lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

31
I. TOPIK : Destilasi Uap Pada Bunga Kamboja II. TUJUAN : Memisahkan campuran dua larutan berdasarkan perbedaan titik didih dan mendapatkan minyak atsiri dari bunga kamboja. III. DASAR TEORI A. Esktraksi Ekstraksi adalah metode pemisahan satu atau beberapa zat terlarut atau solut di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam ke dua fase pelarut. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar anta rmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara difusi. Bahan ekstraksi yang telah tercampur dengan pelarut yang telah menembus kapiler- kapiler dalam suatu bahan padat dan melarutkan ekstrak larutan dengan konsentrasi lebih tinggi di bagian dalam bahan ekstraksi dan terjadi difusi yang memacu

Upload: carlosenvious

Post on 10-Aug-2015

129 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

I. TOPIK :

Destilasi Uap Pada Bunga Kamboja

II. TUJUAN :

Memisahkan campuran dua larutan berdasarkan perbedaan titik didih

dan mendapatkan minyak atsiri dari bunga kamboja.

III. DASAR TEORI

A. Esktraksi

  Ekstraksi adalah metode pemisahan satu atau beberapa zat terlarut atau

solut di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Prinsip metode ini

didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua

pelarut yang tidak saling bercampur. Batasannya adalah zat terlarut dapat

ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam ke dua fase pelarut. Proses ekstraksi

bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi kontak

antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar anta rmuka bahan ekstraksi

dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara difusi. Bahan ekstraksi yang

telah tercampur dengan pelarut yang telah menembus kapiler-kapiler dalam suatu

bahan padat dan melarutkan ekstrak larutan dengan konsentrasi lebih tinggi di

bagian dalam bahan ekstraksi dan terjadi difusi yang memacu keseimbangan

konsentrasi larutan dengan larutan di luar bahan.

a. Jenis-jenis ekstraksi sebagai berikut:

1. Cara Dingin

Maserasi, adalah ekstraksi menggunakan pelarut dengan beberapa kali

pengadukan pada suhu kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan

prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi

kinetik berarti dilakukan pengadukan kontinyu. Remaserasi berarti

dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan ekstraksi

maserat pertama dan seterusnya.

Page 2: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

Perkolasi, adalah ekstraksi pelarut yang selalu baru sampai sempurna

yang umumnya pada suhu ruang. Prosesnya didahului dengan

pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi

sebenarnya (penampungan ekstrak) secara terus menerus sampai

diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan

2. Cara Panas

Reflux, adalah ekstraksi pelarut pada temperatur didihnya selama waktu

tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya

pendingin balik.

Soxhlet, adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru

menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan

jumlah pelarut relative konstan dengan adanya pendingin balik.

Digesi, adalah maserasi kinetik pada temperatur lebih tinggi dari

temperatur kamar sekitar 40-50 C

Destilasi uap, adalah ekstraksi zat kandungan menguap dari bahan dengan

uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial zat kandungan menguap

dengan fase uap air dari ketel secara kontinyu sampai sempurna dan

diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran menjadi destilat air

bersama kandungan yang memisah sempurna atau sebagian.

Infuse, adalah ekstraksi pelarut air pada temperature penangas air 96-98 C

selama 15-20 menit.

Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang mempunyai daya

melarutkan yang tinggi terhadap zat yang diekstraksi. Daya melarutkan yang

tinggi ini berhubungan dengan kepolaran pelarut dan kepolaran senyawa yang

diekstraksi. Terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa polar larut dalam pelarut

polar dan sebaliknya.

b. Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh:

Selektivitas, pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan.

 Kelarutan, pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak

yang besar.

Kemampuan tidak saling bercampur, pada ekstraksi cair, pelarut tidak boleh

larut dalam bahan ekstraksi.

Page 3: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

Kerapatan, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara

pelarut dengan bahan ekstraksi.

Reaktivitas, pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada

komponen bahan ekstraksi.

Titik didih, titik didih kedua bahan tidak boleh terlalu dekat karena ekstrak dan

pelarut dipisahkan dengan cara penguapan, distilasi dan rektifikasi.

Kriteria lain, sedapat mungkin murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak

beracun, tidak mudah terbakar, tidak eksplosif bila bercampur udara, tidak

korosif, buaka emulsifier, viskositas rendah dan stabil secara kimia dan fisik.

