laporan oseanografi - dusun pasir putih desa dudepo kecamatan anggrek kabupaten gorontalo utara

57
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan laut di Provinsi Gorontalo, terutama di Teluk Gorontalo atau Teluk Tomini, menyimpan banyak potensi alam karena merupakan satu teluk yang dilalui garis khatulistiwa. Perikanan dan kelautan merupakan sector unggulan bagi Provinsi Gorontalo yang memiliki garis pantai yang cukup panjang. Garis pantai wilayah Utara dan Selatan masing-masing memiliki panjang sekitar 270 kilometer dan 320 kilometer. Potensi sumber daya perikanan di Provinsi Gorontalo berada di tiga perairan, yakni Teluk Tomini (Teluk Gorontalo), Laut Sulawesi, dan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Laut Sulawesi. Tetapi, tingkat pemanfaatan perikanan tangkap baru 24,05% atau 19.771 ton per tahun. (Kasim, 2015) Definisi umum oseanografi adalah ilmu yang mempelajari karakteristik-karakteristik dari laut. Karakteristik yang berhubungan dengan laut dan juga 1 | Laporan Oseanografi-Lily Hirawaty 2015

Upload: lily-hirawaty

Post on 08-Nov-2015

74 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Kawasan laut di Provinsi Gorontalo, terutama di Teluk Gorontalo atau Teluk Tomini, menyimpan banyak potensi alam karena merupakan satu teluk yang dilalui garis khatulistiwa. Perikanan dan kelautan merupakan sector unggulan bagi Provinsi Gorontalo yang memiliki garis pantai yang cukup panjang. Garis pantai wilayah Utara dan Selatan masing-masing memiliki panjang sekitar 270 kilometer dan 320 kilometer. Potensi sumber daya perikanan di Provinsi Gorontalo berada di tiga perairan, yakni Teluk Tomini (Teluk Gorontalo), Laut Sulawesi, dan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Laut Sulawesi. Tetapi, tingkat pemanfaatan perikanan tangkap baru 24,05% atau 19.771 ton per tahun. (Kasim, 2015)

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKawasan laut di Provinsi Gorontalo, terutama di Teluk Gorontalo atau Teluk Tomini, menyimpan banyak potensi alam karena merupakan satu teluk yang dilalui garis khatulistiwa. Perikanan dan kelautan merupakan sector unggulan bagi Provinsi Gorontalo yang memiliki garis pantai yang cukup panjang. Garis pantai wilayah Utara dan Selatan masing-masing memiliki panjang sekitar 270 kilometer dan 320 kilometer. Potensi sumber daya perikanan di Provinsi Gorontalo berada di tiga perairan, yakni Teluk Tomini (Teluk Gorontalo), Laut Sulawesi, dan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Laut Sulawesi. Tetapi, tingkat pemanfaatan perikanan tangkap baru 24,05% atau 19.771 ton per tahun. (Kasim, 2015)Definisi umum oseanografi adalah ilmu yang mempelajari karakteristik-karakteristik dari laut. Karakteristik yang berhubungan dengan laut dan juga menjadi aspek kajian dalam Oseanografi yang mencakup aspek fisika, kimia, biologi, geografi, dan ilmu-ilmu lainnya. (Kasim, 2015)Ditinjau dari pentingnya laut, baik dari segi sumber daya alam maupun dari sisi sarana Perhubungan, Perniagaan, Perikanan, dan bidang-bidang lainnya maka terlihat peran penting Oseanografi dalam pengelolaan wilayah laut dan pesisir daerah Gorontalo berdasarkan kondisi letak daerah Gorontalo yang telah dijelaskan diatas. Kondisi hidro-dinamika pantai merupakan aspek penting dalam bidang kajian Oseanografi. Dengan adanya gambaran kondisi hidro-dinamika suatu kawasan pantai akan memudahkan setiap langkah yang berhubungan dengan pengelolaan kawasan bersangkutan atau masyarakat yang tinggal di kawasan pantai tersebut. (Kasim, 2015)Praktikum ini mengambil tema Studi Kondisi Oseanografi Perairan Pantai dan dirancang untuk membekali mahasiswa mata kuliah Pengantar Oseanografi dengan pengetahuan dan soft kill mengenai pengamatan dan pengukuran parameter hidrodinamika pantai untuk mendapatkan kondisi profil oseanografi pantai. Pada akhirnya, diharapkan bekal pemahaman dan soft kill yang termuat dalam kegiatan praktikum ini dapat bermanfaat menyiapkan Mahasiswa yang mampu dalam mengukur dan menganalisis data oseanografi yang bias diimplementasikan dalam penelitian-penelitian yang sebenarnya di waktu mendatang. Sehingga berguna untuk kebutuhan penyelesaian studi maupun perencanaan dan pengelolaan sumber daya wilayah pesisir Gorontalo secara umum. (Kasim, 2015)1.2 TujuanSecara umum praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan fenomena oseanografi yang berkaitan dengan tema kegiatan praktikum. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:1. Mengetahui jenis atau tipe pantai berdasarkan kondisi substrat.2. Mengetahui teknik pengamatan profil hidro-dinamika pantai berdasarkan kondisi gelombang dan pasang surut serta arus di perairan pantai Gorontalo.

