laporan akuntabilitas kinerja bb-pascapanen tahun 2014 badan

80
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian i

Upload: dodien

Post on 15-Dec-2016

228 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian i

Page 2: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian i

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB-Pascapanen) Tahun 2014 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999. Penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Negara Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan ini merupakan media komunikasi pencapaian tujuan dan sasaran strategis organisasi kepada para pengguna yang dibuat sebagai perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang dipercayakan kepada BB-Pascapanen berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai sesuai dengan Inpres Nomor 7 tahun 1999.

Semoga laporan ini dapat memenuhi harapan masyarakat dan dalam rangka membangun kinerja khususnya dalam kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pengembangan Iptek pascapanen pertanian.

Bogor, Januari 2015 Kepala Balai Besar, Ir. Rudy Tjahjohutomo, MT

KATA PENGANTAR

Page 3: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ii

Page 4: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian iii

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ............................................................................. i

Daftar Isi ...................................................................................... iii

Ikhtisar Eksekutif .......................................................................... ix

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................. 1

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ..................... 7

2.1. Perencanaan Strategis ............................................. 7

2.2. Perencanaan Kinerja ............................................... 12

2.3. Penetapan Kinerja ................................................... 12

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA .............................................. 15

3.1. Pengukuran Capaian Kinerja ................................... 15

3.2. Analisis Capaian Kinerja ......................................... 16

3.3. Akuntabilitas Keuangan .......................................... 50

BAB IV. PENUTUP ........................................................................ 55

Lampiran ...................................................................................... 57

Page 5: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jumlah pegawai BB-Pascapanen tahun 2014 berdasarkan pendidikan dan jabatan fungsional ….….............……………

3

Tabel 2. Jumlah peneliti berdasarkan jabatan fungsional periode 2010-2014 ...................................................................

3

Tabel 3. Anggaran DIPA BB-Pascapanen dan kerjasama TA. 2010-2014 ...........................................................................

5

Tabel 4. Indikator Kinerja Utama BB-Pascapanen TA 2010- 2014 ...........................................................................

11

Tabel 5. Rencana kinerja tahunan (RKT) BB-Pascapanen TA. 2014 .....................................................................

12

Tabel 6. Penetapan kinerja (PK) BB-Pascapanen TA. 2014 ..………. 13 Tabel 7. Matriks tingkat capaian kinerja BB-Pascapanen

TA. 2014 .................................................................….. 16

Tabel 8. Target dan realisasi pencapaian indikator kinerja 1 tahun 2014 ..........................................................…...............

17

Tabel 9. Perbandingan capaian indikator kinerja 1 dan target/ realisasi kumulatif tahun 2010-2014 ..............................

18

Tabel 10. Target dan realisasi pencapaian indikator kinerja 2 tahun 2014 ...........................................................................

22

Tabel 11. Perbandingan capaian indikator kinerja 2 dan target/ realisasi kumulatif tahun 2010-2014 ..............................

22

Tabel 12. Target dan realisasi pencapaian indikator kinerja 3 Tahun 2014..................................................................

25

Tabel 13 Perbandingan capaian indikator kinerja 3 dan target/ realisasi kumulatif tahun 2010-2014 ...............................

26

Tabel 14 Target dan realisasi adopsi pada setiap indikator kinerja sasaran ........................................................................

35

Tabel 15 Pagu dan realisasi anggaran BB-Pascapanen tahun 2014 berdasarkan sasaran .....................................................

52

Page 6: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian v

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 1. Unit Penggilingan Padi Kecil di Kabupaten Subang serta beras hasil penyosohan mekanis dan enzimatis....................................................................

19

Gambar 2. Proses fermentasi vinegar dan produk vinegar dari air kelapa ......................................................................

20

Gambar 3. Aplikasi teknologi penanganan cabai segar serta produk cabai setelah penyimpanan .............................

21

Gambar 4. Penyiapan bahan baku kentang dan penyimpanan kentang dengan isolasi pencahayaan ..........................

21

Gambar 5. Layout peralatan produksi beras artifsial fungsional dan produk BAF ……………………………………………………………

24

Gambar 6. Produk tempe koro pedang (valia) dan survei permintaan terhadap tempe koro pedang ....................

24

Gambar 7. Tepung premix berbasis tepung ubijalar termodifikasi dan produk rerotian berbasis tepung premix ..............

25

Gambar 8. Produk minuman berkarbonasi dalam bentuk tablet effervescent dan produk roti tawar dengan pengawet nanoenkapsulat minyak pala ......................................

27

Gambar 9. Tepung ubikayu dan flake ubikayu yang difortifikasi nano-vitamin A dan nano-Fe .......................................

27

Gambar 10. Biofoam antimikroba dan penggunaannya sebagai kemasan sayuran segar ………………………………………….

29

Gambar 11. Busuk buah salak oleh infeksi cendawan dan buah salak yang diberi perlakuan pengawet ekstrak lengkuas setelah penyimpanan 21 hari ………...............

30

Gambar 12. Powder bahan aktif 1-MCP dalam matrik zeolit dan pisang mas kirana setelah aplikasi powder aktif 1-MCP (minggu ke-4) ……………………………………………………….

30

Gambar 13. Buah mangga yang diberi formula biopreservatif setelah 14 hari .........................................................

31

Gambar 14. Peralatan produksi gula tebu skala 400 kg dan kristal gula .........................................................................

32

Page 7: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian vi

Halaman

Gambar 15. Peralatan produksi gula tebu subtitusi sorgum manis 70% skala 400 kg dan gula kristal serbuk (insert) .......

32

Gambar 16. Biji kakao yang telah dihilangkan sebagian pulpanya dan depulper biji kakao ………………………….……………….

33

Gambar 17. Pembuatan bioetanol dari tongkol jagung skala 50 liter .........................................................................

34

Gambar 18. Pembuatan bioetanol dari bagase sorgum skala 50 liter ....………………………………………………………….......…

35

Gambar 19. Display cabai hasil penanganan di supermarket …….…. 38 Gambar 20. Penandatangan kerjasama dengan CV. Sinar Dua Putra

dan gudang penyimpanan terisolasi cahaya …............. 39

Gambar 21. Aplikasi pengawet alami vinegar di RPA Jambu Raya dan di pedagang ………………………………………………..…..

39

Gambar 22. Kegiatan produksi tepung kasava Bimo di Kelompok Pengolah Matahari Terbit, Kabupaten Garut ……….…….

41

Gambar 23. Kegiatan di UMKM Center dan Asosiasi Olahan Jagung ....................................................................

42

Gambar 24. Disain interior dan display produk pada Gerai Inovasi ....................................................................

42

Gambar 25. Peserta pelatihan di Kabupaten Pacitan dan di Gunung Kidul .………………………………………………………………….…

44

Gambar 26. Penandatanganan MoU konsorsium nanoteknologi oleh Kepala Balitbangtan disaksikan oleh Kemenristek ........

45

Gambar 27. Penandatanganan kerjasama dengan PT. Bimandiri Agro Sedoya, Lembang ……………….………………………....

45

Gambar 28. Penyerahan Anugerah Prayogasala kepada Kepala BB-Pascapanen oleh Wakil Presiden RI……………………..

49

Gambar 29. Persentase pagu anggaran BB-Pascapanen TA. 2014 per jenis belanja ……………..........…………...………….……

41

Gambar 30. Pagu anggaran dan realisasi tahun 2010-2014 ……...... 51 Gambar 31. Target dan realisasi PNBP tahun 2010-2014 .………...... 53

Page 8: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Struktur organisasi BB-Pascapanen ........................... 59 Lampiran 2. Pagu dan realisasi anggaran tahun 2014 ................... 60 Lampiran 3. Rencana strategis (RS) tahun 2010-2014 .................. 62 Lampiran 4. Rencana kinerja tahunan (RKT) tahun 2014 .............. 63 Lampiran 5. Penetapan kinerja (PK) tahun 2014 ........................... 64 Lampiran 6. Pengukuran kinerja tahun 2014 ................................ 66

Page 9: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian viii

Page 10: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ix

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB-Pascapanen) telah menetapkan tujuan utama yang ingin dicapai sebagaimana tertuang dalam Renstra BB-Pascapanen tahun 2010-2014 (edisi revisi), sebagai berikut : 1. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pengolahan pangan

pokok baru dan substitusi bahan pangan impor untuk mendukung ketahanan pangan,

2. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan untuk mengurangi kehilangan hasil, mempertahankan mutu, keamanan pangan yang memiliki nilai tambah dan daya saing,

3. Melakukan kemitraan penelitian dan pengembangan teknologi pascapanen melalui Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC) untuk mempercepat alih teknologi dan penguasaan iptek.

Tujuan utama BB-Pascapanen tahun 2010-2014 tersebut, menjadi dasar dalam menentukan sasaran yang ingin dicapai pada TA. 2014, yaitu : 1. Tersedianya teknologi penanganan segar produk pertanian untuk

memperpanjang kesegaran dan daya simpan (termasuk didalamnya distribusi dan transportasi dalam pemasaran),

2. Tersedianya teknologi dan produk untuk peningkatan diversifikasi pangan, dan substitusi pangan impor,

3. Tersedianya teknologi dan produk baru untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing.

Dalam rangka menilai akuntabilitas kinerja BB-pascapanen, maka dilakukan pengukuran terhadap pencapaian kinerja sasaran yang ditargetkan. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan dengan membandingkan antara target dengan realisasi capaian kinerja, maka target kinerja sasaran pada tahun 2014 dapat dicapai dengan kategori berhasil (100%). Secara kumulatif, target kinerja sasaran dalam periode tahun 2010-2014 dapat dicapai dengan kategori sangat berhasil (rata-rata sebesar 106,8%). Dengan demikian, maka berdasarkan hasil pengukuran tersebut BB-Pascapanen telah dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik.

Rincian capaian kinerja yang dihasilkan selama periode 2010-2014 adalah sebagai berikut : a) Target 21 teknologi penanganan segar terealisasi sebanyak 24 teknologi (114,3%), dengan 7 teknologi dapat diadopsi sesuai dengan target; b) Target 15 teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor terealisasi sebanyak 15 teknologi (100%), dengan 5 teknologi dapat teradopsi sesuai target; dan c) Target 38 teknologi dan produk untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil pertanian terealisasi sebanyak 40 teknologi (105,3%), dengan 8 teknologi dapat teradopsi sesuai target.

IKHTISAR EKSEKUTIF

Page 11: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian x

Secara ringkas kegiatan BB-Pascapanen selama periode 2010-2014 yang hasilnya cukup menonjol, antara lain sebagai berikut : a) Teknologi pengemasan atmosfir termodifikasi pada buah salak, b) Teknologi penanganan segar buah rambutan, c) teknologi penanganan buah mangga menguunakan teknologi pellilinan dan pengemasan, d) Teknolgi mempertahankan kesegaran cabai (cabai rawit,keriting, dan besar), e) Teknologi isolasi cahaya untuk mempertahankan kesegran kentang, f) Teknologi pengawet alami (vinegar) dari air kelapa, g) Pengembangan agroindustri tepung sukun, h) pengembangan teknologi snack bar ubijalar, i) Tepung komposit jagug sebagai substitusi terigu untuk mi dan rerotian, j) Teknologi produksi tepung dan sorgum sosoh serta produk olahannya, k) Teknologi pembuatan mi dari tepung jagung termodifikasi dan berasan jagung, l) Proses penuruan indeks glikemik rendah pada beras, m) Teknologi pengolahan lada puih higienis, n) Teknologi sup jamur instan skala usaha kecil menengah (UKM), o) Teknologi produksi susu fermentasi, p) Teknologi produksi tepung mannan bermutu foodgrade, q) pengembangan agroindustrii padi terpadu melalui penerapan sistem mutu, r) Pengembangan teh celup dari daun gambir, s) Perbaikan proses produksi sari buah tropika skala UKM. Teknologi tersebut telah digunakan oleh pengguna baik pada tingkat kelompok tani/gapoktan maupun swasta.

kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan secara periodik dan kinerja SDM yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan kegiatan BB-Pascapanen tahun 2010-2014. Selain faktor-faktor yang memepngaruhi keberhasilan, terdapat beberapa kendala yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan kegiatan, namun kendala tersebut telah berhasil diatasi. Langkah-langkah yang telah ditempuh untuk mengatasi kendala yang dihadapi diharapkan dapat menjadi langkah antisipasi sehingga kendala yang sama tidak terjadi pada pelaksanaan kegiatan tahun mendatang. Langkah-langkah yang telah ditempuh tersebut antara lain : mempertimbangkan musim panen dan memprioritaskan pendanaan pada kegiatan penelitian yang memiliki musim panen kritis (panen awal dan akhir tahun anggaran), meningkatkan kompetensi SDM peneliti dan teknisi dalam rangka pencapaian sasaran mutu/output yang diharapkan, mengadakan pertemuan periodik berupa rapat koordinasi bulanan dan triwulanan untuk membahas kendala dan capaian kinerja, dan menyusun analisis dan penanganan risiko secara cermat

Untuk membiayai operasional kegiatan, BB-Pascapanen pada tahun 2014 mengelola anggaran Rp 28.994.602.000,-. Selama TA. 2014 terjadi beberapa kali revisi antara lain karena adanya penggeseran alokasi anggaran, penambahan anggaran pada belanja modal dan penambahan dari dana hibah. Namun demikian, secara umum terjadi peningkatan anggaran dari pagu awal sebesar Rp 26.037.618.000,- menjadi Rp 28.994.602.000,-. Realisasi anggaran sampai dengan 31 Desember 2014 cukup baik yaitu sebesar Rp 27.784.055.526,- (95,82%). Namun demikian, realisasi anggaran TA. 2014 tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan realisasi tahun 2010-2013 yang berkisar 94,25-99,68%, kecuali tahun 2012 yang hanya 94,25%.

Page 12: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian xi

Hal ini disebabkan oleh realisasi PNBP yang tidak mencapai target dan adanya efisiensi anggaran dalam pengadaan belanja modal.

Page 13: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian xii

Page 14: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1

BAB I

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB-Pascapanen) merupakan salah satu unit kerja yang berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian. Sesuai Keputusan Menteri Pertanian No. 36/Permentan /OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Keputusan Menteri Pertanian No. 632/Kpts/OT.140/12/2003 tanggal 30 Desember 2003, BB-Pascapanen mempunyai tugas yaitu melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi pascapanen pertanian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang tertuang dalam SK Menteri Pertanian tersebut, BB-Pascapanen menyelenggarakan fungsi: 1) Penyusunan program dan evaluasi penelitian dan pengembangan pascapanen, 2) Pelaksanaan penelitian identifikasi dan karakterisasi sifat fungsional dan mutu hasil pertanian, 3) Pelaksanaan penelitian pengolahan hasil, perbaikan mutu, pemanfaatan limbah, dan pengembangan produk baru, 4) Pelaksanaan penelitian teknologi proses fisik, kimia, dan biologi hasil pertanian, 5) Pelaksanaan penelitian sistem mutu dan keamanan pangan hasil pertanian, 6) Pelaksanaan pengembangan sistem informasi teknologi pascapanen pertanian, 7) Pelaksanaan pengembangan komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis bidang pascapanen pertanian, 8) Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian pascapanen pertanian, dan 9) Pengelolaan tata usaha dan rumah tangga BB-Pascapanen.

