laporan destilasi fraks

Upload: yiyinsetiaranta

Post on 14-Apr-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Laporan Destilasi Fraks

    1/14

    I. Judul Percobaan : Destilasi Fraksinasi

    II. Hari / Tanggal Percobaan : Jumat / 30 Maret 2012

    III. Selesai Percobaan : Jumat / 30 Maret 2012

    IV. Tujuan Percobaan :

    - Menentukan indeks bias destilat

    - Menentukan presentase kemurnian destilat

    V. Kajian Teori

    Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada tekanan

    tertentu, dimana zat cair akan dipanaskan hingga titik didihnya, serta mengalirkan uap ke

    dalam kondensor dan mengumpulkan hasil pengembunan sebagai zat cair (destilat).

    Destilasi bertujuan untuk pemurnian zat cair pada titik didinya, dan memisahkan

    campuran cairannya dari zat cair lainnya yang mempunyai titik didih berbeda. Sebagai

    contoh adalah pemurnian alkohol, pemisahan minyak bumi menjadi fraksi-fraksinya,

    pembuatan minyak atsiri dan sebagainya. Pada pemisahan dengan cara destilasi semua

    komponen yang terdapat di dalam campuran bersifat mudah menguap (volatil). Tingkat

    penguapan (volatilitas) masing-masing komponen berbeda-beda pada suhu yang sama.

    Hal ini akan berakibat bahwa pada suhu tertentu uap yang dihasilkan dari suatu

    campuran cairan akan selalu mengandung lebih banyak komponen yang lebih volatil.

    Destilasi Fraksional

    Dalam destilasi fraksional atau destilasi bertingkat proses pemisahan parsial

    diulang berkali-kali, dimana setiap kali terjadi pemisahan lebih lanjut. Hal ini berarti

    proses pengayaan dari uap yang lebih volatil juga terjadi berkali-kali sepanjang proses

    destilasi fraksional itu berlangsung. Proses pengayaan itu dapat digambarkan sebagai

    berikut.

  • 7/29/2019 Laporan Destilasi Fraks

    2/14

    Menurut gambar diatas, larutan dengan komposisi XB,0 jika dipanaskan sampai

    suhu T0 larutan ini akan mulai mendidih dan menghasilkan uap dengan komposisi YB,0.

    Pengembunan uap ini akan menghasilkan kondensat dengan komposisi XB,1. Komposisi

    XB,1 ini sama dengan YB,0, dengan titik didih T1. Kondensat ini dijaga pada suhu T1 dan

    sejumlah kecil uap dikumpulkan. Kondensat kedua mempunyai komponen XB,2 dan

    bertitik didih T2. Langkah-langkah dalam proses ini dapat diulang-ulang sampai

    didapatkan destilat murni dari komponen yang lebih volatil dan residu murni dari

    komponen yang kurang volatil.

    Kurva Destilasi

    Cara yang umum dipakai dalam melukiskan hasil destilat adalah menggambarkan

    kurva destilasi, dimana komposisi, titik didih atau sifat-sifat fisika lain dari destilat

    digambarkan terhadap persen atau jumlah destilat. Pemisahan yang sempurna akan

    diperoleh pada kurva yang mempunyai sudut pembelokan yang tajam. Hal ini

    dimungkinkan untuk campuran yang mudah dipisahkan atau peralatan yang cukup

    efektif. Keadaan atau ketajaman pembelokan memberikan gambaran pendekatan tentang

    ketajaman pemisahan, karena hal ini berhungan langsung dengan kemurnian fraksi yang

    dikumpulkan. Makin banyak jumlah destilat transisi atau makin landai sudut yang

    dibentuk pada kuva destilasi, makin kecil efisiensi alat yang digunakan. Faktor- faktor

    yang mempengaruhi ketajaman pemisahan dalam proses destilasi adalah

    1. Perbedaan komposisi yang mungkin ada diantara cairan dan uap pada keadaan

    kesetimbangan ( hubungan kesetimbangan uap dan cairan atau volatilitas

    relatip)

    2. Efektifitas kontak dari uap dan cairan yang biasa dinyatakan dalam plat teoritis

    atau HETP

    3. Perbandingan kondensat yang kembali kearah kolom fraksinasi atau refluks

    ratio

    4. kecepatan uap yang naik kekolom atau kecepatan aliran destilat.

  • 7/29/2019 Laporan Destilasi Fraks

    3/14

    Alkohol

    Dalam kimia organik, istilah alkohol merupakan nama suatu golongan senyawa

    organik yang tersusun dari unsur C, H, dan O dengan struktur yang khas. Bila ditinjau

    dari kemanfaatannya dalam sintesis senyawa organik, alkohol mempunyai peran penting.

