laporan 5 fosil.docx

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fosil masih merupakan alat terbaik dalam mempelajari, mengkaji, dan menguji teori evolusi. Apa sih sebenarnya fosil itu ? Apa saja jenisnya, bagaimana terbentuknya ? Paleontologi adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari fosil. Seluk beluk fosil dipelajari oleh seorang paleontologist. Fosil sendiri adalah jejak kehidupan masa lalu. Banyak yang mengira kalau ketemu fosil Dinosaurus itu berupa tulang yang utuh, namun sebenarnya yang sering ditemukan itu hanyalah bagian dari tulang, atau tulang - tulang yang berserakan. Dahulu teori evolusi banyak diuji dengan melihat fosil-fosil yang merupakan peninggalan makhluk hidup pada masa lalu. Tetapi perlu diketahui juga bahwa Charles Darwin ketika membuat buku “the origin of species” tidak diawali dengan fosil namun lebih banyak memanfaatkan fenomena burung- burung di Galapagos.

Upload: afrisalarif

Post on 04-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN 5 FOSIL.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fosil masih merupakan alat terbaik dalam mempelajari, mengkaji, dan

menguji teori evolusi. Apa sih sebenarnya fosil itu ? Apa saja jenisnya, bagaimana

terbentuknya ? Paleontologi adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari fosil.

Seluk beluk fosil dipelajari oleh seorang paleontologist. Fosil sendiri adalah jejak

kehidupan masa lalu. Banyak yang mengira kalau ketemu fosil Dinosaurus itu

berupa tulang yang utuh, namun sebenarnya yang sering ditemukan itu hanyalah

bagian dari tulang, atau tulang - tulang yang berserakan. Dahulu teori evolusi

banyak diuji dengan melihat fosil-fosil yang merupakan peninggalan makhluk

hidup pada masa lalu. Tetapi perlu diketahui juga bahwa Charles Darwin ketika

membuat buku “the origin of species” tidak diawali dengan fosil namun lebih

banyak memanfaatkan fenomena burung- burung di Galapagos. Perkembangan

teori evolusi saat ini sudah menggunakan bermacam - macam metode mutahir,

tetapi jelas tidak hanya kearah masa kini dengan memamfaatkan DNA saja.

Dalam ilmu geologi, tujuan mempelajari fosil adalah untuk mempelajari

perkembangan kehidupan yang pernah ada di muka bumi sepanjang sejarah bumi,

mengetahui kondisi geografi dan iklim pada zaman saat fosil tersebut hidup,

menentukan umur relatif batuan yang terdapat di alam didasarkan atas kandungan

fosilnya, untuk menentukan lingkungan pengendapan batuan didasarkan atas sifat

dan ekologi kehidupan fosil yang dikandung dalam batuan tersebut, Untuk

Page 2: LAPORAN 5 FOSIL.docx

korelasi antar batuan batuan yang terdapat di alam (biostratigrafi) yaitu dengan

dasar kandungan fosil yang sejenis atau seumur.

Oleh karena itu untuk mengetahui fosil secara spesifik kita melakukan

praktikum yakni praktikum geologi fisik acara Fosil.

1.2 Tujuan

Maksud dari praktikum geologi fisik acara fosil adalah untuk mengetahui

pengertian mendalam mengenai fosil. Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum

ini adalah

1. Mengetahui pengertian dari fosil

2. Menjelaskan tentang proses-proses pemfosilan

3. Menjelaskan tentang kegunaan fosil dalam geologi

1.3 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum geologi fisik acara Fosil

yaitu sebagai berikut:

1. Kertas A4s

2. Format tabel praktikum

3. Fosil

4. Alat tulis-menulis

Page 3: LAPORAN 5 FOSIL.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Fosil

Kira-kira 550 juta tahun yang lalu longsoran lumpur yang terjadi di dasar

laut purba. Tumbuhan dan binatang terangkut pada proses tersebut ke dasar laut

yang lebih dalam lapisan sedimen lumpur yang kemudian mengalami litifikasi

menjadi serfih. Selanjutnya serpih mengalami pengankatan membentuk

pegunungan yang tinggi. Pada batuan tersebut ditemukan sejumlah sisa-sisa

organisme tadi yang beberapa jenis diantaranya masih tetap hidup sampai

sekarang sedang yang lainnya telah musnah.

