bab i field lab napza (edit) jadi

16
LAPORAN KEGIATAN FIELD LAB KETERAMPILAN PEMBINAAN UKS: KESEHATAN JIWA, NAPZA (NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF) DAN GANGGUAN BELAJAR PUSKESMAS NGEMPLAK BOYOLALI KELOMPOK 16 1. Adi Purnomo G0012004 2. Muhammad Yusuf K G0012140 3. Samuel Firgeon P G0012204 4. Pramitha Yustia G0012160 . Aulians!ah Aldisela "S G0012036 6. #eata $inda Seruni G0012042 %. #ara &ra'! (o)itaG0012040 *. +ri,a -inari!anti G00120%2 . Prati/i ndah Palu i G0012162 10. Asti'ha +rlianing S G0012032 11. $e/i ares/ari G00120* 12. Andi!ani $e/i Putu P G0012014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 21! i

Upload: samuel-fp

Post on 05-Oct-2015

257 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

FK UNS

TRANSCRIPT

LAPORAN KEGIATAN FIELD LABKETERAMPILAN PEMBINAAN UKS: KESEHATAN JIWA, NAPZA (NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF) DAN GANGGUAN BELAJAR

PUSKESMAS NGEMPLAKBOYOLALI

KELOMPOK 161. Adi PurnomoG00120042. Muhammad Yusuf KG00121403. Samuel Firgeon P G00122044. Pramitha YustiaG00121605. Auliansyah Aldisela JSG00120366. Beata Dinda SeruniG00120427. Bara Tracy LovitaG00120408. Erika VinariyantiG00120729. Pratiwi Indah PalupiG001216210. Asticha Erlianing SG001203211. Dewi NareswariG001205812. Andiyani Dewi Putu PG0012014PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA2014iFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA2014LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan laporan Field Lab dengan topik Keterampilan Pembinaan Uks: Kesehatan Jiwa, Napza (Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif) dan Gangguan Belajar dengan keterangan di bawah ini :Kelompok :16Tempat: -Puskesmas Ngemplak, BoyolaliWaktu: -Rabu, 12 November 2014-Rabu, 19 November 2014-Rabu, 26 November 2014

Mengesahkan,

Kepala Puskesmas Ngemplak,Instruktur Lapangan,

Eko Widatik, dr.Ninuk Sri Sunarsih, drg.NIP. 19670805 200212 2 003NIP. 196406 199203 2 006

iiDAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. i LEMBAR PENGESAHAN INSTRUKTUR LAPANGAN . ii DAFTAR ISI . iiiBAB I PENDAHULUAN.. 1BAB II KEGIATAN YANG DILAKUKAN .... 4BAB III PEMBAHASAN.. 6BAB IV PENUTUP 8DAFTAR PUSTAKA..... 11LAMPIRAN . 12

