lapkas lbp ec hnp
TRANSCRIPT
LBP e.c HERNIA NUKLEUS PULPOSUS(HNP) L4-5
Oleh:
Eka Anggi Kusumah04.45431.00221.09
Pembimbing:
dr. Susilo. S, Sp. S
Lab/SMF Penyakit SarafProgram Studi Kedokteran Umum
Universitas MulawarmanRSUD AW SJAHRANIE
Samarinda
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Nyeri punggung bawah adalah gejala yang paling sering timbul di
masyarakat kita. Hampir setiap orang pernah mengalami episode nyeri
punggung bawah di sepanjang hidupnya. Nyeri dapat bervariasi dari berat
dan berlangsung lama sampai sedang dan sebentar. Ini akan membaik
dalam beberapa minggu bagi kebanyakan orang.1
Anamnesa dan pemeriksaan fisik memegang peranan penting untuk
bisa mengetahui penyebab dari terjadinya nyeri punggung bawah ini
seperti, riwayat trauma, demam, riwayat kanker, penggunaan steroid yang
lama, dan lain-lain.1,2,3
Salah satu penyebab timbulnya keluhan nyeri punggung bawah adalah
Hernia Nukleus Pulposus (HNP). Nyeri punggung bawah pada HNP dapat
berupa nyeri tumpul maupun tajam, selain memberikan keluhan klinis
berupa nyeri punggung bawah, HNP juga dapat bermanifestasi menjadi
keluhan kram otot, kelemahan kaki, hilangnya fungsi kaki, hilangnya
control bladder dan bowel, dan yang paling khas adalah adanya sciatica.4,5,6
HNP perlu mendapatkan perhatian khusus karena keluhan yang ada
pada penyakit ini dapat mengganggu aktivitas keseharian dari penderita dan
pada beberapa kasus HNP dengan keluhan berat terkadang memerlukan
tindakan operasi yaitu laminotomy dan discectomy.6,7,8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Nyeri pinggang bawah adalah gejala nyeri pinggang berkaitan dengan
banyak kelainan klinis dan kebanyakan disebabkan berdasarkan gangguan
mekanik seperti deformitas anatomik dari struktur ( hernia nucleus pulposus
).
Nyeri Pinggang Bawah Kronis
Nyeri pinggang dikatakan kronis bila lamanya lebih dari 12 minggu.
Dapat disebabkan oleh gangguan mekanis maupun non mekanis, dimana
lamanya sakit bisa berbulan bulan hingga bertahun – bertahun. Masing –
masing kelainan seperti stenosis spinal dapat didiagnosa dari riwayat,
pemeriksaan fisik dan laboratorium. Karakteristik yang berkaitan dengan
penyakit ini dapat kita lihat pada tabel :
Kelainan Mekanik Berkaitan Dengan LBP Kronis
Hernia
Nukleus
Pulposus
Osteoarthrit
is
Spinal
Stenosis
Umur 30 – 50 tahun >50 tahun >60 tahun
Pola nyeri
Lokasi Pinggang Pinggang Tungkai
Onset Akut Akut Buruk
Berdiri Menurun Meningkat Meningkat
Duduk Meningkat Menurun Menurun
Membungk
uk
Meningkat Menurun Menurun
Straight leg
raising
+ - + dengan
tekanan
X- ray - + +
CT Hernia diskus Artritis sendi Penyempitan
kanal
MR scan Hernia diskus Penyempitan
kanal
HNP yang sering disebut pula sebagai slipped disc adalah terjebol atau
menonjolnya nukleus pulposus dari tempatnya semula melalui bagian
terlemah dari discus.
B. FAKTOR RESIKO DAN PATOFISIOLOGI HNP 5,6,7,8
Banyak faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya HNP:
1. Lifestyle seperti pengguna tembakau, kurangnya latihan atau
olahraga, dan juga inadekuat nutrisi yang dapat mempengaruhi kesehatan
diskus.
2. Usia, perubahan biokimia yang natural menyebabkan diskus menjadi
lebih kering yang akhirnya menyebabkan kekakuan atau elastisitas dari
diskus.
