laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tahun 2018 filedari pencapaian target-target...
TRANSCRIPT
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
i
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Rumah
Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso (RSPI-SS) untuk Tahun
Anggaran (TA) 2018 dibuat sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja
sepanjang tahun 2018. Gambaran kinerja dapat terlihat dari pencapaian
target-target sejumlah indikator yang telah ditetapkan di TA sebelumnya.
RSPI-SS senantiasa berusaha mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam Rencana Strategis Bisnis (RSB). Laporan ini
menggambarkan uraian menyeluruh tentang kondisi sumber daya (sumber
daya manusia, sarana prasarana dan dana/anggaran), hasil kegiatan dan
realisasi program, pencapaian target-target dari sejumlah indikator serta
masalah-masalah yang terjadi, juga hambatan. Selain itu dikemukakan pula
terobosan-terobosan yang dilakukan sebagai upaya pemecahan masalah
serta hambatan dalam pelaksanaan kegiatan maupun realisasi program.
Untuk mendukung semua kegiatan tersebut dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun, sejumlah anggaran telah dianggarkan.
Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa gambaran kinerja dapat terlihat
dari pencapaian target-target sejumlah indikator kinerja, sejalan dengan hal
tersebut RSPI-SS menetapkan indikator- indikator yang disebut sebagai
Indikator Kinerja Utama (IKU) atau Key Performance Indicator (KPI). IKU
tersebut telah ditetapkan dalam RSB TA. 2015-2019, kemudian setiap tahun
dituangkan dalam dokumen kontrak kinerja antara Direktur Utama dengan
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan yang dinamakan dengan dokumen
Perjanjian Kinerja. Untuk TA. 2018 jumlah dukungan anggaran/dana adalah
sebesar Rp164.614.344.000,-, dengan realisasi sebesar 91,09% atau sebesar
Rp149.952.990.330,-. Pendapatan TA 2018 tercatat sebesar
Rp.38,881,844,285.dengan target capaian pendapatan sebesar Rp.
38.500.000.000,- atau melampaui target yang telah ditetapkan (100,99%)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
iii
Hal-hal yang perlu dilakukan pada TA 2018 adalah tetap konsisten
menjalankan dan atau mengoptimalkan program kerja (kegiatan rutin) serta
kegiatan pemeliharaan. Kemudian mengusulkan penambahan alokasi
anggaran baik untuk penyelenggaraan program dan kegiatan serta
pemeliharaan peralatan, sarana-prasarana yang ada dengan tidak lupa
dukungan koordinasi yang baik antar unit kerja untuk peningkatan mutu,
produktivitas layanan serta efisiensi. Selain itu perlu dijajaki kerjasama
dengan pihak-pihak lain, dengan tujuan menjadi salah satu alternatif
pendanaan pelaksanaan kegiatan yang berorientasi pelayanan kesehatan
yang bermutu dengan dukungan pelaksanaan kajian sesuai kaidah ilmiah
diRSPISS. Kerjasama tersebut tentunya nantinya diharapkan saling
menguntungkan kedua belah pihak serta tidak berlawanan dengan
peraturan perundang-undangan dan hukum yang berlaku.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
iv
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR I
IKHTISAR EKSEKUTIF ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR Vi
DAFTAR GRAFIK vii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Maksud & Tujuan 4
C. Tugas Pokok dan Fungsi 4
D Budaya Rumah Sakit 5
E Susunan Organisasi 6
F Sistematika Penulisan 9
G Gambaran Kondisi Rumah Sakit 10
BAB II PERENCANAAN KINERJA 18
A. Rencana Kinerja Tahunan 20
B. Perjanjian Kinerja 21
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 25
A Capaian Kinerja 25
a. Capaian indikator kinerja tahun 2018 26
b. Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2018 dengan
Standar Nasional
62
B Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya 63
a. Sumber Daya manusia . 63
b. Sumber Daya Keuangan 66
c. Sumber Daya Sarana & Prasarana 75
C Realisasi Anggaran 76
BAB IV PENUTUP 81
Lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
v
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel2.1 Sasaran Kinerja Tahun 2015 – 2019 18
Tabel 2.2 Rencana Kinerja Tahun 2018 20
Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja TA. 2018 26
Tabel 3.2 Capaian Indikator HAIS 35
Tabel 3.3 Capaian Indikator RS terakreditasi
Nasional dan Internasional
47
Tabel 3.4 Capaian Indikator tingkat penilaian proper 57
Tabel 3.5 Capaian Indikator IT terintegrasi 59
Tabel 3.6 Perbandingan realisasi kinerja tahun 2018
dengan Standar Nasional
63
Tabel 3.7 Jumlah ASN Menurut Jabatan 64
Tabel 3.8 Jumlah PNS Menurut Golongan 65
Tabel 3.9 Jumlah & Spesifikasi SDM RSPI SS 65
Tabel 3.10 Realisasi Belanja TA 2018 67
Tabel 3.11 Realisasi Anggaran Belanja TA 2018 76
Tabel 3.12 Realisasi Penerimaan RSPI SS TA 2018 78
Tabel 3.13 Realisasi Pengeluaran RSPI SS TA 2018 . 80
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
vi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1.1 Struktur Organisasi RSPI SS 8
Gambar 2.1 Perjanjian Kinerja Tahun 2018 22
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
vii
DAFTAR GRAFIK
Hal Grafik 3.1 Tingkat Kepuasan Pasien 27
Grafik 3.2 Tingkat Kepuasan Staf 28
Grafik 3.3 Tingkat Kepuasan Peserta Didik 30
Grafik 3.4 % Komplain yang di Tindaklanjuti 31
Grafik 3.5 Jumlah RS. Regional Pelayanan Infeksi 33
Grafik 3.6 Jumlah Layanan Unggulan Penyakit Infeksi 36
Grafik 3.7 Presentase Capaian Indikator BBT 37
Grafik 3.8 Jumlah Kajian/Clinical Research yang Memanfaatkan data & BBT
38
Grafik 3.9 Hasil Kajian/ Penelitian Translational yang Diaplikasikan pada Standar Pelayanan
40
Grafik 3.10 Jumlah kajian/penelitian yang dipublikasikan nasional
41
Grafik 3.11 Jumlah kajian/penelitian yang dipublikasikan internasional
41
Grafik 3.12 Penerapan modul Infeksi Terintegrasi Pendidikan Pelayanan &Penelitian
42
Grafik 3.13 % Peserta didik yang berhasil menangani kasus sulit infeksi dengan kualitas yang baik
44
Grafik 3.14 Jumlah jenis kasus sulit baru yang menjadi model 45
Grafik 3.15 % Capaian Indikator Medik 49
Grafik 3.16 % Temuan audit klinik yang ditindaklanjuti 51
Garafik 3.17
% Staf dengan kompetensi yang sesuai 52
Grafik 3.18 Indeks Budaya koorporate 54
Grafik 3.19 Tingkat kehandalan Sarpras 55
Grafik 3.20 Cost Reduction 60
Grafik 3.21 Tingkat pertumbuhan pendapatan 61
Grafik 3.22 Jumlah ASN Berdasarkan status Kepegawaian 63
Grafik 3.23 Jumlah ASN Berdasarkan Pendidikan 64
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kinerja adalah unjuk kerja dan prestasi kerja atau hasil kerja yang
diwujudkan dalam melakukan suatu kegiatan atau program untuk mencapai
tujuan dan sasaran tertentu.
Akuntabilitas Kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku
kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur sesuai
sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui program kinerja instansi
pemerintah yang disusun secara periodik.
Saat ini telah ditetapkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
2416/MENKES/PER/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan.
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 mewajibkan setiap
instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan termasuk
Unit Pelaksana Teknis yang merupakan satuan kerja mandiri wajib
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta
kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijaksanaan yang dipercayakan
kepadanya berdasarkan perencanaan strategi yang dirumuskan sebelumnya
dan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : 270/KMK.05/2007 tertanggal
21 Juni 2007 menetapkan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti
Saroso mempunyai hak pengelolaan keuangan dalam bentuk Badan Layanan
Umum dengan status penuh.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
2
Setiap instansi pemerintah termasuk RSPI Sulianti Sarososebagai Unit
Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatandiwajibkan untuk menyusun Rencana Strategis Bisnis (Strategic
Bussines Plan), Rencana Kinerja (Performance Plan), Perjanjian Kinerja
(Performance Agreement), Laporan Pertanggungjawaban Kinerja
(Performance Accountabilty Report) serta Penyusunan Laporan Akuntabiltas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Semua instansi pemerintah dianjurkan
untuk melaporkan kinerjanya dengan LAKIP.
RSB menjadi salah satu aspek dasar dalam penyusunannya untuk
menindaklanjuti Perpres No.29 tahun 2014 tentang sistem akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah dan Permenpan dan RB No.53 tahun 2014
tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan dan tata reviu atas
laporan kinerja instansi pemerintah.Penyusunannya berdasarkan pada
indikator Input, Output, Outcome dan Benefit, serta mengenai metode,
mekanisme dan tata cara pelaporannya.
LAKIP RSPI Sulianti Saroso tahun 2018disusun mengacu kepada
peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah
2. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah
3. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
4. Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No
09/M.PAN/05/2007 tentang penyusunan Indikator Kinerja Utama di
lingkungan instansi pemerintah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
3
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
09/M.PAN/11/2008 tentang petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja
Utama
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 24 Tahun 2010 Tentang
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi No.29 tahun 2010 tentang pedoman penyusunan penetapan
kinerja dan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi No. 35 tahun 2011 tentang petunjuk Pelaksanaan Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2011
10. Peraturan Menteri Kesehatan No. 2416/MENKES/PER/XII/2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Kementerian Kesehatan.
Sebagai gambaran mengenai rencana kedepan dari RSPI Sulianti Saroso maka
telah dirumuskan Visi dan Misi sebagai berikut :
VISI
Menjadi RS Rujukan Nasional dan PusatKajian Penyakit Infeksi Yang Terdepan
Setingkat Asia Pasifik Tahun 2019
MISI
1. Menyelenggarakan pengelolaan penyakit infeksi termasuk new
emerging, re-emerging, dan tropical medicine secara paripurna dan
profesional berbasis quality dan safety.
2. Menyelenggarakan kajian, penelitian sesuai dengan standar ilmiah, etik,
berbasis bukti dan nilai untuk pengembangan, pencegahan dan
penanggulangan penyakit infeksi termasuk new emerging, re-emerging,
dan tropical medicine.
3. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi termasuk
new emerging, re-emerging, dan tropical medicine secara profesional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
4
4. Menyelenggarakan jejaring pelayanan, pendidikan dan penelitian di
bidang penyakit infeksi termasuk new emerging, re-emerging, dan
tropical medicine Nasional dan Internasional
MOTTO
“Ikhlas Melayani”
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari penyusunan LAKIP RSPI Sulianti Saroso Tahun 2018
adalah :
1. Mempertanggungjawabkan keberhasilan dan atau kegagalan pelaksanaan
misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
dalamkinerja RSPI Sulianti Saroso tahun 2018
2. Sebagai umpan balik untuk memicu perbaikan kinerja RSPI Sulianti Saroso
ditahun mendatang.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
2073/MENKES/PER/XI/2011 tertanggal 07 Oktober 2011 Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan No.247/MENKES/PER/III/2008 tentang
Organisasi dan tata Kerja Rumah sakit Penyakit Infeksi Prof.Dr.Sulianti
Saroso, RSPI Sulianti Saroso mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai
berikut :
Tugas Pokok Rumah Sakit
1. Menyelenggarakan pelayanan medis dan keperawatan secara paripurna,
sebagai kegiatan penunjang dalam upaya pengkajian penyakit infeksi dan
penyakit menular;
2. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan di bidang penyakit infeksi dan penyakit menular beserta
faktor risikonya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
5
untuk penyusunan bahan kebijakan serta standar penanganan/
pengendalian penyakit infeksi dan penyakit menular.
Fungsi Rumah Sakit
1. Pelaksanaan penatalaksanaan penyakit infeksi dan penyakit menular;
2. Pelaksanaan pelayanan rujukan nasional di bidang penyakit infeksi dan
penyakit menular;
3. Pengkajian penyakit infeksi dan penyakit menular, baik di bidang klinik,
epidemiologi dan faktor risikonya;
4. Pengkajian pelaksanaan sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan
wabah/Kejadian Luar Biasa (KLB);
5. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan profesi kedokteran dan
kedokteran berkelanjutan serta profesi tenaga kesehatan lainnya di
bidang penyakit infeksi dan penyakit menular;
6. Pengelolaan informasi dan pemasaran di bidang penyakit infeksi dan
penyakit menular;
7. Pelaksanaan urusan hukum dan kemitraan;
8. Pelaksanaan administrasi umum dan keuangan.
D. Budaya Rumah Sakit
Nilai-nilai budaya kerja yang diterapkan dalam melaksanakan tugas sehari-hari
untuk mencapai perwujudan Visi dan Misi Organisasi patut mendapat
perhatian khusus, karena memerlukan perjalanan jangka panjang ke suatu
keadaan yang belum pernah dialami dan beraneka ragamnya budaya serta
pola pikir masyarakat, sehingga dalam perjalanan tersebut akan dijumpai
banyak rintangan, kegagalan dan keberhasilan. Untuk tetap eksis dalam
mencapai Visi tersebut maka diperlukan kerja keras dan kebersamaan dalam
menjalankan tugas sehari-hari. Adapun nilai-nilai dasar Rumah Sakit Penyakit
Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso adalah sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
6
1. RESPONSIVE
Sigap memberikan bantuan kepada yang membutuhkan pelayanan.
2. SATISFACTION
Memberikan pelayanan lebih dari yang diharapkan.
3. PROFESIONALISM
Memberikan pelayanan yang ramah dan bermutu sesuai dengan standar
profesi
4. INTEGRITY
Menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, dapat dipercaya,
disiplin,konsisten serta berkualitas
E. Susunan Organisasi
a. Organisasi
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. dr. Sulianti Saroso merupakan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan telah diresmikan pada tanggal
21 April 1994 yang semula dibawah struktur pembinaan Ditjen P4M Kemenkes
kemudian berubah dibawah Ditjen PPM-PL. Selanjutnya dengan Permenkes No.
2360/Menkes/PER/XI/2011 tentang Perubahan atas Permenkes No.
247/Menkes/PER/III/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso,RSPI-SS dibawah pembinaan Ditjen Bina
Upaya Kesehatan (BUK) yang saat ini telah berganti menjadi Ditjen Pelayanan
Kesehatan Kemenkes. Berdasarkan Permenkes tersebut struktur organisasi RSPI-
SS terdiri dari :
1. Direktur Utama
2. Direktur Medik dan Keperawatan
3. Direktur Pengkajian Penyakit Infeksi dan Penyakit Menular
4. Direktur Keuangan dan Administrasi Umum
5. Satuan Pemeriksa Intern.
6. Komite Medik.
7. Komite Etik Penelitian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
7
8. Komite Pengendalian Penyakit Infeksi
9. Komite Keperawatan
10. Komite Farmasi dan Terapi
11. Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
12. Komite Etik dan Hukum
13. Komite PPRA
14. Komite Tenaga Kesehatan lainnya
15. Bidang Medik
16. Bidang Keperawatan
17. Bidang Pengkajian Klinik
18. Bidang Pengkajian Epidemiologi
19. Bidang Pengkajian Imunologi dan faktor resiko
20. Bagian Perencanaan dan Anggaran
21. Bagian Keuangan
22. Bagian Umum
23. Instalasi – instalasi dan Kelompok Jabatan Fungsional
Selanjutnya Struktur Organisasi Satker RSPI-SS dapat dilihat pada
Gambar 1.1 sebagaimana pada halaman berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
8
Gambar 1.1
Struktur Organisasi RSPI-SS
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
9
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penyajian laporan Akuntabilitas Kinerja RSPI Sulianti
Sarososebagai berikut :
Pendahuluan yang berisi : Kata Pengantar, Ikhtisar Eksekutif, Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan secara ringkas secara umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic
issued) yang sedang dihadapi RSPI Sulianti Saroso.
Bab II Perencanaan Kinerja
Menjelaskan tentang gambaran singkat sasaran strategis bisnis (RSB) RSPI
Sulianti Saroso Tahun 2015-2019 dan sasaran program/kegiatan yang
ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun dan rencana kerja
tahunan serta indikator dan targetnya yang ditetapkan dalam perjanjian
kinerja yang menggambarkan keterkaitan dengan RSB.
Bab III Akuntabilitas Kinerja
Menjelaskan tentang capaian kinerja RSPI Sulianti Sarosountuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja organisasi dan Realisasi Anggaran yang digunakan
dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja RSPISulianti Saroso
sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
Bab IV Penutup
Mengemukakan secara umum tentang capaian kinerja RSPI Sulianti
Saroso serta langkah dimasa mendatang yang akan dilakukan untuk
meningkatkan kinerjanya.
Lampiran-lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
10
G. Gambaran kondisi Rumah Sakit
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.Dr. Sulianti Saroso (RSPI SS)
merupakan Pusat Kajian dan rujukan Nasional Penyakit Infeksi. Hal tersebut
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
1138/MENKES//SK/XI/2009. RSPI SS juga ditetapkan sebagai rumah sakit
pendidikan afiliasi FKUIberdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/1/2808/2017.
Implementasi keputusan tersebut serta dalam melakukan
fungsinya, RSPI SS telah melakukan inisiasi perjanjian kerja sama dengan
beberapa institusi dalam dan luar negeri, antara lain perjanjian kerja sama
dengan Badan Litbangkes sebagai Research Hospital., dengan Pusat Data dan
Informasi Kemenkes untuk mengelola data riset terintegrasi., dengan Bio
Farma untuk penelitian dan pengembangan vaksin di Indonesia., dengan
Lembaga Penelitian Bio Molekuler Eijkman untuk pelaksanaan penelitian
biomolekuler, dengan Lembaga Penyakit Tropis UNAIR untuk pelaksanaan
riset penyakit tropis , dengan National Centre for Global Health and
Medicine (NCGM Jepang) untuk melaksanakan kegiatan jejaring penelitian
dan pelayanan penyakit infeksi.
1. Kondisi Internal Rumah Sakit
a. Pelayanan
RSPI SS telah memiliki sertifikat Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(KARS) versi 2012. Sertifikat KARS versi 2012 tersebut menjadi dasar
dalam pencapaian kinerja pelayanan di RSPI Sulianti Saroso sehingga
mutu jasa pelayanan yang diberikan kepada masyarakat terjamin
kualitasnya. Selain terakreditasi KARS versi 2012, keunggulan lainnya
adalah adanya pelayanan terintegrasi untuk kasus TB dan HIV-AIDS serta
kasus PINERE. Pelayanan ini ditunjang dengan adanya pedoman,
panduan dan Standar Prosedur Operasional (SPO) dalam melaksanakan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
11
kegiatan serta ditunjang dengan tenaga terlatih dalam menangani kasus
infeksi.
Ruangan isolasi yang sudah berstandar WHO juga menjadi salah
satu keunggulan layanan di RSPI SS. Rumah Sakit ini juga dilengkapi
dengan sarana penunjang yaitu untuk Instalasi Radiologi RSPI memiliki
peralatan yang canggih dan modern yaitu CT- Scan Multi Slice 64 slice,
Digital Radiografi, Panoramik dan Chepalometri dan PACS. Sedangkan
untuk Instalasi Farmasi, RSPI SS sudah menjadi pembimbing PKPA, PKL
Diploma III, penelitian bergerak dibidang Kefarmasian, melaksanakan
pelayanan 24 jam kefarmasian RS (Ranap dan IGD), pelayanan
Kefarmasian depo TB RO dan TB sensitif, pelayanan Kefarmasian depo
Poli Melati (Pokja HIV/AIDS) serta layanan Konseling pasien HIV/AIDS
dengan ditunjang oleh SDM bersertifikat TOT CST HIV AIDS dan
keunggulan lainnya di Instalasi Farmasi adalah tidak ada restriksi
pelayanan obat bagi pasien JKN. Dan keunggulan terpenting lainnya pada
rumah sakit ini adalah harga pemeriksaan lebih murah dibandingkan
harga pemeriksaan di rumah sakit sekitarnya.
Namun demikian, Pelayanan di RSPI SS masih memiliki beberapa
keterbatasan di bidang Farmasi dan Radiologi. Sistem pelayanan di
Instalasi Farmasi terutama pelayanan farmasi klinis masih belum optimal
dan pelayanan waktu tunggu obat yang lama. Sedangkan di Instalasi
Radiologi, jenis pemeriksaan yang dikerjakan kurang bervariasi sehingga
keterampilan radiographer kurang berkembang. Untuk pelaksanaan
Clinical Pathway di rumah sakit ini belum optimal dikarenakan jumlah
pasien yang masih sedikit yang ditandai dengan BOR yang rendah.
Terhadap hal ini perlu dilakukan peningkatan kualitas pelayanan Instalasi
Farmasi, pengembangan kapasitas SDM tenaga Radiologi serta
meningkatkan ketaatan untuk pengisian Clinical Pathway.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
12
b. Pengkajian/Penelitian dan Surveilans
RSPI SS sebagai rumah sakit rujukan nasional penyakit infeksi
memiliki kasus Penyakit Infeksi New Emerging dan Re Emerging (PINERE)
dengan variasi tinggi sehingga dapat tersedia data/informasi serta Bahan
Biologik Tersimpan (BBT) kasus PINERE dan penyakit infeksi lainnya dalam
jumlah yang cukup besar, untuk dapat dilakukan pengkajian dan
penelitian secara terintegrasi pelayanan. Hal ini ditunjang oleh kondisi
Indonesia sebagai salah satu negara tropis pusat penyebaran zoonosis di
dunia.
