implementasi proyek perubahan oleh dr. hj. sri wahyuni
TRANSCRIPT
1
IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN
PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS INSPEKSI VISUAL ASAM
ASETAT UNTUK DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM PADA SEKSI
PENGAMATAN PENYAKIT IMUNISASI DAN KESEHATAN MATRA
DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
OLEH
Dr. Hj. Sri Wahyuni, MMkes
NIP. 197110102006 04 2037
NDH : 02
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN XV
BANJARBARU 2016
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar I
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
Dasar Hukum dan Fungsi SKPD 5
Tugas dan Fungsi Eselon IV 10
Uraian Kesenjangan 12
Solusi 14
B. Area Proyek Perubahan 14
Visi dan Misi 15
Tupoksi 22
Judul 22
Kerangka Berpikir 25
BAB II Deskripsi Proyek Perubahan
Deskripsi 29
OutputKey 31
Road Map 32
Milestone 34
Stakeholder 36
Strategi Komunikasi 37
BAB III Pelaksanaan Proyek Perubahan
Pencapaian 39
Kendala 40
Strategi 41
BAB IV
Kesimpulan 43
Rekomendasi 43
3
BAB I
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Kanker Leher rahim merupakan masalah kesehatan yang penting
pada perempuan di seluruh dunia. Kanker ini adalah jenis kanker no 2 pada
perempuan kurang lebih 1.4 juta perempuan di seluruh dunia dari 460.000
kasus ada 231.000 meninggal karena kanker.
Di Indonesia , berdasarkan data riset (Riskesdas) tahun 2013,
prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1.4 per 1000 penduduk.
Prevalensi kanker tertinggi terdapat di jogjakarta 4,1%, jawa tenggah 2,1%
dan bali 2%, Bengkulu dan DKI Jakarta masing-masing 1,9 per mil
Kanker tertinggi di Indonesia adalah kanker leher rahim pada
perempuan, Sedangkan pada laki-laki adalah kanker Paru dan kanker kolon
rectal. Indonesia kanker leher rahim 17 per 100.000 dan kanker kolonrectal
10/100.000 perempuan.
Pembiayaan pananganan kanker di Indonesia cukup
tinggi.pembiayaan kanker pada jamkesmas tahun 2012, pengobatan kanker
menempati urutan ke 2 setelah haemodialisa yaitu sebanyak Rp.144,7
Milyar. Pembiayaan ini makin meningkat tahun 2014 menjadi 905 milyar
rupiah
Biaya penatalaksanaan kanker relatif mahal/tinggi mulai dari diagnosis
hingga pengobatan. Untuk pengobatan pasien kanker harus menyediakan
4
dana yang cukup besar untuk tindakan kemotherapi,radiotherapi dan
lainnya.
Meskipun kanker merupakan penyakit yang tidak diketahui
penyebabnya secara pasti, namun dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
merokok/terkena paparan asap rokok, konsumsi alkohol,paparan sinar
ultraviolet pada kulit, obesitas dan diet tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan
infeksi yang berhubungan dengan kanker, para ahli memperkirakan bahwa
40% kanker dapat dicegah dengan mengurangi faktor resiko terjadinya
kanker. Diperlukan adanya upaya peningkatan kesadaran masyarakat
untuk mencegah faktor resiko tersebut dan peningkatan program
pencegahan dan penangulangan yang tepat
Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE KK) sebagai
penggerak dalam mendukung program pengendalian kanker khususnya
deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA.
80% kasus kanker Leher rahim terjadi setiap tahunnya. Di
Indonesiapun kanker leher rahim urutan ke 2 pada wanita, 99,7% kanker
leher rahim penyebabnya Virus papilloma (HVP).
Perubahan prekanker pada leher rahim seringkali terjadi pada wanita
usia 30-40 tahun. Dimana 8% wanita yang terinfeksi virus Papilloma
menjadi prekanker lapisan luar 1,6% menjadi kanker ganas in citu, Infeksi
Virus HVP sangat dikendalikan oleh sistem kekebalan tubuh.
Buku petunjuk teknis IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)merupakan
panduan bagi tenaga kesehatan dalam pelaksanaan deteksi dini kanker
5
leher rahim yang insidennya sangat tinggi pada wanita usia produktif,
dengan harapan petunjuk teknis ini dapat meningkatkan kapasitas tenaga
kesehatan bidan di puskesmas sehingga angka cakupan deteksi dini
kanker leher rahim dengan IVA (Inpeksi Visual Asam Asetat )wanita usia
30-50 tahun dapat mencapai target.
Petunjuk teknis ini bertujuan memberikan arah pelaksanaan
kegiatan,sinkronisasi kegiatan dan bentuk kegiatan yang dapat dilakukan
untuk pemangku kepentingan, petugas kesehatan dan kader.
I. Dasar Hukum dan Fungsi SKPD
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN
KESEHATAN DI KALIMANTAN SELATAN
a. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo. Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang
Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain mengenai
Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan
c. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia 2 Tahun 1981
Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3209)
6
d. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4431);
e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
f. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
g. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4458);
7
h. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
i. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
j. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
k. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);
l. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
m. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
8
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3637);
n. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3853);
o. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang
Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 36, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4276);
p. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
q. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
9
r. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/
PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan Kabupaten/Kota;
s. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694);
t. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 188/MENKES/PB/I/2011 Nomor 7 Tahun 2011
tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok;
u. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun
2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008 Nomor 5);
v. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun
2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008 Nomor 6)
sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6
Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 1);
10
w. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 4 Tahun
2009 tentang Sistem Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
(Lembaran Daerah Provinsi Kalimanatan Selatan Tahun 2009
Nomor 4);
II. Tugas dan Fungsi Eselon IV
Seksi pengamatan Penyakit, imunisasi dan kesehtan
matra mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, fasilitasi
petunjuk teknis pelaksanaan pengamatan penyakit menular dan
penyakit tidak menular serta pengamatan penyakit Epidemiologi
Kejadian Luar Biasa (KLB), Imunisasi dan Kesehatan Matra
Pada Bidang P2PL (Pengendalian Pemberantasan Penyakit
Menular)terdiri dari :
1. Kepala Seksi P2P Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Selatan
2. Kepala Seksi Pengamatan Penyakit Imunisasi Survelent
dan Kesma Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
3. Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan.
