laporan akhir tahun 2012

27
LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch Laporan Akhir Tahun (Annual Repot Tahun 2012) Melepuhnya Gerakan Rakyat Melawan Korupsi Hotel Pelangi 1 Malang, 28 Desember 2012 Bersama Rakyat Berantas Korupsi

Upload: abdur-rahim-idung

Post on 07-Aug-2015

187 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

Laporan Akhir Tahun

(Annual Repot Tahun 2012)Melepuhnya Gerakan Rakyat Melawan KorupsiHotel Pelangi 1 Malang, 28 Desember 2012 Bersama Rakyat Berantas Korupsi

Page 2: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

BOS LOKAL (PENGUSAHA LOKAL/Black Enterpreneuship ) ATAU PEMBERI DANACalon dan fungsionaris Partai Politik melakuan Kesepakatan untuk menerima alira dana tersebut

Aliran Dana Masuk Ke partaii Politik sebgai alat untuk melakukan money PolitikKPU dan Panwaslu

Pemilih

Kelompok Kepentiinga di tingkat Grass Root

Batas Garis Pemain Utama

Bawah Garis Pemain Kedua

Memberikan aliran dana untuk biaya kampanye

Kompensasi proyek pembangunan ataupun kebijakan yang mihak pada bos lokal. Ataupun semua kebijaka di atur oleh bos lokal

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

A. Pengantar

“Korupsi, Mengorupsi Indonesia”.(Frans Magnes Suseno)

Rangkaian frasa kata tersebut diambil dari judul salah satu buku yang ditulis secara bersama oleh agamawan, akademisi, dan aktivis NGO. Secara tersirat rangkaian frasa itu mengingatkan kembali pada publik bahwa “Indonesia dalam keadaan darurat korupsi”. Dikatakan demikian, karena korupsi sudah menjadi penyakit kronis bangsa yang sudah memvirusi generasi emas Indonesia. Generasi Emas yang diharapkan menjadi pemimpin bangsa, malah ikut terlibat dalam praktik-praktik korupsi.

Di tahun 2012 ini pula, virus korupsi sudah mulai menyebar ke perguruan tinggi (PT). Berdasarkan catatan Kompas1 ada 16 perguruan tinggi negeri di Indonesia diduga menerima aliran dana korupsi di Kemendiknas yang dilakukan oleh Angelina Sondakh. Kondisi ini tentu sangat mengharukan dan memalukan bagi publik. Bangsa ini terharu dan malu karena ucapan seorang akademisi tidak sesuai dengan prilakunya. Kampus selayaknya menjadi motor gerakan upaya pemberantasan korupsi, malah ikut terlibat dalam pusaran kasus korupsi.

Otonomi daerah guna mempercepat demokratisasi yang bermuara pada kesejahteraan rakyat yang merata masih belum bekerja secara maksimal. Ironisnya, berdasarkan catatan Kompas2 desentralisasi memberikan dampak di bidang politik meliputi merebaknya korupsi di daerah (localizing corruption) yang diakibatkan oleh mahalnya biaya politik. Pemilihan kepala daerah secara langsung hingga tingkat kabupaten/kota membuat kontestasi politik sedemikian masif dan kompetitif. Catatan ini juga diperkuat dengan riset MCW tentang “Korupsi Politik dan Relasi antar elite dalam Pilkada Tahun 2012”. Berikut digramnya;

Berdasarkan diagram di atas, MCW melihat dalam proses pilkada, potensi adanya aliran dana kampanye dari bos lokal (Pengusaha lokal) pada masing-masing calon untuk digunakan

1 Harian Kompas: 16 Perguruan Tinggi Negeri terlibat Kasus Korupsi Kemendiknas (12 Juni 2012).2 Harian Kompas: Korupsi, demokrasi dan Kesejahteraan (9 Februari 2012).

Page 3: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

biaya kampanye sangat besar. Aliran dana tersebut kemudian dijadikan alat kampanye ataupun money politic oleh Partai politik pengusung. Kompensasi yang diberikan oleh calon pada bos lokal, ketika calon yang diusung terpilih dan jadi, adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah harus berpihak pada pada bos lokal tersebut. Ataupun bisa saja memberikan proyek-proyek yang cukup fantastis terhadap bos lokal tersebut.

Di sisi lain, relasi bermain aliran dana dari bos lokal tersebut berpotensi bisa mengalir pada KPU dan Panwaslu. Harapannya KPU dan Panwaslu bisa memainkan peran untuk mendukung pula pada calon yang dibiayai oleh Bos Lokal. Relasi ketergantungan antar elite dalam proses pemilihan kepala daerah tentu akan berdampak pada kebijakan yang muaranya tidak mensejahterakan rakyat. Kondisi ini tentu disebabkan oleh prilaku korup para elite.

