pengurus besar ikatan mahasiswa kedokteran hewan … · pengurus besar ikatan mahasiswa kedokteran...

17
PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA ( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student Center BEM Fakultas Kedokteran Hewan Kampus C UNAIR, Jl. Mulyorejo, Surabaya 60115. Telepon: (031) 5992785 Email : [email protected] PENYEMBELIHAN HEWAN KURBAN, BERKAH ATAU MUSIBAH? I. Penyembelihan Hewan Kurban Didalam tradisi islam pemotongan hewan kurban lazim dilakukan setiap tahun pada hari raya Idul Adha. Tradisi ini merupakan sebuah peringatan atas perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih putra kesayangannya yaitu Nabi Ismail As, namun ketika Nabi Ibrahim dengan ikhlas menyembelih leher Nabi Ismail As, Nabis Ismail digantikan oleh Allah SWT dengan seekor domba yang gemuk lagi sehat. Sehingga dengan daging hewan tersebut dapat memenuhi kebutuhan konsumsi Nabi Ibrahim beserta keluarga dan kerabatnya. (Katsir, 2015). Di Indonesia sendiri sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, tentu sudah menjalankannya setiap tahun, bahkan pemerintah dan pejabat negara juga ikut menyemarakkan tradisi ini. Misalnya pada beberapa tahun terakhir tercatat presiden dan pejabat negara selalu ikut menyumbangkan sapi atau kambing untuk dikurbankan bagi masyarakat. Namun tentunya harus memenuhi syarat dan kriteria dari aturan yang berlaku terlebih dahulu. Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 114/Permentan/PD.410/9/2014, hewan kurban adalah hewan yang memenuhi persyaratan syariat islam untuk keperluan ibadah kurban. Dalam penyembelihan hewan kurban ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut: a) persyaratan syariat islam meliputi kesehatan fisik, cukup umur, berjenis kelim jantan, kelengkapan fisik, sehat dan tidak dalam keadaan telah dikebiri., b) persyaratan administratif, meliputi berbagai kelengkapan surat keterengan dibawah kewenangan otoritas veteriner., c) persyaratan teknis yaitu hewan harus dinyatakan sehat berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter hewan atau paramedik veteriner dibawah pengawasan dokter hewan.

Upload: others

Post on 24-Aug-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN … · PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA ( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student

PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA

( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student Center BEM Fakultas Kedokteran Hewan Kampus C UNAIR,

Jl. Mulyorejo, Surabaya 60115. Telepon: (031) 5992785 Email : [email protected]

PENYEMBELIHAN HEWAN KURBAN,

BERKAH ATAU MUSIBAH?

I. Penyembelihan Hewan Kurban

Didalam tradisi islam pemotongan hewan kurban lazim dilakukan setiap tahun pada

hari raya Idul Adha. Tradisi ini merupakan sebuah peringatan atas perintah Allah SWT kepada

Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih putra kesayangannya yaitu Nabi Ismail As, namun ketika

Nabi Ibrahim dengan ikhlas menyembelih leher Nabi Ismail As, Nabis Ismail digantikan oleh

Allah SWT dengan seekor domba yang gemuk lagi sehat. Sehingga dengan daging hewan

tersebut dapat memenuhi kebutuhan konsumsi Nabi Ibrahim beserta keluarga dan kerabatnya.

(Katsir, 2015).

Di Indonesia sendiri sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, tentu

sudah menjalankannya setiap tahun, bahkan pemerintah dan pejabat negara juga ikut

menyemarakkan tradisi ini. Misalnya pada beberapa tahun terakhir tercatat presiden dan

pejabat negara selalu ikut menyumbangkan sapi atau kambing untuk dikurbankan bagi

masyarakat. Namun tentunya harus memenuhi syarat dan kriteria dari aturan yang berlaku

terlebih dahulu.

Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 114/Permentan/PD.410/9/2014, hewan

kurban adalah hewan yang memenuhi persyaratan syariat islam untuk keperluan ibadah kurban.

Dalam penyembelihan hewan kurban ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:

a) persyaratan syariat islam meliputi kesehatan fisik, cukup umur, berjenis kelim jantan,

kelengkapan fisik, sehat dan tidak dalam keadaan telah dikebiri., b) persyaratan administratif,

meliputi berbagai kelengkapan surat keterengan dibawah kewenangan otoritas veteriner., c)

persyaratan teknis yaitu hewan harus dinyatakan sehat berdasarkan hasil pemeriksaan yang

dilakukan oleh dokter hewan atau paramedik veteriner dibawah pengawasan dokter hewan.

Page 2: PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN … · PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA ( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student

PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA

( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student Center BEM Fakultas Kedokteran Hewan Kampus C UNAIR,

Jl. Mulyorejo, Surabaya 60115. Telepon: (031) 5992785 Email : [email protected]

II. Pemotongan Hewan Kurban Sebagai Solusi Pemenuhan Konsumsi Daging di

Indonesia?

