lapkas kejang demam kompleks

10

Upload: clarissa-yudakusuma

Post on 13-Sep-2015

54 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Laporan Kasus Stase Pediatri

TRANSCRIPT

  • Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Siloam Hospitals Fakultas Kedokteran UPH 1

    I. IDENTITAS PASIEN

    No. MR : 00-61-14-65

    Nama : An. N

    Tanggal lahir : 6 Oktober 2014

    Umur : 7 bulan

    Alamat : Perumahan Harapan Kita, Karawaci Tangerang

    No. Telepon : 0812-8995-1998

    DPJP : dr.Melanie Widjaja, Sp.A

    II. ANAMNESIS

    Dilakukan alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 6 Mei 2015 pukul 00.30 di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Siloam (RSUS).

    KU : Kejang disertai demam sejak 1 jam SMRS RPS : Pasien datang tanpa kejang dan tanpa penurunan kesadaran ke IGD RSUS. Ibu

    pasien mengatakan ada kejang disertai demam 1 jam SMRS dan 8 jam SMRS (2 kali dalam 24 jam). 8 Jam SMRS : Anak mulai demam 38,5C, tidak lama kemudian kejang dengan

    gerakan tangan kanan dan kiri menekuk kaku disertai mata mendelik. Kejang berlangsung singkat, menurut pengakuan ibu pasien kurang dari 5 menit. Setelah kejang berhenti, anak segera dibawa ke bidan dekat rumahnya. Bidan memberikan obat lewat dubur 1 kali ditambah dengan obat puyer dan Tempra sirup untuk obat pulang.

    1 Jam SMRS: Anak mulai demam lagi 39C kemudian diberikan Tempra sirup. Tidak lama setelah pemberian Tempra sirup, anak kembali kejang sama seperti kejang pertama kurang dari 5 menit. Anak kemudian dilarikan ke RSUS.

    Sesampainya di RSUS, anak dipasang infus dan tidak diberikan pengobatan tambahan. Ibu pasien menyangkal riwayat diare, batuk pilek maupun penyakit lainnya sebelum muncul demam. Di rumah pasien, kakaknya baru sembuh dari diare dan demam.

  • Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Siloam Hospitals Fakultas Kedokteran UPH 2

    RPD : Pasien memiliki riwayat kejang demam tanggal 24 April 2015 (12 hari SMRS). Kejang demam terjadi 2 kali dalam 24 jam. Pasien sempat dirawat di bidan dan RS Sari Asih. Riwayat asma dan alergi disangkal.

    Riwayat Pengobatan : Selain Tempra sirup dan puyer yang diberikan oleh bidan, pasien tidak ada pengobatan dari dokter maupun yang dibeli sendiri.

    Riwayat Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami kejang demam atau penyakit ayan. Nenek pasien dari pihak ibu memiliki hipertensi.

    Gambar 1. Genogram An. N

    Riwayat Kehamilan : Kehamilan 42 minggu. Ibu pasien rutin kontrol ke bidan dan rutin cek USG dan cek laboratorium selama kehamilan. Selama hamil tidak rutin konsumsi pengobatan/vitamin.

    Riwayat Persalinan : SC atas indikasi hipertensi dalam kehamilan dengan tekanan darah 180/120 mmHg. Persalinan di RSUS dengan dr.Bonaventura, Sp.OG. Bayi lahir langsung menangis dan dilakukan inisiasi menyusui dini.

    Riwayat Nutrisi : Usia 0 5 bulan: Susu Formula (SF) 3-4 x 60 ml 3-4 x 120 ml ditambah ASI, menyusu 1 jam setiap hari kerja & full ASI setiap hari libur

    Usia 6 7 bulan: Pagi : Biskuit bayi 1,5 buah + SF 120 ml Siang : Bubur Milna 1 sachet + SF 120 ml Sore : Buah-buahan (pepaya, pisang) 5 sdm Malam : Bubur Milna 1 sachet + SF 120 ml

    Kesan: kuantitas kurang, kualitas cukup

  • Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Siloam Hospitals Fakultas Kedokteran UPH 3

    Riwayat Tumbuh Kembang: Usia 3 bulan : Tengkurap bolak-balik

    Usia 4-5 bulan : Mengangkat kepala

    Usia 6 bulan : Merayap (belum merangkak) Riwayat Imunisasi : Sampai usia 7 bulan hanya imunisasi polio 1 kali & hepatitis B 1

    kali di RSUS setelah lahir. Ibu pasien mengatakan setiap kali hendak imunisasi, anak demam.