Sisa-sisa kehidupan dimasa lampau yang telah mengalami pembatuan

disebut fosil. Fosil yang tertua adalah jejak yang sangat kecil dari organisme yang

menyerupai bakteri yang pernah hidup sekitar 3000 juta tahun yang lalu. Cabang

ilmu geologi yang pernah dipelajari tentang kehidupan yang pernah ada di masa

lampau disebut paleontologi. Paleontologi sangat membantu ahli geologi dalam

melakukan interpretasi mengenai sejarah bumi.

Fosil, dari bahasa Latin fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam

tanah”. Fosil adalah semua sisa, jejak, ataupun cetakan dari manusia, binatang,

dan tumbuh-tumbuhan yang telah terawetkan dalam suatu endapan batuan dari

masa geologis atau prasejarah yang telah berlalu. Fosil mahluk hidup terbentuk

ketika mahluk hidup pada zaman dahulu (lebih dari 11.000 tahun) terjebak dalam

lumpur atau pasir dan kemudian jasadnya tertutup oleh endapan lumpur. Endapan

lumpur tersebut akan mengeras menjadi batu di sekeliling mahluk hidup yang

Page 4: LAPORAN 5 FOSIL.docx

terkubur tersebut. Dari fosil yang ditemukan, yang paling banyak jumlahnya

adalah yang sangat lembut ukurannya seperti serbuk sari, misalnnya foraminifera,

ostracoda dan radiolarian. Sedangkan, hewan yang besar biasanya hancur

bercerai-cerai dan bagian tertentu yang ditemukan sebagai fosil.

Bentuk fosil ada dua macam yaitu fosil cetakan dan jejak fosil. Fosil

cetakan terjadi jika kerangka mahluk hidup yang terjebak di endapan lumpur

meninggalkan bekas (misalnya tulang) pada endapan tersebut yang membentuk

cetakan. Jika cetakan tersebut berisi lagi dengan endapan lumpur maka akan

terbentuk jejak fosil persis seperti kerangka aslinya.

Berdasarkan ukurannya, jenis fosil dibagi menjadi :

A. Macrofossil (Fosil Besar) , dipelajari tanpa menggunakan alat bantu

B. Microfossil (Fosil Kecil), dipelajari dengan alat bantu mikroskop

C. Nannofossil (Fosil Sangat kecil),  dipelajari menggunakan batuan mikroskop

khusus (dengan pembesaran hingga 1000x)

Fosil adalah sisa-sisa dari organisme yang hidup di masa lampau yang

kemudian terawetkan hingga bentuk sisa-sisanya masih dapat tampak di masa

kini. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa organisme harus segera tertutup material

sedimen agar sisa-sisa organisme terhindar dari proses pembusukan dan

penghancuran oleh organisme. Suatu benda dikatakan sebagai fosil apabila

memenuhi syarat-syarat berikut ini, yaitu:

A. Memiliki bagian tubuh yang keras, contohnya rangka, gigi, cangkang dan

jaringan kayu. Namun syarat ini tidak mutlak, karena dapat juga ditemukan

fosil hewan lunak.

Page 5: LAPORAN 5 FOSIL.docx

B. Tubuh organisme yang mati tidak mengalami kehancuran, pelapukan,

pembusukan.

C. Organisme harus segera terkubur material yang mencegah terjadinya

pembusukan.

D. Fosil harus terawetkan melalui proses yang alami.

E. Dapat terekam pada batuan sedimen pada umumnya.

F. Berumur lebih dari 11.000 tahun

2.1.1 Persebaran Fosil

Diketemukannya fosil-fosil yang berasal dari binatang dan tumbuhan yang

tersebar luas dan terpisah di beberapa benua.

A. Fosil Cynognathus , suatu reptil yang hidup sekitar 240 juta ta hun yang lalu

dan ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika.

