laporan anggrek

18
UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN LABORATORIUM HORTIKULTURA LAPORAN PRAKTIKUM NAMA : DADANG BHAKTI S. NIM : 061510101087 GOL/KELOMPOK : B/6 ANGGOTA : 1. RESTIANI SIH HARSANTI (061510101024) 2. LIA LATIFAH (061510101047) 3. IRMA N. MUZAIYAROH (061510101015) 4. ATHIA NURLINDRA (061510101066) JUDUL ACARA : AKLIMATISASI ANGGREK TANGGAL PRAKTIKUM : 27 SEPTEMBER 2007 TANGGAL PENYERAHAN : 26 OKTOBER 2007

Upload: aji-septian-handoko-putra

Post on 05-Aug-2015

1.590 views

Category:

Documents


55 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN ANGGREK

UNIVERSITAS JEMBERFAKULTAS PERTANIANJURUSAN BUDIDAYA PERTANIANLABORATORIUM HORTIKULTURA

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA : DADANG BHAKTI S.

NIM : 061510101087

GOL/KELOMPOK : B/6

ANGGOTA : 1. RESTIANI SIH HARSANTI (061510101024)

2. LIA LATIFAH (061510101047)

3. IRMA N. MUZAIYAROH (061510101015)

4. ATHIA NURLINDRA (061510101066)

JUDUL ACARA : AKLIMATISASI ANGGREK

TANGGAL PRAKTIKUM : 27 SEPTEMBER 2007

TANGGAL PENYERAHAN : 26 OKTOBER 2007

ASISTEN : 1. IMAM BADRUS SHOLEH

2. PITA ASRI ANANTA PUTRI

3. HERU DWI WULANDARI

Page 2: LAPORAN ANGGREK

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada pohon dan

ranting-ranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat

ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu.  Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar

matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti : pemupukan,

penyiraman serta pengendalian OPT.  

Berdasarakan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi dua

tipe yaitu, simpodial dan monopodial.  Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang

tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali

dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali pada anggrek jenis Dendrobium sp. yang

dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya.  Contoh dari anggrek

tipe simpodial antara lain :  Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium sp.,dan

Cymbidium sp.  Anggrek tipe simpodial pada umumnya bersifat epifit.

Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh titik tumbuh

yang terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang. 

Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun.  Contoh anggrek tipe

monopodial antara lain :  Vanda sp., Arachnis sp., Renanthera sp., Phalaenopsis sp.,

dan Aranthera sp.

Perbanyakan tanaman anggrek pada umumnya dilakukan melalui dua cara

yaitu, konvensional dan dengan metoda kultur in vitro. Tanaman anggrek dapat

ditanam di sekitar rumah atau pekarangan atau di kebun yaitu di bawah pohon atau

dengan naungan yang diberi paranet atau sejenisnya dengan pengaturan intensitas

cahaya tertentu atau di lahan terbuka. Oleh karena tanaman anggrek mempunyai

potensi ekonomis yang tinggi, maka untuk jenis-jenis tertentu dapat ditanam di dalam

rumah kaca (green house). Selain untuk melindungi tanaman dari gangguan alam,

juga akan mengurangi intensitas serangan OPT.

Page 3: LAPORAN ANGGREK

Media tumbuh yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu tidak

lekas melapuk, tidak menjadi sumber penyakit, mempunyai aerasi baik, mampu

mengikat air dan zat-zat hara secara baik, mudah didapat dalam jumlah yang

diinginkan dan relatif murah harganya.  Sampai saat ini belum ada media yang

memenuhi semua persyaratan untuk pertumbuhan tanaman anggrek. Tanaman

anggrek yang sedang aktif tumbuh, membutuhkan lebih banyak air dibandingkan

dengan yang sudah berbunga.

Seperti tumbuhan lainnya, anggrek selalu membutuhkan makanan untuk

mempertahankan hidupnya. Kebutuhan tanaman anggrek akan nutrisi sama dengan

tumbuhan lainnya, hanya anggrek membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

memperlihatkan gejala-gejala defisiensi, mengikat pertumbuhan anggrek sangat

lambat.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui cara aklimatisasi anggrek bibit dari botol.

