laporan cara belajar mahasiswa kedokteran

29
1 A. Skenario Cara Belajar Mahasiswa Kedokteran Seorang mahasiswa kedokteran tahun pertama berpikir tentang bagaimana menerapkan strategi deep learning pada metode pembelajaram problem-based learning (PBL). Dia menyadari bahwa dalam pendidikan tinggi yang menerapkan metode PBL, adult learning dan self-directed learning sangat penting untuk mendorong proses pembelajaran. Para mahasiswa juga harus melibatkan critical thinking terhadap sumber belajar dan kegiatan belajar yang dijalani. B. Klarifikasi Istilah 1. Self-directed learning : - Belajar mandiri - Cara belajar lebih aktif - Memiliki inisiatif belajar dari diri sendiri 2. Deep learning : - Belajar secara mendalam - Starategi belajar berbasis keterampilan dan kemampuan yang dikupas lebih dalam

Upload: qurotulaqyun

Post on 30-Sep-2015

63 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

PBL pertama blok 114

TRANSCRIPT

20

A. Skenario

Cara Belajar Mahasiswa KedokteranSeorang mahasiswa kedokteran tahun pertama berpikir tentang bagaimana menerapkan strategi deep learning pada metode pembelajaram problem-based learning (PBL). Dia menyadari bahwa dalam pendidikan tinggi yang menerapkan metode PBL, adult learning dan self-directed learning sangat penting untuk mendorong proses pembelajaran. Para mahasiswa juga harus melibatkan critical thinking terhadap sumber belajar dan kegiatan belajar yang dijalani.

B. Klarifikasi Istilah

1. Self-directed learning: - Belajar mandiri

Cara belajar lebih aktif Memiliki inisiatif belajar dari diri sendiri

2. Deep learning

: - Belajar secara mendalam

Starategi belajar berbasis keterampilan dan kemampuan yang dikupas lebih dalam Bukan hanya sekedar membaca, tetapi memahami isinya

3. Critical thinking

: - Berpikir kritis

Berpikir intelektual dengan menilai kualitas berpikirnya dan mengembangkan cara berpikir lebih aktif dan kreatif Mengandung prinsip 5W + 1H

4. Problem-based learning: - Pembelajaran berbasis masalah

Pembelajaran dimana mahasiswa lebih aktif menyelesaikan masalah5. Adult learning

: - Pembelajaran orang dewasa

Pembelajaran yang diharuskan seseorang harus mandiri, bertanggung jawab, dan disiplin

C. Rumusan Daftar Masalah1. a. Apa maksud diadakannya problem-based learning?

b. Mengapa problem-based learning di Fakultas Kedokteran perlu diterapkan strategi deep learning?

c. Bagaimana strategi deep learning?

2. a. Bagaimana proses self-directed learning?

b. Apa hubungan antara adult learning dengan self-directed learning?

c. Mengapa adult learning dan self-directed learning penting untuk mendorong proses pembelajaran?

3. a. Bagaimana karakter seseorang yang critical thinking?

b. Bagaimana cara mengubah pola piker yang tadinya tidak kritis menjadi kritis? c. Mengapa para mahasiswa harus melibatkan critical thinking terhadao sumber belajar?

D. Analisis Masalah1. a. - Menyamakan persepsi dari suatu kasus serta membuat mahasiswa lebih ktif berpikir kritis - Memberikan runag gerak berpikir kritis terhadap mahasiswa b. - Karena didalam proses problem-based learning seorang mahasiswa membutuhkan pengetahuan yang lebih mendalam

- Karena permasalahan dalam pembelajaran di Fakultas Kedokteran sangat complex

c. - Memahami suatu materi lebih dalam dan focus

- Mencari semua sumber yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang dihadapi2. a. - Mencari bahan yang harus dipelajari tanpa bantuan orang lain

