laporan 4_ preparat maserasi

13
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroteknik merupakan ilmu yang mempelajari tehnik pembuatan sediaan atau preparat secara mikroskopis sehingga dapat diamati dan dianalisis. Dalam mikroteknik, sediaan yang dibuat berbahan dasar sel atau jaringan. Sel atau jaringan yang digunakan misalnya sel tumbuhan. Mikroteknik semakin berkembang dewasa saat ini, banyak metode yang digunakan untuk pembuatan sediaan tergantung bahan yang akan digunakan, misalnya batang tumbuhan. Batang tumbuhan kebanyakan dibuat dengan menggunakan metode maserasi. Proses yang menghasilkan keseimbangan konsentrasi antara larutan dan residu padat dikenal dengan istilah maserasi, atau dapat pula digesti serta ultrasonic ekstraksi Maserasi merupakan metode penyarian senyawa kimia secara sederhana dengan cara merendam simplisia atau organ tumbuhan pada suhu kamar dengan menggunakan pelarut yang sesuai sehingga bahan menjadi lunak dan larut Preparat maserasi selalu digunakan pada batang-batang tumbuhan karena batang tumbuhan lebih variatif dalam bentuk sel. Selain itu, pada batang tumbuhan mudah diamati serta memiliki bentuk yang khas dalam gambaran jaringannya. Pemilihan maserasi sebagai metode dalam pembuatan sediaan, karena metode maserasi menggunakan cara dan alat yang sederhana. Jadi, metode maserasi ini memang lebih cocok jika digunakan pada sel atau jaringan tumbuhan jika dibandingkan dengan sel atau jaringan pada hewan. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan praktikum Preparat Maserasi.

Upload: syawal-endless

Post on 18-Jan-2016

308 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

sfvdsv

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan 4_ Preparat Maserasi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroteknik merupakan ilmu yang mempelajari tehnik pembuatan sediaan

atau preparat secara mikroskopis sehingga dapat diamati dan dianalisis. Dalam

mikroteknik, sediaan yang dibuat berbahan dasar sel atau jaringan. Sel atau

jaringan yang digunakan misalnya sel tumbuhan. Mikroteknik semakin

berkembang dewasa saat ini, banyak metode yang digunakan untuk pembuatan

sediaan tergantung bahan yang akan digunakan, misalnya batang tumbuhan.

Batang tumbuhan kebanyakan dibuat dengan menggunakan metode maserasi.

Proses yang menghasilkan keseimbangan konsentrasi antara larutan dan

residu padat dikenal dengan istilah maserasi, atau dapat pula digesti serta

ultrasonic ekstraksi Maserasi merupakan metode penyarian senyawa kimia

secara sederhana dengan cara merendam simplisia atau organ tumbuhan pada

suhu kamar dengan menggunakan pelarut yang sesuai sehingga bahan menjadi

lunak dan larut Preparat maserasi selalu digunakan pada batang-batang

tumbuhan karena batang tumbuhan lebih variatif dalam bentuk sel. Selain itu,

pada batang tumbuhan mudah diamati serta memiliki bentuk yang khas dalam

gambaran jaringannya.

Pemilihan maserasi sebagai metode dalam pembuatan sediaan, karena

metode maserasi menggunakan cara dan alat yang sederhana. Jadi, metode

maserasi ini memang lebih cocok jika digunakan pada sel atau jaringan

tumbuhan jika dibandingkan dengan sel atau jaringan pada hewan. Berdasarkan

uraian di atas, maka perlu diadakan praktikum Preparat Maserasi.

Page 2: Laporan 4_ Preparat Maserasi

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat pada praktikum preparat maserasi adalah

bagaimana cara membuat sediaan dengan cara menghancurkan lamella tengah

yang menghubungkan antara satu sel dengan sel lainnya sehingga diperoleh

gambaran bentuk utuh dari sel-sel tersebut ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang indin dicapai pada praktikum preparat maserasi adalah untuk

mengetahui cara membuat sediaan dengan cara menghancurkan lamella tengah

yang menghubungkan antara satu sel dengan sel lainnya sehingga diperoleh

gambaran bentuk utuh dari sel-sel tersebut.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti praktikum preparat maserasi

adalah dapat mengetahui cara membuat sediaan dengan cara menghancurkan

lamella tengah yang menghubungkan antara satu sel dengan sel lainnya sehingga

diperoleh gambaran bentuk utuh dari sel-sel tersebut.

