laporan final penilaian risiko tambang hasniati 090414(1)

79
LAPORAN AKHIR PENILAIAN DAN PENERAPAN RESIKO KECELAKAAN KERJA DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN PENAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI INDONESIA Hasniati Astika, Zulfahmi, Budirahardja, Endri O. Erlangga, Maman Surachman, Yaya Suryana, Lasmaria Sibarani, Gunawan, Zulkifli Pulungan, Wulandari Surono, Silti Salinita, Arum Dewi, Supardino, Ratnaningsih, Budiyono, Riyanto, A. Sutisna PUSLITBANG TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA BADAN LITBANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 201

Upload: hendra-gultom

Post on 18-Feb-2016

27 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

penilaian dan penerapan resiko kecelakaan kerja dan kerusakn lingkungan penambangan mineral dan batubara di indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

LAPORAN AKHIR

PENILAIAN DAN PENERAPAN RESIKO KECELAKAAN KERJA DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN PENAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI INDONESIA

Hasniati Astika, Zulfahmi, Budirahardja, Endri O. Erlangga, Maman Surachman, Yaya Suryana, Lasmaria Sibarani, Gunawan, Zulkifli Pulungan, Wulandari Surono, Silti Salinita, Arum Dewi, Supardino, Ratnaningsih, Budiyono, Riyanto, A. Sutisna

PUSLITBANG TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA BADAN LITBANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

2013

Page 2: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

i

KATA PENGANTAR

Sesuai pasal 96 UU No 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara menyebutkan bahwa kewajiban setiap pelaku usaha dibidang pertambangan untuk menerapkan kaidah pertambangan yang baik dan benar (good mining practice) dengan selalu mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja.

Sebagai salah satu institusi yang mempunyai peranan untuk membantu semua pihak di bidang pengembangan teknologi penambangan mineral dan batubara, maka Puslitbang tekMIRA melalui Kelompok Pelaksana Litbang Teknologi Eksploitasi Tambang dan Pengelolaan Sumber Daya saat ini melakukan pengembangan terhadap sistem penilaian risiko kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan penambangan mineral dan batubara di Indonesia dengan membuat model karakterisasi risiko kecelakaan dan dampak lingkungan. Hasil penilaian dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam penanggulangan atau pencegahan kecelakaan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu upaya dalam rangka mempersiapkan sistem penilaian praktis tingkat risiko kecelakaan dan kerusakan lingkungan berupa perangkat lunak yang dapat menganalisis secara cepat dan akurat risiko yang terjadi pada lokasi tambang.

Semoga hasil kajian ini dapat bermanfaat baik di bidang penelitian maupun dalam industri pertambangan pada umumnya.

Bandung, Desember 2013

Kepala Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara,

Dra. Retno Damayanti, Dipl. EST. NIP. 19621022 198703 2 002

Page 3: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

ii

SARI

Penambangan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang memiliki risiko kecelakaan, kesehatan dan juga lingkungan yang dapat berdampak terhadap pekerja tambang. Kondisi tidak aman yang terjadi dalam suatu aktifitas tambang dapat menyebabkan cedera, bahkan kematian, kerusakan peralatan dan dapat menghambat produksi. Manajemen keselamatan pertambangan merupakan suatu alat yang wajib diterapkan untuk menghasilkan lingkungan kerja yang aman dan terbebas dari ancaman bahaya di tempat kerja. Konsep manajemen keselamatan pertambangan tersebut antara lain mengidentifikasi bahaya yang mungkin timbul dari suatu kegiatan penambangan, melakukan analisis dan penilaian resiko kegiatan tambang, dan menetapkan dan menerapkan pengendalian terhadap bahaya yang mungkin timbul sehingga ancaman terjadinya kecelakaan dapat diminimalkan. Hal tersebut merupakan usaha dalam penerapan konsep penambangan yang baik dan benar (good mining practice) dengan selalu mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja.

Dalam penilaian risiko hal yang cukup penting adalah menentukan skala dan kriteria kemungkinan (likehood) dan dampak (impact) suatu kejadian menggunakan analisis kualitatif. kriteria kemungkinan dibuat untuk setiap tingkat kejadian mulai dari kejadian dengan kemungkinan yang jarang, kemungkinan kecil, mungkin, kemungkinan besar dan kejadian pasti dapat terjadi. Sedangkan kriteria untuk dampak dibuat untuk setiap dampak kejadian mulai dari kejadian dengan dampak tidak signifikan, ringan, sedang, berat hingga kejadian dengan dampak fatal. Penilaian tingkat resiko dinilai menggunakan analisis semi kuantitatif dengan membuat matriks antara kemungkinan dan dampak bedasarkan kriteria penilaian yang telah disusun. Hasil dari penilaian risiko suatu kejadian berupa peringkat risiko mulai dari kejadian dengan risiko rendah, sedang, tinggi sampai dengan ekstrim.

Perangkat lunak didesain berdasarkan hasil identifikasi dan penilaian tingkat resiko. Parameter masukan berupa data pelaporan dan investigasi kejadian kecelakaan. Hasil penilaian berupa peringkat resiko yang terdiri dari tingkat ekstrim, tinggi, sedang dan rendah. Perangkat lunak juga merupakan database dari setiap kejadian kecelakaan, investigasi dan evaluasi kejadian dengan mengkategorisasikan bahaya dan menentukan penanganan yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dan mencegah kejadian yang sama agar tidak terulang kembali. Dalam ujicoba digunakan kasus kecelakaan tambang dan kerusakan lingkungan yang pernh terjadi sebagai bahan masukan, hasil penilaian berupa deskripsi kejadian, tingkat resiko dan tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan.

Page 4: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i

SARI ..........................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................

v DAFTAR TABEL......................................................................................................................

v BAB I PENDAHULUAN

.......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1

1.2 Ruang Lingkup ....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan..................................................................................................................... 2

1.4 Sasaran.................................................................................................................... 2

1.5 Lokasi ..................................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 4

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tambang ......................................................... 4

2.2 Pengelolaan Risiko Kecelakaan Tambang ............................................................. 6

2.3 Analisis dan Penilaian Risiko Tambang................................................................. 9

2.3.1 Istilah-istilah yang digunakan dalam penilaian risiko ................................. 9

2.3.2 Identifikasi Bahaya .................................................................................... 10

2.3.3 Analisis Risiko ........................................................................................... 11

2.3.4 Penilaian Risiko ......................................................................................... 13

2.3.5 Evaluasi Risiko .......................................................................................... 15

BAB III PROGRAM KEGIATAN ......................................................................................... 17

BAB IV METODOLOGI ....................................................................................................... 19

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 20

5.1 Penilaian Risiko tambang ..................................................................................... 20

5.1.1 Identifikasi Bahaya .................................................................................... 20

5.1.2 Parameter Penilaian ................................................................................... 21

5.2 Desain Sistem Penilaian Risiko menggunakan Perangkat Lunak ........................ 24

5.2.1 Pelaporan dan Investigasi Kecelakaan ....................................................... 25

Page 5: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

iv

5.2.2 Analisis Risiko ........................................................................................... 26

5.2.3 Evaluasi Risiko .......................................................................................... 27

5.2.4 Analisis Risiko Pekerjaan .......................................................................... 28

Page 6: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

v

5.3 Studi Kasus Kejadian ........................................................................................... 30

5.4 Sistem Pengendalian Kecelakaan Kerja ............................................................... 32

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 38

6.1 Kesimpulan........................................................................................................... 38

6.2 Saran ..................................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 39

Page 7: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

vi

DAFTAR GAMBAR

1.1 Lokasi Penelitian ............................................................................................................................ 3

2.1 Statistik kecelakaan tambang dari 2006 sampai 2012 .................................................................... 5

2.2 Organisasi manajemen keselamatan pertambangan ........................................................................ 7

2.3 Bagan pengelolaan risiko yang digunakan di Australia .................................................................. 9

2.4 Evaluasi risiko “ALARP’ ............................................................................................................. 17

5.1 Analisis pohon kegagalan pada kegiatan peledakan ..................................................................... 21

5.2 Awal mula pembuatan laporan dan investigasi kejadian .............................................................. 26

5.3 Tampilan halaman pelaporan dan investigasi ............................................................................... 27

5.4 Tampilan halaman analisi risiko kejadian..................................................................................... 28

5.5 Tampilan halaman identifikasi bahaya. ........................................................................................ 29

5.6 Tampilan halaman analisis risiko pekerjaan ................................................................................. 29

5.7 Sistem Jaringan. ............................................................................................................................ 31

DAFTAR TABEL

2.1 Matriks risiko yang umum digunakan dalam metode analisis kualitatif ...................................... 16

5.1 Skala dan kriteria yang digunakan dalam penilaian tingkat risiko tambang ................................. 23

5.2 Matriks tingkat risiko .................................................................................................................... 25

5.3 Peringkat risiko .............................................................................................................................. 25

5.4 Contoh standar yang diterapkan dalam pengelolaan keselamatan kerja ........................................ 35

Page 8: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri pertambangan merupakan suatu industri yang padat modal, padat teknologi dan memiliki

risiko kecelakaan kerja dan lingkungan yang besar. Terjadinya kecelakaan kerja dapat saja

menjadikan masalah yang besar bagi keberlangsungan usaha pertambangan. Kerugian yang diderita

tidak hanya berupa kerugian materi, juga dapat berupa korban jiwa. Kehilangan sumber daya manusia

ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia tidak dapat digantikan oleh teknologi

apapun. Usaha pertambangan juga berdampak terhadap lingkungan, diantaranya keluhan masyarakat

sebagai akibat tercemarnya lingkungan. Meskipun kedua faktor tersebut selalu dipantau dan dinilai

oleh Pemerintah dalam hal ini oleh Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) atau Dinas

terkait di daerah, sampai saat ini belum dilakukan penilaian risiko kecelakaan kerja dan kerusakan

lingkungan penambangan secara komprehensif.

