laporan praktikum teknik pembakaran destilasi

Upload: zandhika-alfi-pratama

Post on 27-Feb-2018

287 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    1/30

    DISTILASI (PRAKTIKUM KE I)

    7

    2313 030 016

    2313 030 0332313 030 035

    2313 030 051

    01 Oktober 2015

    Nurlaili Humaidah ST.,MT.

    Fani Irma Yulianti P.,A.md

    LABORATORIUM

    TEKNIK PEMBAKARAN

    Modul Praktikum :

    Kelompok:

    1.Shinta Hilmi Izzati NRP

    2.

    Danissa Hanum A NRP3.Zandhika Alfi P NRP

    4.Aprise Mujiartono NRP

    Tanggal Percobaan :

    Dosen Pembimbing :

    Asisten :

    PROGRAM STUDI Diii TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    SURABAYA

    2 15

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    2/30

    I-1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Dalam pra rencana pabrik, keberadaan kolom distilasi selalu ada

    pada tahap pemisahan, dan selalu menjadi bagian penting dalam proses

    rancangan pabrik lengkap. Selain itu dalam proses pemisahan minyak bumi

    juga menggunakan metode distilasi yaitu dengan distilasi bertingkat, minyak

    bumi dapat dipisahkan komponen yang tergantung di dalamnya yang sesuai

    dengan titik didihnya. Sehingga dapat ditentukan sifat karakteristik

    penguapan suatu komponen minyak bumi yang terkait dengan fungsinyasebagai bahan bakar (Septiadevi, 2008).

    Pada proses pemisahan secara distilasi, fase uap akan segera terbentuk

    setelah sejumlah cairan dipanaskan. Uap dipertahankan kontak dengan sisa

    cairannya (dalam waktu relatif cukup) dengan harapan pada suhu dan

    tekanan tertentu, antara uap dan sisa cairan akan berada dalam

    keseimbangan, sebelum campuran dipisahkan menjadi distilat dan residu.

    Fase uap yang mengandung lebih banyak komponen yang lebih mudah

    menguap relatif terhadap fase cair, berarti menunjukkan adanya suatu

    pemisahan. Sehingga kalau uap yang terbentuk selanjutnya diembunkan dan

    dipanaskan secara berulang-ulang, maka akhirnya akan diperoleh

    komponen-komponen dalam keadaan yang relatif murni (Komariah, 2009).

    Dengan praktikum distilasi ini, diharapkan dalam pemisahan minyak

    bumi dapat digunakan sesuai dengan kegunaannya. Pemakaiannya dapat

    dikhususkan, sesuai dengan karakteristik yang ada dalam minyak bumi.

    Sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, jika kita menggunakan

    sesuai dengan kegunaannya.

    I.2 Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dari percobaan distilasi ini adalah bagaimana cara

    menentukan karakteristik bahan bakar dari campuran 84% kerosin dan 16%

    solar dari segi volatilitasnya dengan menggunakan metode distilasi?

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    3/30

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

    PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA

    Fakultas Teknologi Industri-ITS

    I-2

    Bab i pendahuluan

    I.3 Tujuan Percobaan

    Tujuan dari percobaan distilasi ini adalah untuk menentukan

    karakteristik suatu bahan bakar dari segi volatilitasnya dengan

    menggunakan metode distilasi sehingga dapat diketahui boiling point,komposisi bahan,propertiesbahan, aplikasi dari campuran 84% kerosin dan

    16% solar, dan penanganan serta penyimpanannya.

    I.4 Manfaat Percobaan

    Adapun manfaat dari percobaan distilasi ini, yaitu:

    1.

    Dapat dijadikan sebagai referensi mengenai karakteristik campuran 84%

    kerosin dan 16% solar berdasarkan volatilitas.

    2.

    Dapat memilih cara yang tepat dalam hal penanganan dan penyimpanan

    campuran 84% kerosin dan 16% solar.

    3. Dapat mengetahui proses distilasi campuran 84% kerosin dan 16% solar

    point range, komposisi bahan, properties bahan, aplikasi dari sampel, cara

    penanganan dan penyimpanan dari suatu sampel.

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    4/30

    II-1

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 Dasar Teori

    II.1.1 Pengertian Distilasi

    Dalam pabrik, keberadaan kolom distilasi ada pada tahap pemisahan,

    dan selalu ada dalam rancangan proses lengkap. Pemisahan campuran liquid

    dengan distilasi bergantung pada perbedaan volatilitas antar komponen.

    Komponen yang memiliki relative volatility yang lebih besar akan lebih

    mudah pemisahannya. Uap akan mengalir menuju puncak kolom sedangkan

    liquid menuju ke bawah kolom secara counter-current(berlawanan arah). Uapdan liquid akan terpisah pada plate atau packing. Sebagian kondensat dari

    condensor dikembalikan ke puncak kolom sebagai liquid untuk dipisahkan

    lagi, dan sebagian liquid dari dasar kolom diuapkan pada Reboiler dan

    dikembalikan sebagai uap (Komariah, 2009).

    Distilasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk memisahkan

    suatu campuran liquid yang miscible dan volatile menjadi komponen

    masing-masing. Syarat dasar dari pada proses distilasi ini adalah

    komposisi uapnya berbeda komposisi liquidnya pada saat terjadikesetimbangan. Proses distilasi secara teoritis tidak akan menghasilkan

    produk dengan kemurnian 100 % karena semakin mendekati kemurniaan

    maka kerja yang dilakukan alat akan semakin besar. Operasi ini dipengaruhi

    oleh jumlah plate dalam kolom, harga relative volatility serta kecepatan

    aliran fase liquid dan fase uapnya. Apabila perbedaan komposisi uap

    jauh lebih besar dibandingkan komposisi liquid maka pemisahan

    komponen akan lebih mudah dilakukan (Billah, 2009).

    Pemisahan komponen-komponen dari campuran liquid melalui distilasi

    bergantung pada perbedaan titik didih masing-masing komponen, serta

    bergantung juga pada konsentrasi komponen yang ada. Campuran liquid

    akan memiliki karakteristik titik didih yang berbeda. Oleh karena itu, proses

    distilasi bergantung pada tekanan uap campuran liquid. Tekanan uap suatu

    liquid pada temperatur tertentu adalah tekanan keseimbangan yang

    dikeluarkan oleh molekul-molekul yang keluar dan masuk pada permukaan

    liquid. Berikut adalah hal-hal penting berkaitan dengan tekanan uap :

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    5/30

    II-2

    B B II TINJ U N PUST K

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIAFakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    a.

    Input energi menaikkan tekanan uap

    b.

    Tekanan uap berkaitan dengan proses mendidih

    c.

    Liquid dikatakan mendidih ketika tekanan uapnya sama dengan tekananudara sekitar.

    d.

    Mudah atau tidaknya liquid untuk mendidih bergantung pada

    volatilitasnya.

    e.

    Liquid dengan tekanan uap tinggi (mudah menguap) akan mendidih pada

    temperatur yang lebih rendah.

    f.

    Tekanan uap dan titik didih campuran liquid bergantung pada jumlah

    relatif komponen-komponen dalam campuran.

    g.

    Distilasi terjadi karena perbedaan volatilitas komponen-komponen dalamcampuran liquid.

    (Komariah, 2009)

    Secara fundamental semua proses-proses distilasi dalam kilang minyak

    bumi adalah sama. Semua proses distilasi memerlukan beberapa peralatan

    yang penting seperti Kondensor dan Cooler, Menara Fraksionasi, Kolom

    Stripping. Proses pemisahan secara distilasi dengan mudah dapat dilakukan

    terhadap campuran, dimana antara komponen satu dengan komponen yang

    lain terdapat dalam campuran :

    a. Dalam keadaan standar berupa cairan, saling melarutkan menjadi

    campuran homogen.

    b. Mempunyai sifat penguapan relatif cukup besar.

    c. Tidak membentuk cairan azeotrop.

    (Komariah, 2009)

    Pada proses pemisahan secara distilasi, fase uap akan segera terbentuk

    setelah sejumlah cairan dipanaskan. Uap dipertahankan kontak dengan sisa

    cairannya (dalam waktu relatif cukup) dengan harapan pada suhu dan

    tekanan tertentu, antara uap dan sisa cairan akan berada dalam

    keseimbangan, sebelum campuran dipisahkan menjadi distilat dan residu.

    Fase uap yang mengandung lebih banyak komponen yang lebih mudah

    menguap relatif terhadap fase cair, berarti menunjukkan adanya suatu

    pemisahan. Sehingga kalau uap yang terbentuk selanjutnya diembunkan dan

    dipanaskan secara berulang-ulang, maka akhirnya akan diperoleh

    komponen-komponen dalam keadaan yang relatif murni(Komariah, 2009)

    .

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    6/30

    II-3

    B B II TINJ U N PUST K

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

    Fakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    II.1.2 Klasifikasi Distilasi

    Distilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu :

    a. Distilasi kontinyub. Distilasi batch

    Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu :

    a.

    Distilasi atmosferis (0,4-5,5 atm mutlak)

    b.

    Distilasi vakum ( 300 mmHg pada bagian atas kolom) 3. Distilasi

    tekanan ( 80 psia pada bagian atas kolom)

    Berdasarkan komponen penyusunnya :

    a.

    Distilasi sistem biner

    b.

    Distilasi sitem multi komponenBerdasarkan sistem operasinya terbagi dua, yaitu :

    a. Single-stage Distillation

    b. Multi stage Distillation

    (Komariah, 2009)

    II.1.3 Distilasi Fraksinasi Minyak Bumi

    Distilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan

    perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini adalah distilasi fraksinasi. Mula-

    mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur)

    sampai dengan suhu 370C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan

    tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash

    chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi).

    Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan

    dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi)(Septiadevi, 2008).

    Minyak mentah yang menguap pada proses distilasi ini naik ke bagian

    atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda.

    Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan

    turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap

    dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup

    gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi

    tersebut makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih

    lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih

    rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga

    komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    7/30

    II-4

    B B II TINJ U N PUST K

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIAFakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian

    dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas) (Septiadevi, 2008).

    Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residuminyak bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki

    rantai karbon sejumlah lebih dari 20. Fraksi minyak bumi yang dihasilkan

    berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai berikut :

    a.

    Gas

    Rentang rantai karbon : C1 sampai C5

    Trayek didih : 0 sampai 50C

    b.

    Gasolin (Bensin)

    Rentang rantai karbon : C6 sampai C11Trayek didih : 50 sampai 85C

    c.

    Kerosin (Minyak Tanah)

    Rentang rantai karbon : C12 sampai C20

    Trayek didih : 85 sampai 105C

    d.

    Solar

    Rentang rantai karbon : C21 sampai C30\

    Trayek didih : 105 sampai 135C

    e.

    Minyak Berat

    Rentang ranai karbon : C31 sampai C40

    Trayek didih : 135 sampai 300C

    f.

    Residu

    Rentang rantai karbon : di atas C40

    Trayek didih : di atas 300C

    Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses distilasi bertingkat belum

    memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu

    pengolahan lebih lanjut yang meliputi

    a.

    proses cracking

    b.

    proses reforming

    c.

    proses polimerisasi

    d.

    proses treating

    e.

    proses blending

    (Septiadevi, 2008).

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    8/30

    II-5

    B B II TINJ U N PUST K

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

    Fakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    II.2 Karakteristik Sampel

    II.2.1 Solar

    Solar adalah salah satu jenis bahan bakar yang dihasilkan dari prosespengolahan minyak bumi, pada dasarnya minyak mentah dipisahkan fraksi-

    fraksinya pada proses distilasi sehingga dihasilkan fraksi solar dengan titik

    didih 250C sampai 300C. Kualitas solar dinyatakan dengan bilangan cetane

    (pada bensin disebut oktan), yaitu bilangan yang menunjukkan kemampuan

    solar mengalami pembakaran di dalam mesin serta kemampuan mengontrol

    jumlah ketukan (knocking), semakin tinggi bilangan cetane ada solar maka

    kualitas solar akan semakin bagus(Anjas, 2015).

    Gambar II.1Bahan Bakar Solar

    Sebagai bahan bakar, tentunya solar memiliki karakteristik tertentu

    sama halnya dengan jenis bahan bakar lainnya. berikut karakteristik yang

    dimiliki fraksi solar:

    a.

    Tidak berwarna atau terkadang berwarna kekuning-kuningan dan

    berbau.

    b.

    Tidak akan menguap pada temperatur normal.

    c.

    Memiliki kandungan sulfur yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan

    bensin dan kerosen.

    d.

    Memiliki flash point (titik nyala) sekitar 40C sampai 100C.

    e.

    Terbakar spontan pada temperatur 300C.

    f.

    Menimbulkan panas yang tinggi sekitar 10.500 kcal/kg.

    (Anjas, 2015)

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    9/30

    II-6

    B B II TINJ U N PUST K

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIAFakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    NIHIL

    Tak Terdeteksi

    Solar atau Diesel Fuel memiliki komposisi Hidrokarbon dan additive.

    Solar memiliki karakteristikfisik dan kimia yang dapat dilihat pada Tabel

    berikut:Tabel II.1Karakteristik Fisik dan Kimiawi Solar

    No. Karakteristik SatuanBatasan Metode

    MIN MAX ASTM

    1 Bilangan Cetana

    Angka Setana

    Indeks Setana

    -

    -

    48

    45

    -

    -

    D 61395

    D 4737-96a

    2 Berat Jenis pada

    15 0C kg/m3 815 870D1298/

    D4052-96

    3 Viscositas (pada

    suhu 40 0C) mm2/sec 2.0 5.0 D445-97

    4 Kandungan Sulfur %m/m - 0.35 D 2622-98

    5 Distilasi

    Temp.95 0C - 370 -6 Titik Nyala % massa - 0,20 D 1266

    7 Titik Tuang - - No 1 D 138

    8 Residu Karbon %m/m - 0,1 D 4530-93

    9 Kandungan Air mg/kg - 500 D 2622-98

    10 Biological

    Growth*-

    11 Kandungan I-

    AME* %v/v - 10

    12 Kandungan

    methanol dan

    ethanol

    %m/m D 4815

    13 Korosi Lempeng

    TembagaMenit - kelas 1 D 130-94

    14 Kandungan Abu %v/v - 0,01 D 482-95

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    10/30

    II-7

    B B II TINJ U N PUST K

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

    Fakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    Jernih & Terang

    15 Kandungan

    Sedimen%m/m - 0,01 D 473

    16 Bilangan AsamKuat

    mgKOH/g

    - 0 D 664

    17 Bilangan Asam

    Total

    mg

    KOH/g- 0,6 D 664

    18 Partikulat mg /l - - D 2276-99

    19 Penampilan

    Visual

    20 Warna No

    ASTM 3.0 D 1500

    *)Khusus untuk minyak solar mengandung BioDiesel

    (PT.Pertamina, 2007)