- Belajar berdasarkan inisiatif diri sendiri

b. Adult learning dan self-directed learning saling berhubungan karena proses pembelajaran keduanya dituntut untuk lebih mandiri dan aktifc. Adult learning dan self-directed learning penting untuk mendorong proses pembelajaran karena self-directed learning termasuk metode belajar adult learning yang menuntut untuk mandiri

3. a. Karakter seseorang critical thinking :

selalu ingin tahu

aktif

mandiri

punya prinsip

b. Mengubah pola piker yang tadinya tidak kritis menjadi kritis :

menghadapi suatu masalah

problem-based learning

menilai kevalidan informasi

introspeksi diri

menahan penarikan kesimpulan

c. Ada beberapa alasan, diantaranya :

agar lebih aktif mencari sumber belajar

untuk menyamaka persepsi untuk belajar lebih dalam

E. Sistematika Masalah1. a. Problem-based learning merupakan cara belajar seorang mahasiswa dimana ia harus memahami berbagai permasalahan untuk memecahkan masalah tersebut secara menyeluruh.b. Karena pembelajaran di Fakultas Kedokteran sangat complex sehingga memerlukan pemahaman yang lebih mendalam untuk mencari dan menemukan akar permasalahan tersebut.

c. Mencari semua sumber buku yang berhubungan dengan permasalahn yang sedang dihadapi diantaranya jurnal, text book, dan browsing.

2. a. Proses problem-based learning : mendiagnosis cara belajar

membuat strategi

mencari bahan

instrospeksi diri

b. Adult learning dan self-directed learning sangat berhubungan dan saling menguatkan untuk mendorong proses pembelajaran yang aktif dan mandiri.

3. a. Karakter seseorang yang critical thinking

selalu ingin mengetahui hal-hal baru

belajar dengan kesadaran diri sendiri

disiplin dan bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya

b. Cara mengubah seseorang yang tadinya tidak kritis menjadi kritis :

introspeksi diri

membuat schedule

mengajak untuk belajar

berbaur dengan orang-orang yang critical thinking menambah wawasan dan pengetahuan

menghadapi banyak masalah

c. Ada beberapa alasan, diantaranya : mencari sumber-sumber belajar agar kita dapat menyaring sumber-sumber belajar yang sesuai dan bermanfaat.

Mengajak dan membawa perubahan untuk orang yang kita kritisi.

Bagan

F. Sasaran Belajar1. Apa yang dimaksud adult learning?

2. Apa yang dimaksud self-directed learning?

3. Apa yang dimaksud deep learning?

4. Apa yang dimaksud critical thinking?

Belajar Mandiri

G. Penjelasan

1. Adult Learninga. Latar Belakang Adult Learning

Mahasiswa sebagai seorang peserta didik tentu berbeda dengan anak anak usia dini dan anak remaja. Proses pembelajaran yang diterapkan juga seharusnya berbeda dan unik. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang dilakukan harus mencerminkan kedewasaan yang sesuai. Sebab sebagai seseorang yang sudah dewasa, seorang mahasiswa pasti ingin terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran, kemudian idenya dihargai, serta mempelajari materi materi yang dia pikir sangat dibutuhkannya ataupun berkaitan dengan profesi yang akan dijalaninya kelak.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mustofa Kamil dalam modul kuliah beliau bahwa pembelajaran orang dewasa masuk dalam ranah andragogi dimana seseorang yang sudah dewasa dianggap telah memiliki konsep diri, telah memiliki banyak pengalaman, kemudian mempunyai kesiapan belajar, serta memiliki keinginan untuk segera mengaplikasikan apa yang dipelajarinya (Kamil, 2010).

Sedangkan menurut Jonathan E. Oghenekohwo, Phd dalam jurnalnya menyatakan bahwa seorang pembelajar / pesertadidik dewasa memiliki ciri-ciri antara lain :

Need to Know

Dalam hal ini seorang yang sudah dewasa mengetahui alasan dia untuk belajar.