    III. PEMERIKSAAN FISIK

    Dilakukan pemeriksaan fisik pada tanggal 6 Mei 2015 pukul 01.00 di IGD RSUS.

    Keadaan umum : Tampah sakit sedang Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5), kontak (+) Nadi : 160 x/min reguler, kuat, equal Respirasi : 52 x/min reguler Suhu : 38,3C (axilla)

    STATUS GIZI & ANTROPOMETRI

    Berat badan : 6,6 kg BB/U : -2 < SD < 0 Tinggi badan : 69 cm TB/U : 0 < SD < +2 Berat ideal : 8 kg BB/TB : -3 < SD < -2 LiLA : 12 cm LiLA/U : -3 < SD < -2 Lingkar kepala : 41 cm (normocephal)

    STATUS GENERALIS

    Kepala : ubun-ubun besar datar, 1 cm Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, reflek cahaya +/+, isokor 3/3 THT : mukosa lembab, stomatitis (-), faring tenang, lidah putih, T2/T2 Leher : limfadenopati (-) Thorax : - Jantung : bunyi jantung S1 S2 reguler

    murmur (-) gallop S3 S4 (-) - Paru : retraksi (-) suara nafas vesikuler seluruh lapang paru

    wheezing -/- ronchi -/- Abdomen : datar, bising usus meningkat, lunak, nyeri tekan (-), organomegali (-) Ektremitas : akral hangat, edema, CRT < 2 detik

    STATUS NEUROLOGIS

    Rangsang meningeal: kaku kuduk (-), Brudzinsky I-II (-), Kernig (-), Lasegue (-) Refleks patologis : Babinsky (-) klonus (-) Refleks fisiologis : biceps (+/+), patella (+/+)

  • Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Siloam Hospitals Fakultas Kedokteran UPH 4

    III. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    LABORATORIUM DARAH LENGKAP (6 Mei 2015)

    PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL SATUAN

    1. Hemoglobin 11,88 11,70 15,50 g/dl

    2. Hematokrit 35,36 35,00 47,00 %

    3. RBC 4,46 3,80 5,20 106/L

    4. WBC 8,60 3,60 11,00 103/L

    5. Platelet 394,00 150,00 440,00 103/L

    Basofil 1 0 1 %

    Eosinofil 0 1 3 %

    Neutrofil Batang 3 2 6 %

    Nautrofil Segmen 69 50 70 %

    Limfosit 19 25 40 %

    Monosit 8 2 8 %

    1. MCV 79,27 80,00 100,00 fL

    2. MCH 26,63 26,00 34,00 pg

    3. MCHC 33,59 32,00 36,00 g/dl

    Laju Endap Darah 6 0 20 mm/jam

    1. Natrium 132 137 145 mmol/L

    2. Kalium 4,5 3,6 5,0 mmol/L

    3. Klorida 107 98 107 mmol/L

    IV. RANGKUMAN

    Seorang anak perempuan berusia 7 tahun datang ke IGD RSUS dengan riwayat kejang demam 2 kali dalam 24 jam terakhir. Pasien datang ke IGD tanpa kejang dan tanpa penurunan kesadaran. Riwayat kejang pertama terjadi 8 jam SMRS dengan suhu badan 38,5C, gerakan tonik-klonik umum kurang dari 5 menit, diberikan obat per rektal oleh

  • Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Siloam Hospitals Fakultas Kedokteran UPH 5

    bidan. Kejang kedua terjadi 1 jam SMRS dengan suhu badan 39C, gerakan tonik klonik umum kurang dari 5 menit. Tidak ada riwayat diare atau infeksi saluran pernafasan. Di rumah pasien, kakak pasien baru sembuh dari diare disertai demam. Sebelum ini, pasien pernah mengalami kejang demam kompleks 2 kali dalam 24 jam kurang lebih 1 bulan yang lalu. Keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat kejang demam maupun epilepsi. Riwayat nutrisi pasien terkesan kurang dalam kuantitas tapi cukup dalam kualitas. Riwayat imunisasi pasien belum lengkap. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu badan 38,3C. Status antropometri kesan gizi kurang perawakan normal. Status generalis dalam batas normal, pemeriksaan neurologis rangsang meningeal dan refleks patologis tidak didapat.