iii

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ditentukan oleh dua faktor yang saling berhubungan dan saling tergantung yakni kesehatan dan pendidikan. Kesehatan merupakan bagian penting untuk tercapainya keberhasilan suatu pendidikan, sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan mempengaruhi tingkat kesehatan. Oleh karena itu, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan titik berat pada upaya promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitas yang berkualitas, menjadi sangat penting dan strategis untuk mencapai status kesehatan yang setinggi-tingginya pada anak sekolahNAPZA(Narkotika,Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya)bersifat mempengaruhi kerja sistem otak dan memiliki resiko kecanduan. Apabila dipakai tidak sesuai dengan aturannya, NAPZA dapat menimbulkan bahaya bagi pemakainya. Efek kecanduan yang dimiliki NAPZA akan membuat penggunanya ketagihan dan terus menggunakannya. NAPZA yang dikonsumsi dalam jangka panjang, lambat laun akanmerusak organ dalam tubuhdan tubuh akan meminta dosis yang lebih besar. Jika NAPZA yang dikonsumsi telah melebihi takaran, akan menyebabkan overdosis danakhirnya kematian.Saat ini penyalahgunaan NAPZA di Indonesia sudah sangat memprihatinkan,terlihat dengan makin banyaknya pengguna NAPZA dari semua kalangan. NAPZA sangat mudah didapatkan, baik oleh kalangan dewasa, remaja, bahkan anak-anak. Namun yang lebih memprihatinkan, penyalahgunaan NAPZA saat ini justru banyak dilakukan olehkalangan remaja. Padahalmereka adalah generasi penerus bangsa di masa depan.Masa remaja adalah masa transisi. Masa peralihan manusiadari anak-anak menuju dewasa. Pada masa peralihan ini, keadaan jiwa para remaja belum stabil. Para remaja akan mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif, selain itu remaja jugamemiliki keinginan yang sangat besar untuk mencoba hal-hal yang baru termasuk mencoba NAPZA. Pada beberapa kasus, para pengguna awalnyamenggunakan NAPZA hanya iseng, ingin mencoba, dan sebagainya. Akan tetapi, sifat senyawa NAPZA yang dapat menyebabkan ketagihan, membuat si pengguna menjadi tidak bisa lepas dari jerat NAPZA.Untuk mengatasi hal tersebut, kementerian kesehatan RI telah memberikan perhatian khusus terhadap masalah kesehatan remaja melalui pengembangan konsep Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).PKPR dilakukan secara proaktif untuk mendorong dan meningkatkan keterlibatan dan kemandirian remaja dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya.UKS dilakukan atas kerjasama berbagai sektor yang terlibat. Kerjasama ini dilakukan oleh petugas kesehatan, petugas sekolah, peserta didik, pemerintah setempat, orang tua murit dan kalangan lain dalam masyarakat. UKS telah dikukuhkan pelaksanaannya secara terpadu lintas sector dan lintas program dalam surat keputusan bersama (SKP) Menteri Pendidikan. Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor : 0408/U/1984,Nomor : 74/Tn.1984, Nomor 60 Tahun 1984 tanggal 3 September 1984 tentang Pokok Kebijaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah.Peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKS merupakan bagian dari keberhasilan UKS itu sendiri. Petugas kesehatan memiliki peran dalam memberikan pendidikan kesehatan dan upaya kesehatan dasar dalam pelaksanaan program UKS. Mahasiswa kedokteran merupakan calon petugas kesehatan yang nantinya juga memiliki peran dalam pelaksanaan UKS sudah sepatutnya memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap pelaksanaan UKS itu sendiri.Hal ini akan dilakukan melalui kegiatan laboratorium lapangan (Field Lab) Pembinaan UKS: NAPZA pada tingkat pendidikan menengah (SMP dan SMA).B. Tujuan pembelajaranSetelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa mampu melakukan pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa (NAPZA: Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif, dan Gangguan Belajar). Adapun learning outcome pembelajaran ini adalah diharapkan mahasiswa :1. Mampu mengetahui pelaksanaan UKS di SMP dan SMA di wilayah kerja Puskesmas 1. Mampu memberikan masukan dan motivasi untuk meningkat pembinaan dan pengembanan UKS kepada pengolah UKS masing-masing SMP dan SMA di wilyah kerja Puskesmas 1. Mampu merinci manajemen program dan prosedur Pembinaan UKS khususnya tentang pembinaan kesehatan jiwa remaja terutama NAPZA dan gangguan belajar 1. Mengkaji dan memberikan pendidikan kesehatan tentang Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa (NAPZA: Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif, hubungannya dengan Gangguan Belajar) kepada pengelola atau sasaran UKS masing-masing SMP dan SMA di wilayah kerja Puskesmas.

BAB IIKEGIATAN YANG DILAKUKAN

1. Jadwal KegiatanKegiatan Field Lab kelompok B6 dilaksanakan di Puskesmas Ngemplak, Boyolali dalam tiga kali pertemuan, yaitu tanggal 12, 19 dan 26 November 2014. Sebelum kegiatan Field Lab dilaksanakan, mahasiswa melakukan pra-kunjungan (survey) pada tanggal 5 November 2014 untuk menyerahkan surat pengantar kegiatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

1. Gambaran Umum Kegiatan1. Gambaran Umum Kegiatan UKS di Puskesmas NgemplakPuskesmas Ngemplak membina 49 SD/MI, 7 SMP, 3 SMA/SMK. Dalam kegiatan diampu oleh tim UKS yang terdiri dari perawat. Perawat gigi, petugas gizi dan petugas kesehatan lingkungan, petugas UKS.Kegiatan yang dilakukan:1. Penjaringan kesehatan anak kelas I baru SD/MI, SLB, SMP, SMA/SMK.2. Pemeriksaan kesehatan berkala termasuk kesehatan lingkungan dan PHBS.3. Pembinaan dokter kecil untuk SD/MI dan guru pembina UKS.4. Pembinaan Saka Bakti Husada untuk tingkat SMA/SMK yang meliputi kesehatan reproduksi, NAPZA, kesehatan gigi, pengobatan dan lain-lain.5. BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) untuk SD/MI, SLB.6. Pelaporan.Pertemuan I : Rabu, 12 November 2014Pada pertemuan pertama, kami datang ke Puskesmas Ngemplak, Boyolali pada pukul 11.00 WIB karena bertepatan dengan HKN (Hari Kesehatan Nasional) dan Kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah). Kami diberi pembekalan oleh Instruktur Lapangan yang bertugas, yaitu drg. Ninuk Sri Sunarsih mengenai profil Puskesmas Ngemplak dan teknis di lapangan ketika nanti memberikan penyuluhan. Kami merencanakan akan memberi penyuluhan di SMK Kesehatan.

