laporan golongan alkaloid

10
I. Dasar Teori Alkaloid adalah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan (tetapi tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Struktur alkaoid sangat kompleks dan beragam sehingga saat ini belum ada klasifikasi yang baku tentang alkaloid. Salah satu ciri khas dari alkaloid adalah mempunyai atom nitrogen baik sebagai asiklik maupun siklik dan heterosiklik mempunyai rasa yang pahit. Tata nama dari alkaloid adalah akhiran (-in) yang biasa diawali dengan penamaan berdasarkan efek fisiologi, penemu dan tumbuhan penghasilnya. Walaupun pada umumnya alkaloid terdapat pada tumbuhan, namun beberapa alkaloid juga terdapat pada hewan seperti muskopiridin pada rusa, kastoramin pada musang dan piral sebagai feromon sejenis serangga. Penggolongan alkaloid yang dapat diterima secara umum adalah berdasarkan efek fisiologisnya yang dikemukakan oleh Heugner sebagai berikut : a. Alkaloid sesungguhnya Golongan ini bersifat racun, aktifitas fisiologi yang kuat dan luas bersifat basa dan nitrogen terdapat sebagai heterosiklik. Alkaloid ini secara biosintesis adalah 1

Upload: tia-riesta

Post on 24-Dec-2015

361 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

alkaloid

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Golongan Alkaloid

I. Dasar Teori

Alkaloid adalah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan

heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan (tetapi tidak mengecualikan senyawa

yang berasal dari hewan). Struktur alkaoid sangat kompleks dan beragam

sehingga saat ini belum ada klasifikasi yang baku tentang alkaloid. Salah satu

ciri khas dari alkaloid adalah mempunyai atom nitrogen baik sebagai asiklik

maupun siklik dan heterosiklik mempunyai rasa yang pahit.

Tata nama dari alkaloid adalah akhiran (-in) yang biasa diawali dengan

penamaan berdasarkan efek fisiologi, penemu dan tumbuhan penghasilnya.

Walaupun pada umumnya alkaloid terdapat pada tumbuhan, namun beberapa

alkaloid juga terdapat pada hewan seperti muskopiridin pada rusa, kastoramin

pada musang dan piral sebagai feromon sejenis serangga.

Penggolongan alkaloid yang dapat diterima secara umum adalah

berdasarkan efek fisiologisnya yang dikemukakan oleh Heugner sebagai

berikut :

a. Alkaloid sesungguhnya

Golongan ini bersifat racun, aktifitas fisiologi yang kuat dan luas

bersifat basa dan nitrogen terdapat sebagai heterosiklik. Alkaloid ini

secara biosintesis adalah merupakan turunan asam amino. Alkaloid ini

yang paling terkenal adalah kelompok morfin yang diisolasi dari

tumbuhan opium.

b. Protoalkaloid

Alkaloid ini juga secara biosentisa diturunkan dari asam amino dan

dianggap sebagai derivat amina sederhana. Atom nitrogen biasanya

berada di luar cincin.

c. Pseudoalkaloid

Secara biosintesis tidak merupakan derivat asam amino sehingga

disebut pseudoalkaloid (alkaloid semu). Pseudo alkaloid yang paling

banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah kafein yang

terdapat pada kopi dan teh.

1

Page 2: Laporan Golongan Alkaloid

Hormon adalah bahan kimia pembawa sinyal. Hormon dibentuk dalam sel-sel

khusus yang terdapat dalam kelenjar endokrin. Hormon dapat diklasifikasikan

berdasarkan lokasi reseptor dan sifat sinyal atau pembawa sinyal sekunder yang

digunakan diperantara kerja hormon di dalam sel. Hormon dapat diklasifikasikan

menurut komposisi kimiawi, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang

digunakan sebagai perantara kerja hormon di dalam sel.

Senyawa steroid adalah senyawa golongan lipid yang memiliki struktur kimia

tertentu yang memiliki tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana.

Suatu molekul steroid yang dihasilkan secara alami oleh korteks adrenal tubuh

dikenal dengan nama senyawa kortikosteroid. Kortikosteroid sendiri digolongkan

menjadi dua berdasarkan aktivitasnya, yaitu glukokortikoid dan

mineralokortikoid. Pada manusia glukortikoid alami yang utama adalah kortisol

atau hidrokortison, sedangkan mineralokortikoid utama adalah aldosteron. Selain

steroid alami, telah banyak disintesis glukokortikoid sintetik, yang termasuk

golongan obat yang penting karena secara luas digunakan terutama untuk

pengobatan penyakit-penyakit inflasi. Contohnya antara lain adalah

deksametason, prednison, dan metil prednisolon.