1.3 ManfaatAdapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan praktikum ini adalah, Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Negeri Gorontalo (FPIK-UNG) memiliki soft kill, sebagai berikut:1. Dapat mengenali dan memahami secara baik teknik pengukuran, deskripsi kondisi perairan pantai berdasarkan tipe substrat, kondisi gelombang, dan tipe pasang surut.2. Dapat memahami teknik pengukuran gelombang dan pasang surut serta arus di perairan pantai Gorontalo.3. Dapat mengenali dan memahami secara baik teknik pengukuran tinggi gelombang, kecepatan arus permukaan, dan cara penentuan tipe pasang surut suatu perairan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Definisi OseanografiOseanografi terdiri dari dua kata, yaitu berasal dari kata Okeanus atau Ocean sebutan untuk samudra yang luas dan graphy yang berarti gambaran. Dengan demikian Oseanografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang lautan (Anonim, 2015).Perlu diketahui bahwa luas muka bumi berupa laut mencapai + 70,8 %, ini menandakan bahwa luas perairan lebih besar di banding luas daratan yang di diami oleh manusia. Dengan adanya kenyataan demikian tentunya laut mempunyai peranan yang sangat besar terhadap kehidupan makhluk hidup, khususnya manusia (Anonim, 2015).Mempelajari oseanografi dalam kaitannya dengan geografi, tidak semata-mata mempelajari oseanografi sebagai ilmu murni. Oseanografi merupakan ilmu yang terdiri dari beberapa ilmu pendukung, diantaranya:1. Fisika Osenografi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang sifat fisika yang terjadi dalam lautan dan yang terjadi antara lautan dengan atmosfer dan daratan.2. Geology Oseanografi, yaitu ilmu yang mempelajari asal lautan yang telah berubah dalam jangka waktu yang sangat lama, termasuk didalamnya penelitian tentang lapisan kerakbumi, gunungapi dan terjadinya gempa bumi.3. Kimia Oceanography, yaitu ilmu yang berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi di dalam dan didasar laut serta menganalisa sifat air laut.4. Biologi Oseanografi, yaitu ilmu yang mempelajari semua organisma yang hidup di lautan (Anonim, 2015).2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi OseanografiA. Pasang Surut Evans dan Hutabarat (1984), menyatakan bahwa pasang terutama disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antara dua tenaga yang terjadi dilautan, yang berasal dari gaya sentrifugal yang disebabkan oleh perputaran bumi pada sumbunya dan gaya gravitasi yang berasal dari bulan. Gaya sentrifugal adalah suatu tenaga yang didesak ke arah luar dari pusat bumi yang besarnya lebih kurang sama dengan tenaga yang ditarik kepermukaan bumi. Gaya ini lebih kuat terjadi pada daerah-daerah yang letaknya lebih dekat dengan bulan. Gaya lain yang berpengaruh terhadap pasang adalah gaya tarik gravitasi matahari, walaupun tenaga yang ditimbulkan terhadap lautan hanya berkisar 47% dari tenaga yang dihasilkan oleh gaya gravitasi bulan. Jenis dan sifat pasang surut di permukaan bumi sangat bervariasi, hal ini disebabkan karena faktor topografi yang bervariasi, terutama didaerah kepulauan dengan selat-selat yang sempit dan terjal akan nampak suatu pasang surut yang berada di laut lepas. Pasang tertinggi dan surut terendah dari kedudukan air terjadi pada bulan purnama dan bulan baru, pasang yang ditimbulkannya disebut pasang purnama, hal ini disebabkan karena pada kondisi bumi, bulan dan matahari berada pada satu garis lurus. Pasang dan surut terendah terjadi pada bulan seperempat dan tiga per empat. Pada kondisi ini kedudukan bulan dan matahari terhadap bumi saling tegak lurus, sehingga gaya tarik diantaranya akan saling menghalangi dan peristiwa ini di sebut pasang perbani (Kramadibrata, 1985). Dalam oseanografi pasang surut diberbagai daerah dapat dibedakan dalam empat tipe pasang surut (Triatmodjo, 1999), yaitu : a. Pasang surut harian ganda (semidiurnal tide), pada tipe ini dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi yang hampir sama dengan pasang surut yang terjadi berurutan secara teratur. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. b. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide), dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut. Periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit. c. Pasang surut condong keharian ganda (mixed tide preavailling semidiurnal), dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut tetapi tinggi periodenya berbeda. d. Pasang surut condong ke harian tunggal (mixed tide preavailling diurnal), pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang berbeda-beda. Pada umumnya, data pasut digunakan untuk menetapkan kegiatan patok titik ikat (datum referensi) dalam rangka pembuatan topografi dan kedalaman. Datum referensi pasut yaitu MSL (Mean Sea Level) atau muka laut rata-rata (Ongkosongo, 1989).Pasang surut merupakan salah satu gejala laut yang besar pengaruhnya terhadap lingkungan atau kehidupan biota laut, khususnya di wilayah pantai. Proses terjadinya pasut banyak dijelaskan secara terinci dalam buku-buku teks tentang oseanografi. Permukaan laut atau paras laut setiap hari naik dan turun secara berkala dan dapat dilihat jelas di mintakat laut (Romimohtarto, 1999).Pasang surut merupakan peristiwa naik turunnya paras laut yang timbul akibat adanya gaya tarik menarik antara planet-planet yang mempunyai suatu gerakan priodik sehingga gaya yang ditimbulkan akan berjalan secara priodik pula. Terjadinya pasang surut dapat pula dipengaruhi oleh adanya rotasi bumi, repolusi bulan terhadap bumi, revolusi bumi terhadap matahari. Gaya tarik bulan yang mempengaruhi pasang surut adalah 2,2 kali lebih besar dari pada gaya tarik matahari (Achmad, 1990).B. GelombangGelombang adalah gerakan naik turun sebuah tubuh perairan yang dinyatakan dengan naik turunnya permukaan air secara bergantian. Ombak adalah suatu gangguan yang bergerak melalui air tetapi tidak menyebabkan partikel - partikel air bergerak karenanya (Setiyono, 1996). Setiap gelombang mempunyai tiga unsur yang penting yakni panjang, tinggi dan periode. Panjang gelombang adalah jarak mendatar antara dua puncak yang berurutan, tinggi gelombang adalah jarak vertikal antara puncak dan lembah, sedangkan periode adalah waktu yang diperlukan oleh dua puncak yang berurutan untuk melalui suatu titik (Nontji, 1987). Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam tergantung pada gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah gelombang angin yang dibangkitkan oleh tiupan angin di permukaan laut, gelombang pasang surut dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda langit terutama matahari dan bulan terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi karena letusan gunung berapi atau gempa di laut, gelombang yang dibangkitkan oleh kapal yang bergerak dan sebagainya (Triatdmodjo, 1999). (Dahuri, dkk., 2001), Ombak merupakan salah satu penyebab yang berperan dalam pembentukan pantai. Ombak yang terjadi di laut dalam pada umumnya tidak berpengaruh terhadap dasar laut dan sedimen yang terdapat didalamnya. Sebaliknya ombak yang terdapat didaerah pantai, terutama di daerah pecahan ombak (breaker zone) mempunyai energi yang besar dan sangat berperan dalam pembentukan morfologi pantai, seperti menyeret sedimen (umumnya pasir dan kerikil) yang ada didasar laut untuk ditumpahkan dalam bentuk gosong pasir (sand bar). Nybakken (1988), menyatakan bahwa gelombang terbesar biasanya terjadi pada laut terbuka, dimana angin dapat bertiup melalui jarak tempuh yang sangat jauh, setelah gelombang keluar dari daerah badai, tingginya berangsur-angsur berkurang dan sementara gelombang itu bergulung-gulung kedarat, ketika gelombang memasuki perairan dangkal dan mulai mengalami hambatan gesekan dari dasar perairan, gerakan maju dari gelombang akan terhambat dan panjang gelombang akan berkurang, akibatnya tinggi gelombang meningkat dan menjadi makin terjal. Pada titik di mana kedalaman air 1 3 kali tinggi gelombang, gelombang akan pecah dan melepakan energinya kedaerah pantai. Apabila suatu deretan gelombang bergerak menuju pantai, gelombang tersebut akan mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh proses refraksi dan pendangkalan gelombang, difraksi, refraksi dari gelombang pecah. Refraksi terjadi karena adanya pengaruh perubahan kedalaman laut. Di daerah dimana kedalaman air lebih besar dari setengah panjang gelombang, yaitu dilaut dalam, gelombang menjalar tanpa dipengaruhi dasar laut. Tetapi di laut transisi dan laut dangkal, dasar laut mempengaruhi gelombang. Di daerah ini, apabila ditinjau suatu garis puncak gelombang yang berada di air yang lebih dangkal akan menjalar dengan kecepatan yang lebih kecil dibandingkan dengan bagian di air yang lebih dalam, akibatnya garis puncak gelombang akan membelok dan berusaha untuk sejajar dengan garis kontur dasar laut (Triatmodjo, 1999). Menurut Linguet dan Higgins (1969) dalam Komar (1976), gelombang akan memberikan transfer energi melalui partikel air yang sesuai dengan arah hembusan. Mekanisme transpor energi yang pertama adalah akibat variasi tekanan angin pada permukaan air yang diikuti oleh pergerakan gelombang. Kedua transfer momentum dan energi dari gelombang frekuensi tinggi ke gelombang frekuensi rendah (periode hingga panjang gelombang besar).C. Arus Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh lautan. Arus sangat penting dalam menentukan arah, misalnya bagi kapal yang ingin berlayar. Gerakan air dipermukaan laut terutama disebabkan oleh adanya angin yang berhembus diatasnya. Hubungan ini tidak demikian sederhana, dengan alasan bahwa arus-arus dipengaruhi oleh beberapa faktor lain selain angin. Faktor tersebut adalah bentuk topografi dasar laut dan pulau-pulau yang ada disekitrnya dan juga adanya gaya coriolis dan arus ekman (Hutabarat dan Evans, 1984). Arus sepanjang pantai ditimbulkan oleh gelombang yang pecah dengan membentuk sudut terhadap garis pantai. Arus ini terjadi di daerah gelombang antara gelombang pecah garis pantai. Parameter terpenting didalam menentukan kecepatan arus sepanjang pantai adalah tinggi dan sudut datang gelombang pecah yang dibangkitkan oleh momentum yang dibawa oleh gelombang (Triadmojo, 1999). Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dapat disebabkan oleh tiupan angin, atau karena perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan gerakan gelombang panjang termasuk pasang surut (Nontji, 1987). Angin mendorong bergeraknya air permukaan, menghasilkan suatu gerakan arus horizontal yang lamban dan mampu mengangkut suatu volume air yang sangat besar melintasi jarak yang jauh di lautan (Nybakken, 1992).Gerakan air dipermukaan laut terutama disebabkan oleh adanya angin yang bertiup diatasnya. Arus dapat disebabkan oleh angin, juga dipengaruhi oleh faktor topografi dasar laut, pulau-pulau yang ada disekitarnya, gaya coriolis dan perbedaan densitas air laut (Hutabarat dan Evans, 1984). Tenaga angin yang diberikan pada lapisan permukaan dapat membangkitkan timbulnya arus permukaan yang mempunyai kecepatan sekitar 2% dari kecepatan angin itu sendiri. Kecepatan arus ini, akan berkurang cepat sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman perairan dan akhirnya angin tidak akan berpengaruh sama sekali terhadap kecepatan arus pada kedalaman dibawah 200 meter. Angin adalah salah satu faktor yang bervariasi dalam membangkitkan arus sejak sistem angin dunia selalu berjumlah tetap sepanjang tahun maka arus-arus dunia hanya mengalami variasi tahunan yang kecil, tetapi dibagian