Upaya pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pertambangan di Indonesia dilakukan

secara menyeluruh dengan adanya peraturan-peraturan pemerintah diantaranya Kepmen No.555.K

Tahun 1995 tentang K3 Pertambangan Umum, juga dengan melakukan pengawasan terhadap sistem

management K3 dan investigasi setiap kejadian kecelakaan kerja di perusahaan tambang.

Konsep dari penelitian ini adalah bagaimana mengkarakterisasi suatu risiko kecelakaan kerja dan

dampak lingkungan akibat operasi penambangan berdasarkan evaluasi distribusi keterjadian dan

parameter-parameter yang berpengaruh terhadap keselamatan kerja dan lingkungan serta

mengkategorisasi risiko bahaya yang mungkin terjadi disetiap lokasi penambangan dengan studi kasus

di lingkup tambang mineral dan batubara terbuka. Parameter masukan dapat berupa kasus-kasus

kecelakaan kerja dan kejadian kerusakan lingkungan dengan parameter-paramater dan variabel yang

menjadi penyebabnya terjadinya kondisi tersebut atau dengan hasil analisis balik terhadap sejarah

kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan yang terjadi.

1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pekerjaan yang akan dilakukan dalam kegiatan ini meliputi :

a. Koordinasi

- Pembuatan Kerangka Acuan Kerja

- Kajian pustaka

Page 9: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

2

- Persiapan Administrasi

b. Survey dan Pemrograman

- Pengambilan data sekunder (studi kasus di PT. Adaro dan PT. Newmont Nusa Tenggara)

- Pembuatan desain perangkat lunak untuk melakukan analisis risiko kecelakaan tambang dan

kerusakan lingkungan

c. Identifikasi Bahaya

- Melakukan identifikasi dan mengkarakterisasi bahaya-sesuai dengan potensi yang

menyebabkan terjadinya kecelakaan atau kerusakan lingkungan,

- Menilai kemungkinan atau probabilitas, bahaya yang timbul dari keterjadian serta parameter-

parameter penunjang bahaya,

- Menilai keparahan kerusakan yang disebabkan oleh aktivitas penambangan.

d. Uji coba:

Menggabungkan penilaian kemungkinan dan keparahan untuk menghasilkan penilaian risiko dan

menggunakan penilaian risiko sebagai bantuan untuk pengambilan keputusan.

e. Deskwork:

- Analisis hasil simulasi dan rekomendasi

- Pelaporan dan Tulisan Ilmiah

1.3 Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah mengembangkan metode penilaian praktis tingkat risiko dengan

membuat perangkat lunak yang dapat menganalisis secara cepat dan akurat risiko yang terjadi pada

setiap lokasi penambangan berdasarkan data histori dan parameter-parameter yang mempengaruhi

keselamatan kerja dan kondisi lingkungan penambangan.

1.4 Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah tersedianya model karakterisasi suatu risiko kecelakaan kerja dan

dampak lingkungan serta tersusunnya kategori risiko bahaya yang mungkin terjadi disetiap lokasi

penambangan dengan studi kasus di lingkup tambang mineral dan batubara terbuka untuk

menghasilkan penilaian risiko dan menggunakan penilaian risiko tersebut sebagai bantuan untuk

pengambilan keputusan.

Page 10: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

3

1.5 Lokasi

Lokasi kegiatan penelitian dilaksanakan pada dua lokasi tambang terbuka yang berbeda, yaitu di

tambang batubara PT. Adaro Indonesia dan tambang mineral PT. Newmont Nusa Tenggara.

PT. AdaroIndonesia

PT. NewmontNusatenggara

Gambar 1.1 Lokasi Penelitian

Page 11: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tambang

Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kerja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan

dan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Dari aspek hukum K3 merupakan kumpulan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang

perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Melalui peraturan yang jelas dan sanksi yang tegas,

perlindungan K3 dapat ditegakkan.

Penggolongan kecelakaan tambang berdasarkan Kepmen 555.K Tahun 1995 tentang Keselamatan dan

kesehatan kerja pertambangan umum terdapat pada BAB I Bagian kesepuluh pasal 39 dan 40. Pada

Pasal 39 berisi lima unsur kecelakaan tambang, yaitu :

1. Kecelakaan benar terjadi

2. Membuat cidera pekerja tambang atau orang yang diizinkan di tambang oleh kepala teknik

tambang

3. Akibat kegiatan pertambangan

4. Pada jam kerja tambang

5. Pada wilayah pertambangan

Pada pasal 40 berisi penggolongan dan klasifikasi cidera. Penggolongan dan klasifikasi cidera terdiri

dari:

1. Cidera ringan (kecelakaan ringan)

Korban tidak mampu melakukan tugas semula lebih dari 1 hari dan kurang dari 3 minggu.

2. Cidera berat (kecelakaan berat)

- Korban tidak mampu melakukan tugas semula lebih dari 3 minggu,

- Korban invalid & tidak mampu melaksanakan tugas semula.

Berdasarkan cedera korban, yaitu :

- Retak tengkorak kepala, tulang punggung pinggul, lengan bawah/atas, paha/kaki

- Pendarahan di dalam atau pingsan kurang oksigen

- Luka berat, terkoyak

- Persendian lepas

Page 12: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

Jum

lah

korb

an

5

3. Mati

Korban mati dalam waktu 24 jam dari waktu terjadinya kecelakaan.

Penerapan K3 dalam industri pertambangan merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan

tambang. Penurunan tingkat kecelakaan pada tambang dapat mengurangi biaya tenaga kerja, juga

dapat meningkatkan produktivitas dan hasil produksi. Dengan melaksanakan K3 akan terwujud

perlindungan dari risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja, akan tercipta tempat kerja yang aman,

nyaman, sehat dan tenaga kerja yang produktif.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba),

kejadian kecelakaan tambang dari tahun 2006 sampai dengan 2012 masih banyak terjadi mulai dari

kecelakaan ringan bahkan sampai menimbulkan kematian (gambar 2.1). Kondisi tersebut

memperlihatkan masih perlunya peningkatan pengelolaan keselamatan kerja pertambangan yang

dapat menekan angka kecelakaan kerja di bidang pertambangan.

Statistik Kecelakaan Tambang (Tahun 2006 s.d 2012)

350

300

250

200

Ringan

Berat

Mati

Total

150

100

50

02005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Tahun

KlasifikasiKecelakaan

TAHUN

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Ringan 153 101 59 223 104 162 176 100 94 85

Berat 84 51 61 82 83 74 83 94 101 102

Mati 31 22 23 27 19 19 44 15 22 29

Total 268 174 143 332 206 255 303 209 217 216

Gambar 2.1 Statistik kecelakaan tambang di Indonesia dari 2006 sampai 2012 (sumber: ditjenMineba)

Page 13: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

Beberapa faktor penting sangat mempengaruhi K3, faktor tersebut antara lain faktor personal, faktor

kerja, dan faktor lingkungan. Faktor personal berkaitan dengan pengalaman kerja, pendidikan,

pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti, kondisi pekerjaan, dan lain-lain. Faktor kerja berkaitan

dengan kondisi pekerjaan, peraturan-peraturan atau prosedur kerja yang diterapkan dalam setiap

pekerjaan. Faktor lingkungan berkaitan dengan kondisi gas, kondisi geologi, penerangan, faktor alam.

Pelaksanaan K3 tambang melalui pengelolaan risiko pertambangan merupakan suatu proses

identifikasi, evaluasi, dan penanggulangan bahaya di tempat kerja yang melibatkan pihak pengelola

disertai komitmen pihak yang terkait. Bahaya sebagai sumber kecelakaan kerja harus teridentifikasi,

kemudian diadakan perhitungan dan prioritas penanggulangan terhadap risiko dari bahaya tersebut

dan terakhir adalah pengontrolan risiko.

2.2 Pengelolaan Risiko Kecelakaan Tambang

Dalam upaya mengurangi tingkat kecelakaan kerja di bidang pertambangan perlu dilakukan

identifikasi bahaya dan penerapan pengelolaan risiko kecelakaan. Pengelolaan keselamatan

pertambangan merupakan suatu alat yang bila digunakan secara benar akan berdampak pada

lingkungan kerja yang aman,bebas dari ancaman bahaya di tempat kerja. Penanggulangan dan

pencegahan kecelakaan kerja pertambangan merupakan tanggung jawab semua pihak baik itu

perusahaan, pemerintah dan pekerja tambang yang memiliki kesadaran terhadap keselamatan dan

kesehatan kerja. Diperlukan pengawasan secara menyeluruh yang dilakukan baik berupa pengawasan

internal oleh perusahaan, peraturan internal perusahaan, pengawasan eksternal oleh dinas terkait dan

pemerintahan pusat terhadap peraturan – peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan dinas terkait

(gambar 2.2).

Page 14: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

Eksternal dan Internal Audit Komite Keselamatan

Kepala Teknik TambangPenanggung Jawab Operasional

Pengawas Teknis Pengawas Operasional

Program Keselamatan Manajer Keselamatan

Zero Accident

Gambar 2.2 Organisasi management keselamatan pertambangan (sumber: Minerba, 2012)

Pengelolaan K3 pertambangan dilakukan secara menyeluruh baik oleh pemerintah maupun oleh

perusahaan. Pengelolaan tersebut didasarkan pada peraturan sebagai berikut:

1. UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

2. UU No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah.

3. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

4. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

5. PP No.19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan K3 di Bidang Pertambangan.

6. Kepmen No.555.K/26/M.PE/1995 tentang K3 Pertambangan Umum, Pada BAB I.

7. Kepmen.No.2555.K Tahun 1993 tentang PIT Pertambangan Umum.

8. PP No. 55 Tahun 2010 tentang tugas dan tanggung jawab K3, terdiri dari:

• Mengidentifikasi potensi bahaya yang berkaitan dengan pekerjaan pada area kerjanya (Psl 34-3

dan Psl 80-1),

• Membuat Job Safety Analysis (JSA) untuk setiap tugas yang menjadi tanggung jawabnya (Psl

12),

• Melaksanakan safety talk setiap awal gilir kerja (Psl 12 dan 25),

Page 15: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

• Melakukan inspeksi/pemeriksaan seluruh area kerja (Psl 12, 13, 14),

• Melakukan investigasi terhadap segala jenis kecelakaan termasuk hampir celaka (nearmiss).