Dampak negatif ikutannya terjadi dalam bidang pemerintahan meliputi minimnya akuntabilitas karena ketiadaan pemerintahan yang baik dan bersih. Terjad kongkalikong antara elite politik, elite sosial tertentu, dan pengusaha untuk mengooptasi proses pemerintahan. Akibatnya sasaran pembangunan yang seharusnya pun menjadi tidak tercapai.

Ini dibuktikan dengan posko pengaduan keliling yang dilakukan oleh Malang Corruption Watch, masih banyak kebijakan di tingkat satuan pendidikan yang minimnya akuntabilitas. Pungutan yang mengatasnamakan kesepakatan komite sekolah menjadi salah satu contohnya. Di tahun 2012, berdasarkan hasil rekapitulasi pengaduan pendidikan yang di selenggarakan MCW maupun dalam bentuk koalisi, ada 277 pengaduan di sektor pendidikan. Apabila di “kluster” akan menjadi empat bagian :

No Bentuk Pengadua

1. Biaya Mahal

2. Pungli

3. Diskriminatif

4. Penahanan Izajah

Berdasarkan tabel di atas, pungutan liar menjadi “juara satu” problem yang dialami masyarakat. Tentu ini menjadi persoalan serius yang harus dipikirkan oleh bangsa ini, khususnya pemerintah di Malang Raya. Mengingat bahwa pendidikan merupakan salah satu hak dasar warga negara yang wajib disediakan negara. Sebagai pemilik sah bangsa ini, tentu tidak baik untuk saling menyalahkan dan menyudutkan di antara kita. Serpihan cerita tahun 2012 tersebut bisa dijadikan refleksi akhir tahun bagi bangsa ini untuk mewujudkan Indonesia yang bebas dari korupsi.

Untuk itu, Malang Corruption Watch sebagai entitas masyarakat sipil memunyai kewajiban untuk mendorong partisipasi publik dalam upaya pemberantasan korupsi. Dalam proses mendorong partisipasi publik tersebut MCW terbagi menjadi dua divisi: divisi Indoksi, dan divisi advokasi (advokasi kasus pelayanan publik, korupsi politik dan hukum).

Dalam melakukan aktivitas monitoring, investigasi maupun dokumentasi, Badan Pekerja MCW, selalu membentuk tim kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan per-divisi. Hal ini dilakukan untuk menciptakan ruang bagi terlibatnya relawan dalam melakukan aktivitas advokasi.

B. Virus Korupsi “Menggurita” Jawa Timur

Page 4: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

Seorang filsuf barat, Voltaire dalam buku Peta Korupsi di daerah3, mengatakan, dalam perkara uang semua orang mempunyai “agama” yang sama. Uang telah menempati bagian penting dalam sebuah drama politik yang dimainkan oleh para politisi. Pernyataan Volataire cukup relevan untuk menggambarkan wajah buram pemegang kekuasaan di tingkat lokal, baik di Eksekutif maupun Legislatif. Wajah yang saharusnya berpihak pada masyarakat berubah ketika dihadapkan pada tumpukan gambar Bung karno dan Hatta dengan nominal seratus ribu.

Prilaku tersebut bukan hanya persoalan moralitas yang dijawab dengan dalil-dalil agama, tanpa ada tindakan yang cepat dan bukan pula soal uang itu sendiri. Akan tetapi, ada persoalan relasi kekuasaan dengan rakyat yang putus, sehingga memunculkan tangan-tangan gelap yang mengerogoti bangsa ini. Tangan-tangan gelap itu muncul dari berbagai kalangan, mulai dari pemerintah, akademisi, pengusaha, pekerja profesional sampai yang mengaku sebagai “aktivis sosial”. Kondisi ini diperkuat dengan hasil riset Divisi Indoksi MCW Malang tentang pemetaan Modus, Aktor dan Sektor Korupsi di Jawa Timur.

0.0%4.0%8.0%

12.0%4.4%

0.7%1.5%1.5%0.7%1.5%0.7%

12.6%

0.7%

11.9%

2.2%

10.4%

3.7%3.0%1.5%5.2%

Jawa Timur

Berbagai cara atau modus yang dilakukan oleh aktor korupsi di Jawa Timur untuk menggerogoti uang negara. Terdapat lima belas klasifikasi modus yang telah teridentifikasi. Tiga modus utama yang paling banyak digunakan adalah mark up, pemotongan dana, dan penggelapan dana.

Mark Up (12,6 %) menduduki urutan pertama dalam hal modus yang paling banyak digunakan. Modus ini merupakan cara klasik yang setiap tahunnya pasti muncul dalam kasus korupsi. Para aktor tinggal mengganti nominal anggaran dengan nominal yang lebih tinggi dari pada harga yang seharusnya.

Modus kedua yang sering digunakan adalah pemotongan dana(11,9 %). Modus ini dipakai mulai dari aparat desa, pegawai dinas, anggota DPRD, dan berbagai aktor lain. Dengan modus ini, para aktor tetap menyalurkan uang atau barang kepada pihak terkait, namun tidak 100%. Ada yang dipotong sekitar 10 – 20%, bahkan ada yang dipotong lebih dari 50%.