3. Postur tubuh yang tidak proposional yang dikombinasi dengan
mekanisme gerak tubuh yang tidak benar dapat menyebabkan stres dari
lumbar spine.
4. faktor indeks massa tubuh yang meliputi berat badan, tinggi badan,
5. trauma.
HNP dapat terjadi tiba-tiba ataupun perlahan-lahan. Empat langkah terjadinya
HNP adalah:
1) degenerasi discus: perubahan kimia yang terkait dengan usia
menyebabkan discus menjadi lemah.
2) Prolapse: bentuk ataupun posisi dari diskus dapat berubah yang
ditunjukkan dengan adanya penonjolan ke spinal canal. Hal ini sering pula
disebut dengan bulge atau protrusion.
3) Extrusion: nucleus pulposus keluar melalui robekan dari annulus fibrosus.
4)
Sequestration atau Sequestered Disc: nucleus pulposus keluar dari
annulus fibrosus dan menempati sisi luar dari discus yaitu
pada spinal canal.
Lokasi HNP dapat bermanifestasi pada keadaan klinis yang berbeda
tergantung dari arah ekstrusi dari nucleus pulposus:
1. Bila menjebolnya nukleus ke arah anterior, hal ini tidak mengakibatkanya
munculnya gejala yang berat kecuali nyeri.
2. Bila menonjolnya nukleus ke arah dorsal medial maka dapat menimbulkan
penekanan medulla spinalis dengan akibatnya gangguan fungsi motorik
maupun sensorik pada ektremitas, begitu pula gangguan miksi dan defekasi
yang bersifat UMN.
3. Bila menonjolnya ke arah lateral atau dorsal lateral, maka hal ini dapat
menyebabkan tertekannya radiks saraf tepi yang keluar dari sana dan
menyebabkan gejala neuralgia radikuler.
4. Kadangkala protrusi nukleus terjadi ke atas atau ke bawah masuk ke dalam
korpus vertebral dan disebut dengan nodus Schmorl.
C. MANIFESTASI KLINIS 5
Simptom dari herniasi diskus lumbalis antara lain:
- nyeri punggung bawah yang berat
- nyeri yang menyebar ke bokong dan ektremitas inferior
- nyeri bertambah berat dengan batuk, tertawa ataupun straining.
- numbness pada ektremitas inferior
- Kelemahan otot yang selanjutnya dapat menjadi atrofi
-
Spasme otot
D. DIAGNOSA
Anamnesa 1,9
Kapan mulai sakit, sebelumnya pernah tidak?
Apakah nyeri diawali oleh suatu kegiatan fisik tertentu? apa pekerjaan
sehari-hari? adakah suatu trauma?
Dimana letak nyeri? sebaiknya penderita sendiri yang disuruh
menunjukkan dimana letak nyerinya. Ada tidak penjalaran?
Bagaimana sifat nyeri? apakah nyeri bertambah pada sikap tubuh
tertentu? Apakah bertambah pada kegiatan tertentu
Apakah nyeri berkurang pada waktu istirahat?
Adakah keluarga dengan riwayat penyakit serupa?
Ada tidak perubahan siklus haid, atau perdarahan pervaginam. Ada
tidak gangguan miksi dan defekasi atau penurunan libido?
Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
Perhatikan cara berjalan, berdiri, duduk
Inspeksi daerah punggung. Perhatikan jika ada lurus tidaknya, lordosis, ada tidak jalur spasme otot para vertebral? deformitas? kiphosis? gibus?
2. Palpasi
Palpasi sepanjang columna vertebralis (ada tidaknya nyeri tekan pada
salah satu procesus spinosus, atau gibus/deformitas kecil dapat teraba pada
palpasi atau adanya spasme otot para vertebral)
Pemeriksaan Neurologik
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah kasus nyeri
pinggang bawah adalah benar karena adanya gangguan saraf atau karena
sebab yang lain.
1. Pemeriksaan sensorik
Bila nyeri pinggang bawah disebabkan oleh gangguan pada salah satu
saraf tertentu maka biasanya dapat ditentukan adanya gangguan sensorik
dengan menentukan batas-batasnya, dengan demikian segmen yang
terganggu dapat diketahui.
