laporan field lab napza

74
LEMBAR PENGESAHAN Laporan dengan judul: “ KETERAMPILAN PEMBINAAN UKS: KESEHATAN JIWA, NAPZA, DAN GANGGUAN BELAJAR DI WILAYAH PUSKESMAS SAMBIREJO SRAGEN ” Yang disusun oleh: Kelompok A-8, Mahasiswa Prodi S-1 Pendidikan Dokter, Angkatan 2012, Universitas Sebelas Maret Surakarta Telah disetujui dan disahkan oleh pejabat terkait dan pembimbing/instruktur lapangan di Puskesmas Sambirejo, Kecamatan Sambirejo , Kabupaten Sragen. Sebagai syarat memenuhi salah satu tugas kelompok FIELD LAB dengan topik : Keterampilan Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa, Napza, dan Gangguan Belajar Pada hari : Rabu, 19 November 2014 Sragen, 19 November 2014 Mengetahui, Kepala Puskesmas Sambirejo Instruktur ii

Upload: restinf

Post on 04-Jan-2016

44 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Field Lab NAPZA

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan dengan judul:

“ KETERAMPILAN PEMBINAAN UKS: KESEHATAN JIWA, NAPZA,

DAN GANGGUAN BELAJAR DI WILAYAH PUSKESMAS SAMBIREJO

SRAGEN ”

Yang disusun oleh:

Kelompok A-8, Mahasiswa Prodi S-1 Pendidikan Dokter, Angkatan 2012,

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Telah disetujui dan disahkan oleh pejabat terkait dan pembimbing/instruktur

lapangan di Puskesmas Sambirejo, Kecamatan Sambirejo , Kabupaten Sragen.

Sebagai syarat memenuhi salah satu tugas kelompok FIELD LAB dengan topik :

Keterampilan Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa, Napza, dan Gangguan Belajar

Pada hari : Rabu, 19 November 2014

Sragen, 19 November 2014

Mengetahui,

Kepala Puskesmas Sambirejo

dr. Sri Herawati, MM.

NIP.

Instruktur

Wheny Armi H.

NIP.

ii

Page 2: Laporan Field Lab NAPZA

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG.................................................................... 1

B. TUJUAN PEMBELAJARAN........................................................ 2

C. MATERI PENYULUHAN............................................................. 3

BAB II. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN.......................................... 12

BAB III. PEMBAHASAN............................................................................... 14

A. PENYULUHAN NAPZA.............................................................. 14

B. KONSELING GANGGUAN BELAJAR...................................... 16

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 50

LAMPIRAN..................................................................................................... 51

iii

Page 3: Laporan Field Lab NAPZA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kualitas sumber daya manusia (SDM) ditentukan oleh dua faktor

yang saling berhubungan dan saling tergantung yakni kesehatan dan

pendidikan. Kesehatan merupakan bagian terpenting untuk tercapainya

keberhasilan suatu pendidikan, sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan

mempengaruhi tingkat kesehatan. Oleh karena itu, usaha kesehatan

sekolah (UKS) dengan titik berat pada upaya promotif dan preventif

didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas, menjadi

sangat penting dan strategis untuk mencapai status kesehatan yang

setinggi-tingginya pada anak sekolah.

Pelaksanaan UKS di tingkat pendidikan dasar (TK dan SD) berbeda

dengan tingkat menengah (SMP dan SMA). Pelaksanaan UKS pada

tingkat pendidikan menengah lebih difokuskan pada upaya preventif

perilaku berisiko seperti penyalahgunaan NAPZA (Narkotika,

Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya), kehamilan tidak diinginkan,

abortus yang tidak aman, infeksi menular seksual, kesehatan reproduksi

remaja, kecelakaan dan trauma lainnya. Perilaku ini rentan dilakukan

remaja karena sesuai dengan ciri dan karakteristik remaja yang selalu ingin

tahu, suka tantangan dan ingin coba-coba hal baru. Untuk mengatasi hal

tersebut, kementerian kesehatan RI telah memberikan perhatian khusus

terhadap masalah kesehatan remaja melalui pengembangan konsep

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Pelayanan Kesehatan Peduli

Remaja (PKPR) dilakukan secara proaktif untuk mendorong dan

meningkatkan keterlibatan serta kemandirian remaja dalam memelihara

dan meningkatkan dderajat kesehatannya.

1

Page 4: Laporan Field Lab NAPZA

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dilakukan atas kerjasama berbagai

sektor yang terlibat. Kerjasama ini dilakukan oleh petugas kesehatan,

petugas sekolah, peserta didik, pemerintah setempat, orang tua murid, dan

kalangan lain dalam masyarakat. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) telah

dikukuhkan pelaksanaannya secara terpadu lintas sektor dan lintas

program dalam surat keputusan bersama (SKB) Menteri Pendidikan,

Menteri Kesehatan, Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor: 1/U/SKB/2003, Nomor: 1067/Menkes/SKB/VII/2003,

Nomor: MA/230A/2003, Nomor: 26 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2004

tentang pembinaan dan pengembangan UKS.

Peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKS merupakan bagian

dari keberhasilan UKS itu sendiri. Petugas kesehatan memiliki peran

dalam memberikan pendidikan kesehatan dan upaya kesehatan dasar

dalam pelaksanaan program UKS. Mahasiswa kedokteran merupakan

calon petugas kesehatan yang nantinya juga memiliki peran dalam

pelaksanaan UKS sudah sepatutya memiliki pengetahuan dan pemahaman

terhadap pelaksanaan program UKS itu sendiri. Hal ini, akan dilakukan

melalui kegiatan laboratorium lapangan (Field Lab) Pembinaan UKS:

Napza serta gangguan belajar pada tingkat pendidikan menengah (SMP

dan SMA).

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan Field Lab (FL) ini, diharapkan

mahasiswa mampu melakukan Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa, NAPZA

dan Gangguan Belajar. Adapun learning outcome pembelajaran ini adalah

diharapkan mahasiswa:

1. Mampu mengetahui dan memahami UKS serta pelaksanaannya di

SMP dan SMA d wilayah kerja Puskesmas.

2. Mampu memberikan masukan dan motivasi untuk meningkatkan

pembinaan dan pengembangan UKS kepada pengelola UKS masing-

masing SMP dan SMA di wilayah kerja Puskesmas.

2

Page 5: Laporan Field Lab NAPZA

3. Mampu merinci manajemen program dan prosedur Pembinaan UKS

khususnya tentang pembinaan kesehatan jiwa remaja NAPZA dan

gangguan belajar.

4. Mengkaji dan memberikan pendidikan kesehatan tentang Pembinaan

UKS: Kesehatan Jiwa (NAPZA hubungannya dengan gangguan

belajar) kepada pengelola atau sasaran UKS masing-masing SMP

dan SMA di wilayah kerja Puskesmas.

5. Mampu menyajikan hasil kegiatan field lab dalam bentuk laporan

ilmiah.

C. MATERI PENYULUHAN

NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya)

Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi

kondisi kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku )

serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang

termasuk dalam NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif

lainnya.

1. Narkotika

Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat

yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun

semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa

nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Narkotika terdiri dari 3 golongan :

1. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk

tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam

terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan

ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.

3

Page 6: Laporan Field Lab NAPZA

2. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan,

digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi

dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh :

Morfin, Petidin.

3. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan

banyak digunakan dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

ketergantungan. Contoh : Codein.

Efek penggunaan : bahagia berlebihan, rasa malu berkurang,

nafsu makan meningkat, keseimbangan menurun, menurunkan

kemampuan berpikir, cemas, panik, konsentrasi menurun, perilaku

menjadi liar, dan meningkatkan detak jantung.

2. Psikotropika

Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat,

baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat

psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang

menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

Psikotropika terdiri dari 4 golongan :

1. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk

tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta

mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Contoh : Ekstasi.

2. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan

dapat digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan

serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma

ketergantungan. Contoh : Amphetamine.

4

Page 7: Laporan Field Lab NAPZA

3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan

banyak digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan

sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.

4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan

sangat luas digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK,

DUM ).

Efek penggunaan : menambah energi, gembira berlebihan, susah

tidur, gelisah, nafsu makan berkurang, cemas, mudah marah, dan

agresif.

3. Zat Adiktif

Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang

berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :

1.Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang

berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian

dari kehidupan manusia sehari – hari dalam kebudayaan tertentu. Jika

digunakan bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan

memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia.

2. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah

menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai

barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin.

Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat

Kuku, Bensin.

3. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin

sangat luas di masyarakat.

