implementasi proyek perubahan oleh dr. hj. sri wahyuni

46
1 IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT UNTUK DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM PADA SEKSI PENGAMATAN PENYAKIT IMUNISASI DAN KESEHATAN MATRA DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni, MMkes NIP. 197110102006 04 2037 NDH : 02 BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN XV BANJARBARU 2016

Upload: duonghuong

Post on 31-Dec-2016

230 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

1

IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS INSPEKSI VISUAL ASAM

ASETAT UNTUK DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM PADA SEKSI

PENGAMATAN PENYAKIT IMUNISASI DAN KESEHATAN MATRA

DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

OLEH

Dr. Hj. Sri Wahyuni, MMkes

NIP. 197110102006 04 2037

NDH : 02

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN XV

BANJARBARU 2016

Page 2: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar I

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 3

Dasar Hukum dan Fungsi SKPD 5

Tugas dan Fungsi Eselon IV 10

Uraian Kesenjangan 12

Solusi 14

B. Area Proyek Perubahan 14

Visi dan Misi 15

Tupoksi 22

Judul 22

Kerangka Berpikir 25

BAB II Deskripsi Proyek Perubahan

Deskripsi 29

OutputKey 31

Road Map 32

Milestone 34

Stakeholder 36

Strategi Komunikasi 37

BAB III Pelaksanaan Proyek Perubahan

Pencapaian 39

Kendala 40

Strategi 41

BAB IV

Kesimpulan 43

Rekomendasi 43

Page 3: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

3

BAB I

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Kanker Leher rahim merupakan masalah kesehatan yang penting

pada perempuan di seluruh dunia. Kanker ini adalah jenis kanker no 2 pada

perempuan kurang lebih 1.4 juta perempuan di seluruh dunia dari 460.000

kasus ada 231.000 meninggal karena kanker.

Di Indonesia , berdasarkan data riset (Riskesdas) tahun 2013,

prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1.4 per 1000 penduduk.

Prevalensi kanker tertinggi terdapat di jogjakarta 4,1%, jawa tenggah 2,1%

dan bali 2%, Bengkulu dan DKI Jakarta masing-masing 1,9 per mil

Kanker tertinggi di Indonesia adalah kanker leher rahim pada

perempuan, Sedangkan pada laki-laki adalah kanker Paru dan kanker kolon

rectal. Indonesia kanker leher rahim 17 per 100.000 dan kanker kolonrectal

10/100.000 perempuan.

Pembiayaan pananganan kanker di Indonesia cukup

tinggi.pembiayaan kanker pada jamkesmas tahun 2012, pengobatan kanker

menempati urutan ke 2 setelah haemodialisa yaitu sebanyak Rp.144,7

Milyar. Pembiayaan ini makin meningkat tahun 2014 menjadi 905 milyar

rupiah

Biaya penatalaksanaan kanker relatif mahal/tinggi mulai dari diagnosis

hingga pengobatan. Untuk pengobatan pasien kanker harus menyediakan

Page 4: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

4

dana yang cukup besar untuk tindakan kemotherapi,radiotherapi dan

lainnya.

Meskipun kanker merupakan penyakit yang tidak diketahui

penyebabnya secara pasti, namun dipengaruhi oleh banyak faktor seperti

merokok/terkena paparan asap rokok, konsumsi alkohol,paparan sinar

ultraviolet pada kulit, obesitas dan diet tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan

infeksi yang berhubungan dengan kanker, para ahli memperkirakan bahwa

40% kanker dapat dicegah dengan mengurangi faktor resiko terjadinya

kanker. Diperlukan adanya upaya peningkatan kesadaran masyarakat

untuk mencegah faktor resiko tersebut dan peningkatan program

pencegahan dan penangulangan yang tepat

Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE KK) sebagai

penggerak dalam mendukung program pengendalian kanker khususnya

deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA.

80% kasus kanker Leher rahim terjadi setiap tahunnya. Di

Indonesiapun kanker leher rahim urutan ke 2 pada wanita, 99,7% kanker

leher rahim penyebabnya Virus papilloma (HVP).

Perubahan prekanker pada leher rahim seringkali terjadi pada wanita

usia 30-40 tahun. Dimana 8% wanita yang terinfeksi virus Papilloma

menjadi prekanker lapisan luar 1,6% menjadi kanker ganas in citu, Infeksi

Virus HVP sangat dikendalikan oleh sistem kekebalan tubuh.

Buku petunjuk teknis IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)merupakan

panduan bagi tenaga kesehatan dalam pelaksanaan deteksi dini kanker

Page 5: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

5

leher rahim yang insidennya sangat tinggi pada wanita usia produktif,

dengan harapan petunjuk teknis ini dapat meningkatkan kapasitas tenaga

kesehatan bidan di puskesmas sehingga angka cakupan deteksi dini

kanker leher rahim dengan IVA (Inpeksi Visual Asam Asetat )wanita usia

30-50 tahun dapat mencapai target.

Petunjuk teknis ini bertujuan memberikan arah pelaksanaan

kegiatan,sinkronisasi kegiatan dan bentuk kegiatan yang dapat dilakukan

untuk pemangku kepentingan, petugas kesehatan dan kader.

I. Dasar Hukum dan Fungsi SKPD

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN

KESEHATAN DI KALIMANTAN SELATAN

a. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo. Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang

Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain mengenai

Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan

c. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia 2 Tahun 1981

Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3209)

Page 6: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

6

d. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik

Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4431);

e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

f. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4438);

g. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 158, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4458);

Page 7: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

7

h. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

i. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

j. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5063);

k. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5072);

l. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

m. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga

Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996

Page 8: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

8

Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3637);

n. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3853);

o. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang

Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 36, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4276);

p. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4593);

q. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

Page 9: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

9

r. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/

PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan Kabupaten/Kota;

s. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011

tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694);

t. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam

Negeri Nomor 188/MENKES/PB/I/2011 Nomor 7 Tahun 2011

tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok;

u. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun

2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah

Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008 Nomor 5);

v. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun

2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008 Nomor 6)

sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi

Kalimantan Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6

Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 1);

Page 10: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

10

w. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 4 Tahun

2009 tentang Sistem Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan

(Lembaran Daerah Provinsi Kalimanatan Selatan Tahun 2009

Nomor 4);

II. Tugas dan Fungsi Eselon IV

Seksi pengamatan Penyakit, imunisasi dan kesehtan

matra mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, fasilitasi

petunjuk teknis pelaksanaan pengamatan penyakit menular dan

penyakit tidak menular serta pengamatan penyakit Epidemiologi

Kejadian Luar Biasa (KLB), Imunisasi dan Kesehatan Matra

Pada Bidang P2PL (Pengendalian Pemberantasan Penyakit

Menular)terdiri dari :

1. Kepala Seksi P2P Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan

Selatan

2. Kepala Seksi Pengamatan Penyakit Imunisasi Survelent

dan Kesma Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan

3. Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan

Provinsi Kalimantan Selatan.