2. Pemeriksaan motorik
Dengan mengetahui segmen otot mana yang lemah maka segmen mana
yang terganggu akan diketahui, misalnya lesi yang mengenai segmen L4
maka musculus tibialis anterior akan menurun kekuatannya.
3. Pemeriksaan reflek
Reflek tendon akan menurun pada atau menghilang pada lesi motor
neuron bawah dan meningkat pada lesi motor atas. Pada nyeri punggung
bawah yang disebabkan HNP maka reflek tendon dari segmen yang terkena
akan menurun atau menghilang
4. Tes-tes
a. Tes lasegue (straight leg raising)
Tungkai difleksikan pada sendi coxae sedangkan sendi lutut tetap
lurus. Saraf ischiadicus akan tertarik. Bila nyeri pinggang dikarenakan
iritasi pasa saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada sepanjang perjalanan
saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki.
b. Crossed lasegue
Bila tes lasegue pada tungkai yang tidak sakit menyebabkan rasa
nyeri pada tungkai yang sakit maka dikatakan crossed lasegue
positif.Artinya ada lesi pada saraf ischiadicus atau akar-akar saraf yang
membentuk saraf ini.
c. Tes kernig
Sama dengan lasegue hanya dilakukan dengan lutut fleksi, setelah
sendi coxa 900 dicoba untuk meluruskan sendi lutut.
d. Patrick sign (FABERE sign)
FABERE merupakan singkatan dari fleksi, abduksi, external, rotasi,
extensi. Pada tes ini penderita berbaring, tumit dari kaki yang satu
diletakkan pada sendi lutut pada tungkai yang lain. Setelah ini dilakukan
penekanan pada sendi lutut hingga terjadi rotasi keluar. Bila timbul rasa
nyeri maka hal ini berarti ada suatu sebab yang non neurologik misalnya
coxitis.
e. Chin chest maneuver
Fleksi
pasif pada leher hingga dagu mengenai dada. Tindakan ini akan
mengakibatkan tertariknya myelum naik ke atas dalam canalis spinalis.
Akibatnya maka akar-akar saraf akan ikut tertarik ke atas juga, terutama
yang berada di bagian thorakal bawah dan lumbal atas. Jika terasa nyeri
berarti ada gangguan pada akar-akat saraf tersebut
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dapat meliputi pemeriksaan darah dan juga
pemeriksaan cairan otak. Pemeriksaan ini dilakukan untuk membantu
menegakkan diagnosa sekaligus menyingkirkan diagnosa banding.
Pemeriksaan Radiologi
Foto Lumbosacral. Foto ini dapat digunakan untuk menemukan
kelainan pada daerah lumbal, antara lain hilangnya dics space.
Spine MRI maupun spine CT dapat memperlihatkan adanya
kompresi pada spinal canal oleh herniasi dari diskus.
Myelogram digunakan untuk mengetahui ukuran maupun lokasi dari
herniasi diskus.
Penatalaksanaan
Penanganan HNP dapat dilakukan dalam beberapa langkah
penatalaksanaan diantaranya adalah:
1. Perawatan non-farmakologis.
Bed Rest mutlak di tempat tidur yang padat dengan posisi yang
relaks, lutut agak ditekuk dan di bawah pinggang untuk HNP lumbalis
selama 2-3 minggu tergantung keparahannya.
2. Perawatan farmakologio Pemberian obat analgesik
o Obat-obatan NSAID
o Obat-obatan pelemas otot (muscle relaxant)
o Penenang minor atau major bila diperlukan.
3. Pembedahano Discectomy. Membuang sebagian aataupun keseluruhan intervertebral dics.
o Laminotomy. Beberapa bagian lamina dibuang untuk mengurangi tekanan
pada saraf.
o Laminectomy. Membuang keseluruhan lamina.
4. Perubahan gaya hidupo Melakukan pekerjaan sehari-hari secara ergonomic.
o Menurunkan berat badan
5. Rehabilitasio Aplikasi pemanasan di area yang nyeri.
o Traksi tidak banyak membantu kecuali pasien menjadi lebih patuh di tempat
tidur.o TENS, electrical stimulation.
o Bila nyeri sudah berkurang dapat dilakukan latihan secara bertahap.
o Pada mobilisasi diperlukan korset lumbal dan servikal
o Berenang baik untuk pasca-HNP lumbalis namun tidak baik untuk HNP
servikal.