Seksi Pengamatan Penyakit Imunisasi dan Kesehatan
Matra mempunyai Tugas menyiapkan bahan Pembinaan,
Fasilitas petunjuk Teknis Pelaksanaan pengamatan penyakit
11
Menular dan Tidak Menular serta Pengamatan Epidemiologi
Kejadian Luar Biasa (KLB), Imunisasi dan Kesehatan Matra
Uraian Tugas sebagimana dimaksud pada ayat 1 adalah
sabagai berikut:
a. Mengumpulkan mengolah dan menyajikan data
pengamatan Penyakit menular dan Tidak Menular serta
pengamatan Penyakit menular dan Tidak menular serta
pengamatan Epidemiologi kejadian Luar Biasa (KLB)
imunisasi dan Kesehatan Matra
b. Menyiapkan bahan dan menyususn rencana pelaksanaan
pengamatan penyakit menular dan Tidak menular serta
Pengamatan Epidemiologi Kejadian Luar biasa (KLB)
Imunisasi dan Kesehatan Matra
c. Menyiapkan bahan dan menyusun Petunjuk teknis
Pengamatan Penyakit menular dan Tidak Menular serta
Pengamatan Epidemiologi Kejadian Luar Biasa (KLB)
Imunisasi dan Kesehatan Matra
d. Menyiapkan bahan dan melaksanakan bimbingan taknis
pengamatan Penyakit menular dan Tidak menular serta
pengamatan Epidemiologi Kejadian Luar bias (KLB)
imunisasi dan Kesehatan Matra
e. Menyiapkan bahan dan melaksanakan monitoring dan
evaluasi Pengamatan Penyakit menular dan Tidak menular
12
serta pengamatan Epidemiologi kejadian Luar Biasa( KLB)
imunisasi dan kesehatan Matra
f. Menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi dalam
rangka melaksanakan kegiatan pengamatan penyelidikan
penyakit menular dan Tidak menular, serta Pengamatan
Epidemiologi Kejadian Luar Biasa (KLB) imunisasi dan
Kesehatan Matra
g. Menyusun Laporan sebagai Bahan pertanggung jawaban
tugas pengamatan penyakit menular dan Tidak Menular
serta pengamatan epidemoikolgi kejadian Luar Biasa
(KLB) imunisasi dan kesehatan matra
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Bidang sesuai dengan Bidang tugas dan tanggung
jawabnya
III. Uraian Kesenjangan
Kanker Leher rahim merupakan masalah kesehatan yang
penting pada perempuan di seluruh dunia. Kanker ini adalah jenis
kanker no 2 pada perempuan kurang lebih 1.4 juta perempuan di
seluruh dunia dari 460.000 kasus ada 231.000 meninggal karena
kanker.Di Indonesia , berdasarkan data riset (Riskesdas) tahun
2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1.4 per 1000
penduduk. Prevalensi kanker tertinggi terdapat di jogjakarta 4,1%,
jawa tenggah 2,1% dan bali 2%, Bengkulu dan DKI Jakarta
13
masing-masing 1,9 per mil.Kanker tertinggi di Indonesia adalah
kanker leher rahim pada perempuan, Sedangkan pada laki-laki
adalah kanker Paru dan kanker kolon rectal. Indonesia kanker
leher rahim 17 per 100.000 dan kanker kolonrectal 10/100.000
perempuan.Pembiayaan pananganan kanker di Indonesia cukup
tinggi.pembiayaan kanker pada jamkesmas tahun 2012,
pengobatan kanker menempati urutan ke 2 setelah haemodialisa
yaitu sebanyak Rp.144,7 Milyar. Pembiayaan ini makin meningkat
tahun 2014 menjadi 905 milyar rupiah
Biaya penatalaksanaan kanker relatif mahal/tinggi mulai dari
diagnosis hingga pengobatan. Untuk pengobatan pasien kanker
harus menyediakan dana yang cukup besar untuk tindakan
kemotherapi,radiotherapi dan lainnya.Meskipun kanker merupakan
penyakit yang tidak diketahui penyebabnya secara pasti, namun
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti merokok/terkena paparan
asap rokok, konsumsi alkohol,paparan sinar ultraviolet pada kulit,
obesitas dan diet tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan infeksi yang
berhubungan dengan kanker, para ahli memperkirakan bahwa
40% kanker dapat dicegah dengan mengurangi faktor resiko
terjadinya kanker. Diperlukan adanya upaya peningkatan
kesadaran masyarakat untuk mencegah faktor resiko tersebut dan
peningkatan program pencegahan dan penangulangan yang
tepat.Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE KK)
14
sebagai penggerak dalam mendukung program pengendalian
kanker khususnya deteksi dini kanker leher rahim dengan metode
IVA.80% kasus kanker Leher rahim terjadi setiap tahunnya. Di
Indonesiapun kanker leher rahim urutan ke 2 pada wanita, 99,7%
kanker leher rahim penyebabnya Virus papilloma
(HVP).Perubahan prekanker pada leher rahim seringkali terjadi
pada wanita usia 30-40 tahun. Dimana 8% wanita yang terinfeksi
virus Papilloma menjadi prekanker lapisan luar 1,6% menjadi
kanker ganas in citu, Infeksi Virus HVP sangat dikendalikan oleh
sistem kekebalan tubuh.Buku petunjuk teknis IVA (Inspeksi Visual
Asam asetat)merupakan panduan bagi tenaga kesehatan dalam
pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim yang insidennya
sangat tinggi pada wanita usia produktif, dengan harapan petunjuk
teknis ini dapat meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan bidan di
puskesmas sehingga angka cakupan deteksi dini kanker leher
rahim dengan IVA (inpeksi Visual asam asetat )wanita usia 30-50
tahun dapat mencapai target.Petunjuk teknis ini bertujuan
memberikan arah pelaksanaan kegiatan,sinkronisasi kegiatan dan
bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk pemangku
kepentingan, petugas kesehatan dan kader.
