laporan analisa program keswamas.doc

9
LAPORAN ANALISA PROGRAM KESWAMAS a. Upaya Kesehatan Wajib di Puskesmas Pandak I meliputi : 1) Program Pengembangan: a) Program Kesehatan Jiwa b) Program Upaya Kesehatan Mata c) Program Upaya Kesehatan Usia Lanjut d) Program Upaya Kesehatan Sekolah (Sekolah dan Remaja) e) Program Bina Kesehatan Tradisional f) Program PHN ( Public Health Nursing) g) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi h) Program Upaya Kesehatan Kerja i) Program Olah Raga 3) Program Penanganan Penyakit Menular a) TBC b) Diare c) ISPA d) Imunisasi e) Kesehatan Haji f) Demam Berdarah Dengue g) Kusta

Upload: aris-prastyo

Post on 17-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

LAPORAN ANALISA PROGRAM KESWAMAS a. Upaya Kesehatan Wajib di Puskesmas Pandak I meliputi :

1) Program Pengembangan:

a) Program Kesehatan Jiwab) Program Upaya Kesehatan Matac) Program Upaya Kesehatan Usia Lanjutd) Program Upaya Kesehatan Sekolah (Sekolah dan Remaja)e) Program Bina Kesehatan Tradisionalf) Program PHN ( Public Health Nursing)g) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigih) Program Upaya Kesehatan Kerjai) Program Olah Raga3) Program Penanganan Penyakit Menular

a) TBC

b) Diare

c) ISPA

d) Imunisasi

e) Kesehatan Haji

f) Demam Berdarah Dengue

g) Kusta

h) HIV dan Napza

i) Surveilans

2) Program Utama: DB4MK ( Daerah Bebas 4 Masalah Kesehatan)Meliputi :

a. Bebas angka kematian ibub. Bebas angka kematian bayic. Bebas angka jentikd. Bebas angka gizi buruke. Kebijakan (Policy)

Kebijakan Keswamas di Puskesmas yaitu:Menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang puskesmas, layanan kesehatan di puskesmas : Pasal 4 : Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Dalam melaksanakan tugas Puskesmas menyelenggarakan fungsi:a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya1) UKM Esensial :Pelayanan Promosi Kesehatan Masyarakat

a. Penyuluhan Kesehatan Jiwa dan Napzab. Penyuluhan kesehatan jiwa bagi ibu hamil dan menyusuic. Penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat dan napza pada populasi beresiko (lansia, anak dan remaja)2) UKM PengembanganPelayanan Napza : Konseling narkoba dan Program wajib lapor pecandu narkotika

b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.UKP Puskesmas :Kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas di Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama menurut Permenkes No. 5 tahun 2014 1. Insomnia

2. Demensia

3. Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi

4. Gangguan PsikotikKasus medis yang membutuhkan penanganan awal sebelum dilakukan rujukan; Kasus medis rujuk balik (Surat Edaran No. 32 tahun 2014 ) DM, hipertensi, Jantung, Asma, PPOK, Epilepsi, Skizofrenia, Sirosis Hepatis, stroke dan SLE

Kegiatan: a. Penemuan dan penanganan kasus gangguan perilaku, gangguan jiwa, maslah Napza, dari rujukan kader dan masyarakat baru b. Deteksi dan penanganan kasus jiwa (gangguan perilaku, gangguan jiwa, maslah Napza)c. Penanganan kasus kesehatan jiwa, melalui rujukan ke RS/spesialisf. Target, Sasaran, dan Indikator Keberhasilan

Sasaran : 1.253 dalam 1 tahunTerdapat 41 kasus di kelurahan Wijirejo pada tahun 2014g. Kegiatan/upaya Program

1) Penemuan dan penanganan kasus gangguan perilaku, gangguan jiwa, maslah Napza, dari rujukan kader dan masyarakat.2) Penanganan kasus kesehatan jiwa, melalui rujukan ke RS/spesialis