Pengendalian risiko diperlukan untuk mengurangi bahaya yang ada di tempat kerja sesuai dengan

persyaratan kerja. Sebagai contoh berikut sistem pengelolaan risiko yang dilaksanakan oleh PT.

Newmont Nusa Tenggara:

1. Identifikasi risiko adalah mengidentifikasi bahaya dan situasi yang berpotensi menimbulkan

bahaya atau kerugian,

2. Analisis risiko adalah menganalisis besarnya risiko yang mungkin timbul dari kejadian yang tidak

diinginkan,

3. Pengendalian risiko ialah memutuskan langkah yang tepat untuk mengurangi atau mengendalikan

risiko yang tidak dapat diterima,

4. Menerapkan dan memelihara tindakan adalah menerapkan pengawasan dan memastikan

pengedalian yang diterapkan efektif.

Pengelolaan risiko pertambangan dimulai dengan melaksanakan identifikasi bahaya untuk mengetahui

faktor dan potensi bahaya yang ada yang hasilnya nanti sebagai bahan untuk dianalisa, pelaksanaan

identifikasi bahaya dimulai dengan membuat Standard Operational Procedure (SOP). Kemudian

sebagai langkah analisa dilakukanlah observasi dan inspeksi. Setelah dianalisa, tindakan selanjutnya

yang perlu dilakukan adalah evaluasi risiko untuk menilai seberapa besar tingkat risikonya yang

selanjutnya untuk dilakukan kontrol atau pengendalian risiko (gambar 2.3).

Identify the Risk

MonitorPerformance

Asses the Risk Monitor forChange

Decide toEliminate

Decide toMitigate

Decide toTolerate

Take Action

Page 16: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

Gambar 2.3 Bagan pengelolaan risiko yang digunakan di Australia (sumber: Australian standard,

2004)

2.3 Analisis dan Penilaian Risiko Tambang

Berikut 5 langkah dasar dalam penialaian risiko tambang menggunakan proses Major Hazard Risk

Assesment (MHRA):

1. Identifikasi dan karakterisasi kejadian potensial yang sering terjadi

Langkah pertama adalah mengidentifikasi potensi bahaya atau masalah yang dapat ditimbulkan

yang dapat menyebabkan terjadinya kejadian fatal. Apabila data tidak lengkap, maka hasil

penilaian risiko kurang memadai. List data dalam melakukan identifikasi terdiri dari potensi

bahaya , lokasi kejadian dan besaran kejadian (berdasarkan yang terburuk)

2. Membuat rangking kejadian potensial yang tidak diinginkan

Rangking kejadian dibuat berdasarkan hasil identifikasi dan karakterisasi potensi dan kejadian

bahaya potensial yang tidak diinginkan dalam setiap proses kegiatan penambangan. Dari data

tersebut keseringan kejadian (likehood) dan kerugian/dampak (concequences) untuk setiap potensi

bahaya ditentukan.

3. Tentukan pencegahan penting yang sudah ada dan langkah-langkah pemulihan,

4. Identifikasi pencegahan dan langkah pemulihan yang baru,

5. implementasi, pengawasan dan pemeriksaan.

2.3.1 Istilah-istilah yang digunakan dalam penilaian risiko

Terdapat istilah-istilah penting yang berkaitan dalam melakukan penilaian resiko kecelakaan kerja

tambang dan pengelolaan K3 tambang, antara lain:

• Risiko : kombinasi dari kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya atau paparan dengan

keparahan dari cedera atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kejadian atau paparan

tersebut;

• Bahaya : Keadaan atau situasi yang potensial dapat menyebabkan kerugian seperti luka, sakit,

kerusakan harta benda, kerusakan lingkungan, atau kombinasi seluruhnya;

• Insiden : Kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang menimbulkan atau dapat

menimbulkan cedera, penyakit kerja (tanpa memandang keparahannya) atau kematian;

• Identifikasi Bahaya: melakukan pengelompokan dan pengumpulan hal-hal yang mengakibatkan

suatu kejadian;

Page 17: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

• Konsekuensi/Kemungkinan: penjelasan kualitatif atau semikuantitatif dari probabilitas atau

frekuensi;

• Dampak: adalah penjelasan kualitatif atau semikuantitatif dari tingkat keparahan;

• Penilaian risiko: keseluruhan proses identifikasi, analisis dan evaluasi risiko yang merupakan

tahap awal dalam proses pengelolaan risiko. Penilaian resiko merupakan suatu ketetapan berupa

nilai kualitatif atau kuantitatif dari suatu situasi berbahaya atau yang dapat menimbulkan bahaya;

• Matrik Risiko: Sebuah alat untuk peringkat (rank) dan menampilkan risiko dengan menentukan

kisaran bagi konsekuensi dan kemungkinan;

• Identifikasi risiko: merupakan suatu proses dalam mencari, mengenal dan menggambarkan risiko.

Terdiri dari identifikasi sumber risiko, kejadian, penyebab kejadian dan konsekuensi potensial

dari suatu kejadian. Identifikasi dilakukan berdasarkan data histori kejadian, informasi dan opini

dari ahli dan kebutuhan pemangku kepentingan;

• Level risiko: besarnya risiko dinyatakan berdasarkan kombinasi konsekuensi dan

kemungkinannya;

• Kemungkinan/likehood : besarnya kemungkinan terjadinya sesuatu

2.3.2 Identifikasi Bahaya

PT. Newmont Nusa Tenggara menggunakan berbagai teknik untuk mengidentifikasi bahaya

berdasarkan pada hal-hal berikut ini:

1. Pengalaman/penilaian

Personel yang berpengalaman di semua level memiliki dasar yang kuat untuk mengidentifikasi

bahaya; mengkaji dan memodifikasi daftar bahaya yang akan digunakan untuk suatu penilaian

tertentu yang menjadi kegiatan awal dari setiap sesi penilaian risiko dan peluang,

2. Daftar periksa

Daftar ini memuat jenis bahaya yang umum terjadi pada tugas atau sistem tertentu; akan tetapi

daftar periksa berpotensi membatasi identifikasi menyeluruh pada bahaya yang ada dalam suatu

sistem,

3. Perundang-undangan dan Standar

Perundang-undangan dan standar yang berlaku di perusahaan dibuat berdasarkan pengetahuan dan

pengalaman yang pernah terjadi berupa landasan operasional dan historis yang luas. Misalnya

Page 18: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

peraturan pertambangan yang disusun berkenaan dengan bahaya-bahaya penting yang pernah

terjadi, misalnya keselamatan terkait kelistrikan, tumpahan atau pelepasan pada lingkungan.

4. Investigasi kecelakaan/kejadian

Investigasi kecelakaan/kejadian dapat menunjukkan bahaya yang membutuhkan tindakan

pengelolaan. Penggolongan dalam investigasi kecelakaan terdiri dari: hampir celaka (nearmiss);

cidera yang memerlukan pertolongan pertama kecelakaan (P3K); cidera yang memerlukan

pertolongan dokter; kerusakan peralatan; cidera ringan, berat dan mati.

2.3.3 Analisis Risiko

Analisis risiko merupakan proses yang dilakukan untuk mengevaluasi ciri dan distribusi risiko dan

mengembangkan strategi yang tepat untuk menurunkan risiko. Menurut Health and Safety Risk

Management Manual for the Australian Coal Mining Industry (2007), ada tiga pendekatan yang

digunakan untuk melakukan analisis risiko yaitu pendekatan kualitatif, semi kuantitatif dan

kuantitatif. Sedangkan menurut Avent (2008), ada beberapa metode yang digunakan dalam analisis

risiko antara lain : Analisis Risiko Awal (PRA = Preliminary Risk Analysis), Analisis Keselamatan

Kerja (JSA = Job Safety Analysis), Analisis cara dan Pengaruh Failure (FMEA = Failures Modes and

Effect Analysis), Study Bencana dan Kemampuan Operasi (Hazop = Hazard & Operability), Metode

What-If terstruktur (SWIfT = Structured What-If Technique), Analisis Pohon Kesalahan (FTA = Fault

Tree Analysis), Analisis Pohon Kejadian (ETA = Event Tree Analysis), Jaringan Bayesian (Bayesian

Network).

1. Analisis Risiko Awal (PRA = Preliminary Risk Analysis); adalah analisis yang digunakan untuk

melakukan identifikasi risiko pada tahap awal kegiatan yang membagi risiko menjadi beberapa

elemen lalu membaginya lagi ke dalam sub-elemen. Analisis risiko dilakukan terhadap sub-

elemen tersebut. Biasanya metode ini selalu dikombinasikan dengan metode analisis risiko yang

lain,

2. Analisis Keselamatan Kerja (JSA = Job Safety Analysis); adalah analisis risiko kualitatif yang

sederhana dan digunakan untuk melakukan identifikasi yang terjadi di tempat kerja. Metode ini

bersifat checklist. Cara kerjanya metode ini hampir relative sama dengan PRA dengan membagi

risiko menjadi beberapa jenis pekerjaan dalam satu unit, lalu membaginya kembali menjadi sub-

pekerjaan. Analisis risiko keselamatan kerja dilakukan terhadap masing-masing sub pekerjaan

tersebut.

3. Analisis Cara dan Pengaruh Failure (FMEA = Failures Modes and Effect Analysis); adalah

metode analisis sederhana untuk mengungkap kegagalan (failure) yang mungkin terjadi dan

memprediksi pengaruh failure pada sistem secara keseluruhan. Metode ini bersifat induktif

Page 19: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

dimana untuk masing-masing komponen dari sistem diselidiki kemungkinannya bila terjadi

failure. Secara detail, metode ini menyajikan analisis sistematik terhadap komponen-komponen

dalam sistem untuk mengidentifikasi semua cara failure yang signifikan dan melihat pengaruhnya

terhadap sistem. Saat ini banyak industry yang mensyaratkan metode ini men jadi bagian dari

proses rancangan dan hasil analisisnya menjadi bagian dokumentasi sistem. Untuk melihat tingkat

kekritisan suatu risiko, maka metode ini dikembangkan lagi menjadi analisis cara, pengaruh dan

tingkat kekritisan failure (FMECA = Failure Modes, Effect and Critically Analysis).