Di Indonesia, setiap tahunnya ada ribuan ruminansia yang akan di kurbankan. Bahkan

jumlah hewan kurban menurut data dari Kementerian Pertanian RI pada tahun 2018

diperkirakan mencapai 1.504.588 ekor atau meningkat 5% dari tahun 2017. Hal tersebut

seharusnya menguntukan bagi Indonesia, dimana selama ini harga daging yang terbilang cukup

tinggi di pasaran, menyulitkan masyarakat untuk mengonsumsi protein hewani tersebut.

Sehingga membuat Indonesia menjadi negara dengan konsumsi protein hewani yang terbilang

rendah. Menurut Musdalifah Mahmud, Deputi bidang koordinasi pangan dan pertanian,

konsumsi protein hewani Indonesia hanya sekitar 8% pertahunnya. Dibandingkan dengan

Thailand, konsumsi protein hewaninya mencapai 20%, Filipina 21%, dan Malaysia sebagai

negara terdekat Indonesia pun sudah mencapai 28% per tahun (Situmorang, 2018).

Diharapkan tradisi kurban ini dapat menjangkau masyarakat yang kurang mampu, atau

setidaknya dapat memberikan mereka asupan protein hewani dari ribuan bahkan jutaan daging

yang didapatkan dari penyembelihan hewan kurban. Karena jika dilihat kandungan gizi dari

ruminansia yang biasanya dijadikan hewan kurban, memiliki protein hewani yang jauh lebih

tinggi dibandingkan jenis hewan lainnya (Tabel 1).

Tabel 1. Kandungan gizi yang terdapat pada daging sapi

No Jenis Zat Gizi Jumlah Kandungan

1 Air (g) 60,0

2 Energi (kkal) 273,0

3 Protein (g) 18,8

4 Lemak (g) 22,0

5 Karbohidrat (g) 0

6 Abu (g) 0,5

7 Kalsium (mg) 10,0

8 Fosfor 150,0

9 Besi (mg) 2,6

Page 3: PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN … · PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA ( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student

PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA

( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student Center BEM Fakultas Kedokteran Hewan Kampus C UNAIR,

Jl. Mulyorejo, Surabaya 60115. Telepon: (031) 5992785 Email : [email protected]

10 Vitamin (mg) 0,08

(Sumber: Wijayanti, 2011)

III. Penyakit yang Disebabkan oleh Hewan Kurban

Namun demikian, tidak berarti pelaksanaan penyembelihan dan pembagian daging

hewan kurban aman dan terkendali. Sebenarnya ada begitu banyak resiko yang diambil saat

pelaksanaan penyembelihan hewan kurban ini. Dalam penyembelihannya saja misalnya,

menurut Kementerian Pertanian RI ada tiga syarat penyembelihan (Gambar 1).

Gambar 1. Tiga syarat penyembelihan

Jika ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi, lantas apa yang akan terjadi? Dimulai dari

hal yang paling sederhana saja seperti penyekat. Jika dalam penyembelihan tidak terdapat sekat

antara hewan yang sedang disembelih dengan yang belum disembelih, akan membuat hewan

yang belum disembelih menjadi tidak nyaman, ketakutan, dan stres. Belum lagi jika ditambah

Page 4: PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN … · PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA ( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student

PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA

( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student Center BEM Fakultas Kedokteran Hewan Kampus C UNAIR,

Jl. Mulyorejo, Surabaya 60115. Telepon: (031) 5992785 Email : [email protected]

perlakuan kasar seperti diikat, dirobohkan dan disembelih dalam keadan yang tidak nyaman,

tentu akan sangat menyiksa hewan tersebut. Realita yang terjadi pada saat penyembelihan

hewan kurban adalah hewan disembelih di lahan terbuka dan dikelilingi banyak orang. Apalagi

sang penyembelih bukanlah penyembelih handal atau JULEHA. Melainkan hanya pesuruh

masyarakat setempat yang minim ilmu yang semakin menambah penyiksaannya. Berikut

adalah realitas penyembelihan hewan kurban yang terjadi di Indonesia (Gambar 2).

Gambar 2. Prosesi penyembelihan hewan kurban yang terjadi di Indonesia (Sumber:

Google.com)

Page 5: PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN … · PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA ( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student

PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA

( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student Center BEM Fakultas Kedokteran Hewan Kampus C UNAIR,

Jl. Mulyorejo, Surabaya 60115. Telepon: (031) 5992785 Email : [email protected]

Padahal keadaan stres pada hewan ketika akan disembelih akan sangat berbahaya

terhadap kualitas daging yang dihasilkan. Stres sebelum penyembelihan akan meningkatkan

kadar katekolamin dan keratinin kinase dalam tubuh yang akan menyebabkan glikolisis secara

cepat sehingga terjadi penumpukan laktat pada daging, menyebabkan tingginya pH daging dan

daya ikat air, serta daging yang dihasilkan akan lebih keras dan dengan warna yang lebih gelap

(Piestyani et al, 2015).