Dalam rangka mendukung kegiatan pengkajian/penelitian
tersebut telah tersedia Pedoman Pelaksanaan Pengkajian Penyakit
Infeksi dan Penyakit Menular, Petunjuk Teknis untuk Penyusunan
Proposal, Protokol dan Laporan Akhir Kajian/Penelitian, Pedoman
Pelaksanaan aplikasi e-SIRATERAPISS (Sistem Informasi Riset Aplikatif
Terintegrasi di RSPI-SS) edisi 2018 yang merupakan pengembangan IT
untuk kegiatan kajian / penelitian dan Komite Etik Penelitian Kesehatan.
Hasil riset yang telah dilakukan di RSPI SS pada umumnya
berorientasi riset translational untuk dapat diaplikasikan pada unit
pelayanan sebagai dasar ilmiah bagi peningkatan mutu pelayanan serta
memberikan rekomendasi di unit pelayanan tersebut sesuai evidence
based/scientific based.
Selain itu, RSPI SS juga telah memiliki Tim Surveilans Terintegrasi
untuk penyakit berpotensi KLB/wabah berdasarkan SK Direktur Utama
Nomor: HK.02.03/VII.3/2949/2017 yang memfasilitasi ketersediaan data
surveilans penyakit infeksi dan penyakit menular untuk kebutuhan
internal maupun eksternal.
Sarana media publikasi hasil riset dan data surveilans yang
tersedia di RSPI SS adalah jurnal internal yaitu TheIndonesian Journal
Infectiuos Desease (IJID) dengan aplikasi OJS dan teregistrasi ISSN nomor
ISSN:2599-1698.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
13
Terdapat sejumlah tantangan dalam pelaksanaan kajian /
penelitian (riset) meliputi kelengkapan data rekam medik,
biosafety/biosecurity pengelolaan bank BBT, implementasi integrasi e-
SIRATERAPISS dengan SIMRS, serta regulasi internal yang mendukung
penetapan remunerasi IKI utama di setiap unit layanan terkait
pelaksanaan pengkajian/penelitian (riset). Kondisi ini membutuhkan
dukungan penuh terhadap ketersediaan: SDM yang kompeten, anggaran
operasional rutin instalasi penelitian sesuai sesuai standar biosafety/
biosecurity, sarana prasarana IT sesuai perkembangan IPTEK serta
regulasi perhitungan remunerasi dari stakeholder terkait.
c. Keuangan
RSPI SS memperoleh Anggaran berdasarkan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dalam kurun waktu satu tahun, anggaran
tersebut untuk Rupiah Murni (RM) dan Belanja Layanan Umum (BLU).
Pengelolaan Keuangan RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso sudah menggunakan
Cash Management System (CMS) sehingga memudahkan dalam
pengelolaan akuntasi dan perbendaharaan, dan rutin setiap bulan selalu
melakukan rekonsiliasi dengan KPPN yang dibuktikan dengan Berita Acata
Rekonsiliasi (BAR Rekon), untuk memastikan adanya kesamaan
penggunaan anggaran baik untuk realisasi maupun penggunaan kode
program kegiatan. Namun demikian, proses pengelolaan piutang, analisa
cost dan benefit, belum berjalan secara optimal. Disamping itu, belum
optimalnya implementasi SPO dalam penyerapan dan pertanggung
jawaban anggaran kegiatan kajian sesuai pedoman e-SIRATERAPISS.
d. Organisasi dan SDM
RSPISS memiliki dokter spesialis yang lengkap dan beberapa sub
spesialis serta mempunyai komitmen terhadap pengembangan tenaga
dokter spesialis/sub spesialis/perawat/non keperawatan dalam
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
14
pendidikan dan pelatihan baik manajemen maupun fungsional untuk
memenuhi jenis layanan. RSPISS juga telah memiliki SDM yang
tersertifikasi (GCP, penulisan ilmiah, etik dasar, pengelola OJS, Biosafety
dan Biosecurity laboratory).
Namun demikian distribusi tenaga belum semuanya berdasarkan
beban kerja dan kompetensi, komitmen SDM terhadap disiplin peraturan
PNS juga masih kurang dan belum tersedianya regulasi/aturan mengenai
tenaga fungsional peneliti di rumah sakit. Dalam mengatasi permasalahan
tersebut, diperlukan analisa beban kerja berdasarkan kompetensi masing-
masing SDM, peningkatandisiplin kerja, serta melakukaninisiasi
terhadapsistemregulasitenaga fungsional peneliti.
RSPI SS melaksanakan pelatihan berdasarkan Undang Undang ASN
No. 5 tahun 2014 yang menyatakan bahwa setiap instansi pemerintah
wajib memenuhi hak setiap ASN untuk mendapatkan pelatihan 20 JPL
setiap tahun, mengikuti pelatihan prajabatan dan pendidikan Diklat PIM
Tingkat 2/ Diklat PIM Tingkat 3 dan Diklat PIM Tingkat 4. Selain itu
perkembangan IPTEKDOKES (Ilmu Pengetahuan Kedokteran dan
Kesehatan) juga mewajibkan setiap ASN untuk selalu memperbarui
informasi baru. Dan juga dengan diberlakukannya AFTA (Asean Trnade
Area) dimana setiap SDM harus selalu meningkatkan kemampuan
personal, maka sejumlah staf juga telah mengikuti pelatihan melalui
program kerjasama luar negeri dengan institusi NCGM Tokyo. Dukungan
yang paling penting yaitu adanya kesadaran dari SDM untuk
meningkatkan kompetensi dan kualitas personal melalui pendidikan dan
pelatihan, termasuk pelatihan peningkatan kompetensi di bidang ilmiah/
etika penelitian kesehatan sesuai standar Good Clinical Practice.
RSPI SS merupakan rumah sakit pendidikan Kementerian
Kesehatan RI sebagai afiliasi RSCM-FKUI dan bagian dari Academy Health
System (AHS) FKUI. Rumah sakit juga memiliki perjanjian kerja sama
dengan institusi pendidikan seperti fakultas kedokteran swasta dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
15
fakultas kesehatan lainnya, pengajar yang tersertifikasi serta didukung
sarana prasarana yang memadai untuk kegiatan belajar mengajar. Srana
prasarana meliputi fasilitas perpustakaan dengan koleksi buku-buku
kedokteran serta kesehatan lainnya, baik ilmiah maupun populer, dalam
jumlah lebih dari 1000 koleksi. Perpustakaan juga dilengkapi dengan
sarana wifi gratis yang dapat mengakses jurnal internasional secara
online.
Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan, ada
beberapa tantangan yang dihadapi yaitu belum optimalnya kinerja
Komite Koordinasi Pendidikan (Komkordik) dan jumlah peserta didik
ditentukan oleh institusi asal peserta didik sehingga jumlah peserta didik
yang diterima oleh RSPI SS tidak tetap setiap tahunnya.
e. Sarana dan Prasarana
RSPISS berdiri sejak tahun 1994 sampai saat ini memiliki Luas
lahan ± 4 Ha dan luas gedung 16.487,95 m². selain itu memiliki alat
kalibrasi internal untuk pemeliharaan dan kualitas peralatan medis,
memiliki sarana penyediaan air bersih dan sarana pengolahan limbah.
RSPISS memiiki laboratorium fasilitas BBT, peralatan dan teknologi
diagnostik untuk pengidentifikasi penyakit infeksi secara cepat serta
memiliki fasilitas perpustakaan dengan literatur yang cukup memadai.
Selain itu tersedia IT Mandiri untuk mendukung data kajian/penelitiandan
surveilans.
Namun demikian, terdapat keterbatasan sarana prasarana,
antaralain adanya keterbatasan anggaran menyebabkan pengadaan
obat, alkes, dan sarana prasarana pelayanan tidak terkendali, adanya
beberapa alat medik maupun non medik yang berusia lama (tidak up to
date) karena keterbatasan anggaran. Selain itu, belum optimalnya
pengembangan IT mandiri terintegrasi e-SIRATERAPISS dalam mendukung
kajian/penelitian/survailans, belum optimalnya jaringan internet untuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
16
mendukung kegiatan kajian/penelitian, belum ada sistem manajemen
penyimpanan BBT yang berbasis IT, serta belum tersedia sistem
biosecurity laboratorium BBT yang sesuai standard.
Kendala lainnya terkait sarana dan prasarana yaitu penghapusan
barang milik negara berupa aset inventaris belum dapat dilaksanakan
karena penetapan status penggunaannya belum selesai dan belum
tersedianya prasarana perparkiran yang baik sesuai dengan persyaratan
perparkiran.
2. Kondisi Eksternal Rumah Sakit
Dengan adanya Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 Pasal 02
Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) maka kesadaran
masyarakat akan pelayanan kesehatan meningkat didukung dengan
adanya undang-undang praktek kedokteran yang membatasi jumlah
tempat praktek bagi dokter akan meningkatkan mutu pelayanan. Hal ini
juga ditunjang dengan adanya pembinaan dan pengawasan terhadap
Pedoman Penyelenggaraan Promosi Kesehatan Rumah Sakit dari
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes.
Disamping menyelenggarakan pelayanan kesehatan, RSPI SS juga
menyelenggarakan pengkajian dan penelitian. Hal ini didukung oleh
tersedianya kebijakan dan peraturan pemerintah tentang RSPI SS sebagai
pusat kajian dan rujukan nasional penyakit infeksi. RSPI SS memiliki
Rencana Strategis Bisnis tahun 2015 -2019 yang mendukung riset
translational untuk pengembangan kualitas pelayanan di bidang penyakit
infeksi. Pelaksanaan penelitian juga didukung dengan adanya MoU
dengan institusi pendidikan maupun institusi risetserta adanya peluang
kerjasama riset dengan institusi pendidikan maupun institusi riset, baik di
dalam maupun luar negeri.
Pengelolaan rumah sakit menjadi Badan Layanan Umum (BLU)
melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
17
756/Menkes/SK/VI/2007 tertanggal 26 Juni 2007 yang memberikan
keleluasan kepada RSPI SS untuk mengelola keuangannya secara mandiri.
Selain adanya peluang diatas, beberapa hal yang perlu
mendapatkan perhatian khusus bagi manajemen RSPI SS diantaranya
adalah belum adanya regulasi yang mengatur sistem rumah sakit Tipe A
khusus (RS rujukan tersier) yang akan berdampak terhadap peningkatan
jumlah pasien dan kasus penyakit infeksi yang ditangani, adanya rumah
sakit kompetitor di sekitar yang mempunyai fasilitas lebih memadai serta
lokasi yang tidak mudah dijangkau dan penghasilan rumah sakit yang
rendah sehingga RSPI SS kurang diminati oleh kalangan profesional.
Dalam bidang penelitian, hingga saat ini belum tersedianya
regulasi/aturan mengenai tenaga fungsional peneliti di rumah sakit.
Kebijakan pemerintah terkait remunerasi yang tidak serentak di seluruh
RS juga perlu dikelola dengan baik di RSPI SS
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
18
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan
indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam sasaran strategis.
Secara singkat dapat digambarkan sasaran strategis dan sasaran program/
kegiatan yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 tahun sebagaimana ditetapkan
dalam Rencana Strategis Bisnis RSPI Sulianti SarosoTahun 2015-2019 adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Sasaran Kinerja Tahun 2015 – 2019
2015 2016 2017 2018 2019
Tingkat Kepuasan pasien 3% Dir.KAU 65% 70% 75% 80% 85%
Tingkat Kepuasan staff 3% Dir.KAU 65% 70% 75% 80% 85%
Tingkat Kepuasan
peserta didik3% Dir.PPI&PM
Survey
20155% 5% 5% 5%
Komplain yang
ditindaklanjuti3% Dir.KAU 100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah RS Regional
Pelayanan Infeksi 4% Dir. MK - 1 1 2 2
Terwujudnya Layanan
Unggulan Infeksi termasuk
PINERE
Jumlah layanan unggulan
Penyakit Infeksi 5% Dir.MK 2 2 2 2 2
% capaian indikator BBT 5% Dir.PPI&PM 100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah kajian/clinical
research yang
memanfaatkan data dan
BBT
5% Dir.PPI&PM 2 2 2 3 3
STAKE-
HOLDER
Terwujudnya kepuasan
stakeholder
INTERNAL
BUSSINES
PROCES
10% 10%
Terwujudnya pengelolaan
bank BBT (bahan biologi
tersimpan) berbasis biosafety
dan biosecurity
Terwujudnya peran strategis
sebagai pusat infeksi
Nasional Angka HAIs 5% Dir. MKBASE
LINEBASE-LINE 10%
PERSPEK-TIF SASARAN STRATEGIS KPI BOBOT PIC
TARGET
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
19
2015 2016 2017 2018 2019
Hasil kajian/ penelitian
Translational yang
diaplikasikan pada standar
pelayanan
5% Dir.PPI&PM 2 3 4 5 6
Jumlah kajian/penelitian
yang dipublikasikan
Nasional dan International
3 3 5 6 8
1 2 3 4 5
Penerapan modul Infeksi
Terintegrasi Pendidikan,
Pelayanan dan Penelitian
5% Dir.PPI&PM 70% 75% 80% 80% 80%
% Peserta didik yang
berhasil menangani kasus
sulit infeksi dengan kualitas
yang baik
5% Dir.PPI&PM 60% 70% 75% 80% 85%
Jumlah jenis kasus sulit
baru yang menjadi model
(Pelayanan, Penelitian dan
Pendidikan)
5% Dir.PPI&PM 1 1 1 1 1
RS terakreditasi Nasional
dan Internasional 5% Dir.MK, Nasional
Internasion
al - Nasional
Internasiona
l
% capaian indikator medic 5% Dir.MK 80% 80% 85% 85% 85%
temuan audit klinik yang
ditindaklanjuti 5% Dir. MK 100% 100% 100% 100% 100%
Terwujudnya budaya korporat Indeks Budaya Korporat 3% Dir.KAU 60% 70% 75% 80% 80%
Tingkat kehandalan fungsi
sarpras3% Dir.KAU 60% 60% 70% 75% 80%
Tingkat Penilaian Proper 3% Dir.KAU Biru Biru Biru Biru Hijau
Terwujudnya sistem
manajemen IT sesuai dengan
best practice
Level IT terintregrasi 3% Dir.KAU Masterplan Siloed-1 Si-loed-2 Si-loed-2Inte-gra ted-
1
Terwujudnya kendali biaya
sesuai dengan target yang
direncanakan
Cost Reduction 4% Dir.KAU 3% 3% 3% 3% 3%
Terwujudnya peningkatan
pendapatan
Tingkat pertumbuhan
pendapatan4% Dir KAU 10% 10% 10% 10% 10%
PERSPEK-TIF SASARAN STRATEGIS KPI BOBOT
60% 65% 70% 80% 90%
SS 3.3 Terwujudnya sistem
manajemen fasilitas dan
keselamatan, serta sarfas
sesuai dengan best practice
Terwujudnya Sistem
Manajemen RS yang
professional berbasis Good
Clinical Governance
Terwujudnya peningkatan
kompetensi SDM
% Staf dengan kompetensi
yang sesuai 4% Dir. KAU
Terwujudnya integrasi
pendidikan berbaasis AHS,
pelayanan dan penelitian
FINANCIAL
LEARNING &
GROWTH
Terwujudnya penguatan RS
untuk kajian dan penelitian
5% Dir.PPI&PM
PIC
TARGET
INTERNAL
BUSSINES
PROCES
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
20
A. Rencana Kinerja Tahunan
Rencana Kinerja Tahunan merupakan penjabaran dari Rencana
Strategis Bisnis tahun 2015-2019. Rencana Kinerja Tahunan menjadi dasar
dalam menjalankan program dan kegiatan untuk mewujudkan tujuan yang
ingin dicapai.
Rencana Kinerja tahun 2018 RSPI Sulianti Saroso adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 Rencana Kinerja Tahunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
21
B. Perjanjian Kinerja
Rencana Kinerja Tahunan selanjutnya dituangkan dalam Perjanjian
Kinerja yang disetujui dan ditandatangani oleh Direktur Jenderal Pelayanan
Kesehatan RI di awal tahun berjalan. Perjanjian Kinerja tersebut dilengkapi
dengan alokasi anggaran yang akan digunakan selama Tahun Anggaran
2018Rp. 144,709,996,000 (Seratus Empat Puluh Empat Milyar Tujuh Ratus
Sembilan Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Sembilan Ribu Rupiah)
dengan Perjanjian Kinerja sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
22
Gambar 2.1Perjanjian Kinerja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
23
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
24
Revisi anggaran TA 2018 Rp.164.614344.000
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
25
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja
Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran terhadap berbagai
aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada organisasi yang dibandingkan
dengan standar, rencana atau target dan sesuai indikator kinerja yang telah
ditetapkan untuk mengetahui keberhasilan/pencapaian dari aktivitas
tersebut.
Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh
mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh RSPI
Prof.Dr. Sulianti Saroso Jakarta selama kurun waktu Bulan Januari s/d
Bulan Desember 2018.
Tahun 2018 merupakan tahun keempat pelaksanaan dari Rencana
Strategis Bisnis RSPI Sulianti Sarosoperiode tahun 2015–2019. Pengukuran
kinerja tersebut dilakukan denganmembandingkan Realisasi Kinerja sampai
dengan tahun berjalan (tahun 2018) dengan target jangka menengah yang
terdapat dalam dokumen Rencana Strategi Bisnis, analisis penyebab
keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja, alternatif
solusi yang telah dilakukan, analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
serta analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
pencapaian pernyataan kinerja, sehingga diperoleh gambaran tingkat
keberhasilan pencapaian masing-masing indikator.
Pencapaian target kinerja alokasi anggaran (APBN dan BLU) sebesar
Rp. 164,614,344,000dengan total realisasi anggaran untuk tahun
2018sebesar149.952.990.330 (91,09%).
Sasaran Strategis merupakan sasaran/tujuan yang akan dicapai secara
nyata oleh RSPI SS dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun. Uraian kinerja dari masing–masing sasaran dan
indikator RSPI Sulianti Sarosoadalah sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
26
a. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2018
3.1 Capaian indikator kinerja tahun 2018
2019
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target
1. Tingkat Kepuasan pasien 65% 65,80% 70% 74,81% 75% 87,75% 80% 90% 85%
2. Tingkat Kepuasan staff 65% 49,60% 70% 57,70% 75% 72% 80% 80% 85%
3. Tingkat Kepuasan peserta didik Survey 2015 76,75% 82% 85,26% 87% 85,03% 92% 92,0% 97%
4. % Komplain yang ditindaklanjuti 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
5. Jumlah RS Regional Pelayanan
Infeksi - 0 0 0 1 1 2 2 2
6. Angka HAIs BASELINE BASELINEBASE
LINEBASELINE 10% 3,51‰ 10% 0,4% 10%
3Terwujudnya Layanan Unggulan
Infeksi termasuk PINERE
7. Jumlah layanan unggulan
Penyakit Infeksi 2 4 2 4 2 4 2 2 2
8. % capaian indikator BBT 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
9. Jumlah kajian/clinical research
yang memanfaatkan data dan BBT 2 6 2 5 2 3 3 39 3
10. Hasil kajian/ penelitian
Translational yang diaplikasikan
pada standar pelayanan
2 0 0 0 4 4 5 6 6
3 5 3 10 5 2 6 8 8
1 0 0 2 3 4 4 4 5
12. Penerapan modul Infeksi
Terintegrasi Pendidikan, Pelayanan
dan Penelitian
70% 75% 75% 100% 80% 100 80% 100% 80%
13. % Peserta didik yang berhasil
menangani kasus sulit infeksi
dengan kualitas yang baik
60% 60% 70% 100% 75% 100 80% 100% 85%
14. Jumlah jenis kasus sulit baru
yang menjadi model (Pelayanan,
Penelitian dan Pendidikan)
1 1 1 1 1 1 1 1 1
15. RS terakreditasi Nasional dan
Internasional Nasional
Dalam
ProsesNasional Nasional _ Nasional Nasional Nasional Internasional
16. % capaian indikator medik 80% 83% 80% 76,52 85% 86,34% 85% 91,98% 85%
17. temuan audit klinik yang
ditindaklanjuti 100% 100% 100% 82,2 100% 100% 100% 100% 100%
8Terwujudnya peningkatan kompetensi
SDM
18. % Staf dengan kompetensi
yang sesuai 60% 95% 65% 95% 70% 95% 80% 97% 90%
9 Terwujudnya budaya korporat 19. Indeks Budaya Korporat 60% dalam proses 50% 47% 75% 0% 80% 82% 80%
20. Tingkat kehandalan fungsi
sarpras60% 66,35% 60% 90,50% 70% 89,96% 75% 80,61% 80%
21. Tingkat Penilaian Proper Biru Biru Biru Biru Biru Biru Biru Biru Hijau
11Terwujudnya sistem manajemen IT
sesuai dengan best practice22. Level IT terintregrasi Masterplan Masterplan - - siloed-2 siloed-1 siloed 2 siloed 2 Integrated 1
12Terwujudnya kendali biaya sesuai
dengan target yang direncanakan23. Cost Reduction 3% 31% 3% 45% 3% 39 3% 43% 3%
13 Terwujudnya peningkatan pendapatan24. Tingkat pertumbuhan
pendapatan10% 32% 10% 2% 10% -8% 10% -9% 10%
2017 2018
NO SASARAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
2015 2016
1 Terwujudnya kepuasan stakeholder
2Terwujudnya peran strategis sebagai
pusat infeksi Nasional
4
Terwujudnya pengelolaan bank BBT
(bahan biologi tersimpan) berbasis
biosafety dan biosecurity
10
Terwujudnya sistem manajemen
fasilitas dan keselamatan, serta sarfas
sesuai dengan best practice
5Terwujudnya penguatan RS untuk
kajian dan penelitian 11. Jumlah kajian/penelitian yang
dipublikasikan Nasional dan
International
6
Terwujudnya integrasi pendidikan
berbaasis AHS, pelayanan dan
penelitian
7
Terwujudnya Sistem Manajemen RS
yang professional berbasis Good
Clinical Governance
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
27
Uraian kinerja dari masing-masing sasaran dan indikatornya adalah sebagai
berikut:
1. Tingkat Kepuasan Pasien
Kepuasan Pasien adalah pernyataan tentang persepsi stakeholder terhadap
jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RS. Kepuasan pasien dapat
dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui harapan
pelanggan. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan survey kepuasan
stakeholder untuk mengetahui tingkat kepuasan stakeholder berdasarkan
penilaian SERVQUAL yang meliputi Realibility, Assurance, Tangible, Emphaty,
Responsiveness (RATER). Stakeholder yang dimaksud adalah pasien. Survey
dilakukan 1 tahun sekali.