Experience

Seseorang yang dewasa mampu membawa gambaran pengalamannya dan menjadikan hal itu sebagai bagian dalam proses belajar

Self Concept

Seseorang dewasa memiliki tanggung jawab menentukan sendiri arah pembelajaran yang ingin dia lakukan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi.

Readiness

Seorang dewasa memiliki keinginan untuk belajar sesuatu yang membuat dia siap untuk segera berperan dalam lingkungan sosialnya.

Orientation

Sebagai seseorang yang sudah dewasa, memiliki keinginan untuk berorientasi pada hal-hal yang menurutnya penting bagi dirinya sendiri.

Sehingga bagi seorang mahasiswa diperlukan sebuah konsep pembelajan orang dewasa. Konsep pendidikan orang dewasa merupakan suatu proses pembelajaran yang menumbuhkan keinginan untuk bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup. Bagi orang dewasa belajar berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya dan mencari jawabannya ( Pannen dalam Supriantono, 2008).b. Model Pembelajaran Adult LearningModel pembelajaran orang dewasa dapat diterapkan dengan proses pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Dimana dalam PBL dilakukan pendekatan yang dikenal dengan istilah SPICES

Student Center

Pembelajaran harus berpusat pada mahasiswa.

Problem Based

Pembelajaran harus didasari pada sebuah permasalahan yang nyata kemudian mahasiswa diminta menganalisis dan mencari solusi serta belajar dari permasalahan tersebut.

Integerited

Pembelajaran yang dilakukan harus mengintegrasikan semua ilmu untuk menyelesaikan masalah.

Comunicated Oriented

Yakni mempelajari ilmu ilmu yang berorientasi pada hal-hal tertentu yang lebih spesifik

Elective

Pembelajaran dilakukan sejak awal

Sistematis

Pembelajaran dilakukan secara sistematis, sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang telah berlaku.

Selain itu juga pembelajaran orang dewasa memiliki prinsip antara lain :

Mandiri

mempunyai inisiatif sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain.

Kolaborasi

membentuk kelompok balajar dalam ruang lingkup yang kecil, sehingga memberikan dampak positif.

Experience

belajar dari pengalaman sendiri, maupun pengalaman orang lain.

Kontekstual

berorientasi pada masalah-masalah atau persoalan yang dianggap penting bagi dirinya sendiri.

Refleksi diri

mengetahui tentang diri kita serta hanya untuk mengevaluasi diri.

c. Tujuan Adult Learning

Pembelajaran secara dewasa bertujuan antara lain :

membentuk konsep diri pada mahasiswa,

Menambah pengalaman mahasiswa dalam menghadapi masalah,

Menumbuhkan kesiapan belajar mandiri bagi mahasiswa, serta

Menambah orientasi diri atau kepercayaan diri mahasiswa.

d. Manfaat Adult LearningBeberapa manfaat yang akan didapat setelah menerapkan Adult Learning antara lain :

Dapat menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan, Mudah berbaur dimasyarakat

Dapat memecahkan masalah yang dihasapi dengan baik Dapat menumbuhkan sikap mandiri, bertanggung jawab dan dapat menemukan solusi sebuah permasalahan.

Dapat melakukan refleksi diri

2. Self Directed Learninga. Pengertian

Self Directed Learning( SDL ) sebagaimana yang dijelaskan oleh Knowles adalah suatu model pembelajaran sebagai sesuatu proses di mana seseorang memiliki inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, untuk menganalisis kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan tujuan belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumbersumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar yang sesuai serta mengevaluasi hasil belajarnya sendiri (Zulharman, 2008).Sedangkan menurut Harsono (2012) menyatakan bahwa self-directed learning (SDL) diartikan sebagai pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (studentcentred approach) di mana proses dan pengalaman belajar diatur dan dikontrol oleh peserta didik sendiriModel pembelajaran self-directed learning (SDL) merupakan salah satu model yang dilakukan oleh individu untuk dirinya sendiri dan bahwa hasil belajar maksimal diperoleh apabila mahasiswa bekerja menurut kecepatannya sendiri, terlibat aktif dalam melaksanakan berbagai tugas belajar khusus, dan mengalami keberhasilan dalam belajar, Uno (Parmadi, 2010)