Dalam menjalankan peran dan fungsinya, BB-Pascapanen menghadapi permasalahan yang semakin kompleks, antara lain karena kebutuhan terhadap bahan pangan yang berkualitas, sehat, dan aman dikonsumsi semakin meningkat. Sementara itu, masih banyak kendala yang dihadapi oleh produsen pangan dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan yang berkualitas, antara lain tingkat susut yang tinggi, beragamnya kualitas produk yang dihasilkan, kurang disukainya produk lokal oleh konsumen serta ketersediaan dan penguasaan teknologi pengolahan hasil yang masih terbatas. Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut, BB-Pascapanen terus berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan sumberdaya penelitian yang dimiliki.

Paradigma BB-Pascapanen dalam era pembangunan yang semakin kompetitif, diarahkan untuk penciptaan inovasi teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific

PENDAHULUAN

Page 15: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2

recognition) untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia. Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal dijawab dengan meningkatkan prioritas, kuantitas, dan kualitas hasil litbang pascapanen yang berorientasi pasar baik domestik maupun internasional serta berdaya saing tinggi. Selain itu, kerjasama terus ditingkatkan baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian, perguruan tinggi dan pelaku usaha nasional maupun internasional. Dengan upaya yang dilaksanakan tersebut, maka dalam kurun waktu 2010-2014, BB-Pascapanen telah menghasilkan berbagai inovasi teknologi penanganan dan pengolahan komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan yang sebagian inovasi teknologi pascapanen tersebut sudah diadopsi oleh masyarakat pengguna.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi, berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 36/Permentan/OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013, BB-Pascapanen memiliki struktur organisasi yang terdiri atas tiga Bagian/Bidang dengan tujuh Sub Bagian/Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas Peneliti, Teknisi Litkayasa, Arsiparis, dan Pustakawan. Kelompok jabatan fungsional peneliti terdiri atas tiga kelompok peneliti (kelti) berdasarkan bidang masalah yaitu Kelti Teknologi Biomaterial, Kelti Teknologi Bioprosesing dan Kelti Teknologi Disain Proses dan Biosistem, yang ditetapkan dengan SK Kepala Balitbangtan Nomor 23/Kpts/KP.460/I/1/2014 tanggal 7 Januari 2014. Surat keputusan tersebut merupakan penyempurnaan dari SK Kepala Balitbangtan Nomor 62/Kpts/KP.460/I/5/08 tanggal 15 Mei 2008 tentang Pembentukan Kelompok Peneliti pada Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian dalam rangka mengantisipasi dinamika lingkungan strategis, khususnya perkembangan Iptek yang sangat pesat.

Sumberdaya Manusia. Dalam upaya mewujudkan BB-Pascapanen sebagai pranata penelitian dan pengembangan yang terakreditasi dan mampu berperan sebagai inisiator teknologi pascapanen yang diakui pada skala nasional dan internasional, BB-Pascapanen telah memperoleh akreditasi ISO 9001:2008 sejak tahun 2010 dan akreditasi KNAPPP sejak tahun 2013. Untuk penerapan dan pelaksanaan akreditasi ini diperlukan dukungan sumber daya manusia berkualitas yang memiliki kompetensi tinggi, profesional dan amanah. Kompetensi merupakan persyaratan mutlak bagi SDM BB-Pascapanen untuk menjamin terselenggaranya kegiatan penelitian dan pengembangan yang berkualitas. BB-Pascapanen memberikan prioritas tinggi terhadap peningkatan kualitas SDM dalam upaya menjamin tersedianya tenaga profesional dalam melaksanakan program penelitian pascapanen pertanian. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan BB-Pascapanen yang terakreditasi secara berkelanjutan serta

Page 16: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3

mampu memberikan kontribusi nyata dalam inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian. Pembinaan SDM antara lain dilakukan dengan mendorong setiap pegawai untuk memasuki jenjang fungsional sebagai peneliti dan teknisi litkayasa, Pustakawan, Arsiparis dan fungsional lainnya. Pengembangan SDM dilakukan pula dengan cara memberikan kesempatan kepada pegawai BB-Pascapanen untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan di dalam maupun luar negeri.

Pada akhir tahun 2014, jumlah pegawai BB-Pascapanen sebanyak 139 orang. Dari sisi kuantitas, jumlah pegawai BB-Pascapanen mengalami penurunan sebanyak 21 pegawai (13,1%) dibandingkan jumlah pegawai pada tahun 2010. Hal ini karena selama kurun waktu 5 tahun banyak pegawai yang memasuki masa pensiun, sedangkan penerimaan pegawai baru sangat terbatas. Jabatan fungsional di BB-Pascapanen terdiri atas jabatan fungsional peneliti, teknisi litkayasa, arsiparis, pustakawan, dan fungsional umum (Tabel 1). Kelompok jabatan fungsional peneliti berjumlah 59 orang, terdiri atas Peneliti Utama 10 orang (sebanyak 3 orang merupakan Profesor Riset), Peneliti Madya 16 orang, Peneliti Muda 15 orang, dan Peneliti Pertama 18 orang (Tabel 2). Dari jumlah tenaga fungsional peneliti terdapat 4 orang yang merangkap jabatan sebagai pejabat struktural. Kelompok fungsional teknisi litkayasa berjumlah 16 orang, yang terdiri atas Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan 4 orang dan Teknisi Likayasa Pelaksana 12 orang. Selain itu terdapat jabatan fungsional lain, yaitu 1 orang arsiparis dan 1 orang pustakawan.

Tabel 1. Jumlah pegawai BB-Pascapanen tahun 2014 berdasarkan pendidikan dan jabatan fungsional

No Jabatan Fungsional

Pendidikan Jumlah S3 S2 S1 SM/D3 SLA < SLA

1. Peneliti 12 33 13 1 - - 59 2. Teknisi Litkayasa - - 1 8 7 - 16 3. Arsiparis - - - - 1 - 1 4. Pustakawan - - 1 - - - 1 5. Fungsional Umum - - 10 1 37 7 55 6. Struktural - 5 1 1 - - 7

Jumlah 12 38 26 11 45 7 139

Tabel 2. Jumlah peneliti berdasarkan jabatanfungsional periode 2010-2014

No. Jabatan Fungsional 2010 2011 2012 2013 2014 1. Peneliti Utama 12 9 8 10 10 2. Peneliti Madya 21 21 17 14 16 3. Peneliti Muda 6 8 15 15 15 4. Peneliti Pertama 18 17 13 18 18 5. Peneliti Non Klas 11 12 8 0 0

Total 68 67 61 57 59

Page 17: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4

Sumberdaya Sarana/Prasarana. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BB-Pascapanen memiliki sarana penelitian berupa laboratorium penelitian/pengujian dan laboratorium pengembangan yang berlokasi di Bogor dan Karawang. Laboratorium penelitian/pengujian di Bogor merupakan laboratorium induk dengan akurasi tinggi, terdiri atas laboratorium kimia, fisik, mikrobiologi, organoleptik, dan laboratorium nanoteknologi. Laboratorium di Karawang merupakan laboratorium fisik untuk komoditas padi dan serealia lainnya. Laboratorium penelitian/pengujian BB-Pascapanen telah mendapatkan Akreditasi ISO 17025:2008 dari KAN dengan Nomor LP-366-IDN pada tanggal 27 Juli 2007 untuk ruang lingkup pengujian penetapan sifat amilografi. Dalam rangka meningkatkan penjaminan mutu kepada customer baik internal maupun eksternal, laboratorium pengujian BB-Pascapanen telah mendapatkan perluasan ruang lingkup pengujian berdasarkan surat Komite Akreditasi Nasional Nomor 374/3.a2/LP/01/12 tanggal 30 Januari 2012, yang terdiri atas uji proksimat biskuit, gula total untuk makanan dan minuman, pengawet benzoat dan sorbat untuk minuman serta mutu gabah dan beras. Laboratorium nanoteknologi saat ini telah memiliki peralatan dengan presisi sangat tinggi, diantaranya Transmission Electron Microscopy (TEM), Scanning Elactron Microscope (SEM), particle size analyzer (PSA), X-Ray Diffraction (XRD), Differential Scanning Calorimetry (DSC), nano spray dryer, ultrafine grinder, nanomilling, high pressure homogenizer, ultrasonik, dan lain-lain. Laboratorium nanoteknologi ini difokuskan pada pangan dan pertanian.

Laboratorium pengembangan terdiri dari laboratorium penanganan bahan dan pengolahan. Laboratorium penanganan bahan memiliki unit penanganan segar komoditas tanaman pangan (serealia dan umbi-umbian), hortikultura (buah, sayuran, tanaman hias dan biofarmaka), dan peternakan (daging, susu dan telur). Laboratorium pengolahan memiliki unit pengolahan rerotian dan mi, pengolahan minuman, pengolahan tahu, ekstraksi bahan aktif dan minyak atsiri, pengolahan daging dan susu serta unit pengemasan produk. Pada tahun 2014, telah dilakukan penguatan laboratorium pengembangan di Karawang melalui pengembangan unit bioindustri padi, yang meliputi unit penggilingan padi dan pengolahan beras Indeks Glikemik Rendah (IGr) serta unit prosesing limbahnya.

Pengembangan laboratorium BB-Pascapanen terus dilakukan baik di Bogor maupun Karawang, sebagai upaya mengikuti pesatnya perkembangan iptek bidang pascapanen, perubahan isu global, serta semakin pentingnya posisi dan peran pascapanen dalam pembangunan agroindustri nasional, sehingga BB-Pascapanen diharapkan semakin berperan nyata dan menjadi trend setter atau center of excellent di bidang pascapanen hasil pertanian pada tingkat

Page 18: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5

nasional dan internasional. Selain itu, ketersediaan laboratorium tersebut dapat meningkatkan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) sebagai bentuk optimalisasi aset negara untuk kepentingan pembangunan nasional.

Sumberdaya Keuangan. Sumberdaya keuangan merupakan faktor yang menentukan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi guna merealisasikan tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan. Selama periode 2010-2014, BB-Pascapanen mengelola dana DIPA yang terus meningkat sebagaimana disajikan pada Tabel 3. Anggaran pada TA. 2013 merupakan tertinggi selama periode 2010-2014. Hal ini karena pada TA. 2013 dilakukan peningkatan sarana dan prasarana litbang (a.l. gedung laboratorium dan peralatan/mesin) sejalan dengan program Badan Litbang Pertanian dalam memasuki kurva kedua (2nd Curve) yaitu meningkatkan sinergisme program serta pengelolaan dan pemanfaatan aset agar lebih berhasil dan berdaya guna dalam mendukung pencapaian target sukses pembangunan pertanian.

Tabel 3. Anggaran DIPA BB-Pascapanen dan kerjasama TA. 2010-2014

Tahun DIPA BB-Pascapanen (Rp)

Kerjasama (Rp)

2010 15.964.929.000,- 1.686.474.636,- 2011 17.950.140.000,- 2.186.224.273,- 2012 20.101.287.000,- 1.900.000.000,- 2013 44.294.770.000,- 2.212.691.000,- 2014 28.994.602.000,- 2.612.525.000,-

Pada TA. 2014, BB-Pascapanen mengelola anggaran DIPA sebesar

Rp 28.994.602.000,-. Alokasi anggaran tersebut digunakan untuk mendanai kegiatan utama BB-Pascapanen, yaitu kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian dan kegiatan manajemen (penunjang) lainnya. Kegiatan manajemen lebih ditekankan pada pengelolaan satker yang bersifat rutin dan pelayanan terhadap seluruh pegawai BB-Pascapanen. Selain melalui dana DIPA, anggaran penelitian diperoleh melalui dana non-DIPA (kerjasama). Upaya peningkatan pendanaan melalui non-DIPA dalam rangka memenuhi pembiayaan penelitian terus dilakukan antara lain melalui peningkatan kerjasama penelitian dan pemanfaatan hasil penelitian baik dari dalam maupun luar negeri (ACIAR, KKP3N, Ristek Sinas, dll).

Tata Kelola. Implementasi reformasi perencanaan dan penganggaran sebagai manifestasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengisyaratkan bahwa penyusunan strategi pembangunan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang menjamin konsistensi antara perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan. Penyusunan

Page 19: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6

kebijakan, rencana program dan kegiatan harus mengedepankan semangat yang berpijak pada sistem perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi perspektif jangka menengah dan berbasis kinerja yang mencakup 3 (tiga) aspek berupa unified budgeting, performance based budgeting, dan medium term expenditure frame work.

Untuk menjamin tercapainya good governance dan clean government di BB-Pascapanen, pelaksanaan program dan anggaran dikawal dengan penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI). Dalam rangka pelaksanaan SPI untuk mendukung reformasi birokrasi, BB-Pascapanen telah membentuk Tim Satuan Pelaksana Pengendalian Intern (Satlak PI), menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP), serta melakukan Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis Beban Kerja (ABK). BB-Pascapanen telah memperoleh Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada tanggal 1 Maret 2010 sebagai komitmen dalam melaksanakan penataan aparatur melalui SPI, SOP, Anjab, ABK serta penerapan ISO 9001:2008, yang akan berdampak pada efektifitas dan efisiensi organisasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Akreditasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 telah beberapa kali berhasil diperpanjang dan terakhir pada tahun 2014. Selain itu, BB-Pascapanen telah menerapkan manajemen korporasi dan menyelaraskan sistem manajemennya dengan standar manajemen penelitian yang ditetapkan oleh Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP) untuk meningkatkan jaminan mutu hasil litbang. BB-Pascapanen mendapatkan akreditasi dari KNAPPP dengan Nomor PLM 040-INA pada tanggal 18 Desember 2013 dengan masa berlaku akreditasi selama 3 tahun. Pada tahun 2014, BB-Pascapanen juga menjadi salah satu nominator sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI). PUI merupakan lembaga riset yang dapat menjadi rujukan untuk bidang yang ditangani.

Dalam pelaksanaan SPI, peran monitoring dan evaluasi (monev) yang dilakukan secara periodik dan terus menerus sangat penting untuk menjamin kelancaran dan tercapainya target pelaksanaan program/kegiatan dan anggaran. Monitoring dilaksanakan untuk memantau proses pelaksanaan dan kemajuan yang telah dicapai dari setiap program/kegiatan yang dituangkan di dalam Renstra beserta turunannya yaitu rencana kerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja(PK). Evaluasi ditujukan dalam rangka pengawasan dan penilaian terhadap perencanaan, pelaksanan program agar berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, dan pemanfaatan sumber daya yang efektif dan efisien. Hasil monev menjadi dasar pertimbangan bagi pengambil keputusan untuk melakukan penyempurnaan kebijakan dan perencanaan pada masa mendatang, serta pelaksanaan program yang sedang berjalan.

Page 20: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7

BAB II

2.1. Perencanaan Strategis Rencana Strategis (Renstra) BB-Pascapanen disusun dalam rangka

memenuhi amanat Inpres No. 7 tahun 1999 tentang kewajiban bagi setiap K/L untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Renstra BB-Pascapanen 2010-2014 (edisi revisi) merupakan lanjutan dari Renstra 2005-2009. Penyusunan Renstra BB-Pascapanen 2010-2014 berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Renstra Kementerian Pertanian 2010-2014, dan Renstra Balitbangtan 2010-2014.