Page 4: LAPORAN ANGGREK

II. TINJAUAN PUSTAKA

Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai sosok atau

penampilan yang cukup indah. Tanaman anggrek menyuguhkan untaian, bentuk, dan

corak bunga yang cukup beragam. Ada corak bunga titik-titik, semburat, dan ada

perpaduan beberapa warna (Iswanto, 2004).

Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada pohon dan

ranting-ranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat

ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu.  Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar

matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti : pemupukan,

penyiraman serta pengendalian OPT.  

Pada umumnya anggrek-anggrek yang dibudidayakan memerlukan temperatur

28 + 2° C dengan temperatur minimum 15° C.  Anggrek tanah pada umumnya lebih

tahan panas dari pada anggrek pot.  Tetapi temperatur yang tinggi dapat

menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar antara 60–

85%.  Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara lain untuk menghindari

penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban dijaga agar tidak terlalu

tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda. Oleh karena

itu diusahakan agar media dalam pot jangan terlampau basah.  Sedangkan

kelembaban yang sangat rendah pada siang hari dapat diatasi dengan cara pemberian

semprotan kabut (mist) di sekitar tempat pertanaman dengan bantuan sprayer.

Persilangan ditujukan untuk mendapatkan varietas baru dengan warna dan

bentuk yang menarik, mahkota bunga kompak dan bertekstur tebal sehingga dapat

tahan lama sebagai bunga potong, jumlah kuntum banyak dan tidak ada kuntum

bunga yang gugur dini akibat kelainan genetis serta produksi bunga tinggi.  Oleh

karena itu untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, sebaiknya dan seharusnya

pedoman persilangan perlu dikuasai (iptek, 2007).

Page 5: LAPORAN ANGGREK

Sekarang, banyak pehobi anggrek yang menyilangkan jenis-jenis

Phalaenopsis, sehingga dihasilkan anggrek-anggrek bulan hibrida dengan corak dan

warna beragam jenis. Selain warna putih, ada juga yang berwarna merah bata, ungu

berbintik-bintik, kuning dengan corak ungu di tengahnya, dan masih banyak lagi jenis

lainnya (tabloid nova, 2001).

Perbanyakan anggrek dapat dilakukan dengan perbanyakan vegetatif dan

generatif. Cara generatif yaitu dengan biji. Biji anggrek sangat lembut. Cara

perbanyak dengan biji membutuhkan perlakuan yang khusus. Segala perlakuan

pencambahan biji harus dalam keadaan yang aseptic (suci hama dan penyakit) yg

dilakukan dilaboratorium. Cara vegetatif yaitu tanpa biji. yang diperbanyak adalah

pada bagian tanaman antara lain memotong stek dan anak tunas, membelah rumpun

(split), dan pembiakan dgn sistem kultur jaringan (Dinas Pertanian dan Kehutanan,

2002).

Dibandingkan dengan perbanyakan generatif, perbanyakan vegetatif

mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Demikian juga sebaliknya. Cara-cara

perbanyakan yang sesuai akan sangat tergantung dari tujuannya (Gunawan, 2000).

Tanaman anggrek dapat ditanam di sekitar rumah atau pekarangan atau di

kebun yaitu di bawah pohon atau dengan naungan yang diberi paranet atau sejenisnya

dengan pengaturan intensitas cahaya tertentu atau di lahan terbuka. Oleh karena

tanaman anggrek mempunyai potensi ekonomis yang tinggi, maka untuk jenis-jenis

tertentu dapat ditanam di dalam rumah kaca (green house). Selain untuk melindungi

tanaman dari gangguan alam, juga akan mengurangi intensitas serangan OPT.

Tanaman anggrek yang sedang aktif tumbuh, membutuhkan lebih banyak air

dibandingkan dengan yang sudah berbunga.  Frekuensi dan banyaknya air siraman

yang diberikan pada tanaman anggrek bergantung pada jenis dan besar kecil ukuran

tanaman, serta keadaan lingkungan pertanaman. Seperti tumbuhan lainnya, anggrek

selalu membutuhkan makanan untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan tanaman

anggrek akan nutrisi sama dengan tumbuhan lainnya. Kualitas dan kuantitas pupuk

dapat mengatur keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Pada

Page 6: LAPORAN ANGGREK

fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman yang masih kecil perbandingan pemberian

pupuk  NPK adalah 30:10:10, pada fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman yang

berukuran sedang perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 10:10:10. Sedangkan

pada fase pertumbuhan generatif yaitu untuk merangsang pembungaan, perbandingan

pemberian pupuk NPK adalah 10:30:30 (iptek, 2007).