Pertemuan II : Rabu, 19 November 2014Pada pertemuan kedua, dilakukan penyuluhan mengenai NAPZA dan Rokok di SMK Kesehatan yang lokasinya dekat dengan Puskesmas. Kami tiba di Puskesmas kurang lebih pukul 08.00 WIB. Setelah membahas singkat tentang mekanisme penyuluhan yang akan dilakukan, kami berangkat ke SMK ditemani oleh drg. Ninuk Sri Sunarsih selaku Instruktur Lapangan dan langsung memulai penyuluhan kira-kira pukul 08.30 WIB. Kami menyampaikan penyuluhan di sebuah kelas yang merupakan para kader dari sekolah tersebut dan nantinya diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi secara langsung kepada teman dan masyarakat mengenai NAPZA, dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaannya, serta bagaimana mengenali dan mencegah ketergantungan terhadap NAPZA. Penyuluhan berjalan dengan lancar, dan para peserta penyuluhan terlihat sangat antusias mengenai materi yang kami berikan. Pada akhir penyuluhan, kami memberikan kesempatan kepada para siswa yang hadir untuk mengajukan pertanyaan. Kesempatan ini sangat dimaksimalkan oleh para siswa untuk menggali informasi-informasi yang belum mereka pahami sepenuhnya dan ingin mereka pahami secara lebih mendalam. Setelah penyuluhan selesai kami langsung dipersilahkan pulang oleh Instruktur Lapangan, di mana sebelumnya sudah disepakati agenda untuk pengumpulan laporan dan presentasi kegiatan Field Lab pada pertemuan III.

Pertemuan III : Rabu, 26 November 2012

Pada hari ketiga, kami melakukan evaluasi kegiatan Field Lab di Puskesmas Ngemplak, Boyolali. Kegiatan ini kami lakukan bersama Kepala Puskesmas Ngemplak, yaitu dr. Eko Widatik dan instruktur Field Lab drg. Ninuk Sri Sunarsih. Kelompok kami melakukan presentasi laporan kegiatan sejak hari pertama tanggal 12 November 2014 dan hari kedua tanggal 19 November 2014.