5

Page 8: Laporan Field Lab NAPZA

Efek penggunaan : hilang rasa malu, gembira tidak wajar,

mabuk, gelisah, mudah ngantuk, gangguan koordinasi, dan diare

Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian

rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya

pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk

penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.

Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA

dapat digolongkan menjadi 3 golongan :

1. Golongan Depresan ( Downer ). Adalah jenis NAPZA yang

berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat

pemakainya menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur bahkan tak

sadarkan diri. Contohnya: Opioda ( Morfin, Heroin, Codein ), sedative

( penenang ), Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti cemas ).

2. Golongan Stimulan ( Upper ). Adalah jenis NAPZA yang

merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis

ini menbuat pemakainnya menjadi aktif, segar dan bersemangat.

Contoh: Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.

3. Golongan Halusinogen. Adalah jenis NAPZA yang dapat

menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran

dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga

seluruh persaan dapat terganggu. Contoh: Kanabis (ganja).

Dampak penyalahgunaan NAPZA : kerusakan organ vital,

overdosis hingga kematian, penyakit infeksi (hepatitis dan HIV),merusak

hubungan dengan keluarga ,menghancurkan cita-cita, dan menimbulkan

kejahatan kriminal.

GANGGUAN/ KESULITAN BELAJAR

6

Page 9: Laporan Field Lab NAPZA

Menurut National Institute of Health, USA,  kesulitan belajar adalah

hambatan / gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh

adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensia dan

kemampuan akademik yang seharusnya dicapai. Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kesulitan belajar kemungkinan disebabkan oleh gangguan di dalam

sistem saraf pusat otak (gangguan neurobiologis) yang dapat menimbulkan

gangguan perkembangan seperti gangguan perkembangan bicara,

membaca, menulis, pemahaman dan berhitung.

Selain definisi tersebut di atas, menurut Sudrajat

kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, di antaranya:

a. Learning Disorder,  adalah keadaan dimana proses belajar seseorang

terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan.

b. Learning Disfunction, adalah gejala dimana proses belajar yang

dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya

siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental,

gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya.

c. Underachiever, mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki

tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi

prestasi belajarnya tergolong rendah.

d. Slow Learner, adalah siswa yang lambat dalam proses belajar,

sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan

sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang

sama. 

e. Learning Disabilities,  mengacu pada gejala dimana siswa tidak

mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di

bawah potensi intelektualnya. 

Beberapa perilaku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar,

antara lain :

7

Page 10: Laporan Field Lab NAPZA

1. Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang

dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya.

2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.

Mungkin ada siswa yang sudah berusaha giat belajar, tapi nilai yang

diperolehnya selalu rendah

3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu

tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu yang disediakan.

4. Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh,

menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.

5. Menunjukkan perilaku yang berkelainan, seperti membolos, datang

terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam

atau pun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur

dalam kegiatan belajar, dan sebagainya.

6. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti :

pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira

dalam menghadapi situasi tertentu. Misalnya dalam menghadapi nilai

rendah, tidak menunjukkan perasaan sedih atau menyesal, dan

sebagainya.

Faktor – faktor penyebab kesulitan belajar :

Ahmadi menyebutkan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar ke

dalam dua golongan, yaitu :

1. Faktor intern (faktor dari dalam diri anak itu sendiri ) yang meliputi:

a. Faktor fisiologi, adalah faktor fisik dari anak itu sendiri,

b. Faktor psikologis adalah berbagai hal yang berkenaan dengan

berbagai perilaku yang ada dibutuhkan dalam belajar.

2. Faktor ekstern (faktor dari luar anak) meliputi :

a. Faktor-faktor sosial, yaitu faktor-faktor seperti cara mendidik

anak oleh orang tua mereka di rumah,

8

Page 11: Laporan Field Lab NAPZA

b. Faktor-faktor non-sosial, seperti alat- alat pembelajaran, kondisi

tempat belajar, serta kurikulum.

Mengatasi kesulitan belajar :

Ada satu bentuk pemecahan masalah kesulitan belajar yang disebut

dengan bimbingan belajar. Secara umum, prosedur bimbingan belajar

dapat ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Identifikasi kasus

Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan siswa yang

diduga memerlukan layanan bimbingan belajar. Robinson memberikan

beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi siswa yang

diduga mebutuhkan layanan bimbingan belajar, yakni:

a. Call them approach; melakukan wawancara dengan memanggil

semua siswa secara bergiliran sehingga dengan cara ini akan

dapat ditemukan siswa yang benar-benar membutuhkan layanan

bimbingan.

b. Maintain good relationship; menciptakan hubungan yang baik,

penuh keakraban sehingga tidak terjadi jurang pemisah antara

guru dengan siswa. Hal ini dapat dilaksanakan melalui berbagai

cara yang tidak hanya terbatas pada hubungan kegiatan belajar

mengajar saja, misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler,

rekreasi dan situasi-situasi informal lainnya.

c. Developing a desire for counseling; menciptakan suasana yang

menimbulkan ke arah penyadaran siswa akan masalah yang

dihadapinya. Misalnya dengan cara mendiskusikan dengan

siswa yang bersangkutan tentang hasil dari suatu tes, seperti tes

inteligensi, tes bakat, dan hasil pengukuran lainnya untuk

dianalisis bersama serta diupayakan berbagai tindak lanjutnya.

9

Page 12: Laporan Field Lab NAPZA

d. Melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa, dengan cara ini

bisa diketahui tingkat dan jenis kesulitan atau kegagalan belajar

yang dihadapi siswa.

e. Melakukan analisis sosiometris, dengan cara ini dapat

ditemukan siswa yang diduga mengalami kesulitan penyesuaian

sosial

2. Identifikasi Masalah

Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik

kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa.

3. Diagnosis

Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor

penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah siswa.

4. Prognosis

Langkah ini untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami

siswa masih mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternative

pemecahannya.

5. Remedial atau Referal (Alih Tangan Kasus)

Jika jenis dan sifat serta sumber permasalahannya masih berkaitan

dengan sistem pembelajaran dan masih berada dalam kesanggupan dan

kemampuan guru atau guru pembimbing, pemberian bantuan bimbingan

dapat dilakukan oleh guru atau guru pembimbing itu sendiri. Namun, jika

permasalahannya menyangkut aspek-aspek kepribadian yang lebih

mendalam dan lebih luas maka selayaknya tugas guru atau guru

pembimbing sebatas hanya membuat rekomendasi kepada ahli yang lebih

kompeten.

6. Evaluasi dan Follow Up

10

Page 13: Laporan Field Lab NAPZA

Cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas usaha pemecahan

masalah seyogyanya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut, untuk melihat

seberapa pengaruh tindakan bantuan ( treatment) yang telah diberikan

terhadap pemecahan masalah yang dihadapi siswa.

11

Page 14: Laporan Field Lab NAPZA

BAB II

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

Kegiatan Field Lab pada semester 4 kali ini kembali dilaksanakan dengan

topik “Keterampilan Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa, NAPZA (Narkotika,

Psikotropika, dan Zat Adiktif) dan Gangguan Belajar ”. Kegiatan field lab topik

ini dilakukan sebanyak 3 kali.

A. Pertemuan Pertama (Rabu, 5 November 2014) :

Kami tiba di Puskesmas Sambirejo Sragen sekitar pukul 08.00 WIB.

Kemudian kami mendapatkan pengarahan dari dr. Sri Herawati, MM. selaku

kepala Puskesmas Sambirejo Sragen dan juga Ibu Wheny Armi H. Kami

juga sedikit berdiskusi tentang permasalahan-permasalahan kesehatan jiwa

remaja terkait NAPZA dan gangguan belajar di lingkungan Puskesmas

Sambirejo Sragen. Dilanjutkan dengan diskusi tentang bagaimana

mekanisme penyuluhan kesehatan jiwa yang akan dilaksanakan di SMPN 1

Sambirejo Sragen.

B. Pertemuan Kedua (Rabu, 12 November 2014) :

Kegiatan lapangan II yaitu kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada

hari Selasa tanggal 12 November 2014. Kami tiba di Puskesmas Sambirejo

Sragen sekitar pukul 08.00 WIB, selanjutnya kami melanjutkan perjalanan

menuju ke SMPN 1 Sambirejo Sragen yang jaraknya tidak terlalu jauh dari

Puskesmas. Setibanya di SMPN 1 Sambirejo Sragen, kami disambut oleh

staf pengajar di sana. Untuk menghemat waktu kami segera menuju ruang

pertemuan dan berdiskusi terkait kegiatan penyuluhan dan konseling

mengenai gangguan belajar. Kegiatan pertama yang kami lakukan adalah

konseling (pembinaan) singkat kepada 12 siswa SMPN 1 Sambirejo kelas

IX (sembilan) yang mengalami gangguan belajar. Untuk pemilihan siswa

12

Page 15: Laporan Field Lab NAPZA

sendiri dilakukan oleh tim guru bimbingan konseling (BK) SMPN 1

Sambirejo.