Selanjutnya adalah peran dari sarana penyembelihan yang sakral. Didalam proses

penyembelihan sangat diperlukan sarana prasarana yang berkualitas, agar penyembelihan dapat

terjadi dengan aman dan terkendali. Misalnya seperti pemilihan pisau untuk penyembelihan

harus memenuhi standar, seperti tajam dan tidak terlalu pendek. Kalau saja pisau yang

digunakan tumpul dan pendek tentu akan menyulitkan proses pemutusan 3 saluran agar

dikategorikan halal menurut fatwa MUI, yaitu: (a) memutus jalan nafas (trakea), (b) memutus

jalan makanan (esofhagus), (c) memutus urat nadi (vena cugularis, arteri carotis comunis)

(Sastraprawira et al.,2006).

Jika pisau yang digunakan gagal memutus ketiga saluran tersebut akan terjadi

penyumbatan aliran darah, terutama dibagian arteri carotis dan vena jugularis yang dapat

mengakibatkan darah terkumpul dijantung (hemoragic) yang bermuara pada penggumpalan

darah diberbagai bagian tubuh hewan. Akibatnya didalam daging yang dihasikan akan terdapat

darah yang tersumbat. Hal tersebut tentu sangat bertentangan dengan ajaran islam yang

mengharamkan umatnya mengonsumsi darah. Sejalan dengan hal itu, dari segi medis darah

merupakan media yang paling baik untuk menghantarkan penyakit, serta menjadi sarang bagi

bakteri berbahaya (Piestyani et al., 2015). Apabila dikonsumi oleh manusia akan berakibat

fatal, seperti penularan penyakit zoonosis, cacat, lumpuh, bahkan dapat menyebabkan

kematian.

Dalam ranah penyembelihan saja sudah banyak bahaya yang ditimbulkan bagi manusia,

apalagi jika membahas mengenai penyakit yang memang berasal dari hewan yang akan

Page 6: PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN … · PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA ( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student

PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA

( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student Center BEM Fakultas Kedokteran Hewan Kampus C UNAIR,

Jl. Mulyorejo, Surabaya 60115. Telepon: (031) 5992785 Email : [email protected]

disembelih. Bagaimana jika hewan yang dipilih untuk dikurbankan adalah hewan yang

terinfeksi penyakit zoonosis? Tentu hal itu dapat terjadi pada proses penyembelihan hewan

kurban. Zoonosis sendiri adalah penyakit yang dapat ditularkan oleh hewan ke manusia melalui

beberapa cara, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Penularan secara langsung dapat

melalui kontak fisik antara manusia dan hewan, sedangkan penularan secara tidak langsung

dapat melalui hewan perantara dan makanan atau pangan hasil ternak (Suharsono, 2002).

Agen berbahaya yang terdapat dalam pangan hasil hewan dapat berupa agen fisik,

kimia, maupun biologi. Agen fisik misalnya pecahan kaca, paku, atau benda tajam lainnnya,

agen kimia dapat berupa residu obat hewan, pakan kimiawi untuk penggemukan, dan

sejenisnya. Serta agen biologi meliputi bakteri, virus, atau parasit (Murdiati, 2004). Apabila

masyarakat Indonesia mendapat daging yang terkena agen berbahaya tersebut, tentu akan

sangat merugikan.

Dari ketiga agen berbahaya yang telah dijelaskan, dapat diketahui agen biologilah yang

sangat berbahaya dan sulit terdeteksi. Agen biologi yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan

parasit dapat menjadi media penularan dan perkembangbiakan penyakit zoonosis yang

berakibat pada kematian. Sebut saja seperti penyakit Antrax, Brucelosis, Leptospirosis,

Taeniasis dan Sistiserkosis, serta Cacing Hati (Fasciola gigantica) yang selama ini menghantui

masyarakat Indonesia. Penyakit penyakit tersebut tidak sedikiti ditemukan di Indonesia,

bahkan sudah memakan korban jiwa.

Antraks

Antraks adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Bacillus anthracis.

Penyakit ini bersifat zoonosis, karena dapat meyerang hewaan maupun manusia. Umumnya,

antraks menyerang hewang domestik, seperti sapi, domba, dan kambing. Namun, manusia

dapat terinfeksi apabila terpapar atau mengkonsumsi hewan yang terinfeksi. Hewan dapat

terinfeksi antraks melalui pakan atau minum yang terkontaminasi spora bakteri. Beberapa

Page 7: PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN … · PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA ( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student

PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA

( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student Center BEM Fakultas Kedokteran Hewan Kampus C UNAIR,

Jl. Mulyorejo, Surabaya 60115. Telepon: (031) 5992785 Email : [email protected]

gejala yang muncul pada hewan yang terkena antraks, antara lain demam tinggi, tremor,

gangguan pernapasan, kongesti mukosa, konvulsi, kolaps, depresi, anoreksia, kolik,

pembengkakan limfoglandula, kejang, hingga menimbulkan kematian. Pada manusia, bakteri

ini dapat menginfeksi manusia melalui kulit yang terluka, gigitan serangga, dan makanan yang

terkontaminasi bakteri. Beberapa gejala yang sering muncul, antara lain demam tinggi, sakit

kepala, nekrosis yang dikelilingi vesikel dan oedema pada kulit, sakit perut, diare berdarah,

asites, toksemia, sakit tenggorokan, pembengkakan limfoglandula, nyeri tubuh, sianosis, koma,

hingga kematian. Di Indonesia masih banyak daerah yang dinyatakan sebagai endemic antraks.