4. Analisis Bencana dan Kemampuan Operasi (HazOp = Hazard & Operability); adalah analisis

risiko kualitatif yang digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan dan risiko dalam suatu

fatalitas pengolahan dan pemurnian. Metode ini biasanya digunakan dalam fase perencanaan.

Pada awalnya metode ini dkembangkan untuk mengidentifikasi kelemahan & risiko untuk

fasilitas pengolahan pabrik kimia, tetapi dapat juga digunakan untuk fasilitas sistem lainnya.

5. Analisis What-If Terstruktur (SWIfT = Structured What-If Technique); adalah analisis risiko yang

hanya menggunakan pertanyaan ‘Akobatnya bagaimana jika? (what-if)’ yang dilakukan secara

sistematik guna mengidentifikasi deviasi yang terjadi pada suatu proses/sistem.

6. Analisis Pohon Kesalahan (FTA = Fault Tree Analysis); analisis risiko ini pertama kali

dikembangkan oleh Bell Telephone Laboratories (1962) lalu dikembangkan lagi oleh industri

Boeing dan sejak tahun 1970 metode ini mulai banyak digunakan secara luas oleh berbagai

industry. Konsep dari metode ini adalah sistem logic yang menunjukan hubungan antara failure

sistem, yakni kejadian spesifik yang tak diinginkan. Kejadian yang tak diinginkan ini merupakan

puncak dari beberapa kejadian dan failure dari komponen yang berbeda merupakan kejadian dasar

dari beberapa kejadian.

Kejadian dasar (basic event) seharusnya tidak semata-mata diakibatkan oleh failure komponen,

namun dapat juga oleh kesalahan manusia (human errors) atau faktor eksternal seperti kondisi

lingkungan yang ekstrim. Phon kesalahan terdiri dari simbol-simbol yang menunjukkan kejadian

dasar dari sistem dan hubungan antara kejadian ini dengan kondisi sistem. Simbol grafis tersebut

menunjukan hubungan yang disebut ‘gerbang logika’. Keluaran dari gerbang logka ini ditentukan

oleh parameter masukan. Kejadian puncak (top event) merupakan titik awal dari kegiatan

konstruksi pohon kegagalan. Langkah selanjutnya mengidentifikasi kejadian-kejadian failure yang

mungkin menyebabkan kejadian puncak. Metode ini bersifat deduktif (dari kejadian umum ke

spesifik), serta dilakukan dengan berulangkali pertanyaan dengan kalimat: ‘Bagaimana hal ini

dapat terjadi?’ atau ‘Apa yang menjadi penyebab kejadian ini?’.

Page 20: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

7. Analisis Pohon Kejadian (ETA = Event Tree Analysis); adalah analiais risiko yang digunakan

untuk mempelajari dampak/konsekuensi dari suatu kejadian awal dengan mengajukan pertanyaan

dengan jawaban ‘Ya’ atau ‘Tidak’. Makin banyak pertanyaan yang diajukan, maka akan semakin

baik dalam membuat urutan kejadian. Namun seringkali dari beberapa pertanyaan tersebut

memiliki beberapa kesamaan sehingga diperlukan pengelompokan terlebih dahulu, sebelum

dilakukan analisis risiko.

Pertanyaan cabang dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu berkaitan dengan fenomena fisik

seperti ledakan dak kebakaran dan dengan kendala sistem, seperti sistem pemadam kebakaran.

Metode ini dapat juga secara serempak menggunakan keduanya dalam melakukan analisis. Untuk

penggunaan yang bersifat pengurangan risiko, maka kategori yang kedua selalu digunakan.

Langkah selanjutnya dilakukan penyusunan matrik dampak/konsekuensi yang menggambarkan

konsekuensi yang muncul dari masing-masing kejadian akhir atau kelompok kejadian akhir.

8. Analisis Jaringan Bayesian (Beyesian Network Analysis); adalah analisis dengan menggunakan

metode faktor penyebab, kejadian risiko (node/simpul) dan tanda panah. Tanda panah

mengindikasikan ketergantungan yakni hubungan penyebab risiko. Masing-masing node/simpul

dapat terjadi dalam berbagai kondisi dengan jumlah kondisi yang ditentukan dengan analisis

risiko. Untuk mengitung risiko secara kuantitatif, digunakan tabulasi probabilitas bersyarat

(conditional probabilities tables).

2.3.4 Penilaian Risiko

Penilaian risiko merupakan tahap awal dalam suatu perencanaan pengelolaan kecelakaan dan sangat

penting untuk selanjutnya digunakan dalam menentukan langkah-langkah penanggulangan dan

mengurangi timbulnya kerugian di masa depan. Penilaian yang dilakukan harus dapat menjawab apa

ancaman yang dapat timbul dari suatu kejadian; tingkat keparahannya; pengaruh dari kejadian;

kerugian yang dapat timbul dan apa penyebabnya.

Kegiatan penambangan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang memiliki risiko kecelakaan,

kesehatan dan juga lingkungan yang dapat berdampak terhadap pekerja tambang. Kondisi tidak

aman yang terjadi dalam suatu aktifitas tambang dapat menyebabkan cedera, bahkan kematian,

kerusakan properti dan dapat menghambat produksi. Kecelakaan tambang sering terjadi baik itu yang

terjadi pada tambang batubara maupun tamban mineral. Terdapat beberapa langkah dalam rangka

melakukan penilaian resiko, sebagai berikut:

- Melakukan identifikasi bahaya

Page 21: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

- Menilai kemungkinan kerusakan/kerugian yang timbul dari bahaya tersebut,

- Menilai tingkat keparahan dari kerusakan/kerugian yang disebabkan oleh bahaya yang terjadi,

- Menggabungkan penilaian dari kemungkinan dan keparahan untuk mendapatkan penilaian dari

risiko, dan

- Gunakan hasil penilaian risiko tersebut untuk pengambilan keputusan.

Menurut Health and Safety Risk Management Manual for the Australian Coal Mining Industry

(2007), ada tiga pendekatan yang digunakan untuk melakukan penilaian risiko yaitu pendekatan

kualitatif, semi kuantitatif dan kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif; yaitu analisis dimana penentuan nilai dinyatakan secara kualitatif dalam

pernyataan, seperti sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah. Penentuan nilai variable tingkat

keseringan dan tingkat konsekuensi dinyatakan juga dalam kategori kualitatif dengan mengacu

pada data dan informasi yang tersedia.

2. Analisis semi-kuantitatif; adalah analisis dimana dilakukan perpduan antara analisis kualitatif dan

kuantitatif, dimana sifat kategorinya menyerupai analisis kualitatif, sedangkan karakteristik nilai

yang digunakan adalah nilai numeric yang menyerupai analisis kuantitatif.

3. Analisis Kuantitatif; adalah metode penilaian risiko yang menggunakan nilai factual yang

merepresentasikan secara langsung nilai variable yang diperoleh dari data dan dokumen

perusahaan secara langsung.

Menurut Iannacchione (2008), Risiko ditetapkan berdasarkan hubungan antara kemungkinan

(likehood) dari suatu kejadian dan konsekuensi yang disebabkan oleh kejadian tersebut. Analisis

risiko merupakan suatu kegiatan sistematik dengan menggunakan informasi yang ada baik data primer

maupun sekunder untuk mengidentifikasi seberapa besar tingkat kerugian/dampak (consequences) dan

tingkat keseringan (likelihood) satu kejadian yang timbul. Dasar dari analisis risiko adalah

mengestimasi kombinasi dari tingkat konsekuensi dan tingkat keseringan dari risiko yang muncul.

Penilaian tingkat risiko ini secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Risiko = Probabilitas (P) x Dampak (D)

Hubungan tersebut digunakan baik dalam metode analisis risiko kualitatif maupun metode analisis

risiko kuantitatif. Pada metode analisis risiko kuantitatif, risiko dihitung dengan perhitungan

probabilistik dan penilaian risiko mulai dari tinggi ke rendah. Sedangkan metode analisis risiko

Page 22: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

15

kualitatif merupakan perhitungan dasar berdasarkan peringkat (rangking) dari tinggi ke rendah.

Metode kualitatif menggunakan matriks risiko seperti pada Tabel 2.1. Kategori kualitatif didefinisikan

sebagai contoh dari rendah hingga tinggi, atau dari tidak mungkin hingga mungkin.

Tabel 2.1 Matrik risiko yang umum digunakan dalam metode Analisis Risiko Kualitatif (sumber:

NIOSH safety and Health, 2008).

Likehood ofOccurence

ConsequenceHigh Value Medium Value Low Value

High Value High Risk

Moderate Risk

Low Risk

Medium Value

Low Value

Penilaian risiko dan analisis teknis dan peralatan terdiri dari serangkaian tindakan sistematis, logis

yang digunakan untuk mengidentifikasi bahaya, menilai risiko dan melakukan kontrol untuk

mengatasi terjadinya kejadian yang berisiko tinggi.

2.3.5 Evaluasi Risiko

Evaluasi risiko adalah proses pengambilan keputusan terhadap risiko yang menjadi prioritas dan

penilaian terhadap risiko yang dapat diterima atau tingkatan risikonya diturunkan. Nilai risiko dan

hasil analisis dibandingkan dengan kriteria atau standar level rendah dan dapat diterima, maka

dilakukan pemantauan dan tinjauan ulang secara periodik, sedangkan untuk risiko dengan level lebih

tinggi dilakukan tahap penanggulangan risiko.

Tidak ada kriteria pasti mengenai risiko dalam industri tambang. Konsep yang digunakan oleh

organisasi K3 di perusahaan tambang merupakan pengembangan dari berbagai industri lain yang

sudah menerapkan kriteria penilaian risiko yang sudah distandarkan. Prinsip utama yang digunakan

dalam pengambilan keputusan pada evaluasi risiko. Prinsip tersebut adalah bahwa resiko harus

dturunkan sampai level terendah yang mungkin untuk dilakukan (As Low As Reasonably

Practicable/ALARP) (gambar 2.4). kriteria resiko terdiri dari tiga tingkatan:

Page 23: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

16

1. wilayah yang dapat ditolerir

Risiko telah ditunjukkan dapat diabaikan, dan sebanding dengan risiko sehari-hari yang dapat

diterima.