Karena tidak ada pelarut yang sesuai dengan semua persyaratan tersebut, maka

untuk setiap proses ekstraksi harus dicari jenis pelarut yang paling sesuai dengan

kebutuhan. Distilasi merupakan proses pemisahan komponen-komponen antara dua

atau lebih jenis zat yang memiliki karakteristik berbeda dalam suatu  campuran.

Pemisahan terjadi oleh penguapan salah satu komponen dari campuran. Hal ini

membuktikan bahwa beberapa komponen lebih cepat menguap (volatil) dari

komponen yang lain yang sukar menguap (non volatil) atau bahwa setiap zat memiliki

titik didih yang berbeda. Kegunaan destilasi atau penyulingan larutan ialah untuk

memisahkan atau memurnikan zat terlarut dari campuran zat pelarut.

c. Macam-macam destilasi :

1. Distilasi sederhana (Non-Fraksionasi)

Distilasi ini digunakan bila sampel dikatakan hanya mengandung satu

komponen yang mudah menguap atau mempunyai perbedaan titik didih yang

tinggi. Pemurnian dengan distilasi sederhana dapat dilakukan dengan distilasi yang

berulang-ulang (redistilasi).

2. Distilasi Vakum

Distilasi Vakum disebut juga distilasi dengan tekanan rendah. Untuk

mencegah penguraian senyawa-senyawa organik dianjurkan melakukan distilasi

dengan metode ini. Distilasi ini terutama digunakan untuk sampel-sampel dengan

titik didih diatas 180oc. Dengan bantuan aspirator air, tekanan dapat diturunkan

sampai 12-15 mmHg. Sedangkan dengan bantuan pompa vakum tekanan dapat

diturunkan sampai 0.01 mmHg. Untuk terakhir ini diperlukan cold trap untuk

keamanan dan jangan sekali-kali melepaskan keadaan vakum dengan melepaskan

Page 4: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

labu atau termometer. Sampel dimasukkan ke dalam labu distilasi, selanjutnya

masukkan batu didih agar pendidihan berlangsung halus dan teratur. Pengontrolan

suhu labu distilasi diperlukan supaya pendidihan berlangsung dengan baik.

3. Distilasi Fraksionasi

Distilasi fraksionasi diperlukan untuk pemisahan dua atau lebih komponen

yang mudah menguap atau yang mempunyai perbedaan titik didih yang rendah.

Kolom fraksionasi memungkinkan adanya kesetimbangan antara turunnya cairan

yang mengkondensasi dan naiknya uap, sehingga menghasilkan siklus penguapan

kondensasi dalam jumlah banyak. Panjang dan jenis kolom fraksionasi yang

diperlukan bergantung pada titik didih komponen-komponen yang akan

dipisahkan. Pemisahan yang sesuai untuk komponen- komponen dengan perbedaan

titik didih 15-20oc adalah dengan menggunakan vigorous. Untuk komponen-

komponen dengan titik didih yang lebih dekat diperlukan “packed column” atau

“Spinning Band Column”.

Kondisi kesetimbangan harus dijaga dalam kolom fraksionasi pada setiap saat

untuk memperoleh pemisahan yang baik. Istilahreflux digunakan untuk cairan yang

menguap dan kembali ke labu semula sebagai kondensat. Perbandingan distilat

dengan jumlah kondensat yang kembali ke labu distilasi (disebut refluks ratio)

biasanya harus lebih besar dari satu dan umumnya antara 5-10 untuk komponen

yang relatif mudah dipisahkan. Untuk menjaga refluks ratio dalam daerah ini

diperlukan pengontrolan pemanasan labu distilasi.

4. Distilasi Uap

Distilasi ini digunakan untuk cairan-cairan yang sama sekali tidak mau

bercampur (immiscible) atau cairan yang bercampur (miscible) sangat terbatas.

Campuran heterogen dari dua cairan ini (A dan B) tidak mengikuti hokum Raoult,

tetapi masing-masing.

B. Bunga Kamboja

Page 5: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

Bunga kamboja ditemukan oleh seorang botanis berkebangsaan Perancis yang

bernama Charles Plumier, karena itulah bunga kamboja mempunyai nama Latin

Plumeria.  Bunga kamboja dulu hanya kita jumpai di tempat-tempat yang berbau

religi seperti pemakaman dan tempat-tempat lain, namun kini hal itu sudah berubah. 