    Pada umumnya solar digunakan sebagai bahan bakar kendaraan

    bermesin diesel ataupun peralatan-peralatan industri lainnya. Agar

    menghasilkan pembakaran yang baik, solar memiliki syarat-syarat agar

    memenuhi standar yang telah ditentukan. Berikut persyaratan yang

    menentukan kualitas solar:

    a.

    Mudah terbakar.

    b.

    Tidak mudah mengalami pembekuan pada suhu yang dingin.

    c.

    Memiliki sifat anti knocking dan membuat mesin bekerja dengan lembut.

    d.

    Solar harus memiliki kekentalan yang memadai agar dapat disemprotkan

    oleh ejector di dalam mesin.

    e.

    Tetap stabil atau tidak mengalami perubahan struktur, bentuk dan

    warna dalam proses penyimpanan.

    f.

    Memiliki kandungan sulfur sekecil mungkin, agar tidak berdampak burukbagi mesin kendaraan serta tidak menimbulkan polusi.

    (Anjas, 2015)

    II.2.2 Kerosin

    Kerosin adalah cairan hidrokarbon yang tidak bewarna dan mudah

    terbakar. Kerosin diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari minyak

    mentah pada 1500C dan 2750C (rantai karbon dari C12 sampai C15). Kerosin

    digunakan sebagai bahan bakar kompor masak, bahan bakar alat penerang,

    dan bahan bakar pesawat terbang. Kualitas kerosin untuk bahan bakar

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    11/30

    II-8

    B B II TINJ U N PUST K

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIAFakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    kompor dan alat penerangan lebih rendah dibandingkan kerosin untuk

    bahan bakar pesawat terbang. Kerosin yang digunakan sebagai bahan bakar

    kompor dan alat penerangan dikenal dengan istilah minyak tanah,sedangkan untuk bahan bakar pesawat disebut avtur (Muchtaridi, 2006).

    Gambar II.2Bahan Bakar Kerosin

    Kerosin atau minyak tanah memiliki komposisi hidrokarbon dan

    additive. Kerosin memiliki karakteristik fisik dan kimiawi yang dapat dilihat

    pada Tabel berikut:

    Tabel II.2Karakteristik Fisik dan Kimiawi Kerosin

    No. Karakteristik SatuanBatasan Metode

    MIN MAX ASTM IP

    1Densitas pada 150C

    kg/m3 - 835 D1298 -

    2 Titik Asap mm 15 - D1322 -

    3Nilai Jelaga (Char

    Value)mg/kg - 40 - IP 10

    44.1

    4.2

    DistilasiPerolehan pada

    2000C

    Titik Akhir

    %Vol

    0C

    18

    -

    -

    310

    -

    -

    -

    -

    5 Titik Nyala Abel 0C 38,0 - - IP 170

    6Kandungan

    Belerang

    %

    massa- 0,20 D 1266 -

    7 Korosi Bilah - - No 1 D 138

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    12/30

    II-9

    B B II TINJ U N PUST K

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

    Fakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    Dapat Dipasarkan

    Tembaga (3

    jam/500C)

    8 Bau dan Warna(PT.Pertamina, 2007)

    II.3. ASTM D-86 Metodologi Percobaan Distilasi

    II.3.1 Signifikansi dan Penggunaan

    1.

    Metode dasar uji menentukan rentang didih dari produk minyak bumi

    dengan melakukan distilasi batch sederhana, telah digunakan selama

    industri minyak mentah ada. Ini adalah salah satu metode uji tertua di

    bawah yurisdiksi. Komite ASTM D02, berasal dari waktu ketika masihdisebut sebagai distilasi Engler. Karena test metode telah digunakan

    untuk seperti jangka waktu yang panjang, sebuah jumlah besar basis data

    historis yang ada untuk memperkirakan akhir menggunakan sensitivitas

    pada produk dan proses.

    2.

    Penyulingan (volatilitas) karakteristik dari hidrokarbon memiliki efek

    yang penting pada keselamatan mereka dan kinerja, terutama dalam hal

    bahan bakar dan pelarut. Rentang didih memberikan informasi mengenai

    komposisi, sifat, dan perilaku bahan bakar selama penyimpanan dan

    penggunaan. Volatilitas adalah utama penentu kecenderungan campuran

    hidrokarbon untuk menghasilkan uap berpotensi ledakan.

