laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah rspi...

117

Upload: duongdien

Post on 24-Jul-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso- Tahun 2017

i

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso- Tahun 2017

ii

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso- Tahun 2017

iii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Rumah Sakit

Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso (RSPI-SS) untuk Tahun Anggaran (TA)

2017 dibuat sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja sepanjang tahun

2017. Gambaran kinerja dapat terlihat dari pencapaian target-target sejumlah

indikator yang telah ditetapkan di TA sebelumnya. RSPI-SS senantiasa berusaha

mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis

Bisnis (RSB). Laporan ini menggambarkan uraian menyeluruh tentang kondisi

sumber daya (sumber daya manusia, sarana prasarana dan dana/anggaran), hasil

kegiatan dan realisasi program, pencapaian target-target dari sejumlah indikator

serta masalah-masalah yang terjadi, juga hambatan. Selain itu dikemukakan pula

terobosan-terobosan yang dilakukan sebagai upaya pemecahan masalah serta

hambatan dalam pelaksanaan kegiatan maupun realisasi program. Untuk

mendukung semua kegiatan tersebut dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, sejumlah

anggaran telah dianggarkan.

Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa gambaran kinerja dapat

terlihat dari pencapaian target-target sejumlah indikator kinerja, sejalan dengan hal

tersebut RSPI-SS menetapkan indikator- indikator yang disebut sebagai Indikator

Kinerja Utama (IKU) atau Key Performance Indicator (KPI). IKU tersebut telah

ditetapkan dalam RSB TA. 2015-2019, kemudian setiap tahun dituangkan dalam

dokumen kontrak kinerja antara Direktur Utama dengan Direktur Jenderal Bina

Upaya Kesehatan yang dinamakan dengan dokumen Perjanjian Kinerja. Untuk TA.

2017 jumlah dukungan anggaran/dana adalah sebesar Rp 177.142.256.000,-,

dengan realisasi sebesar 91,25% atau sebesar Rp 161.650.668.153,-.

Pendapatan TA 2017 tercatat sebesar Rp. 42.392.080.683,- dengan target

capaian pendapatan sebesar Rp. 35.000.000.000,- atau melampaui target yang

telah ditetapkan (121,12%)

Hal-hal yang perlu dilakukan pada TA 2017 adalah tetap konsisten

menjalankan dan atau mengoptimalkan program kerja (kegiatan rutin) serta

kegiatan pemeliharaan. Kemudian mengusulkan penambahan alokasi anggaran

baik untuk penyelenggaraan program dan kegiatan serta pemeliharaan peralatan,

sarana-prasarana yang ada dengan tidak lupa dukungan koordinasi yang baik

antar unit kerja untuk peningkatan mutu, produktivitas layanan serta efisiensi.

Selain itu perlu dijajaki kerjasama dengan pihak-pihak lain, dengan tujuan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso- Tahun 2017

iv

salah satu alternatif pendanaan pelaksanaan kegiatan yang berorientasi

pelayanan kesehatan yang bermutu diRSPI SS. Kerjasama tersebut tentunya

nantinya diharapkan saling menguntungkan kedua belah pihak serta tidak

berlawanan dengan peraturan perundang-undangan dan hukum yang berlaku.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso- Tahun 2017

v

DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................... . i

KATA PENGANTAR............................................................................. ......... ii

IKHTISAR EKSEKUTIF................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii

DAFTAR GRAFIK ................................................................................. ........ viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Maksud & Tujuan ....................................................................... 3

C. Tugas Pokok dan Fungsi ........................................................... 4

D. Sistematika Penulisan . .............................................................. 7

E. Analisa SWOT . .......................................................................... 8

BAB II PERENCANAAN KINERJA

A.Rencana Kinerja Tahunan .......................................................... 16

B.Perjanjian Kinerja ........................................................................ 17

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A.Capaian Kinerja ......................................................................... 19

a. Capaian indikator kinerja tahun 2017 ................................... 20

b. Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2017 dengan Standar

Nasional…………………………………………………………. . 62

B. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

a. Sumber Daya manusia . ......................................................... 62

b. Sumber Daya Keuangan ........................................................ 65

c. Sumber Daya Sarana & Prasarana . ....................................... 67

C. Realisasi Anggaran . .................................................................. 68

BAB IV PENUTUP …………………………………… ........................................ 80

Lampiran

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso- Tahun 2017

vi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Sasaran Kinerja Tahun 2015 – 2019 11

Tabel 2.2 Rencana Kinerja Tahun 2017 16

Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja TA 2017 17

Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja TA. 2017 20

Tabel 3.2 Perbandingan realisasi kinerja tahun

2017 dengan Standar Nasional

62

Tabel 3.3 Jumlah PNS Menurut Jabatan 64

Tabel 3.4 Jumlah PNS Menurut Golongan 64

Tabel 3.5 Realisasi Belanja TA 2017 66

Tabel 3.6 Realisasi Anggaran Belanja 68

Tabel 3.7 Perbandingan Antara Pagu & Realisasi

(Rupiah Murni) TA. 2017

69

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso- Tahun 2017

vii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 3.1 Pengisian Kuesioner Peserta Didik 27

Gambar 3.2 Pelayanan Customer Service 29

Gambar 3.3 Penyuluhan Hand Hygiene 32

Gambar 3.4 Pelayanan Konseling POKJA HIV 34

Gambar 3.5 Pengujian Sampel BBT 35

Gambar 3.6 Penambahan seragam kerja khusus

sepatu tertutup

38

Gambar 3.7 Perbaikan exhaust Fan 39

Gambar 3.8 Penambahan Ruang Recovery Instalasi

Radiologi

39

Gambar 3.9 Toilet untuk pasien CT Scan 39

Gambar 3.10 Penugasan Perawat khusus di

instalasi tadiologi

39

Gambar 3.11 penerapan modul pada mahasiswa

peserta didik

42

Gambar 3.12 Aktifitas peserta didik yang berhasil

menangani kasus sulit infeksi

dengan kualitas yang baik

44

Gambar 3.13 Kegiatan belajar mengajar terkait TBHIV

yang menjadi kasus sulit baru yang

menjadi model

46

Gambar 3.14 Kegiatan Akreditasi 48

Gambar 3.15 Pengendalian Pencemaran Udara (Uji

Emisi Genset dan Incenerator)

57

Gambar 3.16 Pengendalian Pencemaran Air (Pengelola

IPAL)

58

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso- Tahun 2017

viii

DAFTAR GRAFIK

Hal

Grafik 3.1 Tingkat Kepuasan Pasien 24

Grafik 3.2 Tingkat Kepuasan Staf 25

Grafik 3.3 Tingkat Kepuasan Peserta Didik 26

Grafik 3.4 % Komplain yang di Tindaklanjuti 28

Grafik 3.5 Jumlah RS. Regional Pelayanan

Infeksi

30

Grafik 3.6 Jumlah Layanan Unggulan Penyakit

Infeksi

33

Grafik 3.7 Presentase Capaian Indikator BBT 35

Grafik 3.8 Jumlah Kajian/Clinical Research yang

Memanfaatkan data & BBT

36

Grafik 3.9 Hasil Kajian/ Penelitian Translational

yang Diaplikasikan pada Standar

Pelayanan

37

Grafik 3.10 Jumlah kajian/penelitian yang

dipublikasikan nasional

40

Grafik 3.11 Jumlah kajian/penelitian yang

dipublikasikan internasional

40

Grafik 3.12 % Peserta didik yang berhasil

menangani kasus sulit infeksi dengan

kualitas yang baik

43

Grafik 3.13 Jumlah jenis kasus sulit baru yang

menjadi model

45

Grafik 3.14 % Capaian Indikator Medik 49

Grafik 3.15 % Temuan audit klinik yang

ditindaklanjuti

50

Grafik 3.16 % Staf dengan kompetensi yang

sesuai

52

Garafik 3.17 Indeks Budaya koorporate 53

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso- Tahun 2017

ix

Grafik 3.18 Tingkat kehandalan Sarpras 34

Grafik 3.19 Cost Reduction 60

Grafik 3.20 Tingkat pertumbuhan pendapatan 61

Grafik 3.21 Jumlah PNS Berdasarkna status

Kepegawaian

65

Grafik 3.22 Jumlah PNS Berdasarkan Pendidikan 65

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kinerja adalah unjuk kerja dan prestasi kerja atau hasil kerja yang

diwujudkan dalam melakukan suatu kegiatan atau program untuk mencapai

tujuan dan sasaran tertentu.

Akuntabilitas Kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi

pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku

kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur sesuai

sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui program kinerja instansi

pemerintah yang disusun secara periodik.

Saat ini telah ditetapkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 tahun 2010 tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

2416/MENKES/PER/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan

Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan.

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 mewajibkan setiap

instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan termasuk

Unit Pelaksana Teknis yang merupakan satuan kerja mandiri wajib

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta

kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijaksanaan yang dipercayakan

kepadanya berdasarkan perencanaan strategi yang dirumuskan sebelumnya

dan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : 270/KMK.05/2007 tertanggal 21

Juni 2007 menetapkan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

mempunyai hak pengelolaan keuangan dalam bentuk Badan Layanan Umum

dengan status penuh.

Setiap instansi pemerintah termasuk RSPI SS sebagai Unit Pelaksana

Teknis di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan diwajibkan untuk

menyusun Rencana Strategis Bisnis (Strategic Bussines Plan), Rencana

Kinerja (Performance Plan), Perjanjian Kinerja (Performance Agreement),

Laporan Pertanggungjawaban Kinerja (Performance Accountabilty Report)

serta Penyusunan Laporan Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

2

Semua instansi pemerintah dianjurkan untuk melaporkan kinerjanya dengan

LAKIP.

RSB menjadi salah satu aspek dasar dalam penyusunannya untuk

menindaklanjuti Perpres No.29 tahun 2014 tentang sistem akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah dan Permenpan dan RB No.53 tahun 2014 tentang

petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan dan tata reviu atas laporan

kinerja instansi pemerintah. Penyusunannya berdasarkan pada indikator

Input, Output, Outcome dan Benefit, serta mengenai metode, mekanisme dan

tata cara pelaporannya.

LAKIP RSPI SS tahun 2017 disusun mengacu kepada peraturan

perundang-undangan sebagai berikut :

1. Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah

2. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

3. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

4. Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional

5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No

09/M.PAN/05/2007 tentang penyusunan Indikator Kinerja Utama di

lingkungan instansi pemerintah

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.

09/M.PAN/11/2008 tentang petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja

Utama

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 24 Tahun 2010

Tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian

8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi No.29 tahun 2010 tentang pedoman

penyusunan penetapan kinerja dan pelaporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah

9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi No. 35 tahun 2011 tentang petunjuk

Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun

2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

3

10. Peraturan Menteri Kesehatan No. 2416/MENKES/PER/XII/2011

tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan.

Sebagai gambaran mengenai rencana kedepan dari RSPI SS maka telah

dirumuskan Visi dan Misi sebagai berikut :

VISI

Menjadi RS Rujukan Nasional dan Pusat Kajian Penyakit Infeksi Yang

Terdepan Setingkat Asia Pasifik Tahun 2019

MISI

1. Menyelenggarakan pengelolaan penyakit infeksi termasuk new emerging,

re-emerging, dan tropical medicine secara paripurna dan profesional

berbasis quality dan safety.

2. Menyelenggarakan kajian, penelitian sesuai dengan standar ilmiah, etik,

berbasis bukti dan nilai untuk pengembangan, pencegahan dan

penanggulangan penyakit infeksi termasuk new emerging, re-emerging,

dan tropical medicine.

3. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi termasuk

new emerging, re-emerging, dan tropical medicine secara profesional

4. Menyelenggarakan jejaring pelayanan, pendidikan dan penelitian di

bidang penyakit infeksi termasuk new emerging, re-emerging, dan tropical

medicine Nasional dan Internasional

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari penyusunan LAKIP RSPI SS Tahun 2017 adalah :

1. Mempertanggungjawabkan keberhasilan dan atau kegagalan

pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan dalam kinerja RSPI SS tahun 2017

2. Sebagai umpan balik untuk memicu perbaikan kinerja RSPI SS ditahun

mendatang.

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

2073/MENKES/PER/XI/2011 tertanggal 07 Oktober 2011 Perubahan Atas

Peraturan Menteri Kesehatan No. 247/MENKES/PER/III/2008 tentang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

4

Organisasi dan tata Kerja Rumah sakit Penyakit Infeksi Prof.Dr.Sulianti

Saroso, RSPI SS mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

Tugas Pokok Rumah Sakit

1. Menyelenggarakan pelayanan medis dan keperawatan secara paripurna,

sebagai kegiatan penunjang dalam upaya pengkajian penyakit infeksi dan

penyakit menular;

2. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan

pengembangan di bidang penyakit infeksi dan penyakit menular beserta

faktor risikonya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan

untuk penyusunan bahan kebijakan serta standar penanganan/

pengendalian penyakit infeksi dan penyakit menular.

Fungsi Rumah Sakit

1. Pelaksanaan penatalaksanaan penyakit infeksi dan penyakit menular;

2. Pelaksanaan pelayanan rujukan nasional di bidang penyakit infeksi dan

penyakit menular;

3. Pengkajian penyakit infeksi dan penyakit menular, baik di bidang klinik,

epidemiologi dan faktor risikonya;

4. Pengkajian pelaksanaan sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan

wabah/Kejadian Luar Biasa (KLB);

5. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan profesi kedokteran dan

kedokteran berkelanjutan serta profesi tenaga kesehatan lainnya di

bidang penyakit infeksi dan penyakit menular;

6. Pengelolaan informasi dan pemasaran di bidang penyakit infeksi dan

penyakit menular;

7. Pelaksanaan urusan hukum dan kemitraan;

8. Pelaksanaan administrasi umum dan keuangan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

5

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

6

Struktur Organisasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

7

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penyajian laporan Akuntabilitas Kinerja RSPI SS sebagai

berikut :

Pendahuluan yang berisi : Kata Pengantar, Ikhtisar Eksekutif, Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan secara ringkas secara umum organisasi, dengan penekanan

kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic

issued) yang sedang dihadapi RSPI SS.

Bab II Perencanaan Kinerja

Menjelaskan tentang gambaran singkat sasaran strategis bisnis (RSB)

RSPI SS Tahun 2015-2019 dan sasaran program/kegiatan yang ingin

dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun dan rencana kerja tahunan serta

indikator dan targetnya yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja yang

menggambarkan keterkaitan dengan RSB.

Bab III Akuntabilitas Kinerja

Menjelaskan tentang capaian kinerja RSPI SS untuk setiap pernyataan

kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran

kinerja organisasi dan Realisasi Anggaran yang digunakan dan yang telah

digunakan untuk mewujudkan kinerja RSPI SS sesuai dengan dokumen

Perjanjian Kinerja.

Bab IV Penutup

Mengemukakan secara umum tentang capaian kinerja RSPI SS serta

langkah dimasa mendatang yang akan dilakukan untuk meningkatkan

kinerjanya.

Lampiran-lampiran

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

16

E. Analisa SWOT

Analisa ini dilakukan untuk melihat kekuatan (Strength), kelemahan

(Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Langkah

selanjutnya untuk meningkatkan kinerja rumah sakit di masa mendatang adalah

dengan memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada serta

berupaya untuk meminimalkan kelemahan dan mengatasi dan atau menghindari

ancaman yang ada :

1) Peluang (Opportunity )

a. Adanya kebijakan Kementerian kesehatan tentang RS kelas dunia, JKN,

pengembangan spesialistik dan sub spesialistik, sistem rujukan dan

SDG’iS

b. Adanya ketentuan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemkes RI

dan Direktorat Jenderal P2PL untuk membuat Norma, Standar, Prosedur,

Kriteria (NSPK) yang berdasarkan evidence based

c. Adanya penyakit infeksi yang terus berkembang Penyakit Infeksi New -

Emerging dan Re-Emerging (PINERE).

d. Kesadaran masyarakat akan pelayanan kesehatan semakin meningkat

e. Perkembangan IPTEKDOKES

f. Pemberlakuan AFTA

g. Adanya ketentuan rujukan berjenjang dari BPJS dan perjanjian kerjasama

dengan berbagai rumah sakit tentang rujukan pasien infeksi

2) Ancaman (Threats)

a. Masih tingginya tingkat komplain dari masyarakat

b. Citra RS sebagai RS Infeksi Flu Burung

c. Banyaknya RS kompetitor yang memberikan pelayanan yang sama

d. Terbatasnya alokasi anggaran dari pemerintah untuk operasional RS

sebagai rujukan dan pusat kajian penyakit infeksi

3) Kekuatan (Strength)

a. Penetapan sebagai Rumah Sakit Rujukan dan Pusat kajian Penyakit

Infeksi

b. Banyaknya variasi kasus infeksi yang sudah ditangani dengan baik

c. Lebih dari 50% SDM kompeten dan berpengalaman dalam menangani

penyakit infeksi

d. Sudah memiliki pelayanan penyakit infeksi yang terintegrasi (HIV / AIDS)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

17

e. Memiliki 13 ruang rawat isolasi khusus penyakit infeksi MENULAR

(AIRBORNE DISEASE) berstandar WHO

f. Memiliki data base Bahan Biologi Tersimpan (BBT) sebagai bagian dari

simpul kajian dan penelitian penyakit infeksi

g. Adanya MOU dengan Badan Litbang Kemkes untuk menjadi Research

Hospital

h. Pendapatan operasional RS yang terus bertumbuh (> 5%)

4) Kelemahan ( Weakness)

a. Lokasi rawan banjir dan akses transportasi cukup terbatas

b. Sistem Pemeliharaan belum berjalan dengan baik

c. Sarana dan prasarana belum sesuai IPTEK terkini

d. Colection Period lebih dari 60 hari

e. Memiliki DPJP konsultan hanya 13%

f. Belum semua perawat khusus memililki sertifikat penanganan penyakit

infeksi

g. Belum diperbolehkan untuk memiliki jabatan fungsional penulis

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

18

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan

indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah

ditetapkan dalam sasaran strategis.