Bunga ini tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan

negara Kamboja sebab.Bunga ini ternyata berasal dari Amerika Tengah yang

meliputi Equador, Colombia, Cuba, Venezuela, dan Mexico. Bunga kamboja

diperkirakan pertama kali dibawa Indonesia oleh bangsa Portugis dan Belanda yang

mana keduanya merupakanbangsa yang peduli terhadap lingkungan dan sangat

menyukai alam tropis. Diperkirakan kamboja asli Indonesia adalah bunga kamboja

yang berwarnaputih dengan bagian dalam berwarna kuning di mana kuntumnya tidak

terbuka penuh serta berukuran kecil. Bunga kamboja tumbuh subur di dataran rendah

sampai pada ketinggian 700 meter, namun secara umum tanaman ini bisa tumbuh

subur di semua tempat.

1. Jenis bunga kamboja

PlumeriaBali-Whirl

Bunga kamboja tidak hanya terdiri dari satu jenis saja melainkan

bermacam-macam,diantaranya PlumeriaBali-Whirl. Bunga kamboja ini

memiliki mahkota yang bertumpuk, sedang cara memperbanyak serta

melestarikannya adalah dengan penyetekkan.  Ada juga Plumeria Acuminata,

bentuk mahkotanya membulat serta bagian ujungnya menggulung. Yang ketiga

yakni Plumeria Acutifolia, bau bunganya harum dan berkhasiat untuk

obat kencing nanah, bengkak serta bisul.

Plumeria Cendana

Page 6: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

Plumeria Cendana, meskipun berbau harum

tetapi getahnya mengandung racun yang mana racun tersebut dapat

menimbulkan rasa gatal. Plumeria Kok Putih, bunga kamboja ini sekalipun

sudah mekar tetap terlihat agakkuncup.  Ada juga Adenium Obesum, biasanya

orang-orang menyebutnya dengan bunga kamboja Jepang. Bunga ini bukan

berasal dari negeri sakura melainkan dari Benua Afrika,

tepatnya Tanzania, Kenya, dan Uganda. Tanaman ini juga terkenal dengan

sebutan the rose of desert (mawar padang pasir), hal ini disebabkan karena dia

mampu bertahan hidup meskipun tumbuh di padang pasir.

2. Kegunaan Bunga Kamboja

Pada umumnya tamanan kamboja biasanya ditanam sebagai tanaman hias di

halaman dan juga kuburan. nah ternyata Kamboja ini tingginya bisa sampai 6

meter loh , termasuk pohon kecil yang berbatang pokok besar,berkayu dan keras.

Daunnya lonjong dan meruncing di bagian ujungnya. Bunganya berbentuk

terompet, warnanya putih, merah muda, dan merah. Getah putih pohon kamboja

mengandung damar dan karet, yang mampu mengontraksikan kulit tanpa

menimbulkan rasa sakit. Tumbuhan ini juga mengandung fuvoplumierin yang

mencegah pertumbuhan bakteri. Bunganya berkhasiat menurunkan panas,

menghentikan batuk, meluruhkan air seni. Batangnya melancarkan buang air

besar. Kulit batang kamboja ‘ mengandung senyawa plumerid yang bersifat racun

dan bisa digunakan untuk menyembuhkan tumit yang pecah-pecah. Dulu pohon

Kamboja (Plumeria rubra L.cv. Acutifolia.) dikenal sebagai pohon kuburan.

Namun kini, pohon ini malah dikembangbiakan dan dijadikan tanaman hias.

Selain sebagai tanaman hias, Kamboja ternyata memiliki khasiat yang penting

untuk obat. Kandungan dalam pohon ini terbukti secara empiris menyembuhkan

beberapa penyakit. Dalam pengobatan tradisional getah kamboja dimanfaatkan

untuk obat sakit gigi atau obat luka, sedangkan kulit batangnya sangat efektif

untuk menumpas rasa sakit karena bengkak dan dan pecah-pecah pada telapak

kaki.