Setelah kegiatan konseling selesai dilakukan, kami kemudian

melakukan penyuluhan tentang NAPZA dengan audience siswa – siswi

kelas VIII (delapan) SMPN 1 Sambirejo. Kami dibagi menjadi 2 kelompok

yang nantinya akan memberi penyuluhan tentang NAPZA di 2 ruang kelas

yang berbeda yaitu kelas VIII C dan VIII E. Di kegiatan penyuluhan ini

kami tidak mengalami kendala yang cukup berarti karena siswa kelas VIII C

dan VIII E sudah duduk rapih di tempat masing-masing dan siap untuk

menerima materi penyuluhan. Setelah mempersiapkan alat – alat yang

dibutuhkan untuk presentasi, penyuluhan pun segera dimulai. Kami

mahasiswa dan mahasiswi dari FKUNS bergantian memberikan

penyuluhan. Penyuluhan sendiri berlangsung sekitar 40 menit dan sesi tanya

jawab sekitar 20 menit. Saat penyuluhan, siswa-siswi kelas VIII C dan VIII

E SMPN 1 Sambirejo sangat antusias, hal ini terbukti dari adanya beberapa

pertanyaan yang diajukan terkait materi penyuluhan serta dapat menjawab

semua pertanyaan yang kami ajukan dengan benar. Setelah penyuluhan

selesai, kami segera berpamitan dengan pihak sekolah dan juga Puskesmas

Sambirejo Sragen.

C. Pertemuan Ketiga (Rabu, 19 November 2014) :

Pada pertemuan ini kami melaporkan hasil kegiatan yang kami

lakukan pada pertemuan sebelumnya dalam bentuk laporan tertulis dan

presentasi kepada dr. Sri Herawati, MM. selaku kepala Puskesmas

Sambirejo Sragen dan juga Ibu Wheny Armi H selaku pembimbing

(instruktur) kami.

13

Page 16: Laporan Field Lab NAPZA

BAB III

PEMBAHASAN

A. PENYULUHAN NAPZA

Jumlah remaja di kecamatan Sambirejo Sragen berdasarkan rekapitulasi

jumlah siswa SMP/MTs dan SMA/SMK/MA adalah :

No Nama Sekolah Kelas

VII VIII IX Jumlah

1 SMPN 1 Sambirejo 268 256 256 780

2 SMPN 2 Sambirejo 130 177 183 490

3 SMPN 3 Sambirejo 42 68 65 175

4 SMP Baitul Quran 68 64 56 188

5 MTs Sambirejo 60 104 122 286

6 MTs Sambi 45 42 41 128

613 711 723 2047

Tabel 3.1 Data jumlah siswa SMP dan SMA di Sambirejo

Data di atas merupakan daftar sekolah yang termasuk dalam wilayah kerja

Puskesmas Sambirejo yang terdiri dari 3 SMP, 2 MTs, 1 SMK, dan 1 SMA.

Untuk kegiatan mengenai pembinaan UKS : kesehatan jiwa, NAPZA, serta

gangguan belajar kali ini kami memilih SMPN 1 Sambirejo sebagai target

penyuluhan. SMPN 1 Sambirejo dipilih karena biasanya program ini merupakan

14

No Nama Sekolah Kelas

X XI XII Jumlah

1 SMA MUH 9 34 42 24 100

2 SMKN Sambirejo 303 284 267 854

337 326 291 954

Page 17: Laporan Field Lab NAPZA

program bergilir yang diadakan setiap tahun dan kebetulan SMPN 1 Sambirejo

mendapatkan giliran sebagai tempat penyuluhan untuk tahun ini.

Penyuluhan mengenai NAPZA ini dilaksanakan di ruang kelas SMPN 1

Sambirejo. Terdapat dua kelompok yang diberikan penyuluhan, terdiri dari kelas

8C dan 8E, dengan jumlah peserta penyuluhan kelas 8C yaitu 36 siswa dan kelas

8E yaitu 38 siswa. Materi penyuluhan terdiri dari pengertian, jenis, dampak, serta

cara pencegahan NAPZA.

Dalam pelaksanaan penyuluhan tidak ditemukan kendala yang berarti,

karena peserta penyuluhan sangat antusias dan tenang dalam menerima materi

penyuluhan NAPZA. Hal ini terbukti dari adanya pertanyaan yang diajukan dari

para siswa. Selain itu, para siswa juga dapat menjawab dengan benar pertanyaan

yang kami berikan terkait materi penyuluhan.

Berdasarkan penyuluhan yang telah kami lakukan, didapatkan informasi

bahwa banyak siswa yang telah mengkonsumsi rokok meskipun masih duduk di

bangku SMP. Mereka juga masih belum mengetahui bahaya mengkonsumsi rokok

bagi tubuh mereka. Hal ini disebabkan kurangnya informasi mengenai rokok yang

mereka terima, dikarenakan letak tempat tinggal mereka. Selain itu, kemungkinan

rasa keingintahuan mereka membuat mereka mencoba mengkonsumsi rokok

sehingga timbul efek ketagihan.

Mengenai penghitungan jumlah sasaran remaja bermasalah NAPZA di

lingkup wilayah Sambirejo tidak dapat kami lakukan, karena kami tidak

melakukan pendataan mengenai remaja bermasalah NAPZA. Sehingga analisis

data terkait jumlah sasaran remaja bermasalah NAPZA tidak dapat kami lakukan.

Penghitungan jumlah sasaran remaja bermasalah NAPZA dirumuskan sebagai

berikut:

Jumlah sasaran =

Jumlah remaja bermasalah NAPZA di SMP/SMA x 100%

Jumlah remaja yang diperiksa

15

Page 18: Laporan Field Lab NAPZA

B. KONSELING GANGGUAN BELAJAR

LAPORAN KONSELING FL, KELOMPOK A8

Konselor :

Johannes Ephan Bagus K.

Identitas siswa :

Nama

Umur

Alamat

Kelas

: Bondan Gunawan

: 15 tahun

: 12 km dari sekolah

: IX A

1. Pengetahuan tentang Materi Penyuluhan

Bondan Gunawan tidak mengikuti penyuluhan karena penyuluhan ditujukan

untuk siswa kelas VIII

2. Riwayat Keluarga

Bondan merupakan anak pertama dari 2 bersaudara

Bondan tinggal di rumah bersama kedua orang tua dan adiknya. Jarak

rumah Bondan sekitar 12 km dari sekolah, sehingga karena jarak yang

sangat jauh naik bis merupakan pilihan Bondan untuk berangkat ke

sekolah, selain diantarkan oleh ayahnya apabila sedang tidak bekerja. Saat

berangkat sekolah Bondan juga bertugas untuk mengantarkan adiknya

yang masih SD ke sekolah.

Ayah Bondan bekerja sebagai blantik dan ibunya adalah ibu rumah tangga.

Hubungan antara Bondan dengan keluarganya baik, tidak terdapat masalah

apapun dalam keluarga yang dapat mengganggu belajar.

Bondan suka sekali menonton TV terutama acara Moto GP, yang dapat

dilihatnya setiap hari karena dia memakai TV parabola, sehingga karena

terlalu asik menonton TV, lupa dengan kewajiban belajarnya atau hanya

belajar di sela-sela iklan dimana iklan pada acara Moto GP sangatlah

16

Page 19: Laporan Field Lab NAPZA

sedikit, sehingga waktu yang didapat untuk belajarnya juga sangatlah

sedikit.

3. Riwayat di Sekolah

Bondan tidak pernah tidak naik kelas sekali sewaktu SMP

Meskipun jarak rumah Bondan cukup jauh dari sekolah tetapi hebatnya

menurut pengakuan Bondan, ia tidak pernah terlambat masuk sekolah

sampai sekarang

Bondan mengakui kesulitan dalam memahami beberapa pelajaran terutama

sejarah dikarenakan menurutnya ada beberapa gurunya yang tidak dapat

menjelaskan materi dengan baik, kurang tegas dan sering “ngelantur”

ketika ditanya. Hal ini menimbulkan perasaan tidak puas terhadap jawaban

yang diberikan gurunya, sehingga Bondan tidak pernah bertanya lagi ke

guru tersebut, akibatnya ia sering ketinggalan pemahaman dalam materi

belajar

Bondan juga mengaku sering diganggu oleh teman pada pembelajaran di

sekolah sehingga membuatnya sering tidak perhatian pada guru, asik

sendiri, terutama pada pelajaran yang gurunya tidak terlalu disukainya

Setelah lulus dari SMP Bondan bercita-cita untuk masuk ke STM dan

mengambil jurusan otomotif, tapi sejauh ini ia masih belum mempunyai

persiapan untuk menghadapi ujian nasional dan tes masuk STM. Ia

mengaku kebingungan mengenai dari mana ia mulai belajar dan sering

lupa akan pelajaran yang dulu telah dipelajarinya, sehingga membuatnya

sedikit malas untuk belajar, ditambah lagi terdapat acara Moto GP yang

lebih menyenangkan.