B. Fosil Mesosaurus, suatu reptil yang hidup di danau air tawar dan sungai yang

hidup sekitar 260 juta tahun yang lalu, ditemukan di benua Amerika Selatan

dan benua Afrika.

C. Fosil Lystrosaurus , suatu reptil yang hidup di daratan sekitar 240 juta ta hun

yang lalu, ditemukan di benua benua Af rika, India, dan Antartika.

D. Fosil Clossopteris, suatu tanaman yang hidup 260 juta tahun yang lalu,

dijumpai di benua benua Afrika, Amerika Selatan, India, Australia, dan

Antartika.

Page 6: LAPORAN 5 FOSIL.docx

2.2 Proses Pemfosilan

Proses pemfosilan adalah proses perubahan dari organisme hidup menjadi

fosil. Untuk mengetahui bagaimana fosil terbentuk, tergantung apa yang terjadi

setelah organisme tersebut mati. Kebanyakan organisme yang telah mati dimakan

oleh binatang atau hancur karena organisme yang lainnya. Selain itu, proses

dekomposisi dapat juga menghancurkan organisme tersebut. Rposes tersebut

kadang sangat eaktif, sehingga dapat menghilangkan sama sekali jejak-jejak dari

organisme yang telah mati. Tetapi ada kondisi tertentu sisa atau jejak organisme

yang mati tersebut dapat terawetkan dan menjadi fosil.

2.2.1 Proses Fosilisasi pada Mahluk Hidup

Batuan sedimen terbentuk dari lapisan mineral yang mengendap dan

memisah dari air. Pasir dan endapan lumpur yang sudah lapuk dan tererosi dari

tanah dibawah ke sungai menuju ke laut atau rawa, di mana bagian sedimen

tersebut akan mengendap ke bagian dasar. Sedimen akan menumpuk dan menekan

endapan yang lebih tua untuk menjadi batu.

Ketika ada kehidupan organisme air atau organisme darat yang terbawa

dari ke lautan atau rawa itu mati, maka organisme tersebut akan terendapkan

bersama-sama dengan sedimen dan akan terawetkan menjadi fosil. Catatan fosil

merupakan susunan teratur di mana fosil mengendap dalam lapisan, atau strata,

pada batuan sedimen yang menandai berlalunya waktu geologis. Fossil record

memiliki data yang tidak lengkap. Hal ini dikarenakan banyaknya di periode masa

lalu namun tidak diimbangi dengan proses sedimentasi.

Page 7: LAPORAN 5 FOSIL.docx

Fosil digunakan untuk mencari jejak kehidupan masa lalu. Fosil ini tidak

hanya sisa-sisa organisme yang sebenarnya, seperti gigi, tulang, kerang, dan daun

(fosil tubuh), tetapi juga hasil dari aktivitas mereka, seperti liang dan sidik jari

kaki (jejak fosil), dan senyawa organik yang mereka hasilkan oleh proses

biokimia (fosil kimia). Bahkan kadang-kadang, struktur anorganik juga dihasilkan

lewat jejak kehidupan, yang dikenal dengan pseudofossils.

2.2.2 Penentuan Umur Fosil

Salah satu penentuan umur fosil adalah dengan menggunakan metode

radiometric dating. Metode ini paling sering dipakai untuk menentukan fosil

dengan cara menentukan umur batuan dan fosil pada skala waktu absolut. Fosil

mengandung isotop unsur yang terakumulasi dalam organisme ketika masih

hidup. Karena setiap isotop radioaktif memiliki laju peluruhan yang sudah tetap,

isotop itu dapat digunakan untuk menentukan umur suatu spesimen. Waktu paruh

(half-life) suatu isotop, yaitu jumlah rentang waktu yang diperlukan untuk

meluruhkan 50% dari sampel awal. Sebagai contoh karbon memiliki waktu paruh

sebesar 5600-5730 tahun, yang merupakan suatu laju peluruhan yang efektif

untuk menentukan umur fosil yang relatif muda. Sebagai contoh ketika suatu

organisme tersebut masih hidup, organisme tersebut mengasimilasi isotop yang

berbeda, salah satunya karbon. Setelah organisme tersebut mati maka karbon

tersebut tersimpan dan akan meluruh sesuai dengan lama fosil tersebut. Sementara

untuk isotop yang lebih lama bisa menggunakan uranium, yang memiliki waktu

paruh 4,5 miliar tahun.