utara Lautan Hindia dan Lautan Asia Tenggara, angin Musson berubah secara musiman dan mempunyai pengaruh yang dramatis terhadap arus dari arus-arus permukaan. Arus di perairan Asia Tenggara pada Musim Barat ditandai oleh adanya aliran air dari arus utara melalui laut Cina bagian atas, Laut Jawa dan Laut Flores, sedangkan pada Musim Timur hal ini terjadi sebaliknya di mana arus mengalir dari selatan (Hutabarat, 1984). (Kaharuddin dan Mappa, 1991), Sistem arus-arus dekat pantai terdiri dari arus-arus yang berkaitan langsung dengan aksi ombak. Arus-arus dekat pantai meliputi arus susur pantai (Longshore current). Arus menuju pantai (Shoreward directed current) dan arus tolak pantai (Rip currents) Menurut Dahuri, dkk (2001), ombak yang datang menuju pantai dapat menimbulkan arus pantai (near shore current). Kecepatan arus pantai dipengaruhi oleh tingginya ombak, kedalaman juga struktur dari sedimen dasar dari perairan tersebut. Pola arus pantai ini ditentukan terutama oleh besarnya sudut yang dibentuk antara ombak yang datang dengan garis pantai. Jika sudut yang datang cukup besar, maka akan terbentuk arus susur pantai (longshore current), jika sudut datang ombak tersebut kecil atau sama dengan nol (gelombang yang sejajar dengan pantai), maka akan terbentuk arus meretas pantai (rip current) dengan arah menjauhi pantai, disamping terbentuknya arus susur pantai. D. Angin Angin yang berhembus di atas permukaan air akan memindahkan energinya ke air. Kecepatan angin akan menimbulkan tegangan pada permukaan laut, sehingga angin yang semula tenang akan terganggu dan riak akan timbul. Apabila kecepatan angin bertambah maka riak ini semakin besar, begitupun apabila angin berhembus terus maka akan terbentuk ombak. Semakin lama dan semakin kuat angin berhembus maka semakin besar ombak timbul (Kramadibrata, 1985). Tinggi dan periode ombak yang dibangkitkan oleh angin meliputi kecepatan angin, lama angin berhembus, arah angin dan panjang fetch. Fetch adalah daerah dimana kecepatan dan arah angin konstan, arah angin dianggap konstan apabila perubahan-perubahannya tidak lebih dari 150, sedangkan angin masih dianggap konstan jika perubahannya tidak lebih dari 5 knot (Triatmodjo, 1999). Menurut Linguet dan Higgins (1969) dalam Komar (1976), gelombang akan memberikan transfer energi melalui partikel air yang sesuai dengan arah hembusan. Mekanisme transpor energi yang pertama adalah akibat variasi tekanan angin pada permukaan air yang diikuti oleh pergerakan gelombang. Kedua transfor momentum dan energi dari gelombang frekuensi tinggi ke gelombang frekuensi rendah (periode hingga panjang gelombang besar). Gelombang frekuensi tinggi dapat ditimbulkan oleh angin yang berhembus secara kontinyu.E. Suhu Suhu adalah ukuran energi molekul. Suhu bervariasi secara horizontal sesuai dengan arah garis lintang, dan juga secra vertikal sesuai dengan kedalaman. Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme. Proses kehidupan yang vital, dan secara kolektif disebut metabolisme yang berfungsi didalam kisaran suhu yang sempit (Nybakken, 1984). Laut tropik memiliki massa air permukaan hangat yang disebabkan oleh adanya pemanasan yang terjadi secara terus-menerus sepanjang tahun. Pemanasan tersebut mengakibatkan terbentuknya stratifikasi di dalam kolom perairan yang disebabkan oleh adanya suhu. Berdasarkan gradien suhu secara vertikal di dalam kolom perairan, Wyrtki (1961) dalam Tubalawony (2001) membagi perairan menjadi 3 (tiga) lapisan, yaitu: a. Lapisan homogen pada permukaan perairan atau disebut juga lapisan permukaan tercampur.b. Lapisan diskontinuitas atau biasa disebut lapisan termoklin. c. Lapisan di bawah termoklin dengan kondisi yang hampir homogen, dimana suhu berkurang secara perlahan-lahan ke arah dasar perairan. Kedalaman setiap lapisan di dalam kolom perairan dapat diketahui dengan melihat perubahan gradien suhu dari permukaan sampai lapisan dalam. Lapisan permukaan tercampur merupakan lapisan dengan gradien suhu tidak lebih dari 0,03 oC (Wyrtki, 1961 dalam Tubalawony, 2001), sedangkan kedalaman lapisan termoklin dalam suatu perairan didefinisikan sebagai suatu kedalaman atau posisi dimana gradien suhu lebih dari 0,1 oC (Ross, 1970). Suhu permukaan laut tergantung pada beberapa faktor, seperti presipitasi, evaporasi, kecepatan angin, intensitas cahaya matahari, dan faktor-faktor fisika yang terjadi di dalam kolom perairan. Presipitasi terjadi di laut melalui curah hujan yang dapat menurunkan suhu permukaan laut, sedangkan evaporasi dapat meningkatkan suhu permukaan akibat adanya aliran bahang dari udara ke lapisan permukaan perairan. Menurut McPhaden and Hayes (1991), evaporasi dapat meningkatkan suhu kira-kira sebesar 0,1 oC pada lapisan permukaan hingga kedalaman 10 m dan hanya kira-kira 0,12 oC pada kedalaman 10 75 m.F. Topografi Pantai Kemiringan suatu pantai ialah suatu pengkajian tentang bentuk suatu pantai, evolusinya, proses- proses yang bekerja padanya, dan perubahan- perubahan yang terjadi pada saat sekarang ini. Kemiringan suatu pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan srangan gelombang dan arus dan mencegah terjadinya erosi (Triatmojo, 1999). Kemiringan suatu pantai merupakan suatu pengkajian suatu bentuk lahan pantai, evolusinya dan proses yang bekerja serta perubahan padanya. Kemiringan pantai untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan arus. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi suatu pantai, yaitu : 1. Memperkuat atau melindungi pantai agar mampu menahan serangan gelombang.2. Mengubah laju transport sediment sepanjag pantai.3. Mengubah energi gelombang sampai kepantai.4. Mengurangi energi gelombang sampai kepantai.5. Reklamasi dengan menambah suplai sediment kepantai atau dengan cara lain.

