laporan hasil penelitian museum bola kambarae

20
LAPORAN HASIL PENELITIAN Museum Adat Bola Kambarae Di S U S U N Oleh : A S R U L A M A R XII IPS 2 MAN TANETE BULUKUMBA T.A 2011 / 2012

Upload: azhrulk-amard

Post on 02-Aug-2015

178 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae

LAPORAN HASIL PENELITIAN

Museum Adat Bola Kambarae

Di

S

U

S

U

N

Oleh :

A S R U L A M A R

XII IPS 2

MAN TANETE BULUKUMBA

T.A 2011 / 2012

Page 2: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah

SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan

laporan penelitian di Museum Adat Bola Kambarae Kec.Bulukumpa

Kab.Bulukumba dengan lancar dan tanpa hambatan sedikit pun.

Saya sangat berterima kasih kepada guru bidang studi sosiologi Bapak

Bahar.MB S,Pd atas bimbingannya dalam penyusunan laporan ini. Saya juga tak

lupa berterima kasih kepada Bapak A.Rahmat Ansaruddin selaku Pemangku

Adat Museum Bola Kambarae yang telah memberikan banyak informasi demi

terselesainya laporan ini.

Saya menyadari, bahwa isi laporan belum terlalu lengkap dan masih jauh

dari sempurna. Karena itu kritik, masukan, dan sumbang saran pembaca sangat

saya harapkan.

Wassalam.

Tanete, 19 Februari 2012

( ASRUL AMAR )

NIS : 02.3516

Page 3: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae

DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… ii

BAB I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………...1

B. RumusanPermasalahan ……………………………………. ……1

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………...2

D. Manfaat Penelitian………………………………………………..2

BAB II . PENELAAHAN KEPUSTAKAAN

A. Penemuan Yang Lalu …………………………………………….3

B. Penemuan Baru …………………………………………………..3

C. Teori Yang Mendasari Penelitian ………………………………..4

BAB III . PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………...5

B. Proses Dan Peserta Penelitian ……………………………………5

BAB IV . HASIL PENELITIAN

A. Sejarah Kerajaan Bulukumpa ……………………………………6

B. Sejarah Rumah Adat Bola Kambarae ……………………………8

BAB V . KESIMPULAN

A. Kesimpulan………………………………………………………..9

B. Saran………………………………………………………….…...9

DOKUMENTASI………………………………………………………………………….

Page 4: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berbicara tentang Makassar maka adalah identik pula dengan suku

Bugis yang serumpun. Istilah Bugis dan Makassar adalah istilah yang

diciptakan oleh Belanda untuk memecah belah kedua etnis ini. Hingga

pada akhirnya kejatuhan Kerajaan Makassar pada Belanda, segala potensi

dimatikan, mengingat Suku ini terkenal sangat keras menentang Belanda.

Dim anapun mereka bertemu Belanda, pasti diperanginya. Beberapa tokoh

sentral Gowa yang menolak menyerah seperti Karaeng Galesong, hijrah ke

Tanah Jawa memerangi Belanda disana. Bersama armada lautnya yang

perkasa, memerangi setiap kapal Belanda yang mereka temui.

Makassar masih sangat panjang. Generasi demi generasi yang terampas

harga diri dan kepercayaan dirinya sedang bangkit bertahap demi bertahap

sambil berusaha menyambung kebesaran nama Makassar, "Le'ba

Kusoronna Biseangku, Kucampa'na Sombalakku. Tamammelokka Punna

Teai Labuang"

Salah satu daerah yang sangat menonjol di daerah Makassar adalah

Kabupaten Bulukumba. Karena di daerah ini terdapat sumber daya alam

yang sangat berlimpah. Salah satunya yang paling terkenal adalah

Perkebunan Karet(PT.LONDON-SUMATERA Indonesia) yang terdapat

di kecamatan Bulukumpa, dan sampai saat ini menjadi ikon dari

kecamatan Bulukumpa. Sebagaimana diketahui sendiri bahwa perkebunan

itu adalah bekas perkebunan milik penjajah Inggris yang menjadi asset

terbesar di kecamatan Bulukumpa bahkan Sulawesi Selatan.

Nah, berbicara mengenai PT.LONSUM, tentu tak lepas dari Kecamatan

Bulukumpa.Maka dalam laporan ini akan dijelaskan sedikit Informasi

yang berkaitan dengan wilayah Bulukumpa yang memiliki nilai sejarah

yang sangat luar biasa.

B. RUMUSAN PERMASALAHAN

Bagaimana sejarah Lahirnya Kerajaan Bulukumpa sampai

akhirnya menjadi sebuah daerah seperti sekarang ?