E. PROGNOSIS
Kebanyakan pasien penderita HNP 80-90% akan membaik keadaannya
kepada aktivitas normal tanpa terapi yang agresif, dan dapat sembuh
sempurna dalam hitungan kira-kira 1-2 bulan. Tetapi sebagian kecil akan
berlanjut menjadi kronik nyeri punggung bawah walaupun telah menjalani
terapi. Dan bila berlanjut dengan adanya keluhan pada kontrol bowel dan
bladder maka perlu dipikirkan kembali untuk dilakukan tindakan bedah.
F. PENCEGAHAN
Bekerja atau melakukan aktifitas dengan aman, menggunakan teknik
yang aman. Mengontrol berat badan bisa mencegah trauma punggung atau
pinggang pada beberapa orang.
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Usia : 32 thn
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Status marital : Menikah
Pekerjaan : Swasta
Suku : Bugis
Alamat : Jl. Gunung Lipan RT. 34 No. 88
MRS : Ruang Angsoka, tanggal 06 Februari 2012
Anamnesa :
Anamnesa dilakukan di ruang Angsoka pada tanggal 10 Februari 2012
Keluhan utama : nyeri pinggang bawah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Nyeri pinggang bawah + sejak 2 bulan yang lalu sebelum masuk
rumah sakit. Nyeri dirasakan tajam dan terlokalisir di pinggang bawah,
nyeri juga tidak mengganggu aktivitas pasien. Namun nyeri dirasakan
semakin memberat sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri tajam
dialami terus menerus sepanjang hari, tidak bergantung baik siang ataupun
malam. Nyeri juga dirasakan menjalar ke paha kanan bagian belakang,
tungkai bawah hingga jari-jari kaki kanan. Pasien juga mengeluhkan bahwa
nyeri dalam 1 minggu ini sudah menggangu aktivitas. Nyeri dirasakan
semakin berat saat pasien melakukan perubahan posisi ( tidur ke duduk
atau duduk ke berdiri), saat batuk, mengedan, dan bersin. Nyeri dirasakan
berkurang dengan posisi berbaring disertai posisi kaki yang ditekuk.
Pasien juga mengalami kebas di bagian lateral tungkai bawah kanan hingga
ke jari-jari kaki kanan. Kebas dialami sejak 2 hari yang lalu. Pasien tidak ada
mengalami keluhan buang air kecil maupun air besar. Tidak ada trauma
tulang belakang, demam, batuk lama, serta penurunan berat badan.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat nyeri pinggang bawah dialami sejak tahun 2005
Tidak ada riwayat HT
Tidak ada riwayat DM
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan serupa.
Tidak ada riwayat HT maupun DM
Riwayat Pengobatan
Tahun 2005 pasien berobat dengan keluhan nyeri pinggang bawah dan
mendapat terapi injeksi obat secara intratekal, hasilnya keluhan pasien
membaik.
Tahun 2011 sekitar 2 bulan yang lalu pasien juga berobat dengan keluhan
nyeri pinggang bawah dan mendapat terapi obat oral, hasilnya pasien
membaik dengan pengobatan.
1 minggu yang lalu pasien berobat dengan keluhan nyeri punggang bawah
ke dr.Sp.S sama seperti sebelumnya dan mendapat terapi obat oral namun
hasilnya juga tidak ada perbaikan
5 hari yang lalu, pasien juga berobat dengan keluhan nyeri punggang bawah
ke dokter yang sama dan mendapat terapi obat oral namun hasilnya juga
tidak ada perbaikan
2 hari yang lalu pasien berobat dengan keluhan nyeri punggang bawah ke
dokter yang sama dan mendapat terapi obat oral serta dianjurkan
menggunakan korset lumbal, namun hasilnya tidak ada perbaikan.
Riwayat Pekerjaan
Bekerja sebagai mekanik disalah satu kantor alat-alat berat dengan posisi
kerja yang sering berjongkok dalam waktu yang lama serta posisi duduk
dengan tubuh menghadap ke satu sisi dalam waktu yang lama.