3) Deteksi dan penanganan kasus jiwa (gangguan perilaku, gangguan jiwa, masalah Napza) yang datang berobat di Puskesmas1. Pelaksanaan Program Puskesmasa. Masalah Kesehatan Jiwa Masyarakat yang ada di wilayah Puskesmas Pandak tahun 2014 yaitu:1) Waham 2) Halusinasi

3) Harga diri rendah

4) Isolasi social

5) Perilaku kekerasan

6) Pasung

7) Defisit perawatan dirib. Target dan SasaranNoIndikator KinerjaTargetJumlah Sasaran 1 tahunHasil Kegiatan 1 tahunCakupan Kegiatan

1Penemuan dan penanganan kasus gangguan perilaku, gangguan jiwa, masalah Napza, dll, dari rujukan kader dan masyarakat5%1253413,27%

2Penanganan kasus kesehatan jiwa, melalui rujukan ke RS/spesialis100%413892, 68%

3Deteksi dan penanganan kasus jiwa (gangguan perilaku, gangguan jiwa, gangguan psikosomatik, masalah napza, dll) yg datang berobat di Puskesmas15%541417, 55%

c. Strategi

Strategi yang harus dikembangkan dalam pemberdayaan keluarga pasien gangguan jiwa, antara lain:

1. Meningkatkan sosialisasi kebijakan, strategi dan materi program pemberdayaan keluarga pasien gangguan jiwa pada seluruh stakeholder.

2. Mengoptimalkan peran dan fungsi-fungsi sektor terkait sesuai dengan tugas pokok, dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai, serta mekanisme kerja dan koordinasi program yang dilaksanakan secara sinkron dan sinergis dalam pemberdayaan keluarga pasien gangguan jiwa.

3. Mengembangkan kelompok-kelompok jejaring dukungan keluarga (Family Support Network) yang berbasis wilayah, dalam meningkatkan kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga pasien gangguan jiwa.

4. Meningkatkan kemandirian dan kualitas keluarga pasien gangguan jiwa.d. Kegiatan

1) Untuk penemuan dan penanganan kasus gangguan perilaku, gangguan jiwa, maslah Napza, dari rujukan kader dan masyarakat baru memperoleh cakupan kegiatan 3,27%. Hal ini disebabkan karena apabila ada pasien baru yang mengalami gangguan jiwa langsung dibawa ke Rumah sakit Jiwa tanpa pemeriksan dari puskesmas. 2) Deteksi dan penanganan kasus jiwa (gangguan perilaku, gangguan jiwa, maslah Napza) yang datang berobat di Puskesmas baru mencapai 7,55%.

3) Penanganan kasus kesehatan jiwa, melalui rujukan ke RS/spesialis baru mencapai target 92,68% .e. Peran Serta masyarakat

Masyarakat melaporkan ke Puskesmas adanya kasus gangguan perilaku, ganguan jiwa, dan masalah napza.f. Lintas Sektor/Program

Terdapat kerja sama antara lintas sector/program yang berada di Puskesmas Pandak I dalam melakukan deteksi dini dan penanganan kasus jiwa yang ditemukan.g. Implementasi

1) Deteksi dan penanganan kasus jiwa2) Penanganan kasus jiwa, melalui rujukan ke RS/Spesialis 2. Evaluasi Hasila. Untuk penemuan dan penanganan kasus gangguan perilaku, gangguan jiwa, masalah Napza dari rujukan kader dan masyarakat baru memperoleh cakupan kegiatan 3,27%. Hal ini disebabkan karena apabila ada pasien yang baru mengalami gangguan jiwa langsung dibawa ke rumah sakit jiwa tanpa pemeriksaan dari Puskesmas.b. Deteksi dan penanganan kasus jiwa (gangguan perilaku, gangguan jiwa, masalah Napza,dll) yang datang berobat di Puskesmas mencapai 7,55%. Hal ini disebabkan karena pasien dengan gangguan jiwa langsung berobat ke Rumah sakit tanpa perantara Puskesmas.