Renstra BB-Pascapanen merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan yang akan dilaksanakan selama lima tahun (2010-2014). Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis yang dihadapi pembangunan pertanian dan perkembangan IPTEK dalam lima tahun ke depan. Dengan penetapan Renstra BB-Pascapanen 2010-2014 yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan serta manajemen sumber daya, diharapkan kegiatan di lingkup BB-Pascapanen dapat dilakukan secara efektif dan efisien, menghasilkan inovasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan penggunadan berkelanjutan.

Reformasi perencanaan dan penganggaran 2010-2014 mengharuskan BB-Pascapanen merestrukturisasi program dan kegiatan dalam kerangka Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance-based Budgeting). Untuk itu, dokumen renstra ini dilengkapi dengan indikator kinerja utama sehingga akuntabilitas pelaksanaan kegiatan dapat dievaluasi selama periode tahun 2010-2014.

1. Visi dan Misi BB-Pascapanen menetapkan visinya sejalan dengan visi

pembangunan pertanian dan visi Balitbangtan. Visi BB-Pascapanen dirumuskan berdasarkan kajian orientasi masa depan (future oriented), perubahan paradigma pembangunan pertanian, serta kebutuhan institusi yang profesional. Visi BB-Pascapanen dalam kurun waktu 2010-2014 ditetapkan sebagai berikut:

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Page 21: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 8

“Menjadi institusi penelitian dan pengembangan andalan yangmenghasilkan inovasi teknologi pascapanen dalam mewujudkan pertanian industrial untuk ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat pertanian”.

Dalam upaya mewujudkan visi yang telah dirumuskan, maka disusun misi sebagai suatu kesatuan gerak dan langkah dalam mencapai visi. Misi BB-Pascapanen dirumuskan sebagai berikut : 1. Menghasilkan inovasi teknologi diversifikasi pangan dengan

memanfaatkan sumber daya domestik untuk mendukung ketahanan pangan,

2. Menghasilkan inovasi teknologi pascapanen dalam rangka peningkatan nilai tambah, daya saing, mutu dan keamanan produk pertanian,

3. Membangun kerjasama dalam dan luar negeri untuk mempercepat alih teknologi dan penguasaan Iptek.

2. Tujuan Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misinya, dalam

kurun waktu 2010-2014 BB-Pascapanen menetapkan tujuan sebagai berikut 1. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pengolahan

pangan pokok baru dan substitusi bahan pangan impor untuk mendukung ketahanan pangan,

2. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan untuk mengurangi kehilangan hasil, mempertahankan mutu, keamanan pangan yang memiliki nilai tambah dan daya saing,

3. Melakukan kemitraan penelitian dan pengembangan teknologi pascapanen melalui Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC) untuk mempercepat alih teknologi dan penguasaan iptek.

3. Sasaran Sasaran BB-Pascapanen dalam kurun waktu 2010-2014 adalah

peningkatan inovasi teknologi pascapanen yang unggul dan adaptif (memiliki impact recognition dan scientific recognition) berbasis sumber daya domestik mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, yang akan dicapai dengan

Page 22: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9

melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi pascapanen yang mempunyai capaian output sebagai berikut: 1. Tersedianya teknologi penanganan segar produk pertanian untuk

memperpanjang kesegaran dan daya simpan (termasuk didalamnya distribusi dan transportasi dalam pemasaran),

2. Tersedianya teknologi dan produk untuk peningkatan diversifikasi pangan, dan substitusi pangan impor,

3. Tersedianya teknologi dan produk baru untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing.

4. Target Sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan, target utama yang

akan dicapai secara bertahap dalam kurun waktu 2010-2014 sebagai berikut : 1. Dua puluh satu (21) teknologi penanganan segar produk pertanian

yang dapat memperpanjang daya simpan dan menekan kerusakan untuk tujuan ekspor dan domestik. Diharapkan 7 teknologi dapat teradopsi dalam bentuk kemitraan,

2. Lima belas (15) teknologi dan produk diversifikasi pangan, substitusi pangan impor berupa produk berbasis sumber daya lokal mendukung penurunan konsumsi beras dan substitusi teriguimpor. Diharapkan 5 teknologi dapat teradopsi dalam bentuk kemitraan.

3. Tiga puluh tujuh (37) teknologi dan produk baru untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil pertanian. Diharapkan 8 teknologi dapat teradopsi dalam bentuk kemitraan.

5. Arah Kebijakan dan Strategi Litbang Pascapanen Pertanian Arah kebijakan dan strategi penelitian dan pengembangan

pascapanen pertanian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Renstra Balitbangtan 2010-2014, terutama yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam upaya peningkatan diversifikasi pangan, nilai tambah, daya saing dan ekspor.

a. Arah Kebijakan Litbang Pascapanen Pertanian Sasaran kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen

pertanian adalah menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian untuk mendukung ketahanan pangan, nilai tambah, daya saing dan ekspor. Arah kebijakan untuk mencapai sasaran tersebut adalah :

Page 23: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 10

1. Memfokuskan penciptaan teknologi dalam rangka diversifikasi pangan, meningkatkan nilai tambah, daya saing, dan ekspor,

2. Meningkatkan penguasaan iptek dan kualitas penelitian melalui penerapan teknologi baru dan melakukan penelitian upstream,

3. Meningkatkan kapasitas SDM, sarana/prasarana dan manajemen penelitian yang akuntabel.

b. Strategi Litbang Pascapanen Pertanian Strategi penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian

dalam tahun 2010-2014 sebagai berikut : 1. Memprioritaskan kegiatan penelitian untuk pengembangan produk

pangan berbasis sumber daya domestik dan penanganan segar produk pertanian,

2. Peningkatan kerjasama penelitian dengan lembaga nasional dan internasional dalam rangka penguasaan iptek serta kemitraan dalam rangka adopsi teknologi,

3. Peningkatan kualitas SDM dan fasilitas penelitian serta penerapan sistem manajemen mutu dalam rangka memacu peningkatan kompetensi peneliti,

4. Pemanfaatan iptek mutakhir untuk meningkatkan kualitas inovasi teknologi yang dihasilkan.

6. Kegiatan Kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen difokuskan

untuk menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung pencapaian target diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor. Kegiatan dilakukan baik dalam skala laboratorium, pilot maupun skala komersial. Untuk menciptakan teknologi skala komersial dilakukan kegiatan difusi, diseminasi, kerjasama penelitian dan kemitraan.

Penelitian penanganan segar dan pengolahan produk pertanian akan menerapkan iptek mutakhir antara lain teknologi nano, bioprocessing, teknologi non-destructivedan bio-sensing untuk menghasilkan produk baru, formulasi baru, bahan aktif, anti mikroba, anti-senesence, sediaan enzim dan kemasan aktif serta produk baru lainnya yang inovatif.

Selain kegiatan penelitian dan pengembangan yang menghasilkan inovasi teknologi, juga akan dilakukan kegiatan analisis kebijakan untuk

Page 24: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 11

menghasilkan rumusan kebijakan di bidang pascapanen sebagai bahan rekomendasi bagi pemangku kepentingan.

7. Indikator Kinerja Utama Untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis BB-Pascapanen

tahun 2010-2014, maka disusun langkah operasional berupa rencana tindak pembangunan jangka menengah BB-Pascapanen tahun 2010-2014. Dalam rencana tindak tersebut telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) selama tahun 2010-2014 dan capaian kinerja setiap tahun. Indikator kinerja BB-Pascapanen dalam kurun waktu 2010-2014 sebagai berikut: 1. Tersedia dan diadopsinya teknologi penanganan segar produk

pertanian, 2. Tersedia dan diadopsinya teknologi dan produk untuk diversifikasi

pangan dan substitusi pangan impor, 3. Tersedia dan diadopsinya teknologi dan produk untuk peningkatan

nilai tambah dan daya saing.

Secara rinci indikator kinerja utama BB-Pascapanen tahun 2010-2014 dan target capaian kinerja setiap tahun, disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Indikator Kinerja Utama BB-Pascapanen TA 2010-2014

Kegiatan Sasaran Indikator Kinerja

Target 2010 2011 2012 2013 2014

Penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian

Tersedianya teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung ketahanan pangan, nilai tambah, daya saing dan ekspor

Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian

5 4 4 4 4

Jumlah teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan, substitusi pangan impor

6 2 2 2 3

Jumlah teknologi dan produk untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing

2 7 8 10 10

Page 25: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 12

2.2. Perencanaan Kinerja Penyusunan rencana kinerja tahunan diselaraskan dengan sasaran

pada Renstra BB-Pascapanen 2010-2014. Sejalan dengan hal tersebut BB-Pascapanen setiap tahun menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang memuat : 1) sasaran strategis kegiatan yang akan dilaksanakan, 2) indikator kinerja berupa hasil yang akan dicapai secara terukur, efektif, efisien, dan akuntabel, dan 3) target yang akan dihasilkan. RKT BB-Pascapanen TA. 2014 disajikan pada Tabel 5. RKT yang telah disusun tersebut, selanjutnya ditetapkan menjadi Penetapan Kinerja (PK) 2014 sebagai perjanjian kinerja guna mendorong pengembangan profesionalisme institusi BB-Pascapanen menuju good governance.

Tabel 5. Rencana kinerja tahunan (RKT) BB-Pascapanen TA. 2014

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (teknologi)

Terciptanya inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung ketahanan pangan, nilai tambah, daya saing dan ekspor

Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian 4

Jumlah teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor

3

Jumlah teknologi dan produk untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing

10

2.3. Penetapan Kinerja Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,

transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, pada tahun 2014 BB-Pascapanen telah menetapkan target yang akan dicapai dalam bentuk perjanjian atau penetapan kinerja. Penetapan kinerja (PK) adalah perjanjian kerja yang merupakan tolok ukur keberhasilan dan menjadi dasar penilaian dalam evaluasi akuntabilitas kinerja BB-Pascapanen pada akhir tahun anggaran 2014. Penetapan Kinerja 2014 disusun setelah disetujui dan diterbitkannya DIPA 2014 berdasarkan RKT yang disusun pada tahun sebelumnya (tahun 2013). Terdapat penambahan jumlah target pada indikator teknologi dan produk untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing dari semula 10 teknologi menjadi 11 teknologi yang disebabkan oleh adanya penambahan satu judul kegiatan penelitian yaitu Modifikasi Kultur dan Teknik Pemerasan Pulpa untuk Percepatan Fermentasi Biji Kakao. Penetapan Kinerja BB-Pascapanen tahun 2014 telah disahkan oleh Kepala

Page 26: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 13

BB-Pascapanen dan Kepala Balitbangtan pada tanggal 2 Januari 2014. Penetapan Kinerja BB-Pascapanen disajikan pada Tabel 6.

Penetapan kinerja BB-Pascapanen TA. 2014 didukung oleh anggaran yang berjumlah Rp 26.037.618.000,-. Namun selama pelaksanaan kegiatan TA. 2014, pagu anggaran BB-Pascapanen mengalami revisi menjadi Rp 28.994.602.000,-. Revisi tersebut karena adanya adanya penggeseran alokasi anggaran, penambahan pagu anggaran pada belanja modal dan penambahan pagu anggaran dari dana hibah.

Tabel 6. Penetapan kinerja (PK) BB-Pascapanen TA. 2014

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(teknologi) Terciptanya inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung ketahanan pangan, nilai tambah, daya saing dan ekspor

Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian 4

Jumlah teknologi dan produkuntuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor 3

Jumlah teknologi dan produk untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing

11

Page 27: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 14

Page 28: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15

BAB III

Pengukuran keberhasilan kinerja sasaran BB-Pascapanen ditetapkan dengan 4 (empat) kategori keberhasilan sesuai kriteria yang telah disepakati oleh seluruh unit eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Empat kategori keberhasilan tersebut, yaitu : 1) sangat berhasil jika capaian >100%; 2) berhasil jika capaian 80-100%; 3) cukup berhasil jika capaian 60-79%; dan tidak berhasil jika capaian 0-59%. Tahun anggaran 2014, BB-Pascapanen menetapkan 1 (satu) sasaran strategis yang akan dicapai. Sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja sasaran. Realisasi sampai dengan akhir tahun 2014 menunjukkan bahwa seluruh indikator kinerja sasaran dapat dicapai dengan kategori berhasil (capaian 100%).

Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut didukung oleh faktor pengawalan dengan menerapkan monitoring dan evaluasi kegiatan litbang secara periodik mulai tahap perencanaan hingga tahap akhir kegiatan, sehingga fungsi pengawasan pada setiap tahapan kegiatan dapat berjalan dengan baik. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut juga didorong oleh kinerja SDM peneliti dan teknisi yang baik sebagai penghasil teknologi, dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian.

3.1. Pengukuran Capaian Kinerja BB-Pascapanen senantiasa berupaya meningkatkan akuntabilitas

kinerja yang dilaksanakan dengan menggunakan indikator kinerja yang telah disusun dalam Renstra, Rencana Kinerja Tahuna (RKT), dan Penetapan Kinerja (PK). Dalam upaya pencapaian target yang ditetapkan dalam PK tahun 2014, BB-Pascapanen telah menyusun Rencana Aksi AKIP tahun 2014 yang berisi target dan capain kinerja yang diukur keberhasilannya dalam periode triwulanan, yaitu pada B03, B06,B09, dan B12. Pengukuran keberhasilan pelaksanaan kegiatan selain dilakukan dalam periode triwulanan melalui Rencana Aksi AKIP, juga dilakukan dalam periode bulanan melalui laporan kemajuan kegiatan bulanan, semesteran melalui laporan tengah tahun, dan tahunan melalui lapoan akhir tahun.

Metode yang digunakan dalam pengukuran capaian kinerja baik bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan adalah dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasinya pada masing-masing kegiatan. Capaian kinerja kegiatan dinyatakan telah tercapai 100% apabila target kinerja yang ditetapkan telah tercapai seluruhnya. Hasil

AKUNTABILITAS KINERJA

Page 29: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 16

pengukuran kinerja pada setiap kegiatan selanjutnya dirakapitulasi berdasarkan indikator kinerja sasaran dan kemudian dilakukan pengukuran dengan cara yang sama, yaitu dengan mambandingkan antara target pada setiap indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Capaian kinerja setiap indikatornya dinyatakan telah tercapai 100% apabila target yang ditetapka tercapai seluruhnya. Berdasarkan pengukuran tersebut dapat diperoleh informasi capaian kinerja pada setiap indicator kinerja sasaran. Informasi ini menjdai bahan tindaklanjut untuk perbaikan perencanaan dan dimanfaatkan untuk member gambaran kepada pihak internal dan eksternal mengenai sejauh mana pencapapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan tujuan, misi, dan visi BB-Pascapanen

Berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja kegiatan lingkup BB-Pascapanen, pencapaian indikator kinerja sasaran kegiatan utama BB-Pascapanen tahun 2014 disajikan pada Tabel 7. Berdasarkan tabel tersebut, capaian indikator kinerja sasaran BB-Pascapanen tahun 2014 rata-rata sebesar 100% atau termasuk dalam kategori berhasil.

Tabel 7. Matriks tingkat capaian kinerja BB-Pascapanen TA. 2014

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Persentase (%) Uraian Target

(teknologi) Realisasi

(teknologi) 1.