    3.

    Karakteristik distilasi yang sangat penting untuk kedua bensin otomotif

    dan penerbangan, mempengaruhi mulai, proses pemanasan, dan

    kecenderungan untuk mengunci uap pada operasi tinggi temperatur atau

    pada ketinggian tinggi, atau keduanya. Kehadiran tinggi titik didih

    komponen dalam bahan bakar ini dan lainnya dapat secara signifikan

    mempengaruhi tingkat pembentukan pembakaran padat deposito.

    4.

    Volatilitas, karena mempengaruhi tingkat penguapan, adalah penting

    faktor dalam penerapan pelarut banyak, terutama yang digunakan dalam

    cat.

    5.

    Batas Distilasi sering termasuk dalam produk minyak bumi spesifikasi,

    dalam perjanjian kontrak komersial, proses kilang / kontrol aplikasi, dan

    kepatuhan terhadap peraturan aturan.

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    13/30

    II-10

    B B II TINJ U N PUST K

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIAFakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    II.3.2 Peralatan

    Komponen dasar dari unit distilasi adalah labu distilasi, kondensor dan

    terkait pendinginan bak mandi, logam perisai atau kandang untuk labudistilasi, panas sumber, dukungan termos, alat pengukur suhu, dan silinder

    menerima untuk mengumpulkan distilat tersebut.

    Gambar II.3Pemasangan Peralatan Menggunakan Gas Burner

    Di samping komponen dasar yang diuraikan pada Gambar II.3

    unit otomatis juga dilengkapi dengan sistem untuk mengukur

    dan secara otomatis merekam suhu dan yang terkait pemulihan volume

    silinder penerima. Rincian deskripsi peralatan distilasi manual unit diberikan

    dapat dilihat pada Gambar II.4.

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    14/30

    II-11

    B B II TINJ U N PUST K

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

    Fakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    Gambar II.4Pemasangan Peralatan Menggunakan Pemanas Elektrik

    Keterangan:

    1Condenser bath 11Distillation flask

    2Bath cover 12Temperature sensor

    3Bath temperature sensor 13Flask support board

    4Bath overflow 14Flask support platform

    5Bath drain 15Ground connection

    6Condenser tube 16Electric heater

    7Shield 17Knob for adjusting level of

    8Viewing window support platform9aVoltage regulator 18Power source cord

    9bVoltmeter or ammeter 19Receiver cylinder

    9cPower switch 20Receiver cooling bath

    9dPower light indicator 21Receiver cover

    10Vent

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    15/30

    II-12

    B B II TINJ U N PUST K

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIAFakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    II.3.3 Alat Pengukur Suhu

    Mercury-di termometer-kaca, jika digunakan, harus diisi

    dengan gas inert, lulus pada batang dan pendukung enamel. Mereka harussesuai dengan Spesifikasi E 1 atau IP Standar Metode Analisis dan Pengujian

    Minyak dan Terkait Produk 1996, Lampiran A, atau keduanya, untuk

    termometer ASTM 7C/IP 7F 5C dan ASTM untuk termometer kisaran

    rendah, dan ASTM 8C/IP 6C dan ASTM 8F untuk termometer kisaran tinggi.

    Termometer yang telah terbuka untuk diperpanjang periode di atas

    suhu yang diamati 370C akan tidak akan digunakan tanpa verifikasi dari

    titik es atau diperiksa sebagaimana yang ditetapkan dalam Spesifikasi E 1

    dan Test Metode E 77. CATATAN 2-Pada pembacaan termometer diamatidari 370 C, suhu bola lampu mendekati kisaran kritis dalam gelas dan

    termometer mungkin kehilangan kalibrasinya.

    Sistem pengukuran Suhu selain yang diuraikan dalam paragraf diatas.

    Yang memuaskan untuk metode pengujian, disediakan bahwa mereka

    menunjukkan lag suhu yang sama, muncul batang efek, dan akurasi sebagai

    kaca merkuri yang setara dalam termometer.

    The sirkuit elektronik atau algoritma, atau keduanya,

    digunakan harus mencakup kemampuan untuk mensimulasikan temperatur

    lag dari merkuri-di termometer-kaca atau, sensor juga dapat ditempatkan

    dalam casing dengan ujung sensor tertutup sehingga perakitan, karena massa

    disesuaikan termal dan konduktivitas, memiliki jeda waktu suhu sama

    dengan gelas-merkuri di-termometer.

    Catatan khusus pada alat pengukur suhu ini yaitu, Di daerah di mana

    suhu berubah dengan cepat selama penyulingan, lag suhu termometer bisa

    sama sebanyak 3 detik.

    Dalam kasus sengketa, metode uji wasit harus

    dilakukan dengan merkuri yang ditentukan dalam termometer kaca.