Secara singkat dapat digambarkan sasaran strategis dan sasaran program/

kegiatan yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 tahun sebagaimana ditetapkan

dalam Rencana Strategis Bisnis RSPI SS Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut

:

Tabel 2.1

Sasaran Kinerja Tahun 2015 - 2019

2015 2016 2017 2018 2019

  1. Tingkat Kepuasan

pasien 3% Dir.KAU 65% 70% 75% 80% 85%

  2. Tingkat Kepuasan

staff 3% Dir.KAU 65% 70% 75% 80% 85%

3. Tingkat Kepuasan

peserta didik 3% Dir.PPI&PMSurvey

201582% 87% 92% 97%

4. % Komplain yang

ditindaklanjuti 3% Dir.KAU 100% 100% 100% 100% 100%

5. Jumlah RS

Regional Pelayanan

Infeksi 4% Dir. MK - 0 1 2 2

SS 2.1 Terwujudnya

Layanan Unggulan

Infeksi termasuk

PINERE

7. Jumlah layanan

unggulan Penyakit

Infeksi 5% Dir.MK 2 2 2 2 2

8. % capaian

indikator BBT5% Dir.PPI&PM 100% 100% 100% 100% 100%

9. Jumlah

kajian/clinical

research yang

memanfaatkan data

dan BBT

5% Dir.PPI&PM 2 2 2 3 3

10. Hasil kajian/

penelitian

Translational yang

diaplikasikan pada

standar pelayanan

5% Dir.PPI&PM 2 0 4 5 6

5% Dir.PPI&PM 3 3 5 6 8

1 0 3 4 5

INTERNAL

BUSSINES

PROCES

SS 2.2 Terwujudnya

pengelolaan bank

BBT (bahan biologi

tersimpan) berbasis

biosafety dan

biosecurity

SS 2.3 Terwujudnya

penguatan RS untuk

kajian dan penelitian

11. Jumlah

kajian/penelitian yang

dipublikasikan

Nasional dan

International

BASE LINEBASE-

LINE10% 10% 10%

STAKE-HOLDER

SS.1.1 Terwujudnya

kepuasan

stakeholder

SS.1.2 Terwujudnya

peran strategis

sebagai pusat

infeksi Nasional  6. Angka HAIs

5% Dir. MK

PERSPEK-TIFSASARAN

STRATEGISKPI BOBOT PIC

TARGET

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

19

2015 2016 2017 2018 2019

12. Penerapan modul

Infeksi Terintegrasi

Pendidikan,

Pelayanan dan

Penelitian

5% Dir.PPI&PM 70% 75% 80% 80% 80%

13. % Peserta didik

yang berhasil

menangani kasus

sulit infeksi dengan

kualitas yang baik

5% Dir.PPI&PM 60% 70% 75% 80% 85%

14. Jumlah jenis

kasus sulit baru yang

menjadi model

(Pelayanan,

Penelitian dan

Pendidikan)

5% Dir.PPI&PM 1 1 1 1 1

15. RS terakreditasi

Nasional dan

Internasional

5% Dir.MK Nasional Nasional - Nasional Internasional

16. % capaian

indikator medik5% Dir.MK 80% 80% 85% 85% 85%

17. temuan audit klinik

yang ditindaklanjuti 5% Dir. MK 100% 100% 100% 100% 100%

SS 3.1 Terwujudnya

peningkatan

kompetensi SDM

18. % Staf dengan

kompetensi yang

sesuai

4% Dir. KAU 60% 65% 70% 80% 90%

SS 3.2 Terwujudnya

budaya koorporate

19. Indeks Budaya

Korporat3% Dir.KAU 60% 50% 75% 80% 80%

20. Tingkat

kehandalan fungsi

sarpras3% Dir.KAU 60% 60% 70% 75% 80%

21. Tingkat Penilaian

Proper 3% Dir.KAU Biru Biru Biru Biru Hijau

SS 3.4 Terwujudnya

sistem manajemen

IT sesuai dengan

best practice

22. Level IT

terintregrasi3% Dir.KAU Masterplan - Siloed-2 Siloed-2 Integrated-1

SS 4.1Terwujudnya

kendali biaya sesuai

dengan target yang

direncanakan

23. Cost Reduction

4% Dir.KAU 3% 3% 3% 3% 3%

SS 4.2 Terwujudnya

peningkatan

pendapatan

24. Tingkat

pertumbuhan

pendapatan

4% Dir KAU 10% 10% 10% 10% 10%

SS 2.4 Terwujudnya

integrasi pendidikan

berbaasis AHS,

pelayanan dan

penelitian

LEARNING &

GROWTH

PERSPEK-TIFSASARAN

STRATEGISKPI BOBOT

SS. 3.3 Terwujudnya

system manajemen

fasilitas dan

keselamatan, serta

sarfas sesuai

dengan best practice

FINANCIAL

PICTARGET

SS 2.5 Terwujudnya

Sistem Manajemen

RS yang

professional

berbasis Good

Clinical Governance

INTERNAL

BUSSINES

PROCES

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

20

A. Rencana Kinerja Tahunan

Rencana Kinerja Tahunan merupakan penjabaran dari Rencana

Strategis Bisnis tahun 2015-2019. Rencana Kinerja Tahunan menjadi dasar

dalam menjalankan program dan kegiatan untuk mewujudkan tujuan yang

ingin dicapai. Rencana Kinerja tahun 2017 RSPI SS adalah sebagai berikut

:

Tabel 2.2 Rencana Kinerja Tahunan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

21

B. Perjanjian Kinerja

Rencana Kinerja Tahunan selanjutnya dituangkan dalam Perjanjian

Kinerja yang disetujui dan ditandatangani oleh Direktur Jenderal Pelayanan

Kesehatan RI di awal tahun berjalan. Perjanjian Kinerja tersebut dilengkapi

dengan alokasi anggaran yang akan digunakan selama Tahun Anggaran

2017. Berikut Perjanjian Kinerja yang dimaksud :

Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

22

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

23

Anggaran setelah direvisi yaitu Rp. 177.142.256.000

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

24

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja

Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran terhadap berbagai aktivitas

dalam rantai nilai yang ada pada organisasi untuk mengetahui

keberhasilan/pencapaian dari aktivitas tersebut. Yang dibandingkan dengan

standar, rencana atau target dan sesuai indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana

realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh RSPI SS Jakarta

selama kurun waktu Bulan Januari s/d Bulan Desember 2017.

Tahun 2017 merupakan tahun ketiga pelaksanaan dari Rencana Strategis

Bisnis RSPI SS periode tahun 2015–2019. Pengukuran kinerja tersebut

dilakukan dengan membandingkan Realisasi Kinerja sampai dengan tahun

berjalan (tahun 2017) dengan target jangka menengah yang terdapat dalam

dokumen rencana strategi bisnis, analisis penyebab keberhasilan/kegagalan

atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah

dilakukan, analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya, analisis

program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun pencapaian

pernyataan kinerja, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan

pencapaian masing-masing indikator.

Pencapaian target kinerja alokasi anggaran (APBN dan BLU) sebesar

Rp.177.142.256.000,- dengan total realisasi anggaran untuk tahun 2017 adalah

sebesar 161.650.668.153 (91,25%).

Sasaran Strategis merupakan sasaran/ tujuan yang akan dicapai secara

nyata oleh RSPI SS dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur dalam kurun

waktu 5 (lima) tahun. Uraian kinerja dari masing–masing sasaran dan indikator

RSPI SS adalah sebagai berikut :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

20

a) Capaian indikator kinerja tahun 2017

Tabel 3.1 Capaian indikator kinerja tahun 2017

2018 2019

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Target

1. Tingkat Kepuasan pasien 65% 65,80% 70% 74,81% 75% 87,75% 80% 85%

2. Tingkat Kepuasan staff 65% 49,60% 70% 57,70% 75% 72% 80% 85%

3. Tingkat Kepuasan peserta

didik

Survey

201576,75% 82% 85,26% 87%  85,03% 92% 97%

4. % Komplain yang

ditindaklanjuti100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

5. Jumlah RS Regional

Pelayanan Infeksi - 0 0 0 1 1 2 2

6. Angka HAIs BASELINE BASELINEBASE

LINEBASELINE 10% 3,51‰ 10% 10%

3

Terwujudnya

Layanan Unggulan

Infeksi termasuk

PINERE

7. Jumlah layanan unggulan

Penyakit Infeksi 2 4 2 4 2 4 2 2

8. % capaian indikator BBT 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

9. Jumlah kajian/clinical

research yang memanfaatkan

data dan BBT

2 6 2 5 2 3 3 3

10. Hasil kajian/ penelitian

Translational yang diaplikasikan

pada standar pelayanan

2 0 0 0 4 4 5 6

3 5 3 10 5 2 6 8

1 0 0 2 3 4 4 5

12. Penerapan modul Infeksi

Terintegrasi Pendidikan,

Pelayanan dan Penelitian

70% 75% 75% 100% 80% 100 80% 80%

13. % Peserta didik yang

berhasil menangani kasus sulit

infeksi dengan kualitas yang

baik

60% 60% 70% 100% 75% 100 80% 85%

14. Jumlah jenis kasus sulit

baru yang menjadi model

(Pelayanan, Penelitian dan

Pendidikan)

1 1 1 1 1 1 1 1

15. RS terakreditasi Nasional

dan Internasional Nasional

Dalam

ProsesNasional Nasional _ Nasional Nasional Internasional

16. % capaian indikator medik 80% 83% 80% 76,52 85% 86,34% 85% 85%

17. temuan audit klinik yang

ditindaklanjuti 100% 100% 100% 82,2 100% 100% 100% 100%

8

Terwujudnya

peningkatan

kompetensi SDM

18. % Staf dengan kompetensi

yang sesuai 60% 95% 65% 95% 70% 95%  80% 90%

9Terwujudnya budaya

korporat19. Indeks Budaya Korporat 60%

dalam

proses50% 47% 75% 0% 80% 80%

20. Tingkat kehandalan fungsi

sarpras60% 66,35% 60% 90,50% 70% 89,96% 75% 80%

21. Tingkat Penilaian Proper Biru Biru Biru Biru Biru Biru Biru Hijau

11

Terwujudnya sistem

manajemen IT

sesuai dengan best

practice

22. Level IT terintregrasi Masterplan Masterplan - - siloed-2 siloed-1 siloed 2 Integrated 1

12

Terwujudnya kendali

biaya sesuai dengan

target yang

direncanakan

23. Cost Reduction 3% 5,49% 3% -13,47% 3% 50,79%  3% 3%

13

Terwujudnya

peningkatan

pendapatan

24. Tingkat pertumbuhan

pendapatan10% 19,80% 10% 4,75% 10% 10,79%  10% 10%

10

Terwujudnya sistem

manajemen fasilitas

dan keselamatan,

serta sarfas sesuai

dengan best

practice

6

Terwujudnya

integrasi pendidikan

berbaasis AHS,

pelayanan dan

penelitian

7

Terwujudnya Sistem

Manajemen RS yang

professional

berbasis Good

Clinical Governance

5

Terwujudnya

penguatan RS untuk

kajian dan penelitian 11. Jumlah kajian/penelitian

yang dipublikasikan Nasional

dan International

4

Terwujudnya

pengelolaan bank

BBT (bahan biologi

tersimpan) berbasis

biosafety dan

biosecurity

1

Terwujudnya

kepuasan

stakeholder

2

Terwujudnya peran

strategis sebagai

pusat infeksi

Nasional

NO

SASARAN

PROGRAM/

KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA

2015 2016 2017

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

24

Uraian kinerja dari masing-masing sasaran dan indikatornya adalah sebagai

berikut:

Grafik 3.1 Tingkat kepuasan paien

2016 2017

Target 70% 75%

Realisasi 74,81% 87,75%

0%20%40%60%80%

100%

Definisi Operasional

Kepuasan Pasien adalah pernyataan tentang persepsi stakeholder

terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RS. Kepuasan

pasien dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau

melampaui harapan pelanggan. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan

survey kepuasan stakeholder untuk mengetahui tingkat kepuasan

stakeholder berdasarkan penilaian SERVQUAL yang meliputi Realibility,

Assurance, Tangible, Emphaty, Responsiveness (RATER). Stakeholder

yang dimaksud adalah pasien. Survey dilakukan 1 tahun sekali.

Kondisi yang dicapai

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, realisasi indikator Tingkat

Kepuasan staf tahun 2017 sebesar 87,75% dengan target sebesar 75%

(melebihi target yang ditetapkan), realisasi tahun 2017 bila dibandingkan

dengan realisasi tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 12,94%.

Penyebab Keberhasilan

a. Prosedur pelayanan sesuai dengan alur pelayanan dan dibuat

sederhana.

b. SDM yang memberikan pelayanan sudah sesuai standar.

Rencana tindak lanjut

a. Alur Pelayanan akan di monev secara bertahap untuk

penyempurnaan lebih lanjut.

Tingkat Kepuasan Pasien 1

.

.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

25

b. Akan memberikan kesempatan kepada pegawai untuk meningkatkan

kompetensi sesuai keilmuan profesi masing-masing

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.

49.500.000 dengan realisasi sebesar Rp.46.060.140 (93,05%) sedangkan

capaian kinerja terhadap target sebesar 117%. Terlihat adanya capaian

yang melebihi target dengan efisiensi terhadap realisasi anggaran.

Grafik 3.2 Tingkat kepuasan staff

2016 2017

Target 70% 75%

Realisasi 57,70% 72%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Definisi Operasional

Kepuasan staf adalah pernyataan tentang persepsi staff terhadap jasa

pelayanan yang diberikan oleh unit kerja lain. Kepuasan staff dapat dicapai

apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui harapan staff.

Hal ini dapat diketahui dengan melakukan survey kepuasan staff.

Kondisi yang dicapai

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, realisasi indikator Tingkat

Kepuasan staf tahun 2017 sebesar 72% dengan target sebesar 75%

(tidak mencapai target yang ditetapkan), akan tetapi realisasi tahun 2017

bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2016 mengalami kenaikan

sebesar 14.30%.

Tingkat Kepuasan Staff 2

.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

26

Penyebab kegagalan

a. Masih rendahnya motivasi pegawai dalam bekerja

Rencana tindak lanjut

a. Melaksanakan tindak lanjut terhadap rekomendasi dari hasil survey

kepuasan staf

b. Peningkatan motifasi karyawan dalam bentuk Capacity Building dan

remunerasi.

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar

Rp.49.500.000 dengan realisasi sebesar Rp. 45.937.740 (92,80%) dari

pagu anggaran, sedangkan capaian kinerja sebesar 96% dari target yang

ditetapkan. Terlihat adanya capaian yang tidak mencapai target.

Grafik 3.3 Tingkat Peserta Didik

2016 2017

Target 82% 87%

Realisasi 85,26% 85,03%

79%80%81%82%83%84%85%86%87%88%

Definisi Operasional

Peningkatan kepuasan peserta didik selama menempuh pendidikan di

RSPI –SS , terhadap :

a. Keandalan tenaga pendidik (dokter pendidik, klinis, staf medis, clinical

instructor)

b. Daya tanggap instalasi diklat dalam memberikan jasa dengan cepat dan

tepat serta mengatasi keluhan

Kepastian instalasi diklat dalam memberikan jasa pendidikan sesuai

kualitas yang dijanjikan

Tingkat Kepuasan Peserta Didik 3

.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

27

c. Penampilan fasilitas fisik sarana dan prararana (berupa kelengkapan,

kebersihan, cara penataan)

Kondisi yang dicapai

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, realisasi indikator Tingkat

Kepuasan peserta didik tahun 2017 sebesar 85,03%, dengan target

sebesar 87% (belum mencapai target yang ditetapkan). Realisasi pada

tahun 2017 sama dengan realisasi tahun 2016.

Penyebab kegagalan

a. Beberapa fasilitas seperti ruang istirahat mahasiswa mengalami

beberapa kendala seperti AC yang tidak berfungsi.

b. Masih kurang optimalnya perpustakaan RSPI SS bagi mahasiswa

c. Tidak adanya keringanan untuk biaya parkir bagi mahasiswa

Rencana tindak lanjut

a. Berkoordinasi dengan unit terkait, sehubungan dengan pemeliharaan

dan perbaikan sarana prasarana penunjang pendidikan

b. Mengoptimalkan perpustakaan dengan melatih staf/meng-hire

pustakawan untuk meningkatkan kualitas perpustakaan Instalasi Diklat

serta mengajukan permohonan pengadaan text book terbaru untuk

melengkapi koleksi buku perpustakaan Instalasi Diklat.

c. Berkoordinasi dengan unit terkait sehubungan dengan biaya parkir

mahasiswa

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.

535.804.000 dengan realisasi sebesar 91,94% (Rp. 492.643.438)

sedangkan capaian kinerja sebesar 97,73% dari target hal ini menunjukan

terjadinya efisiensi penggunaan anggaran.

Gambar 3.1 Pengisian Kuesioner Peserta Didik

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

28

Grafik 3.4 Persentase Komplain yang ditindaklanjuti

2016 2017

Target 100% 100%

Realisasi 100% 100%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Definisi Operasional

Penanganan pengaduan/komplain adalah jumlah pengaduan/komplain tertulis

yang dilaporkan ke unit pengelola pelayanan pelanggan dan telah

direspon/ditindaklanjuti oleh manajemen rumah sakit dalam periode satu

tahun, dibandingkan dengan jumlah semua pengaduan/komplain tertulis yang

dilaporkan dalam periode tahun yang sama

Kondisi yang dicapai

Realisasi indikator % Komplain yang ditindaklanjuti tahun 2017 sebesar

100%, dengan target sebesar 100% (mencapai dari target yang

ditetapkan), realisasi tahun 2017 sama dengan realisasi tahun 2016.

Persentase Komplain yang ditindaklanjuti 4

.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

29

Penyebab keberhasilan

a. Tetap terjaganya komunikasi yang baik antara petugas customer care

dan pengunjung yang datang ke RSPI SS

b. Kotak saran dibuka setiap hari supaya komplain dapat secepatnya

ditindaklanjuti

c. Menindaklanjuti laporan komplain customer care yang disampaikan baik

secara lisan tertulis atau melalui mass media kepada unit terkait yang

sudah diidentifikasi tingkat risiko dengan penetapan grading/dampak

risiko berupa merah, kuning dan hijau yaitu :

Merah : Cenderung berhubungan dengan polisi, pengadilan, kematian,

mengancam sistem/kelangsungan organisasi, potensi kerugian material

dan lain-lain. Ditanggapi dan ditindaklanjuti maks. 1x24 jam.

Kuning : Cenderung berhubungan dengan pemberitaan media, potensi

kerugian in materia, dan lain-lain

Hijau : Tidak menimbulkan kerugian berarti baik material maupun

immaterial. Ditanggapi dan ditindaklanjuti maks. 7 hari.

d. Membuat laporan kepada Direktur Utama setiap bulan dan sudah

ditindaklanjuti oleh Direktur Utama

Rencana tindak lanjut

a. Meningkatkan Kemampuan petugas Customer Care untuk dapat segera

merespon dan menindaklanjuti komplain yang ada.

b. Menemukan penyebab komplain dengan membuat survey langsung

kepada pelanggan secara berkala.

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 untuk indikator ini tidak dialokasikan anggarannya

sedangkan capaian kinerja sebesar 100%. Terlihat adanya capaian yang

mencapai target dengan efisiensi terhadap realisasi anggaran.

Gambar 3.2 Pelayanan Customer Service

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

30

Grafik 3.5 Jumlah RS Regional Pelayanan Infeksi

2016 2017

Target 0 1

Realisasi 0 1

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

Definisi Operasional

Rumah Sakit Regional adalah rumah sakit yang berada di sekitar Rumah Sakit

Penyakit Infeksi (RSPI) yang akan dijadikan sister hospital atau Jejaring dalam

rangka peyelenggaraan pelayanan penyakit infeksi. RSPI SS memberikan

sharring pembinaan kepada rumah sakit regional dalam hal : promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitatif khususnya mengenai Pencegahan dan

Pengendalian Infeksi (PPI), penanganan pasien isolasi PINERE.

Kondisi yang dicapai

Realisasi indikator Jumlah RS Regional Pelayanan Infeksi untuk tahun

2017 adalah 1 dengan target 1 (mencapai dari target yang ditetapkan).

Realisasi tahun 2017 bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2016

mengalami kenaikan sebesar 1.