Page 3: Laporan 4_ Preparat Maserasi

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ekstraksi secara refluks membutuhkan peralatan khusus, waktu yang relatif

lama, energi dan bahan kimia yang cukup banyak, sehingga diperlukan alternatif

ekstraksi yang lebih sederhana, cepat, efisien dan tidak mahal, namun tetap

memenuhi kaidah-kaidah analisis. Ekstraksi secara sonikasi sangat tepat diterapkan

pada analisa dalam jumlah massif dengan waktu yang terbatas. Sedangkan maserasi

merupakan cara yang sangat sederhana dan tidak membutuhkan peralatan khusus

sehingga dapat diterapkan di semua laboratorium (Mujahid, 2010).

Metode maserasi dari Franklin digunakan untuk membuat preparat. Potongan

ibu tangkai daun direbus hingga mendidih dalam campuran 1 bagian AAG dan 2 bagian

hydrogen peroksida (30%) hingga lunak. Setelah itu dimaserasi dan dicuci dengan air

dilanjutkan pewarnaan dengan 1% safranin dalam air selama 24 jam. Pencucian dengan

air, dehidrasi menggunakan alkohol bertingkat (20%-100%) masing-masing 15 menit.

Dealkoholisasi dengan alkohol absolute dan xilol (3:1; 1:1; 1:3) masing-masing selama

10 menit, kemudian xilol murni. Selanjutnya penempelan dan penutupan dengan

canada balsam dan labeling. Pengamatan dilakukan dengan mikroskop cahaya tipe

L301 (Puspawati, 2013).

Teknik untuk mendapatkan ekstrak tumbuhan dapat dilakukan dengan

beberapa metode. Maserasi dan ekstraksi sinambung merupakan dua metode ekstraksi

yang lazim digunakan. Maserasi adalah proses penyarian dengan cara perendaman

serbuk dalam air atau pelarut organic sampai meresap yang akan melunakkan susunan

sel, sehingga zat-zat yang terkandung di dalamnya akan terlarut. Ekstraksi sinambung

adalah ekstraksi dengan cara panas yang umumnya menggunakan soxhlet, sehingga

Page 4: Laporan 4_ Preparat Maserasi

terjadi ekstraksi berkesinambungan dengan jumlah pelarut relative konstan dengan

adanya pendingin balik (Daud, 2011).

Minyak mawar dapat diproduksi dengan menggunakan metode ekstraksi

pelarut diantaranya adalah maserasi. Maserasi merupakan cara ekstraksi sederhana

yang dilakukan dengan cara merendam bahan dalam pelarut selama beberapa hari

pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya. Proses ini digunakan untuk

mengekstraksi minyak bunga mawar yang menghasilkan rendemen minyak yang

rendah. Keuntungan dari metode ini adalah peralatan yang digunakan sederhana

(Damayanti, 2012).

Sel serat merupakan sel meristematik yang telah mengalami diferensiasi.

Pertumbuhan dan perkembangan serat merupakan hasil dari proses pertambahan

jumlah dan ukuran sel. Pertambahan jumlah sel suatu organisme terjadi karena

proses pembelahan sedangkan proses penambahan ukuran sel terjadi karena proses

pembentangan sel. Proses pembelahan sel menentukan dasar untuk pertumbuhan

yang merupakan serangkaian proses yang diatur secara biokimia (Astuti, 2010).

Page 5: Laporan 4_ Preparat Maserasi

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum preparat maserasi dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 November

2014 pukul 08.00-13.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan

Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu

Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada praktikum preparat maserasi dapat

di lihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum Preparat Maserasi

No. Nama Alat Kegunaan

1. Cawan Petri Untuk menyimpan objek yang akan diamati

2. Mikroskop Untuk mengamati sel-sel batang tumbuhan

3. Pipet tetes Untuk mengambil larutan

5. Kamera Untuk mendokumentasikan hasil

pengamatan

4. Stopwatch Untuk menghitung waktu perendaman

6. Silet Untuk memotong batang tumbuhan

7. Kaca benda Untuk tempat menyimpan objek yang akan

diamati

8. Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan

9. Kaca penutup Untuk menutupi objek yang ada pada kaca

benda

10. Hot plate Untuk memanaskan larutan

11. Pinset Untuk mengambil batang tumbuhan pada

saat perebusan

12. Gelas beker Untuk menyimpan larutan dan merebus

batang tumbuhan

13. Batang pengaduk Untuk mengaduk batang tumbuhan ketika

perebusan

Page 6: Laporan 4_ Preparat Maserasi

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Preparat Maserasi

dapat di lihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum Preparat Maserasi

No. Bahan Kegunaan

1. Batang kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis),

kembang kertas

(Bougenvillea spectabilis),

jati (Tectona grandis), pinus

(Pinus merkusii), mahoni

(Swetenia macrophila) dan

akasia (Akasia sp.)