Untuk mengendalikan penyakit antraks, maka perlu dilakukan deteksi awal penyakit dan juga

vaksinasi (Adji dan Natalia, 2006).

Brucellosis

Brucellosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Brucella sp. Penyakit ini

biasanya menyerang sapi, babi, domba, dan kambing yang kemudian dapat menular ke manusia

melalui beberapa cara. Penularan Brucellosis ke manusia melalui kontak langsung dengan

hewan terinfeksi, mengkonsumsi daging dan susu dari hewan terinfeksi, serta menghirup udara

yang tercemar bakteri Brucella sp. Indonesia merupakan negara yang belum bebas Brucellosis,

dimana prevalensinya mencapai 40% tersebar di seluruh Indonesia. Prevalensi kejadian

Brucellosis yang tinggi berbanding lurus dengan risiko penularannya ke manusia. Hewan yang

terinfeksi Brucella sp. dapat mengalami abortus. Pada manusia yang tertular Brucellosis

biasanya akan mengalami demam, tubuh terasa nyeri, dan sakit kepala. Bahkan penderita

Brucellosis dapat mengalami batuk, pneumonitis, hingga abortus pada kehamilan trimester

kedua. Untuk mencegah terjadinya Brucellosis, dapat dilakukan kontrol penyakit pada hewan,

mengurangi kontak dengan hewan, memakai alat pelindung diri ketika melakukan kontak

dengan hewan, serta memasak susu atau daging dengan matang (Novita, 2016).

Leptospirosis

Page 8: PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN … · PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA ( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student

PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA

( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student Center BEM Fakultas Kedokteran Hewan Kampus C UNAIR,

Jl. Mulyorejo, Surabaya 60115. Telepon: (031) 5992785 Email : [email protected]

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira sp.

Penyakit ini dapat menyerang hewan maupun manusia. Dari tahun 2002-2004 kejadian

leptospirosis pada sapi mencapai 16,48%. Bakteri Leptospira sp. dapat masuk ke kulit yang

terluka maupun mukosa. Bakteri ini bisa menular melalui urin, air, tanah, dan lumpur, sehingga

sangat berisiko bagi pekerja sawah, kebun, tambang, atau rumah potong hewan. Pada hewan,

Leptospirosis dapat menyebabkan demam, ikterus, hemoglobinuria, abortus, lahir mati, hingga

kematian. Sedangkan, manusia yang terinfeksi penyakit ini dapat mengalami berbagai gejala

nonspesifik, seperti demam, mual, sakit kepala, nyeri otot, muntah, konjungtivitis, ikterus,

anemia, gagal ginjal, hingga kematian. Untuk mencegah terjadinya Leptospirosis, perlu

dilakukan vaksinasi pada hewan, sanitasi lingkungan, aktivitas terintegrasi antara dokter hewan

dan dokter, serta sosialisasi terhadap masyarakat mengenai bahaya leptospirosis (Kusmiyati,

dkk, 2005).

Taeniasis dan Sistiserkosis

Taeniasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit, yaitu cacing genus

Taenia. Sedangkan infeksi yang disebabkan oleh larvanya disebut dengan sistiserkosis.

Penyakit ini menyerang hewan dan dapat menular pada manusia apabila mengkonsumsi daging

hewan yang mengandung larva (sistiserkus). Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui

makan atau minuman yang tercemar telur cacing Taenia sp, atau kurangnya kebersihan.

Diagnosa penyakit ini dapat dilakukan dengan identifikasi proglotid atau telur cacing pada

feses. Diagnosis sistiserkosis sendiri sulit dilakukan ketika hewan masih hidup. Ketika hewan

telah disembelih, dapat dilakukan diagnosa dengan melakukan palpasi pada daging hewan.

Pada hewan yang terserang sistiserkosis, maka bagian lidah akan teraba benjolan atau nodul di

bawah jaringan kulit atau intramuscular. Pada manusia, selain identifikasi penyakit melalui

feses, dapat juga dilakukan melalui pemeriksaan serologi atau PCR. Untuk mencegah penyakit

ini pada manusia, maka perlu dihindari memakan daging yang kurang matang. Membekukan

daging terlebih dahulu sebelum diolah juga mampu meminimalisir terjadinya taeniasis dan

Page 9: PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN … · PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA ( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student

PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA

( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student Center BEM Fakultas Kedokteran Hewan Kampus C UNAIR,

Jl. Mulyorejo, Surabaya 60115. Telepon: (031) 5992785 Email : [email protected]

sistiserkosis. Pemberian obat cacing pada hewan secara rutin, serta sanitasi lingkungan mampu

mengurangi risiko terserang penyakit ini (Estuningsih, 2009).

Cacing Hati (Fasciola Gigantica)

Fasciolosis merupakan merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing fasciola sp.