Dengan presentase 10,4 %, penggelapan dana merupakan modus terbanyak ketiga yang dipakai para aktor. Para aktor yang diamanahkan untuk menyalurkan uang ataupun barang kepada pihak terkait ternyata tidak menyalurkannya dan malah memasukannya ke kantong pribadi.

3 Lutfi J. Kurniawan,dkk. 2006. Peta Korupsi di daerah.malang.: Intrans Publishing,

Modus-modus korupsi yang terjadi di Jawa Timur pada tahun 2012 (Divisi indoksi Malang Corruption Watch.doc)

Page 5: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

Ada beberapa aktor korupsi yang menggunakan lebih dari satu modus. Pemotongan dana dan mark up merupakan paduan yang paling serasi yang paling sering digunakan. Aktor koruptor meninggikan jumlah anggaran, setelah dananya cair mereka memotong dana sesuai dengan selisih yang mereka buat.

Dari segi aktor, virus korupsi telah menjangkiti seluruh elemen masyarakat di Jawa Timur. Baik masyarakat biasa maupun akademisi tak mampu menghindari penyakit ini. Para pejabat pun, mulai dari aparat desa hingga bupati, rupanya rela mengidap penyakit ini untuk memperkaya diri sendiri.

Berdasarkan hasil riset, pegawai dinas, yang paling banyak digeluti oleh para aktor korupsi di Jawa Timur. Total pegawai dinas mencapai 32 orang. Hampir semua dinas terlibat. Dinas Pendidikan, Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga, Dinas Kesehatan, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan, Dinas Pemuda dan Olahraga, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi, serta Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Sedangkan dinas yang paling sering terlibat adalah Dinas Pendidikan.

Setelah pegawai dinas, pihak swasta menyusul dengan total 24 orang. Pihak swasta yang melakukan korupsi ini ada yang berbentuk perusahaan persekutuan dan ada yang perseroan terbatas. Mereka biasanya adalah para rekanan dari pemerintah yang bekerja sama dengan pihak pemerintah untuk mengeruk uang yang bukan hak mereka.

Pada posisi ketiga, ada aparat desa yang mencapai 17 orang. Posisi keempat dan kelima diduduki oleh anggota DPRD (16 orang) dan pegawai pemkab/pemkot (15 orang). Para anggota DPRD dan pegawai pemkab/pemkot di Jawa Timur ini banyak yang menyelewengkan wewenangnya untuk meraup keuntungan pribadi. Berikut data hasil riset berdarkan digram;

Page 6: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

Pegawai DinasSwasta

Aparat DesaAnggota DPRD

Pegawai Pemkab / PemkotAkademisi

Pegawai BadanBupati / Walikota

Kelompok TaniLSM

BUMDPegawai Bea Cukai / Pajak

Pegawai KecamatanPejabat Pelaksana Teknis

Anggota KPU/KPUDMasyarakat

Pegawai BankPejabat Pembuat Komitmen

Sekretaris DaerahAnggota ParpolBendahara PSSI

InspektoratKepala Sekolah

Makelar ProyekPenegak Hukum

Wakil Bupati / Wakil Walikota

0 5 10 15 20 25 30 35

3224

1716

1566

555

3333

22222

1111111

Pelaku Korupsi Yang Dilakukan Oleh Para Koruptor Di Jawa Timur Pada Tahun 2012 (Hasil Riset Divisi Indoksi Malang Corruption Watch)

Page 7: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

Pada tahun 2012, terdapat 21 jenis sektor yang disusupi para koruptor di Jawa Timur. Diantaranya ialah sektor pendidikan, kepolisian, pertanian dan perkebunan, kesehatan, pemerintah daerah, administrasi kependudukan, infrastruktur, sosial masyarakat, pariwisata, pertanahan, kehutanan, olahraga, politik, keuangan daerah, perpajakkan, peternakan, kelautan, legislatif, dan perbankan. Dari berbagai sektor tersebut, terdapat tujuh sektor yang termasuk lima peringkat yang paling mendominasi. Sektor tersebut adalah pertanian dan perkebunan, pendidikan, sosial masyarakat, infrastruktur, pemerintahan daerah, keuangan daerah, dan kesehatan.