Sebagai objek yang akan diamati

2. Alkohol 70% Sebagai larutan fiksatif

3. Aquades Sebagai larutan pencuci

4. KOH 10% Sebagai

5. Safranin Sebagai larutan pewarna

6. Asam nitrat 25% Sebagai larutan pelunak batang

7. Gliserin 30% Sebagai penjernih

8. Tisu Sebagai pembersih sisa larutan

9. Kertas label Sebagai penanda preparat

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum preparat maserasi adalah

sebagai berikut :

1. Memotong kayu menjadi bagian-bagian kecil dengan diameter seperti

batang korek api.

2. Merebus potongan kayu dengan air sampai tenggelam.

3. Memotong kayu menjadi potongan kecil ± 5 mm.

4. Merebus potongan kayu dalam KOH 10% mendidih selama 5 menit

5. Mencuci dalam air mengalir.

6. Memasukkan potongan kayu dalam larutan asam nitrat 10% sampai lunak.

Page 7: Laporan 4_ Preparat Maserasi

7. Mencuci kembali potongan kayu.

8. Mewarnai potongan menggunakan safranin 1% selama 30 menit.

9. Memisahkan potongan kayu menggunakan ujung pensil.

10. Meneteskan larutan gliserin 30% diatas bahan, lalu menutupnya dengan

kaca penutup.

11. Membersihkan sisa larutan gliserin menggunakan tisu.

12. Melakukan pengamatan.

Page 8: Laporan 4_ Preparat Maserasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum Preparat Maserasi dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil pengamatan pada praktikum Preparat Maserasi

No Gambar Pengamatan Keterangan

1. Batang akasia

(Akasia sp.)

1. Trakea

2. Trakeid

2. Batang kembang kertas

(Bougenvillea

spectabilis)

1. Trakea

2. Trakeid

3. Batang jati

(Tectona grandis)

1. Trakea

2. Trakeid

1

2

1

2

2

1

Page 9: Laporan 4_ Preparat Maserasi

4. Batang kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis)

1. Trakea

2. Trakeid

5. Batang pinus

(Pinus merkusii)

1. Trakeid

6. Batang Mahoni

(Swetenia macrophila)

1. Trakea

2. Trakeid

B. Pembahasan

Metode yang digunakan pada praktikum preparat maserasi pada batang

kali ini adalah metode Jeffrey. Tetapi cara kerja yang dipakai kurang lebih

tetaplah sama seperti pembuatan preparat pada umumnya. Bedanya disini tidak

ada proses fiksasi dan juga terjadi perendaman dengan larutan KOH 10% pada

proses pemanasan. Kemungkinan besar hal ini karena tujuan dari pembuatan

preparat itu sendiri yang bukan untuk melihat gambaran dari organel – organel

1

2

1

1

2

Page 10: Laporan 4_ Preparat Maserasi

sel bagian dalam melainkan hanya melihat bentuk–bentuk selnya saja. Tetapi

untuk proses pewarnaan, pencucian dan pengamatan tetap ada.

Praktikum maserasi pada batang yang menggunakan batang dari berbagai

tanaman terlebih dahulu batang dipotong – potong sampai menjadi potongan

yang berukuran kecil (± 5 mm). Hal ini untuk memudahkan dalam penglihatan

di bawah mikroskop, apabila batang dipotong dengan ukuran besar ditakutkan

sel batang tersebut tidak terlitah dibawah mikroskop. Potongan-potongan itu lalu

direndam dengan KOH 10 % sampai mendidih selama 3 menit perendaman pada

larutan KOH dilakukan agar batng menjadi lunak sehingga sel-sel tidak terlalu

rapat sehingga mudah diamati dibawah mikroskop. Setelah perendaman larutan

KOH 10% batang-batang tersebut dicuci di bawah air mengalir. Ini dilakukan

agar larutan KOH tadi larut terbawa air.