4. Riwayat Pegaulan di luar Sekolah

Bondan mengaku memiliki hubungan baik dengan teman di lingkungan

rumahnya dan sering bermain bola dengan mereka.

5. Edukasi yang Diberikan

Saya memberikan saran kepada Bondan untuk mulai membiasakan diri

untuk belajar. Meluangkan waktu setiap hari sedikit – sedikit untuk

17

Page 20: Laporan Field Lab NAPZA

membangun kebiasaan belajar, barangkali 30 menit, kemudian baru

ditambah sedikit seiring dengan berjalannya waktu, saya juga menjelaskan

pemilihan waktu belajar jugalah penting, waktu belajar haruslah dipilih

pada waktu yang santai/ enak, tidak berbenturan dengan waktu untuk hal

tertentu, misal dalam kasus bondan waktu untuk menonton Moto GP, agar

tidak menimbulkan perasaan malas/ tidak konsentrasi ketika belajar.

Bondan mengeluh bingung bagaimana memulai belajar untuk

mempersiapkan UN dan merasa sering melupakan materi yang

dipelajarinya oleh karena itu saya memberi saran agar Bondan belajar

mengikuti silabus/ kisi kisi UN sehingga terarah dan sering melatih materi

yang telah dipelajarinya dengan buku latihan soal yang dipunyainya agar

tidak lupa terhadap materi yang telah dipelajarinya

Di sekolah Bondan mengeluh sering tidak memahami pelajaran

dikarenakan guru yang mengajar tidak tegas dan sering “ngelantur” ketika

ditanya sehingga saya menyarankan untuk menanyakan hal materi yang

tidak dipahami kepada guru yang ia anggap baik dalam menjelaskan hari

itu juga/ harus dikejar sampai ia mendapatkan jawaban yang memuaskan

agar ketidak tahuan tentang materi dapat dituntaskan, tidak berlarut larut.

Bondan juga mengeluh sering diganggu/ diajak bercanda oleh teman

ketika pelajaran sehingga saya menyarankan untuk tidak terlalu

menanggapi candaannya karena masa depannya ditentukan olehnya

sendiri.

18

Page 21: Laporan Field Lab NAPZA

LAPORAN KONSELING FL, KELOMPOK A8

Konselor :

Syarif Hidayatullah

Identitas siswa :

Nama

Umur

Kelas

: Prasetyo Aji

: 14 tahun

: IX B

1. Keluhan BK

Aji dilaporkan sebagai seorang anak yang suka mengganggu teman-

temannya. Dikatakan bahwa ia suka nakal, dan ketika guru menjelaskan

terkadang ia menginterupsi/mengganggu dan bersikap kurang sopan.

2. Riwayat Keluarga

Aji adalah anak terakhir dari 3 bersaudara, memiliki kakak yang sudah

kuliah, ayah mengalami stroke dan perlu dirawat, ibu di rumah sebagai ibu

rumah tangga. Aji tinggal serumah dengan keluarga intinya.

Aji sering bercerita biasanya dengan ibu, hubungan Aji dengan anggota

keluarganya baik, tidak ada masalah tertentu, meskipun ayah Aji

menderita stroke dan perlu perhatian khusus.

Aji mengaku sangat peduli terhadap keadaan keluarganya. Ia bahkan rela

meninggalkan aktivitas di luar sekolah, misal bermain dengan teman-

temannya untuk membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah.

3. Riwayat Sekolah (Nilai, perilaku, dsb)

Aji tidak memiliki permasalahan dalam nilai dan keberhasilan akademik.

Ia mengaku selama ini memang tidak pernah membolos ataupun

memperoleh nilai yang di bawah batas kelulusan.

19

Page 22: Laporan Field Lab NAPZA

Aji juga mengaku bahwa ia optimis dalam menghadapi Ujian Nasional

tahun depan. Meskipun Aji rutin membantu urusan di keluarganya, ia rutin

belajar setiap hari.

Setelah lulus SMP, Aji ingin masuk SMA 3 Diklat yang memfokuskan

pada pelatihan kemampuan bermain sepak bola. Dikabarkan, banyak

pemain timnas yang dulunya bersekolah di sana.

Berdasarkan penampakan fisik, Aji terlihat cukup besar dan sehat. Ia

mengaku bahwa ia hobi berolahraga dan olahraga favoritnya adalah sepak

bola.

4. Riwayat Pertemanan/Sosial

Berdasar wawancara, Aji tampak cukup lepas dalam bercerita, dan tidak

terlihat adanya tanda-tanda defisit dalam kemampuan bersosialnya.

Di sekolahnya, Aji tidak memiliki banyak teman di luar teman-teman

kelasnya. Hal ini karena ia jarang mengikuti kegiatan bermain bersama

teman-temannya di luar jam sekolah di mana ia harus membantu ibunya

mengerjakan pekerjaan rumah.

Meski begitu, Aji aktif dalam kegiatan sepak bola di luar sekolah, dan

cukup memiliki teman baik di lingkungannya tersebut.

Aji memang seorang yang suka bercanda, namun sepertinya ia kurang

dapat membedakan bercanda dengan teman sebaya dibanding dengan

guru, oleh karena itu perilakunya sering dianggap kurang sopan.

5. Konseling yang Diberikan

Berdasarkan penemuan saya (di atas) dan hasil/outcome yang

diharapkan oleh BK, yaitu agar adik-adik yang diberikan konseling bias

mengarahkan kegiatan akademiknya agar lulus dan berhasil dalam UAN, saya

mengarahkan jalan wawancara dengan poin-poin sebagai berikut :

Saya mendengarkan dengan perhatian dan membangun hubungan akrab

terlebih dahulu dengan Aji agar ia menjadi lebih nyaman dan santai dalam

proses konseling ini.

20

Page 23: Laporan Field Lab NAPZA

Setelah mendengarkan cerita-ceritanya, saya menggali di bagian mana ia

kemungkinan mengalami permasalahan.

Setelah menemukan info-info seperti di atas, saya menyarankan Aji agar

tetap bersemangat dalam belajar dan aktivitas sepak bolanya. Saya juga

mendukung cita-cita Aji untuk serius dalam bidang olahraga.

Saya menyarankan Aji agar terus dekat dengan anggota keluarga, dan agar

bercerita jika ada masalah.

Saya menyarankan Aji untuk belajar memahami orang lain, agar ia tidak

salah dan dapat membedakan dalam menjalin hubungan dengan orang

yang lebih tua dan teman sebaya.

21

Page 24: Laporan Field Lab NAPZA

LAPORAN KONSELING FL, KELOMPOK A8

Konselor :

Alfian Satria W

Identitas siswa :

Nama

Umur

Alamat

Kelas

: Yudha Panji

: 14 tahun

: Sambirejo

: IX B

1. Pengetahuan tentang Materi Penyuluhan

Yudha panji tidak mengikuti penyuluhan karena penyuluhan ditujukan

untuk siswa kelas VIII

2. Riwayat Keluarga

Anak ketiga dari tiga bersaudara, memiliki dua orang kakak yang saat

ini sudah menikah semua dan bekerja.

Orang tua Yudha bercerai beberapa tahun lalu saat Yudha masih kelas

1 SMP .

Yudha saat ini tinggal bersama dengan ibunya

Ayah Yudha merantau ke luar kota tapi hubungan Yudha dengan

kedua orang tuanya berjalan baik meskipun telah berpisah.

Saat di rumah Yudha gemar bermain dan berlatih musik karawitan

dan bermain handphone (gadget), namun ia juga tak lupa untuk

belajar dalam sehari Yudha belajar sekitar 30 menit dalam sehari.

Yudha pernah berusaha untuk membantu ekonomi dengan berternak

namun kurang berhasil.

3. Riwayat di Sekolah

Yudha mengatakan ia kesulitan dalam mempelajari matematika.