Seksi Pengamatan Penyakit Imunisasi dan Kesehatan

Matra mempunyai Tugas menyiapkan bahan Pembinaan,

Fasilitas petunjuk Teknis Pelaksanaan pengamatan penyakit

Page 11: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

11

Menular dan Tidak Menular serta Pengamatan Epidemiologi

Kejadian Luar Biasa (KLB), Imunisasi dan Kesehatan Matra

Uraian Tugas sebagimana dimaksud pada ayat 1 adalah

sabagai berikut:

a. Mengumpulkan mengolah dan menyajikan data

pengamatan Penyakit menular dan Tidak Menular serta

pengamatan Penyakit menular dan Tidak menular serta

pengamatan Epidemiologi kejadian Luar Biasa (KLB)

imunisasi dan Kesehatan Matra

b. Menyiapkan bahan dan menyususn rencana pelaksanaan

pengamatan penyakit menular dan Tidak menular serta

Pengamatan Epidemiologi Kejadian Luar biasa (KLB)

Imunisasi dan Kesehatan Matra

c. Menyiapkan bahan dan menyusun Petunjuk teknis

Pengamatan Penyakit menular dan Tidak Menular serta

Pengamatan Epidemiologi Kejadian Luar Biasa (KLB)

Imunisasi dan Kesehatan Matra

d. Menyiapkan bahan dan melaksanakan bimbingan taknis

pengamatan Penyakit menular dan Tidak menular serta

pengamatan Epidemiologi Kejadian Luar bias (KLB)

imunisasi dan Kesehatan Matra

e. Menyiapkan bahan dan melaksanakan monitoring dan

evaluasi Pengamatan Penyakit menular dan Tidak menular

Page 12: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

12

serta pengamatan Epidemiologi kejadian Luar Biasa( KLB)

imunisasi dan kesehatan Matra

f. Menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi dalam

rangka melaksanakan kegiatan pengamatan penyelidikan

penyakit menular dan Tidak menular, serta Pengamatan

Epidemiologi Kejadian Luar Biasa (KLB) imunisasi dan

Kesehatan Matra

g. Menyusun Laporan sebagai Bahan pertanggung jawaban

tugas pengamatan penyakit menular dan Tidak Menular

serta pengamatan epidemoikolgi kejadian Luar Biasa

(KLB) imunisasi dan kesehatan matra

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Kepala Bidang sesuai dengan Bidang tugas dan tanggung

jawabnya

III. Uraian Kesenjangan

Kanker Leher rahim merupakan masalah kesehatan yang

penting pada perempuan di seluruh dunia. Kanker ini adalah jenis

kanker no 2 pada perempuan kurang lebih 1.4 juta perempuan di

seluruh dunia dari 460.000 kasus ada 231.000 meninggal karena

kanker.Di Indonesia , berdasarkan data riset (Riskesdas) tahun

2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1.4 per 1000

penduduk. Prevalensi kanker tertinggi terdapat di jogjakarta 4,1%,

jawa tenggah 2,1% dan bali 2%, Bengkulu dan DKI Jakarta

Page 13: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

13

masing-masing 1,9 per mil.Kanker tertinggi di Indonesia adalah

kanker leher rahim pada perempuan, Sedangkan pada laki-laki

adalah kanker Paru dan kanker kolon rectal. Indonesia kanker

leher rahim 17 per 100.000 dan kanker kolonrectal 10/100.000

perempuan.Pembiayaan pananganan kanker di Indonesia cukup

tinggi.pembiayaan kanker pada jamkesmas tahun 2012,

pengobatan kanker menempati urutan ke 2 setelah haemodialisa

yaitu sebanyak Rp.144,7 Milyar. Pembiayaan ini makin meningkat

tahun 2014 menjadi 905 milyar rupiah

Biaya penatalaksanaan kanker relatif mahal/tinggi mulai dari

diagnosis hingga pengobatan. Untuk pengobatan pasien kanker

harus menyediakan dana yang cukup besar untuk tindakan

kemotherapi,radiotherapi dan lainnya.Meskipun kanker merupakan

penyakit yang tidak diketahui penyebabnya secara pasti, namun

dipengaruhi oleh banyak faktor seperti merokok/terkena paparan

asap rokok, konsumsi alkohol,paparan sinar ultraviolet pada kulit,

obesitas dan diet tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan infeksi yang

berhubungan dengan kanker, para ahli memperkirakan bahwa

40% kanker dapat dicegah dengan mengurangi faktor resiko

terjadinya kanker. Diperlukan adanya upaya peningkatan

kesadaran masyarakat untuk mencegah faktor resiko tersebut dan

peningkatan program pencegahan dan penangulangan yang

tepat.Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE KK)

Page 14: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

14

sebagai penggerak dalam mendukung program pengendalian

kanker khususnya deteksi dini kanker leher rahim dengan metode

IVA.80% kasus kanker Leher rahim terjadi setiap tahunnya. Di

Indonesiapun kanker leher rahim urutan ke 2 pada wanita, 99,7%

kanker leher rahim penyebabnya Virus papilloma

(HVP).Perubahan prekanker pada leher rahim seringkali terjadi

pada wanita usia 30-40 tahun. Dimana 8% wanita yang terinfeksi

virus Papilloma menjadi prekanker lapisan luar 1,6% menjadi

kanker ganas in citu, Infeksi Virus HVP sangat dikendalikan oleh

sistem kekebalan tubuh.Buku petunjuk teknis IVA (Inspeksi Visual

Asam asetat)merupakan panduan bagi tenaga kesehatan dalam

pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim yang insidennya

sangat tinggi pada wanita usia produktif, dengan harapan petunjuk

teknis ini dapat meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan bidan di

puskesmas sehingga angka cakupan deteksi dini kanker leher

rahim dengan IVA (inpeksi Visual asam asetat )wanita usia 30-50

tahun dapat mencapai target.Petunjuk teknis ini bertujuan

memberikan arah pelaksanaan kegiatan,sinkronisasi kegiatan dan

bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk pemangku

kepentingan, petugas kesehatan dan kader.