Terciptanya inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung ketahanan pangan, nilai tambah, daya saing dan ekspor

Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian

4 4 100

Jumlah teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor

3 3 100

Jumlah teknologi dan produk untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing

11 11 100

3.2. Analisis Capaian Kinerja

Evaluasi dan analisis capaian kinerja BB-Pascapanen tahun 2014 dapat dijelaskan sebagai berikut :

Page 30: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 17

Sasaran : Terciptanya inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung ketahanan pangan, nilai tambah, daya saing dan ekspor

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga) indikator

kinerja sasaran, yaitu : 1) Teknologi penanganan segar produk pertanian, 2) Teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor, dan 3) Teknologi dan produk untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing.

A. Indikator Kinerja Teknologi Penanganan Segar Produk Pertanian (Indikator Kinerja 1)

Pencapaian target indikator kinerja sasaran “Teknologi penanganan segar produk pertanian” disajikan pada Tabel 8. Berdasarkan data realisasi indikator kinerja tersebut, pada tahun 2014 BB-Pascapanen berhasil memperoleh 4 teknologi penanganan segar dari 4 teknologi yang ditargetkan (realisasi 100%), atau termasuk dalam kategori berhasil. Dana yang dialokasikan untuk mencapai indikator kinerja ini sebesar Rp 662.673.000, sedangkan realisasinya sebesar Rp 637.669.577 (96,23%) yang melibatkan SDM peneliti dan teknisi sebanyak 33 orang.

Tabel 8. Target dan realisasi pencapaian indikator kinerja 1 tahun 2014

Indikator Kinerja Target (teknologi)

Realisasi (teknologi)

Persentase (%)

Teknologi penanganan segar produk pertanian 4 4 100

Keberhasilan yang dicapai pada indikator kinerja “Teknologi

penanganan segar produk pertanian” setiap tahun dan kumulatif pada periode tahun 2010-2014 disajikan pada Tabel 9. Capaian indikator kinerja 1 dengan kategori berhasil (realisasi 100%) diperoleh pada tahun 2010, 2012 dan 2014, sedangkan capaian dengan kategori sangat berhasil (realisasi >100%) diperoleh pada tahun 2011 dan 2013. Dengan demikian, secara kumulatif indikator kinerja 1 pada periode tahun 2010-2014 dapat dicapai dengan kategori sangat berhasil (realisasi 114,3%). Capaian yang melebihi target pada tahun 2011 dan 2013, diperoleh dari

Page 31: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 18

alternatif teknologi yang diujicobakan pada penelitian ternyata menghasilkan kualitas teknologi yang setara dengan teknologi yang menjadi target utama namun target penggunanya berbeda. Sebagai contoh pada tahun 2011 diperoleh teknologi iradiasi dan Heat Water Treatment (HWT) untuk penanggulangan lalat buah pada mangga. Teknologi iradiasi hasilnya lebih baik dari HWT namun lebih sesuai untuk skala industri, sedangkan teknologi HWT sangat sesuai untuk skala UKM.

Tabel 9. Perbandingan capaian indikator kinerja 1 dan target/realisasi kumulatif tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Tahun Jumlah 2010 2011 2012 2013 2014 Teknologi penanganan segar produk pertanian

Target : - Teknologi 5 4 4 4 4 21 Realisasi : - Teknologi - Persentase (%)

5 100

6 150

4 100

5 125

4 100

24 114,3

Secara lengkap rincian kegiatan dan output teknologi yang

dihasilkan pada indikator kinerja sasaran “Teknologi penanganan segar produk pertanian” tahun 2014 tahun sebagai berikut :

1. Teknologi penyosohan enzimatis untuk meningkatkan rendemen dan mutu beras giling skala Penggilingan Padi Kecil (1 Teknologi)

Dalam rangkaian proses penggilingan padi, penyosohan memegang peranan penting dalam menentukan rendemen dan mutu beras giling. Proses penyosohan beras secara mekanis sering tidak berjalan optimal karena banyak butir pecah sehingga rendemen giling dan beras kepala menurun. Untuk menekan susut penggilingan dapat dilakukan dengan menerapkan perlakuan enzimatis sebelum proses penyosohan beras.

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output satu teknologi, yaitu : Teknologi penyosohan enzimatis untuk meningkatkan rendemen dan mutu beras giling skala Penggilingan Padi Kecil (PPK). Teknologi ini mampu meningkatkan rendemen beras giling dari 67,23% (penyosohan mekanis) menjadi 68,67% (penyosohan enzimatis). Peningkatan mutu beras hasil

Page 32: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 19

penyosohan enzimatis ditunjukkan dengan meningkatnya persentase beras kepala dari 71,71% menjadi 81,22% dan derajat putih dari 39,83 menjadi 49,15 masing-masing pada penyosohan mekanis dan enzimatis. Mutu beras hasil penyosohan enzimatis masih dalam kondisi baik sampai penyimpanan 4 bulan dalam karung plastik serta tidak terdeteksi adanya aflatoksin.

2. Scaling-up produksi pengawet alami (vinegar air kelapa) dan aplikasinya pada daging di tingkat RPA dan pedagang (1 Teknologi)

Pertumbuhan mikroba merupakan faktor utama penyebab kebusukan pada daging. Kontaminasi mikroba tersebut antara lain berasal kotoran, isi perut, dan kulit. Sumber kontaminasi lain berasal dari peralatan dan personil. Penggunaan vinegar dari limbah pertanian seperti air kelapa dapat dijadikan alternatif pengawet untuk memperpanjang masa simpan daging, mengingat vinegar mengandung asam asetat. Upaya tersebut diharapkan bisa mengurangi tingkat pemakaian formalin yang diduga saat ini masih banyak dipergunakan oleh pedagang.

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output satu teknologi, yaitu : Teknologi produksi pengawet alami (vinegar air kelapa) skala 30-40 liter. Kandungan asam asetat dalam vinegar sebesar 1% dicapai setelah 8 hari fermentasi tahap dua. Aplikasi vinegar pada karkas ayam di RPA dan pedagang mampu memperpanjang masa simpan karkas ayam selama 6-12 jam pada suhu ruang dan 6-9 hari pada suhu dingin. Sifat fisiko-

Gambar 1. Unit Penggilingan Padi Kecil di Kabupaten Subang (kiri) serta beras hasil penyosohan mekanis (kanan atas) dan penyosohan enzimatis (kanan bawah)

Page 33: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20

kimia dan organoleptik karkas ayam yang diawetkan dengan vinegar dapat diterima oleh konsumen. Harga vinegar air kelapa sekitar Rp 5.000/liter.

3. Penanganan segar varietas unggul baru (VUB) kentang dan cabai untuk meningkatkan daya simpannya (2 Teknologi)

Produk pertanian segar termasuk produk hortikultura (cabai dan kentang) bersifat mudah rusak dan daya simpannya relatif pendek. Pada saat musim panen raya ketersediaan cabai dan kentang cukup melimpah, namun pada saat tidak musim panen sulit diperoleh. Daya simpan yang relatif pendek menjadi kendala pada pengangkutan, penanganan di packing house, distribusi jarak jauh untuk pemasaran, dan penyediaan/stok bahan berkelanjutan. Penanganan segar cabai dan kentang yang tepat diharapkan dapat memperpanjang daya simpan, mempertahankan kesegaran, dan menekan kehilangan hasil.

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output dua teknologi, sebagai berikut : a) Teknologi penanganan segar varietas unggul cabai skala usaha tani, dan b) Teknologi penanganan segar varietas unggul kentang skala usaha tani.

a. Teknologi penanganan segar varietas unggul cabai skala usaha tani.

Teknologi penanganan cabai merah segar skala usaha tani baik menggunakan formula kombinasi asam giberalat dan fungisida maupun ozonisasi mampu memperpanjang daya simpan cabai merah segar (cabai rawit, keriting, dan besar) dari 2-4 hari menjadi 8 hari pada suhu ruang. Setelah 8 hari penyimpanan,

Gambar 2. Proses fermentasi vinegar (kiri) dan produk vinegar dari air kelapa (kanan)

Page 34: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21

cabai masih segar dengan buah berwarna merah, tangkai buah hijau, tegar dan mudah dipatahkan serta kandungan kimia relatif tidak berubah.

b. Teknologi penanganan segar varietas unggul kentangskala usaha tani.

Teknologi penanganan kentang segar skala usaha tani yang menggunakan teknologi isolasi pencahayaan pada proses penyimpanannya mampu mempertahankan mutu kentang hingga lebih dari 3 bulan. Setelah penyimpanan lebih dari 3 bulan, kentang tetap segar, tidak bertunas, tidak berwarna hijau, dan tidak ada kerusakan.

B. Indikator Kinerja Teknologi dan Produk untuk Diversifikasi

Pangan dan Substitusi Pangan Impor (Indikator Kinerja 2)

Indikator kinerja sasaran “Teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor” yang ditargetkan pada tahun 2014

Gambar 4. Penyiapan bahan baku kentang (kiri) dan penyimpanan kentang dengan isolasi pencahayaan (kanan)

Gambar 3. Aplikasi teknologi penanganan cabai segar (kiri) serta produk cabai setelah penyimpanan (kanan)

Page 35: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 22

telah tercapai seluruhnya sesuai target (realisasi 100%), yaitu sebanyak 3 teknologi seperti disajikan pada Tabel 10. Dana yang dialokasikan untuk mencapai indikator kinerjaini sebesar Rp 345.315.000, sedangkan realisasinya Rp 344.331.760 (99,72%) yang melibatkan SDM peneliti dan teknisi sebanyak 14 orang.

Tabel 10. Target dan realisasi pencapaian indikator kinerja 2 tahun 2014

Indikator Kinerja Target (teknologi)

Realisasi (teknologi)

Persentase (%)

Teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor

3 3 100

Keberhasilan yang dicapai pada indikator kinerja “Teknologi dan

produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor” setiap tahun dan kumulatif pada periode tahun 2010-2014 disajikan pada Tabel 11. Capaian indikator kinerja 2 pada setiap tahun dapat dicapai dengan kategori berhasil (realisasi 100%). Secara kumulatif pada periode tahun 2010-2014, target indikator kinerja 2 dapat dicapai seluruhnya dengan kategori berhasil (realisasi 100%), yaitu sebanyak 15 teknologi.

Tabel 11. Perbandingan capaian indikator kinerja 2 dan target/realisasi kumulatif tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Tahun Jumlah 2010 2011 2012 2013 2014

Teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor

Target : - Teknologi 6 2 2 2 3 15 Realisasi : - Teknologi - Persentase (%)

6 100

2 100

2 100

2 100

3 100

15 100

Secara lengkap rincian kegiatan dan output teknologi yang

dihasilkan pada indikator kinerja sasaran “Teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor” tahun 2014, sebagai berikut :

Page 36: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 23

Teknologi optimalisasi pemanfaatan komoditas lokal untuk substitusi pangan impor (3 teknologi)

Komoditas lokal memiliki potensi besar untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras maupun komoditas impor seperti kedelai dan gandum. Pengembangan beras artifisial dari sumberdaya pangan lokal merupakan salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan “beras” untuk kelompok tertentu. Kondisi lain yang saat ini dihadapi oleh Indonesia adalah sulitnya mewujudkan swasembada kedelai untuk memenuhi kebutuhan domestik terutama untuk bahan baku tempe. Substitusi sempurna kedelai dengan koropedang merupakan cara yang sangat rasional untuk mengurangi impor kedelai. Koropedang merupakan kacang-kacangan lokal yang sangat potensial ditinjau dari aspek agroekologi, budidaya dan karakteristik bahan. Selain itu, Indonesia juga harus mengimpor terigu dalam jumlah sangat besar untuk memenuhi kebutuhannya. Tepung ubijalar dikembangkan sebagai salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku rerotian yang selama ini dibuat dari bahan baku terigu.

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai seluruhnya (100%) dengan diperolehnya output tiga teknologi, sebagai berikut : a) Teknologi produksi beras artifisial fungsional (BAF) kapasitas 35-40 kg, b) Teknologi produksi tempe koropedang pada tingkat pengrajin, dan c) Teknologi pembuatan tepung premix berbasis tepung ubijalar termodifikasi.

a. Teknologi produksi beras artifisial fungsional (BAF) kapasitas 35-40

kg. Teknologi produksi beras artifisial Fungsional (BAF) telah

berhasil di-scale up dari skala laboratorium menjadi skala pengembangan kapasitas 35-40 kg. Waktu tanak BAF cukup singkat yaitu 7-8 menit. Karakteristik sifat fungsional BAF, yaitu daya cerna pati 73,53-75,30% dan serat pangan 5,50-6,31%. BAF tergolong beras berkadar amilosa tinggi karena mendekati 27%. Uji produksi BAF dilaksanakan di rumah produksi beras analog UPH kelompok tani Margo Mulyo, Desa Mlarak, Ponorogo.

Page 37: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 24

b. Teknologi produksi tempe koropedang pada tingkat pengrajin.

Teknologi produksi tempe koropedang melalui proses fermentasi dapat diterapkan oleh pengrajin tempe tanpa ada hambatan teknis yang berarti. Tempe koropedang dan turunannya dalam bentuk produk siap saji (tempe potong dan perkedel) dapat diterima dengan baik oleh responden di Bogor, Jakarta, dan Jawa Tengah (Salatiga). Nilai BEP produksi tempe koro pedang sedikit lebih tinggi dibanding BEP tempe kedelai, masing-masing sekitar 3.400 kg/tahun dan 3.200 kg/tahun.

c. Teknologi pembuatan tepung premix berbasis tepung ubijalar termodifikasi.

Formula tepung premix berbasis tepung ubijalar termodifikasi dihasilkan melalui kombinasi dengan hidrokoloid. Aplikasi tepung premix pada produk rerotian (roti manis dan bakpao) menghasilkan produk dengan struktur yang cukup baik dan secara keseluruhan dapat diterima panelis walaupun memiliki karakterisik sedikit berbeda

Gambar 5. Layout peralatan produksi beras artifsial fungsional (BAF) dan produk BAF

Gambar 6. Produk tempe koro pedang (valia) dan survei permintaan terhadap tempe koro pedang

Page 38: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 25

dengan produk dari tepung terigu, sedangkan pada produk bolu panggang karakteristik produk yang dihasilkan sangat mirip dengan karakteristik produk dari tepung terigu. Tepung premix ini mengandung kalori yang tinggi (371 kkal) dan bebas gluten.

C. Indikator Kinerja Teknologi dan Produk untuk Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing(Indikator Kinerja 3)

Indikator kinerja sasaran “Teknologi dan produk untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing” yang ditargetkan pada tahun 2014 telah tercapai seluruhnya sesuai target (realisasi 100%), yaitu sebanyak 11 teknologi seperti disajikan pada Tabel 12. Dana yang dialokasikan untuk mencapai indikator kinerja ini sebesar Rp 1.499.664.000, sedangkan realisasinya sebesar Rp 1.493.165.830 (99,57%) yang melibatkan SDM peneliti sebanyak 53 orang.