Grafik 3.1 Tingkat kepuasan pasien
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas, indikator Tingkat Kepuasan Pasien tahun 2018
telah tercapai dengan realisasi sebesar 90% dari target 80% dimana
capaian tersebut mengalami kenaikan sebesar 2,25% dari realisasi tahun
2017.
2015 2016 2017 2018 2019
Target 65% 70% 75% 80% 85%
Realisasi 65,80% 74,81% 87,75% 90%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
28
Penyebab Keberhasilan
a. Dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya memberikan pelayanan
secara profesional (cepat dantepat, sesuai PPK)
b. Tarif pemeriksaan/pelayananterjangkau
Rencana tindak lanjut
a. Meningkatkan mutu pelayanan baik dari segi kualitas SDM maupun
infrastruktur
b. Menambah jenis layanan unggulan
Alokasi dan Realisasi anggaran
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai indikator tersebut secara
khusus tidak menggunakan alokasi anggaran, akan tetapi dalam
pelaksanaannya didukung oleh anggaran operasional lainnya.
2. Tingkat Kepuasan Staf
Kepuasan staf adalah pernyataan tentang persepsi staf terhadap jasa
pelayanan yang diberikan oleh unit kerja lain. Kepuasan staf dapat dicapai
apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui harapan staf. Hal ini
dapat diketahui dengan melakukan survey kepuasan staf.
Grafik 3.2 Tingkat kepuasan staf
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
29
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas, indikator Tingkat Kepuasan staf tahun 2018
telah tercapai dengan realisasi sebesar 80% dari target 80% dimana
capaian tersebut mengalami kenaikan sebesar 8% dari realisasi tahun
2017.
Penyebab Keberhasilan
a. Jenis pekerjaan sesuai dengan kompetensi
b. Lingkungan kerja yang menyenangkan
c. Terjalinnya hubungan kerjasama yang harmonis antara pimpinan dan
staf
Alternatif Solusi / Rencana Tindak Lanjut
Penyempurnaan dan penguatan sistem remunersai serta rewardand
punishment
Alokasi dan Realisasi anggaran
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai indikator tersebut secara
khusus tidak menggunakan alokasi anggaran, akan tetapi dalam
pelaksanaannya didukung oleh anggaran operasional lainnya.
3. Tingkat Kepuasan Peserta Didik
Adalah peningkatan kepuasan peserta didik selama menempuh pendidikan di
RSPI Sulianti Saroso, terhadap :
a. Kehandalan tenaga pendidik (dokter pendidik, klinis, staf medis, clinical
instructor).
b. Daya tanggap instalasi diklat dalam memberikan jasa dengan cepat dan
tepat serta mengatasi keluhan serta kepastian instalasi diklat dalam
memberikan jasa pendidikan sesuai kualitas yang dijanjikan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
30
c. Penampilan fasilitas fisik sarana dan prasarana (berupa kelengkapan,
kebersihan, cara penataan).
Grafik 3.3 Tingkat Peserta Didik
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas, indikator Tingkat Kepuasan peserta didik tahun
2018 telah tercapai dengan realisasi sebesar 92% dari target 92% dimana
capaian tersebut mengalami kenaikan sebesar 7% dari realisasi tahun
2017.
Penyebab Keberhasilan
1. Jumlah tenaga pengajar telah mencukupi.
2. Adanya Peningkatan kapasitas tenaga pengajar dalam jejaring AHS UI
dan dengan mengikuti inhouse training secara berkala.
3. Perbaikan fasilitas sarana dan prasarana.
4. Jumlah kasus pasien untuk pembelajaran telah memenuhi standar
pendidikan.
Rencana tindak lanjut
1. Peningkatan kompetensi tenaga pengajar sesuai kebutuhan IPTEK.
2. Pemeliharaan sarana dan prasarana yang sudah ada dan melakukan
penambahan ruang diskusi bagi peserta didik.
2015 2016 2017 2018 2019
Target 100% 82% 87% 92% 97%
Realisasi 76,75% 85% 85,03% 92%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
31
3. Peningkatan variasi kasus pasien di bangsal agar peserta didik mampu
menambah pengetahuan dan keterampilan.
4. Penambahan tenaga pengajar Dokdiknis.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Alokasi Dana menggunakan Anggaran Operasional Diklat yang terdiri dari
Belanja Bahan 1. Operasional Diklat, 2. Penguatan kapasitas SDM, 3.
Inhouse training dengan total alokasi Rp. 1,567,000.000,- dan Realisasi Rp.
1,239,852,623 (79,12%). Serapan belum optimal karena terdapat sejumlah
penyesuaian mata anggaran kegiatan yang belum sesuai peruntukan.
4. Persentase Komplain yang ditindaklanjuti
Penanganan pengaduan/komplain adalah jumlah pengaduan/komplain tertulis
yang dilaporkan ke unit pengelola pelayanan pelanggan dan telah
direspon/ditindaklanjuti oleh manajemen rumah sakit dalam periode satu tahun,
dibandingkan dengan jumlah semua pengaduan/komplain tertulis yang
dilaporkan dalam periode tahun yang sama.
Grafik 3.4 Persentase Komplain yang ditindaklanjuti
2015 2016 2017 2018 2019
Target 100% 100% 100% 100% 100%
Realisasi 100% 100% 100% 100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
32
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas, indikator Persentase Komplain yang
ditindaklanjuti tahun 2018 telah tercapai dengan realisasi sebesar 100%
dari target 100% dimana realisasi capaian tahun 2018 tersebut sama
dengan tahun 2017.
Penyebab keberhasilan
a. Terjaganya komunikasi yang baik antara petugas customer care dan
pengunjung yang datang ke RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso.
b. Kotak saran dibuka setiap hari supaya komplain dapat secepatnya
ditindaklanjuti.
c. Menindaklanjuti laporan komplain customer care yang disampaikan baik
secara lisan, tertulis dan elektronik kepada unit terkait yang sudah
diidentifikasi tingkat risikonya dengan penetapan grading/dampak risiko
berupa merah, kuning dan hijau yaitu :
Merah : Cenderung berhubungan dengan polisi, pengadilan, kematian,
mengancam sistem/kelangsungan organisasi, potensi kerugian material
dan lain-lain. Ditanggapi dan ditindaklanjuti maks. 1x24 jam.
Kuning : Cenderung berhubungan dengan pemberitaan media, potensi
kerugian in materia, dan lain-lain.
Hijau : Tidak menimbulkan kerugian berarti baik material maupun
immaterial. Ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 7 hari.
d. Membuat laporan kepada Direktur Utama setiap bulan dan langsung
ditindaklanjuti oleh Direktur Utama.
e. Penanganan Komplain pasien sesuai dengan SOP.
Rencana tindak lanjut
Meningkatkan Kemampuan petugas customer care untuk memberikan
pelayanan prima.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
33
Alokasi dan Realisasi anggaran
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai indikator tersebut secara
khusus tidak menggunakan alokasi anggaran, akan tetapi dalam
pelaksanaannya didukung oleh anggaran operasional lainnya.
5. Jumlah RS Regional Pelayanan Infeksi
Rumah Sakit Regional adalah rumah sakit yang berada di sekitar Rumah Sakit
Penyakit Infeksi (RSPI) yang akan dijadikan sister hospital atau jejaring dalam
rangka penyelenggaraan pelayanan penyakit infeksi. RSPI Sulianti Saroso
memberikan sharring pembinaan kepada rumah sakit regional dalam hal :
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif khususnya mengenai Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI), penanganan pasien isolasi PINERE, HIV, dan TB
RO.
Grafik 3.5 Jumlah RS Regional Pelayanan Infeksi
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas, indikator Jumlah RS Regional Pelayanan Infeksi
tahun 2018 telah tercapai dengan realisasi sebesar 2 rumah sakit dari
target 2 rumah sakit, yaitu RSUP Tarakan di Kalimantan Utara dan RSUD
Pademangan di Jakarta Utara.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
34
Penyebab keberhasilan
Pelaksanaan program, pembinaan dan evaluasi pada RS jejaring dan RS
regional dapat dilakukan karena adanya minat dan kerjasama dari RS
jejaring dan regional.
Rencana tindak lanjut
Identifikasi dan pendekatan pada RS jejaring dan regional lainnya yang
membutuhkan pendampingan untuk peningkatan pelayanan penyakit
infeksi, dapat meningkatkan capaian target.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai indikator tersebut secara
khusus tidak menggunakan alokasi anggaran, akan tetapi dalam
pelaksanaannya didukung oleh anggaran operasional lainnya.
6 HAIs
Healthcare-associated infections” (HAIs) adalah kejadian infeksi difasilitas
pelayanan kesehatan baik pada pasien, pengunjung, ataupun petugas
kesehatan akibat tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
tidak sesuai prosedur. Angka HAIs adalah jumlah kejadian infeksi di rumah
sakit sesuai dengan kriteria masing-masing.
Adapun HAIs terdiri dari sebagai berikut :
1. IADP (Infeksi Aliran Darah Primer);
2. VAP (Ventilator associated Pneumonia) ;
3. ISK (Infeksi Saluran Kemih);
4. IDO (Infeksi Daerah Operasi).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
35
Tabel 3.2 Capaian Indikator HAIS
Tahun Target Realisasi
2015 baseline baseline
2016 baseline baseline
2017 <10% 3,51%
2018 <10% 0,4%
2019 IAD : < 3,5 ‰
VAP: < 5,8 ‰
ISK : < 4,7 ‰
IDO: 2 %
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas indikator Angka HAIstahun 2018 telah tercapai
dengan realisasi sebesar 0,4 %dari target dibawah 10%. dimana capaian
tersebut mengalami kenaikan sebesar 3,1%. dari realisasi tahun 2017.
Penyebab Keberhasilan
1. Penerapan langkah-langkah PPI sudah dilakukan oleh petugas.
2. Program kegiatan dilaksanakan relatif sesuai dengan rencana, dengan
mendapat tambahan anggaran sekitar 30% dari anggaran yang telah
direncanakan untuk memenuhi anggaran sesuai permintaan.
Alternatif Solusi/ Rencana tindak lanjut
1. Perlu dilakukan penyegaran secara berkala bagi petugas, tentang
prinsip dan langkah-langkah PPI.
2. Anggaran disediakan sesuai dengan pengusulan rencana kegiatan.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Alokasi : Rp 438,592,000
Realisasi : Rp 438,592,000( 100%)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
36
7. Jumlah Layanan Unggulan Penyakit Infeksi
Layanan Unggulan Penyakit Infeksi adalah suatu kegiatan pemberian pelayanan
penyakit infeksi yang sesuai dengan standar pelayanan terkini. Yang menjadi
unggulan penyakit Infeksi adalah:
1. TB-HIV
2. Difteri
3. Toxoplasmosis
4. Demam Dengue
5. Rabies
6. PINERE
Grafik 3.6 Jumlah Layanan Unggulan Penyakit Infeksi
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas indikator Jumlah Layanan Unggulan Penyakit
Infeksi tahun 2018 telah tercapai dengan realisasi sebesar 2 layanan
unggulan baru dari target 2 layanan unggulan baru. Tambahan 2 layanan
unggulan baru untuk tahun 2018 adalah TB RO dan Persalinan pada
penderita HIV.
2015 2016 2017 2018 2019
Target 2 2 2 2 2
Realisasi 2 2 2 2
0
0,5
1
1,5
2
2,5
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
37
Penyebab keberhasilan
Program kegiatan dilaksanakan relatif sesuai dengan rencana dan didukung
oleh profesionalisme dokter maupun tenaga kesehatan lainnya yang
terkait.
Rencana tindak lanjut
Indikator Layanan Unggulan Penyakit Infeksi Ini telah mencapai target yang
telah ditetapkan. Walau target yang ditetapkan sudah tercapai sehingga
perlu dipertahankan bahkan diingkatkan.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Alokasi : Rp 21,175,000,-
Realisasi : Rp 20,947,500,- (98,92%)
8. Persentase capaian indikator Bahan Biologi Tersimpan (BBT)
Adalah Persentase BBT yang disimpan di fasilitas Biorepository.
Grafik 3.7 Persentase capaian indikator BBT
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data, persentase capaian indikator BBTtahun 2018 telah
tercapai dengan realisasi 100%dari target 100% dimana realisasi capaian
2015 2016 2017 2018 2019
Target 100% 100% 100% 100% 100%
Realisasi 100% 100% 100% 100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
38
tahun 2018 tersebut sama dengan tahun 2017.
Penyebab Keberhasilan
Pengelolaan BBT sesuai dengan definisi operasional yaitu bahwa setiap
spesimen yang disimpan merupakan capaian indikator BBT.
Rencana tindak lanjut
Sistem pengelolaan BBT perlu dikembangkan sesuai standar IPTEK terkini.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Alokasi : Rp. 5.000.000
Realisasi : Rp. 5.000.000 ( 100%)
9. Jumlah Kajian/clinical research yang memanfaatkan data dan BBT
Adalah Jumlah kajian / penelitian yang menggunakan data informasi BBT dan
BBT ( berupa spesimen, isolat, DNA/RNA dan material genetik lain), yang
diambil dari pasien klinis dan atau subjek penelitian yang diperlakukan
sebagai BBT, dan ditujukan untuk mendapatkan hasil penelitian dalam bentuk
basic research & translational reseach.
Grafik 3.8Jumlah Kajian/clinical research yang memanfaatkan data dan BBT
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
39
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data maka indikatorJumlah kajian/clinical research yang
memanfaatkan data BBTtahun 2018 telah tercapai dengan realisasi
sebesar 39 kajian/clinical research dari target 3 kajian/clinical research.
Capaian tersebut mengalami kenaikan sebesar 36 kajian/clinical research
dari realisasi tahun 2017.
Penyebab keberhasilan
Capaian tahun 2018 berbeda dari tahun sebelumnya karena meliputi
kajian internal maupun eksternal, yaitu mencakup 17 penelitian internal
dan 22 penelitian eksternal. Penelitian internal adalah yang dilakukan
dengan ketua pelaksana/peneliti utama adalah staf/karyawan RSPI SS
yang memanfaatkan data RSPI SS dengan analisis dan pemeriksaan dapat
dilaksanakan di RSPI SS ataupun di institusi/badan di luar RSPI SS.
Penelitian eksternal adalah penelitian yang dilakukan dengan ketua
pelaksana/peneliti utama adalah bukan staf/karyawan RSPI SS yang
memanfaatkan data RSPI SS dengan analisis dan pemeriksaan dapat
dilaksanakan di RSPI SS ataupun di institusi/badan lain dalam kerangka
kerjasama penelitian, sejumlah 22 penelitian yang berasal dari 6
perguruan tinggi dan 3 kementerian/lembaga.
Rencana tindak lanjut
Target yang sudah tercapai perlu dipertahankan dan ditingkatkan dengan
memperluas jejaring kerjasama untuk pemanfaatan data dan BBT yang ada.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Alokasi : Rp. 20.182.000
Realisasi : Rp. 20.150.000 (99,84%)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
40
10. Hasil Kajian/Penelitian Translational yang diaplikasikan pada standar
pelayanan
Adalah Peningkatan jumlah kajian & penelitian yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan masukan penyusunan Norma Standar Prosedur Kriteria /
NSPK (translational research).
Grafik 3.9 Hasil Kajian/Penelitian Translational yang diaplikasikan pada
standar pelayanan
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas, indikator Hasil Kajian/Penelitian Translational
yang diaplikasikan pada Standar Pelayanantahun 2018 telah tercapai
dengan realisasi sebesar 6 Kajian/Penelitian Translational dari target 5
Kajian/Penelitian Translational dimana capaian tersebut mengalami
kenaikan sebesar 2 Kajian/Penelitian Translational dari realisasi tahun
2017.
Penyebab Keberhasilan
Koordinasi antara unit layanan dengan unit penelitian terkait kajian/
penelitian yang akan dilaksanakan, mulai dari perencanaan sampai
pemanfaatan hasil akhir, sudah dilaksanakan secara kesinambungan.
2015 2016 2017 2018 2019
Target 2 0 4 5 6
Realisasi 0 0 4 6
0
1
2
3
4
5
6
7
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
41
Rencana tindak lanjut
Translational riset yang perlu ditingkatkan selain implementasi diunit
layanan secara internal adalah translational riset yang menjadi dasar untuk
rekomendasi kebijakan nasional.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Alokasi : Rp. 100.310.000
Realisasi : Rp. 55.702.300 (55,53%)
Serapan belum optimal karena terdapat sejumlah penyesuaian mata
anggaran kegiatan yang belum sesuai peruntukan.
11. Jumlah kajian/penelitian yang dipublikasikan Nasional dan International
Adalah Banyaknya hasil karya ilmiah yang dipublikasikan baik nasional dan
internansional, dengan status accepted (diterima) atau dalam proses
submission(pengajuan).
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data,Jumlah kajian/penelitian yang dipublikasikan tahun 2018
untuk publikasi nasional tercapai 8 kajian/penelitian dengan target 6 kajian,
sedangkan untuk publikasi International tercapai 4 kajian/penelitian dengan
2015 2016 2017 2018 2019
Target 3 3 5 6 8
Realisasi 5 10 2 8 0
0
2
4
6
8
10
12
Grafik 3.11 Jumlah kajian/penelitian
yang dipublikasikan Internasional
2015 2016 2017 2018 2019
Target 1 0 3 4 5
Realisasi 0 2 4 4 0
0
1
2
3
4
5
6
Grafik 3.10 Jumlah kajian/penelitian yang
dipublikasikan nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
42
target 4 kajian/penelitian dimana capaian untuk publikasi nasional tersebut
mengalami kenaikan sebesar 6 kajian/penelitiandari realisasi tahun 2017,
sedangkan capaian untuk publikasi internasional tersebut sama dengan
realisasi tahun 2017.
Penyebab keberhasilan
Publikasi nasional tercapai karena koordinasi yang baik antara Bidang/
instalasi penelitian dengan Ketua Pelaksana Kajian/ penelitian.
Publikasi Internasional Berhasil karena adanya komitmen yang terkait
dengan program kegiatan mulai dari perencanaan sampai hasil akhir.
Rencana tindak lanjut
1. Menentukan point remunerasi yang terstandar untuk tim kajian/
penelitian.
2. Peningkatan anggaran publikasi yang terakreditasi pada media
eksternal.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Alokasi : Rp 126,520,000
Realisasi : Rp 69,093,125 (54,61%)
Serapan belum optimal karena terdapat sejumlah penyesuaian mata
anggaran kegiatan yang belum sesuai peruntukan.
12. Penerapan modul Infeksi Terintegrasi Pendidikan, Pelayanan dan Penelitian
Adalah Modul pendidikan dibidang infeksi yang disusun berbasis AHS yang
terintegrasi pelayanan dan penelitian, serta dapat diimplementasikan dalam
pemberian pelayanan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
43
Grafik 3.12 Penerapan modul Infeksi Terintegrasi Pendidikan, Pelayanan
dan Penelitian
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas Penerapan modul Infeksi Terintegrasi
Penidikan, Pelayanan dan Penelitiantahun 2018 telah tercapai dengan
realisasi 100%dari target 80% dimana realisasi capaian tahun 2018
tersebut sama dengan tahun 2017.
Penyebab keberhasilan
1. Tersedianya modul pembelajaran dari FK-UI untuk pedoman
pembelajaran.
2. Telah tersusunnya laporan kasus di setiap proses pembelajaran.
3. Telah dilaksanakannya penelitian terhadap topik kasus sulit yang
dapat mendukung pendidikan.
Rencana tindak lanjut
Modul infeksi terintegrasi versi RSPI SS perlu disusun dengan
peningkatan koordinasi melalui unit terkait .
Alokasi dan Realisasi anggaran
Alokasi Dana menggunakan Anggaran Operasional Diklat yang terdiri
dari Belanja Bahan 1. Operasional Diklat, 2. Penguatan kapasitas SDM, 3.
Inhouse training dengan total alokasi Rp. 1,567,000.000,- dan Realisasi
2015 2016 2017 2018 2019
Target 70% 75% 80% 80% 80%
Realisasi 75% 100% 100% 100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
44
Rp. 1,239,852,623 (79,12%). Serapan belum optimal karena terdapat
sejumlah penyesuaian mata anggaran kegiatan yang belum sesuai
peruntukan.
13. Persentase Peserta didik yang berhasil menangani kasus sulit infeksi
dengan kualitas yang baik
Adalah % peserta didik yang dapat menangani dengan baik sesuai standar
pelayanan medik, kasus penyakit infeksi dengan komplikasi yang
memerlukan penanganan berbagai disiplin ilmu dan atau ditentukan oleh
dokter yang merawat.
Grafik 3.13 Persentase Peserta didik yang berhasil menangani kasus sulit
infeksi dengan kualitas yang baik
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas indikator% Peserta didik yang berhasil
menangani kasus sulit infeksi dengan kualitas yang baiktahun 2018
adalah 100% telah tercapai dari target 80% dimana realisasi capaian
tahun 2018 tersebut sama dengan tahun 2017.
Penyebab keberhasilan
1. Jumlah pasien dengan kasus sulit masih mencukupi untuk proses
pembelajaran.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
45
2. Materi pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh peserta
didik.