2. Tingkat pertengahan

Hal tersebut menunjukkan bahwa risiko telah dikurangi sampai level terendah yang mungkin

untuk dilakukan. Merupakan wilayah “ALARP”

3. Wilayah yang tidak dapat ditolerir

Risiko sudah tidak dapat dibenarkan atas dasar apapun. Wilayah “ALARP” tetap digunakan

untuk memungkinkan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan.

IntolerableRegion

Risk unacceptable and must be reduced. the action may include

equipment and people or prosedural measures. if risk cannot be reduced to

ALARP level, operating philosophy must be fundamentally reviewed by the

management

ALARP Regionefforts must be made to

reduce risk further, and to as low as resonably practicable, without

expenditure that is grossly disproportionate to the

benefit gained

TolerableRegion

risk level is so low as to not

to require actions to reduce it is magnitude

further

Gambar 2.4 Evaluasi Risiko “ALARP”

Page 24: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

BAB III PROGRAM KEGIATAN

Tahapan kegiatan tersebut juga digunakan sebagai bahan masukan pembuatan perangkat lunak

penilaian risiko kecelakaan dan kerusakan lingkungan penambangan.

1. Pembuatan Kerangka Acuan Kerja

Kerangka acuan kerja dimaksudkan untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan penelitian. Pada kerangka acuan ini termuat jadwal kegiatan, susunan personil pelaksana, tahapan pelaksanaan dan jadwal kegiatan.

2. Studi Literatur

Referensi yang diperlukan antara lain perkembangan penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti dunia maupun di Indonesia, berkaitan dengan analisis dan penilaian resiko untuk kecelakaan kerja dan dampak lingkungan penambangan.

3. Persiapan Administrasi

Untuk mengoptimalkan kegiatan yang akan dilakukan, maka administrasi pelaksanaan kegiatan

harus tertata dan kebutuhan peralatan harus sesuai dengan kebutuhan.

4. Pengumpulan data

Pengumpulan data meliputi data yang berhubungan dengan keselamatan kerja dan lingkungan

tambang. Data yang dikumpulkan antara lain data histori dan investigasi kecelakaan lengkap, data

mengenai prosedur kerja, peraturan – peraturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja

lengkap pada setiap kegiatan tambang dan data kondisi tambang dan lingkungan tambang.

Pengambilan data sekunder dilakukan antara lain di Ditjen Minerba, PT. Adaro yang mewakili

tambang batubara; dan PT. Newmont Nusa Tenggara yang mewakili tambang mineral.

5. Penentuan Kriteria Risiko Keselamatan dan Lingkungan

Kriteria risiko keselamatan dan lingkungan ditentukan berdasarkan dua faktor penentu, yaitu

kriteria tingkat probabilitas dan kriteria dampak.

6. Penentuan Tingkat Risiko Keselamatan dan Lingkungan

Penetuan tingkat risiko ini merupakan hasil perkalian tingkat probabilitas terhadap dampak yang

ditimbulkan, sehingga dari nilai ini akan diperoleh gambaran secara keseluruhan risiko yang ada

pada suatu kasus kejadian pada suatu tambang, yang tentu saja lebih memudahkan dalam

pengambilan keputusan dalam hal penerapan pengelolaan risiko keselamatan kerja dan

lingkungan.

7. Pembuatan desain perangkat lunak

Page 25: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

Desain perangkat lunak dirancang berdasarkan contoh kasus kejadian yang diperoleh. Perangkat

lunak ini dapat digunakan untuk menganalisis data kecelakaan tambang dan kasus kerusakan

lingkungan serta parameter-parameter yang menjadi penyebab kondisi tersebut. Selain itu

perangkat lunak ini diharapkan dapat untuk mengevaluasi distribusi keterjadian dan parameter-

parameter yang berpengaruh terhadap keselamatan kerja dan lingkungan serta mengkategorisasi

risiko bahaya yang mungkin terjadi disetiap lokasi penambangan dengan studi kasus di lingkup

tambang mineral dan batubara terbuka untuk menghasilkan penilaian risiko dan menggunakan

penilaian risiko tersebut sebagai bantuan untuk pengambilan keputusan

8. Memodelkan kasus penilaian risiko keselamatan dan risiko lingkungan

9. Pelaporan dan tulisan ilmiah

Pembuatan laporan dan tulisan ilmiah merupakan tahapan akhir dari kegiatan ini, yang berisikan

tahapan pelaksanaan kegiatan serta hasil penelitian yang telah dilakukan.

Page 26: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

BAB IV METODOLOGI

Metode penelitian yang diterapkan pada kegiatan ini adalah:

1. Melakukan identifikasi terhadap bahaya yang sering timbul berdasarkan data kecelakaan kerja,

dan melakukan analisis pohon kejadian untuk mengidentifikasi bahaya yang dapat timbul dari

suatu kegiatan.

2. Menentukan kriteria penilaian risiko, tingkat kemungkinan dan bahayanya (dampaknya).

Penentuan kriteria penilaian risiko menggunakan metode analisa kualitatif dan semi kuantitatif

untuk mendapatkan matriks penilaian tingkat risiko.

3. Desain Sistem Penilaian risiko

Dalam melakukan penilaian risiko tahapan yang harus dilakukan antara lain:

- Mengidentifikasi dan menjelaskan sistem yang akan dikaji,

- Mengidentifikasi pihak yang berkepentingan sebagai pengguna sistem analisis risiko

- Peraturan yang berhubungan dengan penilaian risiko,

- Menggunakan tabel dampak dan kemungkinan dan perkiraan tingkat risiko, juga

mempertimbangkan kontrol yang dapat dilakukan dari suatu risiko,

- Mengidentifikasi dan merumuskan masalah: Beberapa isu-isu umum termasuk manusia,

keselamatan dan kesehatan, pencemaran lingkungan, kerusakan properti,keamanan dan aspek

ekonomi dan mengembangkan pilihan untuk pengelolaan risiko hingga mencapai tingkat yang

dapat diterima.

4. Pembuatan perangkat lunak

Perancangan perangkat lunak dibuat berdasarkan bahan masukan dan kriteria penilaian pada

desain sistem penilaian risiko kecelakaan dan kerusakan lingkungan yang telah dibuat.

5. Analisis risiko tambang dengan studi kasus kejadian kecelakaan tambang

Ujicoba penilaian risiko menggunakan sistema yang telah dibuat. Sebagai bahan masukan adalah

kasus kecelakaan tambang dan kerusakan lingkungan yang pernah terjadi.

Page 27: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

karberacun

terba gas

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Penilaian Risiko tambang

5.1.1 Identifikasi Bahaya

Tujuan dari identifikasi bahaya yaitu mengidentifikasi dan membuat daftar bahaya yang mungkin

terjadi dalam suatu kegiatan penambangan seperti cedera, sakit, timbulnya penyakit, dan

kemungkinan terjadinya kerusakan lingkungan apabila tidak dilakukan pengawasan yang efektif.

Informasi mengenai bahaya, tindakan pencegahan dan kontrol yang diterapkan untuk mencegah

terjadinya kejadian bahaya diberikan kepada pekerja.

Metode analisis yang dugunakan dalam melakukan identifikasi bahaya berupa analisis pohon

kegagalan (fault tree analysis). Pada metode ini bahaya teridentifikasi berdasarkan hubungan dengan

kejadian puncak (top event) yang merupakan titik awal dari kegiatan konstruksi pohon kegagalan,

langkah selanjutnya mengidentifikasi kejadian-kejadian failure sebagai bahaya yang dapat

menyebabkan terjadinya kejadian puncak. Berikut adalah contok dari analisis pohon kegagalan dari

kegiatan peledakan (gambar 5.1).

Peledakan

Misfire Jatuhan

tertimpa

gas beracun

Bongkahanledakan/keba

karan

tertimpa longs ora

nGas terbakar beracun

Gambar 5.1 Analisis pohon kegagalan pada kegiatan peledakan

Page 28: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

Dari hasil analisis pohon kegagalan kejadian bahaya atau risiko bahaya yang mungkin timbul antara

lain: tertimpa, tertimbun longsor, dan kontak dengan racun (gas beracun). Metode ini juga digunakan

untuk mengidentifikasi bahaya yang mungkin timbul dari setiap kegiatan penambangan. Identifikasi

bahaya dilakukan berdasarkan sejarah kejadian dan data investigasi kecelakaan yang diperoleh baik

dari perusahaan tambang, maupun dari Minerba. Data tersebut digunakan untuk menyimpulkan dan

mengklasifikasikan bahaya sebagai masukan dalam proses penilaian risiko. Identifikasi bahaya

merupakan hal yang sangat berpengaruh pada proses penilaian risiko.

Berdasarkan hasil analisis, jenis bahaya yang sering terjadi pada kegiatan penambangan antara lain:

- terjatuh pada level yang sama,

- jatuh pada level yang lebih rendah,

- terjepit/tergencet,

- tersangkut,

- tertabrak,

- menabrak,

- kontak dengan (listrik, panas, dingin, radiasi, kebisingan, racun),

- terkena suhu ekstrim,

- beban kerja/ tekanan yang berlebihan,

- karena faktor lingkungan (tumpahan, gas beracun, keluhan masyarakat).

5.1.2 Parameter Penilaian

Risiko diukur sebagai fungsi dari konsekuensi kejadian yang tidak diinginkan (dampak) dan

kemungkinan terjadinya kejadian tersebut (Probabilitas).

Tingkat Risiko = Dampak x Probabilitas

Untuk menentukan tingkat risiko tersebut terlebih dahulu dilakukan penentuan kriteria penilaian

berupa rangking / skala untuk kemungkinan, dampak dan resultan risiko. Dalam penentuan skala

identifikasi risiko harus tergambarkan secara penuh mulai dari yang paling rendah hingga paling

tinggi. Tingkat risiko digambarkan dalam matrik antara dampak dan kemungkinan (probabilitas).