Tabel 12. Target dan realisasi pencapaian indikator kinerja 3 tahun 2014

Indikator Kinerja Target (teknologi)

Realisasi (teknologi)

Persentase (%)

Teknologi dan produk untuk untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing

11 11 100

Keberhasilan yang dicapai pada indikator kinerja “Teknologi dan

produk untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing ” setiap tahun dan kumulatif pada periode tahun 2010-2014 disajikan pada Tabel 13. Capaian indikator kinerja 3 dengan kategori berhasil (realisasi 100%) diperoleh pada tahun 2011, 2013 dan 2014, sedangkan capaian dengan

Gambar 7. Tepung premix berbasis tepung ubijalar termodifikasi (kiri) dan produk rerotian berbasis tepung premix (kanan)

Page 39: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 26

kategori sangat berhasil (realisasi >100%) diperoleh pada tahun 2010 dan 2012. Dengan demikian, secara kumulatif indikator kinerja 3 pada periode tahun 2010-2014 dapat dicapai dengan kategori sangat berhasil (realisasi 105,3%). Penjelasan untuk capaian yang melebihi target pada indikator kinerja 3 sama halnya dengan penjelasan pada indikator kinerja 1.

Tabel 13. Perbandingan capaian indikator kinerja 3 dan target/realisasi kumulatif tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Tahun Jumlah 2010 2011 2012 2013 2014

Teknologi dan produk untuk untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing

Target : - Teknologi 2 7 8 10 11 38 Realisasi : - Teknologi - Persentase (%)

3 150

7 100

9 112,5

10 100

11 100

40 105,3

Secara lengkap rincian kegiatan dan output teknologi yang

dihasilkan pada indikator kinerja sasaran “Produk dan Teknologi untuk Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing” tahun 2014, sebagai berikut:

1. Pengembangan nanoteknologi untuk pangan fungsional, nutrasetikal dan kemasan (3 Teknologi)

Nanoteknologi menghasilkan ukuran partikel bahan yang sangat kecil dengan luas permukaan sangat besar yang menyebabkan perubahan karakteristik bahan dengan aktivitas fungsional yang sangat besar pula. Aplikasi nanoteknologi memungkinkan upaya penciptaan pangan yang sehat dan aman, efisiensi serapan zat gizi serta peningkatan mutu gizi. Aplikasi nanoteknologi juga dapat memberikan kontribusi bagi pengingkatan nilai tambah dan daya saing bahan baku hasil pertanian melalui pengembangan sifat-sifat fungsional, penciptaan produk pangan baru, dan penggunaan sumberdaya terbarukan untuk industri antara lain kemasan pangan. Pada penelitian ini, aplikasi nanoteknologi diarahkan untuk pengembangan pangan fungsional melalui penciptaan sistem pengantaran yang bersifat protektif, lepas lambat atau terkendali untuk mempertahankan dan meningkatkan aktivitas fungsionalnya. Selain itu, dilakukan pula pengembangan pengawet alami dan kemasan antimikroba untuk pangan.

Page 40: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai seluruhnya (realisasi 100%) dengan diperolehnya output tiga teknologi sebagai berikut : a) Prototipe produk pangan siap konsumsi berbasis nano-temulawak, nano-minyak pala dan nano-katekin, b) Teknologi aplikasi nano-nutrien untuk fortifikasi pangan lokal, dan c) Teknologi kemasan aktif antimikroba berbasis nanoteknologi untuk memperpanjang umur simpan produk pangan.

a. Prototipe produk pangan siap konsumsi berbasis nano-temulawak, nano-minyak pala dan nano-katekin.

Telah dihasilkan prototipe produk berbasis nano yang meliputi minuman siap saji dan minuman karbonasi (tablet effervescent) berbasis nanoemulsi/nanoenkapsulat ekstrak temulawak dan teh hijau (katekin) serta pengawet alami berbasis nanoenkapsulat minyak pala. Formula minuman siap saji terdiri atas pemanis 0,04 - 0,11% dan asam sitrat 0,29 - 1,71%. Tablet effervescent memiliki karakteristik kadar air (2,35-4,84%), laju alir (3,55-5,88%), kemampatan (3,1-5,6%) dan kekerasan (11,5-13,4 g). Produk pangan berbasis nano-ekstrak temulawak dan nano-ekstrak teh hijau ini memiliki sifat antiinflamasi dan bioavailabilitas yang lebih tinggi daripada bentuk curahnya, bersifat antioksidan, dan bersifat praktis tidak toksik. Aplikasi nanoenkapsulat minyak pala sebagai pengawet rerotian dapat memperpanjang masa simpan roti hingga 3 hari, bersifat sebagai pengawet alami, dan tidak mempengaruhi rasa dan aroma pada dosis yang tepat.

Gambar 8. Produk minuman berkarbonasi dalam bentuk tablet effervescent (kiri) dan produk roti tawar dengan pengawet nanoenkapsulat minyak pala (kanan)

Page 41: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28

b. Teknologi aplikasi nano-nutrien untuk fortifikasi pangan lokal. Teknologi nano-fortifikan vitamin A dan zat besi dengan

bahan pengkapsul maltodekstrin dan whey menghasilkan rendemen masing-masing 54% dan 50,83%. Toksisitas enkapsulat nano-vitamin A dan nano-Fe bersifat praktis tidak toksik. Aplikasi enkapsulat fortifikan pada flake ubi kayu tidak mempengaruhi warna produk. Flake ubi kayu yang dihasilkan memiliki karakteristik, yaitu : tekstur renyah (kekerasan 400-600g), kaya vitamin A (memenuhi 18% kebutuhan harian per 45g), kaya zat besi (memenuhi 3% kebutuhan harian per 45g), bioaksesibilitas nutrisi ≥ 50%, dan rasa disukai oleh panelis.

c. Teknologi kemasan aktif antimikroba berbasis nanoteknologi

untuk memperpanjang umur simpan produk pangan.

Telah dihasilkan formula biofoam berbasis tapioka dan ampok jagung dengan penambahan etilen glikol dan nano-ZnO. Karakteristik biofoam yang dihasilkan, yaitu : memiliki aktivitas antimikroba yang efektif menurunkan aktivitas S. aureus dan E. coli, tidak mudah sobek, ringan, dan memiliki warna eksotis. Biofoam bersifat biodegradable yang sangat sesuai untuk kemasan sayuran segar khususnya sayur organik.

Gambar 9. Tepung ubikayu (kiri) dan flake ubikayu yang difortifikasi nano-vitamin A dan nano-Fe (kanan)

Page 42: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 29

2. Teknologi biopreservatif mendukung perdagangan hortikultura antar pulau dan peningkatan ekspor (3 teknologi)

Beberapa teknologi biopreservatif telah dikembangkan antara lain biopreservatif dari lengkuas, biopreservatif dari buah mangga rucah, dan preservatif 1-MCP yang masing-masing telah diaplikasikan pada salak, mangga, dan pisang mas. Untuk mendukung perdagangan hortikultura antar pulau atau ekspor, teknologi tersebut masih memerlukan pengembangan lanjutantara lain dalam standardisasi ekstrak, kemudahan aplikasi, dan scale-up produksinya.

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai seluruhnya (100%) dengan diperolehnya output tiga teknologi, sebagai berikut : a) Teknologi penanganan buah salak untuk ekspor, b) Teknologi aplikasi 1-MCP untuk memperpanjang umur simpan, dan c) Teknologi produksi biopreservatif dari buah mangga rucah skala 10 L dan aplikasinya pada buah ekspor.

a. Teknologi penanganan segar buah salak untuk ekspor. Teknologi penanganan buah salak segar menggunakan

formula ekstrak lengkuas dikombinasikan dengan pengemasan PE 0,04 mm mampu memperpanjang daya simpan buah salak hingga 21 hari dengan kerusakan <10%, sedangkan penyimpanan buah salak pada suhu ruang (27-300C) hanya mampu memperpanjang daya simpan hingga 9 hari dengan kerusakan 16,67%. Mutu tampilan buah salak tetap segar dengan warna kulit cerah dan mengkilat, rasa tidak berubah serta tekstur buah masih keras.

Gambar 10. Biofoamantimikroba (kiri) dan penggunaannya sebagai kemasan sayuran segar (kanan)

Page 43: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 30

b. Teknologi aplikasi 1-MCP untuk memperpanjang umur simpan

pisang. Telah diperoleh teknologi untuk memproduksi powder bahan

aktif 1-MCP dalam matrik zeolit berukuran mikron pada kemasan tea bag. Aplikasi powder aktif 1-MCP pada pisang mas kirana mampu memperlambat kematangan pisang sampai dengan 4 minggu pada pisang yang dikemas plastik LDPE 0,04 mm pada suhu penyimpanan AC (±18C).

c. Teknologi produksi biopreservatif dari buah mangga rucah skala 10 L dan aplikasinya pada buah ekspor.

Formula biopreservatif dengan bahan aktif ekstrak biji mangga rucah dan minyak lemon dengan pengenceran 25% mampu menekan kerusakan buah mangga dengan jumlah

Gambar 12. Powder bahan aktif 1-MCP dalam matrik zeolit (kiri) dan pisang mas kirana setelah aplikasi powder aktif 1-MCP (minggu ke-4) (kanan)

Gambar 11. Busuk buah salak oleh infeksi cendawan (kiri) dan buah salak yang diberi perlakuan pengawet ekstrak lengkuas setelah penyimpanan 21 hari

Page 44: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31

kerusakan yang dapat ditekan sebesar ± 30,4% dibandingkan dengan kontrol pada penyimpanan selama 14 hari pada suhu AC (tanpa kemasan). Teknologi ekstraksi biji mangga rucah menggunakan pelarut etil asetat telah di-scale up pada skala 10 L. Dibandingkan dengan pengawet sintetis seperti benomyl, biopreservatif dari mangga rucah memiliki spektrum yang lebih luas dalam menghambat kapang dan khamir perusak mangga.

3. Penggandaan skala produksi gula dengan cara enzimatis

untuk meningkatkan rendemen gula dan substitusinya (2 Teknologi)

Kebutuhan gula nasional pada tahun 2013 mencapai 5,8 juta ton, sedangkan produksinya hanya sekitar 2,3 juta ton sehingga sisanya dipenuhi melalui impor. Saat ini, selain kapasitas produksi pabrik yang semakin menurun juga rendemen gula yang dihasilkan relatif rendah. Untuk mengatasi kondisi tersebut, maka upaya peningkatan rendemen gula melalui perbaikan teknologi sangat penting, antara lain melalui penerapan produksi gula tebu secara enzimatis. Selain itu, pengembangan diversifikasi gula non tebu dapat dilakukan antara lain melalui pengembangan sorgum manis. Sorgum manis merupakan gula alami alterrnatif potensial yang dapat dikembangkan selain tebu. Degradasi amilum pada nira sorgum manis dengan amylase diharapkan dapat mempermudah produksi gula kristal sebagai substitusi gula tebu.

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai seluruhnya (100%) dengan diperolehnya output dua teknologi, sebagai berikut : a) Teknologi enzimatis untuk meningkatkan rendemen dan mutu gula

Gambar 13. Buah mangga yang diberi formula biopreservatif setelah 14 hari (kiri : tanpa kemasan; kanan : kemasan karton)

Page 45: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 32

tebu skala 400 kg, dan b) Teknologi gula dari sorgum manis berbasis pemanfaatan enzim untuk substitusi gula tebu skala 400 kg.

a. Teknologi enzimatis untuk meningkatkan rendemen dan mutu gula tebu skala 400 kg.

Teknologi produksi gula tebu secara enzimatis dengan enzim dekstranase yang dilanjutkan dengan proses sulfitasi, penambahan kapur, dan evaporasi/ kristalisasi pada skala 400 kg dapat meningkatkan rendemen gula kristal menjadi 8%.

b. Teknologi gula dari sorgum manis berbasis pemanfaatan enzim untuk substitusi gula tebu skala 400 kg.

Teknologi produksi gula tebu yang disubstitusi sorgum manis melalui proses enzimatis dapat menghasilkan gulakristal dengan tingkat substitusi nira sorgum terhadap nira tebu maksimum 70%. Produksi gula substitusi pada skala 400 kg menghasilkan kristal gula berbentuk serbuk dengan rendemen sebesar 6,27%.

Gambar 14. Peralatan produksi gula tebu skala 400 kg (kiri) dan kanan : kristal gula)

Gambar 15. Peralatan produksi gula tebu subtitusi sorgum manis 70% skala 400 kg dan gula kristal serbuk (insert)

Page 46: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 33

4. Modifikasi kultur dan teknik pemerasan pulpa untuk percepatan fermentasi biji kakao (1 teknologi)

Sebagian besar kakao diperdagangkan ke luar negeri dalam bentuk biji kering, sekitar 10% diantaranya adalah biji kakao yang difermentasi. Dengan kondisi seperti ini, kakao Indonesia dinilai bermutu rendah sehingga mendapat harga yang rendah pula di pasar internasional. Fermentasi kakao diakui mampu menimbulkan flavour dan penampilan yang lebih baik serta menghasilkan biji kakao yang lebih kering. Namun demikian, belum semua petani berminat melakukan fermentasi. Salah satu faktor keengganan petani melakukan fermentasi kakao adalah lamanya proses fermentasi selain rendahnya insentif yang diterima. Oleh karena itu, proses fermentasi perlu dimodifikasi dengan memperpendek waktu fermentasi.

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai seluruhnya (100%) dengan diperolehnya output satu teknologi, yaitu : Teknologi percepatan fermentasi biji kakao melalui modifikasi kultur dan pemerasan pulpa. Teknologi ini mampu mempercepat proses fermentasi biji kakao dengan kondisi fermentasi terkontrol dan meningkatkan kadar theobromin sebagai komponen utama pada biji kakao dari 13,72% (perlakuan alami) menjadi 27,79%. Biji kakao lebih disukai oleh panelis baik dari aroma maupun penampilannya.

5. Teknologi produksi bioetanol berbasis limbah jagung dan

sorgum (2 teknologi)

Semakin terbatasnya cadangan bahan bakar fosil serta meningkatnya masalah emisi CO2 mendorong pemerintah untuk meningkatkan eksplorasi sumber energi baru dan terbarukan.

Gambar 16. Biji kakao yang telah dihilangkan sebagian pulpanya (kiri) dan depulper biji kakao (kanan)

Page 47: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 34

Pengembangan bahan bakar alternatif yang tidak berkompetisi dengan pangan dan pakan sangat perlu dan mendesak dilakukan. Biomassa lignoselulosa merupakan salah satu sumber energi terbarukan dan ketersediaannya cukup melimpah, diantaranya adalah tongkol jagung dan bagase sorgum.

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai seluruhnya (100%) dengan diperolehnya output dua teknologi, sebagai berikut : a) Teknologi produksi bioetanol berbasis limbah jagung skala 50 L, dan b) Teknologi produksi bioetanol berbasis limbah sorgum manis skala 50 L.

a. Teknologi produksi bioetanol berbasis limbah jagung skala 50 L. Teknologi produksi bioetanol dari tongkol jagung skala

produksi 50 liter meliputi : 1) pengecilan ukuran >60 mesh, 2) delignifikasi/pretreatment dengan NaOH dan enzimatis, 3) sakarifikasi dengan penambahan H2SO4, 4) fermentasi dengan S. sereviceae, dan 5) distilasi. Rendemen bioetanol yang dihasilkan sekitar 14,65% dengan kadar etanol sebesar 83,7%.

b. Teknologi produksi bioetanol berbasis limbah sorgum manis skala 50 L.