    II.3.4 Alat Pemusatan Sensor Suhu

    Sensor suhu harus dipasang melalui pas-pas perangkat dirancang

    untuk mekanis yang berpusat sensor di leher botol tanpa kebocoran uap.

    Contoh perangkat keterpusatan diterima ditunjukkan dalam Gambar II.5

    dan Gambar II.6 (Peringatan-Penggunaan penyumbat polos dengan lubang

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    16/30

    II-13

    B B II TINJ U N PUST K

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

    Fakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    dibor melalui pusat tidak dapat diterima untuk tujuan yang dijelaskan di

    6.4.1.)

    Gambar II.5 PTFE Centering Device for Ground Glass Joint

    Gambar II.6 Example of Centering Device Designs for Straight-Bore Neck Flas

    Hal yang perlu diperhatikan perangkat centering lainnya juga dapat

    diterima, selama mereka posisi dan memegang perangkat pendeteksi suhu

    dalam posisi yang tepat di leher kolom distilasi, seperti ditunjukkan pada

    Gambar II.7.

    Gambar II.7 Position of Thermometer in Distillation Flask

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    17/30

    II-14

    B B II TINJ U N PUST K

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIAFakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    Hal yang perlu diperhatikan saat menjalankan tes dengan metode

    manual, produk dengan sebuah IBP rendah mungkin memiliki satu atau

    lebih bacaan dikaburkan oleh centering perangkat.Peralatan Otomatis diproduksi pada tahun 1999 dan kemudian harus

    dilengkapi dengan perangkat agar secara otomatis menutup kekuatan untuk

    unit dan menyemprot gas inertatau uap dalam ruang dimana dipasang labu

    distilasi dalam hal api.

    Barometer-Aalat pengukur tekanan mampu mengukur tekanan stasiun

    lokal dengan akurasi 0,1 kPa (1mm Hg) atau lebih baik, pada ketinggian

    sama relatif terhadap permukaan laut sebagai peralatan di laboratorium.

    (Peringatan-Jangan mengambil pembacaan dari barometer aneroid biasa,seperti yang digunakan di stasiun cuaca dan bandara, karena ini belum tepat

    untuk memberikan pembacaan permukaan laut.)

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan penyebab kebakaran adalah

    kerusakan dari labu distilasi, konsleting, dan busa dan menumpahkan sampel

    cairan melalui bagian atas pembukaan termos.

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    18/30

    III-1

    BAB III

    METODOLOGI PERCOBAAN

    III.1 Variabel Percobaan

    1.

    Komposisi campuran kerosin : solar = 84% : 16%

    2. Repeatability = 2 kali

    III.2 Bahan yang Digunakan

    1.

    Kerosin

    Dibeli pada hari Rabu, 30 September 2015 di SPBU Keputih

    2.

    SolarDibeli pada hari Rabu, 30 September 2015 di SPBU Dharmahusada

    3.

    Air

    III.3 Alat yang Digunakan

    1.

    Adaptor

    2.

    Gelas ukur

    3.

    Kondesor

    4.

    Labu distilasi

    5.

    Statif dan klem

    6. Termometer

    III.4 Prosedur Percobaan

    III.4.1 Tahap Persiapan

    1.

    Menyiapkan alat yang dibutuhkan.

    2.

    Merangkai alat distilasi.

    3.

    Mengukur 84 mL kerosin dan 16 mL solar.

    4.

    Membuat campuran 84% kerosin dan 16% solar sebanyak 100 mL.

    III.4.2 Tahap Percobaan

    1.

    Memasukkan campuran 84% kerosin dan 16% solar ke dalam labu

    distilasi.

    2.

    Menjalankan operasi distilasi dengan menyalakan pemanas dan

    memastikan sirkulasi air dalam kondensor berjalan dengan baik.

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    19/30

    III-2

    B B III METODOLOGI PERCOB N

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIAFakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    3.

    Mengamati tetesan pertama dan mencatat temperaturnya sebagai

    initial boiling point.

    4.

    Mengamati dan mengukur temperatur setiap kenaikan 1 mL

    percentrecovery.

    5.

    Mengamati tetesan terakhir dan mencatat temperaturnya sebagai

    dry point.

    6.

    Mengamati dan mencatat suhu distilasi sebagai end point ketika

    tidak ada lagi tetesan distilat sekurang-kurangnya 5 menit setelah

    tetesan terakhir.

    7.

    Mengukur volume distilat dan residu setelah operasi distilasi

    dinyatakan selesai.

    8.

    Menghitungpercent recovery, residuedanpercent total recovery.

    9.

    Mengulangi langkah 1 sampai 8 untuk repeatabilityyang kedua.

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    20/30

    III-3

    B B III METODOLOGI PERCOB N

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

    Fakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    III.5 Diagram Alir Percobaan

    III.5.1 Tahan Persiapan

    III.5.2 Tahap Percobaan

    Menyiapkan alat yang dibutuhkan.