G. pH (Derajat Keasaman) pH merupakan cairan dalam mengukur suatu dejat atau kadar keasaman suatu ensim sebagai katalis dalam sistem hidup dan terjadi dalam sebuah perubahan (Yudistiro, 1994). Sutarsa (1992) mengatakan bahwa pH merupakan campuran dalam menganalisis suatu kadar larutan penyangga yang dapat mengakibatkan perubahan pada pH. pH yang merupakan pencampuran dalam melihat suatu kadar atau derajat keasaman suatu larutan merupakan suatu proses yang sangat singkat dan simpel yakni dengan cara menggunakan kertas lakmus dan dengan cara elektrolisis.

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM3.1 Waktu dan TempatPraktikum ini dilaksanakan mulai pada hari jumat, tanggal 01 Mei 2015 pukul 16:00 WITA sampai pada hari sabtu, 02 Mei 2015 pukul 15:00 WITA. Bertempat di Dusun Pasir Putih, Desa Dudepo, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.3.2 Alat dan Bahan3.2.1 AlatAlat yang digunakan dalam praktikum oseanografi dan fungsinya dapat dilihat pada tabale 1 berikut:Tabel 1. Alat, fungsi, dan gambar yang digunakan pada praktikumNo.AlatFungsiGambar

1.StopwatchDigunakan sebagai pengukur waktu

2.Botol bekas air mineralDigunakan untuk mengukur kecepatan arus dan penentu arah mata angin

3.Tali raffiaSebagai alat penghubung antara tongkat skala dengan botol bekas air mineral dan untuk pengukuran arus.

4.Tongkat skalaDigunakan untuk pengukuran pasang surut dan gelombang

5.ThermometerUntuk mengukur suhu atau temperatur perairan

6.pH meterUntuk mengukur kadar pH air laut.

7.SenterSebagai alat bantu penglihatan pada malam hari

3.2.2 BahanBahan yang digunakan dalam praktikum oseanografi dan fungsinya dapat dilihat pada tabale 2 berikut:Tabel 2. Bahan, fungsi, dan gambar yang digunakan pada saat praktikumNo.BahanFungsiGambar

1.Air LautSebagai bahan yang di ukur tinggi gelombang dan pasang surut, serta suhu dan pH

2.AquadesSebagai bahan yang digunakan untuk mencuci atau mensterilkan alat

3.TissueUntuk mengeringkan alat yang di sterilkan atau dicuci

3.3 Prosedur KerjaProsedur kerja dalam pelaksanaan praktikum dapat dilihat dibawah ini: 3.3.1 Parameter Fisikaa. Pengukuran Suhu1) Meletakkan thermometer diperairan, kemudian dibiarkan selama beberapa menit.2) Mengamati skala yang ditunjukan oleh alat ini. Penunjukkan skala menunjukkan suhu air laut pada saat itu.3) Mencatat hasil yang diperoleh.4) Membersihkan thermometer dengan menggunakan air aquades.b. Pengukuran Kecepatan Arus1) Menghubungkan botol air mineral dengan tongkat skala menggunakan tali raffia2) Meletakkan botol air mineral berdekatan dengan tongkat skal bersamaan dengan dimulainya stopwatch.3) Setelah dilepas botolnya ditunggu sampai tali merenggang bersamaan dengan dihentikannya stopwatch.4) Mencatat hasil yang diperoleh.c. Pasang Surut1) Mengamati ukuran tinggi rendahnya air laut.d. Gelombang1) Ditancapkan tongkat skala dalam air.2) Diukur selisih antara puncak dengan lembah gelombang (sebagai tinggi gelombang)3) Mencatat hasil pengamatan.3.3.2 Parameter Kimiaa. Pengukuran pH1) Mencelupkan pH meter di dalam air.2) Kemudian ditunggu hingga angka pada pH meter tersebut stabil.3) Kemudian di catat hasilnya.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 HasilHasil dari pengamatan tersebut seperti dibawah ini:NoWaktuPasang Surut(cm)Arus(m/s)Gelombang(cm)Suhu(oc)pHArah Mata Angin

116.0015010.4170337TG

217.001607.3176327S

318.001552.0165317S

419.001287.1130337U

520.00787.093327TL

621.00472.952307U

722.00264.630306U

823.00224.825306U

924.00374.340306TL

1001.00654.175296TL

1102.001004.0120296TL

1203.0014514.3160296U

1304.001719.0185296U

1405.001754.5188296TL

1506.001603.9172296TL

1607.001714.2145296TL

1708.00975.6107306TL

1809.00533.262306S

1910.00234.228316S

2011.00131.620316S

2112.00147.416336S

2213.004213.449316TG

2314.00683.182306S

2415.001103.4135326S

Tabel 1 Hasil Pengamatan Selama 1 x 24 jam Keterangan: T : TimurS : SelatanB : Barat TG: TenggaraBD: Barat DayaBL: Barat LautU : UtaraTL: Timur Laut