Jumlah RS Regional Pelayanan Infeksi 5

.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

31

Penyebab keberhasilan

a. Telah ada respon positif dari RSUD Embung Fatima (RSUDEF) untuk

mendapatkan pembimbing/pengampuan tentang pelayanan penyakit

infeksi

b. Telah dilakukan kunjungan ke RSUDEF untuk meninjau dan memberi

masukan tentang pelayanan penyakit infeksi terutama yang

membutuhkan isolasi/isolasi ketat

c. Belum ada perjanjian kerjasama antara RSUDEF dengan RSPI SS

Rencana tindak lanjut

Follow Up perbaikan fasilitas di RSUDEF

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 untuk indikator ini tidak dialokasikan anggarannya

sedangkan capaian kinerja sebesar 100%. Terlihat adanya capaian yang

mencapai target dengan efisiensi terhadap realisasi anggaran.

Definisi Operasional

Healthcare-associated infections” (HAIs) adalah kejadian infeksi

difasilitas pelayanan kesehatan baik pada pasien, pengunjung, ataupun

petugas kesehatan akibat tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan tidak sesuai prosedur. Angka HAIs adalah jumlah kejadian infeksi

di rumah sakit sesuai dengan kriteria masing-masing.

Adapun HAIs terdiri dari sebagai berikut :

1. IADP (Infeksi Aliran Darah Primer);

2. VAP (Ventilator associated Pneumonia) ;

3. ISK (Infeksi Saluran Kemih);

4. IDO (Infeksi Daerah Operasi).

Definisi masing – masing terlampir dalam kamus indikator

Kondisi yang dicapai

Realisasi indikator Angka HAIs untuk tahun 2017 adalah 3,51‰ dengan

target 10% (mencapai target yang ditetapkan). realisasi pada tahun 2017

bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2016 mengalami penurunan

Angka HAIs 6

.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

32

yaitu sebesar 3,51‰. HAI’s yang ditemukan di RSPI SS tahun 2017

adalah Infeksi Aliran Darah Primer yaitu 1 kasus (11,4‰) di bulan

Oktober dan 1 kasus di bulan November (38,4 ‰). Peningkatan angka

permil disebabkan perbedaan jumlah hari pemasangan vena sentral di

bulan Oktober dan November 2017. Total angka kejadian IADP selama

tahun 2017 yaitu 3.51 ‰. Tidak ditemukan VAP,HAP, ISK, dan IDO.

Penyebab Kegagalan

a. Terlambatnya pengadaan formulir pelaporan IN di status pasien.

b. Perlunya pelatihan terkait survailans HAI’s khususnya bagi IPCLN

agar lebih mengetahui gejala HAI’s.

c. Pencatatan surveilans kurang optimal karena IPCLN kerja dalam shift

dan formulir disimpan oleh IPCLN

Rencana tindak lanjut

a. Usulan pengadaan formulir terkait pelaporan HAI’s

b. Pelatihan surveilans HAI’s dengan target IPCLN di tahun 2018

c. Pencatatan dilakukan melalui sistem komputerisasi

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.

482.000.000. dengan realisasi sebesar 100% (Rp. 482.000.000) Terlihat

adanya capaian yang mencapai target dengan efisiensi terhadap realisasi

anggaran.

Gambar 3.3 Penyuluhan Hand Hygiene

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

33

Grafik 3.6 Jumlah Layanan Unggulan Penyakit Infeksi

2016 2017

Target 2 2

Realisasi 4 4

0

1

2

3

4

5

Definisi Operasional

Layanan Unggulan Penyakit Infeksi adalah suatu kegiatan pemberian

pelayanan penyakit infeksi yang sesuai dengan standar pelayanan terkini

Yang menjadi unggulan penyakit Infeksi adalah:

1. TB-HIV

2. Difteri

3. Toxoplasmosis

4. Demam Dengue

5. Rabies

6. PINERE

Kondisi yang dicapai

Realisasi indikator Jumlah Layanan Unggulan Penyakit Infeksi untuk

tahun 2017 sebanyak 4 unggulan, dengan target sebanyak 2 unggulan

(melebihi dari target yang ditetapkan). 4 unggulan tersebut yaitu TB HIV,

MDR-TB, Rabies dan Difteri. Realisasi pada tahun 2017 sama dengan

realisasi tahun 2016.

Penyebab keberhasilan

a. Semua sudah berjalan dan ada kelompok kerjanya, masing-masing

POKJA setiap bulannya melaporkan hasil kerjanya ke Direktur Utama

b. RSPI SS semakin dikenal sebagai rumah sakit rujukan peyakit infeksi

sehingga kasus-kasus tersebut banyak di rujuk ke RSPI SS.

Jumlah Layanan Unggulan Penyakit Infeksi 7

.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

34

c. Adanya peningkata kasus Difteri diakhir tahu 2017 berdampak pada

meningkatnya kasus tersangka Difteri yang dirujuk dan dirawat di RSPI

SS

Rencana tindak lanjut

a. Memperbaiki dan melengkapi pedoman dan SOP yang terkait layanan

unggulan penyakit infeksi

b. Membangun jejaring yang lebih kuat antara RSPI SS dengan rumah

sakit lain yang sudah dan belum memiliki perjanjia kerjasama dengan

RSPI SS

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini tidak dialokasikan

anggaran sedangkan capaian kinerja sebesar 200%. Terlihat adanya

capaian yang mencapai target dengan efisiensi terhadap realisasi

anggaran.

Gambar 3.4 Pelayanan Konseling POKJA HIV

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

35

Grafik 3.7 Persentase capaian indikator BBT

2016 2017

Target 100% 100%

Realisasi 100% 100%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Definisi Operasional

Persentase jumlah Bahan Biologi Tersimpan (BBT) yang disimpan

Kondisi yang dicapai

Realisasi persentase capaian indikator BBT untuk tahun 2017 adalah

100%, dengan target 100% (mencapai target yang ditetapkan). Realisasi

pada tahun 2017 sama dengan realisasi tahun 2016.

Penyebab keberhasilan

Fasilitas penyimpanan BBT di RSPI SS sudah memadai

Rencana tindak lanjut

Meningkatkan tata hubungan kerja staf laboratorium khusus dengan

instalasi laboratorium

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.

15.030.000 dengan realisasi sebesar 99.90% (Rp. 15.015.000 )

sedangkan capaian kinerja sebesar 100%, Terlihat adanya capaian yang

mencapai target dengan efisiensi terhadap realisasi anggaran.

Gambar 3.5 Pengujian Sampel BBT

Persentase capaian indikator BBT 8

.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

36

Grafik 3.8 Jumlah Kajian/clinical research yang memanfaatkan data dan BBT

2016 2017

Target 2 2

Realisasi 5 3

0

2

4

6

Definisi Operasional

Peningkatan jumlah kajian/penelitian yang menggunakan data informasi

BBT dan BBT (berupa spesimen murni, isolat, DNA/RNA) yang diambil dari

pasien klinis yang diperlakukan sebagai BBT, dan ditujukan untuk

mendapatkan hasil penelitian dalam bentuk basic research & translational

research

Kondisi yang dicapai

Realisasi indikator Jumlah kajian/clinical research yang memanfaatkan

data BBT untuk tahun 2017 adalah 3 kajian/clinical research, dengan

target 2 kajian/clinical research (melebihi dari target yang ditetapkan).

Realisasi pada tahun 2017 bila dibandingkan dengan realisasi 2016

mengalami penurunan sebesar 2 kajian/clinical research. 3 kajian/clinical

research terdiri dari 2 judul clinical research antara lain Penelitian "Profil

resistensi genotip Virus HIV-1 pada pasien HIV/AIDS yang gagal terapi

secara imunologi & virologi di RSPI-SS dan Penelitian "Studi virologi dari

bahan biologi tersimpan suspek MERS-CoV di RSPI SS.

Penyebab keberhasilan

a. Penelitian “profil resistesi genotip Virus HIV-1 pada pasien HIV/AIDS

yang gagal terapi secara imunologi & virologi di RSPI SS masih dalam

proses memperoleh ethical approval karena kesibukan ketua pelaksana

b. Kerjasama dan komunikasi megenai Penelitian “studi virologi dari bahan

biologi tersimpan suspek MERS-CoV di RSPI SS” terjalin dengan baik

antara tim RSPI SS da tim lembaga Eijkman.

Jumlah Kajian/clinical research yang memanfaatkan data dan BBT

9

.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

37

Rencana tindak lanjut

a. Melaksanakan penelitian setelah memperoleh ethical approval

b. Melakukan penelitian kerjasama dengan tema yang berbeda

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.

140.540.000 realisasi sebesar Rp. 124.460.000, (88,55%) sedangkan

capaian kinerja sebesar 150% dari target yang ditetapkan. Terlihat adanya

capaian yang melebihi target dengan efisiensi terhadap realisasi anggaran.

Grafik 3.9 Hasil Kajian/Penelitian Translational yang diaplikasikan pada standar

pelayanan

2016 2017

Target 0 4

Realisasi 0 4

0

1

2

3

4

5

Definisi Operasional

Peningkatan jumlah kajian & penelitian yang dapat dimanfaatkan sebagai

bahan masukan penyusunan Norma Standar Prosedur Kriteria / NSPK

(translational research)

Kondisi yang dicapai

Realisasi indikator Hasil Kajian/Penelitian Translational yang diaplikasikan

pada Standar Pelayanan untuk tahun 2017 yaitu 4 Kajian/Penelitian

Translational dari target 4 Kajian/Penelitian Translational (mencapai

target yang ditetapkan),. 4 Kajian/Penelitian Translational terdiri dari

Hasil Kajian/Penelitian Translational yang diaplikasikan pada standar pelayanan

10

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

38

Kajian Faktor-Faktor Risiko Kontaminasi Makanan di Instalasi Gizi dan

Tata Boga RSPI SS Unit Pelayanan Terkait Instalasi Gizi dan Tata Boga,

Komite PPI, Instalasi K3, Instalasi Kesling . Hasil Monev antara lain yaitu

Perbaikan Exhaust Fan, penambahan APD, penyusunan NSPK

terlaksana 75% dan Kajian Pelaksanaan Sistem Manajemen

Keselamatan Radiasi di Instalasi Radiologi RSPI-SS. Unit Pelayanan

Terkait Instalasi Radiologi. Hasil monev antara lain Tersedianya sarana

dan prasarana berupa ruang recovery dan toilet untuk pasien CT Scan

dan Adanya perawat khusus yang ditugaskan di Instalasi Radiologi.

realisasi tahun 2017 bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2016

mengalami kenaikan capaian sebesar 4 Kajian/Penelitian

Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

Respon dari unit terhadap rekomendasi hasil kajian yang diajukan oleh

bidang kurang optimal

Rencana tindak lanjut

Meningkatkan sosialisasi dan koordinasi dengan unit terkait.

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini tidak dianggarkan.

Sedangkan pencapaian kinerja sebesar 100%. Terlihat adanya capaian

yang mencapai target dengan efisiensi terhadap realisasi anggaran.

Gambar 3.6 Penambahan Seragam Kerja Khusus dan Sepatu Tertutup

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

39

Gambar 3.7 Perbaikan Exhaust Fan

Gambar 3.8 Penambahan Ruang Recovery Instalasi Radiologi

Gambar 3.9 Toilet untuk Pasien CT Scan

Gambar 3.10 Penugasan Perawat Khusus di Instalasi Radiologi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

40

2… 2…

Target

3 5

Realis10 2

020

Grafik 3.10Jumlah

Kajian/Penelitian Yang …

20… 20…

Target 0 3

Realisasi

2 4

05

Grafik 3.11Jumlah

Kajian/Penelitian Yang …

Definisi Operasional

Banyaknya hasil karya ilmiah yang dipublikasikan baik nasional dan

internasional

Kondisi yang dicapai

Realisasi indikator Jumlah kajian/penelitian yang dipublikasikan tahun

2017 untuk publikasi nasional tercapai 2 kajian/penelitian dengan target 5

kajian/penelitian (belum mecapai target yang ditetapkan), sedangkan

untuk publikasi International tercapai 4 kajian/penelitian dengan target 3

kajian/penelitian (melebihi dari target yang ditetapkan). Realisasi pada

tahun 2017 untuk publikasi nasional bila dibandingkan dengan realisasi

tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 8 kajian/penelitian dan untuk

publikasi internasional mengalami kenaikan sebesar 2 kajian/penelitian. 2

judul kajian/penelitian untuk publikasi nasional yaitu “the Coexistence of

Tuberculous Lymphadenitis and lymphoblastic Lymphoma : A Case

Report dan “ Pengalaman Seksual Pasangan Penderita HIV dalam

Mempertahankan Status HIV negative di RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso”.

judul kajian/penelitian untuk publikasi internasional yaitu “ Association

between hemoconcentration and longer hospitalization day of dengue

patients, T-Lymphoblastic Lymphoma Involved Uterus, The Comparison

Of C-Myc And Epsteins-Barr Virus 9EBv) Expression Between Germinal

Center and Non germinal Center B-Cellike-Diffuse Large B-Cell

Lymphoma dan Evaluastion of Virology Response and Adherence in HIV

Jumlah kajian/penelitian yang dipublikasikan Nasional dan International

11

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

41

Patients Treated with A once Daily Fixed Doses Combination (FDC) and A

free Combination of Antiretroviral.

Penyebab keberhasilan

a. Hasil penelitian tahun 2016 masih terbatas untuk dapat dipublikasikan

pada tahun 2017

b. peneliti aktif dalam perhimpunan.

c. Tugas pokok dan fungsi bidang telah dilaksanakan sesuai program

kerja dan sesuai arahan pimpinan

d. Masih rendah minat staff RSPI SS untuk publikasi hasil penelitian

Rencana tindak lanjut

a. Menfasilitasi peserta didik (staff yang sedang tubel/ibel) untuk publikasi

b. IJID dengan aplikasi OJS telah siap memfasilitasi publikasi internal dan

eksternal RSPI SS Tahun 2018

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.

5.000.000. dengan realisasi sebesar 0% (Rp. 0) sedangkan capaian kinerja

untuk kajian publikasi nasional sebesar 40% dan publikasi internasional

sebesar 133%. Terlihat adanya capaian yang belum mencapai target

dengan efisiensi terhadap realisasi anggaran.

Grafik 3.12 Penerapan modul Infeksi Terintegrasi Pendidikan, Pelayanan dan

Penelitian

2016 2017

Target 75% 80%

Realisasi 100% 100%

0%

50%

100%

150%

Penerapan modul Infeksi Terintegrasi Pendidikan, Pelayanan dan Penelitian

12

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

42

Definisi Operasional

Modul pendidikan dibidang infeksi yang disusun berbasis AHS yang

terintegrasi pelayanan dan penelitian, serta dapat diimplementasikan dalam

pemberian pelayanan

Kondisi yang dicapai

Realisasi indikator Penerapan modul Infeksi Terintegrasi Pendidikan,

Pelayanan dan Penelitian untuk tahun 2017 sebesar 100% dengan target

80% (melebihi dari target yang ditetapkan). Realisasi pada tahun 2017

sama dengan realisasi tahun 2016.

Penyebab keberhasilan

a. Sebagai bagian dari AHS (Academic Health System) Universitas

Indonesia maka modul yang digunakan di RSPI SS adalah modul yang

diberikan oleh Universitas Indonesia.

b. Sebagai Universitas yang berbasis AHS maka modul yang digunakan

adalah modul yang terintegrasi pendidikan, pelayanan dan penelitian

c. Seluruh Dokter Pendidik Klinis melakukan proses pembelajaran sesuai

dengan modul tersebut

Rencana tindak lanjut

Pembuatan modul Pembelajaran khusus RSPI SS yang berbasis AHS

untuk menjadi Center of Excellent Infectiouse Deseases.

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.

657.000.000 dengan realisasi sebesar 46% (Rp. 307.841.151) sedangkan

capaian kinerja sebesar 125%. Terlihat adanya capaian yang melebihi

target dengan efisiensi terhadap realisasi anggaran.

Gambar 3.11 Penerapan modul pada mahasiswa peserta didik

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

43

Grafik 3.13 Persentase Peserta didik yang berhasil menangani kasus sulit infeksi dengan kualitas yang baik

2016 2017

Target 70% 75%

Realisasi 100% 100%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Definisi Operasional

% peserta didik yang dapat menangani dengan baik sesuai standar

pelayanan medik, kasus penyakit infeksi dengan komplikasi yang

memerlukan penanganan berbagai disiplin ilmu dan atau ditentukan oleh

dokter yang merawat

Kondisi yang dicapai

Realisasi indikator % Peserta didik yang berhasil menangani kasus sulit

infeksi dengan kualitas yang baik untuk tahun 2017 adalah 100%

dengan target 75% (melebihi dari target yang ditetapkan). Realisasi

pada tahun 2017 sama dengan realisasi tahun 2016.

Penyebab keberhasilan

a. SMF setelah menentukan jenis kasus sulit maka dilakukan Case Base

Discussion (CBD). Setelah itu langsung dilakukan penilaian terhadap

mahasiswa.

b. Jenis kasus sulit yang ditetapkan adalah yang merupakan kekhasan di

RSPI SS sehingga dokter pembimbing sangat menguasai kasus

tersebut dan peserta didik juga dapat melihat contoh penyakit tersebut.

Karena hal tersebut maka proses belajar mengajar dapat optimal

Persentase Peserta didik yang berhasil menangani kasus sulit infeksi dengan kualitas yang baik

13

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

44

Rencana tindak lanjut

Untuk mempertahankan capaian indikator ini dalam Instalasi Diklat

selalu berkoordinasi dengan SMF dalam proses belajar mengajar,

termasuk dalam hal penanganan kasus sulit dan memfasilitasi pencatatan

dan pelaporan nilai penanganan kasus sulit secara berkala.

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.

657.000.000 dengan realisasi sebesar 46% (Rp. 307.841.151) sedangkan

capaian kinerja sebesar 133%. Terlihat adanya capaian yang melebihi

target dengan efisiensi terhadap realisasi anggaran.

Gambar 3.12 Aktifitas peserta didik yang berhasil menangani kasus sulit infeksi

dengan kualitas yang baik

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

45

Grafik . 3.13 Jumlah Jenis Kasus sulit baru yang menjadi Model (pelayanan

Penelitian dan Pendidikan)

2016 2017

Target 1 1

Realisasi 1 1

00.5

11.5

Definisi Operasional

Kasus penyakit infeksi yang baru muncul atau jarang ditemukan, dengan

komplikasi yang memerlukan penanganan berbagai disiplin ilmu, dan atau

ditentukan oleh dokter yang merawat, yang menjadi contoh penanganan

kasus sulit baru penyakit infeksi bagi pendidikan, penelitian dan pelayanan

Kondisi yang dicapai

Realisasi Jumlah jenis kasus sulit baru yang menjadi model (Pelayanan,

Penelitian dan Pendidikan) untuk tahun 2017 adalah 1 kasus dengan

target 1 kasus (mencapai dari target yang ditetapkan). Realisasi pada

tahun 2017 sama dengan realisasi tahun 2016.

Penyebab keberhasilan

a. Semakin meningkatnya jumlah penderita TB-HIV di Indonesia dan

semakin meningkatnya jumlah pasien yang dirawat di RSPI SS,

membuat kasus TB HIV menjadi kasus sulit baru yang menjadi model

bagi mahasiswa khususnya stase Pulmonologi dan Kesehatan

Respirasi.

b. Pemberian materi mengenai TB-HIV dan presentasi kasus mengenai

penyakit tersebut menjadi fokus utama pendidik selain kasus penyakit

lain pada stase pulmonologi.