Batang-batang tersebut dimasukkan dalam campuran asam nitrat dan asam

khromat masing – masing 10 % dengan perbandingan yang sama sampai bahan

menjadi benar-benar lunak. Asam nitrat dan asam kromat berfungsi untuk

melunakan batang-batang tersebut, perendaman tidak boleh terlalu lama karena

dapat menyebabkan sel batang menjadi hancur. Kalau sudah lunak dicuci

kembali dalam air mengalir, hal ini dilakukan untuk melarutkan larutan asam

nitrat dan asam kromat dan dilakukan proses pewarnaan dengan menggunakan

safranin 1% selama 20 menit. Pewarnaan safranin ini mengakibatkan warna

merah pada sel batang dan juga pewarnaan ini untuk memperjelas bentuk sel

agar tampak jika diamati dibawah mikroskop. Kemudian dicuci lagi dalam air

yang mengalir.

Page 11: Laporan 4_ Preparat Maserasi

Langkah selanjutnya yakni dipisah-pisahkan bagian – bagiannya dengan

menggunakan pensil. Pada proses akhir, preparat diletakkan pada kaca objek

kemudian menutup preparat tersebut agar tidak terganggu oleh mikroorganisme

dengan kaca penutup. Kemudian diberi label pada ujung gelag objek agar tidak

tertukar dengan preparat batang yang lainnya. Dan preparat tersebut siap diamati

dibawah mikroskop.

Hasil pengamatan pada preparat maserasi batang spesies tanaman, preparat

yang dibuat sudah cukup baik sebab preparat dapat diamati dibawah mikroskop

dan terlihat jelas bagian-bagian dari batang tanaman. Maserasi batang untuk

tumbuhan angiospermae meliputi batang akasia (Akasia sp.), batang kembang

kertas (Bougenvillea spectabilis), batang jati (Tectona grandis), batang kembang

sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), dan atang Mahoni (Swetenia macrophila)

terlihat jelas bagian-bagian dari batang berupa trakeid dan trakhea yang berperan

dalam translokasi air dan mineral pada batang, sedangkan pada maserasi batang

pinus (Pinus merkusii) yang merupakan tumbuhan gymnospermae bagian yang

terlihat hanya trakeid.

Page 12: Laporan 4_ Preparat Maserasi

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum Preparat Maserasi adalah

pembuatan preparat maserasi menggunakan batang dari berbagai spesies

tanaman proses atau tahap kerjanya hampir sama dengan pembuatan preparat

yang lain pada umumnya. Tetapi yang membedakan pada pembuatan preparat

maserasi tidak melalui tahap fiksasi, hanya saja ada tahap perendaman dalam

larutan KOH 10% untuk melunakkan objek pengamatan. Hasil pengamatan pada

preparat maserasi juga memberi gambaran yang jelas mengenai bentuk-bentuk

sel dan bagian-bagian dari sel batang seperti trakea dan trakeid.

B. Saran

Saran yang dapat diajukan pada praktikum preparat whole mount stomata

adalah agar praktikan dalam pembuatan preparat harus mengikuti metode atau

prosedur dengan baik dan benar sehingga memperoleh hasil preparat yang bagus

yang dapat diamati dan dianalisis serta mengikuti arahan asisten agar praktikum

dapat berjalan sesuai dengan harapan

Page 13: Laporan 4_ Preparat Maserasi

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, T., dan Darmanti, S., 2010, Perkembangan Serat Batang Rosella (Hibiscus

sabdariffa var.Sabdariffa) dengan Perlakuan Naungan dan Volume

Penyiraman yang Berbeda, J. Buletin Anatomi dan Fisologi, XVIII (2)

Damayanti, A., dan Fitriana, E. A., 2012, Pemungutan Minyak Atsiri Mawar (Rose

Oil) Dengan Metode Maserasi, J. Bahan Alam Terbarukan, I (2) Daud, M. F., Sadiyah, E. R., dan Rismawati, E., 2011, Pengaruh Perbedaan Metode

Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.,) Berdaging Buah Putih, J. Sains Teknologi dan Kesehatan, V (1)

Mujahid, R., Awal., dan Nita, S., 2010, Maserasi Sebagai Alternatif Ekstraksi Pada

Penetapan Kadar Kurkuminoid Simplisia Temulawak (Curcuma

Xanthorriza Roxb), J. Teknologi Kimia dan Industri, VIII (2)

Puspawati, N. M., Kriswiyanti, E., Dan Junitha, I. K., 2013, Profil Struktur Serat

Ibu Tangkai Daun Antara Induk Dan Anakan Kelapa (Cocos Nucifera L

“Rangda”), J. Simbiosis, I (2)