Riwayat Kebiasaan
Merokok sejak ± 28 tahun yang lalu
Olah raga ( jalan pagi) tidak rutin seminggu sekali
Pemeriksaan Fisik
A. Status Praesens
Keadaan umum sakit sedang
Kesadaran Composmentis
GCS: E4V5M6
TD : 120/80 mmHg BB: 74 kg
N : 88 x/mnt, reguler, equal, isi cukup TB: 170 cm
RR : 20 x/mnt, thorakoabdominal IMT: 25,6 (over weight)
T : 36,8 °C
Kepala : bentuk normal, simetris
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor ө 3mm/ ө
3mm , reflex cahaya (+/+), refleks kornea (+/+).
Leher : pembesaran KGB (-/-)
Thorax :o Jantung
S1 dan S2 tunggal
Murmur –
gallop –o Paru
Simetris
Vesikuler +/+
Ronki -/-
Whezing-/-
Abdomen :o Flat
o Soefel, nyeri tekan (-)
o Timpani
o Bising usus + ( normal)
o Hepar/ lien tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-), MMT: 5555
5555
5555 5555
B. Status Psychicus
Cara Berfikir : Baik
Tingkah Laku : Baik
Kecerdasan : Baik
Perasaan Hati : Agak cemas
Ingatan : Baik
C. Status Neurologis
Kesadaran: Compos Mentis, E4V5M6
Kepalao Bentuk : Ovale
o Simetri : +
o Nyeri tekan : -
o Mata : Pupil isokor D et S Ø 3 m.
Lehero Pergerakan : +
Tanda Meningeal:
Lasegue Test: (700/ -)
Kernig Test: (1100/-)
Kaku kuduk : -
Burdzinski I: -
Burdzinski II: -
Burdzinski III: -
Burdzinski IV: -
Nervus Cranialis
Pemeriksaan Kanan Kiri
N. OlfactoriusSubjektifObjektif tehObjektif kopi
+ N+ N+ N
+ N+ N+ N
N OptikusTajam PenglihatanLapangan PandangMelihat Warna
+ N+ N+ N
+ N+ N+ N
N. OcculomotoriusPergerakan bola mataStrabismus Refleks cahayaDiameter PupilBentuk pupilDiplopia
+ N+ N+ N3mmBulat
-
+ N+ N+ N
3 mmBulat
-
N. TrochlearisPergerakan mata (kebawah-keluar)
+ N + N
N. TrigeminusMembuka mulutMengunyahMenggigitRefleks kernigSensibilitas muka
+ N+ N+ N+ N+ N
+ N+ N+ N+ N+ N
N. AbducensPergerakan mata kelateral + N + N
N. FasialisMengerut dahiMenutup mataMemperlihatkan gigiBersiul
+ N+ N+ N+ N
+ N+ N+ N+ N
Perasaan lidahPerasaan muka
Dahi Pipi Dagu
+ N
+ N+ N+ N
+ N
+ N+ N+ N
N. vestibulocothlearisMendengarkan detik arlojiMendengarkan suara gesek tangan
+ N+ N
+ N+ N
N. GlosopharingeusPosisi UvulaFungsi menelan
+ N+ N
+ N+ N
N. AccesoriusMengangkat bahuMemalingkan kepala
+ N+ N
+ N+ N
N. HipoglossusMenjulurkan lidahAtrofi lidahArtikulasiTremor Lidah
+ N+ N+ N+ N
+ N+ N+ N+ N
D. Badan dan Anggota Gerak
Badan
a. Motoriko Respirasi : vesikuler, pergerakan simetris
o Duduk : dbn
b. Refleks
Kanan Kiri
Refleks kulit
o Perut atas
o Perut tengah
o Perut bawah
+N
+N
+N
+N
+N
+N
Anggota Gerak Atas (Lengan)
Kanan Kiri
MotorikPergerakanKekuatan
+ N5-5-5-5
+ N5-5-5-5
TonusTropik
+ N-
+ N-
RefleksBicepsTricepsHuffmanFrommer
+ N+ N
--
+ N+ N
--
Anggota Gerak Bawah (Kaki)
Kanan Kiri
MotorikPergerakanKekuatanTonus
+N5-5-5-5
+N
+N5-5-5-5
+N
RefleksPatellaAchillesBabinskiChaddockClonus kakiClonus Patella
++----
++----