Jumlah Jenis Kasus sulit baru yang menjadi Model (pelayanan Penelitian dan Pendidikan)

14

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

46

Rencana tindak lanjut

Untuk mempertahankan capaian indikator ini Instalasi Diklat selalu

berkoordinasi dengan SMF dan Pokja Pinere dalam menentukan kasus

sulit baru yang menjadi model.

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.

657.000.000 dengan realisasi sebesar 46% (Rp. 307.841.151) sedangkan

capaian kinerja sebesar 100%. Terlihat adanya capaian yang mencapai

target dengan efisiensi terhadap realisasi anggaran.

Gambar 3.13 Kegiatan belajar mengajar terkait TB-HIV yang menjadi kasus sulit baru yang

menjadi model

Definisi Operasional

Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga

independen baik dari dalam atau pun luar negeri, biasanya non

pemerintah, melakukan assesmen terhadap rumah sakit berdasarkan

standar akreditasi yang berlaku. Rumah sakit yang telah terakreditasi

akan mendapatkan pengakuan dari Pemerintah karena telah memenuhi

standar pelayanan dan managemen yang ditetapkan. Pelaksana

akreditasi RS nasional adalah KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit)

yang merupakan suatu lembaga independen dalam negeri. Sedangkan

pelaksanan akreditasi internasional adalah JCI (Joint Commission

RS Terakreditasi Nasional dan Internasional 15

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

47

International) adalah merupakan badan akreditasi non profit yang

berpusat di Amerika Serikat dan bertugas menetapkan dan menilai

standar performa para pemberi pelayanan kesehatan.

Serta Sistem Manajemen Terstandarisasi Internasional adalah sistem

dimana baik peralatan, pelayanan yang diberikan berstandar internasional

antara lain mengupayakan umpan balik baik positif maupun negatif dari

customer secara langsung. Beberapa standar yang harus dipenuhi adalah

proses komunikasi berjalan dengan baik dan efektif sesuai dengan sasaran

sistem dan komitmen manajemen antara lain Radiologi (Quattro),

Laboratorium (ISO), Farmasi, Gizi dll. Standar Akreditasi Nasional yaitu :

1. Kelompok Standar Fokus pada Pasien;

2. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit;

3. Kelompok Sasaran Keselamatan Pasien;

4. Kelompok Sasaran MDGs (Millenium Development Goals) :

Tambahan untuk penilaian akreditasi nasional :

1. Penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu,

2. Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS,

3. Penurunan angka kesakitan TB).

Standar Akreditasi Internasional yaitu :

1. Kelompok Standar Fokus pada Pasien;

2. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit;

3. Kelompok Sasaran Keselamatan Pasien;

Kondisi yang dicapai

Realisasi RS terakreditasi Nasional dan Internasional untuk tahun 2017

adalah Nasional sebesar 100% (target Nasional mencapai dari target

yang ditetapkan). Realisasi pada tahun 2017 sama dengan realisasi

tahun 2016.

Penyebab keberhasilan

a. Pada bulan maret 2017 dilakukan penilaian remidial dengan hasil

terakreditasi nasional paripurna

b. Pada bulan november 2017 dilakukan verifikasi ulang dengan hasil tetap

terakreditasi nasional paripurna.

Rencana tindak lanjut

Memperbaiki nilai-nilai akreditasi yang belum sempurna

Alokasi dan Realisasi anggaran

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

48

Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.

448.700.000 dengan realisasi sebesar 100,55% (Rp. 451.207.225)

sedangkan capaian kinerja sebesar 100%. Terlihat adanya capaian yang

mencapai target dengan efisiensi terhadap realisasi anggaran.

Gambar 3.14 Kegiatan Akreditasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

49

Grafik 3.14 Persentase Capaian Indikator Medik

2016 2017

Target 80% 85%

Realisasi 76.52% 86.34%

70%

75%

80%

85%

90%

Definisi Operasional

Indikator medik adalah alat ukur yang digunakan untuk menilai sejauhmana

kualitas pelayanan dilaksanakan di unit pelayanan RSPI Indikator medik

meliputi sbb :

1. SMF Paru : Complete treatment TB, Cure Rate TB

2. SMF Anak : Penggunaan anti biotika pada Diare

Definisi masing – masing indikator terlampir dalam kamus indikator klinik.

Kondisi yang dicapai

Realisasi % Capaian Indikator Medik untuk tahun 2017 adalah 86,34%

dengan target 85% (melebihi dari target yang ditetapkan). Realisasi

pada tahun 2017 bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2016

mengalami kenaikan sebesar 10%,

Penyebab keberhasilan/kegagalan

Masih ada penggunaan antibiotik pada infeksi anak karena adanya infeksi

pernyerta.

Rencana tindak lanjut

Mengeluarkan kasus diare dengan penyakit infeksi penyerta dari

perhitungan

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 untuk kegiatan ini tidak dialokasikan anggaran

sedangkan capaian kinerja sebesar 101,57%. Terlihat adanya capaian

yang melebihi target dengan efisiensi terhadap realisasi anggaran.

Persentase Capaian Indikator Medik 16

.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

50

Grafik 3.15 % Temuan audit klinik yang ditindaklanjuti

2016 2017

Target 100% 100%

Realisasi 82.2% 100%

0%20%40%60%80%

100%120%

Definisi Operasional

Audit Klinik adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu

pelayanan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan berkas

rekam medisnya ataupun observasi secara langsung yang dilakukan oleh

profesi. Audit klinik ini tidak hanya menghitung produktivitas pelayanan

ataupun jenis pemeriksaan, namun lebih berfokus dalam usaha peningkatan

mutu pelayanan. Audit Klinik yang dilaksanakan di RSPI SS meliputi :

1. Audit Medik : Kematian Pasien ≤8 jam di gawat darurat, Nett Death Rate,

Kepatuhan terhadap panduan praktek klinik, Tingkat ketepatan Rujukan,

Kejadian Kematian Ibu karena Persalinan,Ketidaksesuaian diagnosis pra

dan pasca operasi,Kepatuhan penggunaan formularium,Waktu tunggu

hasil test pemeriksaan penunjang kritis,Penggunaan antibiotik profilaksis

30 menit – 1 jam sebelum pembedahan

2. Audit Keperawatan ( Keselamatan Pasien, Keterbatasan Perawatan Diri,

Kenyamanan Pasien, Kepuasan Pasien dan Keluarga, Kejadian

Kecemasan , Tingkat Pengetahuan)

Definisi masing – masing indikator terlampir dalam kamus indikator klinik

RSPI SS.

Kondisi yang dicapai

Realisasi indikator Temuan Audit Klinik yang ditindaklanjuti untuk tahun

2017 adalah sebesar 100% dengan target 100% (mencapai target yang

ditetapkan). Realisasi pada tahun 2017 bila dibandingkan dengan

Temuan audit klinik yang ditindaklanjuti 17

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

51

realisasi tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 17,8%.

Penyebab keberhasilan

Audit dilakukan pada kasus-kasus disemester 1, kemudian rekomendasi

dintindaklanjuti pada semester II yaitu :

a. Membuat / memperbaiki PPK dan CP difteri pada anak

b. Merevisi pedoman Asuha keperawatan difteri

c. Merevisi pedoman pelayanan dan tersangka alur rujukan pasien Mers-

Cov.

d. Menyusun pedoman Asuhan Keperawatan tersangka Mers-Cov

Rencana tindak lanjut

a. Mengimpementasi PPK dan pedoman Asuhan Keperawatan difteri

yang telah direvisi

b. Mengimpementasi PPK dan pedoman Asuhan Keperawatan mers-cov

yang telah direvisi

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 untuk kegiatan ini tidak dialokasikan anggaran

sedangkan capaian kinerja sebesar 100%. Terlihat adanya capaian yang

mencapai target dengan efisiensi terhadap realisasi anggaran

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

52

Grafik 3.16 Persentase staf dengan kompetensi yang sesuai

2016 2017

Target 65% 70%

Realisasi 95.0% 95%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Definisi Operasional

Staf dengan kompetensi sesuai adalah penempatan staf yang memiliki

kompetensi sesuai dengan analisa jabatan (job analysis).

Kompetensi merupakan pengetahuan, skill dan pengalaman yang

dibutuhkan oleh staf dalam menyelesaikan tugas kedinasannya.

Kompetensi yang dimaksud mengacu kepada Direktori Kompetensi RSPI

SS . Analisa Jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk

memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan

disajikan untuk kepentingan program kepegawaian serta memberikan

umpan balik bagi organisasi, tata laksana pengawasan dan akuntabilitas.

Staf yang dimaksud adalah seluruh pegawai, baik tetap maupun tidak

tetap yang bekerja di RSPI SS.

Kondisi yang dicapai

Realisasi indikator Persentase Staf dengan kompetensi yang sesuai

untuk tahun 2017 adalah 95% dengan target 65% (melebihi dari target

yang ditetapkan). Realisasi pada tahun 2017 sama dengan realisasi

tahun 2016.

Penyebab keberhasilan

Penempatan pegawai sudah sesuai dengan kompetensi walaupun belum

100%

Persentase Staf dengan Kompetensi yang sesuai

18

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

53

Kendala yang dihadapi

Ada 25 pegawai dari 507 pegawai yang bekerja di unit-unit tertentu yang

belum sesuai dengan kompetensi dan pendidikannya

Alternatif Solusi

Melakukan proses rotasi TMT 1 Februari 2017

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 tidak ada alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar

sedangkan capaian kinerja sebesar 126,66%. Terlihat adanya capaian

yang melebihi target dengan efisiensi terhadap realisasi anggaran.

Grafik 3.17 Indeks Budaya Korporat

2016 2017

Target 50% 75%

Realisasi 47.0% 0%

0%

20%

40%

60%

80%

Definisi Operasional

Indeks budaya korporat adalah pengukuran tingkat penerapan nilai-nilai

budaya menolong, ramah, sapa oleh setiap individu dalam setiap job posisi

dikalikan bobot.

Tingkat Penerapan Budaya % Jumlah individu

Sangat dibawah standar

Dibawah standar

Sesuai standar

Diatas standar

Sangat diatas standar

Performance Index Score

Indeks Budaya Korporat 19

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

54

Kondisi yang dicapai

Realisasi indikator Indeks Budaya korporat untuk tahun 2017 adalah 0 %

dengan target 50% (tidak mencapai target yang ditetapkan). Realisasi

pada tahun 2017 bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2016

mengalami penurunan capaian untuk itu diperlukan upaya keras untuk

mencapainya

Penyebab kegagalan

Dikarenakan survey kepuasan staf dilaksanakan pada akhir tahun

sehingga pengukuran Indeks Budaya Korporat belum terlaksana.

Alternatif Solusi

Mengadakan sosialisasi dan pelatihan budaya korporate bagi pegawai

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.

49.500.000 dengan realisasi sebesar 0% (Rp. 0).

Grafik.3.18 Tingkat Kehandalan Fungsi Sarpras

2016 2017

Target 60% 70%

Realisasi 90.50% 89.96%

0%20%40%60%80%

100%

Definisi Operasional

Tingkat kehandalan sarana dan fasilitas diukur dari 3 aspek yaitu

Ketersediaan, kinerja, dan berkualitas dengan penjelasan :

a. Ketersediaan (Availability) : Ke, adalah perbandingan jumlah hari alat

beroperasi dibagi jumlah hari alat tsb direncanakan beroperasi.

b. Kinerja (performance) : Ki, adalah kemampuan alat yang ada dibagi

kemampuan ideal alat.

c. Kualitas (quality) : ku, adalah keluaran yang baik yang dihasilkan oleh

suatu alat dibagi dengan total keluaran dari alat tersebut.

Tingkat kehandalan fungsi sarpras 20

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

55

Peralatan yang dilakukan penilaian yaitu : Power Supply, Air, Gas Medis,

Lift, Laundry.

Kondisi yang dicapai

Realisasi indikator tingkat kehandalan fungsi sarpras untuk tahun 2017

adalah 89,96% dengan target 70% (melebihi dari target yang ditetapkan).

Realisasi pada tahun 2017 bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2016

mengalami penurunan sebesar 0,54%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

56

Definisi Operasional

Tingkat Penilaian Proper adalah Instrument kebijakan alternatif untuk

mendorong penataan dan kepedulian perusahaan dalam pengelolaan

lingkungan hidup melalui penyebaran informasi tingkat kinerja penaatan

perusahaan kepada publik dan stakeholder.

Peringkat BIRU diberikan kepada penanggung jawab usaha dan / atau

kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan sesuai

dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-

undangan.

Peringkat HIJAU diberikan kepada penanggung jawab usaha dan / atau

kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang

dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui

pelaksanaan system manajemen lingkungan, pemanfaatan sumber daya

secara efisien dan melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dengan

baik.

Kondisi yang dicapai

Realisasi indikator Tingkat Penilaian Proper untuk tahun 2017 adalah

Proper Biru dengan target Biru (mencapai dari target yang ditetapkan).

Realisasi pada tahun 2017 bila dibandingkan dengan realisasi tahun

2016 mengalami ketetapan capaian.

Penyebab keberhasilan

a. Taat dalam pelaporan data yang dikirim :

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi

DKI Jakarta

Dinas Kesehatan Jakarta

Kantor LH Kota Administratif Jakarta Utara

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara

Dirjen P2PL

Pusat Ekoregion Jawa – Yogyakarta

b. Taat dalam Pengendalian Pencemaran Air (PPA), antara lain :

TingkatPenilaian Proper 21

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

57

Memiliki izin pembuangan limbah cair (IPLC)

Hasil pemeriksaan sampel limbah cair memenuhi persyaratan

baku mutu kesehatan lingkungan

c. Taat dalam Pengendalian Pencemaran Udara (PPU), antara lain :

Memiliki izin incenerator (izin sudah habis) namun menggunakan

jasa pihak ketiga dalam pengangkutan limbah medis yang berizin dari

KLHK

Hasil pemeriksaan uji emisi (genset, kendaraan dinas, incenerator)

harus memenuhi syarat baku mutu kesehatan lingkungan

d. Taat dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3)

Memiliki izin TPS LB3

Pengangkutan limbah B3 menggunakan jasa pihak ketiga yang

memiliki rekomendasi dari KLHK dan BPLHD DKI Jakarta

Adanya pencatatan rutin timbulan limbah B3 dalam bentuk logbook

dan neraca LB3

e. Memiliki dokumen lingkungan :

AMDAL

RKL –RPL

Izin Incenerator

Izin IPAL

Izin TPSB3

Kendala yang dihadapi

a. Dokumen AMDAL yang dimiliki masih tahun 1993 sehingga perlu

adanya updating AMDAL

b. Izin incenerator baru belum terbit

c. Bilamana izin yang dimiliki sudah habis (incenerator, IPAL, TPSB3),

AMDAL, MOU dengan pihak ketiga pengelola limbah B3 yang memiliki

rekomendasi dari KLHK dan BPLHD sudah habis, maka harus

melakukan perpanjangan izin karena merupakan pintu utama dalam

mencapai peringkat BIRU.

Rencana tindak lanjut

a. Perlu adanya updating AMDAL

b. Izin incenerator baru sedang dalam proses penerbitan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

58

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.

754.934.000 dengan realisasi sebesar 91,08% (Rp. 687.558.462)

sedangkan capaian kinerja sebesar 100%. Terlihat adanya capaian yang

mencapai target dengan efisiensi terhadap realisasi anggaran.

Gambar 3.15 Pengendalian Pencemaran Udara (Uji Emisi Genset dan

Incenerator)

Gambar 3.16 Pengendalian Pencemaran Air (Pengeolaan IPAL)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

59

Definisi operasional

Level IT yang terintegrasi adalah penerapan IT di RS sesuai tingkatan atau

klasifikasi kemapanan sistem informasi terintegrasi yang dijelaskan sbb :

Basic/siloed 1 Enteprise : infrastruktur dan platform terpasang, system

informasi disiapkan untuk (a) sistem rawat jalan terintegrasi dengan

admisi, rawat inap, billing system serta instalasi penunjang diagnostik

Siloed 2 : Infrastruktur dan platform mengacu pada integrasi instalasi

rawat inap, penunjang diagnostik dan back-office (keuangan, SDM dll)

sehingga seluruh system saling terhubung dan memudahkan

perawatan dan pemeliharaannya.

Standar/ Integrated Enteprises : infrastuktur dan platform lebih

mendukung operasional rumah sakit misal aset/ BMN, e-clinical HR, e-

Planning, e-Procurement

Advanced/ Extended Enteprises : infrastuktur dan platform mengacu

pada kemampuan otomatisasi manajemen, peningkatan keamanan

dan kebijakan yang memungkinkan self povisioning sebagai suatu

system dashboard.

Kondisi yang dicapai

Indikator IT Terintegrasi untuk tahun 2017 adalah :

Penerapan Masterplan SIMRS siloed 1

Monitoring Progress Penerapan Masterplan Siloed 1 .

Penerapan Masterplan Siloed -2

Level IT Terintegrasi pada tahun 2017 belum sepenuhnya tercapai di

semester 2 untuk yang siloed 2 , seperti target yang telah di tetapkan.

Realisasi indikator Level IT terintregrasi untuk tahun 2017 adalah Siloed 1

sehingga belum mencapai target yang diharapkan. Realisasi pada tahun

2017 sama dengan realisasi tahun 2016.

Penyebab kegagalan

a) Modul SIMRS yang telah di implementasikan berjumlah 10 Modul,

satu diantaranya yaitu modul akuntansi dan keuangan belum berjalan

secara maksimal

Level IT terintregrasi 22

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

60

b) Sistem Aplikasi yang ada menggunakan pihak ke 3 dan ada masa

kontraknya, jika ada pengembangan harus melalui MOU. Sehingga

setiap modul baru tidak dapat langsung di buat.

Rencana tindak lanjut

Rencana untuk IT mandirinya agar segera terlaksana sehingga sesuai

dengan tahapan tahapan indikator pencapaian.

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk indikator tersebut diatas adalah

Rp. 5.500.000.000 dengan realisasi sebesar Rp. 5.222.280.281 (94,95%).

sedangkan capaian kinerja sebesar 80%. Terlihat adanya capaian yang

belum mencapai target dengan efisiensi terhadap realisasi anggaran.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

61

Grafik 3.19 Cost Reduction

2016 2017

Target 3% 3%

Realisasi 13.47% 50.79%

0%10%20%30%40%50%60%

Definisi Operasional

Cost reduction adalah besarnya penghematan penggunaan bahan habis

pakai dan obat di semua unit pelayanan (medik dan penunjang),

dibandingkan dengan total pengeluaran bahan habis pakai dan obat tahun

lalu, dinormalisasi dengan jumlah kegiatan atau jumlah pendapatan

operasional BLU.

Penghitungan Cost Reduction berdasarkan persentase formulasi tersebut

antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.

Kondisi Yang dicapai

Realisasi indikator Cost Reduction untuk tahun 2017 adalah 50,79 %

dengan target 3% (melebihi dari target yang ditetapkan). Realisasi pada

tahun 2017 bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2016 mengalami

kenaikan capaian sebesar 37,32%.

Penyebab keberhasilan

a. Melakukan efisiensi belanja operasional

b. Terjadi kenaikan pendapatan operasional

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.

17.934.475.000 dengan realisasi sebesar 93,78% (Rp. 16.818.634.291)

sedangkan capaian kinerja sebesar 1693% hal tersebut menunjukan

efisiensi penggunaan anggaran.