Kali ini sektor sosial masyarakat menduduki peringkat pertama. Dari 81 kasus yang terjadi, terdapat 12 kasus korupsi dan dugaan korupsi pada sektor sosial masyarakat, maka sektor ini memiliki porsi sebesar 15%. Berbagai daerah yang terjangkit korupsi dalam sektor pertanian dan perkebunan antara lain Situbondo, Jember,Lumajang, Tulungagung, Kediri, Blitar, Trenggalek, Gresik Pamekasan, Madiun. Situbondo dan Trenggalek masing-masing memiliki dua kasus korupsi dan dugaan korupsi, sedangkan daerah lainnya masing-masing memiliki satu kasus korupsi atau dugaan korupsi. Penyimpangan beras miskin (raskin), dugaan penyelewengan hasil penjualan korupsi panenan, dan dugaan penyelewengan dana pembelian pupuk untuk tanaman kebun adalah contoh kasus sektor pertanian dan perkebunan yang terjadi di Jember. Pada korupsi dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Ketua Unit Pengelola Keuangan, Sumyati dan Sekretaris Keuangan Desa kampong Tlogosari,Jhony Efendi, menaikkan anggaran kebutuhan PNPM yang berlangsung di Desa Tlogosari dari dana APBN 2011. Proses hukum kasus pada akhir Juli 2012 telah digelar persidangan di Tipikor Surabaya. Sedangkan pada Korupsi Program Penangan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM), pengadilan sudah memvonis salah satu anggota DPRD Situbondo dengan pidana hukuman empat tahun penjara.

Sedangkan pada daerah Trenggalek pula Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) menjadi sasaran korupsi.ZA diketahui menjadi makelar proyek P2SEM berupa acara untuk lima organisasi kepemudaan di Trenggalek. Masing-masing lembaga menerima kucuran dana dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur senilai Rp 100 juta. Atas jasanya, ZA meminta bagian Rp 70 juta dari setiap penerima anggaran.Program Pemberdayaan Fakir Miskin (P2FM) juga tak luput dari sasaran para koruptor. Rp 36 juta raib dipotong para tersangka dengan melakukan persekongkolan. Dengan alasan sebagai uang lelah, para koruptor tega memotongan bantuan untuk warga miskin.

Sedangkan sektor pendidikan dan keuangan daerah menyusul pada peringkat kedua dengan porsi sebesar 12% karena terdapat 10 kasus korupsi dan dugaan korupsi. Lalu terdapat 9 kasus korupsi dan dugaan kasus korupsi dalam sektor infrastruktur, oleh karena itu 11% menjadi bagian sektor ini. Selain itu terdapat 8 kasus korupsi dan dugaan kasus korupsi pada sektor pertanian dan perkebunan. Maka sektor ini mendapat jatah 10% dari keseluruhan sektor. Sektor pertanahan juga turut mendominasi kasus korupsi dan dugaan kasus korupsi di Jawa Timur karena terdapat 6 kasus atau 7% kasus dari 81 kasus yang terjadi. Berikut digram berdarakan hasil riset;

Page 8: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

PendidikanKepolisian

Pertanian dan Perkebunan

Kesehatan

Pemerintahan Daerah

AdmindukInfrastruktur

Sosial Masyarakat

PariwisataPertanahanKehutanan

OlahragaPolitik

Keuangan Daerah

PerpajakkanPeternakan

KelautanLegislatif

Perbankan

1% 3% 5% 7% 9% 11% 13% 15%Pendidikan

Kep

olisian

Pertanian

dan

Perkebu

nan

Kesehatan

Pemerintahan Daerah

Ad

mind

uk

Infrastruktur

Sosial Masyarakat

Pariwisata

Pertanahan

Kehutanan

Olahraga

Politik

Keuangan Daerah

Perpajakkan

Peternakan

Kelautan

Legislatif

Perbankan

Series1

0.123456790123457

0.0123456790123457

0.0987654320987657

0.0493827160493828

0.0617283950617284

0.0246913580246914

0.111111111111111

0.148148148148148

0.0123456790123457

0.0740740740740741

0.0123456790123457

0.0123456790123457

0.0123456790123457

0.123456790123457

0.0246913580246914

0.0370370370370371

0.0123456790123457

0.0123456790123457

0.0370370370370371

Berdasarkan hasil riset di atas jumlah total kerugian negara pada tahun 2012 di Jawa Timur. Dari 32 daerah di Jawa Timur, sejumlah Rp 98. 784.371.100 menjadi total kerugian negara akibat korupsi. Sedangkan sejumlah Rp 233.068.554.970 juga diprediksi akan menjadi kerugian negara akibat dugaan korupsi di Jawa Timur.

Rp. 98. 784.371.100 menjadi total kerugian negara akibat korupsi di Jawa Timur sepanjang tahun 2012. Apabila kita bandingkan dengan sensus penduduk Jawa Timur tahun 2012 berjumlah Rp. 2.765.487 jiwa, maka setiap kepala akan mendapatkan 3.572.000 /pertahun. Apabila dana tersebut tidak di korupsi, tentu bisa di gunakan untuk membiayai pendidikan, kesehatan ataupun di buat modal usaha. Harapan untuk mewujudkan rakayat sejahtera di jawa timur tidak menutup kemungkinan akan terjamin.