    V. DIAGNOSIS

    Berdasarkan anamnesis, temuan klinis & hasil pemeriksaan penunjang yang didapatkan pada pasien, ditegakkan diagnosis sebagai berikut:

    Diagnosis klinis: - Kejang demam kompleks - Gizi kurang - Delayed immunization

    VI. TATALAKSANA

    MEDIKAMENTOSA

    - Rawat inap untuk observasi - IVFD D5NS 610 ml / 24 jam - Paracetamol drop 3 x 0,7 ml (PO) - Diazepam drop 0,7 ml (PO) setiap suhu 38C

    NON-MEDIKAMENTOSA

    - Cek lab urin lengkap - Rencana imunisasi kejar setelah pulang perawatan - Edukasi mengenai pemberian ASI & nutrisi

    VII. FOLLOW UP

    Tanggal Catatan Perkembangan Pasien dan Instruksi Dokter

    Kamis, 7 Mei 2015

    S: Demam (-), tidak ada kejang lagi sejak kejang terakhir. Minum susu formula habis 4 x 120 ml ditambah bubur Milna 3 x 1 sachet, muntah (-) kembung (-) anak aktif bergerak. BAK di pampers, ganti 5-6 kali sehari. BAB 3x dari semalam, lunak berampas kuning kehijauan, lendir (-) darah (-).

  • Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Siloam Hospitals Fakultas Kedokteran UPH 6

    O: Keadaan umum : Sakit sedang Kesadaran : Compos mentis

    N:108 x/m reguler, kuat | RR: 18x/m reguler | S: 37,7C STATUS GENERALIS Kepala : ubun-ubun besar datar, 1 cm Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,

    reflek cahaya +/+, isokor 3/3 THT : mukosa lembab, lidah putih, faring tenang, T2/T2 Leher : limfadenopati (-) Thorax : - Jantung : bunyi jantung S1 S2 reguler

    murmur (-) gallop S3 S4 (-) - Paru : retraksi (-) suara nafas vesikuler

    wheezing -/- ronchi -/- Abdomen : datar, bising usus (+) normal, lunak, nyeri tekan (-),

    organomegali (-) Ektremitas : akral hangat, edema, CRT < 2 detik

    STATUS NEUROLOGIS Rangsang meningeal (-), refleks patologis (-), refleks fisiologis (+)

    *) Nb: pemeriksaan penunjang urin lengkap tidak dapat dilakukan karena urin tampung yang dipasang pada pasien selalu merembes & lepas

    A: - Kejang demam kompleks - Gizi kurang - Delayed immunization

    P: - Rawat jalan, kontrol ke OPD 1 minggu - Paracetamol drop 3 x 0,7 ml (PO) - Diazepam drop 0,7 ml (PO) setiap suhu 38C - Rencana imunisasi kejar - Edukasi ASI & nutrisi

    VIII. PROGNOSIS

    Ad vitam : bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fungsionam : bonam

  • Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Siloam Hospitals Fakultas Kedokteran UPH 7

    IX. PEMBAHASAN KASUS

    Berdasarkan temuan klinis & hasil pemeriksaan penunjang yang didapatkan pada pasien, diagnosis yang ditegakkan ialah kejang demam kompleks, gizi kurang dan delayed immunization.

    KEJANG DEMAM KOMPLEKS

    Diagnosis kejang demam kompleks ditegakkan berdasarkan pemeriksaan anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:1,2

    Kejang yang didahului demam yang berulang 2 kali dalam 24 jam Tidak didapatkan kelainan neurologis sebelum dan sesudah kejang Menurut Konsensus Kejang Demam IDAI 2006 dan American Academy of Pediatrics 2011, bayi 6-12 bulan dengan riwayat imunisasi yang tidak jelas dan riwayat pemakaian antibiotik yang tidak jelas sangat dianjurkan untuk dilakukan pungsi lumbal.1,3 Namun, berdasarkan klinis pasien yang tidak mengarah ke meningitis (kesadaran compos mentis, tidak ada defisit neurologis, anak gerak aktif dan bernafsu makan baik) pungsi lumbal tidak dilakukan.