Cost Reduction 23

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

62

Grafik 3.20 Tingkat pertumbuhan Pendapatan

2016 2017

Target 10% 10%

Realisasi 4.75% 10.79%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

Definisi Operasional

Tingkat pertumbuhan pendapatan adalah selisih antara pendapatan RS

periode berjalan dikurangi pendapatan RS periode sebelumnya dibagi

pendapatan RS periode sebelumnya sebagai periode dasar.

Kondisi yang dicapai

Realisasi indikator tingkat pertumbuhan pendapatan untuk tahun 2017

adalah 10,79% dengan target 10% (mencapai target yang ditetapkan).

Realisasi pada tahun 2017 bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2016

mengalami kenaikan sebesar 6,04%.

Penyebab kegagalan

Terjadi peningkatan Diversifikasi atau pengembangan Rev Center

mencapai 10 %.

Alokasi dan Realisasi anggaran

Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.

17.934.475.000 dengan realisasi sebesar 93,78% (Rp. 16.818.634.291)

sedangkan capaian kinerja sebesar 107,9%. Terlihat adanya capaian

yang melebihi target dengan efisiensi terhadap realisasi anggaran.

.

Tingkat Pertumbuhan Pendapatan 24

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

63

b. Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2017 dengan Standar Nasional

Indikator-indikator yang tercantum di Rencana Strategi Bisnis (RSB)

merupakan indikator yang khas untuk masing-masing rumah sakit. Dari 24 (dua

puluh empat) indikator yang ada dalam dokumen Rencana Strategi Bisnis

(RSB) RSPI SS tahun 2015 – 2019 terdapat 3 (tiga) indikator yang bisa

dibandingkan dengan standar nasional. Ketiga indikator sebagaimana

dimaksud dijabarkan pada tabel 3.4 diatas.

Dari 3 (tiga) indikator bila dibandingkan dengan standar nasional hasil

capaiannya melebihi dari standar nasional.

Tabel 3.2 Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2017 dengan Standar Nasional

NO INDIKATOR KINERJA STANDAR

NASIONAL

TARGET

2017

REALISASI

2017

1 % Komplain yang

ditindaklanjuti 70% 100% 100%

2 Kepuasan Pelanggan 80% 75% 87,75%

3 Tingkat Penilaian Proper Biru Biru Biru

B. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

Untuk mencapai tujuan dan sasaran pelaksanaan program dan kegiatan

harus didukung dengan sumber daya yang terdiri dari sumber daya manusia,

sumber daya keuangan dan sumber daya sarana dan prasarana.

a. Sumber Daya Manusia

Jumlah Pegawai berdasarkan status kepegawaian, dapat dilihat pada

grafik 3.21 berikut ini:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

64

Grafik 3.21

Jumlah PNS berdasarkan status kepegawaian

494(77%)

148(23%)

PNS

Non PNS

Berdasarkan status kepegawaiannya, di RSPI SS masih ada pegawai Non PNS

(honorer), sebesar 23 %.

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Pendidikan, dapat dilihat pada

grafik 3.22 berikut ini :

Grafik 3.22 Jumlah PNS berdasarkan pendidikan

S3 S2

Spesialis

1/2/AV

S1 D. IV D.III D.1 SLTA SLTP SD

Jumlah 2 29 31 134 5 227 4 59 2 1

0

50

100

150

200

250

PNS di RSPI SS sebagian besar adalah lulusan diploma 3, kemudian diikuti oleh

lulusan strata 1 dan SLTA. Sementara ini sudah ada 2 pegawai yang memiliki

latar belakang pendidikan strata 3. Namun masih ada pegawai yang hanya

memiliki latar belakang pendidikan SD dan SLTP.

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Jabatan, dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

65

Tabel 3.3 Jumlah PNS Menurut Jabatan

Uraian Keadaan Januari

2016 Tambah Kurang

keadaan desember

2017 Keterangan

MENURUT JABATAN

A STRUKTURAL

Eselon I

Eselon II 4 0 0 4 Sampai dengan desember 2017 tidak ada perubahan di Eselon II

Eselon III 8 0 0 8 Sampai dengan desember 2017 tidak ada perubahan di Eselon III

Eselon IV 24 0 0 24 Sampai dengan desember 2017 tidak ada perubahan di Eselon IV

B FUNGSIONAL 342 0 1 341 1 orang tenaga fungsional tertentu pensiun

C UMUM 126 0 9 117

5 orang tenaga umum pensiun dan 4 orang tenaga memilih jabata fungsional tertentu

Jumlah 504 0 10 494

Tabel 3.4 Jumlah PNS Menurut Golongan

Uraian Keadaan Januari

2016 tambah kurang

keadaan desember

2017 Keterangan

MENURUT GOLONGAN

A Golongan

IV 47 1 48

1 orang tambahan/pindahan dari instansi lain.

Golongan

III 316 18 334

18 orang tambahan dari tenaga golongan II

Golongan

II 140 29 111

1orang tenaga golongan II pensiun, 28 orang tenaga golongan II naik pangkat ke golongan III

Golongan

I 1 1

Sampai dengan bulan desember tidak ada perubahan pada golongan I

Jumlah 504 0 29 494

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

66

b. Sumber Daya Keuangan

Pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan dan

sasaran unuk mewujudkan visi dan misi RSPI SS didukung dengan anggaran

baik yang bersumber dari APBN maupu pendapatan fungsional (BLU) dengan

rincian sebagai berikut :

Rincian Realisasi Anggaran (APBN) DIPA 2017 RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso

ada pada tabel dibawah ini.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

68

Tabel 3.5

Realisasi Belanja

Anggaran Realisasi

Setelah Revisi Belanja

I Belanja Sumber Dana Rupiah Murni 126.025.816.000 118.204.260.527 93,79% 126.025.816.000

A BELANJA PEGAWAI 33.254.436.000 30.930.726.293 93,01% 33.254.436.000

511111 Belanja Gaji Pokok PNS 22.323.411.000 21.217.946.800 95,05% 22.323.411.000

511119 Belanja Pembulatan Gaji PNS 375.000 294.579 78,55% 375.000

511121 Belanja Tunj. Suami Istri PNS 1.510.393.000 1.476.476.280 97,75% 1.510.393.000

511122 Belanja Tunj. Anak PNS 442.125.000 433.009.710 97,94% 442.125.000

511123 Belanja Tunj. Struktural PNS 410.205.000 402.385.000 98,09% 410.205.000

511124 Belanja Tunj. Fungsional PNS 1.987.230.000 1.966.007.241 98,93% 1.987.230.000

511125 Belanja Tunj. PPh PNS 138.973.000 54.060.023 38,90% 138.973.000

511126 Belanja Tunj. Beras PNS 1.273.499.000 1.216.099.860 95,49% 1.273.499.000

511129 Belanja Uang Makan PNS 3.897.015.000 2.996.341.800 76,89% 3.897.015.000

511151 Belanja Tunjangan Umum 323.330.000 283.225.000 87,60% 323.330.000

512211 Belanja Uang Lembur 947.880.000 884.880.000 93,35% 947.880.000

B BELANJA BARANG 45.379.475.000 43.307.159.958 95,43% 45.379.475.000

5211 Belanja Barang Operasional 7.503.454.000 7.349.357.670 97,95% 7.503.454.000

521111 Belanja Keperluan Perkantoran 2.160.454.000 2.153.392.510 99,67% 2.160.454.000

521113 Belanja Penambah Daya Tahan Tubuh 2.717.490.000 2.636.309.370 97,01% 2.717.490.000

521115 Belanja Honor Operasional Satuan Kerja 513.280.000 511.811.000 99,71% 513.280.000

521119 Belanja Barang Operasional Lainnya 327.230.000 296.461.275 90,60% 327.230.000

521112 Belanja Pengadaan Bahan Makanan 1.680.000.000 1.679.984.515 100,00% 1.680.000.000

521119 Belanja Barang Operasional Lainnya 105.000.000 71.399.000 68,00% 105.000.000

5212 Belanja Barang Non Operasional 560.600.000 514.608.884 91,80% 560.600.000

521211 Belanja Bahan 560.600.000 514.608.884 91,80% 560.600.000

5218 Belanja Barang Persediaan 23.996.203.000 23.431.412.827 97,65% 23.996.203.000

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 788.360.000 782.745.642 99,29% 788.360.000

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 23.207.843.000 22.648.667.185 97,59% 23.207.843.000

5221 Belanja Jasa 4.572.382.000 4.095.544.333 89,57% 4.572.382.000

522111 Belanja Langganan Listrik 2.880.000.000 2.502.519.885 86,89% 2.880.000.000

522112 Belanja Langganan Telepon 192.000.000 159.084.746 82,86% 192.000.000

522113 Belanja Langganan Air 300.000.000 265.875.966 88,63% 300.000.000

522191 Belanja Jasa Lainnya 1.200.382.000 1.168.063.736 97,31% 1.200.382.000

5231 Belanja Pemeliharaan 6.693.831.000 6.426.045.329 96,00% 6.693.831.000

523111 Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 3.177.200.000 3.039.261.274 95,66% 3.177.200.000

523112Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Gedung dan

Bangunan200.000.000 181.488.400 90,74% 200.000.000

523121 Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 2.664.881.000 2.597.858.442 97,48% 2.664.881.000

523191Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Lainnya

400.000.000 386.335.815 96,58% 400.000.000

523199 Belanja Pemeliharaan Lainnya 251.750.000 221.101.398 87,83% 251.750.000

5241 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 1.760.305.000 1.360.598.497 77,29% 1.760.305.000

524111 Belanja Perjalanan Biasa 59.251.000 47.334.645 79,89% 59.251.000

524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota 243.054.000 123.979.000 51,01% 243.054.000

524114 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 360.000.000 286.118.999 79,48% 360.000.000

524119Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota

1.098.000.000 903.165.853 82,26% 1.098.000.000

5241 Belanja Perjalanan Luar Negeri 292.700.000 129.592.418 44,27% 292.700.000

524211 Belanja Perjalanan Biasa - Luar Negeri 292.700.000 129.592.418 44,27% 292.700.000

C BELANJA MODAL 47.391.905.000 43.966.374.276 92,77% 47.391.905.000

5331 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 10.153.506.000 8.091.407.566 79,69% 10.153.506.000

533121 Belanja Penambahan Nilai Gedung dan Bangunan 10.153.506.000 8.091.407.566 79,69% 10.153.506.000

5321 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 37.238.399.000 35.874.966.710 96,34% 37.238.399.000

532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 37.238.399.000 35.874.966.710 96,34% 37.238.399.000

II Belanja Sumber Dana Badan Layanan Umum 51.116.440.000 43.446.407.626 84,99% 51.116.440.000

525111 Belanja Gaji dan Tunjangan 23.783.700.000 20.885.131.526 87,81% 23.783.700.000

525112 Belanja Barang 6.219.457.000 4.473.848.311 71,93% 6.219.457.000

525113 Belanja Jasa 13.621.766.000 11.244.131.781 82,55% 13.621.766.000

525114 Belanja Pemeliharaan 707.745.000 573.304.450 81,00% 707.745.000

525115 Belanja Perjalanan 822.771.000 402.105.406 48,87% 822.771.000

537112 Belanja Modal Peralatan dan Mesin-BLU 1.724.340.000 1.655.165.652 95,99% 1.724.340.000

537114 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan-BLU 3.700.001.000 3.689.137.000 99,71% 3.700.001.000

537115 Belanja Modal Lainnya-BLU 536.660.000 523.583.500 97,56% 536.660.000

RPD

2094Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnnya pada Program

Pembinaan Pelayanan Kesehatan

MAK Uraian %

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

69

Penggunaan anggaran yang berasal dari APBN (Rupiah Murni) dirinci

sebagai berikut:

A. BELANJA PEGAWAI

Pagu anggaran sebesar Rp. 33.254.436.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 30.930.726.293,- atau terserap 93,01 % berarti hampir

sesuai dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan

yaitu sebesar Rp. 33.254.436.000,-. Realisasi penggunaannya untuk

pembayaran gaji pokok dan tunjangan suami/istri, tunjangan anak,

tunjangan struktural, tunjangan fungsional, tunjangan Pph, tunjangan

Beras, uang makan, tunjangan umum dan uang lembur sampai bulan

Desember 2017.

MAK 2094.994.511111 Belanja Gaji Pokok PNS

Pagu anggaran sebesar Rp. 22.323.411.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 21.217.946.800,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 95,05% berarti hampir sesuai Rencana Penarikan Dana (RPD)

yang sudah direncanakan yaitu sebesar Rp. Rp. 22.323.411.000,- Adapun

realisasi penggunaannya untuk pembayaran gaji pokok dan tunjangan.

MAK 2094.994.511119 Belanja Pembulatan Gaji PNS

Pagu anggaran sebesar Rp. 375.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.

294.579,- terserap sampai bulan Desember 2017 sebesar 78,55% berarti

kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan

yaitu sebesar Rp. 375,000,-. Adapun realisasi penggunaannya untuk

pembulatan gaji PNS.

MAK 2094.994.511121 Belanja Tunjangan Suami/Istri PNS

Pagu anggaran sebesar Rp. 1.510.393.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.476.476.280,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 97,75% berarti hampir sesuai Rencana Penarikan Dana (RPD)

yang sudah direncanakan yaitu sebesar Rp. 1.510.393.000,- Adapun

realisasi penggunaannya untuk Tunjangan Suami/Istri PNS.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

70

MAK 2094.994.511122 Belanja Tunjangan Anak

Pagu anggaran sebesar Rp. 442.125.000,- dan realisasi anggaran sebesar

Rp. 433.009.710,- terserap sampai bulan Desember 2017 sebesar 97,94%

berarti kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah

direncanakan yaitu sebesar Rp. 442.125.000,- Adapun realisasi

penggunaannya untuk Tunjangan anak.

MAK 2094.994.511123 Belanja Tunjangan Struktural

Pagu anggaran sebesar Rp. 410.205,000,- dan realisasi anggaran sebesar

Rp. 402.385.000,- terserap sampai bulan Desember 2017 sebesar 98,09%

berarti hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah

direncanakan yaitu sebesar Rp. 410.205,000,-. Adapun realisasi

penggunaannya untuk Tunjangan struktural.

MAK 2094.994.511124 Belanja Tunjangan Fungsional

Pagu anggaran sebesar Rp. 1.987.230.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.966.007.241,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 98,93% berarti hampir sesuai dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu sebesar Rp. 1.987.230.000,-

Adapun realisasi penggunaannya untuk Tunjangan Fungsional PNS.

MAK 2094.994.511125 Belanja Tunjangan Pph

Pagu anggaran sebesar Rp. 138.973.000,- dan realisasi sebesar Rp.

54.060.023,- terserap sampai bulan Desember 2017 sebesar 38,90%

berarti jauh dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan

yaitu sebesar Rp. 138.973.000,-. Adapun realisasi penggunaannya untuk

Tunjangan Pph.

MAK 2094.994.511126 Belanja Tunjangan Beras

Pagu anggaran sebesar Rp. 1.273.499.000,- dan realisasi sebesar

Rp. 1.216.099.860,- terserap sampai bulan Desember 2017 sebesar

95,49% berarti hampir sesuai Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah

direncanakan yaitu sebesar Rp. 1.273.499.000,- Adapun realisasi

penggunaannya untuk Tunjangan beras.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

71

MAK 2094.994.511129 Belanja Uang Makan

Pagu anggaran sebesar Rp. 3.897.015.000,- dan realisasi sebesar

Rp. 2.996.341.800,- terserap sampai bulan Desember 2017 sebesar

76,89% berarti hampir sesuai dengan Rencana Penarikan Dana (RPD)

yang sudah direncanakan yaitu sebesar Rp. 3.897.015.000,-. Adapun

realisasi penggunaannya untuk uang makan PNS.

MAK 2094.994.511151 Belanja Tunjangan Umum

Pagu anggaran sebesar Rp. 323.330.000,- dan realisasi sebesar Rp.

283.225.000,- terserap sampai bulan Desember 2017 sebesar 87,60%

hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah

direncanakan yaitu sebesar Rp. 323.330.000,-. Adapun realisasi

penggunaannya untuk tunjangan umum.

MAK 2094.994.512211 Belanja Uang Lembur

Pagu anggaran sebesar Rp. 947.880.000,- dan realisasi sebesar Rp.

884.880.000,- terserap sampai bulan Desember 2017 sebesar 93.35%

kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan

yaitu Rp. 947.880.000,-. Adapun realisasi penggunaannya untuk uang

lembur.

B. BELANJA BARANG

Pagu anggaran sebesar Rp. 45.379.475.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 43.307.159.958,- terserap 95,43% berarti hampir sama

dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan

yaitu sebesar Rp. 45.379.475.000,-. Realisasi penggunaannya adalah

untuk belanja keperluan perkantoran, persedian barang komsumsi,

honor operasional satuan kerja,belanja langganan listrik, air,telepon,

belanja sewa, biaya pemeliharaan gedung dan bangunan, biaya

pemeliharaan peralatan dan mesin,biaya perjalanan biasa, biaya

perjalanan dinas dalam kota, biaya perjalanan dinas paket meeting

dalam kota, biaya perjalanan paket meeting luar kota, pengadaan

bahan makanan, penambah daya tahan tubuh.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

72

MAK 2094.512.521112 Belanja Pengadaan Bahan Makanan

Pagu anggaran sebesar Rp. 1.680.000.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.679.984.515,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 100,00% sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang

sudah direncanakan yaitu Rp. 1.680.000.000,- Realisasi

penggunaannya untuk bahan makanan pasien.

MAK 2094.512.521119 Belanja Barang Operasional Lainnya

Pagu anggaran sebesar Rp. 105.000.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 71.399.000,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 68,00% kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang

sudah direncanakan yaitu Rp. 105.000.000,-.

MAK 2094.512.521811 Belanja Barang Persediaan Barang Komsumsi

Pagu anggaran sebesar Rp. 23.207.843.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 22.648.667.185,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 97,59% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 23.207.843.000,-. Realisasi

penggunaannya untuk pengadaan obat-obatan, alkes habis pakai,

operasional lab., bahan radiologi, bahan CSSD, laundry, linen dan

operasional instalasi pemulasaran jenazah.

MAK 2094.512.522191 Belanja Jasa Lainya

Pagu anggaran sebesar Rp. 1.039.085.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.023.227.400,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 98,47% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 1.039.085.000,-.

MAK 2094.512.523199 Belanja Pemeliharaan Lainya

Pagu anggaran sebesar Rp. 251.750.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 221.101.398,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 87,83% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 251.750.000,-.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

73

MAK 2094.994.521111 Belanja Keperluan Perkantoran

Pagu anggaran sebesar Rp. 2.160.454.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 2.153.392.510,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 99,67% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 2.160.454.000,-. Adapun

realisasi penggunaannya untuk biaya rapat, dan biaya cleaning

service.

MAK 2094.994.521113 Belanja Penambah Daya Tahan Tubuh

Pagu anggaran sebesar Rp. 2.717.490.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 2.636.309.370,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 97,01% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 2.717.490.000,-. Realisasi

penggunaannya untuk makanan penambah daya tahan tubuh petugas

medis.

MAK 2094.994.521115 Belanja Honor Operasional Satker

Pagu anggaran sebesar Rp. 513.280.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 511.811.000,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 99,71% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 513.280.000,-. Realisasi

penggunaannya untuk honor pengelola keuangan dan honor pengelola

Sistem Akuntansi Instansi (SAI), pengelola BMN, pengelola belanja

pegawai dan perangkat ULP.