Page 5: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae

Apa Hubungan antara Rumah adat Bola Kambarae dengan Sejarah

Bulukumpa ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Mencari informasi tentang sejarah lahirnya Bulukumpa sampai

akhirnya menjadi daerah yang makmur dan sejahtera.

Mencari tahu tentang hubungan antara rumah adat Bola Kambarae

dengan sejarah kerajaan Bulukumpa,

D. MANFAAT PENELITIAN

Memberikan Pengetahuan kepada siswa tentang awal mula

terbentuknya Bulukumpa.

Memberikan pembelajaran akan pentingnya menjaga silaturahmi

antar bermasyarakat

Memberikan pembelajaran bagi generasi muda akan pentingnya

menjaga dan mempertahankan tradisi, budaya, dan adat yang ada di

Bulukumpa.

Adapun tradisi / budaya yang harus dijaga antar sesama

masyarakat, baik yang ada di Bulukumpa sendiri maupun diluar

Bulukumpa selama masih berada di wilayah Sulawesi Selatan yaitu

:

SIPAKALEBBI’ . Maksunya adalah perasaan saling

menghargai antar sesama masyarakat.

SIPAKAINGA’ . Maksudnya adalah saling mengingatkan

antar sesama masyarakat terhadap hal-hal yang buruk dan

bertentangan dengan syariat agama, yang akan

menimbulkan perselisihan.

SIPAKATAU . Maksudnya adalah saling menghormati

antar sesama.

Page 6: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae

BAB II

PENELAAHAN KEPUSTAKAAN

A. PENEMUAN YANG LALU

Sejarah tentang Mitologi penamaan “Bulukumpa“, konon

bersumber dari dua kata dalam bahasa Bugis yaitu “Buluku“ dan “Mupa”

yang dalam bahasa Indonesia berarti “masih gunung milik saya atau tetap

gunung milik saya“. Mitos ini pertama kali muncul pada abad ke – 17

Masehi ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi

yaitu kerajaan Gowa dan kerajaan Bone. Di pesisir pantai yang bernama

“tanahkongkong“, disitulah utusan Raja Gowa dan Raja Bone bertemu,

mereka berunding secara damai dan menetapkan batas wilayah pengaruh

kerajaan masing-masing. “Bangkeng Buki”, yang merupakan barisan

lereng bukit dari Gunung Lompo Battang diklaim oleh pihak kerajaan

Gowa sebagai batas wilayah kekuasaannya mulai dari Kindang sampai ke

wilayah bagian timur. Namun pihak kerajaan Bone berkeras

mempertahankan Bangkeng Buki sebagai wilayah kekuasaannya mulai

dari barat sampai ke selatan. Berawal dari peristiwa tersebut kemudian

tercetuslah kalimat dalam bahasa Bugis “Bulukumupa”, yang kemudian

pada tingkatan dialeg tertentu mengalami perubahan proses bunyi menjadi

“Bulukumpa”

B. PENEMUAN BARU

Mitos penamaan Bulukumpa pertama kali muncul pada abad ke –

16 Masehi ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di

Sulawesi yaitu kerajaan Gowa dan kerajaan Bone. Dan di batas Bukit yang

bernama Karampuang. Raja Bone masih mengklaim bahwa bukit

Karampuang (Wilayah ini didekat perbatasan Kab. Bulukumba dan Kab.

Sinjai) mengklaim masih Bukitnya, yang merupakan barisan lereng bukit

dari Gunung Lompo Battang,oleh pihak kerajaan Gowa sebagai batas

wilayah kekuasaannya. Namun pihak kerajaan Bone berkeras

mempertahankan sebagai wilayah kekuasaannya mulai dari barat sampai

ke selatan. Berawal dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat

dalam bahasa Bugis “Bulukumupa”, yang kemudian pada tingkatan dialeg

tertentu mengalami perubahan proses bunyi menjadi “Bulukumpa”

Page 7: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae

C. TEORI YANG MENDASARI PENELITIAN

Banyaknya Mitologi penamaan “Bulukumba“, yang memiliki

banyak versi, salah satunya adalah konon bersumber dari bahasa Konjo

(Suku Konjo, Suku Asli Penduduk Bulukumba) yaitu “Bulukumpa” yang

dalam bahasa Indonesia berarti “masih gunung milik saya atau tetap

gunung milik saya“. Nama ini ini di gunakan pertama kali oleh salah satu

AMMA TOWA yang ketika beliu berdiri di “JOJJOLO“(salah satu

wilayah adat Gellarang JOJJOLO) beliau ditanya tentang keberadaan salah

satu bukit yang berada dalam wilayah Desa Bonto Mangiring hari ini,

yang mana beliau mengatakan „BULUKUUMPA“bahwa wilayah itu

masih menjadi wilayah dari kekuasaan AMMATOA .