IV. Solusi
Dari permasalahan tersebut di atas apabila di hubungkan dengan
Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Pengamatan penyakit Imunisasi
dan Kesehatan Matra, maka area bermasalah yang menjadi isu
15
strategis berdasarkan analisa identifikasi dan penetapan isu
strategis adalah sebagai berikut :
a.Belum adanya Petunjuk teknis pelaksanaan IVA (Inspeksi Visual
Asam asetat) Deteksi Dini kanker Leher Rahim pada wanita usia
produktif 30-50 tahun.Berdasarkan hasil analisa identifikasi dan
penetapan isu strategis di atas saya selaku pemimpin proyek area
perubahan menetapkan isu strategis prioritas yaitu
”PELAKSANAAN PETUJUK TEKNIS INSPEKSI VISUAL ASAM
ASETAT UNTUK DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM PADA
SEKSI PENGAMATAN PENYAKIT. DINAS KESEHATAN
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
B. AREA PROYEK PERUBAHAN
I. VISI dan MISI
Adapun Visi dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Selatan adalah “ MASYARAKAT KALIMANTAN SELATAN
SEHAT, MANDIRI DAN BERKEADILAN”Sedangkan Misi Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan adalah
Menyelenggarakan Pembangunan Kesehatan di Provinsi
Kalimantan Selatan yang berhasil Guna dan Berdaya guna
dalam Rangka Mencapai derajat Kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.:
16
Untuk menyelengaran pembangunan kesehatan yang
berhasil guna dan berdaya guna sebagaimana misi di atas Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan menganut dan
menjunjung tinggi nilai-nilai sebagai berikut
a. Pro Rakyat
Dalam Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan di
Kalimantan Selatan Dianas Kesehatan selalu
mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah selalu
menghasilakan yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap
penduduk adalah salah satu hak azasi manusia tanpa
membedakan suku, golongan agama dan status sosial
ekonomi
b. Inklusif
Semua Program Pembangunan kesehatan haruslah
melibatkan semua pihak, karena pembangunan
kesehatan tidak mungkinhanya dilaksanakan oleh dinas
Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen
masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas
sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat madani
dan lain-lain.
c. Responsif
17
Program Kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan
dan keinginana Rakyat, serta tanggap dalam mengatasi
permasalahan di Daerah. Situasi Kondisi Setempat,
Sosial Budaya dan Kondisi Geogrffis. Faktor-faktor ini
menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan
Berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang
berbeda pula.
d. Efektif
Program Kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan
sesuai target yang telah ditetapkan, dan bersifat efisien
e. Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan harus bebas
dari korupsi, kolosi dan Nepotisme (KKN), transfaran dan
akuntabel
Area perubahan yang Bermasalah Seksi Pengamatan
Penyakit Imunisasi dan Kesehatan Matra adalah Kurang
Optimalnya peran aktif Masyarakat pentingnya Pemeriksaan
Deteksi dini kanker Leher Rahim dengan Metode IV Inspeksi
Visual Asam Asetat ) pada wanita Usia Produktif (30-50Th), Belum
adanya Petunjuk teknis dengan Persiapan, Pelaksanaan dan
Evaluasi IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat.Masih kurangnya
Nakes bidan di puskesmas melaksanakan deteksi dini kanker
Leher rahim dengan cara Iva (inspeksi Visual Asam Asetat) pada
wanita Usia Produktif 30-50 th. Kurangnya Pengertahuan
Masyarakat pentingnya pemeriksaan deteksi dini kanker Leher
rahim dengan Cara IVA (Inspeksi visual asam asetat) pada Wanita
usia produktif 30-50 th. Kurang optimalnya koordinasi lintas
18
program dan lintas sektor deteksi din kanker leher rahim dengan
cara IVA (Inspeksi visual Asam asetat pada Wanita Usia Produktif
Area Organisasi yang menjadi ISU Strategis di Seksi
Pengamatan Penyakit Imunisasi dan Kesehatan Matra Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan adalah : Kurang Optimal
peran aktif masyarakat Pentingnya Pemeriksaan deteksi dini
kanker leher rahim dengan cara IVA (Inspeksi visual Asam asetat)
pada wanita usia produktif 30-50 tahun. Belum adanya Petunjuk
teknis Dengan Ceklis Persiapan Pelaksanaan dan Evaluasi
Pelaksanaan IVA (Inspeksi Visual Asam asetat) pada wanita
usia produktif 30-50 tahun. Kurang optimalnya Nakes terutama
bidan di Puskesmas melaksanakan deteksi dini kanker leher rahim
dengan IVA (inspeksi Visual Asam Asetat) pada wanita usia
produktif.
cakupan sasaran wanita usia produktif (30-50) Tahun
memeriksakan diri dengan IVA 9Inspeksi Visual Asam Asetat juga
peran serta masyarakat pada aspek pembinaan terhadap
peningkatan pengetahuan prilaku hidup bersih dan sehat, serta
sadar melakukan CERDIK (cek kesehatan berkala,makan bergizi
banyak makan sayur dan buahan, olah raga, hindari stres ,
merokok dan alkohol ) dengan sasaran antara lain :
Dari permasalahan tersebut di atas apabila di hubungkan
dengan Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Pengamatan penyakit
Imunisasi dan Kesehatan Matra, maka area bermasalah yang
menjadi isu strategis berdasarkan analisa identifikasi dan
penetapan isu strategis adalah sebagai berikut :
a. Belum adanya Petunjuk teknis pelaksanaan IVA (Inspeksi
Visual Asam asetat ) Deteksi Dini kanker Leher Rahim pada
wanita usia produktif 30-50 tahun
19
Berdasarkan hasil analisa identifikasi dan penetapan isu
strategis di atas saya selaku pemimpin proyek area perubahan
menetapkan isu strategis prioritas yaitu ”PETUJUK TEKNIS
PELAKSANAAN IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT
DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN CEKLIS
PERSIAPAN PELAKSANAAN DAN EVALUASI HASIL
PEMERIKSAAN IVA DI PUSKESMAS BAGI TENAGA
KESEHATAN BIDAN. DINAS KESEHATAN PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN“
1. Tujuan Jangka Pendek
- Tersusunnya Pedoman Teknis IVA (Inspeksi Visual Asam
Asetat) Deteksi dini Kanker Leher Rahim Pada Wanita Usia
Produktif (30-50Tn)
Bagi Tenaga Kesehatan bidan di Puskesmas Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
- Mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan IVA deteksi
dini kanker leher rahim, pencatatan dan pelaporan serta
evaluasi.