Penyakit ini seringkali menyerang hewan produksi, seperti sapi kambing dan jenis rumninansia

lainnya. Fasciolosis biasanya terjadi pada daerah pedesaan dengan sistem perkandangan yang

masih tradisional. Kejadian fasciolosis pada ternak ruminansia tersebut erat kaitannya dengan

pencemaran metaserkaria, yang merupakan larva infektif cacing trematoda genus Fasciola

seperti fasciola gigantica dan fasciola hepatica, dalam hijauan pakan dan air minum ternak.

Jenis parasit cacing yang sering menyerang sapi di Indonesia yaitu cacing fasciola gigantica.

Resiko terinfeksinya manusia berdasarkan dari daerah endemis fasciolosis, seperti lingkungan

sekitar yang tergenang air, serta adanya tanaman air dan rumput basah yang dikonsumsi ternak

semakin besar. Biasanya pencegahan infeksi terhadap manusia dilakukan dengan pengecekan

organ oleh dokter hewan. Misalnya dalam pelaksanaan hari raya kurban, seorang dokter hewan

akan melakukan pemeriksaan patologi anatomi pada bagian hepar ataupun saluran empedu,

untuk mendeteksi keberadaan fasciola sp. Selanjutnya jika ditemukan fasciola sp ataupun

hanya larvanya, maka organ tersebut akan diseleksi untuk mencegah penularan kepada

manusia. Fasciolosis pada manusia dapat dikelompokkan menjadi food borne disease yang

penting bagi kesehatan manusia (Martindah et., al 2005). Menurut WHO (2011) fasciolosis

saat ini ditetapkan sebagai emerging human disease dan diperkirakan 2,4 juta orang terinfeksi.

Negara Amerika selatan, Eropa, Australia, New Zealand, Thailand dan Vietnam sudah pernah

melaporkan kejadiannya.

Page 10: PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN … · PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA ( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student

PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA

( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student Center BEM Fakultas Kedokteran Hewan Kampus C UNAIR,

Jl. Mulyorejo, Surabaya 60115. Telepon: (031) 5992785 Email : [email protected]

Gambar 3. Temuan temuan patologis pada jeroan hewan kurban. Tanda panah menunjukkan

sistiserkus (larva cacing pita) (Sumber: Winarso et al, 2017)

Jika ditinjau dari banyaknya jumlah hewan yang akan dikurbankan setiap tahunnya,

seperti pada tahun 2018 mencapai 1.504.588 ekor dan diprediksi akan terus meningkat setiap

tahunnya seiring dengan permintaan konsumsi daging di Indonesia yang semakin tinggi.

Bayangkan jika hewan sebanyak itu tidak dilakukan penyembelihan, pemeriksaan dan

pemotongan yang baik, berapa banyak masyarakat Indonesia yang berkemungkinan terkena

penyakit zoonisis?

IV. Upaya Pemerintah untuk Menjaga Kesehatan Daging Kurban

Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kesehatan bersama dengan

Kementerian Pertanian mempunyai peran penting dalam menjamin kesehatan daging dan

konsumsi daging hasil kurban bagi masyarakat. Peran ini dilakoni dengan membuat

standarisasi hewan kurban dengan prinsip aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH). Namun selain

menjamin daging hewan kurban agar ASUH, pemerintah juga melakukan pengawasan terhadap

Page 11: PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN … · PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA ( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student

PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA

( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student Center BEM Fakultas Kedokteran Hewan Kampus C UNAIR,

Jl. Mulyorejo, Surabaya 60115. Telepon: (031) 5992785 Email : [email protected]

proses penyembelihan melalui Kementan agar sesuai dengan syariat islam dan kesejahteraan

hewan (Kemenkes RI, 2018).

Kementan juga terus melakukan sosialisasi terkait program penataan pelaksanaan

kurban nasional yang sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

114/Permentan/PD.410/9/2014. Peraturan ini berisi aturan-aturan dan persyaratan teknis dalam

rangka menjaga kualitas daging kurban yang akan didistribusikan. Langkah konkritnya,

Kementan melakukan pembinaan dan pengawasan pemotongan hewan diantaranya dengan

memfasilitasi pilot project sarana pemotongan hewan kurban sejak 2016, dimana pilot project

ini sudah dilakukan di 5 wilayah DKI Jakarta, dan 12 lokasi lain di 12 Provinsi di Indonesia

(Kemenkes RI, 2018)

V. Peran Dokter Hewan dalam Pelaksanaan Penyembelihan Hewan Kurban

Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya preventif untuk menjamin

kualitas dan kesehatan daging hasil hewan kurban. Tidaklah dapat menghilakngkan semua

kemungkinan buruk yang akan terjadi. Berbagai penyakit zoonosis dan berbahaya, serta agen

kimia dan fisik yang dapat menurunkan kualitas dan kesehatan daging dapat dengan mudah

lolos dan tersebar di masyarakat apabila tidak ada seorang dokter hewan.

Ya, dapat dikatakan disinailah pentingnya peran dokter hewan dalam menyelamatkan

sebuah nyawa manusia dan bangsa. Didalam ilmu kedokteran hewan dalam pelaksanaan

penyembelihan seekor hewan, harus memenuhi standar higiene yang baik. Menurut Winarso

et al (2017) ada 15 aspek higiene dalam penyembelihan hewan kurban yang harus dipenuhi

(Tabel 2).