4.2 PembahasanTipe Pantai yang terdapat pada Dusun Pasir Putih Desa Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara tersebut yakni:a) Sandy Beach (pantai pasir), yaitu bila pantai tersusun oleh endapan pasir.b) Pantai bervegetasi, yaitu pantai yang ditumbuhi oleh vegetasi pantai. Di daerah tropis, vegetasi pantai yang di jumpai tumbuh di sepanjang garis pantai adalah mangrove. Substrat pantai yang terdapat pada pantai di Dusun Pasir Putih, Desa Dudepo, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara tersebut yakni Berpasir.A. Pasang Surut(Anonim, 2015), Permukaan air pada bagian ujung pantai yang berbatasan dengan lautan tidak pernah diam pada suatu ketinggian yang tetap, tetapi selalu bergerak naik turun sesuai dengan siklus pasang. Permukaan air laut perlahan-lahan naik sampai pada ketinggian maksimum, peristiwa tersebut dinamakan pasang tinggi (high water), setelah itu kemudian turun sampai pada suatu ketinggian minimum yang disebut pasang rendah (low water). Dari sini permukaan air akan mulai bergerak naik lagi. Perbedaan ketinggian permukaan antara pasang tinggi dan pasang rendah dikenal sebagai tinggi pasang (tidal range). Hasil dari pengukuran pasang surut dapat dilihat pada gambar grafik 1.

Gambar 1 Grafik Pasang SurutBerdasarkan Hasil dari pengamatan di atas yang dilakukan selama 1 x 24 jam, diperoleh pasang tertinggi terjadi pada pukul 05:00 WITA dengan ukuran 175 cm, sedangkan surut terendah terjadi pada pukul 11:00 WITA dengan ukuran 13 cm.Hal ini dikarenakan adanya gaya tarik Bulan yang mengakibatkan ketinggian permukaan air laut berubah secara periodik. Perubahan tersebut biasa disebut dengan pasang naik (ketinggian air laut bertambah) dan pasang surut (ketinggiannya berkurang). Secara umum bagi pengamat di ekuator Bumi, pasang naik akan terjadi apabila Bulan berada di meridian (saat kulminasi atas) dan ketika Bulan kulminasi bawah. Sedangkan pasang surut akan terjadi ketika Bulan berada di horison (saat terbit dan terbenam). Jadi setiap lokasi di Bumi akan mengalami pasang naik dan surut secara bergantian setiap sekitar 6 jam sekali (Anonim, 2015). Pasang naik maksimum akan terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada satu garis lurus, yaitu pada saat terjadinya Bulan mati atau purnama. Saat itu, air laut mengalami gaya tarik oleh gravitasi Bulan dan Matahari sekaligus (gravitasi Matahari tidak sebesar gravitasi Bulan). Sedangkan saat Bulan berada pada fase setengah awal dan akhir, pasang naik akan menjadi minimum karena posisi Bulan dan Matahari yang terpisah 90 derajat menyebabkan gaya gravitasi Bulan dan Matahari saling meniadakan (Anonim, 2015).B. ArusPada dasarnya arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh lautan. Hasil pengamatan dari kecepatan arus yang di dapat terlihat grafik dibawah ini:

Gambar 2 Grafik Kecepatan Arus (m/s)Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 1 x 24 jam, didapatkan bahwa pada pukul 03:00 WITA kecepatan arus sangatlah lambat dengan kecepatan 14.3 m/s, sedangkan arus yang paling cepat terdapat pada pukul 11:00 WITA dengan kecepatan 1.6 m/s.Hal ini disebabkan oleh 3 faktor berikut ini :1. Bentuk Topografi dasar lautan dan pulau pulau yang ada di sekitarnya: Beberapa sistem lautan utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan pula oleh arus equatorial counter di sisi yang keempat. Batas-batas ini menghasilkan sistem aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran mengarah dalam suatu bentuk bulatan.2. Gaya Coriollis dan arus ekman: Gaya Corriolis memengaruhi aliran massa air, di mana gaya ini akan membelokkan arah mereka dari arah yang lurus. Gaya corriolis juga yangmenyebabkan timbulnya perubahan perubahan arah arus yang kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan semakin dalamnya kedalaman suatu perairan.3. Perbedaan Densitas serta upwelling dan sinking: Perbedaan densitas menyebabkan timbulnya aliran massa air dari laut yang dalam di daerah kutub selatan dan kutub utara ke arah daerah tropik (Anonim, 2015).C. Gelombang.Gelombang adalah peristiwa naik turunnya permukan air laut dari ukuran kecil (riak) sampai yang paling panjang (pasang surut). Gelombang ini dipengaruhi oleh kondisi topografi dasar laut dan keadaan angin (Jatilaksono, 2007).Hasil dari gelombang yang didapatkan terlihat grafik di bawah ini :

Gambar 3 Grafik GelombangBerdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 1 x 24 jam, didapatkan pada pukul 12:00 WITA ketinggian gelombang sangatlah rendah dengan ketinggian 16 cm. Sedangkan gelombang yang paling tinggi terdapat pada pukul 05:00 WITA dengan ketinggian 188 cm.Hal ini menyebabkan gelombang yang sehari-hari terjadi dan diperhitungkan dalam bidang teknik pantai adalah gelombang angin dan pasang-surut (pasut). Gelombang dapat membentuk dan merusak pantai dan berpengaruh pada bangunan-bangunan pantai. Energi gelombang akan membangkitkan arus dan mempengaruhi pergerakan sedimen dalam arah tegak lurus pantai (cross-shore) dan sejajar pantai (longshore). Pada perencanaan teknis bidang teknik pantai, gelombang merupakan faktor utama yang diperhitungkan karena akan menyebabkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pantai (Anonim, 2015).Gelombang juga dapat mempengaruhi terbentuknya garis pantai yang tegak lurus. Seperti yang dikatakan oleh ilemoned, 2008, bahwa Gelombang yang disebabkan oleh angin dapat menimbulkan energi untuk membentuk pantai, menimbulkan arus dan transpor sedimen dalam arah tegak lurus dan sepanjang pantai, serta menyebabkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pantai (Ilemoned, 2008).D. SuhuSuhu air pada suatu perairan dapat dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam satu hari, penutupan awan, aliran dan kedalaman air. Peningkatan suhu air mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatisasi serta penurunan kelarutan gas dalam air seperti O2, CO2, N2, CH4, dan sebagainya (Anonim, 2015).Hasil dari suhu yang di dapatkan terlihat pada grafik dibawah ini :