Penilaian dampak dan probabilitas dilakukan dengan metode analisis kualitatif. Metode ini merupakan

metode penilaian yang sering digunakan karena lebih cepat dan mudah. Identifikasi tersebut

merupakan komparasi antara risiko kejadian dan tingkat risiko yang ditentukan dalam matriks risiko.

Dalam analisa kualitatif digunakan skala kriteria untuk setiap skala kemungkinan mulai dari kejadian

dengan kemungkinan yang jarang, kemungkinan kecil, mungkin, kemungkinan besar sampai dengan

yang pasti terjadi. Juga digunakan skala dan kriteria untuk dampak mulai dari dampak dengan akibat

Page 29: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

yang tidak signifikan, ringan, sedang, berat sampai dengan fatal. Penentuan tingkat kemungkinan dan

dampak tersebut berdasarkan penentuan penyebab kecelakaan baik itu penyebab langsung maupun

penyebab tidak langsung sesuai dengan hasil pengelompokan bahaya. Skala dan kriteria penilaian

dapat dilihat pada table 5.1.

Tabel 5.1 Skala dan Kriteria yang digunakan dalam Penilaian Tingkat Risiko Tambang

Skala Kemungkinan (likehood) Skala Dampak (impact)

Jarang kejadian dapat terjadi dalam kondisi luar biasa

Kejadian jarang terjadi dalam industri

TidakSignifikan

Tidak memerlukan pertolongan medis

tidak ada kehilangan waktu kerja

Kemungkinan kecil

Kejadian telah terjadi di tempat lain

Kejadian terjadi setiap 10 tahun

Ringan memerlukan pertolongan medis

korban tidak bisa melakukan tugashingga 1 hari

Mungkin Kejadian akan terjadi dalam kondisi tertentu

Kejadian terjadi setiap tahun

Sedang korban tidak mampu melakukan tugas lebih dari 1 hari

memerlukan pertolongan medis

Kemungkinan besar

Kejadian diperkirakan akan terjadi

Kejadian terjadi setiap minggu/setiap bulan

Berat korban tidak mampu melakukan tugas lebih dari 3 minggu

Cacat permanen

Pasti Kejadian akan terjadi

Kejadian terjadi setiap hari

Fatal/

Katastropik

Kejadian fatal

(korban meninggal dalam waktu 24 jam dari kecelakaan)

Tingkat risiko diperoleh dengan menggunakan analisa semi kuantitatif, terlebih dahulu dibuat kriteria

penilaian dan peringkat resiko. Peringkat resiko ditentukan dalam tiga tingkat, yaitu risiko rendah,

risiko sedang dan risiko tinggi (NIOSH, 2008). Dalam pembuatan peringkat risiko yang ditambahkan

peringkat ekstrim menjadi kategori kejadian yang menimbulkan dampak berat dengan kemungkinan

kejadian yang dapat/mungkin terjadi sampai pasti terjadi, juga untuk kejadian yang menimbulkan

dampak fatal (kasatropik) dengan kemungkinan kejadian kecil hingga pasti. Penentuan peringkat

ekstrim dibuat dalam rangka menerapkan pengelolaan K3 tambang yang baik untuk mencapai “zero

accident”. Kejadian ekstrim tersebut memerlukan penanganan yang menyeluruh dengan

mengupayakan penanggulangan dan pencegahan agar kejadian tersebut tidak terjadi kembali.

Kriteria tingkat risiko rendah adalah untuk kejadian dengan dampak yang tidak signifikan dengan

kemungkinan sampai mungkin dan kejadian dengan dampak ringan dengan kemungkinan jarang

sampai kecil. Kriteria tingkat risiko sedang adalah untuk kejadian dengan dampak yang tidak

Page 30: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

signifikan tetapi dengan kemungkinan besar, kejadian dengan dampak yang ringan tetapi memiliki

Page 31: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

kemungkinan yang mungkin, kejadian dengan dampak sedang dengan kemungkinan yang jarang

sampai dengan kemungkinan kecil, dan kejadian dengan dampak berat tetapi dampaknya tidak

signifikan. Kriteria untuk tingkat resiko tinggi adalah untuk kejadian tidak signifikan tetapi memiliki

kemungkinan yang pasti, kejadian dengan dampak yang ringan tetapi dengan kemungkinan yang

besar sampai pasti, kejadian dengan dampak yang sedang dengan kemungkinan yang mungkin sampai

besar, kejadian dengan dampak yang berat tetapi kemungkinannya kecil, dan kejadian dengan dampak

fatal tetapi kemungkinan kejadiannya jarang terjadi.

Berdasarkan data keterjadian dan hasil beberapa studi menggunakan matriks risiko semi kuantitatif

berupa tabel konsekuensi (dampak) dan kemungkinan (probabilitas) untuk memprioritaskan risiko dan

peluang berdasarkan pada penilaian konsekuensi dan kemungkinkan kualitatif. Nilai-nilai numerik

digunakan untuk menjelaskan tingkat risiko atau peluang adalah semi kuantitatif dan harus digunakan

untuk memeringkat tujuan saja.

Matriks yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 5.2 dan peringkat penilaian risiko dapat dilihat pada

tabel 5.3.

Tabel 5.2 Matriks tingkat risiko

Tingkat Risiko

Kemungkinan xDampak

Kemungkinan (probabilitas)

Jarang Kemungkinan kecil Mungkin Kemungkinan

besar Pasti

Tidak signifikan 1 2 4 7 11

Ringan 3 5 8 12 16

Sedang 6 9 13 17 20

Page 32: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

Berat 10 14 18 21 23

Fatal 15 19 22 24 25

Tabel 5.3 Peringkat risiko

Peringkat Risiko

Ekstrim (18 - 25)

Tinggi (11 - 17)

Sedang (6 - 10)

Rendah (1 - 5)

Dalam penilaian risiko tambang penentuan tingkat kemungkinan dan dampak dari suatu kejadian

berbahaya ditentukan oleh personel yang memiliki keahlian dalam melakukan investigasi kecelakaan

tambang (biasanya dari bagian Keselamatan Kerja Tambang (K3)) terutama yang telah memiliki

pelatihan dan sertifikat K3 berdasarkan batasan sesuai dengan standar management yang ditetapkan

perusahaan.

Penilaian risiko ini merupakan tahap awal dalam suatu perencanaan pengelolaan kecelakaan dan

sangat penting untuk selanjutnya digunakan dalam menentukan langkah-langkah penanggulangan dan

mengurangi timbulnya kerugian di masa depan. Penilaian yang dilakukan harus dapat menjawab apa

ancaman yang dapat timbul dari suatu kejadian; tingkat keparahannya; pengaruh dari kejadian;

kerugian yang dapat timbul dan apa penyebabnya.

5.2 Desain Sistem Penilaian Risiko menggunakan Perangkat Lunak

Tujuan dari analisis risiko adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis bahaya, urutan kejadian

yang mengarah ke bahaya, dan risiko kejadian berbahaya. Perangkat lunak dirancang sebagai

database dalam pengelolaan K3 tambang dan juga sistem yang dapat melakukan penilaian risiko K3

tambang. Sistem juga dapat digunakan sebagai sistem informasi kejadian kecelakaan dan

pengelompokan kejadian.

Desain dari sistem penilaian terdiri dari sistem pelaporan dan investigasi kejadian, analisis risiko,

identifikasi risiko dan pengelolaan risiko kejadian. Sistem dapat merekam suatu kejadian secara detail

dan menyeluruh. Penilaian dilakukan berdasarkan hasil investigasi dan penilaian manajemen K3.

Page 33: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

25

5.2.1 Pelaporan dan Investigasi Kecelakaan

Untuk membuat pelaporan dan investigasi baru langkah pertama yang dillakukan adalah membuat

kasus baru dapat di klik pada sudut kiri atas dan memilih kategori kecelakaan yang terletak pada sudut

kiri bawah (gambar 5.2). Penomoran dan penyimpanan file pelaporan tersimpan secara otomatis

berdasarkan urutan pelaporan.

Gambar 5.2 Awal tampilan pembuatan laporan dan investigasi kejadian

Jenis kasus kejadian dapat langsung dimasukan yang dikategorikan sebagai kejadian fatal, luka berat,

luka ringan,kerusakan property, penyakit akibat kerja, kerugian, lingkungan dan insiden lainnya.

Pembuatan kategori ini merupakan kategori awal sebelum dilakukan analisis, yang digunakan sebagai

pengelompokkan data kejadian.

Halaman investigasi merupakan halaman pembuatan laporan suatu kejadian (gambar 5.3) yang terdiri

dari:

- Data pelapor

- Data korban dan pihak yang terlibat

- Deskripsi kronologis kejadian

- Dampak, konsekuensi dan risiko aktual

- Potensi dampak konsekuensi dan risiko

- Rincian cidera, kerusakan dan kerugian

- Foto kejadian

Halaman ini terdiri dari daftar isian, daftar pilihan dan deskripsi kejadian. Setiap kasus kejadian

tersimpan dalam database kasus. Status kasus kejadian dan investigasi harus mendapatkan

Page 34: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

26

persetujuan dari pihak penanggung jawab K3 tambang. Juga terdapat keterangan apakah

penyelidikan sudah ditutup/ selesai atau masih dalam tahap penyelidikan. Dalam pelaporan dan

investigasi ini juga dapat dilakukan komunikasi antar personel maupun dengan pihak manajemen

yang terhubung dalam perangkat lunak melalui email. Poses pengiriman email rincian kejadian yang

akan dikomunikasikan dan dapat dilakukan secara langsung.

Gambar 5.3 Tampilan halaman pelaporan dan investigasi

5.2.2 Analisis Risiko

Pada halaman ini terdapat matriks penentuan tingkat risiko kejadian sesuai dengan hasil penentuan

skala dan kriteria dampak dan kemungkinan yang telah ditetapkan sebelumnya (gambar 5.4). Pilih

tingkat dampak dan konsekuensi pada halaman pelaporan. pada halaman ini dapat diketahui tingkat

resiko kejadian mulai dari peringkat rendah sampai ekstrim.