Keistimewaan tanaman anggrek terletak pada penampilannya saat konsumsi,

sehingga usaha untuk mempertahankan mutu penampilan selama mungkin menjadi

tujuan utama penanganan pasca panen dan pasca produksi. Untuk melaksanakan

upaya tersebut perlu dipahami berbagai faktor yang dapat mempengaruhi mutu pasca

panen atau pasca produksi tanaman anggrek. Faktor yang mempengaruhi mutu pasca

panen anggrek bunga potong adalah tingkat ketuaan bunga, suhu, pasokan air dan

makanan, etilen dan kerusakan mekanis dan penyakit. Sedangkan yang

mempengaruhi anggrek pot antara lain kultivar, stadia pertumbuhan, cahaya, medium,

pemupukan, temperatur dan lama pengangkutan (iptek, 2007).

Pada pertengahan zaman, anggrek mempunyai peran penting dalam

pengembangan tehnik pengobatan menggunakan tumbuh-tumbuhan. Penggunaannya

pun meluas sampai menjadi bahan ramu-ramuan (wikipedia, 2007).

 

Page 7: LAPORAN ANGGREK

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilakukan di green house dan Laboratorium Kapita Selekta

Hortikultura Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Jember pada hari kamis, tanggal

27 September 2007 pada pukul 14.30.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

a. Bibit anggrek botol

b. Akar pakis

c. Pupuk NPK

d. Fungisida

3.2.2 Alat

a. Nampan

b. Kawat pengait

c. Pot anggrek

d. Sprayer

3.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan pot dan memasang kawat pada pot.

2. Menyiapkan media kemudian merendam dalam pupuk NPK selama 24 jam.

Setelah perendaman, memasukkan media ke dalam pot.

3. Mengisi botol bibit dengan air bersih dan membersihkan media.

4. Mengeluarkan bibit dengan kawat pengait dari dalam botol dengan menggunakan

kawat pengait berbentuk U.

5. Mencuci bibit dari sisa-sisa media dengan enggunakan fungisida selama 5 menit.

6. Menanam bibit kedalam media yang telah disiapkan.

Page 8: LAPORAN ANGGREK

7. Memberikan nutrisi setiap 3-5 hari sekali.

8. Mengamati pertumbuhan dan perkembangan bibit.

Page 9: LAPORAN ANGGREK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Bibit Jumlah Daun

1 5

2 5

3 2

4 3

5 Mati/-

Anggrek yang masih hidup 4 tanaman, sedangkan yang mati adalah 1 tanaman

4.2 Pembahasan

Pada umumnya sekarang lebih banyak orang yang memilih bibit anggrek

dalam botol. Hal ini karena bibit dalam botol memiliki harga yang murah

dibandingkan bibit yang lain. Bibit dalam botol masih berupa kecambah, terdiri dari

2-4 daun kecil dan sdikit akar. Bagi penganggrek pemula, resiko kematian saat

memindahkan bibit ke dsalam pot terhitung cukup tinggi. Kelemahan lainnya waktu

yang diperlukan hingga bibit tanaman tumbuh dewasa dan berbunga cukup lama,

yakni sekitar 1-2 tahun. Bibit dari botol penganannya harus cermat, bibit harus dicuci

adalah sebagi berikut :

1. Siapkan pot bersih dan direndam air

2. Masukan pecahan batubata, genteng atau arang yang bersi

3. Ambil bibit dari botol dengan kawat pengait satu per satu, cuci dengan air

bersihTanam bibit dalam pot .

Sedangkan media yang sering digunakan adalah media akar pakis. Media ini bersifat

sukar melapuk, memiliki daya mengikat air yang baik, serta memiliki kemampuan

aerasi dan drainase yang baik juga. Sebelum digunakan sebagai media tanam

anggrek, sebaiknya pakis direndam terlebih dahulu dengan larutan NPK. Pakis yang

Page 10: LAPORAN ANGGREK

digunakan di pot sebaiknya berupa potongan atau cincangan yang tidak terlalu halus.