SensibilitasSensibilitas taktilSensibilitas nyeriSensibilitas suhu
Hipoestesia dermatom L4-S1
Hipoestesia dermatom L4-S1
Hipoestesia dermatom L4-S1
+ N+N+N
Pemeriksaan Tambahan:
Test Patrick (-/-)
Test Kontra Patrick (-/-)
Deformitas vertebrae: Tidak ditemukan
Nyeri tekan di lumbal 5 dan paravertebral kiri-kanan
Nyeri tekan bokong kanan
a. Koordinasi Gait Keseimbangan
Cara berjalan : Normal
b. Gerakan Abnormal
Tremor : -
c. Alat Vegetatif
Miksi : +
Defekasi : +
Pemeriksaan Penunjang ;
Lab Darah (06/02/12)
Leukosit 9300/mm3
Hb 14.2 gr/dl
Trombosit 274.000 /mm3
GDS 89 gr/dl
Ureum 26.4 gr/dl
Creatinin 0.8 gr/dl
Na 144 mmol/L
Kalium 3.8 mmol/L
Cl 108 mmol/L
Foto MRI
Keterangan
L4-5 disk extrutio, striking compresses exiting right nerve root L5, neural
foramina dextra more narrowing than sinistra, flava & facet batas normal.
HNP L4-5; impingement dextra nerve root L5 greatly; Disk desiccation
between L4-5; Concern narrowing right neural foramina level L4-5 in
myelography.
Diagnosa Klinis : Ischialgia Dextra + Hipoestesia dermatom L5-S1
Dextra
Diagnosa topis : Suspect diskus intervertebralis L4-5
Diagnosa etiologi : Susp.HNP
Diagnosa banding : - spinal stenosis
Usulan Penatalaksanaan
Rawat inap di RS
Vemflon
Inj Antrain 1 gr 3x1 amp/iv
Na.Diclofenac 50 mg 3x1 tab
Diazepam 2 mg 2x1 tab
Konsul Rehabilitasi Medik untuk fisioterapi dan penggunaan Korset Lumbal
Edukasi perubahan life style terutama dalam melakukan pekerjaan secara
ergonomis serta penurunan berat badan.
Prognosis
Vitam: Dubia et Bonam
Functionam: Dubia ad Bonam
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan makalah low back pain oleh Prof. dr. Padmosantjojo,
DSBS nyeri pinggang pada pasien ini adalah nyeri pinggang bawah kronis
yang lamanya lebih dari 12 minggu. Pasien ini adalah penderita dengan
diagnosa HNP. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan anamnesa adanya
nyeri pinggang bawah sebelah kanan, nyeri ini dirasakan pasien menjalar ke
paha namun betis dan jari kaki terasa kram, nyeri berkurang saat pasien
berbaring, nyeri bertambah saat pasien duduk, berjalan, dan
berjongkok. Pada pemeriksaan fisik, kesadaran pasien Compos Mentis dan
vital sign dalam batas normal, status pshychicus dan neurologis pasien tidak
ditemukan. Pada pemeriksaan reflek fisiologis tidak didapatkan kelainan,
pada tes kernig dan laseque (+). Untuk penatalaksanaan, tidak dibutuhkan
penatalaksanaan emergensi dikarenakan secara klinis pasien dalam keadaan
cukup baik.
Teori FaktaUmur 30 – 50 tahun Usia Pasien: 32 tahunNyeri pinggang: kronis bila lamanya lebih dari 12 minggudisebabkan oleh gangguan mekanis maupun non mekanis
Nyeri pinggang: + sejak 2 bulan yang lalu, posisi kerja yang sering berjongkok dalam waktu yang lama serta posisi duduk dengan tubuh menghadap ke satu sisi dalam waktu yang lama.