IV. Solusi

Dari permasalahan tersebut di atas apabila di hubungkan dengan

Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Pengamatan penyakit Imunisasi

dan Kesehatan Matra, maka area bermasalah yang menjadi isu

Page 15: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

15

strategis berdasarkan analisa identifikasi dan penetapan isu

strategis adalah sebagai berikut :

a.Belum adanya Petunjuk teknis pelaksanaan IVA (Inspeksi Visual

Asam asetat) Deteksi Dini kanker Leher Rahim pada wanita usia

produktif 30-50 tahun.Berdasarkan hasil analisa identifikasi dan

penetapan isu strategis di atas saya selaku pemimpin proyek area

perubahan menetapkan isu strategis prioritas yaitu

”PELAKSANAAN PETUJUK TEKNIS INSPEKSI VISUAL ASAM

ASETAT UNTUK DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM PADA

SEKSI PENGAMATAN PENYAKIT. DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

B. AREA PROYEK PERUBAHAN

I. VISI dan MISI

Adapun Visi dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan

Selatan adalah “ MASYARAKAT KALIMANTAN SELATAN

SEHAT, MANDIRI DAN BERKEADILAN”Sedangkan Misi Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan adalah

Menyelenggarakan Pembangunan Kesehatan di Provinsi

Kalimantan Selatan yang berhasil Guna dan Berdaya guna

dalam Rangka Mencapai derajat Kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya.:

Page 16: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

16

Untuk menyelengaran pembangunan kesehatan yang

berhasil guna dan berdaya guna sebagaimana misi di atas Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan menganut dan

menjunjung tinggi nilai-nilai sebagai berikut

a. Pro Rakyat

Dalam Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan di

Kalimantan Selatan Dianas Kesehatan selalu

mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah selalu

menghasilakan yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap

penduduk adalah salah satu hak azasi manusia tanpa

membedakan suku, golongan agama dan status sosial

ekonomi

b. Inklusif

Semua Program Pembangunan kesehatan haruslah

melibatkan semua pihak, karena pembangunan

kesehatan tidak mungkinhanya dilaksanakan oleh dinas

Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen

masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas

sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat madani

dan lain-lain.

c. Responsif

Page 17: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

17

Program Kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan

dan keinginana Rakyat, serta tanggap dalam mengatasi

permasalahan di Daerah. Situasi Kondisi Setempat,

Sosial Budaya dan Kondisi Geogrffis. Faktor-faktor ini

menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan

Berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang

berbeda pula.

d. Efektif

Program Kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan

sesuai target yang telah ditetapkan, dan bersifat efisien

e. Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan harus bebas

dari korupsi, kolosi dan Nepotisme (KKN), transfaran dan

akuntabel

Area perubahan yang Bermasalah Seksi Pengamatan

Penyakit Imunisasi dan Kesehatan Matra adalah Kurang

Optimalnya peran aktif Masyarakat pentingnya Pemeriksaan

Deteksi dini kanker Leher Rahim dengan Metode IV Inspeksi

Visual Asam Asetat ) pada wanita Usia Produktif (30-50Th), Belum

adanya Petunjuk teknis dengan Persiapan, Pelaksanaan dan

Evaluasi IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat.Masih kurangnya

Nakes bidan di puskesmas melaksanakan deteksi dini kanker

Leher rahim dengan cara Iva (inspeksi Visual Asam Asetat) pada

wanita Usia Produktif 30-50 th. Kurangnya Pengertahuan

Masyarakat pentingnya pemeriksaan deteksi dini kanker Leher

rahim dengan Cara IVA (Inspeksi visual asam asetat) pada Wanita

usia produktif 30-50 th. Kurang optimalnya koordinasi lintas

Page 18: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

18

program dan lintas sektor deteksi din kanker leher rahim dengan

cara IVA (Inspeksi visual Asam asetat pada Wanita Usia Produktif

Area Organisasi yang menjadi ISU Strategis di Seksi

Pengamatan Penyakit Imunisasi dan Kesehatan Matra Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan adalah : Kurang Optimal

peran aktif masyarakat Pentingnya Pemeriksaan deteksi dini

kanker leher rahim dengan cara IVA (Inspeksi visual Asam asetat)

pada wanita usia produktif 30-50 tahun. Belum adanya Petunjuk

teknis Dengan Ceklis Persiapan Pelaksanaan dan Evaluasi

Pelaksanaan IVA (Inspeksi Visual Asam asetat) pada wanita

usia produktif 30-50 tahun. Kurang optimalnya Nakes terutama

bidan di Puskesmas melaksanakan deteksi dini kanker leher rahim

dengan IVA (inspeksi Visual Asam Asetat) pada wanita usia

produktif.

cakupan sasaran wanita usia produktif (30-50) Tahun

memeriksakan diri dengan IVA 9Inspeksi Visual Asam Asetat juga

peran serta masyarakat pada aspek pembinaan terhadap

peningkatan pengetahuan prilaku hidup bersih dan sehat, serta

sadar melakukan CERDIK (cek kesehatan berkala,makan bergizi

banyak makan sayur dan buahan, olah raga, hindari stres ,

merokok dan alkohol ) dengan sasaran antara lain :

Dari permasalahan tersebut di atas apabila di hubungkan

dengan Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Pengamatan penyakit

Imunisasi dan Kesehatan Matra, maka area bermasalah yang

menjadi isu strategis berdasarkan analisa identifikasi dan

penetapan isu strategis adalah sebagai berikut :

a. Belum adanya Petunjuk teknis pelaksanaan IVA (Inspeksi

Visual Asam asetat ) Deteksi Dini kanker Leher Rahim pada

wanita usia produktif 30-50 tahun

Page 19: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

19

Berdasarkan hasil analisa identifikasi dan penetapan isu

strategis di atas saya selaku pemimpin proyek area perubahan

menetapkan isu strategis prioritas yaitu ”PETUJUK TEKNIS

PELAKSANAAN IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT

DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN CEKLIS

PERSIAPAN PELAKSANAAN DAN EVALUASI HASIL

PEMERIKSAAN IVA DI PUSKESMAS BAGI TENAGA

KESEHATAN BIDAN. DINAS KESEHATAN PROVINSI

KALIMANTAN SELATAN“

1. Tujuan Jangka Pendek

- Tersusunnya Pedoman Teknis IVA (Inspeksi Visual Asam

Asetat) Deteksi dini Kanker Leher Rahim Pada Wanita Usia

Produktif (30-50Tn)

Bagi Tenaga Kesehatan bidan di Puskesmas Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan

- Mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan IVA deteksi

dini kanker leher rahim, pencatatan dan pelaporan serta

evaluasi.