Rencana tindak lanjut
Perlu ditingkatkan kembali metode pengajaran yang terintegrasi dan
keterampilan peserta didik dalam menangani kasus sulit.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Alokasi Dana menggunakan Anggaran Operasional Diklat yang terdiri
dari Belanja Bahan 1. Operasional Diklat, 2. Penguatan kapasitas SDM,
3. Inhouse training dengan total alokasi Rp. 1,567,000.000,- dan
Realisasi Rp. 1,239,852,623 (79,12%). Serapan belum optimal karena
terdapat sejumlah penyesuaian mata anggaran kegiatan yang belum
sesuai peruntukan.
14. Jumlah Jenis Kasus sulit baru yang menjadi Model (pelayanan Penelitian
dan Pendidikan)
Adalah Kasus penyakit infeksi yang baru muncul atau jarang ditemukan,
dengan komplikasi yang memerlukan penanganan berbagai disiplin ilmu,
dan atau ditentukan oleh dokter yang merawat, yang menjadi contoh
penanganan kasus sulit baru penyakit infeksi bagi pendidikan, penelitian
dan pelayanan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
46
Grafik . 3.14 Jumlah Jenis Kasus sulit baru yang menjadi Model (pelayanan
Penelitian dan Pendidikan)
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas Jumlah jenis kasus sulit baru yang menjadi model
(Pelayanan, Penelitian dan Pendidikan) tahun 2018 telah tercapai dengan
realisasi 1 kasus dari target 1 kasus dimana realisasi capaian tahun 2018
tersebut sama dengan tahun 2017.
Penyebab keberhasilan
kasus sulit yang menjadi model baru 1. yaitu TB HIV, kasus ini jumlahnya
cukup banyak dari pasien Anak, Obgyn dan Dewasa.
Rencana tindak lanjut
Perlu ditingkatkan jumlah kasus sulit baru lebih dari 1 kasus agar menjadi
model terintegrasi, perlu ditingkatkan koordinasi dengan bidang dan unit
pelayanan pasien.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Alokasi Dana menggunakan Anggaran Operasional Diklat yang terdiri dari
Belanja Bahan 1. Operasional Diklat, 2. Penguatan kapasitas SDM, 3.
Inhouse training dengan total alokasi Rp. 1,567,000.000,- dan Realisasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
47
Rp.1,239,852,623 (79,12%). Serapan belum optimal karena terdapat
sejumlah penyesuaian mata anggaran kegiatan yang belum sesuai
peruntukan.
15. RS Terakreditasi Nasional dan Internasional
Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga
independen baik dari dalam atau pun luar negeri, biasanya non
pemerintah, melakukan assesmen terhadap rumah sakit berdasarkan
standar akreditasi yang berlaku. Rumah sakit yang telah terakreditasi
akan mendapatkan pengakuan dari Pemerintah karena telah memenuhi
standar pelayanan dan managemen yang ditetapkan. Pelaksana akreditasi
RS nasional adalah KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) yang merupakan
suatu lembaga independen dalam negeri. Sedangkan pelaksana akreditasi
internasional adalah JCI (Joint Commission International) yang merupakan
badan akreditasi non profit berpusat di Amerika Serikat dan bertugas
menetapkan dan menilai standar performa para pemberi pelayanan
kesehatan.
Sistem Manajemen Terstandarisasi Internasional adalah sistem yang
menjamin bahwa baik peralatan, maupun pelayanan yang diberikan
berstandar internasional antara lain mengupayakan umpan balik baik positif
maupun negatif dari customer secara langsung. Beberapa standar yang
harus dipenuhi adalah proses komunikasi berjalan dengan baik dan efektif
sesuai dengan sasaran sistem dan komitmen manajemen antara lain
Radiologi (Quattro), Laboratorium (ISO), Farmasi, Gizi dll. Standar Akreditasi
Nasional yaitu :
1. Kelompok Standar Fokus pada Pasien;
2. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit;
3. Kelompok Sasaran Keselamatan Pasien;
4. Kelompok Sasaran MDGs (Millenium Development Goals):
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
48
Tambahan untuk penilaian akreditasi nasional :
1. Penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu,
2. Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS,
3. Penurunan angka kesakitan TB).
Standar Akreditasi Internasional yaitu :
1. Kelompok Standar Fokus pada Pasien;
2. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit;
3. Kelompok Sasaran Keselamatan Pasien;
Tabel 3.3 Capaian Indikator RS Terakreditasi Nasional dan Internasional
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas target capaian indikatorRS terakreditasi Nasional
tahun 2018 telah tercapai. Realisasi capaian tahun 2018 tersebut sama
dengan tahun 2017 yaitu terakreditasi nasional paripurna. Pada survei
verifikasi tahun ke-2 tahun 2018 RSPI SS dinyatakan tetap memenuhi
kriteria terakreditasi paripurna.
Penyebab keberhasilan
Program kegiatan dilaksanakan relatif sesuai dengan rencana, dengan
upaya terus menerus untuk bisa tetap memenuhi persyaratan akreditasi
KARS. Meski demikian, masih ada beberapa hambatan, yaitu kurang
optimalnya koordinasi antar pokja, terdapat unit kerja /instalasi yang
jumlah SDM masih kurang, dan masih kurangnya sarana dan prasarana
sesuai standar akreditasi
2019
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target
RS terakreditasi Nasional dan
Internasional Nasional
Dalam
ProsesNasional Nasional _ Nasional Nasional Nasional Internasional
Indikator2015 2016 2017 2018
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
49
Rencana tindak lanjut
Perlunya peningkatan kerjasama dan koordinasi yang lebih baik antara
pokja serta unit terkait dalam pemenuhan standar akreditasi. Perlu
penambahan jumlah SDM, dan perlu pengadaan / perbaikan sarana dan
prasarana sesuai standar akreditasi dan standar perumahsakitan
Alokasi dan Realisasi anggaran
Alokasi : Rp 290,800,000
Realisasi : Rp 279,321,545 (90,05%)
16. Persentase Capaian Indikator Medik
Indikator Medik adalah alat ukur yang digunakan untuk menilai kualitas
pelayanan yang dilaksanakan di unit pelayanan RSPI SS, Indikator Medik
meliputi sbb : Complete Treatment TB, Cure Rate TB, dan angka kepatuhan
minum ARV
Complete treatment TB : Pasien yang selesai pengobatan
Cure Rate Tb : pasien yang sudah dinyatakan sembuh
Angka kepatuhan minum ARV : dosis ARV yang dipatuhi diatas 95% dalam
satu bulan
Grafik 3.15 Persentase Capaian Indikator Medik
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
50
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas indikator % Capaian Indikator Mediktahun 2018
telah tercapai dengan realisasi sebesar 91,98% dari target 85%, dimana
capaian tersebut mengalami kenaikan sebesar 5,64%. dari realisasi tahun
2017.
Penyebab Keberhasilan
Dari dua indikator medik yang dinilai pada semester I tahun 2018 salah
satunya harus mencapai angka yang tingg i (Complete treatment dan cure
rate TB ) sedangkan indikator lainnya harus mencapai angka yang rendah
(penggunaan Antibiotik pada diare) sehingga terjadi kerancuan
perhitungan dalam indikator medik.
Untuk menghindari kerancuan tersebut dan karena kasus diare anak yang
dirawat di RSPI SS umumnya bukan kasus diare murni sehingga
kemungkinan justru membutuhkan antibiotik, dirasakan perlu mengubah
DO indikator.
Rencana tindak lanjut
Sudah dilakukan Revisi DO indikator medik menjadiComplete Treatment
TB, Cure Rate TB, dan angka kepatuhan minum ARV.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai indikator tersebut secara
khusus tidak menggunakan alokasi anggaran, akan tetapi dalam
pelaksanaannya didukung oleh anggaran operasional lainnya.
17. Temuan audit klinik yang ditindaklanjuti
Audit Klinik adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan yang diberikankepada pasien dengan menggunakan berkas
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
51
rekam medisnya ataupun observasi secara langsung yang dilakukan oleh
profesi. Audit klinik ini tidak hanya menghitung produktivitas pelayanan
ataupun jenis pemeriksaan namun lebih berfokus dalam usaha peningkatan
mutu pelayanan. Audit Klinik yang dilaksanakan di RSPI Prof. Sulianti Saroso
meliputi : Audit medik, audit keperawatan, audit Farmasi dan audit gizi.
Kegiatan audit klinik adalah mengevaluasi kepatuhan terhadap
implementasi Clinical Pathway oleh Dokter, perawat, dan tenaga
kesehatan lainnya
Dilakukan review bila perlu direvisi clinical pathway yang sudah ada.
Dilakukan review audit klinik dan direkomendasikan untuk perbaikan mutu
pelayanan
Instrumen audit klinik adalah Clinical Pathway yang diimplementasikan
sesuai SK Direktur Utama.
Grafik 3.16 Temuan audit klinik yang ditindaklanjuti
Kondisi yang dicapai
Untuk tahun 2018 ditetapkan Audit klinik pada 2 jenis penyakit, yaitu
Difteri anak dan persalinan pada penderita HIV. Berdasarkan data diatas
indikator Temuan Audit Klinik yang ditindaklanjutitahun 2018 telah
tercapai dengan realisasi 100%dari target 100% dimana realisasi capaian
tahun 2018 tersebut sama dengan tahun 2017.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
52
Penyebab keberhasilan
Program kegiatan dilaksanakan relatif sesuai dengan rencana, namun
dalam pelaksanaan nya tim audit klinik menggunakan anggaran tim audit
medik di Komite Medik.
Rencana tindak lanjut
Tim audit klinik mengefektifkan anggaran audit klinik
Alokasi dan Realisasi anggaran
Alokasi : Rp 20,100,000,
Realisasi : Rp 2,100,000,- (10,44%)
18. Persentase Staf dengan Kompetensi yang sesuai
Staf dengan kompetensi sesuai adalah penempatan staf yang memiliki
kompetensi sesuai dengan analisa jabatan (job analysis).
Kompetensi merupakan pengetahuan, skill dan pengalaman yang
dibutuhkan oleh staf dalam menyelesaikan tugas kedinasannya.
Kompetensi yang dimaksud mengacu kepada Direktori Kompetensi RSPI
Sulianti Saroso. Analisa Jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk
memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan
disajikan untuk kepentingan program kepegawaian serta memberikan
umpan balik bagi organisasi, tata laksana pengawasan dan akuntabilitas.
Staf yang dimaksud adalah seluruh pegawai, baik tetap maupun tidak tetap
yang bekerja di RSPI Sulianti Saroso
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
53
Grafik 3.17 Persentase staf dengan kompetensi yang sesuai
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas, indikator Persentase Staf dengan kompetensi
yang sesuaitahun 2018 telah tercapai dengan realisasi sebesar 96%dari
target 80%, dimana capaian tersebut mengalami kenaikan sebesar 1 %
dari realisasi tahun 2017.
Penyebab keberhasilan
Penempatan pegawai sudah berdasarkan analisa dan peta jabatan.
Rencana Tindak lanjut
1. Peningkatan kompetensi pegawai sesuai dengan tupoksi.
2. Evaluasi Pemetaan Jabatan.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai indikator tersebut secara
khusus tidak menggunakan alokasi anggaran, akan tetapi dalam
pelaksanaannya didukung oleh anggaran operasional lainnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
54
19. Indeks Budaya Korporat
Indeks budaya korporat adalah pengukuran tingkat penerapan nilai-nilai
budaya menolong, ramah, sapa oleh setiap individu dalam setiap job posisi
dikalikan bobot.
Tingkat Penerapan Budaya % Jumlah individu
Sangat dibawah standar
Dibawah standar
Sesuai standar
Diatas standar
Sangat diatas standar
Performance Index Score
Grafik 3.18 Indeks Budaya Korporat
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas indikator Indeks Budaya Korporattahun 2018
telah tercapai dengan realisasi sebesar 82%dari target 80%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
55
Penyebab Keberhasilan
1. Sudah dilakukan sosialisasi dan evaluasi Budaya Korporat.
2. Sudah dilakukan sosialisasi budaya korporat untuk manajemen.
Alternatif Solusi / Rencana Tindak Lanjut
1. Monev Budaya korporat secara terus menerus.
2. Pelatihan Budaya korporat untuk manajemen.
3. Pelatihan Budaya korporat untuk karyawan.
4. Pelatihan Budaya korporat untuk mitra kerja.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai indikator tersebut secara
khusus tidak menggunakan alokasi anggaran, akan tetapi dalam
pelaksanaannya didukung oleh anggaran operasional lainnya.
20. Tingkat kehandalan fungsi sarpras
Tingkat kehandalan sarana dan fasilitas diukur dari 3 aspek yaitu
Ketersediaan, kinerja, dan berkualitas dengan penjelasan :
a. Ketersediaan (Availability) : Ke, adalah perbandingan jumlah hari alat
beroperasi dibagi jumlah hari alat tsb direncanakan beroperasi.
b. Kinerja (performance) : Ki, adalah kemampuan alat yang ada dibagi
kemampuan ideal alat.
c. Kualitas (quality) : ku, adalah keluaran yang baik yang dihasilkan oleh
suatu alat dibagi dengan total keluaran dari alat tersebut.
Peralatan yang dilakukan penilaian yaitu : Power Supply, Air, Gas Medis,
Lift, Laundry.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
56
Grafik.3.19 Tingkat Kehandalan Fungsi Sarpras
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas,capaian indikator tingkat kehandalan fungsi
sarprastahun 2018 terjadi penurunan bila dibandingkan dengan tahun
2017 sebesar 9,35% akan tetapi capaian tahun 2018 telah melebihi
target dengan realisasi sebesar 80,61%dari target 75%.
Penyebab Keberhasilan
1. Memaksimalkan SDM yang terbatas.
2. Tersedianya listrik selama 24 jam.
3. Tersedianya gas medis selama 24 jam.
4. Tersedianya air bersih selama 24 jam.
5. Terpeliharanya kondisi lift.
6. Tersedianya genset selama 24 jam.
7. Ketepatan Kalibrasi Alat Kesehatan.
Rencana tindak lanjut
1. Monev sarana prasarana secara berkala
2. Penambahan staf IPSRS untuk bagian administrasi dan teknis (SDM)
3. Optimalisasi penggunaan anggaran pemeliharaan mengingat jumlah
sarana dan prasarana yang semakin bertambah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
57
Alokasi dan Realisasi anggaran
Alokasi : Rp. 3.945.931.000
Realisasi : Rp. 3.367.994.112
21. Tingkat Penilaian Proper
Tingkat Penilaian Proper adalah Instrument kebijakan alternatif untuk
mendorong penaatan dan kepedulian perusahaan dalam pengelolaan
lingkungan hidup. Peringkat PROPER sebagai berikut :
HITAM : Belum melakukan pengelolaan lingkungan seperti pengelolaan
perencanaan pencemaran air, udara, limbah B3 dan tidak Memiliki izin
lingkungan
MERAH : Melakukan pengelolaan lingkungan seperti pengelolaan
pencemaran air, udara, limbah B3 namun belum memenuhi standar
bakumutu; memiliki izin lingkungan tetapi tidak taat laporan
BIRU : Melakukan pengelolaan lingkungan seperti pengelolaan
pencemaran air, udara, limbah B3 dan sudah memenuhi standar baku
mutu; memiliki izin lingkungan dan taat laporan
HIJAU : Melakukan pengelolaan lingkungan seperti pengelolaan
pencemaran air, udara, limbah B3 dan sudah memenuhi standar baku
mutu ; memiliki izin lingkungan dan taat laporan.
Peringkat HIJAU diberikan apabila telah mealukan pengelolaan lingkungan
lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan ( beyond compliance)
melalui pelaksanaan system manajemen lingkungan,pemanfaatan sumber
daya secara efisien dan melakukan upaya pemberdayaan masyarakat
dengan baik.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
58
Tabel 3.4 Capaian Indikator Tingkat Penilaian
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas indikator Tingkat Penilaian Proper tahun 2018
telah tercapai dengan realisasi Biru (100%)dari target biru (100%)
dimana realisasi capaian tahun 2018 tersebut sama dengan tahun 2017.
Penyebab keberhasilan
1. Memiliki dokumen lingkungan :
a. AMDAL (masih tahun 1993)
b. RKL –RPL
c. Izin Incenerator
d. Izin IPAL
e. Izin TPS Limbah B3
f. Izin SIPA (Pemanfaatan Air Tanah)
2. Taat dalam pelaporan data yang dikirim :
a. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
b. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI
Jakarta
c. Dinas Kesehatan Jakarta
d. Kantor LH Kota Administratif Jakarta Utara
e. Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara
f. Dirjen P2PL
g. Pusat Ekoregion Jawa – Yogyakarta
3. Taat dalam Pengendalian Pencemaran Air (PPA), antara lain :
a. Memiliki izin pembuangan limbah cair (IPLC).
2019
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target
Tingkat Penilaian Proper Biru Biru Biru Biru Biru Biru Biru Biru Hijau
INDIKATOR KINERJA2015 2016 2017 2018
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
59
b. Hasil pemeriksaan sampel limbah cair memenuhi persyaratan
baku mutu kesehatan lingkungan.
4. Taat dalam Pengendalian Pencemaran Udara (PPU), antara lain :
a. Memiliki izin incenerator.
b. Hasil pemeriksaan uji emisi (genset, kendaraan dinas,
incenerator) harus memenuhi syarat baku mutu kesehatan
lingkungan.
5. Taat dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
(LB3)
a. Memiliki izin TPS LB3.
b. Pengangkutan limbah B3 menggunakan jasa pihak ketiga yang
memiliki rekomendasi dari KLHK dan BPLHD DKI Jakarta.
c. Adanya pencatatan rutin timbulan limbah B3 dalam bentuk
logbook dan neraca LB3.
Alternatif Solusi
Perlu adanya updating AMDAL
Alokasi dan Realisasi anggaran
Alokasi : Rp 978,201,000
Realisasi : Rp 764,434,285
22. Level IT terintregrasi
Level IT yang terintegrasi adalah penerapan IT di RS sesuai tingkatan atau
klasifikasi kemapanan sistem informasi terintegrasi yang dijelaskan sbb :
Basic/siloed 1 Enteprise : infrastruktur dan platform terpasang, system
informasi disiapkan untuk (a) sistem rawat jalan terintegrasi dengan
admisi, rawat inap, billing system serta instalasi penunjang diagnostik
Siloed 2 : Infrastruktur dan platform mengacu pada integrasi instalasi
rawat inap, penunjang diagnostik dan back-office (keuangan, SDM dll)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
60
sehingga seluruh systemsaling terhubung dan memudahkan
perawatan dan pemeliharaannya.
Standar/Integrated Enteprises : infrastuktur dan platform lebih
mendukung operasional rumah sakit misal aset/BMN, e-clinical HR, e-
Planning, e-Procurement.
Advanced/Extended Enteprises : infrastuktur dan platform mengacu
pada kemampuan otomatisasi manajemen, peningkatan keamanan
dan kebijakan yang memungkinkan self povisioning sebagai suatu
system dashboard.
Tabel 3.5 Capaian indikator IT Terintegrasi
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas, indikator Level IT Terintegrasitahun 2018
telah tercapai dengan realisasi siloed 2 (100%).
Penyebab keberhasilan
Telah tersedianya dan terintegrasinya front office dan back office.
Alternatif Solusi /Rencana tindak lanjut
Monev berkala
Alokasi dan Realisasi anggaran
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai indikator tersebut secara
khusus tidak menggunakan alokasi anggaran, akan tetapi dalam
pelaksanaannya didukung oleh anggaran operasional lainnya.
2019
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target
Level IT terintregrasi Masterplan Masterplan - - siloed-2 siloed-1 siloed 2 siloed 2 Integrated 1
INDIKATOR KINERJA2015 2016 2017 2018
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
61
23 Cost Reduction
Cost reduction adalah besarnya penghematan penggunaan bahan habis
pakai dan obat di semua unit pelayanan (medik dan penunjang),
dibandingkan dengan total pengeluaran bahan habis pakai dan obat tahun
lalu, dinormalisasi dengan jumlah kegiatan atau jumlah pendapatan
operasional BLU.
Penghitungan Cost Reduction berdasarkan persentase formulasi tersebut
antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.
Grafik 3.20 Capaian indikator Cost Reduction
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas indikator tingkat pertumbuhan pendapatantahun
2018 belum tercapaiakan tetapi bila dibandingkan dengan realisasi
capaian tahun 2017 mengalami kenaikan 15%.
Penyebab Kegagalan
Adanya penurunan biaya/beban di tahun 2018 dikarenakan pendapatan
RSPI SS belum optimal maka cost reduction yang ditargetkan tidak tercapai.
Alternatif Solusi
Peningkatan pendapatan.
-20%
-15%
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
2015 2016 2017 2018 2019
Target 3% 3% 3% 3% 3%
Realisasi 5% 18% -16% -1%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
62
Alokasi dan Realisasi anggaran
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai indikator tersebut secara
khusus tidak menggunakan alokasi anggaran, akan tetapi dalam
pelaksanaannya didukung oleh anggaran operasional lainnya.
24. Tingkat Pertumbuhan Pendapatan
Tingkat pertumbuhan pendapatan adalah selisih antara pendapatan RS
periode berjalan dikurangi pendapatan RS periode sebelumnya dibagi
pendapatan RS periode sebelumnya sebagai periode dasar.
Grafik 3.21 Tingkat pertumbuhan Pendapatan
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan data diatas indikator tingkat pertumbuhan pendapatantahun
2018 belum tercapai dengan realisasi sebesar -1% dari target 10%.
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
2015 2016 2017 2018 2019
Target 10% 10% 10% 10% 10%
Realisasi 19,80% 10% 11% -1%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
63
Penyebab Kegagalan
Keterlambatan pengiriman klaim BPJS tahun 2018, yang disebabkan karena
belum optimalnya pendapatan sehingga nilai pendapatan yang diperoleh
mengalami penurunan.