Dari ketiga pendapat diatas, dapat didefinisikan bahwa slef-directed learning merupakan suatu pembelajaran dimana individu dengan atau tanpa bantuan orang lain mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri menggunakan cara apapun, dimana saja, setiap saat pada setiap tingkatan usia yang berguna untuk melatih self learning skills yang diperlukan untuk pelaksanaan long life learning selepas pendidikan formalnya.SDL menyadarkan dan memberdayakan mahasiswa bahwa belajar adalah tanggung jawab mereka sendiri, di mana proses belajar yang dilakukan berpusat pada mahasiswa (student centered). Akibatnya mahasiswa akan menjadi lebih aktif, termotivasi, dan yang terpenting mahasiswa secara mandiri untuk mencari pengetahuannya.Self-directed learning atau belajar mandiri tidak berarti belajar sendiri. Proses belajar mandiri memberi kesempatan peserta didik untuk mencerna materi ajar dengan dosen sebagai fasilitator. Mereka mengikuti kegiatan belajar dengan materi ajar yang sudah dirancang khusus sehingga masalah atau kesulitan belajar sudah diantisipasi sebelumnya. Model belajar mandiri ini sangat bermanfaat, karena dianggap luwes, tidak mengikat, serta melatih kemandirian peserta didik agar tidak bergantung atas kehadiran atau uraian materi ajar dari dosen.b. Proses Self-Directed LearningPada self-directed learning terdapat 3 proses utama yang harus dilakukan oleh seorang mahasiswa

1. Planning

Seorang peserta didik yang menerapkan SDL harus mampu merencanakan proses pembelajaran yang seperti apa yang akan ia lakukan, kemudian mengumpulkan sumber-sumber pendukung yang dibutuhkan selama proses pembelajaran tersebut. Selain itu juga merencanakan aktivitas pada tempat dan waktu di mana mahasiswa merasa nyaman untuk belajar. mahasiswa juga merencanakan komponen belajar yang diinginkan serta menentukan target belajar yang ingin dicapai. 2. Monitoring

Pada tahap monitoring, mahasiswa mengamati dan mengobservasi pembelajaran mereka. Banyak tantangan belajar yang dapat ditemukan oleh mahasiswa ketika mahasiswa memonitor pelajaran mereka sehingga akan menjadikan proses belajar yang lebih bermakna. Dalam hal ini semakin banyak permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran yang dilakukan maka mahasiswa tersebut akan semakin banyak memperoleh pengetahuan.3. Evaluating

Pada tahap evaluasi, mahasiswa mengevaluasi pelajaran dan pengetahuan yang dimiliki kemudian dosen memberikan umpan balik serta mengkolaborasikan pengetahuan mahasiswa yang satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu pemahaman yang benar. Disini seorang dosen tidak diperkenankan mengevaluasi mahasiswa secara keseluruhan, karena proses belajar masing masing siswa yang beragam. Dosen kemudian akan melakukan evaluasi dan umpan balik sesuai dengan pemahaman masing masing mahasiswanya karena ketidakpastian dalam mengevaluasi pelajaran mereka sendiri dan pengetahuan yang dianut.