- Terarahnya dan terkoordinir Alur Deteksi Dini Kanker leher

rahim dengan cara IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) pada

wanita usia produktif

2. Jangka Menengah

- Meningkatkan angka cakupan IVA (Inspeksi Visual Asam

Asetat) deteksi dini kanker leher rahim Wanita usia

Page 20: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

20

produktif(30-50Th) di seluruh puskesmas Provinsi

Kalimantan Selatan

- Dapat Monitoring, Evaluasi dan sosialisasi Petunjuk Teknis

IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat yang mengunakan

anggaran APBD dan APBN sehingga mengahsilkan

laporan tiap bulan

3. Jangka Panjang

- Dengan IVA (Infeksi Visual Asam Asetat), dapat

menskrining seluruh wanita usia produktif (30 – 50 Tahun)

kanker leher rahim sehingga dapat mengendalikan kanker

leher rahim tersebut dengan pelayanan berkualitas

,berkesinambungan dan memberikan kepuasan kepada

masyarakat oleh tenaga kesehatan (bidan) di puskesmas

yang terlatih.

- Menurunkan angka kesakitan bahkan kematian akibat

kanker leher rahim

- Menurunkan biaya kesehatan akibat kanker leher rahim

1. Manfaat bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (Organisasi ) :

a. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam

pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim dengan cara

IVA (infeksi Visual Asam Asetat) pada wanita usia

produktif (30 – 50 Tahun)

b. Bahan acuan untuk penyusunan program dan kegiatan

pada seksi Pengamatan Penyakit Menular dan Tidak

Page 21: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

21

Menular Imunisasi & Kesehatan matra Dinas Kesehatan

Provinsi Kalimantan Selatan

c. Memudahkan monitoring dan evaluasi terkait deteksi dini

kanker leher rahim

d. Dapat Meningkatkan angka cakupan deteksi dini kanker

leher rahim pada wanita usia produktif (30-50 Tahun)

2. Manfaat bagi Daerah :

a. Dapat meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat di

Provinsi Kalimantan Selatan

b. Meningkatkan kualitas hidup wanita usia produktif (30-50

tahun) sehingga dapat menurunkan angka kematian pada

perempuan karena penyakit kanker leher rahim di Provinsi

Kalimantan Selatan

c. Menjadi salah satu alat atau dasar dalam mengevaluasi

Perencanaan Pembangunan Daerah dalam bidang

kesehatan.

3. Manfaat bagi Masyarakat :

a. Meningkatkan pengetahuan ,dan Kesadaranserta perilaku

hidup bersih dan sehat bagi Masyarakat

b. Meningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat

c. Dapat lebih mengetahui dan mengerti arti pentingnya deteksi

dini kanker leher rahim dengan cara IVA (Infeksi Visual

Asam Asetat)

d. Masyarakat mendapatkan pelayanan berkualitas dari nakes

sehingga pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)

mengendalian angka kesakitan dan kematian akibat penyakit

kanker leher rahim

Pelaksanaan rencana proyek perubahan yang akan

diimplementasikan merupakan penjabaran dari salah satu tugas

pokok dan Fungsi Seksi Pengamatan Penyakit Imunisasi dan

Page 22: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

22

Kesehatan Matra Dinas Kesehatan Provinsi kalimantan Selatan,

dengan rencana kegiatan sebagai berikut:

1. Penyusunan Petunjuk Teknis Pemeriksaan IVA (Inspeksi

Visual Asam Asetat) Deteksi dini kanker Leher Rahim pada

Wanita Usia Produktif (30-50 Th) di Puskesmas 13 Kab.kota.

Dinas kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan

2. Peningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian

tenaga Kesehatan bidan di Puskesmas Dinas kesehatan

Provinsi Kalimantan Selatan , Dimana petunjuk Teknis IVA

(Inspeksi Visual Asam Asetat) deteksi dini Kanker Leher

Rahim merupakan suatu perangkat Instruksi atau Langkah-

langkah Yang sistematis dalam proses kerja rutin tertentu

sehingga akan mengurangi kesalahan dalam melaksanakan

tugas

II. Tupoksi Terkait

Menyiapkan bahan dan menyusun Petunjuk teknis Pengamatan

Penyakit menular dan Tidak Menular serta Pengamatan

Epidemiologi Kejadian Luar Biasa (KLB) Imunisasi dan Kesehatan

Matra

III. Judul

Penyusunan Petunjuk Teknis Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam

Asetat Untuk Deteksi dini kanker Leher Rahim Pada Seksi

Pengamatan Penyakit Imunisasi dan Kesehatan Matra, Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan

Page 23: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

23

NO ISU AKTUAL A K P L Total Nilai

Rank

1 Belum adanya Petunjuk Teknis Deteksi dini kanker Leher rahim pada wanita usia produktif

4 5 4 4 19

I

2 Kurang Optimalnya Nakes dalam melaksanakan deteksi dini kanker leher rahim pada wanita usia produktif

4 4 4 4 16

II

3 Kurangnya koordinasi Lintas Program / Lintas Sektor deteksi dini kanker leher rahim pada wanita usia produktif

3 3 4 4 14

IV

4 Kurangnya Pengetahuan Masyarakat Pentingnya pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim pada wanita usia produktif

3 4 4 4 15

III

Kurang optimalnya koordinasi lintas program & lintas sektor deteksi dini kanker leher rahim pada wanita usia roduktif

3 3 3 4 13 V

5.

