laporan fet - rahayu r - 1 tc a
DESCRIPTION
laporan fetTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA I
FIELD EFFECT TRANSISTOR (FET)
Disusun Oleh :
Nama :Rahayu Rahmatunisa
Nim : 131331022
Kelas : 1-A2
Kelompok : 3 (tiga)
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014
Pembagian Tugas :
Percobaan Karakteristik FET
Membuat jurnal : Sofyan Maulani (131331027)
Merakit rangkaian : Tri Kurniati (131331029)
Mengukur rangkaian : Rahayu Rahmatunisa (131331022)
Mempersiapkan alat : Rustam Azis Sopandi (131331026)
Percobaan Aplikasi FET sebagai penguat
Membuat jurnal : Tri Kurniati (131331029)
Merakit rangkaian : Tri Kurniati (131331029)
Mengukur rangkaian : Sofyan Maulani (131331027)
Mempersiapkan alat : Rahayu Rahmatunisa (131331022)
FIELD EFFECT TRANSISTOR
I. Tujuan
Memahami karakteristik output dan karakteristik dari FET
Menggambarkan kurva karakteristik
Dapat menghitung factor transconductance (gm)
Memahami aplikasi FET sebagai penguat
II. Alat dan komponen
Alat: Komponen:
- Osiloskop - Resistor 1K; 2,2K; 1M (Ω)
- Function Generator - Transistor BF244
- Power Supply - Kapasitor 1; 100 (μF)
- Multimeter Analog - Potensiometer 220; 1K (Ω)
- Papan Percobaan - Jumper
- Kabel penghubung
III. Landasan Teori.
Karakteristik FET
Field Effect Transistor atau transistor efek medan atau yang lebih dikenal
dengan FET, adalah suatu komponen semi konduktor yang bekerja berdasarkan
pengaturan arus dengan medan listrik. FET termasuk jenis komponen aktif. FET
disebut unifolar junction transistor karena cara kerjanya hanya berdasarkan aliran
pembawa muatan mayoritas. FET memiliki tiga buah terminal, yaitu Source
(sumber), Drain (buangan), dan Gate (gerbang). Ketiga terminal ini dapat
disetarakan dengan terminal emitor, kolektor, dan basis pada sebuah BJT, namun
terdapat beberapa perbedaan yang cukup penting. Pada penggunaan normal, FET
disambungkan di dalam rangkaian dengan cara yang sama sebagaimana halnya
sebuah BJT. Terminal source adalah terminal yang paling negatif dan terminal
drain adalah yang paling positif. Ketika tegangan diberikan ke terminal gate, arus
yang disebut arus drain akan mengalir masuk melewati terminal drain dan keluar
melalui terminal source.
Perbedaan utama antara BJT dengan FET adalah bahwa dalam transistor bipolar
arus output (IC) dikendalikan oleh arus input (IB). Sedangkan dalam FET arus
output (ID) dikendalikan oleh tegangan input (VGS), karena arus input adalah nol.
Sehingga resistansi input FET sangat besar, dalam orde puluhan megaohm.
Disamping itu, FET lebih stabil terhadap temperatur dan konstruksinya lebih kecil
serta pembuatannya lebih mudah dari transistor bipolar, sehingga amat
bermanfaat untuk pembuatan keping rangkaian terpadu. FET bekerja atas aliran
pembawa mayoritas saja, sehingga FET cenderung membangkitkan noise (desah)
lebih kecil dari pada transistor bipolar.
Aplikasi FET sebagai Penguat
Untuk menggunakan transistor FET sebagai penguat, maka transistor harus
berada dalam daerah saturasinya. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan arus
ID dan tegangan VDS tertentu. Cara yang biasa digunakan dalam mendesain
penguat adalah dengan menggambarkan garis beban pada kurva ID dan VDS.
Setelah itu ditentukan Q point‐nya yang akan menentukan ID dan VGS yang harus
dihasilkan pada rangkaian. Setelah Q point dicapai, maka transistor telah dapat
digunakan sebagai penguat,dalam hal ini, sinyal yang diperkuat adalah sinyal kecil
(sekitar 40‐50 mVp‐p dengan frekuensi 1‐10 kHz). Terdapat 3 konfigurasi penguat
pada transistor FET, yaitu 1.Common Source 2.Common Gate 3.Common Drain.
Ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda‐beda dari faktor penguatan,
resistansi input, dan resistansi output.
IV. Rangkaian Percobaan
1. Rangkaian Karakteristik FET
2. Rangkaian Aplikasi
FET sebagai Penguat
R1 2,2kΩ
Pot11kΩ
V VGS
V VDS
A
IDPot2220Ω
BF244
+15 V-15 V
Gambar 1
+ 15 V
R1 1MΩ R3 1kΩ
RS
Vs40 mVpp
C1
C2
CS
1μF
1μF
100μF
Vout
BF244
R2 1MΩ1 kHz
Gambar 2
V. Langkah Percobaan
Percobaan rangkaian karakteristik FET (output)
1. Persiapkan alat dan komponen yang dibutuhkan.
2. Cek alat dan komponen terlebih dahulu sebelum digunakan.
3. Buat rangkaian karakteristik FET seperti pada gambar 1 dengan menggunakan
transistor BF244.
4. Atur VDS sebesar 15V dengan mengatur potensiometer 220 Ω.
5. Atur VGS menjadi 0; -0,25; -0,5; -0,75; -1; -1,25 (V) dengan mengatur
potensiometer 1K.
6. Ukur arus ID pada saat VGS = 0; -0,25; -0,5; -0,75; -1; -1,25 (V) dengan
menggunakan multimeter.
7. Ulangi langkah 4-6 dengan mengatur VDS pada 10; 5; 3; 2; 1; 1,5; 0,5; 0 (V)
8. Catat hasil pengukuran tersebut pada tabel pengamatan.
Percobaan karakteristik transfer ID=f(VGS)
1. Persiapkan alat dan komponen yang dibutuhkan.
2. Cek alat dan komponen terlebih dahulu sebelum digunakan.
3. Buat rangkaian karakteristik FET seperti pada gambar 1 dengan menggunakan
transistor BF244.
4. Atur VDS konstan 7V dengan mengatur potensiometer 220 Ω.
5. Atur VGS menjadi 0; -0,25; -0,5; -0,75; -1; -1,25; -1,5; -1,75; -2,0 (V) dengan
mengatur potensiometer 1K.
6. Ukur arus ID pada saat VGS = 0; -0,25; -0,5; -0,75; -1; -1,25; -1,5; -1,75; -2,0
(V) dengan menggunakan multimeter.
7. Catat hasil pengukuran tersebut pada tabel pengamatan.
Percobaan pengukuran factor transconductance (gm)
1. Hitung nilai (∆VGS/∆ID) berdasarkan hasil pengukuran pada karakteristik
transfer.
2. Catat hasil pengukuran tersebut pada tabel pengamatan.
Percobaan aplikasi FET sebagai penguat
1. Persiapkan alat dan komponen yang dibutuhkan.
2. Cek alat dan komponen terlebih dahulu sebelum digunakan.
3. Kalibrasi osiloskop pada channel 1 dan channel 2.
4. Buat rangkaian aplikasi FET sebagai penguat seperti pada gambar 2 dengan
menggunakan transistor BF244 dengan tidak memasang kapasitor.
5. Atur Vi = 0,5 Vpp dan frekuensi 1KHz.
6. Atur RS sebesar 0 Ω dengan mengatur dekade resistor.
7. Perhatikan sinyal keluaran pada osiloskop dan hitung nilai Vo.
8. Ulangi langkah 6 dan 7 dengan mengatur Rs sebesar 10; 100; 220; 330; 470;
1K; 2,2K; 3,3K; 4,7K (Ω).