- Terarahnya dan terkoordinir Alur Deteksi Dini Kanker leher
rahim dengan cara IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) pada
wanita usia produktif
2. Jangka Menengah
- Meningkatkan angka cakupan IVA (Inspeksi Visual Asam
Asetat) deteksi dini kanker leher rahim Wanita usia
20
produktif(30-50Th) di seluruh puskesmas Provinsi
Kalimantan Selatan
- Dapat Monitoring, Evaluasi dan sosialisasi Petunjuk Teknis
IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat yang mengunakan
anggaran APBD dan APBN sehingga mengahsilkan
laporan tiap bulan
3. Jangka Panjang
- Dengan IVA (Infeksi Visual Asam Asetat), dapat
menskrining seluruh wanita usia produktif (30 – 50 Tahun)
kanker leher rahim sehingga dapat mengendalikan kanker
leher rahim tersebut dengan pelayanan berkualitas
,berkesinambungan dan memberikan kepuasan kepada
masyarakat oleh tenaga kesehatan (bidan) di puskesmas
yang terlatih.
- Menurunkan angka kesakitan bahkan kematian akibat
kanker leher rahim
- Menurunkan biaya kesehatan akibat kanker leher rahim
1. Manfaat bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (Organisasi ) :
a. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam
pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim dengan cara
IVA (infeksi Visual Asam Asetat) pada wanita usia
produktif (30 – 50 Tahun)
b. Bahan acuan untuk penyusunan program dan kegiatan
pada seksi Pengamatan Penyakit Menular dan Tidak
21
Menular Imunisasi & Kesehatan matra Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan
c. Memudahkan monitoring dan evaluasi terkait deteksi dini
kanker leher rahim
d. Dapat Meningkatkan angka cakupan deteksi dini kanker
leher rahim pada wanita usia produktif (30-50 Tahun)
2. Manfaat bagi Daerah :
a. Dapat meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat di
Provinsi Kalimantan Selatan
b. Meningkatkan kualitas hidup wanita usia produktif (30-50
tahun) sehingga dapat menurunkan angka kematian pada
perempuan karena penyakit kanker leher rahim di Provinsi
Kalimantan Selatan
c. Menjadi salah satu alat atau dasar dalam mengevaluasi
Perencanaan Pembangunan Daerah dalam bidang
kesehatan.
3. Manfaat bagi Masyarakat :
a. Meningkatkan pengetahuan ,dan Kesadaranserta perilaku
hidup bersih dan sehat bagi Masyarakat
b. Meningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat
c. Dapat lebih mengetahui dan mengerti arti pentingnya deteksi
dini kanker leher rahim dengan cara IVA (Infeksi Visual
Asam Asetat)
d. Masyarakat mendapatkan pelayanan berkualitas dari nakes
sehingga pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
mengendalian angka kesakitan dan kematian akibat penyakit
kanker leher rahim
Pelaksanaan rencana proyek perubahan yang akan
diimplementasikan merupakan penjabaran dari salah satu tugas
pokok dan Fungsi Seksi Pengamatan Penyakit Imunisasi dan
22
Kesehatan Matra Dinas Kesehatan Provinsi kalimantan Selatan,
dengan rencana kegiatan sebagai berikut:
1. Penyusunan Petunjuk Teknis Pemeriksaan IVA (Inspeksi
Visual Asam Asetat) Deteksi dini kanker Leher Rahim pada
Wanita Usia Produktif (30-50 Th) di Puskesmas 13 Kab.kota.
Dinas kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
2. Peningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian
tenaga Kesehatan bidan di Puskesmas Dinas kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan , Dimana petunjuk Teknis IVA
(Inspeksi Visual Asam Asetat) deteksi dini Kanker Leher
Rahim merupakan suatu perangkat Instruksi atau Langkah-
langkah Yang sistematis dalam proses kerja rutin tertentu
sehingga akan mengurangi kesalahan dalam melaksanakan
tugas
II. Tupoksi Terkait
Menyiapkan bahan dan menyusun Petunjuk teknis Pengamatan
Penyakit menular dan Tidak Menular serta Pengamatan
Epidemiologi Kejadian Luar Biasa (KLB) Imunisasi dan Kesehatan
Matra
III. Judul
Penyusunan Petunjuk Teknis Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam
Asetat Untuk Deteksi dini kanker Leher Rahim Pada Seksi
Pengamatan Penyakit Imunisasi dan Kesehatan Matra, Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
23
NO ISU AKTUAL A K P L Total Nilai
Rank
1 Belum adanya Petunjuk Teknis Deteksi dini kanker Leher rahim pada wanita usia produktif
4 5 4 4 19
I
2 Kurang Optimalnya Nakes dalam melaksanakan deteksi dini kanker leher rahim pada wanita usia produktif
4 4 4 4 16
II
3 Kurangnya koordinasi Lintas Program / Lintas Sektor deteksi dini kanker leher rahim pada wanita usia produktif
3 3 4 4 14
IV
4 Kurangnya Pengetahuan Masyarakat Pentingnya pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim pada wanita usia produktif
3 4 4 4 15
III
Kurang optimalnya koordinasi lintas program & lintas sektor deteksi dini kanker leher rahim pada wanita usia roduktif
3 3 3 4 13 V
5.