Alternatif Solusi / Rencana tindaklanjut
Pengendalian internal atas SIM RS dan kepatuhan terhadap target waktu
klaim kepada BPJS.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai indikator tersebut secara
khusus tidak menggunakan alokasi anggaran, akan tetapi dalam
pelaksanaannya didukung oleh anggaran operasional lainnya.
b. Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2018 dengan Standar Nasional
Indikator-indikator yang tercantum di Rencana Strategi Bisnis (RSB)
merupakan indikator yang spesifik untuk masing-masing rumah sakitdan dari 24
(dua puluh empat) indikator tersebut terdapat 3 (tiga) indikator yang bisa
dibandingkan dengan standar nasional.
Dari 3(tiga) indikator bila dibandingkan dengan standar nasional hasil
capaiannya melebihi dari standar nasional.
Tabel 3.6 Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2018 dengan Standar Nasional
NO INDIKATOR KINERJA STANDAR NASIONAL
TARGET 2018
REALISASI 2018
1 % Komplain yang ditindaklanjuti
70% 100% 100%
2 Kepuasan Pelanggan 80% 80% 90%
3 Tingkat Penilaian Proper Biru Biru Biru
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
64
B. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pelaksanaan program dan kegiatan
harus didukung dengan sumber dayayang terdiri dari sumber daya
manusia,sumber daya keuangan dan sumber daya sarana dan prasarana.
a. Sumber Daya Manusia
Jumlah Pegawai berdasarkan status kepegawaian, dapat dilihat pada
grafik 3.22 berikut ini:
Grafik 3.22 Jumlah ASN berdasarkan status kepegawaian
Jumlah pegawai di RSPI SS sebesar 72% pegawai, dan masih ada pegawai Non
ASN (honorer), sebesar 28 % pegawai.
Jumlah Aparatur Negeri Sipil Berdasarkan Pendidikan, dapat dilihat pada
grafik 3.23 berikut ini :
502
139
ASN
NON ASN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
65
Grafik 3.23 Jumlah ASN berdasarkan pendidikan
ASN di RSPI Sulianti Saroso sebagian besar adalah lulusan diploma 3, kemudian
diikuti oleh lulusan strata 1 dan spesialis. Sementara ini sudah ada 3pegawai
yang memiliki latar belakang pendidikan strata 3. Namun masih ada pegawai
yang hanya memiliki latar belakang pendidikan SMP.
Jumlah Aparatur Negeri Sipil Menurut Jabatan, dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 3.7 Jumlah ASN Menurut Jabatan
0
50
100
150
200
250
S3 S2 Spesialis
1/2/AV
S1 D. IV D.III Akademik
D.1 SMA SMK SMP SD
Jumlah 3 30 41 131 6 215 15 3 28 27 3 0
UraianKeadaan
Januari 2018Tambah Kurang
Keadaan
Desember
2018
Keterangan
A STRUKTURAL
Eselon I 0 0 0 0
Eselon II 4 1 1 4 Pensiun (1) dan Mutasi (1)
Eselon III 8 2 2 8 Mutasi (4)
Eselon IV 24 2 2 24 Pensiun (2) dan Mutasi (2)
B FUNGSIONAL 335 0 8 327 Pensiun (4), Mengundurkan Diri (1), Mutasi (3)
C UMUM 142 3 139 Pensiun (3)
Jumlah 513 502
MENURUT JABATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
66
Tabel 3.8 Jumlah ASN Menurut Golongan
Tabel 3.9
Jumlah dan Spesifikasi SDM RSPI SS
Berdasarkan tabel 3.9jenis dan jumlahASN di RSPI SS sebagian besar
didominasi oleh keperawatan sebanyak 220 orang (44%). Selanjutnya Non
Kesehatan sebanyak 126 orang (25%), kemudian tenaga penunjang medis
sebanyak 89 orang(18%) dan tenaga dokter sebanyak 67 orang (13%). Jumlah
Non ASN sebanyak 139 orang, didominasi oleh tenaga non kesehatan/JFU
sebanyak 115 orang (83%), kemudian tenaga medis keperawatan sebanyak 5
orang (4%) dan dokter spesialis 1 orang (1%).
UraianKeadaan
Januari 2018Tambah Kurang
Keadaan Desember
2018Keterangan
A Golongan IV 48 5 0 53 KP (5)
Golongan III 343 46 7 382 Mutasi CPNS (10), Pensiun (7), KP (36)
Golongan II 121 10 65 66 Mutasi CPNS (10), KP (65)
Golongan I 1 1
Jumlah 513 502
MENURUT GOLONGAN
JUMLAH % JUMLAH %
1. Dokter Spesialis 41 8% 1 1%
2 Dokter Umum 24 5% 0 0%
3 Dokter Gigi 2 0% 0 0%
4 Tenaga medis keperawatan 220 44% 5 4%
5 Tenaga Penunjang medis 89 18% 18 13%
6 Tenaga Non Kesehatan/JFU 126 25% 115 83%
502 100% 139 100%
STATUS
ASN NON ASNJENIS/KOMPETENSI
SDMNO
Jumlah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
67
b. Sumber Daya Keuangan
Pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka pencapaian
tujuan dan sasaran unuk mewujudkan visi dan misi RSPI Sulianti Saroso
didukung dengan anggaran baik yang bersumber dari APBN maupu
pendapatan fungsional (BLU) dengan rincian tabel dibawah ini.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
68
Tabel 3.10 Realisasi Belanja RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso Tahun 2018
Anggaran Realisasi
Setelah Revisi Belanja
I Belanja Sumber Dana Rupiah Murni 111.614.277.000 111.032.699.000 102.415.643.161 92,24% 111.032.699.000
A BELANJA PEGAWAI 32.793.178.000 32.793.178.000 31.331.509.874 95,54% 32.793.178.000
511111 Belanja Gaji Pokok PNS 21.993.108.000 21.993.108.000 21.254.396.440 96,64% 21.993.108.000
511119 Belanja Pembulatan Gaji PNS 378.000 378.000 275.621 72,92% 378.000
511121 Belanja Tunj. Suami Istri PNS 1.600.471.000 1.714.951.000 1.603.201.692 93,48% 1.714.951.000
511122 Belanja Tunj. Anak PNS 471.889.000 486.889.000 483.259.074 99,25% 486.889.000
511123 Belanja Tunj. Struktural PNS 639.413.000 639.413.000 431.735.000 67,52% 639.413.000
511124 Belanja Tunj. Fungsional PNS 1.931.125.000 2.231.125.000 2.109.570.000 94,55% 2.231.125.000
511125 Belanja Tunj. PPh PNS 150.976.000 151.776.000 66.193.287 43,61% 151.776.000
511126 Belanja Tunj. Beras PNS 1.315.360.000 1.280.360.000 1.215.491.760 94,93% 1.280.360.000
511129 Belanja Uang Makan PNS 3.936.240.000 3.535.960.000 3.534.564.000 99,96% 3.535.960.000
511151 Belanja Tunjangan Umum 347.690.000 352.690.000 331.860.000 94,09% 352.690.000
512211 Belanja Uang Lembur 406.528.000 406.528.000 300.963.000 74,03% 406.528.000
B BELANJA BARANG 42.586.495.000 42.004.917.000 38.118.786.479 90,75% 42.004.917.000
5211 Belanja Barang Operasional 8.462.021.000 8.426.108.000 6.920.881.388 82,14% 8.426.108.000
521111 Belanja Keperluan Perkantoran 3.744.509.000 3.744.509.000 3.258.895.403 87,03% 3.744.509.000
521113 Belanja Penambah Daya Tahan Tubuh 2.994.970.000 2.994.970.000 2.303.079.485 76,90% 2.994.970.000
521115 Belanja Honor Operasional Satuan Kerja 532.120.000 594.120.000 460.802.500 77,56% 594.120.000
521119 Belanja Barang Operasional Lainnya 608.844.000 608.844.000 448.373.200 73,64% 608.844.000
5212 Belanja Barang Non Operasional
521211 Belanja Bahan 581.578.000 483.665.000 449.730.800 92,98% 483.665.000
5218 Belanja Barang Persediaan 1.001.884.000 950.000.000 920.750.162 96,92% 950.000.000
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 950.000.000 950.000.000 920.750.162 96,92% 950.000.000
521832 Belanja Barang Persediaan lainnya 51.884.000 0 0
5221 Belanja Jasa 6.194.420.000 6.444.895.000 5.248.630.209 81,44% 6.444.895.000
522111 Belanja Langganan Listrik 3.456.000.000 3.456.000.000 2.626.653.300 76,00% 3.456.000.000
522112 Belanja Langganan Telepon 230.400.000 230.400.000 133.994.048 58,16% 230.400.000
522113 Belanja Langganan Air 360.000.000 360.000.000 221.026.266 61,40% 360.000.000
Belanja Jasa Profesi 36.000.000 45.000.000 39.200.000 87,11% 45.000.000
522191 Belanja Jasa Lainnya 2.112.020.000 2.353.495.000 2.227.756.595 94,66% 2.353.495.000
5231 Belanja Pemeliharaan 7.289.353.000 7.598.027.000 7.087.754.752 93,28% 7.598.027.000
523111 Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 3.408.666.000 3.408.666.000 3.222.340.721 94,53% 3.408.666.000
523112Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Gedung
dan Bangunan 216.223.000265.471.000 259.279.800
97,67%265.471.000
523121 Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 3.064.464.000 3.264.906.000 3.210.118.976 98,32% 3.264.906.000
523136Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Jaringan 300.000.000
25.000.000 16.457.10065,83%
25.000.000
523191 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Lainnya 300.000.000 633.984.000 379.558.155 59,87% 633.984.000
5241 Belanja Perjalanan dalam negeri 2.868.172.000 2.334.970.000 1.886.928.423 80,81% 2.334.970.000
524111 Belanja perjalanan biasa 7.000.000 510.470.000 281.645.497 55,17% 510.470.000
524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota 85.800.000 244.000.000 150.700.000 61,76% 244.000.000
524114Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam
Kota 853.440.000320.000.000 292.567.000
91,43%320.000.000
524119Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 1.921.932.000
1.260.500.000 1.162.015.92692,19%
1.260.500.000
5242 Belanja Perjalanan Luar Negeri 444.150.000 506.000.000 308.924.545 61,05% 506.000.000
524211 Belanja Perjalanan Biasa - Luar Negeri 444.150.000 506.000.000 308.924.545 61,05% 506.000.000
512 Belanja Tupoksi 10.922.214.000 15.744.917.000 15.082.741.763 95,79% 15.744.917.000
C BELANJA MODAL 36.234.604.000 36.234.604.000 32.965.346.808 90,98% 36.234.604.000
5331 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 34.204.086.000 34.204.086.000 30.946.459.307 90,48% 34.204.086.000
533121 Belanja Penambahan Nilai Gedung dan Bangunan 34.204.086.000 34.204.086.000 30.946.459.307 90,48% 34.204.086.000
5321 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 2.030.518.000 2.030.518.000 2.018.887.501 99,43% 2.030.518.000
532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 2.030.518.000 2.030.518.000 2.018.887.501 99,43% 2.030.518.000
I Belanja Sumber Dana Badan Layanan Umum 38.500.000.000 53.581.645.000 47.481.596.874 88,62% 53.581.645.000
525111 Belanja Gaji dan Tunjangan 21.075.971.000 24.075.971.000 22.405.217.909 93,06% 24.075.971.000
525112 Belanja Barang 5.630.430.000 15.272.727.000 12.867.478.282 84,25% 15.272.727.000
525113 Belanja Jasa 10.145.299.000 12.665.742.000 10.751.654.667 84,89% 12.665.742.000
525114 Belanja Pemeliharaan 322.500.000 218.500.000 160.515.520 73,46% 218.500.000
525115 Belanja Perjalanan 325.800.000 266.980.000 222.907.600 83,49% 266.980.000
537112 Belanja Modal Peralatan dan Mesin-BLU 1.000.000.000 1.000.000.000 994.622.896 99,46% 1.000.000.000
537115 Belanja Modal Lainnya 0 81.725.000 79.200.000 96,91% 81.725.000
RPDAnggaran Semula
2094Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnnya pada Program
Pembinaan Pelayanan Kesehatan
MAK Uraian %
2094Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnnya pada Program
Pembinaan Pelayanan Kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
69
Penggunaan belanja yang berasal dari APBN (Rupiah Murni) dirinci sebagai
berikut:
A. BELANJA PEGAWAI
Pagu anggaran sebesar Rp. 32.793.178.000,- dan realisasi anggaran sebesar
Rp. 31.414.998.137,- atau terserap 95,80 % berarti hampir sesuai dengan
Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan yaitu sebesar Rp.
32.793.178.000,-. Realisasi penggunaannya untuk pembayaran gaji pokok
dan tunjangan suami/istri, tunjangan anak, tunjangan struktural, tunjangan
fungsional, tunjangan PPh, tunjangan Beras, uang makan, tunjangan umum
dan uang lembur sampai bulan Desember 2018. Pembayaran bagi 478
orang PNS di RSPI SS, terkecuali untuk pembayaran rapel yang jatuh tempo
pada bulan Desember, dibayarkan di Tahun Anggaran 2019;
MAK 2094.994.511111 Belanja Gaji Pokok PNS
Pagu anggaran sebesar Rp. 21.993.108.000,- dan realisasi anggaran sebesar
Rp. 21.254.396.440,- terserap sampai bulan Desember 2018sebesar
96,64% berarti hampir sesuai Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakan yaitu sebesar Rp. Rp. 21.993.108.000,-Adapun realisasi
penggunaannya untuk pembayaran gaji pokok dan tunjangan.
MAK 2094.994.511119 Belanja Pembulatan Gaji PNS
Pagu anggaran sebesar Rp. 378.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.
275.621,- terserap sampai bulan Desember 2018 sebesar 72,92% berarti
kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan yaitu
sebesar Rp.378,000,-. Adapun realisasi penggunaannya untuk pembulatan
gaji PNS.
MAK 2094.994.511121 Belanja Tunjangan Suami/Istri PNS
Pagu awal sebesar Rp. 1.600.471.000,- kemudian dilakukan revisi anggaran
menjadi sebesar Rp. 1.714.951.000,- dan realisasi anggaran sebesarRp.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
70
1.604.095.832,- terserap sampai bulan Desember 2018sebesar 93,54%.
berarti hampir sesuai Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakan yaitu sebesar Rp. 1.714.951.000,- Adapun realisasi
penggunaannya untuk Tunjangan Suami/Istri PNS.
MAK 2094.994.511122 Belanja Tunjangan Anak
Pagu awal sebesar Rp. 471.889.000,- kemudian dilakukan revisi anggaran
sebesar Rp. 486.889.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 483.259.074,-
terserap sampai bulan Desember 2018 sebesar 99,25% berarti kurang dari
Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan yaitu sebesar Rp.
486.889.000,- Adapun realisasi penggunaannya untuk Tunjangan anak.
MAK 2094.994.511123 Belanja Tunjangan Struktural
Pagu anggaran sebesar Rp. 639.413,000,- dan realisasi anggaran sebesar
Rp. 431.735.000,- terserap sampai bulan Desember 2018sebesar 67,52%
berarti hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakan yaitu sebesar Rp. 639.413,000,-. Adapun realisasi
penggunaannya untuk Tunjangan struktural.
MAK 2094.994.511124 Belanja Tunjangan Fungsional
Pagu awal sebesar Rp. 1.931.125.000,- kemudian dilakukan revisi anggaran
sebesar Rp. 2.231.125.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.
2.113.640.000,- terserap sampai bulan Desember 2018sebesar 94,73%
berarti hampir sesuai dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakan yaitu sebesar Rp. 2.231.125.000,- Adapun realisasi
penggunaannya untuk Tunjangan Fungsional PNS.
MAK 2094.994.511125 Belanja Tunjangan PPh
Pagu awal sebesar Rp. 150.976.000,- kemudian dilakukan revisi anggaran
sebesar Rp. 151.776.000,- dan realisasi sebesar Rp. 66.193.287,- terserap
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
71
sampai bulan Desember 2018sebesar 43,61% berarti jauh dari Rencana
Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan yaitu sebesar Rp.
151.776.000,. Adapun realisasi penggunaannya untuk Tunjangan PPh.
MAK 2094.994.511126 Belanja Tunjangan Beras
Pagu awal sebesar Rp. 1.315.360.000,- kemudian dilakukan revisi
anggaran sebesar Rp. 1.280.360.000,- dan realisasi sebesar Rp.
1.215.636.600,- terserap sampai bulan Desember 2018sebesar 92,42%
berarti hampir sesuai Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakan yaitu sebesar Rp. 1.315.360.000,- Adapun realisasi
penggunaannya untuk Tunjangan beras.
MAK 2094.994.511129 Belanja Uang Makan
Pagu awal sebesar Rp. 3.936.240.000,- kemudian dilakukan revisi anggaran
sebesar Rp. 3.535.960.000,- dan realisasi sebesar Rp. 3.534.564.000,-
terserap sampai bulan Desember 2018sebesar 99,96% berarti hampir
sesuai dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan
yaitu sebesar Rp. 3.535.960.000,-. Adapun realisasi penggunaannya untuk
uang makan PNS.
MAK 2094.994.511151 Belanja Tunjangan Umum
Pagu awal sebesar Rp. 347.690.000,- kemudian dilakukan revisi anggaran
sebesar Rp. 352.690.000,- dan realisasi sebesar Rp. 351.085.000,- terserap
sampai bulan Desember 2018sebesar 99,54% hampir sama dengan
Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan yaitu sebesar
Rp.352.690.000,--. Adapun realisasi penggunaannya untuk tunjangan
umum.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
72
MAK 2094.994.512211 Belanja Uang Lembur
Pagu anggaran sebesar Rp. 406.528.000,- dan realisasi sebesar Rp.
300.963.000,- terserap sampai bulan Desember 2018sebesar 74.03%
kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan yaitu
Rp. 406.528.000,-. Adapun realisasi penggunaannya untuk uang lembur.
B. BELANJA BARANG
Pagu anggaran sebesar Rp. 42.004.917.000,- dan realisasi anggaran sebesar
Rp. 38.118.786.479,- terserap 90,75% berarti kurang dari Rencana
Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan yaitu sebesar Rp.
42.004.917.000,-. Realisasi penggunaannya adalah untuk belanja keperluan
perkantoran, persedian barang komsumsi, honor operasional satuan
kerja,belanja langganan listrik, air,telepon, belanja sewa, biaya
pemeliharaan gedung dan bangunan, biaya pemeliharaan peralatan dan
mesin,biaya perjalanan biasa, biaya perjalanan dinas dalam kota, biaya
perjalanan dinas paket meeting dalam kota, biaya perjalanan paket
meeting luar kota, pengadaan bahan makanan, penambah daya tahan
tubuh.
MAK 2094.512.5211 Belanja Barang Operasional
Pagu anggaran sebesar Rp. 8.426.108.000,- dan realisasi anggaran
sebesarRp. 6.920.881.388,- terserap sampai bulan Desember 2018 sebesar
82,14% kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakan yaitu Rp. 8.426.108.000,-.
MAK 2094.512.5218Belanja Barang Persediaan
Pagu anggaran sebesar Rp. 950.000.000,- dan realisasi anggaran sebesarRp.
920.750.162,- terserap sampai bulan Desember 2018 sebesar 96,92%
hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakan yaituRp. 950.000.000,-.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
73
MAK 2094.512.5221 Belanja Jasa
Pagu anggaran sebesar Rp. 6.444.895.000,- dan realisasi anggaran sebesar
Rp. 5.248.630.209,- terserap sampai bulan Desember 2018 sebesar 81,44%
kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan yaitu
Rp. 6.444.895.000,-
MAK 2094.994.5231 Belanja Pemeliharaan
Pagu anggaran sebesar Rp. 7.598.027.000,- dan realisasi anggaran
sebesarRp. 7.087.754.752,- terserap sampai bulan Desember 2018 sebesar
93,28% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakan yaituRp. 7.598.027.000,-
MAK 2094.994.5241 Belanja Perjalanan dalam negeri
Pagu anggaran sebesar Rp. 2.334.970.000,- dan realisasi anggaran
sebesarRp. 1.886.928.423,- terserap sampai bulan Desember 2018sebesar
80,81% kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakan yaitu Rp. 2.334.970.000,-.
MAK 2094.994.5242 Belanja Perjalanan luar negeri
Pagu anggaran sebesar Rp. 506.000.000,- dan realisasi anggaran sebesarRp.
308.924.545,- terserap sampai bulan Desember 2018 sebesar 61,05%
kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan yaitu
Rp. 506.000.000,-.
C. BELANJA MODAL
Pagu anggaran sebesar Rp. 36.234.604.000,- dan realisasi anggaran sebesar
Rp. 32.965.346.808,- terserap 90,98% berarti hampir sama dengan
Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan yaitu sebesar Rp.
36.234.604.000,- Realisasi penggunaannya adalah untuk pembelian alkes,
non alkes dan renovasi gedung rumah sakit.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
74
MAK 2094.506.533121Belanja Penambahan Nilai Gedung dan Bangunan
Pagu anggaran sebesar Rp. 34.204.086.000,- dan realisasi anggaran
sebesarRp.30.946.459.307,- terserap sampai bulan Desember 2018 sebesar
90,48% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakan yaitu Rp. 34.204.086.000,- yang dialokasikan untuk renovasi
gedung IGD, pembangunan poli MDR-TB, Renovasi Poliklinik.
MAK 2094.508.532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Pagu anggaran sebesar Rp. 2.030.518.000,- dan realisasi anggaran
sebesarRp. 2.018.887.501,- terserap sampai bulan Desember 2018 sebesar
99,43% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakanyaituRp. 2.030.518.000,- dialokasikan untuk pengadaan
sarana dan prasarana rumah sakit.
Penggunaan anggaran yang berasal dari BLU dirinci sebagai berikut :
A. BELANJA BARANG
Pagu anggaran sebesar Rp. 53.581.645.000,- dan realisasi anggaran sebesar
Rp. 47.481.596.874,- terserap 88,62% kurang dari Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu sebesar Rp. 53.581.645.000,-
Realisasi penggunaannya adalah untuk belanja gaji dan tunjangan, belanja
barang, belanja jasa, belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan.