Proses pembelajaran SDL ini bersifat fleksibel akan tetapi tetap berorientasi pada planning, monitoring, dan evaluating bergantung pada kemampuan siswa dalam mengelola pembelajaran sesuai otonomi yang dimilikinya.

c. Langkah langkah Self-Directed LearningMenurut Hiemstra (Sunarto, 2008), langkah-langkah pembelajaran SDL terbagi menjadi 6 langkah yaitu:

(1) preplanning (aktivitas awal proses pembelajaran)

(2) menciptakan lingkungan belajar yang positif

(3) mengembangkan rencana pembelajaran

(4) mengidentifikasi aktivitas pembelajaran yang sesuai

(5) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan monitoring

(6) mengevaluasi hasil belajar individu, memberikan, serta menerima feedback.

d. Manfaat Self-Directed Learning

(1) Dapat mengembangkan self learning skills,(2) Dapat menggugah motivasi belajar secara mandiri, serta(3) Menghilangkan rasa tertekan saat belajar.3. Deep Learninga. Apa itu Deep Learning

Menurut pendapat dari Sukarno sebagai mana disitasi oleh Suryana bahwa model deep learning merupakan model pembelajaran dimana mahasiswa atau p eserta didik diajak untuk mengenal, memahami, dan menerapkan pengetahuannya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut dari sudut penyelesaian yang umum (Suryana, 2014). Tumbuhnya pemahaman terhadap materi yang diajarkan dimungkinkan melalui penggunaan konsep dan metode dalam konteks dan domain yang berbeda-beda.

Dalam deep learning juga menekankan pada proses pengujian fakta-fakta yang didapatkan. Sehingga setiap fakta yang digunakan dalam penyelesaian masalah dapat dipertanggungjawabkan kevalidannya.

Sehingga dapat didefinisikan bahwa deep learning adalah sebuah model pembelajaran yang menekankan pada pemeriksaan fakta-fakta terbaru dan ide kritis serta menghubungkan keduanya kedalam struktur kognitif dan membuat cabang cabang dari ide ide tersebut guna menemukan akar permasalahan yang ada.

b. Konsep Deep Learning

Konsep dasar pembelajaran deep learning antara lain :

(1) Pembelajaran dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

(2) Mempelajari pengetahuan-pengetahuan yang telah menjadi landasan terhadap pengetahuna yang sedang dipelajari., serta pola umum pemecahan persoalan.

(3) Melakukan evaluasi terhadap fakta-fakta yang tersedia dan dikaitkan dengan kesimpulan terhadap materi yang sedang dipelajari.

(4) Melakukan pemeriksaan terhadap logika dan uraian tentang suatu materi belajar secara rinci dan kritis.

(5) Menumbuhkan kesadaran dari dalam tentang tumbuhnya pemahaman selama mengikuti pembelajaran.

(6) Menumbuhkan keaktifan dalam mencari materi belajar.c. Karakteristik Seorang Deep Learner

(1) Fokus pada argument utama atau konsep yang diperlukan untuk memecahkan masalah

(2) Berinteraksi secara aktif

(3) Membedakan antara argument dan bukti

(4) Membuat koneksi antara modul-modul yang berbeda.

(5) Menghubungkan pengetahuan baru dan sebelumnya pada kehidupan nyata

(6) Management waktu

(7) Independen dan self-directing, serta

(8) Belajar samapi ke akar-akarnya.

d. Pendekatan model Deep LearningPendekatan dalam menggunakan model deep learning :

(1) Pendekatan dalam memahami pengetahuan yang diajarkan.

Dalam pendekatan ini, mahasiswa awalnya diajarkan konsep pengetahuan dasarnya, kemudian diminta memberikan penjelasan mengenai beberapa permasalahan yang berhubungan dengan konsep dasar tersebut. Setelah itu mahasiswa diminta untuk menjelaskan mana definisi, konsep, teori serta generalisasinya terhadap konsep dasar. Semua penguasaan ini dimaksudkan supaya siswa mampu membangun pemecahan masalah yang kompleks dari konsep-konsep dasar yang ada.

(2) Pendekatan dalam menerapkan suatu pengetahuan.

Setelah memahami konsep dasar, definisi dan teori, maka teori teori yang didapatkan tadi digunakan dalam proses pemecahan masalah-masalah. Dalam memahami permasalahan yang terjadi, semua konsep dan teori yang sudah dipelajari dituangkan dalam bentuk semacam benang merah dari pengetahuan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pemahaman pengetahuan yang akan digunakan.