Keterangan Nilai : Skala Nilai 1 s/d 5
1. A : Aktual
2. K : Kekalayakan
3. P : Problematika
4. L : Layak
24
TABEL U S G
( URGENSI, SERIOUS , GROWT )
Keterangan :
Skala Nilai : 1 s/d 5
1. U : Urgensi
2. S : Serious
3. G : Growt
NO ISU AKTUAL U S G Total Nilai
Rank
1. Belum adanya Petunjuk Teknis Deteksi dini kanker Leher rahim pada wanita usia produktif
5 5 4 14 I
2. Kurang Optimal nakes melaksanakan deteksi dini kanker leher rahim pada usia wanita usia produktif
4 4 4 12 II
3. Kurangnya Pengetahuan masyarakat pentingnya deteksi dini kanker leher rahim pada wanita usia produktif
4 4 2 10 III
25
IV. Kerangka Berpikir
Potensi masalah yang dapat menghambat kelancaran atau
keberhasian pencapaian target dan tujuan proyek perubahan adalah
1. Kurangnya komitmen dari stakeholder eksternal dalam
pelaksanaanPetunjuk Teknis dengan ceklis dengan cara IVA
(Inspeksi Visual Asam Asetat) karena anggaran membeli alat dan
bahan IVA kid belum semua kabupaten kota ada
2. Karena Kurangnya Pengetahuan masyarakat kita yang masih
rendah dan tidak mengetahui persis pentingnya pemeriksaan
deteksi dini kanker leher rahim dengan IVA
3. Karena Prilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat kita masih
rendah
4. Masih kurangnya penyuluhan kepada masyarakat betapa
pentingnya pemeriksaan IVA deteksi dini kanker Leher Rahim
5. Masih banyak masyarakat kita menganggap tabu membuka alat
reproduksi untuk memeriksa IVA deteksi dini kanker
6. Belum maksimalnya koordinasi antara lintas program dan lintas
sektor pentingnya IVA deteksi dini kanker leher rahim
7. Belum jelasnya sistem pembayaran dari BPJS pada pelaksanaan
deteksi dini kanker leher rahim dengan cara IVA
Dalam pelaksanaan Proyek Perubahan, resiko yang harus dihadapi
oleh Pemimpin Proyek adalah:
1. Kurang responnya dukungan stakeholder interna dan team Work
2. Kurangnya kerjasama antara lintas program kesehatan ibu dan
anak dan promosi kesehatan
3. Kurangnya sarana dan Prasarana dalam sosialisasi dan
koordinasi petunjuk teknis pelaksanaan iva ke daerah yang sulit
terjangkau
26
Kendala Externa adalah
1. Pelaksanaan Petunnjuk teknis IVA deteksi dini kanker leher
rahim kurang pengawasan mengakibatkan tidak maksimal
pelaksanaan IVA
2. Belum semua petugas di Puskesmas mendapat pelatihan
pelaksanaan petunjuk teknis IVA deteksi dini kanker Leher rahim
Kriteria keberhasilan dalam proyek Perubahan Pembuatan Petunjuk
teknis IVA (inspeksi Visual Asam asetat) deteksi dini kanker leher
Rahim pada Wanita usia produktif (30-50) Tahun seksi Pengamatan
Penyakit Imunisasi dan Kesehatan Matra Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Selatan antara lain adalah :
1. Meningkatnya pengetahuan,keterampilan dan keahlian Tenaga
Kesehatan bidan di Puskesmas dalam pelaksanaan IVA deteksi
dini kanker Leher Rahim
2. Meningkatnya Angka Cakupan Deteksi dini kanker leher rahim
pada wanita usia produktif 30-50 tahun setiap bulannya, sehingga
tercapainya target angka cakupan setiap tahunnya naik 10 % dan
sampai tahun 2020 angka cakupan naik menjadi 50%
3. Menurunnya angka kesakitan bahkan kematian karena penyakit
kanker leher rahim pada wanita usia produktif
27
Tujuan
Sasaran
Indikator
Satuan
Target Kinerja
sebelum
Sesudah
1. Melakasnakan Penyusunan Petunjuk teknis IVA Deteksi Dini kanker leher rahim
Tersusunnya petunjuk teknis IVA deteksi dini kanker leher rahim
Buku
Petunjuk
Dokumen
0 2
2. Meningkatkan angka cakupan Deteksi dini kanker Leher Rahim
Meningkatkan angka cakupan Deteksi dini Kanker Leher Rahim
Skrining Orang
0
100
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan IVA (Inpeksi Visual Asam Asetat)
Terlaksananya Sosialisasi dan Koordinasi Stakeholder internal maupun eksternal
Pemaha
man dan
kesadara
n
masyarak
at
Orang 0 2
4. Meningkatkan Kapasitas Nakes Bidan di Puskesmas Pelaksana IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
Meningkatnya Skill, Keahlian, tenaga bidan
Pelayana
n
Prima,ber
kualitas
Bidan 0 40
28
Faktor Kunci Keberhasilan
1. Dukungan, komitmen dan pembinaan dari pimpinan.
2. Dukungan dan komitmen stakeholder internal dan eksternal.
3. Dukungan dan komitmen staf/pelaksana pada Seksi Pengamatan
Penyakit imunisasi dan kesma dinas kesehatan Provinsi
Kalimantan Selatan
4. Dukungan dan partisipasi aktif masyarakat terhadapkelancaran
pelaksanaan proyek perubahan.
5. Dukungan komunikasi yang efektif antara stakeholder.
6. Adanya sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya
proyek perubahan
7. Membuat jadwal khusus untuk fokus mengerjakan Proyek
perubahan di luar jam kerja sesuai dengan milestone
8. Harus saling koordinasi dengan coach dan mentor
29
Permasalahan
1. Belum adanya buku petunjuk teknis IVA Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
2. Belum Optimalnya Angka Cakupan IVA pada wanita usia 30-50 Tahun 3. Masih Rendahnya Tingkat pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
Strategi
1. Menyusun petunjuk teknis IVA 2. Meningkatkan kapasitas Bidan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
dengan IVA 3. Meningkatkan Sosialisasi dan Koordinasi Lintas Sektor
Hasil yang di harapkan
1. Peningkatan Angka Cakupan IVA
2. Peningkatan Kapasitas Bidan Pelaksana IVA sebagai
menghasilkan pelayanan prima terhadap masyarakat
3. Menurunkan Angka Kesakitan + Kematian Akibat Penyakit
Kanker Leher Rahim
Analisa Data
1. Dengan Skrining Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan cara
IVA dapat mengetahui positif atau negatif.