Malang Raya sebagai bagian dari wilayah kerja Malang Corruption Watch, di temukan bahwa sektor korupsi yang terjadi paling banyak terjadi di sektor pendidikan. Adapun pelaku korupsi banyak dilakukan oleh pejabat SKPD, modus yang di gunakan adalah “mark up”. Adapun dugaan total kerugian Negara di Malang Raya (Kota Malang, Batu dan Kab. Malang) senilai 52.652.000.000. Dan total Kerugian Negara akibat korupsi di Malang, sebesar 18.000.000.000Berikut digramnya;

Sektor-sektor yang terjadi korupsi di jawa timur 2012 (hasil riset divisi INDOKSI Malang Corruption Watch.doc)

Page 9: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

44%

11%

11%

33%

Sektor Korupsi Malang Raya Tahun 2012

Pendidikan

Pertanian dan Perkebunan

Pemerintahan Daerah

Infrastruktur

27.3%

9.1%

9.1%27.3%

9.1%

18.2%

Pelaku Korupsi di Malang Raya 2012

AkademisiAnggota DPRDBUMDDinas / SKPDKepala SekolahPemda / Pemkot / Pemprov

Modus0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

10%

20%

30%

20%

10% 10%

Modus Korupsi di Malang Raya Tahun 2012

Mark DownMark UpPemotongan DanaPenggelapan DanaPungutanTidak Diketahui

Hasil Riset Divisi Indoksi Malang Corruption Watch tahun 2012

Hasil Riset Divisi Indoksi Malang Corruption Watch tahun 2012

Page 10: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

C. Upaya untuk Mendorong Open Government

MCW sebagai lembaga anti korupsi, di tahun 2012 ini cukup sering melakukan kampanye secara lansung ke warga , baik berbentuk forum warga maupun berkoalisi.

1. Forum Pengadu Sebagai Upaya Membangun Keterlibatan Publik

Berangkat dari masukan dari beberapa masyarakat akan pentingnya untuk membangun keterlibatan publik. Maka, MCW membangun pertemuan secara rutin dua dua minggu sekali dengan para pengadu. Tujuannya untuk membangun kesadaran kritis masyarakat agar mampu melakukan pembelaan terhadap hak-haknya yang diabaikan oleh pemerintah.

Beradasarakan hasil perjalanan forum pengadu ini, kami menyakini intensitas dalam melakukan pertemuan dengan para pengadu tersebut dapat memberikan semangat baru dalam upaya gerakan pemeberantasan korupsi. Mengingat semakin banyak masyarakat yang ikut terlibat dalam forum pengadu, maka kondisi ini akan membrikan konstribusi yang besar dalam mewujudkan good local governance.

Disisi lain, untuk memperkuat keterlibatan publik, MCW membangun jaringan dengan beberapa radio di Malang raya; RRI, Andalus, Mas FM, dan Radio kanjuruhan untuk melakukan kampanye publik. Harapannya,untuk membangun kesadaran kritis masyarakat dalam mengawal kebijakan pemerintah yang tidak memeihak rakyat.

2. Koalisi : Media Membangun Pelembagaan Gerakan Sosial

Melihat kondisi gerakan sosial di Malang Raya yang cenderung bergerak secara sendiri-sendiri. MCW mendorong dan membangun koalisi taktis dan strategis dengan beberapa Jaringan (Akademisi, Masyarakat dan NGO). Keinginan untuk mendorong koalisi untuk membangun salah satu model pelembagaan gerakan sosial.

Proses mendorong koalisi tersebut memunculkan beberapa nama koalisi yaitu; Koalisi Masyarakat Kota Malang (KMKM) dalam Menolak Pembangunan Gedung Dewan, Koalisi Masyarakat Peduli Pendidikan (KMPP) mendorong Raperda Pendidikan, Kesehatan dan difabel dan Forum Masyarakat Peduli Sumber Mata Air (KMPSMA) Malang Raya.

Walaupun dalam berkoalasi memunculkan kesulitan dalam melakukan kerja-kerja advokasi di tingkat komunikasi antar lembaga maupun individu, akan tetapi keberadaan koalisi ini memberikan gambaran bahwa keinginan untuk melakukan pengawalan secara bersama masih ada. Hanya saja perlu ada intensitas untuk saling bertemu antar lembaga dan individu dalam mengawal Malang Raya kedepan.

MCW sebagai lembaga yang tergabung dalam beberapa koalisi mempunyai harapan besar agar proses pengawalan demokrasi di tingkat lokal dikawal secara bersama. Karena MCW menyakini gerakan sosial merupakan gerakan secara kolektif yang memperjuangkan hak-hak kemanusian (humanism).

3. Posko Pengaduan Keliling sebagai Media Alternatif

Melihat banyaknya praktik pungutan liar yang terjadi di Malang Raya, MCW juga telah melakukan kegiatan posko pengaduan Keliling. Posko ini dilakukan mengingat ruang-ruang pengaduan yang disediakan sangat birokratis. Sehingga MCW melihat harus ada model alternative yang harus dilakukan untuk mendekatkan pada rakyat. Posko pengaduan keliling ini menjadi salah satu instrument untuk menjawab kondisi di lapangan.