Page 8: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dengan cara kunjungan langsung ke

museum adat Bola Kambarae kecamatan Bulukumpa. Dengan jadwal

sebagai berikut :

Hari/tanggal : Jumat,17 februari 2012

Pukul : 07.30 WITA – 09.30 WITA

Tempat : Museum Adat Bola Kambarae Kec. Bulukumpa.

B. PESERTA DAN PROSES PENELITIAN.

Adapun peserta yang ikut dalam penelitian ini adalah kurang lebih

berjumlah 60 orang ( gabungan kelas XII IPS 2 dan kelas XII IPS 3 ) yang

dibimbing oleh bapak Bahar MB.S,Pd selaku guru bidang study sosiologi.

Adapun narasumber selama penelitian adalah Bapak A.Rahmat

Ansaruddin selaku pemilik museum rumah adat Bola Kambarae dan

Pemangku adat Kecamatan Bulukumpa.

Page 9: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. SEJARAH KERAJAAN BULUKUMPA

Sejarah tentang penamaan “Bulukumpa“, konon bersumber dari

dua kata dalam bahasa Bugis yaitu “Buluku“ dan “Mupa” yang dalam

bahasa Indonesia berarti “masih gunung milik saya atau tetap gunung

milik saya“. Mitos ini pertama kali muncul pada abad ke – 16 Masehi

ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yaitu

kerajaan Gowa dan kerajaan Bone. Dan di batas Bukit yang bernama

Karampuang. Raja Bone masih mengklaim bahwa bukit Karampuang

(Wilayah ini didekat perbatasan Kab. Bulukumba dan Kab. Sinjai)

mengklaim masih Bukitnya, yang merupakan barisan lereng bukit dari

Gunung Lompo Battang,oleh pihak kerajaan Gowa sebagai batas wilayah

kekuasaannya. Namun pihak kerajaan Bone berkeras mempertahankan

sebagai wilayah kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan. Berawal

dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat dalam bahasa Bugis

“Bulukumupa”, yang kemudian pada tingkatan dialeg tertentu mengalami

perubahan proses bunyi menjadi “Bulukumpa”

Sejarah diatas memang perlu dikaji kembali, akan tetapi salah satu

bukti pendukung ini adalah bahwa jauh sebelum pemekaran desa Bulo-

bulo menjadi desa Salassa’e dan pemekaran desa Salassa’e menjadi Desa

Bonto Mangiring di salah satu dusunnya ada dusun yang bernama dusun

Bulukumpa. Dan didesa ini memiliki situs yang disebut BATU TUJUA (

tempat Pelantikan para raja yang akan berkuasa). Sejarah ini membantah

tentang penamaan Bulukumpa yang lain yang sesungguhnya jauh dari

Dominasi Kerajaan Bone atau Kerajaan Gowa. Konon sejak itulah nama

Bulukumpa mulai ada, dan hingga saat ini resmi menjadi sebuah

kecamatan di wilyah Bulukumba.

Cikal bakal lahirnya kerajaan Bulukumpa yaitu dengan munculnya

7 Gellarang yang bersatu untuk membentuk sebuah kerajaan yaitu sebagai

berikut :

1) Gellarang Jawi – Jawi

2) Gellarang Bulo – Bolu

3) Gellarang Bulukumpa/ Salassae

4) Gellarang Kambuno

Page 10: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae

5) Gellarang Jojjolo

6) Gellarang Balang Taroang

7) Gellarang Bulo Lohe

Raja pertama kerajaan Bulukumpa adalah seorang keturunan dari

kerajaan Bone yang bernama “Lapatau Matanna Tikka’” yang bergelar

“Karaetta’ ri Nagauleng Mangngakua Dg.Pasau”

Berikut sebagian arung/raja dan pelaksana tugas kerajaan yang

pernah memimpin kerajaan Bulukumpa :

Imaddolangeng Dg. Ngilau Karaetta Hajjie

Beliau adalah arung bulukumpa yang ke 10.

Karaeng Hajji Makkarodda

Beliau adalah sulle watang( wakil arung ) dari Imaddolangeng

Dg. Ngilau Karaetta Hajjie

Imannodjengi Dg. Tiro

Beliau adalah adalah arung Bulukumpa yang ke 11. Pada

masa beliau menjadi raja, sektor perekonomian kerajaan

Bulukumpa berkembang pesat. Karena pada awalnya sebelum

beliau menjabat pada tahun 1914,belum ada persawahan di

wilayah Bulukumpa. Jadi,selama ini padi yang dikomsumsi

masih berupa padi darat yang kualitasnya sangat keras. Baru

kemudian setelah beliau menjabat,maka diadakanlah

percetakan sawah pada tahun 1918.