Apabila Positif segera melakukan tindakan terapi lebih lanjut
agar tidak terjadi angka kesakita bahkan kematian akibat kanker
leher rahim
2. Dengan Petunjuk Teknis IVA dapat meningkatkan kualitas tenaga
kesehatan bidan di Puskesmas
30
BAB II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
Kanker Leher Rahim adalah : Keganasan yang terjadi pada leher rahim
yang merupakan bagian terendah dari rahim, insiden tertinggi pada wanita usia
produktif umur 30-50 tahun.Kanker leher rahim merupakan kanker terbanyak
yang menyebabkan kematian pada perempuan Indonesia, sehingga
memerlukan intervensi yang memadai melalui pencegahan primer, sekunder
dan tersier.Deteksi Dini kanker leher rahim yang paling murah aman efektif dan
efisien adalah dengan cara IVA (Inspeksi Visus Asam asetat 3-5%)
Petunjuk teknis pelaksanaan IVA (Inspeksi Visus Asam asetat dalam
rangka deteksi dini kanker leher rahim sebagai acuan dalam penyeleggaran
gerakkan pencegahan pada perempuan usia produktif bagi nakes (bidan) di
puskesmas.
Petunjuk teknis pemeriksaan IVA (Inspeksi Visus Asam asetat ) diharapkan
pengendalian kanker leher rahim di Indonesia khususnya di Kalimantan Selatan
akan mencapai tujuan menurunkan angka kesakiktan dan kematian akibat
kanker.
Diharapakan seluruh tenaga kesehatan khususnya bidan di puskesmas
dapat melaksanakan IVA (Inspeksi Visus Asam asetat dalam rangka deteksi
dini kanker leher rahim yang berkwalitas sehingga menghasilkan pemeriksaan
Iva (Inspeksi Visus Asam asetat) + atau –
Dan segera ditindak lanjuti, jangan sampai pengobatan atau therapi kanker
terlambat, dan mengakibatkan kematian.
31
Diharapkan juga Tenaga Kesehatan mampu meraih masyarakat untuk
memeriksakan diri dengan IVA.
Petunjuk teknis ini sehingga dapat mencapai angka cakupan deteksi dini
kanker dengan IVA wanita usia produktif mencapai target, dimana semua
wanita umur 30-50 tahun 50% harus di IVA (Inspeksi Visual Asam asetat)
sampai tahun 2020
Diharapkan petunjuk teknis ini dapat diterapkan di seluruh tenaga Kesehatan
(Bidan) di Seluruh Puskesmas Kalimantan Selatan, sehingga mewujudkan
masyarakat hidup sehat dan berkualitas sesuai dengan tercapainya Nawacita
kelima (5) yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia
32
OUTPUT KUNCI (KEY PROJECT DELIVERABLES)
Nama Deskripsi
- Dukungan Stakeholder Internal Indikator keberhasilan Pelaksanaan
Penyusunan Petunjuk Teknis
Deteksi dini kanker leher Rahim
dengan IVA (Inspeksi Visual Asam
Asetat) merupakan Indikator
peningkatan kinerja Tanaga
Kesehatan bidan di Puskesmas
- Peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan keahlian tenaga
Kesehatan Bidan Di Puskesmas
Pedoman Petunjuk teknis
merupakan acuan yang melibatkan
dalam pelaksanaan IVA (Visual
Asam asetat)dalam pemeriksaan
deteksi dini kanker leher rahim
- Adanya Dukungan Stakeholder
Externa
Indikator Keberhasilan : dimana
kesepakatan bersama anatar
stakholder terkait pelayanan deteksi
dini kanker leher rahim serta
pergerakan Kader PKK, IBI, Dinas
Kesehatan 13 kab/kota membantu
dalam penyuluhan dan sosialisasi
kepada masyarakat untuk deteksi
dini kanker Leher Rahim
33
A. Road Map
2. Road Map
ROAD MAP PROYEK PERUBAHAN
Uraian Kegiatan
Minggu ke - 1
29 Agt - 3 Sep
Minggu ke - 2
5-10 Sep
Minggu ke - 3
13-17 Sep
Minggu ke - 4
19-24 Sep
Minggu ke - 5
26-30 Sep
Minggu ke - 6
3-8 Okt
Minggu ke - 7
10-15 Okt
Minggu ke - 8
17-22 Okt
A. Tahap Persiapan 1. Konsultasi dengan mentor,Kepala Bidang dan Kepala Dinas 2. Rapat koordinasi pada Seluruh Staff Seksi PP Imunisasi & Kesma 3. Rapat koordinasi Lintas Program dalam SKPD
B. Pelaksanaan 1. Rapat Koordinasi seluruh Lintas Program di SKPD pembentukan TIM atau POKJA Proyek Perubahan untuk pembagian tugas dan pembuatan SK TIM Proyek Perubahan 2. Mengumpulkan bahan pedoman teknis dari kemenkes tentang pelaksanaan IVA 3. Mengumpulkan dan menghimpun ceklist persiapan dan pelaksanaan dan monitoring evaluasi pelaksanaan IVA (Inspeksi Asam Asetat
4. Membuat Leaflet
5. Membuat Spanduk
6. Membuat Standing Banner 7. Menyiapkan bahan-bahan pelaksanaan IVA di Puskesmas
34
8. Melaksanakan Sosialisasi dan koordinasi stackholder internal maupun eksternal 9. Melaksanakan petunjuk teknis IVA di Puskesmas Teluk Tiram di Banjarmasin 10. Melakukan Sosialisasi dan Koordinasi IVA di Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru
11. Pembuatan SOP IVA 12. Membuat Petunjuk teknis IVA
13. Melaksanakan Petunjuk Teknis IVA di Kabupaten Tabalong 14. Memasukkan kegiatan IVA ke dalam Website Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
C. Tahap Evaluasi
1. Pembuatan Laporan Akhir 2. Monitoring Evaluasi Kegiatan IVA di HSU