Manfaat kedua pendekatan tersebut agar mahasiswa lebih memahami dan menguasai secara rinci suatu pengetahuan yang diajarkan dan penggunaan pengetahuan tersebut dalam menyelesaikan permasalahan yang sebenarnya.

e. Perbedaan Deep Learning dan Surface LearningDeep LearningSurface Learning

Fokus pada "apa yang ditandai" Fokus pada "tanda-tanda" (atau pada pembelajaran sebagai penanda dari sesuatu yang lain)

Berkaitan sebelumnya pengetahuan untuk pengetahuan baru Fokus pada bagian-bagian yang tidak terkait tugas

Berkaitan pengetahuan dari program yang berbeda Informasi untuk penilaian hanya hafal

Berkaitan teoritis ide untuk pengalaman sehari-hari Fakta dan konsep yang berhubungan tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya

Berkaitan dan membedakan bukti dan argumen Prinsip ini tidak dibedakan dari contoh-contoh

Organises dan struktur konten ke dalam kesatuan yang koheren Tugas diperlakukan sebagai pemaksaan eksternal

Penekanan bersifat internal, dari dalam siswa Penekanan adalah eksternal, dari tuntutan penilaian

4. Berpikir Kritis ( Critical Thinking )a. Definisi Berpikir KritisDikutip dari materi Prof. Bisma Murti bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sebelas Maret bahwa banyak definisi berpikir kritis menurut para ahli diantaranya :

(1) Berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah (Chance,1986)

(2) Berpikir kritis mrupakan Sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan (Mertes,1991)

(3) Berpikir kritis merupakan proses intelektual yang dengan aktif dan terampil mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, untuk memandu keyakinan dan tindakan (Scriven & Paul, 1992).

Dari beberapa pendapat pakar diatas, dapat didefinisikan bahwa Critical thinking adalah usaha untuk bertanya dan menjawab pertanyaan secara sistematis dengan mengajukan pertanyaan yang paling produktif dalam rangka mencari bukti untuk alasan yang falid dalam rangka menyelesaikan masalah.

b. Keterampilan inti berpikir kritis

(1) Interpretasi

Kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna

(2) Analisis

memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen, menganalisis argumen

(3) Evaluasi

menilai klaim (pernyataan), menilai argumen

(4) Inferensi

mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif (misalnya, differential diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil keputusan

(5) Penjelasan

menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran prosedur, mengemukakan argumen

(6) Regulasi dirimeneliti diri, mengoreksi diri

Keterampilan berpikir kritis :

(1) Memahami hubungan-hubungan logis antar gagasan

(2) Mengidentifikasi, mengkontruksi, dan mengevaluasi argumen

(3) Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dalam pemberian alasan

(4) Memecahkan masalah secara sistematis

(5) Mengidentifikasi relevansi dan kepentingan gagasan

(6) Merefleksikan kebenaran keyakinan dan nilai-nilai diri sendiri

c. Karakter Seorang yang Berpikir Kritis

Mengenal permasalahan

Mengemukakan pertanyaan

Konsisten

Berpikir jernih

Empati

Mampu memberikan solusi

d. Perbedaan Pemikir Kritis dan Non Kritis

Pemikir kritis Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan, memisahkannya dari informasi yang irelevan

Dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah atau mengambil keputusan, dan jika perlu mencari informasi tambahan yang relevan

Bukan pemikir kritis Mengumpulkan fakta dan informasi, memandang semua informasi sama pentingnya

Tidak melihat, menangkap, maupun memikirkan masalah inti.

e. Mengapa Berpikir Kritis Itu Penting

(1) Ketrampilan universal

Kemampuan berpikir kritis dibutuhkan dalam bidang apapun. Sehingga dengan berpikir kritis akan mampu memecahkan masalah apapun dan menjadi asset yang berharga bagi karir pekerjaan seseorang.