Teknologi produksi bioetanol dari bagase sorgum skala produksi 50 liter meliputi : 1) pengecilan ukuran >60 mesh, 2) delignifikasi/pretreatment dengan NaOH dan enzimatis, 3) sakarifikasi dengan penambahan H2SO4, 4) fermentasi dengan S. sereviceae dan 5) distilasi. Rendemen bioetanol yang dihasilkan sekitar 13,6% dengan kadar alkohol sebesar 82,8%.

Gambar 17. Pembuatan bioetanol dari tongkol jagung skala 50 liter (kiri : bahan baku dan kanan : proses distilasi)

Page 48: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 35

C.Outcome Dari output kumulatif yang dihasilkan pada indikator kinerja

sasaran “Teknologi penanganan segar produk pertanian” diharapkan 7 teknologi dapat teradopsi dalam bentuk kemitraan. Pada indikator “Teknologi dan produk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor” diharapkan 5 teknologi dapat teradopsi, sedangkan pada indikator “Teknologi dan produk baru untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing” diharapkan 8 teknologi dapat teradopsi.

Outcome yang ditargetkan secara kumulatif pada masing-masing indikator kinerja telah tercapai sesuai target (Tabel 14), sebagai berikut : a) Capaian indikator kinerja “Teknologi penanganan segar produk pertanian“ sebanyak 7 teknologi teradopsi (100%), b) Capaian indikator kinerja “Teknologi dan produk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor” sebanyak 5 teknologi teradopsi (100%), dan c) Indikator kinerja “Teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor” sebanyak 8 teknologi teradopsi (100%).

Tabel 14. Target dan realisasi adopsi pada setiap indikator kinerja sasaran

Tahun Indikator Kinerja 1

(Teknologi)

Indikator Kinerja 2

(Teknologi)

Indikator Kinerja 3

(Teknologi)

Target 7 5 8 Realisasi

2010 2 1 0 2011 0 2 4 2012 1 2 4 2013 1 0 0 2014 3 0 0

Total Realisasi 7 5 8 Persentase realisasi

(%) 100 100 100

Gambar 18. Pembuatan bioetanol dari bagase sorgum skala 50 liter (kiri : bahan baku dan kanan : proses distilasi)

Page 49: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 36

Capaian outcome pada tahun 2010-2014 pada masing-masing indikator kinerja sasaran, sebagai berikut :

1. Teknologi penanganan segar produk pertanian (indikator kinerja 1), terdiri atas : a. Implementasi teknologi pengemasan atmosfir termodifikasi pada

buah salak (ekspor buah salak ke Malaysia), Mitra kerjasama : PT Tulip Sekawan (Tahun 2010).

b. Penanganan segar buah rambutan (ekspor ke Belanda), Mitra kerjasama : Wageningen University (Tahun 2010).

c. Penanganan buah mangga arumanis dan gedong menggunakan teknologi pelilinan dan pengemasan (ekspor ke Hongkong), Mitra kerjasama : PT. Alamanda Sejati Utama (Tahun 2012).

d. Penerapan teknologi penanganan pascapanen pada ekspor mangga melalui kapal laut ke Dubai, Uni Emirat Arab, Mitra kerjasama : PT. Alamanda Sejati Utama (Tahun 2013).

e. Penerapan teknologi mempertahankan kesegaran cabai (rawit, keriting, dan besar pada skala usaha tani, Mitra : PT. Bimandiri Agro Sedoya, Lembang (Tahun 2014).

f. Model penerapan teknologi isolasi cahaya untuk mempertahankan kesegaran kentang, Mitra : CV. Sinar Dua Putra, Garut (Tahun 2014).

g. Teknologi pengawet alami (vinegar) dari air kelapa, Mitra : PT Jambu Raya, Bogor (Tahun 2014).

2. Teknologi dan produk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor (indikator kinerja 2), terdiri atas : a. Pengembangan agroindustri tepung sukun di Kabupaten Cilacap,

Mitra : Dinas Pertanian dan Peternakan, Kabupaten Cilacap dan Gapoktan/KWT Lomanis (Tahun 2010).

b. Pengembangan produck snack bar ubijalar, Mitra : Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT), Pasuruan (Tahun 2012).

c. Tepung komposit jagung sebagai substitusi terigu untuk ii dan rerotian, Mitra : Dinas Pertanian dan Perkebunan Propinsi NTT, Gapoktan Atmen Jaya, dan KWT Marangga Pandulang (Tahun 2011).

d. Penerapan teknologi produksi tepung dan sorgum sosoh serta produk olahannya untuk mendukung diversifikasi pangan pokok,

Page 50: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 37

Mitra : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan dan Kelompok Tani Handayani (Tahun 2011).

e. Difusi teknologi pembuatan mi dari tepung jagung termodifikasi dan berasan jagung di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Mitra : Kantor Ketahanan Pangan, Kabupaten Temanggung dan KWT Purwo Mandiri (Tahun 2012).

3. Teknologi dan produk untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing (Indikator Kinerja 3), terdiri atas : a. Proses penurunan indeks glikemik rendah, Mitra : PT. Petrokimia

Gresik (Tahun 2011). b. Pengolahan lada putih higienis, Mitra : PT. Motasa Indonesia dan

Kelompok Tani Pagar Ulin (Tahun 2011). c. Pengembangan sup jamur instan skala usaha kecil menengah

(UKM) di Kabupaten Karawang, Mitra : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Karawang dan Gapoktan HDK Dulur (Tahun 2011).

d. Pengembangan model teknologi produksi susu fermentasi di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Mitra : Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat, Dinas Pertanian Kota Padang Panjang, dan Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur (Tahun 2011).

e. Difusi teknologi produksi tepung mannan bermutu foodgrade di propinsi Jawa Timur, Mitra : Dinas Kehutanan dan Perkebunan dan LMDH di Kabupaten Madiun (Tahun 2012).

f. Pengembangan agroindustri padi terpadu melalui penerapan sistem mutu, Mitra : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Propinsi Sulawesi Selatan serta PPK dan PPB Konawe Selatan (Tahun 2012).

g. Pengembangan teh celup dari daun gambir, Mitra: Dinas Perindagkop Pakpak Bharat, Sumatera Utara (Tahun 2012).

h. Perbaikan proses produksi sari buah tropika skala UKM di Kalimantan Timur, Mitra : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Tahun 2012).

Secara rinci capaian outcome yang dihasilkan pada tahun 2014, sebagai berikut :

Page 51: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 38

1. Penerapan teknologi mempertahankan kesegaran cabai (rawit, keriting, dan besar) pada skala usaha tani

Teknologi penanganan cabai merah segar (cabai rawit, keriting, dan besar) menggunakan formula pencegahan pembusukan (asam giberelat dan fungisida) telah diadopsi oleh PT. Bimandiri Agro Sedoya, Lembang, Bandung. Implementasi teknologi dilakukan pada skala usahatani atau skala pemanenan cabai 1000 m2 (sekitar 0,5 ton). Cabai hasil pengolahan dipasarkan kepada konsumen melalui supermatket di wilayah Jakarta Selatan.

2. Model penerapan teknologi isolasi cahaya untuk mempertahankan kesegaran kentang

Kontinuitas bahan baku kentang untuk industri pengolahan kentang merupakan hal penting untuk menjaga usaha tetap berjalan secara berkelanjutan. Pada saat musim panen raya ketersediaan bahan baku kentang cukup melimpah, namun pada saat tidak musim panen sulit diperoleh. Teknologi penanganan segar kentang menggunakan teknologi isolasi pencahayaan pada proses penyimpanannya mampu mempertahankan mutu kentang dalam rentang waktu yang lama bahkan hingga panen raya tiba kembali. Teknologi ini telah diadopsi oleh CV. Sinar Dua Putra, Garut pada skala ± 35 ton. CV. Sinar Dua Putra merupakan industri pengolahan kentang yang memerlukan suplai bahan baku kentang secara kontinu agar usahanya berjalan secara berkelanjutan.

Gambar19. Display cabai hasil penanganan di supermarket : dengan cara dihamparkan (kiri) dan dengan pengemasan (kanan)

Page 52: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 39

3.Teknologi pengawet alami (vinegar) dari air kelapa.

Pengawet alami (vinegar) dari air kelapa telah didiseminasikan di RPA Jambu Raya, Bogor dan di pedagang pasar tradisional yang terdapat di pasar Shangrila Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Penggunaan pengawet ini sangat membantu para pedagang dan RPA karena pada suhu ruang dapat memperpanjang masa simpan karkas ayam hingga 6-12 jam, sedangkan pada suhu dingin mencapai 6-9 hari. Harga vinegar air kelapa cukup murah (Rp 5.000/liter) dan dapat bersaing dengan pengawet sintetis.

E. Kegiatan Diseminasi Teknologi dan Kerjasama Kegiatan penunjang penelitian dan pengembangan pascapanen

pertanian adalah diseminasi inovasi teknologi pascapanen pertanian dan kerjasama. Balitbangtan dan UK/UPT dibawahnya mengacu kepada Sistem Diseminasi Multi Channel (SDMC) dalam menyebarluaskan hasil-hasil penelitiannya. Artinya penyebarluasan hasil-hasil penelitian yang menonjol kepada para penggunanya dilakukan melalui berbagai channel komunikasi

Gambar 20. Penandatangan kerjasama dengan CV. Sinar Dua Putra (kiri) dan gudang penyimpanan terisolasi cahaya (kanan)

Gambar 21. Aplikasi pengawet alami vinegar di RPA Jambu Raya (kiri) dan di pedagang (kanan)

Page 53: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 40

seperti pembuat kebijakan di pusat dan daerah, penyuluh, petani, swasta serta melalui berbagai kegiatan seperti publikasi, ekspose/pameran/gelar teknologi, seminar ilmiah, dan kerjasama.

Kegiatan diseminasi yang dilaksanakan BB-Pascapanen selama tahun 2014, antara lain melalui : 1) penerbitan publikasi ilmiah, semi populer dan populer,2) ekspose/pameran/gelar teknologi, 3) pengembangan diversifikasi pangan, 4) peningkatan nilai tambah produk pertanian mendukung rumah pangan lestari (KRPL), dan 5) kerjasama dalam dan luar negeri. Dana untuk kegiatan diseminasi dan kerjasama sebesar Rp 1.719.035.000,- sedangkan realisasinya sebesar Rp 1.660.102.031,- (96,57%).

1. Penerbitan publikasi ilmiah, semi populer dan populer Capaian kinerja kegiatan penerbitan publikasi ilmiah, semi populer

dan populer tahun 2014, yaitu : a. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian sebanyak 1 volume dengan 2

nomor, yaitu Volume 11 No. 1 dan 2 (realisasi 100%). b. Penerbitan buku sebanyak 8 judul yang terdiri atas : 1) Buku

Laporan Tahunan 2013, 2) Buku Teknologi Pascapanen Padi, 3) Buku Teknologi Pascapanen Jagung, 4) Buku Teknologi Pascapanen Kedelai, 5) Buku Teknologi Pascapanen Bawang, 6) Buku Teknologi Pascapanen Cabai, 7) Buku Teknologi Pascapanen Daging, 8) Buku Pemodelan Dinamis Percepatan Diversifikasi Pangan Mendukung Ketahanan Pangan Nasional(realisasi 100%).

c. Leaflet/brosur teknologi sebanyak 17 judul (realisasi 100%). d. Poster teknologi sebanyak 20 judul (realisasi 100%).

2. Ekspose, pameran, dan gelar teknologi Pada tahun 2014, BB-Pascapanen berpartisipasi dalam 25 kegiatan

gelarteknologi/ekspose/pameran. Selain itu, BB-Pascapanen juga melaksanakan bimbingan teknis dan menerima kunjungan dari berbagai instansi, mitra swasta maupun petani. Ke-25 kegiatan gelar teknologi/ekspose/pameran yang telah diikuti, yaitu : a) Mini Expo Wamen’s Club, b) Parade Pangan Nusantara, c) Gelar Teknologi dan Pengolahan Hasil Pertanian, d) Agrinex Expo, e) Indo Green Forestry Expo, f) Apkasi International Trade and Investment Summit, g) Indonesia Climate Change Education Forum and Expo, h) Agro and Food Expo, i) Indonesia Biodiversity Expo, j) Pekan Informasi Nasional, k) Pekan Lingkungan Indonesia, l) Hari Susu Nusantara, m) Pekan Produk Kreatif Indonesia, n) Penas (Pekan Petani dan Nelayan Andalan Nasional),

Page 54: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 41

o) Indo Livestock, p) Gelar Teknologi Tepat Guna, q) Pekan Inovasi Sulawesi, r) Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, s) Hari Pangan Sedunia, t) Pekan Floridan Flora Nasional, u) Persagi, v) Pameran Sikib (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu), w) Pameran Indotera, x) Pameran Katumbiri, y) Open House dalam rangka HUT Ke-40 Tahun Badan Litbang Pertanian, dan z) Festival Tepung Nusantara.

3. Pengembangan Diversifikasi Pangan Kegiatan pengembangan diversifikasi pangan bertujuan untuk

melakukan akselerasi gerakan masif diversifikasi pangan lokal dan penyiapan logistik mendukung Gerai Inovasi yang berlokasi di Bogor. Kegiatan ini telah melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap mitra UKM/KWT, sebagai berikut : a. Pembinaan industri kecil dan evaluasi perkembangan agroindustri

tepung kasava Bimo pada Kelompok Pengolah “Matahari Terbit” di Desa Wangun Jaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut. Kelompok pengolah ini selama jangka waktu 1,5 tahun (Januari 2012 hingga Maret 2014) telah menjual 3 ton tepung kasava Bimo.

b. Pengembangan produk jagung di Kabupaten Temanggung mulai dipasarkan ke daerah lain. KWT Bunga Purwo Mandiri yang merupakan mitra binaan BB-Pascapanen telah menghasilkan olahan jagung antara lain berasan jagung, tepung jagung (putih dan kuning), serta mi jagung. Selain itu, ada produk olahan berbasis singkong, yaitu tepung dan criping singkong (snack).

Gambar 22. Kegiatan produksi tepung kasava Bimo di Kelompok Pengolah Matahari Terbit, Kabupaten Garut

Page 55: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 42

c. Sentra promosi diversifikasi produk olahan (Gerai Inovasi). Gerai

Inovasi berfungsi sebagai suatu media outlet untuk promosi produk-produk inovasi dan sekaligus produk yang telah dikembangkan bersama mitra binaan. Gerai inovasi ini milik seluruh unit kerja Balitbangtan yang dikelola oleh BB-Pascapanen. Diharapkan secara bertahap Gerai Inovasi ini dapat menjadi tempat promosi semua produk yang telah dikembangkan oleh unit kerja Balitbangtan, terutama yang berlokasi di Bogor. Gerai Inovasi telah di-launching pada tanggal 1 Desember 2014.

d. Open House dan Sosialisasi Diversifikasi Pangan. Open House dan Sosialisasi Diversifikasi Pangan yang bertema “Pangan Lokal Aman Untuk Gaya Hidup Sehat” dilaksanakan tanggal 1-2 Desember 2014. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka mengimplementasikan hasil inovasi Balitbangtan dan sebagai media untuk pemasyarakatan serta diseminasi inovasi teknologi pascapanen dan pengolahan pangan lokal yang meliputi aneka umbi, serealia, dan tanaman pekarangan potensial lainnya. Pada kegiatan Open House ini selain

Gambar 23. Kegiatan di UMKM Center dan asosiasi olahan jagung

Gambar 24. Disain interior dan display produk pada Gerai Inovasi

Page 56: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 43

sosialisasi diversifikasi pangan, juga diselenggarakan bazar, pameran, demo masak, talk show dan kunjungan ke Gerai Inovasi. Pengunjung yang hadir terdiri atas berbagai unsur masyarakat, termasuk para pegawai, pelajar SLTA/SMK, UKM lingkup Jabodetabek, mitra bisnis, dan masyarakat umum. Penyelenggaraan Open House dan Sosialisasi Diversifikasi Pangan ini menjadi pintu pembuka untuk melakukan penyebaran informasi teknologi produk pangan non beras dan terigu.