MAK 2094.509.525111 Belanja Gaji & Tunjangan
Pagu anggaran sebesar Rp. 24.075.971.000,- dan realisasi anggaran
sebesarRp.22.405.217.909.- terserap sampai bulan Desember 2018sebesar
93,06% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakansebesar Rp. 24.075.971.000,- dialokasikan untuk pembayaran
Remunerasi Pegawai RS.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
75
MAK 2094.509.525112 Belanja Barang
Pagu anggaran sebesar Rp. 15.272.727.000,- dan realisasi anggaran
sebesarRp.12.867.478.282,- terserap sampai bulan Desember 2018 sebesar
84,25% kurang dariRencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakansebesar Rp. 15.272.727.000,- dimana alokasinya digunakan
untuk kebutuhan operasional Farmasi, Operasiona Farmasi (SAK),
Operasional ISS (SAK), Operasional Lab, Operasional PPI (SAK) dan
Operasional Radiologi.
MAK 2094.509.525113 Belanja Jasa
Pagu anggaran sebesar Rp. 12.665.742.000,- dan realisasi anggaran
sebesarRp.10.751.654.667,- terserap sampai bulan Desember 2018 sebesar
84,89% kurang dariRencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakansebesar Rp. 12.665.742.000,- dimana realisasi
penggunaannya untuk biaya Labu Darah, dan pembayaran Iuran
ARVI/IRSJAM
MAK 2094.509.525114 Belanja Pemeliharaan
Pagu anggaran sebesar Rp. 218.500.000,- dan realisasi anggaran
sebesarRp.160.515.520,- terserap sampai bulan Desember 2018 sebesar
73,46% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakan sebesar Rp.218.500.000,- dimana realisasi penggunaannya
untuk pemeliharaan gedung dan bangunan.
MAK 2094.509.525115 Belanja Perjalanan
Pagu anggaran sebesar Rp. 266.980.000,- dan realisasi anggaran sebesarRp.
222.907.600,- terserap sampai bulan Desember 2018 sebesar 83,49%
kurang dariRencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
76
sebesar Rp. 266.980.000,- dimana realisasi penggunaannya untuk
perjalanan dinas dalam dan luar kota.
B. BELANJA MODAL
Pagu anggaran sebesar Rp. 1.081.725.000,- dan realisasi anggaran sebesar
Rp.1.073.822.896 ,- terserap 99,27% berarti hampir sama dengan Rencana
Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan yaitu sebesar Rp.
1.081.725.000,- Realisasi penggunaannya adalah untuk pembangunan
jalan, pembelian alkes dan non alkes
C. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Sumber Daya Sarana dan Prasarana pada tahun 2018 dari data Barang Milik
Negara (BMN) diuraikan sebagai berikut :
BMN INTRAKOMPTABLE
Saldo Awal (1 januari 2018) : Rp 396.013.610.482
Penambahan : Rp 37.626.112.834
Pengurangan : Rp 3.456.599.406
Saldo Akhir (31 Desember 2017) Rp 430.183.123.910
BMN EKSTRAKOMPTABLE
Saldo Awal (1 Januari 2018) : Rp 273.873.510
Penambahan : Rp 48.362.700
Pengurangan : Rp -
Saldo Akhir (31 Desember 2018) : Rp 322.236.210
BMN GABUNGAN (INTRAKOMPTABLE DAN EKSTRAKOMPTABLE)
Saldo Awal (1 Januari 2018) : Rp 396.287.483.992
Penambahan : Rp 37.674.475.534
Pengurangan : Rp 3.456.599.406
Saldo Akhir (31 Desember 2018) : Rp 430.505.360.120
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
77
C. Realisasi Anggaran
Tabel 3.11
Realisasi Anggaran RSPI Sulianti Saroso Tahun 2018
Awal Revisi
1 Belanja Pegawai 32.793.178.000 32.793.178.000 31.331.509.874 95,54%
2 Belanja Barang 37.182.214.000 42.004.917.000 38.118.786.479 90,75%
3 Belanja Modal 36.234.604.000 36.234.604.000 32.965.346.808 90,98%
Sub Total (RM) 106.209.996.000 111.032.699.000 102.415.643.161 92,24%
1 Belanja Pegawai - - - -
2 Belanja Barang 37.500.000.000 52.499.920.000 46.463.524.273 88,50%
3 Belanja Modal 1.000.000.000 1.081.725.000 1.073.822.896 99,27%
Sub Total (BLU) 38.500.000.000 53.581.645.000 47.537.347.169 88,72%
TOTAL (RM + BLU) 144.709.996.000 164.614.344.000 149.952.990.330 91,09%
BELANJA RM
BELANJA BLU
No Uraian KegiatanPagu
Realisasi (SP2D) % Capaian
Adapun realisasi RSPI Sulianti Saroso sampai dengan bulan Desember 2018
adalah sebagai berikut:
1. Pagu Anggaran DIPA 2018 sebesar Rp. 164.614.344.000,- realisasi sebesar
Rp. 149.952.990.330atau terserap91,09% berarti kurang dari Rencana
Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan yaitu sebesar Rp.
164.614.344.000,- namun masih dalam batas kewajaran.
2. Pagu anggaran belanja pegawai sebesar Rp. 32.793.178.000,- realisasi
sebesar Rp. 31.331.509.874,- atau terserap 95,54% berarti hampir sesuai
dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan yaitu
sebesar Rp. 32.793.178.000,-
3. Pagu anggaran belanja barang sebesar Rp. 94.504.837.000,- realisasi
sebesar Rp. 84.582.310.752.,- atau terserap 90% berarti kurang dari
dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan yaitu
sebesar Rp. 94.504.837.000,- namun masih dalam batas kewajaran.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
78
4. Pagu anggaran belanja modal sebesar Rp. 37.316.329.000,- realisasi sebesar
Rp. 34.039.169.704,- atau terserap 91% berarti kurang dari Rencana
Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan yaitu sebesar Rp.
37.316.329.000,-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
79
Tabel 3.12
Realisasi PenerimaanRSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso TA 2018
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JUMLAH
Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah sakit
I Pendapatan Fungsional
A Penerimaan Pasien Umum
- Rawat Inap 143.087.737 167.100.900 281.222.120 86.094.810 89.913.925 36.772.704 85.479.463 114.629.616 82.526.744 105.986.879 47.753.071 89.613.797 1.330.181.766
- Rawat Jalan 214.916.829 236.145.681 237.167.979 221.010.722 204.034.894 127.572.280 245.888.515 188.369.394 272.782.604 516.669.834 229.598.627 308.391.941 3.002.549.300
- Pendapatan Apotik 88.461.100 75.196.400 86.928.500 77.579.800 72.859.600 69.465.400 79.551.386 97.894.070 99.215.734 103.667.865 89.400.588 91.924.169 1.032.144.612
B Penerimaan Pemulasan Jenasah - - -
- Sertifikat Medis Penyebab Kematian 2.400.000 5.000.000 1.800.000 2.300.000 1.150.000 1.250.000 2.900.000 2.892.500 2.200.000 1.600.000 1.050.000 1.400.000 25.942.500
- Sewa Ambulance 2.155.000 2.000.000 1.625.000 1.175.000 925.000 500.000 1.000.000 1.250.000 925.000 375.000 425.000 550.000 12.905.000
- Jasa Memandikan Jenasah 900.000 2.450.000 1.600.000 4.950.000
C Penerimaan Pasien Jaminan BPJS - - -
- Rawat Inap BPJS - 1.527.065.400 715.336.800 1.659.824.300 4.136.926.100 484.011.200 3.647.680.100 1.720.532.600 6.491.100 805.603.100 - 2.147.085.900 16.850.556.600
- Rawat Jalan BPJS 2.614.117.700 1.302.825.700 822.986.500 849.479.726 740.391.500 3.268.168.700 1.932.683.700 703.786.600 - 482.819.400 - 71.531.700 12.788.791.226
- Rawat Jalan Obat BPJS 422.277.218 206.846.955 351.023.125 138.449.374 60.884.499 - 112.521.892 18.733.500 - 42.309.154 - 64.465.614 1.417.511.331
D Penerimaan Pasien Jaminan Dinkes - - -
- Dinkes Tangerang - - 13.731.432 - - - - - 13.731.432
- Dinkes Bogor - - -
- Dinkes Bekasi 21.804.900 105.314.000 - - 127.118.900
- Dinkes Jakarta Utara ( Viral Load HIV ) 12.150.000 23.850.000 36.000.000
- Dinkes Jakarta Pusat (Global Fund Pasien TB RO) - 75.215.714 - - 92.772.765 139.182.194 137.427.026 - 108.317.424 552.915.123
E Penerimaan Pasien Jaminan Lainnya - - -
- Pasien Jasa Raharja - - 22.430.216 - - - 11.761.772 20.000.000 11.090.990 5.903.926 71.186.904
- Pasien Royal Progres 56.233.000 - 14.510.000 35.555.000 4.162.500 - 450.000 3.250.500 300.000 - 114.461.000
- Pasien BNN 1.646.000 208.500 329.500 2.537.000 1.590.500 706.500 7.018.000
- Pasien Rawat Jalan Angsa Merah 11.880.000 14.420.000 13.660.000 14.110.000 14.540.000 15.340.000 15.730.000 99.680.000
- Pasien Perusahaan 3.083.040 1.721.914 - 6.387.934 11.192.888
- Pasien ASURANSI INHEALTH INDONESIA 2.559.375 - - 2.559.375
- Pasien ALLIANZ LIFE INDONESIA - - -
URAIAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
80
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JUMLAH
II Pendapatan Non Fungsional - - -
A Penerimaan Diklat 26.812.500 16.312.500 56.637.500 29.437.500 44.117.500 13.512.500 54.642.500 6.462.500 14.012.500 44.012.500 27.712.500 16.212.500 349.885.000
B Penerimaan Penelitian 1.400.000 1.600.000 4.500.000 12.000.000 19.500.000
III Pendapatan Non Keuangan - - -
A Penerimaan Sewa Listrik - - -
- Penerimaan Tagihan Listrik ATM BANK BRI - 6.504.383 2.017.207 4.077.970 - 4.828.059 2.440.313 3.871.972 1.993.495 2.691.015 2.628.340 3.214.662 34.267.416
- Penerimaan Tagihan Listrik ATM BANK MANDIRI 23.889.600 - - - - 23.889.600
- Penerimaan Tagihan Listrik PT IBS - - 7.542.144 3.306.020 - 3.596.789 1.553.325 1.733.687 2.102.509 1.555.751 1.818.614 23.208.839
- Penerimaan Listrik Darma Wanita 1.000.000 - 4.500.000 5.500.000
B Penerimaan Sewa Ruangan, Parkir - - -
- Sewa Parkir - - 9.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 14.000.000 11.000.000 11.000.000 57.000.000
- Sewa Lahan Darma Wanita - - 2.000.000 - - - 6.000.000 - - 8.000.000
- Sewa Presentasi Alat 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 - 1.000.000 3.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 - 12.000.000
- Penerimaan Sewa ATM Bank Mandiri - 30.000.000 - - - - - 30.000.000
- Penerimaan BIAYA SEWA AUDITORIUM - 2.000.000 - - - - - 2.000.000
- Penerimaan B. Instituonal FEE - 30.000.000 - - - - - 30.000.000
C Penerimaan PKS, MOU - - -
Pendapatan MOU 2.400.000 - 2.400.000 1.200.000 - - 600.000 600.000 1.200.000 1.800.000 4.200.000 3.600.000 18.000.000
D Penerimaan Jasa Pelayanan Vaksin dan Jasa Ambulance - - -
- Pendapatan Jasa Pelayanan Vaksin 1.303.000 - - - - - 1.400.000 - 12.100.000 - - 14.803.000
- Pendapatan Jasa Ambulance P. Vaksin 5.500.000 - - 5.500.000
E - 38.041.091 38.041.091
- BPJS 37.957.623 54.851.610 - - 92.809.233
F Penerimaan Materai - - -
- Penerimaan Pembayaran Materai - 18.001 - - 9.000 6.000 33.001
IV Pendapatan Jasa Layanan Perbankan - - -
A Jasa Giro BANK MANDIRI 6.639.960 8.179.797 10.899.170 10.278.322 9.134.811 11.207.869 11.587.965 7.223.389 7.146.387 6.204.021 3.603.260 3.513.232 95.618.183
B Jasa Deposito 42.975.342 41.786.301 37.128.767 49.515.069 49.726.027 51.383.562 52.808.219 57.456.164 57.456.164 55.602.740 57.456.164 30.328.767 583.623.288
- -
T O T A L 3.624.779.387 3.671.179.731 2.763.294.061 3.174.929.612 5.505.836.622 4.268.580.420 6.425.811.666 2.939.915.630 727.809.025 2.256.430.891 524.813.791 3.061.693.771 38.945.074.608
URAIAN
Penerimaan Ganti Rugi oleh BPJS Kesehatan Kepada RSPI SS
atas Keterlambatan Pembayaran Pelayanan Kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
81
Tabel 3.13
RealisasiPengeluaran RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso Tahun 2018
Total penerimaan tahun 2018 sebesar Rp. 38.945.074.608 Sedangkan penerimaan terendah pada bln November 2018, dan pengeluaran
tertinggi pada bulan Juni 2018. Total pengeluaran tahun 2018 sebesar Rp. 46.203.866.432,- Pengeluaran terendah pada bulan September
2018, sedangkan pengeluaran tertinggi pada bulan Mei 2018, karna bertepatan dengan hari Raya Indul Fitri.
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JUMLAH
I PENGELUARAN
A Bendahara Pengeluaran - 3.039.817.013 3.041.678.165 3.058.535.553 7.697.983.657 4.463.273.925 6.081.483.186 443.370.278 2.939.915.630 5.877.809.025 3.100.000.000 6.460.000.000 46.203.866.432
B Pajak Bank 1.327.992 1.635.959 2.179.834 - - - 5.143.786
C Jasa Giro Bank Mandiri 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 - - 42.000
D Biaya Kliring Bank 7.000 - 6.973 4.000 - 2.000 6.000 4.000 - - 29.973
T O T A L 1.340.992 3.041.458.972 3.043.870.972 3.058.545.553 7.697.989.657 4.463.279.925 6.081.491.186 443.376.278 2.939.915.630 5.877.813.025 3.100.000.000 6.460.000.000 46.209.082.191
SURPLUS (DEVISIT) 3.623.438.395 629.720.759 280.576.911- 116.384.059 2.192.153.035- 322.271.778- 344.320.480 2.496.539.352 2.212.106.605- 3.621.382.134- 2.575.186.209- 3.398.306.229-
URAIAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
82
BAB IV PENUTUP
Kinerja RSPI Sulianti Saroso sebagai Badan Layanan Umum bidang
kesehatan tahun 2018 dalam meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan
dan penelitian dapat dilihat melalui hasil pengukuran capaian target tiap-tiap
indikator yang mendukung sasaran strategis sesuai dengan dokumen Rencana
Strategis Bisnis RSPISulianti Saroso Tahun 2015-2019 serta dari capaian
pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang menjadi tugas pokok dan fungsi di tiap-tiap
unit kerja. Pada umumnya kinerja pelaksana kegiatan yang mendukung program-
program yang ada sebagian besar telah mencapai target yang telah
direncanakan.
Keberhasilan yang telah diraih pada tahun 2018 harus dipertahankan dan
bila mungkin ditingkatkan serta menjadi tolak ukur bagi pelaksana kegiatan-
kegiatan di masa mendatang. Selain itu diharapkan seluruh unit kerja yang ada di
RSPI Sulianti Saroso senantiasa bekerja secara efektif dan efisien. untuk hal-hal
yang menghambat tercapainya target, akan segera dicarikan solusi serta
alternatif penyelesaiannya dengan mengedepankan profesionalisme sebuah
lembaga negara yang akuntabel.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSPI Sulianti Saroso ini selain merupakan
media pertanggungjawaban kinerja, juga diharapkan dapat digunakan sebagai
alat komunikasi dan bahan masukan bagi para pemangku jabatan baik
dilingkungan RSPI Sulianti Saroso maupun di tingkat Kementerian Kesehatan RI
dalam rangka peningkatan kinerja dimasa yang akan datang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
1
LAMPIRAN
1. Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2018
2. Perjanjian Kinerja Tahun 2018
3. Kamus indikator Kinerja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
2
Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2018
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
3
Perjanjian Kinerja Tahun 2018
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
5
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
6
Kamus indikator Kinerja
KPI-1 : Kepuasan Pasien
Perspektif Stakeholder
Sasaran
Strategis
Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
Judul KPI Kepuasan Pasien
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu
memberikan kepuasan stakeholder
Definisi
operasional
Kepuasan Stakeholder adalah pernyataan tentang persepsi
stakeholder terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
RS. Kepuasan stakeholder dapat dicapai apabila pelayanan yang
diberikan sesuai atau melampaui harapan pelanggan. Hal ini dapat
diketahui dengan melakukan survey kepuasan stakeholder untuk
mengetahui tingkat kepuasan stakeholder berdasarkan penilaian
SERVQUAL yang meliputi Realibility, Assurance,Tangible, Emphaty,
Responsiveness (RATER). Stakeholder yang dimaksud adalah pasien.
Survey dilakukan 1 tahun sekali.
Frekuensi
Pengumpulan
Data
Tahunan
Periode
Analisa
Tahunan
Numerator Jumlah kumulatif penilaian kepuasan pasien yang disurvey
Denominator Jumlah seluruh pasien yang di survey
Inklusi Pasien rawat inap yang telah dirawat inap 2 x 24 jam
Pasien rawat jalan yang telah berkunjung lebih dari 1 kali
Eksklusi Pasien dengan gangguan jiwa, tidak sadar dan pasien anak yang
belum mengerti survey
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
7
Formula Jumlah kumulatif penilaian kepuasan pelanggan yang disurvey x 100%
Jumlah seluruh pasien yang di survey
Wilayah
Pengamatan
Rawat Inap & Rawat Jalan
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Hasil survey kepuasan pelanggan
Standar /
Target
2015 2016 2017 2018 2019
65% 70% 75% 80% 85%
PIC Bagian P&A, Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
8
KPI-2 : Kepuasan Staff
Perspektif Stakeholder
Sasaran
Strategis
Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
Judul KPI Kepuasan Staff
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu
memberikan kepuasan staff
Definisi
operasional
Kepuasan staf adalah pernyataan tentang persepsi staff terhadap
jasa pelayanan yang diberikan oleh unit kerja lain. Kepuasan staff
dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau
melampaui harapan staff. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan
survey kepuasan staff.
Frekuensi
Pengumpulan
Data
Tahunan
Periode
Analisa
Tahunan
Numerator Jumlah kumulatif penilaian kepuasan staff yang disurvey
Denominator Jumlah seluruh staff
Formula Jumlah kumulatif penilaian kepuasan staff yang disurvey X 100
Jumlah seluruh staff
Wilayah
Pengamatan
Seluruh unit kerja
Bobot KPI 3%
Sumber Data Hasil survey kepuasan staff
Standar /
Target
2015 2016 2017 2018 2019
65 % 70% 75% 80% 85%
PIC Bagian Perencanaan dan Anggaran, Bagian Umum
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
9
KPI-3 : Kepuasan Peserta Didik
Perspektif Stakeholder
Sasaran
Strategis
Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
Judul KPI Kepuasan Peserta Didik
Tujuan Terwujudnya kepuasan peserta didik selama menempuh pendidikan
di RSPI Sulianti Saroso
Definisi
operasional
Peningkatan kepuasan peserta didik selama menempuh pendidikan
di RSPI Sulianti Saroso , terhadap:
d. keandalan tenaga pendidik ( dokter pendidik, klinis, staf medis,
clinical instructor,
e. daya tanggap instalasi diklat dalam memberikan jasa dengan
cepat dan tepat serta mengatas keluhan
f. kepastian instalasi diklat dalam memberikan jasa pendidikan
sesuai kualitas yang dijanjikan
g. penampilan fasilitas fisik sarana dan prararana (berupa
kelengkapan, kebersihan, cara penataan)
Frekuensi
Pengumpulan
Data
Tahunan
Periode
Analisa
Tahunan
Numerator Tingkat kepuasan peserta didik terhadap keandalan tenaga
pendidik( dokter klinis, staf medis, clinical instructor)
Tingkat kepuasan peserta didik terhadap daya tanggap instalasi
diklat dalam memberikan jasa dengan cepat dan teoat serta
mengatasi keluhan
Tingkat kepuasan peserta didik terhadap kepastian instalasi
diklat dalam memberikan jasa pendidikan sesuai kualitas yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
10
dijanjikan
Tingkat kepuasan peserta didik terhadap penampilan fasilitas
fisik sarana dan prararana (berupa kelengkapan, kebersihan,
cara penataan)
Denominator 1 (satu) tahun
Formula Tingkat kepuasan peserta didik/tahun
Bobot KPI 3%
Diklat Diklat
Standar /
Target
(meningkat 5%
setiap tahun
dari hasil
survey yang
akan
dilaksanakan
tahun 2015)
2015 2016 2017 2018 2019
Survey
2015
+ 5% + 5% + 5% + 5%
PIC Instalasi Diklat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
11
KPI - 4 : Persentase (%) Komplain Yang Ditindaklanjuti
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
Judul KPI Persentase (%) Komplain Yang Ditindaklanjuti
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu
memberikan kepuasan pelanggan
Definisi
operasional
Penanganan pengaduan/komplain adalah jumlah
pengaduan/komplain tertulis yang dilaporkan ke unit pengelola
pelayanan pelanggan dan telah direspon/ditindaklanjuti oleh
manajemen rumah sakit dalam periode satu tahun, dibandingkan
dengan jumlah semua pengaduan/komplain tertulis yang dilaporkan
dalam periode tahun yang sama
Frekuensi
Pengumpulan
Data
Bulanan
Periode Analisa Triwulanan
Numerator Jumlah komplain yang ditindaklanjuti oleh manajemen
Denominator Jumlah seluruh complain yang diterima baik melalui sms, kotak
saran ataupun melalui customer service
Inklusi Seluruh complain tertulis yang disampaikan oleh pasien
Eksklusi Seluruh complain tidak tertulis yang disampaikan oleh pasien
Formula Jumlah komplain yang ditindaklanjuti oleh manajemen
Jumlah seluruh complain yang diterima baik melalui sms,
kotak saran ataupun melalui customer service
Target Sampel &
Ukuran Sampel
Seluruh complain tertulis
Wilayah Humasdan Customer Care
X 100 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
12
pengamatan
Bobot KPI 5%
Sumber Data Humas dan Customer Care
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
100% 100% 100% 100% 100%
PIC Humas dan Customer Care
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
13
KPI 5- Jumlah RS Regional Pelayanan Infeksi
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Terwujudnya peran strategis sebagai pusat infeksi Nasional
Judul KPI Jumlah RS Regional Pelayanan Infeksi
Dimensi Mutu Akses, Kesinambungan, dan Jejaring RegionalPelayananPenyakit
Infeksi
Tujuan Terselenggaranya Pembinaan pada fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya dalam rangka peningkatan akses dan peningkatan kualitas
pelayanan penyakit infeksi
Definisi
operasional
Rumah Sakit Regional adalah rumah sakit yang berada di sekitar Rumah
Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) yang akan dijadikan sister hospitalatau
Jejaring dalam rangka peyelenggaraan pelayanan penyakit infeksi.