Page 35: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

27

Gambar 5.4 Tampilan halaman analisis risiko kejadian

5.2.3 Evaluasi Risiko

Halaman ini terdiri dari kolom macam bahaya, mekanisme terjadinya bahaya, dan pengendalian yang

dapat dilakukan (gambar 5.5) berupa panduan pengendalian bahaya. Identifikasi bahaya dapat terus

berkembang dan disempurnakan sesuai dengan keperluan pemakaian perangkat lunak dan

perkembangan peraturan-peraturan yang diterapkan. Evaluasi ini bersifat dinamis dalam rangka

menekan tingkat kecelakaan kerja. Evaluasi risiko adalah proses pengambilan keputusan terhadap

risiko yang menjadi prioritas sehingga bahaya dapat teridentifikasi dan dapat dilakukan

pengendaliannya.

Penilaian risiko merupakan tahap awal suatu perencanaan pengelolaan kecelakaan dan sangat penting

digunakan dalam menentukan langkah-langkah penanggulangan dan mengurangi timbulnya kerugian

di masa depan. Penanggulangan yang dilakukan dapat berupa pembuatan/penyempurnaan peraturan-

peraturan keselamatan kerja (job safety task) penyempurnaan prosedur operasional (standard

operational procedur), dan prosedur penanggulangan bahaya.

Page 36: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

28

Gambar 5.5 Tampilan halaman identifikasi bahaya

5.2.4 Analisis Risiko Pekerjaan

Untuk melakukan penghitungan risiko dari suatu pekerjaan dapat dilakukan pada halaman analisis

risiko pekerjaan (gambar 5.6). Untuk melakukan penilaian terlebih dahulu ditentukan Potensi bahaya,

nilai faktor risiko dan tingkat resiko.

Gambar 5.6 Tampilan halaman analisis risiko pekerjaan

Page 37: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

29

Untuk menjalan aplikasi perangkat lunak dibutuhkan perangkat komputer dengan spesifikasi minimal

sebagai berikut :

- Sistem Operasi Windows XP,

- Ruang penyimpanan kosong (harddisk) pada drive C sebesar 40 Mb,

- Ruang penyimpanan pada server tergantung dari banyak data yang akan ditangani

- Koneksi jaringan ke server,

- Hak akses pemakai untuk operasi baca dan tulis ke server: \\ SE C\ Mon it o ri n g - K 3,

- Hak akses pemakai untuk operasi baca dan tulis ke drive lokal C:\,

- Media penyimpan backup data.

Aplikasi dikembangkan dengan menggunakan peangkat lunak visual basic 6.0, untuk melakukan

instalasi dapat dilakukan dengan cara :

- Jalankan dari file Install.bat yang ada pada media CD

- Lebih baik lakukan Instalasi Visual Basic 6.0

• File utama sistem

Aplikasi terdiri dari 2 buah file utama, file-file pendukung dan file data, file utama tersebut

adalah:

- K3.EXE , file yang terinstalasi pada PC lokal. File ini berfungsi untuk menjalankan file

CORE_K3.EXE setelah berhasil melakukan proses login (pengisian Nama dan password)

- CORE_K3.EXE, file ini berada di Server, dan akan dijalankan dari program K3.EXE, untuk

bisa menjalankan pemakai (yang melakukan login pada PC) harus mempunyai hak akses

baca dan tulis ke lokasi Server tersebut.

• Lokasi File

Sistem dirancang agar dapat menggunakan koneksi dengan jaringan. File data dan file pendukung

lainnya tersimpan secara otomatis di server. Hak akses sistem berada di server. Sistem jaringan

dapat dilihat pada gambar 5.7.

Page 38: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

30

Gambar 5.7 Sistem Jaringan

5.3 Studi Kasus Kejadian

Berikut merupakan salah contoh analisis risiko untuk kasus kejadian bahaya yang terjadi di area

tambang.

1. Kejadian pekerja yang terjatuh

• Area Kejadian: Area Tambang

• Deskripsi kejadian: seorang pekerja terpeleset dan jatuh ketika sedang bekerja pada lereng

tambang dan tertimpa puing-puing longsoran.

• Penyebab potensial:

- Tidak memakai alat pelindung yang aman (alat keselamatan, dll.);

- karyawan terganggu (oleh aktivitas lain misal: sengatan lebah);

- kaki terjebak dalam wire mesh (trip);

- permukaan yang tidak stabil;

- desain lereng yang buruk (tidak teratur, tidak konsisten atau licin).

• Konsekuensi potensial: Kecelakaan personal

• Potensi dampak (impact) : Sedang

• Kemungkinan (likehood): kemungkinan kecil

• Tingkat Risiko: sedang

Tujuan dari analisis risiko adalah untuk dapat menciptakan tata kerja yang aman sehingga risiko

yang mungkin timbul dari suatu pekerjaan dapat ditekan ke batas terendah. Dalam contoh kasus

diatas pekerjaan yang dilakukan pada lereng tambang memiliki tingkat risiko yang sedang.

Tindakan penanggulangan atau pencegahan yang harus dilakukan, antara lain:

Page 39: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

31

- penggunaan perlindung diri yang memadai (safety harness);

- Melakukan pemeriksaan kelengkapan peralatan keselamatan kerja sebelum memulai

pekerjaan;

- desain lereng tambang dan penggunaan bahan yang lebih baik;

- Melaksanakan pelatihan mengenai tata cara bekerja yang aman pada lereng tambang.

Tindakan pencegahan tersebut dapat berupa penerapan standar prosedur kerja, juga penerapan

standar bagi desain lereng tambang yang sesuai yang disosialisasikan dengan melakukan

pelatihan bagi pekerja.

2. Kejadian dump truck yang menabrak unit lain

• Area Kejadian: Area Tambang

• Deskripsi kejadian:

Di area front dump truck dari disposal tiba di front dan berhenti untuk mengantri dan tanpa

di sadari karena terlambat memberhentikan kendaraannya menabrak kendaraan didepannya

menyebabkan kaca kabin depan pecah dan hand rail kanan penyok.

• Penyebab potensial:

- Sopir kurang konsentrasi

- Tindakan tidak aman

• Konsekuensi potensial: Kerusakan properti

• Potensi dampak (impact) : Sedang

• Kemungkinan (likehood): kemungkinan kecil

• Tingkat Risiko: sedang

Tindakan penanggulangan atau pencegahan yang harus dilakukan, antara lain:

- Memberikan sangsi administratif;

- Memberikan safety talk mengenai konsentrasi dalam kerja dan tata cara mengoperasikan unit

dengan aman.

3. Kejadian bahaya yang berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan

• Area Kejadian: mine water management

• Deskripsi kejadian: limit pompa menyebabkan proses pemurnian air tidak dapat memproses

air yang melebihi kapasitas sistem.

• Penyebab potensial:

- Pencemaran lingkungan

- Melebihi batas buangan/pelepasan ke luar

Page 40: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

32

- Berpotensi melanggar peraturan

• Konsekuensi potensial: Kerusakan lingkungan

• Potensi dampak (impact) : berat

• Kemungkinan (likehood): kemungkinan kecil

• Tingkat Risiko: ti nggi

Tindakan penanggulangan atau pencegahan yang harus dilakukan, antara lain:

- Melakukan monitoring;

- membuat rencana pengendalian darurat;

- menjaga keseimbangan air

- membuat pengaturan proses yang menghasilkan limbah untuk menghindari air dari proses yg

berlebih.

Kegiatan pencegahan dn penanggulangan harus dapat dilaksanakan dan menjadi prioritas untuk

kejadian dengan tingkat resiko yang tinggi. Harus ada prioritas untuk menurunkan tingkat risiko

ke batas yang paling bawah.

4. Kejadian tumpahan oli akibat kebocoran

• Area Kejadian: area tambang

• Deskripsi kejadian: terjadi kebocoran hose pada saat unit sedang melakukan dumping,

sehingga ceceran oli tersebar di tanah.

• Penyebab potensial:

- Kerusakan hose hydraulic akibat adanya patahan pada hose di area pitting.

• Konsekuensi potensial: Kerusakan lingkungan

• Potensi dampak (impact) : sedang

• Kemungkinan (likehood): kemungkinan kecil

• Tingkat Risiko: sedang

Tindakan penanggulangan atau pencegahan yang harus dilakukan, antara lain:

- Perbaikan;

- Membersihkan ceceran oli;

- Pengecekan unit yang akan digunakan dalam kegiatan operasional.

5.4 Sistem Pengendalian Kecelakaan Kerja

Hal utama dalam pengelolaan K3 tambang adalah sistem pengendalian yang memadai sehingga dapat

mencegah terjadinya kecelakaan dalam suatu sistem kerja. Sistem tersebut tediri dari beberapa elemen

Page 41: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

33

dan sub elemen berupa kebijakan pengelolaan K3 yang ditetapkan oleh perusahaan. Kebijakan yang

ditetapkan harus mengacu kepada standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dan juga dapat

mengacu pada standar yang berlaku secara internasional. Sub elemen dalam sistem pengendalian ini

berupa standar prosedur kerja dari setiap kegiatan dan juga analisa keselamatan kerja (Job Safety

Analysis (JSA)) atau instruksi kerja (work instruction)

Terjadinya kerugian baik itu kejadian kecelakaan atau kerusakan yang tidak diharapkan dapat

disebabkan oleh kekurangan dalam sistem pengendalian akibat tidak terdapatnya elemen atau sub

elemen yang memadai dalam program, selain itu juga dapat disebabkan oleh tidak tersedianya standar

yang memadai sebagai alat kontrol, dan dapat disebabkan oleh standar yang tidak dijalankan

sepenuhnya. Kerugian juga dapat disebabkan oleh faktor lain sebagai penyebab dasar berupa faktor

pribadi pekerja dan faktor pekerjaan/sistem. Juga dapat diakibatkan oleh penyebab langsung berupa

tindakan di bawah standar atau juga kondisi dibawah standard dan terjadinya kontak seperti terjatuh,

terjepit, terbentur, dan lain lain. Oleh sebab itu diperlukan analisa penyebab kecelakaan secara

menyeluruh dalam menerapkan suatu sitem pengendalian keselamatan kerja.