Pola kerja posko pengaduan ini melibatkan seluruh elemen jaringan MCW, baik simpul pendidikan di Malang raya, LBH Pos Malang, The Semar Institute, Walhi Simpul Malang, Mahasiswa, dan komunitas-komuntas yang ada di warga. Pelibatan seluruh elemen tersebut agar mampu mewujudkan gerakan sosial yang tidak parsial.

Page 11: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

Page 12: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

Lampiran 1 : Kasus korupsi/penyimpangan yang ditangani oleh unit advokasi dan investigasi masih didominasi oleh kasus disektor pendidikan seperti yang ada pada kolom dibawah ini :

Laporan Kerja Unit Advokasi Dan Investigasi

Nama Kasus Posisi Kasus Modus Pelaku Bentuk AdvokasiLangkah selanjutnya

1. Tindak Kekerasan guru kepada siswanya (Pelanggaran Hak Asasi Manusia)

Kasus kekerasan oleh oknum Guru kepada siswa di SD Tulusrejo IV

Pencoretan wajah siswa, penamparan, pemukulan kepala dan penyobekan buku pelajaran siswa

Djarno Teguh Prasetyo dan Pihak sekolah SD Tulusrejo IV Lowokwaru melakukan pembiaran terhadap tindakan kekerasan tersebut

1. 06/12/12: MCW bersama KMPP mendatangi wali murid yang menjadi korban untuk klarifikasi kasus

2. 08-12-12 : MCW dan KMPP melayangkan surat Somasi ke pihak sekolah SD Tulurejo IV Malang

3. 14-12-12 : MCW dan KMPP melayangkan Somasi tembusan ke komisi D DPRD Kota Malang

4. 14-12-12 MCW dan KMPP melayangkan Somasi tembusan kepada Kepala Dinas pendidikan Kota Malang.

Langkah lanjutan:

Dalam klarifikasi yang disampaikan oleh pihak sekolah ditemukan beberapa point yang tidak tegas dan dapat disimpulakn bahwa sekolah tidak ada keinginan untuk memperbaiki kesalahnnya

Langkah advokasi yang akan ditempuh jika Dinas pendidikan belum

Page 13: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

melakukan langkah kongrit adalah dengan melaporkan kasus ini kepada KPAI(Komisi perlindungan Anak Indonesia)

2. Pungutan Liar untuk uang Gedung di SDN5 Sawojajar

Pungutan Liar untuk uang gedung di SDN 5 Sawojajar

Sekolah meminta sumbangan sukarela namun nominal sumbangan tersebut ditentukan oleh sekolah lewat komite sekolah

Kepala Sekolah, komite sekolah dan dinas pendidikan kota malang

1. 09-12-12: MCW menemui korban untuk mengklarifikasi serta meminta bukti-bukti terkait masalah tersebut

2. 13-12-12: MCW dan KMPP melayangkan surat Somasi ke Sekolah SD 5 Sawojajar

3. 14-12-12 MCW dan KMPP melayangkan Somasi tembusan kepada Kepala Dinas pendidikan Kota Malang.

4. 14-12-12 : MCW dan KMPP melayangkan Somasi tembusan ke komisi D DPRD Kota

Uang tersebut sangat memberatkan wali murid, karna rata-rata wali murid kurang mampu. Sampai saat ini sekolah belum memberikan klarifikasi. Sehingga MCW dan KMPP akan menempuh jalur hukum jika diperlukan,

Page 14: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

Malang karna ada indikasi mark up keungan dikarenakan dalam pembayaran tersebut tidak ada kwitansi

3. Pembayaran Uang bimbingan bahasa Inggris

Terjadi di SMPN 20 kota malang

Bimbingan belajar yang di adakan oleh sekolah namun bimbingan tersebut meminta uang sumbangan kepada wali murid sebesar 300.000,-

Kepala Sekolah, komite sekolah

1. 09-12-12: MCW bertemu korban untuk mengklarifikasi serta meminta bukti-bukti terkait masalah tersebut

2. 13-12-12: MCW dan KMPP melayangkan surat Somasi ke SMPN 20

3. 14-12-12 MCW dan KMPP melayangkan Somasi tembusan kepada Kepala Dinas pendidikan Kota Malang.14-12-12 : MCW dan KMPP melayangkan Somasi tembusan ke komisi D DPRD Kota Malang

Untuk kasus ini pihak sekolah sudah klarifikasi namun secara verbal, MCW mash menunggu klarifikasi secara tertulis yang kemudian akan dilakukan langkah selanjutnya sperti :

Bertemu pihak sekolah dan wali murid, jika memang klarifikasi pihak sekolah tidak sesuai

Page 15: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

denga point yang kita minta maka akan dilakukan tindakan hukum

4. Pungutan Liar SDN Karang Pandan II Kabupaten Malang

Wali Murid mengeluh dengan adanya pungutan antara Rp. 10.000,- s/d Rp. 45.000,- tiap bulan