MAK 2094.994.521119 Belanja Barang Operasional Lainnya

Pagu anggaran sebesar Rp. 327.230.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 296.461.275,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 90,60% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 327.230.000,-. Realisasi

penggunaannya untuk pembelian gas instalasi gizi dan pakaian dinas

pegawai.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

74

MAK 2094.994.521211 Belanja Bahan

Pagu anggaran sebesar Rp. 560.600.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 514.608.884,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 91,80% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 560.600.000,-.

MAK 2094. 994.521811 Belanja Barang Persediaan Barang Komsumsi

Pagu anggaran sebesar Rp. 788.360.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 782.745.642,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 99,29% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 788.360.000,-. Realisasi

penggunaannya untuk pengadaan obat-obatan, alkes habis pakai,

operasional lab., bahan radiologi, bahan CSSD, laundry, linen dan

operasional instalasi pemulasaran jenazah.

MAK 2094.994. 522111 Belanja Langganan Listrik

Pagu anggaran sebesar Rp. 2.880.000.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 2.502.519.885,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 86,89% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 2.880.000.000,-. Dana

dialokasikan untuk pembayaran listrik.

MAK 2094.994.522112 Belanja Langganan Telepon

Pagu anggaran sebesar Rp. 192.000.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 159.084.746,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 82,86% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 192.000.000,- yang

dialokasikan untuk pembayaran telepon sampai dengan bulan

Desember.

MAK 2094.994.522113 Belanja Langganan Air

Pagu anggaran sebesar Rp. 300.000.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 265.875.966,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 88,63% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

75

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 300.000.000,- yang

dialokasikan untuk pembayaran air sampai dengan bulan Desember.

MAK 2094. 994.522113 Belanja Jasa Lainnya

Pagu anggaran sebesar Rp. 161.300.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 144.836.336,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 89,79% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 161.300.000,- yang

dialokasikan untuk pengelola limbah B3, monitoring kualitas

lingkungan, pembayaran labu darah PMI dan pembacaan TLD Badge.

MAK 2094.994.523111 Belanja Pemeliharaan Gedung & Bangunan

Pagu anggaran sebesar Rp. 3.117.200.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 3.039.261.274,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 95,66% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 3.117.200.000,- yang

dialokasikan untuk suku cadang pemeliharaan.

MAK 2094.994.523112 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan

Gedung & Bangunan

Pagu anggaran sebesar Rp. 200.000.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 181.488.400,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 90,74% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 200.000.000,- yang

dialokasikan untuk suku cadang pemeliharaan.

MAK 2094.994.523121 Belanja Pemeliharaan Peralatan & Mesin

Pagu anggaran sebesar Rp. 2.664.881.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 2.597.858.442,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 97,48% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 2.664.881.000,- yang

dialokasikan untuk pemeliharaan genset, lift, alkes dan non alkes,

kalibrasi, dan kendaraan dinas.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

76

MAK 2094.994.523191 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan

Lainnya

Pagu anggaran sebesar Rp. 400.000.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 386.335.815,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 96,58% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 400.000.000,- yang

dialokasikan untuk suku cadang pemeliharaan lainnya.

MAK 2094.994.524111 Belanja Perjalanan Biasa

Pagu anggaran sebesar Rp. 59.251.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 47.334.645,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 79,89% kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang

sudah direncanakan yaitu Rp. 59.251.000,-.

MAK 2094.994.524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota

Pagu anggaran sebesar Rp. 243.054.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 123.979.000,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 51,01% kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang

sudah direncanakan yaitu Rp. 243.054.000,-.

MAK 2094.994.524114 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting

Dalam Kota

Pagu anggaran sebesar Rp. 360.000.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 286.118.999,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 79,48% kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang

sudah direncanakan yaitu Rp. 360.000.000,-.

MAK 2094.994.524119 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar

Kota

Pagu anggaran sebesar Rp. 1.098.000.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 903.165.853,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 82,26% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 1.098.000.000,-.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

77

MAK 2094.994.524211 Belanja Perjalanan Biasa - Luar Negeri

Pagu anggaran sebesar Rp. 292.700.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 129.592.418,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 44,27% kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang

sudah direncanakan yaitu Rp. 292.700.000,-.

C. BELANJA MODAL

Pagu anggaran sebesar Rp. 50.970.906.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 44.110.419.276,- terserap 86,54% berarti hampir sama

dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan

yaitu sebesar Rp. 50.970.906.000,- Realisasi penggunaannya adalah

untuk pembelian alkes, non alkes dan renovasi gedung rumah sakit.

MAK 2094.506.533121 Belanja Penambahan Nilai Gedung dan

Bangunan

Pagu anggaran sebesar Rp. 10.153.506.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 8.091.407.566,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 79,69% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 8.091.407.566,- yang

dialokasikan untuk renovasi gedung IGD, pembangunan poli MDR-TB,

Renovasi Poliklinik.

MAK 2094.507.532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Pagu anggaran sebesar Rp. 14.998.982.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp.13.834.927.764,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 92,24% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 14.998.982.000,-

dialokasikan untuk pengadaan sarana dan prasarana rumah sakit.

MAK 2094.507.532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Pagu anggaran sebesar Rp. 22.239.417.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp.22.040.038.946,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 99,10% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana

(RPD) yang sudah direncanakan Rp. 22.239.417.000,- dialokasikan

untuk pembelian alkes dan non alkes.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

78

Penggunaan anggaran yang berasal dari BLU dirinci sebagai berikut :

A. BELANJA BARANG

Pagu anggaran sebesar Rp. 45.155.439.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 37.578.521.474,- terserap 83,22% berarti hampir sama

dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan

yaitu sebesar Rp. 45.155.439.000,- Realisasi penggunaannya adalah

untuk belanja gaji dan tunjangan, belanja barang, belanja jasa, belanja

pemeliharaan dan belanja perjalanan.

MAK 2094.509.525111 Belanja Gaji & Tunjangan

Pagu anggaran sebesar Rp. 23.783.700.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp.20.885.131.526- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 87,81% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD)

yang sudah direncanakan sebesar Rp. 23.783.700.000,- dialokasikan

untuk pembayaran Remunerasi PNS.

MAK 2094.509.525112 Belanja Barang

Pagu anggaran sebesar Rp. 6.219.457.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp.4.473.848.311,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 71,93% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD)

yang sudah direncanakan sebesar Rp. 6.219.457.000,- dimana

alokasinya digunakan untuk alkes habis pakai, belanja keperluan kantor

dan bahan komputer, bahan/alat kegiatan diklit, pelaksanaan

akreditasi,pengembangan website, kegiatan penelitian dan pengkajian,

bahan operasional lainnya.

MAK 2094.509.525113 Belanja Jasa

Pagu anggaran sebesar Rp. 10.259.685.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp.11.244.131.781,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 82,55% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD)

yang sudah direncanakan sebesar Rp. 10.259.685.000,- dimana

realisasi penggunaannya untuk biaya Konsultan Auditor Independen,

kegiatan diklat, gaji pegawai honor dan kegiatan pengkajian dan

penelitian.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

79

MAK 2094.509.525114 Belanja Pemeliharaan

Pagu anggaran sebesar Rp. 707.745.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp.573.304.450,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 81,00% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD)

yang sudah direncanakan sebesar Rp. 707.745.000,- dimana realisasi

penggunaannya untuk pemeliharaan gedung dan bangunan.

MAK 2094.509.525115 Belanja Perjalanan

Pagu anggaran sebesar Rp. 822.771.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 402.105.406,- terserap sampai bulan Desember 2017

sebesar 48,87% kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang

sudah direncanakan sebesar Rp. 822.771.000,- dimana realisasi

penggunaannya untuk perjalanan dinas dalam dan luar kota.

B. BELANJA MODAL

Pagu anggaran sebesar Rp. 5.961.001.000,- dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 5.867.886.152,- terserap 98,44% berarti hampir sama

dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan

yaitu sebesar Rp. 5.961.001.000,- Realisasi penggunaannya adalah

untuk pembangunan jalan, pembelian alkes dan non alkes.

Realisasi belanja sebesar 161.650.668.153 dari total pagu belanja TA 2017

sebesar Rp. 177.142.256.000 atau 91,25 % meningkat daripada realisasi

belanja tahun sebelumnya sebesar 85,55% disebabkan adanya kebijakan

efisiensi angaran dari pemerintah pusat.

c. Sumber Daya Sarana dan Prasarana

Sumber Daya Sarana dan Prasarana pada tahun 2017 dari data Barang

Milik Negara (BMN) diuraikan sebagai berikut :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

80

BMN INTRAKOMPTABLE

Saldo Awal (1 januari 2017) : Rp 280.050.379.992

Penambahan : Rp 134.569.661.353

Pengurangan : Rp 18.606.430.863

Saldo Akhir (31 Desember 2017) Rp 396.013.610.482

BMN EKSTRAKOMPTABLE

Saldo Awal (1 Januari 2017) : Rp 263.632.095

Penambahan : Rp 10.241.415

Pengurangan : Rp -

Saldo Akhir (31 Desember 2017) : Rp 273.873.510

BMN GABUNGAN (INTRAKOMPTABLE DAN EKSTRAKOMPTABLE)

Saldo Awal (1 Januari 2017) : Rp 280.314.012.087

Penambahan : Rp 134.579.902.768

Pengurangan : Rp 18.606.430.863

Saldo Akhir (31 Desember 2017) : Rp 396.287.483.992

BMN ASET TAK BERWUJUD

Saldo Awal (1 Januari 2017) : Rp 428.723.294

Penambahan : Rp 104.984.000

Pengurangan : Rp -

Saldo Akhir (31 Desember 2017) : Rp 533.707.294

KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

Saldo Awal (1 Januari 2017) : Rp -

Penambahan : Rp -

KDP yang menjadi aset definitif : Rp -

Saldo Akhir (31 Desember 2017) : Rp -

C. Realisasi Anggaran

RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso, Jakarta dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsi didukung oleh anggaran DIPA Tahun 2017 sebesar Rp.

177.142.256.000,- terdiri dari:

Rupiah Murni (RM) Rp. 126.025.816.000,-

BLU Rp. 51.116.440.000,-

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

81

Tabel 3.6

Realisasi Anggaran RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2017

No Uraian Kegiatan Pagu

Realisasi (SP2D) %

Capaian Awal Revisi

BELANJA RM

1 Belanja Pegawai 33.254.436.000 33.254.436.000 30.930.726.293 93,01%

2 Belanja Barang 50.079.475.000 45.379.475.000 43.307.159.958 95,43%

3 Belanja Modal 35.839.650.000 47.391.905.000 43.966.374.276 92,77%

Sub Total (RM) 119.173.561.000 126.025.816.000 118.204.260.527 93,79%

BELANJA BLU

1 Belanja Pegawai - - - -

2 Belanja Barang 34.000.000.000 45.155.439.000 37.578.521.474 83,22%

3 Belanja Modal 1.000.000.000 5.961.001.000 5.867.886.152 98,44%

Sub Total (BLU) 35.000.000.000 51.116.440.000 43.446.407.626 84,99%

TOTAL (RM +

BLU) 154.173.561.000 177.142.256.000 161.650.668.153 91,25%

Adapun realisasi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso sampai dengan bulan

Desember 2017 adalah sebagai berikut:

1. Pagu Anggaran DIPA 2017 sebesar Rp. 177.142.256.000,- realisasi

sebesar Rp. 161.650.668.153 atau terserap 91,25 % berarti kurang

dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan yaitu

sebesar Rp. 177.142.256.000,- namun masih dalam batas kewajaran.

2. Pagu anggaran belanja pegawai sebesar Rp. 33.254.436.000,- realisasi

sebesar Rp. 30.930.726.293,- atau terserap 93,01% berarti hampir

sesuai dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah

direncanakan yaitu sebesar Rp. 33.254.436.000,-

3. Pagu anggaran belanja barang sebesar Rp. 90.534.914.000,- realisasi

sebesar Rp. 80.885.681.432,- atau terserap 89,34% berarti hampir

sesuai dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah

direncanakan yaitu sebesar Rp. 90.534.914.000,- namun masih dalam

batas kewajaran.

4. Pagu anggaran belanja modal sebesar Rp. 53.352.906.000,- realisasi

sebesar Rp. 49.834.260.428,- atau terserap 93,40% berarti kurang dari

Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan yaitu

sebesar Rp. 53.352.906.000,-

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

82

BAB IV

PENUTUP

Kinerja RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso sebagai Badan Layanan Umum

bidang kesehatan tahun 2017 dalam meningkatkan pelayanan kesehatan,

pendidikan dan penelitian dapat dilihat melalui hasil pengukuran capaian target

tiap-tiap indikator yang mendukung sasaran strategis sesuai dengan dokumen

Rencana Strategis Bisnis RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso Tahun 2015-2019 serta

dari capaian pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang menjadi tugas pokok dan

fungsi di tiap-tiap unit kerja. Pada umumnya kinerja pelaksana kegiatan yang

mendukung program-program yang ada sebagian besar telah mencapai target

yang telah direncanakan, adapun penyebab kegagalan yang terjadi antara lain

karena kurangnya dukungan anggaran yang didapat.

Keberhasilan yang telah diraih pada tahun 2017 agar dipertahankan dan

bila mungkin ditingkatkan serta menjadi tolak ukur bagi pelaksana kegiatan-

kegiatan di masa mendatang. Selain itu diharapkan seluruh unit kerja yang ada

di RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso senantiasa bekerja secara efektif dan efisien.

Terkait hal-hal yang menghambat tercapainya target, agar segera ditemukan

solusi serta alternatif penyelesaiannya dengan mengedepankan profesionalisme

sebuah lembaga negara yang akuntabel.

Laporan Akuntabilitas Kinerja RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso ini selain

merupakan media pertanggungjawaban kinerja, juga diharapkan dapat

digunakan sebagai alat komunikasi dan bahan masukan bagi para pemangku

jabatan baik dilingkungan RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso maupun di tingkat

Kementerian Kesehatan RI dalam rangka peningkatan kinerja dimasa yang akan

datang.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

83

Lampiran 1

Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2017

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

84

Lampiran 2

Perjanjian Kinerja Tahun 2017

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

85

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

86

Lampiran 3 Kamus indikator Kinerja

KPI-1 : Kepuasan Pasien

Perspektif Stakeholder

Sasaran

Strategis

Terwujudnya Kepuasan Stakeholder

Judul KPI Kepuasan Pasien

Dimensi Mutu Kenyamanan

Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu

memberikan kepuasan stakeholder

Definisi

operasional

Kepuasan Stakeholder adalah pernyataan tentang persepsi

stakeholder terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh

RS. Kepuasan stakeholder dapat dicapai apabila pelayanan yang

diberikan sesuai atau melampaui harapan pelanggan. Hal ini dapat

diketahui dengan melakukan survey kepuasan stakeholder untuk

mengetahui tingkat kepuasan stakeholder berdasarkan penilaian

SERVQUAL yang meliputi Realibility, Assurance,Tangible, Emphaty,

Responsiveness (RATER). Stakeholder yang dimaksud adalah

pasien. Survey dilakukan 1 tahun sekali.

Frekuensi

Pengumpulan

Data

Tahunan

Periode

Analisa

Tahunan

Numerator Jumlah kumulatif penilaian kepuasan pasien yang disurvey

Denominator Jumlah seluruh pasien yang di survey

Inklusi Pasien rawat inap yang telah dirawat inap 2 x 24 jam

Pasien rawat jalan yang telah berkunjung lebih dari 1 kali

Eksklusi Pasien dengan gangguan jiwa, tidak sadar dan pasien anak yang

belum mengerti survey

Formula Jumlah kumulatif penilaian kepuasan pelanggan yang disurvey x 100%

Jumlah seluruh pasien yang di survey

Wilayah

Pengamatan

Rawat Inap & Rawat Jalan

Bobot KPI 5 %

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

87

Sumber Data Hasil survey kepuasan pelanggan

Standar /

Target

2015 2016 2017 2018 2019

65% 70% 75% 80% 85%

PIC Bagian P&A, Komite Mutu dan Keselamatan Pasien

KPI-2 : Kepuasan Staff

Perspektif Stakeholder

Sasaran

Strategis

Terwujudnya Kepuasan Stakeholder

Judul KPI Kepuasan Staff

Dimensi Mutu Kenyamanan

Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu

memberikan kepuasan staff

Definisi

operasional

Kepuasan staf adalah pernyataan tentang persepsi staff terhadap

jasa pelayanan yang diberikan oleh unit kerja lain. Kepuasan staff

dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau

melampaui harapan staff. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan

survey kepuasan staff.

Frekuensi

Pengumpulan

Data

Tahunan

Periode

Analisa

Tahunan

Numerator Jumlah kumulatif penilaian kepuasan staff yang disurvey

Denominator Jumlah seluruh staff

Formula Jumlah kumulatif penilaian kepuasan staff yang disurvey X

100 Jumlah seluruh staff

Wilayah

Pengamatan

Seluruh unit kerja

Bobot KPI 3%

Sumber Data Hasil survey kepuasan staff

Standar /

Target

2015 2016 2017 2018 2019

65 % 70% 75% 80% 85%

PIC Bagian Perencanaan dan Anggaran, Bagian Umum

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

88

KPI-3 : Kepuasan Peserta Didik

Perspektif Stakeholder

Sasaran

Strategis

Terwujudnya Kepuasan Stakeholder

Judul KPI Kepuasan Peserta Didik

Tujuan Terwujudnya kepuasan peserta didik selama menempuh pendidikan

di RSPI-SS

Definisi

operasional

Peningkatan kepuasan peserta didik selama menempuh pendidikan

di RSPI –SS , terhadap:

d. keandalan tenaga pendidik ( dokter pendidik, klinis, staf medis,

clinical instructor,

e. daya tanggap instalasi diklat dalam memberikan jasa dengan

cepat dan tepat serta mengatas keluhan

f. kepastian instalasi diklat dalam memberikan jasa pendidikan

sesuai kualitas yang dijanjikan

g. penampilan fasilitas fisik sarana dan prararana (berupa

kelengkapan, kebersihan, cara penataan)

Frekuensi

Pengumpulan

Data

Tahunan

Periode

Analisa

Tahunan

Numerator Tingkat kepuasan peserta didik terhadap keandalan tenaga

pendidik( dokter klinis, staf medis, clinical instructor)

Tingkat kepuasan peserta didik terhadap daya tanggap instalasi

diklat dalam memberikan jasa dengan cepat dan teoat serta

mengatasi keluhan

Tingkat kepuasan peserta didik terhadap kepastian instalasi

diklat dalam memberikan jasa pendidikan sesuai kualitas yang

dijanjikan

Tingkat kepuasan peserta didik terhadap penampilan fasilitas

fisik sarana dan prararana (berupa kelengkapan, kebersihan,

cara penataan)

Denominator 1 (satu) tahun

Formula Tingkat kepuasan peserta didik/tahun

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

89

Bobot KPI 3%

Diklat Diklat

Standar /

Target

(meningkat 5%

setiap tahun

dari hasil

survey yang

akan

dilaksanakan

tahun 2015)

2015 2016 2017 2018 2019

Survey

2015

+ 5% + 5% + 5% + 5%

PIC Instalasi Diklat

KPI - 4 : Persentase (%) Komplain Yang Ditindaklanjuti

Perspektif Stakeholder

Sasaran Strategis Terwujudnya Kepuasan Stakeholder

Judul KPI Persentase (%) Komplain Yang Ditindaklanjuti

Dimensi Mutu Kenyamanan

Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu

memberikan kepuasan pelanggan

Definisi

operasional

Penanganan pengaduan/komplain adalah jumlah pengaduan/komplain

tertulis yang dilaporkan ke unit pengelola pelayanan pelanggan dan

telah direspon/ditindaklanjuti oleh manajemen rumah sakit dalam

periode satu tahun, dibandingkan dengan jumlah semua

pengaduan/komplain tertulis yang dilaporkan dalam periode tahun

yang sama

Frekuensi

Pengumpulan

Data

Bulanan

Periode Analisa Triwulanan

Numerator Jumlah komplain yang ditindaklanjuti oleh manajemen

Denominator Jumlah seluruh complain yang diterima baik melalui sms, kotak

saran ataupun melalui customer service

Inklusi Seluruh complain tertulis yang disampaikan oleh pasien

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

90

Eksklusi Seluruh complain tidak tertulis yang disampaikan oleh pasien

Formula Jumlah komplain yang ditindaklanjuti oleh manajemen

Jumlah seluruh complain yang diterima baik melalui sms,

kotak saran ataupun melalui customer service

Target Sampel &

Ukuran Sampel

Seluruh complain tertulis

Wilayah

pengamatan

Humas dan Customer Care

Bobot KPI 5%

Sumber Data Humas dan Customer Care

Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019

100% 100% 100% 100% 100%

PIC Humas dan Customer Care

KPI 5- Jumlah RS Regional Pelayanan Infeksi

Perspektif Stakeholder

Sasaran Strategis Terwujudnya peran strategis sebagai pusat infeksi Nasional

Judul KPI Jumlah RS Regional Pelayanan Infeksi

Dimensi Mutu Akses, Kesinambungan, dan Jejaring RegionalPelayananPenyakit

Infeksi

Tujuan Terselenggaranya Pembinaan pada fasilitas pelayanan kesehatan

lainnya dalam rangka peningkatan akses dan peningkatan kualitas

pelayanan penyakit infeksi

Definisi

operasional

Rumah Sakit Regional adalah rumah sakit yang berada di sekitar

Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) yang akan dijadikan sister

hospitalatau Jejaring dalam rangka peyelenggaraan pelayanan penyakit

infeksi. RSPImemberikan sharring pembinaan kepada rumah sakit

regional dalam hal: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

khususnya mengenai:Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI),

penanganan pasien isolasi PINERE.