Tabel 2. Aspek higiene dalam penyembelihan hewan kurban

No Aspek Higiene Daging

1 Adanya pemeriksaan antemortem

2 Adanya pemeriksaan postmortem

Page 12: PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN … · PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA ( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student

PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA

( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student Center BEM Fakultas Kedokteran Hewan Kampus C UNAIR,

Jl. Mulyorejo, Surabaya 60115. Telepon: (031) 5992785 Email : [email protected]

3 Tersedia lubang galian atau septic tank untuk darah dan kotoran

4 Tersedia cukup air bersih dan sabun untuk cuci tangan

5 Lantai bersih atau ada alat bersih untuk menguliti hewan

6 Tempat pengolahan daging terpisah dari tempat penyembelihan dan

pembersihan jeroan

7 Kebersihan tempat dan sarana prasaarana

8 Daging ditempatkan dalam wadah yang bersih

9 Pencacahan daging dilakukan diatas meja

10 Personel mengenakan sarung tangan dan masker

11 Personel yang menangani tidak sedang merokok atau menggaruk rambut

atau anggota badannya

12 Personel mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani daging

13 Daging dikemas terpisah dari jeroan

14 Kemasan daging dengan bahan food grade/plastik bening

15 Daging segera disalurkan setelah diolah

Pemeriksaan ante mortem dan post mortem sepenuhnya adalah kewenangan dokter

hewan sebagai pemeriksa. Pemeriksaan ante mortem adalah pemeriksaan yang dilakukan

sebelum dilaksanakannya proses penyembelihan. Sedangkan pemeriksaan post mortem adalah

pemeriksaan lanjutan setelah penyembelihan untuk memastikan kesehatan karkas dan organ

lainnya. Baik pemeriksaan ante mortem maupun post mortem masing masing sangat

dibutuhkan untuk penyembelihan dan hasil daging yang baik (Tolistiawaty et al, 2015)

Pemeriksaan ante mortem yang dilakukan sebelum penyembelihan meliputi

pengamatan secara makros hewan kurban yang akan di sembelih. Pengamatan dapat berupa

pengukuran suhu tubuh, umur, jenis kelamin, detak jantung dan kesehatan hewan kurban. Jika

dalam pengamatan ante mortem ditemukan ada hewan yang tidak layak untuk disembelih,

dokter hewan berhak menyingkirkan hewan tersebut tanpa intervensi dari pihak manapun.

Dengan adanya pemeriksaan ante mortem ini dapat meminimalisir pemilihan hewan yang tidak

layak dalam penyembelihan hewan kurban (Winarso et al, 2017)

Page 13: PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN … · PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA ( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student

PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA

( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student Center BEM Fakultas Kedokteran Hewan Kampus C UNAIR,

Jl. Mulyorejo, Surabaya 60115. Telepon: (031) 5992785 Email : [email protected]

Sedangkan pada pemeriksaan post mortem dilakukan pemeriksaan yang lebih

mendetail terhadap karkas dan organ-organ hewan lainnya. Pemeriksaan dengan memegang,

meraba, melihat, serta menyayat sedikit karkas ataupun daging yang diamati. Tentu ada banyak

parameter yang menjadi rujukan bagi dokter hewan dalam melakukan pengamatan post

mortem. Sehingga tidak mengherankan jika banyak kasus karkas maupun organ yang terinfeksi

penyakit dapat diseleksi oleh dokter hewan (Winarso et al, 2017).

Gambar 4. Pemeriksaan post mortem (Kiri), dan pemeriksaan ante mortem (Kanan)

(Sumber: Winarso et al, 2017)

Meskipun dokter hewan sudah menjamin pemeriksaan ante mortem dan post mortem

untuk memastikan kualitas hewan dan daging kurban. Ada beberapa faktor lain yang tidak

kalah pentingnya menentukan daging yang dihasilkan nantinya tidak terkena penyakit zoonosis

yaitu mengenai higiene dalam penyembelihan hewan kurban yang sudah dijelaskan pada Tabel

2. Darisana dapat dikatakan bahwa faktor penentu kesehatan daging kurban adalah dokter

hewan, yang melakukan kontrol secara umum melalui pemeriksaan ante mortem dan post

Page 14: PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN … · PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA ( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student

PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA

( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student Center BEM Fakultas Kedokteran Hewan Kampus C UNAIR,

Jl. Mulyorejo, Surabaya 60115. Telepon: (031) 5992785 Email : [email protected]

mortem, dan kontrol khusus dengan mengkondisikan proses penyembelihan hewan kurban

sesuai dengan standar higiene dalam penyembelihan hewan.