    Merangkai alat distilasi.

    Mengukur 84 mL kerosin dan 16 mL solar.

    Membuat campuran 84% kerosin dan 16% solar sebanyak 100

    mL.

    Mulai

    Selesai

    Memasukkan campuran 84% kerosin dan 16% solar ke dalam

    labu distilasi.

    Menjalankan operasi distilasi dengan menyalakan pemanas dan

    memastikan sirkulasi air dalam kondensor berjalan dengan

    baik.

    Mulai

    A

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    21/30

    III-4

    B B III METODOLOGI PERCOB N

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIAFakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    Mengamati tetesan pertama dan mencatat temperaturnya

    sebagai initial boiling point.

    Mengamati dan mengukur temperatur setiap kenaikan 1 mL

    percentrecovery.

    A

    Mengamati tetesan terakhir dan mencatat temperaturnyaseba ai dr oint.

    Men amati dan mencatat suhu distilasi seba ai end oint

    Mengukur volume distilat dan residu setelah operasi distilasi

    dinyatakan selesai.

    Menghitungpercent recovery, residuedanpercent total recovery.

    Mengulangi langkah percobaan untuk repeatabilityyang kedua.

    Selesai

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    22/30

    III-5

    B B III METODOLOGI PERCOB N

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

    Fakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    III.6 Gambar Alat Percobaan

    Gelas Ukur Kondensor

    Labu Distilasi Termometer

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    23/30

    III-6

    B B III METODOLOGI PERCOB N

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIAFakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    Rangkaian Alat Percobaan Distilasi

    Keterangan :

    1.

    Termometer

    2.

    Klem

    3.

    Labu Distilasi

    4.

    Pemanas Elektrik

    5.

    Kondensor

    6.

    Gelas Ukur

    7.

    Statif

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    24/30

    IV-1

    BAB IV

    HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

    IV.1 Hasil percobaan

    Dari hasil percobaan distilasi 84% kerosin dan 16% solar

    diperoleh data-data sebagai berikut:

    Tabel IV.1Hasil percobaan pada Repeatibilitiy 1

    Volume (ml) Temperatur (oC)

    IBP 232

    5 236

    10 242

    15 248

    -

    Initial Boiling Point (IBP) = 226oC

    -

    Dry Point = 281 oC

    -

    End Point = 282 oC

    -

    Volume residu = 84 ml

    -

    Volume Distilat = 16 ml

    Tabel IV.2 Hasil percobaan pada Repeatibilitiy 2

    Volume (ml) Temperatur (oC)

    IBP 250

    5 254

    10 259

    -

    Initial Boiling Point (IBP) = 244oC

    -

    Dry Point = 275 oC

    -

    End Point = 276 oC

    -

    Volume residu = 85 ml

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    25/30

    IV-2

    B B IV hasil percobaan dan pembahasan

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

    Fakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    -

    Volume Distilat = 14 ml

    IV.2 Pembahasan

    Percobaan distilasi ini bertujuan untuk menentukan karakteristik

    suatu bahan bakar dari segi volatilitasnya dengan menggunakan metode

    distilasi sehingga dapat diketahui boiling point, komposisi bahan,

    properties bahan, aplikasi dari campuran 84% kerosin dan 16% solar,

    dan penanganan serta penyimpanannya.

    Prosedur percobaan distilasi adalah memasukkan campuran 84%

    kerosin dan 16% solar ke dalam labu distilasi sebanyak 100 ml.

    Menjalankan operasi distilasi dengan menyalakan pemanas dan

    memastikan sirkulasi air dalam kondensor berjalan dengan baik. Lalu

    mengamati tetesan pertama dan mencatat temperaturnya sebagai

    initial boiling point. Setelah itu mengamati dan mengukur temperatur

    setiap kenaikan 1 mL percentrecovery. Lalu mengamati tetesan terakhir

    dan mencatat temperaturnya sebagai dry point. Mengamati dan

    mencatat suhu distilasi sebagai end point ketika tidak ada lagi tetesan

    distilat sekurang-kurangnya 5 menit setelah tetesan terakhir. Mengukur

    volume distilat dan residu setelah operasi distilasi dinyatakan selesai.

    Menghitungpercent recovery, residuedanpercent total recovery. Setelah itu

    mengulangi proses distilasi untuk repeatibility kedua.

    Dari hasil percobaan diperoleh suatu hubungan antara percent

    recoverydengan temperatur, berikut ini adalah grafik yang menyatakan

    hubungan antarapercent recoverydengan temperatur.

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    26/30

    IV-3

    B B IV hasil percobaan dan pembahasan

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

    Fakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    Grafik IV.1Hubungan antara Percent Recoverydengan Temperatur pada

    Repeatibility 1

    Dari grafik IV.1dapat dilihat bahwa semakin tinggi temperatur

    pada proses distilasi, maka % recovered sampel juga semakin tinggi. Hal

    ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa semakin tinggi

    temperatur pada proses distilasi, maka distilat yang dihasilkan akan

    semakin banyak.