(2) Perkembangan Teknologi

Dengan berpikir kritis, seseorang akan mampu merespon perkembangan teknologi yang terjadi serta mampu menganalisis dan mengintegrasikan sumber-sumber pengetahuan yang ada guna menemukan solusi permasalahan yang sedang dihadapi

(3) Meningkatkan ketrampilan Verbal dan Analitik.

Berpikir kritis otomatis akan menumbuhkan kemampuan analitis dan sistematis yang meningkatkan cara mengekspresikan gagasan yang berguna.

(4) Meningkatkan Kreativitas

Seorang pemikir kritis akan berusaha menyelesaikan sebuah permasalahan dengan cara apapun yang bisa dia lakukan. Sehingga terkadang timbul gagasan-gagasan baru.

(5) Merefleksi Diri

Berfikir kritis dapat digunakan untuk menilai diri sendiri. Sehingga proses introspeksi diri dapat berjalan dengan baik.

f. Cara Menumbuhkan Sikap Berpikir Kritis

Cara mengubah seseorang yang tadinya tidak kritis menjadi kritis :

introspeksi diri

membuat schedule

mengajak untuk belajar

berbaur dengan orang-orang yang critical thinking menambah wawasan dan pengetahuan

menghadapi banyak masalah

g. Manfaat Berpikir Kritis bagi Mahasiswa :

Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argumen

Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas

Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif

Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yang kuat

Membiasakan berpikiran terbuka

Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada lainnya.

Mendapat kepuasan sendiri karena segala masukan yang diberikan kepada kita

Memperluas pengetahuan kita

Menyaring informasi secara selektif dan efektif

Mengembangkan rasa percaya diri dalam mengemukakan gagasan

Lebih aktif mencari sumber belajar

Melatih kemampuan untuk menemukan solusi yang terbaik dengan alasan yang kuat.5. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan PBL

DAFTAR PUSTAKABrockett, RG. & Hiemstra, R. (1991) Self Direction in Adult Learning: Perspectives on Theory, Research, and Practice. London and New York: Routledge

Chotitham, Sareeya., Suwimon Wongwanich., Nonglak Wiratchai. 2013. Deep Learning and Its Effects on Achievement. E. Oghenekohwo, Jonathan. 2013. Adult learning in the context of comparative higher education. Nigeria. 338-347..

Istiyani, Dwi. 2009. Kesadaran dan Self-Directed Learning sebagai Model Pembelajaran Alternatif dalam era Neoliberalisme.

Kamil, Mustofa. 2010. STRATEGI PEMBELAJARAN ORANG DEWASA. Tersedia di http://file.upi.eduMurti, Bhisma. Berpikir Kritis ( Critical Thinking). Tersedia di http://fk.uns.ac.id/Najamuddin. Konsep Pembelajaran Orang Dewasa. Tersedia di http://sumut.kemenag.go.id/QOTFC The Clinical Education Resource Kit. Adult Learning Theory and Principles.R. Janette, Hill. 2007. A Conceptual Model for Understanding Self-Directed Learning in Online Environment. The University of Georgia. 27-42.

Secondira, Verdika., Gandes Retno, dan Yoyo Suhoyo. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gadjah Mada untuk Melaksanakan Pembelajaran yang Konstruktif, mandiri, Kolaboratif dan Kontekstual dalam Problem Based Learning. Yogyakarta. 32-45.Zulharman. 2008. Self-Directed Learning. Tersedia di htttp://zulharman.staff.unri.ac.id.Cara Belajar Mahasiswa Kedokteran

Problem-based Learning

Deep Learning

Self-directed Learning

Critical Thinking

Adult Learning

Punya Prinsip

Mandiri

Mencari Materi

Introspeksi Diri

Aktif

Strategi

Text Book

Selalu ingin tahu

Mendiagnosa

Journal

Browsing

Bertanggung Jawab

Introspeksi Diri

Disiplin

Mandiri