Tetapi bahaya tetaplah menjadi kewaspadaan bersama, kasus kematian manusia akibat

penyakit zoonosis karena hewan kurban terutama dalam hal makanan hasil olahan daging

tersebut masih terus terjadi sampai sekarang. Hal ini tentu menimbulkan asumsi bahwa “apakah

dokter hewan yang mengawasi tidak kompeten?”. Asumsi tersebut boleh jadi benar namun

tidak sepenuhnya benar. Walaupun menurut Menteri Pertanian, Andi Amran, sudah

mengerahkan 2.698 tim yang terdiri pemerintah, organisasi profesi, petugas kementerian

agama, dan mahasiswa dalam pelaksanaan penyembelihan hewan kurban tahun 2018 yang

tentunya akan tetap diteruskan di tahun 2019 (Kemenkes RI, 2018)

Namun dilihat dari jumlah tim tersebut jumlah dokter hewan yang ikut membersamai

sangat sedikit. Karena sejatinya negara ini sangat kekurangan profesi dokter hewan. Menurut

Ketua PB PDHI dalam konfrensi pers Pet Show 2019, drh. Munawaroh “Indonesia

membutuhkan 70 ribu dokter hewan untuk mengimbangi jumlah penduduk Indonesia,

sementara sekarang dokter hewan yang ada hanya 20 ribu” dengan kata lain Indonesia masih

kekurangan 50 ribu tenaga dokter hewan, angka yang sangat besar (Rossa, 2019).

Jumlah dokter hewan di Indonesia yang masih sedikit seperti menjadi titik lemah negara

ini untuk menjamin kualitas hewan maupun pangan hasil hewan untuk masyarakat Indonesia,

terutama pada perayaan Hari Raya Idul Adha dengan tradisi penyembelihan hewan kurban

yang mencapai ribuan bahkan jutaan ekor per tahunnya.

VI. Pemotongan Hewan Kurban, Berkah atau Musibah?

Menurut data dari Kementerian Perdagangan RI dalam laporan analisis outlook pangan

2015-2019 prospek peternakan secara umum ditingkat global akan terus mengalami

peningkatan meskipun torgolong lambat. Bahkan untuk kinerja pasar daging sapi di pasar

internasional diperkirakan akan naik 6,01 persen. Dinamika pangan yang berasal dari produk

Page 15: PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN … · PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA ( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student

PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA

( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student Center BEM Fakultas Kedokteran Hewan Kampus C UNAIR,

Jl. Mulyorejo, Surabaya 60115. Telepon: (031) 5992785 Email : [email protected]

peternakan yang semakin meningkat setiap tahunnya, menyelaraskan besarnya kemungkinan

menyebarnya penyakit zoonosis yang juga semakin cepat.

Berkaca pula dari latar belakang negara Indonesia dengan populasi muslim terbesar di

dunia yang pasti setiap tahun akan melaksanakan proses penyembelihan hewan sampai beribu

ribu ekor hewan kurban setiap tahunnya. Kemudian, daging hasil penyembelihan tersebut akan

dibagikan ke masyarakat luas. Ditambah lagi dengan minimnya dokter hewan yang ada dan

minimnya pengetahuan masyarakat mengenai higiene dalam penyembelihan. Lantas apakah

penyembelihan hewan kurban ini akan menjadi berkah? ataukah musibah?

Untuk menjadikan tradisi penyembelihan hewan kurban ini sebagai berkah bagi bangsa

Indonesia, tentu harus diberengi dengan kerja keras dari berbagai pihak, Seperti pemerintah

lebih menggalakkan lagi sosisalisai maupun pelatihan kepada masyarakat dan juru sembelihnya

serta mendorong perkembangan semua dokter hewan Indonesia baik didalam maupun di luar

negeri, dengan dukungan penuh terhadap Pendidikan profesi ini. Selanjutnya tentu bagi

masyarakat diharapkan lebih peduli lagi terhadap prinsip higiene dalam penyembelihan hewan

seperti memakai Alat Pelindung Diri (APD) saat menyembelih, tidak morokok, tidak

menggaruk rambut atau badan, serta mematuhi aspek higiene lainnya.

Terakhir adalah peran dari dokter hewan sendiri yang harus dimaksimalkan oleh setiap

dokter hewan Indonesia. Pemaksimalan peran ini dapat dimulai saat masih menjadi mahasiswa

kedokteran hewan yang terus aktif menuntut ilmu dan mengembangkan diri dengan sebaik

baiknya. Agar menjadi seorang dokter hewan yang cerdas dan terampil dalam menghadapi

tantangan dari berbagai penyakit hewan yang seiring dengan naiknya konsumsi hewan di

Indonesia tentu akan banyak penyakit maupun penyakit zoonosis yang lebih sulit dideteksi,

diobati, maupun disembuhkan. Namun jika semua hal tersebut tidak dapat dipenuhi, baik oleh

pemerintah, masyarakat, maupun dokter hewan, maka bersiaplah konsumsi daging besar

besaran seperti pada Hari Raya Idul Adha ini akan menjadi musibah bagi bangsa ini.

Page 16: PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN … · PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA ( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student

PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA

( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student Center BEM Fakultas Kedokteran Hewan Kampus C UNAIR,

Jl. Mulyorejo, Surabaya 60115. Telepon: (031) 5992785 Email : [email protected]

Daftar Pustaka

Adji, R,S dan Natalia, Lily. 2006. Pengendalian Penyakit Antraks : Diagnosis, Vaksinasi dan

Investigasi. WARTAZOA 16 (4) : 198-205.