9. Hitung Av dengan menggunakan rumus
10. Ulangi langkah 4-9 dengan memasang kapasitor pada rangkaian.
11. Catat hasil pengukuran tersebut pada tabel pengamatan.
VI. Hasil Pengamatan/pengukuran
1. Tabel Karakteristik output ID=f(VDS)
VDS VGS=0 VGS=-0,25 VGS=-0,5 VGS=-0,75 VGS=-1 VGS=-1.25
ID (mA) ID (mA) ID (mA) ID (mA) ID (mA) ID (mA)
15 9,5 8,5 7,25 6 4,75 3,75
10 9,5 8,5 7,25 6 4,75 3,75
5 9,25 8,25 7 5,75 4,5 3,5
3 8,75 8 6,5 5,5 4,25 3
2 8 7 6 4,75 3,75 2,5
1 5,25 5 4,5 3,25 2,75 2,25
1,5 6,75 6 5,25 4 3,25 2,25
0,5 4 3,25 3,25 2,75 2 1,75
0 0 0 0 0 0 0
Kurva Karakteristik Output
2. Tabel Karakteristik Transfer ID=f(VGS)
VDS 0 -0,25 -0,5 -0,75 -1 -1,25 -1,5 -1,75 -2
ID (mA) 10 8,75 7,5 6,25 4,75 3,75 3 2 1,25
Kurva Karakteristik Transfer
3. Tabel Pengukuran Factor Transconductance (gm)
VGS 0 -0,25 -0,5 -0,75 -1 -1,25 -1,5 -1,75 -2
ID (mA) 10 8,75 7,5 6,25 4,75 3,75 3 2 1,25
∆VGS -0,25 -0,25 -0,25 -0,25 -0,25 -0,25 -0,25 -0,25 -0,25
∆ID -1,25 -1 -1,25 -1,5 -1 -0,75 -1 -0,75 -
Gm 5 4 5 6 4 3 4 3 -
4. Tabel Aplikasi FET Sebagai Penguat
Rs(Ω) 0 10 100 220 330 470 1K 2,2K 3,3K 4,7K
Vo
Tanpa Cs
0,84
Vpp
0,68
Vpp
0,24
Vpp
0,13V
pp
90m
Vpp
50m
Vpp
22m
Vpp
14m
Vpp
10m
Vpp
6m
Vpp
Vo
dgn Cs
0,84
Vpp
0,8
Vpp
0,72Vp
p
0,62V
pp
0,51
Vpp
0,38
Vpp
90m
Vpp
160m
Vpp
145m
Vpp
105mV
pp
Av
Tanpa Cs
21 17 6 3,25 2,25 1,25 0,55 0,35 0,25 0,15
Av
dgn Cs
21 20 18 15,5 12,75 9,5 2,25 4 3,625 2,625
Input 40mVpp
Skala 50 m Vpp/div
Rs(Ω) 0 330 4.7k
Tanpa
Cs
Skala 20 m Vpp/div
Skala 50 m Vpp/div
Skala 5 mVpp /div
Dengan
Cs
Skala 20 m Vpp/div Skala 0.5 Vpp/div Skala 50 mVpp/div
VII. Analisa
Karakteristik FET
Pada karakteristik output semakin besar tegangan VDS maka semakin besar pula
arus ID dan semakin kecil nilai VGS maka semakin kecil pula arus ID.
Pada karakteristik transfer dengan mengatur nilai VDS konstan 7 volt, nilai VGS
berbanding lurus dengan nilai ID dan berdasarkan hasil pengukuran pada
karakteristik transfer dapat dihitung factor transconductance(gm) dengan rumus
∆VGS/∆ ID,
Aplikasi FET Sebagai Penguat
Dengan mengatur nilai RS dari 0 sampai 4,7K, dapat dihitung nilai Vo tanpa CS
ataupun dengan CS. Nilai Vo dapat dilihat pada keluaran sinyal osiloskop.
Semakin besar nilai RS maka semakin kecil nilai Vo.(dengan atau tanpa CS )
Sama halnya dengan penguatan tegangannya, semakin besar nilai Rs maka
semakin kecil penguatan tegangannya.
VIII. Simpulan
Pada percobaan Field Effect Transistor, dapat disimpulkan :
Arus output ID dikendalikan oleh tegangan input VGS
FET dapat menguatkan sinyal yang lemah (kecil)
Untuk aplikasi sebagai penguat perbedaan rangkaian dengan menggunakan Cs
dan tidak menggunakan Cs tidak jauh berbeda, namun apabila menggunakan
Cs penguatan yang diperoleh lebih besar daripada tidak menggunakan Cs .
Factor transconductance didefinisikan sebagai tegangan drain-source dibagi
perubahan arus drain.