3. Klasifikasi Bunga Kamboja

Page 7: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

Plumeria acuminate ait

Nama umum : Kamboja

Klasifikasi :

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

 Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

 Sub Kelas: Asteridae

 Ordo: Gentianales

 Famili: Apocynaceae

 Genus: Plumeria

Spesies: Plumeria acuminata Ait

Kerabat Dekat

Kamboja Putih, Kamboja Merah

C. Minyak Atsiri

Minyak Atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan

persenyawa padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, kelarutan

dalam pelarut organik dan keluratan dalam air yang diperoleh dari bagian tanaman,

akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga.

1. Metode produksi (pengambilan) minyak atsiri

Berdasarkan sifat tersebut diatas, minyak atsiri dapat dibuat dengan beberapa

cara, yaitu penyulingan, ekstraksi dengan pelarut menguap (solvent extraction),

ekstraksi dengan lemak dingin (enfleurasi), ekstraksi dengan lemak panas

(maserasi) dan pengepresan (pressing). Secara umum metode pengambilan

minyak atsiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu cara mekanik dan

cara fisika-kimia.

a. Cara Mekanik 

Metode yang sering disebut expression ini merupakan cara cold

pressing tidak ada panas yang dibutuhkan pada cara ini. Prosesnya adalah

penekanan/pemerasan (squeezing). Bahan dasar yang bisa diambil minyaknya

Page 8: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

dengan pengepresan secara mekanik biasanya berupa biji-bijian atau kacang-

kacangan maupun buah-buahan (citrus oil).

b. Cara Kimia-fisika 

Penyulingan/Destilasi Air (Perebusan)

Dengan tipe penyulingan air ini, bahan yang akan disuling

berhubungan langsung dengan air mendidih. Bahan yang akan disuling

kemungkinan mengambang atau mengapung di atas air atau terendam

seluruhnya, tergantung pada berat jenis dan kuantitas bahan yang akan

diproses. Air dapat dididihkan dengan api secara langsung. Metode ini

disebut juga metode perebusan. Ketika bahan direbus, minyak atsiri akan

menguap bersama uap air, kemudian dilewatkan melalui kondensor untuk

dikondensasi. Alat yang di gunakan untuk metode ini disebut alat suling

perebus. Contoh bahan yang diproses dengan netode ini : bunga mawar,

bunga-bunga jeruk.

Penyulingan/Destilasi Uap dan Air (Pengukusan)

Bahan tanaman yang akan diproses ditempatkan dalam wadah yang

kontruksinya hampir sama dengan dandang pegukus, sehingga metode ini

disebut juga pengukusan. Air dididihkan pada bagian bawah alat . Minyak

atsiri akan ikur bersama aliran uap yang kemudian dialirkan ke kondensor.

Alat yang digunakan dalam metode ini disebut alat suling pengukus.

Temperatur steam harus dikontrol agar hanya cukup untuk memaksa bahan

melepas minyak atsirinya dan tidak membakar bahan. Uap yang dipakai

bertekanan > 1 atm dan bersuhu > 100oC, sehingga waktu distilasi bisa

lebih cepat mengurangi kemungkinan rusaknya minyak atsiri. Cara ini

menghasilkan minyak atsiri dengan mutu yang tinggi. 

Penyulingan/Destilasi Uap Langsung

Bahan dialiri dengan uap yang berasal dari suatu pembangkit uap. Uap

yang dihasilkan lazimnya memiliki tekanan yang lebih besar daripada

tekanan atmosfer. Uap yang dihasilkan kemudian dialirkan kedalam alat

Page 9: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

penyulingan sehingga minyak atsiri akan enguap terbawa oleh aliran uap

air yang dialirkan ke kondensor untuk dikondensasi. Alat yang digunakan

dalam metode ini disebut alat suling uap langsung.Pada dasarnya tidak ada

perbedaan mencolok pada ketiga alat penyulingan tersebut. Namun

pemilihan tergantung pada metode yang digunakan, karena reaksi tertentu

dapat terjadi selama penyulingan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

hidrodestilasi adalah : 

1. Difusi atau perembesan minyak atsiri oleh air panas melalui selaput

tanaman yang disebut hidrodifusi.

2. Hidrolisis terhadap komponen tertentu dari minyak atsiri.Peruraian

terjadi oleh panas.