Page 8: LAPORAN 5 FOSIL.docx

Sinar kosmik menumbuk atmosfer dan melepaskan neutron yang

selanjutnya neutron tersebut akan menumbuk atom nitrogen untuk menghasilkan

karbon yang selanjutnya akan diambil oleh organisme.

2.2.3 Mekanisme Fosilisasi

Untuk memahami proses fosilisasi, maka salah satu ilmu yang

mempelajari tentang proses fosilisasi disebut dengan taphonomy. Ilmu ini

memahami mekasnisme perubahan mulai dari kehidupan (life), kematian (death),

pengawetan (preservation), ketahanan (survival), dan penemuan (discovery) dari

suatu organisme. Dalam studi tentang mekanisme fosilisasi, maka proses tersebut

dimulai ketika organisme tersebut sudah mati dan akan terawetkan melalui

sedimentasi. Adapun tipe-tipe pengawetan fosil adalah permineralisasi,,

replacement, unaltered, bioimmuration dan karbonisasi.

1. Pemineralisasi

Pemineralisasi merupakan tipe pengawetan dimana setelah organisme

terekubur, maka bagian tubuhnya akan digantikan oleh mineral melalui ruang-

ruang dalam organisme tersebut. Sementara rekristalisasi merupakan pengawetan

dimana bagian tubuhnya digantikan oleh kristal seperti hydroxy apatite, aragonite,

dan calcite.

2. Replacement

Replacement merupakan tipe pengawetan yang mana bagian dari tubuh

organisme digantikan oleh mineral lain.

Page 9: LAPORAN 5 FOSIL.docx

3. Unaltered

Merupakan tipe fosil yang mana bagian dari fosil tersebut masih

menyisakan mineral aslinya seperti tulang.

4. Bioimmuration

Adalah tipe pengawetan fosil dimana bahan yang akan mengisi bagian

organisme tersebut masih tercampur dengan bagian tubuh organisme tersebut

seperti tulang atau cangkang.

5. Karbonisasi

Tipe pengawetan ini banyak ditemukan pada tanaman ketika tanaman

tersebut banyak mengandung unsur karbon seperti karbohidrat dan dalam bentuk

fosil berwarna kehitaman akibat proses penguraian yang dilakukan bakteri

kekurangan oksigen dan berada pada tekanan yang tinggi.

Suatu perairan mengalami sedimentasi akibat erosi dari sungai. Dan ketika

ada organisme yang mati maka akan tersedimentasi dan membentuk fosil dan

selanjutnya sedimentasi masih berlanjut sehingga ketika ada organisme yang mati

lagi, maka akan tersedimentasi dan terbentuklah lapisan sedimen dengan berbgai

macam jenis fosil yang bebeda umurnya.

2.2.4 Syarat Terjadinya Fosilisasi

Untuk menjadi fosil, maka organisme harus mengalami beberapa

persyatan antara lain:

A. Organisme yang mati harus segera terkubur agar terhindar dari kerusakan

akibat pembusukan atau agen pelapukan seperti angin atau perubahan suhu.

Page 10: LAPORAN 5 FOSIL.docx

B. Organisme yang terkubur dalam keadaan anaerob agar bakteri aerobik tidak

bisa membusukkan akibat kekurangan oksigen seperti daerah rawa-rawa.

C. Mengandung bagian-bagian yang keras yang masih bisa dipertahankan.

2.2.5 Tipe-Tipe Fosil

Adpun tipe tipe fosil yang pada umumnya ditemukan adalah sebagai berikut:

A. Fosil Amber Amber adalah getah pohon atau resin yang telah membatu yang

mengandung senyawa terpen yang mudah menguap, sehingga ketika ada

organisme yang terperangkap maka akan terawetkan dengan sempurna

menjadi fosil.