Kesulitan yang dia alami disebabkan karena dia kesulitan mengikuti

22

Page 25: Laporan Field Lab NAPZA

tempo guru saat menjelaskan . Namun Yudha tidak berani bertanya

pada guru tersebut dan memilih diam.

Saat ditanya mengenai persiapan Ujian Nasional Yudha berkata

sudah siap karena mendapat kegiatan tambahan belajar dari sekolah

terkait persiapan Ujian Nasional.

Yudha biasa melanggar tata tertib terkait masalah atribut, misalnya

seragam tidak dimasukkan.

Yudha bercerita saat kelas 1 nilainya tidak semua tuntas, namun

menginjak kelas 2 semua nilainya tuntas, ia berkata dulu ia sedih saat

melihat orang tuanya cerai, saat ini menginjak kelas 3 ia sulit

menangkap pelajaran karena tidak ada motivasi.

Yudha bercita-cita menjadi seorang dokter kelak

4. Riwayat Pegaulan di luar Sekolah

Yudha biasa berteman di lingkungan sekolah. Biasanya mereka

bermain bersama, Yudha mengaku tidak merokok meskipun ada temannya

yang mengajak, saat di rumah biasanya ia berlatih musik sendiri.

5. Edukasi yang Diberikan

Saya memberikan saran kepada Yudha untuk bertanya saat itu juga

saat guru menjelaskan apabila tidak mengerti. Saya menyarankan juga

kepada yudha apabila tidak berani bertanya saat di kelas dapat bertanya

langsung ke guru yang bersangkutan saat istirahat sekolah dengan

mengajak temannya . Dan bila ada masalah baik dalam pergaulan dan

keluarga jangan ragu-ragu untuk menceritakan ke guru BK agar masalah

tersebut tidak mengganggu yudha dalam proses belajar..

Untuk belajar di rumah, yudha punya kebiasaan baik yang harus

dipertahankan atau dapat ditingkatkan yaitu belajar sehari 30 menit , saya

menyarankan untuk berlatih soal-soal ujian nasional tahun sebelumnya

dan mengurangi kegiatan latihan musiknya serta bermain game

handphone agar dapat belajar mempersiapkan UN dengan sebaik-baiknya.

23

Page 26: Laporan Field Lab NAPZA

Saya juga menyarankan, bila mengalami kesulitan dalam belajar jangan

ragu untuk menanyakan langsung pada guru saat di sekolah.

Untuk masalah mengenai atribut sekolah, yudha sebenarnya

mempunyai kebiasaan mengeluarkan pakaiannnya, saya menyarankan

untuk yudha supaya berusaha untuk mengubah kebiasaannya itu.

24

Page 27: Laporan Field Lab NAPZA

LAPORAN KONSELING FL, KELOMPOK A8

Konselor :

Ilham Ramadhan

Identitas siswa :

Nama

Umur

Alamat

Kelas

: Ilham B. D

: 14 tahun

: Sambirejo

: IX C

1. Riwayat Keluarga

Anak pertama dari tiga bersaudara, memiliki seorang kakak yang saat

ini duduk di bangku kuliah.

Agung tinggal bersama kedua orangtua dan kakaknya di rumahnya

yang tak jauh dari sekolah.

Setiap harinya Agung berjalan kaki menuju sekolah.

Ayah Ilham, seorang satpam SMP Negeri 1 Sambirejo, setiap harinya

bekerja menjaga sekolah dan siap mengawasi kegiatan anaknya, bila

Ilham melakukan masalah yang serius dan masuk BK, ayahnya

langsung dipanggil oleh guru BK atau kepala sekolah agar dapat

menasihati dan membimbing anaknya yang sering bermasalah dengan

baik

Ibunya, Bu Darsi bekerja sebagai ibu rumah tangga, yang setiap hari

satu rumah dan mungkin dapat menasihati anaknya bila terdapat

masalah

Saat di rumah ilham gemar bermain bola, latihan karate, dan bermain

sepeda

2. Riwayat di Sekolah

25

Page 28: Laporan Field Lab NAPZA

Ilham mengaku mengalami kesulitan dalam pelajaran Bahasa

Indonesia. Kesulitan yang dia alami disebabkan karena saat di kelas ia

sering tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan. Hal itu

diakibatkan karena sekarang ia berkumpul bersama teman teman yang

notabene juga kurang memiliki perhatian dan minat dalam pelajaran.

Selain itu, dia sering mengeluhkan bahwa guru bahasa indonesia yang

sekarang mengajarinya, kurang begitu memiliki rasa perhatian dan

kadang ia merasa sebagai anak yang dicap membuat masalah oleh

gurunya sehingga, bila terjadi masalah sedikit, yang disalahkan selalu

dirinya. Akibatnya, dia kurang memiliki minat dalam pelajaran

tersebut

Ilham memiliki nilai yang baik dalam pelajaran matematika, saat

ditanya dia rata rata mendapat nilai 70-80 dalam mata pelajaran

tersebut, hal ini menunjukkan bahwa dia memiliki potensi yang

mungkin masih dapat ditingkatkan kedepannya

Saat ditanya mengenai persiapan Ujian Nasional, Ilham mengatakan

bahwa dia tidak mengetahui kapan tepatnya ujian tersebut

berlangsung, dibulan apa kira kira dia harus berjuang melewatinya,

dia juga saat ditanya terlihat kurang memiliki antusias saat berbicara

tentang ujian nasional. Dia mengatakan bahwa belum ada tambahan

pelajran yang diberikan dari gurunya

Agung beberapa kali dihukum oleh BK karena ketidakpatuhan

masalah atribut, misalnya tidak memakai dasi, celana terlalu panjang,

dan rambut terlalu panjang.

Setelah lulus SMP Agung belum tau ingin melanjutkan kemana. Tapi,

ayahnya menyarankan untuk melanjutkan di SMA 3.

3. Riwayat Pegaulan di luar Sekolah

Ilham adalah anak potensial dengan potensi pada olahraga, terlihat

dia suka banyak olahraga. Tidak hanya sepakbola, BMX sepeda, karate,

futsal dia juga hobi dan jago dalam memainkannya, dia mengatakan

26

Page 29: Laporan Field Lab NAPZA

pernah menjuarai semua olahraga tersebut. Misalnya dalam sepakbola, dia

berposisi sebagai kiper dan pernah juara kejuaran tertentu. Ini

membuktikan, bahwa sebenarnya ia anak yang cerdas, namun mungkin

orang tuanya memiliki latar belakang yang kurang memungkinkan untuk

dapat membimbingnya menjadi anak yang diharapkan

4. Edukasi yang Diberikan

Saya memberikan saran agar selalu belajar keras, dan memberi

contoh perjuangan yang saya alami untuk mendapatkan kursi kuliah di

fakultas kedokteran UNS ini, dan Ilham nampaknya antusias dalam

mendengarkan. Dan saya menyarankan dia untuk selalu belajar di rumah,

mengurangi main, dan mulai mencari tau kapan UNAS dan

mempersiapkan UNAS sejak dini agar dapat masuk ke SMA yang favorit.

27

Page 30: Laporan Field Lab NAPZA

LAPORAN KONSELING FL, KELOMPOK A8

Konselor :

Kenny Adhitya

Identitas siswa :

Nama

Umur

Alamat

Kelas

: Febri Ari

: 14 tahun

: Sambirejo

: IX D

Pada hari Rabu, 12 November 2014, saya melakukan bimbingan konseling

terhadap siswa yang mengalami gangguan belajar dalam program Field Lab FK

UNS. Siswa yang saya beri konseling bernama Febri Ari.

1. Riwayat Keluarga

Febri Ari merupakan anak kedua dari 3 bersaudara, Febri Ari tinggal

bersama kedua saudara dan orangtuanya. Hubungan febri dengan keluarga nya

baik, ayahnya bekerja sebagai petani dan ibunya bekerja sebagai ibu rumah

tangga. Febri memiliki cita-cita untuk menjadi seorang mekanik kendaraan

bermotor, sehingga ia ingin melanjutkan pendidikan ke SMK.

2. Riwayat di sekolah

Di sekolah Febri sering tidak tuntas pada pelajaran Matematika, Bahasa

Inggris, dan Bahasa Jawa. Awalnya Febri mengatakan bahawa ketiga pelajaran itu

merupakan pelajaran yang sulit sehingga ia susah memahami pelajaran tersebut.

Setelah saya bertanya lebih jauh lagi akhirnya Febri mengakui bahwa sebenarnya

ia tidak bisa berkonsentrasi pada saat guru menjelaskan pelajaran di kelas.