Pada table 5.4 terdapat contoh dari peraturan peraturan yang diterapkan oleh manajemen keselamatan

kerja pada beberapa perusahaan tambang berupa kebijakan dan juga peraturan standar kerja dan

instruksi kerja. Peraturan-peraturan tersebut merupakan standar kebijakan yang diterapkan oleh

perusahaan tambang dan harus dipenuhi oleh setiap persunal yang terlibat sesuai dengan tahapan-

tahapan prosedur dan instruksi kerja yang harus diinformasikan secara detil.

Page 42: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

34

Tabel 5.4. Contoh standar yang diterapkan dalam pengelolaan keselamatan kerja

Standar/Kebijakan Prosedur Kerja Instruksi Kerja (JSA) Acuan

Petunjuk umummonitoring retakan(PT. AdaroIndonesia)

No. Dokumen: MIHA.SOP.0650. R01

- Lakukan pengambilan data koordinat(pick up) untuk setiap crack yang ditemukan di lapangan

- Pasang crackmeter yang ukurannya disesuaikan dengan kondisi yang terjadi

- Pasang prisma monitoring jika crackyang terjadi terlalu besar dan sudah tidah efektih lagi menggunaakn crackmeter

- Lokasi crackmeter atau prismayang terpasang segera dilakukan survey untuk diketahui koordinatnya dan diberi nomor sesuai dengan urutan database

- Crack dipantau secara teratur melalui crackmeter atau prisma sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh geotechnical engineer

- Lakukan regular monitoring berdasarkan pada intensitas pergerakannya, dengan ketentuan sebagai berikut: Tidak ada pergerakan : setiap

minggu < 1mm/hari : setiap 3 hari > 1mm/hari : setiap hari Setiap sehabis hujan lebat.

Job safety monitoring - crack monitoring

Start

Lay out lokasi retakan oleh team

survey

Retakan yang terjadi relatif

besar, berpotensi longsor

tidak ya

Install Install prisma crackmeter monitoring

Lay out instrument monitoring oleh team

survey

Monitor pergerakan crack sesuai jadwal yang telah

ditetapkan

stabil Grafik intesitas

perkembanganInput hasil monitoring ke retakan (crack)

dalam database

Lakukan upaya Masukkan data perbaikan lereng monitoring ke supaya menjadi dalam failure

stabil report

Tidak stabil

Hentikan aktifitas tambang pada area

longsoran

Selesai

- ISO 9001:2000Lingkungan Kerja

- ISO 14001:2004Pengendalian Operasional

- OHSAS 18001:1999Pengendalian Operasional

- Permenaker 05/1996Standar pemantauan

- Kepmen555.K/25/MPE/1995Keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan umum

Page 43: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

35

Analisa Kestabilan Kemiringan (Slope Stability Analysis)

(PT. AdaroIndonesia)

No. Dokumen:

PTAI.GTC.SOP.002

Adalah suatu analisa untuk menilai kestabilan suatu desain kemiringan tambang

- Perhitungan nilai untuk parameter- parameter kekuatan massa batuan dan tanh berdasarkan hasil uji di lapangan dan di laboratorium.

- Pemodelan analisis stabilitas kemantapan lereng dengan mengunakan nilai aktual kekuatan massa batuan/tanah dan muka airtanah dari desain yang diajukan dengan menggunakan metode kesetimbangan batas dan metode numerik sampai mendapatkan faktor keamanan > 1.2.

- Jika tinggi aktual muka air tanah >target tinggi muka air tanah maka perlu dilakukan penurunan muka air tanah.

- Rekomendasi desain lereng tambang dan/atau disposal diserahkan pada departemen production planing jika hasil rekomendasi berbeda dengan desain yang diajukan.

- ISO 9001:2000Kontrol operasi produk dan persyaratan service

- ISO 14001:2004Kontrol Operasional

- OHSAS 18001:2007Kontrol Operasional

- Permenaker 05/1996Keamanan bekerja berdasarkan sistem manajemen K3LH

Page 44: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

36

PenangananLongsoran(Failure Handling)

PT. AdaroIndonesia

No. Dokumen:

MIHA.SOP.0660.R01

- Mengkoordinasikan dengan Pelaksana Operasional tambang untuk setiap longsoran yang terjadi baik untuk longsoran kecil maupun longsoran besar (lokasi dan besarnya longsoran)

- Memastikan luas area longsoran dan luas area yang terpengaruh apabila terjadi longsoran susulan

- Demarkasi area longsoran , minor failure dengan memberi batas aman, sedangkan untuk major failure segera kosongkan aktifitas yang berada di area dan atau di bawah longsoran (batas tidak aman=tinggi jenjang longsoran)

- Memasang tanda bahaya longsoran- Melakukan pengambilan data

longsoran dan survey lokasi longsoran- Melakukan input data dalam database

serta plotting pada peta topografi- Melakukan analisa kestabilan lereng

dan mekanisme longsoran serta merekomendasikan tindakan perbaikan ke planing dan operation

Analisis Keselamatan Kerja (JSA) penanganan longsoran

Slopr failure

Coctactoperational Notify all

executor Foreman &

(mining) operations

Make sure Contact Evacuation of

failure andcontinuation

contractors shift personnel &

failure supervisor equipment

Dermacation Discuss

area withcontractors

Analysis ofTake data andsurvey failure

slope Recommend Implementation of area failure by remedial actions remedial Actions

Geo Eng

- ISO 9001:2000Lingkungan Kerja

- ISO 14001:2004Pengendalian Operasional

- OHSAS 18001:1999Pengendalian Operasional

- Permenaker 05/1996Standar pemantauan

- Kepmen555.K/25/MPE/1995Keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan umum

Page 45: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

37

GeotechnicalHazard ResponsePlanRencana TanggapBahayaGeoteknisPT. NewmontNusa Tenggara

No. Dokumen: NNT-MIN-032- G103

• Merespon/Menanggapi terhadapinformasi• Melaksanakan Inspeksi Lapangansecara visual• Mengenali & Menentukan Bahaya• Membuat dan melaksanakanRencana Respon• Mengkomunikasikan kepada GeneralForemanL&H dan grup G&H Secara Sederahana:“KENALI BAHAYA – AMANKAN LOKASI”

Page 46: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

38

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

- Penilaian tingkat resiko dinilai menggunakan analisis semi kuantitatif dengan membuat matriks

antara kemungkinan dan dampak dengan hasil berupa peringkat resiko yang terdiri dari tingkat

ekstrim, tinggi, sedang dan rendah. Kriteria kemungkinan dan dampak dibuat dengan

menggunakan analisis kualitatif untuk setiap tingkat kemungkinan mulai dari kejadian dengan

kemungkinan yang jarang, kemungkinan kecil, mungkin, kemungkinan besar dan kejadian pasti

dapat terjadi. Sedangkan kriteria untuk dampak berupa dampak kejadian mulai dari kejadian

dengan dampak tidak signifikan, ringan, sedang, berat hingga kejadian dengan dampak fatal.

- Pada perangkat lunak parameter masukan berupa data pelaporan dan investigasi kejadian

kecelakaan, hasil penilaian berupa tingkat resiko kejadian. Perangkat lunak juga merupakan

database dari setiap kejadian kecelakaan, investigasi dan evaluasi kejadian dan menghasilkan

penilaian risiko sebagai bantuan untuk pengambilan keputusan.

- Ujicoba penilaian berdasarkan studi kasus yang pernah terjadi sebelumnya dengan menggunakan

perangkat lunak yang telah didesain. sebagai bahan masukan dalam penilaian, antara lain:

deskripsi kejadian, tingkat resiko dan tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan.

- Sistem penilaian risiko hasil penelitian terbukti dapat digunakan dalam melakukan penilaian

tingkat kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan penambangan.

6.2 Saran

- Perlu dilakukan kajian lebih lanjut dan penyeragaman sistem agar dapat digunakan sebagai

sistem penilaian dan pelaporan yang digunakan oleh tambang di Indonesia.

- Dalam rangka penerapan sistem, perlu dirancang peraturan yang berlaku sebagai standar dalam

penilaian.

Page 47: Laporan Final Penilaian Risiko Tambang Hasniati 090414(1)

39

DAFTAR PUSTAKA

......................., 2009, Good Practice Guidance on Occupational Health Risk Assessment, InternationalCouncil on Mining and Metals , London.

………………, 2007. Health and Safety Risk Management Manual for the Australian Coal MiningIndustry, Australia

Aven T., 2003, Foundations of Risk Analysis: A Knowledge and Decision-Oriented Perspective, JohnWiley & Sons, Ltd.. ISBN: 0-471-49548-4

A. Iannacchione, F. Varley and T. Brady , 2008. Information Circular 9508. “The Application of Major Hazard Risk Assessment (MHRA) to Eliminate Multiple Fatality Occurrences in the US Minerals Industry”, Department Of Health And Human Services, Centers for Disease Control and Prevention, National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), Canada.

Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kepmen 555 tahun 1995 tentang Keselamatan danKesehatan Kerja (K3) Bidang Pertambangan.

Iverson S., Kerkering J. C., Coleman P., Using Fault Tree Analysis To Focus Mine Safety Research, Spokane Research Laboratory, National Institute for Occupational Safety and Health, Spokane, WA.

Newmont Asia Pasifik, Pedoman Manajemen Risiko dan Peluang Document No. APAC-IMS-GL-02, dikeluarkan April 2009.

Newmont Asia Pasifik, Pelaporan Dan Investigasi Kecelakaan/Insiden, Document No. NAP-IMS-10- GL-0001, dikeluarkan 20 Juli 2010.

Xue S., Reece D., Yarlagadda S., 2010. “Hazard Identification and Risk Management”, APP Coal Mine Health and Safety Project 4 Report. CSIRO Earth Science and Resource Engineering Report EP106662. CSIRO Coal Technology, Australia.