Keterangan Nilai : Skala Nilai 1 s/d 5

1. A : Aktual

2. K : Kekalayakan

3. P : Problematika

4. L : Layak

Page 24: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

24

TABEL U S G

( URGENSI, SERIOUS , GROWT )

Keterangan :

Skala Nilai : 1 s/d 5

1. U : Urgensi

2. S : Serious

3. G : Growt

NO ISU AKTUAL U S G Total Nilai

Rank

1. Belum adanya Petunjuk Teknis Deteksi dini kanker Leher rahim pada wanita usia produktif

5 5 4 14 I

2. Kurang Optimal nakes melaksanakan deteksi dini kanker leher rahim pada usia wanita usia produktif

4 4 4 12 II

3. Kurangnya Pengetahuan masyarakat pentingnya deteksi dini kanker leher rahim pada wanita usia produktif

4 4 2 10 III

Page 25: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

25

IV. Kerangka Berpikir

Potensi masalah yang dapat menghambat kelancaran atau

keberhasian pencapaian target dan tujuan proyek perubahan adalah

1. Kurangnya komitmen dari stakeholder eksternal dalam

pelaksanaanPetunjuk Teknis dengan ceklis dengan cara IVA

(Inspeksi Visual Asam Asetat) karena anggaran membeli alat dan

bahan IVA kid belum semua kabupaten kota ada

2. Karena Kurangnya Pengetahuan masyarakat kita yang masih

rendah dan tidak mengetahui persis pentingnya pemeriksaan

deteksi dini kanker leher rahim dengan IVA

3. Karena Prilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat kita masih

rendah

4. Masih kurangnya penyuluhan kepada masyarakat betapa

pentingnya pemeriksaan IVA deteksi dini kanker Leher Rahim

5. Masih banyak masyarakat kita menganggap tabu membuka alat

reproduksi untuk memeriksa IVA deteksi dini kanker

6. Belum maksimalnya koordinasi antara lintas program dan lintas

sektor pentingnya IVA deteksi dini kanker leher rahim

7. Belum jelasnya sistem pembayaran dari BPJS pada pelaksanaan

deteksi dini kanker leher rahim dengan cara IVA

Dalam pelaksanaan Proyek Perubahan, resiko yang harus dihadapi

oleh Pemimpin Proyek adalah:

1. Kurang responnya dukungan stakeholder interna dan team Work

2. Kurangnya kerjasama antara lintas program kesehatan ibu dan

anak dan promosi kesehatan

3. Kurangnya sarana dan Prasarana dalam sosialisasi dan

koordinasi petunjuk teknis pelaksanaan iva ke daerah yang sulit

terjangkau

Page 26: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

26

Kendala Externa adalah

1. Pelaksanaan Petunnjuk teknis IVA deteksi dini kanker leher

rahim kurang pengawasan mengakibatkan tidak maksimal

pelaksanaan IVA

2. Belum semua petugas di Puskesmas mendapat pelatihan

pelaksanaan petunjuk teknis IVA deteksi dini kanker Leher rahim

Kriteria keberhasilan dalam proyek Perubahan Pembuatan Petunjuk

teknis IVA (inspeksi Visual Asam asetat) deteksi dini kanker leher

Rahim pada Wanita usia produktif (30-50) Tahun seksi Pengamatan

Penyakit Imunisasi dan Kesehatan Matra Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Selatan antara lain adalah :

1. Meningkatnya pengetahuan,keterampilan dan keahlian Tenaga

Kesehatan bidan di Puskesmas dalam pelaksanaan IVA deteksi

dini kanker Leher Rahim

2. Meningkatnya Angka Cakupan Deteksi dini kanker leher rahim

pada wanita usia produktif 30-50 tahun setiap bulannya, sehingga

tercapainya target angka cakupan setiap tahunnya naik 10 % dan

sampai tahun 2020 angka cakupan naik menjadi 50%

3. Menurunnya angka kesakitan bahkan kematian karena penyakit

kanker leher rahim pada wanita usia produktif

Page 27: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

27

Tujuan

Sasaran

Indikator

Satuan

Target Kinerja

sebelum

Sesudah

1. Melakasnakan Penyusunan Petunjuk teknis IVA Deteksi Dini kanker leher rahim

Tersusunnya petunjuk teknis IVA deteksi dini kanker leher rahim

Buku

Petunjuk

Dokumen

0 2

2. Meningkatkan angka cakupan Deteksi dini kanker Leher Rahim

Meningkatkan angka cakupan Deteksi dini Kanker Leher Rahim

Skrining Orang

0

100

3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan IVA (Inpeksi Visual Asam Asetat)

Terlaksananya Sosialisasi dan Koordinasi Stakeholder internal maupun eksternal

Pemaha

man dan

kesadara

n

masyarak

at

Orang 0 2

4. Meningkatkan Kapasitas Nakes Bidan di Puskesmas Pelaksana IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

Meningkatnya Skill, Keahlian, tenaga bidan

Pelayana

n

Prima,ber

kualitas

Bidan 0 40

Page 28: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

28

Faktor Kunci Keberhasilan

1. Dukungan, komitmen dan pembinaan dari pimpinan.

2. Dukungan dan komitmen stakeholder internal dan eksternal.

3. Dukungan dan komitmen staf/pelaksana pada Seksi Pengamatan

Penyakit imunisasi dan kesma dinas kesehatan Provinsi

Kalimantan Selatan

4. Dukungan dan partisipasi aktif masyarakat terhadapkelancaran

pelaksanaan proyek perubahan.

5. Dukungan komunikasi yang efektif antara stakeholder.

6. Adanya sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya

proyek perubahan

7. Membuat jadwal khusus untuk fokus mengerjakan Proyek

perubahan di luar jam kerja sesuai dengan milestone

8. Harus saling koordinasi dengan coach dan mentor

Page 29: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

29

Permasalahan

1. Belum adanya buku petunjuk teknis IVA Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

2. Belum Optimalnya Angka Cakupan IVA pada wanita usia 30-50 Tahun 3. Masih Rendahnya Tingkat pengetahuan masyarakat tentang

pentingnya Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

Strategi

1. Menyusun petunjuk teknis IVA 2. Meningkatkan kapasitas Bidan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

dengan IVA 3. Meningkatkan Sosialisasi dan Koordinasi Lintas Sektor

Hasil yang di harapkan

1. Peningkatan Angka Cakupan IVA

2. Peningkatan Kapasitas Bidan Pelaksana IVA sebagai

menghasilkan pelayanan prima terhadap masyarakat

3. Menurunkan Angka Kesakitan + Kematian Akibat Penyakit

Kanker Leher Rahim

Analisa Data

1. Dengan Skrining Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan cara

IVA dapat mengetahui positif atau negatif.