Menurut dia guru ketiga pelajaran tersebut kurang dekat dengan siswa sehingga

hubungan anatar guru dan siswa tidak begitu berjalan baik. Ia ingin mengambil

kursus/pelajaran tambahan untuk ketiga pelajaran tersebut, akan tetapi tempat

28

Page 31: Laporan Field Lab NAPZA

kursus jauh dan membutuhkan biaya yang mahal. Padahal menurut Febri kursus

sangat membantu proses belajar, seperti teman-temannya yang mengambil kursus

sore.

3. Riwayat pergaulan di luar sekolah

Febri merupakan anak yang ceria dan ramah, hubungan dengan teman-

temannya baik. Ia sering bermain bola dan otak-atik motor di bengkel bersama

temannya. Setelah ia bermain bola dan otak-atik motor, ia langsung pulang dan

mengerjakan tugas serta belajar. Febri termasuk anak yang bisa membagi waktu

bermain dan belajar di rumah, sehingga menurut saya manajemen waktu Febri

sudah baik.

4. Konseling yang diberikan

Febri akan menghadapi ujian akhir tahun depan, karena itu saya memberi

beberapa solusi yang dapat membantu Febri untuk memperbaiki nilai nya,

khususnya pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris karena akan diujikan di ujian

akhir tahun depan. Saya menyarankan Febri untuk mengurangi jam bermain dan

lebih fokus terhadap persiapan menghadapi ujian akhir, terlebih SMPN 1

Sambirejo mengadakan jam tambahan pelajaran bagi siswa-siswi kelas 9. Lalu

saya menyarankan untuk membeli buku latihan soal Ujian di toko untuk

dikerjakan setiap hari sehingga Febri lebih siap di dalam menghadapi ujian akhir.

Saya juga memberikan motivasi kepada Febri untuk belajar dan menyuruh Febri

untuk berani bertanya kepada guru jika ia tidak mengerti beberapa topik saat

proses belajar mengajar di kelas.

29

Page 32: Laporan Field Lab NAPZA

LAPORAN KONSELING FL, KELOMPOK A8

Konselor :

Yolanda Ravenia S.

Identitas siswa :

Nama

Umur

Alamat

Kelas

: Indra Pratama

: 13 tahun

: Sambirejo

: IX E

1. Pengetahuan tentang materi penyuluhan

Indra tidak mengikuti penyuluhan.

2. Riwayat keluarga

Anak tunggal, punya saudara tapi meninggal.

Di rumah tinggal bersama orang tuanya.

Ayah dan ibunya keduanya bekerja.

Ayahnya tidak setuju dia mengikuti kegiatannya sewaktu SD yaitu

bermain gamelan, namun sekarang dia mengikuti kegiatan bela diri

dan kedua orang tuanya setuju.

Setelah pulang sekolah biasanya tidur, lalu membantu ibunya untuk

berjualan.

Di rumahnya jarang belajar, karena tidak ada hasrat belajar.

3. Riwayat di sekolah

Sering dihina teman-temannya karena ikut kegiatan bela diri yang

bernama “Kera Putih”.

Punya teman-teman yang mendukung kegiatannya, dan memiliki

sahabat bernama Ivan. Ivan sering mengajaknya belajar bersama.

Punya pacar, teman seangkatannya bernama Ningsih, yang juga sering

mengajak belajar.

4. Riwayat pergaulan diluar sekolah

30

Page 33: Laporan Field Lab NAPZA

Mengikuti beberapa kegiatan olahraga, seperti bela diri dan sepak bola

Memiliki teman sepermainan bernama Ivan, yang berbeda sekolah.

Ivan dan Indra terkadang belajar bersama.

5. Edukasi yang diberikan

Kegiatan ekstrakurikuler seperti bela diri boleh saja dilakukan, namun

jangan sampai mengganggu pelajaran.

Indra memiliki cita-cita untuk masuk ke ISI ketika dewasa, sebaiknya

dia menggunakan mimpi tersebut untuk memotivasi dirinya untuk

belajar lebih baik lagi.

Dengan dukungan teman-teman di sekelilingnya, seharusnya Indra

bisa mendorong diri sendiri untuk belajar lebih rajin.

Ayahnya yang tidak setuju dengan mimpinya untuk masuk ISI

seharusnya tidak menurunkan semangatnya, namun meningkatkan

keinginannya untuk membuktikan ke ayahnya bahwa menjadi

seniman bukanlah hal yang buruk.

31

Page 34: Laporan Field Lab NAPZA

LAPORAN KONSELING FL, KELOMPOK A8

Konselor :

Resti Nurfadillah

Identitas siswa :

Nama

Umur

Alamat

Kelas

: Setyawan Bayu

: 14 tahun

: Sambirejo

: IX E

1. Pengetahuan tentang Materi Penyuluhan

Setiawan tidak mengikuti penyuluhan

2. Riwayat Keluarga

Anak kedua dari 2 bersaudara, memiliki kakak perempuan berusia 19

tahun.

Tinggal bersama kedua orang tua dan kakak perempuannya. Kedua

orang tuanya bekerja di pabrik, kakak perempuannya juga bekerja.

Kedua orang tuanya serta kakak perempuannya biasanya pulang pada

sore hingga malam hari, sehingga dia hanya tinggal sendiri sepulang

sekolah.

Di rumahnya, dia jarang belajar dan biasanya hanya belajar sendiri

setelah magrib hingga isya. Akan tetapi, ia mengakui juga mengikuti

les matematika setiap hari rabu dan jumat setiap minggunya.

3. Riwayat di Sekolah

Dia sering mengalami gangguan belajar di sekolah, khususnya

pelajaran matematika, IPA, dan Bahasa Inggris. Bahkan nilai

pelajaran tersebut masih belum tuntas.

32

Page 35: Laporan Field Lab NAPZA

Dia mengakui kesulitan dalam memahami pelajaran karena sulitnya

pelajaran yang diberikan serta tidak memahami penjelasan yang

diberikan oleh guru.

Dia juga mengakui sering tidak mengerjakan PR, karena sering

bermain sehingga lupa dengan PR yang diberikan gurunya. Akhirnya

dia mencontek PR temannya.

Dia juga mengaku sering telat sekolah, karena bangun tidur kesiangan.

Hal ini dikarenakan orang tuanya berangkat kerja pagi sekali,

sehingga tidak sempat membangunkan dia.

Dia juga mengaku merokok, meskipun sebelumnya ia tidak

mengakuinya tetapi setelah ditanyakan lebih lanjut ia mengakui

dirinya merokok. Saat ditanya apakah orangtua dan pihak sekolah

mengetahui hal ini, ia mengatakan orang tua dan pihak sekolah tidak

mengetahui hal tersebut.

4. Riwayat Pegaulan di luar Sekolah

Setiawan memiliki teman yang banyak di lingkungan rumahnya. Ia

mengaku biasanya bermain motor dengan teman-teman tersebut.

5. Edukasi yang Diberikan

Saya memberikan saran kepada dia agar rajin belajar, selain itu,

saya juga menyarankan untuk belajar bersama teman-temannya agar lebih

mudah berbagi pengetahuan dengan temannya. Saya juga menyarankan

agar waktu bermainnya dikurangi, jika bisa waktu bermain diganti dengan

waktu belajar bersama. Selain itu, terkait masalah pelanggaran tata tertib

sekolah yaitu telat masuk sekolah. Saya menyarankan agar dia memasang

alarm agar bisa banguna lebih pagi dan juga menyarankan agara tidur lebih

awal. Terkait masalah merokok, saya menyarankan kepada Setiawan untuk

tidak merokok, karena hal tersebut sangat merugikan dirinya.

33

Page 36: Laporan Field Lab NAPZA

LAPORAN KONSELING FL, KELOMPOK A8

Konselor :

Fatmanisa Laila

Identitas siswa :

Nama

Umur

Alamat

Kelas

: Irvan Khoirudin

: 14 tahun

: Sambirejo

: IX E

1. Pengetahuan tentang materi penyuluhan

Irvan tidak mengikuti penyuluhan

2. Riwayat Keluarga

Anak ke-3 dari 3 bersaudara

Dirumah tinggal bersama neneknya

Ayah dan ibunya bekerja di Kalimantan juga, saudara kandungnya

ikut bersama orangtuanya

Orangtua pedagang merantau.

Irvan sering merasa rindu kepada orangtua dan saudaranya, karena

hanya bertemu setahun sekali sewaktu lebaran, irvan sejak kecil

tinggal dan bersekolah di Sambirejo

Dirumah dia hanya belajar setelah magrib, sekitar 2 jam

Belajar sambil mendengarkan musik

Hobi bermain drum dan mempunyai kelompok musik (band)

3. Riwayat Sekolah

Hubungan dengan teman cukup baik.