    Hal ini karena alkohol dapat dibuat menjadi berbagai senyawa organik yang termasuk

    golongan lain, misalnya alkil halida, aldehid, keton, dan asam karboksilat. Disamping

    sebagai pelarut untuk melangsungkan sejumlah reaksi organik. Dalam kehidupan sehari-

    hari, ada beberapa anggota golongan alkohol yang memiliki kegunaan khusus, misalnya:

    metanol digunakan sebagai bahan anti pembekuan, etanol digunakan sebagai sumbser

    panas karena mempunyai nyata yang jernih dan panas dan lauril alkohol digunakan

    dalam pembuatan deterjen.

    Sifat-sifat golongan alkohol secara umum adalah :

    1. Alkohol monohidrosi suku rendah (1 sampai dengan 4 atom C) berupa cairan yang

    tidak berwarna dan dapat larut dalam air dengan segala perbandingan. Kelarutan

    alkohol dalam air makin rendah bila rantai hidrokarbonnya makin panjang.

    2. Makin tinggi berat molekul alkohol, makin tinggi pula titik didih dan viskositasnya.

    3. Alkohol yang mengandung 12 atau lebih atom C berupa zat padat yang tidak

    berwarna

    4. Alkohol alkohol suhu rendah tidak mempunyau rasa tetapi memberikan kesan

    panas pada mulut (burning taste)

    Pembuatan Metanol

    Dalam industri, metanol dibuat dengan beberapa cara, yaitu :

    a) Destilasi Destruktif Kayu, yang menghasilakan campuran yang mengandung ter,

    asam asetat, aseton, dan metanol. Cara ini adalah cara pertama yang ditemukan

    untuk pembuatan metanol dalam industri

    b) Mereaksikan karbon monoksida dan hidrogen

    CO + 2H2 CH3OH

    Dalam cara pembuatan ini, campuran gas CO dan H 2 dipanaskan pada suhu sekitar

    4500C dengan tekanan 200 atm. Katalis yang digunakan (ZnO + Cu) perlu diketahui

    bahwa campuran CO dan H2 dengan variasi temperatur, tekanan, dan katalis dapat

    katalis

  • 7/29/2019 Laporan Destilasi Fraks

    4/14

    menghasilkan senyawa organik yang berbeda-beda (alkohol, asam karboksilat, ester dan

    lain-lain).

    VI. Alat dan Bahan

    Alat

    - Tempat aluminium - Kompor listrik

    - Labu dasar bulat - Termometer

    - Destilator - Gelas ukur

    - Pipa kondensor - Tabung reaksi

    - Gelas kimia - Pipet tetes

    - Statif & klem - Batu didih

    - Selang

    - Refraktometer

    Bahan

    - Spiritus

    - Aquades

  • 7/29/2019 Laporan Destilasi Fraks

    5/14

    VII. Alur Kerja

    100 ml spirtus

    Dipanaskan

    sampai suhu

    64.5o

    C

    Destilat

    - ditampung dalam Erlenmeyer

    - tiap 2 ml destilat dicari indeks

    biasnya dengan menggunakan

    refraktometer

    - indeks bias yang didapat

    dibandingkan dengan indeks bias

    metanol(99,9%,95%,80%,70%,60%

    ,50%,40%,30%

    Hasil

    pengamatan

  • 7/29/2019 Laporan Destilasi Fraks

    6/14

    VIII. Hasil Pengamatan

    No Presedur percobaan Hasil pengamatan Dugaan / Reaksi Kesimpulan

  • 7/29/2019 Laporan Destilasi Fraks

    7/14

    1 Spirtus = ungu

    Destilat = jernih

    tidak berwarna

    Indeks biasmetanol:

    99.9% = 1.329039

    95% = 1.333030

    80% = 1.333041

    70% = 1.340541

    60% = 1.340543

    50% = 1.340542

    40% = 1.335439

    30% = 1.335440

    Indeks bias

    destilat:

    Tb 1 = 1.331042

    Tb 2 = 1.333040

    Tb 3 = 1.331043

    Rata-rata indeks

    bias destilat =

    (1.331042 +1.333040 +

    1.331043)/3 =

    1.331071

    Destilat yang

    dihasilkan adalah

    metanol dengan

    titik didih 64.5 oC

    Indeks bias

    rata-rata =

    1.331071

    Dengan persen

    kemurnian =

    97.4%

    100 ml spirtus

    Dipanaskan

    sampai suhu

    64.5

    o

    C

    Destilat

    - ditampung dalam

    Erlenmeyer

    - tiap 2 ml destilat dicari

    indeks biasnya dengan

    menggunakan

    refraktometer

    - indeks bias yangdidapat dibandingkan

    dengan indeks bias

    metanol(99,9%,95%,80

    %,70%,60%,50%,40%,

    30%

    Hasil

  • 7/29/2019 Laporan Destilasi Fraks

    8/14

    IX. Pembahasan

    Pada percobaan destilasi fraksinasi ini digunakan larutan spirtus sebagai bahan

    yang akan dipisahkan. Spirtus berwarna ungu dimasukkan dalam labu destilasi.