4. Kawasan Rumah Pangan Lestari Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) telah memanfaatkan

secara optimal lahan pekarangan untuk budidaya tanaman pangan, buah-buahan, sayuran, tanaman obat keluarga (toga) maupun ternak/ikan, serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos. Namun demikian, banyak hasil dari KRPL yang tidak dimanfaatkan karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam pengolahan hasil, sehingga peningkatan wawasan dalam pengolahan hasil buah-buahan, sayuran dan biofarmaka hasil pekarangan sangat penting.

Diseminasi dan pelatihan teknologi pengolahan buah, sayuran, dan tanaman biofarmaka hasil pekarangan dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan pengolahan hasil telah dilakukan di dua lokasi yaitu di Kabupaten Pacitan dan DI Yogyakarta. Pelatihan di Pacitan dihadiri oleh 46 orang peserta, yang terdiri atas perwakilan kelompok wanita tani (KWT), penyuluh pendamping KRPL, dan staff Kantor Ketahanan Ketahanan Pangan. Pelatihan di Yogyakarta dihadiri oleh 53 orang peserta, yang terdiri atas perwakilan KWT, PKK, penyuluh pendamping KRPL, koordinator wilayah KRPL, dan peneliti dari BPTP Yogjakarta. Pelatihan meliputi penyampaian teori dan praktek pengolahan buah-buahan, sayuran dan tanaman biofarmaka. Praktek terdiri atas pengolahan sari buah pepaya dan nenas, sari buah tomat dan pepaya, saos tomat dan terong, saos sambal cabe dan pepaya, selai nenas dan jahe, manisan terong, instan campur sari, permen jahe dan minuman campur sari.

Page 57: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 44

5. Kegiatan Kerjasama Rintisan kerjasama merupakan bagian dari proses alih teknologi.

Beberapa rintisan kerjasama yang telah dilakukan pada TA 2014 yaitu : a) Rintisan kerjasama dengan PTPN VIII Bandung tentang Teknologi memperpanjang umur simpan pisang dan teknologi pembuatan tepung pisang, b) Rintisan kerjasama dengan PT. Alamanda Sejati Utama tentang Teknologi anti mikroba alami untuk pengawetan produk hotikultura tujuan ekspor, c) Rintisan kerjasama dengan PT. Corona tentang Teknologi ekstrasi bunga melati, d) Rintisan kerjasama dengan FAO (Study foodlosses and Foodwaste), e) Rintisan kerjasama dengan Chinese Academy of Agricultural Sciences (CAAS), f) Rintisan kerjasama dengan PAIR BATAN, g) Rintisan kerjasama dengan PT. SMART tentang Formulasi nano-coating untuk biji kelapa sawit dan formulasi nano-coating untuk meningkatkan daya kecambah benih sawit, h) Rintisan kerjasama dengan PT. Alamanda Sejati Utama dan Institut Pertanian Bogor tentang Teknologi produksi untuk komersialisasi nano-coating dan nano-biokomposit untuk buah manga, i) Rintisan kerjasama dengan Duksung Womens University, j) Rintisan kerjasama dengan Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Karawang tentang pengembangan bioindustri padi.

Pada tahun 2014, BB-Pascapanen telah memiliki MoU atau Naskah Perjanjian Kerjasama, yang terdiri atas : a. Kerjasama dalam rangka Konsorsium Nanoteknologi antara

Balitbangtan dengan Masyarakat Nano Indonesia, IPB, PT. Polowijo, PT. SMART TBk, dan PT. Alamanda Sejati Utama.

b. Kerjasama dengan Pemerintah Daerah Karawang tentang Pengembangan Bioindustri Pangan.

Gambar 25. Peserta pelatihan di Kabupaten Pacitan (kiri) dan di Gunung Kidul (kanan)

Page 58: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 45

c. Kerjasama dengan PT. Bimandiri Agro Sedoya tentang Teknologi

Mempertahankan Kesegaran Cabai Merah Menggunakan Formula Pencegah Pembusukan.

d. Kerjasama dengan PT. Sinar Dua Putra tentang Teknologi Isolasi Cahaya untuk Mempertahankan Kesegaran Kentang.

e. Kerjasama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKN Kabupaten Pakpak Bharat tentang Pengujian dan Analisa Produk Olahan Gambir di Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara.

f. Kerjasama dengan Badan Ketahanan Pangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka tentang Pengujian Laboratorium Mutu dan Keamanan Pangan.

g. Kerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prop. Lampung, Gapoktan Sepakat, PT. Royal Sun Fruit tentang Pengembangan Agroindustri Manggis di Propinsi Lampung.

Gambar 26. Penandatanganan MoU konsorsium nanoteknologi oleh Kepala Balitbangtan disaksikan oleh Kemenristek

Gambar 27. Penandatanganan kerjasama dengan PT. Bimandiri Agro Sedoya, Lembang

Page 59: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 46

h. Kerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bener Meriah dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rejekumala Desa Blang Kucak, Kecamatan Wih Pesam KabupatenBener Meriah Aceh tentang Model Penerapan Teknologi Pengolahan Cabai dan Tomat.

i. Kerjasama dengan Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian Medan Tentang Model Penerapan Teknologi Pengolahan Cabai dan Tomat.

j. Kerjasama dengan Kementerian Riset dan Teknologi melalui program Insentif Riset Nasional (InSinas).

k. Kerjasama dengan Badan Litbang Pertanian melalui program Kerjasama Kemitraan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Nasional (KKP3N) sebanyak 4 (empat) judul kegiatan.

l. Kerjasama dengan Badan Litbang Pertanian melalui dana kemitraan sebanyak 6 (enam) kegiatan penelitian.

F. Kinerja Lainnya dan Penghargaan

1. Kinerja Lainnya

Selama tahun 2014, BB-Pascapanen telah berpartisipasi dan berkontribusi aktif dalam pertemuan koordinasi dengan berbagai instansi terkait. Hal ini menunjukkan peran BB-Pascapanen yang semakin penting dan semakin diakui kinerjanya. Kegiatan pertemuan koordinasi dengan instansi terkait yang cukup penting, sebagai berikut : a. Pertemuan teknis penyusunan posisi Indonesia dalam Sidang Codex

Committe on Spices and Culinary Herbs (CCSCH). b. Request for National Consultant Candidates for the Project

Formulation Utilization of Sago Starch in Indonesia bekerjasama dengan FAO.

c. Persiapan posisi DELRI sidang FAO regional Asia Pacific ke-32. d. Persiapan DELRI pada sidang ke-1 Sidang Codex Committe on Spices

and Culinary Herbs (CCSCH). e. Penyusunan tupoksi stakeholder yang terlibat pada program KIN

tentang nanoteknologi. f. Sidang Working Group on Agriculture, Food and Forestry

Cooperation (WGAFFC). g. Lauching cetak biru persusuan Indonesia 2013-2025 dan seminar

nasional.

Page 60: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 47

h. Pembahasan persiapan materi sidang Codex Committee on Contaminant in Foods (CCCF) ke-8

i. Pembahasan rancangan Peraturan Kepala Badan POM RI tentang pengawasan formaldehida dalam pangan.

j. Expert Consultation on Vegetable Postharvest Research and Development Priorities in Southeast Asia.

k. Pemantapan pilot project Strategi Induk Pengembangan Pertanian (SIPP) ubikayu Tahun 2014.

l. Identifikasi pemalsuan kualitas beras impor. m. Rencana strategis Jejaring Intelijen Pangan (JIP) dan konsep

Indonesia Risk Assessment Center. n. Dialog nasional pembangunan pertanian Indonesia masa depan

dalam Penas petani nelayan XIV. o. Pembahasan tindaklanjut sidang Codex. p. Persiapan pelaksanaan sidang Technical Working Groups Meeting

(TWG’s) on Food Crops and Horticulture. q. The 2nd Joint Committee Meeting of Agriculture RI-Malaysia. r. Persiapan sidang posisi Indonesia dalam CAC ke-37. s. Konsorsium model pengembangan bioindustri integrasi jagung dan

ternak di Propinsi Gorontalo. t. Focus Group Discussion pengembangan agroindustri berbasis

jagung. u. Sosialisasi sinergi kebijakan pengembangan bahan baku Bahan Bakar

Nabati (BBN) mendukung energi nasional. v. Focus Group Discussion peran sagu sebagai komoditas potensial,

pilar kedaulatan pangan dan energi. w. Workshop teknologi pertanian ramah iklim kerjasama BMKG-BPPT-

DRN-KementerianPertanian-PII dan JasaTirta II. x. Pertemuan jejaring inteligen pangan Badan POM. y. Pembahasan jejaring keamanan pangan nasional. z. Koordinasi swasembada pangan dengan Ditjen Tanaman Pangan

dalam rangka upaya pencapaian swasembada pangan khususnya padi, jagung dan kedelai.

Selain itu pertemuan koordinasi antar instansi, banyak permintaan

kepada BB-Pascapanen sebagai nara sumber teknologi dari berbagai instansi terkait. Kegiatan cukup penting, sebagai berikut :

Page 61: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 48

a. Narasumber workshop peningkatan ekspor komoditas pertanian pola insentif.

b. Narasumber penanganan pascapanen bawang merah dan inovasi teknologi pengeringan dan penyimpanan (instore drying).

c. Narasumber Focus Group Discussion dengan tema “Pola pengembangan sistem dan kelembagaan operasional terhadap manajemen kawasan pascapanen tanaman pangan.

d. Narasumber solidaritas istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) “Penanganan pascapanen pangan lokal”.

e. Narasumber penanganan pascapanen buah di wilayah barat. f. Narasumber penanganan pascapanen buah di wilayah Timur. g. Narasumber pembahasan SOP pascapanen pepaya. h. Narasumber dialog nasional kegiatan Penas petani nelayan XIV. i. Narasumber teknologi olahan ternak. j. Narasumber pada pelatihan gabungan perkumpulan petani pemakai

air (PG3A). k. Narasumber pada workshop investasi hortikultura : Cabai dan

bawang merah. l. Narasumber pelatihan budidaya tanaman hias.

2. Penghargaan Pada tahun 2014, dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan

Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-19, BB-Pascapanen mendapat penghargaan Prayogasala dari Kemeterian Riset dan Teknologi. Penghargaan ini merupakan anugerah ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kategori pranata litbang yang merupakan suatu upaya memotivasi pranata litbang untuk meningkatkan kinerjanya dalam mendukung Sistem Inovasi Nasional (SINas). Anugerah Prayogasala diserahkan oleh Wakil Presiden RI yang diterima oleh Kepala BB-Pascapanen. Pada acara Hakteknas tersebut diselenggarakan pameran Ritech Expo, yang dibagi dalam tiga zona utama yaitu zona air, energi, dan pangan. Stand pameran BB-Pascapanen yang masuk ke dalam kategori zona pangan mendapat penghargaan sebagai juara II stand terbaik dari 78 peserta yang berasal dari komunitas iptek, lembaga penelitian pemerintah, swasta, umum dan perguruan tinggi.

Page 62: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 49

G. Kendala dan Langkah Antisipasi

Realisasi output sampai akhir TA. 2014 menunjukkan bahwa indikator kinerja sasaran seluruhnya dapat dicapai dengan hasil baik. Tercapainya kinerja sasaran yang telah ditetapkan dipengaruhi baik oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi, antara lain : 1. Diterapkannya monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian secara

periodik, mulai tahap perencanaan hingga tahap akhir sehingga fungsi pengawasan pada setiap tahapan kegiatan berjalan dengan baik.

2. Sarana dan prasarana penelitian cukup memadai untuk mendukung kegiatan penelitian, seperti laboratorium, perpustakaan, pengolah data, jaringan internet, dan lain-lain.

Faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan penelitian diantaranya adalah telah terjalinnya komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait, baik di lingkup Kementerian Pertanian maupun dengan kementerian lain serta Pemerintah Daerah. Hal ini memudahkan dalam pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian kinerja sasaran, beberapa kendala yang menjadi hambatan pada pelaksanaan kegiatan, antara lain : 1. Bahan baku yang diperlukan pada beberapa kegiatan penelitian

ketersediaannya sangat tergantung pada musim panen. 2. Pengadaan bahan yang harus indent dan sulit didapat sehingga perlu

waktu yang agak lama. 3. Jadwal pemakaian beberapa peralatan laboratorium dan analisis sangat

padat sehingga terjadi antrian pemakaian.

Gambar 28. Penyerahan Anugerah Prayogasala kepada Kepala BB-Pascapanen Oleh Wakil Presiden RI

Page 63: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 50

4. Waktu pencairan anggaran yang terkadang tidak sinkron dengan kebutuhan dana penelitian.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ke depan, yaitu : 1. Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan kegiatan secara

cermat. 2. Mempertimbangkan musim panen dan memprioritaskan pendanaan

pada kegiatan penelitian yang memiliki musim panen kritis (panen awal dan akhir tahun anggaran).

3. Meningkatkan kompetensi SDM peneliti dan teknisi dalam rangka pencapaian sasaran mutu/output yang diharapkan.

4. Menyusun analisis dan penanganan risiko secara cermat untuk mengantisipasi kendala-kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan penelitian.

3.3. Akuntabilitas Keuangan Pencapaian kinerja akuntabilitas keuangan BB-Pascapanen berhasil

dengan baik dalam mendukung pencapaian sasaran yang ditargetkan. Untuk membiayai operasional, BB-Pascapanen pada tahun 2014 mendapat anggaran sebesar Rp28.994.602.000,-. Selama TA. 2014 terjadi revisi pagu anggaran antara lain karena adanya penggeseran alokasi anggaran, penambahan pagu anggaran pada belanja modal dan penambahan pagu anggaran dari dana hibah. Namun demikian, secara umum terjadi peningkatan anggaran dari pagu awal sebesar Rp 26.037.618.000,- menjadi Rp 28.994.602.000,-. Pada TA. 2014, dana hibah diperoleh dari Agriculture Cooperation Initiative, Rural Development Administration (AFACI-RDA), Suwon, Republik Korea sebesar Rp 88.034.000,-.

Belanja dalam rangka operasional kegiatan BB-Pascapanen dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya seluruh kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Pagu anggaran BB-Pascapanen dialokasikan untuk belanja pegawai Rp 9.499.004.000,- (32,76%), belanja barang Rp 11.355.593.000,- (39,17%), dan belanja modal Rp 8.140.005.000,- (28,07%). Belanja barang terdiri atas belanja barang non operasional Rp 7.143.708.000,- (24,64%) dan belanja barang operasional Rp 4.211.885.000,- (14,53%). Komposisi pagu berdasarkan jenis belanja disajikan pada Gambar 29.