BAB IIIPEMBAHASAN

Kegiatan field lab kali ini membahas mengenai keterampilan pembinaan UKS kesehatan jiwa, NAPZA dangan gangguan belajar. Topik ini dipilih agar kami selaku mahasiswa kedokteran mengetahui secara langsung peran Puskesmas dan UKS dalam upaya preventif perilaku berisiko remaja, salah satunya adalah penyalahgunaan NAPZA. Namun kegiatan yang kami lakukan di Puskesmas Karanganyar difokuskan kepada kegiatan KIE NAPZA melalui media penyuluhan.Pertemuan pertama dilakukan tanggal 12 November 2014 dengan agenda membahas teknis pelaksanaan di lapangan. Kami diperkenankan untuk memberi penyuluhan mengenai NAPZA dan bahaya merokok didampingi oleh instruktur kami, drg. Ninuk Sri Sunarsih. Sasaran penyuluhan kami adalah para siswa kelas XI Keperawatan SMK Kesehatan Donohudan. Penyuluhan dilakukan melalui media elektronik yaitu dengan menggunakan slide presentasi Power Point dan video. Materi yang diberikan pada sesi pertama mencakup pengertian NAPZA, UU yang mengatur mengenai penyalahgunaan NAPZA, jenis NAPZA, efek penggunaan NAPZA, perubahan yang terjadi akibat penggunaan NAPZA, dampak penggunaan NAPZA terhadap kesehatan, serta tips-tips dalam menghindari penyalahgunaan NAPZA. Sebelum kami memberikan materi penyuluhan topik kedua, kami memberikan penyegaran berupa ice breaking atau games kecil, agar siswa-siswi tidak menjadi jenuh saat mendengarkan materi penyuluhan. Kemudian materi yang diberikan selanjutnya adalah materi bahaya rokok terhadap kesehatan mencakup kandungan kimia rokok, dampak atau pengaruh rokok terhadap kesehatan dan jenis-jenis penyakit yang dapat ditimbulkan ( kanker, COPD, penyakit kardiovaskular ,impotensi )Penyuluhan dilakukan secara tepat sasaran, dimana sasaran yang paling tepat untuk penyuluhan NAPZA adalah remaja (anak usia sekolah) setingkat SMP/SMA. Seperti yang telah kita ketahui ,usia sekolah adalah masa yang paling rentan terhadap penyalahgunaan NAPZA karena pada usia mereka adalah masa dimana mereka masih dalam masa mencari jati diri dan selalu ingin mencoba hal yang baru. Anak usia muda juga umumnya memiliki energi yang sangat besar, sehingga dibutuhkan peran berkelanjutan agar energi siswa-siswi dapat tersalurkan ke arah yang positif. Tidak terdapat begitu banyak kendala secara teknis yang kami alami pada kegiatan penyuluhan kali ini. Para siswa tampak antusias dalam menyimak materi yang kami sampaikan serta sangat aktif selama sesi tanya jawab. Beberapa contoh pertanyaan yang dilontarkan siswa-siswi serta jawaban yang kami berikan antara lain; 1. Mengapa ada pengguna narkoba yang melakukan sayatan sayatan di tubuhnya sendiri?Pada darah pengguna narkoba terdapat zat-zat dari narkoba yang telah di konsumsi pecandu, jika ia tak mampu membeli narkoba lagi dan untuk menghindari sakaw, maka ia menghisap darahnya untuk mendapat zat narkoba yang tersisa tersebut dari darahnya sendiri.

2. Mengapa penyalahgunaan narkoba dapat membuat seseorang menjadi emosi dan perilakunya tak terkontrol? Zat-zat narkotika pada narkoba dapat merusak sistem kerja saraf pusat, padahal di saraf pusat itulah pengatur dari emosi dan psikomotor manusia. Jika sistemnya dikacaukan oleh zat-zat narkotika maka emosi dan perilaku seseorang dapat menjadi tak terkontrol.

3. Bagaimana cara berhenti merokok?Memang sangat susah membuat seseorang yang telah kecanduan merokok untuk berhenti, maka dari itu perlu niat yang kuat dan komitmen tinggi. Tips berhenti merokok yang sudah banyak berhasil adalah dengan memulai mengurangi dosisnya, mengurangi pemakaiannya, diturunkan per harinya semakin sedikit dan kemudian sampai bisa tidak sama sekali merokok, dapat menggantinya dengan mengonsumsi permen setiap ada keinginan untuk merokok.

4. Apakah kandungan paling berat dan berbahaya dari rokok?Semuanya berbahaya, tidak ada yang lebih ringan maupun yang lebih berat. Karena bahan bahan tersebut dicampurkan ke dalam rokok dan terkandung di setiap bagian dari rokok. Sehingga sekali merokok maka zat-zat tersebut semuanya terakumulasi ke tubuh dan tidak bisa hilang.

5. Apa bedanya rokok dengan sisha? Apakah benar sisha lebih aman daripada rokok? Pada sisha, yang dibakar adalah cairan dan uap dari pembakaran cairan tersebut yang dihirup manusia. Tidak benar, keduanya sama-sama tidak memiliki efek yang baik bagi kesehatan. Karena kandungan kimia berbahaya pada keduanya juga akan tetap masuk ke dalam tubuh dan terakumulasi.

6. Apa bedanya rokok biasa dengan rokok elektrik?Rokok elektrik, zat-zat rokoknya terdapat dalam bentuk cairan. Alatnya bernama vapourizer. Orang orang pada umumnya menyebut rokok elektrik dengan vape. Alat tersebut ada yang dapat diatur kadar nikotinnya dan asapnya, sehingga dapat menurunkan dosisnya dengan mudah, karena fitur ini, maka vape dimanfaatkan oleh kalangan tertentu untuk memulai mencoba berhenti merokok secara bertahap sampai akhirnya tidak merokok lagi. Namun harganya tergolong mahal daripada rokok biasa. Tetap saja, rokok elektrik tidak dianjurkan bagi kalangan yang hanya ingin mencoba-coba atau ingin mengikuti arus trend di masyarakat.Salah satu hal yang disayangkan adalah kami tidak dapat meninjau lebih jauh mengenai keberjalanan pembinaan UKS di SMK Kesehatan Donohudan melalui dialog dan wawancara maupun observasi secara langsung dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia. Pada pertemuan ketiga pada tanggal 26 November 2013 dilaksanakan pelaporan, evaluasi, mengumpulkan laporan kegiatan dan pengambilan nilai.