Apabila Positif segera melakukan tindakan terapi lebih lanjut

agar tidak terjadi angka kesakita bahkan kematian akibat kanker

leher rahim

2. Dengan Petunjuk Teknis IVA dapat meningkatkan kualitas tenaga

kesehatan bidan di Puskesmas

Page 30: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

30

BAB II

DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN

Kanker Leher Rahim adalah : Keganasan yang terjadi pada leher rahim

yang merupakan bagian terendah dari rahim, insiden tertinggi pada wanita usia

produktif umur 30-50 tahun.Kanker leher rahim merupakan kanker terbanyak

yang menyebabkan kematian pada perempuan Indonesia, sehingga

memerlukan intervensi yang memadai melalui pencegahan primer, sekunder

dan tersier.Deteksi Dini kanker leher rahim yang paling murah aman efektif dan

efisien adalah dengan cara IVA (Inspeksi Visus Asam asetat 3-5%)

Petunjuk teknis pelaksanaan IVA (Inspeksi Visus Asam asetat dalam

rangka deteksi dini kanker leher rahim sebagai acuan dalam penyeleggaran

gerakkan pencegahan pada perempuan usia produktif bagi nakes (bidan) di

puskesmas.

Petunjuk teknis pemeriksaan IVA (Inspeksi Visus Asam asetat ) diharapkan

pengendalian kanker leher rahim di Indonesia khususnya di Kalimantan Selatan

akan mencapai tujuan menurunkan angka kesakiktan dan kematian akibat

kanker.

Diharapakan seluruh tenaga kesehatan khususnya bidan di puskesmas

dapat melaksanakan IVA (Inspeksi Visus Asam asetat dalam rangka deteksi

dini kanker leher rahim yang berkwalitas sehingga menghasilkan pemeriksaan

Iva (Inspeksi Visus Asam asetat) + atau –

Dan segera ditindak lanjuti, jangan sampai pengobatan atau therapi kanker

terlambat, dan mengakibatkan kematian.

Page 31: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

31

Diharapkan juga Tenaga Kesehatan mampu meraih masyarakat untuk

memeriksakan diri dengan IVA.

Petunjuk teknis ini sehingga dapat mencapai angka cakupan deteksi dini

kanker dengan IVA wanita usia produktif mencapai target, dimana semua

wanita umur 30-50 tahun 50% harus di IVA (Inspeksi Visual Asam asetat)

sampai tahun 2020

Diharapkan petunjuk teknis ini dapat diterapkan di seluruh tenaga Kesehatan

(Bidan) di Seluruh Puskesmas Kalimantan Selatan, sehingga mewujudkan

masyarakat hidup sehat dan berkualitas sesuai dengan tercapainya Nawacita

kelima (5) yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia

Page 32: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

32

OUTPUT KUNCI (KEY PROJECT DELIVERABLES)

Nama Deskripsi

- Dukungan Stakeholder Internal Indikator keberhasilan Pelaksanaan

Penyusunan Petunjuk Teknis

Deteksi dini kanker leher Rahim

dengan IVA (Inspeksi Visual Asam

Asetat) merupakan Indikator

peningkatan kinerja Tanaga

Kesehatan bidan di Puskesmas

- Peningkatan pengetahuan,

keterampilan dan keahlian tenaga

Kesehatan Bidan Di Puskesmas

Pedoman Petunjuk teknis

merupakan acuan yang melibatkan

dalam pelaksanaan IVA (Visual

Asam asetat)dalam pemeriksaan

deteksi dini kanker leher rahim

- Adanya Dukungan Stakeholder

Externa

Indikator Keberhasilan : dimana

kesepakatan bersama anatar

stakholder terkait pelayanan deteksi

dini kanker leher rahim serta

pergerakan Kader PKK, IBI, Dinas

Kesehatan 13 kab/kota membantu

dalam penyuluhan dan sosialisasi

kepada masyarakat untuk deteksi

dini kanker Leher Rahim

Page 33: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

33

A. Road Map

2. Road Map

ROAD MAP PROYEK PERUBAHAN

Uraian Kegiatan

Minggu ke - 1

29 Agt - 3 Sep

Minggu ke - 2

5-10 Sep

Minggu ke - 3

13-17 Sep

Minggu ke - 4

19-24 Sep

Minggu ke - 5

26-30 Sep

Minggu ke - 6

3-8 Okt

Minggu ke - 7

10-15 Okt

Minggu ke - 8

17-22 Okt

A. Tahap Persiapan 1. Konsultasi dengan mentor,Kepala Bidang dan Kepala Dinas 2. Rapat koordinasi pada Seluruh Staff Seksi PP Imunisasi & Kesma 3. Rapat koordinasi Lintas Program dalam SKPD

B. Pelaksanaan 1. Rapat Koordinasi seluruh Lintas Program di SKPD pembentukan TIM atau POKJA Proyek Perubahan untuk pembagian tugas dan pembuatan SK TIM Proyek Perubahan 2. Mengumpulkan bahan pedoman teknis dari kemenkes tentang pelaksanaan IVA 3. Mengumpulkan dan menghimpun ceklist persiapan dan pelaksanaan dan monitoring evaluasi pelaksanaan IVA (Inspeksi Asam Asetat

4. Membuat Leaflet

5. Membuat Spanduk

6. Membuat Standing Banner 7. Menyiapkan bahan-bahan pelaksanaan IVA di Puskesmas

Page 34: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

34

8. Melaksanakan Sosialisasi dan koordinasi stackholder internal maupun eksternal 9. Melaksanakan petunjuk teknis IVA di Puskesmas Teluk Tiram di Banjarmasin 10. Melakukan Sosialisasi dan Koordinasi IVA di Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru

11. Pembuatan SOP IVA 12. Membuat Petunjuk teknis IVA

13. Melaksanakan Petunjuk Teknis IVA di Kabupaten Tabalong 14. Memasukkan kegiatan IVA ke dalam Website Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan

C. Tahap Evaluasi

1. Pembuatan Laporan Akhir 2. Monitoring Evaluasi Kegiatan IVA di HSU

Page 35: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

35

2. Milestone Proyek Perubahan

A. Persiapan

1. Konsultasi dengan mentor,Kepala Bidang dan Kepala Dinas, Tanggal

29 Agustus s.d 3 September 2016

2. Rapat koordinasi pada Seluruh Staff Seksi PP Imunisasi & Kesma

3. Rapat koordinasi Lintas Program dalam SKPD

B. Pelaksanaan

1. Rapat Koordinasi seluruh Lintas Program di SKPD pembentukan TIM

atau POKJA

Proyek Perubahan untuk pembagian tugas dan pembuatan SK TIM

Proyek Perubahan, pada tanggal 5 – 10 September 2016

2. Mengumpulkan bahan pedoman teknis dari kemenkes tentang

pelaksanaan IVA pada tanggal 5 – 10 September 2016

3. Mengumpulkan dan menghimpun ceklist persiapan dan pelaksanaan

dan monitoring evaluasi pelaksanaan IVA (Inspeksi Asam Asetat) pada

tanggal 5 – 10 September 2016

4. Membuat Leaflet pada tanggal 5 – 10 September 2016

5. Membuat Spanduk pada tanggal 5 – 10 September 2016

6. Membuat Standing Banner pada tanggal 5 – 10 September 2016

7. Menyiapkan bahan-bahan pelaksanaan IVA di Puskesmas pada

tanggal 13– 24 September 2016

8. Melaksanakan Sosialisasi dan koordinasi stackholder internal maupun

eksternal pada tanggal 5-17 September 2016

Page 36: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

36

9. Melaksanakan petunjuk teknis IVA di Puskesmas di Banjarmasin , pada

tanggal 13 – 24 September 2016

10. Melakukan Sosialisasi dan Koordinasi IVA di Kabupaten pada tanggal

13 – 24 September 2016

11. Pembuatan SOP IVA pada tanggal 19 – 24 September 2016

12. Membuat Petunjuk teknis IVA pada tanggal 5 – 30 September 2016

13. Melaksanakan Petunjuk Teknis IVA di Kabupaten Tabalong pada

tanggal 26 – 30 September 2016

14. Memasukkan kegiatan IVA ke dalam Website Dinas Kesehatan

Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 26 – 30 September 2016

C. Tahap Evaluasi

1. Pembuatan Laporan Akhir pada tanggal 10 – 22 Oktober 2016

2. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan IVA di Kabupaten Hulu Sungai

Utara , 15 Oktober 2016

Page 37: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

37

C. STAKEHOLDER PROYEK PERUBAHAN

Stakeholder Internal:

1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan berperan Sebagai

Atasan Projek Leader yang membantu Kelancaran perencanaan dan

Pelaksanaan Proyek Perubahan

2. Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan berperan sebagai Mentor untuk

mendukung proyek perubahan, bertindak sebagai pembimbing dan

pengawas secara profisional serta berperan sebagai inspirator

3. Memberikan dukungan dalam memetakan agenda proyek yang

dilaksanakan

4. Membantu dalam menyelesaikan tugas dab fasilitasi menyelesaikan

masalah yang timbul selama proyek perubahan

5. Kepala Seksi Pengamatan penyakit Imunisasi dan kesehatan Matra Dinas

kesehatan provinsi Kalimantan Selatan sebagai Leader proyek Perubahan

6. Seluruh staf Seksi Pengamatan penyakit Imunisasi dan Kesehatan Matra

berperan sebagai pendukung dan membenatu proyek perubahan dalam

penyusunan petunjuk teknis IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) deteksi dini

kanker leher rahim wanita usia produktif (30-50Th)

Page 38: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

38

Stakeholder Eksternal:

1. Seluruh Dinas Kesehatan 13 Kabupaten kotaberpotensi mendukung proyek

perubahan

2. IBI ( Ikatan Bidan Indonesia ) mendukung proyek perubahan proyek

perubahan

3. POGI mendukung terhadap proyek perubahan ini

4. PKK Sangat Mendukung terhadap proyek perubahan ini

5. BPJS (Badan Pelaksana jaminan Sosial) Sangat Mendukung Proyek

Perubahan ini

6. BKKBN

7. Yayasan kanker Indonesia (YKI) kalimantan Selatan

D. STRATEGI KOMUNIKASI

1. Meningkatkan peran aktif masyarakat pentingnya pemeriksaan deteksi

dini kanker leher rahim dengan cara IVA yaitu meningkatkan sosialisasi

dan koordinasi pada masyarakat

2. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan terutama bidan di

puskesmas untuk melaksanakan deteksi dini kanker leher rahim dengan

IVA

3. Membuat Petunjuk teknis pelaksanaan IVA dalam rangka deteksi dini

Page 39: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

39

kanker leher rahim

4. Meningkatkan Koordinasi dan Advokasi antara Lintas Program (KIA,

Promkes, Gizi, Yandasru) dan Lintas Sektor (Yayasan Kanker, BKKBN,

POGI, IDI, IBI, BPJS)

5. Meningkatkan Sosialisasi Kepada Masyarakat melalui Spanduk, Leaflet,

Brosure, Radio dan Televisi tentang Pentingnya Deteksi Dini Kanker

Leher Rahim

Page 40: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

40

BAB III

PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

A. Pencapaian Proyek Perubahan

- Tersusunnya Pedoman Teknis IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)

Deteksi dini Kanker Leher Rahim Pada Wanita Usia Produktif (30-50Tn)

- Bagi Tenaga Kesehatan bidan di Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Selatan

- Mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan IVA deteksi dini kanker

leher rahim, pencatatan dan pelaporan serta evaluasi.