A. Mappi Djappu Dg. Djarre

Beliau sebernanya bukanlah Arung,melainkan hanya

pelaksana tugas Arung menggantikan posisi arung

Imannodjengi Dg. Tiro untuk sementara.

A. Abduh Syukur Dg. Pabeta ( Arung Bulukumpa Ke-12 )

H. A. Mansur Dg. Sikki

Beliau adalah kepala Distrik Bulukumpa/ Tanete. Beliau

juga adalah kepala camat pertama Kecamatan Bulukumpa.

Page 11: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae

B. SEJARAH RUMAH ADAT BOLA KAMBARAE

Pada masa Bulukumpa masih berbentuk kerajaan, maka yang

dijadikan rumah kerajaan pada waktu itu adalah rumah setip raja yang

menjabat.

Berbicara mengenai Bola Kambarae atau dalam bahasa Indonesia

“Rumah Kembar”. Alasan mengapa harus rumah kembar, karena pada

waktu itu kerajaan Bulukumpa dipegang oleh 2 kerajaan besar di Sulawesi

Selatan, yaitu Kerajaan Bone dan Kerajaan Gowa yang silih berganti

memegang tampuk kerajaan.

Sementara rumah adat Bola Kambarae yang biasa kita lihat

sekarang adalah rumah kerajaan mulai dari Arung/Raja bulukumpa yang

ke 11 yaitu Imannodjengi Dg. Tiro sampai kerajaan Bulukumpa menjadi

sebuah kecamatan. Pembangunannya dimulai pada tahun 1919 dan baru

selesai pada tahun 1923.

Arsitek Bola Kambarae sendiri sangatlah sederhana, karena berupa

rumah panggung dan hanya terdapat 2 pintu( depan dan belakang ). Setiap

tangganya memiliki “tapping” atau suatu atap yang bersusun – susun dan

berciri khas rumah bangsawan atau rumah karaeng dalam pandangan

masyarakat. (Kata “Karaeng” sendiri berasal dari bahasa Arab ٲلگڕیم (Al

Karim) yang berarti “Yang Mulia” )

Sementara untuk warna, Rumah Adat Bola Kambarae memiliki

warna kuning(warna kebesaran Kerajaan Bone) yang memiliki anggapan

bahwa kuning adalah warnanya Emas dan padi,yang “berarti bahwa

semakin berisi semakin merunduk”. Terdapat pula sedikit garis – garis

dengan warna Hijau yang disamakn dengan Petani dengan anggapan

bahwa Bulukumpa memiliki kekayaan alam yang berlimpah.

Page 12: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Mitos penamaan Bulukumpa pertama kali muncul pada abad ke – 16

Masehi ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi

yaitu kerajaan Gowa dan kerajaan Bone. Dan di batas Bukit yang bernama

Karampuang. Raja Bone masih mengklaim bahwa bukit Karampuang

(Wilayah ini didekat perbatasan Kab. Bulukumba dan Kab. Sinjai)

mengklaim masih Bukitnya, yang merupakan barisan lereng bukit dari

Gunung Lompo Battang,oleh pihak kerajaan Gowa sebagai batas wilayah

kekuasaannya. Namun pihak kerajaan Bone berkeras mempertahankan

sebagai wilayah kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan. Berawal

dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat dalam bahasa Bugis

“Bulukumupa”, yang kemudian pada tingkatan dialeg tertentu mengalami

perubahan proses bunyi menjadi “Bulukumpa”

Berbicara mengenai Bola Kambarae atau dalam bahasa Indonesia

“Rumah Kembar”. Alasan mengapa harus rumah kembar, karena pada

waktu itu kerajaan Bulukumpa dipegang oleh 2 kerajaan besar di Sulawesi

selatan, yaitu kerajaan Bone dan kerajaan gowa yang silih berganti

memegang tampuk kerajaan.

B. SARAN

Dengan mempelajari sejarah Bulukumpa, diharapkan kita dapat

mengetahui bagaimana perkembangan Bulukumpa dari zaman kerajaan

hingga sekarang dan kitapun dapat mengetahui bagaimana situasi

pemerintahan pada zaman kerajaan.

Dengan demikian, sejarah terbentuknya Bulukumpa sangat penting

bagi masyarakat khusus untuk mengetnya masyarakat Bulukumpa sendiri.

Dan kita dapat menimbulkan rasa persatuan dan kesatuan terhadap sesama

generasi penerus bangsa khususnya di Bulukumpa demi terwujudnya

Bulukumpa yang maju,adil, dan sejahtera.

Page 13: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae

FOTO FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 14: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae
Page 15: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae
Page 16: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae
Page 17: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae
Page 18: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae
Page 19: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae
Page 20: Laporan Hasil Penelitian Museum Bola Kambarae

TTD

Azh’rulk Amard

([email protected])