Gambar 4 Grafik SuhuBerdasarkan Hasil dari pengamatan di atas yang dilakukan 1 x 24 jam, dapat diperoleh bahwa suhu tertinggi rata-rata 35oC pada pukul 13.00 WITA atau sekitar pada pukul 01:00 siang hari. Sedangkan suhu terendah rata-rata 29oC pada pukul 01:00 dini hari sampai pada pukul 07:00 pagi.Hasil dari pengukuran suhu tersebut, dapat dijadikan sebagai suhu untuk pertumbuhan lamun. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil dari pengamatan oleh Berwick, 1983 dalam Steven, 2013 dimana, kisaran suhu optimal bagi spesies lamun untuk perkembangan adalah 28C - 30C, sedangkan untuk fotosintesis lamun membutuhkan suhu optimum antara 25C - 35C dan pada saat cahaya penuh. Pengaruh suhu bagi lamun sangat besar, suhu mempengaruhi proses-proses fisiologi yaitu fotosintesis, laju respirasi, pertumbuhan dan reproduksi. Proses-proses fisiologi tersebut akan menurun tajam apabila suhu perairan berada diluar kisaran tersebut (Berwick, 1983 dalam Steven, 2013).E. pH (Derajat keasaman)Derajat keasaman merupakan gambaran dari jumlah atau aktivitas ion hidrogen didalam air. Secara umum nilai pH air menggambarkan keadaan seberapa besar tingkat keasaman atau kebasaan suatu perairan. (Anonim, 2015)Hasil dari pH yang di dapat seperti terlihat pada gambar grafik 5.

Gambar 5 Grafik pHBerdasarkan hasil pengamatan pH yang menggunakan pH meter dapat dilihat bahwa pada pukul 16:00 - 21:00 WITA hasil pH menunjukan pada angka 7,0. Sedangkan mulai pada pukul 22:00 09:00 pH menunjukan pada angka 6,0. Dari hasil pengamatan tersebut dapat dilihat bahwa pH pada perairan tersebut masih dalam keadaan baik. Hal ini dibuktikan dengan sumber yang mengatakan bahwa air laut juga mempunyai pH, yakni ukuran kadar asam atau basa suatu larutan, yang relatif stabil; angka 7 menunjukkan bahwa larutan itu netral. Angka pH air laut berkisar dari7,4 hingga8,3, berarti sedikit bersifat basa. (Darah manusia mempunyai pH sekitar7,4.) Jika pH keluar dari kisaran ini, lautan akan berada dalam keadaan bahaya (Anonim, 2015).F. Arah mata anginAngin yang berhembus di permukaan perairan akan menimbulkan wind wave, yaitu gelombang yang ditimbulkan oleh angin. Peristiwa ini merupakan pemindahan tenaga angin menjadi tenaga gelombang di permukaan air dan gelombang itu sendiri meneruskan tenaganya kepada peristiwa lainnya diantaranya gerakan molekul air. Selain menimbulkan gelombang di permukaan air, angin juga dapat menyebabkan terjadinya arus (Arif, 1980 dalam Farita, 2006).Dari hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa arah angin kebanyakan menuju kearah selatan. Angin yang bertiup di permukaan laut menimbulkan arus di permukaan laut yang tergantung dari kecepatan serta lamanya angin bertiup. Arus lapisan bawah kolom air memiliki kecepatan yang lebih kecil dari arus di lapisan permukaan laut karena adanya energi yang hilang (Meyers, 1996 dalam Farita, 2006). Arah arus tidak selalu sama dengan angin. Hal ini disebabkan karena adanya gaya Coriolis yang berbelok ke kanan di belahan bumi bagian utara dan ke kiri di belahan bumi bagian selatan. Gaya gesekan molekul dari massa air membuat lapisan permukaan dibelokkan oleh lapisan diatasnya sampai pada kedalaman tertentu hingga gesekan molekul ini tidak lagi bekerja. Fenomena pembelokan arus ini dikenal dengan Spiral Ekman (Meyers, 1996 dalam Farita, 2006).