Irvan sering mengalami gangguan belajar terutama pelajara

matematika.

34

Page 37: Laporan Field Lab NAPZA

Di sekolah tidak memahami penjelasan dari guru karena dia merasa

gurunya tidak jelas dalam menjelaskan, tapi dia tidak berani bertanya.

Hal ini mungkin disebabkan karena malu dan takut dicemooh teman-

temannya. Sebagai gantinya dia bertanya kepada teman-temannya

namun temannya juga tidak mengerti, sehingga tidak bisa menjelaskan

materi itu kepadanya.

Irvan juga tidak terlalu antusias akan masuk ke SMA mana

Irvan juga tidak tahu pasti kapan UN dilaksanakan

4. Riwayat pergaulan di luar sekolah

Irvan mempunyai teman yang juga tetangganya, hubungannya juga baik.

5. Edukasi yang diberikan

Kami menyarankan kepadanya agar dia belajar bersama temannya dan

tidak ragu untuk bertanya kepada guru dikelas juga saat ada tambahan

pendalaman materi.

35

Page 38: Laporan Field Lab NAPZA

LAPORAN KONSELING FL, KELOMPOK A8

Konselor :

Aniki Puspita

Identitas siswa :

Nama

Umur

Kelas

: Sausa Firman Drajat

: 14 tahun

: IX G

1. Pengetahuan tentang Materi Penyuluhan

Sausa Firman Drajat tidak mengikuti penyuluhan.Penyuluhan ditujukan

pada kelas VIIIC dan VIIIE

2. Riwayat Keluarga

Anak pertama dari 2 bersaudara, memiliki kakak yang sudah

bekerja,ayah meninggal sejak kelas V SD ,ibu dirumah sebagai ibu

rumah tangga

Sausa tinggal berdua dengan ibunya, pekerjaan sehari-hari Ibu Sausa

diantaranya memasak, tidur, dan menemani Sausa belajar.

Hubungan Sausa dengan kelurganya masih kurang dikarenakan

semenjak Ayah Sausa meninggal dia jarang berkomunikasi dengan

Ibunya walaupun tinggal berdua satu rumah, Sausa juga tidak pernah

bercerita masalah-masalahnya disekolah kepada Ibunya .

Sausa menuturkan bahwa dirinya sering kesepian, karena kakak yang

sudah bekerja dan ayahnya yang sudah meninggal, sebelum ayah

Sausa meninggal dia bukan anak yang bandel namun setelah

kepergian ayahnya dia menjadi nakal.

Aktivitas Sausa sepulang sekolah biasanya bermain sampai pukul

15.00 dilanjutkan bermain game PS bola sampai pukul 18.00 dan

pukul 19.00 Sausa didampingi Ibunya belajar, Sausa selalu ditunggu

Ibunya ketika belajar namun jarang sekali diajak komunikasi .Ibunya

36

Page 39: Laporan Field Lab NAPZA

suka marah-marah karena Sausa bermain terus namun tidak pernah

mendekatinya dan mengajaknya bercerita.

3. Riwayat di Sekolah

Sausa selalu rajin mengikuti kegiatan pembelajaran disekolah, tidak

pernah terlambat masuk .

Sausa tidak tuntas dan mengalami kesulitan pada pelajaran IPS dan

Matematika .

Di saat pembelajaraan berlangsung Sausa mengakui susah

berkonsentrasi dan susah dalam menangkap pembelajaran yang

disampaikan oleh gurunya terutama bidang IPS dan matematika .

Selain susah berkonsentrasi Sausa juga selalu bendel dikelas ,dia

bercerita suka sekali menjewer temannya, dan suka sekali

mengganggu temannya saat pembelajaran berlangsung ,dia juga suka

ngeyel jika dinasehati gurunya.

Setelah lulus dari SMP Sausa bercita-cita untuk masuk ke SMA 1

Sragen namun sampai sekarang belum ada persiapan khusus yang

dilakukan oleh Sausa seperti mengurangi bermain atau mengurangi

bermain PS .

Sausa juga memiliki teman dekat yang juga termasuk dalam nama

siswa yang mengalami gangguan belajar .

4. Riwayat Pegaulan di luar Sekolah

Sausa memiliki teman bermain diluar ,dituturkan bahwa dia selalu

bermain diluar rumah setelah sepulang sekolah hingga pukul 15.00

5. Edukasi yang Diberikan

Saya memberikan saran kepada Sausa karena sebenarnya masalah

Sausa adalah kesepian, untuk mendekati Ibunya ,untuk mengajak Ibunya

bercerita-cerita masalah yang terjadi disekolah agar Ibunya memberikan

semangat maupun membantu memberi solusi kepada Sausa. Kita

mengetahui bahwa dorongan yang paling kuat bagi anak adalah dari kedua

orangtuannya, Selain itu saya memberi saran untuk meningkatkan

ibadahnya yang masih bolong –bolong dan selalu mendoakan Ayahnya

37

Page 40: Laporan Field Lab NAPZA

dan membuat ayahnya tersenyum di sana. Sebenarnya Sausa adalah anak

yang baik namun karena kesepian dia selalu menjahili temannya dan selalu

mencari perhatian. Untuk itu perhatian dari Ibu sangat membantu.

Karena Sausa sudah kelas IX saya memberikan saran untuk

mengurangi bermainnya dan mulai mempersiapkan ujian yang tinggal

sebentar lagi.

Saya juga memberi saran biar lulus dalam matematika misal

dengan banyak mengerjakan soal dan jangan takut untuk bertanya jika ada

soal yang susah maupun materi yang tidak jelas,dan untuk IPS dengan

membuat jembatan keledai agar cepat hafal. Untuk dia yang suka

mengusili temannya saya memberi saran kepada Sausa untuk usil dalam

artian positif, tangannya tetap bergerak namun bergerak mencatat dan

membuat jembatan keledai ataupun mencatat apapun saat pembelajaran

berlangsung .

38

Page 41: Laporan Field Lab NAPZA

39

Page 42: Laporan Field Lab NAPZA

40

Page 43: Laporan Field Lab NAPZA

LAPORAN KONSELING FL, KELOMPOK A8

Konselor :

Sabila Fatimah

Identitas siswa :

Nama

Umur

Alamat

Kelas

: Nindya Bagus

: 15 tahun

: Sambirejo (5 km dari sekolah)

: IX H

1. Pengetahuan tentang Materi Penyuluhan

Nindya Bagus tidak mengikuti penyuluhan karena penyuluhan ditujukan

untuk siswa kelas VIII

2. Riwayat Keluarga

Anak pertama dari 3 bersaudara, memiliki adik yang masih SD dan

TK

Tinggal di rumah bersama kedua orang tua dan adiknya. Jarak rumah

Nindya sekitar 5 km dari sekolah dan ditempuh dengan bersepeda.

Saat berangkat sekolah Nindya juga bertugas untuk mengantarkan

adiknya yang masih SD ke sekolah.

Ayah Nindya bekerja sebagai pegawai swasta dan ibunya adalah ibu

rumah tangga. Hubungan antara Nindya dengan keluarganya baik –

baik saja dan juga tidak terdapat masalah apapun yang dapat

mengganggu belajar.

Di luar sekolah Nindya memiliki kegiatan bermain futsal, kegiatan ini

biasanya dilakukannya 2 kali seminggu dari pukul 19.00 sampai pukul

22.00 WIB.

Dari penuturannya, Nindya memiliki semua buku – buku pelajaran

yang dibutuhkan sehingga tidak ada hambatan dalam memperoleh

materi pelajaran, akan tetapi tetap saja Nindya jarang belajar dan

41

Page 44: Laporan Field Lab NAPZA

hanya belajar ketika akan mengikuti ujian, dia juga tidak mengikuti

les apapun.

3. Riwayat di Sekolah

Nindya pernah tidak naik kelas sekali sewaktu SMP, dari

penuturannya hal ini dikarenakan dia sering terlambat masuk sekolah

dan ada beberapa pelajaran yang nilainya tidak tuntas.

Penyebab dari sering terlambat masuk sekolah adalah karena dia

sering bangun kesiangan dan biasanya berangkat sekolah 30 menit

sebelum bel masuk sekolah, padahal rumahnya cukup jauh dan ia juga

harus mengantarkan adiknya terlebih dulu.

Nindya mengakui kesulitan dalam memahami beberapa pelajaran

seperti matematika, IPA, dan bahasa Inggris karena sulitnya pelajaran

yang diberikan serta tidak memahami penjelasan yang diberikan oleh

guru. Dia juga berharap agar gurunya lebih perhatian karena Nindya

tidak berani untuk bertanya ketika dia tidak tahu tentang suatu materi.