35
2. Milestone Proyek Perubahan
A. Persiapan
1. Konsultasi dengan mentor,Kepala Bidang dan Kepala Dinas, Tanggal
29 Agustus s.d 3 September 2016
2. Rapat koordinasi pada Seluruh Staff Seksi PP Imunisasi & Kesma
3. Rapat koordinasi Lintas Program dalam SKPD
B. Pelaksanaan
1. Rapat Koordinasi seluruh Lintas Program di SKPD pembentukan TIM
atau POKJA
Proyek Perubahan untuk pembagian tugas dan pembuatan SK TIM
Proyek Perubahan, pada tanggal 5 – 10 September 2016
2. Mengumpulkan bahan pedoman teknis dari kemenkes tentang
pelaksanaan IVA pada tanggal 5 – 10 September 2016
3. Mengumpulkan dan menghimpun ceklist persiapan dan pelaksanaan
dan monitoring evaluasi pelaksanaan IVA (Inspeksi Asam Asetat) pada
tanggal 5 – 10 September 2016
4. Membuat Leaflet pada tanggal 5 – 10 September 2016
5. Membuat Spanduk pada tanggal 5 – 10 September 2016
6. Membuat Standing Banner pada tanggal 5 – 10 September 2016
7. Menyiapkan bahan-bahan pelaksanaan IVA di Puskesmas pada
tanggal 13– 24 September 2016
8. Melaksanakan Sosialisasi dan koordinasi stackholder internal maupun
eksternal pada tanggal 5-17 September 2016
36
9. Melaksanakan petunjuk teknis IVA di Puskesmas di Banjarmasin , pada
tanggal 13 – 24 September 2016
10. Melakukan Sosialisasi dan Koordinasi IVA di Kabupaten pada tanggal
13 – 24 September 2016
11. Pembuatan SOP IVA pada tanggal 19 – 24 September 2016
12. Membuat Petunjuk teknis IVA pada tanggal 5 – 30 September 2016
13. Melaksanakan Petunjuk Teknis IVA di Kabupaten Tabalong pada
tanggal 26 – 30 September 2016
14. Memasukkan kegiatan IVA ke dalam Website Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 26 – 30 September 2016
C. Tahap Evaluasi
1. Pembuatan Laporan Akhir pada tanggal 10 – 22 Oktober 2016
2. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan IVA di Kabupaten Hulu Sungai
Utara , 15 Oktober 2016
37
C. STAKEHOLDER PROYEK PERUBAHAN
Stakeholder Internal:
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan berperan Sebagai
Atasan Projek Leader yang membantu Kelancaran perencanaan dan
Pelaksanaan Proyek Perubahan
2. Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan berperan sebagai Mentor untuk
mendukung proyek perubahan, bertindak sebagai pembimbing dan
pengawas secara profisional serta berperan sebagai inspirator
3. Memberikan dukungan dalam memetakan agenda proyek yang
dilaksanakan
4. Membantu dalam menyelesaikan tugas dab fasilitasi menyelesaikan
masalah yang timbul selama proyek perubahan
5. Kepala Seksi Pengamatan penyakit Imunisasi dan kesehatan Matra Dinas
kesehatan provinsi Kalimantan Selatan sebagai Leader proyek Perubahan
6. Seluruh staf Seksi Pengamatan penyakit Imunisasi dan Kesehatan Matra
berperan sebagai pendukung dan membenatu proyek perubahan dalam
penyusunan petunjuk teknis IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) deteksi dini
kanker leher rahim wanita usia produktif (30-50Th)
38
Stakeholder Eksternal:
1. Seluruh Dinas Kesehatan 13 Kabupaten kotaberpotensi mendukung proyek
perubahan
2. IBI ( Ikatan Bidan Indonesia ) mendukung proyek perubahan proyek
perubahan
3. POGI mendukung terhadap proyek perubahan ini
4. PKK Sangat Mendukung terhadap proyek perubahan ini
5. BPJS (Badan Pelaksana jaminan Sosial) Sangat Mendukung Proyek
Perubahan ini
6. BKKBN
7. Yayasan kanker Indonesia (YKI) kalimantan Selatan
D. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Meningkatkan peran aktif masyarakat pentingnya pemeriksaan deteksi
dini kanker leher rahim dengan cara IVA yaitu meningkatkan sosialisasi
dan koordinasi pada masyarakat
2. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan terutama bidan di
puskesmas untuk melaksanakan deteksi dini kanker leher rahim dengan
IVA
3. Membuat Petunjuk teknis pelaksanaan IVA dalam rangka deteksi dini
39
kanker leher rahim
4. Meningkatkan Koordinasi dan Advokasi antara Lintas Program (KIA,
Promkes, Gizi, Yandasru) dan Lintas Sektor (Yayasan Kanker, BKKBN,
POGI, IDI, IBI, BPJS)
5. Meningkatkan Sosialisasi Kepada Masyarakat melalui Spanduk, Leaflet,
Brosure, Radio dan Televisi tentang Pentingnya Deteksi Dini Kanker
Leher Rahim
40
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
A. Pencapaian Proyek Perubahan
- Tersusunnya Pedoman Teknis IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
Deteksi dini Kanker Leher Rahim Pada Wanita Usia Produktif (30-50Tn)
- Bagi Tenaga Kesehatan bidan di Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Selatan
- Mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan IVA deteksi dini kanker
leher rahim, pencatatan dan pelaporan serta evaluasi.