BAB IVPENUTUP5.1 KesimpulanDari data praktikum yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa tipe Pantai yang terdapat pada Dusun Pasir Putih Desa Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara tersebut yakni: Sandy Beach (pantai pasir), Pantai bervegetasi, dan substrat yang dimiliki oleh pantai di daerah tersebut berpasir.Hasil dari pengukuran dalam praktikum tersebut yaitu :1. Pasang tertinggi terjadi pada pukul 05:00 WITA dengan ukuran 175 cm, sedangkan surut terendah terjadi pada pukul 11:00 WITA dengan ukuran 13 cm.2. Pada pukul 03:00 WITA kecepatan arus sangatlah lambat dengan kecepatan 14.3 m/s, sedangkan arus yang paling cepat terdapat pada pukul 11:00 WITA dengan kecepatan 1.6 m/s.3. Pada pukul 12:00 WITA ketinggian gelombang sangatlah rendah dengan ketinggian 16 cm, sedangkan gelombang yang paling tinggi terdapat pada pukul 05:00 WITA dengan ketinggian 188 cm.4. Suhu tertinggi 35oC pada pukul 13.00 WITA atau sekitar pada pukul 01:00 siang hari, sedangkan suhu terendah rata-rata 29oC pada pukul 01:00 dini hari sampai pada pukul 07:00 pagi.5. Pada pukul 16:00 - 21:00 WITA hasil pH menunjukan pada angka 7,0, sedangkan mulai pada pukul 22:00 09:00 pH menunjukan pada angka 6,0. 6. Dapat dilihat bahwa arah angin kebanyakan menuju kearah selatan.Dari hasil pengamatan dan percobaan mengenai kondisi perairan yang dilihat dari parameter fisika dan kimia, perairan laut di Gorontalo tepatnya di Dusun Pasir Putih, Desa Dudepo dalam keadaan baik untuk tumbuhnya mikroorganisme. Dimana parameter fisika dan kimia masih dalam kisaran normal.5.2 SaranDari praktikum oseanografi yang telah di lakukan diharapkan para praktikan untuk berhati-hati dalam melaksanakan praktikum. Terlebih dalam menggunakan alat praktikum karena kebanyakan alat terbuat dari bahan yang mudah pecah, selain itu jangan melakukukan sesuatu tanpa izin asisten pada saat praktikum. Untuk kepada Asisten praktikum agar tidak pernah bosan untuk mengajar praktiknya. Diharapkan kepada setiap praktikan agar lebih serius untuk melakukan praktikum agar hasil yang didapat lebih efektif dan akurat.

DAFTAR PUSTAKAAnonim 2015 Acehpedia.. Air Tanah. [Online]. Tersedia: http://www.google.com. (Diakses pada 08 Mei 2015)

Anonim 2015 gusri.heck.in/derajat-keasaman-ph-pada-perairan.xhtml (Diakses pada 08 Mei 2015)

Anonim 2015 http://duniaastronomi.com/2009/08/mengenal-bulan-lebih-dekat/(Diakses pada 08 Mei 2015)

Anonim 2015 http://id.wikipedia.org/wiki/Arus_air_laut (Diakses pada 08 Mei 2015)

Anonim 2015 https://tairoroy.wordpress.com/sejarah-dan-perkembangan-ilmu-oseanografi (Di akses pada 07 Mei 2015)

Anonim 2015 http://wol.jw.org/en/wol/d/r25/lp-in/102006246#h=12 (Diakses pada 08 Mei 2015)

Anonim 2015 https://zonaikan.wordpress.com/2010/06/26/faktor-yang-mempengaruhi-suhu-air/ (Diakses pada 08 Mei 2015)

Dahuri, Rokhmin, Dkk. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Laut Secara Terpadu. edisi ke-3 Penerbit PT. Paradnya Paramita , Jakarta.

Farita, Yadranka. 2006. Variabilitas Suhu di Perairan Selatan Jawa Barat dan Hubungannya dengan Angin Muson, Indian Ocean

Jatilaksono., M., 2007, Gelombang Air Laut

Hutabarat, S. dan Stewart M. Evans, 1984. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Ilemoned., 2008, Jenis-Jenis Gelombang

Kasim, 2015 pengantar oseanografi Studi kondisi oseanografi perairan pantai Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

Komar, P. D. 1976. Beach Processes and Sedimentation, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, NJ.

Kramadibrata, S., 1985. Perencanaan Pelabuhan. Ganesa Exact. Bandung.

Nontji, A.,Lukas R., and E. Lindstrom, 1991. The Mixed Layer of the Western Equatorial Pacific Ocean.J. Geophys. Res., 96: 3343 3357

Mappa, H. dan M.S. Kaharuddin. 1991. Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi. Fakultas Teknik Unhas, Makassar

Nontji, Anugerah, Dr. 1987.Laut Nusantara.Penerbit Djambatan. Jakarta

Nybakken, 1.W. 1988. Biologi Laut, SuatuPendekatan Ekologis, PT Gramedia.

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia, Jakarta.

Ongkosongo dan Suyarso, 1989. Pasang Surut. Pusat Penelitian dan Pengembagan Oseanologi LIPI. Jakarta.

Romimohtarto, K. 1999. Biologi Laut; Ilmu pengetahuan tentang biota laut

Ross, D.A. 1970. Introduction to Oceanography. Meredith Coorporation . USA.

Setiyono. 1996. Kamus Oseanografi. Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Yogyakarta.

Sutarsa, Tatang et.al .1994 .Kimia 2 .Cetakan Pertama.Jakarta :Yudhistira.

Steven, 2013 PENGARUH PERBEDAAN SUBSTRAT TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAIAN DARI BIJI LAMUN Enhalus acoroides

Triatmojo, Bambang. 1999. Tehnik Pantai. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Tubalawony, S. 2001. Pengaruh Faktor-Faktor Oseanografi terhadap Produktivitas Primer Perairan Indonesia. Institut Pertanian Bogor. Bogor

LAMPIRANGambar 1. Lokasi Praktikum. Dusun Pasir Putih, Desa Dudepo, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo - Indonesia

Gambar 2. Awal persiapan untuk pemasangan tongkat skala

Gambar 3. Pengukuran jarak dari garis pantai dan pemasangan tongkat skala

Gambar 4. Pengukuran pasang surut, tinggi gelombang, arus, suhu, serta penentuan arah mata angin

Gambar 5. Saat menunggu 1 jam sebelum turun untuk mengukur.

Gambar 6. Kelompok 3

37 | Laporan Oseanografi-Lily Hirawaty 2015