    Grafik IV.2 Hubungan antara Percent Recovered dengan Temperatur

    pada Repeatibility 2

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    18

    220 240 260 280 300

    %R

    ecovery(m

    l)

    Temperatur( 0C)

    Repeatibilityb 1

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    220 240 260 280 300

    %

    Recovery(ml)

    Temperatur( 0C

    Repeatibility 2

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    27/30

    IV-4

    B B IV hasil percobaan dan pembahasan

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

    Fakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    Dari grafik IV.2dapat dilihat bahwa semakin tinggi temperatur

    pada proses distilasi, maka % recovered sampel juga semakin tinggi. Hal

    ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa semakin tinggitemperatur pada proses distilasi, maka distilat yang dihasilkan akan

    semakin banyak.

    Grafik IV.3 Perbandingan antara Percent Recovery Repeatibility 1 dan

    Repeatibility 2

    Dari grafik IV.3 Perbandingan antara Percent Recovery

    Repeatibility 1 dan Repeatibility 2 dapat dapat dibandingkan beberapa

    hal diantaranya, yaitu:

    1.

    IBP (Initial Boiling Point)

    Selisih Initial Boiling Point(IBP) pada repeatibility 1 dan 2 adalah

    240C. Pada ASTM D86-04b tabel 6 menyebutkan bahwa batas maksimal

    perbedaan adalah 5,6. Hal ini menunjukkan bahwa percobaan untuk

    menentukan nilai IBP tidak sesuai dengan standart ASTM D86-04b.

    2.

    Percent recovery1 ml

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    18

    220 240 260 280 300

    %

    Recovery

    (ml)

    Temperatur( 0C

    Repeatibilityb 1

    Repeatibility 2

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    28/30

    IV-5

    B B IV hasil percobaan dan pembahasan

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARANPROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

    Fakultas Teknologi Industri-ITSSURABAYA

    Temperatur padapercent recovered1 ml pada repeatibility 1 dan 2 adalah

    Pada ASTM D86-04b selisih maksimal adalah 2.0+1.74SC. Hal ini

    menunjukkan bahwa pada % recovered 10 % sesuai dengan standartASTM D86-04b.

    3.

    End Point

    Dari uji distilasi yang telah dilakukan, repeatibility 1 memiliki

    percent recovery 16% dengan volume destilat 16 ml pada suhu 282 0C.

    Sedangkan pada repeatibility 2 memiliki percent recovery 14 % dengan

    volume destilat 14 ml pada suhu 2760

    C, sehingga selisih antara

    kelompok 4A dan 9B adalah 6 0C. Menurut standarisasi ASTM D86-04b,

    selisih maksimal End Point adalah 7,2. Hal ini menunjukkan bahwa

    selisih FBP antara kedua percobaan sesuai dengan standart ASTM D86-

    04b.

    Tabel IV.2.1 Repeatabilitydan reproducibilitypada ASTM D86-04b

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    29/30

    V-1

    BAB V

    PENDAHULUAN

    Dari percobaan distilasi terhadap bahan bakar kerosin 84% dan solar

    16% yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

    1.

    Nilai IBP (Initial Boiling Point)pada repeability 1 dan 2 sebesar 226oC

    dan 244oC.

    2.

    Nilai DP (Dry Point) pada repeability 1 dan 2 sebesar 281oC dan 275oC.

    3.

    Nilai EP (End Point) pada repeability 1 dan 2 sebesar 282o

    C dan 276o

    C.

    4.

    Percent Recoveryyang didapat yaitu pada repeability 1 dan 2 sebesar 16%

    dan 14%.

    5.

    Percent Residuyang didapat yaitu pada repeability 1 dan 2 sebesar 84%

    dan 85%.

    6.

    Percent Lossyang didapat yaitu pada repeability 1 dan 2 sebesar 0% dan

    1%.

    7.

    Nilai Sc pada percent recovered 5% sesuai dengan ASTM D86-07b, yaitu

    sebesar 0,8 oC/%Vol.

    8.

    Nilai Sc pada percent recovered10% sesuai dengan ASTM D86-07b, yaitu

    sebesar 1,8 oC/%Vol.

    9.

    Nilai Sc pada percent recovered15% sesuai dengan ASTM D86-07b, yaitu

    sebesar 0 oC/%Vol.

    10.

    Nilai Sc pada end point/final boiling pointsesuai dengan ASTM D86-07b,

    yaitu sebesar 1,4 oC/%Vol.

    11.

    Nilai Sc optimum sebesar 1,8 yaitu pada percent recovered 10% sesuai

    dengan ASTM D86-07b.

  • 7/25/2019 Laporan Praktikum Teknik Pembakaran Destilasi

    30/30

    LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

    V-2

    Bab V KESIMPULAN