    Pada sebagian kasus, kejang demam akan berulang kembali. Faktor risiko berulangnya kejang demam dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Risiko berulangnya kejang demam4

    Faktor Risiko Jumlah Faktor Risiko Risiko Berulang dalam 2

    Tahun (%) Usia < 18 bulan 0

    1

    2

    3

    4

    10-15

    > 20

    > 30

    > 60

    > 70

    Awitan kejang < 1 jam setelah demam

    Riwayat kejang demam pada keluarga (first- degree) Temperatur yang rendah saat kejang (

  • Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Siloam Hospitals Fakultas Kedokteran UPH 8

    Siang : Bubur Milna 1 sachet + SF 120 ml 80 + 80 kkal Sore : Buah-buahan 5 sdm 30 kkal Malam : Bubur Milna 1 sachet + SF 120 ml 80 + 80 kkal

    TOTAL: 353,9 kkal/hari

    Sementara untuk bayi usia 7 bulan kebutuhan kalori per hari adalah 100 kkal/kgBB/hari, pada pasien ini dengan berat 6,6 kg dan berat ideal 8 kg, kebutuhan kalori per hari harus mencapai 800 kkal/hari. Dengan jumlah kalori yang selama ini diberikan, kebutuhan kalori per hari hanya tercukupi 44,2%.

    Dengan target berat badan ideal 8 kg, rencana minum dan makan pasien direncanakan sebagai berikut:

    07.00 : Susu 100 ml 67 kkal 10.00 : Susu 100 ml 67 kkal 12.00 : Bubur Milna 1 sachet 80 kkal 13.00 : Susu 100 ml 67 kkal 15.00 : Buah-buahan 5 sdm 30 kkal 16.00 : Susu 100 ml 67 kkal 18.00 : Bubur Milna 1 sachet 80 kkal 19.00 : Susu 100 ml 67 kkal 22.00 : Susu 100 ml 67 kkal 01.00 : Susu 100 ml 67 kkal 04.00 : Susu 100 ml 67 kkal

    TOTAL: 726 kkal/hari

    Selain dari masalah kalori, pasien juga memiliki feeding problem dengan tidak diberikannya ASI, alih-alih digantikan dengan susu formula. Berhubungan dengan pengetahuan ibu pasien yang kurang, keluarga pasien tidak mengetahui pentingnya ASI bagi bayi serta tidak mengetahui adanya cara penyimpanan ASI perah. Kendala yang dialami oleh sang ibu pasien adalah pekerjaannya yang menyebabkan ibu tidak dapat menyusui bayinya saat hari-hari kerja (hanya sekitar 1 jam malam hari sebelum tidur). Berdasarkan masalah yang ditemukan ini, pasien kemudian diedukasikan mengenai pentingnya ASI dibanding susu formula dan adanya cara penyimpanan ASI perah agar bayi tetap dapat minum ASI saat ibu bekerja.

    DELAYED IMMUNIZATION

    Masalah lain yang terdapat pada pasien ini adalah imunisasi dasar yang tertinggal (delayed immunization). Program imunisasi kejar dapat dilakukan setelah pulang perawatan dengan jadwal sebagai berikut: 12 Mei 2015 (usia 7 bulan) : Tes Mantoux 14 Mei 2015 (usia 7 bulan) : Bila Mantoux (-) BCG, Hepatitis B, Polio, DTP

  • Laporan Kasus Clarissa Yudakusuma

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Siloam Hospitals Fakultas Kedokteran UPH 9

    14 Juni 2015 (usia 8 bulan) : Hepatitis B, Polio, DTP 14 Juli 2015 (usia 9 bulan) : Hepatitis B, Polio, DTP, Campak

    X. DAFTAR PUSTAKA

    1. Pusponegoro HD, Widodo DP, Ismael S. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2006.

    2. American Academy of Pediatrics Subcommittee on Febrile Seizures. Febrile Seizures: clinical practice guideline for the long-term management of the child with simple febrile seizures. Pediatrics. 2008;121:1281-6.

    3. American Academy of Pediatrics Subcommittee on Febrile Seizures. Neurodiagnostic evaluation of the child with a simple febrile seizure. Pediatrics. 2011;127:389-94.

    4. Berg AT, Shinnar S, Darefsky AS, Holford TR, Shapiro ED, Salomon ME et al. Predictors of recurrent febrile seizures: A prospective cohort study. Arch Pediatr Adolesc Med. 1997;151:371-8