Ketidakberaniannya ini karena dia takut ditertawai teman-teman

sekelasnya ketika bertanya.

Dia juga mengaku sering tidak mengerjakan PR, karena sering

bermain futsal hingga larut malam.

Setelah lulus dari SMP Nindya bercita-cita untuk masuk ke STM dan

mengambil jurusan otomotif, tapi ketika ditanya tentang persiapannya,

dia belum menyiapkan apapun untuk menghadapi ujian nasional dan

tes masuk STM.

4. Riwayat Pegaulan di luar Sekolah

Nindya memiliki teman yang banyak di lingkungan rumahnya dan

sering bermain futsal dengan mereka.

5. Edukasi yang Diberikan

42

Page 45: Laporan Field Lab NAPZA

Saya memberikan saran kepada Nindya agar rajin belajar, dan

berani untuk bertanya kepada guru atau temannya ketika tidak paham

terhadap suatu materi pelajaran. Selain itu karena jurusan yang ingin dia

ambil ketika masuk STM termasuk banyak peminatnya sehingga dia harus

menyiapkan diri mulai sekarang untuk menghadapi UN dan tes masuk

STM. Saya juga memberikan beberapa tips belajar yang selama ini saya

gunakan yang kemungkinan cocok untuk Nindya.

Karena sering terlambat, Nindya juga saya motivasi untuk bangun

lebih pagi lagi (bisa dengan meminta ibunya membangunkannya lebih

pagi atau memasang alarm) dan berangkat lebih pagi ke sekolah

mengingat jarak rumahnya ke sekolah yang lumayan jauh. Juga agar tidur

lebih awal dan mengurangi aktivitas di luar rumah pada malam hari,

seperti futsal.

43

Page 46: Laporan Field Lab NAPZA

LAPORAN KONSELING FL, KELOMPOK A8

Konselor :

Adhizti Naluriannisa Edya Nugraha

Identitas siswa :

Nama

Umur

Alamat

Kelas

: Agung Kusuma W.

: 15 tahun

: Sambirejo

: IX H

1. Pengetahuan tentang Materi Penyuluhan

Agung Kusuma W. tidak mengikuti penyuluhan karena penyuluhan

ditujukan untuk siswa kelas VIII

2. Riwayat Keluarga

Anak kedua dari dua bersaudara, memiliki seorang kakak yang saat ini

duduk di bangku kuliah.

Agung tinggal bersama kedua orangtua dan kakaknya di rumahnya

yang tak jauh dari sekolah.

Setiap harinya Agung berjalan kaki menuju sekolah.

Ayah Agung bekerja sebagai PNS dan ibunya adalah seorang guru

Taman Kanak-kanak. Hubungan antara Agung dengan keluarganya

baik – baik saja dan juga tidak terdapat masalah apapun yang dapat

mengganggu belajar.

Saat di rumah Agung gemar menonton televisi dan bermain

handphone (gadget), namun ia juga tak lupa untuk belajar. Selain

belajar di rumah, Agung juga mengikuti Bimbingan Belajar di luar

untuk persiapan diri menuju Ujian Nasional.

3. Riwayat di Sekolah

44

Page 47: Laporan Field Lab NAPZA

Agung mengaku mengalami kesulitan dalam pelajaran matematika.

Kesulitan yang dia alami disebabkan karena saat di kelas ia sering

tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan. Namun jika

sudah belajar sendiri ia mengaku bisa menerima dan memahami

pelajaran tersebut.

Jika saat guru menjelaskan ada yang tidak dimengerti biasanya Agung

langsung menanyakan pada guru tersebut atau kepada temannya.

Saat ditanya mengenai persiapan Ujian Nasional Agung mengaku

sudah siap secara mental. Dalam belajarpun Agung juga sudah

mempersiapkan dengan baik dengan belajar sendiri di rumah,

mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah dan aktif mengikuti

kegiatan tambahan dari sekolah terkait persiapan Ujian Nasional.

Agung beberapa kali dihukum oleh BK karena ketidakpatuhan

masalah atribut, misalnya tidak memakai dasi, celana terlalu panjang,

dan rambut terlalu panjang.

Setelah lulus SMP Agung belum tau ingin melanjutkan kemana. Tapi,

ayahnya menyarankan untuk melanjutkan di SMA 3.

4. Riwayat Pegaulan di luar Sekolah

Agung memiliki banyak teman di lingkungan rumahnya. Biasanya

mereka bermain bersama tapi tidak pernah belajar bersama. Selain

bersama temannya, saat di rumah biasanya ia bermain bersama

keponakannya.

5. Edukasi yang Diberikan

Saya memberikan saran kepada Agung untuk selalu

memperhatikan ketika guru saat sedang menjelaskan. Bila perlu memilih

tempat duduk di depan agar lebih fokus dan konsentrasi. Dan bila ada

gangguan atau masalah yang dapat mengganggu belajar, saya sarankan

untuk segera menyelesaikan masalah tersebut dengan konsultasi pada

orang yang lebih mengeti, guru BK misalnya.

45

Page 48: Laporan Field Lab NAPZA

Untuk belajar di rumah, saya menyarankan untuk dilakukan rutin

setiap hari serta mengurangi kegiatan-kegiatan seperti menonton TV, dan

bermain HP agar dapatbelajar mempersiapkan UN degan sebaik-baiknya.

Saya juga menyarankan, bila mengalami kesulitan dalam belajar di rumah

segera menanakan pada kakaknya atau kedua orang tuanya.

Untuk masalah mengenai atribut sekolah, saya menyarankan untuk

Agung supaya lebih tertib menaati aturan sekolah, karena peraturan

tersebut dibuat tidak semata-mata untuk mengatur. Namun juga untuk

kebaikan dan kerapian dirinya sendiri.

46

Page 49: Laporan Field Lab NAPZA

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Kondisi mental remaja yang cenderung ingin tau dan masih labil bisa

menjerumuskan mereka ke praktik penyalahgunaan NAPZA yang akan

mengakibatkan adanya gangguan belajar dan juga berefek pada sosial,

ekonomi, dan agama.

2. Penyuluhan NAPZA merupakan salah satu upaya promotif dan

preventif yang nyata dalam mencegah terjadinya penyalahgunaan

NAPZA dikalangan pelajar.

3. Respon siswa-siswi SMPN 1 Sambirejo terhadap materi yang

disampaikan cukup baik dilihat dari kesan yang didapatkan setelah

dilakukan sosialisasi.

4. Di SMPN 1 Sambirejo masih ada beberapa siswa yang perlu mendapat

bimbingan kesehatan jiwa, penyaalahgunaan NAPZA, dan gangguan

belajar.

B. SARAN

1. Diharapkan pihak sekolah lebih aktif terutama bagian UKS untuk

melakukan upaya promotif dan preventif penyalahgunaan NAPZA

sebagai lini pertama di sekolah.

2. Diharapkan pihak puskesmas selalu membangun kerjasama dengan

pihak sekolah dalam rangka pembinaan UKS terutama tentang

NAPZA

3. Optimalisasi fungsi UKS di sekolah sangat diperlukan terutama untuk

mengadakan kegiatan – kegiatan yang bermanfaat seperti penyuluhan

sebagai salah satu cara meningkatkan wawasan siswa mengenai

NAPZA dan bahaya penggunaannya.

47

Page 50: Laporan Field Lab NAPZA

4. Diharapkan diadakannya kegiatan konseling dan pendekatan secara

personal kepada setiap siswa terutama yang memiliki indikasi

penyalahgunaan NAPZA (misalnya merokok) hendaknya ditingkatkan.

48

Page 51: Laporan Field Lab NAPZA

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A., dan Widodo, S. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia. 2010. Pedoman

Penatalaksanaan Medik Gangguan Penyalahgunaan NAPZA. Jakarta.

Sternberg, Robert. 2008. Psikologi Kognitif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tim Field Lab.2014. Keterampilan Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa, NAPZA

(Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif), dan Gangguan Belajar. Surakarta

: FKUNS.

Turner, C.F., L. Ku, S. M. Rogers, L. D. Lindberg, J.H. Pleck dan F. L.

Sonenstein. 1998. “Adolescence sexual behaviour, drug use, and violence;

increasedreporting with computer survey technology”. Science 280 (5365) :

867.

49

Page 52: Laporan Field Lab NAPZA

LAMPIRAN

Dokumentasi Field Lab Ketrampilan Pembinaan UKS : Kesehatan Jiwa,

NAPZA, dan Gangguan Belajar.

50

Page 53: Laporan Field Lab NAPZA

51