Frekuensi 1 Tahun

Periode Analisa 1 Tahun

X 100 %

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

91

Formula Jumlah RS yang menjadi Regional Pelayanan Infeksi

Bobot KPI 4 %

Sumber Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta

Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019

0 1 1 2 2

PIC Direktur Medik dan Keperawatan

KPI 6- Angka HAIs

Perspektif Stakeholder

Sasaran Strategis Terwujudnya peran strategis sebagai pusat infeksi Nasional

Judul KPI Angka HAI’s

Dimensi Mutu Efektivitas dan Keselamatan Pasien

Tujuan Terwujudnya penurunan angka HAI’s

Definisi operasional Healthcare-associated infections” (HAIs) adalah kejadian

infeksi difasilitas pelayanan kesehatan baik pada pasien,

pengunjung, ataupun petugas kesehatan akibat tindakan

medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak sesuai

prosedur.

Angka HAIs adalah jumlah kejadian infeksi di rumah sakit

sesuai dengan kriteria masing-masing

Adapun HAIs terdiri dari sebagai berikut :

5. IADP (Infeksi Aliran Darah Primer);

6. VAP (Ventilator associated Pneumonia) ;

7. ISK (Infeksi Saluran Kemih);

8. IDO (Infeksi Daerah Operasi).

Definisi masing – masing terlampir dalam kamus indicator

Frekuensi Pengumpulan

Data

Harian

Periode Analisa Bulanan

Numerator Sesuai lampiran ( masing – masing indikator )

Denominator Sesuai lampiran ( masing – masing indikator )

Formula Sesuai lampiran ( masing – masing indikator )

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

92

Bobot KPI 5 %

Sumber Data Rawat Inap, ICU, OK, IGD

Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019

Baseline Baseline 10% 10% 10%

PIC Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

KPI 7- Jumlah layanan Unggulan Penyakit Infeksi

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya Layanan Unggulan Infeksi termasuk PINERE

Judul KPI Jumlah Layanan Unggulan Penyakit Infeksi

Dimensi Mutu Efektivitas dan kualitas Pelayanan unggulan Penyakit Infeksi

Tujuan Terselenggaranya layanan unggulan penyakit infeksi yang

berkualitas

Definisi operasional Layanan Unggulan Penyakit Infeksi adalah suatu kegiatan

pemberian pelayanan penyakit infeksi yang sesuai dengan

standar pelayanan terkini

Yang menjadi unggulan penyakit Infeksi adalah:

7. TB-HIV

8. Difteri

9. Toxoplasmosis

10. Demam Dengue

11. Rabies

12. PINERE

Frekuensi 1 Tahun

Periode Analisa 1 Tahun

Numerator Jumlah penyakit infeksi yang diunggulkan

Denominator Jumlah seluruh penyakit infeksi yang diunggulkan

Formula Jumlah penyakit infeksi yang diunggulkan

Jumlah seluruh penyakit infeksi yang diunggulkan

Bobot KPI 5 %

Sumber Data SMF

Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019

2 2 2 2 2

X 100%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

93

PIC Kepala SMF terkait

KPI 8- Persentase (%) Capaian Indikator BBT

Perspektif Internal Business Process

Sasaran Strategis Terwujudnya pengelolaan Bank Bahan Biologi Tersimpan (BBT)

berbasis biosafety dan biosecurity

Judul KPI Persentase (%) Capaian Indikator Bahan Biologi Tersimpan

Dimensi Mutu kualitas, keamanan dan aksesibilitas sesuai standar akreditasi

internasional

Tujuan Terselenggaranya fasilitas bahan biologi tersimpan sebagai

sumber daya hayati yang dapat didayagunakan dalam penelitian

dan pendidikan

Definisi operasional Persentase jumlah BBT yang disimpan

Frekuensi

Pengumpulan Data

Sesuai jumlah sampel penelitian yang ada

Periode Analisa 3 bulanan

Numerator Jumlah sampel suatu mikroorganisme yang tersimpan

Denominator Jumlah sampel suatu mikroorganisme yang tersimpan dengan

hasil pemeriksaan positif

Formula Jumlah sampel suatu mikroorganisme yang

tersimpan dengan hasil pemeriksaan positif

Jumlah sampel suatu mikroorganisme yang

tersimpan

Bobot KPI 5 %

Sumber Data Laboratorium pelayanan & penelitian

Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019

100% 100% 100% 100% 100%

PIC Dir. PPI&PM

X 100%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

94

KPI 9- Jumlah kajian / clinical research yang memanfaatkan data dan BBT

Perspektif Internal Business Process

Sasaran Strategis Terwujudnya pengelolaan Bank BBT berbasis biosafety dan

biosecurity

Judul KPI Jumlah kajian / penelitian ( clinical research) yang memanfaatkan

data dan BBT

Dimensi Mutu Hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam bentuk basic research,

translational research dan atau dipublikasikan

Tujuan Mendapatkan hasil penelitian dalam bentuk basic research dan

translational research

Definisi operasional Peningkatan jumlah kajian / penelitian yang menggunakan data

informasi BBT dan BBT (berupa spesimen (yang berupa spesimen

murni, isolat, DNA/RNA) yang diambil dari pasien klinis yang

diperlakukan sebagai BBT, dan ditujukan untuk mendapatkan hasil

peneltiian dalam bentuk basic research & translational research

Frekuensi

Pengumpulan Data

Sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan

Periode Analisa Sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan

Numerator Banyaknya clinical research yang memanfaatkan BBT

Denominator 1 tahun

Formula Banyaknya clinical research yang memanfaatkan BBT dalam 1

tahun

Bobot KPI 5 %

Sumber Data Laporan laboratorium khusus penelitian

Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019

2 2 2 3 3

PIC Dir. PPI&PM

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

95

KPI 10- Hasil Kajian/ Penelitian Translational yang diaplikasikan pada

Standar Pelayanan

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya penguatan RS untuk kajian dan penelitian

Judul KPI Hasil kajian/penelitian Translational yang diaplikasikan pada standar

pelayanan

Dimensi Mutu Penguatan RS untuk kajian dan uji linik

Tujuan Hasil kajian/penelitian Translational dapat diaplikasikan pada

standar pelayanan

Definisi operasional Peningkatan jumlah kajian & penelitian yang dapat dimanfaatkan

sebagai bahan masukan penyusunan Norma Standar Prosedur

Kriteria / NSPK (translational research)

Frekuensi

Pengumpulan Data

Tahunan

Periode Analisa 6 bulanan

Numerator Jumlah kajian &penelitian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan

masukan penyusunan NSPK

Denominator Jumlah seluruhkajian &penelitian di RSPISS

Formula Jumlah kajian &penelitian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan

masukan penyusunan NSPKdibagi Jumlah seluruhkajian

&penelitian di RSPISS

Bobot KPI 5 %

Sumber Data Direktorat PPIPM

Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019

2 0 4 5 6

PIC Dir. PPI&PM

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

96

KPI 11- Jumlah Kajian/ Penelitian yang dipublikasikan Nasional dan

Internasional

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya penguatan RS untuk kajian dan penelitian

Judul KPI Jumlah Kajian / Penelitian yang dipublikasikan nasional dan

internasional

Dimensi Mutu Penguatan RS untuk kajian dan uji linik

Tujuan Penelitian yang dipublikasikan nasional dan internasional

Definisi operasional Banyaknya hasil karya ilmiah yang dipublikasikan baik nasional dan

internansional

Frekuensi

Pengumpulan Data

Tahunan

Periode Analisa 6 bulanan

Numerator Jumlah hasil karya ilmiah yang dipublikasikan baik nasional dan

internasional

Denominator 1 tahun

Formula Jumlah hasil karya ilmiah yang dipublikasikan nasional dalam 1

tahun ditambah jumlah hasil karya ilmiah yang dipublikasikan

internasional dalam 1 tahun

Bobot KPI 5 %

Sumber Data Direktorat PPIPM

Target 2015 2016 2017 2018 2019

Nasional

Internasional

3

1

3

2

5

3

6

3

8

3

PIC Dir. PPI&PM

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

97

KPI 12- penerapan modul Infeksi Terintegrasi Pendidikan, Pelayanan dan

Penelitian

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya integrasi pendidikan berbasis AHS, pelayanan dan

penelitian

Judul KPI Penerapan modul Infeksi Terintegrasi Pendidikan, Pelayanan dan

Penelitian

Dimensi Mutu Efektifitas pelayanan dan keselamatan pasien

Tujuan Mengoptimalkan fungsi RSPI sebagai rumah sakit pendidikan penyakit

infeksi

Definisi

operasional

Modul pendidikan dibidang infeksi yang disusun berbasis AHS yang

terintegrasi pelayanan dan penelitian , serta dapat diimplementasikan

dalam pemberian pelayanan

Frekuensi

Pengumpulan

Data

Tahunan

Periode Analisa Satu tahun

Numerator Jumlah modul pendidikan di bidang infeksi

Denominator Jumlah modul pendidikan di bidang infeksi berbasis AHS yang

terintegrasi pelayanan dan penelitian, yang dapat dimplementasikan

dalam pemberian pelayanan

Formula Jumlah modul pendidikan di bidang infeksi x 100 %

Jumlah modul pendidikan di bidang infeksi berbasis AHS

yang terintegrasi pelayanan dan penelitian, yang dapat

diimplementasikan dalam pemberian pelayanan

Bobot KPI 5 %

Sumber Data Instalasi Diklat, SMF, Ins Penelitian

Target 2015 2016 2017 2018 2019

70% 75% 80% 80% 80%

PIC Dit PPI PM, Dit M & K

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

98

KPI 13 - % Peserta didik yang berhasil menangani kasus sulit infeksi

dengan kualitas yang baik

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya integrasi pendidikan berbasis AHS, pelayanan dan

penelitian

Judul KPI % Peserta didik yang berhasil menangani kasus sulit infeksi dengan

kualitas yang baik

Dimensi Mutu Peserta didik berhasil manangani kasus sulit infeksi dengan baik

sesuai standar pelayanan medis

Tujuan Peserta didik mampu menangani dengan baik kasus sulit infeksi

sesuai standar pelayanan medis

Definisi

operasional

% peserta didik yang dapat menangani dengan baik sesuai standar

pelayanan medik, kasus penyakit infeksi dengan komplikasi yang

memerlukan penanganan berbagai disiplin ilmu dan atau ditentukan

oleh dokter yang merawat

Frekuensi

Pengumpulan

Data

Tahunan

Periode Analisa Tahunan

Numerator Jumlah peserta didik yang dapat menangani

kasus infeksi sulit sesuai standar pelayanan medik

Denominator Jumlah peserta didik yang terlibat dalam penanganan kasus infeksi

sulit

Formula = Jumlah peserta didik yang dapat menangani

kasus infeksi sulit sesuai standar pelayanan medik X 100%

Jumlah peserta didik yang terlibat dalam penanganan

kasus infeksi sulit

Bobot KPI 5 %

Sumber Data Instalasi Diklat, SMF

Target 2015 2016 2017 2018 2019

60% 70% 75% 80% 85%

PIC Ka.Instalasi Diklat, Ka SMF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

99

KPI 14- Jumlah jenis kasus sulit baru yang menjadi model (pelayanan,

penelitian dan pendidikan)

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya integrasi pendidikan berbasis AHS, pelayanan dan

penelitian

Judul KPI Jumlah jenis kasus sulit baru yang menjadi model (pelayanan,

penelitian dan pendidikan)

Dimensi Mutu Penanganan kasus sulit baru penyakit infeksi yang menjadi

model untuk peserta didik

Tujuan Menjadikan RSPI sebagai pioneer/pemrakarsa model (yan, lit,

Kasus penyakit infeksi yang baru muncul atau jarang ditemukan,

dengan komplikasi yang memerlukan penanganan berbagai

disiplin ilmu, dan atau ditentukan oleh dokter yang merawat,

yang menjadi contoh penanganan kasus sulit baru penyakit

infeksi bagi pendidikan, penelitian dan pelayanan

Definisi operasional Kasus penyakit infeksi yang baru muncul atau jarang ditemukan,

dengan komplikasi yang memerlukan penanganan berbagai

disiplin ilmu, dan atau ditentukan oleh dokter yang merawat,

yang menjadi contoh penanganan kasus sulit baru penyakit

infeksi bagi pendidikan, penelitian dan pelayanan

Frekuensi

Pengumpulan Data

Tahunan

Periode Analisa Satu tahun

Numerator Jumlah kasus penyakit infeksi yang baru muncul atau jarang

ditemukan, dengan komplikasi yang memerlukan penanganan

berbagai disiplin ilmu, dan atau ditentukan oleh dokter yang

merawat, yang menjadi contoh penanganan kasus sulit baru

penyakit infeksi bagi pendidikan, penelitian dan pelayanan

Denominator 1 tahun

Formula Jumlah kasus penyakit infeksi yang baru muncul atau jarang

ditemukan, dengan komplikasi yang memerlukan penanganan

berbagai disiplin ilmu, dan atau ditentukan oleh dokter yang

merawat, yang menjadi contoh penanganan kasus sulit baru

penyakit infeksi bagi pendidikan, penelitian dan pelayanan dalam

1 tahun

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

100

Bobot KPI 5 %

Sumber Data Diklat, SMF

Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019

1 1 1 1 1

PIC Ka. Instalasi Diklat, Ka. SMF

KPI 15- RS Terakreditasi Nasional dan Internasional

Perspektif Stakeholder

Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Manajemen RS yang profesional berbasis Good

Clinical Governance

Judul KPI RS Terakreditasi Nasionaldan Internasional

Dimensi Mutu Keamanan dan Keselamatan Pasien

Tujuan - Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang terstandar

Akreditasi Nasional danInternasional

- Untuk Meningkatkan budaya keselamatan dan budaya mutu di

rumah sakit

Definisi operasional Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga

independen baik dari dalam atau pun luar negeri, biasanya non

pemerintah, melakukan assesmen terhadap rumah sakit

berdasarkan standar akreditasi yang berlaku. Rumah sakit yang

telah terakreditasi akan mendapatkan pengakuan dari Pemerintah

karena telah memenuhi standar pelayanan dan managemen yang

ditetapkan. Pelaksana akreditasi RS nasional adalah KARS (Komisi

Akreditasi Rumah Sakit) yang merupakan suatu lembaga

independen dalam negeri. Sedangkan pelaksanan akreditasi

internasional adalah JCI (Joint Commission International) adalah

merupakan badan akreditasi non profit yang berpusat di Amerika

Serikat dan bertugas menetapkan dan menilai standar performa para

pemberi pelayanan kesehatan.

Serta Sistem Manajemen Terstandarisasi Internasional adalah sistem

dimana baik peralatan, pelayanan yang diberikan berstandar

internasional antara lain mengupayakan umpan balik baik positif

maupun negatif dari customer secara langsung. Beberapa standar yang

harus dipenuhi adalah proses komunikasi berjalan dengan baik dan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

101

efektif sesuai dengan sasaran sistem dan komitmen manajemen antara

lain Radiologi (Quattro), Laboratorium (ISO), Farmasi, Gizi dll

Standar Akreditasi Nasional yaitu :

5. Kelompok Standar Fokus pada Pasien;

6. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit;

7. Kelompok Sasaran Keselamatan Pasien;

8. Kelompok Sasaran MDGs (Millenium Development Goals) :

Tambahan untuk penilaian akreditasi nasional : Penurunan angka

kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu, Penurunan angka

kesakitan HIV/AIDS, Penurunan angka kesakitan TB).

Standar Akreditasi Internasional yaitu :

4. Kelompok Standar Fokus pada Pasien;

5. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit;

6. Kelompok Sasaran Keselamatan Pasien;

Frekuensi

Pengumpulan Data

3 Tahunan

Periode Analisa 3 Tahun

Formula Sesuai standar masing- masing

Wilayah

Pengamatan

Seluruh unit pelayanan, administrasi dan manajemen

Bobot KPI 5 %

Sumber Data Seluruh unit pelayanan, administrasi dan manajemen

Standar / Target Lulus Paripurna

2015

Nasional

2016

Internasional

2017

-

2018

Nasional

2019

Internasional

PIC KomiteMutu dan Keselamatan Pasien , Seluruh Ka. Instalasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

102

KPI 16- % capaian indikator medik

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Manajemen RS yang profesional berbasis

Good Clinical Governance

Judul KPI Persen (%) Capaian Indikator Medik

Dimensi Mutu Efektivitas dan Keselamatan Pasien

Tujuan Terselenggaranyakualitas pelayanan berbasis good clinical

governance

Definisi operasional Indikator medik adalah alat ukur yang digunakan untuk menilai

sejauhmana kualitas pelayanan dilaksanakan di unit pelayanan

RSPI Indikator medik meliputi sbb:

3. SMF Paru : Complete treatment TB, Cure Rate TB

4. SMF Anak : Penggunaan anti biotika pada Diare

Definisi masing – masing indikator terlampir dalam kamus indikator

klinik.