Page 64: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 51

Realisasi anggaran per jenis belanja sampai dengan 31 Desember

2014 disajikan pada Gambar 30. Berdasarkan data tersebut, anggaran yang berhasil diserap untuk membiayai seluruh kegiatan BB-Pascapanen sebesar Rp 27.784.055.526,- (95,82%), sedangkan realisasi per jenis belanja masing-masing belanja pegawai Rp 9.211.633.843 (96,97%), belanja barang Rp 10.833.117.083 (95,40%), dan belanja modal Rp 7.739.304.600 (95,08%). Realisasi anggaran TA. 2014 tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan realisasi tahun 2010-2013 yang berkisar 94,25-99,68%, kecuali tahun 2012 yang hanya 94,25% (Gambar 30). Hal ini disebabkan oleh realisasi PNBP yang tidak mencapai target dan adanya efisiensi anggaran dalam pengadaan belanja modal. Realisasi anggaran tahun 2014 berdasarkan sasaran disajikan pada Tabel 15.

Gambar 29. Persentase pagu anggaran BB-Pascapanen TA. 2014 per jenis belanja

Gambar 30. Pagu anggaran dan realisasi tahun 2010-2014

Page 65: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 52

Dalam hal akuntabilitas keuangan, Lakip ini baru dapat menginformasikan realisasi penyerapan anggaran dan belum menginformasikan adanya efisiensi penggunaan sumberdaya. Hal ini karena adanya kendala yang sampai saat ini sistem penganggaran yang ada belum sepenuhnya berbasis kinerja, sehingga salah satu komponen untuk mengukur capaian efisiensi, yaitu standar analisis biaya belum ditetapkan oleh instansi yang berwenang.

Tabel 15. Pagu dan realisasi anggaran BB-Pascapanen tahun 2014 berdasarkan sasaran

Sasaran Program/ Kegiatan/

Sub Kegiatan

Anggaran (Rp)

Realisasi s/d 31 Desember 2014

Rp %

Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing Terciptanya inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung ketahanan pangan, nilai tambah, daya saing dan ekspor

Teknologi penanganan segar produk pertanian

662.673.000 637.669.577 96,23

Teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor

345.315.000 344.331.760 99,72

Teknologi dan produk untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing

1.499.664.000 1.493.165.830 99,57

Diseminasi teknologi dan kerjasama

Pelaksanaan diseminasi teknologi 1.537.983.000 1.479.096.331 96,17

Pelaksanaan kerjasama 181.052.000 181.005.700 99,97

Penunjang Lainnya (gaji, kegiatanmanajemen, operasional, modal)

24,767,915,000 23,648,786,328 95,48

Total 28,994,602,000 27,784,055,526 95,82

Sesuai mandat, BB-Pascapanen selain mendapatkan dana dari APBN, juga menerima pendapatan dari PNBP. Pada tahun 2014, target PNBP fungsional BB-Pascapanen sebesar Rp 1.000.000.000,-, sedangkan realisasinya sampai dengan 31 Desember 2014 baru mencapai Rp 595.152.371,- (59,52%) sehingga target PNBP tidak tercapai. Penerimaan PNBP fungsional tahun 2010-2013 berkisar antara Rp 1.013.811.300 sampai dengan Rp 1.672.342.288,- atau 145,6-418,1% dari target PNBP (Gambar 31). Penyebab tidak tercapainya target PNBP

Page 66: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 53

pada tahun 2014 antara lain disebabkan oleh adanya peralatan vital yang rusak (HPLC) dan perbaikannya memerlukan waktu lama karena sparepart harus indent. Selain itu pada tahun 2014, laboratorium BB-Pascapanen masih dalam masa pembenahan setelah adanya renovasi gedung laboratorium pada tahun 2013 sehingga pelayanannya belum maksimal.

Gambar 31. Target dan realisasi PNBP tahun 2010 - 2014

Page 67: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 54

Page 68: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 55

BAB IV

Peran BB-Pascapanen sebagai lembaga penelitian dan pengembangan di bidang pascapanen pertanian menjadi semakin strategis, karena kebutuhan terhadap bahan pangan yang berkualitas, sehat, dan aman dikonsumsi semakin meningkat. Sementara itu, masih banyak kendala yang dihadapi oleh produsen pangan dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan yang berkualitas, antara lain sangat beragamnya kualitas produk yang dihasilkan, kurang disukainya produk lokal oleh konsumen serta ketersediaan dan penguasaan teknologi pengolahan hasil pertanian yang masih terbatas. Seiring dengan semakin kompleksnya permasalahan dan meningkatnya kebutuhan masyarakat pengguna terhadap inovasi teknologi pascapanen, maka kuantitas dan kualitas inovasi teknologi pascapanen yang dihasilkan perlu terus ditingkatkan.

Dalam rangka menilai akuntabilitas kinerja BB-Pascapanen, maka dilakukan pengukuran terhadap pencapaian kinerja sasaran yang ditargetkan. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan dengan membandingkan antara target dengan realisasi capaian kinerja, maka target kinerja sasaran pada tahun 2014 dapat dicapai dengan kategori berhasil (100%). Secara kumulatif, target kinerja sasaran dalam periode tahun 2010-2014 dapat dicapai dengan kategori sangat berhasil (rrata-rata sebesar 106,8%). Dengan demikian, maka berdasarkan hasil pengukuran tersebut BB-Pascapanen telah dapat melaksanakan tugasnya dan fungsinya dengan baik.

Rincian capaian kinerja yang dihasilkan selama periode tahun 2010-2014 adalah sebagai berukut : a) Target 21 teknologi penanganan segar terealisasi sebanyak 24 teknologi (114,3%), dengan 7 teknologi dapat teradopsi sesuai target; b) Target 15 teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor terealisasi sebanyak 15 teknologi (100%), dengan 5 teknologi dapat teradopsi sesuai target; dan c) Target 38 teknologi dan produk untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil pertanian terealisasi sebanyak 40 teknologi (105,3%), dengan 8 teknologi dapat teradopsi sesuai target.

Secara ringkas kegiatan BB-Pascapanen yang berhasil dicapai pada tahun 2014 dan hasilnya cukup menonjol, antara lain sebagai berikut : a) Teknologi pengemasan atmosfir termodifikasi pada buah salak, b)Teknologi penanganan segar buah rambutan, c) Teknologi penanganan buah mangga menggunakan teknologi pelilinan dan pengemasan, d) Teknologi mempertahankan kesegaran cabai (cabai rawit, keriting, dan besar), e) Teknologi isolasi cahaya untuk

PENUTUP

Page 69: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 56

mempertahankan kesegaran kentang, f) Teknologi pengawet alami (vinegar) dari air kelapa, g) Pengembangan agroindustri tepung sukun, h) Pengembangan produk sncak bar ubijalar, i) Tepung komposit jagung sebagai substitusi terigu untuk mi da rerotian, j) Teknologi produksi tepung dan sorgum sosoh serta produk olahannya, k)Teknologi pembuatan mi dari tepung jagung termodifikasi dan berasan jagung, l) Proses penurunan indeks glikemik rendah pada beras, m) Teknologi pengolahan lada putih higienis, n) Teknoologi sup jamur instan skala usaha kecil menengah (UKM), o) Teknologi produksi susu fermentasi, p) Teknologi produksi tepung mannan bermutu foodgrade, q) pengembangan the celup dari daun gambir, s) Perbaikan proses produksi sari buah tropika skala UKM. Teknologi tersebut telah digunakan oleh pengguna baik pada tingkat kelompok tani/gapoktan maupun swasta.

kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan secara periodik dan kinerja SDM yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan kegiatan BB-Pascapanen tahun 2010-2014. Selain faktor-faktor yang memepngaruhi keberhasilan, terdapat beberapa kendala yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan kegiatan, namun kendala tersebut telah berhasil diatasi. Langkah-langkah yang telah ditempuh untuk mengatasi kendala yang dihadapi diharapkan dapat menjadi langkah antisipasi sehingga kendala yang sama tidak terjadi pada pelaksanaan kegiatan tahun mendatang. Langkah-langkah yang telah ditempuh tersebut antara lain : mempertimbangkan musim panen dan memprioritaskan pendanaan pada kegiatan penelitian yang memiliki musim panen kritis (panen awal dan akhir tahun anggaran), meningkatkan kompetensi SDM peneliti dan teknisi dalam rangka pencapaian sasaran mutu/output yang diharapkan, mengadakan pertemuan periodik berupa rapat koordinasi bulanan dan triwulanan untuk membahas kendala dan capaian kinerja, dan menyusun analisis dan penanganan risiko secara cermat

Page 70: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 57

Lampiran

Page 71: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 58

Page 72: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 59

Page 73: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 60

Lampiran 2

Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2014

No Program/Kegiatan/ Output Volume

Pagu Anggaran (Rp 000)

Realisasi s/d 31 Des. 2014

Rp (000) %

Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing

Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 1. Laporan Pengelolaan Satker 11 Lap

- Perencanaan Program dan Penyusunan Anggaran

338.653 336.845,03 99,47

- Monev dan Sistem Pengendalian Intern

205.332 204.551,25 99,62

- Rapat Kerja, Koordinasi Institusional, Pengelolaan Kelembagaan Kelti, Anjak Litbang Pascapanen

1.013.613 1.001.396,30 98,79

- Pembinaan Organisasi dan Ketatausahaan

1.359.423 1.013.612,07 74,56

2. Laporan Pelaksanaan Diseminasi Teknologi

5 Lap

- Pelaksanaan Diseminasi Teknologi Litbang Pascapanen Pertanian

1.537.983 1.479.096,33 96,17

3. Laporan Pengembangan Kerjasama

1 Lap

- Pelaksanaan Kerjasama Litbang Pascapanen Pertanian

181.052 181.005,70 99,97

4. Teknologi Penanganan Segar Produk Pertanian

4 Teknol

- Teknologi Penanganan Segar Produk Pertanian untuk Memperpanjang Masa Kesegaran dan Daya Simpan Hasil Pertanian

662.673 637.669,58 96,23

5. Teknologi dan Produk untuk Diversifikasi Pangan dan Substitusi Pangan Impor

3 Teknol

- Teknologi dan Produk Hasil Pertanian untuk Diversifikasi Pangan dan Substitusi Pangan Impor

345.315 344.331,76 99,72

Page 74: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 61

No Program/Kegiatan/ Output Volume

Pagu Anggaran (Rp 000)

Realisasi s/d 31 Des. 2014

Rp (000) %

6. Produk dan Teknologi untuk Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing

11 Teknol

- Teknologi dan Produk Baru untuk Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Hasil Pertanian

1.499.664 1.493.165,83 99,57

7. Layanan Perkantoran 12 Bulan

- Pelaksanaan Layanan Perkantoran Litbang Pascapanen

13.710.889 13.353.077,09 97,39

8. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

5 Unit

- Peralatan Pengolah Data dan Komunikasi

187.400 186.780,00 99,67

9. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

61 Unit

- Peralatan dan Fasilitas Pelaksanaan Perkantoran

2.436.225 2.426.580,60 99,60

10. Gedung/Bangunan 7.972 m2

- Sarana dan Prasarana Gedung Kantor

5.516.380 5.125.944,00 92,92

Total 28.994.602 27.784.055,53 95,82

Page 75: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 62

Lampiran 3 Rencana Strategis Tahun 2010-2014

Instansi : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Visi : Menjadi institusi penelitian dan pengembangan andalan yang menghasilkan inovasi teknologi pascapanen dalam mewujudkan pertanian industrial

untuk ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat pertanian Misi : 1. Menghasilkan inovasi teknologi diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber daya domestik untuk mendukung ketahanan pangan 2. Menghasilkan inovasi teknologi pascapanen dalam rangka peningkatan nilai tambah, daya saing, mutu dan keamanan produk pertanian 3. Membangun kerja sama dalam dan luar negeri untuk mempercepat alih teknologi dan penguasaan iptek

Tujuan Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran

Ket Uraian Indikator Kebijakan Program

1. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan untuk mengurangi kehilangan hasil, mempertahankan mutu, keamanan pangan yang memiliki nilai tambah dan daya saing

2. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pengolahan pangan pokok baru dan substitusi bahan pangan impor untuk mendukung ketahanan pangan

3. Melakukan penelitian kemitraan dan pengembangan teknologi pascapanen melalui Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC) untuk mempercepat alih teknologi dan penguasaan iptek

Peningkatan inovasi teknologi pascapanen yang unggul dan adaptif berbasis sumber daya domestik mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor

1. Tersedia dan diadopsinya teknologi penanganan segar produk pertanian

2. Tersedia dan diadosinya teknologi dan produk untuk diversifikasi pangandan substitusi pangan impor

3. Tersedia dan diadopsinya teknologi dan produk baru untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing

1. Memfokuskan penciptaan teknologi dalam rangka diversifikasi pangan, meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor

2. Meningkatkan penguasaan iptek dan kualitas penelitian melalui penerapan teknologi baru dan melakukan penelitian upstream

3. Meningkatkan kapasitas SDM, sarana/prasarana dan manajemen penelitian yang akuntabel

Penelitian dan pengembangan pascapanen untuk menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung pencapaian target diversifikasi pangan, peningkatan nilaitambah, daya saing dan ekspor.

Page 76: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 63

Lampiran 4

Page 77: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 64

Lampiran 5

Penetapan Kinerja Tahun 2014

Page 78: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 65

Page 79: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 66

Lampiran 6

Pengukuran Kinerja Tahun 2014

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (teknologi)

Realisasi (teknologi) %

(1) (2) (3) (4) (5)

Terciptanya inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung ketahanan pangan, nilai tambah, daya saing dan ekspor

A. Teknologi Penanganan Segar Produk Pertanian 4 4 100

1. Teknologi penyosohan enzimatis untuk meningkatkan rendemen dan mutu beras giling skala Penggilingan Padi Kecil

2. Scaling-up produksi pengawet alami (vinegar air kelapa) dan aplikasinya pada daging di tingkat RPA dan pedagang

3. Penanganan segar varietas unggul baru (VUB) kentang dan cabai untuk meningkatkan daya simpannya

1 1 2

1 1 2

100

100

100

B. Teknologi dan Produk untuk Diversifikasi Pangan dan Substitusi Pangan Impor

3 3 100

1. Teknologi optimalisasi pemanfaatan komoditas lokal untuk substitusi pangan impor

3

3

100

C. Teknologi dan Produk untuk Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing

11 11 100

1. Pengembangan nanoteknologi untuk pangan fungsional, nutrasetikal dan kemasan

2. Teknologi biopreservatif mendukung perdagangan hortikultura antar pulau dan peningkatan ekspor

3. Penggandaan skala produksi gula dengan cara enzimatis untuk meningkatkan rendemen gula dan substitusinya

4. Modifikasi kultur dan teknik pemerasan pulpa untuk percepatan fermentasi biji kakao

5. Teknologi produksi bioetanol berbasis limbah jagung dan sorgum

3 3 2 1 2

3 3 2 1 2

100

100

100

100

100

Page 80: Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 67