Estuningsih, Sarwitri Endah. 2009. Taeniasis dan Sistiserkosis merupakan Penyakit Zoonosis

Parasiter. WARTAZOA 19 (2) : 84-92.

Katsir, Ibnu. 2015. Kisah Para Nabi. Jakarta: Qisthi Press

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Jamin Kualitas Daging Kurban, Pemerintah

Terapkan Standar ASUH. http://www.depkes.go.id/article/view/18081600001/jamin-

kualitas-daging-kurban-pemerintah-terapkan-standar-asuh-.html. Diakses pada tanggal

3 juli 2019.

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. 2014. Analasisis Outlook Pangan 2015-2019.

http://bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_Outlook_Pangan_2015-

2019.pdf. Diakses pada tanggal 4 juli 2019.

Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2018. Kementan: Hewan Kurban Harus Sehat dan

Dagingnya Higienis. http://ditjennak.pertanian.go.id/kementan-hewan-kurban-harus-

sehat-dan-dagingnya-higienis. Diakses pada tanggal 3 juli 2019.

Kuamiyati., Noor, S. M., dan Supar. 2005. Leptospirosis pada Hewan dan Manusia di

Indonesia. WaARTAZOA 15 (4) : 213-220.

Martindah E., Widjajanti S, Estuningsih, S. E., Suhardono. 2005. Meningkatkan Kesadaran

Dan Kepedulian Masyarakat Terhadap Fasciolosis Sebagai Penyakit Infeksius

(Abstrak). Warta 15. http://www.peternakan.litbang.deeptan.go.id (14 september 2010)

Murdiati, T.B. 2004. Advance and management of chemicals use in farm practices. Proc. of

4`h Asian Food and Nutrition Safety. ILSI, IPB dan FAO. Bali, 2 -5 March 2004. pp.

87 -97.

Novita, Risqa. 2016. Brucellosis : Penyakit Zoonosis Yang Terabaikan. BALABA 12 (2) : 135-

140.

Page 17: PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN … · PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA ( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student

PENGURUS BESAR IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN INDONESIA

( INDONESIA VETERINARY STUDENT ASSOSIATION ) Sekretariat : Student Center BEM Fakultas Kedokteran Hewan Kampus C UNAIR,

Jl. Mulyorejo, Surabaya 60115. Telepon: (031) 5992785 Email : [email protected]

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 114/Permentan/PD.410/9/2014.

file:///C:/Users/Alfikhri/Documents/Kurban/file/d73be9e91epermentan2014114pemot

ongan-hewan-kurban.pdf. Diakses pada tanggal 4 juli 2019.

Pisestyani, Herwin., Nadhear Nadadyanha Dannar, Koekoeh Santoso, Hadri Latif. 2015.

Kesempurnaan Kematian Sapi Setelah Penyembelihandengan dan tanpa Pemingsanan

Berdasarkan Parameter Waktu Henti Darah Memancar. Bogor: Institut Pertanian Bogor

Rossa, Vania., Risna halidi. 2019. Indeonesia Kekurangan 50 Ribu Dokter Hewan.

https://www.suara.com/health/2019/02/12/175407/indonesia-kekurangan-50-ribu-

dokter-hewan. Diakses pada tanggal 4 juli 2019.

Sastraprawira, E.S., F.A. Judiarso., W. L. Denny., Y. Hidyat., S. Ace., L. Lasmini., P.

Rachmawati., dan Jaenuddin. 2006. Pedoman Umum Penanganan Pasca Panen Produk

Kehewanan. Subdit Pascapanen Kehewanan, Jakarta.

Situmorang, Anggun P. Konsumsi. 2018. Konsumsi Susu dan Protein Hewani Warga Indonesia

Tertinggal Jauh dari Malaysia. https://www.merdeka.com/uang/konsumsi-susu-

protein-hewani-warga-indonesia-tertinggal-jauh-dibanding-malaysia.html. Diakses

pada tanggal 3 juli 2019.

Suharsono. 2002. Zoonosis. Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia. Penerbit Kanisius. I:

180 him., 2: 128 him.

Tolistiawaty I, Widjaja J, Isnawati R, Lobo LT. 2015. Gambaran Rumah Potong

Hewan/Tempat Pemotongan Hewan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. J Vektor

Penyakit; 9(2): 45-52.

WHO (World Health Organization). 2011. Fascioliasis.

http://www.who.int/neglecteddiseases/diseases/fascioliasis/en/.

Wijayanti, Monika Risang. 2011. Analisis Preferensi Konsumen dalam Membeli Daging Sapi

di Pasar Tradisional Kabupaten Karanganyar. Semarang: Universitas Sebelas Maret.

Winarso, Aji., Dodi Darmakusuma, Maxs Urias E. Sanam. 2017. Praktik Higiene Daging

dalam Penyembelihan Hewan Kurban di Kota Kupang. Kupang: Universitas

Nusacendana.