    Selanjutnya labu destilasi dirangkai dengan destilator dan kondensor. Destilator yang

    digunakan merupakan destilator bertingkat, sehingga uap yang dihasilkan dapat

    mengalami pemurnian beberapa kali. Thermometer diletakkan tepat diatas labu destilasi

    sejajar dengan kondensor. Hal ini untuk mengukur dan mengatur titik didih larutan agar

    terbentuk uap murni yang nantinya melewati kondensor dan menghasilkan destilat. Suhu

    dijaga konstan 64.5 oC , hal ini dikarenakan secara teori titik didih metanol sebesar 64.5

    o

    C. Dalam percobaan ini digunakan mantel sebagai pemanas. Penggunaan mantel lebih

    efektif karena terdapat pengantur besar kecilnya panas ,sehingga suhu yang dihasilkan

    dapat terus dijaga konstan.

    Pada destilasi fraksinasi ini larutan spirtus yang dipanaskan akan mulai

    mendidih pada suhu 64.5 oC dan menghasilkan uap . Selanjutnya uap yang dihasilkan

    akan didinginkan dan menghasilkan kondensat. Kondensat terus dijaga suhunya dan

    menghasilkan uap kembali dengan komposisi yang berbeda. Hal ini terus berulang

    sampai dihasilkan destilat murni dari komponen yang lebih volatile, dalam hal ini

    metanol. Dan didapatkan pula residu murni dari komponen yang kurang volatile.

    Destilat yang dihasilkan merupakan larutan jernih tidak berwarana. Larutan ini

    merupakan metanol. Selanjutnya destilat yang diperoleh diambil 3 tabung, dimana tiap

    tabungnya berisi 2 ml destilat. Tiap destilat pada masing-masing tabung diukur indeks

    biasnya menggunakan refraktometer. Pada percobaan ini diperoleh indeks bias untuk

    masing masing tabung sebagai berikut:

    Tabung 1 = 1.331042

    Tabung 2 = 1.333040

    Tabung 3 = 1.331043

    Dari hasil diatas diperoleh indeks bias destilat rata-rata sebesar 1.331071. Dari

    hasil ini dapat dihitung kemurnian destilat menggunakan rumus :

  • 7/29/2019 Laporan Destilasi Fraks

    9/14

    Karena indeks bias rata-rata yang diperoleh sebesar 1.331071 maka digunakan

    metanol 99.9% dengan indeks bias sebesar 1.329039 sebagai batas atas dan metanol 95%

    dengan indeks bias 1.333030 sebagai batas bawah. Dengan memasukkan angka ini

    kedalam rumus diatas didapatkan kemurnian destilat sebesar 97.4%. Hal ini

    menunjukkan bahwa kemurnian metanol sebesar 97.4% sedangakan sisanya sebesar

    2.6% merupakan komponen lain missal air atau etanol.

  • 7/29/2019 Laporan Destilasi Fraks

    10/14

    X. Kesimpulan

    Dari percobaan yang telah kami lakukan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :

    1. Indeks bias rata - rata yang didapatkan setelah tiga kali di cek menggunakan alat

    refraktometer adalah = 1.331071

    2. Presentase kemurnian destilat yang didapatkan adalah sebesar = 97.401%

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/29/2019 Laporan Destilasi Fraks

    11/14

  • 7/29/2019 Laporan Destilasi Fraks

    12/14

    - Indeks bias metanol 50% = 1.340542

    - Indeks bias metanol 40% = 1.335439

    - Indeks bias metanol 30% = 1.335440

    Indeks bias destilat :

    1. 1.331042

    2. 1.333040

    3. 1.331043

    Rata rata indeks bias destilat =

    xd =

    batas atas (x) = 99.9 % 1.329039

    batas bawah (y) = 95% 1.333030

    xd =

    xd =

    2.401% + 95% = 97.401%

    Foto Foto Praktikum

  • 7/29/2019 Laporan Destilasi Fraks

    13/14

    Rancangan percobaan destilasi

    fraksinasi larutan spirtus

    Hasil destilat jernih tidak

    berwarna

    Destilat yang akan diukur kemurniannya

    menggunakan refraktometer

  • 7/29/2019 Laporan Destilasi Fraks

    14/14