- Terarahnya dan terkoordinir Alur Deteksi Dini Kanker leher rahim dengan
cara IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) pada wanita usia produktif
3. Meningkatkan angka cakupan IVA (Inspeksi Visual Asam
Asetat) deteksi dini kanker leher rahim Wanita usia produktif(30-
50Th) di seluruh puskesmas Provinsi Kalimantan Selatan
4. Dapat Monitoring, Evaluasi dan sosialisasi Petunjuk Teknis IVA
(Inspeksi Visual Asam Asetat yang mengunakan anggaran
APBD dan APBN sehingga mengahsilkan laporan tiap bulan
5. Dengan IVA (Infeksi Visual Asam Asetat), dapat menskrining
seluruh wanita usia produktif (30 – 50 Tahun) kanker leher rahim
sehingga dapat mengendalikan kanker leher rahim tersebut
dengan pelayanan berkualitas ,berkesinambungan dan
memberikan kepuasan kepada masyarakat oleh tenaga
kesehatan (bidan) di puskesmas yang terlatih.
41
6. Menurunkan angka kesakitan bahkan kematian akibat kanker
leher rahim
7. Menurunkan biaya kesehatan akibat kanker leher rahim
B. Kendala
1. Internal dan Eksternal
1. Kurang responnya dukungan stakeholder interna dan team Work
2. Kurangnya kerjasama antara lintas program kesehatan ibu dan
anak dan promosi kesehatan
3. Kurangnya sarana dan Prasarana dalam sosialisasi dan
koordinasi petunjuk teknis pelaksanaan iva ke daerah yang
sulit terjangkau
4. Pelaksanaan Petunnjuk teknis IVA deteksi dini kanker leher
rahim kurang pengawasan mengakibatkan tidak maksimal
pelaksanaan IVA
5. Belum semua petugas di Puskesmas mendapat pelatihan
pelaksanaan petunjuk teknis IVA deteksi dini kanker Leher
rahim
6. Kurangnya komitmen dari stakeholder eksternal dalam
pelaksanaanPetunjuk Teknis dengan ceklis dengan cara
IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) karena anggaran
membeli alat dan bahan IVA kid belum semua kabupaten
kota ada
42
7. Karena Kurangnya Pengetahuan masyarakat kita yang
masih rendah dan tidak mengetahui persis pentingnya
pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dengan IVA
8. Karena Prilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat kita
masih rendah
9. Masih kurangnya penyuluhan kepada masyarakat betapa
pentingnya pemeriksaan IVA deteksi dini kanker Leher
Rahim
10. Masih banyak masyarakat kita menganggap tabu membuka
alat reproduksi untuk memeriksa IVA deteksi dini kanker
lintas sektor pentingnya IVA deteksi dini kanker leher rahim
11. Belum jelasnya sistem pembayaran dari BPJS pada
pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim dengan cara
IVA
C. Strategi Menghadapi Masalah
1. Menurunnya angka kesakitan bahkan kematian karena penyakit
kanker leher rahim pada wanita usia produktif
2. Meningkatnya pengetahuan,keterampilan dan keahlian Tenaga
Kesehatan bidan di Puskesmas dalam pelaksanaan IVA deteksi dini
kanker Leher Rahim
3. Meningkatnya Angka Cakupan Deteksi dini kanker leher rahim pada
wanita usia produktif 30-50 tahun setiap bulannya, sehingga
43
tercapainya target angka cakupan setiap tahunnya naik 10 % dan
sampai tahun 2020 angka cakupan naik menjadi 50%
4. Melaksanakan petunjuk teknis IVA Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
5. Meningkatkan angka cakupan deteksi dini kanker leher rahim dengan
meningkatnya Skrinning pada wanita usia 30-50 tahun
6. Meningkatkan pengetahuan masyarakat deteksi dini kanker leher
rahim dengan IVA yaitu Sosialisasi dan koordinasi baik Stekholder
internal maupun eksternal
7. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan khusus bidan di
puskesmas dalam pelaksanaan IVA sehingga meningkatkan Skill
keahlian tenaga kesehatan , bidan memberikan pelayanan prima dan
berkualitas
44
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dukungan, komitmen dan pembinaan dari pimpinan.
2. Dukungan dan komitmen stakeholder internal dan eksternal.
3. Dukungan dan komitmen staf/pelaksana pada Seksi Pengamatan
Penyakit imunisasi dan kesma dinas kesehatan Provinsi Kalimantan
Selatan
4. Dukungan dan partisipasi aktif masyarakat terhadapkelancaran
pelaksanaan proyek perubahan.
5. Dukungan komunikasi yang efektif antara stakeholder.
6. Adanya sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya proyek
perubahan
7. Membuat jadwal khusus untuk fokus mengerjakan Proyek perubahan
di luar jam kerja sesuai dengan milestone
8. Harus saling koordinasi dengan coach dan mentor
B. Rekomendasi
1. Pelaksanaan petunjuk teknis IVA harus dilaksanakan oleh semua
tenaga kesehatan sesuai dengan SOP (Standart Operasional
Prosedur)
2. Meningkatkan manajemen kegiatan IVA (Inspeksi Asam Asetat) dari
tingkat Provinsi, Kab/Kota dan Puskesmas dengan sasaran wanita
45
umur 30-50 th dan melakukan pencatatan pelaporan serta monitoring
evaluasi kegiatan.
3. Seluruh Kab/Kota Se Kalimantan Selatan harus menghitung jumlah
sasaran wanita usia 30-50 tahun yang harus di skrinning IVA
4. Meningkatkan frekuensi sosialisasi dan koordinasi pada seluruh
lapisan masyarakat tentang IVA (Inspeksi Asam Asetat).
5. Mengevaluasi indikator input yang meliputi logistik (ketersediaan alat-
alat yang diperlukan dalam pemeriksaan IVA di setiap
Kab/Kota),sarana dan prasarana serta dana operasional dan SDM
(Sumber Daya Manusia)
6. Mengevaluasi indikator proses yang meliputi pelaksanaan IVA
(Inspeksi Asam Asetat) dengan ketetapan sasaran,pelaporan dan
pencatatan serta umpat balik hasi IVA test.
7. Mengevaluasi indikator output yaitu, dapat mendeteksi dini kanker
leher rahim sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat kanker leher rahim
8. Perlu adanya peranan lintas sektor dan lintas program dalam
mendukung pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim dengan cara
IVA.
46