Paguyuban menjadi alat untuk menarik pungutan;

Tabungan rekreasi yang memberatkan;

Membayar uang 5000,- setiap pengambilan raport

Kepala sekolah, Komite sekolah/panguyuban

1. 24-10-2012 KMPP menemui pihak sekolah untuk klarifikasi banyaknya pungutan liar, namun pihak sekolah tidak mau menghapus pungutan liat tersebut

2. 10-12-12: MCW dan KMPP melayangkan somasi kepada pihak sekolah untuk segara menghentikan pungutan liar yang diatas namakan sumbangan sukarela

Sampai saat ini pihak sekolah belum memberikan klarifikasi terkait somasi yang sudah kami layngkan, sehingga langkah selanjtnua adalah :

Mengadakan pertemuan dengan komite untuk mengklarifikasi masalah tersebut karna sekolah beralasan bahwa untuk menutup pungutan

Page 16: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

hanya komite yang berhak menghapus

Mengadakan siaran pers terkait masalah tersebut untuk membangun public opnion

5. Persoalan Tarikan menjelang UAS

Ujian Akhir Semester (UAS) menjadi alat untuk meminta pelunasan pembayaran

Momentumnya UAS sebagai alat untuk meminta pelunasan pembayaran yang menjadi bagian pungutan liar

Pihak-pihak sekolah di Kota malang melibatkan komite sekolah

1. 05-12-12: MCW dan KMPP meminta DPRD komisi D untuk mengawasi kinerja dinas pendidikan kota Malang agar mengawasi momentum UAS yang sering kali menjadi alat untuk meminta pelunasan terkait pungutan ;iat

Pertemuan tersebut mejadi bahan untuk mempreser DPRD untuk selalu mengawasi kinerja ekseskutif

Page 17: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

Lampiran 2. Unit Pengorganisasia Dugaan Korupsi dan Upaya melawan Hukum

Nama Kasus Posisi Kasus Modus Pelaku Bentuk AdvokasiLangkah Selanjutnya

Perkembangan kasus penyusutan lahan untuk pembangunan kampus II UIN

Lahan persawahan di Kecamatan Junrejo Kota Batu

Penyusutan lahan dan mark down anggaran pembayaran kepada pemilik lahan, sehingga pihak pemilik tanah merasa dirugikan oleh pihak UIN

Pihak kampus UIN Malang, kontraktor pembangunan

1. MCW dan HMI UIN Malang mendatangi Kajari Kota Malang untuk menanyakan terkait dinaikkanya status kasus tersebut dari penyelidikan ke level penyidikan, selain itu MCW mempertanyakan temuan nama yang masih dirahasiakan oleh pihak Kajari

MCW dan HMI UIN Malang akan melakukan langkah lanjutan berupa Aksi damai untuk mendesak Kajari agar mengungkapkan dua orang yang berinisial MH dan MW

Pengadaan LAB MIPA Universitas Negeri Malang

Terjadi di kampus UM Malang dalam pengemba

Berawal dari dana aliran yang sempat dikaitkan dengan dana dari Angelina Sondakh, dimana ada anggaran fiktif yang dibuat

Rektor UM Malang, Tender pemenang proyek pengadaan LAB MIPA kampus UM Malang

MCW dan Mahasiswa UM mengadakan aksi di kampus UM dalam rangka mendorong pihak rektorat untuk transparan dalam membeberkan kasus tersebut meskipun Kajari sudah menetapkan 2 tersangka yang terlibat kasus pengadaan dan penerimaan anggaran dari Angelina Sondak dan M. Nazaruddin

MCW dan Mahasiswa UM akan melakukan konsolidasi untuk menentukan arah lanjutan untuk meminta pihak rektorat terbuka terkait kasus tersebut

Page 18: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

Lampiran 3. Investigasi kasus dugaan korupsi dan upaya melawan hukum

Nama Kasus Posisi KasusAnggaran dan Nilai Kontrak

Kontraktor/penyelesaian Bentuk Investigasi Investigasi Selanjutnya

Pembangunan gedung pemerintahan terpadu Kota Batu (Block Office)

Pembangunan blok office berada di Jl. Panglima Sudirman kota Batu

Pembangunan gedung block office dimulai dari tahun 2011 dengan mengunakan APBD kota Batu sebesar 34.947.400.000,00

Pembangunan block office tendernya dimenangkan oleh PT. Prambanan Dwipaka

MCW melakukan investigasi lapangan ke lokasi pembangunan blok offoce guna mengetahui keadaan pembangunan, hasil investigasi lapangan dapat disimpulkan bahawasanya pembangunan blok office tersebut memang tidak serius karna tidak sesuai dengan anggaran pada tahap pertama. Untuk sementara saya berkesimpulan bahwasanya pembangunan kasus tersebut masih mengganjal sehingga perlu diadakan evaluasi yang kemudian disampaikan ke publik secara transparan

MCW untuk langkah selanjutnya akan melayangkan surat permohonan informasi terkait pembangunan block office kepada dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, dimana setelah mendapat informasi tersebut akan mempermudah proses kajian secara yuridis dan menentukan langkah yuridis

Page 19: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

Proyek dinas Dindik Kota Batu seragam batik untuk siswa SD dan SMP

Dinas pendidikan kota Batu dan sekolah SD-SMP se Kota Batu

Pengadaan pakaian batik tradisional ini mengunakan uang dari APBD 2012 kota Batu sebesar 459.696.000,00.