RSPImemberikan sharring pembinaan kepada rumah sakit regional
dalam hal: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif khususnya
mengenai:Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), penanganan
pasien isolasi PINERE.
Frekuensi 1 Tahun
Periode Analisa 1 Tahun
Formula Jumlah RS yang menjadi Regional Pelayanan Infeksi
Bobot KPI 4 %
Sumber Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
0 1 1 2 2
PIC Direktur Medik dan Keperawatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
14
KPI.6 – Angka HAIs
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Terwujudnya Peran Strategis Sebagai Pusat Infeksi Nasional
Judul KPI Angka HAIs
Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan Pasien
Tujuan Terwujudnya penurunan angka HAIs
Definisi Operasional
Healthcare-associated infections (HAIs) adalahkejadian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan baik pada pasien, pengunjung ataupun petugas kesehatan akibat tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak sesuai prosedur Angka HAIs adalah jumlah kejadian infeksi di rumah sakit sesuai dengan kriteria masing-masing Adapun HAIs terdiri dari sebagai berikut: IADP (Infeksi Aliran Darah Primer) VAP (Ventilator Associated Infection) ISK (Infeksi Saluran Kemih) IDO (Infeksi Daerah Operasi) Definisi masing-masing terlampir dalam kamus indikator
Frekuensi Pengumpulan Data
Harian
Periode Analisa Bulanan
Numerator Sesuai lampiran (masing-masing indikator)
Denominator Sesuai lampiran (masing-masing indikator)
Formula Sesuai lampiran (masing-masing indikator)
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Rawat Inap, ICU, OK, IGD
Standar / target 2015 2016 2017 2018 2019
Baseline baseline 10 % 10% Sesuai standar kemkes
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
15
IAD : < 3,5 ‰ VAP: < 5,8 ‰ ISK : < 4,7 ‰ IDO: 2 %
PIC Komite Pencegahan dan Pengendalian infeksi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
16
Kamus Indikator VAP
Definisi Operasional
Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah infeksi saluran napas bawah yang mengenai parenkim paru setelah pemakaian ventilasi mekanik > 48 jam, dan sebelumnya tidak ditemukan tanda-tanda infeksi saluran napas
Frekuensi Pengumpulan Data
Harian
Periode Analisa Bulanan
Formula Jumlah pasien yang terinfeksi VAP/ jumlah hari terpasang ventilator x 1000
kriteria a. Inklusi: Ditemukan minimal dari tanda dan gejala: demam (>38°c) tanpa ditemui penyebab yang lainnya, leukosipenia atau leukositosis, timbul onset baru sputum purulen atau perubahan sifat sputum, peningkatan fraksi inspirasi Oksigen > 0,2 dari FiO2 sebelumnya, peningkatan PEEP setiap hari sebesar > 3 cmH2O selama 2 hari berturut-turut
b. Eksklusi: Pasien pneumonia sebelum pemasangan ventilasi mekanik
Sumber Data Ruang ICU
Standar / target 2015 2016 2017 2018 2019
Baseline baseline 10 % 10% < 5,8 ‰
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
17
Kamus Indikator ISK
Definisi Operasional
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan jenis infeksi yang terjadi pada saluran kemih murni (uretra dan permukaan kandung kemih) atau melibatkan bagian yang lebih dalam dari organ-organ pendukung saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, uretra dan jaringan sekitar retroperitoneal atau rongga perinefrik), karena penggunaan kateter urine > 48 jam
Frekuensi Pengumpulan Data
Harian
Periode Analisa Bulanan
Formula Jumlah pasien yang terinfeksi kateter urine/ jumlah hari terpasang kateter urine x 1000
kriteria a. Inklusi Ditemukan minimal dari tanda dan gejala: demam (>38°c), urgensi, frekuensi, disuria atau nyeri supra pubik Pada anak dibawah 1 tahun: demam (>38°c) reactal atau hipotermi (<37°c) rectal, apnea, bradikardi,letargia, muntah-muntah Tes Diagnostik: ditemukan kuman dengan pewarnaan gram dari urine, Dokter mendiagnosis sebagai ISK, dan memberi terapi sesuai untuk ISk
b. Eksklusi Pasien dengan ISK sebelum pemasangan kateter urine menetap
Sumber Data Ruang rawap inap , HCU dan ICU
Standar / target 2015 2016 2017 2018 2019
Baseline baseline 10 % 10% < 4,7 ‰
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
18
Kamus Indikator IDO
Definisi Operasional
Infeksi luka Operasi adalah infeksi yang terjadi luka operasi atau organ/ ruang yang terjadi dalam waktu 30 sampai 90 hari pasca tindakan operasi
Frekuensi Pengumpulan Data
Harian
Periode Analisa Bulanan
Formula Jumlah pasien yang terinfeksi IDO/ jumlah pasien yang dioperasi x 100%
kriteria a. Inklusi Infeksi luka operasi dibagi 3: 1. Superfisial : infeksi luka operasi terjadi 30 hari setelah
operasi dan hanya mengenai kulit dan jaringan sub kutan dengan gejala: aliran nanah purulen, bengkak, kemerahan nyeri dan panas
2. Infeksi luka operasi dalam (profunda) : infeksi yang terjadi 30 hari sd 90 hari paska operasi dengan kriteria : terdapat drainase purulen dari tempat insisi dalam, biakan positif dari specimen, bengkak, kemerahan, nyeri demam. Dokter yang merawat menyatakan infeksi
3. Infeksi luka operasi organ/rongga: infeksi terjadi 30 hari sampai 90 hari paska operasi menyangkut bagian tubuh kecuali kulit, fasia, lapisan otot , terdapat drainase purulen dari tempat insisi dalam, biakan positif dari specimen. Dokter yang merawat menyatakan IDO
b. Eksklusi
Pasien yang dioperasi diluar RSPI prof dr Sulianti Saroso
Sumber Data Ruang rawap inap , HCU dan ICU
Standar / target 2015 2016 2017 2018 2019
Baseline baseline 10 % 10% < 2 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
19
Kamus Indikator IAD
Definisi Operasional
Infeksi Aliran Darah terkait pemasangan kateter intravaskuler adalah infeksi aliran darah terkait pemasangan central venous catheter (CVC), Arteri line, umbilical line, peripheral catheter
Frekuensi Pengumpulan Data
Harian
Periode Analisa Bulanan
Formula Jumlah pasien yang terinfeksi Aliran Darah (IAD)/ jumlah hari pemasangankateter central line x 1000
kriteria a. Inklusi Ditemukan patogen biakan spesimen darah dari kateter intravaskuler dan darah perifer tidak berkaitan dengan infeksi ditempat lain, demam (>38°c), menggigil atau hipotensi tanpa sebab lain dan diperoleh hasil laboratorium yang positif yang tidak berhubungan dengan infeksi di tempat lain Pada anak berusia < 1 tahun : demam (>38°c) atau hipotermi, apnea atau bradikardi, terdapat bakteri patogen dalam biakan kuman
b. Eksklusi
Pasien dengan IAD sebelum pemasangan CVL di RSPI Prof dr Sulianti Saroso
Sumber Data ICU
Standar / target 2015 2016 2017 2018 2019
Baseline baseline 10 % 10% < 3, 5 ‰
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
20
KPI 7- Jumlah layanan Unggulan Penyakit Infeksi
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Layanan Unggulan Infeksi termasuk PINERE
Judul KPI Jumlah Layanan Unggulan Penyakit Infeksi
Dimensi Mutu Efektivitas dan kualitas Pelayanan unggulan Penyakit Infeksi
Tujuan Terselenggaranya layanan unggulan penyakit infeksi yang
berkualitas
Definisi operasional Layanan Unggulan Penyakit Infeksi adalah suatu kegiatan
pemberian pelayanan penyakit infeksi yang sesuai dengan
standar pelayanan terkini
Yang menjadi unggulan penyakit Infeksi adalah:
7. TB-HIV
8. Difteri
9. Toxoplasmosis
10. Demam Dengue
11. Rabies
12. PINERE
Frekuensi 1 Tahun
Periode Analisa 1 Tahun
Numerator Jumlah penyakit infeksi yang diunggulkan
Denominator Jumlah seluruh penyakit infeksi yang diunggulkan
Formula Jumlah penyakit infeksi yang diunggulkan
Jumlah seluruh penyakit infeksi yang diunggulkan
Bobot KPI 5 %
Sumber Data SMF
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
2 2 2 2 2
PIC Kepala SMF terkait
X 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
21
KPI 8- Persentase (%) Capaian Indikator BBT
Perspektif Internal Business Process
Sasaran Strategis Terwujudnya pengelolaan Bank Bahan Biologi Tersimpan (BBT)
berbasis biosafety dan biosecurity
Judul KPI Persentase (%) Capaian Indikator Bahan Biologi Tersimpan
Dimensi Mutu kualitas, keamanan dan aksesibilitas sesuai standar akreditasi
internasional
Tujuan Terselenggaranya fasilitas bahan biologi tersimpan sebagai sumber
daya hayati yang dapat didayagunakan dalam penelitian dan
pendidikan
Definisi operasional Persentase jumlah BBT yang disimpan
Frekuensi
Pengumpulan Data
Sesuai jumlah sampel penelitian yang ada
Periode Analisa 3 bulanan
Numerator Jumlah sampel suatu mikroorganisme yang tersimpan
Denominator Jumlah sampel suatu mikroorganisme yang tersimpan dengan hasil
pemeriksaan positif
Formula Jumlah sampel suatu mikroorganisme yang
tersimpan dengan hasil pemeriksaan positif
Jumlah sampel suatu mikroorganisme yang
tersimpan
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Laboratorium pelayanan & penelitian
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
100% 100% 100% 100% 100%
PIC Dir. PPI&PM
X 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
22
KPI 9- Jumlah kajian / clinical research yang memanfaatkan data dan BBT
Perspektif Internal Business Process
Sasaran Strategis Terwujudnya pengelolaan Bank BBT berbasis biosafety dan
biosecurity
Judul KPI Jumlah kajian / penelitian ( clinical research) yang memanfaatkan
data dan BBT
Dimensi Mutu Hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam bentuk basic research,
translational research dan atau dipublikasikan
Tujuan Mendapatkan hasil penelitian dalam bentuk basic research dan
translational research
Definisi operasional Jumlah kajian / penelitian yang menggunakan data informasi BBT
dan BBT ( berupa spesimen, isolat, DNA/RNA dan material genetik
lain) yang diambil dari pasien klinis dan atau subjek penelitian yang
diperlakukan sebagai BBT, dan ditujukan untuk mendapatkan hasil
penelitian dalam bentuk basic research & translational reseach
Frekuensi
Pengumpulan Data
Sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan
Periode Analisa Sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan
Numerator Banyaknya clinical research yang memanfaatkan BBT
Denominator 1 tahun
Formula Banyaknya clinical research yang memanfaatkan BBT dalam 1 tahun
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Laporan laboratorium khusus penelitian
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
2 2 2 3 3
PIC Dir. PPI&PM
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
23
KPI 10- Hasil Kajian/ Penelitian Translational yang diaplikasikan pada Standar
Pelayanan
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya penguatan RS untuk kajian dan penelitian
Judul KPI Hasil kajian/penelitian Translational yang diaplikasikan pada standar
pelayanan
Dimensi Mutu Penguatan RS untuk kajian dan uji linik
Tujuan Hasil kajian/penelitian Translational dapat diaplikasikan pada
standar pelayanan
Definisi operasional Peningkatan jumlah kajian & penelitian yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan masukan penyusunan Norma Standar Prosedur
Kriteria / NSPK (translational research)
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tahunan
Periode Analisa 6 bulanan
Numerator Jumlah kajian &penelitian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
masukan penyusunan NSPK
Denominator Jumlah seluruhkajian &penelitian di RSPISS
Formula Jumlah kajian &penelitian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
masukan penyusunan NSPKdibagi Jumlah seluruhkajian &penelitian
di RSPISS
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Direktorat PPIPM
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
2 0 4 5 6
PIC Dir. PPI&PM
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
24
KPI 11- Jumlah Kajian/ Penelitian yang dipublikasikan Nasional dan
Internasional
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya penguatan RS untuk kajian dan penelitian
Judul KPI Jumlah Kajian / Penelitian yang dipublikasikan nasional dan
internasional
Dimensi Mutu Penguatan RS untuk kajian dan uji linik
Tujuan Penelitian yang dipublikasikan nasional dan internasional
Definisi operasional Banyaknya hasil karya ilmiah yang dipublikasikan baik nasional dan
internansional, dengan status accepted (diterima) atau dalam
proses submission (pengajuan)
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tahunan
Periode Analisa 6 bulanan
Numerator Jumlah hasil karya ilmiah yang dipublikasikan baik nasional dan
internasional
Denominator 1 tahun
Formula Jumlah hasil karya ilmiah yang dipublikasikan nasional dalam 1
tahun ditambah jumlah hasil karya ilmiah yang dipublikasikan
internasional dalam 1 tahun
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Direktorat PPIPM
Target 2015 2016 2017 2018 2019
Nasional
Internasional
3
1
3
2
5
3
6
3
8
3
PIC Dir. PPI&PM
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
25
KPI 12- penerapan modul Infeksi Terintegrasi Pendidikan, Pelayanan dan
Penelitian
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya integrasi pendidikan berbasis AHS, pelayanan dan
penelitian
Judul KPI Penerapan modul Infeksi Terintegrasi Pendidikan, Pelayanan dan
Penelitian
Dimensi Mutu Efektifitas pelayanan dan keselamatan pasien
Tujuan Mengoptimalkan fungsi RSPI sebagai rumah sakit pendidikan penyakit
infeksi
Definisi
operasional
Modul pendidikan dibidang infeksi yang disusun berbasis AHS yang
terintegrasi pelayanan dan penelitian , serta dapat diimplementasikan
dalam pemberian pelayanan
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tahunan
Periode Analisa Satu tahun
Numerator Jumlah modul pendidikan di bidang infeksi
Denominator Jumlah modul pendidikan di bidang infeksi berbasis AHS yang
terintegrasi pelayanan dan penelitian, yang dapat dimplementasikan
dalam pemberian pelayanan
Formula Jumlah modul pendidikan di bidang infeksi x 100 %
Jumlah modul pendidikan di bidang infeksi berbasis AHS
yang terintegrasi pelayanan dan penelitian, yang dapat
diimplementasikan dalam pemberian pelayanan
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Instalasi Diklat, SMF, Ins Penelitian
Target 2015 2016 2017 2018 2019
70% 75% 80% 80% 80%
PIC Dit PPI PM, Dit M & K
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
26
KPI 13 - % Peserta didik yang berhasil menangani kasus sulit infeksi dengan
kualitas yang baik
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya integrasi pendidikan berbasis AHS, pelayanan dan
penelitian
Judul KPI % Peserta didik yang berhasil menangani kasus sulit infeksi dengan
kualitas yang baik
Dimensi Mutu Peserta didik berhasil manangani kasus sulit infeksi dengan baik sesuai
standar pelayanan medis
Tujuan Peserta didik mampu menangani dengan baik kasus sulit infeksi sesuai
standar pelayanan medis
Definisi
operasional
% peserta didik yang dapat menangani dengan baik sesuai standar
pelayanan medik, kasus penyakit infeksi dengan komplikasi yang
memerlukan penanganan berbagai disiplin ilmu dan atau ditentukan
oleh dokter yang merawat
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tahunan
Periode Analisa Tahunan
Numerator Jumlah peserta didik yang dapat menangani
kasus infeksi sulit sesuai standar pelayanan medik
Denominator Jumlah peserta didik yang terlibat dalam penanganan kasus infeksi
sulit
Formula = Jumlah peserta didik yang dapat menangani kasus infeksi sulit sesuai standar pelayanan medik X 100% Jumlah peserta didik yang terlibat dalam penanganan kasus infeksi sulit
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Instalasi Diklat, SMF
Target 2015 2016 2017 2018 2019
60% 70% 75% 80% 85%
PIC Ka.Instalasi Diklat, Ka SMF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
27
KPI 14- Jumlah jenis kasus sulit baru yang menjadi model (pelayanan,
penelitian dan pendidikan)
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya integrasi pendidikan berbasis AHS, pelayanan dan
penelitian
Judul KPI Jumlah jenis kasus sulit baru yang menjadi model (pelayanan,
penelitian dan pendidikan)
Dimensi Mutu Penanganan kasus sulit baru penyakit infeksi yang menjadi
model untuk peserta didik
Tujuan Menjadikan RSPI sebagai pioneer/pemrakarsa model (yan, lit,
Kasus penyakit infeksi yang baru muncul atau jarang ditemukan,
dengan komplikasi yang memerlukan penanganan berbagai
disiplin ilmu, dan atau ditentukan oleh dokter yang merawat,
yang menjadi contoh penanganan kasus sulit baru penyakit
infeksi bagi pendidikan, penelitian dan pelayanan
Definisi operasional Kasus penyakit infeksi yang baru muncul atau jarang ditemukan,
dengan komplikasi yang memerlukan penanganan berbagai
disiplin ilmu, dan atau ditentukan oleh dokter yang merawat,
yang menjadi contoh penanganan kasus sulit baru penyakit
infeksi bagi pendidikan, penelitian dan pelayanan
Frekuensi Pengumpulan
Data
Tahunan
Periode Analisa Satu tahun
Numerator Jumlah kasus penyakit infeksi yang baru muncul atau jarang
ditemukan, dengan komplikasi yang memerlukan penanganan
berbagai disiplin ilmu, dan atau ditentukan oleh dokter yang
merawat, yang menjadi contoh penanganan kasus sulit baru
penyakit infeksi bagi pendidikan, penelitian dan pelayanan
Denominator 1 tahun
Formula Jumlah kasus penyakit infeksi yang baru muncul atau jarang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
28
ditemukan, dengan komplikasi yang memerlukan penanganan
berbagai disiplin ilmu, dan atau ditentukan oleh dokter yang
merawat, yang menjadi contoh penanganan kasus sulit baru
penyakit infeksi bagi pendidikan, penelitian dan pelayanan dalam
1 tahun
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Diklat, SMF
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
1 1 1 1 1
PIC Ka. Instalasi Diklat, Ka. SMF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
29
KPI 15- RS Terakreditasi Nasional dan Internasional
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Manajemen RS yang profesional berbasis Good
Clinical Governance
Judul KPI RS Terakreditasi Nasionaldan Internasional
Dimensi Mutu Keamanan dan Keselamatan Pasien
Tujuan - Terselenggaranyapelayanan di semua unit yang terstandar Akreditasi
Nasional danInternasional
- Untuk Meningkatkan budaya keselamatan dan budaya mutu di
rumah sakit
Definisi operasional Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga
independen baik dari dalam atau pun luar negeri, biasanya non
pemerintah, melakukan assesmen terhadap rumah sakit berdasarkan
standar akreditasi yang berlaku. Rumah sakit yang telah terakreditasi
akan mendapatkan pengakuan dari Pemerintah karena telah
memenuhi standar pelayanan dan managemen yang ditetapkan.
Pelaksana akreditasi RS nasional adalah KARS (Komisi Akreditasi
Rumah Sakit) yang merupakan suatu lembaga independen dalam
negeri. Sedangkan pelaksanan akreditasi internasional adalah JCI
(Joint Commission International) adalah merupakan badan akreditasi
non profit yang berpusat di Amerika Serikat dan bertugas
menetapkan dan menilai standar performa para pemberi pelayanan
kesehatan.
Serta Sistem Manajemen Terstandarisasi Internasional adalah sistem
dimana baik peralatan, pelayanan yang diberikan berstandar
internasional antara lain mengupayakan umpan balik baik positif
maupun negatif dari customer secara langsung. Beberapa standar yang
harus dipenuhi adalah proses komunikasi berjalan dengan baik dan
efektif sesuai dengan sasaran sistem dan komitmen manajemen antara
lain Radiologi (Quattro), Laboratorium (ISO), Farmasi, Gizi dll
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
30
Standar Akreditasi Nasional yaitu :
5. Kelompok Standar Fokus pada Pasien;
6. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit;
7. Kelompok Sasaran Keselamatan Pasien;
8. Kelompok Sasaran MDGs (Millenium Development Goals) :
Tambahan untuk penilaian akreditasi nasional : Penurunan angka
kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu, Penurunan angka
kesakitan HIV/AIDS, Penurunan angka kesakitan TB).