BAB IVPENUTUPA. KESIMPULANDari kegiatan Field Lab topik Keterampilan Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa, NAPZA, dan Gangguan Belajar di SMK Kesehatan, Ngemplak dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:1. Pelaksanaan kegiatan Penyuluhan Bahaya NAPZA dan Rokok di SMK Kesehatan Ngemplak, Boyolali dapat berjalan dengan baik.2. Para siswa dan siswi sebelumnya sudah memiliki prior knowledge yang baik tentang NAPZA dan rokok secara umum karena institusi terkait memiliki mata pelajaran khusus mengenai kesehatan.Meskipun, beberapa siswa belum menghindarkan diri dari kegiatan merokok. Hal tersebut terjadi karena faktor lingkungan masyarakat. Para siswa bertekad untuk mulai menghindarkan diri dari merokok karena mereka dapat menyadari keberadaan mereka sebagai agen utama kesehatan di masyarakat.3. Kegiatan penyuluhan yang diberikan kepada siswa dan siswi dinilai dapat meningkatkan dan mengundang pengetahuan peserta. Hal tersebut dapat dilihat dari keaktifan siswa siswi dalam bertanya dan menjawab pertanyaan.4. Fasilitasi yang diberikan oleh Puskesmas Ngemplak dan SMK Kesehatan, Boyolali sudah sangat baik dalam memberikan kesempatan membina bagi kelompok 16 Field Lab.B. SARAN1. Pelaksanaan UKS sebagai pengontrol perilaku hidup sehat siswa SMP/SMA perlu ditingkatkan terkait fungsinya yang strategis sebagai penyalur antara tenaga kesehatan dan warga sekolah khususnya siswa. 2. Perlunya sosialisasi lebih lanjut dan pemantauan secara berkala terhadap penyalahgunaan NAPZA dan gangguan belajar siswa melalui kegiatan intrakurikuler(bimbingan konseling) dan ekstrakurikuler(misal: PMR). 3. Puskesmas diharapkan dapat memberikan penyuluhan berkelanjutan khususnya kepada kader UKS di masing-masing sekolah dan dapat memberi masukan dan motovasi untuk meningkatkan pembinaan dan pengembangan UKS pada masing-masing SMP/SMA.

DAFTAR PUSTAKA

Alifia, U. 2008. Apa Itu Narkotika dan Napza. Semarang : PT. Bengawan Ilmu.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1997. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. http://www.dikti.go.id/files/atur/sehat/UU-5-1997Psikotropika.pdf (diakses tanggal 26 November 2013).Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._35_Th_2009_ttg_Narkotika.pdf (diakses tanggal 23 November 2013). Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 422/MENKES/SK/III/2010 tentang Pedoman Penatalaksanaan Medik Gangguan Penggunaan NAPZA. http://kebijakankesehatanindonesia.net/sites/default/files/file/2011/kepmenkes/KMK%20No.%20422%20ttg%20NAPZA.pdf (diakses tanggal 23 November 2013).Jayati, Dewi. 2010. Gambaran Penggunaan Narkoba Pada Pria Yang Direhabilitasi Di Yayasan Al-Kamal Sibolangit Center Tahun 2010. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/19888 (diakses tanggal 26 November 2013).Martono, dkk. 2006. Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah. Jakarta : Balai Pustaka.Maramis, Willy F; Maramis, Albert A. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press.Pratiwi, Beby Ayu. 2011. Pengaruh Narkoba terhadap Kesehatan Periodontal Tahanan Narkoba di Poltabes MS. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25051 (diakses tanggal 26 November 2013). UNICEF. 2004. HIV-AIDS Booklet. www.unicef.org/indonesia/id/HIV-AIDSbooklet_part4.pdf (diakses tanggal 26 November 2013).LAMPIRAN

Gambar 2 kegiatan Field lab FK UNS kelompok 16, penyuluhan Napza di SMK DONOHUDAN-Boyolali

Gambar 3 kegiatan Field lab FK UNS kelompok 16, penyuluhan Napza di SMK DONOHUDAN-Boyolali