplin dalam tata waktu dan melaksanakan

kegiatan secara paralel atau penggabungan kegiatan secara bersamaan.

2. Guna mengatasi keterbatasan personil, dilaksanakan pembagian tugas dan

penetapan personil yang khusus untuk mendukung pelaksanaan kegiatan

proyek perubahan.

3. Terhadap tugas-tugas struktural yang mendesak dan penting yang harus

diselesaikan maka proyek perubahan ini juga dilakukan penyesuaian arah

sesuai dengan kebutuhan organisasi.

4. Pertemuan stakeholder bukan hanya melalui forum rapat tetapi juga melalui

kunjungan dan pertemuan koordinasi langsung kepada para stakeholder,

maupun melalui surat menyurat.

Page 58: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

51 | P a g e

G. Pemberdayaan Organisasi Pembelajaran

1. Pemberdayaan Organisasi

Dalam rangka mengembangkan pembelajaran organisasi untuk

memberdayakan stakeholder baik internal dan eksternal, upaya yang

dilakukan adalah :

a) Melibatkan stakeholder internal dalam brainstorming proses perencanaan

pelaksanaan proyek perubahan.

b) Melibatkan stakeholder dalam proses penyusunan Peraturan Dirjen

Penegakan Hukum LHK, pembentukan Tim Khusus Intel Polhut dan

penyusunan desain Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi.

c) Melibatkan stakeholder ekternal yang memiliki pengalaman dan

pengetahuan dalam bidang intelijen sebagai narasumber.

d) Sosialisasi produk/output dari proyek perubahan kepada stakeholder,

terutama stakeholder penerima manfaat dari proyek perubahan (internal

Ditjen Gakkum LHK, Ditjen KSDAE dan Dinas Kehutanan Provinsi).

e) Untuk lebih mengenalkan Sistem Intelijen yang dibangun, dalam

membangun komunikasi dengan stakeholder digunakan brand

SIBERTEK

f) Dalam pengelolaan pengetahuan, ke depan Tim Khusus Intel Polhut yang

terbentuk akan diberikan pelatihan untuk peningkatan kapasitas

pengetahuan intelijen.

2. Pembelajaran (Lesson Learnt)

Implementasi proyek perubahan Pembangungan Kelembagaan Sistem

Intelijen Polhut Berbasis Teknologi (SIBERTEK) Dalam Rangka Penegakan

Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Yang Lebih Efektif, memberikan

pembelajaran sebagai berikut :

a) Pentingnya dilakukan pemetaan permasalahan yang dihadapi organisasi

dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, sehingga dapat dirumuskan inovasi

solusi dalam pemecahan permasalahan secara tepat dan cepat untuk

meningkatkan kinerja organisasi.

b) Pentingnya komitmen pimpinan serta seluruh jajaran personil pada

organisasi dalam mendukung percepatan pelaksanaan tugas.

Page 59: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

52 | P a g e

c) Pentingnya koordinasi, kerjasama dan penguatan jejaring kerja dengan

para pihak dalam penanganan maupun penyelesaian permasalahan yang

dihadapi organisasi baik internal maupun eksternal.

d) Penguatan data dan informasi melalui Intelijen sangat diperlukan dalam

efektifitas upaya penegakan hukum. Hal ini dirasakan langsung dalam

beberapa penanganan permasalahan/kejahatan kehutanan antara lain

penanganan peredaran kayu ilegal Papua di Surabaya, penanganan

kebakaran hutan dan lahan di Prov. Kalimantan Barat, penanganan

penambangan ilegal di Kab. Bogor Jawa Barat, penanganan

Penyelamatan Kawasan Konservasi di DAS Citarum Jawa Barat,

penanganan peredaran Gading Gajah di Nganjuk Jawa Timur,

penanganan peredaran kayu ulin di Kalimantan Timur dan penanganan

penambangan nikel ilegal di Kab. Morowali. Permasalahan tersebut dapat

diungkap dan ditangani secara tepat dan cepat karena adanya data dan

informasi akurat, cepat dan terpercaya melalui kegiatan intelijen

Page 60: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

53 | P a g e

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Proyek perubahan ini memiliki empat milestone jangka pendek, dalam

implementasi proyek perubahan berhasil melaksanakan empat milestone

jangka pendek, satu milestone tambahan dan satu jangka menengah.

2. Dalam implementasi jangka pendek terdapat 2 (dua) milestone yang sudah

dalam proses yaitu satu milestone jangka menengah dan milestone jangka

panjang.

3. Proyek perubahan ini juga sangat didukung dan dibutuhkan berbagai pihak,

hal ini dapat dilihat besarnya dukungan dan peran aktif para stakeholder

sehingga dapat tercapai dengan terbitnya Peraturan Direktur Jenderal

Penegakan Hukum LHK Nomor : P.7/PHLHK/SET/DIK.3/11/2019 tentang

Penyelenggaraan Intelijen Polhut lingkup Direktorat Jenderal Penegakan

Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menjadi dasar hukum

operasionalisasi Intel Polhut lingkup Ditjen Gakkum LHK. Peran stakeholder

juga penting dalam mewujudkan pembangunan Sistem Intelijen Polhut

Berbasis Teknologi dengan terselesaikannya Desain dan Prototype Sistem

Intelijen Polhut.

4. Dalam jangka pendek, operasional Intel Polhut lingkup Ditjen Gakkum LHK

dapat terwujud melalui terbentuknya Tim Khusus Intel Polhut Pada Ditjen

Gakkum LHK. Tim Khusus ini akan menjadi embrio berkembangnya Intel

Polhut di lingkup Kementerian LHK yang didukung dengan terbitnya

Peraturan Menteri LHK tentang Penyelenggaraan Intelijen Polhut yang saat

ini sudah dalam proses penyusunan.

5. Dukungan Intelijen yang handal dan akurat berpengaruh terhadap

keberhasilan dalam upaya mengungkap dan memerangi kejahatan

lingkungan hidup dan kehutanan.

B. Rekomendasi

1. Perlu adanya peningkatan kapasitas infrastruktur untuk mendukung sistem

intelijen semakin berkembang dan memberikan dampak positif.

Page 61: LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN …

54 | P a g e

2. Pengelolaan data dan informasi intelijen harus dilakukan dengan sangat hati-

hati karena banyak mengandung informasi rahasia dan kepentingan banyak

stakeholder, oleh karena itu kelembagaan intelijen harus memiliki landasan

hukum yang permanen.

3. Perlu dialokasikan anggaran untuk penyempurnaan sistem intelijen,

peningkatan kapasitas SDM Intel Polhut dan peningkatan sarana prasarana

yang mendukung penguatan Intel Polhut.

4. Perlunya jejaring kerja intelijen untuk mendukung penguatan fungsi intelijen

Polhut dalam rangka penegakan hukum yang lebih efektif.