Pemenang tender ini adalah CV Cakra Ningrat. Pengadaan barang jasa ini harus diselesaikan dalam tahun 2012

MCW melakukan investigasi dengan melihat anggaran yang digunakan pada tender ini serta apakah tender ini sudah terselesaikan di akhir tahun ini, sehingga bisa dilihat kinerja keseriusan dari dinas pendidikan kota Batu

Jika dalam akhir tahun ini dindik belum menyelesaikan proyek ini maka dapat disimpulkna bahwa ada kongkalikong antara dindik dengan kontrakator

Kasus DAK KOTA BATU

Dinas Pendidikan kota Batu

anggaran DAK 2011 sebesar Rp 3,4 miliar

Dalam kasus ini, MCW menginvestigasi bahawasanya ada beberapa kejanggalan yang dilakukan oleh pihak Kajari kota Batu, terutama pihak kejari kota Batu tidak memiliki langkah kongkrit dalam menelusuri kasus tersbut meskipun sudah dinyatakan ada 6 tersangka dan beru 3 tersangka ditahan oleh kejari Kota Batu

MCW akan terus memonitoring berjalannya proses peradilan terhadap tersangka kasus DAK kota Batu

Page 20: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

Lampiran 4 : Unit Pendidikan dan Kampanye

No Kegiatan Tempat Tanggal Output Catatan

01 Rekrutmen dan Training Relawan

Wisma Kali Metro (11-12 Agustus-2012)

Untuk memberikan pendidikan anti korupsi kepada mahasiswa yang bersedia menjadi relawan mcw sehingga ada tambahan personil di mcw untuk melakukan kerja-kerja monitoring dan advokasi korupsi.

Peserta training sekitar 20 orang.

02 Aksi melawan lupa dalam Memperingati kematian Munir

Alun-alun Kota Batu 7 september 2012

Untuk mengingatkan kepada pemerintah terutama institusi penegak hukum untuk secepatnya menuntaskan kasus pembunuhan alm. Munir sebagai pejuang HAM di Indonesia.

Massa aksi hanya berjumlah 7 orang. aksi dilakukan didepan alun-alun kota batu dengan menutup mulut dan memakai baju hitam pertanda kematian hati Pemerintah/institusi penegak hukum dalam mengusut kasus Munir.

03 Aksi Menolak Money Politik dalam Pilkada Kota Batu

Alun-alun Kota batu Penyadaran kepada masyarakat tentang bahaya money politik dan kecurangan dalam pelaksanaan pesta demokrasi rakyat untuk memilih pemimpinnya.

Aksi dilaksanakan atas koalisi dengan FMPP, FMPA dan masyarakat Kota Batu.

04 Rekrutmen dan Training Relawan

Wisma Kali Metro (13-14 Oktober-2012 )

Untuk memberikan pendidikan anti korupsi kepada mahasiswa yang bersedia menjadi relawan anti korupsi mcw

Peserta yang mendaftar sebanyak 21 orang, yang mengikuti 15 orang. Training ini ditunda karena sedikitnya pendaftar kala itu. dan yang melanjutkan ikut terlibat dalam pelaksanaan pos pengaduan hanya sekitar 10 orang, adapun yang terlibat dalam analisis korupsi se jawa timu 9 relawan.

Page 21: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

05 Aksi Anti Korupsi dan HAM Tugu Kota Malang dan Alun-alun Malang (11 November)

Untuk memperingati hari anti korupsi sedunia dan melakukan penekanan kepada pemerintah untuk menciptakan tatakelola pemerintahan yang baik serta mengajak kepada semua masyarakt agar terlibat dalam melakukan pemberantasan korupsi di Indonesia.

Aksi ini terlaksana atas koalisi. MCW, PMKRI, HMI, KAMMI, HMJ IP UMM. Massa kurang dari yang di harapkan, ada beberapa factor, Massa HMI pecah melakukan aksi di titik lain, massa PMII yg diharapkan tidak bisa bergabung. Massa HMI UM dan HMI UIN yg notabene tlah di temani MCW dlm memborkar kasus di kampusnya tidak bisa masuk dalam FRAKSI.

Page 22: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 Malang Corruption Watch

Lampiran 5 : Foto Aktivitas

Foto ini diambil ketika Hari HAM dan Anti Korupsi pada 10 Desember 2012

Foto ini diambil ketika launcnging Posko Pengaduan Keliling pada 29 November 2012