Lokasi: Pinggang Lokasi: Pinggang
Onset: Akut Onset: Akut
Berdiri: Menurun Berdiri: Meningkat
Duduk: Meningkat Duduk: Meningkat
Membungkuk: Meningkat Membungkuk: MeningkatFaktor Resiko: Lifestyle, usia, Faktor resiko: Pengguna
Postur tubuh yang tidak proposional, faktor indeks massa tubuh, dan trauma
tembakau, kurangnya latihan atau olahraga,posisi kerja yang sering berjongkok dalam waktu yang lama serta posisi duduk dengan tubuh menghadap ke satu sisi dalam waktu yang lama,IMT: 25,6 (over weight)
Straight leg raising: + Straight leg raising: +/-(700/ -)Kernig Test: (1100/-)
Foto Lumbosacral: menemukan kelainan pada daerah lumbal, antara lain hilangnya dics space.
Foto Lumbosacral: -
Spine MRI/spine CT:memperlihatkan adanya kompresi pada spinal canal oleh herniasi dari diskus.
Spine MRI: impingement dextra nerve root L5 greatly; Disk desiccation between L4-5
Myelogram: mengetahui ukuran maupun lokasi dari herniasi diskus.
Myelogram: -
Diagnosis: HNP Diagnosis:Diagnosa Klinis: Ischialgia Dextra + Hipoestesia dermatom L5-S1 DextraDiagnosa topis: Suspect diskus intervertebralis L4-5Diagnosa etiologi: Susp.HNP
Medikamentosa: Pemberian obat analgesik Obat-obatan NSAID Penenang minor atau major bila
diperlukan.Non Medikamentosa:
Bed Rest selama 2-3 minggu tergantung keparahannya.
Perubahan gaya hidup Rehabilitasi
Medikamentosa:: Inj ketese 2x1 amp Inj OMZ 2x1 amp Tab Prolepsi 300 mg 2x1
Usulan terapi: Inj Antrain 1 gr 3x1 amp/iv Inj OMZ 2x1 amp
Na.Diclofenac 50 mg 3x1 tabDiazepam 2 mg 2x1 tab
Non Medikamentosa: Rawat inap di RS Perubahan gaya hidup Pasien sedang menjalani fisioterapi
Prognosis: pasien penderita HNP 80-90% akan membaik.
Prognosis:Vitam: Dubia et BonamFunctionam: Dubia ad Bonam
Pencegahan: Bekerja atau melakukan aktifitas dengan teknik yang aman. Mengontrol berat badan.
Pencegahan: Edukasi perubahan life style terutama dalam melakukan pekerjaan secara ergonomis serta penurunan berat badan
DAFTAR PUSTAKA
1. Bratton, Robert L. Assessment And Management Of Acute Low Back Pain.
The American academy of family physician. November 15, 1999
(online www.aafp.org22 September 2008)
2. P. croft, A .Papageorgius, R.McNelly. Low Back Pain. HCNA chap.3. 2000.
(online www. HCNA.org. tgl 23 September 2008)
3. Waddel. G, A.K.Burton. Occupational Health Guideline for The Management
Low Back Pain at Work Evidence Review. Occup Med vol.51no. 2 pp 124 –
135. Oxford University Press. Great Britain. 2001
4. mayo clinic staff HERNIATED DISK.
(online www. http://www. mayoclinic.com /health/herniated-disk/tgl 22
September 2008)
5. Mark R Foster, MD, PhD. Clinical Herniated Nucleus Pulposus
(online http://www .emedicine.com/orthoped/topic138.htm tgl 22
Sepetember 2008)
6. Kevin B. Freedman, MD, MSCE; Bryn Mawr, PA. Herniated nucleus pulposus (slipped
disk).
(online http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000442.htm tgl 23
September 2008)
7. Susan Spinasanta. Neurology Basics: Neurological Exams.
(online http://www.spineuniverse.com/displayarticle.php/article305.html tgl
19 juni 2007)
8. Jean-Jacques Abitbol, MD, FRCSC; Edgar G. Dawson, M.D.; Regis W. Haid,
Jr., M.D. Treatment and Prevention of Lumbar Disc Herniations
(onlinehttp://www.Spineuniverse.com /displayarticle.php/article28.html tgl
23 September 2008)