- Terarahnya dan terkoordinir Alur Deteksi Dini Kanker leher rahim dengan

cara IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) pada wanita usia produktif

3. Meningkatkan angka cakupan IVA (Inspeksi Visual Asam

Asetat) deteksi dini kanker leher rahim Wanita usia produktif(30-

50Th) di seluruh puskesmas Provinsi Kalimantan Selatan

4. Dapat Monitoring, Evaluasi dan sosialisasi Petunjuk Teknis IVA

(Inspeksi Visual Asam Asetat yang mengunakan anggaran

APBD dan APBN sehingga mengahsilkan laporan tiap bulan

5. Dengan IVA (Infeksi Visual Asam Asetat), dapat menskrining

seluruh wanita usia produktif (30 – 50 Tahun) kanker leher rahim

sehingga dapat mengendalikan kanker leher rahim tersebut

dengan pelayanan berkualitas ,berkesinambungan dan

memberikan kepuasan kepada masyarakat oleh tenaga

kesehatan (bidan) di puskesmas yang terlatih.

Page 41: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

41

6. Menurunkan angka kesakitan bahkan kematian akibat kanker

leher rahim

7. Menurunkan biaya kesehatan akibat kanker leher rahim

B. Kendala

1. Internal dan Eksternal

1. Kurang responnya dukungan stakeholder interna dan team Work

2. Kurangnya kerjasama antara lintas program kesehatan ibu dan

anak dan promosi kesehatan

3. Kurangnya sarana dan Prasarana dalam sosialisasi dan

koordinasi petunjuk teknis pelaksanaan iva ke daerah yang

sulit terjangkau

4. Pelaksanaan Petunnjuk teknis IVA deteksi dini kanker leher

rahim kurang pengawasan mengakibatkan tidak maksimal

pelaksanaan IVA

5. Belum semua petugas di Puskesmas mendapat pelatihan

pelaksanaan petunjuk teknis IVA deteksi dini kanker Leher

rahim

6. Kurangnya komitmen dari stakeholder eksternal dalam

pelaksanaanPetunjuk Teknis dengan ceklis dengan cara

IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) karena anggaran

membeli alat dan bahan IVA kid belum semua kabupaten

kota ada

Page 42: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

42

7. Karena Kurangnya Pengetahuan masyarakat kita yang

masih rendah dan tidak mengetahui persis pentingnya

pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dengan IVA

8. Karena Prilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat kita

masih rendah

9. Masih kurangnya penyuluhan kepada masyarakat betapa

pentingnya pemeriksaan IVA deteksi dini kanker Leher

Rahim

10. Masih banyak masyarakat kita menganggap tabu membuka

alat reproduksi untuk memeriksa IVA deteksi dini kanker

lintas sektor pentingnya IVA deteksi dini kanker leher rahim

11. Belum jelasnya sistem pembayaran dari BPJS pada

pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim dengan cara

IVA

C. Strategi Menghadapi Masalah

1. Menurunnya angka kesakitan bahkan kematian karena penyakit

kanker leher rahim pada wanita usia produktif

2. Meningkatnya pengetahuan,keterampilan dan keahlian Tenaga

Kesehatan bidan di Puskesmas dalam pelaksanaan IVA deteksi dini

kanker Leher Rahim

3. Meningkatnya Angka Cakupan Deteksi dini kanker leher rahim pada

wanita usia produktif 30-50 tahun setiap bulannya, sehingga

Page 43: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

43

tercapainya target angka cakupan setiap tahunnya naik 10 % dan

sampai tahun 2020 angka cakupan naik menjadi 50%

4. Melaksanakan petunjuk teknis IVA Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

5. Meningkatkan angka cakupan deteksi dini kanker leher rahim dengan

meningkatnya Skrinning pada wanita usia 30-50 tahun

6. Meningkatkan pengetahuan masyarakat deteksi dini kanker leher

rahim dengan IVA yaitu Sosialisasi dan koordinasi baik Stekholder

internal maupun eksternal

7. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan khusus bidan di

puskesmas dalam pelaksanaan IVA sehingga meningkatkan Skill

keahlian tenaga kesehatan , bidan memberikan pelayanan prima dan

berkualitas

Page 44: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

44

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dukungan, komitmen dan pembinaan dari pimpinan.

2. Dukungan dan komitmen stakeholder internal dan eksternal.

3. Dukungan dan komitmen staf/pelaksana pada Seksi Pengamatan

Penyakit imunisasi dan kesma dinas kesehatan Provinsi Kalimantan

Selatan

4. Dukungan dan partisipasi aktif masyarakat terhadapkelancaran

pelaksanaan proyek perubahan.

5. Dukungan komunikasi yang efektif antara stakeholder.

6. Adanya sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya proyek

perubahan

7. Membuat jadwal khusus untuk fokus mengerjakan Proyek perubahan

di luar jam kerja sesuai dengan milestone

8. Harus saling koordinasi dengan coach dan mentor

B. Rekomendasi

1. Pelaksanaan petunjuk teknis IVA harus dilaksanakan oleh semua

tenaga kesehatan sesuai dengan SOP (Standart Operasional

Prosedur)

2. Meningkatkan manajemen kegiatan IVA (Inspeksi Asam Asetat) dari

tingkat Provinsi, Kab/Kota dan Puskesmas dengan sasaran wanita

Page 45: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

45

umur 30-50 th dan melakukan pencatatan pelaporan serta monitoring

evaluasi kegiatan.

3. Seluruh Kab/Kota Se Kalimantan Selatan harus menghitung jumlah

sasaran wanita usia 30-50 tahun yang harus di skrinning IVA

4. Meningkatkan frekuensi sosialisasi dan koordinasi pada seluruh

lapisan masyarakat tentang IVA (Inspeksi Asam Asetat).

5. Mengevaluasi indikator input yang meliputi logistik (ketersediaan alat-

alat yang diperlukan dalam pemeriksaan IVA di setiap

Kab/Kota),sarana dan prasarana serta dana operasional dan SDM

(Sumber Daya Manusia)

6. Mengevaluasi indikator proses yang meliputi pelaksanaan IVA

(Inspeksi Asam Asetat) dengan ketetapan sasaran,pelaporan dan

pencatatan serta umpat balik hasi IVA test.

7. Mengevaluasi indikator output yaitu, dapat mendeteksi dini kanker

leher rahim sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan

kematian akibat kanker leher rahim

8. Perlu adanya peranan lintas sektor dan lintas program dalam

mendukung pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim dengan cara

IVA.

Page 46: IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN OLEH Dr. Hj. Sri Wahyuni

46