V. PROSEDUR KERJA

A. Proses destilasi

Page 10: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

a. Memotong bunga Mawar kemudian timbang dan masukkan ke dalam tabung

distilasi (steamer).

b. Menyalakan mantel pemanas dan mengatur besar panasnya.

c. Menjelang air mendidih, mengaktifkan pompa pendingin distilasi

d. Memasang erlenmeyer untuk menampung uap dan produk hasil distilasi.

e. Mencatat penambahan dan mengamati kejadian-kejadian yang terjadi selama

proses distilasi setiap  15 menit.

f. Proses distilasi berakhir ketika tidak terjadi penambahan produk distilan lagi.

B. Proses pemisahan hasil destilasi :

a. Memasukkan hasil destilasi ke dalam corong pisah sebanyak 10 ml.

b. Menambahkan n-heksana sebanyak 5 ml ke dalam corong pisah, kemudian

kocok beberapa kali dan membuka penutup corong pisah sebentar.

c. Meletakkan gelas ukur di bawah corong pisah untuk menampung tetesan air

yang dikeluarkan.

d. Perlahan-lahan memutar keran corong pisah agar air dapat keluar sedikit

demi sedikit sampai habis tepat batas air dan minyak yang terlihat pada

corong tersebut.

IV. ALAT DAN BAHAN

Page 11: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

A. Alat

No Alat Ukuran Jumlah

1 Erlenmeyer 250 ml 1

2 Mantel pemanas - 1

3 kondensor - 1

4 Pipet tetes - 2

5 Pecahan keramik - 5

6 Penjepit - 1

7 Corong - 1

8 Selang - 2

9 Corong pisah - 1

10 Gelas ukur 10 ml 1

11 Gelas kimia 500 ml 1

12 Neraca Digital - 1

B. Bahan

No Bahan Satuan Jumlah

1 Bunga kamboja Gram 30

2 Air ml 300

3 n-heksana ml 5.45

Page 12: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

VI. HASIL PENGAMATAN

VII. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

A. PERHITUNGAN

N

O

PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN

1 Dipotong bunga kemboja dan ditimbang

sebanyak 30 gram kemudian dimasukkan

kedalam tabung destilasi (steamer)

Massa bunga kamboja 30 gram

2 Ditambahkan 30 ml air dan beling keramik

sebanyak 5 buah pecahan keramik

Volume air 300 ml

3 Dinyalakan mantel pemanas dengan diatur

besar panasnya (dilihat perubahan suhu

pada termometer).

Suhu sebelum dipanaskan 30oC

4 Menjelang air mendidih diaktifkan pompa

pendingin destilasi

Air mengalir

5 Dipasang erlenmeyer untuk menampung

uap dan produk destilasi

Erlenmeyer kosong

6 Dicatat penambahan dan diamati kejadian-

kejadian yang terjadi saat proses destilasi

Larutan bunga kamboja mendidih pada

suhu 900C

Terjadi penguapan dengan uap

mengalirmenuju erlenmeyer

Proses Pemisahan Hasil Destilasi

1 Dimasukkan hasil destilasi kedalam

corong pisah 11,9 ml

Larutan berwarna bening terdapat

minyak atsiri berwarna putih

2 Ditambahkan n-Heksana sebanyak 5 ml

kedalam corong pisah,kemudian dikocok

berapa kali dan membuka penutup corong

pisah sebentar

Larutan n-heksana berwarna bening

N-heksana + larutan hasil destilasi

berwarna bening kemudian terdapat

minyak atsiri

3 Diletakkan gelas ukur dibawah corong

pisah untuk menampung tetesan air yang

dikeluarkan

Volume minyak atsiri yang diperoleh

sebanyak 1,3 ml

Page 13: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

Rendemen = Massaminyak murni

Massa bungax 100 %

Diketahui : V minyak murni = 1,3 ml = 1,3 gram

Massa bunga = 30 gram

Ditanya : Rendemen minyak murni bunga kamboja .....?

Jawab : Rendemen = Massaminyak murni

Massa bungax 100 %

= 1, 3 gram3 0 gram

x100 %

= 4,33%

 B. PEMBAHASAN

Page 14: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

Ekstraksi adalah metode pemisahan satu atau beberapa zat terlarut atau solut di

antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Prinsip metode ini didasarkan pada

distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling

bercampur.