Standar Akreditasi Internasional yaitu :
4. Kelompok Standar Fokus pada Pasien;
5. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit;
6. Kelompok Sasaran Keselamatan Pasien;
Frekuensi
Pengumpulan Data
3 Tahunan
Periode Analisa 3 Tahun
Formula Sesuai standar masing- masing
Wilayah
Pengamatan
Seluruh unit pelayanan, administrasi dan manajemen
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Seluruh unit pelayanan, administrasi dan manajemen
Standar / Target Lulus Paripurna
2015
Nasional
2016
Internasional
2017
-
2018
Nasional
2019
Internasional
PIC KomiteMutu dan Keselamatan Pasien , Seluruh Ka. Instalasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
31
KPI 16- % capaian indikator medik
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya sistem Manajemen RS yang professional
berbasis Good Clinical Governance
Judul KPI Persen (%) Capaian Indikator Medik
Dimensi Mutu Efektifitas dan keselamatan pasien
Tujuan Terselenggaranya kualitas pelayanan berbasis good
clinical governance
Definisi Operasional Indikator Medik adalah alat ukur yang digunakan untuk
menilai sejauh mana kualitas pelyanan dilaksanakan di
unit pelayanan RSPI Indikator Medik meliputi sbb :
Complete Treatment TB, Cure Rate TB, dan angka
kepatuhan minum ARV
Complete treatment TB : Pasien yang selesai pengobatan
Cure Rate Tb : pasien yang sudah dinyatakan sembuh
Angka kepatuhan minum ARV : dosis ARV yang dipatuhi
diatas 95% dalam satu bulan
Frekuensi
Pengumpulan Data
Bulanan
Periode Analisa Triwulan
Numerator Complete treatment TB : Jumlah Pasien TB yang selesai
diobati
Cure Rate TB : jumlah pasien baru TB BTA positif yang
sembuh
Angka kepatuhan minum ARV : pasien dengan tingkat
kepatuhan > 95%
Denominator Complete treatment TB : Jumlah seluruh pasien TB yang
mendapat pengobatan
Cure Rate TB : Jumlah Pasien baru TB BTA positif yang
diobati
Angka kepatuhan minum ARV : jumlah pasien yang
mendapat ARV
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
32
Formula Complete treatmen :
Jumlah Pasien TB yang selesai diobati x 100%
Jumlah seluruh pasien TB yang mendapat pengobatan
Cure Rate TB :
Jumlah pasien baru TB BTA positif yang sembuh x 100%
Jumlah Pasien baru TB BTA positif yang diobati
Angka kepatuhan minum ARV :
Jumlah pasien dengan tingkat kepatuhan > 95% x 100%
Jumlah pasien yang mendapat ARV
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Pokja TB
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
80% 80% 85% 85% 85%
PIC Ka SMF Paru
Ka Pokja HIV
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
33
KPI 17- Temuan Audit Klinik yang ditindaklanjuti
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya sistem Manajemen RS yang professional berbasis Good
Clinical Governance
Judul KPI Temuan Audit Klinik yang ditindaklanjuti
Dimensi Mutu Efektifitas, perbaikan mutu dan keselamatan pasien
Tujuan Terselenggaranya kualitas pelayanan berbasis good clinical
governance
Definisi Operasional Audit Klinik adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan
berkas rekam medisnya ataupun observasi secara langsung yang
dilakukan oleh profesi. Audit klinik ini tidak hanya menghitung
produktivitas pelayanan ataupun jenis pemeriksaan namun lebih
berfokus dalam usaha peningkatan mutu pelayanan. Audit Klinik
yang dilaksanakan di RSPI Prof. Sulianti Saroso meliputi : Audit
medik, audit keperawatan, audit Farmasi dan audit gizi.
Kegiatan audit klinik adalah mengevaluasi kepatuhan terhadap
implementasi Clinical Pathway oleh Dokter, perawat, dan tenaga
kesehatan lainnya
Dilakukan review bila perlu direvisi clinical pathaway yang sudah
ada.
Dilakukan review audit klinik dan direkomendasikan untuk perbaikan
mutu pelayanan
Instrumen audit klinik adalah Clinical Pathway yang
diimplementasikan sesuai SK Direktur Utama.
Frekuensi
Pengumpulan Data
Bulanan
Periode Analisa 1 tahun
Numerator Jumlah Rekam Medik yang dilakukan audit klinik
Denominator Jumlah Clinical Pathway yang diaudit klinik
Formula Jumlah jenis kasus yang dilakukan audit klinik dan ditindak lanjuti x
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
34
100 %
Jumlah jenis kasus yang dilakukan audit klinik
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Instalasi Rekam medik
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
100% 100% 100% 100% 100%
PIC Tim Adhok Audit Klinik
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
35
KPI -18 : % Staf dengan kompetensi yang sesuai
Perspektif Learning & Growth
Sasaran Strategis Terwujudnya peningkatan kompetensi SDM
Judul KPI % Staf dengan kompetensi yang sesuai
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Untuk memastikan ketepatan penempatan staf sesuai dengan
kompetensinya
Definisi operasional Staf dengan kompetensi sesuai adalah penempatan staf yang
memiliki kompetensi sesuai dengan analisa jabatan (job
analysis).
Kompetensi merupakan pengetahuan, skill dan pengalaman
yang dibutuhkan oleh staf dalam menyelesaikan tugas
kedinasannya.
Kompetensi yang dimaksud mengacu kepada Direktori
Kompetensi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
Analisa Jabatan adalah proses, metode dan teknik utnutk
memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi
jabatan dan disajikan untuk kepentingan program
kepegawaian serta memberikan umpan balik bagi organisasi,
tata laksana pengawasan dan akuntabilitas.
Staf yang dimaksud adalah seluruh pegawai, baik tetap
maupun tidak tetap yang bekerja di RSPI Prof. Dr. Sulianti
Saroso
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tiap 6 bulan
Periode Analisa Tiap 6 bulan
Numerator Jumlah staf yang memenuhi standar kompetensi
Denominator Jumlah seluruh staf
Inklusi Seluruh staf
Formula Jumlah staf yang memenuhi standar kompetensi X
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
36
Jumlah seluruh staf 100%
Wilayah Pengamatan Seluruh unit di RSPI Sulianti Saroso
Bobot KPI 4 %
Sumber Data Data Kepegawaian
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
60% 65% 70% 80% 90%
PIC Bagian Umum
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
37
KPI- 19 : Indeks Budaya Korporat
Perspektif Learning & Growth
Sasaran Strategis Terwujudnya budaya korporat
Judul KPI Indeks Budaya Korporat
Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi
Tujuan Meningkatkan budaya menolong
Definisi operasional Indeks budaya korporat adalah pengukuran tingkat penerapan
nilai-nilai budaya menolong, ramah, sapa oleh setiap individu
dalam setiap job posisi dikalikan bobot.
Tingkat Penerapan Budaya % Jumlah individu
Sangat dibawah standar
Dibawah standar
Sesuai standar
Diatas standar
Sangat diatas standar
Performance Index Score
Frekuensi
Pengumpulan Data
Bulanan
Periode Analisa Bulanan
Formula ∑ ( individu dengan tingkat budaya x bobot tingkat penerapan
budaya ) dikali 100 %
Bobot KPI 3 %
Sumber Data Data Kepegawaian
Standar / Target 2015
80%
2016
80%
2017
80%
2018
80%
2019
80%
PIC Bagian Umum
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
38
KPI – 20 : Tingkat Kehandalan Fungsi Sarana Prasarana
Perspektif Learning and Growth
Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan serta SarFas sesuai dengan best practice
Judul KPI Tingkat Kehandalan Fungsi Sarana Prasarana
Dimensi Mutu Kelayakan, ketersediaan, efektifitas, efisiensi dan
keselamatan
Tujuan Ketersediaan sarana dan fasilitas yang siap pakai,
tersedia dan berkinerja baik.
Definisi Operasional Tingkat kehandalan sarana dan fasilitas diukur dari 3
aspek yaitu : Ketersediaan, kinerja, dan berkualitas.
Ketersediaan (Availability) : Ke, adalah perbandingan
jumlah hari alat beroperasi dibagi jumlah hari alat tsb
direncanakan beroperasi.
Kinerja (performance) : Ki, adalah kemampuan alat yang
ada dibagi kemampuan ideal alat.
Kualitas (quality) : ku, adalah keluaran yang baik yang
dihasilkan oleh suatu alat dibagi dengan total keluaran
dari alat tersebut.
Peralatan yang dilakukan penilaian yaitu : Power Supply,
Air, Gas Medis, Lift, Laundry
Frekwensi
Pengumpulan Data
Bulanan
Periode Analisa Bulanan
Inklusi Peralatan yang menyangkut Utilitas Rumah Sakit
Eksklusi Peralatan yang rusak dan akan dihapuskan
Formula OEE (Overal Equipment Effectiviness) = Ka x Ki x Ku
Wilayah Pengamatan Lingkungan RSPI Sulianti Saroso
Bobot KPI 3 %
Sumber Data Laporan Pengujian Hasil Pemeliharaan, Catatan Data
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
39
Standar/ Target 2015 2016 2017 2018 2019
60% 60% 70% 75% 80%
PIC IPS-RS, Bag. Umum, Inst. Laundry dan CSSD
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
40
KPI – 21 : Tingkat Penilaian Proper
Perspektif Learning and Growth
Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan serta SarFas sesuai dengan best practice
Judul KPI Tingkat Penilaian Proper
Dimensi Mutu Kelayakan, ketersediaan, kesinambungan, efektifitas,
efisiensi, ketepatan waktu, manfaat dan keselamatan
Tujuan 1. Bagi pemerintah
- Sebagai instrument kebijakan untuk mendorong
perusahaan taat terhadap peraturan terkait lingkungan
hidup
2. Bagi perusahaan (Rumah sakit)
- Meningkatkan citra dan reputasi kinerja yang lebih baik
dalam pengelolaan lingkungan hidup
3. Bagi Investor (Kemenkes)
- Informasi kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan
(rumah sakit)
4. Bagi masyarakat
- Ruang untuk pelibatan public dalam pengelolaan
lingkungan
Defenisi Operasional Tingkat Penilaian Proper adalah Instrument kebijakan
alternatif untuk mendorong penaatan dan kepedulian
perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Peringkat PROPER sebagai berikut :
HITAM : Belum melakukan pengelolaan
lingkungan seperti pengelolaan
perencanaan pencemaran air, udara,
limbah B3 dan tidak Memiliki izin
lingkungan
MERAH : Melakukan pengelolaan lingkungan
seperti pengelolaan pencemaran air,
udara, limbah B3 namun belum
memenuhi standar bakumutu;
memiliki izin lingkungan tetapi tidak
taat laporan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
41
BIRU : Melakukan pengelolaan lingkungan
seperti pengelolaan pencemaran air,
udara, limbah B3 dan sudah memenuhi
standar baku mutu; memiliki izin
lingkungan dan taat laporan
HIJAU : Melakukan pengelolaan lingkungan
seperti pengelolaan pencemaran air,
udara, limbah B3 dan sudah memenuhi
standar baku mutu ; memiliki izin
lingkungan dan taat laporan.
Peringkat HIJAU diberikan apabila telah
mealukan pengelolaan lingkungan
lebih dari yang dipersyaratkan dalam
peraturan ( beyond compliance)
melalui pelaksanaan system
manajemen lingkungan,pemanfaatan
sumber daya secara efisien dan
melakukan upaya pemberdayaan
masyarakat dengan baik.
Penilaian PROPER dilakukan secara Self Assesment
dengan kriteria penilaian mengacu pada ketentuan
PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, dan Melaporkan hasil Self Assesment
keada Direktur Utama Rumah Sakit
Frekwensi
Pengumpulan Data
Semester
Periode Analisa Semester
Numerator Tingkat ketaatan terhadap ketentuan proper
Denominator seluruh aspek penilaian memenuhi ketentuan proper
Inklusi Dokumen lingkungan
a. Pengesahan dokumen lingkungan / AMDAL
b. Daftar dampak penting yang dikelola (matriks
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
42
RKL dan RPL)
c. Kewajiban (PPA, PPU, PLB3, batasan kapasitas
produksi)
d. Bukti pelaporan dan tanda terima pengiriman
dokumen UKL-UPL
e. Pengendalian pencemaran air
Pengisian matriks PPA
Salinan ijin pembuangan air limbah (IPLC)
Salinan sertifikat hasil uji sampling limbah cair
selama per semester penilaian.
Salinan bukti pelaporan pelaksanaan
pengendalian pecemaran air ke Instansi
Lingkungan hidup di Kabupaten/Kota, Provinsi
dan Kementerian Lingkungan Hidup
Layout saluran air limbah dan drainase
(dilengkapi dengan foto)
Foto flowmeter/alat ukur debit pada seluruh
saluran outlet
Salinan logbook pemantauan pH dan debit
harian
Neraca air limbah
Salinan data produksi bulanan
Pengendalian pencemaran udara
Pengisian matriks PPU
Salinan sertifikat hasil uji periode
Persemester penilaian:
Emisi seluruh cerobong asap
Kualitas udara ambient
Tingkat kebisingan, kebauan, dan getaran
Salinan bukti pelaporan pelaksanaan
pengendalian pencemaran udara ke instansi
lingkungan hidup di Kabupaten/Kota, Provinsi
dan Kementerian Lingkungan Hidup
Foto seluruh cerobong dan sarana
pendukungnya serta dilengkapi dengan titik
koordinat
Salinan logbook waktu pengoperasian seluruh
sumber emisi periode Per semester.
Bukti perhitungan dan acuan peraturan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
43
perhitungan beban emisi
Pengelolaan limbah B3
Neraca Limbah B3 periode Per semester.
Copy surat penyampaian laporan triwulan
(bukti tanda terima/pengiriman)
Perizinan Pengelolaan Limbah B3:
Copy Sk Perizinan Pengelolaan Limbah B3
(Penyimpanan Sementara dan Insinerator);
atau
Copy Surat Pengajuan Izin (jika baru
mengajukan izin); atau
Status permohonan izin (BA verifikasi/rapat
/surat balasan dari BLH/KLH
Foto-foto yang berhubungan dengan persyaratan
teknis yang tertuang dalam izin (Penyimpanan
sementara/incinerator)
Copy hasil uji laboratorium yang diwajibkan dalam
pengelolaan limbah B3 (uji emisi incinerator).
Pegelolaan limbah B3 oleh pihak ketiga :
Copy surat perizinan pihak ketiga dari KLH/BLH
Copy Surat Kontrak Kerja sama antara penghasil
dan pihak ketiga (pengumpul / pengolah /
pemanfaat/ penimbun)
Copy surat pernyataan dari pihak ketiga
(pengumpul / pengolah / pemanfaat/ penimbun)
Menyampaikan copy surat rekomendasi
pengangkutan limbah B3 yang diterbitkan oleh KLH
Menyampaikan izin pengangkutan limbah B3
yang diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan
Surat pernyataan dari pihak pengangkut yang
menyatakan tidak sedang dalam masalah
pencemaran lingkungan
Pelaporan Pengelolaan Lingkungan
Softcopy Dokumen RKL / RPL
Softcopy peta rencana dan realisasi untuk semua
lokasi yang dinilai
Melakukan perhitungan Beban Pencemaran
Rumus Beban pencemaran = Konsentrasi parameter
X Debit bulanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
44
Beban pencemaran dibuat satuan kg beban
pencemaran.
System manajemen lingkungan
Kebijakan lingkungan
Perencanaan
Implementasi
Checking dan corrective action
Review oleh manajemen
Rentang waktu
Sertifikasi
Pemanfaatan sumber daya (efisiensi energy,
pengurangan dan pemanfaatan limbah B3, 3R
limbah padat non B3, pengurangan pencemar
udara, konservasi air, perlindungan
keanekaragaman hayati)
Kebijakan energy
Struktur dan tanggung jawab
Perencanaan
Audit energy
Pelatihan / kompetensi
Pelaporan
Benchmarking
Implementasi program
Pemberdayaan masyarakat
Kebijakan pengembangan masyakat.
Struktur dan tanggung jawab
Alokasi dana pengembangan masyarakat
Perencanaan
Implementasi
Monitoring dan evaluasi
Hubungan social (internal dan eksternal)
Publikasi dan penghargaan
Penyusunan dokumen ringkasan kinerja
pengelolaan lingkungan
Substansi
a. Additionalitas
Formula Pemenuhan aspek penilaian proper selama 1 tahun
Target sampel &ukuran Limbah cair 12 sampel, udara ambient 8 sampel, emisi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
45
sampel incinerator 2 sampel, emisi genset 2 sampel,
kendaraan dinas 10 sampel, uji toksisitas abu 1 sampel,
Wilayah Pengamatan IPAL, incinerator, genset, lingkungan RSPI-SS
Bobot KPI 3 %
Sumber Data Laporan Triwulan (neraca limbah, debit dan
swapantau, kualitas udara),
Laporan Semester (laporan implementasi RKL-RPL)
Sertifikat hasil uji laboratorium,
Dokumen Perijinan, MOU, AMDAL, Berita Acara
Standar/ Target 2015 2016 2017 2018 2019
Biru Biru Biru Biru Hijau
PIC Instalasi Kesehatan Lingkungan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
46
KPI – 22 : Level IT teritegrasi
Perspektif Learning and Growth
Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Manajemen IT sesuai best practice
Judul KPI Level IT teritegrasi
Dimensi Mutu Kelayakan, ketersediaan, efektifitas, efisiensi,
kesinambungan, ketepatan waktu, manfaat dan keselamatan
Tujuan Terwujudnya sistem informasi rumah sakit terintegrasi
sesuai best practice.
Definisi
Operasional
Level IT yang terintegrasi adalah penerapan IT di RS sesuai
tingkatan atau klasifikasi kemapanan sistem informasi
terintegrasi yang dijelaskan sbb :
Basic/siloed 1 Enteprise : infrastruktur dan platform
terpasang, system informasi disiapkan untuk (a) sistem
rawat jalan terintegrasi dengan admisi, rawat inap, billing
system serta instalasi penunjang diagnostik
Siloed 2 : Infrastruktur dan platform mengacu pada integrasi
instalasi rawat inap, penunjang diagnostik dan back-office
(keuangan, SDM dll) sehingga seluruh systemsaling
terhubung dan memudahkan perawatan dan
pemeliharaannya
Standar/ Integrated Enteprises : infrastuktur dan platform
lebih mendukung operasional rumah sakit misal aset/ BMN,
e-clinical HR, e-Planning, e-Procurement
Advanced/ Extended Enteprises : infrastuktur dan platform
mengacu pada kemampuan otomatisasi manajemen,
peningkatan keamanan dan kebijakan yang memungkinkan
self povisioning sebagai suatu system dashboard.
Frekwensi
Pengumpulan
Data
Bulanan dan Tahunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
47
Periode Analisa Bulanan dan Tahunan
Inklusi Seluruh unit pelayanan yang membutuhkan SIMRS
Wilayah
Pengamatan
Lingkungan RSPI Sulianti Saroso
Bobot KPI 3 %
Sumber Data Laporan Progress Pengembangan SIM-RS, Catatan Data
Standar/ Target 2015 2016 2017 2018 2019
Masterplan Siloed–1 Siloed–2 Siloed–2 Integrated–
1
PIC Instalasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
48
KPI -23 : Cost Reduction
Perspektif Finansial
Sasaran Strategis Terwujudnya kendali biaya sesuai dengan target yang
direncanakan
Judul KPI Cost Reduction
Dimensi Mutu Efektifitas biaya
Tujuan Terwujudnya kendali biaya sesuai dengan target yang
direncanakan
Definisi
operasional
Cost reduction adalah besarnya penghematan penggunaan
bahan habis pakai dan obat di semua unit pelayanan
(medik dan penunjang), dibandingkan dengan total
pengeluaran bahan habis pakai dan obat tahun lalu,
dinormalisasi dengan jumlah kegiatan atau jumlah
pendapatan operasional BLU.
Penghitungan Cost Reduction berdasarkan persentase
formulasi tersebut antara tahun berjalan dengan tahun
sebelumnya.
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tahunan
Periode Analisa Tahunan
Numerator Biaya Bahan Habis Pakai dan Obat
Denominator Jumlah Kegiatan / Pendapatan BLU
Inklusi Biaya Bahan Habis Pakai dan Obat
Eksklusi Biaya Non Bahan Habis Pakai dan Obat
Formula Biaya Bahan Habis Pakai dan Obat
X100% Jumlah Kegiatan / Pendapatan BLU
Wilayah
Pengamatan
Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Aktifitas
Bobot KPI 5 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
49
Sumber Data Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Aktifitas
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
3 % 3 % 3 % 3 % 3 %
PIC Bagian Keuangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2018
50
KPI -24 : Tingkat Pertumbuhan Pendapatan
Perspektif Finansial
Sasaran Strategis Terwujudnya peningkatan pendapatan
Judul KPI Tingkat Pertumbuhan Pendapatan
Dimensi Mutu Efektifitas Investasi
Tujuan Terwujudnya peningkatan pendapatan
Definisi
operasional
Tingkat pertumbuhan pendapatan adalah selisih antara
pendapatan RS periode berjalan dikurangi pendapatan RS
periode sebelumnya dibagi pendapatan RS periode
sebelumnya sebagai periode dasar
Frekuensi
Pengumpulan
Data
Bulanan, Triwulan, Semester dan Tahunan
Periode Analisa Bulanan, Triwulan, Semester dan Tahunan
Numerator Pendapatan RS periode berjalan – pendapatan RS periode
sebelumnya
Denominator Pendapatan RS periode sebelumnya
Inklusi Pendapatan BLU
Eksklusi Penerimaan Rupiah Murni
Formula Pendapatn periode berjalan – pendapatan periode
sebelumnya
Pendapatan periode sebelumnya
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Laporan Operasional
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
10% 10% 10% 10% 10%
PIC Bagian Keuangan
X 100%
BAB VI
Laporan Tahun 2016
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
71