B. Fosil Jejak (Ichnofossils) Fosil jejak merupakan rekaman dari aktivitas suatu

organisme. Fosil jejak merepresentasikan aktivitas yang terjadi ketika

organisme tersebut masih hidup. Fosil jejak dapat berupa tracks (tapak), trail

(jejak tubuh), boring (lubang), burrows (liang), eggshells (cangkang telur),

nests (sarang burung), coprolites (fosil kotoran), dan gastroliths.

Page 11: LAPORAN 5 FOSIL.docx

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil dari praktikum geologi fisik acara Fosil saya lampirkan

dalam bentuk tabel sebagai berikut:

A. Neptunea Gontrapita

PRKTIKUM GEOLOGI FISIK

Acara : Fosil Nama : Muh. Afrisal Arif

Hari/Tgl : Selasa / 6 Oktober 2015 Nim : D61115006

Keterangan:

1. Aportur

2. Umbo

3. Kamar

No.sampel : 1898

Filum : Molusca

Kelas : Neogastropoda

Ordo : Neogastropoda

Family : Neptunea

Genus : Neptunea

Spesies : Neptunea gontrapia

Proses pemfosilan : Mineralisasi

Komposisi mineral : CaCo3

Bentuk Fosil : Konikal

Genesa : Terbentuk didaratan

Ventral Dorsal Samping

1

2 3

Page 12: LAPORAN 5 FOSIL.docx

B. Thecosmilia Trichotoma

PRKTIKUM GEOLOGI FISIK

Acara : Fosil Nama : Muh. Afrisal Arif

Hari/Tgl : Selasa / 6 Oktober 2015 Nim : D61115006

Keterangan:

1. Aportur

2. Umbo

No.sampel :

Filum : Coelonterata

Kelas : Antropoda

Ordo : Sclebactina

Family : Thecosmilia

Genus : Thecosmilia

Spesies : Thecosmilia Trichotoma

Proses pemfosilan : Mineralisasi

Komposisi mineral : CaCo3

Bentuk Fosil : Konikal

Umur : Upper Jurassic

Genesa : Terbentuk didasar laut dalam

Ventral Dorsal Samping

1 2

1

Page 13: LAPORAN 5 FOSIL.docx

C. Omphyma Subturbinata

PRKTIKUM GEOLOGI FISIK

Acara : Fosil Nama : Muh. Afrisal Arif

Hari/Tgl : Selasa / 6 Oktober 2015 Nim : D61115006

Keterangan:

1. Aportur

2. Umbo

3. Test

No. Sampel :

Filum : Cnidari

Kelas : Anthozoa

Ordo : Rugosa

Family : Omphyma

Genus : Omphyma

Spesies : Omphyma subturbinata

Proses pemfosilan : Mineralisasi

Komposisi mineral : CaCo3

Bentuk Fosil : Konikal

Umur : Silurian

Genesa : Terbentuk didaratan

Ventral Dorsal Samping

Page 14: LAPORAN 5 FOSIL.docx

3.2 Pembahasan

Adapun pembahasan dari hasil praktikum adalah sebagai berikut:

3.2.1 Sampel Fosil Pertama

Gambar 3.2.1 Fosil Neptunea Contralia

Sampel ini merupakan dalam spesies Neptunea Contralia, klasifikasinya

termasuk dalam filum moluska, kelas Gastropoda , berordo Neograstopoda

termasuk dalam family Neptuneae. Genus dari sampel ini adalah Neptunea, pada

sampel ini proses pemfosilan adalah permineralisasi dimana rongga dalam

cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya,

sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang, komposisi mineral

adalah karbonat, bentuk fosil konikal yaitu menyerupai cangkang, umur fosil ini

adalah silur tengah yaitu pada masa paleozoikum, Ganesa sampel ini adlaah

dataran, diketahui karena komposisi mineral pada fosil ini adalah karbonat.