Pada percobaan ekstraksi bunga kamboja kami menggunakan metode distilasi

uap. Destilasi uap adalah ekstraksi zat kandungan menguap dari bahan dengan uap air

berdasarkan peristiwa tekanan parsial zat kandungan menguap dengan fase uap air dari

mantel pemanas secara kontinyu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase

uap campuran menjadi destilat air bersama kandungan yang memisah sempurna atau

sebagian.

Distilasi merupakan proses pemisahan komponen-komponen antara dua atau

lebih jenis zat yang memiliki karakteristik berbeda dalam suatu  campuran. Pemisahan

terjadi oleh penguapan salah satu komponen dari campuran. Hal ini membuktikan bahwa

beberapa komponen lebih cepat menguap dari komponen yang lain atau bahwa setiap zat

memiliki titik didih yang berbeda.

Kegunaan destilasi atau penyulingan larutan ialah untuk memisahkan atau

memurnikan zat terlarut dari campuran zat pelarut. Pada proses distilasi, bahan yang

akan dipisahkan dimasukkan kedalam tabung destilan (erlemeyer). Pendidihan terus

dilakukan hingga sejumlah komponen yang mudah menguap terpisahkan, kemudian zat

destilan akan menguap melalui pipa penghubung yang selanjutnya didinginkan didalam

pipa pendingin (kondensor) sehingga hasil destilat ditampung dalam tempat penampung

distilat.

Apabila dalam proses distilasi sudah tidak terjadi penambahan produk distilan,

yaitu ketika bahan dalam kondensor tidak menetes, maka proses distilasi telah berakhir.

Bahan yang didistilasi bersifat mudah menguap atau volatil, seperti : bunga kamboja,

daun kayu putih, bunga kenanga, rempah-rempah dan sebagainya. Pada praktikum

distilasi yang kami lakukan ini, bahan yang digunakan adalah bunga kamboja.

Dalam percobaan ini minyak kamboja lebih cepat menguap (650C) dari pada air

(1000C). Distilasi pada praktikum ini memakai  bunga kamboja yang terdiri dari 30 gram

ditambah 300 ml air. Diatilasi dimulai pukul 08.00 WIB dan selesai pukul 10.00 WIB

Page 15: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

sehingga diperoleh waktu proses distilasi selama 2 jam (120 menit). Hasil akhir yang

diperoleh adalah air dan minyak bunga kamboja.

Selanjutnya pada proses pemisahan hasil destilasi tujuannya adalah untuk

mendapatkan minyak atsiri bunga kamboja dengan cara memisahkan antara air dengan

minyak kamboja pada larutan bunga kamboja dengan mencampurkan pelarut organik.

Dalam percobaan kami menggunakan pelarut n-heksana 5,45 ml dimasukan ke dalam

11,9 ml larutan bunga kamboja hasil destilasi. Kemudian dikocok terlihat di dalam

corong pisah larutan tersebut terbagi menjadi dua, yaitu :

1). Lapisan atas adalah minyak atsiri atau minyak kamboja

2). Lapisan bawah adalah air

 Dengan memutar keran pada corong pisah tersebut untuk mengeluarkan airnya

sedikit demi sedikit sampai batas habis air yang menyentuh minyak barulah kita

mendapatkan minyak atsiri atau minyak kenanga itu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses distilasi :

1). Bahan baku yang digunakan dan alat distilasi itu sendiri. Bahan yang digunakan

sangat berpengaruh dalam proses distilasi, karena bahan tersebut haruslah bahan-

bahan tertentu yang memilliki aroma/bau dan mengandung minyak.

2). Bobot produk awal, volume air untuk melarutkan zat yang terkandung pada bahan

dan lama destilasi. Semakin banyak produk awal yang digunakan dalam distilasi,

maka semakin banyak volume produk distilasi yang dihasilkan. Semakin

meningkatnya suhu pada saat pendidihan, maka proses distilasi semakin cepat.

3). Alat distilasi. Apabila alat destilasi itu sederhana (terutama pada kondensornya)

maka memerlukan waktu yang lama untuk proses distilasi sedangkan untuk alat

distilasi yang modern (terutama pada kondensornya) memerlukan waktu yang lebih

cepat.

Selain faktor-faktor di atas, yang perlu diperhatikan beberapa hal saat proses

distilasi berlangsung, yaitu :

Page 16: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

1).  Pada awal proses distilasi, dipastikan semua alat terpasang dengan benar.