II. Alat dan Bahan

II.1Alat :

a. Tabung reaksi d. Spiritus

b. Pipet tetes e. Kaki tiga

c. Gelas kimia f. Rak tabung reaksi

II.2Bahan :

a. Kafein g. Kodein HCl m. Reservin

b. Teofilin h. Atropin sulfat n. Prokain HCl

c. Piramidon i. Efedrin HCl o. Lidokain HCl

d. Antalgin j. INH p. Prednison

e. Parasetamol k. Aminophylin q. Hidrokortison

f. Kuinin sulfat l. Papaverin HCl

2

Page 3: Laporan Golongan Alkaloid

3

Page 4: Laporan Golongan Alkaloid

III. Hasil Pengamatan

No sampel 67

NO CARA KERJA HASIL

PENGAMATAN

DUGAAN KESIMPULAN

1

2

3

4

Uji organoleptik :

a. Warna

b. Bau

c. Bentuk

Uji kelarutan

Uji golongan :

a. Sampel + pereaksi

mayer

b. Sampel+NaOH

+KMnO4

Uji identifikasi :

a. Sampel+H2SO4

pekat

b. Sampel+HNO3

pekat

c. Sampel+HCl pekat

Putih

Tidak berbau

Serbuk

Tidak larut dalam

air

Larutan berwarna

putih

Larutan berwarna

coklat

Larutan berwarna

kuning

Larutan berwarna

bening

Larutan berwarna

bening

-

-

-

-

Anastetik dan

hormon

Hidrokortison

dan predison

Prednison

Prednison

Prednison Prednison

4

Page 5: Laporan Golongan Alkaloid

Sampel No 35

NO CARA KERJA HASIL

PENGAMATAN

DUGAAN KESIMPULAN

1

2

3

4

Uji organoleptik :

a. Warna

b. Bau

c. Bentuk

Uji kelarutan

Uji golongan :

a. Sampel + pereaksi

mayer

b. Sampel + NaOH

+KMnO4

Uji identifikasi :

a. Sampel +alkohol

+parry +HCl pekat

b. Sampel + NaOH

+KMnO4

c. Reaksi korek api

Putih

Tidak berbau

Larutan

Larut dalam air

Larutan berwarna

kuning

Larutan berwarna

hijau

Larutan berwarna

pink

Larutan berwarna

hijau

Merah jingga

-

-

-

-

Anastetik dan

hormon

Anastetik

Lidokain HCl

Lidokain HCl

Lidokain HCl

a.

5

Page 6: Laporan Golongan Alkaloid

IV. Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, uji organoleptik dilakukan

pada masing-masing sampel. Pada sampel no 67 memiliki bentuk serbuk,

tidak berbau dan berwarna putih serta tidak larut dalam air, sedangkan pada

sampel no 35 memiliki warna putih, tidak berbau dan berbentuk larutan dan

larut dalam air.

Dilakukan uji penggolongan dengan menambahkan pereaksi mayer pada

kedua sampel tidak terbentuk endapan putih, karena pada golongan hormon

dan anastetik tidak berikatan melalui ikatan koordinasi dengan Hg pereaksi

mayer sehingga tidak menghasilkan senyawa kompleks merkuri yang non

polar sehingga tidak terbentuk endapan berwarna putih.

Dilakukan uji penggolongan dengan penambahan pada NaOH ditambah

KMnO4 pada masing-masing sampel. Sampel no 35 termasuk golongan

anastetik yaitu senyawa lidokain HCl yang berwarna hijau. Hal ini disebabkan

karena NaOH bereaksi dengan sampel mengeluarkan NH3 dan etilen diamin

ketika ditambahkan KMnO4 yang bersifat basa larutan berubah menjadi

berwarna hijau. Sedangkan pada sampel no 67 termasuk ke dalam golongan

hormon dan larutan berwarna coklat. Hal ini disebabkan karena pada

penambahan KMnO4 warna ungu dari KMnO4 dihilangkan oleh senyawa

hormon.

Sampel no 67 diuji kembali dengan menambahkan H2SO4 larutan berwarna

kuning merupakan senyawa prednison. Hal ini disebabkan karena H2SO4

bersifat sebagai katalis asam. Dilakukan uji identifikasi dengan menambahkan

HCl pekat larutan berwarna bening, hal ini disebabkan karena penambahan

HCl memberikan suasana asam sehingga pada saat ditambahkan larutan tetap

berwarna bening. Untuk memastikan sampel ditambahkan HNO3 pekat larutan

tetap berwarna bening yang menandakan bahwa sampel no 67 adalah

prednison.

Dilakukan uji identifikasi pada sampel 35 dengan menambahkan alkohol

dengan pereaksi parry kemudian ditambahkan HCl pekat menghasilkan

larutan warna pink. Dimana pada reaksi ini terjadi dikarenakan warna dari

6

Page 7: Laporan Golongan Alkaloid

larutan parry tidak berubah ketika ditambahkan dengan HCl pekat yang

bersifat asam. Untuk memastikan sampel dilakukan uji dengan reaksi korek

api menimbulkan warna merah jingga pada nyala api yang membuktikan

bahwa sampel no 35 adalah lidokain HCl.

V. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sampel no 35

adalah prokain HCl sedangkan sampel no 67 adalah kafein.

VI. Daftar Pustaka

Anonim, Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Direktorat Jendral

pengawasan Obat dan Makanan: 1979

Underwood, A. L.2002.Analisis Kimia Kualitatif.Jakarta:Erlangga

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen

Kesehatan

Fesenden R.I dan (Fessenden). 1982. Kimia Organik jilid 2. Jakarta :

Erlangga

S, riswiyanto.2009. Kimia Organik. Jakarta :Erlangga.

7