Page 15: LAPORAN 5 FOSIL.docx

3.2.3 Sampel Fosil Kedua

Gambar 3.2.3 Fosil Thescomilia Trichotomo

Sampel ini merupakan dalam spesies Thescomilia Trichotomo,

klasifikasinya termasuk dalam filum Coelenterata, kelas Anthozoa , berordo

Scleractinia termasuk dalam family Thescosmilianidae. Genus dari sampel ini

adalah Thecosmilia, pada sampel ini proses pemfosilan adalah Replacement yaitu

terjadi jika cangkang, rangka, tulang atau jaringan lain terubah oleh mineral lain.

Komposisi mineral adalah Silika dengan bentuk fosil Simetris radial yaitu

menempel, umur kapur tengah dan ditemukan di dasar laut dalam, diketahui

karena mineral penyusunnya adalah Silika.

Page 16: LAPORAN 5 FOSIL.docx

3.2.3 Sampel Fosil Ketiga

Gambar 3.2.3 Fosil Omphyma Subturbinata

Sampel ini merupakan dalam spesie Omphyma Subturbinata,

klasifikasinya termasuk dalam filum Mollusca, kelas Antrozoa , berordo Rugosa

termasuk dalam family Omphymadeae. Genus dari sampel ini adalah Omphyma,

pada sampel ini proses pemfosilan adalah kristalisasi atau pembekuan merupakan

suatu proses pemfosilan yang umum, dimana sisa-sisa organisme terkena suhu

dan tekanan yang lebih tinggi sehingga mineral-mineral penyusunnya berubah

kebentuk yang lebih stabil pada skala maskroskopi, namun pada skala yang lebih

kecil, struktur-struktur halus dari fosil tidak lagi kelihatanatau berubah, mengikuti

kristal dari mineral baru, komposisi mineralny adalah karbonat, dengan bentuk

fosil konikal yaitu menyerupai cangkang dan ditemukan di dataran, diketahui

karena mineral penyusunnya karbonat.

Page 17: LAPORAN 5 FOSIL.docx

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari percobaan diatas dapat diratik kesimpulan bahwa

1. Fosil adalah sisa jejak atau bekas organisme pada masa lampau yang

mengalami pengendapan sehingga membentuk batuan. Fosil adalah petunjuk

terpenting rincian kehidupan prasejarah

2. Adapun proses pemfosilan yaitu, Permineralisasi merupakan proses

pengawetan dimana rongga dalam cangkang terisi oleh mineral yang

diendapkan oleh air tanah yang memasukinya, sehingga terbentuk cetakan

bagian dalam dari cangkang. Mineral pengisi bisa sama atau lain dengan

mineral pembentuk cangkang asli. Replacement terjadi jika cangkang,

rangka, tulang atau jaringan lain terubah oleh mineral lain. Suatu cangkang

disebut sebagai mengalami rekristalisasi apabila bentuk asli masih terawetkan

tetapi tersusun oleh kristal dari mineral yang berbeda. Rekristalisasi

merupakan suatu proses pemfosilan yang umum, dimana sisa-sisa organisme

terkena suhu dan tekanan yang lebih tinggi sehingga mineral-mineral

penyusunnya berubah kebentuk yang lebih stabil pada skala maskroskopi,

namun pada skala yang lebih kecil, struktur-struktur halus dari fosil tidak lagi

kelihatanatau berubah, mengikuti Kristal dari mineral baru.

3. Adapun kegunaan fosil dalam geolodi antara lain

1. Menentukan umur relatif batuan yang mengandungnya

2. Mengetahui lingkungan pengendapan batuan yang mengandungnya

Page 18: LAPORAN 5 FOSIL.docx

3. Mengetahui kedalaman (batimetri) lingkungan pengendapannya

4. Mengetahui Paleoklimatologi (Iklim di masa lampau)

5. Mengetahui Paleoekologi (Ekologi di masa lampau)

6. Melakukan korelasi umur antara batuan yang satu dengan yang lain.

4.2 Saran

Saran saya dalam pelaksanaan praktikum ini adalah mahasiswa dapat lebih

aktif untuk mempelajari lebih dalam tentang materi Metamorfisme yang

merupakan bagian dari ilmu geologi dan diharapkan agar pembuatan laporan ini

merupakan titik acuan pembelajaran ilmu geologi khususnya mata kuliah geologi

fisik.