2).  Suhu pemanasan dan penambahan air (pelarut) pada bahan diatur sedemikian rupa

sehingga produk menguap dengan sempurna. Apabila suhu kurang (terlalu rendah)

dan airnya kurang, maka komponen yang terekstrak dari bahan kurang maksimal,

namun jika suhu terlalu tinggi akan menyebabkan penguapan cepat berakhir dan

bahan juga terekstrak kurang sempurna karena produk cepat kering bahkan dapat

menyebabkan kegosongan. Jika penambahan airnya terlalu banyak, akan

menyebabkan luapan pada erlenmeyer.

3). Balsem digunakan pada alat distilasi agar uap bunga kenanga murni tidak keluar dari

rangkaian alat dan tekanan uap dalam alat tidak keluar atau stabil. Tujuan di

pasangnya pipa penghubung pada alat distilasi untuk menyalurkan hasil distilat ke

alat penampung air dan minyak.

4). Kondensor dipasang sebagai pendingin air uap minyak murni. Oleh sebab itu proses

pendingin menjadi efektif. Pada percobaan ini kondensor yang digunakan adalah

kondesor spiral, dimana didalamnya di pasang pipa kecil yang dibentuk spiral.

Ujung pipa yang satu di hubungkan dengan pipa penghubung sedangkan ujung yang

lain di hubungkan dengan alat penampung dan pemisah cairan distilasi. Pada dinding

dari silinder tersebut juga terdapat lubang pemasukan air pendingin dari alat

penampungan air dan lubang pengeluaran air pendingin.

5).  Berakhirnya proses distilasi ditandai dengan tidak menetesnya lagi bahan dari pipa.

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Page 17: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

           Memisahkan campuran dua larutan berdasarkan perbedaan titik

didih pada proses ekstraksi ini dapat dilakukan salah satunya dengan destilasi

uap. Distilasi merupakan proses pemisahan komponen-komponen antara dua atau

lebih jenis zat yang memiliki karakteristik berbeda dalam suatu  campuran.

Pemisahan terjadi oleh penguapan salah satu komponen dari campuran. Hal ini

membuktikan bahwa beberapa komponen lebih cepat menguap (volatil) dari

komponen yang lain yang sukar menguap (non volatil) atau bahwa setiap zat

memiliki titik didih yang berbeda. Kegunaan destilasi atau penyulingan larutan

ialah untuk memisahkan atau memurnikan zat terlarut dari campuran zat pelarut.

           Bahan yang digunakan pada distilasi adalah bahan yang bersifat volatil,

pada praktikum ini bahan yang digunakan adalah bunga kamboja. Dalam

percobaan ini minyak kamboja lebih cepat menguap (650C) dari pada air (1000C),

dan hasil minyak atsiri yang diperoleh pada percobaan ini adalah 1,3 ml.

B. SARAN

Pada percobaan ini, harus ada ketelitian dalam menggunakan alat dan

bahan terutama pada merakit alat distilasi uap karena jika alat tidak terpasang

dengan baik maka hasil yang diperoleh tidak maksimal.

LAMPIRAN

Page 18: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

1. Bunga Kamboja

2. Proses Penimbangan

3. Alat Destilasi

Page 19: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

4. Proses Pemanasan

5. Hasil Destilasi Uap

Page 20: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja

Dwijoseputro, 1980. Pengantar fisiologi tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia. 200 p.

Loveless, A.R. 1998. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Steenis, Van. 2002. Flora. Jakarta : PT Pradnya Paramita.

Drs.Soebagio, dkk.2003.COMMON TEXTBOOK “KIMIA ANALITIK III”.Technical

Cooperation Project for Development of Science and Mathematics.IMSTEP

http://task-list.blogspot.com/2008/04/data-percobaan-jumlah-bahan-rimpang.html, diakses

pada tanggal 6 oktober 2014

http://www.apoteker.info/Topik%20Khusus/minyak_atsiri.htm, diakses pada tanggal 6

oktober 2014

http://www.dokterkimia.com/2010/06/destilasi.html, diakses pada tanggal 6 oktober 2014

http://lordbroken.wordpress.com/2010/02/17/ekstraksi-pelarut/, diakses pada tanggal 6

oktober 2014