Frekuensi

Pengumpulan Data

Bulanan

Periode Analisa Triwulan

Numerator Sesuai lampiran ( masing – masing indikator )

Denominator Sesuai lampiran ( masing – masing indikator )

Formula Sesuai lampiran ( masing – masing indikator )

Bobot KPI 5 %

Sumber Data Semua unit pelayanan

Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019

80% 80% 85% 85% 85%

PIC Ka SMF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

103

KPI 17- Temuan Audit Klinik yang ditindaklanjuti

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Manajemen RS yang profesional berbasis

Good Clinical Governance

Judul KPI Temuan Audit Klinik yang ditindaklanjuti

Dimensi Mutu Efektivitas, perbaikan mutu dan Keselamatan Pasien

Tujuan Terselenggaranya kualitas pelayanan berbasis good clinical

governance

Definisi operasional Audit Klinik adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu

pelayanan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan

berkas rekam medisnya ataupun observasi secara langsung yang

dilakukan oleh profesi. Audit klinik ini tidak hanya menghitung

produktivitas pelayanan ataupun jenis pemeriksaan, namun lebih

berfokus dalam usaha peningkatan mutu pelayanan. Audit Klinik yang

dilaksanakan di RSPI Prof. Sulianti Saroso meliputi :

1. Audit Medik : Kematian Pasien ≤8 jam di gawat darurat, Nett Death

Rate, Kepatuhan terhadap panduan praktek klinik, Tingkat ketepatan

Rujukan, Kejadian Kematian Ibu karena Persalinan,Ketidaksesuaian

diagnosis pra dan pasca operasi,Kepatuhan penggunaan

formularium,Waktu tunggu hasil test pemeriksaan penunjang

kritis,Penggunaan antibiotik profilaksis 30 menit – 1 jam sebelum

pembedahan

2. Audit Keperawatan ( Keselamatan Pasien, Keterbatasan Perawatan

Diri, Kenyamanan Pasien, Kepuasan Pasien dan Keluarga, Kejadian

Kecemasan , Tingkat Pengetahuan)

Definisi masing – masing indikator terlampir dalam kamus indikator

klinik RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso.

Frekuensi

Pengumpulan Data

Bulanan

Periode Analisa Triwulan

Numerator Sesuai lampiran ( masing – masing indikator )

Denominator Sesuai lampiran ( masing – masing indikator )

Formula Sesuai lampiran ( masing – masing indikator )

Bobot KPI 5 %

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

104

Sumber Data Semua unit pelayanan

Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019

100% 100% 100% 100% 100%

PIC Ka Instalasi masing-masing atau Ka SMF, Ka. Bidang

Keperawatan

KPI -18 : % Staf dengan kompetensi yang sesuai

Perspektif Learning & Growth

Sasaran Strategis Terwujudnya peningkatan kompetensi SDM

Judul KPI % Staf dengan kompetensi yang sesuai

Dimensi Mutu Kenyamanan

Tujuan Untuk memastikan ketepatan penempatan staf sesuai dengan

kompetensinya

Definisi operasional Staf dengan kompetensi sesuai adalah penempatan staf yang

memiliki kompetensi sesuai dengan analisa jabatan (job

analysis).

Kompetensi merupakan pengetahuan, skill dan pengalaman

yang dibutuhkan oleh staf dalam menyelesaikan tugas

kedinasannya.

Kompetensi yang dimaksud mengacu kepada Direktori

Kompetensi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso

Analisa Jabatan adalah proses, metode dan teknik utnutk

memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi

jabatan dan disajikan untuk kepentingan program

kepegawaian serta memberikan umpan balik bagi organisasi,

tata laksana pengawasan dan akuntabilitas.

Staf yang dimaksud adalah seluruh pegawai, baik tetap

maupun tidak tetap yang bekerja di RSPI Prof. Dr. Sulianti

Saroso

Frekuensi

Pengumpulan Data

Tiap 6 bulan

Periode Analisa Tiap 6 bulan

Numerator Jumlah staf yang memenuhi standar kompetensi

Denominator Jumlah seluruh staf

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

105

Inklusi Seluruh staf

Formula Jumlah staf yang memenuhi standar kompetensi X

100% Jumlah seluruh staf

Wilayah Pengamatan Seluruh unit di RSPI-SS

Bobot KPI 4 %

Sumber Data Data Kepegawaian

Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019

60% 65% 70% 80% 90%

PIC Bagian Umum

KPI- 19 : Indeks Budaya Korporat

Perspektif Learning & Growth

Sasaran Strategis Terwujudnya budaya korporat

Judul KPI Indeks Budaya Korporat

Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi

Tujuan Meningkatkan budaya menolong

Definisi operasional Indeks budaya korporat adalah pengukuran tingkat penerapan

nilai-nilai budaya menolong, ramah, sapa oleh setiap individu

dalam setiap job posisi dikalikan bobot.

Tingkat Penerapan Budaya % Jumlah individu

Sangat dibawah standar

Dibawah standar

Sesuai standar

Diatas standar

Sangat diatas standar

Performance Index Score

Frekuensi

Pengumpulan Data

Bulanan

Periode Analisa Bulanan

Formula ∑ ( individu dengan tingkat budaya x bobot tingkat penerapan

budaya ) dikali 100 %

Bobot KPI 3 %

Sumber Data Data Kepegawaian

Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

106

80% 80% 80% 80% 80%

PIC Bagian Umum

KPI – 20 : Tingkat Kehandalan Fungsi Sarana Prasarana

Perspektif Learning and Growth

Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Manajemen Fasilitas dan

Keselamatan serta SarFas sesuai dengan best practice

Judul KPI Tingkat Kehandalan Fungsi Sarana Prasarana

Dimensi Mutu Kelayakan, ketersediaan, efektifitas, efisiensi dan

keselamatan

Tujuan Ketersediaan sarana dan fasilitas yang siap pakai,

tersedia dan berkinerja baik.

Definisi Operasional Tingkat kehandalan sarana dan fasilitas diukur dari 3

aspek yaitu : Ketersediaan, kinerja, dan berkualitas.

Ketersediaan (Availability) : Ke, adalah perbandingan

jumlah hari alat beroperasi dibagi jumlah hari alat tsb

direncanakan beroperasi.

Kinerja (performance) : Ki, adalah kemampuan alat yang

ada dibagi kemampuan ideal alat.

Kualitas (quality) : ku, adalah keluaran yang baik yang

dihasilkan oleh suatu alat dibagi dengan total keluaran

dari alat tersebut.

Peralatan yang dilakukan penilaian yaitu : Power Supply,

Air, Gas Medis, Lift, Laundry

Frekwensi

Pengumpulan Data

Bulanan

Periode Analisa Bulanan

Inklusi Peralatan yang menyangkut Utilitas Rumah Sakit

Eksklusi Peralatan yang rusak dan akan dihapuskan

Formula OEE (Overal Equipment Effectiviness) = Ka x Ki x Ku

Wilayah Pengamatan Lingkungan RSPI SS

Bobot KPI 3 %

Sumber Data Laporan Pengujian Hasil Pemeliharaan, Catatan Data

Standar/ Target 2015 2016 2017 2018 2019

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

107

60% 60% 70% 75% 80%

PIC IPS-RS, Bag. Umum, Inst. Laundry dan CSSD

KPI – 21 : Tingkat Penilaian Proper

Perspektif Learning and Growth

Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Manajemen Fasilitas dan

Keselamatan serta SarFas sesuai dengan best practice

Judul KPI Tingkat Penilaian Proper

Dimensi Mutu Kelayakan, ketersediaan, kesinambungan, efektifitas,

efisiensi, ketepatan waktu, manfaat dan keselamatan

Tujuan 1. Bagi pemerintah

- Sebagai instrument kebijakan untuk mendorong

perusahaan taat terhadap peraturan terkait lingkungan

hidup

2. Bagi perusahaan (Rumah sakit)

- Meningkatkan citra dan reputasi kinerja yang lebih baik

dalam pengelolaan lingkungan hidup

3. Bagi Investor (Kemenkes)

- Informasi kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan

(rumah sakit)

4. Bagi masyarakat

- Ruang untuk pelibatan public dalam pengelolaan

lingkungan

Defenisi Operasional Tingkat Penilaian Proper adalah Instrument kebijakan

alternatif untuk mendorong penaatan dan kepedulian

perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui

penyebaran informasi tingkat kinerja penaatan

perusahaan kepada publik dan stakeholder.

Peringkat BIRU diberikan kepada penanggung jawab

usaha dan / atau kegiatan yang telah melakukan upaya

pengelolaan lingkungan sesuai dengan persyaratan

sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-

undangan.

Peringkat HIJAU diberikan kepada penanggung jawab

usaha dan / atau kegiatan yang telah melakukan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

108

pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan

dalam peraturan (beyond compliance) melalui

pelaksanaan system manajemen lingkungan,

pemanfaatan sumber daya secara efisien dan melakukan

upaya pemberdayaan masyarakat dengan baik.

Frekwensi

Pengumpulan Data

Tahunan

Periode Analisa Tahunan

Numerator Tingkat ketaatan perusahaan (rumah sakit) terhadap

ketentuan proper

Denominator seluruh aspek penilaian memenuhi ketentuan proper

Inklusi 1. Dokumen lingkungan

a. Pengesahan dokumen lingkungan / AMDAL

b. Daftar dampak penting yang dikelola (matriks RKL dan

RPL)

c. Kewajiban (PPA, PPU, PLB3, batasan kapasitas

produksi)

d. Bukti pelaporan dan tanda terima pengiriman dokumen

UKL-UPL

2. Pengendalian pencemaran air

a. Pengisian matriks PPA

b. Salinan ijin pembuangan air limbah (IPLC)

c. Salinan sertifikt hasil uji sampling limbah cair selama 1

tahun penilaian.

d. Salinan bukti pelaporan pelaksanaan pengendalian

pecemaran air ke Instansi Lingkungan hidup di

Kabupaten/Kota, Provinsi dan Kementerian Lingkungan

Hidup

e. Layout saluran air limbah dan drainase (dilengkapi

dengan foto)

f. Foto flowmeter/alat ukur debit pada seluruh saluran outlet

g. Salinan logbook pemantauan pH dan debit harian

h. Neraca air limbah

i. Salinan data produksi bulanan

3. Pengendalian pencemaran udara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

109

a. Pengisian matriks PPU

b. Salinan sertifikat hasil uji periode 1 tahun penilaian:

- Emisi seluruh cerobong asap

- Kualitas udara ambient

- Tingkat kebisingan, kebauan, dan getaran

c. Salinan bukti pelaporan pelaksanaan pengendalian

pencemaran udara ke instansi lingkungan hidup di

Kabupaten/Kota, Provinsi dan Kementerian Lingkungan

Hidup

d. Foto seluruh cerobong dan sarana pendukungnya serta

dilengkapi dengan titik koordinat

e. Salinan logbook waktu pengoperasian seluruh sumber

emisi periode 1 tahun penilaian.

f. Bukti perhitungan dan acuan peraturan perhitungan

beban emisi

4. Pengelolaan limbah B3

a. Neraca Limbah B3 periode 1 tahun penilaian.

b. Copy surat penyampaian laporan triwulan (bukti tanda

terima/pengiriman)

c. Perizinan Pengelolaan Limbah B3:

- Copy Sk Perizinan Pengelolaan Limbah B3

(Penyimpanan Sementara dan Insinerator); atau

- Copy Surat Pengajuan Izin (jika baru mengajukan izin);

atau

- Status permohonan izin (BA verifikasi/rapat /surat

balasan dari BLH/KLH

d. Foto-foto yang berhubungan dengan persyaratan teknis

yang tertuang dalam izin (Penyimpanan

sementara/incinerator)

e. Copy hasil uji laboratorium yang diwajibkan dalam

pengelolaan limbah B3 (uji emisi incinerator).

f. Pegelolaan limbah B3 oleh pihak ketiga :

- Copy surat perizinan pihak ketiga dari KLH/BLH

- Copy Surat Kontrak Kerja sama antara penghasil dan

pihak ketiga (pengumpul / pengolah / pemanfaat/

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

110

penimbun)

- Copy surat pernyataan dari pihak ketiga (pengumpul /

pengolah / pemanfaat/ penimbun)

- Menyampaikan copy surat rekomendasi pengangkutan

limbah B3 yang diterbitkan oleh KLH

- Menyampaikan izin pengangkutan limbah B3 yang

diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan

- Surat pernyataan dari pihak pengangkut yang

menyatakan tidak sedang dalam masalah pencemaran

lingkungan

5. Pelaporan Pengelolaan Lingkungan

a. Softcopy Dokumen RKL / RPL

b. Softcopy peta rencana dan realisasi untuk semua lokasi

yang dinilai

6. Melakukan perhitungan Beban Pencemaran

Rumus Beban pencemaran = Konsentrasi parameter X

Debit bulanan

Beban pencemaran dibuat satuan kg beban pencemaran.

7. System manajemen lingkungan

a. Kebijakan lingkungan

b. Perencanaan

c. Implementasi

d. Checking dan corrective action

e. Review oleh manajemen

f. Rentang waktu

g. Sertifikasi

8. Pemanfaatan sumber daya (efisiensi energy,

pengurangan dan pemanfaatan limbah B3, 3R limbah

padat non B3, pengurangan pencemar udara, konservasi

air, perlindungan keanekaragaman hayati)

a. Kebijakan energy

b. Struktur dan tanggung jawab

c. Perencanaan

d. Audit energy

e. Pelatihan / kompetensi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

111

f. Pelaporan

g. Benchmarking

h. Implementasi program

9. Pemberdayaan masyarakat

a. Kebijakan pengembangan masyakat.

b. Struktur dan tanggung jawab

c. Alokasi dana pengembangan masyarakat

d. Perencanaan

e. Implementasi

f. Monitoring dan evaluasi

g. Hubungan social (internal dan eksternal)

h. Publikasi dan penghargaan

10. Penyusunan dokumen ringkasan kinerja pengelolaan

lingkungan

a. Substansi

b. Additionalitas

Formula Pemenuhan aspek penilaian proper selama 1 tahun

Target sampel &

ukuran sampel

Limbah cair 12 sampel, udara ambient 8 sampel, emisi

incinerator 2 sampel, emisi genset 2 sampel, kendaraan

dinas 10 sampel, uji toksisitas abu 1 sampel,

Wilayah Pengamatan IPAL, incinerator, genset, lingkungan RSPI-SS

Bobot KPI 3 %

Sumber Data Laporan Triwulan (neraca limbah, debit dan swapantau,

kualitas udara),

Laporan Semester (laporan implementasi RKL-RPL)

Sertifikat hasil uji laboratorium,

Dokumen Perijinan, MOU, AMDAL, Berita Acara

Standar/ Target 2015 2016 2017 2018 2019

Biru Biru Biru Biru Hijau

PIC Instalasi Kesehatan Lingkungan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

112

KPI – 22 : Level IT teritegrasi

Perspektif Learning and Growth

Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Manajemen IT sesuai best practice

Judul KPI Level IT teritegrasi

Dimensi Mutu Kelayakan, ketersediaan, efektifitas, efisiensi,

kesinambungan, ketepatan waktu, manfaat dan keselamatan

Tujuan Terwujudnya sistem informasi rumah sakit terintegrasi sesuai

best practice.

Definisi

Operasional

Level IT yang terintegrasi adalah penerapan IT di RS sesuai

tingkatan atau klasifikasi kemapanan sistem informasi

terintegrasi yang dijelaskan sbb :

Basic/siloed 1 Enteprise : infrastruktur dan platform

terpasang, system informasi disiapkan untuk (a) sistem

rawat jalan terintegrasi dengan admisi, rawat inap, billing

system serta instalasi penunjang diagnostik

Siloed 2 : Infrastruktur dan platform mengacu pada integrasi

instalasi rawat inap, penunjang diagnostik dan back-office

(keuangan, SDM dll) sehingga seluruh system saling

terhubung dan memudahkan perawatan dan

pemeliharaannya

Standar/ Integrated Enteprises : infrastuktur dan platform

lebih mendukung operasional rumah sakit misal aset/ BMN,

e-clinical HR, e-Planning, e-Procurement

Advanced/ Extended Enteprises : infrastuktur dan platform

mengacu pada kemampuan otomatisasi manajemen,

peningkatan keamanan dan kebijakan yang memungkinkan

self povisioning sebagai suatu system dashboard.

Frekwensi

Pengumpulan

Data

Bulanan dan Tahunan

Periode Analisa Bulanan dan Tahunan

Inklusi Seluruh unit pelayanan yang membutuhkan SIMRS

Wilayah

Pengamatan

Lingkungan RSPI SS

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

113

Bobot KPI 3 %

Sumber Data Laporan Progress Pengembangan SIM-RS, Catatan Data

Standar/ Target 2015 2016 2017 2018 2019

Masterplan Siloed–1 Siloed–2 Siloed–2 Integrated–

1

PIC Instalasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

KPI -23 : Cost Reduction

Perspektif Finansial

Sasaran Strategis Terwujudnya kendali biaya sesuai dengan target yang

direncanakan

Judul KPI Cost Reduction

Dimensi Mutu Efektifitas biaya

Tujuan Terwujudnya kendali biaya sesuai dengan target yang

direncanakan

Definisi

operasional

Cost reduction adalah besarnya penghematan penggunaan

bahan habis pakai dan obat di semua unit pelayanan

(medik dan penunjang), dibandingkan dengan total

pengeluaran bahan habis pakai dan obat tahun lalu,

dinormalisasi dengan jumlah kegiatan atau jumlah

pendapatan operasional BLU.

Penghitungan Cost Reduction berdasarkan persentase

formulasi tersebut antara tahun berjalan dengan tahun

sebelumnya.

Frekuensi

Pengumpulan Data

Tahunan

Periode Analisa Tahunan

Numerator Biaya Bahan Habis Pakai dan Obat

Denominator Jumlah Kegiatan / Pendapatan BLU

Inklusi Biaya Bahan Habis Pakai dan Obat

Eksklusi Biaya Non Bahan Habis Pakai dan Obat

Formula Biaya Bahan Habis Pakai dan Obat

X100% Jumlah Kegiatan / Pendapatan BLU

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

114

Wilayah

Pengamatan

Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Aktifitas

Bobot KPI 5 %

Sumber Data Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Aktifitas

Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019

3 % 3 % 3 % 3 % 3 %

PIC Bagian Keuangan

KPI -24 : Tingkat Pertumbuhan Pendapatan

Perspektif Finansial

Sasaran

Strategis

Terwujudnya peningkatan pendapatan

Judul KPI Tingkat Pertumbuhan Pendapatan

Dimensi Mutu Efektifitas Investasi

Tujuan Terwujudnya peningkatan pendapatan

Definisi

operasional

Tingkat pertumbuhan pendapatan adalah selisih antara

pendapatan RS periode berjalan dikurangi pendapatan RS

periode sebelumnya dibagi pendapatan RS periode

sebelumnya sebagai periode dasar

Frekuensi

Pengumpulan

Data

Bulanan, Triwulan, Semester dan Tahunan

Periode Analisa Bulanan, Triwulan, Semester dan Tahunan

Numerator Pendapatan RS periode berjalan – pendapatan RS periode

sebelumnya

Denominator Pendapatan RS periode sebelumnya

Inklusi Pendapatan BLU

Eksklusi Penerimaan Rupiah Murni

Formula Pendapatn periode berjalan – pendapatan periode

sebelumnya

Pendapatan periode sebelumnya

Bobot KPI 5 %

X 100%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017

115

Sumber Data Laporan Operasional

Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019

10% 10% 10% 10% 10%

PIC Bagian Keuangan