Pasalnya, potongan yang halus menyebabkan kelembaban tinggi yang bias

menimbulkan penyakit busuk akar. Aklimatisasi merupakan suatu keadaan/perlakuan

kepada anggrek dengan tujuan agar anggrek dapat beradaptasi dengan lingkungannya

yang baru.

Aklimatisasi dikatakan sebagai masa kritis karena aklimatisasi sendiri

bertujuan untuk mengadaptasikan anggrek di lingkungan yang baru setelah dipindah

dari tempat asalnya. Permasalahan adalah bagaimana dapat membuat aklimatisasi

yang baik bagi anggrek spesies yang baru saja mengalami stress akibat dirabut dari

alamnya dan perbedaan keadaan. Merupakan permasalah lain yang lebih besar adalah

keterbatasan lahan (di sekitar rumah) untuk dapat membuat sama dengan keadaan

alam aslinya.

Banyak faktor yang menyebabkan aklimatisasi tidak berhasil. Faktor-faktor

tersebut antara lain kelembaban yang terlalu tinggi/rendah, temperatur udara yang

terlalu tinggi, intensitas cahaya yang terlalu rendah/tinggi, kurangnya

rangsangan/perlakuan terhadap anggrek, dan pemeliharaan yang kurang seperti :

pemupukan, penyiraman serta pengendalian OPT.  

Pada percobaan kami didapatkan hasil bahwa 4 tanaman tumbuh dengan baik

namun ada satu tanaman yang mati/tidak tumbuh. Terlihat beberapa bibit yang

mengalami perkembangan yang baik (dengan ukuran daun dan akar yang lebih besar

dan panjang), tetapi ada juga beberapa bibit yang mengalami pertumbuhan yang

lambat atau bahkan mati. Hasil yang diperoleh dengan tumbuhnya akar baru,

tumbuhnya daun baru, dan ada yang mengeluarkan tangkai bunga. Tumbuhnya

tanaman liar alam (pakis-pakisan) yang dapat menunjukan keadaan cukup baik untuk

tanaman anggrek Sedangkan didapat 1 tanaman mati, hal ini kemungkinan dapat

disebabkan oleh jamur dan mungkin juga karena kelembaban yang terlalu tinggi,

sehingga dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda.

Page 11: LAPORAN ANGGREK

V. KESIMPULAN

Dari serangkaian praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Pada umumnya sekarang lebih banyak orang yang memilih bibit anggrek

dalam botol.

2. Media yang sering digunakan adalah media akar pakis. Media ini bersifat

sukar melapuk, memiliki daya mengikat air yang baik, serta memiliki kemampuan

aerasi dan drainase yang baik juga.

3. Aklimatisasi merupakan suatu keadaan/perlakuan kepada anggrek dengan

tujuan agar anggrek dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.

4. Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan aklimatisasi tidak berhasil,

antara lain kelembaban yang terlalu tinggi/rendah, temperatur udara yang terlalu

tinggi, intensitas cahaya yang terlalu rendah/tinggi, kurangnya rangsangan/perlakuan

terhadap anggrek, dan pemeliharaan yang kurang.

Page 12: LAPORAN ANGGREK

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pertanian dan Kehutanan. 2002. Cara Bertanam Anggrek. http://www.jakarta.go.id/distan/BERITA/Cara%20tanam%20anggrek.htm. Diakses pada tanggal 26 September 2007.

Gunawan, L.W. 2000. Budidaya anggrek. Jakarta: Penebar Swadaya.

Iptek. 2007. Budidaya Tanaman Anggrek. http://iptek.apjii.or.id. Diakses pada tanggal 26 September 2007.

Iswanto, Hadi. 2004. Petunjuk Perawatan Anggrek. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Tabloid Nova. 2001. Ragam Anggrek Bulan. http://www.tabloidnova.com. Diakses pada tanggal 26 September 2007.

Wikipedia. 2007. Anggrek. http://id.wikipedia.org/wiki/Anggrek. Diakses pada tanggal 26 September 2007.